Anda di halaman 1dari 438

CANDRA JIWA INDONESIA

Warisan Ilmiah Putra Indonesia

Volume 1

MAGNUM
OPUS
(Karya Besar)

Budhi Setianto Purwowiyoto

H&B
PERKI

2016

5/5
Ver. 1.1.1

Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond, adalah


benang merah yang menghubungkan antara profesi penulis sebagai guru
besar, dokter ahli jantung dan pembuluh darah dengan buku yang ditulisnya
tentang Candra Jiwa Indonesia. Penulis berusaha melakukan refleksi ke
dalam diri-sendiri, menuju kalbu yang terdalam.
Dalam bahasa Indonesia pemahaman makna kata jantung terasa
unik. Ketika berubah orientasi ke dalam dada, bersifat transendental, imanen
dan esoteris, maka kata jantung dipahami sebagai hati, atau kalbu, misalnya
hatiku berdebar, padahal jantungnya yang berdetak. Atau sembah kalbu,
yang mengatur nafas seraya mengucap nama-Nya akan mengatur detak
jantung secara teratur tenang. Padahal sebagai bahasa Arab (qalb) dan
bahasa Inggris (heart) walaupun esoteris dan maknanya berubah, suku
katanya tetap.
Kalau Serat Centini, warisan budaya Jawa bercerita tentang kisah
perjalanan di darat, termasuk kulinernya pada jaman dahulu. Maka Candra
Jiwa Indonesia adalah warisan ilmiah Jawa kepada dunia tentang jiwa
manusia serta peta perjalanannya menuju candra ideal sebagai batas akhir
dari perkembangan kesadaran manusia.
Sekiranya bintang, nur, cahaya yang bersinar di dada GarudaPancasila-NKRI, dari sila Ke-Tuhan-an YME, maka Candra Jiwa Indonesia pas
untuk memberi sumbangan makna ilmiah kepadanya. Karena konsep yang
sudah teruji secara ilmiah di Universitas terkemuka di Eropa tersebut,
memang kandungan asli dari bumi Indonesia, dari bangsa Indonesia, dan
dipertahankan oleh orang Indonesia pula.
Penulis berharap, buku ini membantu memperluas pengetahuan kita
tentang jati diri manusia dalam pandangan ilmiah di perguruan tinggi. Walaupun sedikit-banyak menyentuh masalah keyakinan dan kepercayaan justru
memberikan dasar pendidikan budi luhur, pembinaan mental-spiritual dan
mempertajam empati secara luas kepada siapa saja terutama para mahasiswa.

H &B
Heart & Beyond PERKI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia)

CANDRA JIWA INDONESIA


Warisan Ilmiah Putra Indonesia
(Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond)

MAGNUM OPUS
(Karya Besar)
Volume 1: 0-403
Perpustakaan Pribadi
Pentalogi 5/5 = Oktalogi 5/(5+3)
SAMPUL UNGU 2016

Sebagai dasar pendidikan budi pekerti, pembinaan mental-spiritual, dan


mempertajam empati

Budhi Setianto Purwowiyoto

H&B
PERKI

2016

5/5
Ver. 1.1.1

CANDRA JIWA INDONESIA


Warisan Ilmiah Putra Indonesia
(Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond)

MAGNUM OPUS
(Karya Besar) 5/5

Penulis: Budhi Setianto Purwowiyoto


2016

Volume 1: 0-403

Penyunting: Puji Santosa


Ilustrator: Santoso Oetomo
Tata letak: Djoko Satrio
PUBLIKASI OKTALOGI: 2012-2015 Ver. 1.1.1
[PENTALOGI CJI 2012-2016: 1-5/5; TRILOGI: Prequel 2017: 6/8; Monograph 2018: 7/8; Postquel 2019: 8/8]

ISBN 978-602-7885-24-0 (ebook pdf bw/berwarna)


PENERBIT: H&B/Heart & Beyond PERKI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia)

PERCETAKAN: ProMemori; Anggota IKAPI


Hak Cipta ada pada Penulis Dilindungi Undang-Undang
Sanksi Pelanggaran Pasal 72
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997
Tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara masing-masing
paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta
rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

2012: PENTALOGI
CJI (1/5)
Studium Generale
2013: PENTALOGIPsike
CJI (2/5)
2014: PENTALOGI CJI
(3/5)
Ego
2015: PENTALOGI
CJI (4/5)
Intuisi

2016: PENTALOGI CJI (5/5)


Magnum Opus

Buku PENTALOGI 2012-2016 yang Ber-Pancawarna dan Ber-Dwihalaman


Sampul pancawarna putih, kuning, hitam, dan merah melambangkan empat (kekuatan ku-da)
nafsu manusia. Nafsu-nafsu tersebut masih harus dikendalikan oleh kusir (sais) yaitu anganangan yang sudah bangun (sampul ungu= wungu bahasa Jawa artinya bangun) kesadaran
ketuhanan (introversi: sadar, percaya, taat) dan kemanusiaannya (ekstraversi: sabar, rela,
menerima, jujur, budi luhur).
Dwihalaman kanan dan kiri bermakna tuntunan (halaman kanan) berkonsep otak-kiri (padat
makna) dan tontonan (halaman kiri) yang berkonsep otak-kanan (longgar makna). Sebagai
penjelasan dilengkapi dengan dua bagan yang unsur ketuhanannya (pusat hidup imateri) di dalam
(bawah) dan di atas; empat diagram: target, ven, piramida, dan kereta kuantum mikrokosmos
dengan empat ekor kuda, sais dan penumpangnya ialah TheSelf (Egonya yang imateri) siap untuk
menjelajahi makrokosmos (alam semesta) dan kelak juga siap kembali ke tujuan dan sumber
hidupnya yang hakiki.
__________
http://3.bp.blogspot.com/-j4urpsmWVAs/Ta75i7GB2MI/AAAAAAAAAAc/yXsEeiw6uQM/s1600/Wayang_Kulit_1890.png
cited January 30, 2013
http://batikindonesia.com/batik/images/3344/solo3.jpg cited December 16, 2012
http://flagartist.com/FLAGARTIST/flags/F/flag_art_flag_of_indonesia-1969px.png cited March 3, 2013
http://4.bp.blogspot.com/-cPZhivuKlmU/Tk-i0t2qnDI/AAAAAAAAD-w/wW0vjRxCQsc/s1600/peta-indonesia.jpg cited Feb. 28, 2013
(Cover buku-buku tersebut ikut serta melestarikan wayang, batik, bendera merah-putih, dan peta Indonesia)

Pencerahan Slamet Rahardjo (seniman unggul, 62)[*] kepada


Jay Subyakto (seniman multi talenta, 51), pada suatu hari ketika
mereka masih muda:
Orang Indonesia kalau melihat karya bangsa lain mereka
menjadi murid yang melihat guru. Sebaliknya, ketika mereka
melihat karya bangsa sendiri, mereka berubah menjadi guru
yang melihat murid.
Akhirnya bangsa ini tidak maju karena yang dicari selalu
kesalahan dan kekurangan karya anak bangsa sendiri.

Wacana 0.1: Konser Kidung Abadi Chrisye


Jay Subiyakto (lahir di Ankara, Turki, 24 Oktober 1960) adalah seorang sutradara Indonesia. Jay merupa-kan
anak ketiga dari Kepala Staf Angkatan Laut Republik Indonesia 1948-1959 Laksamana Subiyakto. Jay
menamatkan pendidikan sarjana arsitekturnya dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia angkatan 1981.
Kiprahnya di bidang seni berawal pada tahun 1990 dengan menjadi seorang sutradara video klip. Video klip
garapannya yang bertajuk Pergilah Kasih milik almahum Chrisye menjadi video musik Indonesia pertama
yang ditayangkan di channel MTV Asia yang pada waktu itu bermarkas di Hongkong. Tahun 2008, Jay juga
menyutradarai video musik Anggun yang berjudul Berganti Hati. Video itu juga merupakan video pertama di
Indonesia yang menggunakan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex).
Kemudian, pada tahun 1994, ia bersama Erwin Gutawa membuat sebuah terobosan yang belum pernah
dilakukan oleh orang Indonesia di masa itu. Sebuah konser tunggal yang menghadirkan penyanyi lokal. Kala
itu, banyak promotor menghadirkan konser-konser penyanyi mancanegara.
Erwin Gutawa dan Jay Subiakto sebagai otak dari konser legendaris, 2012 yang konon belum pernah ada di
dunia, karena mengambil potongan dari ratusan master lagu almarhum Chrisye yang terwujud dalam
kehadiran Chrisye di konser Kidung Abadi. Single baru yang bahkan belum pernah dinyanyikan oleh
Chrisye dan permainan hologram yang meyakinkan kepada semua penonton bahwa Chrisye hadir, adalah
pemenuhan janji bahwa konser ini berbeda dari yang pernah ada. Para musisi muda, seperti GIGI, Gita
Gutawa, Once, dan Sophia Latjuba pun dengan senang hati sepanggung lagi dengan Chrisye, sang musisi
jenius yang tetap abadi itu, setidaknya menurut istilah Jay.
____________
[*] Kompas, 18 Januari 2011, Hlm. 33.
http://id.wikipedia.org/wiki/Jay_Subiyakto cited April 18, 2012.
http://www.fimela.com/read/2012/04/13/video-erwin-gutawa-dan-jay-subiakto-hidupkan-kembali-chrisye cited April 18,
2012.

Dipersembahkan kepada
Kapten Sasangka Djati

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Gambar Sampul 0.1: Studium Generale (Kuliah Umum)


Kuliah umum Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso di Universitas Gadjah Mada Tanggal 27
November 1958 tersebut juga dihadiri oleh R. Soenarto Mertowardojo sebagai satusatunya kasus penelitian kualitatifnya, telah diperkenalkan kepada para hadirin. Reka-man
kuliah tersebut diterbitkan dalam bentuk cetakan dengan judul Candra Jiwa Indonesia oleh
Proyek Penerbitan dan Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal Pusat pada Februari 1977,
dipakai sebagai bahan dasar untuk buku pentalogi urutan pertama, Studium Generale
(1/5).
vi

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

Kata Pengantar
Edisi Pertama
Buku ini adalah buku kelima (Volume 1) dari 5 buku lepas (pentalogi): 1.
Studium Generale (1/5); tiga buku Studium Particulare (Kuliah Khusus): 1. Psike
(2/5), 2. Ego (3/5), dan 3. Intuisi (4/5); dan buku ke-5: Magnum Opus (5/5). Akses
dan tambahan semangat bagi penulis pada karya-karya Prof.Dr.dr. Soemantri
Hardjoprakoso dan ayah beliau yaitu R.T. Hardjoprakoso tidak lain atas kebaikan
hati dari keluarga besar Hardjoprakoso antara lain dari Ibu Soerini Soedjarwo, Dr.
Winahyo Hardjoprakoso, SpOG, dan Dr. Ir. Budi Darmadi, M.Sc. Untuk ini saya
mengucap-kan terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Pada kesempatan ini tentu saja penulis ingin menyatakan rasa terima kasih
sebesar-besarnya kepada ketiga saudaraku sinarawedi: 1). Sdr. Puji Santosa
sebagai penyunting sekaligus memberi masukan yang sangat berarti, 2). Sdr.
Santoso Oetomo yang membuat beberapa ilustrasi yang menjelaskan, dan 3). Sdr.
Djoko Satrio yang memberi wawasan pemilihan huruf, serta referensi elektronik
untuk melengkapi isi buku-buku ini.
Disain utama buku ini adalah dwi-halaman berupa tuntunan dan
rangkuman di halaman kanan (ganjil) dan di halaman kiri (genap) menampilkan
tontonan (foto-foto dan gambar-gambar), keterangan, dan kaitan antar halaman.
Agar lebih jelas dilengkapi dua model bagan, tiga model diagram, dan satu
kereta penjelajah mikrokosmos.
Apabila terdapat beda pendapat dengan pengetahuan yang telah ada,
dimohonkan empati dan saling mendoakan keselamatan. Pengetahuan yang
berbeda tersebut agar di-anggap saja sebagai imbangan terhadap pengetahuan
yang telah ada sebelumnya.
Akhirnya kami ucapkan selamat membaca, meresapi bagian yang penting
dan ajakan melaksanakan hal-hal yang dianggap perlu, benar, dan bermanfaat
untuk mencapai tujuan hidup kita yang hakiki, ialah puncak evolusi kesadaran
sang Akunya manusia. Terima kasih.
Penulis
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan

vii

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Ada lima naga (simbol anugerah dan kekuatan) dalam legenda dan mitos China: logam, air, api, kayu
dan tanah. Dalam siklus 12 tahunan, maka tahun naga air jatuh pada tahun 1952, 2012, dan 2072.

Gambar ilustrasi metafora 0.2: Naga Air dan Gadis Jelita Metropolitan
Tampak seekor naga air bersisik emas mengajak seorang gadis jelita metropolitan yang
telah menjelajahi dunianya yang gemerlapan untuk menjelajahi dunia lain yang kemungkinan sangat berbeda dengan dunia yang selama ini digelutinya.
Gadis jelita ini telah larut dalam dunia-1 (dunia kehidupan nyata di masyarakat
metropolitan dengan alam semesta sebagai wadahnya, makrokosmos) dan dunia-2 (dunia
fisik, jasmani kasar, badannya sendiri yang dapat didandani dan dimanipulasi sesukanya,
mikrokosmos). Sementara itu naga air ingin membawanya menyelam menjelajahi ke
dunia-3 (dunia jiwa, mental, jasmani halusnya) dan kemungkinan kalau beruntung,
merasakan suasana jiwa yang belum pernah terbayangkan di perbatasan (TheGate) dunia4 (dunia rohani atau dimensi spiritual yang imateri, alam sejati).
Itu semua guna menyempurnakan pengalaman hidupnya (tugas) lahir-batin atas
kehadirannya di dunia yang fana dan tidak abadi ini. Naga air hanya mampu mengajaknya
sampai di sini, perjalanan selanjutnya (trancendence to the depth of the heart and
beyond) .. hanya dapat dilakukan oleh Gadis Jelita itu sendiri.

__________
http://static.desktopnexus.com/thumbnails/448128-bigthumbnail.jpg cited May 3, 2012.

viii

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................................viii.
SEKAPUR SIRIH...........................................................................................................................................................xii.
PROLOG....................................................................................................................................................................xxvi.
BAB I PENCERAHAN JIWA
1.1 Pendahuluan.............................1. 1.4 Metodologi............................11. 1.7 Candra Jiwa dari Eropa........45.
1.2 Studium Generale.....................1. 1.5 Candra Jiwa Wayang.............37. 1.8 Candra Jiwa Indonesia.........65.
1.3 Ide Candra Jiwa.........................7. 1.6 Candra Jiwa Wayang.............37.
BAB II MANUSIA
2.1 Pendahuluan.........................77. 2.2 Struktur Jiwa..........................79. 2.3 Fugsi Jiwa..............................99.
BAB III PSIKE
3.1 Pendahuluan.......................115. 3.3 Prototipe.............................129. 3.5 Jiwa Sejati...........................147.
3.2 Mental.................................117. 3.4 Automatisme.......................137. 3.6 Perjumpaan........................157.
BAB IV CANDRA IDEAL
4.1 Pendahuluan.......................171. 4.2 Puncak Kesadaran...............173.
BAB V BUDI PEKERTI LUHUR
5.1 Pendahuluan.......................185. 5.2 Trisila...................................189. 5.3 Pancasila..............................195.
BAB VI LIMA PERBUATAN SESAT
6.1 Pendahuluan.......................207. 6.2 Pemali..................................209.
BAB VII TANGGA KEBAHAGIAAN (A.T: Anak Tangga)
7.1 Pendahuluan.......................219. 7.3 A.T.-2: Panembah...............227. 7.5 A.T.-4: Tapa Brata...............265.
7.2 A.T.-1: Paugeran.................223. 7.4 A.T.-3: Budi Darma.............261. 7.6 A.T.-5: Budi Luhur...............271.
BAB VIII MAKHLUK HALUS
8.1 Pendahuluan.......................275. 8.2 Dewa...................................277.
BAB IX HIDUP SESUDAH MATI
9.1 Pendahuluan.......................297. 9.2 Transmigrasi Rohani...........299.
BAB X HUKUM KEADILAN TUHAN
10.1 Pendahuluan.....................321. 10.2 Karma................................323.
BAB XI MANAJEMEN MENTAL
11.1 Pendahuluan.....................345. 11.4 Mengem. Potensi..............363. 11.6 Hubungan Dr--Pasien........395.
11.2 Pro. Perkembangan...........347. 11.5 Pelatihan Berlanjut............375. 11.7 Aspek Sukarela..................403.
11.3 Merumuskan Strategi........355.
BAB XII INTUISI
12.1 Pendahuluan.....................410. 12.3 Kesadaran Pribadi..............420. 12.5 Kesadaran Kolektif.............465.
12.2 Ilham..................................411. 12.4 Bisikan Hati........................442. 12.6 Neurosis.............................487.
BAB XIII SANG AKU
13.1 Pendahuluan.....................507. 13.3 Alfred Adler.......................533.
13.2 Sigmund Freud..................509. 13.4 Carl Gustav Jung...............549.
BAB XIV PELANGI
14.1 Pendahuluan.....................611. 14.3 Kardiologi Kuantum..........623. 14.5 Transendental...................635.
14.2 Empati...............................613. 14.4 Mengingat Kematian.........627. 14.6 Ujian Hidup.......................647.
KESIMPULAN............................................................................................................................................................659.
EPILOG......................................................................................................................................................................663.
LAMP.-1: Sk.-1 (Makro dan Mikro-kosmos)..............665. LAMP.-5: Sk.-5 (Indonesisch Mens..).........................673.
LAMP.-2: Sk.-2 (Skema R. Tr. Soemodihardjo)..........667. LAMP.-6: C. Jiwa Indonesia (Soenarto).....................691.
LAMP.-3: Sk.-3 (Nilai-nilai Sentra Vitalitas)...............669. LAMP.-7: Dalil-dalil...................................................693.
LAMP.-4: Sk.-4 (Perbandingan 4-Candra Jiwa).........671. LAMP.-8: Lembar Eksekutif.......................................695.
INDEKS......................................................................................................................................................................701.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan

ix

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Foto 0.1: Rasi Bintang Orion/Waluku sebagai Penunjuk Arah dan Waktu Bersawah
Rasi bintang tersebut dapat ditemukan sendiri dengan mata telanjang di langit sebelah
barat., Dinamai Orion artinya pemburu, adalah seorang raksasa tampan anak dari Poseidon
(Neptune) dan Euriale. Ia memiliki kemampuan berjalan di atas air karena ayahnya adalah
dewa lautan. Rasi Orion ini mudah dikenali dengan adanya 3 bintang kembar yang berjajar
membentuk sabuk Orion (Orion Belt). Selain sebagai petunjuk arah barat. Nama Orion
dalam bahasa Indonesia disebut Waluku, sering dijadikan sebagai tanda bagi para petani
jaman dulu untuk mulai menggarap sawah dan ladangnya. Kulminasi tengah malamnya
terjadi pada tanggal 13 Desember.
Rasi bintang berikutnya agak susah dicari, yaitu rasi Scorpio sebagai penunjuk arah tenggara/ timur langit. Dalam mitologi Yunani kuno, Scorpio (kalajengking raksasa) ini adalah
utusan Apollo (dewa matahari) untuk membunuh sang Pemburu/Orion karena
kesombongannya. Pada konstelasi Scorpio terdapat bintang Antares, salah satu bintang
paling terang yang pernah ditemukan. Uniknya ketika rasi Scorpio memancarkan cahaya,
rasi Orion redup, begitu sebaliknya. Dunia Pewayangan luar angkasa kiranya telah
memperingatkan agar manusia sehebat apapun ia, seyogyanya menjauhi watak sombong,
angkuh dan merasa tak terkalahkan. Karena akan ada mekanisme koreksi dari Yang Maha
Kuasa untuk mengatur harmoni dan integrasi alam semesta.
__________
riohttp://kvmagruder.net/images/Ori.gifn cited May 6, 2013on
http://aryansah.wordpress.com/2009/08/04/rasi-bintang/ cited May 6, 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Orion_%28mitologi%29 cited May 6, 2013

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

GLOSARIUM
Amarah= daya kemauan (nafsu) tidak mau menyerah, menjadi cepat marah
seperti gusar.
Asmara-Sufi (-laya)= cinta, rasa jatuh cinta atau kecenderungan ke yang lebih
tinggi (dalam).
Angan-angan= kemampuan intelektual, akal, logos.
Angan-angan dalam pengertian yang lebih luas= situasi rumit yang kompleks dari
kemampuan intelektual.
Angan-angan dalam pengertian yang lebih sempit= bagian ketidaksadaran dari
kemampuan intelektual, tempat penampungan dari bagian-bagian pemikiran
yang terdesak (untuk dilupakan).
Bayu Sejati= kekuatan yang sebenarnya; Bayu= kekuatan; Sejati= sebenarnya;
Bayu Sejati merupakan kumpulan total dari semua sentra vitalitas jiwa yang
konkrit (tiga angan-angan: cipta, nalar, dan pangerti, serta empat nafsu: mutmainah, luamah, sufiah,dan amarah). Setelah pelatihan tertentu dapat memusatkan tenaga naluriah yang ada dengan potensi-potensi supranatural misalnya
telepati dan clairvoyance.
Budi Luhur= memiliki sifat-sifat tabiat (akhlak) yang mulia, mulia hati; budi= kelakuan, pendirian; luhur= tinggi.
Cipta= pikiran atau bagian yang membentuk gambaran (citra, data, informasi) dan
merupakan bagian dari kemampuan intelektual (angan-angan).
Dalan rahayu; dalan= jalan; rahayu= berkah, kesejahteraan.
Dasa Sila= sepuluh pembelajaran hidup/ajaran hidup; dasa= sepuluh; sila= nilai
moral.
Dewa atau jawata= nama kumpulan dari mahluk-mahluk yang tidak dapat diamati
pancaindra, yang bersifat kesadaran ke-aku-an, individualistik, dan memiliki
potensi supranatural. Diklasifikasikan menjadi dewa-dewa yang baik dan jahat.
Lebih dikenal dengan nama Goden Dewa dan Daemonen Iblis.
Gumelaring Dumadi= proses penciptaan; gumelar= memperlihatkan, membentangkan, menghamparkan; dumadi= proses pembentukan, penciptaan.
Guru= guru, pendidik.
Hasta Sila= delapan pembelajaran hidup/ajaran hidup; hasta= delapan
Kamayan atau Maya= tenaga atau kekuatan intelektual, memiliki potensi
supranatural.
Karma= hukum sebab dan akibat, dari balas dendam, dari refleksi
Luamah= kecenderungan (nafsu) egosentrik, egosentripetal, kecenderungan
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan

xi

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Foto 0.2: Perang Bintang di Galaksi untuk Memperebutkan Kebenaran


Dalam film Heksalogi Star Wars manusia diasumsikan dapat memproduksi dan mengoperasikan robot-robot canggih untuk kepentingan yang baik (terang) maupun yang jahat
(gelap). Dalam perang sipil kerajaan Galaktika, seringkali manusia menghadapi kesulitan
luar biasa dalam menghadapi para penjahat yang dibantu oleh teknologi robot tersebut.
Ksatria Jedi Luke Skywalker dari New Republic, kelompok baik dalam usahanya menghadapi musuh-musuh yang jahat selalu dilindungi oleh The Force. Menurut George Lucas
The Force adalah Utusan Tuhan yang pusat komunikasinya berada di dalam dirinya
("Use the Force, Luke" and "The Force will be with you, always."), Dia-lah yang menyatukan
galaksi. Kerusakan perangkat keras maupun lunaknya pada robot-robot pembantu (droid)
seperti R2-D2 (pemikir) dan C-3PO (komunikator), sangat melemahkan kemampuan dan
keselamatan para ksatria New Republic. Namun, dengan memohon petunjuk serta
kekuatan dari The Force tersebut mereka selalu berhasil menyelesaikan tugasnya dengan
sempurna.
__________
http://photos.imageevent.com/afap/wallpapers/videogaming/theforceunleashedstarwars//the-force-unleashed-starkiller.jpg cited
May 5, 2013
http://en.wikipedia.org/wiki/Force_%28Star_Wars%29 http://en.wikipedia.org/wiki/Force_%28Star_Wars%29 cited May 8, 2013

xii

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

untuk merusak (buruk), untuk memiliki, kecenderungan seksual, dan sadomasokis.


Maya= lihat kamayan.
Mutmainah= kecenderungan (nafsu) sosial dan suprasosial, kecenderungan egosentrifugal, dan kecenderungan baik (memperbaiki).
Nafsu= hasrat, kecenderungan, keinginan, dan kemauan.
Nalar= bagian asosiatif dari kemampuan intelektual (angan-angan).
Narima= legowo, syukur, puas.
Paliwara= larangan, pemali.
Panembah= doa, ketakwaan, kebaktian, sembahyang, ibadat.
Pangaribawa= kekuatan, tenaga pikiran.
Pangerti= pengertian, peramalan, deduksi, bagian yang merangkum dari kemampuan intelektual.
Pangrasa= kehidupan emosional, perasaan tersentuh, rasa seperti sensasi.
Pancaindra= lima indra.
Pancasila= lima ajaran hidup; panca= lima.
Panuntun= pemimpin.
Panutan= contoh, dia yang diikuti.
Prabawa= kekuatan atau tenaga dari bagian asosiatif dari kemampuan intelektual (angan-angan).
Purusa= laki-laki, kelaki-lakian, supranatural.
Rahsa Jati= esensi perasaan, dari rasa sadar; rahsa= kesadaran, perasaan bagus;
jati, sejati= kebenaran, sebenarnya, sesungguhnya; TheGate.
Roh Suci= roh suci; roh= awah, roh; sutji= suci, bersih; TheSelf.
Rila= kesediaan berkurban, ikhlas.
Sabar= sabar, toleran, persisten.
Sangkan Paran= sebab dan akibat.
Sang Pepadang= Sang Cahaya.
Sang Sabda= Kata.
Sasangka Jati= Cahaya Kebenaran.
Sila= etika, moralitas.
Sufiah= keinginan (nafsu), harapan.
Suksma Kawekas= kehidupan yang tertinggi; kawekas= yang tertinggi; TheSource.
Suksma Sejati= kehidupan sebenarnya; suksma= kehidupan; TheForce.
Temen= kejujuran, kebenaran, cinta kebenaran.
Trisila= tiga ajaran hidup; tri= tiga.
Tripurusa= tiga kesatuan, tiga aspek; TriAspect; Tre/TriFoil.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan

xiii

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Predikat cum laude Dr Soemantri Hardjoprakoso memperoleh gelar Doktor dalam Ilmu Kedokteran Jiwa di
Univesitas Leiden, Nederland dengan predikat cum laude atas disertasinya yang berjudul Indonesisch Mensbeeld
als Basis ener Psyco-therapie.

Foto 0.3: Suasana Promosi Disertasi Candra Jiwa Indonesia


Dr. Soemantri Hardjoprakoso dilahirkan di Desa Nambangan, Kabupaten Wonogiri tahun 1913.
Beliau putra ketiga dari almarhum Raden Tumenggung Hardjoprakoso, semasa hidupnya Bupati
Anom Mangkunegaran Surakarta. R.T. Hardjoprakoso adalah penulis kedua dari tiga penulis
pustaka intuisi Sasangka Jati, yang bersama-sama penulis ketiga Bapak Trihardono Sumodihardjo
mencatat pelajaran-pelajaran Sang Guru Sejati yang diucapkan secara lisan oleh penulis pertama,
yaitu Bapak R. Soenarto Mertowardojo.
Dr. Soemantri Hardjoprakoso tamat Sekolah Tinggi Kedokteran (Geneeskundige Hogeschool), cikal
bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta pada bulan Februari 1942. Beliau
adalah psikiater (ahli kesehatan jiwa) dan neurolog (ahli saraf). Pada masa perjuangan 1945, beliau
sebagai dokter ikut berjuang waktu menyala-nyalanya api perjuangan di sekitar Surabaya. Pada
permulaan tahun 1954 beliau diangkat sebagai dokter tentara dan Kepala Dinas Kesehatan Tentara
pada Divisi X di Surakarta. Kemudian berpindah-pindah dari satu ke lain jabatan dalam dinas
ketentaraan. Kemudian, beliau diperbantukan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan
berturut-turut menjabat Pembantu Utama Menteri, Sekretaris Jenderal dan akhirnya menjadi
Direktur SEAMEC (South East Asian Ministers of Education Council), berkedudukan di kota
Bangkok, Muangthai.
Semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah (Algemene Middelbare School) di Yogyakarta pada
tahun 1932 beliau telah berkenalan dengan Bapak R. Soenarto Mertowardojo. Pada tanggal 20 Juni
1956 beliau dipromosikan dengan gelar Doktor dalam Ilmu Jiwa yang diperoleh dari
Rijkuniversiteit di Leiden, Nederland, setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul Indonesisch Mensbeeld als Basis ener Psycho-therapie. Adapun bahan-bahan yang diambil
untuk diolah dan dimasak dalam disertasi tersebut ialah dari pustaka intuisi Sasangka Jati.
Mengingat peristiwa tersebut kita sebagai putra Indonesia sudah selayaknya merasa bangga bahwa
seorang putra Indonesia kini telah dapat menyejajarkan dirinya dengan ahli-ahli ilmu jiwa dunia
Barat yang telah terkenal di seluruh dunia, yaitu Freud, Adler, dan Jung.

xiv

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

Sekapur Sirih
Disertasi Candra Jiwa Indonesia aslinya berbahasa Belanda, Indonesisch
Mensbeeld als Basis ener Psycho-therapie, disertasi Dr. Soemantri Hardjoprakoso
Candra jiwa adalah sebuah lukisan rangka (anatomi) sekaligus fungsi
(fisiologi) dari jiwa manusia, dipakai sebagai hipotesis dasar untuk
bekerja selanjutnya. (Soemantri)

di Rijksuniversiteit di Leiden-Nederland 20 Juni 1956, mampu menyejajarkan


pemikirannya dengan candra jiwa Sigmund Freud, Karl Gustav Jung, dan Alfred
Adler, ketiganya berasal dari Eropa. Tanggal 27 November 1958 Dr. Soemantri
telah memberikan kuliah umum pada studium generale di Universitas Gadjah
Mada, yang dihadiri oleh 800-an civitas academica bertempat di Siti Hinggil,
Yogyakarta. Prof. Dr. Sardjito, Rektor UGM pada waktu itu, menyatakan bahwa
Candra Jiwa Indonesia lebih jelas dan lebih lengkap daripada pendahulunya yang
berasal dari Eropa tersebut.
Sebenarnya, ada tiga orang yang menjadi sumber disertasi tersebut, yaitu R.
Soenarto Mertowardojo, R.T. Hardjoprakoso, dan R. Trihardono Soemodihardjo;
yang disebut pertama adalah tokoh sentralnya. Di Indonesia disebut oleh Dr.
Soemantri sebagai Candra Jiwa Soenarto karena dari R. Soenarto Mertowardojo
disertasi ini berasal, sebagai satu-satunya sumber penelitian disertasi, yang unik,
dan bersifat kualitatif. Disertasi tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara resmi oleh Drs. Dibyo Sewoyo (Bagian I: tahun 1972) dan Muhammad
Husodo (Bagian II: tahun 1986), serta dihimpun oleh Drs. MT Sudartha. Kemudian,
disimpan di Perpustakaan Pusat Pangestu, tanggal 10 Mei 2002 dengan No. Induk
100.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan

xv

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

MAKROKOSMOS:
Alam semesta dan seisinya
Manusia, Hewan, Tumbuh-tumbuhan, Dewa, dan Mineral
=============l Pancaindra l=============================

MIKROKOSMOS:
Manusia seutuhnya
=======================================================================

Bagan Transenden 0.1: Makrokosmos dan Mikrokosmos


Candra dunia terdiri dari makrokosmos yaitu alam semesta dan seisinya, ya semua ciptaan
Tuhan, termasuk manusia sebagai mikrokosmos dengan segala isi di dalam tubuhnya baik
yang tampak maupun yang halus sampai pusat hidupnya yang imateri. Makrokosmos
dapat memengaruhi mikrokosmos (banjir, kebakaran, gempa bumi), begitu juga
sebaliknya mikrokosmos dapat mengganggu makrokosmos dengan pemanasan global,
tenaga nuklir baik untuk bom yang merusak maupun untuk tenaga listrik yang sangat
bermanfaat.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta, 2012.

xvi

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

Rupanya, terjemahan disertasi tersebut telah dimanfaatkan oleh warga Paguyuban Ngesti Tunggal sebagai bacaan di antara mereka, yakni sebagai tambahan ilmu
tentang kesehatan mental semacam ilmu psikologi sampai sekarang.
Serat Centini adalah manuskrip tertua dalam bahasa Jawa dan telah
diterjemahkan secara utuh ke dalam bahasa Inggris. Masih ada satu
karya anak bangsa Indonesia yang pantas dikemukakan kepada masyarakat dunia, yaitu disertasi Dr. Soemantri Hardjoprakoso. (LF La Kahija)

Buku terjemahan tersebut merupakan sumber utama tulisan ini. Ketika


penulisan ulang ditambah dengan istilah-istilah yang umum dipakai, termasuk
istilah yang digunakan di dalam film-film yang mendunia, misalnya Trilogi The
Matrix dan Heksalogi Star Wars. Mengapa tidak diterjemahkan langsung saja ke
dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia? Pertanyaan ini pernah diajukan
warga organisasi Paguyuban Ngesti Tunggal kepada penulisnya, lalu dijawab oleh
Prof. Soemantri bahwa beliau memberi kesempatan kepada orang lain untuk
melakukannya. Beliau menulis beberapa buku lainnya yang secara resmi dilestarikan oleh organisasi tersebut.
Namun, 50 tahun kemudian setelah disertasi dikemukakan, di dalam salah
satu surat kabar ibu kota (2006), diberitakan ulang tentang makna keberadaannya.
Sebuah buku berbahasa Jawa versi Inggris, diterbitkan oleh Marshal Cavendish,
Singapura, ditulis oleh Dr. Soewito Santoso, staf pengajar di Universitas Nasional
Australia, berjudul The Centhini Story: The Javanese Journey of Life. Serat Centini
adalah manuskrip tertua dalam bahasa Jawa dan telah diterjemahkan secara utuh
ke dalam bahasa Inggris, setebal 400 halaman. Dikemukakan pertama kalinya di
Asian House, London[1]. Masih ada satu karya anak bangsa Indonesia yang pantas
dikemukakan kepada masyarakat dunia, yaitu disertasi Dr. Soemantri tersebut.

___________
[1]. YF La Kahija. Mencintai Kearifan Lokal. Harian Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Hlm. 6.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan

xvii

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Foto 0.4: R. Soenarto Mertowardojo beserta isteri


R. Soenarto Mertowardojo, yang di kalangan warga Paguyuban Ngesti Tunggal lebih dikenal dengan sebutan akrab Pakde Narto, lahir pada tanggal 21 April 1899 di Desa Simo,
Kabupaten Boyolali, Surakarta. Beliau adalah putra keenam dari delapan bersaudara dari
keluarga Bapak R. Soemowardojo. Hidup pada masa itu, di Zaman pendudukan Belanda,
dengan delapan putra merupakan cobaan yang berat bagi keluarga Bapak R. Soemowardojo yang sehari-hari bekerja sebagai mantri penjual.
Walaupun dihimpit oleh keadaan yang serba kekurangan dan tidak menguntungkan, R.
Soemowardojo berkeinginan kuat untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya. Oleh karena
itu, Bapak R. Soemowardojo berniat untuk menitipkan putranya tersebut kepada keluarga
atau kerabat, bahkan pada orang lain yang tidak ada hubungan kekeluargaan. Harapan
beliau, agar orang yang dititipi dapat membantu R. Soenarto mendapatkan pendidikan
formal yang lebih baik. Ini pulalah yang menjadi titik awal dari masa pencarian yang
panjang. Masa ngenger, dititipkan kepada orang lain dengan berpindah-pindah yang
dialami R. Soenarto selama 15 tahun merupakan ajang tempaan watak narima, berkorban
perasaan, ikhlas dan sabar yang harus dijalaninya dalam usia yang masih sangat muda.
Menghadapi keadaan itu, beliau tidak pernah mengeluh kepada ayah-bunda atau kepada
orang lain. Beliau juga menunjukkan sikap jiwa yang teguh berdasarkan kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal

xviii

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

Hanya dengan menuangkan cinta ke dalam kearifan lokal, kita dapat


memperkuat ketahanan bangsa. Cinta, seperti yang dikatakan Erich Fromm
(1956) dalam The Art of Loving, mengandung empat syarat, yaitu tahu, peduli,

Bintang, nur, cahaya tampak bersinar dari pusat perisai Garuda Pancasila

[1]

bertanggung jawab, dan respek. Dengan syarat-syarat tersebut di atas, mentalitas kepengikutan perlu dirontokkan dan ditransformasikan menjadi keberanian
menata kembali wajah khas ilmu pengetahuan Indonesia di hadapan bursa ilmu
pengetahuan di dunia.[2]
Tentu saja ringkasan disertasi merupakan bagian terpenting dan patut
diketahui bagi siapa pun sesuai dengan keinginan penulisnya. Oleh karena itu,
secara internasional ditulis dalam bahasa Inggris. Berangkat dari ringkasan
disertasi tersebut, ditambah dengan tulisan-tulisan lain dari Pak Mantri dan Pak
Narto inilah, penulis mengajak belajar bersama pembaca, siapa tahu buku ini
sangat bermanfaat dalam mengarungi samudra kehidupan.
___________
[1]. http://www.spi.or.id/wp-content/uploads/2011/05/gambar_garuda_pancasila.gif cited Nov. 22, 2012.
[2]. YF La Kahija. Mencintai kearifan lokal. Harian Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Hlm. 6.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan

xix

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

NAGA-NAGA AIR
Naga-naga kecil memang pas untuk julukanmu ..
Bisakah engkau menjadi besar?
Dapatkah engkau mengarungi samudra-samudra yang besar?
Mampirlah ke kampung-kampungku yang kecil.
Terdengarkah lagu-lagu merdu
yang sengaja dinyanyikan di hari lahirmu?
Budi darmakan saja apa yang bisa kau berikan, serunya.
Dengarkan juga paduan suara mereka .. O sole mio..
Anak-anak kecil di Gandaria itupun menari-nari untukmu.
Mereka semua bersayap .. merah dan putih.
Setangkai mawar dan sekuntum semboja di sayapnya.
Bukankah engkau juga berkilat dan bersisik emas?
Besarlah engkau .. arungilah samudra-samudramu,
sebagai penghuni alam semesta.

(Budhi S Purwo, Sabtu, 21 April 2012; di Tahun Naga Air)

Wacana (Catatan Pribadi) 0.1: Jakarta, 21 April 2012, di Tahun Naga Air
Di hari-hari tersebut mengingatkan saya pada sebuah buku Habis Gelap Terbitlah Terang
karya yang disunting Armijn Pane (2005) berisi surat-surat R.A. Kartini kepada sahabatsahabatnya di Eropa dan telah dibukukan oleh J.H. Abendanon (1911). Di Hari Minggunya
terdapat pementasan paduan suara dewasa yang sudah 27 tahun mem-budi darma-kan
waktu dan suaranya kepada sahabat-sahabatnya di situ. Di pagi hari itu ada pementasan
drama pendidikan anak-anak dan cucu-cucu mereka diantaranya nyanyian tentang tiga
kata ajaib yang dapat mengubah nasib mereka, terdengar di Gandaria I No. 93, Jakarta
Selatan. Tolong ketika engkau membutuhkan bantuan, maaf ketika engkau berbuat
kesalahan, dan terima kasih ketika orang berbuat baik kepadamu.

__________
http://id.wikipedia.org/wiki/Habis_Gelap_Terbitlah_Terang cited May 5, 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/J.H._Abendanon cited May 5, 2012

xx

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

Besar harapan penulis semoga buku ini dapat menambah pencerahan


dalam memaknai arti bintang, nur, dan cahaya yang memancar dari Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, di tengah perisai Garuda Pancasila NKRI, Negara Kesatuan
Soemantri Hardjoprakoso telah berjasa dalam memberikan pembelajaran
ilmiah yang mendasar tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, budi pekerti
luhur, serta menerima dan menghormati semua perbedaan (empati).

Republik Indonesia. Bilamana itu sesuai dengan harapan penulis, hendaknya juga
dialamatkan kepada Candra Jiwa Indonesia. Diibaratkan Soemantri adalah ibunya,
maka disertasi tersebut adalah bayinya. Adapun bayinya asli kandungan ibupertiwi Indonesia, hanya bayi Candra Jiwa Indonesia dilahirkan di Eropa dengan
dokter kebidanannya adalah Prof. Carp, rumah sakit-nya Rijkuniversiteit, dan
kota kelahirannya adalah Leiden, Negeri Belanda. Mereka telah berjasa dalam
memberikan pembelajaran dasar secara ilmiah tentang Ketuhanan Yang Maha Esa,
budi pekerti luhur, serta menerima dan menghormati semua perbedaan yang ada.
Kekayaan intelektual bangsa ini perlu dilestarikan, diberi arti sebagai
memberikan potensi ketahanan, persatuan, wacana bangsa pada tingkat yang
paling elementer, dalam, dan mendasar. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang ada
di dalam keyakinan, kepercayaan, dan agama-agama yang ada di bumi pertiwi
Indonesia perlu diwacanakan secara positif. Tanpa bermaksud mempersamakannya, mungkin hanya sebagai imbangan pengetahuan saja, dan rasanya masih
perlu dicari titik-titik temunya di dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika.

___________
[1]. YF La Kahija. Mencintai Kearifan Lokal. Harian Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Hlm. 6.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan

xxi

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

R. Soenarto Mertowardojo dan Dr. Soemantri Hardjoprakoso

(*)

Foto 0.5: Dua Putra Indonesia yang Mewariskan Naskah-naskah untuk Masyarakat
Candra-ideal Indonesia adalah manusia dengan watak-watak yang tumbuh dari diri
manusia itu sendiri, melalui suatu perjalanan hidup yang sangat sulit, dan merupakan
tingkat akhir dari perkembangan kemanusiaan. Perjalanan tersebut telah sukses dilalui
oleh orang yang bernama R. Soenarto Mertowardoyo, sebagai satu-satunya kasus studi
penelitian kualitatif dokter Soemantri Hardjoprakoso, neurolog-psikiater untuk mendapatkan gelar doktor dalam Ilmu Kedokteran Jiwa.
Akhirnya, dua orang putra Indonesia tersebut di atas dalam perjalanan hidupnya telah
membuktikan hipotesis Jung tentang intuisi. Sejak itu Candra Jiwa Indonesia (Soenarto
Mertowardojo) berdiri sejajar bahkan lebih lengkap dari candra jiwa sebelumnya dari
Alfred Adler, Carl Gustav Jung, dan Sigmund Freud.

__________
[*].http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-aksnc3/11542_239583614847_233224709847_4385147_ 4916146_n.jpg .
cited May 16, 2011.

xxii

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

Kapten TNI-AD Soenarto Mertowardojo dan Mayor Jenderal TNI Prof. Dr. dr.
Soemantri Hardjoprakoso, Neurolog-psikiater, patut dikenang sebagai orangorang yang telah berjasa dalam memperkenalkan salah satu kekayaan intelektual
Pelestarian warisan intelektual bangsa ini perlu dilakukan karena dapat
memberikan potensi ketahanan dan persatuan bangsa. Wacana secara
positif dan pencarian titik-titik temunya Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa yang ada di dalam keyakinan, kepercayaan, dan agama-agama
masih perlu dikerjakan di dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika.

bangsa Indonesia. Ketika buku ini tengah dipersiapkan, suasana ibu kota masih
marak dilanda berita-berita tentang terorisme dan isu Negara Islam Indonesia.
Terbetik pula berita di surat kabar ibu kota [1] bahwa pemerintah akan
merevitalisasi pelajaran agama di lembaga pendidikan, bahkan Pancasila akan
diajarkan kembali di bangku-bangku sekolah.
Revitalisasi ini tidak hanya pada pelajaran agama Islam, tetapi juga semua
agama. Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh di sela-sela Musyawarah
Rencana Pembangunan Nasional 2011 di Jakarta menyatakan: Diyakinkan
kepada mereka bahwa di negara ini sudah ada empat pilar kebangsaan, yakni
Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Revitalisasi akan
dilakukan dengan menitikberatkan pembangunan karakter, terutama membangun kecintaan terhadap negara yang berbasis kasih sayang, apresiasi, dan
toleransi.
Belajar dari Candra Jiwa Indonesia, judul buku ini, sekiranya dibaca oleh
penulis dengan kacamata jantung manusia, alat yang paling aktif hidup di dalam
tubuh manusia, kita, dan kacamata hati, maka diberikan judul alternatif:
Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond, suatu perjalanan menyelam di pusat lautan hidup yang terdalam,

__________
[1] Nashih Nashrullah. Pelajaran Agama Segera Direvitalisasi. Republika, Jumat, 29 April 2011, Hlm. 12.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan

xxiii

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Orang sekarang pada umumnya makin alergi terhadap


sesuatu yang dianggap serius. Dalam strategi yang berhubungan
dengan waktu luang-yang sebenarnya bisa produktif ada keengganan luar biasa terhadap yang serius.

Entah mana sebab mana akibat, sebagian produk kebudayaan kita kemudian diabdikan untuk melayani keengganan
masyarakat terhadap sesuatu yang serius

(Bre Redana)

Wacana 0.2: Keprihatinan terhadap Produk Kebudayaan


Bre Redana memberi contoh pada produser film, andaikan anda tawarkan film yang
menyimpan gagasan mengenai kekayaan dan pluralitas ke-Indonesia-an. Dijamin sang
produser bakal lebih tertarik kalau anda menawarkan mistik Cipularang KM 90. Kalau
terlalu serius tak ada yang menonton. Yang ngawur saja, dengan judul super ngawur, uang
bakal mudah dikeruk. Ini berlaku di semua bidang,
Di tingkat bawah ada persoalan yang tidak kalah seriusnya. Ada tekanan kelompok radikal
terhadap produk kebudayaan yang bernama wayang. Di beberapa tempat di Jawa Tengah
sangat sering terjadi penggerebegan terhadap pertunjukan wayang. Ketika pertunjukan
wayang kulit tengah berlangsung, bisa didatangi sekelompok orang, yang dengan sangar
menyuruh semuanya bubar. Para seniman wayang hanya bisa berkemas-kemas, menutup
peti, terusir sebagai kelompok sudra tanpa perlindungan negara.
Beberapa waktu yang lalu, sebuah rombongan kesenian tradisional ketoprak melakukan
pentas terakhir di Alun-alun Selatan Keraton Yogyakarta. Pentas itu mereka sebut pentas
pamit mati. Mereka tak bisa lagi bertahan karena tak ada lagi yang peduli. Tak ada lagi
yang menghargai apa pun yang tidak bernilai uang. Kesenian memang tak punya uang, tak
punya pembela pula, pantaskah mereka pamit mati? Apa jadinya kelak bangsa ini.

__________
Bre Redana. Wacana, Pemikiran Pamit Mati. Kompas, Minggu 23 Oktober 2011. hal. 20.

xxiv

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

pusat imateri. Perjalanan tersebut hendaknya dipandang sebagai metafor untuk


introspeksi, introversi, dan memindahkan titik berat kesadaran ke pusat hidup
yang hakiki.
Transcendence to the depth of the heart and beyond, adalah suatu perjalanan menyelam di pusat lautan hidup yang terdalam di jantung-hatinya manusia, pusat imateri. Dimaksudkan sebagai judul alternatif dari
buku ini, sekiranya dibaca dengan kacamata jantung manusia, alat
yang paling aktif hidup di dalam tubuh kita, dan kacamata hati, kalbu.

Pemahaman makna kata jantung terasa istimewa. Ketika pengertiannya


berubah arah ke dalam dada, bersifat transendental, imanen dan esoteris, maka
kata jantung dipahami sebagai hati, atau kalbu, misalnya hatiku berdebar,
padahal jantungnya yang berdetak. Pada meditasi transendental seperti di dalam
sembah kalbu, yang mengatur napas seraya mengucap nama-Nya akan mengatur
detak jantung secara teratur dan tenang. Padahal sebagai bahasa Arab (qalb) dan
bahasa Inggris (heart) tetap dimaknai sebagai jantung, tidak berubah makna
walaupun esoteris. Pemaknaan dalam bahasa Indonesia terasa semakin unik,
ketika ada dua istilah anatomik yang menjadi satu ungkapan jantung hati-ku.
Inilah kekayaan makna bahasa Indonesia yang perlu mendapat perhatian kita
bersama.
Manakala isi buku ini sanggup memperkuat upaya kesehatan mentalspiritual bagi pembacanya, keluarga, saudara-saudara, teman-teman dekat, dan
masyarakat bawah, paling bawah dan bahkan yang terpinggirkan akses
informasinya, disinilah sesungguhnya terletak manfaatnya. Apabila tulisan di
dalam buku ini ternyata masih dapat juga mencapai ke arah sana, maka ia telah
menyempurnakan darmanya sebagai sebuah buku yang benar-benar berguna
bagi siapa saja.
Besar harapan saya buku ini dapat membantu pemerintah dan masyarakat
dalam memberikan salah satu alternatif bacaan semi ilmiah untuk masyarakat
bangsa Indonesia guna membangun karakter bangsa yang digali dari khasanah

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan

xxv

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Candra Jiwa Indonesia membuka kesempatan bagi Akunya


manusia untuk meleburkan diri di dalam kekuasaan yang lebih
tinggi dan meliputi keseluruhan, yaitu Alam Sadar Kolektif.
Di sini mempersyaratkan sang Aku harus

mengurangi dan

menundukkan kedaulatannya sendiri.


Bangsa Indonesia menghadapi tantangan zaman,
apakah masyarakatnya mampu menunjukkan kepada dunia
besar akan persatuannya di dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar negaranya?

(Soemantri Hardjoprakoso)

Wacana 0.3: NKRI sebagai Bentuk Negara dan Pancasila sebagai Dasar Negara
Bung Karno di Ende (Flores) salah satu situs awal penggalian nilai-nilai Pancasila. Bung
Karno mengisahkan, Di Pulau Flores yang sepi, di mana aku tidak memiliki kawan, aku
telah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di bawah sebatang pohon di halaman rumahku, menurunkan ilham yang di turunkan oleh Tuhan, yang kemudian dikenal sebagai
Pancasila (Adams 2011: 240).
Di luar kontroversi persoalan semantik (pilar), demikian opini Yudi Latif, pemikir kebangsaan dan kenegaraan dalam mengenang kepergian Taufiq Kiemas, seorang tokoh nasional
yang telah menjadi jembatan kebangsaan dan telah berhasil menghidupkan peran lembaga permusyawaratan yang cenderung melempem pasca-Orde Baru itu dengan memosisikannya sebagai penggalang kesadaran konsensus dasar kebangsaan yang disebut Empat
Pilar. Tokoh pemersatu bangsa ini tutup usia dalam usia 70 tahun, Sabtu (8/6) pukul
19.05 atau 18.05 WIB di Singapura.
Ketua MPR Taufiq Kiemas (TK) yang di makamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional
Kalibata Jakarta, Minggu 9 Juni 2013, harus diberikan penghargaan karena kegigihannya
dalam menyadarkan bangsa. Masyarakat selalu diingatkan akan pentingnya Pancasila
sebagai dasar negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai sesanti negara.
__________
Yudi Latif. TK dan Jembatan Kebangsaan. Opini. Kompas, Senin, 10 Juni 2013

xxvi

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

bumi pertiwi. Barangkali hal ini merupakan suatu upaya yang masih langka
dilakukan oleh orang lain. Diperlukan semangat kebersamaan yang tinggi antara
penulis dan pembacanya untuk mencapai tujuan yang mulia tersebut untuk saling
Manakala buku ini bermanfaat untuk kesehatan mental spiritual bagi
Siapa saja terutama masyarakat strata paling bawah, dan terpinggirkan
aksesnya, ternyata masih dapat juga mencapai ke sana, maka ia telah
menyempurnakan darmanya sebagai sebuah buku yang berguna.

berbagi pengalaman hidup. Oleh karena itu sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan buku ini di masa datang, serta untuk kepentingan
pembelajaran kita bersama.
Akhirnya, saya ucapkan selamat membaca dan memahami isi buku ini.
Semoga bermanfaat bagi kehidupan yang nyata.
Terima kasih atas perhatiannya.

Penulis

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan

xxvii

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Pusat
Imateri
(SPIRITUAL)

Makrokosmos
(Dunia Luar)

Dimensi-4

Dimensi-1

(MENTAL)
Dimensi-3

Mikrokosmos
(Dunia Dalam)

(FISIK)
Dimensi-2

Sadar Pribadi

(Ego)
Anganangan

Perasaan

Nafsunafsu

KOSMOLOGI
ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dengan 4-Dimensinya)

Fisik (Soma, jasmani kasar, D2), Mental (Psike, jasmani halus, jiwa, D3), Spiritual (Pusat Imateri, D4)

Diagram Transenden 0.1: Posisi Dinamis Ego di Alam Semesta


Alam semesta dibagi menjadi Makrokosmos (Dimensi-1, D1) dan Mikrokosmos. Mikrokosmos dibagi menjadi 3 dimensi. D2 adalah Soma; badan/jasmani kasar (Body), D3 adalah
Psike; badan/jasmani halus di dalamnya berisi pusat-pusat vitalitas angan-angan, perasaan,
dan nafsu-nafsu yang secara fungsional diwakili oleh Sang Akunya (Ego) manusia.
Ego dikatakan dinamis dan berkekuatan karena memiliki fungsi koordinatif terhadap
pusat-pusat vitalitas tersebut. Kepemimpinannya hanya bersifat sementara dan dapat
berevolusi dengan melalui perjalanan yang berat menuju Dimensi ke 4, sebagai jati
dirinya manusia yang hakiki, Pusat Imateri (!).
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta, 2012.

xxviii

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

PROLOG
Profesi dokter telah lama menjadi sorotan masyarakat terutama sekitar
awal tahun 2000, sehingga banyak kasus dipaparkan di media cetak dan
Candra Jiwa Indonesia (Soenarto) sejajar dengan candra
jiwanya Sigmund Freud, Carl Gustav Jung, dan Alfred Adler.
--Soemantri Hardjoprakoso

elektronika. Sejak saat itu, salah satu fakultas kedokteran terkemuka di Indonesia
telah terpanggil untuk memperbaiki mutu kepribadian lulusannya dalam bidang
empati, agar komunikasi dokter-pasien menjadi lebih efektif dan harmoni. Hal ini
diupayakan untuk mengembangkan ilmuwan yang berbudi luhur serta mengutamakan kejujuran dalam mencari kebenaran.
Untuk mengetahui apa yang perlu diperbaiki, diperlukan pengertian
tentang apa yang ada dalam jiwa manusia, bagian mana yang berfungsi sebagai
pengendali perubahan (angan-angan), kekuatan yang dikendalikan (nafsu-nafsu),
serta suasana yang terjadi (perasaan) akibat interaksi di dalamnya. Apa saja fungsi
tertinggi yang ada pada masing-masing kekuatan itu serta kemungkinan
terjadinya perkembangan jiwa manusia terutama kesadarannya, menjalani proses
evolusi terakhirnya. Adalah suatu kebutuhan untuk mengetahui siapakah sang
aku itu sebenarnya dan di manakah posisinya di dalam jiwa? Cogito ergo sum
telah mencoba menjawabnya sebagai ungkapan Ren Descartes (1596--1650),
seorang filsuf Perancis yang maksudnya adalah aku berpikir, maka aku ada
(1619: Je pense, donc je suis; I think, therefore I am).

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan

xxix

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Matahari adalah pusat dari sistem tata surya Bima Sakti


Gambar 0.1: Sistem Tata Surya Bima Sakti
Dalam sistem tata surya tampak posisi (eksentrik) dunia (earth, bumi), bulan (mars), dan
bintang-bintang lainnya mengitari matahari (konsentrik).
Sering ditanyakan apakah candra jiwa itu? Jawaban yang sederhana adalah pengetahuan
tentang posisi dinamis ego seorang manusia di dunia kecilnya (mikro-kosmos). Posisinya
di alam semesta (makrokosmos) digambarkan dalam candra dunia. Sang aku memang
terbatas, bisakah ia mengalami perkembangan dan kemajuan? Ini adalah pertanyaan
berikutnya.
__________
http://en.wikipedia.org/wiki/Solar_system cited May 26, 2012.

xxx

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

Aku adalah kristalisasi dari angan-angan manusia, menurut Soemantri,


secara struktural berasal dari cipta-nya manusia, yang mewakili dirinya secara
keseluruhan termasuk beraktivitas, seperti aku makan, aku bekerja, dan aku terEgo, mewakili seluruh aktivitas kehidupan manusia, sampai
tugasnya selesai. Sang Aku adalah kristalisasi angan-angan,
berasal dari cipta-nya manusia. (Soemantri Hardjoprakoso)

senyum. Makhluk yang berpikir memiliki kesadaran sang aku dan bernama
manusia ini tentu berada di dalam dunia yang merupakan bagian dari alam
semesta. Sekaligus hidup dalam kurun waktu tertentu. Hal ini berarti, ia berada di
antara kurun waktu sebelum dan sesudah sang aku ada.
Di sinilah jawabannya ketika sering ditanyakan apakah candra jiwa itu?
Jawaban yang sederhana adalah pengetahuan tentang posisi dinamis ego seorang
manusia di dunia kecilnya (mikrokosmos). Posisinya di alam semesta (makrokosmos) digambarkan dalam candra dunia. Sang aku memang terbatas, bisakah ia
mengalami perkembangan dan kemajuan? Ini adalah pertanyaan berikutnya.
Kebutuhan pada pengetahuan tentang konsepsi manusia dan dunia,
mungkin dapat dipakai sebagai titik awal dan sebagai dasar cara memaknai hidup.
Dari pengetahuan ini, pada saat yang sama dapat diupayakan sebagai suatu
pendidikan mental spiritual, pencegahan, dan pengobatan penyakit jiwa.
Atau justru sebaliknya, empati perlu diberikan kepada siapa saja yang
menekuni Candra Jiwa Indonesia ini sebagai kompas dalam mengarungi samudra
kehidupan dengan gelombang yang bergelora, arus laut dan angin yang tidak
menentu, berbagai posisi rintangan batu karang, serta gangguan makhluk ganas
lainnya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan

xxxi

Foto 1.1.1: Bangsal Siti Hinggil Kraton Yogyakarta


Siti Hinggil, Yogyakarta, tanggal 27 November 1958 menjadi tempat DR. Dr. Soemantri
Hardjoprakoso memberikan kuliah umum (studium generale) Candra Jiwa Indonesia.
__________
http://trieza.com/wp-content/uploads/2009/12/Bangsal-Sitihinggil.jpg cited July 1, 2011.
http://farm6.static.flickr.com/5253/5502378386_8fd895d21f.jpg cited July 1, 2011.
0

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

BAB I
PENCERAHAN JIWA
1.1

PENDAHULUAN

Pada tanggal 27 November 1958, DR. Dr. Soemantri Hardjoprakoso,


neurolog, psikiater ditunjuk memberikan kuliah umum (Studium Generale) di UniJiwa, dapat dipandang sebagai keutuhan beberapa sifat: angan-angan,
perasaan, keinginan, kemauan, rasa memiliki, dan semangat memberi.
Berbeda dengan roh yang nantinya akan kembali pada asal mula hidup
sebagai sumbernya, tidak berkembang, tidak berubah, dan bersifat abadi.

versitas Gadjah Mada di Siti Hinggil, Yogyakarta dalam mata ajar Ilmu Jiwa Dalam
(dieptepsychologie): Candra Jiwa Indonesia. Ceramah ilmiah tersebut dihadiri
para guru besar, dosen, mahasiswa, R. Soenarto Mertowardojo, dan tamu
undangan kira-kira 800 orang. Banyak pertanyaan yang diajukan para hadirin
pada waktu itu, di antaranya: Mengapa ilmu jiwa yang dikemukakan Dr.
Soemantri itu dinamakan Candra Jiwa Indonesia, sedang bangsa Indonesia terdiri
dari banyak suku bangsa? Pertanyaan tersebut dijawab: Sesungguhnya candra
jiwa yang saya kemukakan itu untuk seluruh umat manusia, untuk seluruh dunia.
Akan tetapi karena saya ini Putra Indonesia, maka untuk menjunjung tinggi
bangsa dan negara Indonesia, maka saya namakan Candra Jiwa Indonesia.
Setelah tepuk tangan yang meriah, dilanjutkan: Asalnya Candra Jiwa Indonesia
itu dari R. Soenarto Mertowardojo, yang saya ambil dari kitab Sasangka Jati. *)

1.1

STUDIUM GENERALE

Sering kita berbicara tentang jiwa tanpa mempertanyakannya. Apakah


benar yang kita ceritakan itu memang jiwa, psyche, psike, badan/jasmani halus,
__________
*)

Soemantri Hardjoprakoso. Candra Jiwa Indonesia. Ceramah Ilmiah di Universitas Gadjah Mada Yogya-karta, 27
Nopember 1958. Proyek Penerbitan dan Perpustakaan Pangestu Pusat Jakarta 1977.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

MAKROKOSMOS
Alam semesta dan seisinya
=======================l Pancaindra l=======================
MIKROKOSMOS
(Kasar) Jasmani
Soma
FISIK
--------------------------------------------------(Halus) Jasmani
Psike
MENTAL

JIWA
(angan-angan, perasaan, keinginan, kemauan,
rasa memiliki dan semangat memberi)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -I
Rohani

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Pusat Imateri
SPIRITUAL

=========================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.1.1: Jiwa Manusia


Menurut Soemantri jiwa manusia mengungkapkan suatu keutuhan, yang mewakili suatu
sifat tertentu. Memiliki beberapa perangkat jiwa dengan sifatnya yang mandiri seperti
angan-angan, perasaan, keinginan, kemauan, rasa memiliki, dan semangat memberi.
Walaupun setiap manusia sama-sama memiliki jiwa, tetapi kemampuannya menangga-pi
dunia tidak sama.
Angan-angan adalah salah satu perangkat jiwa yang dapat berinteraksi dengan vitalitas
lainnya yaitu kekuatan nafsu-nafsu. Interaksi tersebut dapat menimbulkan suasana
perasaan menerima atau menolak untuk mencapai tujuan tertentu.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

atau badan spiritual? Ada baiknya kita renungkan terlebih dahulu pertanyaanpertanyaan tentang: jiwa patriot, jiwa kewirausahaan, jiwa seni, dan jiwa pasuHipotesis manusia seutuhnya, terdiri dari:
1. Fisik, Jasmani kasar (soma) - materi kasar: umur terbatas.
2. Mental, Jasmani halus (psike, Jiwa) - materi halus: umur terbatas.
3. Spiritual, Rohani (spirit) - imateri: abadi, tak terbatas.

kan. Istilah tersebut diartikan sebagai suatu sifat-sifat tertentu yang dapat
berubah, berkembang dan ada pasang surut-nya. Kita mulai saat ini harus
membedakan antara jiwa dan roh. (Perhatikan juga struktur utuh manusia:
jasmani, jiwa, dan rohani). Kita beranggapan bahwa roh nantinya akan kembali
pada asal mula hidup sebagai sumbernya, tidak berkembang, tidak berubah, dan
bersifat abadi.
Ketika kita membicarakan jiwa pemuda, jiwa bangsa, dan seterusnya, tidak
terbayangkan soal roh karena pemuda, bangsa, seni, dan kewirausahaan tidak
mempunyai roh. Manusia dan juga binatang-binatang yang besar dianggap
mempunyai roh. Jika yang dimaksud adalah jiwa pemuda, jiwa seni, jiwa kesatria,
tentulah apa-apa yang ada pada pemuda, seni, dan kesatria, yaitu tentang pikiran,
suasan hati, semangat, cinta, kemampuan, kinerja, dan adaptasinya. Begitu pula
seandainya kita berusaha meneliti persoalan jiwa manusia.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan jiwa manusia ialah segala sesuatu
dari manusia yang bertalian dengan daya cipta angan-angan, menghubunghubungkan suatu konsep dengan konsep lainnya, dan kemampuannya membuat
kesimpulan. Keinginan, kemauan, semangat, cita-cita, dan kemampuan adaptasi
lingkungan untuk menyelamat-kan hidupnya merupakan perangkat jiwa manusia.
Setiap manusia mempunyai jiwa, hanya kemampuannya yang berbeda-beda.
Jiwa merupakan suatu keseluruhan dan keutuhan yang tertentu, yang
mewakili suatu sifat dari manusia. Di dalam keutuhan yang kita namakan jiwa
tersebut terdiri atas beberapa sifat yang mandiri, misalnya: angan-angan,
perasaan, keinginan, kemauan, rasa memiliki, dan semangat memberi.
Selanjutnya akan menjadi jelas dan gamblang dengan mengikuti uraian sebagai
berikut.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

Hubungan antara pusat emosi dengan bentuk wajah, persyarafan, serta jantung (heart)

Gambar 1.1.1: Psikosomatik


Manifestasi kepribadian pada penyakit psikosomatik. Emosi menyebabkan perubahan
frekuensi dan irama denyut jantung, sesuai dengan penampilannya.

__________
http://24.media.tumblr.com/tumblr_ksto5zpSnX1qznt2yo1_500.jpg cited July, 2011.
4

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Karena jiwa merupakan suatu keutuhan, berarti memiliki batas-batasnya.


Ada batas luar dan ada batas dalam. Apakah ada yang menjadi pintu gerbang ke
luar dan ke dalam? Kita selalu menganggap jiwa (psike) berada di dalam
Mempelajari dinamika soma dan psike, menimbulkan kolaborasi berbagai
ilmu pengetahuan antara lain ilmu penyakit dalam, psikologi klinik dan
psikiatri. Sub spesialis psikosomatik, dengan konsepnya yang khas,
sebagai salah satu sarana pendalaman ilmu pengetahuan yang baru.

badan/jasmani (soma). Bagaimana hubungan antara jiwa dan badan/jasmani?


Pertanyaan demi pertanyaan ini layaknya sebagai calon peneliti jiwa dipakai
sebagai dasar untuk membuat beberapa jawaban sementara. Upaya awal
penelitian ini dalam disiplin ilmu pengetahuan dipakai untuk menyusun hipotesis.
Oleh karena itu, tidak pernah atau belum pernah diselidiki jiwa, psike (bukan roh)
di luar badan/jasmani.
Hubungan erat yang terjadi antara soma dan psike sudah lama dipelajari.
Apabila seseorang takut maka jantung menjadi berdebar-debar. Sementara bila ia
senang hatinya, maka pupil mata menjadi lebar. Atau kalau kita sedang malu,
muka menjadi merah. Pada saat menunggu keputusan yang penting, perut
menjadi mules, bahkan mau ke toilet. Begitu pula bila perut kenyang menjadi
senang, sebaliknya kalau perut sedang kosong menjadi lekas marah.
Ketika sedang sakit panas, pikiran tidak dapat diatur, dan ngawur. Banyak
faktor psikis yang pengaruhnya besar terhadap penyakit badan/jasmani, misalnya
pada asthma bronkhiale (asma saluran napas), hipertiroid (aktifnya kelenjar tiroid
di leher), urtikaria (gatal-gatal di kulit), ulkus peptikum (tukak lambung), kolitis
(radang usus besar), hipertensi (tekanan darah tinggi), migren (nyeri sebagian
kepala), dan sebagainya. Karena hubungan erat ini, tidak mengherankan ketika
disiplin ilmu penyakit dalam, psikologi klinik, dan psikiatri berkolaborasi dalam
keilmuan. Bahkan salah satu di antaranya ada yang mengembangkan subspesialis psikosomatik, dengan konsepnya yang khas, sebagai sarana pendalaman ilmu pengetahuan yang baru.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

Gambar 1.2.1: Sirkulasi Tubuh Manusia


Sirkulasi tubuh manusia merupakan sirkulasi yang tertutup berupa rangkaian pipa dan
sebuah pompa, sebagai syarat utama sebuah sirkulasi. Pipanya adalah pembuluh arteri,
vena, dan pompanya adalah jantung yang memompa darah (kaya oksigen dan zat gizi)
menuju organ-organ dan kembali lagi ke jantung sebagai pembuluh balik (vena). Ada 3
(tiga) sirkulasi dasar, dua terjadi saat jantung memompa, menguncup (sistolik): 1. sirkulasi
besar dari jantung-tubuhjantung dan 2. sirkulasi kecil dari jantung-paru-jantung.
Sirkulasi ke-3 adalah sirkulasi koroner yang terjadi saat jantung mengembang (diastolik).
Saat itu darah (kaya oksigen dan zat gizi) masuk ke arteri koroner di balik daun katup di
pangkal aorta (bilik kiri) menuju ke seluruh permukaan dan otot jantung. Akhirnya aliran
darah kembali melalui vena koroner yang bermuara di sinus koronarius ke serambi kanan
jantung.
Meninggal mendadak pada umumnya disebabkan karena penyumbatan mendadak pada
pangkal arteri koroner (serangan jantung, infark) atau gangguan irama yang fatal pada
bilik jantung. Penyebabnya dihubungkan dengan merokok, darah tinggi, gangguan lemak
kolesterol, dan kencing manis.

__________
http://images.tutorvista.com/content/circulation-animals/human-blood-circulatory-system.jpeg cited August 12,2011.
http://exhibitorindia.com/product/Models/m-2.jpg cited August 12, 2011.

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

1.2

Magnum Opus 5/5 (2016)

IDE CANDRA JIWA

Sebelum kita mengerjakan sesuatu, kita harus memiliki modal untuk


mengembangkan upaya tersebut. Untuk membuat pesawat terbang, kita paling
Ketika disertasi Soemantri dipromosikan sebagai Candra Jiwa Indonesia,
di seluruh dunia belum ada candra jiwa manusia yang lebih lengkap.
Walaupun dalam sejarah ilmu jiwa tampak beberapa usaha untuk menerangkan sifat-sifat manusia tersebut. Namun manusia dan ilmu pengetahuan justru lebih tertarik untuk mengamati objek-objek di luar dirinya.

sedikit harus memiliki modal ilmu pasti, mekanika, dan aerodinamika. Untuk
menjalankan ilmu kedokteran, minimal modal kita adalah ilmu anatomi dan
fisiologi tubuh manusia sebagai dasar untuk mempelajari ilmu patologi,
pembedahan, dan terapi obat-obatan.
Pada anatomi jantung normal, ditunjukkan bahwa jantung memiliki 2
serambi dan 2 bilik (kanan dan kiri) serta 4 katup di dalamnya, diperdarahi oleh
sirkulasi pembuluh koroner. Pada fisiologi dijelaskan bagaimana jantung
berdenyut, ternyata jantung memiliki pusat denyut (generator) sendiri. Terjadi
proses perubahan denyut listrik jantung menjadi kontraksi otot yang memompa
darah ke seluruh tubuh melalui 3 sirkulasi: besar, kecil, dan koroner. Memenuhi
syarat sirkulasi karena ada jantung yang bertindak sebagai pompanya dan
pembuluh darah yang tertutup sebagai pipa-pipa, selangnya. Jantung bekerja
memompa (fase sistolik) dan menyedot (fase diastolik). Tiga sirkulasi di tubuh
manusia inilah yang menjadi salah satu pilar penopang kehidupan manusia.
Pada ilmu jiwa, pendekatannya sungguh berbeda.
Justru kita
membutuhkan sebuah candra jiwa, yang di dalamnya terkandung anatomi jiwa
sekaligus fisiologinya. Tentu saja ilmu jiwa ini sebagai titik awal perhatian dari jiwa
yang sehat dan normal. Candra jiwa adalah sebuah lukisan rangka dan fungsi
dari jiwa manusia pada umumnya, yang dapat dipakai sebagai hipotesis untuk
bekerja selanjutnya.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

Kegiatan meneropong bintang di langit dengan teleskop adalah untuk mencintai astronomi

Foto 1.2.1: Meneropong bintang di langit


Di sekitar Monumen Nasional, Jakarta, menjelang 9 April 2011 telah dilaksanakan acara
Global Astronomy Month (GAM) bertujuan memperkenalkan dan mencintai astronomi.
Astronomi adalah ilmu yang paling tua menunjukkan bahwa objek jauh di luar angkasa
lebih menarik daripada apa yang terjadi di dalam jiwanya sendiri. Ruang angkasa yang
menakjubkan itu seolah-olah terselubung oleh kabut keajaiban dan dikuasai oleh para
dewa di langit. Ilmu pengetahuan menyingkap dan membuang selimut ajaib tersebut.
_________
http://3.bp.blogspot.com/-Nxa9UGx4T3g/TafSxLyNorI/AAAAAAAABOM/sw9K3pUCtsA/s1600/DSC_0245.JPG cited July, 24, 2011.
http://2.bp.blogspot.com/-JbDjJaIOvnc/TafTFfrTv2I/AAAAAAAABOs/lwIn32PDBqM/s1600/DSC_0232.JPG cited July, 24, 2011.

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Sebelum disertasi Candra Jiwa Indonesia dipertahankan secara ilmiah, di


mana saja di seluruh dunia, belum ada suatu candra jiwa[2] manusia yang lengkap.
Astronomi adalah ilmu yang paling tua, kemudian menyusul ilmu-ilmu
yang objeknya semakin mendekati manusia. Sebelum zaman ilmiah,
seluruh semesta raya seolah-olah diselubungi oleh kabut keajaiban dan
kedewataan. Perlahan-lahan selubung itu dibuka oleh ilmu pengetahuan.

Ini dapat dimengerti karena ilmu jiwa adalah ilmu yang paling muda. Umurnya
kurang lebih baru satu setengah abad.
Hipotesis, diperkirakan ada beberapa pusat kekuatan di dalam jiwa manusia
(3 angan-angan dan 4 nafsu-nafsu) yang dapat memancarkan gelombang elektromagnetik dengan intensitas tertentu, masing-masing membentuk warnanya
sendiri-sendiri sesuai dengan frekuensinya! Warna itu kira-kira: biru, hijau, kuning,
putih, violet (hitam), dan merah. Semoga ilmu pengetahuan (fisika kuantum,
tentang paket energi gelombang) dan teknologi kelak dapat membuktikannya.
Posisi, fungsi, dan interaksi pusat kekuatan, serta evolusinya di dalam (selimut)
tubuh manusia yang berpancaindra inilah candra jiwa akan dibahas.
Dalam sejarah ilmu pengetahuan, yang mendapat perhatian pertama
adalah objek-objek yang letaknya jauh dari manusia. Astronomi adalah ilmu yang
paling tua, kemudian menyusul ilmu-ilmu yang objeknya semakin mendekati
manusia. Sebelum zaman ilmiah, seluruh semesta raya seolah-olah diselubungi
oleh kabut keajaiban dan kedewataan. Bintang-bintang, matahari, bulan, awan,
halilintar, gunung, samudra, siang dan malam seolah-olah bukan merupakan
bahan material biasa dengan hukum-hukum tertentu. Mereka itu seolah-olah
dianggap sebagai sesuatu manifestasi dari makhluk-makhluk ajaib, dewa-dewa
yang berjiwa, berpribadi, dan reaksinya atau tindakannya tidak dapat diramalkan
terlebih dahulu.

__________
[2]. Candra jiwa diterjemahkan dari kata mensbeeld dalam arti psikologi: anatomi sekaligus fisiologi jiwa
manusia sebagai makhluk rohaniah (sosial, suprasosial); dan dalam arti antropologi: pandangan tentang
manusia, yang merujuk pada suatu bentuk kehidupan baik disadari maupun tidak menjadi pedoman
hidupnya. Candra dunia dan candra ideal diterjemahkan dari werebeeld dan idealbeeld.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) di ruang laboratoriumnya sedang meneliti perilaku binatang

Foto 1.3.1: Beberapa Metodologi Penelitian Jiwa


Riset Pavlov pada sistem pencernaan binatang menyusui (anjing) membuka wawasan
baru tentang aspek psikologi pembelajaran dan respons. Ilmuwan Rusia yang lahir di
Ryazan, awalnya mengikuti karier ayahnya di bidang agama sebagai pendeta di desanya,
akhirnya meneruskan panggilan hatinya di Universitas Petersburg.
Ia tertarik mempelajari refleks menetesnya air liur anjing di laboratoriumnya setiap kali
melihat jas laboratorium yang dipakai sang pemberi makan, walaupun tidak ada makanan.
Seri penelitian berikutnya terjadi hal yang sama bila sang anjing dibiasakan merespons
suara bel menjelang pemberian makanan. Pavlov mendiskripsikan cara melatih hewan
(dan manusia) dengan rangsangan tertentu menghasilkan suatu respons yang tertentu juga.
Suatu era baru penelitian perilaku dengan metode yang objektif. Salah satu metodenya
disebut desensitisasi sistematik. Penelitiannya tentang fisiologi kedokteran tersebut
mendapat hadiah Nobel pada tahun 1904.
Dengan berbagai metodologi penelitian, manusia berusaha mempelajari jiwa manusia.
Membandingkan pengamatan terhadap jiwa manusia yang sehat dan yang sakit, serta
mempelajari perilaku binatang dapat dilakukan dengan metodologi kuantitatif. Dapat juga
melakukan penelitian (introspeksi) dengan cara yang lain yaitu dengan metodologi
kualitatif terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain seperti apa yang telah
dilakukan oleh Soemantri.

__________
http://www.massey.ac.nz/~wwpapajl/evolution/assign2/TM/Pavlov2.html cited August 14, 2011.
http://www.massey.ac.nz/~wwpapajl/evolution/assign2/TM/pavlov.jpg cited August 14, 2011.

10

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Ilmu pengetahuanlah yang kemudian mengangkat dan membuang


selubung-selubung ajaib tersebut. Yang dihilangkan pertama kali ialah selubung
yang menutupi objek-objek yang letaknya jauh dari manusia. Lambat laun semuIlmu jiwa tahap awal belum menunjukkan sifat kompak, belum ada
kestabilan. Semua masih bersifat meraba-raba. Apa yang dicatat
kebanyakan hal-hal yang simptomatis, belum yang kausal-mendalam atau
yang struktural-fungsional. Selubung yang menyelimuti jiwa manusia itu
sedikit demi sedikit dibuka oleh ilmu pengetahuan.

a selubung dihapuskan dan yang paling akhir ialah selubung yang meliputi jiwa
manusia. Apa yang akan didapat di dalam selubung? Masyarakat umum belum
mengetahui seluruhnya. Ilmu jiwa belum menunjukkan sifat kompak, belum ada
kestabilan semua masih bersifat meraba-raba. Apa yang dicatat kebanyakan halhal yang simptomatis, belum yang kausal-mendalam atau yang strukturalfungsional. Akan tetapi dengan pasti, selangkah demi selangkah manusia maju
dalam mengangkat selubung yang menyelimuti jiwa manusia.

1.3

METODOLOGI

Penelitian tentang jiwa manusia dapat menggunakan bermacam-macam


cara dan metode. Cara itu dapat dengan mengamati perangai orang-orang sakit
jiwa yang kemudian dibanding-kan dengan orang-orang normal. Dari upaya
membandingkan ini dapat dimengerti tentang seluk-beluk jiwa, bahkan orang
telah membuat struktur-struktur jiwa tertentu sehingga dapat dipakai sebagai
pegangan dalam mempelajari dan membuat diagnosis sebagai dasar terapi
kejiwaan.
Perhatian manusia terhadap perilaku binatang yang diberi tanda deringan
bel, sebagai penanda pemberian jatah makanan telah dimanfaatkan oleh Pavlov,
untuk mempelajari perilaku manusia bahwa dapat mengabaikan sementara
peranan struktur jiwa manusia. Ivan Petrovich Pavlov (1849--1936) mendapat
hadiah Nobel untuk riset fisiologi kedokterannya (sistem pencernaan) dengan
binatang menyusui pada tahun 1904.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

11

Ki Dalang sedang menjalankan peranannya sebagai pencerah masyarakat

Gambar 1.3.1: Pagelaran Wayang Kulit dengan Ki Dalang sebagai Sang Pencerah
Sosok-sosok wayang kulit di dalam kotak wayang yang berjumlah ratusan itu dapat
dihidupkan oleh Ki Dalang. Dalam pagelaran wayang dihidupkan dengan suara, gerakgerik, kepribadian dan perilakunya yang khas diiringi alunan suara waranggana (penyanyi)
dan gending (musik pentatonik) dari para pemusiknya.
Oleh karena itu dengan mempelajari perilaku, gerak-gerik, seni musik, seni tari, alunan
suara vokalnya penyanyi, dan filsafat yang terkandung dalam alur ceritanya merupakan
sumber berbagai disiplin ilmu pengetahuan salah satunya adalah ilmu jiwa.

Tontonan wayang dapat dipakai sebagai tuntunan dalang untuk masyarakatnya agar
memiliki perilaku budi luhur, perilaku ideal yang didambakan masyarakat untuk mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaannya.

__________
http://3.bp.blogspot.com/_tHZMkuqoy9o/SV5hKixsEFI/AAAAAAAAAAU/prtAV6_uB6Y/s400/pagelaran_3.jpg cited
June 26, 2011.
12

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Perbedaan perasaan, titik berat pemikiran antara laki-laki dan perempuan,


kebergantungan seorang anak terhadap ibunya dan orang tuanya, pemilihan
bidang pekerjaan yang berbahaya atau yang memerlukan presisi tinggi, dan memKesenian wayang yang dipertunjukkan oleh Ki Dalang yang diiringi
gending yang bermetrum slendro dan pelog warisan kebudayaan Jawa,
sekarang sudah menjadi kekayaan leluhur dunia. Perilaku dan watak
wayang tersebut dapat dipakai sebagai sumber penelitian jiwa manusia.

buka cakrawala pengetahuan ke dalam jiwa manusia. Saling memperhatikan di


antara sesama manusia sudah lama dijalankan baik secara tidak sadar maupun
disadari sebelum ilmu jiwa muncul sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan yang
baru.
Watak manusia adalah salah satu subjek penelitian penting dalam ilmu jiwa.
Telah tersedia gudang bahan penelitian tentang watak manusia untuk diselidiki
secara lebih mendalam. Yang dimaksudkan Soemantri di sini adalah kesenian
wayang dari suku bangsa Jawa yang sekarang sudah menjadi kekayaan leluhur
milik seluruh dunia. Sosok wayang dan apa yang disuarakan, diceritakan oleh Ki
Dalang, dan yang dimainkannya adalah lukisan tentang watak manusia.
Sekiranya tokoh Bima dalam wayang ditatah lebih besar dari tokoh Arjuna,
tidak berarti bahwa badan Arjuna seperti yang dilukiskan dalam wayang kecil dan
kurus-kering. Seyogyanya badan Arjuna juga besar dan gagah perkasa, tetapi yang
kita lihat dalam tatahan wayang ialah watak Arjuna yang lemah lembut. Tidak
mungkin sekiranya seorang atlet atau kesatria yang pandai menggunakan senjata
apa saja, seperti Arjuna, berbadan kurus-kering dan halus gerakannya.
Setelah kita selesai menata 400 wayang yang komplit dari kotak wayangnya
Ki Dalang, serta mempelajari sifat gerak-geriknya yang halus dan yang kasar, yang
lentur dan yang keras suaranya, salah satu dari dua harmoni gending yang
mengiringinya (harmoni pentatonik bermetrum slendro dan pelog), dan
konteksnya dalam episode pewayangan, barulah kita dapat mengetahui persoalan

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

13

Lima kesatria Pandawa tepat berada di tengah kelir, tampaknya ada rapat keluarga
Foto 1.3.2: Cerita dalam Wayang Merupakan Sumber Pembelajaran Jiwa
Wayang Kulit dengan tipe Wayang Purwa di atas, menunjukkan keluarga kesatria Pandawa
Lima, mulai dari kiri ke kanan: Arjuna, Bima, Yudhistira (Puntadewa) yang diiringi oleh si
kembar Nakula, dan Sadewa. Tampak tokoh Bima badannya tergambar paling besar dan
gagah perkasa dibandingkan saudara-saudara lainnya. Suara Bima dalam komunikasi yang
diperdengarkan oleh Ki Dalang suaranya menggelegar dan menggunakan bahasa Jawa
ngoko (strata bawah dan egaliter).
Ki Dalang dalam menghidupkan wayang sesuai dengan sifat gerak-gerik tokoh wayang-nya.
Ada yang halus dan ada yang kasar, yang lentur dan yang keras suaranya, ada 400-an
wayang lengkap dengan karakter, pakaian dan asesorisnya, suara, dan senjatanya. Salah
satu dari dua harmoni gending yang mengiringinya (bermetrum slendro dan pelog)
diguna-kan untuk mengiringi jalan ceritanya. Sebagai sumber pendalaman seluk-beluk
jiwa manusia dapat digali dari kisah di dalam lakon-lakon pewayangan, karena sangat luas
dan sangat dalam maknanya.

__________
http://2.bp.blogspot.com/-BXjmDZS5QZA/TVWTQ12KaWI/AAAAAAAAAPk/
Ez3sxbJ2f6c/s1600/wayang_kulit.jpg cited June 27, 2011.
14

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

jiwa manusia dengan segenap variasinya. Kisah di dalam lakon-lakon pewayangan,


sangat luas dan sangat dalam maknanya, dapat menjadi sumber pendalaman sePagelaran wayang kulit telah lama dimanfaatkan sebagai sarana
mengajarkan budi pekerti luhur, menyebarkan konsep religi baru, komunikasi dan penerangan dari penguasa kepada rakyatnya,

Religi dalam

artian agama sesungguhnya sangat penting dalam kajian psikologi


diharapkan banyak yang menelitinya untuk kesejahteraan masyarakat.

luk-beluk pewayangan, barulah kita dapat mengetahui persoalan jiwa manusia.


Para pencipta wayang dengan segenap kemampuannya telah berhasil
mengajarkan sedikit banyak tentang seluk-beluk jiwa manusia kepada generasi
penerusnya. Wayang juga digunakan untuk sarana komunikasi, penerangan dari
penguasa kepada rakyatnya, mengajarkan budi pekerti, keyakinan, dan untuk
menyebarkan religi baru bagi masyarakat.
Hubungan antara watak dan bentuk tubuh telah ditunjukkan oleh
Kretschmer. Sebenarnya, pencipta-pencipta wayang telah menerjemahkan
pendapatnya itu melalui para dalang sebagai sarana melakukan pendidikan watak
kepada masyarakat. Disampaikan dalam gatra dan nuansa yang sangat indah,
layak disebutkan bahwa wayang adalah lapangan penting bagi ilmu jiwa, sebagai
salah satu sumber ilmu pengetahuan.
Soemantri menyebut agama sebagai segi yang sangat penting dalam dunia
psikologi. Kita masih jarang membaca di surat-surat kabar atau melihat di televisi
seorang psikolog membeberkan kajian agama untuk menyembuhkan kelainan
jiwa klien atau pasiennya. Bidang ini belum diteliti secara mendalam oleh para
ahli jiwa bahkan ada setengahnya beranggapan bahwa lapangan agama bukan
teritorial ilmu jiwa. Pertanyaannya, apakah masih ada negeri yang kental dalam
suasana keberagamaan, tetapi belum memiliki fakultas psikologi dan filsafat?
Atau barangkali juga sebaliknya, otoritas agama belum sepenuhnya mengizinkan
penelitian ilmu jiwa menyentuh teritorial agamanya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

15

Ilustrasi Nabi Musa dan pengikutnya sedang dikejar pasukan Pharaoh

Foto Ilustrasi 1.3.3: Kemampuan Nabi adalah Potensi Manusia yang Tersembunyi
Ilustrasi di atas memperlihatkan Nabi Musa yang mampu membelah Laut Merah dan baru
saja menyelamatkan umatnya dari kejaran kereta tempur Pharaoh. Ron Wyatt pada akhir
tahun 1988 silam mengklaim bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda
kereta tempur kuno di dasar Laut Merah. Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai
kereta tempur Pharaoh yang tenggelam di lautan tersebut saat digunakan untuk mengejar
Musa bersama para pengikutnya.

___________
http://resources1.news.com.au/images/2010/09/22/1225927/825637-moses.jpg cited June 28, 2011.
www.misteridunia.wordpress.com cited June 28, 2011.
http://theyulia18.blogspot.com/2010/11/mukjizat-nabi-musa.html cited June 28, 2011.

16

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Dalam ilmu pengetahuan dapat saja menghilangkan semua otoritas


teritorial agama sehingga di sini rawan pelecehan agama. Dengan banyaknya
institusi pendidikan tinggi dalam bidang agama dan meningkatnya strata ilmu pePara Nabi adalah manusia super, karena dapat membangkitkan beberapa sifat dari jiwa manusia dan meninggikan derajat kejiwaannya.
Mereka mampu mengubah watak manusia menjadi beradab sehingga
inspirasi, tutur kata, dan perilaku Nabi masih diikuti ribuan tahun.

ngetahuan di situlah kajian psikologi terhadap agama akan bermanfaat untuk


kesejahteraan masyarakat. Sekarang, mestinya berbeda dengan 50 tahun yang
lalu, sebab pada zaman yang serba mungkin dan sangat cepat berlalu ini dunia
maya internet dapat atau malahan sudah menjembatani celah tersebut.
Pengetahuan, hasil penelitian atau pendapat ahlinya, bahkan siapa saja yang
menyangkut agama, dapat diakses dari mana saja, seolah-olah sudah tidak ada
otoritas lagi di dunia maya ini.
Para nabi, menurut Soemantri adalah ahli jiwa yang tidak tertandingi,
super-klasse.
Karena beliau mengenal jiwa manusia, bahkan dapat
mengendalikan dan menyalurkannya ke arah yang ideal. Apa yang dikerjakan
para nabi ialah membangkitkan beberapa sifat dari jiwa manusia dan
meninggikan derajat kejiwaannya. Karena tuntunan nabilah orang biadab
menjadi beradab, orang yang kejam menjadi penyayang, dan orang kasar menjadi
halus budi pekertinya. Para nabi menggerakkan manusia sehingga gema dan
gelombangnya masih terasakan beberapa ribu tahun kemudian. Dapatkah para
ahli jiwa zaman sekarang berbuat demikian?
Kita tidak harus menghentikan diskusi ini hanya dengan menyebut satu
istilah nabi. Coba perhatikan juga kemampuannya. Bukankah nabi juga
manusia biasa? Nabi dapat sakit, bersedih, gembira, makan, minum, dan tidur
seperti halnya manusia lainnya. Kemampuan seorang nabi boleh jadi adalah
potensi tersembunyi dari seorang manusia yang jarang atau tidak pernah muncul

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

17

Ilustrasi bahtera buatan Nabi Nuh sebagai latar belakang, tampak pasangan hewan-hewannya

Foto Ilustrasi 1.3.4: Bahtera Nabi Nuh


Permohonan Nabi Nuh agar umatnya mendapat azab karena kejahatannya dan tidak
mengikuti petunjuk yang benar dikabulkan Tuhan. Bahtera Nuh diyakini sebagai alat
angkutan laut yang besar pertama dan telah menyelamatkan Nabi Nuh beserta
pengikutnya. Termasuk di dalamnya pasangan hewan-hewan yang dibawanya untuk
menyelamatkan diri dari amukan topan dan badai terbesar yang pernah ada di bumi.

__________
http://2.bp.blogspot.com/__ilGsQcnGTY/TQlKk2LmCWI/AAAAAAAAA4Y/r5X3qLmgOI/s1600/Kapal_Nuh_Bersan_48e19a5ef0a16_ll.jpg.jpg cited June 28, 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Nuh cited October 8, 2011.
18

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

sama sekali pada manusia umumnya. Akan tetapi, potensi itu seharusnya tetap
ada pada setiap manusia. Hanya yang terpilih oleh Yang Maha Kuasalah yang daPsikolog dan psikiater mendapat saingan yang berat dari

Rekannya

yang berkelas super yaitu para Nabi karena Mereka mengenal jiwa
manusia sekaligus dapat mengendalikan dan menyalurkannya ke arah
yang sempurna.

pat memanifestasikannya meskipun hanya sebagian kecil dari potensi yang luar
biasa itu. Maksudnya, di suatu negara bahwa agama dan psikologi dapat berkolaborasi dengan penuh harmoni, hasil penelitiannya pasti dapat segera diakses di
mana saja, dan untuk kepentingan umat manusia.
Kita bayangkan seorang psikolog atau psikiater yang paling ulung di zaman
sekarang yang mendapat tugas negara memperbaiki perilaku seorang penjahat
kambuhan, koruptor kelas kakap, atau bandar sekaligus pemakai narkoba.
Sepertinya ia mendapatkan kesulitan yang besar dan tentu saja memberatkan
hatinya ketika menghadapi tugas ini.
Pada suatu hari, C.G. Jung, psikiater yang terkemuka di dunia, ketika
diminta mengobati orang yang kecanduan alkohol dan sudah berobat di dalam
Grup Oxford yang mengobatinya berdasarkan spiritualisme agama di Eropa,
mengatakan agar meneruskan pengobatan di situ, karena ... saya tidak dapat
lebih baik mengerjakannya daripada Yesus. [3] Grup Oxford ini menggunakan
program 12 langkah, di situ seorang pecandu alkohol diajak untuk mengikuti
langkah demi langkah tersebut dalam melepaskan kecanduannya. Aslinya kedua
belas langkah program tersebut bukan berdasarkan teori Jung, sementara itu Jung
sendiri juga tidak berperanan dalam pendekatan terapi dua belas langkah
tersebut.

____________
[3] Jung, C. G.; Adler, G. and Hull, R. F. C., eds. (1977) Collected Works of C. G. Jung, Volume 18: The
Symbolic Life: Miscellaneous Writings, Princeton, NJ: Princeton University Press, ISBN 978-0-69109892-0, p. 272, as noted 2007-08-26 at http://www.stellarfire.org/additional.html.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

19

Carl Gustav Jung asyik di perpustakaannya [*]


Foto 1.3.5: Psikiater Barat yang Religius
C.G. Jung, psikiater Swiss yang terkemuka di dunia, lahir 26 Juli 1875 di Kesswil, Thurgau,
Swiss dan meninggal 6 Juni 1961 dalam usia 85 tahun di Zurich, Swiss. Ia adalah psikolog
modern pertama yang berpendapat bahwa jiwa manusia itu secara alami sudah religius
dan mendalaminya berdasarkan filosofi Barat dan Timur.
Individuasi atau pamudaran adalah proses psikologi dari sadar pribadi menjadi sadar
kolektif merupakan intisari dari psikologi analitiknya. Pemikiran Jung didiskusikan pada
kuliah pendahuluan psikologi di universitas-universitas terkemuka di dunia meliputi
konsep arketip, asadar kolektif, vitalitas kompleks, sinkroni kejiwaan, dan analisis mimpi.
_________
[*] http://www.arcadiaclub.com/en/img/alieni/carl_gustav_jung.JPG cited June 30, 2011.
http://en.wikipedia.org/wiki/Carl_Jung cited June 30, 2011.

20

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Kita telah melihat hasil-hasil dan kemungkinan-kemungkinan yang terbukti


manfaatnya dalam kehidupan di kalangan umat beragama. Oleh karena itu, apa
pun yang bersangkutan dengan agama seharusnya menjadi perhatian khusus dari
Percaya adalah matra vitalitas seorang manusia. Persoalan kepercayaan
dan perkembangannya harus masuk objek penelitian jiwa. Walaupun
bersangkutan dengan religi, keyakinan seharusnya menjadi perhatian
khusus dari ilmu jiwa.

ilmu jiwa. Masalah percaya (iman) merupakan salah satu fungsi dari kemampuan
manusia. Yang percaya adalah juga seorang manusia. Persoalan kepercayaan dan
perkembangannya harus masuk objek penelitian para akhli jiwa. Pada waktu yang
lalu, dan mungkin sampai sekarang, masalah kepercayaan itu masih kurang
diperhatikan oleh para ahli jiwa. Sebagian sinyalemen Soemantri kemungkinan
sudah dapat ditutupi dengan majunya eksperimen yang memperdalam ilmu
pengetahuan. Pengukuran-pengukuran tentang inteligensia, emosi, bahkan
spiritualisme telah banyak dilakukan di negara-negara maju dengan peralatan
yang canggih.
Pada tahun 1972, fMRI (functional magnetic resonance imaging) untuk
menilai fungsi otak serta EEG (elektro encephalogram) untuk merekam aktivitas
listrik otak telah dipakai untuk meneliti Yongey Mingyur Rinpoche, 35 tahun
bersama 7 meditator Buddhis. Serangkaian tes saraf dilakukan saat mereka
melakukan 3 metode meditasi, berhubungan dengan kesadaran, welas asih dan
ketulusan hati di Laboratorium Waissman, Unversitas Wisconsin USA.
Sebelumnya sudah ada tes-tes yang berbeda di Universitas Berkeley dan Harvard.
Majalah Time pada pertengahan tahun 2005 mengemukakan hal penting tentang
penemuan saintis Rinpoche yang disebut neuroplasticity. [4]

__________
[4] Maria Hartiningsih. Rinpoche, Perjalanan Menemui Pikiran. Kompas, Kamis, 1 April 2010. hlm.16.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

21

Pencerahan dari Rinpoche

Persiapan pemeriksaan gelombang listrik di otak Rinpoche selama meditasi

Foto 1.3.6: Yongey Mingyur Rinpoche adalah Guru Buddhist Lama-Tibet


Bekerja sama dengan Lab Riset Otak Waisman, Hasilnya, kata Rinpoche, sinkronisasi
gelombang listrik otak gammanya sangat tinggi. Sinkronisasi gamma adalah sinkronisasi
irama yang mewakili populasi sel-sel saraf yang berbeda, kemudian bekerja sama dalam
suatu jejaring, agar menjalankan fungsi kognitif. Aktivitas gamma mening-kat dengan
meditasi, ternyata masih tinggi walaupun meditasi sudah selesai. Studi ini menyimpulkan
bahwa meditasi adalah salah satu contoh dari neuroplastisiti (kemam-puan otak untuk
berubah). Kesimpulan: meditasi secara fisik mengubah otak.
__________
http://switzerland-estate.ru/play/Imzuo4dMydg/Yongey_Mingyur_Rinpoche_-_We_Are_Always_-Looking_For_Happiness.html cited June 28,
2011.
http://www.facebook.com/notes/adhiraja-shop/this-is-your-brain-on-meditation-mingyur-rinpoche-describes-the-science-ofhappi/154358661289297 cited June 28, 20.
http://www.huffingtonpost.com/2010/06/28/this-is-your-brain-on-med_n_628268.html cited June 28, 2011.

22

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Hal itu dapat diartikan bahwa otak mempunyai kemampuan berubah. Dahulu diyakini kalau orang yang terlahir tidak bahagia, seumur hidup tidak akan bahagia.
Di dalam ilmu jiwa, objek dan subjek penelitian dapat berada dalam diri
seorang manusia. Subjek dan objek penelitian adalah jiwa orang yang
sama.

Jiwa seolah-olah mampu membuat jarak/antara, dapat menjauh-

kan atau melepaskan diri dari pribadi. Dampaknya mempertajam wawasan studi sekaligus menyempurnakan penelitian yang dilakukan.

Ternyata otak mempunyai kemampuan mengubah kondisi itu. Terjadi


peningkatan daya imunitas tubuh dan menciptakan kesejahteraan lahir-batin.
Kebahagiaan sejati bersemayam di dalam diri manusia. Hanya karena hirukpikuknya pikiran di kepala manusia, orang tidak mengenal lagi keistimewaan di
dalam diri manusia.
Masih ada cara lain untuk menyelidiki seluk-beluk jiwa. Cara itu ialah
melalui upaya introspeksi dengan cara melakukan penelitian di dalam dirinya
sendiri. Cara ini menunjukkan keistimewaan jiwa manusia yang memiliki
kemampuan untuk melakukan observasi di dalam dirinya pribadi. Di luar ilmu jiwa
selalu terdapat jarak antara objek dan subjek penelitian. Dengan adanya jarak
(antara) ini, yang memungkinkan dilakukannya penelitian dan observasi. Makin
jauh jaraknya sedemikian rupa, makin jelas pandangannya terhadap objek
penelitian.
Kita dapat menempatkan peralatan mikroskop, Rntgent,
ultrasonografi, bahkan teleskop Hubble di ruang angkasa untuk mendeteksi objek
penelitian. Uniknya, di dalam ilmu jiwa, objek dan subjek penelitian dapat
bersamaan hadir dalam seorang manusia. Peneliti dan yang diteliti adalah jiwa
orang yang sama seorang diri. Jiwa seolah-olah dapat membuat jarak (antara),
jiwa dapat menjauhkan, dan melepaskan diri dari pribadi. Makin sempurna
melepaskannya, makin jelas pandangan terhadap dirinya sendiri, makin sempurna
penelitiannya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

23

Ilustrasi upaya manusia untuk mengenal dirinya sendiri dengan cara introspeksi

Gambar Ilustrasi 1.3.2: Introspeksi


Melalui upaya introspeksi dengan cara melakukan penelitian di dalam dirinya sendiri. Cara
ini menunjukkan keistimewaan jiwa manusia yang memiliki kemampuan untuk melakukan
observasi di dalam dirinya pribadi. Di luar ilmu jiwa selalu terdapat jarak antara objek dan
subjek penelitian. Dengan adanya jarak (antara) ini, yang memung-kinkan dilakukannya
penelitian dan observasi.

__________
http://i161.photobucket.com/albums/t204/grahamsale_photos/BLOG_Illustrations/Open%20Salon/IntrospectionKills_Lighten.gif cited June 28, 2011.
24

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Introspeksi
Jiwa si peneliti dan yang diteliti tetap berada di dalam satu badan/jasmani
manusia. Seandainya jiwa benar-benar dapat keluar dari badan/jasmani manusia
Jiwa manusia bagaikan samudra, begitu luas dan dalamnya sehingga
dapat mengisi dirinya sendiri dengan pengetahuan tentang objek-objek di
sekitar kita. Membenamkan, bahkan melingkupinya benda-benda tiga
dimensi. Lebih tinggi lagi, jiwa dapat melingkupi dengan pengertian
semesta alam termasuk tiga dimensi lainnya, seolah-olah tanpa batas.

(hipotesis), yang diselidiki dan yang menyelidiki juga sama-sama ke luar dari
badan/jasmani. Sebab yang menjadi batas adalah kancah, ranah atau wadah, dari
jiwa itu sendiri ialah badan yang ditinggalkan oleh jiwa tersebut.
TheGate
Berdasarkan hipotesis di atas, dapat dikatakan, jiwa mampu mendistansi
dari dirinya sendiri. Dengan demikian, kita telah menemukan sesuatu dan
semestinya mengakui adanya kemampuan istimewa dari jiwa kita sendiri. Seolaholah kita baru saja menemukan suatu dimensi baru yang terbuka di depan kita.
Jiwa manusia merupakan suatu kesatuan yang seluas samudra, tumbuh, bergolak,
dan dapat mengisi dirinya sendiri dengan pengetahuan tentang objek-objek di
sekitar kita, membenamkan benda tiga dimensi.
Lebih tinggi lagi, jiwa dapat melingkupi dengan pengertian semesta alam
yang tiga dimensi, seolah-olah tanpa batas. Sekarang kita mencoba setidaknya
memikirkan keniscayaan itu, mungkin sebagian besar pembaca, menganggap ini
spekulatif, bahkan pasti ada juga yang tidak percaya, silakan saja. Kita mencoba
menemukan jalan untuk memasuki dimensi keempat, yang pintu gerbangnya
(TheGate) juga berada di dalam jiwa kita sendiri. Perspektif apa yang dibuka oleh
dimensi keempat, belum kita ketahui.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

25

MAKROKOSMOS

Dimensi Ke-1

(alam semesta)

============l Pancaindra l================================


MIKROKOSMOS
(manusia seutuhnya)
Dimensi Ke-2

Fisik

Jasmani Kasar
--------------------------------------------------Mental (jiwa),
Jasmani Halus

- - - - - - - - - - - - -I TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Dimensi Ke-4


!?!
Dimensi Ke-3

Spiritual
=========================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 2: Ranah Ilmu Pengetahuan


Rentang keyakinan kebenaran dalam dunia ilmu pengetahuan dapat diskalakan oleh ilmu
statistik antara 0-100 misalnya. Sementara dogma kebenaran agama hanya dua saja yaitu
dipercaya atau tidak dipercaya.
Ilmu pengetahuan sering berangkat dari ketidakpercayaan, dapat dianggap sebagai dunia ideal, hipotetis, sekaligus spekulatif: dapat
dibenarkan sekaligus disalahkan. Ilmu agama berangkat dari keyakinan tentang kebenaran
(absolut), atau dogma yang tidak dapat dibantah, kecuali dimasukkan dalam ranah ilmu
pengetahuan itu sendiri, kuasi ilmu pengetahuan berdiri di antaranya.
Dengan meyakini adanya alam semesta (dimensi ke-1), badan/jasmani kasar (dimensi ke2), dan jasmani halus sebagai jiwa (dimensi ke-3) adalah kenyataan. Kita ditantang untuk
mengeks-plorasi potensi dari jiwa guna membebaskan diri dari diri kita sendiri. Kita mencoba untuk menemukan jalan baru, dimensi baru, dunia baru, dimensi yang ke-4 (!?!),
kemungkinan suatu dimensi/eksistensi spiritual.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
26

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Memang dunia ilmu pengetahuan sungguh-sungguh menarik. Bahkan,


sering berangkat dari ketidakpercayaan, sebenarnya dapat merupakan dunia ideal,
hipotetis, juga spekulatif. Ilmu agama berangkat dari keyakinan tentang kebenarKita coba memikirkan keniscayaan, spekulatif untuk menemukan jalan
memasuki dimensi keempat, yang pintu gerbangnya (TheGate) juga
berada di dalam jiwa kita sendiri. Kita juga belum mengetahui
perspektif apa saja di dalam dimensi keempat tersebut.

an (absolut), atau dogma yang tidak dapat dibantah, kecuali dimasukkan dalam
ranah ilmu pengetahuan.Dengan mengeksplorasi potensi dari jiwa untuk
membebaskan diri dari diri kita sendiri, kita mencoba untuk menemukan jalan
baru, dimensi baru.
Menarik juga pendapat Sir Karl Raimund Popper, filsuf yang sangat
berpengaruh di abad ke-20, pemikir ilmu pengetahuan modern dan dosen filsafat
di Universitas Canterbury, New Zealand. Ia membagi dunia menjadi tiga bagian
yaitu: dunia satu (world one) berupa dunia yang fisik, dunia dua (world two) ialah
realitas yang subjektif, dan dunia tiga (world three) adalah pengetahuan yang
objektif. Di manakah seyogyanya kita berada adalah pertanyaan yang lain lagi.
Ilmu pengetahuan memang berada di luar dunia fisik (dunia ke-1) dan kita
(subjek-1, dunia ke-2), juga di luar dunia orang lain (subjek-2). Tetapi, ilmu
pengetahuan (dunia ke-3, sebagai subjek-3) itu harus selalu benar, objektif
(relatif, statistik) dan bermanfaat. Oleh karena itu, subjek-1 yang mengajukan
hipotesis, harus selalu dikritisi oleh subjek-2; siapa saja dan dari mana saja, agar
sumbangannya kepada dunia ilmu pengetahuan benar-benar bermanfaat bagi
kehidupan, artinya tidak salah pengertian.
Ketika ada fenomena baru, ilmu pengetahuan harus memperbaiki tesistesis yang lama, merombaknya menjadi ilmu pengetahuan baru. Begitu
seterusnya sesuai dengan perubahan ruang dan waktu. Seperti inilah yang
diinginkan oleh Karl Popper, filsuf ilmu pengetahuan yang ketika hidupnya,
fatwanya ditunggu-tunggu oleh khalayak.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

27

Sir Karl Raimund Popper asyik dengan buku bacaannya

Foto 1.3.7: Ilmu Pengetahuan adalah Dunia Ke-Tiga yang Objektif dari Karl Popper
Karena objektif, setiap masukan dari dunia fisik atau sebaliknya dari dunia realitas yang
subjektif harus melalui wacana kritis untuk menyempurnakan ilmu pengetahuan. Selalu
harus memperbaiki posisi yang sudah dianggap benar secara terus-menerus tanpa
mengenal rasa lelah.
__________
http://connectjunaid.files.wordpress.com/2010/12/popper3.jpg cited June 28, 2011.
http://www.thirdwave-websites.com/blog/Karl-Popper-Three-Worlds.jpg cited June 28, 2011.
28

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Apabila terjadi konflik antara subjek-1 dan subjek-2, dapat dipahami


sebagai diskusi ilmiah untuk memilih mana yang paling benar, mana yang utama,
dan mana sampingan, atau kedua-duanya sama benar, hanya sudut pandangnya
Ada peristiwa unik ketika manusia memperoleh ilmu pengetahuan

seca-

ra tidak sengaja dan di luar kompetensi Sang Akunya sendiri. Pada waktu itu posisi Sang Aku berada pada posisi pasif. Soemantri menamakan
peristiwa itu sebagai mendapatkan ilham atau intuisi, yang memiliki
sifat-sifat tertentu.

yang berbeda. Hal ini sama sekali bukan sebuah konflik antara dua pribadi,
melainkan ada dua pilihan, yang diserahkan bagi siapa pun untuk memanfaatkannya sesuai dengan rentang keyaki-nan kebenarannya. Di antara beberapa
pilihan yang masih tersisa ada satu yang paling benar, yaitu miliknya Sang Maha
Benar itu sendiri.
Intuisi
Diyakini ada cara atau kemungkinan (hipotesis) yang lain lagi untuk
mengetahui jiwa kita sendiri. Akan tetapi, perlu dikemukakan terlebih dahulu
bahwa jalan ini berbeda dengan jalan sebelumnya. Jalan ini unik karena berada di
luar kompetensi Sang Aku (The Ego) kita sendiri. Dapat dikatakan bahwa manusia
memperoleh pengetahuan ini secara tidak sengaja, dalam hal ini, posisi Sang Aku
berada pada posisi pasif.
Soemantri menamakannya hal itu sebagai mendapatkan ilham atau intuisi
yang memiliki sifat-sifat tertentu. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi
sebelumnya, yakni mengawali secara pasti ada tidaknya ilham tersebut. Apa yang
sering disebutkan dalam pergaulan sehari-hari tentang ilham atau intuisi, ternyata,
hampir pasti; 99,9% bukanlah hal itu. Syarat-syarat mendapatkan ilham untuk
sementara dilewatkan terlebih dahulu. Sudah dapat dipastikan bahwa adanya
empiris dari manusia dengan datangnya ilham, pengetahuan ini sangat
menguntungkan. Ada kalanya intuisi sekaligus membawa kemajuan yang sangat

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

29

Einstein, olah pikir rasional, pembantu terpercaya, dan berkah intuisi yang terlupakan

Foto 1.3.8: Einstein Membedakan antara Intuisi dan Olah Pikir Rasional
Albert Einstein: Intuisi atau ilham adalah berkah gaib dan pemikiran rasional adalah
pembantu yang dipercaya. Kita telah menciptakan masyarakat yang mengagungkan
pembantu dan telah melupakan berkah.
Soemantri lebih menegaskan tentang pendapat yang sering disebutkan dalam pergaulan
hidup kita sehari-hari sebagai intuisi atau ilham, hampir pasti (99,9%) bukanlah hal itu
yang dimaksudkan.
Si penerima ilham tidak tahu kapan akan datangnya ilham, termasuk isinya ilham, ia juga
tidak mengetahui sebelumnya. Begitu jelas, nyata, dan terang bahwa ada yang lebih
berdaulat telah menyampaikan sesuatu kepada manusia melalui lapisan di dalam diri
manusia itu sendiri. Isi yang disampaikannya dapat bermacam-macam, misalnya suatu
simbol, gambar di dalam pandangan batin, dan atau Sabda yang berupa kata-kata yang
terdengar di dalam batin. Substansinya berupa suatu pengetahuan yang baru dan
bermanfaat atau suatu penjelasan terhadap informasi sebelumnya.

__________

http://lisakifttherapy.com/wp-content/uploads/2011/03/neuroscience-of-resilience-intuition.jpg cited June 28, 2011.

30

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

pesat bagi peradaban umat manusia dapat berupa lompatan ilmu pengetahuan
dan teknologi, ilmu sosial politik tentang pengelolaan negara atau hasil kesenian
yang adiluhung dan sebagainya.
Peristiwa mimpi adalah pengalaman hidup setiap manusia sebagai
bunganya orang tidur. Intuisi (ilham) hanya dialami oleh mereka yang
terpilih. Ada kalanya si penerima ilham mengadakan tanya jawab
dengan sumber ilham. Mengagetkan memang karena isinya tidak
diketahui secara keseluruhan atau suasananya memang menakjubkan.

Sebagai hipotesis, Soemantri menyebutkan ilham mengenai paugeran,


kredo, janji suci, sahadat, sebagai ilham pertama dari para nabi yang menjadi
utusan dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hipotesisnya, ketika menerima ilham,
jiwa yang bersangkutan dalam keadaan sadar tetapi pasif. Ia, si penerima ilham,
tidak menentukan, tetapi ia ditentukan, bahkan ia tidak tahu kapan akan
datangnya ilham. Apalagi isinya ilham, ia juga tidak mengetahui sebelumnya.
Peristiwa ini menyimpulkan bahwa ada yang lebih berdaulat, lebih berkuasa
dari sang Aku dalam jiwa manusia. Yang lebih berdaulat ini begitu nyata
menyampaikan sesuatu kepada manusia melalui lapisan di dalam diri manusia itu
sendiri. Yang disam-paikan dapat bermacam-macam, misalnya suatu simbol,
gambar di dalam pandangan batin, dan atau Sabda yang berupa kata-kata yang
terdengar di dalam batin atau suatu pengetahuan batiniah yang jelas dan terang.
Apa pun gejalanya, ilham atau intuisi, sudah membawa suatu kepastian
bahwa ada sesuatu yang hidup di dalam jiwa, tetapi bersifat absolut, bebas, dan
berdaulat terhadap jiwa manusia itu sendiri. Siapakah yang tampaknya lebih
berdaulat dari sang Aku manusia, belum dapat diraba, dan belum dapat diketahui.
Mungkin, inilah perspektif keempat yang telah disebutkan oleh Soemantri di luar
jangkauan kemampuan sang Aku.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

31

Setiap manusia senantiasa bermimpi, sementara ilham memilih orangnya

Gambar 1.3.3: Manusia Senantiasa Bermimpi


Kita percaya ketika orang bercerita tentang mimpi, karena setiap orang senantiasa ber-mimpi
walaupun impian itu tidak jelas, susunannya tidak teratur dan banyak impian yang dilupakan.
Asadar adalah suasana di dalam mimpi, suatu suasana yang kabur batas-batasnya, sering
malang-melintang, tidak keruan isinya.
Tetapi, ada kalanya manusia yang menerima ilham (intuisi) yang tidak terduga, berbeda dengan
mimpi, mencerahkan, harmonis, teratur bahkan dapat mengadakan tanya jawab dengan
sumber ilham. Sumber ilhamlah yang menentukan, bukan jiwanya sendiri. Karena isinya tidak
diketahui secara keseluruhan, mengagetkan, atau suasananya pun memang sangat istimewa.
Peristiwa ini membuktikan bahwa sumber ilham adalah sesuatu yang hidup, dan lebih berkuasa
di dalam jiwanya sendiri.

__________
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTcYvtZpbuQYlvm6EHYX5Y2UDGildyJRSuHelEZyHOxuCyIw3ym cited July 24, 2011.

32

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Dalam keadaan tidak sadar, juga dapat terjadi sesuatu di dalam jiwa manusia, seperti impian-impian. Mimpi terjadi dalam keadaan tidur, ilham tidak terikat
oleh keadaan sadarnya jiwa. Ilham hampir selalu dalam keadaan sadar compos
Si penerima ilham, untuk pertama kalinya dapat tertegun, kecil hati,
merasa dibersihkan dari dosa bahkan dapat menangis karena peristiwa
ini menakjubkan. Justru ini menjadi bukti bahwa di dalam jiwanya ada
sumber ilham, sesuatu yang hidup, dan lebih berkuasa dari sang aku.

mentis, selalu jelas, dan pengalamannya tidak terlupakan. Isinya bulat utuh dan
bermanfaat bagi yang menerimanya.
Sementara itu, impian acapkali tidak jelas, banyak impian yang dilupakan,
dan isinya seringkali berganti-ganti, tidak teratur. Setiap manusia senantiasa
bermimpi, sementara ilham memilih orangnya. Ada kalanya manusia yang
menerima ilham mengadakan tanya jawab dengan sumber ilham. Karena isinya
tidak diketahui secara keseluruhan, mengagetkan, atau suasananya memang
sangat istimewa. Si penerima ilham, untuk pertama kalinya dapat tertegun,
merasa kecil hati, dibersihkan dari dosa, dan kekotoran jiwa, bahkan dapat
menangis karena mendapatkan peristiwa yang menakjubkan ini. Peristiwa ini
membuktikan bahwa sumber ilham adalah sesuatu yang hidup, dan lebih
berkuasa di dalam jiwanya sendiri.
Orang yang menerima merasa tenteram, nyaman, dan bahagia. Konon,
selama ilham diturunkan orang yang menerima ilham selalu merasa dirinya kecil
dan menganggap sebagai hamba terhadap sumber ilham. Tidak sadar adalah
suasana di dalam impian, suatu suasana yang tidak diketahui batas-batasnya,
dapat tumpang-tindih, tidak keruan, misalnya Mbah Maridjan naik harimau putih,
yang berjalan di atas air, kemudian terbang ke angkasa sambil menyanyikan lagu ..
Imagine-nya John Lennon.
Walaupun sadar, suasana pada ilham juga tidak bertepi. Manusia di sini
berada di antara sadar dan tidak sadar, dan keduanya juga tidak jelas batas-batas-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

33

Setiap anak senang belajar merangkaikan huruf-huruf sampai menjadi sebuah pengertian

Foto 1.3.9: Belajar tentang Jiwa


Informasi data tentang jiwa dapat diperoleh dan dirangkai dari banyak sumber. Antara lain
dari perilaku orang yang normal dan abnormal jiwanya, dari kesenian seperti wa-yang,
eksperimen, keberagamaan masyarakat, introspeksi, dan pengalaman lain yang tidak disengaja.
Ketika berdiri di antara dua gedung besar dan sangat tinggi pasti ada sedikit-banyak merasa
kecil dan takut. Begitu juga ketika berada di dua alam yang berbeda sangat mungkin bingung.
Kita akan melangkah ke mana? Ke alam asadar yang gelap atau ke alam sadar yang terang
benderang? Apakah kedua-duanya merupakan bagian dari jiwa manusia atau sebaliknya? Justru,
jiwa manusialah yang merupakan bagian dari keduanya?
Anggap saja itu semua adalah pertanyaan-pertanyaan riset kecil-kecilan untuk diri sendiri
dengan metodologi introspeksi-kualitatif yang terasa pas untuk urusan mental. Beberapa
sarjana psikologi telah menyelesaikan tugasnya dalam menjawab banyak persoalan jiwa.
Diyakini ilmu tersebut semakin berkembang mengikuti perjalanan sang waktu dan
perkembangan ilmu pengetahuan lainnya seperti fisika inti, kuantum dan ditemukannya
peralatan pengukur fenomena fisika-kimiawi dan gelombang elektro magnetik lainnya.

__________
http://helpingpsychology.com/wp-content/uploads/2010/03/iStock_000006456892XSmall1.jpg cited August 14, 2011.

34

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

nya. Ada suasana kecil dan takut ketika berada di antara dua suasana, bagaikan
berdiri di antara dua gedung yang sangat tinggi. Bingung, ke mana manusia akan
Sepanjang sejarah psikologi sampai tahun 1956, ketika disertasi Soemantri
dipertahankan secara ilmiah, hanya terdapat beberapa sarjana yang telah
mencoba memberikan gambaran jiwa manusia yaitu Sigmun Freud (1856-1939), Alfred Adler (18701937), dan Carl Gustav Jung (18751962).

melangkah? Ke alam tidak sadar yang gelap atau ke alam sadar yang terang
benderang? Apakah kedua-duanya merupakan bagian dari jiwa manusia atau
sebaliknya, justru jiwa manusialah yang merupakan bagian dari keduanya.
Dipandang dari sudut yang mana? Dari sudut yang tidak sadar? Ataukah ketiga
alam ini harus selalu berpisah? Karena persoalan menjadi semakin sulit, ada
baiknya kita teruskan saja penalaran kita.
Kelihatannya, banyak sekali cara untuk mendapatkan informasi tentang
jiwa. Seperti penelitian dari perilaku orang yang normal dan abnormal jiwanya,
dari kesenian seperti wayang, berbagai agama, eksperimen, introspeksi, dan
pengalaman yang tidak disengaja. Dari situ dapat dikumpulkan fakta-fakta yang
melukiskan jiwa manusia. Sebelum disertasi Soemantri dipromosikan, di seluruh
dunia belum ada candra jiwa manusia yang lengkap, walaupun dalam sejarah ilmu
jiwa tampak beberapa usaha untuk menerangkan sifat-sifat manusia tersebut.
Suatu candra jiwa dengan sendirinya terbentuk berdasarkan kesimpulan
penelitian para sarjana yang menekuni bidang ilmu jiwa. Sepanjang sejarah
psikologi terdapat beberapa sarjana yang mencoba memberikan gambaran
tentang manusia, dan gambaran itu mereka gunakan sebagai modal (alat) bekerja
untuk menyembuhkan penyakit jiwa. Dengan merujuk pada tahun-tahun ketika
mereka masih hidup, ketiga orang tersebut pernah berdiskusi secara intensif di
dalam dunia kesehatan dan kedokteran jiwa. Sarjana itu adalah Sigmun Freud
(18561939), Alfred Adler (18701937) dan Carl Gustav Jung (18751962).

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

35

Tampak Ki Dalang sedang menghidupkan dialog wayangnya dengan diiring musik gamelan

Foto 1.4.1: Pagelaran Wayang Kulit dan Posisi Golongan Dewa


Pagelaran wayang kulit sering diselenggarakan menjelang acara-acara penting di dalam
masyarakat, seperti khitanan, perkawinan, ulang tahun, dan pertemuan keluarga. Acara
kenegaraan seperti Hari Ulang Tahun Kemerdekaan, hari pahlawan maupun acara kebudayaan
sering dilakukan pagelaran wayang dengan cerita yang berhubungan dengan tema acara
tersebut.
Para dewa adalah jenis makhluk yang mirip dengan manusia, tetapi berbadan halus, tidak
selalu kelihatan, tetai kadang-kadang memunculkan dirinya. Di dalam wayang dewa
mendominasi kekuasaan manusia. Manusia di bawah kekuasaannya. Masyarakat para dewa
membentuk suatu kekuasaan yang bertingkat-tingkat semacam kerajaan. Yang lemah
kekuasaannya diperintah oleh yang kuat.
Para dewa dapat dipilah perangainya, ada jenis yang baik budi dan ada yang jahat. Kedua
golongan dewa tersebut selalu berebut pengaruh. Manusia selalu dipengaruhi oleh para dewa
dan wajib tunduk kepadanya. Oleh karena itu, alam kadewatan meru-pakan susunan teratas
dari alam manusia. Dalam candra jiwa cerita wayang bilamana manusia mati, badan
halusnya masuk ke alam dewa.
__________
http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/05/13048355931837702670.jpg cited June 26, 2011.
36

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Karl Jasper sebenarnya juga dikenal sebagai sarjana yang memberikan


gambaran mengenai jiwa manusia yang agak lengkap, tetapi ia tidak
membuktikan hipotesisnya dengan dokumen-dokumen terapi seperti sarjana-sarPerang di antara saudara sendiri (Bharata Yudha) atau perang antara
raksasa dan kesatria di dalam dunia pewayangan membuktikan bahwa
persoalan utama dalam jagad ini adalah polarisasi antara watak baik
dan buruk manusia. Hal ini dijadikan sarana pendidikan non-formal
bagi masyarakat dengan Ki Dalang sebagai tutornya.

jana yang telah disebutkan terdahulu. Persoalan candra jiwa yang dapat dilukiskan berdasarkan peranan wayang dan agama perlu ditinjau lebih dahulu sebelum membicarakan Candra Jiwa Freud, Adler, dan Jung, serta perbandingannya.

1.4

CANDRA JIWA WAYANG

Para dewa, dalam wayang, mendominasi kekuasaan manusia. Manusia di


bawah kekuasaannya. Padahal, jenis makhluk ini juga mirip dengan manusia,
tetapi berbadan halus, tidak selalu kelihatan, tetapi adakalanya menampakkan
diri. Masyarakat para dewa membentuk suatu kekuasaan yang bertingkat-tingkat
semacam kerajaan. Oleh karena kekuasaannya juga bertingkat-tingkat, maka
yang lebih kuasa dapat memerintah yang lemah.
Perangai mereka juga bermacam-macam, apabila dipilah ada jenis yang
baik budi dan ada yang jahat. Kedua jenis dewa selalu berebut hegemoni di
antara kedua golongan. Manusia selalu dipengaruhi oleh para dewa dan tunduk
kepadanya.
Oleh karena itu, alam kadewatan merupakan susunan teratas dari alam
manusia. Dalam candra jiwa cerita wayang bilamana manusia mati, badan
halusnya masuk ke alam dewa. Persoalan utama dalam jagat pewayangan adalah
polarisasi antara watak baik dan watak buruk. Wayang merupakan sarana

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

37

Tokoh Antareja mampu hidup di dalam tanah.

Tokoh Antasena dapat hidup di dalam air.

Foto 1.4.2: Tokoh Antareja dan Antasena


Para tokoh Antareja, Antasena, dan Gatotkaca di dalam dunia wayang termasuk keluarga
kesatria Pandawa. Mereka memiliki kemampuan istimewa, dapat beraktivitas secara
berturut-turut di dalam tanah, air dan di angkasa. Ki Dalang sering menampilkan ketiga
anak Bima (tokoh kedua dari lima bersaudara Pandawa) secara mandiri atau bersamaan
tergantung alur ceritanya. Mereka digambarkan sebagai karakter pemuda pembela bangsa
yang tangguh, unggul, mulia, dan berbudi luhur.
Pada zaman sekarang kesaktian-kesaktian tersebut tidak tampak. Yang tampak dalam
kehidupan sehari-hari adalah pilot-pilot profesional mengantarkan perpindahan ribuan
manusia melalui udara dengan pesawat terbang di seluruh dunia. Juga digunakannya
kapal-kapal selam baik untuk tujuan damai, riset, pariwisata maupun pertahanan suatu
negara.
Sementara itu sifat kepahlawanan dan sifat pendeta sebagai pemegang hegemoni dalam
pewayangan uniknya, rakyat jelata, para pedagang, pengusaha, dan saudagar tidak masuk
perhitungan.

__________
http://wayang.files.wordpress.com/2010/03/antareja.jpg cited June 26, 2011.
http://4.bp.blogspot.com/_4KblUT35iJ8/TSau6XVq-mI/AAAAAAAAAA0/4q-daTKJUIY/s1600/Antasena-Solo-05.jpg cited June 26,
2011.

38

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

pendidikan nonformal bagi masyarakat dengan Ki Dalang sebagai gurunya yang


memberikan pencerahan tentang makna dan nilai-nilai kehidupan. Watak yang
Pemegang hegemoni dalam dunia pewayangan, adalah kepahlawanan
dan sifat pendeta. Rakyat jelata, para pedagang, pengusaha dan
saudagar tidak kelihatan peranannya.

baik selalu berhadapan dengan watak yang buruk, seperti dalam cerita Perang
(saudara) Bharatayuda atau perang lainnya antara raksasa dan kesatria. Setelah
melalui berbagai rintangan yang harus dilalui, pada akhirnya mereka yang
berwatak baik selalu menang atau dimenangkan oleh Ki Dalang.
Dalam dunia pewayangan, kecerdasan otak dikemukakan dengan
kemahiran perang, penggunaan persenjataan yang canggih, dan kesaktiankesaktian yang gaib. Misalnya Gatotkaca yang dapat terbang di angkasa, Antareja
yang mampu masuk dalam tanah dan berjalan di dalamnya, Antasena yang dapat
hidup dalam air.
Pada umumnya, kesaktian-kesaktian tersebut tidak tampak pada zaman
sekarang. Akan tetapi, yang tampak dalam kehidupan sehari-hari adalah perpindahan ribuan manusia melalui udara dengan menumpang pesawat terbang yang
dikendalikan oleh pilot-pilot profesional di seluruh dunia. Juga digunakannya
kapal-kapal selam baik untuk tujuan damai, riset, pariwisata maupun digunakan
dalam peperangan, dan pertahanan suatu negara.
Zaman sekarang, kecerdasan otak sangat dimanjakan apabila dibanding
dengan zaman dahulu. Yang tidak kalah menariknya dalam cerita wayang adalah
kepahlawanan dan sifat pendeta sebagai pemegang hegemoni pewayangan.
Rakyat jelata, para pedagang, pengusaha, dan saudagar tidak masuk perhitungan.
Tidak dipungkiri dalam dunia pewayangan dimasukkan dengan sengaja
pendapat-pendapat baru sesudah zaman agama Hindu dan Buddha, tetapi lakonlakon carangan ini tidak mengubah garis besar dari sendi-sendi kehidupan
pewayangan yang sudah ada sebelumnya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

39

Masjid Istiqlal Jakarta. Suasana shalat Tarawih pertama ibadah puasa Ramadhan 1431H

Foto 1.5.1: Masdjid Istiqlal Jakarta dan Kegiatannya


Mulai keesokan harinya umat Islam berpuasa 14 jam sehari selama sebulan penuh dan
diakhiri dengan Hari Raya Fitri. Pada siang hari di bulan tersebut tidak makan, minum, dan
sahwat serta berperilaku mulia seperti menjauhkan pertengkaran dan menambah ibadah
lainnya.
__________
http://danangwirawan.files.wordpress.com/2009/08/istiqlal1.jpg cited July 22, 2011.
http://media.vivanews.com/images/2010/08/11/94203_tarawih-pertama-di-masjid-istiqlal.jpg cited July 22, 2011.

40

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

1.5

Magnum Opus 5/5 (2016)

CANDRA JIWA DALAM AGAMA

Untuk mempelajari apa yang dimiliki oleh jiwa kita, posisinya serta apa saja
yang perlu diketahui, selain candra jiwa wayang, rasanya perlu juga kita mengetaAda sesuatu Yang Maha Esa, menempati posisi tertinggi, sebagai
penguasa alam semesta di dalam agama Kristen dan Islam. Termasuk
di atas dewa-dewa yang telah dikatakan menguasai dunia oleh candra
jiwa wayang. Untuk mencapai kebahagiaan yang abadi, manusia harus
berhadapan langsung (melalui utusan-Nya) dengan Yang Maha Esa itu.

hui candra jiwa lainnya misalnya candra jiwa dalam agama. Di dalam agama
Kristen dan Islam ada sesuatu Yang Maha Esa, posisi tertinggi, berkuasa di atas
semua alam semesta, termasuk di atas dewa-dewa yang telah dikatakan
menguasai dunia seperti terdapat dalam candra jiwa wayang. Untuk mencapai
kebahagiaan, kelihatannya manusia tidak memerlukan kekuasaan para dewa lagi.
Jadi, para dewa tidak diletakkan dalam susunan atas manusia, tetapi manusia
berhadapan langsung dengan Yang Maha Esa.
Watak menjadi sangat penting bagi manusia. Harus ada upaya untuk
memiliki watak yang baik, watak yang buruk harus dihindari agar mendapat
anugerah dari Yang Maha Kuasa tersebut. Memang benar orang yang cerdik
pandai mendapat tempat yang tinggi di masyarakat zaman sekarang. Agama juga
menganjurkan orang-orang mempela-jari ilmu pengetahuan setinggi-tingginya,
mengembangkan kecerdasan otak dan kepan-daiannya.
Namun, dalam pandangan agama, kecerdasan otak saja tidaklah cukup,
orang tidak dapat masuk surga karena keilmuannya yang tinggi. Harus
menjalankan ibadah dengan tekun dan berbuat baik kepada sesamanya, serta
menjauhi semua larangan yang ada dalam agama tersebut.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

41

Gereja Katedral Jakarta. Suasana misa di katedral tanggal 5 Juni 2011


Foto 1.5.2: Gereja Katedral Jakarta dan Kegiatannya
Misa hari Minggu adalah salah satu kegiatan rutin gereja yang dipimpin oleh Pastor.
__________
http://johanesp.files.wordpress.com/2011/06/61667_misa_natal_di_gereja_katedral_jakarta.jpg cited July 23, 2011.
http://3.bp.blogspot.com/-4jIYkOyJPhM/TZH6m08uQ-I/AAAAAAAAABY/sI56kLGo_fA/s1600/gereja-katedral.jpg cited
July 23, 2011.

42

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Watak yang menjadi unggulan di dalam agama adalah sadar dan selalu berdoa
kepada-Nya, percaya atau iman, serta taat mengerjakan perintah-perintah-Nya.
Sadar dan selalu berdoa kepada Tuhan YME, percaya atau iman, serta
taat menjalankan perintah-perintah-Nya adalah watak yang menjadi
unggulan di dalam agama. Di dalam kehidupan sehari-hari hal itu
tampak sebagai orang yang berbudi luhur.

Di dalam kehidupan sehari-hari hal itu tampak sebagai orang yang berbudi luhur.
Para guru agama selalu menganjurkan muridnya untuk menjadi orang yang suka
menolong, berkorban untuk kepentingan masyarakat, menolong para yatim piatu,
dan kasih sayang kepada sesama hidup. Manusia berada di dunia yang fana, tidak
abadi, dan suatu saat akan kembali ke alam baka, yakni alam yang abadi. Ketika
meninggal, arwahnya dipanggil oleh Yang Maha Esa, sementara itu, jasadnya
ditinggalkan di dunia menyatu dengan alam semesta.
Soal watak, akhlak, perilaku yang baik menjadi sangat penting di dalam
agama. Mengubah watak dari buruk menjadi baik harus diupayakan agar
mendapat anugerah dari Yang Maha Esa. Kecerdasan otak dan kepandaian saja
masih kurang sekiranya ingin masuk ke surga. Walaupun anjuran untuk memperkembangkan kepandaian di dengung-dengungkan dan dipuji-puji seperti zaman
sekarang.
Marilah kita mempelajari candra jiwa lainnya berdasarkan pemikiran dan
penelitian para ilmuwan masa lalu. Terutama yang masih dipakai sebagai acuan
ilmu pengetahuan tentang kesehatan mental sampai sekarang. Patut disadari,
ada ilmuwan yang mengemukakan candra jiwanya tidak menyinggung tentang
strata di atas manusia karena memang tidak percaya adanya Tuhan Yang Maha
Esa, jadi titik akhir dari hidup-nya manusia ialah mati, titik. Uniknya, pandangan
candra jiwanya selalu menjadi rujukan ilmuwan lain yang sangat religius.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

43

Sigismund Schlomo Freud (6 Mei 185623 September 1939), neurolog-psikiater Austria

Foto 1.6.1: Sigmund Freud yang Banyak Jasanya dalam Dunia Psikologi
Titik akhir dari hidupnya sang Aku adalah mati, titik. Tidak ada jalan lain lagi bagi sang Aku
selain terjepit oleh Id, das Uber Ich dan dunia luar. Padahal, kekuatan-kekuatan vital itu
saling beroposisi. Tentu saja masih ada mekanisme pertahanan jiwa yang lengkap yang
dapat memberikan harmoni sementara. Penelitiannya tentang simbolisasi mimpi,
kompleks Oedipus, teori feminis, aparat kejiwaan, dan analisisnya makin me-nambah
wawasan dunia ilmu pengetahuan tentang persoalan jiwa.
__________
http://mythosandlogos.com/Freud2.jpg cited June1, 2011.
http://cdn.wn.com/pd/6c/29/85a993c22b42cadd4b30470008b4_grande.jpg cited June 1, 2011
44

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Ilmuwan memang unik, dapat menunjukkan bahkan menuliskan


pendapatnya dengan gamblang segala sesuatu yang dia sendiri belum atau tidak
percaya sama sekali, atau hanya sebagian saja yang dipercayainya. Ilmu pengetaAkal budi dan pengertian diwakili oleh Sang Aku (das Ich), sedangkan

Id mewakili insting-insting yang dinamis. Walaupun sang Aku


timbulnya dari Id yang tidak sadar, di dalam praktiknya melakukan
oposisi terhadap Id. Seyogyanya sang Aku yang memimpin Id.

huan memang dimulai dari keragu-raguan, ketidakpercayaan yang kemudian


menimbulkan pertanyaan-pertanyaan penelitian, dilanjutkan dengan penemuanpenemuan yang baru. Berbeda dengan agama, biasanya justru dimulai dari
kepercayaan, sebagai dogma atas sebuah kebenaran.

1.6

CANDRA JIWA DARI EROPA

Candra Jiwa Freud


Id (Das Es) adalah sarang nafsu-nafsu yang tidak sadar merupakan bagian
terpenting dan primer bagi manusia. Dapat dimengerti karena Freud melakukan
penelitiannya pada orang-orang yang menderita gangguan mental. Di dunia luar,
masyarakat dan peradabannya memengaruhi jiwa manusia, menumbuhkan alam
nafsu tidak sadar untuk berubah, dan berkembang sehingga menumbuhkan
perasaan adanya sang Aku.
Pada rasa sang Aku ini, melekatlah suatu keadaan sadar, yaitu apa yang
dinama-kan kesadaran. Sang Aku mewakili akal budi dan pengertian, sedangkan Id
mewakili nafsu. Walaupun sang Aku timbulnya dari Id yang tidak sadar, di dalam
praktiknya melakukan oposisi terhadap Id. Sang Akulah yang mengatur nafsunafsu yang tidak terkekang dalam Id dan menyalurkannya menurut kebutuhan
dunia luar. Nafsu seksual dan nafsu mati selalu bergolak di dalam Id. Kedua nafsu
tersebut diatur dan disalurkan ke luar oleh sang Aku sesuai dengan syarat-syarat
dunia luar. Menjadi jelas, menurut pandangan Freud, Id dan dunia luar menjepit
sang Akunya manusia.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

45

MAKROKOSMOS
[ASAS KENYATAAN]
[DUNIA LUAR]
============l Pancaindra l=============================
D2
(Soma)
Manusia
MIKROKOSMOS
D1

FISIK

------------------------------------------------(Psike)

D3

(Jiwa)

MENTAL

~[SUPEREGO]

[EGO]
[ID] [ASAS KENIKMATAN]:

(Alam Sadar)
(Alam Prasadar)
(Alam Asadar)

-Nafsu seks
-Nafsu kematian

====================================================
D4
Pusat Imateri: Tidak Dikenal (Freud)
SPIRITUAL
====================================================
==
Candra Jiwa Freud tidak mengakui adanya eksistensi Pusat imateri (Spiritual/Ketuhanan, D4)

Bagan Transenden 1.6.1: Azas Kenyataan dan Kenikmatan dalam Candra Jiwa Freud
Candra Jiwa Freud terdiri atas bagian sadar Superego (Das UberIch) dan Ego (Das Ich)
serta Id (Das Es) bagian tidak sadar, terpenting, dan primer sebagai sarang insting (nafsu)
seks dan kematian. Superego tempat menyimpan Etika, moral, dan religi manusia. Faktor
dunia luar selalu beroposisi dengan Id. (D1-D4= Dimensi, matra, dunia)
Freud berpendirian bahwa terdapat batas antara Id dan dunia sekitarnya, prasadar. Oleh
karena itu, Id adalah tidak-sadar-pribadi, sehingga kepuasan yang dicari di sini mungkin
tidak diketahui oleh orang lain, termasuk dirinya sendiri. Ego adalah sang Akunya manusia.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

46

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Freud memperkenalkan das Uber Ich atau Superego (kata hati, suara hati)
yang ikut memengaruhi manusia. Sebenarnya, ia berasal dan timbul dari sang
Aku, tetapi bahan yang menyusunnya adalah pengalaman dari umat manusia paDunia luar seakan-akan memaksa manusia untuk mengadakan etika,
moral, dan religi, menyimpannya di dalam Superego. Jadi, bukan
karena pengaruh faktor-faktor halus yang imanen di dalam diri manusia itu sendiri. Superego timbul karena konfrontasi antara alam tidak
sadar Id dengan kenyataan di dunia luar. (Sigmun Freud)

da umumnya dan pribadi orang tersebut pada khususnya. Termasuk pengalamanpengalaman yang terekam pada perjumpaan antara Id dan dunia luar sepanjang
hidup dan sejarah umat manusia. Sebagai kata hati, Superego hanyalah terbatas
sebagai intisari dari pengalaman umat manusia sepanjang masa saja.
Karena hanya itu saja yang menyusun Superego, dan tidak ada faktor lain
yang lebih tinggi maka ia dapat disebut sebagai Ego Ideal. Merupakan lukisan
ideal manusia pada umumnya, dan Ego atau sang Akunya manusia pada
khususnya. Dengan demikian, etika, moral, dan religi manusia tersimpan di
dalam Superego. Menarik sekali pendapat Freud bahwa etika, moral, dan religi
itu hanya timbul karena konfrontasi antara alam tidak sadar Iddan kenyataan
di dunia luar.
Manusia seakan-akan dipaksa oleh dunia luar untuk mengadakan etika,
moral, dan religi atau agama. Jadi, pengaruh dunia luarlah yang mendasarinya
bukan faktor-faktor halus yang imanen di dalam diri manusia itu sendiri.
Pendapat Freud tentang agama adalah cara hidup yang berpangkal pada
kesayangan anak terhadap ayahnya. Guru sekolah dan pembesar-pembesar
agama meneruskan sikap ayah terhadap anak dengan segala aturan dan
pantangan-pantangannya. Freud meyakini bahwa Superego yang memegang
otoritas tertinggi, bukan yang lain, padahal ia disusun oleh interaksinya Id dengan
dunia luar.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

47

Seorang ibu di Papua sedang menggendong anak kembarnya dengan penuh kegembiraan

Foto 1.6.2: Kasih Sayang Seorang Ibu Kepada Anak Kembarnya


Menurut Freud apabila seseorang itu berbuat baik, secara sosial atau berdasarkan etika,
seperti seorang ibu mengasuh anak-anaknya, pada dasarnya tersembunyi pamrih untuk
mendapatkan sesuatu dalam bentuk apa saja. Artinya, mencari suatu kepuasan, sekali pun
itu berada di lapisan jiwa yang dalam, yang tidak diketahui oleh orang lain, atau kadangkala
juga tidak disadari oleh dirinya sendiri.
Apa yang mendasari kasih sayang yang tulus dari seorang ibu kepada anaknya adalah
pertanyaan besar yang seyogyanya dialamatkan kepada para pengikut Freud.
__________
http://lca.wisc.edu/~emraffer/Images/ls3_20aWomanwithtwinsa.jpg cited July 24, 2011.

48

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Faktor dunia luar menjadi sangat penting bagi teori Freud karena selalu
beroposisi dengan Id. Freud berpendirian terdapat batas antara Id dan dunia
sekitarnya. Oleh karena itu, Id adalah tidak-sadar-pribadi. Tidak-sadar yang meliId selalu beroposisi dengan peranan dunia luar. Terdapat batas antara
Id dan dunia sekitarnya. Oleh karena itu, Id adalah tidak sadar pribadi.
Konsep tidak sadar kolektif, yang meliputi semuanya,termasuk di dalam
dirinya sendiri, tidak ada di dalam hipotesis Freud.

puti semuanya (kolektif), termasuk di dalam dirinya sendiri, bagi Freud tidak ada.
Dalam hipotesis Freud tidak ada suatu konsep tentang tidak-sadar-kolektif.
Nafsu seksual (eros), dan nafsu mati (tanos) adalah nafsu yang terpenting
dalam diri manusia. Nafsu sosial, apalagi nafsu suprasosial, tidak disebut secara
spesifik oleh Freud. Apabila seseorang berbuat baik, secara sosial atau
berdasarkan etika, pada dasarnya tersembunyi pamrih untuk mendapatkan
sesuatu dalam bentuk apa saja. Artinya, mencari suatu kepuasan, sekalipun itu
berada di lapisan jiwa yang dalam, yang tidak diketahui oleh orang lain, atau
kadangkala juga tidak disadari oleh dirinya sendiri.
Seorang suami yang memberikan tanda kasih, oleh-oleh dari negeri
seberang, kenang-kenangan hari ulang tahun, hal ini pada dasarnya karena
pamrih mengharapkan jasa baik atau kasih sayang atau untuk melangsungkan
rasa puas. Termasuk ibu-ibu yang mengasuh anaknya penuh dengan rasa kasih
sayang juga didorong oleh faktor-faktor tersebut. Pengorbanan jiwa untuk nusa
dan bangsa dari seorang pahlawan, diartikan oleh Freud juga mencari kepuasan
dalam diri pribadi dalam kematian, ia mengharapkan sesuatu, entah apa dari
tanah airnya.
Memang aneh kalau kita memperhatikan cara berpikir yang demikian.
Sekiranya ada orang tua yang merasa sedih dan menangis karena anaknya
meninggal dunia. Apakah disebabkan oleh karena si orang tua sudah tidak
memungkinkan lagi mengharapkan kepuasan dalam bentuk apa saja dari anak

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

49

Sekelompok anjing liar Afrika (Lycaon pictus) sedang berburu banteng liar di padang rumput

Foto 1.6.3: Sekelompok Anjing Liar itu Namanya Lycaon pictus


Anjing liar Afrika adalah salah satu jenis binatang buas yang berkelompok, bulunya belangbelang dengan warna kuning, abu-abu, hitam, dan putih. Nama ilmiahnya anjing liar
tersebut adalah Lycaon pictus dalam bahasa Latin artinya binatang yang dilukis seperti
serigala. Setiap anjing liar tersebut memiliki bentuk warna yang unik, hal ini dapat
dimanfaatkan oleh para peneliti sebagai identifikasi. Spesies ini berbeda karena hanya
memiliki empat jari di kaki depannya dibandingkan dengan lima jari dan memiliki telinga
besar yang bundar dapat meningkatkan kemampuan pendengaran.
Jenis binatang buas lainnya juga telah ditemukan oleh Freud yang namanya manusia ia
memiliki akal pengertian, oleh karena itu kelasnya lebih tinggi. Mereka juga berke-lompok
seperti anjing liar yang tidak saling menggigit atau saling membunuh karena takut ada
pembalasan. Merasa takut berbuat jahat karena adanya sistem balas dendam di antaranya.
Tanpa disadari, bersifat naluriah, adaptasi ini adalah bagian dari upaya mempertahankan
spesies supaya tidak punah dari dunia ini.

__________
http://cdn1.arkive.org/media/00/003D643B-3512-4DE1-A26D-7AE8D7EE1CBC/Presentation.Large/African-wild-dogpack-hunting-wildebeest.jpg cited January 16, 2012.

50

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

tersebut? Begitu juga seorang ayah yang sakit perutnya atau tidak dapat tidur
nyenyak karena anaknya sedang menjalani ujian beberapa hari, takut kalau anakSeorang pahlawan yang mengorbankan jiwa untuk nusa dan bangsanya,
diartikan oleh Freud sebagai mencari kepuasan dalam diri pribadi. Pada
kematian itu, ia mengharapkan sesuatu, entah apa dari tanah airnya.
Memang aneh kalau kita memperhatikan cara berpikir yang demikian.
Pertanyaan yang patut disampaikan kepada para penganut teori Freud.

nya tidak lulus ujian ini. Jangan-jangan nantinya si anak tidak dapat memberi
kepuasan atau balas budinya menjadi berkurang?
Pertanyaan ini patut disampaikan kepada para penganut teori Freud.
Apakah anak-anak sekolah mengantarkan jenazah temannya yang meninggal
dunia untuk memberikan penghormatan terakhir juga didorong oleh nafsu
kepuasan? Atau secara kasar, di dalam hati kecil teman-temannya sekolah itu,
merasa senang atau puas bahwa yang mati adalah orang lain dan bukan dirinya
sendiri? Bagi pengikut Freud yang sejati, tidak ada perbuatan tanpa pamrih, tidak
ada perbuatan sosial dan suprasosial yang murni.
Perbuatan baik kepada orang lain pada dasarnya mengharapkan kebaikan
juga. Apabila berbuat jahat, menjadi takut karena adanya balas dendam akibat
perbuatan jahatnya tersebut. Seperti sekelompok anjing liar yang tidak saling
menggigit atau saling membunuh karena takut pembalasan di antaranya. Secara
naluri, tanpa disadari, hal ini adalah bagian dari memper-tahankan jenisnya
supaya tidak lenyap dari muka bumi. Freud telah menemukan jenis binatang buas
yang namanyamanusialebih tinggi kelasnya karena memiliki akal pengertian.
Demikianlah Candra Jiwa Freud yang terkenal itu, tetapi juga perlu diketahui,
bahwa banyak hal yang disembunyikan dan ditutupi tentang nafsu seksual pada
waktu hidupnya. Banyak jasa Freud memperkenalkan ilmu pengetahuan tentang
seluk-beluk jiwa manusia. Akan tetapi, candra jiwanya tidak cukup lengkap untuk
menyelesaikan seluruh persoalan umat manusia.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

51

Alfred Adler dengan senyumannya yang tertahan

Foto 1.6.4: Adler yang Mengagungkan Otoritas Masyarakat


Tiga segi utama yang membelenggu manusia menurut Adler adalah sikap kebersamaan di
dalam masyarakat, pekerjaan, dan kasih sayang. Rasa bermasyarakat yang tumbuh secara
evolusioner itu tidak dapat dihentikan dan harus dijunjung paling tinggi.
Kesukaran hidup dan penyimpangan jiwa dapat dianalisis berdasarkan sikap egosentri-petalnya,
yaitu 1. Eksistensi dirinya di atas kebersamaan masyarakat, 2. Sebagai parasit terhadap
pekerjaan dan pemberian orang lain, dan 3. Sikap dan perilaku seperti anak kecil yang suka
mengawasi orang lain, tetapi ingin menjadi pusat kasihan dan perhatian mereka.
Alfred Adler tidak mengemukakan adanya kemungkinan harmonisasi hubungan-hubu-ngan
intrapsikis dengan sesuatu yang imanen di dalam diri manusia yang eksistensi kesadarannya
kolektif, omnipotensi, dan tidak tergantung dari dunia luar.
__________
http://mythosandlogos.com/Adler.html cited June 1, 2011.

52

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Candra Jiwa Adler


Masyarakat menjadi faktor penting dalam candra jiwanya. Menurut
anggapan Adler bahwa sikap yang mulia dan sempurna bagi seorang manusia
Masyarakat adalah otoritas yang tertinggi, sebagai acuan sikap yang
mulia dan sempurna bagi seorang manusia. Ini menurut cara pandang
Adler. Semua kesalahan dan gangguan dari jiwa disebabkan oleh
kurang sempurnanya sikap dalam pengabdian kepada masyarakat.

adalah ketika ia memandang masyarakat sebagai otoritasnya yang tertinggi. Semua kesalahan dan gangguan jiwa disebabkan oleh sikap kurang sempurnanya
pengabdian kepada masyarakat. Perihal sadar dan asadar tidak dipersoalkan oleh
Adler.
Adler mengemukakan tentang problem hidup bersama di dalam
masyarakat, persoalan bekerja serta pekerjaannya, dan faktor kasih sayang.
Pandangan Adler dianggap sedikit lebih maju dari pandangan Freud. Dalam
menganalisis adanya gangguan jiwa, Adler mengemukakan penyebab yang harus
dicari dari:
1. kurangnya berbakti terhadap masyarakat.
2. kurang benar kerjanya, dan
3. kurang tepat dalam menerapkan kasih sayang.
Dalam analisisnya, Adler menyatakan bahwa gangguan jiwa akan terjadi manakala orang hanya ingin menang saja atau main kuasa di dalam masyarakat.
Dalam usahanya menuju ke kesempurnaan, manusia selalu menggerakkan
jiwanya dan menurut Adler terasa ketidakseimbangannya dalam menghadapi
tujuan yang sempurna. Hanya perasaan untuk dapat mencapai titik yang tinggi itu
membuat dia sanggup memberikan perasaan tenang, nilai-nilai khusus dan
kebahagiaan. Pada saat beri-kutnya tujuan itu menarik dia lagi. Menjadi jelas
bahwa manusia itu memiliki suatu perasaan rendah diri yang tetap mendorong
dia untuk mencapai kemenangan. [1]
____________
[1]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h. 27
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

53

MAKROKOSMOS
[ASAS KENYATAAN DI MASYARAKAT]

D1

Dunia Luar

==============l Pancaindra l===========================


D2
Manusia
MIKROKOSMOS
FISIK
------------------------------------------------MENTAL

D3

Rasa Bermasyarakat

EGO:

perasaan tenang, nilai-nilai, dan


kebahagiaan

Rasa Rendah Diri


====================================================
D4
Pusat Imateri: Tidak Dikenal (Adler)
SPIRITUAL
====================================================
=
Candra Jiwa Adler juga tidak mengakui adanya eksistensi Pusat Imateri (Spiritual/Ketuhanan, D4)

Bagan Transenden 1.6.2: Ego yang Terjepit Rasa Bermasyarakat dan Rendah Diri
Menurut Adler semaksimal mungkin manusia menggerakkan jiwanya pasti tidak akan
mencapai tujuannya yang sempurna. Tetapi upaya mencapai titik yang tinggi itu akan
memberikan perasaan tenang, nilai-nilai tertentu, dan kebahagiaan. Karena ma-syarakat
berubah pada saat berikutnya akan muncul daya tarik yang lain. Perasaan rendah diri
yang dimilikinyalah tetap akan mendorong dia untuk mencapai tujuan.
Seluruh psikologi-individual berdiri di atas dasar evolusi dan mengesankan dengan jelas
bahwa semua usaha manusia menuju ke arah kesempurnaan. Tujuan akhir evolusi
manusia tidak pernah dikemukakan oleh Adler oleh karena itu sang aku-nya akan selalu
terjepit di antara rasa bermasyarakat dan rasa rendah diri. (D1-D4= Dimensi, matra,
dunia).

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. [Penerbit ProMemori], Jakarta 2011.

54

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Kenyataan bahwa manusia tetap maju dalam merebut dunia luar dan tidak
akan pernah berhenti. Bagi Adler hal itu merupakan petunjuk bahwa aktivitasaktivitasnya yang ekstraversi itu bukanlah cara yang memadai untuk menyelesaiManusia dalam pandangan Adler; yang imanen adalah kompleks rendah
diri, dibarengi atau tidak dengan kenyataan organis. Kompleks rendah
diri ini yang tidak terpisahkan dari manusia, merupakan tenaga pendorong bagi eksistensinya di dalam masyarakat.

kan persoalan rasa rendah diri. Bagaimana pun tidak ada harapan bahwa dengan
cara ini akan dapat sampai pada penyelesaian.
Seluruh psikologi-individual berdiri di atas dasar evolusi dan menunjukkan
dengan jelas bahwa semua usaha manusia adalah usaha ke arah kesempurnaan.
Dorongan untuk hidup ini menyebabkan fisik dan mentalnya terikat erat-erat
kepada usaha tersebut. [2] Adler tidak menunjukkan tujuan akhir evolusi.
Manusia dalam sistem Adler, dalam hal ini sang akunya akan selalu terjepit di
antara rasa rendah diri dan rasa bermasyarakat.
Candra Jiwa Jung
Jung adalah sarjana pertama yang mengemukakan adanya sesuatu di dalam
jiwa manusia yang bukan-pribadi: das Selbst, dirinya sendiri. Adanya sesuatu
yang absolut yang meliputi alam semesta dipercaya oleh Jung. Bahkan, alam
semesta ini timbulnya dari yang absolut tersebut. Menurut Jung, sumber yang
menciptakan semua ini nama-nya Geistprinzip. Yang diciptakan dinamakan
Naturprinzip.
Manusia diciptakan dengan bertemunya Naturprinzip dan
Geistprinzip. Geistprinzip-lah yang menyebabkan manusia memiliki kesadaran.

____________
[2]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h. 48
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

55

Carl Gustav Jung sedang menikmati aroma asap tembakau dari pipanya

Foto 1.6.5: Jung Sarjana Barat yang Memperkenalkan Sadar Kolektif


Tujuan hidup manusia adalah mempersatukan kembali sadar pribadi dengan sadar kolektif
di dalam diri pribadi manusia. Oleh sebab itu, sudah tidak ada polaritas lagi antara
Naturprizip (yang diciptakan) dengan Geistprinzip (yang menciptakan). Das Selbst
dinamakan Jung sebagai sadar kolektif yang ada di dalam diri manusia.
Dalam perjalanan sang Aku menuju pusat imateri melewati sang waktu, kadang-kadang
terjadi pertemuan antara sadar pribadi dan sadar kolektif, yang dinamakan intuisi, pertemuan ini tidak terduga sama sekali oleh sadar-pribadi (sang Aku).
__________
http://www.memo.fr/Media/Jung.jpg cited June 1, 2011.

56

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Kesadaran inilah yang menandakan kita adalah manusia. Ketika manusia mulai
berpikir, maka menandakan bahwa mulai saat itu ia merasa ada.
Sumber yang menciptakan alam semesta namanya Geistprinzip.

Yang

diciptakan dinamakan Naturprinzip. Manusia diciptakan dengan


bertemunya Naturprinzip dan Geistprinzip. Geistprinziplah yang
menyebabkan manusia memiliki kesadaran. Kesadaran menandakan
kita adalah manusia. Manusia berpikir, menandakan bahwa ia ada.

Pada awalnya, di dalam alam yang tidak sadar yang meliputi alam semesta
ini, Naturprinzip menyelubungi Geistprinzip. Pada suatu detik, menyalalah
Geistprinzip bagaikan pelita dalam kegelapan. Alam tidak sadar yang meliputi
alam semesta ini dinamakan Jung sebagai Alam Asadar Kolektif. Manusia dengan
sang Akunya memiliki alam sendiri yang ia namakan sebagai Alam Sadar Pribadi.
Das Geistprinzip yang semula menjadi segala sumber, dinamakan Sadar Kolektif,
yang meliputi keseluruhan alam semesta.
Tujuan hidup manusia adalah mempersatukan diri dengan sadar kolektif
sehingga tidak ada polaritas lagi antara Naturprizip dan Geistprinzip. Das Selbst
dinamakan Jung sebagai sadar kolektif yang ada dalam diri manusia. Dalam
upayanya sang Aku mencapai kesadaran kadang-kadang terjadi pertemuan antara
Sadar Pribadi dan Sadar Kolektif, yang dinamakan intuisi, pertemuan yang tidak
terduga oleh Sadar Pribadi.
Pertemuan yang menghasilkan intuisi, adalah suatu pencerahan dari dalam
diri kita. Hal ini tidak mungkin terjadi karena kemauan dari sang Aku. Justru
sebaliknya, tidak diketahui intuisi itu datangnya dari mana, dan kapan
waktunya`datang. Oleh karena memang intuisi bukan buatan sang Aku, maka
isinya intuisi sebelum kedatangannya juga tidak diketahui. Pendapat Jung sangat
menarik, ia menandaskan bahwa tiap-tiap manusia dapat mencapai tingkatan
sadar kolektif. Dapat mencapai tingkatan ideal yang tertinggi. Tiap-tiap manusia
dapat mencapai tingkatan tersebut, hendaknya dipahami sebagai suatu potensi
yang ada. Pasti tidak semudah seperti apa yang telah dikemukakan sebagai

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

57

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

D1

===============l Pancaindra l===========================


Dunia dalam
Manusia
FISIK
MIKROKOSMOS
D2
--------------------------------------------------

Prinsip Alami

D3

Das Ich:

MENTAL

INTUISI
- - - - - - - - - - - - - - - - -I
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Das Selbst:
Prinsip Rohani

D4

SPIRITUAL

=======================================================================
==

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.6.3: Candra Jiwa Jung tentang Intuisi


Pertemuan antara Sadar Pribadi yang diwakili oleh sang aku (Das Ich, Ego) dan Das Selbst
sebagai Sadar Kolektif di dalam diri manusia, dinamakan intuisi. Intuisi, suatu pencerahan
dari dalam bukan karena kemauan dari sang Aku. Intuisi tidak diketahui dari mana, dan
kapan waktunya datang. Karena intuisi bukan buatan sang Aku, maka isinya intuisi tidak
diketahui sebelumnya.
Alam semesta dibagi menjadi 2 kosmos dan 4 dimensi. Makrokosmos (Dimensi-1; D1)
sebagai Dunia Luar, dan Mikrokosmos (Dunia Dalam, Dimensi-24; D2, D3, dan D4)
adalah manusia seutuhnya. Kedua kosmos saling pengaruh memengaruhi. D2 adalah
Soma: badan/jasmani (Prinsip Alami, Natur Prinzip) kasar, D3 adalah Psike:
badan/jasmani (Prinsip Alami, Natur Prinzip) halus. D4 adalah Prinsip Rohani (Geist
Prinzip). Intuisi berasal dari Sadar Kolektif yang bertemu dengan Sadar Pribadi.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

58

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

hipotesis Jung. Apabila dipakai sebagai perimbangan, sekiranya ada 1 (satu) orang
saja di antara sejuta manusia (bhs Jawa: sayuta siji ombyokan), itu sudah terlalu
dan amat sangat banyak.
Mempersatukan diri dengan Sadar-Kolektif (das Selbst) adalah Tujuan
hidup manusia, sehingga tidak ada polaritas lagi antara Naturprinzip
dengan Geistprinzip. Lambat laun terjadi proses pergeseran ke suatu
titik perimbangan baru yang bukan lagi pada sang Akunya manusia.
Dialah (das Selbst) yang mengatur manusia menjadi sempurna.

Sebagai contoh hipotesis (dugaan yang dianggap benar), Jung yang menjadi
psikiater terkemuka di Eropa pada waktu itu, mengambil contoh hipotesis tentang
Yesus. Beliau adalah manusia historis (terikat ruang dan waktu), yang pernah
hidup pada kira-kira sepertiga awal abad Masehi. Jung menerangkan berdasarkan
teori kesadarannya bahwa sadar pribadi manusia istimewa ini telah meningkat
sampai sadar kolektif yang dinamakan Kristus, yang meliputi dan dimiliki oleh
semua umat manusia, abadi, ahistoris, tidak terikat oleh ruang dan waktu.
Berdasarkan teori itulah Soemantri menyatakan bahwa Candra Jiwa Jung
telah memasuki ranah kepercayaan, suatu ranah ilmu pengetahuan yang jarang
dimasuki ilmuwan Eropa pada waktu itu. Jung tidak malu-malu lagi dengan
menyatakan adanya intuisi, ia mengakui bahwa dalam jiwa manusia ada
kemampuan yang lain dari kecerdasan intelektual dan tidak kalah kegunaannya
dari pikiran manusia. Padanannya pada zaman sekarang dapat dinamakan
kecerdasan spiritual.
Memang ada anjuran dari seorang psikolog di kemudian hari, dari
Universitas Diponegoro, YF La Kahija bahwa seorang peneliti kearifan lokal, selain
berbekal logika paradoksikal, dituntut menghargai peran intuisi sebagai perangkat
jiwa yang mampu menangkap langsung kebenaran. Logika paradoksikal
mendasari konsep-konsep inti dalam pemikiran Timur yang intinya menekankan
kesatuan dalam dualitas atau pluralitas. Seperti pemahaman kita terhadap
bhinneka tunggal ika.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

59

Ilustrator: Santoso Oetomo, Juli, 2011

Ilustrasi 1.6.1: Bima, Naga Berkepala Tiga, dan Dewa Ruci


Bima yang gagah perkasa itu, setelah mengalahkan Naga berkepala tiga (diferensiasi
angan-angan) menyelam di dasar samudra (kesadarannya) bertemu dengan Bima Kecil
alias Dewa Ruci (dirinya sendiri yang abadi), kisah dalam dunia pewayangan ... dan masuk
melalui telinganya (rahsa jati).
___________
http://senimana.com/tinymcpuk/gambar/Image/mbojo/dewaruci.jpg cited June 13, 2011.
60

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Menurut La Kahija, secara fisiologis, intuisi adalah pengaktifan otak kanan.


Lain halnya dengan pendekatan psikologis, intuisi adalah perangkat jiwa yang
bekerja melalui olah batin atau olah rasa. Praktik-praktik spiritual di Timur umumSang Aku adalah pemimpin tertinggi sementara, sesuai dengan konsep
pemikiran Jung, kepemimpinan ini harus bergeser menuju ke sadar
kolektif. Pencerahan ini dinamakan sebagai Pembebasan (Penyelamatan,
Pamudaran) atau Verselbstung, werden zur Personlichkeit,

Individuali-

sierung. Habislah riwayat pribadi sang aku manusia. Tamat.

nya bergerak ke arah itu. Agar tangkapan intuisi yang berupa kebenaran (spiritual) itu dapat diterima oleh rasio atau akal, adalah tugas ilmuwan untuk
merasionalkannya. Hal ini telah dilakukan oleh Einstein dengan teori relativitasnya
atau Newton dengan hukum gravitasinya, seolah-olah melompat seratus tahun
mendahului zamannya.
Sadar kolektif yang menjadi sumber segalanya, oleh Jung tidak ditempatkan
jauh dari manusia, di suatu alam yang asing bagi manusia. (Biasanya manusia
menempatkan Tuhan jauh dari manusia, di surga, sering sambil menunjukkan jari
telunjuknya dengan arah ke atas). Justru ia menempatkan alam sadar kolektif
dekat dan bersatu dengan manusia, tetapi masih terpisah dari alam sadar pribadi.
Rupanya, sang Aku, the Ego, hanyalah pucuk pimpinan sementara, menurut idealisme Jung, kepemimpinan ini harus bergeser ke titik perimbangan yang
lain, yaitu menuju ke sadar kolektif. Pendapat ini juga merupakan pendapat
pertama adanya kesempatan bagi manusia untuk dapat membebaskan dirinya
dari cengkeraman alam tidak sadar kolektif, dunia luar, dan angan-angannya
sendiri.
Perspektif ini dinamakan sebagai Pembebasan (Penyelamatan,
Pamudaran) atau Verselbstung, werden zur Personlichkeit, Individualisierung.
Berakhirlah sudah riwayat pribadi manusia. Tentu saja, badan/jasmani kasar sang

__________
YF La Kahija. Mencintai kearifan lokal. Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Halaman: 6
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

61

Struktur mandala dalam candi Borobudur

Sejak tahun 1991, Candi Borobudur ditetapkan sebagai World Heritage Site
Foto 1.6.6: Struktur Mandala dan Candi Borobudur
Pada suatu ceramah, psikolog Carl Gustav Jung di London pada tahun 1935 di hadapan
sekitar 200 profesional medis, Jung justru merujuk Candi Borobudur untuk mempresentasikan teori psikologinya tentang konsep ketidaksadaran.
Fondasi Borobudur berbentuk lingkaran dalam bujur sangkar. Jalan memutarnya ( circumambulatio) ditempuh dalam alur spiral (struktur mandala). Kata Sanskerta ini berarti
lingkaran magis. Simbol mandala berarti tempat suci (temenos) yang pusatnya dilindungi.
Inilah simbol terpenting dalam melihat peta ketidaksadaran.
__________
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTmiBC3aiGhydiExlc9o4SC9TYzmd6xMan4-ktVzgwJrNCvQ7ZF cited August 5, 2011.
http://gogoleak.files.wordpress.com/2010/11/radial_borobudur-lg.jpg cited August 5, 2011.

62

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

manusia ini masih hidup, bernafas dan beraktivitas seperti biasa, hanya pribadinya yang menjadi istimewa. Individuation hanya dapat dicapai dengan memperkembangkan budi pekerti yang baik, berakhlak mulia.
Tanpa rasa malu Jung menyatakan adanya intuisi, ia mengakui bahwa
dalam jiwa manusia masih memiliki kemampuan selain dari kecerdasan
intelektual dan tidak kalah hebat kegunaannya dari pikiran manusia.
Padanannya pada zaman sekarang dapat dinamakan sebagai
kecerdasan spiritual.

Pada suatu ceramah, psikolog Carl Gustav Jung di London pada tahun 1935
di hadapan sekitar 200 profesional medis, beliau justru merujuk Candi Borobudur
untuk mempresentasikan teori psikologinya tentang konsep ketiadasadaran. YF
La Kahija telah menerjemahkan ceramah itu. Salah satu contoh yang luar biasa
tentang lingkaran magis adalah Candi Borobudur di Jawa. Jalan memutarnya
(circumambulatio) ditempuh dalam alur spiral.
Fondasi Borobudur berbentuk lingkaran dalam bujur sangkar. Struktur ini
dalam bahasa Sanskerta disebut mandala. Kata Sanskerta ini berarti lingkaran,
khususnya lingkaran magis. Simbol mandala berarti tempat suci (temenos) yang
pusatnya dilindungi. Dan, inilah simbol terpenting dalam melihat gambar-gambar
ketiadasadaran.
Simbol ini menunjukkan perlindungan pusat kepribadian dari tarikan dan
pengaruh dunia luar. Agar diyakini bahwa Tuhan barangkali bukan seperti yang
diyakini secara tradisional, tetapi bersemayam di dalam lubuk hati sebagai
kesadaran alami, yang terdapat di dalam psike-nya manusia secara universal. (To
be sure, the God that is accepted may not be the traditional deity of theism; rather,
it is an indwelling god, a natural spirit within the universal psyche of man) [5]

__________
[5]. Personality Theories: an Introduction (Boston: Houghton Mifflin Company, textbook, 1979), p. 112.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

63

Peta Indonesia

Gambar 1.7.1: Negara Kepulauan Indonesia dari Sabang sampai Merauke


Indonesia sebagai negara kepulauan terdiri dari 17.504 pulau, 10.068 suku bangsa, 3.025
spesies binatang, 47.000 jenis tumbuh-tumbuhan, berpenghuni 237 juta penduduk,
dengan 485 bahasa lokal yang memiliki lagu nyanyiannya sendiri.
Sepatah kata Indonesia, sangat merdu di telinga Soemantri ketika menghadapi forum
ilmiah internasional di Eropa. Soemantri merasa wajib mempertahankan nama itu. Pasti
akan datang kritik-kritik yang mendalam untuk ini. Namun, ia merasa siap dan telah
menghadapinya dengan senang hati.
Memang benar Indonesia itu sangat luas, terdiri dari banyak suku dan golongan. Namun
Soemantri juga telah menjawab, sesungguhnya candra jiwa ini tidak hanya berlaku untuk
bangsa Indonesia saja, tetapi berlaku untuk seluruh dunia, berlaku secara universal, ini
adalah Candra Jiwa Universal.

________
http://3.bp.blogspot.com/_BmhG3wpGxq4/SxIjQS5l1wI/AAAAAAAAAIA/UVTmyRbo2s/s1600/peta+indonesia_rel_2002.jpg
cited October 20, 2010.

64

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

1.7 CANDRA JIWA INDONESIA


Candra Jiwa Universal dan Candra Jiwa Soenarto. Mengapa Soemantri
memberi nama disertasinya sebagai Candra Jiwa Indonesia, teman-temannya juSesungguhnya Candra Jiwa Indonesia tidak hanya berlaku untuk bangsa
Indonesia saja, melainkan berlaku untuk seluruh umat manusia di dunia,
berlaku secara universal, ini adalah Candra Jiwa Universal.
(Soemantri Hardjoprakoso)

ga telah mempertanyakannya. Bahwa Indonesia sangat luas, terdiri dari berbagai


suku dan golongan. Beliau menjawab, sesungguhnya candra jiwa ini tidak hanya
berlaku untuk bangsa Indonesia saja, tetapi berlaku untuk seluruh dunia, berlaku
secara universal, ini adalah Candra Jiwa Universal.
Indonesia, adalah kata yang merdu di telinga Soemantri ketika berada di
Eropa untuk menghadapi forum internasional.
Soemantri merasa wajib
mempertahankan nama itu. Soemantri juga meyakini akan datang kritik-kritik
yang mendalam untuk ini. Namun, ia merasa siap menghadapinya dengan senang
hati.
Tentu saja ada nama lain yang juga tepat yaitu Candra Jiwa Soenarto,
karena dari seorang yang bernama R. Soenarto Mertowardojo candra jiwa ini
berasal. R. Soenarto orang yang pertama kali menerima pepadang, pencerahan
yang kemudian dipakai sebagai bahan untuk menyusun disertasi tersebut. Oleh
karena itu, di Indonesia sering disebut sebagai Candra Jiwa Soenarto. Bagaimana
sesungguhnya riwayat candra jiwa yang istimewa ini?
Pada tahun 1932, seorang pemuda yang bernama Soenarto telah
mengalami peristiwa yang aneh. Rupanya, beliau telah sekian lama mencari apa
yang disebut sebagai ilmu sejati, yang pada waktu itu sering disebut-sebut oleh
orang Jawa.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

65

MAKROKOSMOS
Alam semesta dan seisinya
================l Pancaindra l==========================
MIKROKOSMOS
(manusia seutuhnya)
(FISIK)
(Jasmani Kasar)
-------------------------------------------------(MENTAL)
(Jasmani Halus, jiwa)

[Aku]

Naturprinzip

- - - - - - - - - - - - - - - - -I TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - (SPIRITUAL)
Suksma Sejati
Geistprinzip
KESADARAN HIDUP
======================================================================
==
Naturprinzip (Prinsip Alami, jasmani halus, jiwa, psike, dan/atau mental) bertemu
Geistprinzip (prinsip rohani, Kesadaran Hidup, Pusat Imateri, dan/atau spiritual)
Bagan Transenden 1.7.1: Kesadaran Hidup itu Mengaku Sebagai Suksma Sejati
Semua yang ada itu berasal dari Kesadaran Hidup. Kesadaran Hidup ini mengaku sebagai
Suksma Sejati. Ilmu sejati adalah cara hidup bagi manusia untuk menyadari kembali jalannya menuju Kesadaran Hidup. Jalan itu berakhir ketika sang Akunya manusia
hilang, lebur di dalam Kesadaran Hidup itu.
Introversi adalah cara hidup ke dalam berupa konsep kesadaran, kepercayaan, dan
ketaatan kepada Kesadaran Hidup tersebut dan membangun watak-watak susila serta
berbudi luhur dalam hidup yang nyata di tengah-tengah masyarakat kita ini. Orang yang
bernama Soenarto dengan cara hidup tersebut telah berhasil merealisasikan hipotesis Jung
tentang adanya pertemuan antara Naturprinzip dan Geistprinzip.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

66

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Pada suatu hari, ia mengalami peristiwa, seolah-olah di dalam hati


sanubarinya mendengar kata-kata yang menjelaskan tentang apa sesungguhnya
ilmu sejati itu. Soenarto terperanjat, merasa takut dan heran. Suara tersebut
Asal mula dari semua yang ada adalah Kesadaran Hidup. Kesadaran
Hidup ini mengaku sabagai Suksma Sejati. Menurut suara (intuisi) yang
didengar oleh Soenarto, ilmu sejati adalah jalan atau cara hidup bagi
manusia untuk menyadari kembali Kesadaran Hidup itu sampai sang
Akunya manusia hilang meleburkan diri di dalam-Nya.

berlanjut dan mengatakan adanya suatu Kesadaran Hidup yang meliputi alam
semesta dan seisinya, merembes di mana-mana.
Kesadaran Hidup ini, adalah asal mula dari semua yang ada. Kesadaran
Hidup ini mengaku sabagai Suksma Sejati. Menurut suara itu, ilmu sejati adalah
jalan atau cara hidup bagi manusia untuk menyadari kembali Kesadaran Hidup itu
sampai sang Akunya manusia hilang meleburkan diri di dalamnya.
Cara hidup yang dimaksudkan tersebut adalah agar manusia selalu sadar,
percaya, dan taat kepada Kesadaran Hidup tersebut dan membangun watakwatak susila serta berbudi pekerti luhur dalam hidup yang nyata di tengah-tengah
masyarakat kita ini. Mengenai Geistprinzip dan Naturprinzip telah direalisasikan
oleh orang yang bernama Soenarto. Mengenai apa yang disebutkan Jung tentang
intuisi, dialami sendiri oleh Soenarto. Bahkan terjadi pengecualian melebihi apa
yang telah disebutkan oleh Jung, kalau memang demikian adanya, Soemantri
berpendapat bahwa hipotesis Jung juga terjadi dan terbukti pada Soenarto.
Intuisi itu mengalir terus bagaikan air sungai yang membawa suatu pelajaran
sebagai isi dari intuisi tersebut.
Aliran intuisi tersebut menjadi buku pustaka yang diberi nama Sasangka
Jati. Disebut buku pustaka (intuisi) karena berisi tujuh buku yang digabung
menjadi satu. Buku pustaka inilah yang dipakai oleh Soemantri sebagai sumber

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

67

INDONESISCH MENSBEELD ALS BASIS


ENER PSYCH0-THERAPIE

Proefschrift ter verkrijging van de graad van Doctor in de


Geneeskunde aan de Rijkuniversiteit te Leiden, op gezag van
De Rector Magnificus Dr. A. E. Van Arkel , Hoogleraar in de
Faculteit der Wis- en Natuurkunde, tegen de bedenkingen van
de Faculteit der Geneeskunde, te verdedigen op Woensdag 20
Juni 1956 te 15 uur

door

SUMANTRI HARDJOPRAKOSO
geboren te Nambangan Solo (Indonesia) in 1913

Ilustrasi 1.7.1: Sampul Disertasi Dr. Soemantri Hardjoprakoso


Halaman ini adalah halaman ke-3 dari sampul depan disertasi Soemantri Hardjoprakoso,
tertulis Sumantri (huruf u) pada disertasi yang berbahasa Belanda. Dalam buku-buku
tulisannya yang berbahasa Indonesia dan menurut putranya yaitu dr. Winahyo
Hardjoprakoso SpOG, tanda tangan beliau menggunakan huruf oe sebagai pengganti
huruf u.

68

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

penelitian yang kemudian diolah menjadi disertasinya di tahun 1956. Disertasi di


sini diartikan bahwa apa yang dialami oleh Soenarto dan apa yang terkandung di
Hipotesis Jung mengenai Geistprinzip , Naturprinzip, dan intuisi telah
direalisasikan oleh orang yang bernama Soenarto. Intuisi, yang dialami
sendiri oleh Soenarto, melebihi apa yang telah disebutkan oleh Jung.
Intuisi itu mengalir terus bagaikan air sungai yang membawa suatu
pelajaran sebagai isi dari intuisi tersebut, menjadi beberapa buku.

dalam intuisi yang diterimanya dapat digubah dan dipertanggung-jawabkan


secara ilmiah.
Intuisi yang diterima Soenarto sudah tentu tidak berupa dalil-dalil dan
bersusunan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Baru setelah diteliti dan disusun
oleh Soemantri melalui jalan-jalan seperti yang ditunjukkan dalam buku Pustaka
intuisi Sasangka Jati sejak tahun 1935, sedikit demi sedikit ia menyaksikan
kebenaran seperti apa yang tercantum dalam buku pustaka itu. Rupanya
Soemantri juga mengalami intuisi, menyaksikan adanya Suksma Sejati, sekaligus
membenarkan hipotesis Jung.
Lebih jauh ia menyatakan bahwa apa yang dialami tidak hanya berlaku bagi
Soenarto dan Soemantri melainkan berlaku juga bagi tiap manusia. Sadar Kolektif
Dinamis adalah nama ilmiah untuk Suksma Sejati, sebab ada satu nama lagi yang
dikemukakan Soemantri yaitu Sadar Kolektif Statis untuk Suksma Kawekas.
Penulis buku ini (BSP) juga ingin memberi nama yang kontemporer sebagai
TheForce untuk Suksma Sejati dan TheSource untuk Suksma Kawekas, sematamata untuk memperluas komunikasi dengan masyarakat umum. Adalah bagi
mereka yang belum pernah mempelajari masalah candra jiwa dengan merujuk
pada istilah-istilah yang dikenal masyarakat melalui film-film terkenal yang telah
mendunia pada waktu ini, Star Wars dan The Matrix.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

69

TheForce adalah Juru Penuntun bagi Luke Skywalker dalam film

The Empire Strikes Back.

Foto Film 1.7.1: Pesawat Tempur Angkasa Luar Luke Skywalker


Dalam film Heksalogi Star Wars episode The Empire Strikes Back (1980) tampak kepala
dan leher Robot R2D2 yang dipasang menonjol pada sayap-X pesawat Luke Skywalker.
Ketika robot canggih tersebut macet, pastilah tugasnya akan gagal karena robot tersebut
adalah penuntun arah sasaran bom penghancur pusat pertahanan musuh. Maka pilot
Skywalker memohon petunjuk dari TheForce di dalam dirinya .. akhirnya berhasil
menyelesaikan tugasnya dengan sempurna.
Jauh sebelum film-film Star Wars di putar untuk masyarakat, Soemantri telah merasa mendapatkan tuntunan dari Sadar Kolektif Dinamis (TheForce) di dalam dirinya. Rupanya, ia
adalah Sang Penuntun yang dapat dirasakan tuntunannya dalam menyusun disertasi
Candra Jiwa Indonesia. Potensi ini tentu saja sangat istimewa sekiranya banyak manusia
yang dapat mencapainya dengan upaya tertentu. Pasti banyak persoalan di dunia menjadi
selesai dengan tuntas dan harmonis.

__________
http://0.tqn.com/d/scifi/1/0/E/4/0/-/R2D2-XWING_E4S-KEY-60_R.gif cited July 1, 2011.

70

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Seperti pada Bulan dan Matahari yang telah diberi nama oleh berbagai
bangsa di dunia dan berbagai suku di masing-masing negara, serta pujanggapujangga mereka yang telah menyapa dalam syair, lagu, dan nyanyiannya. DihaApa yang dialami oleh Soenarto dan apa yang terkandung di dalam
intuisi yang diterimanya dapat digubah dan dipertanggungjawabkan
secara ilmiah sebagai disertasi. Intuisi yang diterima Soenarto sudah
tentu tidak berupa dalil-dalil dan bersusunan sesuai dengan kaidahkaidah ilmiah. (Soemantri Hardjoprakoso)

rapkan, Candra Jiwa Indonesia juga dapat diceritakan dengan mudah dan
sederhana bagi masyarakat umum. Hal ini telah dicoba disampaikan kepada
sedikit anggota masyarakat Indonesia di berbagai negara atau masyarakat
Indonesia yang pernah bermukim lama di negara lain. Pengalaman sederhana ini
dicoba pada kurun waktu tahun 20052009, sewaktu penulis bertugas menjadi
Tim Dokter Kepresidenan RI.
Dalam menyusun candra jiwa baru yang lebih lengkap dari apa yang telah
dikemukakan oleh Carl Gustav Jung, Soemantri merasa mendapatkan tuntunan
dari Sadar Kolektif Dinamis. Rupanya, ia adalah Sang Penuntun yang dapat
dirasakan tuntunannya dalam menyusun disertasi tersebut. Potensi ini tentu saja
sangat istimewa sekiranya setiap manusia dapat mencapainya dengan upaya
tertentu. Banyak persoalan dunia menjadi selesai dengan tuntas dan harmonis.
Bagaimana ini semua ini dapat terjadi?
Pada awalnya, ketika semua yang ada ini belum ada, yang sudah ada adalah
Sadar Kolektif yang diam dan tenang, yang Statis, yang omnipotensi, yang
Mahakuasa. Dari Sadar Kolektif Statis, TheSource, sebagai sumber, timbullah
Sadar Kolektif yang bergerak, yang dinamakan oleh Soemantri sebagai Sadar
Kolektif Dinamis, penulis menyebutnya sebagai TheForce, suatu kekuatan
dimunculkan. Semua potensi yang semula ada pada Sadar Kolektif Statis, didele-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

71

The Source, pusat utama komputer dalam film Trilogi Matrix

Foto Film 1.7.2: Trilogi The Matrix


Thomas A Anderson (dibintangi oleh Keanu Reeves) seorang programer komputer ingin
sekali memecahkan rahasia kode-kode enkripsi the Matrix. Trilogi Matrix adalah film
tahun 1999 yang disutradarai oleh Larry dan Andy Wachowski ini ingin menggambarkan
kejadian tahun 2199, seratus tahun ke depan setelah mesin-pintar diciptakan dengan catu
energi matahari. Panas dan biolistrik tubuh manusia sebagai bahan fusi nuklir dapat
dipakai untuk menggantikan energi matahari.

The Source diyakinkan sebagai pusat utama komputer untuk mesin-mesin di kotanya
sekaligus sebagai lokasi yang bekerja mandiri di dalam kode-kode Matrix sehingga tidak
memerlukan program lain.

Andaikata TheSource (Suksma Kawekas) adalah matahari, maka TheForce (Suksma Sejati)
adalah bulannya dan manusia adalah kelelawar-kelelawar (Sang Aku) yang tidak mungkin
menatap sang matahari. Sinar sang rembulan, yang sejuk itu memungkinkan kelelawar
dapat melangsungkan kehidupannya. TheForce adalah penuntunnya manusia atas nama
TheSource, sumber hidup dan tujuan hidup.
__________
http://thefuturebuzz.com/wp-content/uploads/2010/12/source-mainframe.jpg cited July 1, 2011.

72

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

gasikan penuh kepada Sadar Kolektif Dinamis, utusan-Nya yang abadi. Kedua
kesadaran kolektif ini semestinya dapat dikatakan juga sebagai Dwitunggal,
Dwiaspek, TwoAspect, atau TwoFoil.
Ketika semua yang ada ini belum ada, yang sudah ada hanyalah Sadar
Kolektif yang diam, tenang, statis, dan Mahakuasa. Dari Sadar
Kolektif Statis sebagai sumber, timbullah Sadar Kolektif yang bergerak,
Sadar Kolektif Dinamis, suatu kekuatan dimunculkan. Sadar Kolektif
Statis dan SadarKolektif Dinamis adalah Dwitunggal.

Andaikata TheSource adalah matahari, maka TheForce adalah bulannya dan


manusia adalah kelelawar-kelelawar yang tidak mungkin menatap sang matahari.
Pada malam hari, kelelawar dapat melangsungkan kehidupannya karena
mendapat sinar sang rembulan, yang sejuk itu. TheForce inilah yang menuntun
manusia melalui sinarnya yang tidak menyilaukan mata kelelawar (baca manusia),
atas nama TheSource yang memiliki alam semesta dan seisinya.
Mempersatukan Kepercayaan
Dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia, tampak jelas bahwa penyakit
utama bagi bangsa ini ialah tidak adanya persatuan. Kepercayaan dan ideologi
bangsa ini selalu terpecah belah. Keadaan ini disebabkan pegangan mereka
adalah candra jiwa sendiri-sendiri yang di dalamnya jauh dari unsur-unsur
persatuan. Ada dugaan, di dalam candra jiwanya tersebut berisi semangat untuk
merebut kekuasaan dan ingin berkuasa sendiri. Hal ini dapat dikatakan dirinyalah
merasa yang paling tinggi derajatnya dan merasa paling benar.
Candra Jiwa Soenarto membuka kesempatan bagi Akunya manusia untuk
meleburkan diri di dalam kekuasaan yang lebih tinggi dan meliputi keseluruhan,
yaitu Alam Sadar Kolektif. Di sini mempersyaratkan sang Aku harus mengurangi
dan menundukkan kedaulatannya sendiri. Di lanjutkan dengan introversi yaitu
mengarahkan titik berat kesadarannya ke alam yang hakiki tersebut.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

73

Sentra Vitalitas (Angan-angan, Nafsu, Perasaan)


Dimensi-3

TheSource
Dimensi-4
SPIRITUAL

AKU
Materi

TheForce
Dimensi-4

IRAHSA JATII

SPIRITUAL

AKU Imateri

TheSelf
Dimensi-4

Alam Sadar
Kolektif

Suksma
Kawekas

SPIRITUAL

Suksma
Sejati

Roh
Suci

P
PA
AM
MU
UD
DA
AR
RA
AN
N
((PPEELLEEBBU
UR
RAAN
N))

Tripurusa
(Pusat Imateri)

MENTAL,

(Jasmani Halus) Jiwa, Psike

Mind

FISIK

(Jasmani Kasar) Soma

Body

IPANCAINDRAI
Diagram Transenden 1.7.1: Sang Aku Berkesempatan Lebur di Alam Sadar Kolektif
Telah dibuka kesempatan seluas-luasnya oleh Candra Jiwa Soenarto bagi Akunya (materiimateri) siapa saja untuk meleburkan diri di dalam kekuasaan yang lebih tinggi dan
meliputi keseluruhan, yaitu Alam Sadar Kolektif. Syaratnya adalah mengurangi dan
menundukkan kedaulatan sang Akunya sendiri.
Tentu saja tidak sesederhana itu, tiga sentra vitalitas mental pendukung sang Aku juga
harus mencapai fungsi introversi-nya yang tertinggi terlebih dahulu yaitu sadar untuk
angan-angan, percaya untuk perasaan, dan taat kepada Sadar Kolektif terutama bagi nafsu
egosentripetalnya (Luamah).
Ketika sang Aku sudah mampu menundukkan seluruh kedaulatannya masih menunggu
izin Peleburan Diri (Pamudaran) dari sang penguasa Alam Sadar Kolektif itu sendiri.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

74

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Bangsa Indonesia menghadapi tantangan zaman, apakah masyarakatnya


mampu menunjukkan kepada dunia besar akan persatuannya di dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar negaranya? TantaSumbangan ilmiah Candra Jiwa Indonesia adalah memberikan landasan
kerja untuk bidang pendidikan, kepercayaan, sosiologi, kedokteran, kemasyarakatan, kebudayaan, psikologi, dan filsafat. Oleh karena luasnya
pengetahuan dasar yang dimilikinya, pantaslah kiranya diusulkan
sebagai landasan empati bagi siapa yang membutuhkan. (penulis, BSP)

ngan zaman tersebut telah dijawab oleh seorang ahli jiwa (Soemantri Hardjoprakoso) dengan mempromosikan suatu Candra Jiwa Indonesia yang di negerinya
sendiri diperkenalkan sebagai Candra Jiwa Soenarto. Sumbangan ilmiah dari
candra jiwa ini diyakini dapat dipakai sebagai landasan kerja untuk berbagai
kepentingan, antara lain: pendidikan, kepercayaan, sosiologi, kedokteran,
kemasyarakatan, kebudayaan, psikologi, dan filsafat.
Oleh karena luasnya landasan kerja yang dapat dimanfaatkan, pantas juga
untuk dipakai sebagai landasan empati bagi siapa saja yang membutuhkan.
Termasuk menjadi bekal ilmu pengetahuan bagi siapa saja dalam melaksanakan
tugas ke luar kepada masyarakat dan ke dalam kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga Sadar Kolekif Dinamis yang omnipotensi memberikan tuntunan dan
kekuatan kepada siapa saja yang melaksanakan tugas mewakili karya-Nya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

75

Spiritual

MAKROKOSMOS (Dunia Luar)

Dimensi-4

Dimensi-1

Mental
Dimensi-3

MIKROKOSMOS

Fisik

(Dunia Dalam)

Dimensi-2

Sadar Pribadi
(Aku)
II

Tripurusa

ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)
Tripurusa (TriFoil): Suksma Kawekas (TheSource), Suksma Sejati (TheForce), Roh Suci (TheSelf)

Diagram Transenden 2.1.1: Jati Diri Manusia


Alam sejatinya manusia dengan Tripurusa sebagai pusat hidup imateri adalah jati dirinya
manusia di dalam mikrokosmos bagian dari makrokosmos (universum). Sang Aku setiap
saat berkomunikasi dengan dunia luar melalui pancaindra, relasinya dengan makrokosmos,
aspek komunikasinya dengan makhluk alam semesta.
Dalam evolusinya mengharuskan ia selalu melakukan introspeksi mengenai hakikat dirinya
sendiri, dan posisi hubungannya dengan yang transenden di lubuk hatinya yang terdalam.
Pusat imateri dengan segala potensinya itu adalah hakikat (rohani, spiritual, jati diri)
manusia dan prinsip materi (jasmani halus dan kasar) sebagai selubungnya.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

76

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

BAB II
MANUSIA
2.1

PENDAHULUAN

Posisi manusia sebagai mikrokosmos di dalam universum mengharuskan ia


selalu melakukan introspeksi mengenai hakikat dirinya sendiri, relasinya dengan
Sang akunya manusia tidak mampu mengamati pusat imateri kecuali
refleksinya dikembalikan kepada Sang Akunya yang imateri (Roh Suci)
dengan syarat-syarat introversi tertentu atau mengikuti jalan religi.

makrokosmos, aspek dengan makhluk alam semesta, dan hubungannya dengan


yang transenden di lubuk hatinya yang terdalam, pusat/prinsip (hidup) imateri.
Pusat imateri dengan segala potensinya itu adalah hakikat manusia dan prinsip
materi (halus dan kasar) sebagai selubungnya. Prinsip materi (jasmani) halus,
selubung halus adalah jiwanya dan prinsip materi kasar, selubung kasar adalah
fisiknya.
Pancaindra adalah alat untuk melakukan eksplorasi, memanfaatkan bahkan
dapat merusak apa yang diamati. Di dalam diri manusia terdapat Rahsa Jati
(TheGate) suatu ambang kehidupan yang bersifat kontinyu antara jiwanya yang
bersifat material halus terhubung dengan pusat imateri, hakikat jati dirinya.
Ketika sadar pribadi sang aku meningkat menjadi sadar kolektif terbatas Roh Suci,
maka manusia telah melakukan evolusi peningkatan kualitas kesadaran manusia.
Esensi manusia juga diletakkan pada hubungan Roh Suci di dalam Tripurusa di
Pusat Imateri ini. Ia menunggu panggilan terakhir untuk menyelesaikan puncak
evolusinya seraya melaksanakan sadar, percaya, dan taat kepada-NYA setiap saat
seraya saling memberikan apa yang dimilikinya kepada masyarakat dengan sifatsifat utama rela, sabar, menerima, jujur dan budi luhur.
Manusia jelas bukan Tuhan dan bukan Utusan Tuhan (Nabi), tetapi Pusat
Imateri di dalam dirinya adalah hakikat jati diri manusia; Tripurusa (TriAspek, TrePenulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

77

MAKROKOSMOS

Alam semesta seisinya

=========l Pancaindra l==================================


[penglihatan,

pendengaran, pembau, perasa(an), pengucap (bahasa)]

MIKROKOSMOS

Manusia seutuhnya

Bumi 7 lapis
(Material Kasar-Fisik-Kimiawi) Fisik
- 1. Otak (Cipta-Pangaribawa, Nalar-Prabawa), 2. Jantung
(Pangerti-Kamayan, angan2 arti sempit), 3. Hati (Perasaan),
4. Paru (Mutmainah-putih), 5. Darah (Amarah-merah),
6. Sumsum (Sufiah-kuning), 7. Otot (Luamah-violet)

-------------------------------------------------Langit 7 lapis
(Material Halus-Jiwa; Batin) Mental
Angan-angan
1. Cipta-Pangaribawa, 2. Nalar-Pangaribawa (Otak),
3. Pangerti-Kamayan, angan2 arti sempit (Jantung),
Perasaan
- Perasaan (Hati),
Nafsu-nafsu
4. Mutmainah-putih (Paru), 5. Amarah-merah (Darah),
6. Sufiah-kuning (Sumsum), 7. Luamah-violet (Otot)

- - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: Suksma Kawekas, Suksma Sejati, Roh Suci


Alam Sejati
(Pusat Imateri; Rohani) Spiritual
=========================================================================
Bagan Transenden 2.2.1: Bumi dan Langit Lapis Tujuh
Bumi (raga, soma, body) 7 lapis dan langit (jiwa, psike, mind) 7 lapis, saling meliputi. Struktur anatomik
organ tubuh (Otak, jantung, hati, paru, darah, sumsum, otot ), dan fungsi psike [Cipta, nalar, pangerti;
(Perasaan) ; Mutmainah, sufiah, amarah, luamah] menjadi wacana Candra Jiwa Indonesia. Perasaan
dianggap sebagai suasana, ekstase yang terjadi di langit akibat berinteraksinya 3 angan-angan dengan
4 nafsu-nafsu.
TheGate, Rahsa Jati, suatu kontinyuitas (ambang) kesadaran hidup yang menghubungkan 7 langit-danbumi mikrokosmos dengan Pusat Imateri, Alam Sejati, Spirit sebagai intinya mikrokosmos. Pancaindra

adalah alat komunikasi mikro-dengan-makrokosmos.


________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

78

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Foil) dengan Suksma Kawekas (TheSource) sebagai sumber dan tujuan hidup,
Suksma Sejati (TheForce) adalah utusan Tuhan yang abadi yang menghidupi Roh
Kita memerlukan suatu ruangan visual untuk mengikuti dan memahami dengan mudah tujuan yang hendak dicapai oleh candra manusia.
Dengan begitu, manusia sebagai makhluk batiniah maupun rohaniah
dapat divisualisasikan di dalam Candra Jiwa Indonesia.

Suci (TheSelf), memimpin dan kelak menuntun Roh Suci kembali kepada sumber
dan tujuan hidupnya. Perjumpaan sadar terbatas (pribadi) dengan sadar kolektif
disebut intusi, kesadaran manusia semakin meningkat, akhirnya peristiwa
leburnya sadar pribadi/terbatas ke dalam sadar kolektif disebut Pamudaran
sekaligus merupakan tujuan akhir dari evolusinya manusia.

2.2

STRUKTUR JIWA

Jika kita membuat skema seperti yang digambar pada Lampiran-1: Skema-1,
tentang relasi manusia dengan dunia luar dan tentang relasi-relasi intrapsikis
manusia, maka diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang candra manusia itu
sebagai pegangan visual untuk memahami anatomi dan fisiologi jiwa manusia,
baik sebagai makhluk batiniah (mental, jiwa) maupun rohaniah (spiritual).
Selain itu, skema tersebut juga merupakan suatu ruangan visual untuk
mengikuti dan memahami dengan mudah tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh
candra manusia Indonesia. Manusia sebagai makhluk batiniah dan rohaniah
disebut juga candra jiwa untuk membedakannya dari istilah candra manusia
dalam arti pandangan tentang manusia, yang menunjuk suatu bentuk kehidupan
yang disadari atau tidak menjadi pedoman hidupnya
Dalam membahas Candra Jiwa Indonesia (Soenarto) dan arti yang
dikandung olehnya, kita wajib memperhatikan pokok-pokok persoalan tertentu,
yaitu:
a. Hakikat manusia, baik aspek struktural maupun aspek fungsionalnya.
b. Hakikat dunia luar.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

79

Alam Semesta
Manusia, Dewa,

MAKROKOSMOS

Hewan, Tumbuh-tumbuhan dan Mineral

=============l Pancaindra l==============================


Manusia

seutuhnya

MIKROKOSMOS

Soma
Jasmani Kasar, Fisik-Kimiawi, Fisik
------------------------------------------------Psike
Jasmani halus, jiwa, batin, Mental
- - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Rohani
Pusat Imateri
Spiritual
Alam Sejati
=====================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 2.2.2: Pancaindra adalah Alat Komunikasi Mikro dan Makrokosmos
Pancaindra adalah alat komunikasi indrawi dan psikologis antara mikro dan makrokosmos.
Rahsa Jati, TheGate (tidak tepat dianggap sebagai indra ke-6, bukan alat), suatu ambang
kesadaran hidup yang menghubungkan jiwa manusia dengan Alam Sejati, Pusat Imateri,
yang absolut dan transenden sebagai inti dari mikrokosmos.
Makrokosmos menawarkan perubahan apa saja setiap detiknya, ada yang dapat atau tidak
dapat diubah lagi susunannya. Mikrokosmos bebas memilih dan mengubah apa saja yang
memungkinkannya sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Manusia berkembang di dalam pribadinya sendiri, selama berkembang tidak ada vitalitas
asing yang dicangkokkan ke dalam dirinya. Sementara itu ada kontinuitas antara
perkembangan kepribadiannya sendiri (lewat Rahsa Jati= TheGate) sampai menjadi
candra jiwa ideal, ialah akhir dari perkembangan manusia itu sendiri.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

80

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

c. Komunikasi yang bersifat indrawi dan yang bersifat psikologi antara manusia
dengan dunia luar.
d. Komunikasi batiniah antara manusia dan yang transenden.
Manusia sebagai makhluk rohaniah senantiasa akan berusaha agar
yang Absolut-transenden bermanifestasi di dalam dirinya. Suatu proses
perkembangan jiwa yang sungguh-sungguh sulit karena harus mengubah
watak di dalam dirinya.

Keempat pokok tersebut ditinjau berdasarkan titik tolak bahwa manusia itu
adalah makhluk rohaniah yang berusaha agar yang Absolut Transenden
bermanifestasi di dalam dirinya. Baik manusia maupun dunia di luar manusia
adalah dinamis, sedangkan pada manusia terdapat juga kebebasan untuk
memilih kemudian memutuskan sendiri apa yang diinginkannya. Jika orang
memilih suatu candra ideal, maka ada dua kemungkinan, tercapai atau tidaknya
yang ideal tersebut. Mungkin saja ia terhenti di tengah jalan, bahkan tersesat di
jalan-jalan simpangan.
Sebab itu di dalam Candra Jiwa Indonesia disebut sebagai jalan, juga
pedoman pada proses perkembangan manusia yang sungguh-sungguh sulit itu.
Candra ideal Indonesia ini tidak lain daripada manusia dengan watak-watak yang
tumbuh dari manusia itu sendiri. Watak-watak itu selalu sudah ada sejak semula.
Hanya saja manusia pada umumnya watak-watak itu bersifat laten atau dalam
keadaan kurang tumbuh. Ada kontinuitas dari perkembangan kepribadian orang
pada umumnya sampai kepada kepribadian candra ideal, yang merupakan
tingkat akhir perkembangan kemanusiaan.
Selama perkembangan ini tidak ada sesuatu pun dari luar yang dimasukkan
atau dicangkokkan ke dalam kepribadian manusia. Tidak ada tenaga-tenaga luar
yang asing bagi manusia dan yang bukan milik manusia itu sendiri. Jika ada
tenaga-tenaga dari luar yang asing bagi manusia ikut bekerja di dalam diri kita,
maka kita justru sudah berada di jalan yang sesat. Inilah perbedaan yang esensial
antara candra manusia Indonesia dari Soenarto dengan candra- candra tertentu

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

81

MAKROKOSMOS
Asadar Kolektif

(FISIK)
Materi Kasar

Angan-angan,
Perasaan, Nafsu-nafsu
Materi Halus
(MENTAL)

--------------------l Rahsa
RahsaJati
Jati l-------------------HIDUP SEJATI
Pusat Imateri
(SPIRITUAL)

Diagram Transenden 2.2.1: Prinsip Imateri (Hakikatnya) dan Materi (Selubungnya)


Pusat Imateri ini tidak terikat pada organ atau bagian tertentu. Tetapi memiliki titik
hubungan kerja dengan selubungnya yang bermateri, yaitu di daerah dekat jantung. Di
situlah tempatnya ketika mengalami perasaan yang terdalam dan terhalus. Suatu
kontinuitas, ekstase yang menunjukkan tempat pintu gerbang ( TheGate) untuk masuk ke
alam prinsip imateri ini, ya Hidup Sejati, sebagai jati dirinya sendiri.
Hidup Sejati adalah titik pusat Candra Jiwa dan Candra Dunia Indonesia, sebagai sumber
segala hidup dan sumber segala materi. Hidup Sejati ini adalah satu dan abadi, imateri,
merembes-menembus-meliputi segala sesuatu. Ruang dan waktu berada di bawah
kekuasaan-Nya. Ia tidak bermula dan tidak berakhir. Hidup Sejati inilah yang melahirkan
ruang dan waktu.
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

82

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

lainnya yang terdapat di Indonesia. Mencapai candra ideal itu, di dalam hidup
yang sekarang ini juga, adalah pencerahan ajaran candra manusia dan candra
dunia Indonesia ini.
Candra Ideal Indonesia

adalah manusia dengan watak-watak yang

tumbuh dari manusia itu sendiri, melalui suatu perjalanan hidup yang
sulit, dan merupakan

tingkat akhir dari perkembangan kemanusiaan.

Adalah suatu pencerahan agar candra ideal ini dicapai dalam kehidupan
sekarang ini juga! ~Soemantri Hardjoprakoso

Menurut ajaran ini, maka manusia terdiri atas prinsip imateri yang
merupakan hakikatnya dan selubungnya yang materi. [1] Prinsip imateri ini tidak
dilokalisasi di suatu bagian tertentu ataupun terikat pada organ tertentu, tetapi
ada juga disebut titik-hubungan kerjanya dengan selubungnya yang materi, yaitu
di daerah dekat jantung [2]. Tempat di mana kita mengalami perasaan yang
terdalam dan terhalus menunjukkan tempat pintu gerbang untuk masuk ke alam
prinsip imateri ini.
Titik pangkal candra jiwa dan candra dunia Indonesia ini ialah Hidup Sejati,
sumber segala hidup dan sumber segala materi. [3]. Hidup Sejati ini adalah satu
dan abadi, imateri, merembes-menembus-meliputi segala sesuatu. Ia mengatasi
ruang dan waktu. Ia tidak bermula dan tidak berakhir. Ruang dan waktu lahir
dari Hidup Sejati ini.
Hidup Sejati ini pada hakikatnya adalah satu, tetapi menampakkan diri
dalam tiga aspek. Aspek pertama dan yang tertinggi adalah Hidup yang mutlak
diam dan statis, sebagai sumber hidup disebut Suksma Kawekas (TheSource).
Aspek yang kedua ialah Hidup yang dinamis di mana dilahirkan aktivitas dari yang
__________
[1]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. h. 52 .
[2]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. Bab Tunggal Sabda h. 107
[3]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. Bab Gumelaring Dumadi h. 47

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

83

MAKROKOSMOS
===========l Pancaindra l================================
Manusia
MIKROKOSMOS
Soma

Jasmani Kasar-Raga

Fisik

------------------------------------------------Psike
Jasmani Halus-Jiwa
Mental
- - - - - - - - - -I
Rohani

TheGate

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - The Immaterial Centre


Spiritual

TreFoil: TheSource, TheForce, TheSelf


======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 2.2.3: Body, Mind dan Spirit


Di dalam The Immaterial Centre (pusat mikrokosmos), aspek pertama dan yang tertinggi
adalah Hidup yang mutlak, diam dan statis, sebagai sumber hidup, disebut TheSource
(Suksma Kawekas). Aspek yang kedua ialah Hidup yang dinamis di mana dilahirkan
aktivitas dari yang statis dan disebut TheForce (Suksma Sejati). Aspek yang ketiga ialah
TheSelf (Roh Suci), jiwa sejati dari manusia, yang dapat dianggap sebagai cahaya atau
percikan api dari TheForce dengan TheSource sebagai sumbernya. Hidup yang satu dan
yang menampakkan diri dalam tiga aspek ini disebut TreFoil (TriAspect, TriFoil,
Tripurusa).

TheSelf sebagai percikan TheForce, dianggap juga sebagai hamba dari TheSource dan
TheForce, serta mendapat pelimpahan kekuasaan TheForce dikurangi kompetensinya
untuk perencanaan dan kebijaksanaan.
Dalam menjalankan kekuasaan pelaksanaan,
TheSelf dipimpin dan dibantu TheForce. Karena itu TheForce disebut juga sebagai Guru
Sejati, Penuntun Sejati atau Panutan Sejati, Sang Sabda, dan Sang Pepadang.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

84

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

statis, yang menghidupi dan disebut Suksma Sejati (TheForce). Aspek yang ketiga
ialah Roh Suci (TheSelf), jiwa sejati dari manusia, yang dihidupi, yang dapat diHidup Sejati ini pada hakikatnya adalah satu, tetapi menampakkan diri
dalam tiga aspek disebut Tripurusa: Suksma Kawekas adalah aspek hidup
yang statis, Suksma Sejati; yang dinamis, Roh Suci; yang terbatas.

anggap sebagai cahaya atau percikan api dari Hidup yang satu dan yang menampakkan diri dalam tiga aspek ini disebut Tripurusa (TriAspek, TriFoil, TreFoil, Tritunggal) [4]
Kalau Suksma Kawekas itu pemegang kehendak, maka Suksma Sejati
adalah pemegang perencanaan dan kebijaksanaan dan Roh Suci kekuasaan
tentang pelaksanaan-nya. [5] Suksma Kawekas adalah pemilik kekuasaan mutlak,
Suksma Sejati yang memegang kekuasaan mutlak itu dikurangi kehendak, oleh
karena itu Suksma Sejati disebut juga Utusan yang nonpribadi dari Suksma
Kawekas.
Roh Suci sebagai percikan Suksma Kawekas, dianggap juga sebagai hamba
dari Suksma Kawekas dan Suksma Sejati, dan mendapat pelimpahan kekuasaan
Suksma Sejati dikurangi kompetensinya untuk perencanaan dan kebijaksanaan.
Dalam menja-lankan kekuasaan pelaksanaan, Roh Suci dipimpin dan dibantu
Suksma Sejati.
Karena itu Suksma Sejati disebut juga sebagai Guru Sejati,
Penuntun Sejati atau Panutan Sejati, Sang Sabda, dan Sang Pepadang[6]
Suksma Sejati sebagai yang dinamis menciptakan empat unsur dasar:
suasana, api, air, dan tanah. Keempat unsur ini saling bereaksi dan karena
dipimpin oleh suatu perencanaan, maka terjadilah alam semesta. Maka
diciptakanlah di dunia ini manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan dewa. Jas-

_________
[4]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. Bab Hasta Sila h. 13
[5]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. Bab Tunggal Sabda h. 105
[6]. Sda. Bab Hastasila h. 13-14
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

85

Big Bang mengawali sejarah terjadinya alam semesta

Gambar 2.2.1 : Terjadinya Alam Semesta


Waktu lahirnya alam semesta diperkirakan antara 13,5 dan 14 milyard tahun yang lalu.
Umur alam semesta adalah jeda waktu antara Dentuman Besar (Big Bang) dengan saat ini.
Atas kehendak Suksma Kawekas, Suksma Sejati menciptakan alam semesta dari empat
unsur dasar: suasana, api, air, dan tanah yang saling bereaksi berdasarkan perencanaan.
Maka datanglah di dunia ini manusia terdiri atas empat unsur, hewan tiga unsur yakni
suasana, api dan tanah, tumbuh-tumbuhan dua unsur yaitu air dan tanah dan dewa satu
unsur, yaitu api.
__________
http://xixidu.net/history-of-the-universe.gif cited June 1, 2011.

86

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

mani manusia terdiri atas empat unsur, hewan tiga (suasana, api dan tanah),
tumbuh-tumbuhan dua (air dan tanah) serta dewa satu unsur, yaitu api. [7]
Suksma Sejati adalah aspek hidup yang dinamis, atas nama Suksma
Kawekas menciptakan empat unsur dasar: suasana, api, air, dan tanah.
Keempat unsur ini saling bereaksi dan karena dipimpin oleh suatu
perencanaan, maka terjadilah alam semesta.

Yang esensial di dalam manusia adalah Roh Suci dengan hubungan mutlaknya di dalam Tripurusa, sebagai hakikat hewan adalah Roh Suci saja, tanpa
hubungan mutlak di dalam Tripurusa; tumbuh-tumbuhan dan dewa tidak mempunyai Roh Suci sebagai esensi. Yang menjadi daya hidup tumbuh-tumbuhan
adalah daya hidup unsur-unsurnya sendiri, yaitu unsur air dan tanah. [8]
Dewa mempunyai kekuatan dan kekuasaan khusus karena kemayannya.
Dewa itu bersifat materi, seperti alat elektronik yang diberi isi tenaga listrik
(baterai) yang lambat laun berkurang sampai akhirnya menjadi kosong.
Badan/jasmaninya lalu kembali kepada unsur api di universum.
Semua yang bersifat unsur dalam berbagai bentuk, gerak dan
metamorfosanya dan segala sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari unsur
dianggap sebagai busana dari Hidup. [9] Jika salah satu bentuk hancur, maka
unsur-unsur pembentuknya kembali kepada keadaannya semula,
untuk
kemudian membentuk wujud-wujud yang lain. Proses terus menerus ini, perkembangan dan kehancuran, menjadi ada dan musnah, dilahirkan dan mati,
tumbuh dan surutnya bentuk dan wujud, akan tetap ada selama Kehendak Suksma Kawekas masih berlaku untuk membiarkan semua ini terus berlangsung. [10]

__________
[ 7]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 h. 70-71 Bab Gumelaring Dumadi (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)
[ 8]. Sda. Bab Gumelaring Dumadi h. 67-70
[ 9]. Sda. Bab Gumelaring Dumadi h. 52-56
[10]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. Bab Gumelaring Dumadi h. 70-71. Tunggal Sabda h. 121, Sangkan Paran h. 187.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

87

Mainan dari kayu dengan motif kuda yang berwarna putih, kuning, merah, dan hitam.

Foto 2.2.1 : Empat Ekor Kuda berwarna Putih, Kuning, Merah, dan Hitam
Keempat unsur suasana, api, air, dan tanah masing-masing mempunyai potensi sendirisendiri, yang menampakkan diri di dalam jasmani manusia sebagai suatu aktivitas atau
nafsu. Keempat nafsu tersebut merupakan daya hidup yang berlain-lainan, dapat
dipersatukan, namun sering berebut pengaruh.
Nafsu mutmainah (diibaratkan kekuatan kuda yang berwarna putih, White. Berasal dari
unsur suasana) adalah dorongan ke arah perikemanusiaan, sosial dan suprasosial, cinta
kasih kepada sesama makhluk. Nafsu amarah (kuda merah, Red) berasal dari unsur api
yang menampakkan dirinya sebagai temperamen yang mudah marah, dalam kekuatan
kehendak, kemauan dan keuletan menyelesaikan masalah. Nafsu sufiah (kuda kuning,
Yellow,) berasal dari unsur air, mendorong keinginan, hasrat, cinta kasih dan tertarik
kepada keindahan. Nafsu luamah (kuda warna hitam, Black) adalah nafsu dari tanah,
berupa dorongan pemuasan seks, egoistik, keselamatan diri, puas diri, enggan memulai
suatu gerakan atau tindakan. Ia hadir dalam sifat-sifat negatif lainnya seperti malas, loba,
tamak, iri hati, dan mencari enaknya saja.

_________
http://4imgs.com/306/x/670110_FULL.jpg cited August 26, 2011.

88

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Keempat unsur tadi masing-masing mempunyai potensi sendiri-sendiri,


yang menyatakan diri di dalam jasmani manusia sebagai suatu aktivitas atau
nafsu (drive, passion, kekuatan, power). Karena itu ada empat daya hidup atau
Nafsu mempunyai aspek baiknya, yaitu jika dapat diatur untuk
kepentingan mutmainah, nafsu sosial dan suprasosial. Luamah
menampakkan diri dalam bentuk kekuatan jasmaniah, keuletan, dan
ketahanan terhadap penderitaan dan kekurangan, toleransi, dan
berdaya tampung yang besar, inilah sifat-sifat dari ibu bumi (tanah).

nafsu yang berlain-lainan. Nafsu adalah salah satu dari tiga sentra vitalitas di
dalam jiwa.
Nafsu suasana adalah dorongan ke arah perikemanusiaan, sosial dan
suprasosial, cinta kasih kepada sesama makhluk. Nafsu ini diberi nama
mutmainah (diibaratkan kekuatan kuda yang berwarna putih, White). Unsur api
mengandung nafsu yang disebut amarah (kuda merah, Red) yang menampakkan
dirinya sebagai temperamen yang mudah marah, dalam kekuatan kehendak,
kemauan dan keuletan menyelesaikan masalah. Unsur air memberi nafsu
keinginan, hasrat, cinta kasih dan tertarik kepada keindahan, nafsu ini bernama
sufiah (kuda kuning, Yellow,). Luamah (kuda warna hitam, Black) adalah nafsu
dari tanah, berupa dorongan egoistik, keselamatan diri, enggan memulai suatu
gerakan, tindakan. Ia menyatakan diri dalam sifat-sifat malas, loba, tamak, iri
hati, mencari enaknya saja, puas diri, dan nafsu sahwat.
Tetapi nafsu ini mempunyai juga segi-segi baiknya, yaitu jika ia tunduk
kepada dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan mutmainah, nafsu sosial dan
suprasosial. Dalam hal demikian, luamah menampakkan diri dalam bentuk
kekuatan jasmani,
keuletan dan ketahanan terhadap penderitaan dan
kekurangan, toleransi dan berdaya tampung yang besar, semuanya itu adalah
sifat-sifat dari ibu bumi (tanah). [11].
__________
[11]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 h. 52-61. Bab Gumelaring Dumadi (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

89

Refleksi, Bayangan Bulan Purnama di Laut


Foto 2.2.2 : Bulan Sebagai Pusat Cahaya Yang Menerangi Keheningan Malam
Bulan sebagai wakil matahari di malam hari dapat membentuk refleksi bayangannya di
laut yang luas. Bulan memang bertugas memantulkan cahaya matahari untuk belahan
bumi yang gelap (malam hari). Bentuk refleksinya tergantung riak gelombang laut yang
memantulkannya.
Angan-angan adalah refleksi (bayangan) Tripurusa sebagai inti yang imateri di dalam
badan/jasmani halusnya manusia. Refleksi Tripurusa (TriAspect) di dalam selubung
materi halus tersebut adalah daya intelektual manusia.
Tripurusa juga memiliki tiga aspek refleksi, yaitu: 1. Roh Suci memantulkan Ciptanya
manusia. Cipta adalah pikiran atau fungsi membentuk bayangan dari angan-angan. 2.
Suksma Sejati memantulkan nalar di dalam busana materi halus. Nalar atau pemikir adalah
fungsi asosiatif. Kemampuan manusia untuk meng-asosiasi-kan berbagai bayangan pikiran
menjadi satu rangkaian tertentu. 3. Suksma Kawekas merefleksikan pangerti ke dalam
selubung materi halus manusia. Pangerti adalah kemampuan yang berfungsi menangkap
arti, menangkap dan melihat keseluruhan, menilik, menembus ke dalam objek.
__________
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRsnDMpdRSJC5N-uhdAKxS79qoXWb4hcsM55snTPOv24dKB3uFc cited August 26,
2011.

90

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Keempat unsur ini begitu bercampur-baur di dalam jasmani, sehingga tidak


dapat ditunjuk keadaan mereka masing-masing, jika terpisah dari yang lain-lain.
Namun demikian disebut juga tempat lokalisasi di mana terdapat konsentrasi
Angan-angan adalah refleksi (bayangan) yang ditimbulkan oleh beradanya Tripurusa di dalam badan/jasmani sebagai busana materinya.
Daya intelektual manusia adalah mencerminkan daya kekuasaan
Tripurusa di dalam selubung materi tersebut.

suatu unsur tertentu sehingga ia berdominasi di tempat itu. Umpamanya hawa


masuk dalam pernafasan, paru adalah tempat di mana paling banyak unsur
suasananya. Di dalam darah terdapat konsentrasi unsur api yang terbesar. Di
dalam sungsum terdapat banyak unsur air, sedangkan di dalam urat-daging unsur
tanahlah yang mempunyai perwakilan yang terbesar. [12]
Beradanya Tripurusa di dalam badan/jasmani sebagai busana materi,
menimbulkan refleksi (bayangan) dengan sebutan angan-angan.
Refleksi
Tripurusa di dalam selubung materi ini adalah daya intelektual manusia. Refleksi
ini juga mempunyai tiga aspek, yaitu:
1. Cipta adalah pemantulan Roh Suci. Cipta adalah pikiran atau fungsi
memben-tuk bayangan dari angan-angan.
2. Nalar atau pemikir adalah fungsi asosiatif, yang mengasosiasikan
berbagai bayangan pikiran menjadi satu rangkaian. Kemampuan ini adalah akibat
pemantulan Suksma Sejati di dalam busana materi.
3. Pangerti, fungsi menangkap arti, menangkap dan melihat keseluruhan,
menilik, menembus ke dalam objek. Kemampuan ini bersumber kepada refleksi,
bayangan Suksma Kawekas. [13]

__________
[12]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. Bab Gumelaring Dumadi. h. 62.
[13]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. Bab Gumelaring Dumadi. h. 60-61.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

91

Bima melawan naga berkepala tiga, metafor dari angan-angannya sendiri yang terdiri dari cipta, nalar,
dan pangerti. (Ilustrator: Santoso Oetomo, Juli, 2011)

Gambar 2.2.2 : Bima ketemu Dewa Ruci


Bima (Werkudoro) yang gagah perkasa itu, setelah mengalahkan Naga berkepala tiga
(diferensiasi angan-angan) menyelam di dasar samudra (kesadarannya) bertemu dengan
Bima Kecil (perhatikan kukunya), Dewa Ruci (dirinya sendiri yang abadi). Kisah dalam
dunia pewayangan semakin seru ketika ia masuk melalui telinganya (rahsa jati).
__________
http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/werkudara-bertemu-dewaruci.jpg cited May 29, 2011.

92

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Kecuali itu, ketiga aspek itu berada secara kolektif di dalam refleksi
Tripurusa yang tidak berdeferensiasi, yaitu angan-angan dalam arti sempit, yang
bertempat di dekat jantung juga.[14] Angan-angan sebagai keseluruhan kadangKomunikasi manusia (mikrokosmos) dengan dunia luar (makrokosmos)
melalui pancaindra: penglihatan, pendengaran, pembau, perasa(an) dan
pengucap (bahasa), bukan pengecap, menurut Candra Jiwa Indonesia.

kadang digambarkan dengan lambang berupa seekor ular naga berkepala tiga.[15]
Tiga kepala ini menggambarkan tiga bentuk diferensiasi dari angan-angan. Tiga
refleksi Tripurusa ini masing-masing mempunyai tenaga gaib.
Tenaga gaib cipta adalah pangaribawa, dari nalar bernama prabawa dan
kemayan adalah hasil dari pengerti. Terutama kemayanlah yang mempunyai
tenaga magis. Ketiga aspek angan-angan ini tidak pernah bertindak sendiri-sendiri,
tetapi selalu simultan (bersama-sama pada waktu yang sama). [16]
Badan/jasmani secara keseluruhan berhubungan dengan dunia luar dengan
perantara pancaindra. Ada lima indra: penglihatan, pendengaran, pembau,
perasa(an), dan pengucap (bahasa). [17]
Yang disebut indra perasa(an) ialah rasa halus manusia, semacam organ
peraba yang tak tampak, dengan mana orang dapat meraba-raba perasaan dan
pikiran orang lain sampai sedalam-dalamnya dan dengan mana orang dapat
menerima atau menolak sesuatu. Dijelaskan, perasaan ini bertempat di hati. [18]

__________
[14]. Soenarto Mertowardojo R, Hardjoprakoso RT, Trihardono Soemodihardjo R: Sasangka Jati,
Repr.Jatop. 523/B. 1954. Bab Gumelaring Dumadi. h. 60-61.
[15]. Yasadipura I: Dewa Ruci, diterbitkan oleh M. Ng. Kramaprawira dengan perantaraan Percetakan
Van Dorp. 1870, 1873, 1880.
[16]. Soenarto Mertowardojo R, Hardjoprakoso RT, Trihardono Soemodihardjo R: Sasangka Jati,
Repr.Jatop. 523/B. 1954 h. 62 Bab Gumelaring Dumadi (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)
[17]. Soenarto dkk. Bab Gumelaring Dumadi h. 52
[18]. Soenarto dkk. Bab Hasta Sila h. 19
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

93

MAKROKOSMOS
ALAM SEMESTA
===============l Pancaindra l==========================
[penglihatan, pendengar, pembau, perasa(an) dan

MIKROKOSMOS
Bumi 7 lapis

(Manusia seutuhnya)
(Materi Kasar-Raga,Fisik-Kimiawi)

-------------------------------------------------Langit 7 lapis
(Materi Halus-Jiwa, Rohani)
- - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

ALAM SEJATI

(Pusat Imateri)

=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 2.2.4: Pengucap bukan Pengecap


Selain indra-indra penglihatan, pendengaran, dan pembau, ada yang disebut indra perasa
ialah rasa halus manusia. Organ peraba ini tidak tampak, tetapi dapat meraba-raba
perasaan dan pikiran orang lain sampai sedalam-dalamnya. Orang dapat menerima atau
menolak sesuatu tanpa pemikiran intelektual.
Manusia berinteraksi dengan lingkungannya (makrokosmos) di jembatani oleh indra
Pengucap (bahasa). Pada indra-indra itu dibedakan bagian kasar dan bagian halusnya.
Dalam kegiatan kita yang memerlukan kesadaran penuh, maka bagian yang kasar
dipergunakan untuk pengamatan kita keluar. Selama orang tidur di dalam mimpi atau di
dalam lamunan tanpa kesadaran maka bagian yang halus tetap bekerja.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

94

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Pengucap sebagai jembatan antara dunia luar dan manusia merupakan juga
kemungkinan terjadinya interaksi antara manusia dengan lingkungannya dan
karena itu dimasukkan sebagai salah satu indra. Pada indra-indra itu dibedakan
Bumi sebutan lain dari soma (badan/jasmani kasar), tempat terselenggaranya proses-proses jasmaniah biasa (biologi, fisika-kimiawi) seperti
pergantian zat gizi, air, garam, sirkulasi darah, dan pernafasan. Langit,
sebutan lain dari psike (badan/jasmani halus), tempat terselenggara
mekanisme-mekanisme mental atau jiwa, dalam hal ini bukan rohaniah.

bagian kasar dan bagian halusnya. Bagian yang kasar biasa dipergunakan dalam
kehidupan kita yang sadar penuh, untuk pengamatan kita keluar. Bagian yang
halus tetap bekerja selama orang tidur di dalam mimpi atau di dalam lamunan. [19]
Badan/jasmani, materinya terdiri atas bagian materi kasar dan materi halus.
[20]
Di dalam badan/jasmani kasar (soma) yang disebut juga bumi, terselenggara
proses-proses jasmaniah biasa seperti pengambilan dan distribusi oksigen,
oksigenisasi jaringan, pergantian zat gizi, air, dan garam. Terdapat juga sirkulasi
darah, pernafasan, dan gerak motorik otot-otot tubuh. Di dalam badan/jasmani
halus (psike), yang disebut juga langit, terselenggara mekanisme-mekanisme
psikologi, mental, atau jiwa.
Kedua badan/jasmani ini, kasar dan halus, terjalin dengan eratnya. Kiranya
dapat dibandingkan dengan perumpamaan seperti hubungan air dengan uap di
atasnya. Pengaruhnya datang dari dan diterima oleh kedua belah pihak.
Bumi yang bermateri kasar dan langit yang bermateri halus masing-masing
terbagi atas tujuh saf, yang satu tidak terletak di samping yang lain, tetapi yang
satu merembes dan menembus yang lain. Ketujuh saf ini terjadi karena
perbedaan kepadatan materinya, yang disusun dalam tujuh konsentrasi. [21] Ma-

__________
[19]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 1-4-1949
[20]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. h. 52 Bab Gumelaring Dumadi (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)
[21]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 h. 129 Bab Tunggal Sabda (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

95

Tampak air laut yang disinari matahari dengan uap air yang jenuh di atasnya

Foto 2.2.3: Kontinuitas antara Air Laut dengan Uap Air di Atasnya
Kabut adalah titik-titk air yang merupakan hasil kondensasi atau sublimasi dari uap air yang
terapung-apung di atmosfer dekat permukaan laut. Melalui suatu proses kondensasi, uap air
dalam atmosfer akan berubah wujud menjadi cair atau padat menjadi titik-titik air atau
bersublimasi menjadi kristal-kristal es. Titik-titik air dan kristal-kristal es yang berkumpul,
melayang-layang di lapisan atmosfer yang tinggi disebut awan, namun disebut kabut bila
melayang-layang di lapisan atmosfer dekat permukaan yang rendah, yaitu di atas laut atau di
permukaan tanah.
Bumi (soma) yang bermateri kasar dan langit (psike) yang bermateri halus dapat diumpamakan
berhubungan seperti air di lautan dengan uap air di atasnya. Masing-masing terbagi atas tujuh
saf, yang satu tidak terletak di samping yang lain, tetapi yang satu merembes dan menembus
yang lain. Ketujuh saf ini terjadi karena perbedaan kepadatan materinya, yang disusun dalam
tujuh konsentrasi.
Manusia disebut juga sebagai jagad-kecil (hidup dengan busana kecil), dunia-kecil atau
mikrokosmos, karena semua unsur materi (kasar dan halus), dan pusat imateri yang paling
transendental) dengan Tripurusa diwakili di dalamnya (rohaniah, spiritual). Alam semesta,
universum, Hidup dengan busana besar, disebut jagad besar atau makrokosmos, manusia
termasuk di dalamnya.
__________
http://lh5.ggpht.com/_4gi2AEV7AIw/SlzUMV_3M8I/AAAAAAAAAIY/B4sVpYa4_Lo/kabutuap18.jpg cited December
12, 2011.
http://kurnia-geografi.blogspot.com/2011/04/kabut.html cited December 12, 2011.

96

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

sih ada satu lagi yang paling transendental yang disebut Candra Jiwa Indonesia
sebagai pusat imateri yang melengkapi sebutan manusia sebagai makhluk
rohaniah (spiritual).
Mikrokosmos (dunia kecil) adalah Hidup dengan busana kecil , yaitu
manusia dengan semua unsur materi dengan Tripurusa di pusatnya
(imateri). Makrokosmos, adalah alam semesta, universum. Makrokosmos
(alam semesta) adalah Hidup dengan busana besar.

Manusia disebut juga jagad-kecil, dunia-kecil atau mikrokosmos, karena


semua unsur materi dan juga Tripurusa diwakili di dalamnya. Alam semesta,
universum, Hidup dengan busana besar, disebut jagad besar atau makrokosmos.
[22]
Maka terlihatlah dalam struktur candra jiwa manusia Indonesia dengan
berbagai pusat vitalitas:
I. Yang imateri atau tidak terikat materi: Tripurusa, Triaspek terdiri atas; Suksma
Kawekas, Suksma Sejati, dan Roh Suci.
II. Yang materi atau terikat oleh materi:
1. Angan-angan: a. Cipta - Pangaribawa, b. Nalar Prabawa, c. Pangerti
Kemayan.
2. Nafsu-nafsu: a. Mutmainah, b. Amarah, c. Sufiah, d. Luamah.
3. Perasaan (rasa-pangrasa). Sentra/pusat vitalitas terikat materi yang ketiga
ini ialah rasa-pangrasa atau hidup-perasaan.
Nafsu, angan-angan dan perasaan adalah sebagai tiga makhluk yang berlainlainan, masing-masing berjuang dan bekerja untuk diri sendiri dan karena itu
dapat menimbulkan ketidakselarasan. [23]

__________
[22]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 h. 129 Bab Gumelaring Dumadi h. 52 (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)
[23]. Tr. Soemodihardjo: Surat kepada Soemantri tentang memahami hidup 1952
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

97

MAKROKOSMOS

(FISIK)
Materi Kasar

(MENTAL)
Materi Halus

Angan-angan,
Perasaan, Nafsu-nafsu

[Aku]
--------------------l Rahsa
RahsaJati
Jati l-------------------HIDUP SEJATI
Pusat Imateri
(SPIRITUAL)

Diagram Transenden 2.3.1: Sang Aku adalah Pimpinan Mental (Jiwa) Manusia
Refleksi Tripurusa di dalam badan/jasmani sebagai angan-angan. Sang Aku manusia adalah
kristalisasi dari angan-angan dan secara potensial adalah pimpinan atas rasa-pangrasa
atau perasaan dan nafsu-nafsu. Kesadaran pribadi yang mengandung rasa puas itu adalah
manifestasi terbentuknya hubungan erat ketiganya di dalam batin.
Sifat utama angan-angan adalah kedaulatan (walaupun terbatas) dan angan-angan selalu
berhubungan dengan pangrasa (perasaan). Angan-angan merealisasikan potensi tertentu
karena ikatannya dengan nafsu dan alat-alat pelaksana jasmani.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

98

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

2.3

Magnum Opus 5/5 (2016)

FUNGSI JIWA

Selama perkembangan soma, somatik, badan/jasmani manusia, kita


melihat berbagai pusat/sentra vitalitas berdiferensiasi, masing-masing dengan
Pusat imateri yang hakiki, adalah Tripurusa menurut Candra Jiwa
Indonesia. Manusia menjadi sadar bahwa ia hidup karena Sumber
Hidup melalui Utusan-Nya menyisipkan Hidup di dalam diri manusia.

daerah kerjanya sendiri. Tripurusa adalah pusat imateri yang hakiki, menurut
candra jiwa manusia Indonesia, adalah yang menyisipkan Hidup di dalam
manusia dan yang menyebabkan manusia sadar bahwa ia hidup. Selanjutnya, ada
angan-angan yang terjadi karena refleksi Tripurusa di dalam badan/jasmani.
Angan-angan ini membentuk sang Aku manusia dan potensial memegang
pimpinan atas rasa-pangrasa atau disingkat pangrasa dan nafsu-nafsu. [1]
Sifat utama angan-angan adalah kedaulatan (walaupun terbatas) dan
angan-angan selalu berhubungan dengan pangrasa. Angan-angan merealisasikan
potensi tertentu karena ikatannya dengan nafsu dan alat-alat pelaksana jasmani.
Angan-angan adalah pendukung dan pemegang kesadaran pribadi.
Karena ikatan yang erat antara angan-angan dengan perasaan dan nafsunafsu [pemuas], maka kesadaran pribadi ini mengandung rasa puas (lust). Karena
itu sadar pribadi menutupi kesadaran Tripurusa dan menyebabkan kesadaran
Tripurusa ini menjadi tersilam atau latent. Karena Suksma Kawekas itu adalah
bentuk asal dari semua Hidup, maka kesadaran yang ada pada Tripurusa adalah
sesuatu yang kolektif, yaitu kesadaran yang kolektif.

__________
[1]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. h. 62.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

99

TRIPURUSA
SPIRITUAL
Dimensi-4

MENTAL
Dimensi-3

MIKROKOSMOS
FISIK
Dimensi-2

SSaaddaarr PPrriibbaaddii

Anganangan

SSaaddaarr
K
Koolleekkttiiff

Perasaan

Nafsunafsu

MAKROKOSMOS
Manusia, Dewa, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, dan Mineral
Dimensi-1

Diagram Transenden 2.3.2: Sadar Pribadi Menyelimuti Sadar Kolektif


Angan-angan adalah pendukung dan pemegang sadar pribadi. Karena ikatan yang erat antara
angan-angan dengan perasaan dan nafsu-nafsu, maka sadar pribadi ini mengandung rasa puas
(lust). Karena itu sadar pribadi menutupi kesadaran Tripurusa dan menyebabkan kesadaran
Tripurusa ini menjadi tersilam atau latent.
Sebaliknya, Suksma Kawekas itu adalah bentuk asal dari semua Hidup, maka kesadaran yang
ada pada Tripurusa adalah kesadaran kolektif yang meliputi mikro dan makrokosmos sampai
tak terbayangkan. Dengan upaya introspeksi yang sungguh-sungguh manusia berpotensi
mengenal jati dirinya kembali, menerima anugerah intuisi, dan menyelesaikan evolusi egonya
dalam peristiwa Pamudaran.
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

100

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Hidup itu ada di mana-mana, baik mikro atau makrokosmos. Ada kesatuan
dan keseluruhan, unitas dan totalitas. Karena Aku manusia itu terbatas oleh dan
terbatas pada dirinya sendiri, yaitu oleh individualitasnya, maka manusia tidak
Karena Suksma Kawekas itu adalah bentuk asal, sumber dari semua
Hidup, maka kesadaran yang ada pada Tripurusa adalah sadar
kolektif. Suksma Sejati, sadar kolektif dinamis utusan abadi Suksma
Kawekas, sadar kolektif statis. Suksma Sejati adalah yang menyisipkan
hidupnya Roh Suci, sang pemilik sadar terbatas, sang Aku-imateri.

mengalami totalitas itu. Kedaulatan Aku menjauhkan diri, memisahkan diri dari
kesatuan dan keseluruhan yang lebih tinggi itu.
Menerima kesatuan dan keseluruhan yang lebih tinggi berarti menem-patkan kedaulatannya sendiri di bawahnya. Karena individualitasnya timbullah
pemisahan, dan karena itu seakan-akan dibuang dari Hidup dalam bentuk asalnya.
Di dalam pembuangan ini sang Aku mempunyai fungsi pimpinan sentral terhadap
perasaan, nafsu dan alat-alat pelaksana. Angan-angan mendorong aktivitas nafsu
dan mampu mengalirkan aktivitas itu melalui jalan-jalan tertentu.
Keluar, sang Aku mewakili seluruh jasmani dan bertanggung jawab juga
atas aktivitas perasaan. Tetapi menurut struktur jiwa, sang Aku hanya dibentuk
oleh angan-angan. Sang Aku meliputi perasaan dan nafsu-nafsu sebagai selubung.
Bagian-bagian yang membentuk angan-angan: cipta, nalar, dan pangerti,
beserta keempat kekuatan nafsu: luamah, sufiah, amarah, dan mutmainah,
disebut kekuatan-kekuatan saudara sang Aku. [2] Jadi ada tujuh kekuatan saudara,
saudara-tujuh. Kekuatan-kekuatan ini menjadi satu kekuatan yang terintegrasi.
Penggabungan ini biasanya tidak total, karena itu ketujuh saudara itu masingmasing masih mempunyai kebebasan bergerak terhadap yang sudah tergabung.

__________
[2]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus 1949.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

101

MAKROKOSMOS
Alam Semesta dan Seisinya

==============l Pancaindra l===========================


MIKROKOSMOS

Manusia seutuhnya

Fisik
Jasmani Kasar, Fisik-Kimiawi
------------------------------------------------Mental
Jasmani Halus, jiwa, batin

Tujuh-saudara
Angan-angan:
Nafsu-nafsu:
dan

(Bayu Sejati)
1cipta, 2nalar

dan 3pangerti
4luwamah, 5sufiah, 6amarah,
7mutmainah

- - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: 3.Roh Suci, 2.Suksma Sejati, 1.Suksma Kawekas


Spiritual

Alam Sejati (Pusat Imateri)

======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 2.3.1: Bayu Sejati adalah Totalitas Integrasi Tujuh Saudara
Kekuatan yang terintegrasi tujuh-saudara sang Aku dibentuk oleh potensi angan-angan:
cipta, nalar, dan pangerti, beserta keempat kekuatan nafsu: luamah, sufiah, amarah dan
mutmainah. Penggabungan ini biasanya tidak total, karena itu ketujuh saudara itu masingmasing masih mempunyai kebebasan bergerak terhadap yang sudah tergabung. Kalau
penggabungan ini total, maka tenaga totalnya disebut Bayu Sejati dan dia ini dapat mengeluarkan kemampuan-kemampuan supranatural.
Hanya ada dua kemungkinan manusia meletakkan titik berat kesadaran hidupnya, pertama terletak di dalam pusat imateri, yaitu Tripurusa dan kedua di dalam badan/jasmani.
Titik berat kesadaran tersebut di dalam badan/jasmani halus (psike) dapat terletak pada
ke-mampuan-kemampuan intelektual (angan-angan), atau pada kualitas-kualitas perasaan
(pangrasa) atau pada daya-daya keinginan-kemauannya (nafsu-nafsu).

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

102

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Kalau penggabungan ini total, maka tenaga totalnya disebut Bayu Sejati. [3]
Dia ini dapat mengeluarkan kemampuan-kemampuan supranatural seperti dapat
melihat hal-hal yang tersembunyi dan yang belum terjadi, pandai mengobati, teleEkstraversi sang Aku mewakili seluruh jasmani dan bertanggung jawab
atas aktivitas perasaan dan nafu-nafsu. Sesuai dengan struktur jiwa,
sang Aku hanya dibentuk oleh angan-angan dan merupakan kristalisasinya. Akhirnya, sang Aku menyelubungi seluruh perasaan, nafsu-nafsu,
dan pusat hidup imateri (Tripurusa).

pati, dan sebagainya. Dengan Bayu Sejati orang dapat umpamanya, menemukan
tanpa ragu-ragu barang-barang yang hilang, dengan mata tertutup menjalankan
mobil di jalan yang ramai, dan menarikan tarian yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Bayu Sejati dapat diaktifkan menurut kehendak. Tetapi penggabungan
kekuatannya terikat pada syarat-syarat tertentu.
(periksa bab: Tentang
Kesadaran Aku). Di dalam keadaan Bayu Sejati kesadaran tetap utuh sepenuhnya.
Ada ikatan yang mengintegrasikan antara Tripurusa, angan-angan, perasaan
dan nafsu. Mengingat kenyataan bahwa keempatnya itu dapat dipandang
sebagai pusat-pusat vitalitas dari manusia, maka yang menjadi soal adalah di
mana orang-orang itu meletakkan titik berat hidupnya. Pada Tripurusa, pada
angan-angan, pada perasaan atau pada nafsu-nafsu.
Sesungguhnya hanya ada dua kemungkinan, pertama titik berat itu terletak
di dalam pusat imateri, yaitu Tripurusa. Kedua di dalam badan/jasmani, dapat
terletak pada angan-angan (daya-daya intelektual), atau pada perasaan (kualitaskualitas perasaan) atau pada nafsu-nafsu (daya-daya keinginan). Bagaimanakah
terselenggaranya kerja sama antara angan-angan, perasaan, dan nafsu?

__________
[3]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. h. 60 .
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

103

MAKROKOSMOS
Asadar Kolektif

(FISIK)
Asadar
Biologis

Angan-angan,
Perasaan, Nafsu-nafsu
Sadar Pribadi
(MENTAL)

--------------------l Rahsa
RahsaJati
Jati l-------------------DTRIPURUSA
Sadar Kolektif
(SPIRITUAL)

Diagram Transenden 2.3.3: Titik Berat Polaritas Hidup


Ada ikatan yang mengintegrasikan antara Tripurusa, angan-angan, perasaan dan nafsu.
Mengingat kenyataan bahwa keempatnya itu dapat dipandang sebagai pusat/sentra vitalitas
dari manusia, maka orang-orang itu dapat meletakkan titikberat hidupnya pada Tripurusa,
angan-angan, perasaan, atau pada nafsu-nafsu.
Perhatikan di mana polaritas hidup diletakkan, pertama titik berat itu itu terletak di dalam
pusat imateri, yaitu Tripurusa. Kedua di dalam badan/jasmani, materi halus. Nafsu sebagai
daya dorong yang tak-sadar merupakan daya pendorongnya atau motor yang menggerakkan
angan-angan dan perasaan. Angan-angan dan perasaan adalah peralatan yang terletak pada
dataran sadar.
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

104

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Nafsu sebagai dorongan tak sadar merupakan daya pendorong atau motor
yang menggerakkan angan-angan dan perasaan. Angan-angan dan perasaan
adalah peralatan yang terletak di bidang sadar. Nafsu luamah dan mutmainah
Awalnya nafsu luamah memberdayakan egosentripetal. Sufiah melepaskan nafsu keinginan untuk bergabung. Amarah diaktifkan keinginan
untuk memberdayakan kemauan atau daya keuletan usaha supaya
keinginan itu tercapai. Hasil kerja luamah, sufiah, dan amarah ini menuju ke angan-angan. Ciptalah pembentuk bayangan akhir yang diingini.

berlawanan polaritasnya. [4] Luamah adalah nafsu yang egosentripetal, mutmainah egosentrifugal. [5] Sufiah dan amarah dapat dianggap sebagai nafsu-nafsu
pembantu.
Mula-mula luamah mengeluarkan nafsu egosentripetal. Sufiah menyambut
dengan melepaskan nafsu keinginan untuk digabungkan dengan nafsu yang
pertama. Keinginan ini mengaktifkan amarah, yang lalu membantu keinginan itu
dengan menghasilkan daya kemauan atau daya keuletan usaha untuk mencapai
keinginan itu tadi. Kombinasi hasil kerja luamah, sufiah, dan amarah ini
diteruskan kepada angan-angan.
Cipta lalu membentuk bayangan dari apa yang diingini. Nalar
mengasosiasikan bayangan itu dengan bayangan-bayangan lain yang tersedia dan
atau dengan hasil pengamatan pada waktu itu juga. Karena itu pangerti
mendapat pandangan yang menyeluruh tentang apa yang diingini. Karena pe-

__________
[4]. Catatan penterjemah. Berlawanan polarisasi seperti keberadaan kutup positif dan negatif dengan ciriciri: a. Adanya yang satu disebabkan adanya yang lain. b. Walaupun kedua kutub itu berlawanan,
keduanya itu bersama-sama merupakan satu kesatuan.
[5]. Sentripetal= gerak menuju pusat, sentrifugal= gerak menjauh dari pusat. Egosentri-petal= (nafsu)
yang menuju ke arah pemuasan kepentingan dan kesenangan diri sendiri. Egosentrifugal= (nafsu) yang
menuju kepada pemuasan kepentingan dan kesenangan bukan akunya sendiri, untuk kepentingan orang
lain, masyarakat dan Tuhan.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

105

Ilustrator: Santoso Oetomo, 2011


Gambar 2.3.1: Kereta Kencana dengan Empat Ekor Kudanya
Nafsu-nafsu sebagai daya dorong, motor atau daya tarik dapat digambarkan sebagai
kekuatan (power) empat ekor kuda yang harus dikendalikan oleh Saisnya (angan-angan).
Sais yang bijak akan mendengarkan arahan dari Roh Sucinya (akunya yang abadi, bagian
dari Tripurusa) sebagai penumpang agar tidak tersesat di jalan simpangan. Matahari dan
sinarnya melambangkan Suksma Kawekas dan Suksma Sejati.
Secara ideal, Kuda putih (mutmainah) sebagai kuda penjuru dan kuda kuning harus
dipasang di baris depan. Baris belakang barulah dipasang kuda hitam atau violet tua
(luamah) dan kuda merah (amarah). Suatu ilustrasi manusia ideal yang menampakkan
pola hidup sehari-hari dengan berperilaku budi luhur. Integrasi awal antara kuda putih dan
kuda kuning (asmara sufi-laya) sangat dibutuhkan untuk harmonisasi dan integrasi penuh
kekuatan empat ekor kuda, karena integrasi dua kuda baris depan itu bersifat
egosentrifugal; mendorong ke perbuatan-perbuatan sosial dan supra sosial.

106

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

ngertian yang telah tercapai oleh pangerti ini, maka bayangan tentang yang diingini itu lebih dipertajam lagi.
Mutmainah memerlukan sufiah untuk bermanifestasi keluar. Kombinasi
mutmainah dan sufiah mendorong keinginan pada kemurahan dan
kebaikan hati, keluhuran budi, serta berbakti kepada sumber dan asal
mula hidup, jadi mendorong ke arah perbuatan sosial dan suprasosial.

Angan-angan menggerakkan alat-alat indra agar lebih waspada,


merangsang nafsu lagi untuk lebih memperkuat lagi keinginannya dan memobilisasi alat-alat pelaksana; dengan demikian tercapailah apa yang diingini. [6]
Yang diingini itu tidak perlu berupa barang. Dapat juga sesuatu yang abstrak,
umpamanya kedudukan, tingkat pendidikan atau kemajuan tertentu dan sebagainya.
Mutmainah juga tidak dapat berkembang tanpa sufiah. Kombinasi
mutmainah dan sufiah merangsang keinginan pada kemurahan dan kebaikan hati,
keluhuran budi, cinta kepada sesama manusia, jadi mendorong ke arah
perbuatan sosial dan suprasosial. [7] Sesudah itu berlangsung prosedur yang sama
dengan angan-angan, pancaindra dan alat-alat pelaksana.
Jika mutmainah yang bersifat sosial dan suprasosial itu mendominasi,
luamah lalu tidak menjadi pengambil inisiatif dan berkuasa seperti raja, tetapi lalu
menjadi hamba yang taat, sedangkan sifatnya yang egosentripetal itu berubah
menjadi kekuatan jasmani, daya tahan terhadap kekuatan, penderitaan, dan
toleransi. [8] Jadi ada kemungkinan konversi [9] pada luamah (polaritas berubah
netral), berbeda dengan mutmainah yang tidak mempunyai kemungkinan ini
(selamanya berpolaritas positif).

__________
[6]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 1-6-1949.
[7]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. h. 62, 63 .
[8]. Idem.
[9]. Catatan penterjemah. Konversi= perubahan, penggantian, biasa dikatakan tentang hutang negara yang
diubah/ diganti suku bunganya.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

107

Studi bangunan mimpi dan konstruksi gejala-gejala neurosis (Candra Jiwa Freud)
Gambar 2.3.2 : Fenomena Gunung Es pada Kesadaran Manusia Menurut Freud
Hanya sebagian kecil, kira-kira sepersepuluh dari seluruh jiwa manusia dalam keadaan
sadar. Sisanya terletak pada bidang prasadar dan asadar. Ego dan Superego berhubungan
dengan bidang sadar dan hanya Id yang menempati bidang asadar tanpa bersentuhan
dengan bidang sadar.
Jika keinginan tercapai, badan/jasmani mengalami rasa positif. Jika yang diingini hilang,
rusak atau mati, atau tidak tercapai, maka perasaan itu menjadi negatif. Dalam hal
demikian, maka keinginan yang tidak tercapai beserta bayangan-bayangan yang bertalian
dengan itu disimpan dalam angan-angan dalam arti sempit.
Angan-angan dalam arti sempit yang penuh sesak menyebabkan keadaan sakit (depresi,
neurosis, dan penyakit psikosomatik lainnya) atau menyebabkan angan-angan yang membongkar sendiri muatan-muatannya melalui ucapan, gerak-gerak tangan waktu bicara dan
impian-impian. Angan-angan yang penuh sesak dapat dibongkar tanpa akibat-akibat yang
merugikan melalui sikap menerima/tawakal.
__________
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSQNLNwZt7ek5fFSybmH_J6VAhjWt0TRcqhc9ivEMtKgsYjpe4f7Q cited
August 26, 2011.
108

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Angan-angan yang mengumpulkan pengetahuan dari dunia luar melalui


pancaindra, berkewajiban mengatur nafsu sedemikian rupa sehingga terpelihara
hubungan dan sikap yang baik terhadap dunia luar. Manusia harus menyesuaikan
Bila mutmainah mendominasi, luamah gagal menjadi penentu keputusan
agar berkuasa seperti raja, ia berubah menjadi hamba yang taat, sifatnya yang egosentripetal itu berubah menjadi kekuatan jasmani, daya
tahan terhadap kekuatan, penderitaan, dan toleransi. Kemungkinan
konversi dimiliki luamah dan tidak dimiliki oleh nafsu mutmainah.

diri dengan dunia luar dan karena itu ia harus menyalurkan nafsu-nafsunya melalui jalan-jalan tertentu. Pembatasnya adalah adat-kebiasaan, etika, dan hukum
yang ada di masyarakat tersebut.
Jika keinginan tercapai, badan/jasmani mengalami rasa positif. Jika yang
diingini hilang, rusak atau mati, atau tidak tercapai, maka perasaan itu menjadi
negatif. Dalam hal demikian, maka keinginan yang tidak tercapai beserta
bayangan-bayangan yang bertalian dengan itu disimpan dalam angan-angan
dalam arti sempit. [10]
Angan-angan dalam arti sempit yang penuh sesak menyebabkan keadaan
sakit seperti depresi, neurosis, dan penyakit psikosomatik lainnya.
Hal ini
menyebabkan angan-angannya sendiri yang membongkar muatan-muatannya
melalui ucapan, gerak-gerak tangan waktu bicara dan impian-impian. Anganangan yang penuh sesak dapat dibongkar tanpa akibat-akibat yang merugikan
melalui sikap menerima dan tawakal. [11]
Impian di dalam candra jiwa manusia Indonesia ini dipandang sebagai
meluapnya angan-angan yang terlalu penuh. Hanya bagian yang sangat kecil saja
dari jumlah impian yang mengandung perlambang tentang apa yang akan dialami
oleh orang yang bermimpi dalam waktu dekat. [12] Tentang impian semacam ini,

__________
[10]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 1-8-1949.
[11]. Idem.
[12]. Idem.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

109

Manusia senantiasa bermimpi, mengandung perlambang yang bersifat pribadi


Gambar 2.3.3 : Mimpi juga Perlambang dalam Arti Pribadi
Candra jiwa manusia Indonesia ini memandang impian sebagai tumpahnya angan-angan
yang terlalu penuh. Kira-kira hanya seperseratus saja dari jumlah impian yang mengandung perlambang tentang apa yang sungguh-sungguh akan terjadi dalam waktu dekat.
Tentang impian semacam ini, dapat dikatakan istimewa karena dapat berupa pencerahan
dari pusat imateri yang salah satunya adalah mengetahui tentang sesuatu yang akan terjadi
dan lainnya adalah memecahkan persoalan-persoalan besar di masyarakat.
Apa dan bagaimana arti impian semacam itu, potensial hanya orang yang bermimpi itu
sendiri yang mengetahuinya. Sebab impian itu memiliki makna yang khas dengan arti
sangat pribadi. Hanya ahli budi, psikolog dan psikiater terlatih yang dapat menunjukkan
artinya.

__________
http://www.jeffjonesillustration.com/images/illustration/00003-dream-factory.jpg cited August 13, 2011.
110

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

bahasa Belanda mempergunakan istilah prophetis (propheet= nabi), sedang Jung


mempergunakan istilah vorfulend (merasa sebelumnya). [13]
Aktivitas sang Aku (asli) menutupi eksistensi Tripurusanya sehingga
menjadi latent. Sang Aku merasa berkuasa atas fisiknya dan menganggap dirinya sebagai raja. Kalau nafsu sebagai daya dorong itu kuat dan
angan-angan lemah sebagai pimpinan, maka angan-angan akan menyesuaikan diri dengan nafsu-nafsu. Nafsu luamah-sufiah menjadi dominan.

Sebenarnya apakah arti impian semacam itu, potensial hanya orang yang
bermimpi itu sendiri yang mengetahuinya, karena impian itu mempunyai lambang dengan arti pribadi. Hanya ahli budi yang dapat menunjukkan artinya. [14]
Seperti telah dikatakan, aktivitas sang Aku yang asli (autochtoon) menutupi
keadaan Tripurusa-nya sehingga menjadi latent. Sang Aku merasa dirinya
menguasai badan/jasmani dan menganggap dirinya sebagai raja. Kalau nafsu
sebagai pendorong itu kuat adanya, sedangkan angan-angan lemah dalam
memegang pimpinan, maka angan-angan akan menyesuaikan diri dengan nafsunafsu. Dalam hal ini kombinasi luamah-sufiah menguasai angan-angan, [15] ini
berarti bahwa hasrat-hasrat dan keinginan-keinginan egosentripetal merajelela di
dalam manusia.
Bila reaksi manusia terhadap dunia luar diwarnai hegemoni nafsu, maka
tampaknya manusia itu mengedepankan sifat-sifat nafsunya. Jika angan-angan
yang mendominasinya, maka manusia itu mengedepankan daya-daya
intelektualnya. Jika perasaan yang mendominasinya, maka dia adalah seorang
perasa.

__________
[13]. C.G. Jung. Socenprobleme der Gegenwart Rascher & Cie AG Verlag
Zurich ha. 99.
[14]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 1-6-1949.
[15]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. h. 64.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

111

Tripurusa

SOUL
Dimensi-4

MIND
Dimensi-3

MIKROKOSMOS

BODY
Dimensi-2

[[A
Akkuu]]
A
k
u
Aku LLuuhhuurr
|G|

Anganangan

PPuussaatt
IIm
maatteerrii

Perasaan

Nafsunafsu

MAKROKOSMOS
Manusia, Dewa, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, dan Mineral
Dimensi-1

Diagram Transenden 2.3.4: Pintu Gerbang (TheGate), Rahsa Jati


Jika angan-angan terarah kepada Tripurusa, maka pemilihan bayangan, asosiasi dan
pengertiannya selaras dengan Tripurusa. Maka dari Aku timbullah Aku yang lebih luhur,
cipta yang lebih luhur, nalar yang lebih luhur, dan pangerti yang lebih luhur.
Dengan jalan inilah titik berat hidup manusia memindahkan diri ke Rahsa Jati, G
(TheGate), atau ambang kesadaran sejati Tripurusa. Tempat di mana kita mengalami
perasaan yang terdalam dan terhalus sehingga terasa tempat itu sebagai pintu gerbang
(TheGate, Rahsa Jati) untuk masuk ke alam prinsip imateri (Immaterial Centre, Pusat
Imateri, Alam Sejati), menuju akhir dari perjalanan hidup manusia.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

112

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Jika mutmainah lebih kuat dari luamah, maka sang Aku mempunyai sikap
sosial-suprasosial. [16] Dalam sikap demikian ini sang Aku berperilaku seperti hati
nuraninya, yang di dalam candra jiwa manusia Indonesia dianggap terdiri atas seJika terlihat penampilan orang dengan hegemoni nafsu, pasti manusia
itu menonjolkan sifat-sifat nafsunya. Jika titik beratnya pada anganangan maka daya-daya intelektualnya mengemuka. Jika perasaan yang
mendominasinya dikedepankan, maka ia menjadi seorang perasa

mua pengalaman phylogenetik dan ontogenetik manusia, [17] di mana mutmainah mempunyai saham yang besar. Karena sifatnya yang sosial dan suprasosial,
sang Aku dapat dengan mudah mengarahkan diri kepada Tripurusa, pusat imaterinya.
Jika angan-angan terarah kepada Tripurusa, maka pemilihan bayangan,
asosiasi dan pengertiannya selaras dengan Tripurusa. Maka timbullah Aku yang
lebih luhur, cipta yang lebih luhur, nalar yang lebih luhur, dan pangerti yang lebih
luhur. [18] Dengan jalan inilah titik berat hidup manusia memindahkan diri ke
Rahsa Jati, TheGate, atau ambang kesadaran sejati Tripurusa.
Di manakah Rahsa Jati ini? Jika orang khusuk dengan rasa bahwa hidup,
yang berada di setiap makhluk hidup, memanifestasikan diri kepadanya, maka ia
akan dapat menunjukkan di mana letaknya Rahsa Jati itu. [19] Suasana bahagia
dan penuh harmoni di pintu gerbang yang menjamin kontinuitas materi halus
dan imateri ini merupakan kenangan yang istimewa.

__________
[16]. Catatan: sikap suprasosial adalah berbakti kepada Tripurusa.
[17]. Catatan: pengalaman phylogenetik= pengalaman seseorang selama perkembangannya sejak dalam
kandungan atau sejak lahir. Pengalaman ontogenetik= pengalaman umat manusia seluruhnya selama
perkembangannya, sejak adanya hingga sekarang.
[18]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. H. 65
[19]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 1-6-1949.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

113

Bima lawan Rukmakala di hutan Tikbrasara (gunung Reksamuka) mencari air suci Prawitasari

Foto 3.1.1: Perang Menaklukkan Hawa Nafsu Jahat Adalah Upaya Harmonisasi Jiwa
Asli filosofi Jawa (wayang) di dalam episode Dewa Ruci, di dalam olahsemedi (introversi,
introspeksi). Bima melawan dua raksasa Rukmuka (sudah kalah) dan Rukmakala, sebagai
perwakilan dari godaan kenikmatan duniawi yang dapat dicapai oleh pancaindra seperti
kekayaan, kedudukan, dan kecantikan mereka semua dapat dikalahkan di dalam olahbatinnya.
Akhirnya bertemulah Bima (hamba) dengan Dewa Suksma Ruci (Tuhan), di dalam samudra
keheningan di pusat hatinya sendiri.
Setelah sang Aku material (dimensi-3) mampu mengendalikan nafsu-nafsu sufiah, amarah dan
luamah agar sesuai dengan arahan mutmainah menjadi taat, angan-angan menjadi sadar dan
perasaannya selalu percaya kepada-Nya, derajatnya meningkat menjadi Sang Aku imateri (Roh
Suci, TheSelf, dimensi-4) siap untuk menerima intuisi. Sang Aku derajatnya naik-turun kearah
jasmani halus (psike,mental) atau ke pusat imateri sampai dipanggil kembali oleh sadar kolektif
(Suksma Sejati, TheForce) secara permanen melalui proses Pamudaran kembali ke asalnya yang
hakiki.
__________
http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/08/1312160689773103280.jpg cited September 14, 2011.

http://www.joglosemar.co.id/kejawen/dewaruci.html cited July 1, 2012


114

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

BAB III
PSIKE
3.1

PENDAHULUAN

Psike (mental, jiwa, mind) adalah dimensi (dunia, matra) ke-3, merupakan
badan/jasmani halus manusia. Memiliki tiga sentra vitalitas yang terdiri dari angRahsa Jati (TheGate) adalah titik singgung antara psike (mental) dan
Pusat Imateri (spiritual). Tripurusa/TriFoil , merupakan pusat hidupnya Alam Sejati di dalam diri manusia.

an-angan (cipta, nalar, dan pangerti), perasaan (positif dan negatif), dan nafsunafsu (mutmainah, luamah, sufiah, dan amarah). Satu lagi sentra (pusat) vitalitas
(omnipotensi) pada dimen-si ke-4, yaitu Tripurusa (TreFoil) berada di pusat
imateri. Alam semesta adalah dimensi ke-1 dan badan/jasmani kasar (fisik, body)
dengan pancaindranya berada di dimensi ke-2. Di dalam dunia psike angananganlah yang mendominasi, oleh karena itu disebut dunia angan-angan. Aku
adalah kristalisasi dari angan-angan oleh karena itu dapat juga disebut dunia aku,
karena Akulah yang menjadi sentral kehidupan.
Hati Nurani adalah candra manusia dan candra dunia karena berkembang
dalam pertemuannya dengan dunia luar dan dunia dalamnya manusia (sentrasentra vitalitas) baik yang sadar maupun yang tidak sadar. Hati Nurani disimpan
dalam angan-angan manusia dalam arti sempit yang bersifat asadar, tetapi
berbeda tempat dengan nafsu-nafsu yang juga bersifat asadar. Hati Nurani dapat
dikatakan sebagai lapis dalam sesudah dunia aku.
Rahsa Jati adalah esensi dari kehidupan perasaan, jadi bukan organ, tetapi
suasana tertentu dari kehidupan jiwa. Sepertinya ada suatu jalan (introversi)
ketika kita menjalankan cara hidup tertentu, kita dapat menggeser kesadaran
sang Aku dari kemungkinan-keberadaan yang material-halus ke yang imateri.
Rahsa Jati merupakan pintu masuk pada kemungkinan-keberadaan yang imateri

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

115

Alam Semesta

D1

MAKROKOSMOS

===========l Pancaindra l===============================


MIKROKOSMOS

Sistim Penunjang Hidup:

Sistim saraf pusat dan perifer


Sistim sirkulasi kardio-vaskular
Sistim paru dan pernafasan
Sistim pencernaan dan hepato-bilier
D2

Fisik

Jasmani Kasar (Fisik-Kimiawi)

Soma

-------------------------------------------------D3

Mental

Jasmani Halus (jiwa, batin)

Psike

- - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - D4

Spiritual

Rohani

Pusat Imateri

Alam Sejati
======================================================================
===
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati,
Pusat Imateri, spirit, Sentra Vitalitas ke-4, dimensi-4).
Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.

Bagan Transenden 3.2.1: Mikrokosmos


Alam semesta dapat kita bagi dua. Kedua kosmosnya yaitu makro dan mikrokosmos. Dari luar
(Alam Semesta) ke dalam kita mempunyai bentuk-bentuk keberadaan yang material-kasar
(jasmani), material-halus (jiwa), dan yang imateri (Pusat Imateri). Panca indra dapat
mengamati bentuk keberadaan materi-kasar (dunia biologis manusia) dan benda-benda di
alam semesta. Di dalam fisik manusia juga berlangsung proses-proses ilmu alam dan ilmu kimia
yang ditunjang oleh sistim-sistim anatomi-fisiologi tubuh sebagai sistim penunjang kehidupan
manusia.
Di bagian terdalam dari mikrokosmos merupakan suatu Pusat Imateri, alam spiritual, alam
rohani, bahkan alam sejatinya manusia sebagai pusat hidupnya.
(D1-4= dimensi, matra, dunia).

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

116

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

dapat dianggap sebagai titik akhir dan tujuan dari jalan itu, sebagai candra ideal
dari manusia.
Nafsu luamah (egosentripetal; negatif dan netral) adalah nafsu untuk

keselamatan diri dan mutmainah (egosentrifugal: sosial dan suprasosial): nafsu untuk kehidupan bersama. Sufiah merupakan sumber keinginan dan hasrat serta Amarah menyiratkan kemauan dan semangat.

3.2

MENTAL

Seperti yang akan kita pelajari setelah ini dalam bagian yang membahas
tentang aspek-aspek struktural dan fungsional pada umumnya manusia sebagai
keseluruhan terdiri atas tiga bentuk keberadaan yang berbeda-beda, yang saling
berhubungan dengan sangat eratnya. Dari luar ke dalam kita mempunyai bentukbentuk keberadaan yang materi-kasar, materi-halus dan yang imateri. Bentuk
keberadaan yang materi-kasar adalah dunia benda yang dapat diamati oleh
pancaindra, yang di dalamnya berlangsung proses-proses ilmu alam dan ilmu
kimia. Dunia ini sesuai dengan istilah Sinnlichraumliche Welt dari Karl Jaspers. [1]
Dunia keberadaan ini dapat kita samakan dengan dunia biologis. Ikatan
dengan dunia luar selebihnya berlangsung melalui pancaindra dan melalui fungsifungsi vital seperti makan, minum, tidur, fungsi-fungsi ekskretoris, kardiovaskular,
pernafasan, pengaturan suhu, dan sebagainya. Daya hidup di dalam bentukbentuk keberadaan material-kasar ini diselenggarakan oleh nafsu-nafsu luamah,
sufiah, amarah, dan mutmainah.
Di sini nafsu luamah merupakan nafsu untuk keselamatan diri dan
mutmainah adalah nafsu untuk kehidupan bersama, di mana individu itu berada.
Sufiah adalah sumber keinginan dan hasrat. Amarah merupakan kemauan dan
semangat. Permainan kekuatan nafsu-nafsu ini terselenggara dalam suasana
asadar (tidak sadar). Eksistensi badan/jasmani kasar ini terikat oleh ruang dan
waktu dan berlangsung sejak pembuahan sampai kematiannya.

__________
[1]. Karl Jaspers. Psychologie der Weltanschaungen. Verlag von Julius Sprinter. Berlin 1925, h. 154.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

117

MAKROKOSMOS
Masyarakat

(Alam Semesta)

================l Pancaindra l===========================


MIKROKOSMOS

Manusia

Fisik

------------------------------------------------- - 1Mutmainah, 2Luamah


M e n t al
IIINafsu: - 3Sufiah, 4Amarah
IAngan-angan

Aku

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l

TheGate

IV

IIPerasaan

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Tripurusa: 3 Roh Suci


(Alam Sejati)
2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual
Pusat Imateri

=====================================================================
====

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.2.2: Nafsu-nafsu


Manusia dilengkapi dengan kekuatan yang disebut nafsu. Nafsu luamah merupakan nafsu
egoistik dan untuk keselamatan diri, melambangkan kekuatan kuda hitam dan mutmainah
(putih) adalah nafsu untuk kehidupan bermasyarakat. Sufiah (kuning) adalah sumber
hasrat dan keinginan. Amarah (merah) merupakan sentra semangat dan kemauan. Adu
kekuatan/pertempuan nafsu-nafsu ini terselenggara dalam suasana asadar (tidak sadar),
nafsu amarah dan sufiah tidak berpolaritas, menurut saja mana yang lebih dominan nafsu
baik atau buruk.
Dominasi kehidupan di dalam dunia psike/mental ini adalah angan-angan, oleh karena itu
disebut dunia angan-angan. Aku adalah kristalisasi dari angan-angan oleh karena itu dapat
juga disebut dunia aku, karena Akulah yang menjadi sentral kehidupan. Dunia ini bersifat
sadar dan terbatas, oleh karena itu memiliki sifat indivualitas (pribadi).

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

118

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Bentuk keberadaan yang material-halus adalah dunia jiwa, psike, dunia mental.
Di dalam dunia jiwa ini, angan-angan yang mendominasi, karena itu dapat diseSadar adalah dunianya sang Aku. Karena kesadaran itu terbatas, terjadilah individualitas. Disebut juga kesadaran individual atau kesadaran
pribadi. Candra Jiwa Indonesia menerima kemungkinan adanya eksistensi dunia Aku sesudah matinya jasmani kasar.

but dunia angan-angan atau dunia Aku, sebab aku menduduki tempat yang
sentral di dalam angan-angan. Dunia ini sesuai dengan die seelisch-kulturelle
Welt dari Karl Jaspers. [2]
Dunia Aku ini adalah: sadar, dan karena kesadaran itu terbatas, jadi ada
individualitas, maka kesadaran terbatas ini adalah kesadaran individual atau
kesadaran pribadi. Bentuk-bentuk material halus ini terikat oleh ruang dan waktu
tetapi eksistensinya tidak terikat oleh bentuk keberadaan yang material-kasar.
Kemungkinan adanya eksistensi dunia Aku sesudah matinya jasmani kasar,
diterima di dalam Candra Jiwa Indonesia.
Dunia Aku ini berhubungan dengan dunia luar melalui pancaindra.
Eksistensi dunia Aku ini tidak selalu tergantung dari fungsi-fungsi vital
badan/jasmani kasar seperti makan, minum, defekasi, pernafasan, denyut jantung
dan regulasi suhu. Jembatan antara bentuk keberadaan materi kasar dan materi
halus dibentuk oleh perasaan, emosi atau kehidupan perasaan. Nafsu yang
asadar mempunyai hubungan dengan angan-angan, sehingga aktivitas-aktivitas
nafsu dapat memasuki kesadaran pribadi. Jadi di dalam bentuk keberadaan yang
material halus itu berlangsung kehidupan tiga kompleks atau sentra. [3]

__________
[2]. Karl Jaspers. Psychologie der Weltanschaungen. Verlag von Julius Sprinter. Berlin 1925, h. 170.
[3]. Penterjemah: Kompleks disini berarti suatu keseluruhan yang tersusun, lawannya ialah simpleks
atau tunggal. Arti yang lain ialah: kelompok tanggapan yang bersifat emosional, kerap kali dengan
makna kelompok tanggapan yang terdesak ke dalam ke-asadaran.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

119

MAKROKOSMOS (Dunia Luar)


Dimensi-1

Spiritual
Dimensi-4

Mental
Dimensi-3

MIKROKOSMOS

Fisik

(Dunia Dalam)

Dimensi-2

Sadar Pribadi
(Aku)
II
Anganangan
(I)

TreFoil
(IV)

Nafsunafsu
(III)

Perasaan
(II)

ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)

Diagram Transenden 3.2.1: Empat Sentra Vitalitas


Kehidupan budaya manusia adalah suatu kebutuhan duniawi yang ditentukan oleh sentrasentra (sentra: materi; pusat: imateri) vitalitas mental (I, II, III) agar dipenuhi oleh sang Aku
menurut Karl Jaspers. Sang Aku dan dunia luar berinteraksi psikis, saling pengaruh dan
memengaruhi. Angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu berkembang karena kontak dan
pertemuan dalam interaksi tersebut.
Nafsu yang bersifat asadar berhubungan erat dengan angan-angan, sehingga aktivitas-aktivitas
nafsu dapat memasuki kesadaran pribadi. Jadi di dalam bentuk keberadaan yang material halus
(jiwa) itu berlangsung kehidupan tiga kompleks (sentra) vitalitas. Satu lagi pusat vitalitas
(omnipotensi) berada di pusat imateri yaitu Tre/TriFoil, Tripurusa (IV) di alam sejatinya manusia.
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

120

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Masing-masing kompleks aktif sendiri dan mempunyai ikatan tertentu


dengan sentra-sentra yang lain. Ketiga kompleks ini bertanggung jawab atas
vitalitas bentuk keberadaan yang material halus, dan karena itu disebut juga senBentuk-bentuk material halus (psike) terikat oleh ruang dan waktu
tetapi eksistensinya tidak terikat oleh bentuk keberadaan yang materialkasar (soma). Psike merupakan sarang daya-daya intelektual (anganangan) dengan Aku sebagai pusatnya. Terdapat kehidupan perasaan,
serta perwakilan keinginan dan kemauan yang berupa nafsu-nafsu.

tra-sentra vitalitas. Ketiganya itu ialah angan-angan atau daya-daya intelektual


dengan Aku sebagai pusatnya, pangrasa atau kehidupan perasaan, dan nafsunafsu sebagai kehidupan keinginan dan kemauan. Dunia Aku disebutkan demikian
karena memang mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang ditentukan oleh
keperluan sentra-sentra vitalitas itu. Kebutuhan-kebutuhan ini oleh Karl Jaspers
digolongkan dalam kehidupan budaya manusia. [4]
Ada interaksi psikis antara dunia aku dengan dunia luar, dan karena
pengaruh-memengaruhi ini yang berupa kontak dan pertemuan, maka
berkembanglah angan-angan, perasaan dan nafsu-nafsu. Bertumpuk-tumpuklah
pengalaman orang dan masyarakat. Orang yang mengalami beribu-ribu kejadian,
beribu-ribu suka dan duka, mengumpulkan bahan untuk membentuk suatu
konsepsi dan gambaran bagaimana ia harus hidup dan bagaimana ia harus
memandang dunia sekitarnya.
Ia membentuk suatu candra manusia dan suatu candra dunia. Candra
dunia dan candra manusia ini menjadi pedomannya, polanya, bagaimana ia
harus menolong dirinya sebaik-baiknya, apa yang harus ia perbuat untuk
menyelamatkan eksistensinya dan keseimbangannya. Candra dunia dan candra
manusia ini ialah hati nuraninya.

__________
[4]. Karl Jaspers. Psychologie der Weltanschaungen. Verlag von Julius Sprinter. Berlin 1925, h. 170.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

121

MAKROKOSMOS
Alam semesta

MASYARAKAT

==============l Pancaindra l===========================


MIKROKOSMOS

Manusia

Fisik

------------------------------------------------Perasaan
Nafsu
Mental
Angan-angan- - -Arti Luas (Sadar)
Arti Sempit (Asadar):- -

- -Arti Sempit (Asadar)

Aku
HATI NURANI
- - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TriPurusa: 3Roh Suci
Spiritual
(Pusat Imateri)
2Suksma Sejati
Alam Sejati
1Suksma Kawekas
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.2.3: Rahsa Jati (TheGate)


Hati Nurani adalah candra manusia dan candra dunia karena berkembang dalam
pertemuannya dengan dunia luar dan dunia dalamnya manusia (sentra-sentra vitalitas)
baik yang sadar maupun yang tidak sadar. Hati nurani disimpan dalam angan-angan
manusia dalam arti sempit yang bersifat asadar, tetapi berbeda tempat dengan nafsu-nafsu
yang juga asadar.
Rahsa Jati (TheGate) adalah titik singgung antara psike (mental) dan Pusat Imateri. Tripurusa, Trifoil (Trefoil), merupakan pusat hidupnya Alam Sejati di dalam diri manusia.
Rahsa Jati adalah esensi dari kehidupan perasaan, jadi bukan organ, tetapi suasana
tertentu dari kehidupan jiwa. Kemungkinan-keberadaan yang imateri memiliki ambang
pintu masuk sebagai pintu gerbangnya yaitu TheGate, Rahsa Jati.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

122

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Aspek-aspek tertentu dari hati nurani dapat dimasukkan ke dalam


kesadaran menurut kebutuhan. Aspek-aspek hati nurani yang disadarkan itu
timbul sebagai tanggapan-tanggapan pikiran di dalam angan-angan dan dari sini
Dunia-Aku (Karl Jaspers) membutuhkan kehidupan budaya manusia
seperti yang ditentukan oleh keinginan, kemauan, dan sentra-sentra
vitalitas lainnya di dalam dunia psikenya.

melepaskan daya kerjanya terhadap kehidupan perasaan dan kemauan serta


terhadap alat-alat pelaksana. Jadi hati nurani menggunakan perangkat dan
saluran yang ada untuk mengembangkan daya kerjanya. Dunia ini dapat
disamakan dengan metaphysische Welt dari Karl Jaspers. [5]
Bentuk-keberadaan (mikrokosmos) yang ketiga ialah dunia Hidup imateri,
Tripurusa, Tri/Trefoil, yang titik singgungnya berada di dalam Rahsa Jati. Rahsa
Jati ini bukan organ, tetapi suasana tertentu dari kehidupan jiwa, disebut juga
esensi dari kehidupan perasaan. Ia adalah pintu gerbang, TheGate, atau ambang
pintu masuk kemungkinan-keberadaan yang imateri.
Jadi hati nurani ini terjadi karena bertemunya dunia luar dengan manusia,
yang berbekal nafsu-nafsu asadar, serta angan-angan dan perasaannya yang
sadar. Hati nurani ini disimpan di dalam angan-angan manusia dalam arti-sempit
yang bersifat asadar, tetapi berlainan tempat dengan nafsu-nafsu asadar, jadi
keduanya itu secara struktural berbeda. Agar dapat pindah dari bentuk
keberadaan yang psikis (dunia Aku) ke kemungkinan-keberadaan yang imateri
(alam Tripurusa), sudah tentu harus ada jembatan penghubungnya. Kontinuitas
sebagai penghubung itu ada, berupa kesadaran (keadaan sadar).
Kemungkinan-keberadaan yang imateri ini tidak terikat oleh materi, karena
itu juga tidak terikat oleh ruang dan waktu. Kalau kesadaran itu pada suatu ketika
berada dalam kemungkinan keberadaan imateri, maka kesadaran itu tidak lagi

__________
[5]. Karl Jaspers. Psychologie der Weltanschaungen. Verlag von Julius Sprinter. Berlin 1925, h. 170.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

123

MAKROKOSMOS
Alam semesta

MASYARAKAT

==============l Pancaindra l============================


MIKROKOSMOS
MANUSIA
Soma: Fisik
-------------------------------------------------(Sadar) Perasaan
Nafsu (Asadar)
Psike: Mental
Angan-angan- -

- -Arti Luas (Sadar)

Arti Sempit (Asadar):- -

- -Arti Sempit (Asadar)

Aku
HATI NURANI
- - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TreFoil:
(Pusat Imateri) Spiritual
3TheSelf
Kesadaran Kolektif
2TheForce, 1TheSource
=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar Dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, D-3),
dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, D-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1. Hati nurani disimpan di
bagian angan-angan yang asadar dan berbeda struktur/tempat dengan bagian asadar nafsu-nafsu.

Bagan Transenden 3.2.4: Hati Nurani


Hati nurani dalam status asadar terletak diantara 3-sentra vitalitas (angan-angan, perasaan,
dan nafsu-nafsu) dan Tripurusa sebagai pusat imateri. TreFoil, TriFoil (Tripurusa),
merupakan pusat hidupnya Alam Sejati di dalam diri manusia. Ketiga aspek tersebut
adalah TheSource (Suksma Kawekas) sebagai aspek statis; sumber hidup dan asal mula
hidup, TheForce (Suksma Sejati) adalah aspek dinamis; yang meng-hidup-i, dan TheSelf
yang di-hidup-i.
Pada kesadaran kolektif tidak perlu lagi ada komunikasi dengan dunia luar dan dalam,
bahkan pancaindra sudah tidak diperlukan karena Kesadaran Kolektif adalah suatu totalitas universal. Pancaindra hanya dipergunakan dalam fungsi motorisnya sebab sudah
tidak ada lagi interaksi psikis dengan dunia luar. Tidak ada lagi kemungkinan untuk
tumbuh, oleh karena itu, semua yang bersifat terbatas dari kehidupan psikis juga
menghilang.
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

124

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

terikat oleh sesuatu, jadi tidak lagi terbatas oleh individualitas. Dalam keadaan
demikian itu kesadaran adalah universal dan kolektif. Inilah dunia kesadaran kolektif.
Hati nurani terjadi karena pertemuan dan interaksinya dunia luar
dengan manusia, yang berbekal nafsu-nafsu asadar, serta angan-angan
dan perasaannya yang sadar. Hati nurani menggunakan perangkat dan
saluran yang ada untuk mengembangkan daya kerjanya.

Dunia kesadaran ini berada di dalam dan juga di luar manusia. Tak perlu
lagi ada komunikasi antara dunia luar dan dunia dalam. Pancaindra yang terbatas
karena kodratnya, tidak diperlukan lagi. Kesadaran kolektif ini adalah suatu
totalitas. Karena itu sudah tidak ada kebutuhan lagi, sebab tidak ada lagi
kemungkinan untuk tumbuh. Semua yang bersifat terbatas dari kehidupan psikis,
menghilang. Pembatasan-pembatasan pribadi dari angan-angan, perasaan dan
nafsu-nafsu menghilang.
Tidak ada kehidupan psikis yang pribadi lagi, pusat imateri menggunakan
dengan langsung alat-alat pelaksana.
Karena tidak ada lagi interaksi psikis
dengan dunia luar, maka pancaindra hanya dipergunakan dalam fungsi
motorisnya. Jadi di dalam manusia terjadi tiga dunia (dimensi, matra), simultan
secara bersama-sama, saling merembes dan saling berdampingan.
Dipandang dari luar ke dalam, dapat dikatakan bahwa dunia material kasar,
material halus, dan imateri berada bereksistensi. Dapat juga dikatakan adanya
bentuk-keberadaan yang biologis, yang psikis, dan yang rohaniah. Urutan-urutan
ini, dapat juga diterangkan berdasarkan segi lain, yaitu asadar kolektif, melalui
asadar pribadi dan sadar pribadi ke sadar kolektif, atau dapat juga dikatakan dari
pemuasan nafsu tak terbatas, melalui pemuasan nafsu terbatas ke kosongpemuasan (karena tiada nafsu lagi).
Tiap orang meletakkan titikberat hidupnya khas bagi dirinya, berbeda-beda
yang satu dengan lainnya. Pada tiap kemungkinan-keberadaan mempunyai
bentuk dan tuntutan-tuntutan; gaya dan eksistensinya sendiri. Jika titikberat itu

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

125

MAKROKOSMOS
Alam semesta

MASYARAKAT

==============l Pancaindra l===============================


MIKROKOSMOS:
Fisik
Soma
Jasmani Kasar (Fisik-Kimiawi, Biologi)
-------------------------------------------------Psike
Mental
Jasmani Halus (jiwa, batin)
- - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa:
Spiritual
3Roh Suci
2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas Dunia Kesadaran Kolektif
=======================================================================
==
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.2.5: Dunia Kesadaran Kolektif adalah Candra Ideal Manusia
Sepertinya ada suatu jalan (introversi) ketika kita menjalankan cara hidup tertentu, kita
dapat menggeser kesadaran sang Aku dari kemungkinan-keberadaan yang material-halus
ke yang imateri. Perubahan-perubahan aktifitas dan reaksi dari sentra-sentra vitalitas
mental merupakan petunjuknya termasuk adanya hambatan-hambatan dari sentra itu
sendiri, berdasarkan hukum kelembaman.
Rahsa Jati merupakan pintu masuk pada kemungkinan-keberadaan yang imateri dapat
dianggap sebagai titik akhir dan tujuan dari jalan itu. Pencapaian eksistensi ini merupakan
candra-ideal dari manusia. Di dalam candra jiwa manusia Indonesia, candra ideal itu
potensial dapat dicapai oleh setiap manusia. Tentu saja tiap pergeseran sang Aku kearah
dunia kesadaran kolektif berarti harus melepaskan keterikatannya dengan dunia asadar
kolektif (makrokosmos), dunia asadar fisik, biologis, akhirnya harus menyerahkan dunia
sadar pribadi Akunya (mental) sendiri kepada Sadar Kolektif Dinamis (Suksma Sejati),
posisi terakhir adalah stop di perbatasan: Rahsa Jati (TheGate).

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

126

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

terletak di dalam kemungkinan keberadaan yang material-kasar, maka berdominasilah fungsi-fungsi nafsu, yaitu fungsi-fungsi yang biologis. Jika titikberat itu
terletak di dalam kemungkinan keberadaan yang psikis, maka angan- angan dan/
Rahsa Jati bukan organ, tetapi suasana tertentu dari kehidupan jiwa.
Suatu esensi dari kehidupan perasaan. Ia adalah pintu gerbang (TheGate) kontinuitas kesadaran atau ambang pintu masuk ke kemungkinankeberadaan yang imateri.

atau perasaanlah yang berdominasi. Di dalam bentuk-keberadaan yang imateri,


maka kehidupan yang individual sudah tidak ada lagi, berlaku kehidupan yang
total, kolektif, dan universal.
Jung akan mengatakan bahwa segala bentuk pencerahan orang yang
demikian ini adalah apribadi (onpersoonlijk) atau archetypisch. [6]
Ada
kemungkinan pergeseran titik berat dari dunia material-kasar sampai ke dalam
hidup yang imateri, bentuk-keberadaan yang metafisis. Dengan pergeseran ini
berubahlah juga kebutuhannya, pandangannya, sikap, dan gaya hidupnya.
Dengan hidup menurut cara tertentu, kita dapat menggeser titik berat
keberadaan. Tiap pergeseran hanya mungkin dengan menerima gaya hidup yang
baru dengan membuang yang lama.
Jadi dapat dikatakan ada jalan dari
kemungkinan-keberadaan yang material-kasar ke yang imateri. Jalan itu ditandai
dengan perubahan-perubahan aktivitas dan reaksi dari sentra-sentra yang ada,
dan oleh hambatan-hambatan dari sentra itu sendiri, berdasarkan hukum
kelembaman.
Kemungkinan-keberadaan yang imateri tadi dapat dianggap
sebagai titik akhir dan tujuan dari jalan itu. Karena itu dapat dianggap sebagai
candra ideal dari manusia. Di dalam candra jiwa manusia Indonesia, candraideal
itu potensial dapat dicapai oleh setiap manusia.

__________
[6]. Carl Gustav Jung. Die beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewusten. Rascher Verlag Zurich
und Leipzig, 1938.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

127

MAKROKOSMOS
Alam semesta

MASYARAKAT

==============l Pancaindra l===============================


MIKROKOSMOS
Material Kasar (Biologis)
Fisik
Soma
(pemuasan nafsu tak terbatas)

--------------------------------------------------Psike
Material Halus, jiwa, batin
Mental
(pemuasan nafsu terbatas)

- - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Pusat Imateri


Rohani
Alam Sejati
(tidak ada pemuasan nafsu)
Spiritual
========================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.3.1: Tentang pemuasan nafsu


Dipandang dari luar ke dalam, dapat dikatakan bahwa mikrokosmos terdiri dari
bereksistensi-nya dunia material kasar, material halus, dan imateri. Dapat juga dikatakan
adanya bentuk keberadaan yang biologis, yang psikis, dan yang rohaniah. Urutan-urutan
ini, dapat juga diterangkan berdasarkan segi lain, yaitu dari asadar-kolektif, melalui sadarpribadi menuju sadar-kolektif. Dapat juga dikatakan dari pemuasan-nafsu-takterbatas,
melalui pemuasan-nafsu-terbatas menuju ke kosong-pemuasan (karena tidak ada nafsu
lagi).
Dimensi Fisik, jasmani kasar manusia apabila dipandang sebagai bagian dari makrokosmos
status kesadarannya sama atau terikat dengan makrososmos sebagai asadar kolektif. Karena
jasmani kasar terikat dengan mikrokosmosnya, dapat dikatakan status kesadarannya adalah
asadar biologis.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

128

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Anganangan
terjadi dari refleksi Tripurusa di dalam badan/jasmani
seperti umpama-nya cahaya bulan adalah refleksi dari cahaya matahari. Karena
Tripurusa terdiri dari tiga aspek yang saling berhubungan dengan hierarkhi tertenSang Aku adalah kristalisasi daya-daya kekuatan intelektual menyebabkan manusia merasa bahwa ia hidup. Perasaan hidup yang disertai rasa
puas (senang) inilah yang menutupi kesadaran Tripurusa menjadi laten.

tu, maka tampaklah juga dia dalam angan-angan tiga aspek yang saling berhubungan dengan hirarkhi yang sama. Kedaulatan mutlak Tripurusa menggejala
dalam kedaulatan individual-terbatas dari angan-angan. Sang Aku dari anganangan menyebabkan manusia merasa bahwa ia hidup. Perasaan hidup ini disertai
rasa puas (senang) yang menutupi kesadaran Tripurusa yang kosong pemuasan
(nafsu), oleh karena itu kesadaran Tripurusa menjadi laten.
Dalam perjalanan dari bentuk-keberadaan material kasar ke yang imateri,
maka persoalannya ialah bagaimana menggali kembali kesadaran Tripurusa yang
kolektif. Kekuatan untuk meninggalkan pemuasan nafsu bersumber kepada
mutmainah dengan kerja sama sufiah. Kombinasi ini adalah kekuatan untuk
mengejar yang lebih tinggi yang disebut asmara-sufi, yaitu keinginan yang sosial
dan suprasosial.

3.3

PROTOTIPE

Di dalam masyarakat terdapat tipe yang meletakkan titik berat kesadarannya kepada kemungkinan-keberadaan yang materi-kasar, serta tipe yang
meletakkannya pada yang materi-halus. Pada tingkat perkembangan manusia
dewasa ini, maka tipe yang meletakkan titik berat kesadarannya pada yang
imateri sangat jarang sekali adanya.
Prototipe angan-angan, manusia meletakkan titik beratnya pada anganangan, kedaulatannya sangat menonjol. Ia sangat individualistik. Pada individu
ini, kedaulatannya melahirkan pula sifat-sifat cinta kemerdekaan berpikir,
bersamaan dengan itu benci kepada paksaan dan keterikatan, serta kewibawaan
orang lain dan tradisi.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

129

MAKROKOSMOS (Dunia Luar)

Spiritual

Dimensi-1

Dimensi-4

Mental
Dimensi-3

MIKROKOSMOS

Fisik

(Dunia Dalam)

Dimensi-2

Sadar Pribadi
(Aku)
II
Perasaan
(II)

TreFoil
(IV)

Nafsunafsu
(III)

(I )

ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)

Diagram Transenden 3.3.1: Prototipe Angan-angan


Prototipe ini tidak mengenal sikap murah terhadap orang lain. Orang lain hanya diterima
bila menguntungkan kedaulatannya sendiri. Tidak ada teritorial orang lain yang terlarang
baginya. Tidak ada sesuatu yang keramat yang harus dihormati bahkan tidak ada
toleransi. Menghadapi segala sesuatu ia sangat berani, rasa takut adalah asing bagi tipe ini.
Usaha sia-sia bila menahan dia. Ada kesan kekuasaan, kewibawaan, dan rasa tanggung
jawab pada tipe ini. Prototipe angan-angan dapat dikatakan tidak mengenal tujuan akhir,
oleh karena itu ia selalu bertugas dan memperhatikan prestasinya.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

130

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Fungsi lain dari angan-angan adalah alat penangkap informasi dari dunia
luar. Karena itu manusia dapat menangani yang material. Angan-angan adalah
dinamis dan tidak mengenal istirahat. Berhenti berarti mati bagi angan-angan.
Prototipe angan-angan memandang orang lain dengan cara mendesubjekkannya. Orang dipandang sebagai objek.

Tidak ada sikap murah

terhadap orang lain. Orang lain diterima selama menguntungkan


kedaulatannya sendiri.

Angan-angan menangani dunia luar, diskematisasi dan dikategorisasi, dipecahpecah dalam bagian-bagian yang makin kecil.
Kedaulatan tidak suka disertai kedaulatan lainnya. Maka semua yang
ditangani olehnya dikeluarkan dari pribadinya. Dunia lingkungannya dipandang
sebagai objek belaka dan sesuatu yang subjek semata-mata, subjek absolut, yaitu
Tripurusa, dianggap tidak ada. Oleh sang Aku angan-angannya sendiri
dipertahankan sebagai subjek.
Hal ini dapat dipahami, walaupun tidak
konsekuen, maka ia harus menganggap kesubjekannya sendiri sebagai tidak ada.
Untuk menurunkan kedaulatan orang lain dari singgasananya, tipe angan-angan
ini memandang orang lain dengan mendesubjekkannya, jadi orang dipandang
sebagai objek. Bagi angan-angan berlaku ada atau tidak ada. Tidak ada bentuk
antara. Karena itu prototipe ini tidak dapat memindahkan diri ke dalam situasi
orang lain, berarti menolak empati.
Tidak ada sikap murah terhadap orang lain. Orang lain diterima selama
orang itu menguntungkan kedaulatannya sendiri. Tidak ada daerah teritorial
orang lain yang dianggap olehnya sendiri sebagai terlarang baginya. Tidak ada
sesuatu yang keramat baginya yang harus dihormati. Tidak ada toleransi. Rasa
takut adalah asing bagi tipe ini. Ia berani menghadapi segala sesuatu. Tidak ada
yang dapat menahan dia. Angan-angan memberi kesan kekuasaan, kewibawaan,
dan tanggung jawab. Tipe angan-angan sebetulnya tidak mengenal tujuan akhir,
ia selalu bertugas dan memperhatikan prestasi.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

131

MAKROKOSMOS (Dunia Luar)


Dimensi-1

Spiritual
Dimensi-4

Mental
Dimensi-3

MIKROKOSMOS

Fisik

(Dunia Dalam)

Dimensi-2

Sadar Pribadi
(Aku)
II
Anganangan
(I)

TreFoil
(IV)

Nafsunafsu
(III)

(II)

ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)
TreFoil (TriFoil/Tripurusa): TheSource (Suksma Kawekas), TheForce (Suksma Sejati), TheSelf (RohSuci)

Diagram Transenden 3.3.2: Prototipe Perasaan


Sentra vitalitas perasaan adalah tempat yang menciptakan suasana psikis; iklim jiwa ini
dipegang dan disimpan. Sifatnya meliputi, memuat ke dalam dirinya dan memelihara.
Semua yang mengeruhkan iklim jiwa dihindari, demi/untuk iklim itu sendiri. Orang lain
dihormati seluruh kedaulatannya. Penilaian subjek di atas segala-galanya, bahkan yang
bersifat objek pun disubjekkan.
Sebenarnya tidak ada subjektivitas, semua yang dilakukan itu demi pemeliharaan suasana.
Suasana ini tidak boleh diganggu, bahkan bila berlangsungnya suasana itu akan merugikan
dirinya di bidang psikis, material atau jasmaniah. Pertimbangan-pertimbangan yang lain
diberi toleransi penuh.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

132

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Bukti paling baik bahwa dunia-luar itu bagi angan-angan tidak berdaulat,
ialah kenyataan, bahwa segala sesuatu yang digarap olehnya dipotong-potong
dan diuraikannya. Ilmu pengetahuan adalah hasil dari aktivitas angan-angan yang
Prototipe perasaan membatasi dirinya pada pengamatan dan perenungan tentang hal-hal yang dilihatnya secara langsung. Sifatnya statis,
kolot dan suka pada tradisi. Motor dan motifnya bersumber pada nafsu,
sementara itu angan-angannya tidak berkembang.

tak kenal batas dan tak kenal berhenti sampai ilmu pengetahuan mendapatkan
titik berupa subjek-sempurna. Angan-angan lalu tidak dapat lagi menangkap dan
memecah-mecah. Tercapailah titik di mana angan-angan mengenal batasnya dan
terpaksa menyerahkan diri.
Pada prototipe ini, perasaan dan nafsu dipergunakan untuk menyokong
kedaulatan. Perasaan direduksi sebagai indikator (penunjuk) tentang hal-hal yang
langsung penting bagi jasmani. Hanya terbatas pada itu saja, jadi hanya tentang
perasaan yang positif dan negatif. Nafsu adalah motor dan motif yang tersedia
bagi prototipe ini.
Prototipe perasaan, sentra perasaan selalu menciptakan iklim psikis; iklim
jiwa ini dipegang dan disimpan. Sifatnya meliputi, memuat ke dalam dirinya dan
memelihara.
Semua yang mengisi iklim jiwa, dikeruhkan dan dihindari,
demi/untuk iklim itu sendiri. Kedaulatan orang lain dihormati sepenuhnya.
Subjek diberi nilai di atas segala-galanya, bahkan perkara-perkara objek pun
disubjekkan. Tidak ada subjektivitas atau zakelijk-heid, segala-galanya dilakukan
demi pemeliharaan suasana. Suasana ini bagaimanapun tidak boleh diganggu,
juga bila berlangsungnya suasana itu akan merugikan dirinya di bidang psikis,
material atau jasmaniah. Ada toleransi sepenuhnya yang menguasai pertimbangan-pertimbangan yang lain.
Di samping sifat menciptakan dan memelihara iklim jiwa, fungsi mengikat
adalah sifatnya yang utama. Karena itu hubungan-ikatan antar subjek ditonjolkan.
Berlawanan dengan angan-angan yang menyoroti individunya sendiri (ia ada atau

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

133

MAKROKOSMOS (Dunia Luar)


Dimensi-1

Spiritual
Dimensi-4

Mental
Dimensi-3

MIKROKOSMOS

Fisik

(Dunia Dalam)

Dimensi-2

Sadar Pribadi
(Aku)
II
Anganangan
(I)

Tripurusa
(IV)
Perasaan
(II)
(iIi)

ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)

Diagram Transenden 3.3.3: Prototipe Nafsu


Sentra vitalitas nafsu merupakan sumber keinginan, semangat dan tenaga jasmaniah di
dalam psike manusia. Alat-alat pelaksananya akan bergerak jika hasilnya jelas akan
memberi rasa positif. Pada prototipe ini, baik asmara-sufi dengan polaritas positif atau
pun kombinasi luamah-sufiah yang berpolaritas negatif akan bergerak hanya jika ada
hadiah yang langsung dirasakannya.
Sentra-sentra vitalitas angan-angan dan perasaan pada tipe ini dipergunakan berturutturut untuk memastikan (setelah diolah oleh cipta, nalar, dan pangerti) baginya hidup
makmur dan sebagai indikator (hasil interaksi sentra-sentra vitalitas; perasaan) rasa aman,
nyaman, dan sejahtera selama hidupnya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

134

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

ia tidak ada), yang dirasakan pangrasa adalah hubungannya (ia dirasakan dekat
atau jauh). Individu-individu berkedudukan sejajar. [7]
Prototipe nafsu, baik asmara-sufi, kombinasi mutmainah-sufiah, akan
bergerak hanya jika ada hadiah langsung.

Angan-angan dan perasaan

dipergunakan untuk memastikan adanya hidup makmur, sebagai indikator rasa aman dan sejahtera selama hidupnya.

Perasaan yang bersifat membentuk sintesa, berusaha meliputi dengan


iklimnya itu sebanyak-banyaknya dan sebesar-besarnya. Karena di dalam dunia
ini terdapat berbagai aspek yang polarisasinya berlawanan, perasaan selalu
berusaha untuk mendapatkan pembagi (faktor) persekutuan terbesarnya (FPB)
dan bersamaan itu pula kelipatan persekutuan terkecilnya (KPK), sampai perasaan
mencapai titik di mana ia harus meliputi seluruh dunia dan segala isinya. Di sini
berakhirlah fungsi perasaan jika pembagi persekutuan terbesarnya itu juga
merupakan perkalian persekutuan terkecilnya.
Pada prototipe ini angan-angan tidak berkembang. Alat penangkap ini
tidak dipergunakan dan membatasi dirinya pada pengamatan dan renungan
tentang hal-hal yang dilihatnya dengan langsung. Ia suka merenung. Sifatnya
statis, kolot dan suka pada tradisi. Di sini pun motor dan motifnya bersumber
pada nafsu.
Prototipe nafsu, mengutamakan keinginan, hasrat dan tenaga jasmaniah.
Alat-alat pelaksananya akan bergerak jika hasilnya jelas akan memberi rasa positif.
Pada prototipe ini, baik asmara-sufi maupun kombinasi luamah-sufiah, akan
bergerak hanya jika ada hadiah yang langsung. Angan-angan dan perasaan pada
tipe ini dipergunakan berturut-turut untuk memastikan baginya hidup makmur
dan sebagai indikator rasa aman dan sejahtera selama hidupnya.
Prototipe Roh Suci. Tripurusa, TreFoil adalah pusat keempat dan bersifat
tidak terikat pada materi. Roh Suci sebagai jiwa sejati manusia, mempergunakan
angan-angan un-

__________
[7]. Carl Gustav Jung. Psychologishe typen. Rascher Verlag, h. 430
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

135

MAKROKOSMOS (Dunia Luar)


Dimensi-1

Spiritual
Dimensi-4

Mental
Dimensi-3

MIKROKOSMOS

Fisik

(Dunia Dalam)

Dimensi-2

Sadar Pribadi

MAKROK
II
OSMOS
Anganangan
(I)

(Dunia
TreFoil
Luar)
(IV)

Dimensi-1

Nafsunafsu
(III)

Perasaan
(Aku)
(II)

ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)

Diagram Transenden 3.4.1: Prototipe Roh Suci (TheSelf)


Roh Suci adalah jiwa sejatinya manusia, Suksma Sejati adalah atasannya hamba (Roh Suci).
Tipe ini berhasil menyuruh angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu (sentra-sentra
vitalitas) melalui sang aku yang telah ditundukkan, melaksanakan tugas-tugasnya yang
vital, untuk setiap saat menangani dunia luar. II adalah Rahsa Jati, TheGate.
Tipe Roh Suci tahap lanjut, ketiga sentra vitalitas tersebut justru dikembangkan sepenuhnya sampai tercapai keadaan yang paling efisien. Tripurusa (TreFoil): Suksma Kawekas
(TheSource), Suksma Sejati (TheForce), Roh Suci (TheSelf).

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

136

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

angan-angan untuk menundukkan nafsu. Penundukan ini bertujuan agar Roh Suci
dapat meme-nuhi kewajibannya mengarahkan diri kepada Suksma Kawekas
melalui Suksma Sejati.
Prototipe Roh Suci, memenuhi dua kewajiban, terhadap nafsu ia adalah

penguasa, terhadap Suksma Sejati ia adalah hamba. Ia berhasil menyuruh dan mengendalikan angan-angan dan perasaan melaksanakan tugastugasnya yang vital bagi badan/jasmani.

Terhadap nafsu Roh Suci adalah penguasa, terhadap Suksma Sejati ia


adalah hamba. Dengan memenuhi dua kewajiban ini, tipe ini berhasil menyuruh
angan-angan dan perasaan melaksanakan tugas-tugasnya yang vital bagi
badan/jasmani, dan untuk mengendalikan selanjutnya. Ada pembatasan diri dan
tapabrata dengan sukarela, disertai dengan kemampuan lengkap untuk setiap
saat mempergunakan sepenuhnya angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu untuk
menangani dunia luar.
Untuk tujuan panembah kepada Suksma Kawekas melalui Suksma Sejati,
kerja sama angan-angan dan perasaan dipergunakan untuk membeda-bedakan
subjek dari objek dan untuk mempersiapkan iklim bagi pertemuan Suksma Sejati
dan Roh Suci. Pada tipe ini ketiga sentra vitalitas yang lain tidak direduksi dalam
fungsinya. Bahkan sebaliknya, ketiga fungsi dan hubungan di antaranya
dikembangkan sepenuhnya sampai tercapai keadaan yang paling efisien. Dalam
sikap merendahkan diri yang bulat dan tanpa syarat, tanpa ingatan apa pun akan
keterbatasan individual, Roh Suci diterima ke dalam Suksma Sejati.

3.4

AUTOMATISME

Karena pengalaman baru yang bertumpuk-tumpuk terus-menerus,


berubah pula candra manusia dan candra dunia seseorang, sehingga selalu ada
jarak antara keadaan yang sesungguhnya pada suatu saat dengan candra
manusianya pada saat itu juga. Perbedaan ini menyebabkan terasakannya
perangsang untuk menghilangkan perbedaan itu. Dengan sendirinya perbedaan
itu dirasakan tidak terlalu besar karena kalau tidak demikian halnya, perangsang
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

137

Makrokosmos
Alam Semesta

Masyarakat

================l Pancaindra l============================


Mikrokosmos
Manusia
Fisik
-------------------------------------------------Empat- - -Sentra Vitalitas:
Mental
IIINafsu- -

-1Mutmainah,2Sufiah,3Amarah,4Luamah

IIPerasaan
IAngan-angan- -

-1cipta, 2nalar, 3pangerti

Aku
HATI NURANI,
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l

Alam Sejati

Kaca Ajaib, dan Automatisme

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Pusat Imateri Spiritual


IVTreFoil
TheGate

=======================================================================
==
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.4.1: Automatisme, Kaca ajaib, dan Hati nurani


Automatisme di dalam diri manusia adalah penerangan angan-angan oleh hati nurani, seperti
meletakkan kaca di muka sentra vitalitas (angan-angan, perasaan dan keinginan) kita sehingga
terlihat keadaan kita yang rusak. Kaca ajaib ini menunjukkan kekurangan di satu pihak selalu
cukup kuat untuk menyadari diri dan mendorong untuk memperbaiki diri, tetapi di pihak lain
cukup kecil untuk berputus asa atau merasakannya sebagai trauma.
Perbedaan antara gambaran keadaan diri dengan gambaran hati nurani, menimbulkan rasa
bersalah yang harus ditebus dengan salah satu cara tertentu. Penebusan dosa itu berupa
keharusan untuk mengarahkan diri, menyerahkan diri, mengorbankan diri kepada candra
manusia idealnya, yang mempunyai kewibawaan tertentu. Rasa berdosa ini adalah pencurahan
rasa tanggung jawab, yang memancar dari hati nurani.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

138

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

yang berdaya guna itu tadi tidak akan muncul. Keadaan demikian ini terjadi, jika
suatu candra manusia dipaksakan kepada seseorang, yang tidak sesuai dengan
gambaran keadaan nyata orang yang bersangkutan.
Automatisme terjadi karena penerangan angan-angan oleh hati nurani.
Seolah-olah kita meletakkan kaca ajaib di depan angan-angan. Kekurangan yang dilihat selalu cukup besar untuk menyadari diri dan mendorongnya membuat perbaikan. Tetapi tidak cukup besar untuk berputusasa bahkan menjadi trauma.

Ada automatisme di dalam diri manusia, yang terjadi karena penerangan


angan-angan oleh hati nurani. Automatisme ini seolah-olah meletakkan kaca di
muka angan-angan kita sendiri, perasaan dan keinginan kita sehingga kita dapat
melihat sendiri keadaan kita yang rusak. Kaca ini adalah kaca ajaib, sebab
kekurangan yang dilihat itu di satu pihak selalu cukup besar untuk menyuruh
orang menyadari diri dan mendorong dia berbuat, tetapi di pihak lain tidak cukup
besar untuk membuat dia berputus asa atau untuk dirasakan sebagai trauma.
Menjadi sadarnya perbedaan antara gambaran keadaan diri pada suatu
ketika dengan gambaran yang dari hati nurani, menimbulkan rasa bersalah yang
harus ditebus dengan salah satu cara. Penebusan dosa berupa keharusan untuk
mengarahkan diri, menyerahkan diri, mengorbankan diri kepada candra manusia
idealnya, yang mempunyai kewibawaan tertentu. Rasa berdosa ini adalah
pencurahan rasa tanggung jawab, yang memancar dari hati nurani.
Mengarahkan diri kepada hati nurani berarti juga berseru kepada hati
nurani. Di dalam candra jiwa manusia Indonesia, maka hati nurani ini adalah
Tripurusa (TreFoil) bagi orang yang telah meletakkan titik beratnya dengan
permanen di dalam Tripurusa. Hati nurani ini berada dalam keadaan sadar, yang
berada di atas tiap emosi, tiap bayangan dan pikiran. Ia berada di atas tiap
keinginan, hasrat dan fungsi kemauan.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

139

Gambar 3.4.1: Hati Nurani Baik, Buruk dan Ideal


Hati nurani
merefleksikan sifat-sifat tertentu yang dihubungkan manusia dan
lingkungannya. Pengaruh lingkungan itu ada yang jahat (gambar setan bertanduk) dan
yang baik (gambar malaikat beraura), tentu ada juga yang ideal dan transenden, sesuai
dengan pengalaman hidupnya menempuh perjalanan sang waktu.
Manusia dapat mengawetkan bayangan-bayangan dari dunia luar di dalam jiwanya, di
dalam pikirannya antara lain saran, pendapat, keputusan dan sebagainya. Maka tersedia
setiap saat pengganti dunia luar secara langsung di dalam dirinya yang dapat
dipergunakan kapan saja semau-maunya.

__________
http://farm4.static.flickr.com/3292/2769994857_36554a662f.jpg cited August 19, 2011.
140

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Hati nurani membawa sifat-sifat tertentu yang dihubungkan dengan


manusia dan lingkungannya. Sifat-sifat ini terjadi karena manusia memandang
Tripurusa dari titik pangkal keterbatasan manusia dan memberi nama dari perTripurusa adalah Hidup yang aktif menyongsong manusia, memimpin
dan menolongnya. Seruan manusia kepadanya tidak akan pernah siasia. Mengalihkan titik berat kesadaran Aku kepada Tripurusa (introversi) menandakan terjadinya evolusi jiwa ke arah yang ideal.

bendaharaan kata hasil keterbatasannya itu pula. Jika manusia berseru kepada
hati nurani ini, seakan-akan ia menempatkan keadaan-keberadaannya itu dan
keadaan-keberadaan lingkungannya pada latar belakang dari yang tak-terbatas
dan tak ter-nama-kan. Oleh karena itu, hubungan antara manusia dengan latar
belakang itu menjadi terlihat. Tripurusa itu bukan hanya hati nurani yang berupa
candra ideal saja, tetapi ia adalah Hidup yang aktif menyongsong manusia, memimpin dan menolongnya. Seruan manusia kepadanya tidak akan pernah sia-sia.
Manusia membentuk bayangan-bayangan dari dunia luar di dalam jiwanya,
seakan-akan dunia luar dengan hubungan-hubungannya ia awetkan di dalam
pikirannya. Termasuk saran, pendapat, keputusan dan sebagainya. Dengan
demikian pengganti dunia luar tersedia secara langsung di dalam dirinya yang
dapat dipergunakan sewaktu-waktu, sekehendak hatinya.
Ia dapat menggunakannya untuk bekerja, bermain dan untuk dihubungkan
dengan perasaan-perasaannya. Tetapi dampak penggunaan tersebut timbullah
ketergantungan tertentu dari dirinya terhadap isi angan-angannya itu, yaitu
dunia luar yang telah diawetkannya. Seakan-akan pikiran-pikiran, pendapatpendapat, asosiasi-asosiasi, dan keputusan-keputusan itu memiliki kedaulatannya lagi.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

141

Prosesi Ngaben, 220 Mayat Dibakar Massal di Tanahbumbu, Bali.

Tradisi Ngaben tanpa Pembakaran Mayat di Desa Trunyan, Kintamani, Bangli, Bali.
Foto 3.4.1: Ingat akan Mati
Beda dengan ingin cepat mati maka ingat akan mati dapat membawa ketenteraman.
Bahkan menuju keadaan jiwa yang tanpa keinginan, pikiran, dan emosi. Sikap ini
membangunkan keinginan untuk meninggalkan cara hidup lama dan memulai cara hidup
yang baru, yang sesuai dengan kehendak dari hidup imateri, Sadar Kolektif.
Sikap jiwa ini tidak sama dengan keinginan untuk menghancurkan dirinya, badan/jasmaninya di mana sang-Aku masih berada. Cara yang terakhir ini tidak akan mengurangi
kedaulatan sang-Aku.

__________
http://3.bp.blogspot.com/_R-kGkGPqFcQ/THoctHcmpjI/AAAAAAAAC5E/uUmWo-P3imc/s1600/Prosesi
+ngaben+220+Mayat+Dibakar+Massal+di+Tanahbumbu.jpg cited August 22, 2011.
http://i.okezone.com/content/2011/05/24/407/460351/H5aYSJZhdm.jpg cited August 22, 2011.
142

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Di satu pihak orang memperkuat kedaulatannya terhadap angan-angan, di


lain pihak angan-angan mendapatkan kedaulatannya sendiri terhadap diri orang
itu. Isi angan-angan ini dengan kekuatannya sendiri dapat mengaktifkan keinginan
Angan-angan dengan isi persoalan dunia yang telah diawetkannya
otomatis dapat mengaktifkan sendiri keinginan dan kemauannya, secara
potensial dapat menumbuhkan emosi-emosi yang menggelisahkan.
Diperlukan adaptasi yang seimbang dari kekuatan asmara-sufi (laya)nya terhadap dunia luar dan retensi di dalam angan-angannya sendiri.

dan kemauan, sehingga timbul dengan sekonyong-konyong, dan dapat menimbulkan emosi-emosi yang menimbulkan kegelisahan. Seperti manusia bersikap
dengan dunia luar dengan asmara-sufi (laya)-nya, ia harus bersikap begitu juga
terhadap angan-angannya, jika hendak mencari ketentraman dan keseimbangan.
Ingat akan mati dapat membawa ketenteraman. [8] Ini berarti juga
mengarahkan diri kepada keadaan jiwa tanpa keinginan, pikiran dan emosi. Sikap
ini membangunkan juga keinginan untuk meninggalkan cara hidup lama, yang
diikutinya sampai saat itu, dan memulai cara hidup yang baru, yang sesuai
dengan kehendak dari Hidup yang imateri. Keinginan kepada keadaan jiwa, di
mana sang-Aku tidak lagi menggunakan hak-hak kedaulatannya, tetapi justru
bersedia mengorbankannya dan melebur dirinya ke dalam hubungan yang
monoton (bernada satu) terhadap dunia luar, tanpa perbedaan-perbedaan
tekanan. Sikap jiwa ini tidak sama dengan keinginan untuk menghancurkan
dirinya, badan/jasmaninya di mana sang-Aku masih berada. Cara yang terakhir
ini tidak akan mengurangi kedaulatan sang-Aku. [9]

________
[8]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Sangkan
Paran. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 181.
[9]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Sangkan
Paran. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 182.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

143

Gambar 3.4.2: Cipta Mengontak Nafsu dan Perasaan


Ketika suasana hati sedang bergembira, sedih, marah, kaget, ngantuk, berpikir, sampai
kesal maka penampilannya keluar dapat terlihat dari ekspresi wajahnya. Kita dapat
beradaptasi sesuai dengan ekspresi tersebut dan memberikan respons yang sesuai dengan
kebutuhannya, salah satunya memberikan komunikasi yang empatik.
Suasana perasaan sebagai interaksi dari angan-angan dan nafsu dapat menyebabkan
suasana hati positif: senang, sehat, dan menerima. Suasana perasaan negatif: sedih, malas,
marah, dan menolak. Prosesnya adalah cipta dan nalar yang berkedudukan di otak,
menangkap rangsangan-rangsangan yang datang kepada manusia melalui pancaindra.
Ciptalah yang mengontak nafsu, yang menyebabkan berbagai keinginan menjadi disadari.
Ia juga mengontak perasaan, sehingga emosi ikut serta dengan realisasi dari keinginan itu.
Nalar mengasosiasikan bayangan-bayangan menjadi fantasi yang tak ada putus-putusnya.

__________
http://www.lobobear.com/wp-content/uploads/2011/07/heart-touching-FEELINGS.jpg cited August 20, 2011.

144

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Dengan memperkuat asmara-sufi (-laya), tumbuhlah kesadaran tanggung


jawab dan kesadaran akan kewajiban yang lebih besar, yang dapat dianggap
sebagai gejala-gejala menjadi sadarnya ia akan Ke-Maha-Esa-an, yang ternyaIngat akan mati dapat membawa ketenteraman. Karena

mengarah-

kan diri kepada keadaan jiwa tanpa keinginan, pikiran dan emosi.
Membangunkan keinginan untuk meninggalkan cara hidup lama, dan
memulai yang baru, sesuai dengan kehendak dari Hidup imateri.

ta adalah pembagi (faktor) persekutuan terbesar dari semua ke-hidup-an (FPB).


Menurunkan isi angan-angannya sendiri dari singgasananya berarti bahwa
manusia memisahkan diri dari pikiran-pikirannya sendiri, sedemikian hingga
pikiran-pikiran itu tidak dapat lagi memengaruhi dirinya. Ini juga berarti, bahwa
manusia mengundurkan diri dari angan-angannya dan sampai pada posisi, di
mana ia tidak mempergunakan lagi cipta dan nalarnya.
Cipta dan nalar yang berkedudukan di otak, menangkap rangsanganrangsangan yang datang kepada manusia melalui pancaindra. Ciptalah yang
mengontak nafsu, yang menyebabkan berbagai keinginan menjadi disadari. Ia
juga mengontak perasaan, sehingga emosi ikut serta dengan realisasi dari
keinginan itu. Nalar mengasosiasikan bayangan-bayangan menjadi fantasi yang
tak ada putus-putusnya. [10]
Tanpa cipta dan nalar, jadi tanpa kontak dengan otak, manusia sampai
pada posisi tanpa bayangan-bayangan. Dalam keadaan demikian timbullah
ketenteraman dan kedamaian. Pangerti masih ada, karena tidak bertempat di
otak, maka tidak lagi dikeruhkan oleh berbagai bayangan. Terjadi pangerti yang
kosong bayangan. Dalam posisi ini manusia tidak dipengaruhi oleh dunia

__________
[10]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab
Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 64..
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

145

Makrokosmos
Masyarakat

(Alam Semesta)

================l Pancaindra l============================


Mikrokosmos
Manusia
Fisik
-------------------------------------------------- -IIPerasaan, IIINafsu
Mental
IAngan-angan- -

Aku
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - (Alam Sejati)
Spiritual
IVTripurusa:
3 Roh Suci
Pusat Imateri
2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas
TheGate

=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.5.1 Tiga Proses untuk Mencapai Derajat Roh Suci
Candra Jiwa Indonesia mengemukakan tiga proses untuk mencapai derajat Roh Suci, yang
ketiga-tiganya itu haruslah dilaksanakan selaras yang satu dengan lainnya, agar keseimbangan pribadi selalu harmonis.
Perjalanan transenden ini adalah: 1). Membebaskan diri dari semua keadaan yang tidak
abadi. 2). Bersikap positif, kasih sayang dan tanggung jawab kepada siapa saja dan bersifat apribadi. 3). Introversi (transendental) kepada yang Apribadi di dalam dirinya
dengan cara (ke dalam) berserah diri tanpa syarat.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
146

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

luar. Manusia mengorientasikan dirinya ke dalam, ke dunia-dalam. Ia berada


pada keseimbang-an yang sempurna, yang merupakan titik tengah dari semua
perlawanan polaritas di dalam hidupnya.
Sang-Aku tidak lagi menggunakan hak-hak kedaulatannya, bersedia

meleburkan diri-nya ke dalam hubungan yang monoton (bernada satu)


terhadap dunia luar. Sikap jiwa ini tidak sama dengan keinginan untuk
menghancurkan dirinya dan tidak mengurangi kedaulatan sang-Aku.

3.5

JIWA SEJATI

Keadaan sadar yang demikian ini ditandai oleh penyerahan yang bulat tak
bersyarat kepada Hidup yang imateri. Apa pun yang datang diterima dengan
sepenuh hati. Kedaulatan sang Aku angan-angan direduksi sampai nol. Manusia
tidak lagi mempergunakan kekuasaannya untuk menguasai dan memimpin nafsunafsu. Dalam keadaan yang demikian ini kekuatan-kekuatan nafsu sudah berhenti
bekerja. Di sinilah letak titik akhir kemampuan manusia dan kemanusiaannya. Di
dalam Candra Jiwa Indonesia, manusia demikian ini mencapai kedudukan Jiwa
Sejati-nya: Roh Suci. [11]
Kita melihat ada tiga proses untuk mencapai kedudukan Roh Suci, yang
ketiga-tiganya itu haruslah dilaksanakan selaras yang satu dengan lainnya, agar
keseimbangan pribadi tidak terlalu terganggu. Proses-proses ini adalah:
1. Me-lepas-kan keterikatan kepada semua keadaan yang dapat berubah.
2. Mengambil sikap yang positif, sikap cinta-kasih dan tanggung jawab yang tidak
membeda-bedakan dan apribadi.
3. Meng-arah-kan diri kepada yang Apribadi di dalam dirinya, tanpa
mempergunakan bayangan-bayangan, harapan-harapan dan keinginan pribadi
apa pun.

__________
[11]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab
Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 64.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

147

Makrokosmos
Masyarakat

(Alam Semesta)

================l Pancaindra l============================


Mikrokosmos
Manusia
Fisik
-------------------------------------------------Pancasila: rela, sabar, narima,
Mental
IIINafsu-nafsu
jujur, dan budi luhur
IIPerasaan
Extraversi
IAngan-angan

Aku
Introversi

Trisila:
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l

sadar, percaya, dan taat

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - (Alam Sejati)
Spiritual
IVTripurusa:
3 Roh Suci
Pusat Imateri
2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas
TheGate

======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.5.2: Totalitas yang Mengandung Kepribadian (Trisila)


Derajat (status) Roh Suci adalah keniscayaan yang secara potensial dapat dicapai setiap
orang di dalam dirinya sendiri.
Transendensi ketiga sentra vitalitas ke arah satu titik introversi, yang terletak di luar sang
Aku harus ditujukan ke pusat/sentra vitalitas ke 4 (Tripurusa). Berarti berupaya membangun hubungan dengan Yang Takterbatas dan Yang Takternamakan. Hubungan ini dapat
menentukan sifat seluruh kepribadian, sebagai suatu totalitas kepribadian itu sendiri.
Sifat hubungan ini dapat dijabarkan sebagai ke-sadar-an, ke-percaya-an, dan ke-taat-an
(Trisila). Kesadaran itu adalah sifat yang selalu menghidupkan hati-nurani di dalam
dirinya. Kepercayaan adalah sifat setia kepada hati-nurani dalam keadaan yang
bagaimanapun juga dan ketaatan adalah melaksanakan dengan teliti sesuai dengan
kehendak hati-nurani tersebut.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
148

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Diperlukan keberanian, tekad dan kemauan yang besar untuk


melaksanakan ketiga hal tersebut di atas. Rekaman kehidupan lama yang telah
terbiasa, melekat dan mengikat hatinya, harus ditinggalkan olehnya untuk masuk
Jika kepemimpinan angan-angan (Aku) terhadap nafsu-nafsu sesuai dengan kehendak Tripurusa, maka asmara-sufi (laya) akan berdominasi.
Asmara sufi ini menyatakan diri sejajar dengan sifat-sifat Tripurusa,
akhirnya tidak perlu lagi kepemimpinan dan kedaulatan sang Aku.

ke dalam keberadaan yang sering tidak dimengerti oleh lingkungannya. Mencapai


derajat Roh Suci ini adalah kemampuan yang potensial dipunyai oleh setiap orang
di dalam dirinya.[12]
Hubungan dengan Dia yang Takterbatas dan Dia yang Takternamakan,
mengarahkan ketiga sentra vitalitas kepada satu titik, yang terletak di luar Aku.
Hubungan ini dapat menyatakan diri sebagai sifat yang mengenai seluruh
kepribadian. Sebagai suatu totalitas yang mengandung kepribadian itu di
dalamnya. Sifat ini dapat dideferensiasikan menjadi ke-sadar-an, ke-percaya-an
dan ke-taat-an (Trisila). Kesadaran itu adalah sifat yang selalu membangunkan
hati-nurani di dalam dirinya. Kepercayaan adalah sifat setia kepada hati-nurani
dalam keadaan yang bagaimanapun juga dan ketaatan adalah melaksanakan
dengan teliti hati-nurani tadi.
Harmoni mengandung sifat integrasi di dalam dirinya. Integrasi dibentuk
oleh tingkat penguasaan nafsu dan perasaan untuk taat kepada sang Aku. Jika
angan-angan dipergunakan untuk menguasai dan memimpin nafsu sesuai dengan
kehendak Tripurusa, maka lambat laun asmara-sufi (laya) akan berdominasi.
Asmara sufi ini menyatakan diri sejajar dengan sifat-sifat Tripurusa, sehingga
akhirnya tidak perlu lagi dipergunakan angan-angan untuk memerintah nafsu,
atau dengan kata lain, kedaulatan Aku sudah tidak diperlukan lagi. Perasaan pun
sekarang mengarahkan diri kepada Tripurusa.
__________
[12]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila.
Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 16.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

149

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

Masyarakat

(Alam Semesta)

=================l Pancaindra l============================


MIKROKOSMOS

Manusia:

Fisik

-------------------------------------------------Empat- - -Sentra Vitalitas:


Mental
IIINafsu- -

- -asmara-sufi

IIPerasaan
IAngan-angan

Aku

(Hati Nurani)
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l
IV

TheGate

Harmoni & Integrasi


l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Tripurusa Roh Suci


Suksma Sejati
Suksma Kawekas

(Alam Sejati)
Pusat Imateri
Spiritual

=======================================================================
=

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.5.3: Harmoni dan Integrasi Pusat Vitalitas Derajat Roh Suci
Integrasi berkembang mengikuti tumbuhnya harmoni di dalam jiwa manusia, akhirnya
harmoni dan integrasi tumbuh menjadi satu di dalam derajat Roh Suci (Rohani, TheSelf).
Manusia merasakan kehadirannya di antara dunia besar dan hidup yang imateri dalam
kehidupan sehari-hari. Di satu pihak ia mempunyai gambaran dari dunia luar yang
mengelilinginya, dan di pihak lain ia juga tahu sedikit tentang Hidup imateri. Ia terikat
kepada kedua-duanya.
Harmoni mengandung sifat integrasi. Jika angan-angan dipergunakan untuk menguasai dan
memimpin nafsu sesuai dengn kehendak-Nya maka lambat laun asmara-sufi akan
berdominasi. Karena asmara-sufi menyatakan diri sejajar dengan sifat-sifat Tripurusa,
maka kedaulatan sang Aku sudah tidak diperlukan lagi.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
150

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Dalam tingkat ini sang Aku dapat selalu mengarahkan diri kepada Tripurusa,
tanpa takut diganggu oleh nafsu dan perasaan. Dengan tumbuhnya harmoni di
dalam jiwa manusia, tumbuh pula integrasinya, sehingga harmoni dan integrasi
Fiksasi pertama, yang terletak di tingkat angan-angan, mengatur
kedaulatan dan hidupnya dikuasai oleh pandangan yang hanya melihat
hubungan-hubungan kekuasaan di masyarakat.

menjadi satu di dalam derajat Roh Suci. Di dalam kehidupan sehari-hari manusia
merasa ditempatkan antara dunia besar dan hidup yang imateri.
Di satu pihak ia tahu sedikit tentang Hidup imateri, dan di pihak lain ia
mempunyai juga gambaran dari dunia luar yang mengelilinginya. Ia terikat
kepada kedua-duanya. Jika kita berpangkal kepada struktur manusia rohaniah di
dalam candra jiwa manusia Indonesia, maka ikatan itu tadi dapat menyatakan
dirinya dalam tiga aspek, yaitu:
Pertama, fiksasi (ikatan) itu dapat terletak di tingkat angan-angan. Ini
berarti bahwa orang selalu ingin melaksanakan kedaulatannya di dalam
pertemuannya dengan dunia luar. Ia mengatur hidupnya sedemikian rupa
sehingga selalu dapat menyadari kedaulatannya dalam bentuk apa pun dan
sebaliknya hidupnya dikuasai oleh pandangan yang hanya melihat hubunganhubungan kekuasaan di masyarakat.
Kedua, jika ikatan ini terletak di dalam nafsu, maka luamah yang melakukan peranan sebagai pengikat. Luamah adalah nafsu yang egoistik, serakah dan
mendorong sahwat. Ikatan menyatakan diri dalam hasrat yang tak mengenal
puas untuk mendapatkan dan memiliki dunia luar dan/atau untuk melampiaskan
nafsu sahwatnya. Ada kehausan yang tak terpuaskan untuk meraih harta benda
dan/atau untuk melepaskan tanpa kekang nafsu-nafsunya. Usaha ini tidak perlu
disertai pertimbangan-pertimbangan kedaulatan atau alasan-alasan yang terletak
di tingkat pangrasa, tetapi merupakan semata-mata pengejaran kekayaan dan
hasrat memiliki orang dari jenis kelamin yang berbeda, tanpa mengikatkan diri
pada seseorang.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

151

Malaikat celana merah membawa arwah gadis kecil di depan sang Hakim Agung.
Gambar 3.5.1: Persimpangan Jalan Kehidupan: Material atau Imaterial
Sampai di persimpangan jalan sorga atau neraka, malaikat celana merah yang membawa
arwah gadis kecil menunggu keputusan deportasi arwah dari Sang Hakim Agung.
Penyebab kematiannya adalah membenturkan kepala sewaktu pertunjukkan gala-seni,
setelah menyatakan keinginannya menjadi idola.
Manusia berada di antara dunia besar yang material dan hidup yang imateri. Ia
mempunyai gambaran dari dunia luar yang mengelilinginya, dan di sisi lain ia merasa tahu
sedikit tentang Hidup imateri. Kenyataannya ia terikat pada kedua dunia itu.
Keterikatan (fiksasi) pertama terletak di tingkat angan-angan yang mementingkan
kekuasaan di masyarakat. Bentuk keterikatan kedua jika ikatan ini terletak di dalam nafsu,
maka luamah sebagai pengikat yang egoistik, serakah dan mendorong sahwat. Keterikatan
ketiga terletak di perasaan yang memberi bayangan tentang keadaan aman, terlindung, tak
usah bertanggung jawab, pasif, dan berada dalam sorga kesenangan duniawi.

__________
http://yasashiisekai.files.wordpress.com/2009/02/ichigo-ova1e.jpg?w=300&h=166 cited August 23, 2011 .
152

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Ketiga, perasaan adalah sentra yang menciptakan iklim jiwa di dalam diri
manusia dan yang memancarkan ke luar. Fiksasi dengan dunia yang berubahubah melalui perasaan berarti berpegangan erat dan melekat erat kepada iklim
Fiksasi kedua, terletak di dalam nafsu, pengikatnya adalah luamah.
Nafsu tersebut egoistik, serakah, dan mendorong sahwat.

Kehausan

yang tak terpuaskan untuk mendapatkan dan memiliki harta-benda


serta melampiaskan libidonya.

tertentu atau corak-corak iklim tertentu. Karena berbagai alasan orang tidak mau
melepaskan iklim ini, umpamanya iklim yang pernah ia alami, memberi bayangan
tentang keadaan aman, keadaan terlindung, tak usah bertanggung jawab, dapat
bersikap pasif, dan berada dalam sorga kesenangan duniawi. Dengan pertumbuhan jiwanya, sampailah ia pada tingkatan di mana ia harus mengembangkan
tanggung jawab, di mana ia mengenal bahaya, di mana ia harus bekerja.
Situasi yang menciptakan iklim aman tenteram sudah berlalu, dan karena
itu ia menghidupkan-hidupkan ingatan untuk memegangi iklim itu tadi. Orang
semacam itu adalah kolot dalam arti tertentu, menjadi terbelakang dibanding
dengan zamannya, dan memandang keadaan yang sedang terjadi dengan kacamata tertentu. Petualangan yang menawarkan banyak kemungkinan untuk
berbagi emosi dihindarinya. Karena emosi-emosi itu pasti membawa ia ke dalam
iklim yang lain.
Iklim yang hendak ia pegang erat-erat dalam keadaan bagaimana pun dapat
menimbulkan ingatan kepada waktu ia berada di pangkuan ibu rohaninya. Tetapi
iklim ini tidak selalu harus berupa soal ikatan-ibu atau ikatan-bapak. Tiap situasi
di mana seseorang berada, dapat merupakan iklim baginya yang sedemikian rupa,
hingga selalu ingin kembali kepadanya. Serta memobilisasi angan-angan, nafsunafsu dan alat-alat pelaksanaannya untuk memenuhi keinginannya itu.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

153

Harmoni Yin-Yang pada Flora dan Fauna Alam

Pemandangan Alam terasa Indah dan Harmoni


Foto 3.5.1: Harmoni di Makro dan Mikro-kosmos
Di dalam seni dan ketinggian ilmu pengetahuan, terasakan suasana harmoni mendasari
semua semangat kerja keras. Tidak ada kebesaran yang sesungguhnya, baik dari seni
maupun ilmu pengetahuan tanpa merasakan harmoni di dalamnya. Albert Einstein.
Harmoni (keselarasan) baru dapat mulai timbul, jika manusia berusaha secara sadar
menuju untuk melepaskan diri, dari daya-ikat dunia lingkungannya dan mengabdikan
usahanya ini kepada suatu tujuan: bertunggal dengan Hidup yang berada di dalam dirinya
melalui kesadarannya yang terdalam, yaitu Rahsa Jati.
Walaupun manusia itu bagian dari makrokosmos namun pintu gerbang bagi manusia
menuju Hidup terletak di dalam dirinya sendiri (mikrokosmos). Bahwa manusia dapat
masuk ke dalam Hidup imateri dan dapat menyatukan dan meleburkan diri ke dalamnya,
itu berarti bahwa di dalam manusia itu ada juga sesuatu, yang sama dengan Hidup itu.
Sesuatu ini adalah Roh Suci, jati diri manusia yang sesungguhnya.
__________

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSCguh4MabdyOOmciXpo1HZXqBnB1jhQYUgYxZiMucPmYyg7TR1TA cited August


22, 2011.
http://earthlorenews.files.wordpress.com/2011/01/harmony.jpg cited August 22, 2011.

154

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Harmoni (keselarasan) baru dapat mulai timbul, jika manusia berusaha


secara sadar menuju untuk melepaskan diri, makin lama makin lepas, dari dayaikat dunia lingkungannya dan mengabdikan usahanya ini kepada suatu tujuan:
Fiksasi ketiga, terletak pada perasaan berarti berpegangan erat dan
melekat pada iklim tertentu. Iklim yang pernah di alami, memberi
bayangan rasa aman, tak usah bertanggung jawab, pasif, bagaikan di
sorga kesenangan duniawi (suasana bayi dalam kandungan).

bertunggal dengan Hidup yang berada di dalam dirinya dan di dalam tiap makhluk
hidup, melalui kesadarannya yang terdalam, yaitu Rahsa Jati. Walaupun manusia
itu sebagian dari makrokosmos dan berada di dalam makro-kosmos itu, namun
pintu gerbang (the gate) bagi manusia menuju Hidup terletak di dalam dirinya
sendiri. [13]
Bahwa manusia dapat masuk ke dalam Hidup imateri dan dapat menyatukan dan meleburkan diri ke dalamnya, itu berarti bahwa di dalam manusia itu
ada juga sesuatu, yang sama dengan Hidup itu. Sesuatu ini adalah Roh Suci.
Kalau manusia ingin bertunggal dengan Hidup imateri di luar dirinya, maka ini
berarti bahwa kesadarannya harus keluar dari dirinya melalui pancaindranya.
Pancaindra adalah alat-alat yang material, jadi bersifat terbatas. Karena
itu, dapat disimpulkan bahwa bertunggalnya manusia dengan Hidup tidak akan
mungkin dilaksanakan melalui jalan keluar dari dirinya, tetapi manusia harus
lebih dahulu mengusahakan di dalam hidupnya pembebasan sepenuhnya
terhadap hubungan-hubungan intrapsikisnya sendiri.
Pintu gerbang ke Hidup,
baik Hidup yang berada di dalam maupun di luar diri manusia, berada di dalam
esensi manusia yang terdalam. [14]

__________
[13]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab
Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 64.
[14]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab
Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 64. Bandingkan dengan C.G. Jung. Wirklichheit der
Seele. Rascher & Cie Verlag, Zurich.1939. h.64.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

155

Gambar artistik ini mempersepsikan bahwa intuisi bagaikan turun dari langit

Gambar 3.6.1: Intuisi adalah Pertemuan TheSelf dengan TheForce


Bukalah pintu rumah kebijaksanaan Anda. Penjelajahan kreatif istimewa akan menandai
perjalanan menuju kebahagian.-- Napoleon Hill, pada The Six Sense.
Ketika diri manusia hanya berorientasi ke dunia luar saja, maka candra manusia hanya
terdiri atas bahan-bahan pengalaman dengan dunia luar itu. Kesediaan Roh Suci (TheSelf)
menyerahkan diri sepenuh-penuhnya kepada Suksma Sejati (TheForce), adalah hal yang
sebaliknya, memungkinkan Roh Suci menerima intuisi, ilham atau wahyu dari Suksma
Sejati. Intuisi atau wahyu itu tidak bersyarat, artinya ilham atau wahyu itu tidak dapat
dengan sengaja ditimbulkan, dengan cara apa pun juga. (Candra Jiwa Indonesia).

__________
http://intuition.phpnet.us/images/intuition.gif cited August 22, 2011.
http://1.bp.blogspot.com/-7OvLxP45Lik/TdgjBKb-omI/AAAAAAAAARU/VjLVesqK1ho/s400/Developing-Intuition.jpg
cited August 22, 2011.
156

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Jika manusia hanya mengorientasikan diri ke dunia luar saja, dan tidak
tahu-menahu tentang hidup imateri, maka makrokosmos memang tak terbatas
dibanding dengan dirinya sendiri. Maka candra manusia hanya terdiri atas bahanKarena kesediaan Roh Suci menyerahkan diri sepenuh-penuhnya kepada
Suksma Sejati, timbullah keadaan di mana Roh Suci menerima intuisi,
ilham atau wahyu dari Suksma Sejati. Intuisi atau wahyu itu tidak
bersyarat, artinya ilham atau wahyu itu tidak dapat dengan sengaja
ditimbulkan, dengan cara apa pun juga.

bahan pengalaman dengan dunia luar itu. Dalam hal yang sebaliknya, karena
kesediaan Roh Suci (TheSelf), menyerahkan diri sepenuh-penuhnya kepada
Suksma Sejati (TheForce), timbullah keadaan di mana Roh Suci menerima intuisi,
ilham atau wahyu dari Suksma Sejati. Intuisi atau wahyu itu tidak bersyarat,
artinya ilham atau wahyu itu tidak dapat dengan sengaja ditimbulkan, dengan
cara apa pun juga.

3.6 PERJUMPAAN
Bagi Soemantri di dalam Candra Jiwa Indonesia tidak ada perbedaan
esensial antara ilham, intuisi, dan wahyu.
Ilham atau wahyu tidak dapat
dilukiskan. Orang dapat melukiskan gejala-gejala pengiringnya, yang merupakan
gambaran-gambaran keadaan manusia, di mana ilham atau wahyu menyatakan
diri. Akan tetapi karena tiap orang itu dapat menerima ilham atau wahyu, gejalagejala pengiring ini dapat berlainan sekali, tergantung dari keadaan jiwa orang
yang bersangkutan.
Bila seseorang menerima intuisi atau wahyu, maka pada waktu itu ia
berada sangat dekat dengan Suksma Sejati, seperti umpamanya piamater
(selaput tipis) yang melekat pada jaringan otak. Jika ilham atau wahyu itu sudah
selesai, orang jatuh kembali kepada keadaan sadar sehari-harinya, dan ia tinggal
menerima gemanya saja dari iklim yang ia masuki untuk sesaat itu tadi.
Bagaimana ia mengalami intuisi atau wahyu itu, tergantung dari besar-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

157

Iintuisi adalah anugerah yang tersembunyi yang sering terlupakan.

Gambar 3.6.2: Intuisi, Ilham, atau Wahyu


Kecerdasan sebagai pembantu yang terpercaya, sementara itu intuisi adalah anugerah yang
tersembunyi. Walaupun masyarakat yang telah terlanjur terbentuk itu sangat menghargai
pembantu dan cenderung melupakan anugerah. (Albert Einstein).
Wahyu, intuisi, atau ilham datang kadang-kadang sebagai bayangan, sebagai ucapan,
sebagai pengertian tertentu, dan/atau sebagai pencerahan. Bayangan itu tidak ditangkap di
dalam pancaindra, tetapi manusia mengalaminya di dalam dirinya yang sedalam-dalamnya.
Seakan-akan manusia menerjemahkan perjumpaannya menjadi bayangan, ucapan, atau
mengerti sesuatu. (Candra Jiwa Indonesia)

__________
http://3.bp.blogspot.com/-43J5cjoMhcc/TfbQ-hckJ4I/AAAAAAAAA0c/tVM4VHuil4Y/s1600/intellect-vs-intuition.jpg
cited August 22, 2011.
158

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

kecilnya perbedaan antara iklim jiwanya sehari-hari dengan iklim dekat dengan
Suksma Sejati. Jika perbedaan itu besar, sudah tentu ilham atau wahyu itu akan
menyebabkan pergolakan hebat dalam pikiran dan perasaannya. Jika perbedaan
Intuisi, ilham, atau wahyu datang kadang-kadang sebagai bayangan tetapi bayangan itu tidak ditangkap di dalam pancaindra, manusia mengalaminya di dalam dirinya yang sedalam-dalamnya. Seakan-akan manusia menerjemahkan perjumpaan-nya menjadi bayangan atau ucapan
atau mengerti sesuatu.

itu tidak besar, maka gejala-gejala pengiringnya akan jauh lebih tenang. Intuisi
atau wahyu itu adalah ber-jumpa-nya manusia dengan Suksma Sejati, berjumpanya kesadaran individual/terbatas dengan kesadaran kolektif.
Karena ilham atau wahyu itu datang dalam suasana diam (heneng, hening),
di dalam angan-angan, nafsu, dan perasaan, manusia mengalaminya di dalam
dirinya yang terdalam. Intuisi atau wahyu kadang-kadang datang selama tidur,
seakan-akan Hidup memilih saat yang menguntungkan bagi orang yang
bersangkutan. Jika orang menginginkan atau mengharapkannya, maka wahyu
tidak akan datang sama sekali, karena di dalam keinginan dan di dalam
pengharapan itu bekerja pula angan-angannya.
Wahyu atau ilham datang kadang-kadang sebagai bayangan atau sebagai
ucapan atau sebagai pengertian tertentu dan sebagai pencerahan. Bayangan itu
tidak ditangkap di dalam pancaindra, tetapi manusia mengalaminya di dalam
dirinya yang sedalam-dalamnya.
Seakan-akan manusia menerjemahkan
perjumpaannya menjadi bayangan, ucapan, atau mengerti sesuatu.
Dengan merangkum ilham, intuisi, atau wahyu dapat dikenal dengan ciriciri sebagai berikut.
1. Ia timbul sebagai sesuatu yang asli dari esensi kita yang terdalam.
2. Ia tidak tergantung dari waktu dan tempat.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

159

Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso, Neurolog-Psikiater

Foto 3.6.1: Intuisi, Ilham, atau Wahyu yang Tidak Benar dari Sentra Vitalitas
Kita sering melihat persoalan-persoalan yang pelik dapat selesai pada situasi tertentu, kita
sering menyebutnya sebagai intuisi, ternyata intuisi, ilham, atau wahyu tersebut tidak
seperti yang dimaksudkan oleh Candra Jiwa Indonesia. Diperkirakan solusi persoalan yang
pelik tersebut akibat bekerjanya tenaga-tenaga saudara kita sendiri (sentra-sentra
vitalitas) yang telah dikatakan sebelumnya mempunyai kemampuan-kemampuan gaib.
Tetapi kita perlu juga berhati-hati menanggapi suara-suara di dalam hati, karena sering
juga saudara-saudara kita tersebut menyatakan hal-hal yang tidak benar, apabila mereka
tidak digabungkan dan diselaraskan dengan baik dan benar.
__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal

160

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

3. Ia tidak dapat ditimbulkan sekehendak hati.


4. Ia timbul sebagai bayangan, ucapan atau mengerti sesuatu.
5. Ia bukan penghayatan pancaindra.
Intuisi, ilham atau wahyu itu adalah ber-jumpa-nya manusia (TheSelf)
dengan Suksma Sejati (TheForce), pertemuan sadar individu dengan
sadar-kolektif-dinamis. Gema, gejala pengiringnya tergantung besarkecilnya perbedaan antara iklim jiwanya sehari-hari dengan
iklim dekat dengan sadar-kolektif tersebut.

6. Orang yang menerima mengalami rasa damai yang besar dan rasa bahagia
yang masih bergema sementara waktu.
7. Ada rasa kepastian dan kebenaran.
8. Tidak ada sensasi jasmaniah tentang kekuasaan atau lainnya kecuali yang
disebut dalam 6 dan 7.
9. Tidak ada kekuatan lainnya yang datang dari luar.
10. Pada saat datangnya wahyu atau ilham, berhentilah angan-angan, emosi dan
nafsu.
Yang kita sebut dalam hidup sehari-hari sebagai ilham (intuisi) dan yang
sering menunjukkan kepada kita penyelesaian dalam situasi-situasi tertentu,
bukanlah ilham (intuisi) yang disebutkan di atas. Perkiraannya adalah bekerjanya
tenaga-tenaga saudara kita sendiri yang seperti telah dikatakan sebelumnya
mempunyai kemampuan-kemampuan gaib. Tetapi sering juga menyatakan hal-hal
yang tidak benar, yaitu jika tidak digabungkan dan diselaraskan dengan baik. [15]
Tenaga-tenaga saudara tujuh dapat digabungkan oleh manusia menurut
kehendak hatinya, artinya Aku manusia berkemampuan untuk menggabungkan
tenaga-tenaga saudara tujuh dengan dirinya menjadi satu tenaga yang terintegra-

__________
[15]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo:
Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 65.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

Sasangka Jati. Bab


161

Telepati adalah komunikasi jarak jauh antar individu dan konsep dasar teorinya (kanan)

Gambar 3.6.3: Prototipe Helm Telepati


Helm elektronik yang dikembangkan oleh tim ahli dari tiga universitas di USA. Pada ta-hun
2008 mereka mendapat kontrak penelitian sebesar 4 juta USD dari angkatan darat.
Penampilannya bagaikan fiksi ilmiah yang memungkinkan. Tugas tim ahli adalah mengembangkan helm yang dapat membaca dan menyampaikan data langsung pada pikiran
para tentara dan berkomunikasi diantara mereka tanpa interaksi vokal. Fungsinya helm
tersebut seperti radio tanpa mikrophon.
Bayu sejati dapat menampilkan berbagai kemampuan istimewa seseorang diantaranya:
telepati, hipnotis, dan meramalkan masa datang (clairvoyance).
__________
http://www.atlantisqueen.com/storage/telepathy%201.jpg?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1304256164944
cited August, 22, 2011.
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQZUaJfE2CFkgRLZ_rm5RHXAeMHW0fYLSwKGsADWmBkDH3niPzSA
cited August, 22, 2011.
http://cdn.gajitz.com/wp-content/uploads/2009/10/army-telepathy-helmet.jpg cited August, 22, 2011.

162

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

si sepenuhnya. Integrasi ini menimbulkan daya/kekuatan gaib. Tenaga akhir ini


dapat disuruh melakukan sesuatu menurut kehendak sang Aku dan dapat pula
diperintah menurut kehendaknya untuk menghentikannya.
Bayu Sejati dapat digunakan untuk pamer atau dengan alasan-alasan
yang egosentrik lainnya. Bayu Sejati dapat melakukan sesuatu yang lain,
untuk memberi peringatan yang bersifat mendidik. Ia adalah juga saudara kita, bukan hewan pengangkut yang dapat diperlakukan semaunya. Saya adalah daya dan selubung Roh Suci kata Bayu Sejati.

Telah dikatakan bahwa kekuatan gaib dari angan-angan adalah


pangaribawa, prabawa, dan kemayan. Kemayanlah yang mempunyai kekuatan
khusus. Bayu Sejati adalah keadaan (jiwa) yang mampu mempergunakan tanpa
rintangan kekuatan itu. Bayu Sejati itu masih material dan terikat sepenuhnya
serta wajib taat mutlak kepada kehendak Tripurusa. Dalam Bayu Sejati tenagatenaga nafsu diam sepenuhnya; angan-angan melepaskan diri dari nafsu dan
perasaan sehingga pengembangan kekuasaannya tidak terganggu.
Jika manusia hendak menggunakan Bayu Sejati, umpamanya untuk pamer
atau dengan alasan-alasan yang egosentrik lainnya, maka Bayu Sejati tidak mau
berbuat atau ia melakukan sesuatu yang lain, yang mengandung maksud untuk
memberi peringatan yang bersifat mendidik. Ia adalah juga saudara kita, bukannya hewan pengangkut yang dapat diperlakukan sekehendak hati. Menurut
kata-kata Bayu Sejati sendiri: Saya adalah daya dan selubung Roh Suci [16]
Dalam keadaan Bayu Sejati, sentra-sentra vitalitas masing-masing tidak
mempunyai otonomi lagi terhadap yang lain. Tidak ada lagi pikiran-pikiran yang
mengganggu, tidak ada keinginan dan kemauan yang sekonyong-konyong timbul
sehingga mengganggu. Dalam keadaan demikian ini kekuasaan unsur material
manusia mencapai kesempurnaannya.

__________
[16]. R. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tentang Bayu Sejati. 1949.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

163

MAKROKOSMOS
Masyarakat

(Alam Semesta)

================l Pancaindra l============================


MIKROKOSMOS

Manusia

Fisik

-------------------------------------------------4-Sentra Vitalitas:
Saudara Tujuh
Psike
IIINafsu: - -

(IIPerasaan)
IAngan-angan

- - 4Mutmainah, 5Luamah
6Sufiah, 7Amarah

Aku

1Cipta, 2Nalar, 3Pangerti

BAYU SEJATI
(Hati Nurani)
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - (Alam Sejati)
Spiritual
IVTripurusa:
3 Roh Suci
Pusat Imateri
2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas
=======================================================================
==
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.6.1: Pada Kesadaran Roh Suci, Akunya adalah Bayu Sejati
Tenaga-tenaga saudara tujuh dapat digabungkan oleh manusia menurut kehendak hatinya,
menjadi satu tenaga yang terintegrasi sepenuhnya. Tenaga akhir ini dapat disuruh
melakukan sesuatu menurut kehendak sang Aku dan dapat pula diperintah untuk
menghentikannya.
Bayu Sejati itu material halus yang wajib taat mutlak kepada kehendak. Dalam Bayu Sejati
tenaga-tenaga nafsu diam sepenuhnya; angan-angan melepaskan diri dari nafsu dan
perasaan sehingga pengembangan kekuasaannya tidak terganggu.
Dalam keadaan Bayu Sejati, sentra-sentra vitalitas (nafsu dan perasaan) masing-masing
tidak mempunyai otonomi lagi terhadap yang lain. Tidak ada lagi pikiran-pikiran yang
mengganggu, tidak ada keinginan dan kemauan yang sekonyong konyong timbul sehingga
mengganggu. Bagi orang yang titik berat kesadarannya pada Roh Suci, akunya sehari-hari
adalah Bayu Sejati itu sendiri. Ia tidak usah membangunkannya untuk mempergunakannya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

164

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Tiap pikiran, tiap emosi, atau tiap keinginan dan kemauan akan memecah
kemutlakannya. Keadaan jiwa semacam ini dicapai manusia sebelum titik berat
kesadarannya pindah menetap di dalam kesadaran Roh Suci. Bagi orang yang
Bagi orang yang telah mencapai derajat Roh Suci, Akunya sehari-hari
adalah Bayu Sejati itu sendiri. Ia tidak perlu lagi membangunkan untuk
mempergunakannya. Menurut pengakuan Bayu Sejati, ia adalah daya
dan selubung Roh Suci. Candra Jiwa Indonesia.

demikian ini, Akunya sehari-hari adalah Bayu Sejati itu sendiri. Ia tidak usah membangunkannya untuk mempergunakannya. Padanya juga sudah tidak ada lagi ketakutan, kesangsian, keraguan, harapan atau rangsangan kemauan, yang dapat
merintangi penyerahan dirinya tak bersyarat kepada Tripurusa.
Tiap manusia yang selalu mengarahkan diri kepada Tripurusa, menambahkan satu faktor lagi kepada candra manusianya, yaitu faktor dituntun Suksma
Sejati ke dalam ilham atau wahyu. Faktor ini tak tergantung dari suatu
pengalaman dan berada di atas segala pengalaman. [17] Karena wahyu itu kadangkadang dihayati sebagai ucapan atau sebagai mengerti sesuatu, maka Suksma
Sejati disebut juga sebagai Sang Sabda atau Sang Pepadang.
Penyerahan diri selanjutnya kepada Tripurusa berarti menunggu matinya
sang Aku. Baru jika sang Aku-angan-angan (aku jasmani/halus; yang rusak) mati,
maka terlahirlah Aku yang lebih tinggi dan lebih berdaulat (aku rohani/imateri;
yang kekal), yaitu Aku-Roh Suci. Perlu diasadari bahwa Aku-angan-angan
kepemimpinannya hanya bersifat sementara.
Dengan melepaskan Aku-angan-angan, timbullah kedaulatan yang tak
dapat diganggu-gugat. Kedaulatan terbatas dari Aku-angan-angan, yang terkena
perlakuan timbal-balik dari dunia luar, sekarang diganti dengan kekuasaan yang
tak dapat diganggu gugat, yang Maha Kuasa. Pengaruh unsur material terhadap

__________
[17]. Surat dari Tr. Soemodihardjo kepada Soemantri Hardjoprakoso. 1952
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

165

TheSource
Dimensi-4
(Spiritual)

TheForce

AKU-Mental

Dimensi-4
(Spiritual)

IRahsa JatiI

TheSelf

AKU-Spiritual

Dimensi-4
(Spiritual)

Suksma
Kawekas

Suksma
Sejati

Roh
Suci

Tripurusa
(Pusat Imateri)

Sentra Vitalitas
(Angan-angan, Nafsu, Perasaan)

Dimensi-4

MENTAL
FISIK

I I

Dimensi-3

Dimensi-2

I I

Pancaindra
Pancaindra
Aku/Mental (TheEGO, Angan-angan) dan Aku/Spiritual (TheSelf, Roh Suci). Pancaindra menghubungkan
Mikrokosmos dengan Makrokosmos (Dimensi/Dunia-1, alam semesta, dunia luar) yang berada di luar kotak ini

Diagram Transenden 3.6.1: Paugeran Roh Suci di dalam Tripurusa


Kesadaran Roh Suci di dalam Tripurusa ini mengandung suatu janji untuk mengarahkan
diri hanya kepada Suksma Sejati dan Suksma Kawekas saja. Janji, paugeran, kredo, atau
syahadat ini dapat dirumuskan dengan kata-kata yang menunjukkan posisi Roh Suci
terhadap Dwitunggal, DwiAspek (TheForce dan TheSource) di dalam kesadaran tersebut.
Ke mana arah kembalinya Roh Suci kelak kemudian hari serta siapa yang menjadi penuntun dan gurunya yang sejati disebutkan dalam paugeran tersebut. Begitu istimewanya
paugeran ini sehingga ditransendenkan di lubuk hati yang terdalam para pejalan spiritual,
bagaikan senjata andalan yang selalu dibawa, dan selalu disadarkan kembali ketika
mendapat kesulitan, kesedihan, dan kegembiraan.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

166

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Roh Suci sudah ditiadakan, karena kesadaran Roh Suci dapat memerintah materi.
Tidak ada saling pengaruh-memengaruhi lagi, seperti waktu sang Aku-anganangan masih berkuasa. Kesadaran Roh Suci adalah kesadaran dari sinar Sang
Roh Suci adalah kesadaran terbatas di dalam badan/jasmani, berasal
dari sinar Sang Pepadang, walaupun sudah apribadi tetapi masih
terbatas. Ia merupakan sadar-dikandung-Hidup, di dalam Suksma Sejati
sebagai Penuntun Sejati dan utusan abadi Suksma Kawekas.

Pepadang, ia masih terbatas di dalam badan/jasmani, walaupun ia sudah apribadi.


Ia merupakan sadar-dikandung-Hidup, dikandung di dalam Suksma Sejati sebagai
Penuntun Sejati dan Suksma Kawekas sebagai Sumber dari segala Hidup. [18]
Kesadaran Roh Suci di dalam Tripurusa ini mengandung suatu janji untuk
mengarahkan diri hanya kepada Suksma Sejati dan Suksma Kawekas saja. Janji ini
dapat dirumuskan dengan kata-kata sebagai berikut:
Suksma Kawekas adalah tetap menjadi sembahan hamba yang sejati,
adapun Suksma Sejati adalah tetap menjadi Utusan Tuhan Sejati, serta
menjadi Penuntun dan Guru hamba yang sejati.
Hanya Suksma Kawekas pribadi yang menguasai semesta alam
seisinya, hanya Suksma Sejati pribadi yang menuntun para hamba
semua.
Semua kekuasaan ialah kekuasaan Suksma Kawekas, ada pada
Suksma Sejati, adapun hamba ada di dalam kekuasaan Suksma
Sejati. [19]
Ini adalah janji-hidup Roh Suci, ialah paugeran, kredo, atau syahadatnya.
Tahap selanjutnya ialah leburnya Roh Suci ke dalam Suksma Sejati. Sinar dipang-

___________
[18]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan
Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 152.
[19]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan
Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 153.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

167

MAKROKOSMOS
Masyarakat

Alam Semesta

================l Pancaindra l===========================


MIKROKOSMOS

Jasmani Kasar (Fisik-Kimiawi)

Fisik

------------------------------------------------Jasmani Halus (jiwa, batin)

Mental

- - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TriPurusa:

2Suksma

Sejati,
1Suksma Kawekas

Spiritual

(Pusat Imateri)

Alam Sejati

======================================================================
==
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.6.2: Leburnya Roh Suci ke dalam Suksma Sejati


Tahap selanjutnya ialah leburnya Roh Suci ke dalam Suksma Sejati. Sinar dipanggil kembali oleh Yang Punya (TheSource) melalui Dia (TheForce), yang memegangnya. Roh Suci
telah lebur ke dalam Suksma Sejati.
Kesadaran dan kedaulatan itu meliputi dirinya sendiri dan segala yang lain, semuanya, dan
menyeluruh. Kesadaran dan kedaulatan yang tak terbatas ini, bersifat mutlak, berada di
dalam segala-galanya, meliputi segala-galanya, seluruh dunia, seluruh unversum, dan
meliputi alam semesta.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

168

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

gil kembali oleh Dia yang Memiliki, melalui Dia, yang Memegangnya.[20] Roh Suci
telah lebur ke dalam Suksma Sejati. [21] Selesaiah rangkaian evolusi mental/kejiwaan manusia.
Kesadaran Roh Suci di dalam Tripurusa ini berjanji untuk mengarahkan diri hanya kepada Suksma Sejati dan Suksma Kawekas saja. Ini
adalah janji-hidup Roh Suci, yaitu paugeran, kredo, atau syahadat-nya.
Tahap selanjutnya ialah leburnya Roh Suci ke dalam Suksma Sejati.
Sinar dipanggil kembali melalui Dia yang menghidupinya.

Kesadaran tak lagi terbatas kepada dirinya sendiri. Kesadaran itu meliputi
dirinya sendiri dan segala yang lain, semuanya dan bersama-sama. Ternyata
kedaulatannya bahkan tidak menghilang. Keterbatasan kedaulatan di dalam
badannya justru telah menghilang. Timbullah sekarang kedaulatan yang tak
terbatas. Kesadaran yang tak terbatas ini, berdaulat mutlak, berada di dalam
segala-galanya, meliputi segala-galanya, seluruh dunia, seluruh alam semesta,
serta seluruh universum.

__________
[20]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan
Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 168.
[21]. Idem. h. 169.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

169

Pada foto ini R. Soenarto Mertowardojo dikenal dengan sebutan Pak Jenggot
Foto 4.1.1: Candra ideal adalah suatu Totalitas Mutlak yang Transenden
Tujuan akhir manusia adalah mencapai derajat kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif
adalah suatu totalitas mutlak yang transenden. Apabila telah tercapai, maka kesadaran
pribadi dan ke-tidak-sadaran kolektif hilang dengan sendirinya.
Nafsu-nafsu sudah membatasi diri pada fungsi vital saja seperti lapar, haus, mengantuk dan
sebagainya. Kehidupan rohaniah sama sekali tidak terpengaruh oleh kebutuhankebutuhan jasmaniah dan tidak terganggu oleh harmoninya nafsunafsu yang sudah
minimalis tersebut. Fungsi-fungsi kemauan, kehidupan perasaan dan angan-angan telah
berkembang dan akhirnya berkonvergensi di dalam kesadaran pribadi, dan sudah
diizinkan meleburkan diri di dalam kesadaran kolektif.
__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal
170

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

BAB IV
CANDRA IDEAL
4.1

PENDAHULUAN

Candra Jiwa Indonesia menganggap manusia ideal adalah manusia yang


mampu memanifestasikan sadar kolektif di dalam lubuk hatinya secara permanen,
Candra ideal memiliki derajat kesadaran kolektif, artinya tujuan akhir
hidup manusia telah tercapai, maka kesadaran pribadi dan keasadaran
kolektif sudah tidak ada lagi. Kehidupan mental individual sudah tidak
eksis dan nafsu-nafsu membatasi diri pada fungsi vital saja.

tanpa kembali lagi (turun) kesadarannya ke sadar pribadi, atau lebih rendah lagi.
Sadar kolektif adalah suatu totalitas mutlak yang transenden.
Dalam derajat sadar kolektif, apabila telah tercapai tujuan akhir hidup
manusia, maka sadar pribadi dan asadar kolektif sudah tidak ada lagi. Kehidupan
mental individual sudah tidak ada lagi, nafsu-nafsu membatasi diri pada fungsi
vital saja. Dalam derajat candra ideal, fungsi-fungsi kemauan, kehidupan perasaan
dan angan-angan telah berkembang dan akhirnya berkonvergensi di dalam
kesadaran pribadi.
Prinsip pengatur di dalam manusia yang telah mencapai derajat ideal ini,
bukan-lah suatu kompleks, seperti kesadaran aku di dalam kesadaran pribadi,
tetapi sadar ko-lektif itu sendiri. Sudah tidak ada kompleks sama sekali di dalam
diri manusia, sudah tidak ada lagi dunia dalam dan dunia luar. Karena sudah
tidak ada lagi polaritas, maka perlawanan antar-kutub sudah hilang dengan
sendirinya. Sudah tidak ada kehidupan psikis (mental) lagi, maka sudah tidak ada
pula hubungan-hubungan intra psikis. Sudah tidak ada lagi hati nurani, sudah
tidak ada lagi nafsu-nafsu asadar. Sudah tidak ada lagi Aku, yang dapat terjepit
antara hati nurani dan nafsu-nafsu asadar. Sudah tidak ada lagi kompleks yang
mandiri.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

171

R. Soenarto Mertowardojo (21 April 1899 16 Agustus 1965)


Foto 4.2.1: Pamudaran adalah Tercapainya Derajat Kesadaran Suksma Sejati
Derajat Roh Suci pada hakikatnya adalah imateri, tetapi masih terdapat individualitas di
dalamnya. Untuk meningkat sampai derajat Suksma Sejati, manusia harus melepas-kan
semua idividualitasnya. Karena kesadaran kolektif berdiri di luar wewenang apa-pun dari
kesadaran pribadi, maka satu-satunya jalan bagi kesadaran pribadi untuk lebur ke dalam
kesadaran kolektif , adalah peleburan total dari dirinya sendiri.
Candra Jiwa Indonesia mencatatnya sebagai manusia yang telah sukses meningkatkan
derajatnya dari Roh Suci mencapai derajat Suksma Sejati. Orang yang telah mencapai
derajat kejiwaan demikian ini, dikatakan telah menyelesaikan tugas mencapai tujuan
(hidup) terakhir yaitu Pamudaran (Individualisasi, Pembebasan).
__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal

172

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Candra Jiwa Indonesia mencatatnya sebagai yang manusia telah mencapai


derajat Suksma Sejati. Derajat Roh Suci telah meningkat menjadi derajat Suksma
Sejati. Orang yang telah mencapai derajat kejiwaan demikian ini, dikatakan telah
Candra-ideal itu adalah manifestasi permanen dari kesadaran kolektif,
tanpa ada kemungkinan lagi untuk turun kembali kepada kesadaran
pribadi dan ketidaksadaran kolektif.

menyelesaikan tugas (hidup) terakhir mencapai Pembebasan (Pamudaran)-nya.

4.2

PUNCAK KESADARAN

Adalah status kesadaran tertentu, di mana semua kesadaran pribadi


dengan semua aktivitas psikis di dalamnya telah pindah bersatu ke dalam
kesadaran kolektif. Apabila kita bayangkan jiwa manusia pada umumnya terdapat
tiga tingkatan kesadaran: tingkat jasmani kasar (asadar kolektif), tingkat jasmani
halus atau hidup psikis (sadar pribadi), tingkat hidup metafisis (sadar kolektif).
Dari tingkat yang satu dapat pindah ke tingkat yang lain. Maka candra ideal itu
adalah manifestasi permanen dari kesadaran kolektif, tanpa ada kemungkinan
lagi untuk turun kembali kepada kesadaran pribadi dan keasa-daran kolektif.
Pada manusia umumnya titikberat kesadarannya terletak dalam kesadaran
pribadi dengan segala aktivitas psikisnya. Ke-tidak-sadaran kolektif dan kesadaran kolektif memang selalu berhubungan dengan atau mengirimkan pesan-pesan
kepada (melalui) kesadaran pribadi, tetapi kesadaran hidup tidak diletakkan
kepadanya.
Sang Aku merupakan kompleks pengatur pada manusia umumnya. Suatu
totalitas pengatur (mental, psike) yang dimiliki manusia pada umumnya.
Walaupun hanya individual, tetapi ke-tidak-sadaran kolektif (fisik, soma) dan
kesadaran kolektif (spiritual, metafisis) masih mempunyai otonomi terhadap
totalitas itu. Keduanya itu memang mempunyai hubungan kesatuan dengan
kesadaran pribadi, tetapi mempunyai juga kebebasan bergerak terhadapnya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

173

TheForce
(Sadar Kolektif)

Mikrokosmos
(Dunia Dalam)
Sadar Pribadi
(Aku)

Anganangan

Suksma
Sejati

Perasaan

Nafsunafsu

(-------): Keberadaannya tidak mempengaruhi Sadar Kolektif, (=====): Tidak eksis lagi

Diagram Transenden 4.2.1: Pamudaran


Derajat Pamudaran adalah derajat ideal, prinsip pengaturnya adalah sadar kolektif (Sang
Guru Sejati, Suksma Sejati, TheForce) itu sendiri, atas nama TheSource. Kompleks vitalitas
apa pun seperti Sang Aku sudah tidak ada sama sekali di dalam diri manusia. Sudah tidak
ada lagi polaritas, maka perlawanan antar-kutub sudah hilang dengan sendirinya. Jadi
sudah tidak ada lagi dunia dalam dan dunia luar.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

174

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Dalam derajat kesadaran kolektif, sebagai tujuan akhir manusia apabila


telah tercapai, maka kesadaran pribadi dan ke-tidak-sadaran kolektif sudah tidak
ada lagi. Kesadaran kolektif adalah suatu totalitas mutlak yang transenden. KehiDerajat kesadaran-kolektif (Suksma Sejati), adalah tujuan akhir hidup
manusia. Pada derajat tersebut, kesadaran pribadi dan ke-tidaksadaran kolektif sudah tidak ada lagi.

dupan mental individual sudah tidak ada lagi. Nafsu-nafsu membatasi diri pada
fungsi vital saja seperti lapar, haus, mengantuk dan sebagainya. Yang membatasi
diri pada kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, tanpa mempunyai pengaruh apa pun
terhadap kehidupan rohaniah. Dalam derajat candra ideal, fungsi-fungsi kemauan,
kehidupan perasaan dan angan-angan telah berkembang dan akhirnya berkonvergensi di dalam kesadaran pribadi.
Prinsip pengatur di dalam manusia yang telah mencapai derajat ideal ini,
bukanlah suatu kompleks, seperti kesadaran aku di dalam kesadaran pribadi,
tetapi kesadaran kolektif itu sendiri. Sudah tidak ada kompleks sama sekali di
dalam diri manusia. Jadi sudah tidak ada lagi dunia dalam dan dunia luar. Karena
sudah tidak ada lagi polaritas, maka perlawanan antar-kutub sudah hilang
dengan sendirinya. Manusia demikian mempunyai kesadaran yang merupakan
pembagi persekutuan terbesar dan sekaligus perkalian persekutuan terkecil dari
semua kesadaran.
Dalam terminologi candra jiwa manusia Indonesia, berarti manusia telah
mencapai derajat Suksma Sejati. Derajat Roh Suci telah meningkat menjadi
derajat Suksma Sejati.
Derajat Roh Suci pada hakikatnya juga sudah imaterial, tetapi masih
terdapat individualitas di dalamnya. Untuk meningkat sampai derajat Suksma
Sejati, manusia harus melepaskan semua individualitasnya. Karena kesadaran
kolektif berdiri di luar wewenang apa pun dari kesadaran pribadi, maka satusatunya jalan bagi kesadaran pribadi untuk lebur ke dalam kesadaran kolektif,

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

175

=========l
[penglihatan,
perasa dan

l==================================
pendengaran, pembau,
pengucap (bahasa)]

SUKSMA SEJATI

Alam Sejati
(Pusat Imateri)

========================================================================
(-------): Keberadaannya tidak mempengaruhi Sadar Kolektif, (=====): Tidak eksis lagi

Bagan Transenden 4.2.1: Fungsi Pancaindra dalam Derajat Pamudaran


Pancaindra di dalam derajat Suksma Sejati (derajat ideal, pamudaran, TheForce) mendapat arti yang lain. Pertama, tidak diperlukan lagi kesan-kesan dari luar, dan kedua,
sudah tidak ada lagi sesuatu yang batiniah. Ketiga, tidak ada pengalaman lagi. Derajat ini
merupakan di satu pihak hasil dari semua pengalaman dan di pihak lain ia berada di atas
segala pengalaman.
Historis, pancaindra yang di dalam kehidupan sadar pribadi dahulu merupakan pintu
gerbang bagi kesan-kesan dari dunia luar dan sedikit banyak juga sebagai alat pencu-rahan
isi batiniah terutama oleh indra pengucap.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

176

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

adalah peleburan total dari diri sendiri. Tetapi peleburan total itu tidak boleh
berupa suatu perbuatan, karena di dalam perbuatan itu terkandung potensi
individual.
Derajat Roh Suci sudah imateri, tetapi masih ada individualitas. Untuk
berderajat Suksma Sejati, semua idividualitas harus dilepaskan, penyerahan diri dengan diam-mutlak-sempurna. Peleburan datang dari kesadaran kolektif. Proses ini sesuai kebijaksanaan Suksma Sejati sebagai
pelaksana kehendak dari Suksma Kawekas.

Peleburan total ini hanya dapat terlaksana dengan penyerahan diri


sepenuh-penuhnya, dengan diam sempurna, tanpa ingatan sesuatu pun dengan
yang individual. Dalam keadaan diam mutlak dari yang individual ini, peleburan
datang dari pihak kesadaran kolektif, seperti juga halnya dahulu ketika pemisahan Roh Suci dari kesadaran kolektif. Datangnya proses kebijaksanaan tersebut
dari Suksma Sejati sebagai pelaksana kehendak dari Suksma Kawekas. Isi dari
diamnya kesadaran pribadi itu adalah paugeran, janji suci, kredo, atau syahadat.
Berarti manusia tersebut telah menjalankan misi hidupnya dengan
sempurna, karena sang Aku sebagai perwakilan keseluruhan kehidupan manusia
telah melakukan evolusi kesadaran yang sempurna. Kesadaran sang Aku material
(Ego) telah ditarik oleh kesadarannya Sang Aku imateri (Roh Suci, TheSelf) melalui
ambang kesadaran Rahsa Jati (TheGate) dan berakhir dengan menyerahkan
keseluruhannya dan diterima kembali oleh kesadaran kolektif (Suksma Sejati,
TheForce), ialah yang menghidupi Roh Suci.
Pancaindra, yang di dalam kehidupan sadar pribadi dahulu merupakan
pintu gerbang bagi kesan-kesan dari dunia luar dan sedikit banyak juga sebagai
alat pencurahan isi batiniah, di dalam derajat Suksma Sejati mendapat arti yang
lain. Pertama , tidak diperlukan lagi kesan-kesan dari luar, dan kedua , sudah
tidak ada lagi sesuatu yang batiniah. Ketiga , Tidak ada pengalaman lagi. Derajat
ini di satu pihak merupakan hasil dari semua pengalaman dan di pihak lain ia
berada di atas segala pengalaman.[1]
__________
[1]. Surat dari Tr. Soemodihardjo kepada Soemantri Hardjoprakoso. 1952.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

177

PAMUDARAN
.

.
.

TheForce

Sadar
Kolektif

(-------): Keberadaannya tidak memengaruhi Sadar Kolektif, (=====): Tidak eksis lagi

Diagram Transenden 4.2.2: Sudah tiada lagi ketiga Pusat-pusat Vitalitas Intra Psikis
Pada derajat Pamudaran, sudah tidak ada kehidupan psikis (mental) lagi, maka hubungan-hubungan intra psikis juga sudah tidak ada. Sudah tidak ada lagi hati nurani dan nafsunafsu asadar.
Berarti, sudah tidak ada lagi Aku, yang dapat terjepit di antara hati nurani dan nafsu-nafsu
asadar. Begitu juga kompleks yang mandiri (otonom) sudah tidak ada lagi. Semua diatur
oleh pusat vitalitas tertinggi, TheForce (Suksma Sejati) atas nama TheSource (Suksma
Kawekas).
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

178

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Pancaindra hanya berfungsi motoris, sedangkan fungsinya sebagai alat


penerima psikis sudah ditiadakan. Ini berarti bahwa apa yang dikatakan dan ditunjukkan pancaindra dan alat pelaksana, adalah sifat-sifat dan segi-segi tertentu
Pada derajat Suksma Sejati, pancaindra hanya berfungsi

motoris.

Fungsinya sebagai alat penerima psikis sudah ditiadakan. Ini berarti


bahwa apa yang dikatakan dan ditunjukkan pancaindra dan alat
pelaksana, adalah sifat-sifat dan segi-segi tertentu dari Suksma Sejati.

dari Suksma Sejati, kesadaran kolektif. Sifat-sifat ini dinyatakan dalam candra jiwa
Indonesia sebagai berikut.
Benih (Roh Suci) terlahir dari kekuasaan-Ku.
Yang terlihat adalah kebijaksanaan-Ku.
Yang diucapkan adalah penerangan-Ku.
Yang terdengar adalah kekuasaan-Ku.
Yang terasa adalah keadilan-Ku.
Yang tercium adalah kehadiran-Ku.
Cipta adalah tangan-Ku.
Nafas adalah kekuatan-Ku dan singgasana-Ku.
Badan adalah busana-ku dan kendaraan-Ku. [2]
Di dalam candra manusia Indonesia, maka orang yang telah mencapai
derajat kejiwaan demikian ini, dikatakan telah menyelesaikan pembebasanbesarnya.
Karena sudah tidak ada kehidupan psikis (mental) lagi, maka sudah tidak
ada pula hubungan-hubungan intra psikis. Sudah tidak ada lagi hati nurani, sudah
tidak ada lagi nafsu-nafsu asadar. Sudah tidak ada lagi Aku, yang dapat terjepit
antara hati nurani dan nafsu-nafsu asadar. Sudah tidak ada lagi kompleks yang
mandiri (otonom).

__________
[2]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 27-9-1949.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

179

Matahari masih akan bersinar kira-kira 5.000.000 tahun lagi


Foto 4.2.2: Matahari dan Hubungannya antara TheSource dan TheForce
Suksma Sejati (TheForce) mengarahkan diri ke Suksma Kawekas (TheSource) dalam
perspektif Pamudaran, sebab Ia adalah utusan-Nya yang abadi. Wajar dan harmonis
karena Yang Dinamis, Yang Bergerak mencari dan mengarahkan diri kepada Yang Diam.

TheSource dan TheForce sekiranya dapat dirumuskan dengan perlambang, maka yang
paling tepat adalah bagaikan matahari dengan panasnya, bulan dengan cahayanya, air
dengan mata airnya, bunga dengan harumnya, dan alat musik dengan melodinya.
__________
http://ima.dada.net/image/4084191.jpg cited August 17, 2011
180

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Ucapan dan pencerahan orang yang demikian sesungguhnya dapat dialami


sebagai intuisi oleh setiap orang di dalam dirinya yang terdalam. Karena tidak
setiap orang dapat menciptakan iklim untuk timbulnya intuisi, maka kehadiran
Jika

apa

yang

ditangkap

dengan

pancaindra

dilambangkan

sebagai bumi, dan yang metafisis sebagai langit, maka Suksma Sejati
bagaikan turun ke bumi di dalam manusia yang telah dibebaskan.

seseorang yang telah Dibebaskan, memberi kesempatan khusus kepada orangorang sezamannya.
Mereka dapat menangkap dengan pancaindra, mendengarkan ucapanucapannya dan bentuk-bentuk pencerahan lainnya dari seseorang yang telah
mencapai derajat kesadaran kolektif. Dan ini jauh lebih mudah daripada
menciptakan iklim dalam jiwa-nya sendiri untuk menerima ilham atau intuisi
tersebut.
Jika apa yang ditangkap dengan pancaindra dilambangkan sebagai bumi,
dan yang metafisis sebagai langit, maka Suksma Sejati bagaikan turun ke bumi di
dalam manusia yang telah dibebaskan. Kehadiran manusia yang telah dibebaskan
berarti mempermudah jalan ke Pembebasan bagi orang-orang yang sezaman. Karena
kehadirannya itu, maka seakan-akan ada dispensasi. Terjadilah hal-hal yang
biasanya tidak terjadi. Kemajuan-kemajuan di dalam pembentukan kepribadian
berjalan dengan cepat, berbeda dari biasanya. Laksana orang yang harus
mengumpulkan air di musim hujan.
Dalam derajat bebas ini, Suksma sejati mengarahkan diri ke Suksma
Kawekas. Yang Dinamis, Yang Bergerak mencari dan mengarahkan diri kepada
Yang Diam. Hubungan perbandingan antara Suksma Kawekas dan Suksma Sejati
dapat dirumuskan paling tepat dengan lambang, seperti: matahari dengan
panasnya, bulan dengan cahayanya, air dengan mata airnya, bunga dengan
harumnya, alat musik dengan melodinya. [3]

__________
[3]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 26-5-1949.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

181

Ibu dan Bapak R. Soenarto Mertowardojo


Foto 4.2.3: Bedakan Yang Historis-pribadi dengan Yang Abadi-apribadi
Jasmani, wujud dan perawakannya, harus dapat kita membedakan, dari hakikatnya.
Mengikuti perjalanan sang waktu, badan/jasmani harus meninggal, hancur lebur menjadi
tanah dengan unsur-unsurnya, itu adalah historis dan akan tetap menjadi historis.
Dapatkah kita mengenal kembali yang abadi dan yang apribadi di dalam diri kita sendiri
yang terdalam dan mengenalnya kembali di dalam hidupnya setiap manusia?

__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal

182

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Hubungan antara Suksma Sejati dengan manusia juga paling tepat jika
dilukiskan dengan lambang-lambang. Suksma Sejati adalah Guru Sejati, Panuntun
Sejati, Penunjuk Jalan, Sang Pepadang, Sang Sabda, Jalan, Obor, dan Pembebas.
Dalam derajat bebas ini, Suksma sejati (Yang Dinamis) mengarahkan
diri ke Suksma Kawekas (Yang Diam). Hubungan Suksma Kawekas dan
Suksma Sejati dapat dirumuskan dengan lambang matahari dengan
panasnya, bulan dengan cahayanya, air dengan mata-airnya, bunga
dengan harumnya, dan alat musik dengan melodinya.

Kita harus dapat membedakan wujudnya, perawakannya, dan jasmaninya


dari hakikatnya. Badan/jasmaninya meninggal, hancur luluh, itu adalah historis
dan akan tetap historis. Soalnya agar kita dapat mengenal kembali yang abadi
dan yang apribadi di dalam diri kita yang terdalam dan mengenalnya kembali juga
di dalam setiap manusia.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

183

Ribuan motor di hari-hari lebaran itu memiliki jalur dan alamat tujuannya sendiri-sendiri.

Foto 5.1.1: Masing-masing Manusia Memiliki Jalannya Sendiri-sendiri


Pada periode lebaran sepeda motor digunakan mudik untuk perjalanan jarak jauh. Masingmasing sudah memiliki tujuan dan jalurnya sendiri-sendiri untuk pulang sampai ke
rumahnya yang dulu.
Nilai susila, watak utama dan budi pekerti, hanya dapat dicapai setelah mengikuti jalan
tertentu. Jalan itu harus ditempuh seruas demi seruas, melalui proses perubahan dan
pengalaman seiring dengan perjalanan sang waktu.
Jalan ini begitu khas bagi masing-masing orang. Sekiranya ada yang penasaran hendak
melaluinya, maka ia akan memperkosa kepribadiannya sendiri. Kalaupun dapat sejajar
maka hanya sementara waktu, kemudian akan memotong atau menjauh. Beruntung orang
dapat mempergunakan petunjuk yang sama yang ada di jalan orang lain tersebut.
Spontanitas dan orisinalitas-nya sendiri, dua sifat khas dari manusia akan terabaikan,
sekiranya kita meletakkan jalan sendiri tepat pada jalan orang lain. Mungkin akan
menghasilkan keterikatan kepada tradisi dan prasangka-prasangka. Mungkin juga bahwa
manusia yang satu di jalan hidupnya dapat menangkap dan memahami penga-lamanpengalaman orang lain,
akan tetapi kedua jalan itu tetap khas sesuai dengan
kepribadiannya.

__________
http://fantrid.files.wordpress.com/2010/12/250px-mudik.jpg cited September 1, 2011
184

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

BAB V
BUDI PEKERTI LUHUR
Proses perubahan terus menerus setelah mengikuti jalan tertentu, mengawali pencapaian nilai susila, watak utama, dan budi pekerti luhur.
Jalan ini sangat pribadi, penuh dengan spontanitas dan orisinalitas-nya
sendiri, dua sifat khas dari manusia.

5.1

PENDAHULUAN

Nilai susila, watak utama, [1] dan budi pekerti luhur hanya dapat dicapai
melalui proses perubahan, pengalaman demi pengalaman, setingkat demi setingkat, setelah mengikuti jalan tertentu, seiring dengan perjalanan sang waktu.
Jalan ini sangat pribadi. Orang lain tidak dapat melalui jalan yang sama tersebut.
Kalau ia penasaran hendak melaluinya, maka ia akan memerkosa kepribadiannya
sendiri. Paling-paling orang dapat mempergunakan petunjuk yang sama yang ada
di jalan orang lain, atau paling-paling kedua jalan itu dapat sejajar untuk
sementara waktu atau saling memotong. Meletakkan jalannya sendiri tepat pada
jalan orang lain, akan menghasilkan keterikatan kepada tradisi dan prasangkaprasangka dengan mengabaikan spontanitas dan orisinalitas-nya sendiri, dua
sifat khas dari manusia. Mungkin saja bahwa manusia yang satu di jalan hidupnya dapat menangkap dengan jelas dan dapat memahami pengalaman-pengalaman orang lain, akan tetapi kedua jalan itu tetap khas bagi pribadi masing-masing.
Berdasarkan kenyataan, bahwa suatu jalan itu terjadi karena bertemunya
makrokosmos dan mikrokosmos, di mana mikrokosmos itu mempunyai corak
pribadi, dan di mana makrokosmos berlainan pada setiap orang, dapat dilihat
seketika bahwa tidak mungkin ada dua jalan hidup yang sama. Candra dunia adalah kacamata yang dipergunakan manusia untuk melihat, seperti yang dikatakan
Carp dalam bukunya Problemen van het mens-zijn.
__________
[1]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo. Sasangka Jati. Bab
Trisila. Repr.Jatop. 523/B. 1954. hlm. 7-25
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

185

Dari kiri ke kanan tokoh Bagong, Petruk, Gareng dan Semar sebagai ayahnya

Gambar 5.1.1: Punakawan adalah Makna Kebersamaan dalam Samudra Kehidupan


Dalam cerita Wayang, Punakawan adalah para pembantu di Kerajaan Amarta, menggambarkan lapisan masyarakat bawah, secara fisik masing-masing memiliki kekurangan
dan secara spiritual memiliki kelebihannya. Cerita-ceritanya asli kebudayaan Jawa yang
diselipkan dalam epos Mahabarata. Semar adalah ayah mereka, diikuti anak tertuanya
Gareng, Petruk, dan Bagong adalah anak yang termuda. Seringkali mereka mampu
mengatasi penjahat-penjahat super-kuat (sakti mandraguna) yang berwujut manusia,
raksasa bahkan dewa peringkat tinggi sekali pun, disapu bersih tanpa bekas.
Di dalam makrokosmos, terdapat kekuatan-kekuatan yang dapat mencelakakan manu-sia,
mengajak mengikuti cara hidup yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dan utusannya
yang sejati. Bahaya itu datang dari dua pihak. Pertama, datang dari daya tariknya material
yang fana. Kedua, datang dari para dewa, yang badannya hanya terdiri dari unsur api
hanya tidak mempunyai Roh Suci.
Manusia dengan TreFoil (Tripurusa) sebagai esensinya pada dasarnya mempunyai kekuasaan yang lebih besar daripada dewa, sebab TheForce (Suksma Sejati) adalah
Penuntun Sejati dan Pelindung di dalam diri manusia. Tetapi mahakekuasaan manusia
hanya terlahir jika ia berdekatan dengan Suksma Sejati dan keterikatannya kepada dunia
merintanginya.

__________
http://karsagalih.wordpress.com/2012/05/30/siapa-sih-punakawan-itu/ cited June 12, 2014
186

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Di dalam candra manusia Indonesia ini sebagai marka jalan disebutkan nilainilai susila, peraturan-peraturan pelaksanaan dan larangan-larangannya. Nilai-nilai susila harus diindahkan dan dijadikan milik pribadi. Jalan ini ternyata merupaPara pejalan transendental mengikuti suatu marka jalan berupa nilainilai susila, peraturan pelaksanaan dan larangan-larangannya.

Nilai-

nilai susila akan diindahkan dan dijadikan milik pribadinya.

kan langkah-langkah sistematis beserta penjelasan-penjelasannya dari sesuatu


yang telah tergambar samar-samar sejak berabad-abad di mata orang Jawa. Jika
orang telah memahami candra manusia Soenarto, orang dapat mengenal kembali
makna yang bersamaan di dalam ceritera-ceritera wayang tertentu, yang terjadi
asli di Jawa dan yang diselipkan ke dalam epos Ramayana dan Mahabharata.
Disebutkan di sini antara lain ceritera Dewa Ruci. [2]
Juga di dalam tiga tokoh pelawak Semar, Gareng, dan Petruk yang tidak
terpisahkan dari peran utama dalam tiap lakon,
Soemantri melihat
penggambaran simbolis dari tingkat-tingkat tertentu dalam mencapai candra
manusia ideal. Di dalam makrokosmos, terdapat tenaga-tenaga yang dapat
mencelakakan manusia, dalam arti mengajak mengikuti cara hidup yang
bertentangan dengan kehendak Suksma Kawekas dan Suksma Sejati, Utusan
Abadi-Nya. Bahaya itu datang dari dua pihak. Pertama, datang dari daya
tariknya material yang fana. Kedua,
datang dari para dewa, yang juga
makhluknya Suksma Kawekas yang badannya hanya terdiri dari unsur api.
Mereka tidak mempunyai Roh Suci seperti manusia.
Manusia dengan Tripurusa sebagai esensinya pada dasarnya mempunyai
kekuasaan yang lebih besar daripada dewa, sebab Suksma Sejati adalah
Penuntun Sejati dan Pelindung di dalam diri manusia. Tetapi mahakekuasaan manusia hanya terlahir jika ia berdekatan dengan Suksma Sejati. Jika ia tidak dekat
dengan Suksma Sejati, maka ia dapat dilarikan oleh dewa sebagai tanda keme-

___________
[2]. Kitab Dewa Ruci, Cabang Bagian Bahasa, Jawatan Kebudayaan Kementerian P.P. dan K.
Yogyakarta.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

187

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

Alam Semesta

=================lPancaindral============================
Fisik

Dunia dalam

MIKROKOSMOS

Manusia

-------------------------------------------------Mental

Extraversi

Angan-angan

Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

Aku

Introversi

Perasaan, Nafsu
Trisila: sadar, percaya, taat
(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: 3 Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual
Alam Sejati
Pusat Imateri
Rohani
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.2.1: Kebaktian, Kesucian, Kerendahan hati, dan Penyerahan Total
Trisila, tiga nilai susila yang mengandung janji, paugeran, dan syahadat yang diikrarkan
Roh Suci sebelum ia mendapat badan/jasmani material. Agar selalu sadar diperlukan
panembah (kebak-tian) dengan penyerahan seluruh hati dengan penuh kerendahan dan
kesucian.
Ada tiga tingkat kebaktian: 1. Kebaktian Ego (mental, materi halus) kepada TheSelf
(spiritual, imateri, Roh Suci). Adalah kebaktian manusia yang masih muda dan kurang
berpengalaman jiwanya. 2. Kebaktian TheSelf (sadar pribadi) kepada The Force (sadar
kolektif dinamis, Suksma Sejati). Adalah kebaktian manusia yang telah matang jiwanya. 3.
Kebaktian TheForce kepada TheSource (sadar kolektif statis, sumber dan asal mula hidup,
Suksma Kawekas). Adalah kebaktian manusia yang telah mencapai pembebasannya dan
karena itu telah berbudi-luhur.
Tidak akan sampai manusia kepada TheSource, tanpa perantaraan TheForce. Mata
kelelawar (Ego) akan silau karena cahaya matahari (TheSource). Suksma Sejati bagaikan
bulan, yang memantulkan cahaya matahari sehingga tidak menyilaukan mata kelelawar
(manusia).
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

188

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

nangannya. Keterikatannya kepada dunia merintangi manusia untuk memindahkan titik berat hidupnya kepada Asalnya yang suci.
Kekuasaan manusia pada dasarnya lebih besar daripada dewa karena
esensi manusia adalah Tripurusa. Suksma Sejati adalah Penuntun Sejati
dan Pelindung di dalam diri manusia. Perlu disadari bahwa omnipotensi manusia hanya terlahir jika ia berdekatan dengan Suksma Sejati.

Tripurusa (TriAspek, TreFoil) adalah hakekat jati diri manusia, berada di


Pusat Imateri ialah alam sejatinya manusia tempat keberadaan sumber dan
tujuan hidup; sadar kolektif statis (Suksma Kawekas, The-Source), yang
menghidupi; sadar kolektif dinamis (Suksma Sejati, TheForce) dan yang dihidupi;
sadar kolektif terbatas (Roh Suci, TheSelf).

5.2

TRISILA

Ada tiga-nilai-susila, ajaran yang merupakan sakaguru bagi kebaktian


kepada Tripurusa, yang harus diamalkan setiap hari. Ketiga itu ialah: Sadar,
percaya, dan taat kepada Tripurusa. Ketiga nilai susila ini disebut Trisila,
mengandung janji, paugeran, dan syahadat yang diikrarkan Roh Suci sebelum ia
mendapat badan/jasmani material.
1. Sadar yang sifatnya terus menerus diperlukan panembah (kebaktian,
sembahyang) dengan penyerahan seluruh hati dengan penuh kerendahan dan
kesucian.
Ada tiga tingkat panembah, kebaktian:
1. Kebaktian Aku-jasmani (halus, psike) kepada Roh Suci. Adalah kebaktian
manusia yang masih muda dan kurang berpengalaman jiwanya.
2. Kebaktian Roh Suci kepada Suksma Sejati. Adalah kebaktian manusia yang
telah matang jiwanya.
3. Kebaktian Suksma Sejati kepada Suksma Kawekas. Adalah kebaktian manusia
yang telah mencapai pembebasannya dan karena itu telah berbudi luhur.
___________
panembah=kebaktian=sembahyang
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

189

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

Alam Semesta

=================lPancaindral============================
Fisik

Dunia dalam

MIKROKOSMOS

Manusia

-------------------------------------------------Mental

Extraversi

Angan-angan

Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

Aku

Introversi

Perasaan, Nafsu
Trisila: sadar, percaya, taat

(Hati Nurani)
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: 3 Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual
Alam Sejati
Pusat Imateri
Rohani
======================================================================
===
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.2.2: Sempurnanya Sadar Menjadi Kebijaksanaan


Kebijaksanaan akan muncul sebagai anugerah karena setiap saat sadar akan Tripurusa.
Setiap saat itu meliputi waktu berjalan, waktu duduk, waktu makan, waktu tidur dan
sebagainya. Menjadi sadar akan adanya Tripurusa akan berkembang menjadi kemampuan
untuk membedakan mana yang benar dan mana yang dusta, mana yang subjek, mana yang
objek serta mana yang abadi dan mana yang fana.
Apa saja yang diperbuat, manusia tidak akan ditinggalkan oleh kemampuan-istimewanya
yang mampu membedakan itu (kebijaksanaan), sekiranya ia terus-menerus dan sungguhsungguh sadar akan Tripurusa sampai sakaratul-mautnya.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

190

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Tingkat pertama dan tingkat kedua akan dapat dicapai oleh setiap manusia di
dalam kehidupannya sekarang, asal sungguh-sungguh mengikuti pimpinan Suksma Sejati.
Sadar, percaya, dan taat kepada Tripurusa (trisila) adalah tiga nilai
susila (tiang utama kebaktian kepada Tripurusa) yang mengandung janji
paugeran, syahadat. Janji tersebut adalah ikrar Roh Suci sebelum ia
mendapat badan jasmani material.

Manusia tidak akan dapat sampai kepada Suksma Kawekas, tanpa perantaraan Suksma Sejati. Kelelawar tidak dapat berterbangan di siang hari. Matanya
akan silau karena cahaya matahari. Suksma Sejati bagaikan bulan, yang
memantulkan cahaya matahari sehingga tidak menyilaukan mata kelelawar. Perlu
sekali manusia selalu berusaha menjadi satu dengan Suksma Sejati, agar ia
diperjalanan menuju pembebasannya terhindar dari segala macam godaan, dan
dia dapat mencapai singgasana Suksma Kawekas.
Menjadi sadar akan Tripurusa wajib dilatih setiap hari, sehingga menjadi
sifat kodrati yang kedua, seakan-akan menjadi sifat asli, dan karenanya mendapat
penguatan organis yang tetap. Tiap saat bilamana harus sadar akan Tripurusa,
umpamanya waktu berjalan, waktu duduk, waktu makan, waktu tidur dan
sebagainya. Menjadi sadar akan adanya Tripurusa di dalam diri manusia lambat
laun akan berkembang menjadi kemampuan untuk membedakan mana yang
benar dan mana yang dusta, mana yang subjek, mana yang objek serta mana
yang abadi dan mana yang fana. Apa saja yang diperbuat, manusia tidak akan
ditinggalkan oleh kemampuan-tingginya yang mampu membedakan itu, jika ia
terus-menerus dan sungguh-sungguh sadar akan Tripurusa sampai sakaratulmautnya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

191

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

Alam Semesta

=================lPancaindral============================
Fisik

Dunia dalam

MIKROKOSMOS

Manusia

-------------------------------------------------Mental

Extraversi

Angan-angan

Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

Aku

Introversi

Perasaan, Nafsu
Trisila: sadar, percaya, taat

(Hati Nurani)
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: 3 Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual
Alam Sejati
Pusat Imateri
Rohani
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.2.3: Percaya adalah Pengikat Manusia dengan Tripurusa


Percaya adalah tali pengikat yang menghubungkan manusia dengan Tripurusa, yang
dipakai Suksma Sejati untuk menuntun manusia, melindungi, dan mengasuh-nya. Jika
orang menginginkan tuntunan-Nya, maka ia harus menanam di dalam dirinya kepercayaan
yang teguh kepada Suksma Sejati.
Potensi khusus dari Suksma Sejati tidak dapat mengalir kepada manusia begitu ikatan
kepercayaan dengan Suksma Sejati diputuskan. Suksma Sejati sudah diberikan kepada Roh
Suci sebagai Penuntun dan Guru Sejati-nya.
Kusir mengendalikan kudanya dengan kepercayaan (kendali) yang teguh akan selalu mengembalikan orang pada jalan yang dilindungi Sang Guru Sejati sampai ia bertunggal
dengan-Nya.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

192

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

2. Percaya adalah ikatan yang menghubungkan manusia dengan Tripurusa.


Percaya adalah hubungan, yang dilalui Suksma Sejati untuk menuntun manusia,
Tidak akan sampai manusia kepada Suksma Kawekas, tanpa tuntunan
Suksma Sejati. Cahaya matahari terlalu menyilaukan mata kelelawar
(manusia) di siang hari. Cahaya bulan (Suksma Sejati) yang memantulkan cahaya matahari menyejukkan kehidupan alam sang kelelawar.

melindungi dan mengasuhnya. Jika orang menginginkan tuntunan Suksma Sejati,


maka ia harus menanam di dalam dirinya kepercayaan kepada Suksma Sejati.
Bukankah Suksma Sejati sudah diberikan kepada Roh Suci sebagai Penuntun dan
Guru Sejati-nya? Ketidakpercayaan memutus ikatan antara manusia dengan
Suksma Sejati, dan dengan demikian kekuasaan khusus dari Suksma Sejati tidak
dapat mengalir kepada manusia. Kepercayaan yang teguh ibarat kendali yang
dipergunakan oleh kusir mengendalikan kudanya dan kepercayaan selalu
mengembalikan orang kepada jalan yang dilindungi Sang Guru Sejati, sehingga ia
bertunggal dengan Suksma Sejati.
Banyak orang menyatakan percaya kepada diri sendiri, tetapi kebanyakan
tidak tahu apa yang dimaksud dengan diri sendiri, dan bagaimana caranya agar
teguh percaya pada dirinya sendiri. Kebanyakan hanya mengenal Aku-nya yang
jasmaniah (halus) dan menganggap dia itu sebagai penuntunnya yang sejati dan
abadi. Aku manusia yang esensial, imateri adalah Roh Suci, TheSelf, satu aspek
dari Mahakekuasaan Hidup dan karena itu tidak ada yang tidak dapat dicapai
manusia. Maka orang harus memperkuat kepercayaannya kepada Tripurusa
disertai dengan kehendak untuk mendekat kepada-Nya, sehingga kepercayaan itu
menjadi teguh seperti gunung baja, atau seperti batu karang yang teguh di tengah
lautan.
3. Taat, ketaatan adalah penyaluran hidup kita sehingga selaras dengan
ajaran Guru Sejati. Semua kewajiban di dalam masyarakat dapat dikembalikan
kepada satu kewajiban ini: melaksanakan pekerjaan atas nama Sang Guru Sejati.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

193

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

Alam Semesta

=================lPancaindral============================
Fisik

Dunia dalam

MIKROKOSMOS

Manusia

-------------------------------------------------Mental

Extraversi

Angan-angan

Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

Aku

Introversi

Perasaan, Nafsu
Trisila: sadar, percaya, taat

(Hati Nurani)
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: 3 Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual
Alam Sejati
Pusat Imateri
Rohani
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.3.1: Taat Menjadi Alat Terlaksananya Kehendak Tuhan


Kewajiban dan kedudukan dimiliki oleh setiap orang sebagai salah satu dari bekerjasamanya beribu-ribu manusia di dalam masyarakat. Tak seorang pun dapat hidup tanpa
pertolongan sesama manusia.
Inti ketaatan adalah menaruh sepenuh hati kepada setiap perbuatan (termasuk yang
sepele) dan mengusahakannya dengan penuh kesadaran dan kepercayaan kepada Suksma
Sejati.
Dengan demikian, secara potensial manusia akan menjadi alat terbabarnya kehendak
Tuhan sesuai dengan bakat, pengalaman, dan fitrahnya.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

194

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Tidak ada satu kewajiban pun yang bermanfaat bagi umat manusia, yang tidak
mengandung kebijaksanaan Suksma Sejati. Karena itu, masing-masing manusia
Adalah sia-sia manusia mengharap-harapkan untuk mendapatkan tugas
yang besar. Tugas besar itu selain jarang juga merupakan akibat logis
dari selalu melaksanakan dengan baik banyak tugas yang kecil-kecil.
Bagaimana pun sepelenya tugas kecil itu, tak seorang pun boleh merendahkan tugas yang diberikan kepadanya.

menurut kemampuan dan kedudukannya, wajib melaksanakan tugas dengan


sepenuh hatinya. Walaupun tugas itu tampak sepele dilihat dari segi sosialnya.
Manusia tidak usah mengharap-harapkan untuk mendapat tugas yang
besar. Tugas besar adalah jarang, dan ia akibat logis dari selalu melaksanakan
dengan baik banyak tugas yang kecil-kecil. Tak seorang pun boleh menganggap
rendah suatu tugas yang diberikan kepadanya, bagaimana pun sepelenya tugas
itu. Tiap orang mempunyai kewajibannya dan tiap orang mempunyai kedudukannya.
Hidup masyarakat adalah bekerja-samanya beribu-ribu manusia. Tak
seorang pun dapat hidup tanpa pertolongan sesama manusia. Inti ketaatan
adalah menaruh sepenuh hatinya kepada setiap perbuatan yang bagaimana pun
sepele dan rendahnya serta mengusahakannya dengan penuh kesadaran dan
kepercayaan kepada Suksma Sejati. Itulah Trisila, tiga nilai dasar kesusilaan
manusia sebagai pegangan utama di da-lam menjalani kehidupan.

5.3

PANCASILA

Disebut lima watak utama yang harus ditumbuhkan manusia pada dirinya
agar dapat melaksanakan Trisila dengan baik. Lima watak utama itu disebut
Pancasila dan terdiri atas (dengan terminologi Jawa): 1. Rela, 2. Narima, 3.
Temen, 4. Sabar, 5. Budi luhur.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

195

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

Alam Semesta

==================lPancaindral=============================
Fisik

Dunia dalam

MIKROKOSMOS

Manusia

--------------------------------------------------Mental

Extraversi

A ng a n- a n g a n
Introversi

Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

Aku

Perasaan, Nafsu
Trisila: sadar, percaya, taat
(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l-

--------------------------Tripurusa: 3 Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual
Alam Sejati
Pusat Imateri
Rohani
=========================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.3.2: Rela adalah Kesanggupan Melepaskan Ikatan Duniawi


Rela adalah keikhlasan hati melepaskan segala hak miliknya yang ada padanya tanpa
menimbulkan rasa sakit di dalam hati. Ia harus dapat memahami, menerima tanpa
memikirkan dirinya sendiri tiap situasi dan tiap nasib hidup yang dialaminya, seperti
kehilangan anggota keluarga, harta benda, dan kedudukan.
Rela adalah tidak melekatnya sang Aku pada segala sesuatu yang dapat rusak, tetapi bukan
sifat seseorang yang mengabaikan kewajibannya, jemu hidup dan acuh tak acuh.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

196

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

1. Rila (Rela, sedia berkorban, sedia melepaskan) adalah keadaan jiwa, di


mana manusia tidak lekat dan tidak terikat kepada segala sesuatu yang dapat ruRela adalah tidak melekatnya sang Aku pada segala sesuatu yang dapat
rusak, tetapi bukan sifat seseorang yang mengabaikan kewajibannya,
jemu hidup dan acuh tak acuh.

Narima menerima apa yang telah

dijatahkan di dalam hidupnya dengan rasa puas. Apa yang sudah


menjadi kewajibannya diterima dan dilaksanakan dengan senang hati.

sak dan dapat berubah, karena ia dengan besar hati sadar akan kenyataan,
bahwa segala sesuatu itu terkandung di dalam Mahakekuasaan dari Suksma
Kawekas. Segala hak miliknya harus dapat lepas dari padanya tanpa menimbulkan rasa sakit di dalam hati. Ia harus dapat menerima tanpa memikirkan
dirinya sendiri tiap situasi dan tiap nasib hidup yang dialaminya, seperti
kehilangan anggota keluarga, harta benda, dan kedudukan. Rela adalah tidak
melekatnya sang Aku pada segala sesuatu yang dapat rusak, tetapi bukan sifat
seseorang yang mengabaikan kewajibannya, jemu hidup dan acuh tak acuh.
Untuk menumbuhkan watak rela, orang harus belajar selalu bersikap tanpa
pamrih dan suka menolong sesama manusia, sesuai dengan etika, seperti yang
tercantum di dalam ajaran Sang Guru Sejati. Dengan selalu mengamalkan rela,
lambat-laun orang memperoleh kebebasan mutlak dari sang-Aku terhadap
belenggu materi, baik yang kasar maupun yang halus.
2. Narima (Menerima, rasa puas, syukur) lebih mirip dengan keseimbangan jiwa, tetapi bukan gambaran orang yang pasif dan menghindari tugas
kewajiban, atau malas bahkan tidak suka bekerja. Masalahnya adalah menerima
apa yang dijatahkan di dalam hidupnya dengan rasa puas. Apa yang sudah
menjadi kewajibannya diterima dan dilaksanakan dengan senang hati, tanpa rasa
ingin bebas dari bebannya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

197

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

Alam Semesta

==================lPancaindral=============================
Fisik

Dunia dalam

MIKROKOSMOS

Manusia

--------------------------------------------------Mental

Extraversi

A ng a n- a ng a n
Introversi

Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

Aku

Perasaan, Nafsu
Trisila: sadar, percaya, taat
(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l-

--------------------------Tripurusa: 3 Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual
Alam Sejati
Pusat Imateri
Rohani
=========================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.3.3: Narima adalah Sumber Kekayaan itu Sendiri


Narima menuju ke ketenteraman di hati, bukan orang yang enggan bekerja, tetapi hatinya
merasa puas, tawakal menerima apa pun yang menjadi bagiannya. Mengerjakan apa yang
menjadi bagiannya dengan senang hati, tidak tamak dan bekerja sesuai dengan
kemampuannya, tidak berlebihan. Ia selalu ber-syukur kepada Tuhan dan ini adalah
kekayaannya yang tidak akan ada habisnya, di situlah ia mendasarkan diri di dalam
mencari dan mengumpulkan hartanya.
Ia meyakini sebagai orang yang paling kaya di antara semua manusia manakala ia mam-pu
bersyukur akan semua anugerah Tuhan yang telah diberikan kepadanya. Sekali pun ia
tidak mendapatkan kekayaan yang melimpah itu, hatinya tetap sejuk dan penuh ketenteraman karena menganggap sebagian pasti sudah dicapainya. Ia selalu taat menjalankan
kesanggupan besarnya (sadar, percaya, taat) sesuai dengan pimpinan dan tuntunan
TheForce (Sang Guru Sejati).

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

198

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Narima tidak menginginkan hak milik orang lain dan tidak iri hati kepada
kebahagiaan orang lain. Karena itu orang yang demikian adalah orang yang
Kewajiban diri mentaati janji yang telah diucapkan adalah kejujuran,
baik dengan lisan maupun di lubuk hati, keduanya itu tidak berbeda.
Bedanya hanyalah, orang lain telah menyaksikan janji yang diucapkan
dengan lisan tersebut.

berbahagia di dalam hidupnya. Narima adalah kekayaan yang tidak ada habishabisnya. Ia memperbesar juga kemampuan untuk memiliki, oleh karena itu
barang siapa ingin kaya hendaklah mencarinya di dalam narima. Kehidupan
adalah naik turunnya nilai dan norma, dan barang siapa yang menerima, ia sudah
berdiri di atas pasang surutnya kehidupan, dan karena itu ia bahagia. Ia dapat
memiliki banyak harta kekayaan, tanpa meluap melam-paui daya tampung
materialnya.
Jika manusia tidak dapat mencapai atau tidak dapat memperoleh sesuatu,
ia harus menghadapi situasi itu dengan sikap narima. Walaupun ia tidak dapat
mencapai semua-nya, sebagian toh sudah tercapai. Hanya narima membebaskan
dia dari kekangan sua-sana jiwa yang gelap dan hanya narima yang mencerahkan
hati dan menjauhkan serta melindungi dia dari gelombang-gelombang lautan
material. Jika manusia jatuh dalam situasi tanpa titik terang dan tanpa jalan
keluar yang tampak, maka jalan yang harus ditempuhnya ialah taat kepada Guru
Sejati.
3. Jujur (Temen, cinta kebenaran, sungguh-sungguh) mengandung arti
mewa-jibkan diri menepati janji yang telah diucapkan, baik dengan lisan maupun
di dalam hati, keduanya itu sama saja. Bedanya hanyalah, bahwa janji yang
diucapkan dengan lisan itu dapat disaksikan orang lain. Orang yang tidak
menepati janjinya, sesungguhnya merusak kewibawaannya sendiri.
Temen menuntun kita kepada adil, dan adil ini membawa kita kepada
stabilitas, memberi kekuatan batin dan ketenangan serta memiliki daya kerja me-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

199

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

Alam Semesta

==================lPancaindral=============================
Fisik

Dunia dalam

MIKROKOSMOS

Manusia

--------------------------------------------------Mental

Extraversi

A ng a n- a n g a n
Introversi

Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

Aku

Perasaan, Nafsu
Trisila: sadar, percaya, taat
(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l-

--------------------------Tripurusa: 3 Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual
Alam Sejati
Pusat Imateri
Rohani
=========================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.3.4: Jujur Menuntun Keadilan dan Memperkuat Batin


Jujur (temen) berarti menepati kesanggupan atau janji yang telah terlahir, baik dalam
kata-kata maupun masih berada di dalam niat, keduanya sama saja. Bedanya hanyalah,
bahwa janji yang diucapkan dengan lisan itu dapat disaksikan orang lain. Orang yang tidak
menepati janjinya, sesungguhnya merusak kewibawaannya sendiri.
Dengan belajar jujur, menuntun kita kepada sikap adil, dan adil ini membawa kita kepada
stabilitas, keberanian, kesetiaan bawahan dan kepercayaan atasan. Sikap jujur memberi
kekuatan batin, dan ketenangan serta memiliki daya kerja yang menyucikan hati, tulusnya
budi pekerti serta mempertinggi kewibawaan.
Orang bodoh yang jujur, jauh lebih berharga daripada orang pandai tetapi culas, tidak
dapat dipercaya kata-katanya.
Barang siapa ingin mengikuti Guru Sejati, harus
mengembang-kan watak selalu menepati janji.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

200

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

nyucikan serta mempertinggi kewibawaan. Tidak ada religi yang dapat dilaksanakan tanpa ke-jujur-an. Orang tidak dapat disucikan kalau lidahnya tidak suci.
Sabar adalah watak yang kuat dan ulet untuk mencapai sesuatu, luas
pandangan hidupnya, tidak sempit pendapatnya. Ia dapat diumpamakan samudera kebijaksanaan, yang dapat menampung apa saja di
dalam dirinya,

Pelaksanaan temen tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan untung rugi bagi
dirinya. Walaupun akan mendapat rugi karenanya, orang harus setia kepada
watak temen.
Barang siapa tidak temen (jujur), tidak dapat menerima anugerah dari
Suksma Kawekas. Orang bodoh yang jujur, jauh lebih berharga daripada orang
pandai yang culas, tidak dapat dipercaya kata-katanya. Barang siapa temen
dalam kata-katanya, dan bertindak sesuai dengan kebenaran, lama-lama akan
mampu menyempurnakan watak ini dan karena itu akan mampu mengalami
kebenaran. Barang siapa ingin mengikuti Guru Sejati, harus mengembangkan
watak selalu menepati janji.
4. Sabar (Toleran, ulet) adalah salah satu watak yang utama, yang dapat
dimiliki manusia. Tiap agama menganjurkan sabar. Sabar adalah daya tampung,
kontainer, kemampuan menerima berbagai ujian hidup. Sabar bukan watak
orang yang putus asa, justru watak yang tidak kenal menyerah. Watak orang yang
kuat di dalam keuletannya untuk mencapai sesuatu, luas pandangan hidupnya,
tidak sempit pendapatnya. Ia dapat diumpamakan samudra kebijaksanaan, yang
dapat menampung segala sesuatu di dalam dirinya, tempat bermuaranya semua
sungai, dan tanpa kemungkinan untuk meluap pada suatu saat.
Barang siapa ingin mengembangkan watak utama ini di dalam dirinya,
harus dimulai dengan watak tidak sempit pendapatnya, tidak mudah marah,
tidak suka menonjolkan diri. Orang tidak boleh dibatasi pengetahuannya sendiri.
Orang harus dapat membebaskan dirinya dari pengetahuannya sendiri dan
menghormati agama-agama yang lain.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

201

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

Alam Semesta

==================lPancaindral=============================
Fisik

Dunia dalam

MIKROKOSMOS

Manusia

--------------------------------------------------Mental

Extraversi

A ng a n- a ng a n
Introversi

Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

Aku

Perasaan, Nafsu
Trisila: sadar, percaya, taat
(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l-

--------------------------Tripurusa: 3 Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual
Alam Sejati
Pusat Imateri
Rohani
=========================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.3.5: Sabar adalah Kontainer Seluas Samudra


Kesabaran adalah watak yang seharusnya dimiliki oleh pejalan transendental karena
kemampuan menampung dan menerima berbagai ujian hidup. Sabar bukan watak orang
yang putus asa, justru watak yang tidak kenal menyerah. Watak orang yang kuat di dalam
keuletannya untuk mencapai sesuatu, tidak sempit pendapatnya karena itu tidak suka
marah. Pandangan hidupnya seluas samudra, tidak pernah meluap.
Pentingnya mengetahui religi dan kebudayaan orang lain menjadi dasar ketika harus
memberikan empati, membantu atau menolongnya kita sudah tahu cara-cara agama,
kepercayaan, dan budaya yang dianutnya dengan benar.
Kesabaran adalah pencapaian yang didapat dengan upaya pelatihan yang terus- menerus,
sedikit demi sedikit dilaksanakan dengan sempurna, dan bukan hanya pengharapan serta
omongan saja.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

202

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Kepercayaan-kepercayaan dan religi-religi yang lain adalah sama baiknya


dengan kepunyaan sendiri. Jika orang membandingkan keindahan agama yang
satu dengan lainnya, maka pembandingan itu tidak mengenai hal-hal yang esenCinta kasih kepada sesama manusia, seperti yang diberikan kepada anggota keluarganya yang terdekat menuju ke kasih sayang kepada sesama
hidup membebaskan manusia dari sempitnya wawasan samudra pengetahuan hidupnya.

sial. Tiap agama menunjukkan jalan agar sampai kepada Tuhan, demikian pula
kepercayaan sendiri. Adalah justru baik untuk mengenal religi-religi yang lain,
untuk memperluas pandangan agar dapat membantu orang lain dengan tepat di
mana perlu. Nilai watak sabar adalah ibarat jamu (obat mujarab) penyembuh
duka, lara dan penyakit lainnya. Jamu tersebut sangat pahit rasanya, yang hanya
dapat diminum oleh orang yang teguh sentosa budinya. Sebab hanya orang yang
kuat jiwanya saja, yang tahan menerima pendapat-pendapat orang lain yang
berlainan dengan pendapat sendiri. Sikap hidup kita sendiri sebenarnya juga
berkembang dari pengertian-pengertian yang tidak lengkap.
Jika orang lupa bagaimana dulu keadaan jiwanya, pasti ia tidak dapat
membantu dan menyokong orang lain untuk mendapatkan pengertian yang lebih
mendalam. Oleh karena itu, orang harus cinta kasih kepada sesama manusia,
seperti ia cinta kasih kepada anggota keluarganya yang terdekat. Semua usaha
yang sulit itu dipermudah oleh sabar. Sabar mengantar kita kepada tujuan citacita kita. Sabar bukanlah bersifat steril karena terhenti pada tingkat pengertian
dan harapan, tetapi sifat yang dengan aktif, ulet dan tekun memerintah alat-alat
pelaksana sampai tujuan tercapai.
5. Budi luhur terdiri atas dua kata yang harus dibedakan: budi dan luhur.
Budi adalah pepadang, pencerahan, keadaan terang sebagai sifat Suksma Sejati.
Budi adalah penerangan, pepadang yang dibutuhkan manusia. Pepadang dari
Suksma Sejati ditang-kap oleh angan-angan, yang dapat dianggap sebagai jembatan Tripurusa dan badan/ jasmani. Karena itu angan-angan memiliki dua sifat, te-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

203

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

Alam Semesta

==================lPancaindral=============================
Fisik

Dunia dalam

MIKROKOSMOS

Manusia

--------------------------------------------------Mental

Extraversi

A ng a n- a n g a n
Introversi

Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur

Aku

Perasaan, Nafsu
Trisila: sadar, percaya, dan taat
(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l-

--------------------------Tripurusa: 3 Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual
Alam Sejati
Pusat Imateri
Rohani
=========================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 5.3.6: Budi Luhur Memancarkan Pencerahan dan Kasih-sayang


Budi luhur dapat dipisahkan menjadi dua kata, yaitu budi dan luhur. Budi adalah keadaan
terang sebagai sifat TheForce (Suksma Sejati), berarti pencerahan yang dibutuhkan oleh
manusia. Pencerahan tersebut ditangkap oleh angan-angan sebagai jembatan di antara
TreFoil (Tripurusa) dan badan/jasmani. Karena itu angan-angan sebagai jembatan
memiliki dua sifat, terang dari TreFoil dan gelap dari selubung fisiknya, jika ia penuh
dengan hasrat dan keinginan kepada yang material saja.
Luhur adalah sifat TheSource (Suksma Kawekas), yaitu selalu memancarkan Mahakekuasaan-Nya melalui TheForce. Budi luhur mengandung arti, bahwa manusia harus
berusaha memiliki sifat-sifat yang akan mendekatkannya kepada TreFoil, seperti suci, cinta
kasih kepada sesama manusia, adil, tidak membeda-bedakan derajat seraya menghormati
tata susila pergaulan, kemurahan hati tanpa pamrih, dan apabila perlu sampai
mempertaruhkan nyawanya.
Sifat ini sangat dalam maknanya oleh karena itu sifat-sifat ikhlas, sabar, syukur, dan jujur
sudah dimiliki terlebih dahulu dengan tanpa cela sedikit pun di dalam pergaulan hidupnya
sehari-hari.
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

204

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

rang dan gelap. Angan-angan adalah terang atau diterangi jika ia mene-rima
pepadang dari Tripurusa dan akan berke-adaan gelap jika ia hanya mengarahkan
diri kepada yang material saja, yang penuh dengan hasrat dan keinginan.
Budi luhur adalah sifat yang sempurna, dilaksanakan dengan bijaksana.
Sifat-sifat yang akan mendekatkannya kepada Tripurusa, adalah cinta,
kasih sayang kepada sesama hidup, suci, adil, tidak membeda-bedakan
apa saja dan sesuai dengan tata susila pergaulan, kemurahan hati tanpa
pamrih, suka menolong dan apabila perlu mempertaruhkan jiwanya.

Pengarahan diri dan penyelarasan dengan Tripurusa memerlukan


penguasaan jasmani. Penguasaan ini baru dapat tercapai dengan melaksanakan
Pancasila. Dengan memiliki watak ini manusia dapat menjadi perantara
terlaksananya Kehendak Suksma Kawekas melalui Kebijaksanaan Suksma Sejati,
Pemimpin dan Guru Sejati-nya manusia.
Luhur
adalah sifat Suksma Kawekas, yaitu selalu memancarkan
Mahakekuasaan-Nya melalui Suksma Sejati. Budi luhur mengandung arti, bahwa
manusia harus berusaha memiliki sifat-sifat yang akan mendekatkannya kepada
Tripurusa, seperti cinta kasih kepada sesama manusia, suci, adil, tidak
membedabedakan derajat tinggi atau rendah, miskin atau kaya, tanpa
mengabaikan tata susila pergaulan, kemurahan hati tanpa pamrih, suka
menolong baik dalam bentuk moral maupun material dan apabila perlu
mempertaruhkan jiwanya. Tetapi sifat-sifat itu semua tidak boleh diamalkan
dengan membabibuta, melainkan harus dengan kebijaksanaan yang tumbuh dari
taat kepada ajaran Guru Sejati.
Sifat itu tadi tidak boleh diterima dan dilaksanakan dengan dangkal, karena
dengan demikian akan tidak sesuai dengan Kehendak Suksma Kawekas. Sifat Budi
Luhur tidak dapat dimengerti dengan baik, jika keempat sifat watak utama yang
lain belum mendarah-daging.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

205

5 Perbuatan Sesat
(Lima-Pemali)

MAKROKOSMOS

8 Nilai Keutamaan
(Trisila+Pancasila)

Sufiah

Mutmainah

Amarah

Luamah

Mind

ALAM SEMESTA

][

TheSelf

Diagram Kereta Mikrokosmos

Diagram Transenden 6.1.1: Angan-angan Bebas Memilih Arah Perjalanan Hidup


Manusia memiliki 3-Sentra Vitalitas di dalam dirinya. 1) Sentra Vitalitas 4-nafsu: sufiah,
mutmainah, amarah, dan luamah; 2) Sentra Vitalitas Tali Kendali: perasaan; dan 3) Sentra
Vitalitas Pengendali (kusir); Angan-angan (Mind): cipta, nalar, dan pangerti. Saudara
Tujuh adalah 4-nafsu dan 3-angan-angan serta 4-Anasir: swasana, api, air dan tanah
sebagai busananya adalah pelengkap utama manusia, dengan demikian sempurnalah ia
sebagai manusia, makhluk paling sempurna diantara penghuni alam semesta (makrokosmos, Dimensi-1).
Tampak manusia dari luar ke dalam: busananya adalah jasmani kasar (fisik, soma, raga,
materi kasar) berada dalam Dimensi-2; lebih dalam adalah jasmani halus (mental, psike,
jiwa, materi halus) berada dalam Dimensi-3 dan yang terdalam adalah rohaninya (alam
sejati, pusat imateri) berada di Dimensi-4.
Dengan kesempurnaannya inilah kebebasan yang dimilikinya bertanggung jawab atas
seluruh perbuatan di alam semesta dan berhadapan langsung dengan Hukum Abadi Tuhan
Yang Maha Adil dengan segala konsekwensinya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

206

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

BAB VI
LIMA PERBUATAN SESAT
6.1 PENDAHULUAN
Semangat menuntut ilmu kesuksmaan yang transendental ini membuka
wawasan agar senantiasa diingat bahwa sesungguhnya sudah cukup hanya memDengan mengetahui intisari delapan macam nilai keutamaan (Hastasila) kiranya sudah cukup mengetahui tentang makna hidup yang hakiki.
Bagi jiwa yang telah dewasa tersebut diatas, tentunya sudah menyadari
bahwa melakukan perbuatan yang baik (utama) itu juga sudah berarti
dilarang melakukan perbuatan yang sesat. (Intuisi Soenarto)

pelajari makna perbuatan baik seperti yang terkandung dalam bab Delapan Nilai
Keutamaan (Hastasila) yang ikut dimuat dalam buku serial (1/5: Studium
Generale; kuliah umum, ceramah ilmiah, dan 5/5: Magnum Opus; karya besar,
karya agung) Candra Jiwa Indonesia Warisan Putra Indonesia.
Adalah suatu anugerah berikutnya dari TheForce, Suksma Sejati yang
membuka wawasan manusia tentang perbuatan lainnya (lima perbuatan sesat,
pemali) yang bertentangan dengan delapan nilai keutamaan tersebut diatas dan
harus disingkiri. Semangat inilah yang disebutkan sebagai hasil intuisi, ilham yang
diterima R. Soenarto Mertowardojo dan telah dicatat dan dipublikasikan bersama
dengan kedua orang sahabat terdekatnya yaitu R.T. Hardjoprakoso dan R.
Trihardono Soemodihardjo.
Penilaian dari isi dari tuntunan berikut ini tentu saja diserahkan
sepenuhnya kepada pembacanya apakah dicela atau dipercaya, sebagian atau
seluruhnya. Apabila suatu metrum dari harmoni gamelan (alat musik Jawa) ini
dibunyikan misalnya, apakah suaranya juga sudah selaras (harmoni) atau masih
sumbang, tentu saja tergantung dari telinga siapa yang mendengarkannya.
Artinya, masihkah dicampuri perasaan ragu-ragu, ataukah setelah dengan
keheningan hati yang bersih dan suci maka isinya dapat diterima, maka yang
demikian ini hanya dapat dijawab oleh yang menghayatinya itu sendiri.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

207

MAKROKOSMOS

[Alam Semesta dan Seisinya]


Manusia, Dewa, Hewan, Tumbuh-tumbuhan dan Mineral

==============l Pancaindra l===============================


[Manusia seutuhnya]
MIKRO KOSMOS
Materi Kasar:
Fisik
-------------------------------------------------Jasmani Halus,
Materi Halus: jiwa
Mental
(angan-angan,
perasaan, dan nafsu)
[Aku]
- - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TRIPURUSA:

Alam Sejati

3Roh

Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

(Pusat Imateri)

Spiritual

======================================================================

Bagan Transendental 6.2.1: Tripurusa adalah Esensi Manusia


Tripurusa adalah esensi manusia. Dengan sendirinya manusia itu tidak kekurangan
kekuasaan sekiranya mau mendekati Sumber Hidup di dalam dirinya. Kalau manusia
masih mau mengungsi ke tempat lain dengan menyembah kepada benda dan makhluk yang
terbatas oleh ruang dan waktu, kita merendahkan Suksma Kawekas dan Suksma Sejati.
Penyembahan kepada sesuatu atau siapa pun di luar Suksma Kawekas, adalah dosa yang
paling besar yang dapat dilakukan oleh manusia. Mengapa kita tidak taat saja kepada
tuntunan TheForce, Sang Guru Sejati yang memang diutus Suksma Kawekas untuk
mengantarkan kita kembali kepada TheSource, Sumber Hidup? Sudah pasti sang aku akan
selamat kembali (lebur, pudar) ke pusat hidup yang abadi, di pusat imateri.
Mikrokosmos terdiri dari: Fisik (soma, jasmani kasar, dimensi-2), Mental (psike, jiwa,
jasmani halus, dimensi-3), dan Spiritual (rohani, Pusat Hidup Imateri, dimensi-4).

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

208

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

6.2

Magnum Opus 5/5 (2016)

PEMALI

Bagi yang telah tinggi derajat kemanusiaannya, dan yang telah mengetahui
intisari Hastasila, dengan sendirinya telah mengetahui pula apabila melaksanakan
Penyembahan kepada sesuatu yang kasat mata adalah keliru. Begitu
juga kepada sesuatu yang memang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra kasar, tetapi masih dapat ditangkap oleh yang halus, juga akan
menyesatkan perjalanan kita dan menjauhi Sumber Hidup.

perbuatan yang baik (utama) juga berarti dilarang melakukan perbuatan sesat
atau tidak akan menyimpang, menyeleweng lagi. Larangan-larangan, pantangan,
tabu, paliwara atau pemali berikut ini masih bermanfaat untuk jiwa-jiwa yang
masih muda. Pengetahuan tentang Pemali sebagai upaya pencegahan perbuatan
menyimpang dari perbuatan utama.
Pemali-1. Jangan menyembah kepada yang bukan semestinya disembah,
jangan memper-Tuhan kepada yang tidak semestinya diper-Tuhan. Orang tidak
boleh menyem-bah kepada benda-benda di bumi, di laut seperti arca, pohon,
kuburan, batu, dan sebagainya. Juga benda-benda di langit, gejala-gejala alam,
orang atau siapa dan apa pun, kecuali kepada Suksma Kawekas maupun Suksma
Sejati.
Banyak orang menyembah makhluk yang hanya dapat diamati olehnya di
dalam angan-angannya atau yang kadang-kadang dapat menampakkan diri
kepadanya atau yang membisikkan ajarannya di telinganya tanpa menampakkan
diri. Penyembahan kepada sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindra atau
kepada sesuatu yang memang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra kasar,
tetapi masih dapat ditangkap oleh yang halus, akan membawa kita ke jalan yang
sesat. Suksma Kawekas itu tidak dapat kita tangkap di dalam sesuatu yang
terbatas, juga tidak di dalam angan-angan kita.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

209

Perkawinan Adhi-Neissa dalam suasana perhelatan adat Minangkabau, Sumatra Barat.

Foto 6.2.1: Perkawinan dengan Adat Minangkabau


Perkawinan yang ideal adalah berdasarkan cinta-kasih, direstui orang tua kedua belah
pihak, dan disahkan oleh hukum yang berlaku baik agama maupun negara. Pemberitahuan umum, dipestakan dan bulan madu menempati posisi kedua dari prioritas. (Manggala
Wanabakti, Jakarta, 2 Oktober 2011)
Pelajaran dalam Pemali menempatkan hubungan sahwat pria dan wanita sebagai anugerah
yang terselubung untuk menjalankan tugas transendental. Oleh karena itu harus dijaga
kesuciannya, dan tidak boleh dipakai sebagai permainan apalagi sebagai kesenangan
bahkan mata pencaharian.
Asas cinta, kasih sayang, restu orang tua, tata susila mayarakat, hukum yang memayunginya dan undang-undang yang melindunginya harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.
Mereka yang masih bercita-cita menjadi manusia budi luhur akan berhati-hati dalam
masalah ini.

__________
Dokumentasi Pribadi
210

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Kepercayaan kepada hari baik dan buruk, jimat, mantera, dan sebagainya
akan mengurangi dan pada akhirnya menghancurkan kepercayaan kepada Suksma Kawekas. Jika orang menyembah kepada Suksma Kawekas, melalui Suksma
Sejatinya kewajiban manusia diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan itu menurut karsa Tuhan diutus menjadi jalan atau perantaraan
turunnya Roh Suci, agar keturunan manusia menjadi terpencar. Lelaki
menjadi perantara turunnya Roh Suci dan wanita yang mewadahi
dan melengkapi tubuh janin di dalam rahimnya.

Sejati, janganlah menggambarkan sesuatu di dalam angan-angannya sebagai


suatu sinar atau cahaya. Hidup itu tidak dapat digambarkan dalam salah satu
bentuk, bagaimana pun halusnya.
Esensi manusia adalah Tripurusa. Dengan menyembah kepada benda dan
makhluk yang terbatas oleh ruang dan waktu, kita merendahkan Suksma
Kawekas dan Suksma Sejati. Penyembahan kepada sesuatu atau siapa pun di luar
Suksma Kawekas, adalah dosa yang paling besar yang dapat dilakukan oleh
manusia.
PEMALI-2. Berhati-hati perihal syahwat. Pada kenyataannya, pria adalah
jalan yang harus dilalui Roh Suci masuk ke dalam jasmani perempuan. Tanggung
jawab ini wajib selalu dihormati oleh kedua pihak sebagai anugerah dari Suksma
Kawekas. Jika manusia masih ingin melaksanakan kewajibannya terhadap
Suksma Kawekas, maka janganlah ia main-main dengan nafsu syahwatnya.
Anugerah ini harus dipergunakan sesuai dengan tata susila masyarakatnya dan
peraturan serta undang-undang yang melindunginya.
Pengabaian paliwara, larangan ini menuju kepada penyakit-penyakit
jasmani dan rohani (jasmani halus,jiwa) yang dapat menurun kepada
keturunannya. Di masyarakat memungkinkan terjadinya kericuhan dalam
penetapan ahli waris dan sebagainya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

211

Seorang anak yang telah kecanduan mengisap rokok


Gambar dan foto 6.2.1: Merokok di Kalangan Anak-anak, Remaja, dan Pemuda
Keputusan Majelis Ulama Indonesia soal fatwa haram rokok bagi pelajar dan wanita hamil,
didukung oleh Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII). Hampir 70 % perokok di
Indonesia adalah kalangan pemuda dan pelajar di tingkat SMP ataupun SMU, bahkan anakanak SD juga telah merokok. (Ketua Umum PB PII Nasrullah melalui keterangan pers yang
diterima VIVAnews, Rabu 28 Januari 2009)
Obat adalah racun yang ditakar dan telah diteliti secara mendalam merupakan
pengecualian atas pemali-3. Hasil bumi yang mengandung racun dapat merusakkan tubuh,
seperti tembakau yang dijadikan rokok. Ada juga yang memabukkan, seperti: arak, candu,
kesemuanya itu dapat merusakkan jasmani dan budi pekerti, wajib dihindari merujuk dari
pemali ini. Misalnya rokok dapat merusak jantung dan paru, serta alkohol mengganggu
hati dan otak. Narkoba bahkan merusak kepribadian pencandunya.
Rupanya, pemali ini memasukkan juga segala bentuk kebiasaan dan kesenangan yang
menyebabkan orang lupa kepada tata susila dan kewajiban hidup, seperti berjudi, adu
ayam jago dan segala bentuk hobi yang melupakan kewajiban utama.
__________
http://luthana.files.wordpress.com/2011/07/rokok-lebih-dikonsumsi-orang-miskin.jpg cited September 28, 2011.
http://pelajarnews.com/wp-content/uploads/2009/01/fatwa_stop_merokok_300_225.jpg cited September 28, 2011.

212

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

PEMALI -3. Jangan mempergunakan makanan dan minuman yang dapat


merusak jasmani. Pengaruh daya kerja makanan dan minuman yang merugikan
kepribadian adalah sedemikian kuatnya, sehingga orang tidak dapat lagi memeDaya kerja makanan dan minuman tertentu dapat merusak kepribadian, dan jasmani, ini menjadi Larangan ke-3 (paliwara, pemali) bagi
pejalan spiritual. termasuk segala bentuk kebiasaan dan kesenangan
yang menyebabkan orang lupa kepada tata susila dan kewajiban hidup.

nuhi kepribadian adalah sedemikian kuatnya, sehingga orang tidak dapat lagi
memenuhi kewajibannya kepada Tripurusa, seperti yang tercantum di dalam
Trisila dan Pancasila. Pemali ini tidak terbatas pada makanan dan minuman saja,
tetapi termasuk segala bentuk kebiasaan dan kesenangan yang menyebabkan
orang lupa kepada tata susila dan kewajiban hidup, seperti berjudi, adu ayam
jago dan sebagainya. Ringkasnya, segala sesuatu yang merugikan badannya dan
jiwanya serta tidak sesuai dengan ajaran Sang Guru Sejati termasuk dalam
larangan ini.
PEMALI-4. Dilarang melanggar undang-undang negara di mana orang
berada. Larangan ini dijelaskan berdasarkan pendapat, bahwa pemegang
pemerintahan dan pegawai semuanya adalah Wakil-wakil Suksma Kawekas untuk
mengatur ketenteraman dan ketertiban sosial. Walaupun banyak di antaranya
yang tidak menyadari bahwa mereka itu wakil-wakil Suksma Kawekas untuk
mengatur ketenteraman dan ketertiban sosial.
Bahkan, sebagian dari mereka menyalahgunakan kekuasaannya untuk
kepentingan dirinya sendiri. Ini semua diketahui Suksma Kawekas dan tiap orang
dijamin tidak akan luput oleh hukuman yang adil, akan tetapi, bukanlah kewajiban orang untuk main hakim sendiri. Sudah ada perangkat untuk memperingatkan orang-orang yang bersangkutan kepada kewajibannya dan untuk
menghukum mereka bilamana perlu. Orang-orang tertentu melanggar kewajiban
mereka terhadap negara dengan cara

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

213

Tokoh Judge Bao pengadilannya menjadi inspirasi negara-negara lain


Foto 6.2.2: Ilustrasi Potret Seorang Hakim Legendaris yang Disegani oleh Siapa Saja
Tokoh Hakim Bao (Judge Bao) adalah seorang hakim yang disegani oleh penjahat dan
pejabat korup, telah menjadi legenda dalam sejarah China, dan menjadi sumber inspirasi
bagi negeri-negeri yang masih mendambakan keadilan.
Pemegang pemerintahan dan pegawai negeri lainnya adalah Wakil-wakil Suksma Kawekas
untuk mengatur ketenteraman dan ketertiban sosial. Meskipun banyak di antaranya yang
tidak menyadari bahwa mereka itu wakil-wakil Suksma Kawekas di dunia dengan tugas
utamanya mengayomi masyarakat.
Memprihatinkan bahwa sebagian dari mereka menyalahgunakan kekuasaannya untuk
kepentingannya sendiri. Ini semua diketahui Suksma Kawekas dan tiap orang dijamin
tidak akan luput oleh pengadilan-Nya yang adil. Ditegaskan bukanlah kewajiban orang
untuk main hakim sendiri. Sudah ada perangkat untuk memperingatkan orang-orang yang
bersangkutan kepada kewajibannya dan menghukum mereka bilamana perlu.
__________
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTDts-7eEah2XnD2oWNChTkVbvq3ooXfZ0DDHLYXz
KTtx6kVQKbzZPJwIviOA cited September 28, 2011.
214

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

yang demikian licinnya, sehingga undang-undang tidak mampu menuntut


pelanggaran itu. Akan tetapi karena Suksma Kawekas itu Maha-tahu dan Mahaadil, maka tak ada seorang pun yang akan luput dari hukumannya yang adil.
Kenyataannya, pribadi-pribadi tertentu secara lihai melanggar
kewajiban mereka terhadap negara, sehingga pelanggaran tersebut
tidak mampu dituntut oleh undang-undang negara. Suksma Kawekas itu
Maha-tahu dan Maha-adil, maka tak ada seorang pun yang dapat
melepaskan diri dari pengadilan-Nya.

Semua kesengsaraan dan bencana di dunia adalah untuk mengingatkan manusia


kepada kewajibannya kepada Suksma Kawekas dan Suksma Sejati, Utusan AbadiNya.
PEMALI-5. Hindarilah semua pertengkaran. Pada hakekatnya jiwa manusia itu adalah Roh Suci, yang sama pada tiap-tiap manusia, berasal dari Sumber
dan Asal Mula Kehidupan yang sama, maka saling bertengkar, merintangi bahkan
mematikan rezeki, tidaklah termasuk si-fat-sifat yang terpuji bagi manusia.
Setiap kecenderungan untuk saling membunuh dan saling menghancurkan,
membawa manusia lebih dekat kepada dewa dan itu berarti melanggar Pemali
pertama.
Jika orang tekun dan teliti menelaah kekurangan dan kesalahannya sendiri
akan tampak demikian banyaknya, sehingga tiada waktu lagi untuk melihat
kesalahan-kesalahan orang lain. Kesalahan-kesalahan itu sendiri itu harus segera
diperbaiki dan diubah menjadi sifat-sifat yang sesuai dengan Trisila dan Pancasila,
untuk menegakkan kemanusiaan kita. Jika ini terlaksana, Suksma Sejati akan
menuntun manusia agar luput dari marabahaya dan salah langkah, sehingga pada
akhirnya dapat bertunggal kembali kepada Hidup Abadi.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

215

Pasar tradisional yang ditata secara apik oleh pemerintah daerah setempat

Foto 6.2.3: Potret Jual-Beli di Pasar Tradisional


Suasana Pasar Tradisional yang telah dibina oleh pemerintah daerah di kota-kota besar
tetapi masih tampak adanya komunikasi antarpersonal di antara pelakunya: penjual,
pembeli, pemasok, dan pengelola pasar di dalam satu masyarakat pasar tradisional seperti
di masa lalu.
Mawas diri menimbulkan kebijaksanaan untuk evaluasi diri setiap langkah di dalam jualbeli masalah kehidupan di pasar dunia (Makrokosmos). Ternyata itu menyita waktu
sampai tidak mungkin lagi melihat salah langkahnya orang lain di dalam menapaki
perjalanan hidup yang sama.
Menyesuaikan diri dengan perilaku unggulan Trisila dan perilaku utama Pancasila akan
menjadikan manusia berstatus budi luhur. Status ini jika tercapai akan mendapat tuntunan
dan perlindungan Sang Guru Sejati, TheForce untuk diarahkan ke rumahnya yang abadi
ialah bertunggal kembali kepada Hidup Abadi.

__________
http://www.infoindonesia.co.id/wp-content/uploads/2011/05/pasar-yudajuliansyah.jpg cited September 28, 2011.
216

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Mengapa manusia masih suka bertengkar?, paling sedikit karena masih


terlalu besar keinginannya kepada benda-benda yang melebihi cara hidup
sederhana yang layak, gemar sanjung puji serta kemasyhuran.
Sekiranya manusia menyadari bahwa jiwanya adalah Roh Suci,

TheSelf yang sama pada tiap-tiap manusia, dan berasal dari Suksma
Kawekas, TheSource yang menjadi Asal Mula Kehidupan yang sama;
pasti bertengkar, merintangi bahkan mematikan rezeki orang lain,
bukan merupakan sifat-sifat yang terpuji bagi manusia.

Sekali pun demikian, bila masih tidak percaya, tentu saja pemali ini dapat
dilanggar untuk ikut serta merasakan kesengsaraan di dunia dan di hari kemudian
(akhirat).

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

217

Berjalan menuruni beratus-ratus sengked (anak tangga) menuju ke Kampung Naga

Foto 7.1.1: Tangga Menuju Kampung Naga


Kampung Naga merupakan sebuah kampung atau desa tradisional yang terletak di tepi
jalan raya Garut-Tasikmalaya tepatnya di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten
Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Menuruni beratus-ratus anak tangga itu cukup curam, sehingga saat hujan turun harus
berhati-hati. Namun, perjuangan Anda tidaklah sia-sia, karena di sepanjang jalan Anda
akan disuguhi dengan panorama yang sangat memesona dengan musik alamnya seperti
berderiknya bambu, bunyi tonggerek, dan riuhnya burung-burung yang berkicau.
Ketika meniti Lima Anak Tangga menuju Kampung Bahagia benar-benar licin dan
banyak rintangannya. Kita berjalan (suasana hati) di jalan yang sunyi, sepi dan sendiri.
Justru harus berhati-hati dan selalu fokus di Jalan Rahayu (bahagia) ini. Jalan terus, jangan
tengok kanan dan kiri jangan terlalu memperhatikan pesona tontonan yang menghentikan
perjalanan dan irama musik yang melupakan tujuan.
__________
http://www.komhukum.com/adminkom/userfiles/image/pariwisata/tangga%20di%20kampung%20naga.JPG cited October 31, 2011.

http://www.komhukum.com/pariwisata-feed-169 cited October 31, 2011.

218

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

BAB VII
TANGGA KEBAHAGIAAN
Paugeran sebagai anak tangga pertama, yang mengandung tiga perilaku unggulan yang bersifat introversi (transendental), yaitu Trisila
(sadar, percaya, dan taat) hanya dapat tercapai dengan memiliki lima
watak yang bersifat ekstraversi kepada masyarakat yaitu Pancasila
(sabar, rela, menerima, jujur, budi luhur).

7.1

PENDAHULUAN

Pembelajaran praktikum ini dinamakan Jalan Rahayu, adalah jalan


keselamatan, karena memang ada lima jalan, marga, dapat juga disebut sebagai
Panca Marga Bakti. Artinya, lima jalan berbaktinya sang-aku kepada TheSource
(Suksma Kawekas) melalui bimbingan praktikum dari TheForce (Suksma Sejati).
Praktikum di dalam kehidupan nyata di masyarakat akan bermanfaat untuk
mencapai kenaikan derajat kesadarannya sendiri sesuai dengan perilaku ideal
Hastasila. *) Tentu boleh saja kalau dianggap tangga yang mendaki, menuju budi
luhur. Karena jalan ini mendaki menuju kesempurnaan perilaku, dapat dianggap
sebagai tangga mendaki dengan lima anak tangga menuju puncak kebahagiaan.
Kelima anak tangga ini diawali dengan paugeran, janji, ikrar, kredo atau
syahadat yang mengandung tiga nilai susila ke dalam dirinya (transendental),
yaitu Trisila (sadar, percaya, dan taat) serta untuk memiliki lima watak susila ke
luar dari dirinya, kepada masyarakat yaitu Pancasila (sabar, rela, menerima
kenyataan, jujur atau temen dan budi luhur). Tri artinya tiga, panca lima dan
hasta delapan. Gabungan Trisila dan Pancasila disebut Hastasila dapat
dipendekkan menjadi sa-ya taat, sa-ri-nya te-bu, dapat dianggap sebagai intisari
ajaran agama, religi di dunia. Sebelum orang mau menerima keseluruhan candra

__________
*)
Hastasila (8, hasta) adalah Trisila (3) ditambah Pancasila (5).
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

219

Masjid bersebelahan dengan Gereja, dan baik-baik saja.

Foto 7.1.2: Masjid dan Gereja Berbagi Tembok Pembatas


Yang tinggal di kota Solo dan suka jalan-jalan, pasti tahu Masjid Al Hikmah dan Gereja
Kristen Jawa Joyodiningratan, yang terletak di tengah-tengah kota, tepatnya Jl. Gatot
Subroto. Kendati bersebelahan dan bahkan berbagi tembok pembatas, tak pernah
terdengar cerita umat kedua tempat ibadah tersebut saling serang. Indah bukan?
Alangkah indahnya bila kita dapat memahami tentang hakikat dari keyakinan dalam
syahadat, kredo, atau paugeran sebagai dasar kepercayaan dan arah yang harus ditempuh
dengan konsekuen. Mempraktikkan ke-bakti-annya, ibadatnya, kedekatan-nya kepada
TheSource dan TheForce, Penuntun yang abadi dengan panembah, doa, atau sembahyang
untuk menandaskan pengalamannya itu sehingga mengalami tingkat kesadaran imateri di
dalam lubuk hatinya.
Mampu mengamalkan kasih sayang kepada sesama manusia dengan mempraktikkan sifat
murah hati serta suka menolong dalam bentuk mengurangi sampai menghilangkan
kesengsaraan orang. Tujuannya adalah menyucikan diri sehingga pantas memposisikan
diri dekat dengan Dia.
__________
http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/03/1300783212676346369_300x225.jpg cited Nopember 12, 2011.
http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/22/masjid-bersebelahan-dengan-gereja-dan-baik-baik-saja/ cited Nopember
12, 2011.

220

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

manusia ini, sedikit banyak-nya sudah terikat dengan cara hidup yang tidak sesuai
dengan ajaran dari Guru Sejati, yaitu Hastasila tersebut. Sikap hidupnya dalam
Keputusan kritis dan penuh keberanian dari seseorang untuk meninjau
kembali sikap hidupnya di masa lalu, adalah awal perubahan arah
untuk menyempurnakan atau memiliki pola hidup pribadi yang ideal
dengan pedoman-pedoman hidup baru.

menyambut dunia, adalah berlainan dengan apa yang ditunjukkan oleh candra
manusia ini.
Pertanyaan kepada dirinya sendiri bagaimana caranya untuk memulai,
apakah niat baik, keberanian bahkan kenekatan sudah cukup? Barangkali belum
cukup untuk sebagian orang, guna melaksanakan perubahan total arah hidupnya
itu. Intisari dari perubahan arah ini adalah peninjauan kembali sikap hidupnya di
masa lalu, berusaha menyempurnakan atau memiliki pola hidup pribadi ideal
dengan pedoman-pedoman hidup tertentu yang diperbarui. Kelima anak tangga
tersebut adalah sebagai berikut:
ANAK TANGGA-1. Mengerti dan menanamkan di dalam dirinya sendiri
tentang hakikat dari keyakinan, syahadat, kredo, paugeran sebagai dasar
kepercayaan dan arah yang harus ditempuh dengan konsekuen.
ANAK
TANGGA-2.
Mempraktikkan ke-bakti-annya, ibadatnya,
kedekatannya kepada Suksma Kawekas (TheSource) dan UtusanNya yang abadi
(TheForce) dengan panembah, doa, sembahyang untuk menandaskan
pengalamannya sehingga merasakan kesadaran adanya Tripurusa (TreFoil).
ANAK TANGGA-3. Mengamalkan cinta dan kasih sayang kepada sesama
manusia dengan mempraktikkan sifat murah hati serta suka menolong dalam
bentuk mengurangi sampai menghilangkan kesengsaraan orang. Praktikum ini
(budi darma) disesuaikan dengan kebutuhan orang yang ditolong dan
kemampuan yang menolong, tujuannya adalah menyucikan diri.
ANAK TANGGA-4. Mengendalikan nafsu angkara-murka, jahat, dan tidak
dikehendaki dengan tapabrata supaya tidak mengganggu perjalanan hidupnya

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

221

Seorang anak kecil sedang memberikan sebagian uang jajannya kepada pengemis jalanan

Foto 7.2.1: Kasih Sayang dapat Diberikan oleh Siapa Saja


Sifat murah hati dapat ditanamkan sejak usia muda dengan cara mempraktikkan sifat
murah hati serta suka menolong dalam bentuk mengurangi sampai menghilangkan kesengsaraan orang. Dalam mempraktikkan kasih sayang ini disesuaikan antara kebutu-han
yang diberi dan kemampuan yang memberi, tujuannya untuk membersihkan hati dari sifatsifat yang tidak terpuji, menyucikan hati.

__________
http://2.bp.blogspot.com/-_KkIufhLprw/TdEBcu8f56I/AAAAAAAACJE/O05AcP2 QO5k/s1600/20090703
pengemis.jpeg cited November 14, 2011.

222

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

dan selaras dengan harmoni tata susila serta aturan-aturan yang mengikat di
masyarakat.
Sebelum semua konsep yang disebut ada itu ada, Tripurusa sudah ada,
sebagai hidup imateri. Kemudian Roh Suci mendapat selubung badan
jasmani. Paugeran atau syahadat adalah kesadaran terbatas Roh Suci
di dalam kesadaran kolektif Tripurusa yang tidak terbatas.

ANAK TANGGA-5. Mencapai budi pekerti luhur dan menduduki derajat


budi luhur, agar dapat dipergunakan sebagai bekal untuk mencapai tujuan hidup
yang sejati.

7.2

ANAK TANGGA-1

Paugeran, syahadat adalah kesadaran TheSelf, Roh Suci di dalam Tripurusa


(TriAspek, TreFoil). Sebelum Roh Suci mendapat selubung materi (jasmani),
Tripurusa sudah ada, sebagai hidup yang imateri. Keberadaan Roh Suci di dalam
Tripurusa, ditinjau dari titik pangkal sebagai manusia, kita ingat kembali sebagai
kesadaran. Di dalam kesadaran itu, Roh Suci hanya mengenal Suksma Kawekas
sebagai sumber dan asal mula dari hidup, Suksma Sejati sebagai aspek dinamisNya, yang harus didekati, diikuti, dilalui, agar ia dapat menemukan kembali Asal
Mulanya. Suksma Sejati adalah pemimpin dan gurunya Roh Suci serta yang
menghidupinya. Kesadaran TheSelf tersebut apabila diterjemahkan dengan katakata berbahasa Indonesia adalah:
Suksma Kawekas adalah tetap menjadi sesembahan hamba yang sejati,
adapun Suksma Sejati adalah tetap menjadi Utusan Tuhan Sejati, serta menjadi
Penuntun dan Guru hamba yang sejati.
Hanya Suksma Kawekas pribadi yang menguasai semesta alam dan
seisinya, hanya Suksma Sejati pribadi yang menuntun para hamba semua.Semua
kekuasaan ialah kekuasaan Suksma Kawekas, ada pada Suksma Sejati, ada-pun
hamba ada di dalam kekuasaan Suksma Sejati.
Paugeran ini adalah pengalaman eksistensial adanya Tripurusa, TreFoil yang
mutlak, tak tergantung apa pun. Yang kemampuan-Nya menguasai, termasuk
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

223

Candra Jiwa Indonesia


(Soenarto Mertowardojo)
Suksma
Kawekas
Kesadaran kolektif ==

-Suksma ==Tripurusa

Sejati

Hati Nurani ------------Roh Suci

Nafsu egosentrifugal
EGO
Asmara sufi
(Aku)
Mutmainah: Nafsu sosial dan suprasosial (Carp)

Amarah: -----------Kekuatan, energi, ketekunan

I. Individual== Sufiah: -------------Nafsu keinginan, hasrat, harapan


Lauwamah: -------Nafsu egosentripetal dan netral

Angan-angan dalam arti sempit (penampung kehendak

yang belum tercapai dan pengendapan pengalaman)


Ketidaksadaran (Asadar)

II. Kolektif (menyeluruh)

(Soemantri Hardjoprakoso. Indonesisch Mensbeeld als Basis Ener PsychoTherapie [Dissertation]. Rijkuniversiteit, Leiden-Nederland, 20 June 1956)

Skema 7.2.1: Candra Jiwa Indonesia ketika dibandingkan dengan candra jiwa lainnya
Ego, sang Aku adalah kristalisasi angan-angan (cipta, nalar, dan pangerti), secara
fungsional mewakili seluruh jiwa, secara struktural berasal dari cipta-pangaribawa. Hati
nurani sejajar dengan Superego (Freud), Segi Kemasyarakatan (Adler), dan Persona (Jung).
Hati nurani, mendapat masukan dari Roh Suci, dari Sang Aku yang bermukim di pusat
imateri. Roh Suci memiliki kesadaran yang terbatas, tidak kolektif. Suksma Kawekas dan
Suksma Sejati adalah sadar kolektif.
Kesadaran Tripurusa itu berada di tingkat kesadaran imateri, terbuka kesempatan
manusia untuk dapat mengalami keberadaan kesadaran Tripurusa itu jika ia mampu
melepaskan kesadaran organis (jasmani, ragawi)-nya. Tripurusa memiliki pengaruh atas
kesadaran organis manusia, tetapi tidak sebaliknya.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

224

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

yang berbentuk materi tetapi tanpa terikat sedikit pun dengan yang bersifat
materi tersebut. Juga, kesadaran Roh Suci, tidak dialami dan tidak diikat secara
materi. Berbeda dengan refleksi (bayangan) Tripurusa, yang disebut angan-angan
Meskipun Suksma Kawekas dan Suksma Sejati bersatu dengan Roh Suci,
tetapi manusia itu bukan Tuhan maupun utusan-Nya yang abadi. Bila
manusia belum menyadari Tripurusa di dalam dirinya, maka sesungguhnya ia belum mencapai perkembangan yang sejati. Baru kemampuan jiwanya saja yang telah diperkembangkan selama ini.

manusia dalam arti luas, juga memiliki kesada ran sang-aku dan kesadaran diberi
ikatan materi dalam bentuk organ tubuh manusia. Oleh karena itu dapat
dimengerti, kesadaran Roh Suci di dalam Tripurusa, TriAspek, tidak dikenal lagi di
samping (oleh) kesadaran aku angan-angan, yang bersifat organis dan memiliki
rasa puas. Aku-angan-angan ini harus dilenyapkan dulu agar mengalami suasana
janji awal, paugeran, syahadat, atau kredo tersebut.
Dengan kalimat lain, kesadaran Tripurusa itu tidak berada di tingkat
kesadaran organis, material, tetapi sangat mungkin manusia dapat mengalami
keberadaan kesadaran Tripurusa itu jika ia tidak terikat lagi oleh kesadaran
organis (jasmani, ragawi) nya. Tripurusa memiliki pengaruh atas kesadaran
organis manusia, tetapi tidak sebaliknya.
Walaupun Roh Suci itu satu dengan
Suksma Kawekas dan Suksma Sejati, tetapi manusia itu bukan Suksma Kawekas
atau Suksma Sejati. Bila manusia belum menyadari Tripurusa di dalam dirinya,
maka sesungguhnya ia belum mencapai perkembangan yang sejati. Yang telah
diperkembangkan selama ini barulah kemampuan jiwanya (psikis, psiche, organorgan/jasmani-halus) seperti angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsunya saja.
Padahal, paugeran, kredo, ini menjadi kekuatan iman, keyakinan, kepercayaan saluran mengalirnya kasih dan anugerah Tripurusa ke dalam hati manusia.
Jika angan-angan terarah kepada keduniawian, maka dunia material itu seakanakan berdiri di antara manusia dan Tripurusa, sehingga membendung
mengalirnya kasih sayang dan anugerah.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

225

Tampak petani sedang sibuk membersihkan kebun cabenya di Bukittinggi, Sumatra Barat
Foto 7.3.1: Tanaman Cabe juga Perlu Dibersihkan dari Berbagai Hama Tanaman
Dalam menamam cabe, petani masih perlu membersihkan dan menyiangi tanamannya.
Mencabut rumput atau perdu liar agar tanaman cabenya dipastikan mendapat makanan
yang cukup dari zat hara dan pupuk yang sengaja disebarkan di tanah sekitar pohon-pohon
cabe tersebut. Virus Kuning dapat menyerang tanaman cabe membuat buah berkurang dan
cepat mati.
Membersihkan dan menyiangi hati manusia dari semua tumbuh-tumbuhan yang merusak
harus senantiasa dilakukan setiap harinya. Prasangka-prasangka kegelapan harus
dibersihkan dari hati manusia. Hati manusia seyogyanya bagaikan sehelai kertas yang
belum ditulisi, putih bersih. Sehingga hatinya dapat menerima pencerahan dari Guru
Sejati-nya tanpa rintangan.
Proses bertunggal dengan Hidup Abadi memerlukan
penerangan dalam perjalanan yang berupa pencerahan, pepadang, iluminasi-Nya.
Yang Mahatinggi itu ada dan berada di dalam hati, jantung-hatinya (heart, qolbu) pada
setiap orang. Kesadaran ini perlu ditandaskan dengan aktivitas Panembah. Aktivitas ini
adalah pelaksanaan niat guna meninggalkan cara hidup yang lama dan menyelaraskannya
dengan cara hidup selanjutnya berdasarkan ajaran Guru Sejati, yaitu sebagai pegangan
dalam proses pembebasan (pamudaran) di pusat imateri.

__________
http://v-images2.antarafoto.com/rp_ec_1304838605_re_455x276.jpg cited November 14, 2011.
http://www.antarafoto.com/bisnis/v1304838605/bertanam-cabe cited November 14, 2011.

226

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Paugeran membangkitkan niat manusia untuk mengamalkan Trisila dan Pancasila


(Hastasila). Oleh karena itu, manusia harus selalu tak terpisah dari Tripurusa di
Niat manusia untuk melaksanakan Hastasila dapat dibangkitkan

Paugeran (syahadat).

oleh

Manusia harus selalu merasa menyatu dengan

Tripurusa di dalam jiwa raganya. Agar selalu mengingatkan diri sendiri,


bahwa sesungguhnya tiap manusia itu masing-masing juga mempunyai
Tripurusa di dalam dirinya sendiri. Sesungguhnya hidup itu adalah satu.

dalam pikiran dan perasaannya, dan harus selalu mengingatkan diri sendiri,
bahwa tiap manusia itu masing-masing mempunyai Tripurusa di dalam dirinya.

7.3

ANAK TANGGA-2

Panembah, kebaktian (ibadat, sembahyang) adalah kewajiban dari tiap


manusia terhadap Suksma Kawekas dan Suksma Sejati, serta menjadi praktikum,
latihan bagi angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsunya untuk mengarahkan diri
kepada satu titik, yaitu Tripurusa. Apakah makna panembah, sembahyang, ibadat
itu di dalam Candra Jiwa Indonesia? Panembah adalah aktivitas untuk
menandaskan kesadaran, bahwa yang Mahatinggi itu ada dan berada di dalam
hati, jantung-hati (heart, qolbu) pada setiap orang. Yang Mahatinggi itu mutlak
diperlukan sebagai pegangan dalam proses pembebasan (pamudaran), apabila
dilaksanakan niat untuk meninggalkan cara hidup yang lama dan untuk
menyelaraskan cara hidup yang selanjutnya dengan ajaran Guru Sejati.
Semua tumbuh-tumbuhan yang merusak hati manusia harus disiangi dan
dibersihkan. Hati manusia harus putih-bersih bagaikan sehelai kertas yang belum
ditulisi, sehingga pencerahan dari Guru Sejati-nya dapat diterima tanpa rintangan.
Hati tidak digelapkan oleh prasangka-prasangka.
Pencerahan, pepadang,
iluminasi itu akan menunjukkan jalan di dalam proses bertunggal dengan Hidup
Abadi.
Karena itu, panembah adalah esensial sebagai penyokong kesadaran akan
adanya Tripurusa, yang diperkuat oleh percaya dan diamalkan oleh taat. Taat
berarti manusia melatih
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

227

Gambar lepasnya hubungan seutas tali-tiga pilin yang terputus secara paksa

Foto 7.3.2: Terputusnya Tali Secara Paksa


Seutas tali-3 pilin yang terputus secara paksa masih dapat disatukan tanpa mengurangi
kekuatannya secara bermakna. Kemampuan merajut ulang ini dimiliki oleh hampir seti-ap
pelaut dan pramuka yang bekerja dengan tali-temali. Kedua ujung tali yang rusak tersebut akan
dipotong, dirapikan dengan gunting, masing-masing disatukan dengan ujung yang belum rusak.
Kemudian dirajut kembali dengan alur rajutan tertentu.
Bagaikan seutas tali yang terhubung, pada suatu saat, keterikatan Sang-AKU-imateri, TheSelf,
Roh Suci dengan badan/jasmaninya dapat menjadi putus hubungan. Masih ada atau tidaknya
kecenderungan untuk mengikatkan diri dengan dunia luar menentukan status perubahan ini
bersifat sementara atau seterusnya.
Karena suasana atau sifat ibadat, kebaktian itu ditentukan oleh jarak atau perbedaan antara
dua derajat yang berurutan maka suasana kebaktian Aku-jasmani kepada Roh Suci adalah
derajat awam, muda yang mengawali derajat yang lebih dewasa atau lebih tinggi sesuai dengan
tekad, kemauan, dan keyakinannya.

__________
http://1.bp.blogspot.com/_HjDuAJR-d5Q/Sv4lRabz7QI/AAAAAAAAA_Q/o_A8QQYQ-Pk/s640/splice+1.jpg cited
November 15, 2011.

228

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

badan/jasmaninya dengan melaksanakan peraturan-peraturan tertentu sehingga


angan-angan, perasaan dan nafsu-nafsunya selaras dengan ajaran Guru Sejati.
Sentra-sentra vitalitas yang
Praktikum panembah menyelaraskan sentra-sentra vitalitas dan menciptakan iklim perasaan yang mendekati kesadaran Tripurusa. Jika iklim
tersebut menyamai kesadaran Tripurusa, maka lengkaplah manifestasi
kesadaran Tripurusa yang imateri tersebut di dalam diri manusia.

terlatih itu, dengan sendirinya menciptakan suatu iklim perasaan jiwa di dalam
kepribadian kita, yang selalu makin mendekati kesadaran dari Tripurusa. Jika
iklim rohaniah itu tadi sama dengan kesadaran Tripurusa, maka tibalah saatnya
Tripurusa bermanifestasi dengan lengkap di dalam badan/jasmani.
Pada saat itu, keterikatan Sang-AKU-imateri, TheSelf, Roh Suci dengan
badan/jasmaninya menjadi lepas hubungan. Perubahan ini dapat bersifat
sementa-ra atau seterusnya, tergantung dari masih ada atau tidaknya
kecenderungan untuk mengikatkan diri dengan dunia luar.
Dunia luar,
makrokosmos itu diwakili di dalam badan/jasmani manusia sebagai kesan-kesan,
pesan-pesan di dalam perasaan dan pikirannya.
Ibadat tersebut, dapat di-skema-kan berdasarkan tingkat, derajat, hierarki
dari badan/jasmani, Roh Suci, Suksma Sejati, dan Suksma Kawekas. Suasana atau
sifat ibadat, kebaktian itu ditentukan oleh jarak atau perbedaan antara dua
derajat yang berurutan. Oleh karena itu, secara hierarki ada tiga derajat suasana
kebaktian, yaitu:
I. Kebaktian Aku-jasmani kepada Roh Suci.
II. Kebaktian Roh Suci kepada Suksma Sejati.
III. Kebaktian Suksma Sejati kepada Suksma Kawekas.
I. Kebaktian Aku-jasmani kepada Roh Suci. Perbedaan antara Roh Suci
(imateri) dan Aku-jasmani ialah, bahwa beradanya Roh Suci tidak terikat oleh yang
material dan berbagai aspeknya seperti kehormatan, kemasyhuran, nama baik,
tradisi dan sebagainya.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

229

MAKROKOSMOS
Masyarakat

[Alam Semesta]

================l Pancaindra l=============================


Fisik

Manusia

MIKROKOSMOS

Soma

-------------------------------------------------Mental

Pamali

Pancasila: rela, sabar, narima,

Na f s u
Perasaan
Angan-angan

jujur dan budi luhur

Psike

Extraversi

Aku
Introversi
Trisila: sadar, percaya, taat
(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - -I TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: 3 Roh Suci (TheSelf)


Immaterial Centre
(TriAspect) 2 Suksma Sejati (TheForce)
[Alam Sejati]
Spiritual
1 Suksma Kawekas (TheSource)
=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 7.3.1: Kebaktian Sang Aku kepada Roh Suci


Angan-angan (cipta) dipergunakan untuk melatih dan membiasakan nafsu-nafsu agar
supaya menyesuaikan diri dengan Pancasila dan menjauhi Pamali. Untuk melaksanakan
tugas pelatihan ini, orang harus introspeksi dengan Trisila. Praktikum semacam ini akan
menjamin perubahan dalam cara hidup. Sehingga apa yang dikatakan dan apa yang
diperbuat olehnya dapat ditangkap oleh pancaindra.
Suksma Kawekas, TheSource adalah tujuan kebaktiannya itu. Pelaksanaan kebaktian dapat
dianggap sebagai tata cara sopan santun terhadap Suksma Kawekas, seperti layaknya
suatu keharusan mengindahkan sopan santun terhadap kepala negaranya, dalam
kehidupan sehari-hari.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

230

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Sedangkan Aku-material terikat kepada semua itu. Oleh karena itu, kebaktian
sang-Aku harus ditujukan untuk mengubah keterikatan ini, agar lambat-laun
menjadi hubungan yang sukarela, di mana tanggung jawab dan kasih yang tidak
Sikap hidup terhadap makrokosmos dan

Tripurusa yang dipraktikkan

oleh Aku-material akan menciptakan suatu iklim yang melingkupinya.


Iklim itu adalah hasil kerja sama dari ketiga sentra vitalitas. Agar hidup
harmonis manusia harus mengolah dan mengarahkannya ke Tripurusa.

mengikat. hubungan antara Roh Suci dan badan/jasmani di satu pihak dengan
dunia lingkungannya di lain pihak. Kiranya, proses selama praktikum ini dapat
disebut sebagai penyucian.
Seperti yang baru saja disebutkan, Aku-material menciptakan suatu iklim
yang melingkupi di satu pihak sikap hidup terhadap makrokosmos dan di lain
pihak dengan sikap hidup terhadap Tripurusa. Iklim itu adalah hasil kerja sama
dari ketiga sentra vitalitas: angan-angan, perasaan, dan nafsu. Untuk mengubah
iklim itu, manusia harus menggarap aktivitas sentra-sentra itu dan memimpinnya
ke arah Tripurusa.
Dalam usaha ini, cipta dipergunakan untuk melatih dan membiasakan nafsu
untuk menyesuaikan diri dengan Pancasila dan menjauhi larangan-larangan.
Untuk melaksana-kan tugas pelatihan ini, orang harus selalu ingat kepada Trisila.
Praktikum ini akan menimbulkan perubahan dalam cara hidup orang itu. Apa
yang dikatakan dan apa yang dilakukan olehnya adalah perbuatan-perbuatan
yang dapat ditangkap oleh pancaindera.
Pelaksanaannya adalah untuk meluhurkan tujuan dari kebaktiannya itu,
yaitu Suksma Kawekas, TheSource. Perbuatan-perbuatan itu dapat dianggap
sebagai tata cara sopan santun terhadap Suksma Kawekas, seperti dalam
kehidupan sehari-hari orang harus mengindahkan juga sopan santun terhadap
kepala negaranya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

231

Hormat Senjata pasukan upacara kepada inspektur upacara di teras depan Istana Merdeka

Foto 7.3.3: Upacara di Teras Istana Merdeka


Presiden SBY dalam upacara kenegaraan penyambutan Presiden USA Barack Obama dan
Ibu Negara Michelle Obama, di teras depan Istana Merdeka, Jakarta, karena hujan.
Pada upacara penyambutan tersebut di atas, juga diperdengarkan lagu nasional kedua
negara dan dentuman meriam dari taman Monumen Nasional.
Di dalam upacara kenegaraan dengan inspektur upacaranya seorang Presiden, biasanya
pasukan upacara melakukan penghormatan senjata dengan cara mengangkatnya, komandan upacara menggerakkan pedang ke samping kanan. Ketika angan-angan tidak
diikutsertakan di dalam upacara itu, maka gejala yang timbul bersamaan dengan simu-lasi
tersebut adalah perbuatan pura-pura, ketidakjujuran antara pikiran dan perbuatan-nya.
Terjadi ketidaksesuaian antara isi cipta dengan rangkaian perbuatannya.
Situasi tersebut mengingatkan perlunya cipta agar dipergunakan untuk menyebut dan
mengingat-ingat sifat-sifat dari Suksma Kawekas seperti, Maha Asih, Maha Murah, Maha
Adil, Maha Kuasa, dan sebagainya. Apa yang diingat itu harus diperkuat oleh bahasa dan
perbuatan di dalam kebaktiannya (panembah). Jika hanya angan-angannya saja yang
mengerjakan kebaktian itu dan alat-alat pelaksananya tidak mengikutinya, menunjuk-kan
bahwa manusia hanya mengalah kepada sifat luamahnya yang suka mencari kemudahan
saja, maka penguatan organis tidak didapatkan dalam kebaktiannya.
__________
http://img.ibtimes.com/id/data/images/full/2010/11/09/2266-sby-sambut-obama-di-istana-merdeka-upacara-enegaraan.jpg Cited
November 22, 2011.
http://id.ibtimes.com/articles/3177/20101109/sby-sambut-obama-di-istana-merdeka-upacara-kenegaraan.htm Cited November 22,
2011.

232

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Di dalam upacara kenegaraan yang dipimpin oleh Kepala Negara dapat


berupa penghormatan senjata dengan cara mengangkatnya, menggerakkan
pedang ke samping kanan, atau menempatkan tangan kanan ke dahi. Apabila
Sang-Aku baru

yang berpenampilan lebih berpotensi dalam tanggung

jawab dan kasih sayangnya hanya dapat dimunculkan setelah arah


orientasi makrokosmos dibalikkan tetapi bukan untuk kehidupan yang
autistik. Arah kesadaran sang-Aku hendaknya ditujukan ke pusat imateri, ke kesadaran Tripurusa, pusat omnipotensi itu sendiri.

angan-angan tidak ikut serta di dalam upacara itu, maka timbullah gejala yang
bersamaan dengan simulasi tersebut sebagai perbuatan pura-pura, ketidakjujuran
antara pikiran dan perbuatannya. Isi ciptanya tidak sesuai dengan rangkaian
perbuatannya.
Oleh karena itu, perlu sekali agar ciptanya dipergunakan untuk menyebut
dan mengingat-ingat sifat-sifat Suksma Kawekas, seperti Mahaasih, Mahamurah,
Mahaadil, Mahakuasa, dan seterusnya.
Apa yang diingat itu harus diperkuat oleh bahasa dan perbuatan di dalam
kebaktian/ibadat itu. Jika hanya angan-angannya saja yang mengerjakan
kebaktian/ibadat itu dan alat-alat pelaksananya tidak ikut serta, itu berarti
manusia hanya mengalah kepada sifat luamah yang suka mencari mudahnya saja,
maka kebaktiannya itu tidak mendapatkan penguatan organis.
Di dalam kebaktian/ibadat Aku-material kepada Roh Suci adalah perlu
sekali dengan tepat objek dari perbuatan kita dan menyesuaikan bahasa kita
dengan Trisila dan Pancasila. Bersamaan dengan itu, memindahkan titik berat
kesadaran, sikap hidup dari orientasi dunia-luar (makrokosmos) menuju orientasi
ke dalam dirinya, yang sedalam-dalamnya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

233

Dua petugas sedang membalikkan arah lokomotif kereta api diesel secara manual

Foto 7.3.4: Mungkin Saja Membalikkan Arah Jalannya Lokomotif


Lokomotif disel tersebut dapat saja berjalan mundur, namun membalikkan arah jalannya
lokomotif agar lebih harmonis telah dilakukan oleh dua petugas yang melakukannya secara
manual.
Luamah sebagai lokomotif yang berorientsi negatif setelah mengalami praktikum pembiasaan,
dapat menampilkan segi-segi netral-nya saja yang tampil ke permukaan. Telah terjadi dengan
sendirinya konversi di dalam nafsu lauwamah sifat-sifatnya yang (negatif) egoistik, malas,
kejam, curang, pelampiasan syahwat berubah menjadi sifat-sifat (netral) perkuatan jasmani,
toleransi, dan kuat dalam menahan kekurangan-kekurangan.
Tetapi, kemampuan asli daya dorongnya masih ada, hanya objek dan arahnya saja yang
berubah. Inilah yang disebut mekanisme sublimasi di dalam candra jiwa manusia Indonesia.
Konversi nafsu luamah ini dipermudah dan dibantu dengan memobilisasi asmara sufi, gabungan
kekuatan mutmainah-sufiah, bagaikan menyatukan kekuatan kuda putih (egosentrifugal: sosial
dan suprasosial) dan kuda kuning (keinginan, cinta).
__________
http://offtherailsbackontrack.co.uk/ruislip_lido_railway_1.JPG cited November 10, 2010.

234

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Membalikkan arah orientasi ini bukan berarti membelakangi sama sekali dunia
luar dan menutup diri di dalam kehidupan intrapsikisnya. Tetapi, justru akan
Menyesuaikan bahasa kita dengan Hastasila serta memilih dengan tepat
objek dari perbuatan, sangat diperlukan di dalam praktik kebaktian
Aku-material kepada Roh Suci. Selanjutnya agar memindahkan orientasi
dunia-luar (makrokosmos) menuju ke dalam dirinya sendiri (mikrokosmos) yang sedalam-dalamnya.

menampilkan keluarnya Sang-Aku baru yang berpenampilan tanggung jawab dan


kasih-sayangnya semakin lama menjadi semakin kuat.
Perbuatan ini, seperti telah disebutkan sebelumnya, adalah menuju
perubahan iklim pribadi, dengan kemampuan fungsi angan-angan, perasaan dan
nafsu tetap lengkap. Luamah telah mengalami praktikum pembiasaan, sehingga
segi-segi baiknya saja yang tampil ke permukaan. Telah terjadi dengan sendirinya
konversi di dalam nafsu lauwa-mah sifat-sifatnya yang egoistik, malas, kejam,
curang, pelampiasan syahwat berubah menjadi sifat-sifat perkuatan jasmani,
toleransi, dan kuat dalam menahan kekurangan-kekurangan.
Tetapi, kemampuan asli daya dorongnya masih ada, hanya objek dan
arahnya saja yang berubah. Inilah yang disebut mekanisme sublimasi di dalam
candra jiwa manusia Indonesia. Konversi nafsu luamah ini dipermudah dan
dibantu dengan memobilisasi asmara sufi, gabungan kekuatan mutmainah-sufiah,
bagaikan menyatukan kekuatan kuda putih (egosentrifugal: sosial dan suprasosial)
dan kuda kuning (keinginan, cinta).
Dalam praktikum dan latihannya, manusia memilih dan menciptakan
keadaan tertentu yang mempermudah kebiasaannya sendiri. Menjadi jelas, di
mana ada keterikatan, maka keadaan lahiriah di situ tidak dapat diabaikan.
Keadaan lahiriah ini justru dapat merangsang dan memperkuat niat untuk
mengamalkan kebaktian kepada Suksma Kawekas.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

235

Sebuah petir memecah kegelapan malam di Laut Hitam menerangi tepi pantai Sochi

Foto 7.3.5: Fenomena Alam yang Menakjubkan dan Menakutkan di Laut Hitam
Sochi terletak di tepi pantai Laut Hitam Russia. Adalah suatu tempat yang memiliki banyak
pesona keindahan alam. Foto yang diambil pada hari Kamis 7 April 2011 tersebut
menunjukkan suatu keindahan dari letupan petir yang berkelok-kelok dan bercabangcabang di atas angkasa-malam Sochi. Petir sangat berbahaya karena dapat merusakkan
pohon, rumah, dan membunuh manusia.
Ke-percaya-an kepada Maha Kekuasaan Suksma Kawekas atas universum, yang diwakilkan
kepada Suksma Sejati, yang menjadi Penuntun dan Guru Sejati-nya manusia. Maha
Kekuasaan ini dapat dilihat dan dialami manusia atas eksistensi benda-benda di dunia,
iklim dan fenomena alam lainnya yang tidak mungkin dibuat oleh tangan-tangan manusia.

__________
http://1.bp.blogspot.com/-499Flr3CBRI/TZ0DPVP5w5I/AAAAAAAAABA/fS6wa_n3P60/s 1600/sochi-thunder-03++Copy.png cited November17, 2011.
http://cityofthefuturesochi.blogspot.com/ cited November17, 2011.

236

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Orang dapat memilih dan menciptakan tempat dan waktu yang khusus
untuk tujuan panembah. Kata-kata dalam panembah dipilih demikian, sehingga
selalu berisi dan merangsang aktivitas:
Kebiasaan

panembah, kata-kata yang terpilih dalam ibadah

tersebut

dapat merangsang sentra-sentra vitalitas jiwa untuk bergabung sepenuhnya. Walaupun upacara kebaktian tersebut belum dimulai, bahkan
masih dalam tahap persiapan, gabungan kekuatan

ini dengan sendiri-

nya sudah menimbulkan suasana, iklim panembah yang khas.

1. Ke-sadar-an akan adanya Suksma Kawekas dan Suksma Sejati, dengan jalan
mengingat sifat-sifatnya seperti Maha Luhur, Maha Pengasih, Maha Pemu-rah,
Maha Adil, Maha Kuasa dan sebagainya.
2. Ke-percaya-an kepada Maha Kekuasaan Suksma Kawekas atas universum, yang
terletak di tangan Suksma Sejati, yang menjadi Penuntun dan Guru Sejati-nya
manusia. Maha Kekuasaan ini dapat dilihat dan dialami manusia atas eksistensi
benda-benda di dunia, iklim, dan fenomena alam lainnya yang tidak dapat dibuat
oleh tangan-tangan manusia.
3. Ke-taat-an untuk mengamalkan makna dari syahadat, kredo, paugeran dan
melaksanakan janji manusia sebagai makhluk rohaniah, seperti mengamalkan
Pancasila dan menjauhi larangan Tuhan (Pemali).
Selama panembah, sembahyang, tercipta suasana psikis, di mana ketiga
sentra vitalitas bekerja bersama secara selaras dan seimbang. Setelah panembah
selesai, suasana ini tidak segera hilang. Suasana ini tetap meliputi jiwanya,
sampai orang itu sendiri menciptakan suasana yang berbeda di dalam jiwanya.
Iklim panembah yang khas dapat dicapai selama panembah atau sebelumnya,
misalnya selama persiapan untuk panembah, bahkan sebelum rangkaian
upacara-upacara panembah dimulai.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

237

Garis horison yang tak terhingga itu telah diwakili oleh fenomena pertemuan laut, langit dan sinar
matahari senja yang dapat disaksikan dari tepi pantai. (Sunset dan surving di Bali)

Foto 7.3.6: Batas Horison


Di garis batas horison itu seolah-olah tampak laut yang tenang, sunyi, sepi nyaris tak
bergelombang, penuh kedamaian. Makin menuju pantai tampak kegiatan perahu, bahkan
riak-riak gelombangnya cukup besar di mana orang masih dapat bermain papan selancar.
Pemandangan horison alam ini sangat menenteramkan hati.
Perlu sekali menenteramkan hati sebelum manembah (berdoa, ibadat) dengan membebaskan diri dulu dari semua persoalan hidup sehari-hari. Ketika masuk dalam upacara
panembah sudah tanpa beban yang tak berguna sebab dapat mengganggu suasana batin.
Panembah adalah jalan untuk masuk ke dalam suasana beradanya Tripurusa. Di sini tidak
ada pikiran, afektif, dan hasrat, serta keinginan.
Jika ketiga sentra vitalitas itu masih berfungsi, jadi angan-angan kita masih memperlihatkan berbagai bayangan dan berbagai proses, perasaan masih memuat emosi dan nafsu
masih menghasilkan keinginan-keinginan, maka manusia yang manembah itu tidak akan
sampai ke tempat beradanya Tripurusa, di pusat imateri.
__________
http://www.travelingsurfers.com/images/2007_06_22_Surfing%20Bingin,%20Bali/images/IMG_8793.jpg cited
November 17, 2011.

238

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Karena pembiasaan, sentra-sentra vitalitas itu seakan-akan dengan sendirinya mempersatukan diri untuk menjadi satu tenaga yang tergabung sepenuhnya,
sebelum upacara panembah dimulai. Kadang-kadang, iklim kebaktian itu tidak
Ada ambang asensoris di gapura (theGate, rahsa jati) Tripurusa yaitu
suatu keberadaan kesadaran tanpa merasakan adanya badan/jasmani,
tidak dibatasi oleh sifat-sifat jasmani. Yang bersangkutan tidak merasa
di dalam badan/jasmaninya. Secara sadar terasa bahwa ia berada di
dalam suasana tidak-terbatas.

dapat tercapai, yaitu jika manusia tidak dapat mengeluarkan dari angan-angannya
semua persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Pikirannya belum beriklim teduh,
hening, dan bening.
Dunia luar ikut dengan manusianya masuk ke dalam panembah, karena
dunia yang telah diawetkan di dalam angan-angannya (pikiran, afektif, kesankesan yang menyenangkan dan yang menyusahkan) telah memperoleh otoritas
yang dapat memaksa manusia menjadi budaknya. Karena itu perlu sekali sebelum
manembah untuk membebaskan diri dulu dari semua persoalan sehari-hari dan
tanpa beban tak berguna masuk di dalam panembah. Panembah adalah jalan
untuk masuk ke dalam suasana beradanya Tripurusa. Di sini tidak ada pikiran,
afektif, dan hasrat, serta keinginan.
Jika ketiga sentra itu masih berfungsi, jadi angan-angan kita masih
memperlihatkan berbagai bayangan dan berbagai proses, pangrasa masih
memuat emosi dan nafsu masih menghasilkan keinginan-keinginan, maka
manusia yang manembah itu tidak akan sampai kepada beradanya Tripurusa.
Manusia harus melatih diri untuk memasuki dirinya makin lama makin
mendalam dan untuk dapat sampai kepada keadaan kosong dan sunyi-sepi, di
mana penggunaan

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

239

Free diving adalah teknik menyelam tanpa peralatan


nafas di dalam laut. (Foto di Kepulauan Bahama)

Foto 7.3.7: Free Diving , Menyelam Tanpa Alat Pernafasan


Vertical blue, adalah tempat belajar menyelam-bebas alat pernafasan, mengemukakan 3
pendekatan yaitu kesadaran, keselamatan, dan kegembiraan. William Trubridge, direktur
kursus menyelam, dalam silabus 5 hari kursusnya mengajarkan tentang strategi
mengurangi kebutuhan energy, menyelam tanpa pemanasan untuk meningkatkan refleks
selam, kebugaran tanpa nafas, dan regresi tak terbatas melalui yoga untuk menata
kemungkinan di alam bawah sadar manusia.
Menceburkan diri ke dalam keber-ada-an tak terbatas di kedalaman hati dengan jalan
panem-bah adalah sungguh-sungguh suatu perbuatan yang berani, karena langkah
berikutnya membuat sentra-sentra vitalitas itu sendiri menjadi tidak diperlukan lagi. Katakata di dalam panembah, sikap introspeksi dan lingkungan yang diperlukan telah berjasa
untuk memimpin sang Akunya, guna menceburkan diri di kedalaman lautan hati tersebut.
Sebab sentra-sentra yang diwakili sang Aku itu terikat oleh materi, dan masih
membutuhkan peranan pancaindra untuk mendapatkan pengalaman.
__________
http://verticalblue.net/images/freediver cited November 17, 2011.
http://verticalblue.net/method.php cited November 17, 2011.

240

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

pancaindra (juga bagian halusnya) akan mengganggu. Di sana di dalam diri kita, di
gapura Tripurusa, ada ambang asensoris, di mana ada kesadaran tanpa
merasakan adanya badan jasmani, oleh karena itu tidak dibatasi oleh sifat-sifat
Selama panembah berlangsung, sering terbayang pikiran yang melayanglayang di depan mata, itu harus diabaikan tanpa perasaan sedikit pun.
Berarti kita melakukan de-subjektifasi terhadap isi angan-angan dengan
maksud menghilangkan kekuasaan angan-angan itu sendiri. Tanpa membuat suatu bayangan pun, kesadaran akan Tripurusa dapat tercapai.

jasmani. Orang tidak merasa di dalam badan, sebaliknyalah, orang sadar berada
di dalam suatu ke-tak-terbatasan.
Kata-kata panembah, sikap, dan lingkungan diperlukan dan telah berjasa
untuk memimpin sentra-sentra vitalitas, guna menceburkan diri ke dalam keberada-an yang telah disebutkan di atas. Menceburkan diri adalah sungguh-sungguh
suatu perbuatan yang berani, karena langkah berikutnya membuat sentra-sentra
itu sendiri menjadi tidak diperlukan lagi. Jadi yang menjadi masalah adalah
mengorbankan eksistensinya sendiri, tanpa mendapat sesuatu sebagai gantinya.
Seperti yang selama ini sudah dikenal di dalam suasana eksistensinya sentrasentra vitalitas itu sendiri. Sebab Tripurusa itu imateri, sedangkan ketiga sentra
itu terikat oleh materi dan membutuhkan pancaindra untuk mendapatkan
pengalaman. Selama panembah, orang hendaknya jangan membentuk bayangan
dari Tripurusa atau dari siapa pun juga.
Kesadaran akan Tripurusa akan dapat tercapai tanpa membuat suatu
bayangan. Bayangan-bayangan pikiran yang melayang-layang di depan mata
selama panembah, harus diabaikan tanpa disertai perasaan apa pun. Dengan
jalan itu, isi angan-angan didesubjektifkan dan karena itu dihilangkan kekuasaannya.
Dapat terjadi, ketika orang selama panembah, mencapai keadaan
beradanya Tripurusa, di dalam keadaan yang terasa asing baginya, ia lalu ingin
kembali kepada suasana psikisnya

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

241

Greta Garbo membintangi film Mata Hari, film ini dirilis 26 Desember 1931

Foto 7.3.8: Legenda Penari Erotis Mata Hari


Margaretha Geertruida Zelle, adalah wanita Belanda berdarah Indonesia yang berpro-fesi
sebagai penari erotis dengan nama panggung Mata Hari. Ia mengaku mendapatkan
pencerahan tariannya dari ukiran batu di Candi Borobudur. Penari yang begitu mudahnya
mengikat pria dari berbagai kalangan (pebisnis, pejabat sipil, dan tentara) itu terseret
menjadi agen rahasia ganda Perancis dan Jerman semasa perang dunia pertama.
Manusia sesuai dengan kodratnya sering tergoda akan harta, tahta, dan wanita (lawan
jenisnya). Godaan duniawi yang masih kasat mata. Godaan yang tergolong kasar
(terlihat, teraba) tersebut sering begitu mengikat-erat kesadaran jiwanya, sehingga
melupakan tujuan hidup esoteris, suprasosial, dan spiritualnya.
Tidak begitu
menyenangkan, seperti sering dikatakan beberapa orang menurut pengakuannya. Ikatan
itu seharusnya ditemukan karena dirasakan sebagai beban yang tak berguna. Tentu saja
jika manusia masih ingin berlatih untuk membebaskan diri dari godaan yang menyiksa itu.
__________
http://cfs2.tistory.com/upload_control/download.blog?fhandle=YmxvZzIwMDU3QGZzMi50aXN0b3J5LmNvbTovYXR0
YWNoLzE1LzE1MzIuanBn cited Nopember 30, 2011.
Remy Sylado. Aku Mata Hari. Cerita bersambung Harian Kompas, dimulai dari tanggal 5 Mei 2010.

242

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

yang sehari-hari, yang begitu akrab baginya. Begitu keinginan itu timbul, begitu
ia kembali kepada keadaan jiwanya yang semula. Di dalam keadaan Tripurusa itu
tadi, orang hendaknya juga jangan berusaha mengingat-ingat kembali sisa kaliDi dalam praktik panembah sehari-hari, janganlah hendaknya berusaha
mengingat-ingat sisa kalimat di dalam panembah, hanya karena tadi
belum diselesaikannya. Mungkin ia sudah tertarik ke dalam keadaan
Tripurusa berada. Sebenarnya ia sudah berada di dalam suasana Rahsa
Jati (theGate) ketika ibadah itu masih dalam tahap persiapan.

mat-kalimat sembahyang, karena tadi belum diselesaikannya. Memang dapat


terjadi, bahwa orang sudah tertarik ke dalam keadaan-berada di Rahsa Jati
(theGate) sebelum panembah itu selesai.
Di dalam Wedotomo karangan Wiryokusumo [6]
Pambukaning warana
tarlen saking
liyep layaping aluyut
pinda pesating supena
sumusup ing rasa jati.

(Terbukanya selubung)
(tidak lain daripada)
(dalam keadaan antara tidur dan bangun)
(dengan menghilangnya pikiran)
(masuk ke Rahsa Jati)

Ikatan duniawi tidak begitu menyenangkan, seperti sering dikatakan orang


menurut pengakuannya. Ikatan itu harus ditemukan dan dirasakan sebagai beban
yang tak berguna, jika orang ingin berlatih untuk membebaskan diri dari padanya.
Pelepasan sentra-sentra hidup itu pada mulanya terjadi dengan sekonyongkonyong. Sebelum orang menyadari, orang sudah berada di dalam keberadaan

__________
[6] Wiryokusumo, Serat Wedotomo (dipersembahkan kepada Mangkunegara IV). Surakarta 1957,
Penerbit dan Toko Buku De Bliksem.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

243

Oasis adalah suasana yang kontras di gurun pasir, tiba-tiba ada mata air penghidupan
Foto 7.3.9: Oasis di Gurun Pasir
Tampak oasis sebagai suatu kompleks kehidupan tumbuh-tumbuhan, binatang, dan
manusia di tengah-tengah gurun pasir yang ditopang oleh adanya mata air yang
membentuk sebuah danau kecil di tengahnya. Pada zaman dulu merupakan tempat
persinggahan kafilah onta dan penumpang-penumpangnya.

Panembah dapat dianggap sebagai oasis di dalam gurun pasirnya keinginan-keinginan


yang tak terkendali, karena menciptakan suasana yang khas tersebut. Panembah yang

intensitasnya ditingkatkan, meluaskan suasana yang khas, bahkan dapat meliputi orangorang di sekitarnya. Sentra-sentra vitalitas, seperti luamah memperlihatkan segi baiknya
karena bekerja sesuai dengan suasana harmoni itu.
Suasana ini makin meluas, oasis yang meluas akan mengubah gurun pasir menjadi
tamansari. Derajat Roh Suci menjadi kenyataan. Manusia telah mampu membebaskan diri
dari ikatan-ikatan materi, duniawi, dan badan/jasmaninya sendiri.

__________
http://www.flickr.com/photos/ilovetechnology/3405350448/ cited November 19, 2011.

244

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Tripurusa. Keadaan ini mirip dengan keadaan kesadaran antara tidur dan bangun,
sebagai senjakala antara siang dan malam hari. Inilah keadaan Rahsa Jati, TheGate. Suatu kontinuitas antara alam sejati dengan jiwa, jasmani halus.
Suksesnya pengorbanan sang-Aku membuktikan bahwa ia telah menang
terhadap dirinya sendiri.

Upaya tersebut merupakan syarat mutlak

menyucikan diri dengan sempurna. Pada derajat Roh Suci yang permanen, sudah tidak dikeruhkan lagi oleh keinginan-keinginan jasmaniah.
Sehingga gemerlapnya dunia sudah tidak berhasil memikatnya lagi.

Panembah menciptakan suasana, yang dapat diibaratkan sebagai oasis di


dalam gurun pasirnya keinginan-keinginan yang tak terkendali. Suasana yang
khas ini meluas sesuai dengan intensitas panembah yang dipertinggi, dan dapat
meliputi orang-orang lain di luar pelaku panembah. Sentra-sentra vitalitas,
karenanya dapat bekerja sesuai dengan suasana yang penuh harmoni tersebut.
Luamah memperlihatkan segi baiknya. Suasana ini makin meluas sehingga
menggejala dengan tetap. Oasis yang meluas akan mengubah gurun pasir
menjadi tamansari. Tercapailah derajat Roh Suci. Dalam derajat ini, manusia
telah membebaskan diri dari ikatan-ikatan material, ikatan dunia dan
badan/jasmaninya sendiri.
Manusia telah disucikan dengan sempurna. Ia telah menang atas dirinya
sendiri dengan jalan mengorbankan Aku-nya. Jika derajat ini telah menjadi
permanen, jadi tidak dikeruhkan lagi oleh keinginan-keinginan yang bersifat
jasmaniah, maka lenyaplah seketika itu juga daya pikat dunia bagi manusia.
Daya pikat dunia itu hanya ada selama manusia merasa tertarik kepadanya.
Jika manusia merasa tidak tertarik lagi, maka hilanglah daya tarik dunia baginya.
Sekarang manusia mengarahkan diri kepada Suksma Sejati, TheForce dan mulailah
kebaktian Roh Suci kepada Suksma Sejati.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

245

Rangkaian kata-kata dan untaian bunga-bunga sebagai ungkapan perpisahan

Foto 7.3.10: Rangkaian Bunga Perpisahan bagi Kerabat yang Meninggal Dunia
Ketika seorang kerabat telah berpulang ke alam baka, disampaikanlah ucapan innalillahi
wa inna ilaihi rojiun (Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada Allah jualah kita kembali).
Disertai permohonan semoga beliau diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan di sorgaNya. Kepada keluarga yang ditinggal agar tabah menghadapi cobaan ini dan diberi
kekuatan iman kepada-Nya.
Menurut kodratnya, semua aspek-aspek jasmaniah polaritasnya berlawanan dengan pusat
imateri. Pada saatnya dapat diduduki oleh Roh Suci (TheSelf) di titik tengahnya. Ia sendiri
tanpa gerak kecuali bila dihidupi dan dituntun oleh TheForce, pemimpin dan gurunya yang
sejati. Di dalam penyerahan diri dengan suasana tanpa gerak ini, Roh Suci diterima ke
dalam kekuasaan Suksma Sejati. Si Siswa menjadi Guru, Guru Sejati, meminjam suatu
rangkaian kata-kata dari Kitab Suci, ketika ada kerabatnya yang kembali kepada Tuhan
Asal Mula Hidup, maka diucapkan kata-kata innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Dengan
penuh rasa hormat kepada-Nya kepada mereka yang telah sukses menyelesaikan tugasnya
di dunia.
__________
http://2.bp.blogspot.com/-6OBQldbMtqk/TbTTLT3iHOI/AAAAAAAAAGs/rS2VPnNPX0U/s1600/duka.jpg cited
December 1, 2011.

246

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

II. Kebaktian Roh Suci kepada Suksma Sejati. Ditentukan oleh perbedaan
yang ada antara Suksma Sejati dan Roh Suci. Keduanya adalah imateri.
Perbedaan terletak di dalam keterbatasan Roh Suci, yang terbatas pada kemanuKarena Roh Suci yang imateri telah menguasai kesadaran Aku material,
maka kebaktiannya sudah tidak memerlukan lagi upacara. Sehingga
ruang dan waktu tidak mengikat panembahnya. Roh Suci ikhlas menerima kewajiban dan nasibnya, agar dipimpin Guru Sejati kembali kepada
Asalnya yang suci, yaitu ke Sumber Hidup-nya.

siaan, sedangkan Suksma Sejati itu tidak terbatas. Suksma Sejati adalah Hidup
yang memberi hidup kepada semua yang hidup. Karena kesadaran Aku material
telah dikuasai Roh Suci yang imateri, maka kebaktian pada derajat ini sudah tidak
memerlukan lagi upacara. Dan panembahnya sudah tidak terikat lagi oleh ruang
dan waktu.
Roh Suci membiarkan dirinya dituntun oleh Suksma Sejati, tanpa
berkemauan sendiri, tanpa menanyakan kepada diri sendiri bagaimana dan
mengapa terjadi pasang surut di dalam kehidupannya. Yang ada ialah menerima
mutlak kewajiban dan nasib, dengan motif satu-satunya agar dipimpin Guru
Sejati kembali kepada Asalnya yang suci, Sumber Hidup-nya. Roh Suci berada di
titik tengah dari semua aspek jasmaniah yang polaritasnya berlawanan.
Di dalam penyerahan diri yang tanpa gerak ini, Roh Suci diterima ke dalam
Suksma Sejati. Si Siswa menjadi Guru, Guru Sejati, meminjam suatu rangkaian
kata-kata dari Kitab Suci, ketika ada kerabatnya yang kembali kepada Tuhan, Asal
Mula Hidup, maka diucapkan kata-kata inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Dengan
penuh rasa hormat kepada-Nya.
III. Kebaktian Suksma Sejati kepada Suksma Kawekas. Adalah kebaktian
manusia berbudi luhur dalam arti, menurut Candra Jiwa Manusia Indonesia ini.
Perbedaan Suksma Kawekas dengan Suksma Sejati terletak di dalam perbedaan

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

247

D1

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

[Alam Semesta]

==================lPancaindral============================
D2

Dunia dalam

MIKROKOSMOS

Manusia: Fisik

--------------------------------------------------Pancasila: rela, sabar, narima,

D3

Nafsu
Perasaan
Angan-angan

Mental

jujur, budi luhur


Extraversi

Aku
Introversi
Trisila: sadar, percaya, taat
(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati lD4

--------------------------

Tripurusa Roh Suci


Suksma Sejati
Suksma Kawekas

Spiritual

Pusat Imateri
[Alam Sejati]
========================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 7.3.2: Struktur Manusia sebagai Makhluk Rohaniah


Ketika kita memahami struktur manusia sebagai makhluk rohaniah, yang berfungsi sebagai
faktor-faktor pendukungnya adalah sentra-sentra vitalitasnya. Merujuk struktur itu,
ibadat-ibadat, kebaktian-kebaktian tertentu, dapat digolongkan menjadi ibadatnya nafsu,
perasaan, angan-angan, dan rahsa jati. (D1-4= dimensi, matra, dunia)
Sifat-sifat baik dari nafsu luamah dapat dikembangkan dengan latihan keterampilan untuk
menguasai sifat-sifat buruknya adalah identik dengan ibadatnya nafsu. Adalah dengan
mempraktikkan secara kasat-mata dalam perilaku kehidupannya sehari-hari. Tercermin
tata-cara hidup dan tata-susila terhadap masyarakat (Pancasila) dan terhadap Tripurusa
(Trisila) dalam suasana yang harmonis.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

248

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

antara yang diam, statis dan yang bergerak, dinamis. Di dalam kebaktian Suksma
Sedjati kepada Suksma Kawekas adalah diserahkannya kembali kebijaksanaan
dan kekuasaan kepada Empunya.
Menjadi Pemimpin dan Guru Sejati-nya umat manusia (teoretis) layak disandang oleh manusia yang telah mencapai derajat Suksma Sejati. Panembahnya Suksma Sedjati kepada Suksma Kawekas, adalah diserahkannya kembali Kebijaksanaan dan Kekuasaan yang telah dipinjamkan
kepada Pemiliknya, ialah Suksma Kawekas, Sumber Hidup itu sendiri..

Manusia yang telah mencapai derajat Suksma Sejati, menjadi Pemimpin


dan Guru Sejati-nya umat manusia. Ia adalah juga Pepadang terhadap semua
yang hidup, sampai akhirnya Ia, sebagai Suksma Kawekas, menyadari tiap
barang dan meliputi seluruh universum. Karena intensitas kebaktiannya maka
kebutuhan-kebutuhan organis seperti makan, minum, dan tidur sampai-sampai
tidak terasakan lagi. Di dalam titik akhir ini, yang dahulunya titik mula, Kehendak
telah lahir dari dirinya sendiri. Inilah Sumber Hidup yang memberi hidup kepada
semua yang hidup dan yang menciptakan materi untuk dijadikan wadah Hidup itu.
Jika kita kembali kepada struktur manusia sebagai makhluk rohaniah, dan
sentra-sentra vitalitas sebagai faktor-faktor pembentukannya. Maka berdasarkan
struktur itu, kita dapat juga menggolong-golongkan ibadat-ibadat, kebaktian
tertentu, menjadi ibadatnya nafsu, perasaan, angan-angan dan rahsa jati. Inilah
pembagian ibadat yang paling cocok buat manusia berdasarkan sifat tipologi
pribadi masing-masing.
Ibadatnya nafsu, adalah mengembangkan sifat-sifat baik luamah di
samping latihan pembiasaan menguasai sifat-sifat buruknya (dressuur).
Pelaksanaan praktisnya terdiri atas pengamalan peraturan tata-hidup dan tatasusila terhadap masyarakat (Pancasila) dan terhadap Tripurusa (Trisila) dengan

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

249

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

D1

[Alam Semesta]

Masyarakat

==================lPancaindral============================
Manusia
Fisik

D2

Soma

Dunia dalam

MIKROKOSMOS

--------------------------------------------------Psike

Extraversi

Pancasila: rela, sabar, narima, jujur, budi luhur


Mental

D3

Angan-angan
Introversi

AKU
A KU

Perasaan, Nafsu-nafsu
Trisila: sadar, percaya, taat

AKU
AKU
AKU

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati lD4

-------------------------Tripurusa: 3Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas


TreFoil:

TheSelf

TheForce

TheSource

Pusat Imateri
[Alam Sejati]
Spiritual
========================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 7.3.3: Penyerahan Total Sang Aku


Ketika subjeknya telah berubah menjadi objek, dunia luar sebagai problem sudah tidak
berarti lagi. Problemnya adalah introspeksi diri kepada kehidupan dan kepada sentrasentra vitalitasnya sendiri. Aktivitas dan perkembangan fungsi jelas masih ada dalam
tahap perkembangan ini. Lambat-laun aktivitas dan perkembangan fungsi sentra-sentra
vitalitas itu pun tidak menjadi problem lagi. Sampailah pada penyerahan total kepada
matinya sang-Aku manakala telah tercapai tingkat heneng (diam), hening, dan menanti apa
yang akan terjadi.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

250

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

perilaku yang dapat ditangkap oleh pancaindera. Di samping latihan pembiasaan


menguasai luamah, manusia harus melatih diri dalam menggunakan asmara-sufi
(-laya), yaitu suatu pendekatan kombinasi kekuatan mutmainah (kuda putih) deKemahiran mengendalikan kuda hitam-luamah, harus mahir pula mengarahkan asmara-sufi (-laya)-nya,

yaitu suatu kombinasi

kekuatan

kuda putih-mutmainah dengan kuda kuning-sufiah. Keinginan bertunggal dengan Tripurusa harus diberi semangat, kekuatan, keuletan, dan
kemauan dari kuda merahnya nafsu amarah.

ngan sufiah (kuda kuning). Keinginan harus diarahkan kepada ingin bertunggal
dengan Tripurusa dan kemauan (amarah, kuda merah) harus memberi kekuatan,
keuletan ke arah itu.
Objek pemilihan aktivitas harus diubah. Orang masih membedakan
suruhan, anjuran dan larangan di dalam kehidupan sosial, membedakan baik dan
buruk, dosa dan bukan dosa, pantas dan tak pantas, dan sebagainya. Karena
ibadatnya nafsu kepada Tripurusa, lambat laun dicapai suatu derajat, di mana
nilai-nilai itu tidak berlaku lagi dan sikap hidup berubah dari mempersoalkan apa
yang diperbuat, menjadi mempersoalkan bagaimana orang berbuat. Tidak lagi
diperlukan pemilihan objek, yang menjadi problem hidup sekarang ialah
peneropongan dan penerangan terhadap subjek.
Subjeknya sekarang menjadi objek. Dalam tingkat ini, dunia luar sebagai
problem sudah tidak berarti lagi. Problemnya adalah memindahkan diri kepada
hidupnya sendiri dan kepada sentra-sentra vitalitasnya sendiri. Dalam tingkat
perkembangan ini masih ada aktivitas dan perkembangan fungsi. Tetapi
pelaksanaan fungsi ini pun lambat-laun tidak menjadi problem lagi. Maka
tercapailah tingkat heneng (diam), menanti apa yang akan datang, penyerahan

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

251

Yang menarik pada foto ini adalah benda bersinar lebih berat dari mata uang emas

Foto 7.3.11: Timbangan


Sebelum timbangan digunakan, lengan kanan dan kirinya berada sama tinggi berada pada
posisi netral. Anak timbangan dipakai sebagai pengukur beratnya benda yang ditimbang.
Ketika anak timbangan bergerak ke atas, akan ditambah begitu pula sebaliknya akan
dikurangi sehingga penimbang dan yang ditimbang menjadi sama beratnya.
Ibadatnya perasaan berada dalam posisi sikap netral, yaitu berada tepat di titik tengah di
antara semua keberpihakan yang berlawanan. Tidak ada menerima atau menolak, tidak
ada penentuan nilai seperti indah dan jelek, baik dan buruk, tinggi dan rendah, pandai
dan bodoh, susila dan asusila. Dalam teori ini, aktivitas perasaan (afektif) yang berlawanan
baik itu positif maupun negatif, merupakan bentuk keterikatan dengan dunia sekitarnya,
oleh karena itu dapat dianggap sebagai penderitaan.
__________
http://fatkhuladhiatmadja.files.wordpress.com/2010/10/timbangan.jpg cited Nopember 30, 2011.

252

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

kepada matinya sang-Aku. Tingkat selanjutnya adalah Pembebasan dari yang material dan bersama dengan itu, peningkatan derajat beradanya sebagai manusia.
Upaya memiliki sikap netral, yang berada di tengah polaritas dan tata
nilai, adalah ibadatnya perasaan. Suatu ketika sampailah ia pada sikap
takacuh (adil) yang berderajat tinggi. Ia dapat berdiri di atas semua perubahan dan kefanaan kehidupan. Tercapainya pamudaran (pembebasan) adalah akhir dari penderitaan kehidupan ini.

Ibadatnya perasaan, berupa usaha untuk menciptakan iklim rohaniah


(netral) yang terletak di antara rasa positif dan rasa negatif. Rasa positif
mengandung sifat ingin tetap memiliki dan mendekatkan kepada dirinya apa yang
menjadi sebab rasa positif itu. Jika mungkin, orang ingin mengidentifikasikan
dirinya dengan penyebab itu. Rasa nega-tif bersifat menolak, mengabaikan dan
menjauhkan diri dari penyebab rasa negatif itu.
Sikap netral di dalam ibadatnya perasaan berada di titik tengah antara
semua polaritas kekuatan yang berlawanan. Tidak ada menerima atau menolak,
tidak ada penentuan nilai seperti indah dan jelek, baik dan buruk, tinggi dan
rendah, pandai dan bodoh, susila dan asusila. Dalam teori ini, perasaan (afektif)
baik yang positif maupun yang negatif, menunjukkan adanya ikatan dengan dunia
sekitarnya, dan karena itu dapat dianggap sebagai penderitaan. Melalui jalan
sikap netral ini, manusia sampai kepada sikap takacuh yang lebih tinggi
derajatnya, yang menunjukkan jalan kepada keadilan, karena ia telah dapat
berdiri di atas semua perubahan dan kefanaan kehidupan, yang lama kelamaan
akan membawa kepada pembebasan dari penderitaan di dunia ini.
Ibadatnya Angan-angan,
harus terletak pada tingkat meleburnya
kedaulatan-Aku dengan jalan menyesuaikan berfungsinya angan-angan.
Menyadari adanya Kedaulatan-yang-Mutlak dan tak terganggu gugat, yang
membawahi sepenuhnya ke-daulatan-Aku. Pelaksanaannya dalam praktikum hi-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

253

Anak yang lucu dengan kacamata ini mungkin sedang berkhayal menjadi bintang

Foto 7.3.12: Anak Yang Berakting Bagaikan Bintang di Depan Kamera


Menirukan perilaku orang-orang di sekitarnya seraya angan-angannya berkhayal secara bebas
adalah dunia yang dimiliki anak-anak, sampai egonya berkembang menjadi dirinya sendiri.
Sang-Akunya juga akan berkembang terus sesuai dengan pengalamannya menghadapi dunia
luar dan introspeksinya ke dalam dirinya sendiri.
Angan-angan merupakan refleksi dari TriAspect. Fungsi angan-angan dengan sendirinya hilang
bersamaan dengan leburnya kedaulatan sang-Aku. Artinya di dalam kehidupan sehari-hari,
angan-angan itu sudah tidak diperlukan lagi. Latihan untuk tidak menggunakan angan-angan
itu terjadi dalam panembah dan berdoa. Aktivitas manusia ketika panembah adalah berlatih
untuk membersihkan bayangan-bayangan di dalam benaknya.
Fungsi membentuk bayangan-bayangan di dalam angan-angan dikuasai oleh cipta seba-gai
refleksi dari Roh Suci, TheSelf. Selama manembah, kesadaran berkembang mengatasi fungsi
angan-angan yang membentuk bayangan-bayangan ini. Refleksi Roh Suci dipanggil kembali
oleh sumber asal refleksi itu, dengan sendirinya manusia akan hidup tanpa mempergunakan
cipta, ini adalah sebuah keniscayaan.
__________
http://1.bp.blogspot.com/_woRE5BqIc9k/TOzoImG06iI/AAAAAAAAAQ0/78JdotYHK3I/s1600/tumblr_kyefpcuobI1qaqs
8lo1_500.jpg cited December 4, 2011.

254

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

dup sehari-hari berupa selalu ingat kepada Maha-kekuasaan Tripurusa, yang


menguasai universum berdasarkan hukum keadilan dan bahwa manusia itu
berada di dalam Maha-kekuasaan tersebut. Semua manusia mempunyai Roh Suci
Dalam praktikum ibadatnya angan-angan tersirat latihan untuk tidak
membentuk bayangan-bayangan di dalam pikirannya, berarti membebaskan tugas angan-angan, pada saat ini memang tidak diperlukan. Hilangnya fungsi angan-angan dapat diartikan sebagai leburnya sang-Aku,
karena sang Aku adalah kristalisasi dari angan-angan itu sendiri.

sehingga tiap manusia pada hakikatnya sama dengan manusia lainnya dan tidak
seorang pun yang mempunyai kedudukan dengan hak-hak yang lebih banyak
terhadap Suksma Kawekas dan Suksma Sejati.
Angan-angan adalah refleksi dari Tripurusa. Dengan leburnya kedaulatan
Aku, maka hilanglah pula fungsi angan-angan. Hal ini berarti bahwa di dalam
praktik, angan-angan itu tidak lagi dipergunakan.
Latihan untuk tidak
menggunakan angan-angan itu terjadi dalam panembah, doa, sembahyang.
Manusia selama panembah melatih diri untuk tidak membentuk bayanganbayangan di dalam pikirannya.
Cipta sebagai refleksi Roh Suci adalah fungsi membentuk bayanganbayangan di dalam angan-angan. Selama manembah, kesadaran berkembang
mengatasi fungsi angan-angan yang selalu membentuk bayangan-bayangan ini.
Refleksi Roh Suci dipanggil kembali oleh sumber asal refleksi itu, atau dengan
kata-kata lain, manusia dapat hidup selanjutnya tanpa mempergunakan cipta.
Uraian di atas dapat juga digambarkan dengan cara lain, yaitu bahwa di
dalam proses pembebasan, yaitu bagian yang membentuk angan-angan
merupakan rintangan-rintangan yang harus ditundukkan. Di antara badan/jasmani dan Roh Suci berdiri cipta beserta pangaribawa sebagai refleksi dan senjata

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

255

Tampak Barack Obama Presiden AS sedang mengernyitkan keningnya dengan serius

Foto 7.3.13: Benarkah Barack Obama Berpandangan Visioner untuk Dunia Baru?
Apakah Presiden AS yang masa kecilnya bermukim di Indonesia itu juga berangan-angan
biasa, berkhayal bebas, atau berpandangan visioner berdasarkan logika untuk masa depan
bangsanya? Apabila itu berupa prediksi-prediksi politik tertentu, dengan sendirinya
sejarahlah yang akan mengkaji dan membuktikan kebenarannya.
Angan-angan manusia memang memiliki fungsi membentuk bayangan. Ini menyebabkan
manusia melihat dunia dalam bentuk dan warna yang sesuai dengan bayangan-bayangan
yang telah terbentuk padanya. Ia tentu saja ingin melihat hidup menurut prediksi dan
anggapan-anggapannya yang khusus, sesuai dengan tradisi, dan prasangka-prasangkanya
sendiri. Melatih diri menyingkirkan fungsi yang membentuk bayangan adalah upaya agar
manusia terbebas dari ikatan yang material.
Di dalam psike manusia, di antara badan/jasmani dan Roh Suci berdiri cipta beserta
pangaribawa sebagai refleksi dan senjata bagi Roh Suci, yang harus dipergunakan untuk
menguasai badan/jasmani. Uraian tersebut di atas dapat diartikan dengan cara lain, yaitu
bahwa di dalam proses pembebasan, terdapat bagian yang membentuk angan-angan
sekaligus merupakan rintangan-rintangan yang harus ditundukkan.
__________
http://static.republika.co.id/uploads/images/headline/presiden-as-barack-obama-_110519093451-110.jpg cited December 4,
2011.

256

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

bagi Roh Suci, yang harus dipergunakannya untuk menguasai badan/jasmani. Di


antara Roh Suci dan Suksma Sejati ada nalar dengan prabawa, refleksi Suksma Sejati dan di antara Suksma Sejati dan Suksma Kawekas ada pangerti dan kamayan,
Kedaulatan sang-Aku, secara struktural berasal dari ciptanya manusia.
Cipta memperkuat kedaulatan dengan cara membentuk informasi khusus. Agar sang Aku terbebas dari ikatan material, cipta harus bebas dari
pekerjaannya membentuk informasi (bayangan). Akhirnya kepemimpinan sang Aku diambil alih oleh Roh Suci (Aku imateri).

refleksi Suksma Kawekas, yang harus dikuasai Suksma Sejati agar dapat sampai
kepada Suksma Kawekas.
Manusia yang mau terbebas dari ikatan kepada yang material, harus
melatih diri menyingkirkan fungsi membentuk bayangan. Fungsi membentuk
bayangan ini menye-babkan manusia melihat dunia dalam bentuk dan warna
yang sesuai dengan bayangan-bayangan yang telah terbentuk padanya. Ia mau
melihat Hidup menurut anggapan-anggapannya yang khusus, menurut ide-idenya,
tradisi, dan prasangka-prasangkanya yang khusus.
Tetapi Hidup itu tidak dapat ditangkap dalam salah satu bentuk yang
khusus. Oleh karena itu, manusia harus membebaskan diri dari prasangkaprasangkanya, tradisi, dan anggapannya yang beku. Cipta bekerja dengan
memberi bentuk. Penggunaan cipta memperkuat kedaulatan manusia. Manusia
yang hidup di luar fungsi cipta, menerima apa yang dijumpai di dunia luar
sebagaimana adanya, tanpa memilih-milih. Karena si-kap ini maka lambat laun
lenyaplah kedaulatannya.
Manusia yang telah mencapai derajat Roh Suci mendapat giliran untuk
mengu-asai nalar dengan prabawanya. Mengemukakan problem-problem adalah
hasil kerja nalar. Soal-soal tentang bagaimana dan mengapa di dalam kehidupan
dan soal memilih garis hidup tertentu bagi dirinya ditinggalkannya. Manusia

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

257

Pemanah ini sedang berlatih ketepatan membidikkan anak panahnya menuju ke titik sasaran

Foto 7.3.14: Latihan Menentukan Ke-tepat-an Sasaran Anak Panah


Di dalam pertandingan memanah, posisi kejuaraan seorang pemanah ditentukan oleh
kemahirannya menempatkan anak panah pada pusat sasaran. Untuk ini diperlukan latihan
bertahap dan intensif dengan memusatkan seluruh kemampuan lahir dan batinnya. Posisi
dirinya sendiri sebagai pemanah yang andal ditentukan oleh kemahirannya tersebut.
Ketika Sang-Aku sudah tunduk di bawah kekuasaan Roh Suci, barulah ibadatnya pada posisi Ibadat Rahsa Jati. Pengetahuan ini sekadar membuka wawasan pengetahuan kita
tentang tahapan, pendalaman maupun struktur di dalam jiwa. Walaupun diketahui bahwa
manusia tidak memiliki satu titik imbang yang tetap di dalam kepribadiannya. Titik berat
kesadarannya gelap-terang dan derajat eksistensinya tidak menetap. Sementara itu garisgaris perkembangan dan kaidah-kaidah yang menentukan secara generik tidak dapat
ditebak. Oleh karena itu, manusia harus jeli menentukan posisi dirinya sendiri secara tepat.
__________
http://cyberita.asia1.com.sg/mnt/media/image/launched/2010-09-01/BH_IMAGES_ANWRATNA.jpg cited December
4, 2011.

258

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

menghindarkan diri dari hukum sebab akibat yang bernama Karma. Ia berusaha
agar tidak membuat Karma, walaupun ia tahu bagaimana caranya hidup senang,
ditinjau dari segi material.
Manusia pasti tahu caranya hidup bersenang-senang, tetapi dapat saja
sekiranya ia mau menghindarkan diri dari hukum sebab-akibat yang
bernama Karma. Meniti tangga untuk memiliki sifat budi luhur pada
dasarnya akan membebaskan manusia dari bekerjanya hukum Karma.

Jika ia bertunggal dengan Suksma Sejati, maka ia akan berdiri di luar Karma.
Apa pun yang dikerjakan, baik atau tidak baik di mata orang lain, tidak menimbulkan Karma. Ia telah kembali kepada eksistensinya yang lebih tinggi, kolektif
dan abadi.
Di dalam pemindahan dari Suksma Sejati ke Suksma Kawekas, pangerti
harus dikuasai. Fungsi manusia menjadi Pemimpin dan Guru Sejati, sebagai
Pepadang dunia, ditinggalkan untuk kembali kepada Eksistensi-asal. Adalah
Eksistensi di mana pada awalnya belum terlahir Ide dan Kebijaksanaan, Eksistensi
yang paling awal, TheSource.
Ibadat Rahsa Jati, adalah ibadatnya manusia yang telah mencapai derajat
Roh Suci. Kebaktian Roh Suci ini telah diuraikan pada tulisan di atas. Semua
tahap-tahap ini, baik ditinjau secara hierarki maupun struktural, hanyalah
sekadar orientasi bagi sikap rasional kita. Kepribadian manusia tidak mempunyai
satu titik imbang yang tetap. Titik beratnya naik-turun dan derajat eksistensinya
berubah-ubah. Oleh karena itu, tidak dapat ditentukan garis-garis perkembangan
dan peraturan-peraturan yang pasti. Masing-masing harus menentukan bagi
dirinya.
Melalui mawas diri dengan membandingkan dirinya dengan candra-ideal ia
harus sampai pada kesimpulan apa yang paling baik bagi dirinya sendiri.
Berdasarkan penilai-an yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah (mawas
diri). Dengan demikian, tetap terbukalah jalan bagi tiap manusia, lepas dari sifat
tipologis masing-masing, untuk mencapai pembebasannya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

259

Pengantin pria sedang menolong orang-orang yang tenggelam, suatu perbuatan yang amat mulia

Foto 7.4.1: Pengantin Pria Sedang Menolong Korban Tenggelam di Sungai


Ketika sedang merayakan pernikahannya, seorang pengantin pria malah menolong orangorang yang tenggelam. (Serial) foto dokumenter tersebut mengisahkan suatu rombongan
pengantin yang sedang menolong dua korban tenggelam di sungai. Korban pertama sedang
tengkurap, kedua dari kanan foto tersebut di atas. Serial foto diakhiri dengan foto
perjalanan rombongan dengan pakaian kusut pada pengantin prianya.
Kasih sayang kepada sesama manusia adalah terjemahan terbaik dari arti kata Budi darma
yang diungkapkan dalam bentuk murah hati dan suka menolong. Kesulitan orang di
sekitarnya akan ditolong oleh orang yang mengedepankan sikap budi darma, sebagai saran
yang tepat untuk membersihkan dan menyucikan dirinya. Budi darma akan menghasilkan
perasaan-perasaan yang suci-murni sehingga membuat ibadatnya benar-benar bermanfaat.
Penyucian ini memperkuat kepercayaan dan tujuan penyucian diri melalui budi darma
ialah agar proses pembebasan tetap berjalan sesuai dengan in-trospeksinya.

__________
http://1.bp.blogspot.com/_a2Ac_i7cQNk/S76xfXJvdTI/AAAAAAAAW5U/jtNLVRYkvts/s1600/6.jpg cited December 4,
2011.
http://nonude-butcute.blogspot.com/2010/04/groom-rescuer.html cited December 4, 2011.

260

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Masing-masing mempunyai harapan dan kemungkinannya sendiri-sendiri.


Tidak ada jalan lebih dekat atau lebih jauh. Jalan yang terdekat ditentukan oleh
kesediaan mengorbankan Aku-nya kepada yang A-pribadi.
Sesungguhnya sudah terbuka keniscayaan bagi tiap manusia, sesuai dengan karakternya masing-masing dalam mencapai pembebasan-nya.
Berdasarkan harapan dan kemungkinannya sendiri-sendiri. Jalan
pintas-nya adalah kesediaan mengorbankan sang-Aku kepada Tripurusa.

7.4

ANAK TANGGA-3.

Murah hati dan suka menolong atas dasar cinta kasih sesama manusia
adalah terjemahan terbaik dari arti Budi Darma. Budi darma adalah sifat manusia
yang suka menolong orang di dekatnya dari kesulitannya. Budi darma, adalah
cara yang tepat bagi manusia untuk menyucikan diri. Hanya perasaan-perasaan
murni yang dihasilkan dengan budi darma dapat membuat ibadat bermanfaat.
Tujuan penyucian diri melalui budi darma ialah agar proses pembebasan tetap
berjalan. Penyucian ini memperkuat keper-cayaan.
Perasaan harus selalu dijaga kesuciannya, karena kesucian itulah yang
seakan-akan mendukung janji kepada Tripurusa. Hanya di dalam perasaan yang
suci, maka jujur dan cinta kebenaran dapat berkembang, yang menyebabkan
manusia ketika menilai (membedakan, menimbang) sesuatu, mempunyai daya
membedakan dengan tajam, tidak dikeruhkan oleh hasrat-hasrat yang mengabdi
kepada pamrihnya sendiri.
Membantu sesama manusia bukanlah monopoli golongan orang kaya, dan
menerima bantuan tidaklah terbatas pada golongan orang miskin. Sebab, budi
darma tidak hanya dalam bentuk uang atau barang, tetapi dapat juga dalam
bentuk tenaga dan nasihat. Orang miskin pun dapat memberikan darma.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

261

Traktor penarik pesawat terbang menggendong roda depannya

Foto 7.4.2: Si Kecil Menggendong Si Gede


Pesawat terbang memang untuk digunakan di udara, sedangkan berjalan di tanah bukan
tugas utamanya, jauh lebih ekonomis jika memanfaatkan truk penarik untuk memindahmindahkan dirinya. Meskipun kendaraan penarik ini kecil, tetapi kecil-kecil cabe rawit.
Sebuah kendaraan Aircraft Tow Tractor, sanggup menarik Airbus A380, yang beratnya
mencapai 600 ton. Pada Aircraft Tow Tractor modern, batang yang menghubungkan
kendaraan dan nose gear pesawat telah ditiadakan, sehingga mendapat nama baru towbarless tractor (TLT). Towbarless tractor, menggendong roda depan pesawat dan
memindahkan pesawat sesuai dengan posisi yang telah ditetapkan.
Pengertian budi darma tidak mempermasalahkan apakah yang kuat harus memberikan
darmanya. Sering yang lemah dapat memberikan sesuatu yang lain, untuk si kuat.
Misalnya mengusir ular yang nyaris menggigit si kuat. Berapa besar jumlah yang akan
didarmakan harus ditentukan sendiri berdasarkan kemampuan masing-masing. Sifat
pertolongannya itu tergantung dari situasinya. Apa yang lebih daripada tingkat hidup yang
layak, dapat didarmakan. Orang kaya dapat memberikan harta benda, orang yang
berpengetahuan dapat memberi nasehat, orang yang kuat jasmaninya dapat membantu
dengan tenaga. Dengan pengertian bahwa yang menolong tidak boleh terganggu di dalam
kewajiban-kewajiban sosialnya karena pertolongannya itu tadi.
__________
http://mimpipribumi.files.wordpress.com/2010/04/5-heavy-towing-jobs-1.jpg?w=400&h=300 cited December 4, 2011.
http://mimpipribumi.files.wordpress.com/2010/04/5-heavy-towing-jobs-1.jpg?w=630 cited December 4, 2011.

262

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Tiap manusia dapat berada dalam suatu situasi di mana ia memerlukan


bantuan. Entah dalam bentuk apa dan dari siapa. Darma harus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, dan tidak melebihi kekuatan yang membantu. Dengan
Perasaan harus selalu dijaga kesuciannya, untuk mengembangkan
kejujuran, cinta kebenaran, dan tanpa pamrih. Budi darma adalah
sarana yang tepat untuk menjaga kesucian itu yang seakan-akan
mendukung janji kepada Tripurusa.

pengertian bahwa yang menolong tidak boleh terganggu di dalam kewajibankewajiban sosialnya karena pertolongan itu tadi.
Berapa besar jumlah yang akan didarmakan harus ditentukan sendiri
berdasarkan kemampuan masing-masing.
Juga sifat pertolongannya itu
tergantung dari situasinya. Apa yang lebih daripada kebutuhannya sendiri
menurut tingkat hidup yang layak, dapat didarmakan. Orang kaya dapat
memberikan harta benda, orang yang berpengetahuan dapat memberi nasihat,
orang yang kuat jasmaninya dapat membantu dengan tenaga.
Tetapi kalau orang tidak mengenal narima, merasa cukup puas atas apa
yang dimilikinya, menerima kenyataan bahwa dirinya mampu untuk berbudi
darma. Ia tidak dapat sampai kepada perasaan, bahwa ia telah memiliki cukup
untuk dirinya dan keluarganya. Oleh karena itu, perasaannya tidak mampu
menampung hakikat kejujuran dan kepercayaan, walaupun ia mempunyai niat
untuk menggali dan mendapatkan hakikat itu. Sebab itu, ia tidak akan sampai
kepada ibadat yang tepat, karena perasaannya tidak suci, dan karena ia tidak
menyucikan dirinya. Darma yang masih didorong oleh paksaan peraturan, tidak
timbul dari hati sanubarinya sendiri, belumlah sempurna, walaupun darma itu
sangat bermanfaat dan terpuji.
Sifat-sifat Tripurusa harus selalu diingat-ingat manusia, untuk dijadikan
pedoman dalam pembentukan wataknya, sehingga menjadi bagian dari kata hati
kita, yang menunjukkan jalan dan mendorong kita untuk menyucikan diri.
Peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan darma adalah sekadar untuk
bantuan dan pegangan bagi manusia untuk melaksanakannya, sampai ia tidak

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

263

Ibu Theresa sedang menyuapi anak asuhnya yang lemah dan sakit, dengan penuh kasih sayang

Foto 7.5.1: Dunia Telah Menghormati Si Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 1979
Hari ulang tahun Agnes Gonxha Bojaxhiu (ibu Theresa) yang keseratus telah dirayakan
pada 27 Agustus 2010, alasannya dalam membantu kaum papa adalah Mereka harus
dibutuhkan dan dicintai. Keteguhannya ini pernah diperlihatkan kepada dunia, saat dia
harus dijamu makan oleh panitia Hadiah Nobel Perdamaian tahun 1979. Dia menolak
jamuan tradisional untuk menghormati setiap penerima Nobel. Akhirnya jamuan bernilai
65 juta rupiah itu ditiadakan dan biayanya diberikan kepada fakir miskin. Sejak itu Ibu
Teresa namanya harum mendunia dan dia mendapat jalinan persahabatan dengan tokohtokoh global, yang dulunya tak memperhatikan hasil kerjanya.
Contoh di atas menunjukkan bahwa budi darma kepada orang lain bukan sekadar perbutan untuk memenuhi tata-cara belaka. Justru terasa merupakan pengamalan yang
sungguh-sungguh dari cinta kasihnya kepada sesama umat manusia. Agar manusia dapat
mengerti dan mengalami sifat tunggal dan takterbagi-bagi dari Hidup. Perhatikan,
memberi bantuan dengan pamrih apa pun, walaupun rapi tersembunyi seperti mencari
nama, agar masyhur atau agar mendapatkan balas budi, adalah belum sesuai dengan
kehendak TheSource.
_________
http://baltyra.com/wp-content/uploads/2010/08/Menyuapi-anak-anaknya.jpg cited December 4, 2011.

264

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

memerlukan lagi akan peraturan-peraturan yang membatasinya. Karena sudah


tahu arah yang harus ditempuh, bertunggal dengan Asal-mula Hidup melalui
penyucian diri.
Budi darma orang lain yang keluar dari hati sucinya wajib diterima,
sekiranya tidak bermasalah di kemudian hari. Lebih utama jika dapat
diteruskan untuk mereka yang lebih membutuhkan. Belum sempurna
darma seseorang jika masih dipaksa oleh peraturan yang ada walaupun
terpuji dan bermanfaat.

Memberi bantuan tanpa pamrih apa pun, seperti mencari nama, agar
masyhur atau agar mendapat balas budi, adalah sesuai dengan kehendak Suksma
Kawekas. Pemberian orang yang keluar dari hati sucinya wajib diterima, jika
pemberian itu tidak akan menimbulkan kesulitan. Jika barang itu dianggap lebih
bermanfaat bagi orang lain, maka lebih utamalah jika barang itu kemudian
diteruskan kepadanya.
Memberi pertolongan kepada orang lain ini hendaknya jangan sekadar
perbuatan untuk memenuhi tata cara belaka, tetapi harus merupakan
pengamalan yang sungguh-sungguh dari cinta kasih kepada sesama manusia,
agar manusia dapat mengerti dan mengalami sifat tunggal dan takterbagi-bagi
dari Hidup, dan dengan begitu menyaksikan paugeran, syahadat dengan sungguhsungguh.

7.5

ANAK TANGGA-4

Karena di dalam badan/jasmani itu terdapat nafsu-nafsu, yang karena


kodratnya bergerak ke arah yang buruk, maka manusia wajib insyaf untuk tidak
membiarkan nafsu-nafsu ini tak terkendali. Tapa Brata adalah upaya
pengendalian hawa nafsu. Semua nafsu, yang baik maupun yang buruk adalah
tenaga badan/jasmani, yang memberi kemampuan kepada badan/jasmani untuk
melaksanakan perintah-perintah Roh Suci dalam rangka kehendak Suksma
Kawekas. Serta untuk mencapai apa-apa yang kita inginkan secara pribadi.
Karena itu orang tidak boleh mengabaikan badan/jasmani kasarnya, sebaliknya,
badan jasmanai kasar harus dipelihara selayaknya.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

265

Waduk raksasa sebagai sumber listrik tenaga air memanfaatkan aliran Sungai Yangtze.

Foto 7.5.2: Waduk Terbesar di Dunia terdapat di Provinsi Hubei, China


Dengan mengendalikan aliran Sungai Yangtze waduk Tri Gorges ini menjadi waduk
terbesar di dunia. Aliran sungai dipotong di kota Sandouping, yang terletak di Yiling distrik
Yichang, provinsi Hubei, China. Dibangun awal Mei 2006 selesai 30 Oktober 2008. Waduk
ini memiliki 32 generator utama dengan kapasitas terpasang 700 MW, dapat ditingkatkan
menjadi 22.500 MW.
Jika diumpamakan jalannya sungai, maka angan-angan adalah airnya. Angan-anganlah
yang mengendalikan nafsu, bukan sebaliknya. Manusia dapat membendung sungai
menjadi waduk, dan mengalirkan melalui jalannya yang baru (untuk menggerakkan
generator listrik) yang bermanfaat bagi kesejahteraan dan selaras dengan kehendak Tuhan
Yang Maha Esa. Awalnya, air mengalir begitu saja dari gunung yang mengalir deras ke
lembah dan memilih jalannya berdasarkan ketinggian tanah yang ada, membentuk jalan
air yang mengalir ke bawah.
Dengan selalu berpikir mengikuti arah pemikiran tertentu, adalah upaya angan-angan
untuk mengubah jalannya nafsu. Upaya yang sulit ini sering terganggu oleh perasaan yang
negatif. Perlu kesabaran agar perasaan menjadi positif, serta penekanan arah
pemikirannya agar lebif intensif sehingga nafsu menjadi terkendali. Kebiasaan yang telah
berubah menjadi baik ini adalah aspek kodrati yang kedua.
__________
http://www.imagegossips.com/wp-content/uploads/2010/12/three-gorges-dam.jpg cited December 4, 2011

266

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Angan-anganlah yang mengendalikan nafsu. Jika itu diumpamakan jalannya


sungai, maka angan-angan adalah airnya. Manusia dapat membendung sungai,
dan tidak membiarkan airnya mengalir melalui jalannya yang alamiah, tetapi meNafsu-nafsu yang baik dan yang buruk adalah kekuatan jasmani, bersifat asadar. Pengendaliannya melalui angan-angan karena sifatnya yang
sadar dan kemampuannya besar sekali. Karena itu, orang harus mulai
mengatur pikirannya dan menujukkannya ke arah tertentu, yaitu ke
arah sifat-sifat Tripurusa.

ngalirkan melalui jalannya yang baru yang bermanfaat bagi kesejahteraan dan
selaras dengan kehendak TheSource, Suksma Kawekas. Pada mulanya, jalan air
itu juga terjadi karena pilihan air yang mengalir seperti air di gunung yang
mengalir deras ke lembah dan memilih jalannya berdasarkan keadaan tanahnya
yang ada, menurut jalan air yang wajar.
Angan-angan mengubah jalannya nafsu dengan selalu berpikir menurut
jalan dan arah pemikiran tertentu. Cara ini pada awalnya tentu sulit dilaksanakan
dan sering disertai dengan perasaan negatif. Perasaan ini lambat-laun menjadi
positif, begitu juga arah dan suasana pemikirannya menjadi lebih dalam bekasnya
dan nafsu menjadi terkendali. Kebiasaan telah menjadi kodrati kedua.
Pembentukan dan perubahan watak dimulai pada angan-angan. Karena itu,
orang harus mualai menyensor pikirannya dan menujukannya ke arah tertentu,
yaitu ke arah sifat-sifat Tripurusa. Kemauan yang bersumber pada nafsu disebut
karep, sedangkan kehendak Tripurusa disebut Karsa. Timbulnya Karsa tidak
terikat oleh syarat apa pun. Karep selalu disertai dan diikuti oleh bayangan atau
pengertian di dalam angan-angan.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

267

MAKROKOSMOS
Dunia Luar
=================lPancaindral=============================
Dunia dalam

MIKROKOSMOS

Manusia: Body

-------------------------------------------------Nafsu
Perasaan

Aku

Angan-angan

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati lPusat Imateri

Tripurusa

Mind

-------------------------Alam Sejati

Spirit

=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 7.5.1: Kemauan Nafsu (Karep) dan Kehendak Tuhan (Karsa)
Kemauan yang bersumber pada nafsu disebut karep, sedangkan kehendak Tripurusa
disebut Karsa. Timbulnya Karsa tidak terikat oleh syarat apa pun. Karep selalu disertai
dan diikuti oleh bayangan atau pengertian di dalam angan-angan.
Pengendalian nafsu hanya berlaku bagi nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran Suksma
Sejati. Nafsu sufiah harus dilatih mengingini hal-hal yang baik. Kalau praktikum ini
dirasakan sangat sulit,
kemungkinannya adalah kebiasaan-kebiasaan buruk telah
membekas terlalu dalam, maka pengendaliannya harus dipermudah dengan cara
mengurangi makan, minum, tidur dan nafsu syahwat.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

268

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Pengendalian nafsu hanya berlaku bagi nafsu yang tidak sesuai dengan
ajaran Suksma Sejati. Nafsu sufiah harus dilatih mengingini hal-hal yang baik.
Kalau praktikum ini dirasakan sangat sulit, kemungkinannya adalah kebiasaanKebutuhan-kebutuhan hidup dapat dikurangi secukupnya secara

berta-

hap agar dalam upaya pengendalian hawa nafsu tidak merugikan kesehatan badan. Tapabrata sesuai dengan kualitasnya merupakan cara
untuk mencapai tujuan, bukan menjadi tujuan itu sendiri.

kebiasaan buruk telah membekas terlalu dalam. Pengendaliannya harus dipermudah dengan cara mengurangi makan, minum, tidur dan nafsu syahwat.
Pengurangan kebutuhan-kebutuhan hidup itu hanya sebanyak yang
diperlukan saja dan untuk diingat betul-betul agar dalam upaya pengendalian
hawa nafsu ini tidak sampai merugikan kesehatan badan. Sebab badan justru
bertugas untuk membawa manusia kepada tujuannya. Jadi, puasa, tapabrata
(dalam kualitas apa pun) selalu merupakan cara untuk mencapai tujuan. Karena
itu tidak boleh menjadi upacara saja, dan tidak boleh pula menjadi tujuan pokok,
sehingga orang berpuasa sekadar berpuasa.
Tapabrata adalah senjata yang ampuh untuk melepaskan ikatan kepada
yang material, asal dilakukan dengan tepat. Ukuran ini ditentukan dengan
kebijaksanaan, yang diperoleh karena melaksanakan Trisila dengan cermat.
Tapabrata dalam bentuk apa pun belumlah berdayaguna sepenuhnya, jika ia
masih terikat peraturan. Tapabrata harus timbul dari kebutuhan batiniah, tanpa
disertai oleh harapan duniawiah dalam bentuk apa pun, seperti umpamanya
kekuasaan, kekayaan, kehormatan, kewibawaan, dan kesaktian.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

269

Tampak seorang wanita sedang meditasi di atas batuan di suatu goa di tepi laut

Foto 7.6.1 : Meditasi di Tempat yang Sunyi, Sepi, dan Sendiri


Meditasi dalam foto di atas menunjukkan adanya suatu cara untuk mendekatkan diri
kepada Tuhan. Mengheningkan ciptanya melalui posisi tubuh tertentu yang dibantu oleh
suasana lingkungan yang tenang dan damai. Biasanya membatinkan satu suku kata atau
rangkaian kata-kata yang diucapkannya secara berulang-ulang sampai tercapai suasana
batin tertentu. Tujuannya antara lain mendapatkan pencerahan-Nya.
Dipandang dari sudut kebersamaan hidup, tidak ada artinya untuk mengundurkan diri ke
tempat yang sunyi dan bertapa menyendiri di sana, berhari-hari bahkan bermingguminggu lamanya. Apalagi sengaja memisahkan dan menghindarkan diri dari kewajiban
untuk saling membantu di antara umat manusia. Bersama-sama mencari jalan untuk suatu
bentuk kebersamaan hidup, yang berjiwa saling mengerti dan saling memahami satu
dengan lainnya adalah salah satu model praktikum empati yang sesungguhnya.
Mendekatkan diri kepada-Nya dapat dilakukan kapan dan di mana saja tanpa
meninggalkan kehidupan bermasyarakat dalam waktu yang lama.
__________
http://www.howforge.com/files/meditate.jpg cited December 3, 2011.

270

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Tidak ada artinya untuk mengundurkan diri ke tempat yang sunyi dan
bertapa di sana, untuk memisahkan diri dan menghindarkan diri dari kewajiban
untuk membantu umat manusia. Bersama sama mencari jalan untuk suatu benWatak rela, sabar, narima, dan jujur, ketika telah menjadi iklim jiwa
manusia budi luhur, serta telah mengamalkan makna sesungguhnya

paugeran. Akhirnya refleksi ditarik kembali, maka terikatnya kesadaran Tripurusa pada badan/jasmani dilepaskan. Manusia cenderung
melepaskan diri dari yang bersifat material.

tuk hidup bermasyarakat, yang berjiwa saling mengerti dan saling memahami
satu dengan lainnya. Inilah salah satu bentuk kebersamaan dalam salah satu
model praktikum empati yang sesungguhnya.

7.6

ANAK TANGGA-5

Derajat kejiwaan yang titik berat kesadarannya di Rahsa Jati, TheGate,


adalah awal dari Budi Luhur. Pada derajat ini terdapat iklim kejiwaan (psikis), di
mana manusia telah menguasai sifat-sifat watak sabar, rela, narima, dan jujur,
serta telah memahami intisari dan mengamalkan makna paugeran, syahadat,
kredo. Kebaktian, ibadat menjadi bagian hidupnya dan kepada dunia luar terlihat
sikapnya yang adil dan penuh kasih-sayang. Tidak membeda-bedakan pribadi
yang satu dari yang lain. Inilah model manusia yang sudah mencapai ANAK
TANGGA terakhir untuk bertunggal dengan Suksma Sejati, TheForce.
Angan-angannya sudah tidak diperlukan lagi untuk menguasai jasmaninya.
Pemindahan titik berat kesadaran ke Tripurusa terjadi karena refleksi ditarik
kembali, sehingga pegangannya pada badan/jasmani (kasar dan halus termasuk
angan-angannya) dilepaskan. Ini tidak berarti badan/jasmani lalu diabaikan. Ini
hanya diartikan bahwa manusia melepaskan diri dari kecenderungannya untuk
mengikatkan diri kepada yang material.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

271

Teleskop ruang angkasa Hubble milik NASA difoto 31 Oktober 2006, ketika berada di orbitnya
Foto 7.6.2: Teropong Ruang Angkasa Hubble
Teropong ruang angkasa Huble adalah rekayasa manusia untuk mempelajari lebih dekat
benda-benda di angkasa luar milik National Aeronautical Space Administration (NASA)
Amerika Serikat. Misalnya tentang kelahiran sebuah bintang serta kematiannya bintangbintang yang lain di Lubang Hitam (The Black Hole).
Jika diteropong terjadinya Roh Suci, maka hakikatnya adalah pengorbanan diri dari
Suksma Kawekas, suatu bentuk kasih sayang yang tiada tara. Seluruh gambaran proses
pembebasan secara menyeluruh dikuasai oleh Pengorbanan Diri. Dimulai dengan pengorbanan kesadaran Aku yang material sampai kepada penyerahan diri sepenuhnya dari
Suksma Sejati kepada Suksma Kawekas. Pengorbanan mutlak ini adalah sesuatu yang
imanen yang mengatasi segala pengertian kita. Oleh karena itu, derajat budi luhur yang
hanya dapat dicapai sesudah manusia melaksanakan dengan sempurna Trisila, Pancasila,
dan peraturan-peraturan pelaksanaannya adalah juga sesuatu yang berada di atas setiap
rasionalisasi.
___________
http://www2.pictures.gi.zimbio.com/NASA+Repair+Hubble+Space+Telescope+FUph_yMlhtvl.jpg cited December 3,
2011.
http://1.bp.blogspot.com/_9wyz5r2hpAE/TP4tb4nZhPI/AAAAAAAAAnk/VpCJWNkXHos/s400/A.JPG cited December
3, 2011.

272

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Berfungsinya angan-angan dapat juga diinterpretasikan sebagai petunjuk


adanya kecenderungan mengikat (afinitas) kepada keduniawian. Jika anganangannya lenyap, maka tiada sesuatu lagi yang merintangi manusia bertunggal.
Pengertian tentang pengorbanan mutlak sangat mendalam sehingga
mengatasi segala pengertian kita. Karena derajat budi luhur (anak tangga terakhir) yang hanya dapat dicapai sesudah manusia melaksanakan
Trisila dan Pancasila dengan sempurna, maka ia juga memiliki makna
yang berada diatas pemikiran kita.

Tinggal tergantung dari kehendak Suksma Kawekas, kapan itu akan terjadi. Soal
bertunggal ini dapat juga dilihat dari titik pangkal berjalan kembalinya Tritunggal,
yaitu Tripurusa menjadi Dwitunggal (Suksma Kawekas-Suksma Sejati) dan
akhirnya menjadi Yang Maha Tunggal (Suksma Kawekas). Manusia yang tidak
dipengaruhi (lagi) oleh adanya angan-angan dan nafsu, mencapai sifat-sifat
Suksma Sejati, adalah batas akhir dari evolusi jiwa manusia.
Jika diteropong terjadinya Roh Suci, maka hakikatnya adalah pengorbanan
diri dari Suksma Kawekas. Pengorbanan diri ini menguasai seluruh gambaran
proses pem-bebasan, mulai dengan pengorbanan kesadaran Aku yang material
sampai kepada penye-rahan diri sepenuhnya dari Suksma Sejati kepada Suksma
Kawekas. Pengorbanan mutlak ini adalah sesuatu yang imanen yang mengatasi
segala pengertian kita. Oleh karena itu, derajat budi luhur yang hanya dapat
dicapai sesudah manusia melaksanakan dengan sempurna Trisila, Pancasila, dan
peraturan-peraturan pelaksanaannya, adalah juga sesuatu yang berada di atas
setiap rasionalisasi.
Taat adalah awal mula ke-jujur-an (temen). Jujur membantu kepada sifat
narima (syukur, tawakal, puas), narima menyebabkan sabar. Sabar mengantarkan manusia kepada rela (rela, ikhlas). Jika tingkat rela dalam praktikumnya
sehari-hari sudah mendarah-daging, barulah kita dapat memasuki, menduduki
derajat budi luhur.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

273

Foto 8.1.1: Grup Musik DEWA 19 Telah Sukses Berkarir Selama 25 Tahun
DEWA 19 adalah sebuah grup musik dengan rata-rata usia personelnya 19 tahun. Dibentuk pada tahun 1986 oleh empat orang siswa SMP Negeri 6 Surabaya. Nama DEWA
merupakan akronim dari nama mereka berempat: Dhani Ahmad (keyboard, vokal), Erwin
Prasetya (bass), Wawan Juniarso (drum) dan Andra Junaidi (gitar). Grup ini telah beberapa
kali mengalami pergantian personel dan nama.
Setelah hijrah ke Jakarta, grup ini telah meraih kesuksesan sepanjang dekade 1990-an dan
2000-an melalui serangkaian lagu-lagu bergenre rock dan pop. Pada tahun 2008, majalah
Rolling Stone memasukan DEWA 19 ke dalam "The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar
Sepanjang Masa". Ahmad Dhani menjadi salah satu artis dalam daftar tersebut. Pada awal
tahun 2011, Ahmad Dhani menyatakan bahwa band DEWA itu adalah band nostalgia dan
resmi bubar setelah sukses berkarir selama 25 tahun.
Dewa sebagai makhluk halus juga hidup berkelompok, membentuk masyarakatnya yang
bertingkat ada yang baik dan buruk perangainya bahkan ada yang mengikuti petunjuk
nabi. Mereka dapat mempengaruhi manusia dengan kekuasaannya meskipun manusia
potensial melebihi kekuasaan mereka yaitu bila selalu mendekat kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa. Batas waktu hidupnya berakhir ketika kekuasaannya habis terpakai.
__________
http://fafaisal.student.umm.ac.id/files/2010/07/dewa_19.jpg cited April 30, 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Dewa_19 cited April 30, 2012
274

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

BAB VIII
MAKHLUK HALUS
8.1 PENDAHULUAN
Dalam candra universal Indonesia ini, makrokosmos mempunyai empat
unsur yang mendasarinya yaitu 1) suasana, 2) api, 3) air dan 4) tanah, Unsur-unsur
Di dalam Candra Jiwa Indonesia Dewa dijelaskan sebagai makhluk
Tuhan yang badan/jasmani kasarnya berunsur api, tidak kasat mata
(makhluk halus). Makhluk ini memiliki kekuasaan yang dapat mempengaruhi manusia kearah yang melenceng, menjauhi sumber dan tujuan
hidupnya yang hakiki sehingga menutup jalan menuju ke sorga-Nya.

tersebut membentuk badan/jasmani kasar dan jasmani halusnya makhlukmakhluk Tuhan yang menjadi penghuninya. Penghuni makrokosmos tersebut
adalah manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan dewa. Manusia badan/jasmani
kasarnya lengkap memiliki keempat unsur tersebut, hewan memiliki tiga unsur,
tumbuh-tumbuhan memiliki dua unsur dan dewa memiliki satu unsur yaitu api.
Dewa atau dewata di dalam Candra Jiwa Indonesia dimaksudkan sebagai
makhluk Tuhan, ciptaannya yang unik, halus tidak kasat mata, memiliki kekuasaan
yang besar, sementara. Makhluk hidup yang halus ini dapat memengaruhi
manusia terutama kearah yang melenceng dan menjauhkan diri dari tujuan hidup
yang hakiki. Oleh karena itu bab ini diberi judul Makhluk Halus yang
berkesadaran, keberadaannya di antara manusia dan binatang.
Sebuah kata Dewa sering digunakan sebagai nama orang, istilah
kelompok manusia dengan kasta tertentu, nama grup kesenian musik (band)
dengan makna-makna khusus untuk itu. Bahkan kata Dewa tersebut dengan arti
khusus di dunia pewayangan maupun religi tertentu juga dipakai untuk
menjelaskan tentang beberapa sifat-sifat dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam
Candra Jiwa Indonesia dewa dimaksudkan sebagai makhluk Tuhan yang
berbadan/jasmani kasarnya tidak kasat mata (halus) dimaksudkan sebagai
makhluk halus.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

275

MAKROKOSMOS
Manusia, Hewan, Mineral,

DEWA, dan Tumbuh-tumbuhan

=============l Pancaindra l==============================

Dewa

Unsur Api

Jasmani Kasar= FISIK

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - Jasmani Halus, Jiwa= MENTAL

SADAR

Kemayan
-----------------------l Rahsa Jati l-----------------------------------------------Alam Sejati (Pusat Imaterial)
=======================================================================

Bagan Transenden 8.2.1: Dewa Hidup di Lingkungan yang Berunsur Api


Dewa yang dimaksudkan adalah ciptaan Tuhan sebangsa makhluk halus jin, setan, peri atau
hantu yang badannya terdiri atas unsur api dan mereka hidup juga di mana ada unsur api.
Menurut Candra manusia Indonesia universum terdiri atas bagian materi-kasar dan
materi-halus. Bagian materi-kasar disebut bumi, bagian materi-halus disebut sebagai
langit masing-masing bersaf tujuh.
Dewa dapat bertempat tinggal di mana-mana sebab anasir api juga terdapat di mana-mana.
Unsur tersebut merembes dan menerobos bumi dan langit, seperti juga halnya dengan
anasir-anasir yang lain.
Dewa atau dewata mempunyai kepribadian ego. Kesadaran ego berasal dari kemayan atau
maya, yang sama dengan kemayan jasmani manusia. TheSelf (Roh Suci) sebagai bagian
esensinya seperti pada manusia tidak dipunyai Dewa. TheForce (Suksma Sejati) sebagai
Penuntun Sejati untuk mendampinginya juga tidak diberikan kepadanya.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

276

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

8.2 DEWA
Tentang dewata atau dewa ditulis oleh Soenarto dan kawan-kawan dalam
buku Gumelaring Dumadi (Terciptanya Alam Semesta) dan buku Tunggal Sabda
Dewa adalah makhluk Tuhan, yang posisinya di antara manusia dan
hewan. Jasmani kasarnya terdiri atas unsur api, tidak memiliki bentuk
yang tetap, tidak dapat sakit, putus atau dipotong-potong. Mereka
hidup di mana ada unsur api (di udara, di air, dan di tanah).

(Sabda yang Sama). Intisari tulisan ini sebagian besar diambil dari kedua buku
tersebut.
Dewata atau dewa adalah makhluk Suksma Kawekas, yang berada di antara
manusia dan hewan. Badannya terdiri atas unsur api dan mereka hidup juga di
mana ada unsur api. Menurut Candra manusia Indonesia ini, universum terdiri
atas bagian materi-kasar dan materi-halus. Bagian materi-kasar disebut bumi,
seperti juga pada manusia terdiri juga atas tujuh saf.
Demikian juga bagian materi halus, bersaf tujuh dan disebut sebagai langit.
Saf-saf ini, bersamaan (analog) dengan badan/jasmani manusia, tidak berjajaran
yang satu dengan lainnya. Masing-masing merupakan konsentrasi (pemusatan)
yang semuanya itu bersama-sama dapat mengisi ruang pada waktu yang sama.
Anasir api terdapat di mana-mana, merembes dan menerobos bumi dan langit,
seperti juga halnya dengan anasir-anasir yang lain. Oleh karena itu, dewa dapat
bertempat tinggal di mana-mana, baik di udara, di air, maupun di tanah.
Badannya tidak memiliki bentuk yang tetap, tidak dapat sakit, putus atau
dipotong-potong.
Dewa mempunyai kepribadian aku. Kesadaran aku berasal dari kemayan
atau maya, yang sama dengan kemayan jasmani manusia. Dewa tidak
mempunyai Roh Suci sebagai bagian esensinya seperti pada manusia. Demikian
juga tidak diberikan kepadanya Suksma Sejati sebagai Penuntun Sejati untuk
mendampinginya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

277

MAKROKOSMOS

Dunia luar
[Alam Semesta]
UNSUR
API
[RAGA]

Manusia, Dewa, Hewan,


Tumbuhtumbuhan,
dan Mineral

DEWA
\\\

[JIWA]

AKU
(KEMAYAN)

--------------------l Rahsa Jati l--------------------

Pusat Imateri
[Alam Sejati]

Diagram Transenden 8.2.1: Umur Dewa itu 1000 Kali Umur Manusia
Dewa mempunyai kekuasaan dan kekuatan khusus karena kemayannya. Dewa itu bersifat
materi, seperti alat elektronik yang diberi isi tenaga listrik (baterai). Kekuatan kemayan
dewa makin lama makin berkurang, dan akhirnya lenyap, sama halnya tenaga listrik
baterai yang lambat laun berkurang sampai akhirnya menjadi kosong. Badan/jasmaninya
lalu kembali kepada unsur api di universum. Walaupun umur dewa panjang ada batasnya
juga.
Umur dewa itu kira-kira 80.000 tahun yang diukur dari 1.000 kalinya umur manusia (80
tahun), karena itu jumlahnya juga berlipat banyak dibandingkan dengan jumlah manusia.
Berdasarkan hierarki kekuatan kemayannya mereka terbagi atas berbagai tingkatan.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

278

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Karena kemayannya, dewata mempunyai kekuasaan dan kekuatan khusus.


Jadi, dewa itu hanya bersifat materi, dapat dibandingkan dengan aki mobil yang
diberi isi tenaga listrik. Kekuatan kemayan dewa makin lama makin berkurang,
Dewa juga membentuk kelompok-kelompok dan pergaulan hidup bersama berdasarkan sifat watak dan kondisi hidupnya. Masing-masing
kelompok membentuk masyarakatnya sendiri dengan semacam raja,
pemerintahan dan kawula negara. Masyarakat dewa ada yang hidup di
udara, di air, dan di tanah karena di situ mengandung unsur api..

dan akhirnya lenyap, sama halnya dengan aki yang lambat-laun menjadi kosong.
Badan/jasmaninya lalu kembali kepada unsur api di universum. Karena itu ada
batas umur, walaupun panjang.
Umur hidupnya dewa seribu kali lebih panjang dari umurnya manusia.
Sekiranya umur manusia itu 80 tahun, maka umur dewa 80.000 tahun.
Jumlahnya juga berlipat banyak dibandingkan dengan jumlah manusia. Mereka
terbagi atas berbagai tingkatan kekuasaan dengan hubungan hierarkhis
berdasarkan kekuatan kemayannya. Mereka juga membentuk kelompokkelompok dan pergaulan hidup bersama berdasarkan sifat watak dan kondisi
hidupnya. Dewa yang hidup di udara, di air dan di tanah masing-masing
membentuk masyarakatnya sendiri dengan semacam raja, pemerintahan dan
kawula negara.
Ada dua golongan besar Dewata, golongan baik dan jahat. Yang baik
termasuk golongan Wisnu, disebut juga Sura (bahasa Sanskerta). Yang jahat
termasuk golongan Kala, disebut juga Asura. Kedua golongan ini selalu berperang.
Para dewa, karena kekuasaan kemayannya, tahu akan seluk-beluk perjalanan
hidup di sekitarnya, tetapi kesadarannya tidak melampaui keadaan kehidupan
yang terikat materi, yang dapat juga dicapai oleh pemikiran kita. Para dewa yang
mempunyai kemayan ukuran besar, mempunyai kekuasaan dan daya pengaruh

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

279

MAKROKOSMOS
Manusia, Hewan, Mineral,

Dewa, dan Tumbuh-tumbuhan

=============l Pancaindra l==============================

Dewa

Unsur Api

Jasmani Kasar= SOMA

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - Jasmani Halus= PSIKE

SADAR

Kemayan
-----------------------l Rahsa Jati l-----------------------------------------------Alam Sejati (Pusat Imaterial)
========================================================================

Bagan Transenden 8.2.2: Golongan Wisnu dan Kala Selalu Berperang


Golongan Wisnu menyadari adanya Suksma Kawekas, karena sifat para dewa yang merasa
paling tinggi dan paling kuasa sehingga tidak mau mengakui Suksma Kawekas sebagai Yang
Mahakuasa. Kedaulatan-aku mereka demikian besarnya sehingga pengeta-huan mereka
tentang Suksma Kawekas adalah Sumber Hidup dan Asal Mula Hidup tidak cukup untuk
mempengaruhi dan menundukkan kedaulatan aku mereka.
Golongan Kala juga menolak mengakui Suksma Kawekas sebagai Sumber dari Hidup dan
mereka selalu berusaha membasmi golongan Wisnu. Kedua golongan selalu berperang.
Kedaulatan aku para dewa ini menyebabkan mereka memaksa dewa-dewa yang lebih
lemah untuk menjadi pengikut dan menyembahnya.
Pengertiannya tentang hidup yang hakiki sebatas unsur yang terlibat yaitu suasana yang
menghidupi, api yang dihidupi, air yang diberi hidup, dan tanah yang mewadahi hidup saja.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

280

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

yang besar sekali terhadap materi. Karena kekuasaannya yang luar biasa ini,
mereka lalu menganggap diri sebagai yang paling tinggi dalam kehidupan dan
merasa sebagai sang penguasa universum.
Makhluk yang jasmani kasarnya terbuat dari unsur api (Dewa ) , terdiri
dari dua golongan besar, golongan baik dan jahat. Yang baik termasuk
golongan Wisnu, disebut juga Sura . Yang jahat termasuk golongan
Kala, disebut juga Asura. Kedua golongan ini selalu berperang.

Walaupun sebagian dewata yang termasuk golongan Wisnu tahu akan


adanya Suksma Kawekas, mereka tidak mengakui Suksma Kawekas sebagai Yang
Mahakuasa, justru karena sifat mereka yang merasa paling tinggi dan paling
kuasa tadi. Kedaulatan-aku mereka demikian besarnya sehingga pengetahuan
mereka tentang Suksma Kawekas adalah Sumber Hidup dan Asal Mula Hidup tidak
cukup untuk memengaruhi kedau-latan-aku mereka. Mereka tidak dapat berbuat
lain, kecuali mengakui dirinya sebagai kekuasaan yang mustahil dapat diatasi oleh
kekuasaan yang lain. Sifat ini terdapat di dalam kedaulatan itu sendiri.
Golongan Kala menolak untuk mengakui Suksma Kawekas sebagai Sumber
dari Hidup dan mereka selalu berusaha membasmi golongan Wisnu. Karena itu
mereka selalu berperang. Kedaulatan-aku para dewa ini menyebabkan mereka
ingin disembah dan untuk tujuan itu mereka memaksa dewa-dewa yang lebih
lemah untuk menjadi pengikut-nya, sedangkan yang lemah memang mencari
perlindungan kepada yang kekuasaannya besar.
Dengan cara yang demikian, mereka mendirikan kerajaan-kerajaan dewata.
Dewa-dewa yang berkuasa hidup di dalam dunia api dengan pemusatan unsur
yang tipis. Para bawahannya hidup di dalam pemusatan unsur yang lebih padat.
Ada tujuh golongan dewata yang bertingkat-tingkat kekuasaannya dan tiap
golongan terbagi lagi menjadi tujuh sub-golongan. Garis besar hierarkhi di atas,
menurut buku Tunggal Sabda adalah sebagai berikut.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

281

Gambar dan Ilustrasi 8.2.1: Perintah Baik Golongan Dewa


Dewa golongan Luhur memberikan perintah baik (memasukkan hidup dan mencipta)
melalui utusannya, Duta (utusan), yang diteruskan ke Hayu (bahagia) sebagai pembawa
dan pelaksana tugas-tugas yang baik. Perintah kebaikan tadi diteruskan ke dewa Dana.
Dewa golongan ini juga menerima perintah mengahancurkan dari Wisesa.
__________
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQr9HDfYLCagkPlD5AaujcaGi0b1uM7vfbPFPoo6KbYm3o91cIJeThzWKT
Y cited September 13, 2011.
http://4.bp.blogspot.com/-wAyCs-ynqpg/TcZ-w4hstFI/AAAAAAAAAEI/Nzwe P6yyR_0/s1600/aladin-with-his-geniecoloring-page.jpg cited September 13, 2011.
282

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

I. Golongan tertinggi adalah golongan Luhur, yang mengangkat diri dan


dianggap oleh kawulanya sebagai yang mahakuasa di universum (materi). Mereka
Ada tujuh golongan dewa: 1. Luhur tertinggi di universum 2. Duta
penerus perintah, 3. Wisesa berhak memutuskan dan bertendensi
merusak para kawula. 4. Hayu (bahagia) pelaksana tugas yang baik.
5. Kuwasa pelaksana yang bertendensi menghancurkan. 6. Dana
penyampai, pemimpin dan pengajar dewa-dewa kecil . 7. Pada (penutup,
titik) rakyat-jelata dewa.

dilambangkan dengan gambar bintang berujung tiga dengan pusat berwarna biru.
Makna lambang ini sejajar dengan Tritunggal dan merujuk pada kekuasaan raja.
II. Golongan ini disebut Duta (utusan), yang menunjukkan tugas golongan
ini, ialah untuk meneruskan perintah dari golongan Luhur. Perintah ini
mempunyai dua tujuan: 1. Memasukkan hidup dan mencipta, dan 2. Merusak,
melebur.
Digambarkan dengan lambang bintang berujung empat, sebagai
bentuk bayangan jasmani manusia yang terdiri dari empat unsur, yang menerima
sabda Tripurusa. Di tengah berinti hijau, sebagai tanda pendukung perintah
tuannya, dewa Luhur.
III. Golongan ini disebut Wisesa (mempunyai hak memutus) dan
digambarkan dengan lambang bintang berujung lima dengan aneka warna, dan
merupakan bentuk bayangan pancaindra manusia,
alat manusia untuk
menggarap dunia luar. Golongan ini adalah pemegang pengadilan atas nama
dewa Luhur dengan tendensi merusak para kawula.
IV. Golongan ini mendapat nama Hayu (bahagia), yang berwenang
melaksanakan perintah atas nama dewa Luhur yang bersifat mencipta dan
memberi hidup. Dewa hayu dengan demikian adalah pembawa dan pelaksana
tugas yang baik. Lambangnya berupa bintang berujung enam, sebagai bentuk ba-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

283

Patung tengkorak dengan mata merah merepresentasikan setan kecil..


Foto 8.2.1: Perintah Merusak Golongan Dewa
Tuyul adalah setan kecil entah dari mana asalnya yang pasti dimasukkan dalam keluarga
setan dan iblis. Konon si tuyul suka mencuri uang, atas perintah tuannya (perintah
merusak tatanan kebaikan) dari rumah ke rumah pada malam hari. Tanpa sadar dan
terdeteksi tiba-tiba uang tetangganya/target operasinya berkurang. Konon, masih banyak pada zaman ini manusia bersekutu dengan tuyul.
Perintah buruk, menghancurkan tatanan yang baik, datangnya juga dari Dewa golongan
Luhur diteruskan ke Duta (utusan). Golongan III, Wisesa, adalah pemegang pengadilan
atas nama dewa golongan Luhur, yang disampaikan melalui Duta, golongan II dengan
tendensi merusak para kawula. Keputusan-keputusan bertendensi menghancurkan
diteruskan ke Golongan V Kuwasa. Kuwasa meneruskan perintahnya kepada bawahannya
yaitu Golongan VI, Dana. Dana juga mendapat perintah yang baik dari golongan IV, Hayu.
__________
http://4.bp.blogspot.com/-kEaqy-2dq8g/TWcXlk32b2I/AAAAAAAAB10/BahzASjtYno/s1600/tuyul.jpg
cited September 13, 2011.
http://caraberita.blogspot.com/2011/02/tuyul-si-setan-yang-suka-menucuri-uang.html cited September 13, 2011.
284

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

yangan dari Tripurusa beserta ketiga refleksinya (pangaribawa, prabawa, dan


kemayan). Karena itu golongan dewa ini memimpin para kawula ke arah yang
baik dan membawa kebahagiaan.
Kontak antara manusia dengan para dewa adalah mungkin jika datang
dari pihak dewa. Manusia tidak dapat masuk ke dalam atau menyelidiki
dunia dewa atas kemampuannya sendiri, kecuali jika dipimpin oleh Sang
Guru Sejati.

V. Golongan ini bernama Kuwasa (kuasa) sebagai pelaksana dari


keputusan-keputusan dari golongan Wisesa. Lambangnya bintang berujung tujuh,
sebagai bentuk bayangan angan-angan beserta keempat unsur jasmani manusia.
Karena itu mereka melaksanakan kekuasaan tertentu, sebagai akibat dari apa
yang ditangkap pancaindra (Wisesa). Golongan ini adalah pelaksana keputusankeputusan yang bertendensi menghancurkan.
VI. Golongan ini disebut Dana (penyampai) dan dilambangkan dengan
bintang berujung delapan, sebagai bentuk bayangan keempat nafsu, masingmasing dengan dua sifat polarisasi yang berlawanan, yaitu baik dan buruk. Dana
ini adalah bawahan dari Kuwasa yang bertindak atas nama Wisesa dan membawa
hal-hal yang buruk. Tetapi bersamaan dengan itu, Dana juga menjadi pelaksana
dari golongan Hayu yang membawakan hal-hal yang baik. Jadi, perintah yang
mengandung sesuatu yang baik , yang ke luar dari Luhur kepada Duta, sesudah
itu kepada Hayu dan akhirnya jatuh kepada Dana.
Perintah pembawa hal-hal buruk seperti hukuman, ke luar dari Luhur
kepada Duta, kemudian kepada Wisesa dan Kuwasa dan akhirnya jatuh juga
kepada Dana. Golongan ini memimpin dan mengajar dewa-dewa kecil selebihnya
di dalam tatanan masyarakat mereka.
VII. Golongan terakhir ini adalah yang terbesar dan merupakan rakyat
jelata di antara para dewa, disebut Pada (penutup, titik). Mereka dilambangkan

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

285

Aladin menjalin kontak dengan Jin yang keluar dari lampu ajaibnya
Gambar 8.2.2: Kontaknya Dewa dengan Manusia
Kemampuan dasar manusia tidak dapat masuk ke dalam atau menyelidiki dunia dewa,
kecuali jika ia dipimpin oleh Sang Guru Sejati. Golongan Dana dan Pada adalah para dewa
yang sering berhubungan dengan manusia. Dengan kemayan atau mayanya, mereka
mampu berhubungan dengan manusia melalui angan-angan.
Dengan cara menyulap (menyihir) barang apa pun yang mereka inginkan di dalam anganangan manusia, mereka sudah menguasai angan-angan manusia. Manusia dapat
dipengaruhi oleh bayangan-bayangan pikiran itu, karena sesuai dengan pengharapanpengharapan pribadi yang bersangkutan.

__________
http://img2.timeinc.net/ew/dynamic/imgs/041004/15820__aladdin_l.jpg cited September 13,
2011.
286

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

dengan arca, sebagai penggambaran golongan yang paling besar dan materi di
antara para dewa.
Para dewa selain merasa mahakuasa juga ingin disembah. Kehadiran
dewa yang agak tinggi derajatnya di dekat manusia, dirasakan oleh
manusia itu sebagai merasa dirinya yang tertinggi, tidak dibawahkan
oleh siapa pun.

Kontaknya dengan manusia. Kontak antara manusia dengan para dewa


adalah mungkin jika datang dari pihak dewa. Manusia tidak dapat masuk ke
dalam atau menyelidiki dunia dewa atas kemampuannya, kecuali jika dipimpin
oleh Sang Guru Sejati. Para dewa yang sering berhubungan dengan manusia,
termasuk golongan Dana dan Pada. Dengan kemayan atau mayanya, mereka
mampu berhubungan dengan manusia melalui angan-angan. Mereka dapat
menyulap (menyihir) barang apa pun yang mereka kehendaki di dalam anganangan manusia. Mereka seakan-akan menguasai angan-angan. Manusia dapat
dipengaruhi oleh bayangan-bayangan pikiran itu, karena bayangan-bayangan
pikiran itu sesuai dengan pengharapan-pengharapan pribadi yang bersangkutan
atau karena bayangan-bayangan di angan-angannya. Pintu masuknya terletak di
antara kedua mata di keningnya.
Kedaulatan para dewa selain merasa mahakuasa juga mereka ingin
disembah. Kehadiran dewa yang agak tinggi derajatnya di dekat manusia,
dirasakan oleh manusia itu sebagai merasa dirinya yang tertinggi, tidak
dibawahkan oleh siapa pun (sombong).
Kesadaran berdaulat mutlak ini melalui induksi memperkuat kedaulatan
aku dari angan-angan (manusia) dan (dewa) serta-merta berusaha merenggut
angan-angan dari daya-penyelarasan yang memancar dari Rahsa Jati-nya
(TheGate) manusia. Hal ini menyebabkan hancurnya kepercayaan kepada Tri purusa (Trifoil, TriAspects). Manusia yang mengalaminya merasa dirinya digeser
dan ia menjadi was-was dan lama-kelamaan dapat menjadi gila karenanya
(Soemantri).

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

287

Fenomena alam?

Foto 8.2.2: Kemampuan dari Para Dewa adalah Kemampuan Palsu


Jin Gunung Kerinci adalah ilustrasi fenomena alam, gunung berapi memang dapat
meletus dengan dahsyat secara alami, bukan karena kemampuan jin. Diartikan bahwa
kemampuan para golongan jin, dewa sesungguhnya adalah kemampuan palsu.
Orang yang sungguh-sungguh kebaktiannya kepada Suksma Sejati dihindari pergaulannya
oleh orang yang dipengaruhi dewa dan ia pasti menjauhi ajaran-ajaran Suksma Sejati.
Orang tersebut menerima ajaran dewa melalui bisikan-bisikan di dalam telinga, atau
sebagai wujud-wujud yang terlihat dengan indra penglihatan yang halus. Kehadiran dewa
dapat diketahui manusia melalui bau yang khas atau perasaan tertentu.
Sebagai gantinya, mereka memberi sesuatu yang sangat diingini orang yang mau
menyembah mereka, seperti kepandaian yang tak dimiliki orang lain, umpamanya pandai
mengobati, clairvoyance (mengetahui keadaan yang tersembunyi dan kejadian yang akan
datang), penguasaan badan/jasmani. Keadaan itu sesungguhnya bukanlah awas yang
sejati, tetapi manusia hanya sekadar mengulangi bisikan sang dewa, atau apa yang
diperlihatkan olehnya. Demikian pula halnya dengan kapasitas lainnya.
__________
http://basingbe.files.wordpress.com/2008/11/jin-gunung-kerinci.jpg?w=360&h=477 c cited September 13, 2011.

288

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Jika manusia di dalam kebaktiannya kepada Suksma Sejati membentuk


bagaimana kiranya wujud Suksma Sejati atau derajat Suksma Sejati, maka dapat
terjadi ada dewa yang memperlihatkan dirinya di dalam angan-angan manusia itu,
Dewa membujuk manusia agar mau menyembah mereka. Tentu mereka
memberi sesuatu sebagai upah yang sangat diinginkan seperti
kepandaian khusus; ahli mengobati, clairvoyance (mengetahui yang
tersembunyi dan kejadian mendatang), penguasaan kekuatan jasmani.

justru persis sama di dalam bentuk bayangan itu tadi. Sehingga manusia dapat
dan mudah terpesona, mengira bahwa ia telah mencapai harapannya dan karena
itu mempersembahkan kebaktiannya kepada dewa tersebut. Karena itu manusia
pemali, dilarang membuat bayangan tentang Tripurusa dan keadaannya di dalam
kebaktian dan panembahnya.
Pengambilalihan manusia oleh dewa dapat terjadi dengan baik-baik atau
dengan paksaan. Dengan baik-baik kalau memang manusia menunjukkan
kebaktiannya kepada dewa, dengan paksaan jika ia tidak berbuat demikian.
Menghanyutkan diri dalam khayalan dan lamunan berarti seakan-akan
menyediakan kursi empuk bagi dewa. Manusia lalu kemasukan.
Di dalam kesadaran dan kebaktian kepada Tripurusa dilahirkan kenyataan,
bahwa badan/jasmani manusia itu kendaraan Tripurusa, yang memancarkan
Mahakekuasaan, yang menjauhkan para dewa. Orang yang dipengaruhi dewa,
menghindari pergaulan dengan orang yang sungguh-sungguh kebaktiannya
kepada Suksma Sejati, dan menjauhi ajaran-ajaran Suksma Sejati. Orang yang
demikian ini menerima ajaran dewa melalui bisikan-bisikan di dalam telinga, atau
sebagai wujud-wujud yang dapat dilihat dengan indra penglihatan yang halus.
Kehadiran dewa dapat diketahui manusia melalui bau yang khas atau perasaan
tertentu.
Dari pihak dewa memang ada usaha membujuk manusia agar mau
menyembah mereka. Sebagai gantinya mereka memberi sesuatu yang sangat
diingini orang, seperti kepandaian yang tak dimiliki orang lain, umpamanya pan-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

289

Pernikahan kodok untuk memanggilkan Dewa agar mau menurunkan hujan


Foto 8.2.3: Memanggil DEWA Penurun Hujan dengan Upacara Pernikahan Kodok
Ketika musim kering luar biasa (di India), maka mereka mengadakan upacara tradisional
dengan menikahkan kodok yang diharapkan dgn pernikahan itu memanggil DEWA agar
mau menurunkan hujan.
Jika komunikasi intensif manusia dan dewata itu telah diletakkan, maka dewata dapat
dipanggil sewaktu-waktu melalui mantera atau upacara tertentu (tiap dewata mempunyai kuncinya sendiri) dan bertugaslah manusia itu sebagai perantara sang dewa.
Orang yang kemasukan dewa tersebut di dalam dirinya akan diliputi perasaan mahakuasa
dan tidak dibawahi oleh siapa pun. Sang dewata mempergunakan alat-alat pelaksana
orang itu untuk menyatakan diri. Jika pementasan ini sering terjadi, maka orang tersebut
dapat terbelah fungsi angan-angannya dan berakibat mudah disugesti. Yang tampak
adalah inteligensi semu, karena orang itu hanya mengulang apa saja yang telah dibisikkan
dewata kepadanya.

__________
http://www.instablogsimages.com/images/2009/07/27/capt_photo_1245829709564-1-0_JNUGU_3868.jpg cited
September 12, 2011.
290

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

dai mengobati, clairvoyance (mengetahui keadaan yang tersembunyi dan kejadian


yang akan datang), penguasaan badan/jasmani. Keadaan itu sejati bukanlah
awas yang sejati, tetapi manusia hanya sekadar mengulangi bisikan sang dewa,
Keberadaan dewa dirasakan sebagai corpus alienum (benda asing) di
dalam kepribadian orang. Orang yang kemasukan semua kekuasaan
dan inisiatifnya telah direnggut. Setelah pementasan itu selesai,
suasana mati inisiatif itu tadi tetap meliputinya untuk sementara.

atau apa yang diperlihatkan olehnya. Demikian pula halnya dengan kapasitas
yang lain.
Manusia dipergunakan oleh dewa kurang lebih sebagai wayang. Jika
hubungan manusia dan dewa itu telah diletakkan, maka dewa dapat dipanggil
sewaktu-waktu melalui mantera atau upacara tertentu (tiap dewa mempunyai
kuncinya sendiri) dan bertugaslah manusia itu sebagai perantara sang dewa.
Dalam saat itu pribadi orangnya dapat tetap sadar atau kehilangan kesadarannya.
Selama dewa itu berada di dalam diri manusia, orang ini akan diliputi
perasaan mahakuasa dan tidak dibawahi oleh siapa pun.
Sang dewa
mempergunakan alat-alat pelaksana orangnya untuk menyatakan diri. Ia selalu
dirasakan sebagai corpus alienum (benda asing) di dalam kepribadian orang.
Selama itu orang yang kemasukan tidak mempunyai kekuasaan apa-apa. Semua
inisiatif telah direnggut dari padanya. Juga setelah kemasukannya itu selesai,
suasana mati inisiatif itu tadi tetap meliputinya untuk sementara.
Jika pementasan ini sering terjadi, maka orang itu dapat terbelah fungsi
angan-angannya dan oleh sebab itu mudah disugesti. Yang tampak adalah
inteligensi semu, karena orang itu mengulang apa yang dibisikkan dewa kepada-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

291

Anton S. LaVey pembuat Gereja dan Alkitab Setan

Foto 8.2.4: Perbedaan Orientasi Kebaktian kepada Setan


Anton S. LaVey (1930-1997) pendiri Gereja Setan dan pembuat Alkitab Setan. Murid dari
Aleister Crowley.
Kebaktian kepada dewa (ada yang jahat: golongan sura, ada yang baik: golongan asura),
terutama dewa tingkat tinggi tidak berbeda secara lahiriah dengan kebaktian kepada
Suksma Kawekas. Di manakah letak perbedaannya? Perbedaan itu terletak di dalam
orientasi sang-aku dan di dalam perasaan yang dialaminya. Orientasi pada kebaktian para
dewa terletak di luar diri sendiri, pada kebaktian kepada Suksma Kawekas orientasi
terletak di dalam diri sendiri yang terdalam, tak tergantung dari suatu organ apa pun.
Orientasi di luar diri sendiri menyebabkan pertemuan orang dengan dewa tetap tinggal di
tingkat pancaindra.
Memasuki Rahsa Jati bukanlah suatu pengalaman perasaan yang bersifat pancaindra.
Bahkan, pesan-pesan dari Suksma Sejati dalam bentuk ilham, intuisi atau wahyu tidaklah
bersifat pancaindra.
__________
http://senjatarohani.files.wordpress.com/2010/01/pendeta-setan-anton-lavey1.jpg?w=209&h=300 cited
September 13, 2011.
292

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

nya. Jadi daya kerja pengaruh dewa itu berupa dua:


1. Dari satu jarak, di mana hanya terjadi kontak pancaindra.
2. Dengan menduduki dan mengambil alih angan-angan.
Tidak selayaknya berbakti kepada dewa, sebab manusia merendahkan
derajatnya. Sesungguhnya kekuasaan manusia lebih tinggi. Essensi
manusia adalah Hidup itu sendiri, yang telah menciptakan para dewa.

Mengikuti dewa, terutama dewa tingkat tinggi, menuntut cara hidup yang
lahiriah tidak berbeda dengan kebaktian kepada Suksma Kawekas. Di sana pun
terdapat panembah dengan penyerahan diri total. Tapa brata yang sungguh berat
dan suatu sikap hidup yang menjauh dari keduniawian, di mana watak luhur
suatu keharusan.
Kalau demikian, di mana letak perbedaannya? Perbedaannya terletak di
dalam orientasi sang-aku dan di dalam perasaan yang dialaminya. Orientasi pada
kebaktian para dewa terletak di luar diri sendiri, sedangkan pada kebaktian
kepada Suksma Kawekas orientasi terletak di dalam diri sendiri yang terdalam, tak
tergantung dari suatu organ apa pun. Orientasi di luar diri sendiri menyebabkan
pertemuan orang dengan dewa tetap tinggal di tingkat pancaindra.
Memasuki Rahsa Jati bukanlah suatu pengalaman perasaan yang bersifat
pancaindra. Bahkan, pesan-pesan dari Suksma Sejati dalam bentuk ilham, intuisi
atau wahyu tidaklah bersifat pancaindra. Kesadaran Aku, di dalam kebaktian
kepada dewa, tetap ada. Bahkan justru diperkuat di dalam pertemuannya dengan
kedaulatan aku sang dewa. Kesadaran Aku, manusia lenyap di dalam
Pembebasannya dan manusia memperoleh sebagai gantinya suatu pusat pada
derajat lebih tinggi, yang berdaya-kerja integratif, yaitu Tripurusa. Sang dewa
selalu dirasakan sebagai corpus alienum di dalam jasmani manusia yang
menghambat dan merusak harmoni semua fungsi.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

293

Metamorphosis: ulat berproses menjadi kepompong dan kepompong menjadi kupu-kupu

Foto 8.2.5: Metamorphosis Kupu-kupu


Manusia potensial dapat mengembangkan diri dengan kemampuannya sendiri sampai
posisi siap menerima Ilham, intuisi atau wahyu yang datang dari Tripurusa sebagai bagian
essensial dari manusia. dan karena itu merupakan pengembangan dari kemam-puannya
sendiri. Manusia meningkatkan derajatnya, dengan kebaktiannya kepada Suksma Kawekas
melalui Suksma Sejati menjadi Kepribadian yang a-pribadi.
Kebaktian manusia kepada dewa, berarti manusia merendahkan derajatnya sendiri,
karena pada hakikatnya manusia mempunyai kekuasaan lebih tinggi dan esensi manusia
adalah Hidup itu sendiri, yang telah menciptakan para dewa.

__________
http://4.bp.blogspot.com/_o40X45B_Jq8/TTeR9YebH5I/AAAAAAAAABA/uK49UZHwa7c/s1600/metamorphosis-ofbutterflies7.jpg cited March 10, 2012

294

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Manifestasi Suksma Sejati berupa metamorphose seluruh kepribadian, yang


menciptakan harmoni antara sentra-sentra vitalitas dan meningkatkan
kemampuan sentra itu masing-masing sampai maksimal. Di dalam pertemuan
Keberadaan sang dewa selalu dirasakan sebagai benda asing di dalam
kepribadian manusia. Dewa menghambat dan merusak harmoni semua
fungsi. Manifestasi Suksma Sejati berupa metamorphose seluruh kepribadian. Menciptakan harmoni antara pusat-pusat vitalitas dan meningkatkan kemampuan pusat-pusat itu masing-masing sampai maksimal.

dengan dewa, manusia merasakan dirinya organis sebagai saya yang tertinggi,
untuk menandaskan kedaulatannya. Bertunggal dengan Suksma Sejati tidak
disertai pe-rasaan-perasaan jasmaniah; pada waktu itu angan-angan diam dalam
kebaktian.
Pesan-pesan dari dewa ditangkap dengan pancaindra dan karena itu
manusia memperoleh kemampuan khusus yang semu. Kemampuan tersebut
seakan-akan ia pinjam dari dewa. Ilham, intuisi atau wahyu datang dari Tripurusa
sebagai bagian esensial dari manusia dan karena itu merupakan pengembangan
dari kemampuannya sendiri.
Dengan kebaktiannya kepada dewa, maka manusia merendahkan derajatnya, karena pada hakekatnya manusia mempunyai kekuasaan lebih tinggi dan
esensi manusia adalah Hidup itu sendiri, yang telah menciptakan para dewa.
Manusia meningkatkan derajatnya, dengan kebaktiannya kepada Suksma
Kawekas melalui Suksma Sejati menjadi Kepribadian yang a-pribadi. Untuk
mengerti akibat-akibat selanjutnya dari kebaktian manusia kepada dewa,
haruslah kita meneropong dulu pendapat tentang kehidupan sesudah mati,
seperti yang dikemukakan di dalam candra-manusia Indonesia ini.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

295

Gambar Iustrasi 9.1.1: Seekor Gajah, Seorang Bijak, dan Enam Orang Buta
Pada suatu hari seekor gajah mampir di suatu desa yang dihuni oleh enam orang buta. Hal
ini diceritakan oleh seorang penghuni desa kepada mereka. Walaupun kami belum
pernah melihatnya, tolong antarkanlah kami ke sana untuk merabanya kata orang-orang
buta itu. Singkat kata, mereka bertengkar tentang apa yang dirabanya.
Orang buta pertama yang meraba paha berkata: Hei kawan, gajah itu pilar. Orang buta
kedua yang meraba ekor berkata: Oh, tidak! ia seperti tali. Orang buta ketiga meraba
gadingnya: Ya, seperti dahan pohon yang keras. Orang buta keempat meraba
telinga: Ternyata, seperti kipas besar. Orang buta kelima meraba perutnya: Wah, yang
benar seperti tembok luas yang empuk. Orang buta keenam meraba belalai-nya: Kalaian
salah semua, yang paling benar adalah seperti pipa yang padat. Masing-masing merasa
dirinyalah yang paling benar, debat berlanjut semakin panas, menuju perkelahian.
Untunglah datang orang bijak yang melerai mereka.
Dijelaskan oleh orang bijak bahwa mereka semua benar tergantung tempat di mana ia
meraba. Gajah itu adalah semua apa yang telah mereka raba tetapi itupun belum seca-ra
keseluruhan seekor gajah. Dalam kehidupan sehari-hari persis seperti orang sehat
matanya tetapi melihat fenomena alam yang samar-samar, apalagi gaib. Ini berlaku untuk
sebagian besar fenomena di dunia seperti sosial, politik, ekonomi sampai perso-alan agama
dan kepercayaan. Tidak perlu bertengkar, saling berbagi ilmu, mengimbangi, dan
melengkapi apa yang dilihat, dirasakan, dan diteliti. Hendaknya saling empati dan
mendoakan keselamatan masing-masing, maka duniapun akan ikut tersenyum bahagia.

__________
http://timvalentine.files.wordpress.com/2012/02/428093_3004840753399_1033799704_3203082_815389
93_n.jpg?w=710 cited May 2, 2012
http://timvalentine.wordpress.com/2012/02/01/sixblindmen/ cited May 2, 2012
296

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

BAB IX
HIDUP SESUDAH MATI
9.1 PENDAHULUAN
Bagi siapa saja yang berwawasan pemikiran bebas dan merdeka,
pengetahuan yang didapat di sini dapat dipakai sebagai imbangan pengetahuan
Saling mendoakan akan keselamatan masing-masing adalah sikap yang
diharapkan dan terpuji sekiranya ada yang bertentangan dengan
pengetahuan yang telah ada dan pengetahuan ini agar dianggap sebagai
imbangan pengetahuan saja di dalam evolusi perjalanannya sang Aku
manusia menuju ke sumber dan tujuan hidupnya yang abadi.

hukum (hukum batin=hukum Tuhan). Sedikit banyak tentu ada perbedaan


dengan buku-buku atau ajaran yang telah menerangkan tentang bab ini bahkan
adakalanya memang bertentangan. Persamaannya adalah adanya keinginan
bersama untuk menjelaskan tentang berlakunya suatu hukum yang bersifat abadi.
Dengan semangat ilmu pengetahuan yang ada, agar supaya apabila
dianggap tidak sesuai dengan para penuntut ilmu kesuksmaan, pejalan spiritual,
dan transendental lainnya mohon diberikan empati. Artinya tidak perlu dianggap
mengubah-ubah yang telah ada atau mengganggu kepercayaan yang telah
dipegangnya erat-erat. Mohon persepsinya disederhanakan saja agar dapat
dianggap sebagai imbangan pengetahuan.
Sebab mengenai hal-hal yang bersifat gaib-gaib (samar), itu tidak cukup
diterima dengan bekerjanya nalar (angan-angan) saja, tetapi perlu dengan
introspeksi yang dalam, hingga menyentuh ke sumber rasa yang sejati, syukur
sampai dapat terbuka tabir hatinya, mengetahui sebenar-benarnya. Hal inilah
yang sangat perlu dilakukan oleh para penuntut ilmu kesuksmaan dan pejalan
transendental tersebut. Saling mendoakan akan keselamatan masing-masing di
dalam evolusi perjalanannya sang Ego manusia menuju ke sumber dan tujuan hi-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

297

MAKRO KOSMOS

Dunia Luar

=============l Pancaindra l=============================


Dunia dalam
Pocong Siap Kubur
MIKROKOSMOS Manusia
Jasmani Kasar
MAYAT
Fisik
=====================================================
Dunia luar

=====================================================
Jasmani Halus

ARWAH

Mental

- - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: Roh Suci, Suksma Sejati, Suksma Kawekas


Alam Sejati
Pusat Imateri
Spiritual

======================================================================
Bagan Transnden 3.2.1: Kehidupan Intra Psikis Orang Mati?
Ketika Suksma Sejati memanggil manusia ke Eksistensi-asalnya (mati) dan manusia masih
belum mau membebaskan diri dari kecenderungan mengikat diri kepada yang materi,
maka lenyaplah kesempatan mencapai Pembebasan. Yang terjadi hanyalah proses
pemisahan badan/jasmani halus dari badan/jasmani kasar (Pocong siap kubur).
Menurut candra jiwa Indonesia hidup orang yang mati berada di dalam kondisi yang
berlainan, badan/jasmani halusnya tetap melekat keberadaannya. Semua sentra/pusat
vitalitas masih ada (arti sempit). Pancaindra kasar siap bahkan mungkin sudah dikubur.
Kehidupan intra psikis (arti sempit) berjalan terus dengan tetap, bayangan-bayangan
pikiran timbul dan tenggelam, keinginan, hasrat dan kemauan selalu bermunculan dan
perasaan-perasaan ganti berganti seperti sebelum mati.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

298

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

dupnya yang abadi adalah sikap yang terpuji sekiranya ada yang benar-benar
tidak berkenan di dalam hati masing-masing.
Mati adalah kesempatan khusus di dalam hidup manusia untuk memindahkan titik berat kesadarannya sekaligus dan selamanya ke Tripurusa.
Ketika saat-saat menjadi mati itu telah tiba, seakan-akan pintu masuk
ke Rahsa Jati terbuka lebar-lebar.

9.2 TRANSMIGRASI ROHANI


Peristiwa perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat yang lain,
disebut transmigrasi. Transmigrasi rohani (soul) disebut juga reinkarnasi. Mati
juga dianggap sebagai tahap perpindahan ke dunia lain. Ada berbagai aspek yang
patut kita perhatikan. Mati adalah kesempatan khusus di dalam hidup manusia
untuk memindahkan titik berat kesadarannya sekaligus dan selamanya ke
Tripurusa. Selama saat-saat menjadi mati itu, seakan-akan pintu masuk ke Rahsa
Jati terbuka lebar-lebar. Sang Aku tinggal masuk saja. Dengan kata lain: Suksma
Sejati memanggil ke Eksistensi-asalnya. Jadi saat mati adalah kesempatan khusus
untuk mencapai Pembebasan, untuk melepaskan diri dari badan/jasmani kasar
dan jasmani halus, keduanya ini masih tergolong materi. Kesadaran manusia
kembali ke Hidup yang imateri.
Jika mati telah datang dan manusia belum membebaskan diri dari
kecenderungan mengikat diri kepada yang materi, maka lenyaplah kesempatan
itu. Dalam hal yang demikian ini, maka yang terjadi hanyalah proses pemisahan
badan/jasmani halus dari badan/jasmani kasar. Badan/jasmani kasar lalu
menguraikan diri dan unsur-unsur pembentukannya kembali kepada bentuk
asalnya lagi.
Badan/jasmani halus tetap berada dan melanjutkan hidup orang yang mati
di dalam kondisi berada yang berlainan.
Semua pusat vitalitas masih ada.
Pancaindra kasar sebagai jembatan yang menghubungkan kepribadian dan dunia
luar sudah tidak ada. Dunia luar yang mengumpulkan pengalaman, yang diperlu-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

299

Legenda seni beladiri perguruan Shaolin perlu proses latihan fisik, mental, dan spiritual

Foto 9.2.1: Mental adalah Jembatan Pertemuan antara Fisik dan Spiritual
Kita berhubungan dengan perantaraan pancaindra, kita temukan manusia dan situasisituasi yang dapat menolong kita dalam proses Pembebasan, yang merupakan perkembangan esensial dari eksistensi manusia sebagai individu. Pertemuan dengan dunia luar
menambah pengalaman dan memungkinkan perbaikan-perbaikan terhadap kepribadian.
Kita dapat menyaksikan dengan pancaindra contoh-contoh yang bermanfaat untuk
menyegarkan candra manusia di dalam hati nurani kita.
Sebenarnya pemuasan keinginan kita adalah perlu sekali bagi perjalanan hidup kita. Di
samping untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan juga untuk menetralisasi efek-efek
yang mengiringi ketegangan itu. Itu semua terjadi karena daya kerja nafsu yang terus
menerus dan diperkuat oleh angan-angan. Idealnya tidak boleh melupakan tujuan hakiki
manusia barang sekejap pun.

__________
http://amazingdata.com/images/AmazingShaolinKungFu_14735/amazingcoolawesomeincredibleShaolinKungFuChin
esemartialartsskillphotos2.jpg cited March 10, 2012.

300

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

kan untuk proses Pembebasan, sudah terlepas juga. Ini berarti bahwa manusia
sekarang hanya dapat menyandarkan diri pada diri sendiri dengan apa yang
terdapat di dalam dirinya sendiri. Kehidupan intra psikis berjalan terus dengan teApabila sebelum matinya manusia tidak pernah menciptakan ketertiban
dan memberi arah kepada kehidupan jiwanya, dan tidak pernah berusaha mencari jalan ke Rahsa Jatinya dengan menerobos khaos dinamika
fungsi sentra-sentra vitalitasnya, maka sesudah mati ia lebih tak berdaya lagi daripada sebelumnya.

tap, bayangan-bayangan pikiran timbul dan tenggelam, keinginan, hasrat dan


kemauan selalu bermunculan dan perasaan-perasaan ganti berganti seperti
sebelum mati.
Jika manusia selama hidup, sebelum matinya tidak pernah menciptakan
tata-tertib dan memberi arah kepada kehidupan jiwanya, dan tidak pernah
mencoba mencari jalan ke Rahsa-Jatinya dengan menerobos kemelut sebagai
hasil fungsi interaksi sentra-sentra vitalitasnya, maka sesudah mati ia lebih tak
berdaya lagi daripada sebelumnya. Ia menjadi permainan belaka dari anganangan, perasaan dan aktivitas-aktivitas nafsunya. Di dalam keadaan yang
demikian ini, menonjollah peranan dunia luar dan badan/jasmani kasar.
Pertama, di dalam dunia materi kasar, yang dapat dilihat dan dirasakan,
manusia berhubungan dengan perantaraan pancaindra. Kita mungkin saja
menemukan manusia dengan situasi-situasi tertentu yang dapat menolong kita
dalam proses Pembebasan. Hal ini merupakan perkembangan esensial dari
eksistensi manusia sebagai individu. Pengaruh-pengaruh antara dunialuar dan
manusia adalah dasar untuk mendapatkan pengalaman. Pertemuan dengan
dunia luar memungkinkan perbaikan-perbaikan terhadap kepribadian kita dan
kita dapat menyaksikan dengan pancaindra contoh-contoh yang bermanfaat
untuk menyegarkan candra manusia di dalam hati nurani kita.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

301

Memikul beban berat batu-batu belerang di bawah teriknya sinar matahari

Foto 9.2.2: Beratnya Beban yang Dipikul dalam Kehidupan Nyata


Telah disediakan makrokosmos dengan masyarakat dan objek lainnya untuk melepaskan
perasaan-perasaan kuajiban, tanggung jawab, cinta-kasih, dan perasaan-perasaan lainnya.
Di dunia luar masih tersedia benda-benda yang dapat disubjektifkan. Meletakkan
hubungan subjektif antara diri sendiri dengan dunia luar, mengurangi beban afektif yang
bertimbun. Seolah-olah beban itu dipikul bersama oleh diri sendiri dan dunia luar. Ketika
mendesubjektifkannya berarti meletakkan beban itu sepenuhnya kepada diri sendiri, ia
berdiri sendiri.
Mendesubjektifkan adalah tanda perkembangan mental, sebaliknya
mensubjektifkan adalah tanda kelemahan.

__________
http://1.bp.blogspot.com/_a2Ac_i7cQNk/SrBNbk0IDbI/AAAAAAAABQI/i_Cfhpn72BQ/s1600/2.jpg cited March 10,
2012

302

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Pemuasan keinginan kita adalah perlu sekali bagi perjalanan hidup kita,
untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan dan untuk menetralisasi efek-efek
yang mengiringi ketegangan itu. Ketegangan dan efeknya terjadi karena daya keKehidupan jasmaniah memungkinkan bagi mereka yang jauh lebih berpengalaman dalam proses Pembebasan dan bagi mereka yang telah mencapainya, dapat berada bersama dengan kita di dunia-materi dan membantu kita menertibkan dan menyelaraskan kepribadian kita. Kesimpulan, kehidupan jasmaniah mempermudah jalan mencapai Tripurusa.

kuatan nafsu yang terus menerus bekerja serta seringnya mendapat perkuatan
dari angan-angannya sendiri. Di dunia-luar tersedia juga objek-objek untuk
melepaskan perasaan-perasaan wajib, tanggung jawab, cinta-kasih, dan perasaanperasaan lainnya.
Mensubjektifkan barang-barang di dunia luar, adalah meletakkan hubungan
subjektif antara diri sendiri dengan dunia luar. Aktifitas ini mengurangi beban
afektif yang bertimbun. Seakan-akan beban itu lalu dipikul bersama oleh diri
sendiri dan dunialuar. Sebaliknya, men-desubjektifkan-nya berarti meletakkan
beban itu sepenuhnya kepada diri sendiri. Ia berdiri sendiri. Mensubjektifkan
adalah tanda kelemahan, mendesubjektifkan adalah tanda perkembangan jiwa.
Orang-orang yang jauh lebih tinggi pengalamannya daripada kita dalam
proses Pembebasan bahkan mereka yang telah mencapai Pembebasan itu, dapat
berada bersama dengan kita di dunia-materi. Orang yang perpengalaman
tersebut dapat membantu kita menertibkan dan menyelaraskan kepribadian kita.
Pendeknya, kehidupan jasmaniah mempermudah jalan mencapai Tripurusa.
Dunia-jasmaniah ini oleh K. Jaspers disebut dunia-indra dan ruang. Di
dalam keberadaan sesudah mati, isolasi struktural dan fungsional dari duniaindra dan ruang menjadi kenyataan. Di dalam keadaan yang demikian ini manu-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

303

MAKROKOSMOS

Dunia Luar

=============l Pancaindra l===========================


Dunia dalam Pocong Siap Kubur MIKROKOSMOS Manusia

MAYAT

Soma

====================================================
Dunia Luar

====================================================
Nafsu Arwah
Psike
Perasaan
Extraversi
Angan-angan Aku
Introversi
- - - - - - - - - - - - - - - - -l

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TriAspect: TheOneself
Alam Sejati
TheForce
Immaterial Centre
TheSource
Rohani
TheGate

======================================================================
Bagan Transenden 9.2.2: Dunia Indra-ruangnya Karl Jaspers tentang Hidupnya Arwah
Dunia-indra dan ruang adalah dunia-jasmaniah ini telah disebut oleh K. Jaspers. Pada
keadaan sesudah mati, isolasi strukturil dan fungsionil dari dunia-indra dan ruang menjadi
kenyataan. Di dalam keadaan yang demikian ini manusia menjadi autistik sepenuhnya
dan ia tidak dapat meletakkan hubungan yang normal dengan dunia-luar. Di situ hanya
hidup arwah-arwah yang saat matinya tidak dapat mengikuti Suara panggilan TheForce
(Suksma Sejati). Sekiranya mereka dapat saling berhubungan, mereka tidak akan dapat
saling membantu lagi. Arwah-arwah ini mengira dan merasa masih hidup seperti duludulu. Sudah tidak ada lagi objek dunia luar, guna melepaskan keinginan, hasrat dan afektif
mereka.
Mereka selalu mengalami kekecewaan karena pikiran dan perasaannya yang diharapkan
menjadi kenyataan-kenyataan, selalu lenyap karena tidak mungkin memberi pemuasan.
Umpamanya timbul rasa haus, tetapi mereka tidak dapat minum dan rasa haus ini tetap
menggoda sampai ia hilang dengan sendirinya, karena timbul perasaan-perasaan lain yang
menggantikannya. Mungkin mereka merasa panas tanpa dapat berlindung atau mereka
merasa rindu dengan keluarganya tanpa ada kemungkinan untuk bertemu. Rupanya tidak
ada yang menyambut panggilan atau kehadiran mereka.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

304

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

sia dapat menjadi autistik [2] sepenuhnya dan ia tidak dapat meletakkan hubungan
yang normal dengan dunia-luar. Tambahan lagi di situ hanya hidup arwah-arwah
yang saat matinya tidak dapat mengikuti suara panggilan Suksma Sejati. AndaikaMerupakan siksaan yang sesungguhnya ketika keinginan dan perasaan
yang tak dapat dipenuhi, tiada henti dan harus hilang dengan sendirinya. Akhirnya mereka mencari penyelesaian dan Pembebasan-nya di
dalam dirinya yang terdalam berupa penyerahan diri kepada Suksma
Kawekas. Saat itu juga mereka dibebaskan, sementara.

ta mereka dapat saling berhubungan, mereka tidak akan dapat saling membantu
juga. Arwah-arwah ini mengira dan merasa masih hidup seperti dulu-dulu. Hanya
sekarang tidak ada objek dunia luar, untuk melepaskan keinginan, hasrat, dan
afektif mereka.
Pikiran dan perasaannya menjadi kenyataan-kenyataan, tetapi yang tidak
mungkin memberi pemuasan dan karena itu mereka selalu mengalami
kekecewaan, tiap kali pikiran dan perasaan tadi melenyap. Umpamanya timbul
rasa haus, tetapi mereka tidak dapat minum dan rasa haus ini tetap menggoda
sampai ia hilang dengan sendirinya, karena timbul perasaan-perasaan lain yang
menggantikannya. Mungkin mereka merasa panas tanpa dapat berlindung atau
mereka merasa rindu dengan keluarganya tanpa ada kemungkinan untuk
bertemu. Karena keluarganya tidak ada yang menyambut panggilan atau
kehadiran mereka.
Ganti-bergantinya keinginan dan perasaan yang tak dapat dipenuhi dan
yang harus hilang dengan sendirinya itu, merupakan siksaan yang sungguhsungguh.
Siksaan ini berlangsung terus-menerus sampai akhirnya mereka
mencari penyelesaian dan Pembebasannya di dalam dirinya yang terdalam
berupa penyerahan diri kepada Suksma Kawekas. Pada saat itulah mereka
dibebaskan.
__________
[2]. Autistik= bersifat autisme, keadaan yang sangat tertuju ke dalam diri sendiri (lazimnya pada orang
sakit); seluruh alam luarnya atau sebagian dari padanya lenyap dari penghayatan.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

305

Lautan terbuka dengan goncangan gelombang besar adalah tantangan penakluknya


Foto 9.2.3: Pengembaraan di Lautan yang Bergelombang Liar
Pengembaraan di lautan terbuka yang penuh dengan goncangan gelombang besar
mensyaratkan integritas struktur perahu dan manusianya.
Di alam kafiruna, yang tidak lain merupakan lanjutan kehidupan intrapsikis di dalam
badan/jasmani, mereka dipaksa mencari penyelesaiannya di dalam diri sendiri. Makin
cepat jalan penyelesaiannya ini didapatkan, makin cepat pula mereka keluar dari alam
kegelapan ini. Goncangan gelombang angan-angan, perasaan, dan nafsu ini sebenarnya
sudah berlangsung juga di dalam kehidupan jasmani kasar, sebelum meninggal.
Alam kafiruna sesungguhnya telah dicicipi manusia. Karena terjadi sebelum mati, masih
ada dunia luar untuk mengendorkan semua ketegangan dan akibat-akibatnya. Selain untuk
memenuhi keinginan, ia juga berlatih mendapatkan kembali jalan, melalui hati sanubarinya
yang terdalam. Perimbangannya sesuai dengan kehidupannya di dalam badan/jasmaninya dahulu. Apakah manusia itu memang harus berada di dalam alam kafiruna, dan untuk
berapa lama harus tinggal di situ? Semua ditimbang dengan adil.
Manusia cenderung mengawinkan dirinya dengan dunia tercintanya. Menyebabkan
manusia pada saat sakaratul-mautnya tidak tahu bahwa ada kewajiban batiniah. Hal inilah
yang menyebabkan manusia tidak mudah melepaskan diri dari badan/jasmani halusnya itu.
Di dalam alam kafiruna, badan/jasmani halus ini tidak memerlukan pemeliharaan materi
dan tidak pula terikat pada batas umur. Ia masih dapat meninggalkan-nya setiap waktu
jika ia menghendaki, sesuai dengan ingatannya tentang introversi.
__________
http://www.islanderpaddler.com/storage/rick.jpg?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1268058171461
September 17, 2011.
306

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

cited

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Dunia, di mana mereka mengembara di dalam badan/jasmani halusnya,


dinamakan dunia gelap, alam kafiruna. Masa ini adalah masa penderitaan, kesedihan , dan kekecewaan. Manusia itu hidup di dalam dunia bayangan-bayangan
Alam kafiruna, adalah dunia-gelap di dalam badan/jasmani halusnya
orang yang sudah meninggal. Di mana sang-akunya masih mengembara
di dalam bayangan angan-angannya sendiri, yang dipandangnya sebagai sungguh-sungguh bersifat dunia materi.

angan-angannya sendiri, yang oleh mereka dipandang sebagai sungguh-sungguh


materi.
Di dalam dunia ini, yang tidak lain merupakan lanjutan kehidupan
intrapsikis di dalam badan/jasmani, mereka dipaksa mencari penyelesaiannya di
dalam diri sendiri. Makin cepat jalan penyelesaiannya ini didapatkan, makin cepat
pula mereka keluar dari alam kafiruna. Permainan angan-angan, perasaan dan
nafsu ini sebenarnya sudah berlangsung juga di dalam kehidupan jasmani kasar,
sebelum meninggal.
Jadi, pada waktu itu pun manusia sesungguhnya telah mencicipi alam
kafiruna. Tetapi sebelum mati, masih ada dunia luar untuk melepaskan semua
ketegangan dan akibat-akibatnya. Selain untuk memenuhi keinginan, juga
berlatih mendapatkan kembali jalan, melalui hati sanubarinya yang terdalam.
Tergantung dari bagaimana kehidupannya di dalam badan/jasmaninya dahulu,
apakah manusia itu jatuh di dalam alam kafiruna atau tidak, dan untuk berapa
lama ia tinggal di situ.
Kecenderungan manusia untuk mengikatkan dirinya kepada yang duniawi
menyebabkan manusia pada saat sakaratul-mautnya tidak tahu bahwa ada
kewajiban batiniah. Kalau ia tidak dapat melepaskan diri dari keduniawian pada
saatnya yang tepat, maka ikutlah ia dengan dunia yang telah diawetkan di dalam
jiwanya. Hal inilah yang menyebabkan manusia tidak dapat melepaskan diri dari
badan/jasmani halusnya itu. Di dalam alam kafiruna, badan/jasmani halus ini

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

307

Halle Berry dalam film Catwoman, diungkapkan legenda kucing yang bernyawa rangkap.
Foto 9.2.4: Manusia mendapat kesempatan tujuh kali untuk hidup di dunia
Dalam film Catwoman, mengungkapkan bahwa kucing memiliki nyawa sembilan rang-kap
di dalam kehidupannya. Legenda lain lagi menyebutkan bahwa seekor kucing beti-na akan
memindahkan tempat tinggal anak-anak yang dlahirkannya sebanyak tujuh kali.
Setelah tahap melihat perjalanan hidup yang harus dijalani lagi, ia sudah tidak dapat
menarik diri lagi untuk lebih senang tetap tinggal di dalam suasana Rahsa Jati, tetapi ia
segera dilahirkan dalam reinkarnasi berikutnya untuk menyelesaikan proses pembebasannya. Manusia mendapat kesempatan tujuh kali untuk hidup di dunia dengan badan/
jasmani kasar guna melaksanakan Pembebasannya.
Kesempatan berikutnya, alam kafirunanya menjadi makin gelap, dan badan/jasmani
halusnya makin halus. Jika ia sesudah hidupnya yang ketujuh dan terakhir masih juga jatuh
di dalam alam kafiruna, maka manusia ini sudah demikian jauh tersesatnya dari jalan
Suksma Sejati, sehingga hampir mustahillah baginya untuk ingat kembali kepada Suksma
Sejati.
__________
http://showbiz.bestfashionable.com/wp-content/uploads/2011/08/Halle-berry-in-catwoman-suit.jpg cited
September 15, 2011.
308

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

tidak memerlukan pemeliharaan materi dan tidak pula terikat pada batas umur.
Tetapi ia dapat ditinggalkan setiap waktu jika dikehendaki.
Begitu ada kecenderungan sedikit saja untuk mengikatkan diri dengan
dunia luar, maka kepribadian itu akan dilahirkan lagi kembali ke dunia.
Sebelum ia dilahirkan kembali, ia diingatkan kembali kepada paugerannya, dan ia tahu nasib kehidupannya yang sedang menanti di kelak
kemudian hari..

Jika Rahsa Jati telah diketemukan lagi, maka badan/jasmani halus tadi
ditanggalkan seperti orang menanggalkan baju lamanya.
Ini terjadi seperti
pengalaman di dalam panembah ketika jasmani kasarnya masih hidup. Ketika
masuk ke dalam suasana Rahsa Jati dan melepaskan diri dari eksistensi jasmani.
Bedanya, kehidupan Aku kembali lagi ke dalam badan/jasmani yang sama, jika
panembahnya telah selesai.
Di dalam alam kafiruna,
badan/jasmani halus ditinggalkan untuk
seterusnya, sejak saat masuk ke Rahsa Jati. Di sini, di dalam tahap ini manusia
seakan-akan ditimbang dan dinilai. Jika masih ada sedikit kecenderungan saja
untuk mengikat diri dengan dunia luar, keduniawian, maka kepribadian itu lalu
dilahirkan lagi ke dunia. Sebelum ia dilahirkan kembali, ia diingatkan kembali
kepada syahadatnya, dan ia tahu nasib yang bagaimana yang menanti ia di dalam
kehidupannya yang akan datang.
Di dalam tahap ini kepribadian itu sudah tidak dapat menarik diri lagi
karena lebih senang tetap tinggal di dalam suasana Rahsa Jati, tetapi ia segera
dilahirkan dalam reinkarnasi berikutnya. Ia dilahirkan kembali sebagai manusia
untuk menyelesaikan proses Pembebasannya. Dengan jalan demikian ini manusia
mendapat kesempatan tujuh kali untuk hidup di dunia dengan badan/jasmani
kasar untuk melaksanakan Pembebasannya.
Di dalam tiap kesempatan selanjutnya, alam kafirunanya menjadi makin
gelap, dan badan/jasmani halusnya makin halus. Jika ia sesudah hidupnya yang

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

309

Dunia Luar
MAKROKOSMOS
==================lPancaindral=============================
Dunia dalam
MIKROKOSMOS Manusia: Soma
[FISIK]

--------------------------------------------------[MENTAL]

Pamali

Nafsu
Perasaan
A ng a n- a n g a n

Pancasila: rela, sabar, narima,

Psike

jujur, budi luhur


Extraversi

Aku
Introversi
Trisila: sadar, percaya, taat
(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l TheGate

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Tripurusa
Alam Sejati

[SPIRITUAL]
Pusat Imateri
========================================================================
Bagan Transenden 9.2.3: Alam Kafiruna Setara dengan Siksaan di Pusat Vitalitas
Alam kafiruna sesungguhnya telah juga dicicipi oleh manusia selama hidupnya di dalam
badan/jasmani kasar ini, yaitu ketika ia disiksa oleh keinginan-keinginan, pikiran-pikiran
dan perasaan-perasaan tertentu. Tetapi ketika manusia tidak autistik, maka keinginankeinginan, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaannya itu masih dapat diwujudkan.
Manusia harus berusaha menerobos dengan susah payah di dalam panembahnya agar
ketiga pusat vitalitas jiwanya tersebut dapat sampai ke Rahsa Jati (TheGate).
Manusia berusaha memasukkan kesadarannya selama panembah ke dalam dunia aindrawi di dalam kehidupan intrapsikisnya. Semua yang telah dialaminya akan ia temukan di sana. Pengalaman a-indrawi ini terjadi tidak hanya untuk memandang apa yang
tersedia, tetapi bertujuan juga untuk mencapai Rahsa Jati dan mendekat kepada Suksma
Sejati.
Netralisasi nilai pribadi yang melekat pada apa yang tersedia itu dengan jalan mendesubjektifkannya. Agar dapat menjalankannya, diperlukan sikap hidup ekstraversi
seperti yang ditandaskan oleh Pancasila terhadap semua kehidupan psikis, di dalam
dirinya sebagai latar belakang sikap introversinya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

310

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

ketujuh dan terakhir masih juga jatuh di dalam alam kafiruna, maka manusia ini
sudah demikian jauh tersesatnya dari jalan Suksma Sejati. Sehingga hampir
mustahil baginya untuk ingat kembali kepada Suksma Sejati.
Jujur memberikan bekal ke-berani-an untuk melihat dirinya sendiri di
dalam proporsi-proporsi yang nyata. Terlepas dari hasil penilaiannya
itu nanti, apakah baik, buruk, benar, salah, bahkan tidak berharga sama
sekali. Akan dihadapi dengan penuh ketegaran.

Sesungguhnya manusia telah juga mencicipi alam kafiruna selama hidupnya


di dalam badan/jasmani kasar ini, yaitu ketika ia disiksa oleh keinginan-keinginan,
pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan tertentu. Tetapi dalam situasi ini, di mana
manusia tidak autistik sehingga keinginan-keinginan, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaannya itu masih dapat diwujudkan. Di dalam panembah, manusia
berusaha menerobos dengan susah payah keinginan-keinginan, pikiran-pikiran
dan perasaan-perasaan ini agar dapat sampai ke Rahsa Jati.
Selama panembah itu, manusia memasukkan kesadarannya ke dalam
dunia tiada-indra di dalam kehidupan intrapsikisnya. Di sana ia menemukan
semua yang telah dialaminya. Menenggelamkan diri di dalam pengalaman aindrawi ini terjadi tidak hanya untuk memandang apa yang tersedia, tetapi
bertujuan juga untuk mencapai Rahsa Jati dan mendekat kepada Suksma Sejati.
Untuk mencapai tujuan ini, manusia harus menetralisasikan nilai pribadinya yang melekat pada apa yang tersedia itu dengan jalan mendesubjektifkannya.
Agar dapat menjalankannya, diperlukan sikap hidup seperti yang ditandaskan
oleh Pancasila terhadap semua kehidupan psikis di dalam dirinya. Ke-jujur-an
(temen) memberikan keberanian untuk memandang dirinya sendiri di dalam
proporsi-proporsi yang nyata, terlepas dari hasil penilaiannya itu nanti, apakah

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

311

Gambar di sebelah kiri adalah proses kematian dan di sebelah kanan adalah proses kelahiran

Gambar 9.2.1: Penjelasan Lahir Kembali (Reinkarnasi)


Hati nurani dengan latar belakang sifat budi luhur mengandung suatu harapan yang akan
membawa kita kepada derajat Suksma Sejati. Dalam suatu panembah jika kita berhasil
bertunggal dengan Suksma Sejati, maka selalu kita lihat bahwa kita jatuh kembali ke
derajat sebelumnya.
Pada mulanya kita tidak dapat bertahan lama di dalam derajat Suksma Sejati, karena masih
ada kecenderungan mengikat diri kepada dunia luar yang melekat. Kita belum cukup
menyucikan diri. Kemungkinan gejala ini telah kita sadari di alam kafiruna. Jika manusia
berhasil melepaskan autismenya melalui dirinya sendiri,
maka ia seakan-akan
dilemparkan kembali ke dunia jika masih kurang suci, tetapi tidak jatuh kembali ke alam
kafiruna, melainkan mendapat badan/jasmani yang komplit dengan jalan dilahirkan
kembali sebagai bayi.

__________
http://nirmalkumar.org/blog/wp-content/uploads/2011/04/reincarnation2.jpg cited March
10,2012
312

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

baik atau tidak berharga sama sekali. Narima dan sabar perlu ada, agar dapat
menerima hasil penilaian diri itu tadi, sehingga tidak tergesa-gesa dan ulet di
dalam usaha mencapai keinginan-keinginannya. Rela adalah kesediaan melepasJika pada suatu panembah kita berhasil bertunggal dengan Suksma
Sejati, kemudian kita jatuh kembali ke derajat sebelumnya. Pada
awalnya kita tidak dapat bertahan lama karena masih ada kecenderungan mengikatkan diri kepada dunia yang melekat kepada diri
kita. Kita masih harus menambah semangat menyucikan diri.

kan yang subjektif dan berharga dari timbunan pengalamannya, sehingga memungkinkan terjadinya proses desubjektivasi.
Budi luhur adalah sifat sebagai latar belakang, contoh dan hati nurani,
yang mengandung suatu harapan, menurut ungkapan Carp: suatu kemungkinan
keber-ada-an, posisi, yang dapat dicapai. Budi luhur ini membawa kita kepada
derajat Suksma Sejati.
Jika kita pada suatu panembah suatu kali berhasil
bertunggal dengan Suksma Sejati, maka selalu kita lihat bahwa kita jatuh kembali
ke derajat sebelumnya.
Pada mulanya kita tidak dapat bertahan lama di dalam derajat Suksma
Sejati, karena masih ada kecenderungan mengikat diri kepada dunia yang
melekat kepada diri kita. Kita belum cukup disucikan. Gejala ini telah kita lihat
pula di alam kafiruna. Jika manusia berhasil melepaskan autistiknya melalui
dirinya sendiri, maka ia seakan-akan dilemparkan kembali ke dunia jika masih
kurang suci, tetapi sekarang ia tidak jatuh kembali ke alam kafiruna, melainkan
mendapat badan/jasmani yang komplit dengan jalan dilahirkan kembali sebagai
bayi.
Kebaktian kepada Suksma Kawekas melalui Suksma Sejati dan makna dari
panembah merupakan hal-hal yang penting di dalam candra manusia Indonesia
ini. Tetapi manusia tidak selalu menunjukkan kebaktiannya kepada Hidup yang

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

313

Phoenix si burung api yang legendaris dalam mitologi Mesir dianggap memiliki hidup yang abadi.

Gambar 9.2.2: Si Burung Api Terbang Tinggi di Kegelapan Malam


Penyucian diri yang keras terhadap keduniawian sering dilakukan untuk berbakti kepada suatu
dewa. Makin tinggi dewa yang disembah, makin keras kebaktiannya dan makin besarlah
kesediaan berkorban yang diminta di bidang materi dan yang terikat oleh materi. Akibatnya
adalah, bahwa manusia ini sebagai makhluk berjiwa, mengalami hidup-nya di lapisan-lapisan
yang tipis dari langitnya (jasmani halusnya).
Ketika ajal tiba berarti bahwa ia pergi ke alam dewa itu. Di alam kafiruna ia berhubu-ngan
dengan dewanya melalui angan-angan yang masih ada dan berlangsunglah terus penyuciannya
yang semua itu dalam rangka kebaktiannya kepada sang dewanya tadi. Makin menjadi halus
jiwanya, makin tinggilah tempatnya di alam para dewa. Tetapi makin menjadi gelaplah jiwanya
jika dilihat dari titik pangkal Tripurusa. Jalannya kembali ke Tripurusa menjadi nyaris atau
malah sudah tertutup.

__________
http://2.bp.blogspot.com/-QJqUsjoTw2E/TfDAMVu1auI/AAAAAAAAACA/-5wyT5nQWfw/s1600/ponix.jpg
cited March 10, 2012.

314

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

titik singgungnya antara dunia-dalam dan dunia-luar yang terletak di dalam dirinya sendiri yang terdalam. Tetapi membiarkan kebahagiaannya pada hari
kemudian tergantung dari pegangan-pegangan arah di luar dirinya, yang bersifat
Kepada Hidup yang titik singgungnya terletak di dalam dirinya sendiri yang
terdalam, manusia tidak selalu menunjukkan kebaktiannya. Sering-kali membiar
kan kebahagiaannya pada hari kemudian tergantung dari pegangan-pegangan
arah di luar dirinya, yang bersifat ruang danwaktu. Mati mempunyai arti yang
sangat berbeda bagi orang yang demikian ini. Sebab hidupnya yang autistik di
alam kafiruna nanti akan memaksanya belajar manembah juga pada akhirnya.

ruang dan waktu. Bagi orang yang demikian ini, mati mempunyai arti yang lain
sekali, ia akan terpaksa belajar manembah juga pada akhirnya, karena hidupnya
yang autistik di alam kafiruna nanti.
Para dewa itu, di samping menarik kebaktian manusia keluar dari dirinya
(eksoterisme), mereka memperkuat kedaulatan Aku manusia dan lambat-laun
melepaskan ikatan hubungan antara Rahsa Jati dan pusat-pusat vitalitas di dalam
jasmani halus. Penerobosan angan-angan atau penarikan kembali angan-angan
oleh Tripurusa, atau tidak dipergunakannya angan-angan (semua ungkapanungkapan yang berbeda untuk menyatakan satu gejala yang sama), menjadi sulit
sekali selama kebaktian keluar itu masih berlangsung.
Pada kebaktian kepada suatu dewa sering diperlukan penyucian yang keras
terhadap keduniawian. Makin tinggi dewa yang disembah, makin keras kebaktiannya dan makin besarlah kesediaan berkorban yang diminta di bidang materi
dan yang terikat oleh materi. Akibatnya adalah, bahwa manusia ini sebagai
makhluk rohaniah (berjiwa), mengalami hidupnya di lapisan-lapisan yang tipis
dari langitnya (jasmani halusnya). Mati bagi orang yang demikian berarti bahwa
ia pergi ke alam dewa itu. Di alam kafiruna ia berhubungan dengan dewanya
melalui angan-angannya yang masih ada dan berlangsunglah terus penyuciannya.
Semuanya itu dalam rangka kebaktiannya kepada dewanya tadi. Makin menjadi

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

315

Russel Crow dalam film Robinhood dari hutan Sherwood, yang dicintai masyarakatnya
Foto 9.2.5: Di Dunia Robinhood Perbuatan Kotor dan Bersih Berdampingan
Legenda Robinhood dari hutan Sherwood. Sang tokoh ini adalah perampok budiman, hasil
perbuatan kotor-nya segera di cuci untuk diberikan kepada masyarakat yang
membutuhkan
Hidup di dalam badan/jasmani kasar, juga suatu keberuntungan tersendiri dipandang
adanya kebebasan memilih. Karena proses pengotoran dan penyucian jiwa dapat berada
berdampingan. Terjadi pada saat yang bersamaan baik pada orang yang sama maupun
pada orang yang berlainan. Dengan demikian, ia dapat mengumpulkan pengalaman agar
makin lama makin mendekat kepada Suksma Sejati dan mengalami-nya dengan sadar.
Orang ini bahkan dapat keluar-masuk Rahsa Jati dengan badan yang sama, demi baktinya
kepada umat manusia.

__________
http://www.shockya.com/news/wp-content/uploads/robin_hood_horses1.jpg cited September 14, 2011.
http://rizanovara.files.wordpress.com/2009/12/robin_hood_2010_poster.jpg?w=236&h=350 cited September 15,
2011.
316

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

halus jasmani halusnya, makin tinggilah tempatnya di alam dewa, tetapi makin
menjadi gelaplah jiwanya jika dilihat dari titik pangkal Tripurusa.
Jalannya
kembali ke Tripurusa menjadi hampir-hampir mustahil.
Di alam kafiruna ia dapat tinggal beribu-ribu tahun.

Dewanya mence-

gah dia berbalik kiblat, berbakti kepada Suksma Kawekas.

Dengan

demikian hanya sebagai pengecualian ia dapat dilahirkan kembali untuk


hidup. Penyucian dan pengotoran di dunia dapat terjadi bersamaan
seiring dengan kehidupannya kembali di badan/jasmani kasar.

Orang yang demikian ini masih tetap autistik, hanya kadang-kadang dapat
diterobos oleh kontak dengan dewanya, tetapi kontak ini tidak memberi jawaban
yang cukup untuk mengatasi permainan keinginan-keinginan, perasaan-perasaan
dan ingatan-ingatan yang timbul tenggelam berganti-ganti,
yang selalu
menghasilkan kekecewaan-kekecewaan. Ia dapat tinggal beribu-ribu tahun di
alam kafiruna. Dewanya mencegah dia berbalik kiblat, berbakti kepada Suksma
Kawekas. Dengan demikian hanya sebagai pengecualian ia dapat dilahirkan
kembali, untuk hidup kembali di dalam badan/jasmani kasar, di mana penyucian
dan pengotoran dapat berada berdampingan.
Di dalam kehidupan ini,
memungkinkan ia dapat mengumpulkan
pengalaman-pengalaman untuk makin lama makin mendekat kepada Suksma
Sejati dan mengalami-nya dengan sadar. Orang ini bahkan dapat keluar-masuk
Rahsa Jati dengan badan yang sama, demi baktinya kepada umat manusia.
Kekuasaan dewa itulah yang sering menarik dan menyilaukan mata
manusia, sehingga ia lupa kepada Asalnya yang Suci. Pada dasarnya, kekuasaan
yang sama itu terkandung juga di dalam badan/jasmani manusia, yaitu kemayan.
Badan/jasmani kasar yang tidak berada dalam keselarasan,
merintangi
perkembangan kemayan ini, tetapi di dalam derajat Bayu Sejati, manusia dapat
menggunakan kekuasaan yang sama.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

317

MAKROKOSMOS

Dunia Luar

=================lPancaindral==============================
Dunia dalam
MIKROKOSMOS Manusia: Soma
[FISIK]

--------------------------------------------------[MENTAL]
Pamali
Pancasila: rela, sabar, narima,
Psike
Dasasila

Nafsu
Perasaan
Angan-angan

jujur, budi luhur

Extraversi

Aku
Introversi
Trisila: sadar, percaya, taat
(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati lSPIRITUAL]

---------------------------

Tripurusa:
Alam Sejati Pusat Imateri
Sorga: Suatu kesadaran dan kedaulatan mutlak, mahakuasa, serta

tak terikat oleh ruang dan waktu.


========================================================================
Mikrokosmos/dunia dalam terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/dunia luar berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 9.2.4: Pengertian Sorga di dalam Candra Manusia Indonesia


Mata manusia lebih tertarik dan silau akan kekuasaan dewa, sehingga ia lupa kepada
Asalnya yang Suci.
Padahal, di dalam badan/jasmani manusia sudah terkandung
kekuasaan yang sama yaitu kemayan. Badan/jasmani kasar yang tidak berada dalam
keselarasan, merintangi perkembangan kemayan ini, tetapi di dalam derajat Bayu Sejati,
manusia dapat menggunakan kekuasaan yang sama.
Potensi Bayu Sejati ini harus dilepaskan tanpa syarat, di dalam upaya mendapatkan posisi
Pembebasan. Proses tersebut merupakan syarat untuk masuk ke dalam keadaan berada
yang tak dapat dikenal sebelumnya. Tetapi, hasil akhir yang akan didapatkan berupa suatu
Kesadaran dan Kedaulatan mutlak, Mahakuasa, serta tak terikat oleh ruang dan waktu,
sesuai dengan suasana Sorga di dalam candra manusia Indonesia.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

318

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Di dalam Pembebasan, potensi Bayu Sejati ini dilepaskan tanpa syarat, untuk
masuk ke dalam keadaan berada yang tak dapat dikenal sebelumnya. Tetapi,
Silaunya mata manusia karena kekuasaan dewa itulah yang melupakan
kepada Asalnya yang Suci.

Sesungguhnya, kekuasaan yang sama itu

dimiliki juga oleh manusia, yang dikenal sebagai kemayan. Ketidakselarasan badan/jasmani kasar akan merintangi perkembangan
kemayan. Perkecualian di dalam derajat Bayu Sejati, manusia juga
dipinjami kekuasaan yang istimewa tersebut.

yang akan timbul berupa suatu Kesadaran, berdaulat mutlak dan Mahakuasa, tak
tergantung oleh tempat dan waktu. Inilah Sorga di dalam candra manusia
Indonesia.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

319

MAKROKOSMOS

Keinginan, cinta (o)


(tanpa polaritas)

Mutmainah

Sufiah

Egosentrifugal (+/++)
Sosial(+) & Suprasosial (++)

Kemauan, semangat (o)


(tanpa polaritas)

Egosentripetal (-/)
Egonetral ()
Amarah

Luamah

Mind

Angan-angan
(cipta, nalar, pangerti)

][

TheSelf

Diagram Kereta Mikrokosmos

Diagram Transenden 10.1.1: Kereta sempurna Mikrokosmos


Manusia (sang Aku) sudah diberi perlengkapan yang sempurna. Terdiri dari empat anasir
(suasana, api, air dan tanah) sebagai busananya dan tujuh perangkat (saudara) terdiri atas
empat macam kekuatan hawa nafsu (mutmainah, amarah, sufiah dan luamah), dan tiga
saudara lainnya yaitu cipta, nalar dan pangerti. Angan-angan (mind) diberi kekuasaan
mengendalikan (kusir) hawa nafsu. Apakah dipakai untuk mendatang-kan anugerah atau
musibah diserahkan sepenuhnya kepada sang Aku.
Mutmainah, sebagai nafsu egosentrifugal (sosial dan supra sosia) akan mengarah ke
anugerah Tuhan. Luamah, sebagai nafsu jahat (egosentripetal) akan mengarah ke
musibah, kecuali karena kelihaian angan-angan yang mampu mengendalikannya. Penggabungan kekuatan Mutmainah dan sufiah (asmara-sufi-laya) akan mampu mengubah
polaritas egosentripetal luamah menjadi egonetral yang berarti suatu kesanggupan luar
biasa dari badan/jasmani untuk menanggung penderitaan apa saja guna mencapai tujuan
hidupnya yang hakiki (Pamudaran). Peristiwa berubahnya polaritas ini dinamakan
sublimasi, suatu mekanisme pertahanan manusia yang istimewa.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

320

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

BAB X
HUKUM KEADILAN TUHAN
10.1 PENDAHULUAN
Hukum keadilan Tuhan ini menerangkan tentang arti anugerah dan
hukuman Tuhan, yang lazimnya disebut memetik buah perbuatan baik dan buruk.
Hukum Tuhan ini terasa kejam (tegas) karena sempurnanya (Aku) manusia yang memiliki tujuh saudara (empat kekuatan hawa nafsu dan tiga
angan-angan, sebagai kusir pengendalinya) serta empat anasir yang
menjadi busananya. Apakah dipakai untuk mendatangkan anugerah
atau musibah diserahkan sepenuhnya kepada kedaulatan sang Aku.

Yang disebut perbuatan baik adalah perbuatan yang selaras dengan karsa Tuhan
dan yang disebut perbuatan buruk (dosa) adalah yang bertentangan atau tidak
selaras dengan karsa Tuhan. Karsa Tuhan itu hanya demi kesejahteraan segenap
makhluk supaya selama diciptakan hidup di dunia, dapat selamat perjalanannya
hingga sampai ke jalan asal tujuan dan jangan sampai tersesat jalannya. Akhirnya
ketika dipanggil Tuhan (maut), tidak dapat kembali lagi ke alamnya yang sejati
ialah sumber dan tujuan hidupnya.
Sejak awal hidupnya, Tuhan sudah memberitahukan keadaan kehidupan
yang beraneka warna itu serta ke-wajib-annya, berlakunya hukum keadilan
(perbuatan), makna paugeran (janji, ikrar, kredo, syahadat) Tuhan kepada para
hamba. Hakekat keyakinan tersebut mengandung tiga macam kesanggupan besar,
yaitu: sadar, percaya dan taat, yang disucikan oleh lima macam kelakuan baik:
rela, sabar, narima, jujur dan budi luhur. Setelah Roh Suci menyanggupi semua
perjanjian Tuhan tersebut, kemudian diciptakanlah ia ke dunia sebagai manusia.
Kelalaian dalam menetapi ikrar tersebut berarti mengingkari (memungkiri) titipan
janji kepada Tuhan tersebut, ia akan menerima hukuman Tuhan karena
melanggar prasetia jiwanya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

321

Karma adalah hukum sebab-akibat, berjalan dengan otomatis, adil, dan menjaga keharmonisan

Gambar 10.2.1: Ruang Lingkup Hukum Karma


Karma merupakan hukum sebab-akibat, hukum tersebut berjalan dengan sendirinya,
otomatis, penuh dengan keadilan dan menjaga harmoni dunia. Semua penegak hukum
termasuk Polisi Karma tentunya sudah lebur di dalam hukum itu sendiri... Apa yang
Anda perbuat kepada dunia akan kembali juga kepada Anda.
Di luar kekuasaan Karma ialah hidup yang imateri, yang diam. Maknanya semua yang
terjadi akan kembali ke eksistensi asal yang diam dan abadi tersebut. Perbuatan, artinya ia
(akan) keluar dari sumbernya dan memasuki (eksistensi) ruang dan waktu menjadi terikat
dengan hukum abadi tersebut.

TheForce, yang Dinamis (Suksma Sejati) sebagai Pelaksana dari yang Statis (Suksma
Kawekas) menciptakan wadah Roh Suci (TheSelf) berupa keempat anasir dengan urutan-

urutan sebagai berikut: suasana (ether, hawa), api, air dan tanah (bumi), masing-masing
mengandung kekuatannya yang khas dan mandiri. Keberadaan ruang dan waktu (menjadi
ada, dari tidak ada apa-apa) dengan terlahirnya suasana. Semua yang terlahir setelah
unsur suasana, terikat oleh materi, dapat diukur menurut ukuran ruang dan waktu,
menjadi terikat dengan hukum karma.

__________
http://3.bp.blogspot.com/--sx78_WcI_Q/TaO_vTGxTzI/AAAAAAAAAIg/7F3HyFSwn_M/s1600/ KarmaCop311x322.jpg cited September 28, 2011.
http://s1.hubimg.com/u/5474148_f260.jpg cited September 28, 2011.
322

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

10.2 KARMA
Menuai buah dari tanaman perbuatan adalah suatu ketentuan dari Suksma Kawekas, TheSource, yang menguasai semua hidup yang terikat oleh materi, sebagai
Karma adalah representasi hukum keadilan yang menentukan, suatu
ketentuan dari Suksma Kawekas, TheSource, sumber hidup yang menguasai semua hidup yang terikat oleh materi. Siapa saja akan menuai hasil
tanaman sesuai dengan yang ditanamnya, menanam padi menuai padi.

hukum keadilan yang menentukan. Yang dimaksud dengan perbuatan itu tidak
hanya aktivitas alat gerak badan/jasmani, tetapi juga tiap gerak yang keluar dari
titik-diam di dalam sentra-sentra vitalitas: angan-angan, perasaan, dan nafsu.
Semua sifat-sifat dari gerak keluar itu dikuasai oleh hukum tersebut, seperti
kualitas, kuantitas, bentuk dan arahnya, pendek kata semua sifat-sifatnya yang
terikat oleh ruang dan waktu.
Yang berada di luar kekuasaan Karma ialah hidup yang imateri, yang diam.
Semua yang terjadi mengandung makna bahwa ia akan kembali ke eksistensi asal.
Perbuatan memasuki (eksistensi) ruang dan waktu, mengandung makna bahwa ia
(akan) keluar dari padanya.
Jika kita mengikuti terjadinya universum menurut candra manusia
Indonesia ini (Gumelaring Dumadi, buku III dari Sasangka Jati), maka dari Hidup
yang imateri, yang Diam, terlahir yang Dinamis sebagai pelaksana dari Kehendak,
yang terkandung dari yang Diam. Ada Kehendak untuk melepaskan Roh Suci
sebagai percikan dari Diam, tetapi Kehendak itu menunda pelaksanaannya,
menunggu adanya busana material untuk wadah percikan yang dikorbankan dari
Diri sendiri.
Wadah, busana itu diciptakan oleh yang Dinamis sebagai Pelaksana dari
yang Statis keempat anasir dengan urutan-urutan sebagai berikut: suasana (ether,
hawa), api, air dan tanah (bumi), masing-masing mengandung kekuatannya yang

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

323

TheSource
TheForce
TheSelf
Dimensi-4

PSIKE
Dimensi-3

Body

SOMA
Dimensi-2

Mind

(EGO)

||

Soul
Anganangan

TTrreeFFooiill

Perasaan

Nafsunafsu

MIKROKOSMOS

MAKROKOSMOS
Manusia, Dewa, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, dan Mineral
Dimensi-1

Diagram Transenden 10.2.1: Terjadinya Alam Semesta


Dipimpin oleh Kebijaksanaan perencanaan, keempat unsur: suasana (ether, hawa), api, air
dan tanah (bumi), dengan kekuatan masing-masing saling pengaruh-memengaruhi
terjadilah bentuk dan hubungan, yang lambat-laun memberi wujud kepada alam semesta.
Ketika wadah telah siap, maka diciptakanlah isinya yaitu manusia, dewa, binatang, dan
tumbuh-tumbuhan, pengisi dunia dan bagian dari makrokosmos.
Tripurusa (TriAspek ) adalah pusat jati dirinya manusia, sebagai titik statis. Hidup imateri
dalam tiga aspek, turun di dalam ikatan materi dengan segala akibat-akibatnya. Pada suatu
ketika ikatan materi tersebut, harus ditiadakan oleh suatu Pembebasan. Pengembalian ke
titik statis dan Pembebasan dipandu oleh TheForce, Suksma Sejati atas nama TheSource,
Suksma Kawekas.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

324

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

khas dan mandiri. Dengan terlahirnya suasana, dilahirkan ruang dan waktu.
Semua yang terlahir setelah unsur suasana, terikat oleh materi, dapat diukur
menurut ukuran ruang dan waktu.
Tiap gerak yang keluar dari titik-diam di dalam sentra-sentra vitalitas:
angan-angan, perasaan dan nafsu adalah perbuatan. Tidak hanya
aktivitas alat gerak badan/jasmani saja disebut perbuatan, tetapi semua
sifat-sifat dari gerak keluar titik diam dikuasai oleh hukum abadi
(karma), seperti kualitas, kuantitas, bentuk, dan arahnya, pendek kata
semua sifat-sifatnya yang terikat oleh ruang dan waktu.

Keempat unsur tadi dengan kekuatan masing-masing saling pengaruhmempengaruhi dan karena dipimpin oleh Kebijaksanaan perencanaan, terjadilah
bentuk dan hubungan, yang lambat laun memberi wujud kepada universum. Jika
wadah telah siap, maka datanglah isinya yaitu manusia, dewa, binatang, dan
tumbuh-tumbuhan.
Yang essensial di dalam manusia adalah Tripurusa, Hidup imateri dalam
tiga aspek, derajat, turun di dalam materi dengan segala akibat-akibatnya. Pada
saat itu juga mulailah berlaku Hukum Karma baginya. Karena Tripurusa dianggap
sebagai titik-Diam, maka pemindahan titik berat hidup ke hidup material itu tadi
adalah suatu perbuatan nyata, yang pada suatu ketika harus dikembalikan
kepada titik-diamnya lagi. Ikatan pada materi ini pada suatu ketika, harus
ditiadakan oleh suatu Pembebasan.
Semua aktivitas angan-angan, perasaan, dan nafsu adalah akibat
pemindahan dari titik berat ke jasmani, memilih hidup yang mengandung
kemungkinan-kemungkinan berada dan kemungkinankemungkinan berbuat
yang saling berlawanan (polar, berpolarisasi, berkutub, bertujuan). Polaritas ini
tidak ada di dalam Tripurusa.
Ketiga sentra vitalitas memperlihatkan polaritas. Angan-angan terarah di
dalam konsentrasi dan abstraksi. Penerangan oleh angan-angan menyebabkan
terjadinya bidang yang gelap di luar bidang yang terang. Perhatian itu membatasi

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

325

MAKROKOSMOS
Manusia, Dewa, Hewan, Tumbuh-tumbuhan, Mineral

[Alam Semesta]

==============l Pancaindra l===============================


MIKROKOSMOS

[Manusia seutuhnya]

Fisik
-------------------------------------------------Mental
[Aku]

- - - - - - - - - -l Rahsa
TRIPURUSA:
TreFoil:
[Alam Sejati]

3Roh

Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Suci,

3TheSelf,

2Suksma

Sejati, 1Suksma Kawekas

2TheForce,

1TheSource

(Pusat Imateri)

Spiritual

=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 10.2.1: Rahsa Jati adalah Ilkim Tripurusa


Rahsa Jati, TheGate, adalah iklim Tripurusa bukanlah apa yang kita sebut sehari-hari
sebagai kesadaran dan ke-tidak-sadaran, tetapi keadaan di antara keduanya, juga sekaligus
mengandung keduanya di dalamnya. Suatu suasana transendental yang penuh harmoni,
membatasi kedalaman di lubuk hati selanjutnya.
Sang aku dengan melakukan introspeksi berbekal perilaku unggulannya yaitu sadar
percaya, dan taat kepada Tripurusa, akhirnya siap menyerahkan seluruh kedaulatannya di
depan pintu gerbang Rahsa Jati, ia tidak kuasa lagi melaluinya.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

326

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

dan dengan sendirinya menyebabkan adanya bagian yang di luar perhatian itu.
Pembentukan suatu kesadaran disertai dengan terjadinya suatu ke-tidaksadar-an.
Kesadaran Rohani (TriAspects) transendental terhadap kesadaran dan
ketaksadaran, berarti netral terhadap kesadaran yang biasa. Manusia
yang telah dibebaskan, tidur juga, tetapi ia sadar selama tidurnya. Ia
mati, tetapi kesadarannya tidak berubah. Manusia itu berada di luar
hukum Karma. Hukum sebab akibat sudah tidak menguasainya lagi.

Iklim Tripurusa yang disebut Rahsa Jati, bukanlah apa yang kita sebut
sehari-hari sebagai kesadaran dan ketaksadaran. Tetapi, keadaan di antara
keduanya. Juga, sekaligus mengandung keduanya di dalamnya (transendental,
melampaui batas-batas kedalaman di lubuk hati).
Kesadaran Tripurusa ini tidak mengusir kesadaran yang biasa, tetapi
transendental terhadap kesadaran dan ketaksadaran. Manusia yang telah
dibebaskan, tidur juga, tetapi ia sadar selama tidur itu, ia mati, tetapi
kematiannya itu tidak mengubah apa-apa pada Kesadarannya itu. Jika dikatakan
dengan istilah hukum Karma, maka manusia itu sudah berada di luar hukum
Karma. Hidupnya sudah tidak dikuasai lagi oleh hukum sebab akibat.
Kedaulatan angan-angan diimbangi oleh sifat kehambaannya; aktivitas
kekuasaan sebagai regulator badan/jasmani diimbangi oleh penyerahan
takberdaya, merupakan hasil sikap pasifnya terhadap Tripurusa.
Nafsu juga memiliki sifat polarisasinya. Luamah mempunyai dua sifat yang
bertentangan, yang memungkinkan sublimasi. Kecuali itu, Luamah merupakan
kutub-lawan nafsu mutmainah.
Jika kita pikirkan bahwa sentra vitalitas itu sebagai sumber tenaga, seperti
yang dikemukakan oleh Jung, maka tenaga-tenaga yang keluar itu suatu ketika
akan kembali ke Sentra asalnya, dalam segala kualitasnya. Orang mungkin tergo-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

327

MAKROKOSMOS

ALAM SEMESTA

Sufiah

Mutmainah

Amarah

Luamah

Mind
][

TheSelf

Diagram Kereta Mikrokosmos

Diagram Transenden 10.2.2: Kereta ideal Mikrokosmos


Sentra vitalitas angan-angan yang berdaulat itu memiliki sifat kehambaan ketika tunduk
dengan berserah diri dan pasif di hadapan Tripurusa. Begitu juga nafsu-nafsu sebagai
sentrum vitalitas berikutnya memiliki sifat dan polaritas yang unik.
Nafsu-nafsu seyogyanya dikendalikan oleh angan-angan (Mind) sebagai pengendali utama.
Luamah mempunyai dua sifat yang bertentangan, yang memungkinkan sublimasi. Kecuali
itu, Luamah merupakan kutub-lawan nafsu mutmainah.
Jika kita pikirkan bahwa sentra vitalitas itu sebagai sumber tenaga, seperti yang
dikemukakan oleh Jung, maka tenaga-tenaga yang keluar itu suatu ketika akan kembali
ke Sentra asalnya, dalam segala kualitasnya. Sentra asal (Sadar Kolektif) yang dinamis
adalah Sang Guru Sejati (TheForce/gambar letupan sinar terang) utusan Suksma Kawekas
(TheSource) yang abadi yaitu Sadar Kolektif yang statis.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

328

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

da untuk berkata tentang hukum ketetapan tenaga dengan demikian menganggap hukum-hukum ilmu alam berlaku bagi hidup yang terikat oleh materi.
Di dalam Hukum Keadilan ini terdapat daya pengaruh, dalam arti
penambahan dan pengurangan.

Maka perbuatan-perbuatan yang

dipantulkan oleh hukum abadi tersebut, dapat kita rasakan lebih berat
atau lebih ringan. Suasana yang mengiringi karma yang datang penting
untuk diperhatikan sebagai bahan pembelajaran.

Segi-segi yang berlawanan kutub dari suatu sentra dapat saling


mengimbangi, tetapi aktivitas yang telah dialami tidak akan pernah dapat
ditiadakan.
Jika dua hal yang kutubnya berlawanan dari satu sentra
diumpamakan sebagai tinta hitam dan tinta putih yang dicampur dalam satu
wadah, maka warna tinta ditentukan oleh perbandingan kadar warna kedua tinta
tersebut. Jika sedikit hitam dan banyak putihnya, maka pada suatu ketika kita
tidak melihat hitamnya lagi, walaupun kenyataannya tinta hitam masih ada di
dalam campuran tersebut.
Jadi di dalam Hukum Karma ini terdapat daya pengaruh. Daya pengaruh
tersebut dalam arti kumulatif (timbunan, tandon) dan peringanan. Karena
peringanan dan tandon, maka perbuatan-perbuatan yang dipantulkan kepada
kita oleh Karma dapat dirasakan lebih berat atau lebih ringan.
Latar belakang saat datangnya Karma pada kita merupakan juga faktor yang
sangat penting. Umpamanya orang pernah memukul kepala orang lain dengan
pukul besi, maka menurut Karma ia akan mendapat pukulan pada kepalanya
pada suatu ketika. Bagaimana pukulan ini akan datang kepadanya? Tergantung
dari sifat sikap hidup dan perilakunya selama waktu antara ia memberi pukulan
dan saat ia menerima Karma.
Hukum keadilan ini akan berjalan dengan
sendirinya sejak awal terjadinya alam semesta. Keberadaan Karma melalui
mekanisme pengatur ketertiban alam semesta dengan segala dinamikanya, agar
terselenggara hubungan yang adil dan harmonis semua penghuninya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

329

Dilanjutkan ke halaman 330 pada buku Magnum Opus (2016) Volume 2.

Manusia yang tertutup matanya, pedang dan timbangan sebagai simbol keadilan masyarakat

Gambar 10.2.2 : Simbol Ilustrasi Hukum Keadilan di Dunia dan Hukum Karma
Simbol keadilan selalu digambarkan sebagai manusia yang membawa pedang keadilan dan
timbangan untuk menimbang perbuatan baik dan buruk dengan mata yang tertutup
sebagai penjaga kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya (atas nama Ketuhanan
Yang Maha Esa). Karma digambarkan sebagai hukum sebab-akibat, abadi, dan sempurna
sebagai pemberian Tuhan Yang Mahaadil.
Karma sebagai hukum abadi yang tak berubah-ubah dan berlaku untuk selama-lamanya
berdasarkan pandangan bahwa manusia dapat merasakan kemurahan dan kasih sayang
Tuhan Yang Maha Kuasa, sekaligus keadilannya pun tidak dapat diabaikan sepanjang masa.
Pengalaman organis maupun rohaniah diharapkan mampu menyimpulkan makna Karma
sebagai representasi dari Mahakuasa, Mahapengasih, Mahapenyayang sekaligus Mahaadil.
__________
330

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRwDcSJg2pl3DebynYfjGYpqQ4Ql6KCvbwD9B2HgzDG8QN1N93nPRqwjtv cited September 28, 2011.

Kalau selama waktu itu perilakunya berdasarkan Kesadaran Suksma Sejati


dengan cara hidup Trisila dan Pancasila, maka kehidupannya ini telah
mengimbangi, dalam arti menebus perbuatan-perbuatan yang terdahulu. Sebagai
Cara hidup Trisila dan Pancasila, berarti menebus perbuatan-perbuatan
yang terdahulu. Sebagai gantinya karma memukul kepala dengan palu
besi (sesuai dengan perbuatan terdahulu), ia mungkin hanya mendapat
ketukan ringan pada kepalanya. Hukum karma telah melaksanakan
tugasnya dengan sempurna.

gantinya dipukul dengan palu besi (dalam keadaan yang sama dengan yang
dahulu), ia mungkin hanya mendapat ketukan ringan pada kepalanya. Ketukan
itu tidak usah datang dari orang yang dipukul dahulu, tetapi dari teman atau
saudara sebagai senda gurau atau ia mendapat pukulan di kepalanya dari suatu
sandiwara dari pemukul yang terbuat dari kardus. Dengan jalan ini Karma telah
terlaksana.
Peringanan atau kumulasi dan perubahan keadaan menyebabkan orang
yang bersangkutan menerima dan merasakan nasibnya sebagai anugerah atau
sebagai hukuman. Sikap hidupnya tergantung dari hubungan orang itu pada saat
itu dengan Tripurusa dan dengan dunia material. Karma tidak hanya ditentukan
oleh aktivitas berbagai sentra vitalitas dan aktivitas seluruh kepribadian, tetapi
iklim jiwa yang dibentuk oleh sentra-sentra itu, adalah juga faktor pengiring yang
ikut menentukan nasib yang menanti manusianya.
Saat datangnya Karma pada manusia terkandung di dalam kebijaksanaan
Suksma Sejati sebagai Pemimpin dan Guru Sejati. Keadaan psikis pada waktu itu
selalu merupakan kondisi terbaik untuk membangkitkan atau untuk merangsang
Kesadaran Tripurusanya. Dilihat dari pendirian ini, maka Hukum Karma ini adalah
juga hukum abadi (hukum yang tak berubah-ubah dan berlaku untuk selama-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

331

Seorang anggauta pramuka sedang belajar menggunakan kompas dari pelathnya ..

Foto 10.2.1: Kompas adalah Alat Penunjuk Mata Angin


Steven Merck, 11 tahun, seorang anggota pramuka sedang belajar menggunakan kompas,
didampingi oleh pelatihnya Donie Shreve. Masih banyak orang yang selalu membawa
kompas, pisau dan senter kemana pun ia pergi.
Akibat-akibat yang dirasakan manusia ketika menerima Karmanya sendiri, dapat dianggap
sebagai pembelajaran, pengalaman, dan selanjutnya dapat dipakai sebagai kompas untuk
mendapatkan esensi hidup. Jadi bertujuan pendidikan.
Bagi seorang pejalan spiritual, yang bertujuan mendapatkan makna hidup yang hakiki dan
telah mengerti adanya kemungkinan untuk bertunggal dengan Suksma Sejati dan
pembebasan dari Hukum Karma, tiada lagi untung dan rugi, semua adalah pengalaman
menapaki jalan spiritual yang semakin lama semakin sepi.
__________
http://www.success-central.com/images/stories/compass.jpg cited September 28, 2011.
http://media.independentmail.com/media/img/photos/2011/04/09/0409jolly1_t300.jpg cited September 28,
2011.
332

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

lamanya), suatu gejala dari Mahaadil, Mahamurah, dan Mahaampun Suksma


Kawekas, yang menyuruh kita melalui pengalaman-pengalaman organis dan
rohaniah menyimpulkan inti maknanya.
Dosa atau mengandung kekuatan untuk berbuat dosa adalah akibat
suatu perbuatan atau gerak keinginan tertentu dari sentra vitalitas
manusia yang masih berbusana jasmani materi sebelum Pembebasan.
Maka Pamudaran membebaskannya dari perbuatan dosa, ia telah
panggil kembali oleh TheForce, UtusanNya yang abadi.

Selanjutnya dapat dipakai sebagai kompas untuk mendapatkan esensi


hidup. Jadi bertujuan pendidikan (paedagogis). Bagi seorang musafir hidup,
yang bertujuan mendapatkan esensi hidup ini, dan telah melihat adanya
kemungkinan untuk bertunggal dengan Suksma Sejati dan Pembebasan dari
Hukum Karma, tiada lagi untung dan celaka, semua adalah pengalaman.
Yang ada hanya perbuatan dan sikap hidup, yang mengikat dia dari derajat
kehidupan yang terikat oleh material atau yang membawa dia kepada
Pembebasan. Polaritas ini tinggal titik beratnya apakah selamanya tinggal di
dalam Tripurusa ataukah di dalam badan/jasmani.
Jika titik-berat telah
diletakkan untuk selamanya di dalam Hidup yang imateri, maka dari situ jugalah
badan/jasmani dikendalikan.
Perbuatan-perbuatan badan/jasmani lalu merupakan manifestasimanifestasi Suksma Sejati, yang mengatur Hukum Karma. Jika hidup di dalam
busana material dengan segala akibatnya disebut dosa atau setidak-tidaknya
mengandung kekuatan untuk berdosa, maka orang yang telah mencapai
Pembebasan itu tadi telah dibebaskan dari dosa. Membebaskan diri dari dosa
berarti menjadi selalu makin dekat dengan derajat Suksma Sejati.
Bagi manusia yang sudah berdiri di pintu gerbang Pembebasan, maka dosa
satu-satunya ialah masih terikatnya ia kepada yang material, sehingga masih
mengandung kemungkinan untuk dilahirkan kembali. Pembedaan antara baik

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

333

Suku Penan masih hidup berpindah-pindah di hutan-hutan Sarawak, Borneo.

Foto 10.2.2: Masyarakat Pedalaman dengan Kebudayaannya yang masih Sederhana


Hanya beberapa ratus orang Suku Penan masih hidup berpindah-pindah tempat
(nomaden) di hutan-hutan Sarawak, Borneo.
Kira-kira 10.000 lainnya berhasil
ditempatkan di rumah-rumah panjang. Masih ada masalah mengenai kesehatan dasar dan
pendidikan mereka di pedalaman. (Thomas Bell, Bangkok, 29 Juli, 2007)
Orang yang baru dilahirkan pertama kali masih sederhana pengetahuan dan perilakunya,
seolah-olah mendapatkan dispensasi dalam penerapan hukum Karma. Barangkali populasi
masyarakat pedalaman, dan masih tinggal di hutan-hutan termasuk orang yang belum
pernah merasakan alam kafiruna, baru pertama kali dilahirkan di bumi. Tentu saja kalau
wacana prasejarah perorangan (reinkarnasi, tumimbal lahir) dapat diterima. Pengetahuan
ini bukan sesuatu yang sangat penting, tetapi dapat menjawab dengan jitu beberapa
keraguan menghadapi apa yang terjadi di sekitar kita. Hukum Karma mempertimbangkan
semua faktor tersebut di atas.
__________
http://www.theage.com.au/ffximage/2007/07/28/rgw_penan_narrowweb__300x458,0.jpg cited September 28, 2011.
http://www.theage.com.au/news/world/biofuel-push-threatens-nomad-tribe/2007/07/28/ 1185339319498.html cited
September 28, 2011.

334

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

dan buruk sudah lama ditinggalkan, tidak hanya di dalam anggapan, tetapi juga
di dalam perbuatan. Itu tidak berarti bahwa manusia dalam derajat itu mencampuradukkan pengertian baik dan buruk serta berbuat semau-maunya, tetapi
Ibarat suatu sidang pengadilan untuk mengambil keputusan yang adil
pada hukum karma, maka baik terdakwa, saksi, jaksa, maupun hakim
dan pelaksana vonisnya adalah

perbuatannya itu sendiri. KeadilanNya

adalah a-pribadi, mutlak dan tidak perlu diragukan lagi.

pembedaan itu tidak lagi merupakan pertimbangan baginya untuk orientasi


hidupnya.
Manusia yang dilahirkan untuk pertama kali, belum berpengalaman dalam
menggunakan angan-angan, perasaan, dan nafsunya. Fungsi-fungsi vitalitasnya
belum didasari pengalaman dan karena itu ia masih mudah kena pengaruh faktorfaktor luar dan orang-orang lain. Benar atau salahnya apa yang dilakukan
olehnya, lebih banyak disebabkan oleh pengaruh faktor-faktor luar itu daripada
karena inisiatifnya sendiri. Semua faktor ini termasuk dalam pertimbangan
Hukum Karma, sehingga dapat memberi keringanan dalam pemantulan kembali
perbuatan-perbuatannya.
Jika kita boleh membandingkan Hukum Karma ini dengan pengadilan.
Maka, baik terdakwa, saksi, jaksa, maupun hakim dan pelaksana vonisnya
adalah perbuatannya sendiri. Maha-adilnya adalah mutlak dan bersifat a-pribadi.
Selanjutnya, di dalam buku Sangkan Paran yang sama, ditulis jika pada reinkarnasi yang pertama tidak sampai pada Pembebasan dan manusia dilahirkan untuk
hidup yang kedua kali, setelah selesai mengalami alam kafiruna, maka di dalam
hidup yang kedua kali ini terjalin Karma yang belum terlaksana, sebagai
kemungkinan dapat diharapkan realisasinya kemudian.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

335

Reinkarnasi diyakini sebagai hidup berkali-kali di dalam personalia yang berbeda-beda

Gambar 10.2.3: Kontinum Ruang dan Waktu dalam Perspektif Reinkarnasi


Barangkali hidup yang kita jalani memang berkali-kali di dalam personalia yang berbedabeda tetapi masih menempati rohani (spirit) yang sama. Diyakini bahwa teori-teori fisika,
dawai, dan kuantum telah membuktikannya. Masih banyak yang menganggap hanya ilusi
yang memberikan substansi kepada dunia materi, dan di dalam angan-angan kita.
Adanya garis kontinum kesadaran manusia di dalam ketujuh reinkarnasinya, teoretis dapat
mencapai lebih dari 500 tahun umur di bumi, itu belum ditambahkan tahun menempati
alam kafiruna. Badan/jasmani halusnya juga memiliki kontinum yang sama, hanya
badan/jasmani kasarnya yang dikubur atau menjalani proses lainnya untuk kembali ke
alam unsur di bumi.
Ini semua adalah konsekuensi ilmu pengetahuan, bukan tujuan hidup manusia, hanya
sekadar wacana, boleh dianggap tidak penting. Mengalihkan titik berat kesadaran aku ke
pusat imateri untuk menyongsong pamudaran tanpa menunggu reinkarnasi berikutnya
adalah tujuan utama dari candra jiwa Indonesia.
__________
http://themeadownovel.files.wordpress.com/2008/09/reincarnation-picture1.jpg cited September 28, 2011.
http://themeadownovel.wordpress.com/httpthemeadownovelwordpresscom/ cited September 28, 2011.

336

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Di dalam kehidupan yang kedua dan selanjutnya, pengalaman-pengalaman


bertimbun dan timbullah lebih banyak inisiatif dan tanggung jawab pribadi.
Kedua faktor ini diperhitungkan di dalam Karmanya dan ikut menentukan saat
Para mantan penghuni alam kafiruna banyak inisiatif dan tanggung
jawab pribadinya. Karmanya semakin berat dan datangnyapun semakin
lambat. Ini semua sebagai mekanisme hukum abadi demi pembelajaran
dan memberi kesempatan manusia untuk menyucikan dirinya.

datangnya Karma padanya. Keadilan Suksma Kawekas memperhitungkan pertanggungan jawab pribadi dan manusia dianggap cukup kesempatan untuk
memperbaiki dirinya.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa makin sedikit tanggung jawab
pribadinya, makin ringanlah Karmanya dan makin cepatlah ia datang sesudah
perbuatannya. Agar terasa hubungan yang ada antara kesalahan dan hukumannya yang adil itu. Makin lanjut reinkarnasinya, makin banyak tanggung jawab
pribadinya, makin berat Karmanya dan makin lamalah ia datang sesudah
perbuatannya. Itu semua untuk memberi kesempatan manusia memperbaiki diri.
Ketujuh reinkarnasi itu merupakan satu garis kontinyu dalam hal kesadaran
Akunya. Mungkin badan/jasmani halusnya tetap sama saja selama hidupnya yang
berturut-turut itu. Baik dilengkapi oleh suatu badan/jasmani kasar, atau sendiri
saja selama di dalam alam kafiruna.
Selama ada badan/jasmani, selama itu dapat diadakan penggolongan
berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada, sehingga masyarakat tempat
manusia hidup bersama dengan sendirinya dapat dibagi atas berbagai kelas atau
tingkatan. Umat manusia dapat dibagi atas dasar pencurahan sentra-sentra
vitalitas, dan pembagian lebih lanjut atas dasar perbandingan kuantitatif
kapasitasnya, sehingga terdapat umpamanya kelas tipe angan-angan, dengan
sub-golongan yang saling berhubungan hierarkis. Atau kelas tipe nafsu dengan
pembagian terinci lebih lanjut dan sebagainya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

337

Dewan Keamanan PBB menerima resolusi dasar untuk dunia yang bebas dari senjata nuklir

Foto 10.2.3: Resolusi Bebas Persenjataan Nuklir di Dewan Keamanan PBB


Presiden USA Obama telah menekankan perlunya menciptakan dunia bebas nuklir dalam
perdebatan PBB. Dewan Keamanan PBB secara bulat menerima suatu resolusi dasar untuk
membentuk dunia yang bebas dari persenjataan nuklir. (Hurriyetdailynews. com, 29 September
2009).
Dunia pemikiran adalah dunia bebas, dapat mencapai apa saja bagaikan mendapat
pinjaman tangan Tuhan untuk dapat meraih apa saja. Mengikuti perjalanan sang waktu,
manusia bertambah pengalaman, inisiatif dan tanggung jawabnya.
Sentra-sentra
vitalitasnyapun berkembang.
Soemantri telah mewacanakan (Wacana I) adanya
pengelompokan manusia berdasarkan sifat-sifat tertentu yang merujuk sentra-sentra
vitalitasnya yang dominan. Candra jiwa Indonesia mengidentifikasi kemungkinan adanya
golongan manusia dengan tipe dominan: 1) nafsu, 2) angan-angan, 3) perasaan, dan 4) rahsa
jati dengan segala kemungkinan manifestasi kepribadiannya.
____________________
http://www.hurriyetdailynews.com/n.php?n=obama-pushes-nuclear-arms-free-world-at-un-talks-2009-09-24
cited September 28, 2011.
http://www.hurriyetdailynews.com/images/2009_09_24/obama-pushes-nuclear-arms-free-world-at-un-talks2009-09-24_l.jpg cited September 28, 2011.
338

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Orang dapat membuat pembagian berdasarkan letak titik-berat hidup di


dunia-luar atau dunia-dalam, seperti dilakukan Jung dalam tipe ekstravert dan
introvertnya. Sebagai titik tolak semua tipologi itu dapat diterima dan semua tipe
Pertanyaannya apakah Pamudaran benar-benar menjadi tujuan sejati
hidup manusia? Tentu saja dapat dicari Kebenaran TriAspects dengan
mengikuti proses introversi bagi timbulnya intuisi atau wahyu. Masih
tersedia jalur pilihan lain yang menuju ke alam dewata. Setiap orang
hanya bertanggung jawab bagi dirinya sendiri atas pilihannya itu.

yang berbeda-beda itu dapat menjadi dasar, dari mana tiap manusia melepaskan
diri dari ikatan kehidupan material. Hukum Karma menentukan juga di golongan
masyarakat mana orang dilahirkan kembali nantinya.
Dapatlah difahami dengan penuh empati, jika orang bertanya pada diri
sendiri benarkah bahwa Pembebasan, seperti yang digambarkan ini, adalah
tujuan sejati dari hidup. Sebagai manusia yang belum mencapai Pembebasan,
sudah pasti tidak dapat memberi jawaban yang menyelesaikan. Tetapi kita dapat
menguji Kebenaran Tripurusa (TriAspek, TriFoil, TreFoil) dengan pengalaman
sendiri, dengan mengikuti cara hidup yang mengandung kondisi yang khas bagi
timbulnya intuisi dan wahyu. Atau dapat juga menempuh jalan hidup yang
menuju dewa. Apa pun yang dipilih, akhirnya manusia hanya bertanggung jawab
kepada dirinya.
Mari kita biarkan pikiran kita bergerak dengan bebas. Andaikata benar
bahwa tujuan hidup itu Pembebasan, maka lama-kelamaan tujuan itu akan makin
jelas menampak.
Umat manusia dan masyarakat akan berubah sepanjang
perkembangannya, karena sentra-sentra vitalitasnya makin mengembangkan diri
lebih lanjut. Dengan bergerak majunya perjalanan sang waktu akan bertambah
pula pengalaman dan inisiatif manusia yang selalu mengasah dan menajamkan
peranan sentra-sentra vitalitasnya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

339

MAKROKOSMOS

(FISIK)

(MENTAL)
.

BAYU SEJATI

-------------------------------------------------------RAHSA JATI

PUSAT IMATERI
(SPIRITUAL)

Diagram Transenden 10.2.3: Golongan Manusia Bayu Sejati dan Rahsa Jati (Wacana II)
Soemantri masih memiliki hipotesis (Wacana II) adanya sentra-sentra vitalitas lainnya
yang sampai disertasinya dipertahankan di dunia ilmiah (1956) belum dikembangkan.
Sentra-sentra ini agaknya berupa tenaga jasmaniah yang akan dieksploitasi oleh 1)
golongan besar manusia yang mampu mengembangkan Bayu Sejati-nya (Aku-material)
sebagai raja yang berdaulat atas badan/jasmani tetapi mengingkari Rahsa Jatinya.
Golongan besar manusia lainnya adalah 2) mereka yang mampu mangalami Rahsa Jati-nya
sebagai sentra vitalitasnya yang utama. Dampak analisis komunikasinya menjadi menarik
karena kedua golongan besar yang polaritasnya berbeda ini pada suatu ketika akan
berhadap-hadapan apakah akan terjadi peperangan atau mungkin hanya berdiskusi saja
untuk memperbaiki masyarakat manusia teoretis ini.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

340

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Mungkin timbul diferensiasi menjadi manusia nafsu, manusia perasaan,


manusia angan-angan dan manusia Rahsa Jati. Barangkali, mereka akan membentuk masyarakatnya sendiri- sendiri yang sedikit banyak agak terpisah yang satu
Akhirnya ada dua model (Wacana III) manusia; 1) golongan yang introversi ke Tripurusa di dalam dirinya dan 2) golongan yang ekstraversi
Akunya sampai ke puncak eksistensinya, maka jalan untuk sampai kepada Tripurusa cukup dengan mengingatkan diri kepada Kedaulatan
Hidup di dalam dirinya sendiri, masuk ke dalam golongan pertama.

dari yang lain. Seperti ada kelompok sifat watak, dapat juga timbul kelompok
jenis manusia, atas dasar sentra vitalitas (Wacana I).
Pada perkembangan lebih lanjut, maka sungguh akan tinggal dua golongan
besar (Wacana II), pertama; golongan besar manusia yang mengalami Rahsa Jati
(TheGate) sebagai sentranya. Kedua; golongan besar manusia yang mengingkari
Rahsa Jatinya dan hanya mengembangkan sang aku-material-nya (Bayu Sejatinya)
sebagai raja berdaulat atas badan/jasmaninya dan mengeksploitasi sentra-sentra
tenaga jasmaniah (barangkali juga sentra-sentra yang sampai sekarang belum
diperkembangkan). Barangkali, sangat barangkali, suatu hipotesis, karena
jalannya pikiran ini hanya sekadar jalannya pikiran-pikiran, kedua golongan besar
itu tadi akan saling berhadapan pada suatu ketika.
Jika perkembangan umat manusia sudah sedemikian jauhnya, sehingga
tinggal dua diferensiasi (Wacana III). Yaitu, golongan yang memanifestasikan
Tripurusa di dalam dirinya dan golongan kebalikannya, yang memperkembangkan
Akunya sampai ke puncaknya. Maka, perjalanan untuk sampai kepada Tripurusa
bukanlah jalan memutar melalui Trisila dan Pancasila. Akan tetapi, cukup dengan
mengingatkan diri kepada Kedaulatan Hidup di atas dirinya sendiri, untuk masuk
ke dalam golongan pertama. Kedua jenis yang diperlawankan secara keras
tersebut, ternyata berdiri sangat berdekatan juga.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

341

Bintang film Tom Hank sedang serius membaca artikel persaudaraan internasional P.A.G.A.N.

Foto 10.2.4: Dunia Fantasi, Manusia Tertentu Menjadi Kandidat Dewata


Film ini menceritakan tentang persaudaraan setan. Agama Pagan dianggap masyarakat
sebagai penyembah setan, menggunakan symbol pyramid (ujungnya terbelah dan mata
yang melihat. Serial televisi CSI: NY). (Hidden Subliminal Messages in Hollywood,
Thursday, June 17, 2010)
Dalam dunia fantasinya Soemantri (Wacana IV) menyebutkan bahwa manusia tertentu
adalah kandidat (calon) utama untuk menggantikan kedudukan para dewa sekalipun
golongan dewa yang paling tiggi. Teori ini memungkinkan mengingat umur para dewa
panjang tetapi masih terbatas dan ia hanya terdiri atas satu anasir saja. Manusia ini
berbadan/jasmani halus dengan lingkungan anasir api sebagai tempat bermainnya.
Karakter manusia ini memiliki kedaulatan aku yang tak terkendalikan, merasa dirinya
paling tinggi kedudukannya di makrokosmos ini sehingga layak sejajar untuk
berkomunikasi dengan para dewa yang tertinggi. Jika jenis manusia ini cukup banyak
maka dapat saja membentuk perhimpunan persaudaraan setan berskala dunia.
__________
http://4.bp.blogspot.com/_9lSwJ-jeXxQ/TBpfeRXqhVI/AAAAAAAABC4/SmKzAYQDAiQ/ s1600/dragnet_
satanic_brotherhood_international.jpg cited September 28, 2011.
http://2.bp.blogspot.com/_9lSwJ-jeXxQ/TBpe2CjNCfI/AAAAAAAABCw/FauxNdt3h5o/s1600/tom-hanksinternational-brotherhood-of-satan.jpg cited September 28, 2011.
342

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Dalam tahap perkembangan umat manusia yang demikian ini, kiranya


manusia sudah tidak dipengaruhi lagi oleh kebutuhan material. Mereka semua
kiranya sudah menguasai nafsu, sehingga tidak dapat lagi merintangi berfungsiKeadilan Suksma Kawekas terhadap umat manusia akan turun sebagai
Karma, hukum abadi pada suatu ketika. Maka neraca perhitungan itu
mencakup semua hal yang berlawanan kutub dari semua faktor yang
akan ditimbang dengan adil. Mengenai diri kita sebagai makhluk, baik
badan/jasmani kasar maupun jiwanya.

nya angan-angan. Kedaulatan Aku yang tak terkendalikan, yang tak mengakui apa
pun dan siapa pun diatas dirinya, dapat dengan layak dan dengan mudah
bersekutu dengan dewa-dewa yang tertinggi, bahkan mungkin dapat mengganti
dewa di alam pemerintahan bayangan dunia, dengan kedok barangkali suatu
ikatan persaudaraan (brotherhood) yang meliputi seluruh dunia.
Penggantian dewa ini memang dapat terjadi, karena dewa itu terbatas
umurnya, sebab hanya terdiri dari anasir. Dengan demikian, dengan meneruskan jalan pikiran ini, yang disebut fantasi, teorinya akan ada manusia berbadan
materi halus yang hidup sangat dekat dengan dunia anasir api. Jika pada suatu
ketika Karma sebagai perbuatan terakhir dari Keadilan Suksma Kawekas terhadap
umat manusia turun, maka akan ada neraca perhitungan dari semua hal yang
berlawanan kutub dari semua faktor di dalam diri kita sebagai makhluk, baik
materi kasar (soma) maupun materi halus (psike).
Pada saat itu, menurut pemikiran Soemantri, adalah sangat penting
apakah seseorang, dilihat dari sudut imateri, bangkrut apa tidak? Secara sadar,
bayangan-bayangan pikiran Soemantri tersebut pada akhirnya diyakini tidak
berarti. Karena, hanya Suksma Kawekas pribadi yang memiliki kebenaran yang
sejati dan Dia adalah Sang Kebenaran itu sendiri.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

343

Gambar 11.1.1: Sang Kresna dalam Manajemen Perang Bharatayudha


Sang Kresna adalah sais kereta perang Arjuna (ksatria ke-3 dari Pandawa Lima) dalam
perang Bharatayudha melawan Adipati Karna dari Korawa. Sebagai simbol kebijaksanaan
Kresna juga ikut dalam manajemen seluruh peperangan atas permintaan otoritas di
atasnya yaitu Batara Guru.
Bagaimana Kresna mengatur agar Antasena dan Antareja dari pihak Pandawa tidak ikut
berperang, karena kesaktiannya mereka berdua mampu menghabiskan Korawa dalam
sekejap mata. Begitu juga peranannya dalam mengumpankan Gatotkaca agar satusatunya senjata adidaya, konon mampu menghancurkan dunia Kunta Wijaya Danu milik
Adipati Karno terpaksa dilepaskan bukan untuk sasaran yang sesungguhnya yaitu tokoh
Arjuna.
Sang Aku adalah kusir (sais, manajer kereta jiwa) yang mengendalikan ke-empat nafsu
manusia agar berjalan di jalan keutamaan yang berakhir di kesejahteraan, ketentraman,
dan kebahagiaan hidup di dunia dan kelak kembali ke asal mula hidup.
__________
http://intansliw.files.wordpress.com/2010/08/19566_253678488735_171041283735_3403470_3721207_
n.jpg cited July 2, 2012
344

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

BAB XI
Manajemen Mental
11.1 PENDAHULUAN
Tujuan hidup menurut Candra Jiwa Indonesia adalah upaya menemukan
jalan pamudaran. Adanya kemajuan dalam perkembangan jiwa manusia
Reedukasi ketiga sentra vitalitas jiwa melalui introversi (Trisila) dan
ekstraversi (Pancasila) untuk membuka perspektif baru (Pamudaran)
sebagai tujuan akhir evolusi egonya manusia.

tampak dari adanya gerak sang aku dengan sadar pribadinya (mental), yang
menuju ke alam sejati, sebagai pusat imateri manusia (spiritual), ke sadar kolektif
itu sendiri. Mau menerima Pencerahan-Nya dan dilanjutkan dengan pelatihan
introversi dan ekstraversi, yaitu melaksanakan Trisila, Pancasila dan menjauhi
Pemali berpotensi melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan apapun.
Perkembangan jasmani mulai dari janin, anak, dewasa sampai ajal tiba,
mendorong pergeseran dari keadaan penuh kenikmatan menuju yang tanpa
kenikmatan. Dengan sendirinya sang aku harus melepaskan sedikit demi sedikit
kenikmatannya, kejadian ini dirasakan sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan.
Melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan adalah pencapaian pamudaran
skala kecil dari suatu faset pada dirinya sendiri. Pencapaian tersebut secara
ontogenik berarti meninggalkan fase yang nikmat yaitu suatu bentuk keterikatan
duniawi, sekaligus sebagai upaya menghilangkan neurosis.
Manajemen mental menghadapi kontroversi besar di dalam jiwa,
menyangkut dua hal yang penting Pertama, harus menerima suatu perspektif
baru seperti menerima keadaan di surga yang kekal yang berada di posisi tertentu.
Kedua, harus melepaskan tahap yang penuh kenikmatan. Pelaksanaannya adalah
reedukasi dari seluruh sentra vitalitas jiwa dengan sikap-sikap unggulan Trisila
(introversi, introspeksi, suprasosial), Pancasila (ekstraversi, sosial), dan menjauhi
Pemali (larangan Tuhan). Fokus pada kepercayaan kepada-Nya dan kejujuran se-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

345

Gambar 11.2.1: Janin di dalam Kandungan Ibu


Tali pusat (umbilical cord) tampak menghubungkan janin dengan ibunya di dalam rahim
sekaligus menunjukkan suatu bentuk keterikatan mutlak kepada badan/jasmaninya.
Sesungguhnya bayi masih dalam keadaan nikmat yang maksimal.
Merujuk adanya gejolak perubahan yang terjadi pada peristiwa psikis seseorang dengan
keinginan, perasaan dan nafsu-nafsunya, maka sadar kolektif berada di atas perubahanperubahan psikis, suatu keadaan yang tidak berubah dan bersifat kekal.
Pengalaman psikisnya tidak mengenal keadaan yang abadi dan perdamaian yang absolut.
Digambarkan janin tersebut seperti di surga, maka keadaan sadar kolektif juga dapat
disebut seperti dalam surga. Perhatikan, tingkat kesadarannya yang berbeda, yang satu
asadar, yang lainnya sadar, yang satu nikmat, yang lain tanpa kenikmatan.

__________
http://www.reshealth.org/images/greystone/em_0259.gif cited August 28, 2011.
346

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

bagai aspek terpenting manajemen mental artinya mengembangkan kasih sayang,


mengendalikan nafsu buruk dengan tapabrata, dan mempertahankan serta
memelihara keadaan yang bebas neurosis.
Tujuan asli menurut Candra Jiwa Indonesia bagi Soenarto dan dua orang
rekan dekatnya adalah upaya menemukan jalan pamudaran. Adanya
kemajuan dalam perkembangan jiwa manusia tampak dari adanya
gerak di antara asadar kolektif dan sadar kolektif, yang menuju ke alam
sejati, sebagai pusat imateri manusia, ya ke sadar kolektif itu sendiri.

11.2 PROSES PERKEMBANGAN


Upaya menemukan jalan pamudaran adalah tujuan asli dari Candra Jiwa
Indonesia bagi Soenarto dan dua orang pembantunya. Oleh karena itu, di dalam
menjalani proses tersebut mengandung penyesuaian secara aktif berupa
penerimaan adanya kemajuan dalam perkembangan mental manusia. Perkembangan jiwa manusia tersebut menunjukkan adanya gerak di antara asadar
kolektif dan sadar kolektif, atau di antara keterikatan secara absolut kepada
badan/jasmani dan keadaan terlepasnya secara absolut dari badan/jasmani.
Janin di dalam rahim seorang ibu menunjukkan keterikatan mutlak kepada
badan/jasmani, yang dihubungkan oleh tali pusat. Karena bayi masih dalam
keadaan nikmat yang maksimal, [1]
maka secara psikis belum dibicarakan
mengenai lepasnya janin dari badan ibu. Berbeda dengan perubahan demi
perubahan yang terjadi pada peristiwa psikis seseorang dengan keinginan,
perasaan dan nafsu-nafsunya, [2] maka sadar kolektif adalah keadaan yang tidak
berubah yang bersifat kekal dan berada di atas perubahan-perubahan psikis.

__________
[1]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab
Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 58.
[2]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan
Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 169.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

347

Tangisan pertama begitu ia dilahirkan melalui pertolongan seorang dokter

Foto 11.2.1: Tangis Bayi Pertama kali


Begitu lahir ke dunia jabang bayi terkejut karena terasa beda lingkungan, keharusan
bernafas sendiri, dan adanya kebebasan bergerak secara alamiah menangislah ia sekuatkuatnya .
Begitu janin dilahirkan, maka surga jasmani telah ditinggalkan untuk selama-lamanya,
sekarang sang aku berada pada posisi terdesak yang tidak mungkin kembali lagi ke
surganya. Oleh karena itu ia menangis, kaget merasakan perubahan alamiah di dalam dan
di luar dirinya. Tangisan bayi yang pertama ini menentukan tindak lanjut penanganan bayi
yang baru saja dilahirkan.
__________
http://dollkid.com/wp-content/uploads/2011/02/The-first-cry.jpg cited August 30, 2011
348

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Keadaan yang abadi tersebut adalah perdamaian yang absolut, yang tidak
dikenal di dalam pengalamannya psikis. [3] Apabila disebutkan janin tersebut
seperti di surga, maka keadaan sadar kolektif juga dapat disebut seperti dalam
Janin di dalam rahim seorang ibu menunjukkan keterikatan
mutlak kepada badan/jasmani, yang dihubungkan oleh tali pusat.
Karena itu bayi masih dalam keadaan nikmat yang maksimal.

surga. Letaknya tentu saja di tingkat yang berbeda, yang satu asadar, yang
lainnya sadar, yang satu nikmat, yang lain tanpa kenikmatan. Sadar individu yang
terbatas itu terletak pada peralihan di antara asadar kolektif yang nikmat dengan
sadar kolektif yang tanpa kenikmatan. Dikatakan terbatas karena terbatas di
dalam kenikmatan dan di dalam keadaan tanpa kenikmatan, dari kedua surga itu
sadar individu memiliki sesuatu.
Perkembangan jasmani mulai dari janin, anak, dewasa sampai ajal tiba,
mendorong pergeseran dari keadaan penuh kenikmatan menuju yang tanpa
kenikmatan. Dengan sendirinya sang aku harus melepaskan sedikit demi sedikit
kenikmatannya, kejadian ini dirasakan sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan.
Dorongan untuk menerima ketidaknikmatan dan membantunya dalam kemajuan
itu berasal dari mutmainah, sebaliknya dorongan untuk mempertahankan dan
memperoleh kenikmatan itu berasal dari luamah. Arah mana yang akan dilewati
harus diputuskan oleh sang aku, ia memiliki dua perangkat, yaitu perasaan
sebagai indikator, dan angan-angan sebagai regulator yang berpengaruh
terhadap nafsu. Begitu janin dilahirkan, maka surga jasmani telah ditinggalkan
untuk selama-lamanya, sekarang sang aku berada pada posisi terdesak yang tidak
mungkin kembali lagi ke surganya.

__________
[3]. E.A.D.E. Carp. Problemen van het mens-zijn. Uitgevers Wyt. Rotterdam.1953. h. 79.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

349

Icuk Sugiarto membalas hormat atas sorak kemenangan dari para penggemarnya
Foto 11.2.2: Pahlawan itu Mampu Mengalahkan Musuh-musuhnya
Pahlawan bulutangkis Indonesia (Juara Dunia 1983) Icuk Sugiarto dielu-elukan oleh para
penggemarnya. Tentu saja kuncinya adalah pada semangat, latihan yang serius, teknik dan
strategi permainan bulutangkis yang jitu.
Candra Jiwa indonesia menyebutkan sang Aku sebagai pahlawan, yang harus mengalahkan
musuhnya sekaligus saudaranya yang bernama luamah.
Sebutan sebagai musuh
sebenarnya bukan untuk luamah saja, tetapi semua nafsu tersebut.
Musuh-musuh itu baru dapat dikalahkan sang pahlawan setelah ia berguru pada seorang
pendeta. Pendeta itu mengajarkan rahasia-rahasia ilmu kekebalan. Pendeta itu adalah
pusat imateri di dalam dirinya sendiri. Sang Pendeta baru dapat dijumpai sang aku setelah
mengalami peningkatan kesadaran dalam meditasi transendental. Barang siapa berhasil
melakukannya, akan dapat mengalahkan musuh yang menghalangi tercapainya pamudaran
tersebut.

__________
http://3.bp.blogspot.com/_IcwX0jqq0eQ/ShuiR9qSD2I/AAAAAAAAADc/0xPw2uurd7U/s400/icuk....JPG cited
August 30, 2011
http://1.bp.blogspot.com/_IcwX0jqq0eQ/Shuhr7g8jAI/AAAAAAAAADM/Z_CM2vUQFq8/s400/icukk++pemain+bulu
tangkis.JPG cited August 30, 2011
350

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Pemilihan pada jalan kenikmatan akan selalu berakhir pada kekecewaan,


yang terbesar adalah menjelang kematian jasmaninya, karena merupakan
keadaan tanpa kenikmatan. keberpihakan pada nafsu luamah yang pro kenikSang aku berpihak kepada mutmainah manakala harus mengalahkan
kekuatan jasmani yang nikmat itu, justru harus selalu melihat kedepan.
Jangan menoleh ke belakang, setiap kali mampu meninggalkan tahap
kenikmatan yang tercapai atas kemauannya sendiri.

matan itu akan semakin tertinggal di dalam menghadapi perkembangan yang


alamiah itu. Sang aku akan selalu ingin berada dalam stadium masa lalu selama
mungkin. Di sinilah luamah menjadi penguasa sang aku dengan cara mengendalikan angan-angan dan perasaan, bukan sebaliknya. [4]
Keberpihakan sang aku kepada mutmainah harus mengalahkan kekuatan
badan/jasmani yang nikmat itu dan selalu harus melihat ke depan di dalam
perkembangan, jangan menoleh ke belakang, setiap kali mampu meninggalkan
tahap kenikmatan yang tercapai atas kemauannya sendiri. Candra Jiwa indonesia
sering menggambarkan sang Aku sebagai pahlawan, yang harus mengalahkan
musuhnya sekaligus saudaranya yang bernama luamah. Yang digambarkan
sebagai musuh bukan hanya luamah, tetapi keempat nafsu tersebut.
Pahlawan itu baru mampu mengalahkan musuhnya setelah ia berguru pada
seorang pendeta. Pendeta itu mengajarkan rahasia-rahasia ilmu kekebalan.
Pendeta itu adalah pusat imateri di dalam dirinya sendiri. Sang Aku baru dapat
berjumpa dengan sang pendeta setelah mengalami kesadaran meditasi
transedental. Barang siapa berhasil melakukannya, akan dapat mengalahkan
musuh yang menghalangi tercapainya pamudaran tersebut.

_________
[4]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan
Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 162
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

351

.
Wakil kejahatan dan kebenaran saling berkenalan prapeperangan

Gambar 11.2.2: Sang Pahlawan Masih Belum Dapat Mengalahkan Musuh-musuhnya


Saling berkenalan antara tokoh ksatria yang mewakili kebenaran dan lawannya yang
berwajah garang sebagai wakil kejahatan lazim dilakukan sebelum perang tanding dimulai.
Perang tanding antara kejahatan melawan kebaikan dalam wayang kulit, pada tahap awal
memang belum ada yang menang dan yang kalah. Pada tahap akhir semua kejahatan
akhirnya dikalahkan oleh kebaikan.
Keadaan neurosis digambarkan sebagai belum berhasilnya sang pahlawan mengalahkan
musuh-musuhnya. Candra jiwa meletakkan
persoalan dan penyelesaian dari keadaan
neurosis itu pertama-tama di dalam dirinya sendiri. Keadaan di dunia luar dijadikan nomor
dua.
Persoalan di luar dirinya bukan berarti tidak penting, tetapi persoalan di dalam dirinya
yang menjadi prioritas bagi mereka untuk diselesaikan. Kecuali bagi yang belum dapat
melihat persoalan-persoalan di dalam dirinya sendiri. Keadaan pribadi diletakkan pada
pusat persoalan manakala terjadi hubungan timbal balik antara keadaan pribadi dan
keadaan masyarakat dipersoalkan.
__________
http://resonansi.com/wp-content/uploads/2010/05/kejahatan-vs-kebaikan.jpg cited August 5, 2011
352

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Jadi suatu keadaan neurosis digambarkan sebagai belum berhasilnya sang


pahlawan mengalahkan musuh-musuhnya. Soemantri meletakkan persoalan dan
penyelesaian dari keadaan neurosis itu pertama-tama dalam dirinya sendiri. KeaKancah peperangan sang aku itu meliputi seluruh dunia melalui mekanisme projeksi, subjektivasi dan personalisasi di dalam perang itu. Dengan menghilangnya mekanisme tersebut akhirnya manusia berhadapan dengan dirinya sendiri dalam suasana yang sepi. Jung menyebut
Individu yang telah menjadi absolut sebagai Individuation.

daan di luar dijadikan nomor dua. Tidak berarti bahwa persoalan di luar dirinya
menjadi tidak penting, hanya saja tidak menjadi prioritas pilihan. Bagi mereka
yang belum dapat melihat persoalan-persoalan di dalam dirinya sendiri
memerlukan introspeksi yang lebih dalam lagi. Ketika digambarkan sebagai
hubungan timbal balik antara keadaan pribadi dan keadaan masyarakat, maka
keadaan pribadi diletakkan pada pusat persoalan.
Tiap manusia harus berjuang sendiri, peperangan itu berawal dan berakhir
di dalam jiwanya manusia itu sendiri. Tercapainya pamudaran, pelepasan atau
panunggal merupakan petanda berakhirnya perang sebagai gambaran dari
persoalan hidup. Sang aku individu tumbuh di dalam suasana peperangan itu,
kancah peperangan itu seluruh dunia. Manusia mengikut-sertakan persoalannya
ke seluruh dunia melalui projeksi, subjektivasi dan personalisasi di dalam perang
itu.
Pertumbuhan sang Aku akan menyempitkan kancah peperangan, dan pada
akhirnya hanya terbatas pada hati sanubari saja. Pada tahap itu, manusia hanya
berhubungan saja dengan dunia luar tanpa keterikatan lagi. Dengan melemahnya
dan hilangnya projeksi, subjektivasi, dan personalisasi, akhirnya manusia
berhadapan dengan dirinya sendiri dalam suasana yang sepi. [5] Individu telah
menjadi absolut. Jung menyebutnya sebagai Individuation. [6]
__________
[5]. E.A.D.E. Carp. Problemen van het mens-zijn. Uitgevers Wyt. Rotterdam, h. 79.
[6]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewusten. Rascher Verlag
Zurich und Leipzig, 1938. h. 91
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

353

Bapak guru sedang mengajar interaktif tentang bahasa jiwa (?) sejak usia muda

Gambar 11.3.1: Strategi Kesehatan Jiwa: Reedukasi Budi Pekerti Luhur


Bahasa jiwa adalah bahasa yang lebih primitif dari bahasa isyarat, gerak, apalagi bahasa
tutur yang rumit terstruktur karena gerakan jiwa tidak memerlukan gerakan ragawi. Siapa
saja yang berbuat baik untuk kepentingan manusia dan lingkungannya bahasa jiwa-nya
merupakan doa yang tak terucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pengetahuan ini
seyogyanya sudah diajarkan dan ditanamkan sejak masa kecil, sehingga kedekatan kita
kepada-Nya sudah tidak perlu mempermasalahkan asesori kasat mata. Dengan demikian
penghormatan kepada semua agama dan kepercayaan menjadi kenyataan yang hakiki.
Akan terasa bahwa bahasa jiwanya juga sudah terdeteksi oleh naluri halus masyarakat
sekitarnya.
Solusi Candra Jiwa Indonesia ketika menghadapi kontroversi besar di dalam jiwa,
menyangkut dua hal yang penting Pertama, harus menerima suatu perspektif baru seperti
menerima keadaan di surga yang kekal yang berada di posisi tertentu. Kedua, harus
melepaskan tahap yang penuh kenikmatan.
Pelaksanaannya telah dirumuskan dari buku pustaka Sasangka Jati, yaitu: 1. Reedukasi
dari seluruh sentra vitalitas jiwa dengan sikap-sikap seperti tersebut dalam Trisila dan
Pancasila (Buku Hastasila). 2. Menghindari bertambah kuatnya luamah (egosentripetal).
3. Meresapkan intisari dari janji-janji paugeran (syahadat, kredo). 4. Melatih introspeksi,
sehingga memperkuat integrasi sentra-sentra vitalitas. 5. Melatih kasih sayang dan
memperkuat nafsu suprasosial (egosentrifugal). 6. Mengendalikan nafsu-nafsu buruk
dengan tapabrata. 7. Mempertahankan dan memelihara keadaan yang bebas neurosis.
__________

http://www.ngapak.com/wp-content/uploads/2011/03/guru-mengajar.jpg cited August 30, 2011


354

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

11.3 MERUMUSKAN STRATEGI


Selama perang itu belum berakhir dengan suatu kemenangan, Candra Jiwa
Indonesia masih menganggap persoalan orang sehat dengan penderita neurosis
Sebelum perang usai, Candra Jiwa Indonesia menganggap persoalan
orang sehat dan penderita neurosis sama. Di dalam suasana peperangan
melawan keempat nafsu justru sang aku individu tumbuh berkembang.
Yang menjadi masalah adalah solusi Candra Jiwa Indonesia itu sendiri
agar manusia tidak kalah dalam menghadapi peperangan ini.

sesungguhnya sama saja. Persoalannya bagaimana tanggapan Candra Jiwa


Indonesia dalam menangani persoalan agar tidak kalah di dalam peperangan ini.
Harus memperhatikan dua hal yang penting.
Pertama, harus menerima adanya kemungkinan tercapainya kebahagiaan
di dalam hidup. Suatu perspektif seperti keadaan di surga yang kekal yang berada
di tingkat yang lain. Kedua, harus melepaskan tahap yang penuh kenikmatan.
Seahrusnya badan/jasmani berusaha mempertahankannya agar selalu dapat
mengalaminya lagi.
Pelaksanaannya dirumuskan secara berturut-turut dalam bab-bab dari buku
Sasangka Jati, yaitu:
1. Orientasi yang sifatnya (re)edukasi dari angan-angan, perasaan dan nafsunafsu dengan sikap-sikap seperti tersebut dalam Trisila dan Pancasila (Buku
Hastasila).
2. Menghindari bertambah kuatnya luamah, nafsu yang mendorong ke
kenikmatan dan pelanggaran Pemali.
3. Pembangunan kembali jiwa dengan menerima adanya potensi besar di dalam
dirinya, meresapkan intisari dari janji-janji paugeran.
4. Melatih introspeksi untuk mengenal diri sendiri guna memperbesar kesadaran
yang terarah, sehingga memperkuat integrasi.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

355

Padi, kehidupan petani di desa, dan ketahanan pangan menentukan eksistensi bangsa

Foto 11.3.1: Kestabilan Masyarakat Merupakan Dasar Kesehatan Mental


Menurut catatan sejarah juga bangsa Indonesia diperkirakan sudah menanam padi sejak
1648 Sebelum Masehi. Teknologi tanam padi dan pascapanennya menentukan ketahanan
pangan bangsa Indonesia.
Definisi ketahanan pangan menurut FAO (2001): Ketahanan pangan adalah situasi ketika
setiap orang sepanjang waktu mempunyai akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap pangan
yang bergizi, aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan gizinya sesuai dengan selera
budaya (food preferences), untuk melaksanakan hidup yang sehat dan aktif.
Candra Jiwa Indonesia menyatakan bahwa kestabilan masyarakat penting dan merupakan
dasar bagi perkembangan kesehatan mental, jiwa manusia. Hastasila dan Pemali
mempunyai arti sosial yang penting untuk ditanamkan kuat-kuat di dalam masyarakat.
Trisila ialah sadar, percaya, dan taat yang ditujukan kepada Tripurusa (TriAspek) akan
mempercepat pengarahan kepada yang Tertinggi (transendental) yang dapat dicapai
manusia di dalam dirinya sendiri, tetapi bukan sang aku, justru lebih dalam lagi.
__________
http://organikganesha.files.wordpress.com/2011/10/sawah-dan-petani.jpg cited January 3, 2012
http://organikganesha.com/2011/10/14/pangan-desa-dan-eksistensi-jatidiri-bangsa/ cited January 3, 2013

356

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

5. Melaksanakan budi darma berupa pertolongan atau kasih sayangnya kepada


orang lain dan suka memaafkan sebagai latihan keinginan-keinginan yang sifatnya
egosentrifugal untuk memperkuat nafsu supra sosial (asmara-sufi).
Trisila memobilisasi tiga sentra vitalitas agar proses introspeksi berjalan
dengan harmonis. Dampaknya adalah meningkatkan integritas karena
sentra-sentra dan otonominya mudah diikat. Pelaksanaan Trisila tidak
membatasi ruang dan waktu, artinya tidak membatasi seremoni.

6. Melatih tapabrata untuk mempermudah pengaturan nafsu-nafsu.


7. Mempertahankan keadaan yang telah tercapai, memelihara keadaan yang
bebas dari neurosis.
Agar menaati suatu pengarahan tertentu karena sang Aku bersedia meninggalkan tahap yang penuh kenikmatan itu, harus ada harapan yang lebih baik dari
yang telah ditinggalkannya. Tahap yang nikmat ini senantiasa akan terbantu
untuk ditinggalkan ketika menjumpai kekecewaan-kekecewaan, dan rasa tertekan
oleh keterikatan. Termasuk di dalamnya perasaan yang tidak pernah dapat ke luar
dari suatu penderitaan, tahap tersebut selalu tersangkut di dalam pasang surutnya keadaan.
Kestabilan masyarakat merupakan dasar bagi perkembangan mental, jiwa,
atau rohani, adalah pernyataan Candra Jiwa Indonesia. Hastasila dan Pemali
mempunyai dampak sosial yang penting untuk ditanamkan kuat-kuat di dalam
masyarakat. [7] Sadar, percaya, dan taat (Trisila) kepada Tripurusa (TriAspek)
mempercepat pengarahan kepada yang Tertinggi (transendental) yang dapat
dicapai manusia di dalam dirinya sendiri, tetapi bukan sang aku, justru lebih
dalam lagi.
Angan-angan, perasaan dan nafsu-nafsu dimobilisasi Trisila agar menuju ke
satu tujuan, agar memiliki pendapat yang sama dan menambah harmoni. Akibatnya adalah menguatnya integritas karena sentra-sentra vitalitas dan otonominya
__________
[7]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila
dan Paliwara. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 7-41.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

357

Anak ini sedang mengamati perilaku seekor capung yang berkemampuan terbang tinggi

Foto 11.3.2: Pancasila adalah perangkat untuk menghadapi dunia luar


Seorang anak dengan pancaindra yang dimilikinya sudah dapat menangkap perubahanperubahan di luar mikrokosmos. Alam semesta (makrokosmos) menawarkan apa saja
untuk dapat diamati, didekati, diteliti, bahkan dimanfaatkan untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia. Mikrokosmos dapat beradaptasi terhadap makrokosmos,
termasuk manusia dan masyarakatnya melalui pola-pola tertentu, bahkan dengan sentrasentra vitalitas yang ada pada dirinya sendiri.
Yang Maha Tinggi bersifat imateri, serta merupakan sumber dan pelaksana kekuasaan di
dalam hidup ini, sesungguhnya berada di tempat yang sangat dekat. Upaya menghadap ke
pada-Nya di dalam jiwanya sendiri, akan membuat manusia merasa aman, tenteram,
terlindungi, dipimpin, diberi pengertian, dan semuanya itu dibutuhkan oleh penderita
neurosis pada khususnya serta setiap manusia pada umumnya.
Ekstraversi adalah adaptasi perubahan-perubahan di luar mikrokosmosnya dalam arti kata
yang seluas-luasnya. Perangkat Pancasila (rela, narima, jujur, sabar, dan budi luhur)
digunakan oleh Candra Jiwa Indonesia untuk menangkap perubahan yang luas itu.

__________
http://images.elephantjournal.com/wp-content/uploads/2010/09/Dragonfly.jpg cited December 8, 2011.
358

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

mudah diikat. Pelaksanaan Trisila tidak terbatas oleh ruang dan waktu, [8] pasti
tidak melawan keterbatasan seremoni. Keterbatasan-keterbatasan itu merupakan alat bantu yang kuat bagi kontinuitas dan intensitas pelaksanaan.
Pelaksanaan sadar, percaya, dan taat kepada Tripurusa (Trisila) tidak
terbatas oleh ruang dan waktu dan tidak bertentangan dengan keterbatasan seremoni.. Justru keterbatasan-keterbatasan itu merupakan
perkakas yang kuat bagi kesinambungan dan kekuatan introversi.

Upaya menghadap ke Yang Maha Tinggi yang sifatnya imateri, serta


merupakan sumber dan pelaksana kekuasaan di dalam hidup ini, sesungguhnya
berada di tempat yang sangat dekat. Yaitu di dalam jiwanya sendiri, akan
membuat manusia merasa aman, tenteram, terlindungi, dipimpin, diberi
pengertian, dan semuanya itu dibutuhkan oleh setiap manusia, khususnya yang
menderita neurosis. Candra Jiwa Indonesia menangkap perubahan-perubahan di
luar dalam arti kata yang seluas-luasnya menggunakan perangkat Pancasila: rela,
narima, jujur, sabar, dan budi luhur.
Selain bersifat menguntungkan, nilai di luar itu juga dapat menimbulkan
trauma bagi dirinya. Pancasila yang memiliki arti sosial itu juga penting bagi
kesadaran sang Aku untuk menghadap Tripurusa. Karena posisi kesadaran sang
aku terletak di antara dunia yang dapat dan tidak-dapat ditangkap oleh
pancaindra.
Karl Jaspers di dalam karyanya Psychologie der Weltanschauungen (Psikologi pandangan-pandangan dunia) mengambarkan sang aku sebagai sumber
budaya di dalam candra jiwa seelisch-culturelle ada di antara candra jiwa
sinnlich-rumliche dan candra jiwa metaphysische (metafisika).

___________
[8]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila
dan Paliwara. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 14.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

359

Kompas dan peta adalah alat yang dapat digunakan untuk menentukan orientasi di lapangan

Foto 11.3.3: Kompas dan Peta sebagai Perangkat Manajemen Ruang


Kompas dan peta diperlukan untuk manajemen ruang seorang manusia. Setiap pejalan
darat, laut, dan udara senantiasa memerlukan kompas dan peta. Kompas sebagai penunjuk
mata angin dan peta menunjukkan posisi seseorang terhadap lingkungannya.
Trisila, karakter unggulan manusia diperlukan dalam manajemen mental. Oleh karena itu
dicantumkan dalam program latihan mental sebagai pendekatan introversi. Sekiranya
sang aku mau menghentikan angan-angan maka sikap angan-angan yang rasional dan aktif
harus dihindari, ini adalah suatu jenis pengorbanan. Dengan Trisila tercapailah sikap yang
tidak rasional (suprarasional) tersebut.
Angan-angan tak hendak dihilangkan eksistensinya, tetapi digunakan dengan cara lain
untuk keperluan orientasi, yaitu keadaan eksistensi tanpa gerakan pancaindra.
Sadar sepenuhnya akan keberadaan Tripurusa di dalam dirinya, merupakan bagian
pertama dari Tripurusa. Itu berupa keadaan berhenti kontinyu yang lambat-laun akan
dicapai oleh upaya manajemen angan-angan dengan karakter unggulan tersebut.
__________
http://www.anneahira.com/images/article/16-arah-mata-angin.jpg cited December 8, 2011
360

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Sang aku berusaha melepaskan diri dari persekutuannya dengan makrokosmos (dunia yang dapat ditangkap dengan pancaindra) yang sifatnya berubah,
melalui Pancasila dan Pemali. Upaya melepaskan diri tersebut merupakan syarat
PANCASILA + PEMALI
Jasmani

TRISILA + PANCASILA
Psike

Rohani

Dunia yang dapat ditangkap


oleh pancaindra
Badan/jasmani kasar

Dunia sang aku


Badan/jasmani halus

Kemungkinan eksistensi
tanpa pancaindra
Tripurusa (Soemantri)

Sinnlich-rumlich

Seelisch-culturell

Metaphysisch (Jaspers)

mutlak bagi dunia sang aku untuk dapat menyesuaikan diri pada kemungkinan
bereksistensi tanpa pancaindra. Sesungguhnya, dunia sang aku sendiri juga
imanen berubah-ubah, disebabkan oleh aktivitas angan-angan, perasaan dan
nafsu-nafsu. Angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu harus dilatih berhenti.
Karena sang Aku melihat kemungkinan bereksis-tensinya tanpa panca-indra
sebagai keadaan yang abadi, tidak berubah selama-lamanya.
Trisila dicantumkan dalam program latihan (manajemen mental) ini sebagai
karakter unggulan. Sikap angan-angan yang rasional dan aktif harus dihindari
sekiranya sang aku mau menghentikan angan-angan. Dengan Trisila tercapailah
sikap yang tidak rasional. Ini bukan menghilangkan angan-angan, tetapi
menggunakannya dengan cara lain untuk keperluan orientasi. Orientasi pada
keadaan eksistensi tanpa pancaindra tersebut. Keadaan berhenti kontinyu
lambat-laun akan dicapai angan-angan, yaitu sadar sepenuhnya akan keberadaan
Tripurusa di dalam dirinya, merupakan bagian pertama dari Tripurusa.
Perasaan mencapai keadaan yang tidak bergerak itu melalui percaya.
Kepercayaan bulat kepada Yang Maha Kuasa yang sedemikian rupa sehingga
perasaan mau menerima apa saja yang akan terjadi pada sang aku. Kepercayaan
di sini berbeda tingkatnya dari kepercayaan akibat aktivitas dari angan-angan
yang sebabnya masih dapat dinalar, misalnya bahwa bumi itu bulat, bumi
mengitari matahari, kecepatan cahaya melebihi kecepatan suara, dan lain-lainnya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

361

Bima bertemu dengan dirinya sendiri sebagai Bima Suci (Dewa Ruci)
Foto 11.4.1: Pencapaian Pamudaran Skala Kecil dalam Kisah Dewa Ruci
Setiap manusia memiliki Dewa Ruci-nya sendiri di dalam diri sebagai TheSelf nya. Tentu
saja Sang Bima yang besar dan kasar perilakunya itu harus menghaluskan watak dengan
mengalahkan angan-angannya yang jahat (naga 3 kepala: cipta, nalar, dan pangerti)
terlebih dahulu. Melakukan reedukasi agar vitalitas-vitalitas jiwanya menjadi bersih, suci,
harmoni, dan terintegrasi dalam membebaskan diri dari keterikatan untuk pencapaian
hidup yang hakiki.
Mau menerima Pencerahan-Nya dan dilanjutkan dengan pelatihan melaksanakan Trisila,
Pancasila, dan menjauhi Pemali berpotensi melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan
apa pun. Bentuk keterikatan duniawi ini di bidang mental dan psikologi, memerlukan
reaksi tertentu dari angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu, salah satu contohnya adalah
neurosis.
Melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan adalah pencapaian pamudaran skala kecil
dari suatu faset pada dirinya sendiri. Pencapaian tersebut secara ontogenik berarti
meninggalkan fase yang nikmat, sekaligus sebagai upaya menghilangkan neurosis.

__________
http://wayangprabu.files.wordpress.com/2010/12/bima-n-dewa-ruci.jpg?w=500&h=325 cited September 16, 2011.

362

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Taat, merupakan bagian ketiga dari Trisila termasuk bidangnya nafsu-nafsu,


yang harus menyesuaikan diri agar dapat menyerah tanpa kemauan dan
keinginan, kepada Tripurusa di dalam konfrontasi tersebut. Taat adalah adaptasi
Karena neurosis adalah suatu bentuk keterikatan pada sang aku maka
pelepasannya yang berupa pamudaran walaupun skalanya kecil dan
relatif, sudah dianggap sebagai upaya ke arah penghapusan neurosis.

tertingginya nafsu-nafsu di dalam proses introspeksi. Dengan kata lain, menyediakan kancah untuk menerima pencerahan-Nya.

11.4 MENGEMBANGKAN POTENSI


Mau menerima Pencerahan-Nya yang dilanjutkan dengan pelatihan
melaksanakan Trisila, Pancasila (Trisila + Pancasila= Hastasila), dan menjauhi
Pemali berpotensi melepaskan diri dari bentuk keterikatan apa pun. Keterikatan
ini di bidang mental/psikologi, memerlukan reaksi tertentu dari angan-angan,
perasaan, dan nafsu-nafsu. Melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan adalah
pencapaian pamudaran skala kecil dari suatu faset pada dirinya sendiri.
Pencapaian tersebut secara ontogenik berarti meninggalkan fase yang nikmat.
Neurosis adalah suatu bentuk keterikatan pada sang aku maka pelepasannya yang
berupa pamudaran walaupun skalanya kecil dan relatif, sudah dianggap sebagai
gerakan ke arah penghapusan neurosis.
Rekapitulasi terpenting pemikiran di atas, menurut anggapan Soemantri
adalah kesediaan menerima adanya kemungkinan potensi di dalam dirinya, tetapi
di luar sang aku. Ini dapat dicapai melalui aktivitas sang aku. Ke luar berupa
sadar terhadap dunia luar, ke dalam berupa orientasi di dalam jiwanya sendiri
terhadap kemungkinan menemukan potensi yang khusus itu.
Ditekankan di sini terhadap perlunya reedukasi oleh dirinya sendiri.
Orientasi kembali ke dalam jiwa itu sesungguhnya merupakan koreksi terhadap

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

363

Ribuan rakyat Indonesia sedang mendengarkan pidato Bung Karno


Foto 11.4.2: Soekarno Presiden Republik Indonesia di depan Rakyatnya
Salah satu daya tarik sekaligus kekuatan Presiden Soekarno terletak pada kemampuannya
berpidato. Pada zamannya, orang rela berdesakan demi mendengarkan pidato sang Proklamator yang disiarkan radio.
Ketulusan serta keberanian akan bertambah sejalan dengan peningkatan latihan ke-jujuran (bagian terpenting dari Pancasila) dan ini berakibat menambah kepercayaan
masyarakat. Jika seorang pemimpin jujur ia akan bersikap adil, maka rakyatnya akan setia
mendukung pemimpin tersebut dengan sepenuh hati.
Faktor kejiwaannya terdidik keberanian guna menyadari kesalahan diri sendiri. Kemudian
memandang gambaran pribadinya sendiri dalam perspektif gambaran batin. Ada bagian
aktif dari gambaran batin itu yang selalu berubah dengan bertambahnya pengalaman.
Rangsangan dari bagian yang aktif tersebut timbul karena adanya perbedaan pengertian.
Terjadilah dinamika untuk menjembatani perbedaan tersebut, sekaligus merealisasikan
suatu perspektif yang lebih baik dengan gambaran jiwa yang baru.
__________
http://gerakanrakyatmarhaen.files.wordpress.com/2011/03/pidato-bk.jpg cited December 8, 2011

364

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

gambaran hati nurani, sehingga Soemantri menganggap mekanisme dari hati


nurani sebagai suatu hal yang penting. Pancasila harus menangkap pasang
surutnya dunia luar dan menentukan sikapnya terhadap Tripurusa.
Sesungguhnya keyakinan, kepercayaan adalah kebenaran itu sendiri
atau sedikitnya terhadap apa-apa yang dianggap benar. Kejujuran
merupakan sifat untuk melatih diri menganut keyakinan, kepercayaan
itu secara aktif. Pemahaman ini tidak mengurangi kenyataan bahwa
kebenaran itu sendiri berubah-ubah dengan bertambahnya pengalaman.

Jujur (bahasa Jawa: temen) adalah bagian terpenting dari Pancasila,


merupakan sifat untuk melatih diri menganut keyakinan, kepercayaan secara aktif.
Soemantri berpendapat bahwa keyakinan, kepercayaan adalah kebenaran, atau
sedikitnya terhadap apa-apa yang dianggap benar. Pendapat ini tidak mengurangi
kenyataan bahwa kebenaran itu sendiri berubah-ubah dengan bertambahnya
pengalaman. Suatu gambaran sekilas yang dianggap benar apabila dihadapi
dengan kekuatan adalah bermanfaat, karena secara aktif mempertinggi integritas.
Sang aku dengan sadar mengerahkan tenaganya untuk menghadapi
rintangan-rintangan dan berani melihat kenyataan-kenyataan. Tekad dan
kenekatannya ini memang membedakan dari yang lain, termasuk dapat
mendatangkan kerugian pada dirinya sendiri. Peningkatan latihan ke-jujur-an
akan menambah ketulusan serta keberanian dan ini berakibat menambah
kepercayaan dari masyarakat. Orang lain dapat mempercayai yang bersangkutan
dengan sepenuh hati.
Akibatnya faktor kejiwaan menjadi lebih penting karena mendidik
keberanian untuk melihat kesalahan diri sendiri. Kemudian memandang
gambaran pribadinya sendiri dalam perspektif gambaran batin. Ada bagian aktif
dari gambaran batin itu yang selalu berubah dengan bertambahnya pengalaman.
Perbedaan pengertian yang terjadi akan merangsang bagian yang aktif tersebut

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

365

Tampak seorang petugas mengabadikan seekor harimau yang sedang dilepaskan dari kapal

Foto 11.4.3: Melepaskan Harimau ke Habitat Baru


Harimau termasuk binatang langka yang harus dilindungi di dunia karena populasinya
terus menurun. Tidak lain akibat diburu manusia untuk dimanfaatkan kulit dan bulunya
yang eksotis. Atau acapkali mencuri ternak karena habitatnya semakin terdesak oleh
pertumbuhan masyarakat yang memerlukan banyak lahan.
Pemerintah mana pun menerima dengan sabar dan ikhlas amanah dunia untuk melindungi
dan menyelamatkan kucing-besar tersebut. Biasanya melakukan relokasi ke habitat baru
yang dilindungi sehingga populasi dan pergerakannya dapat dipantau dari jarak jauh.
Harimau juga dikenal sebagai perenang yang andal.

Narima adalah sikap jiwa yang selalu puas dan penuh rasa syukur. Menerima apa saja baik

lebih, pas, maupun kurang dari apa yang diperkirakannya. Tidak terguncang menerima
benda-benda baik yang konkret maupun yang abstrak, yang dapat dimanfaatkan atau yang
merugikan dirinya dalam arti yang seluas-luasnya.

Rela (ikhlas) memiliki status mental yang sama ketika melepaskan sesuatu, terutama yang

bermanfaat bagi dirinya. Kemampuan untuk tidak terikat dengan apa saja adalah upaya
preventif dalam menghadapi fiksasi dan trauma psikis yang mengganggu kinerja sang aku.
__________
http://1.bp.blogspot.com/_IDfZ_T9xkwo/TLQy2zGFmNI/AAAAAAAAABg/k6HlVDWP608/s1600/1_TIGER_461.jpg
cited December 8, 2011

366

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

untuk menjembatani perbedaan, sekaligus merealisasikan suatu gambaran jiwa


yang baru, yang lebih baik. Jadi, jujur memiliki potensi untuk melihat sekilas posisi
sang aku di dalam candra jiwa, betapa pun jelek hasilnya.
Menyikapi nilai-nilai duniawi yang selalu naik-turun diperlukan sikap
rela dan narima agar supaya perasaan selalu dapat menyesuaikan diri.
Barang-barang yang selalu mengikat manusia secara potensial dapat
dilepaskan oleh sifat-sifat utama tersebut dengan mudah.

Perkembangan pribadi selanjutnya memerlukan tekad, dorongan keberanian karena tidak mungkin berjalan dengan lancar tanpa koreksi-diri yang terusmenerus. Harus disertai dengan mengalahkan rintangan-rintangan dari diri
sendiri yang menghalang-halangi usaha kemajuan mental tersebut. [9] Narima
adalah status mental (psike) yang tidak guncang atas apa saja yang diterima dari
orang lain, baik kurang maupun lebih dari yang diperkirakan. Dapat berupa suatu
benda yang konkret ataupun yang abstrak, yang dapat dimanfaatkan atau yang
merugikan dalam arti yang seluas-luasnya. [10]
Rela (ikhlas) memiliki status mental yang sama ketika melepaskan sesuatu,
terutama yang bermanfaat bagi dirinya. Rela dan narima hanya berkaitan dengan
usaha agar supaya perasaan dapat berdiri di atas naik turunnya nilai-nilai yang
berkenaan dengan dunia luar. Sifat-sifat tersebut berpotensi melepaskan diri dari
keterikatan dengan barang-barang yang dapat berubah keadaannya. Sangat jelas
pesannya bahwa sifat-sifat tersebut tidak bersangkut-paut dengan aktivitas dari
sang aku, misalnya prestasi atau tugas. [11]

___________
[9]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila
dan Paliwara. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 19-20.
[10]. Idem. Bab Hastasila. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 19.
[11]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila
dan Paliwara. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 18.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

367

PM Yingluck Shinawatra berposisi menyembah di depan foto Raja Thailand

Foto 11.4.4: Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra


Menurut kantor berita Associated Press, penyerahan restu dari raja itu berlangsung di
kantor pusat Partai Pheu Thai pimpinan Yingluck di Bangkok, Senin 8 Agustus 2011.
Melalui suatu prosesi, Yingluck terlebih dahulu membungkuk di depan foto Raja Bhumibol
sebelum menerima dekrit kerajaan yang mengesahkan dia sebagai Perdana Menteri ke-28.
Candra Jiwa Indonesia menjelaskan agar sang aku secara sadar harus merendahkan diri
dan sujud kepada Sumber Hidup seraya mengurangi terus menerus kedaulatannya. Untuk
ini diperlukan sikap mental yang narima agar jiwanya menyetujui dengan rasa puas
menghadapi kenyataan ini. Hanya dengan merendahkan diri saja ketika sang aku
menghadap Tripurusa, itu pun masih terasa ada kekurangannya.
Diperlukan penyerahan diri total dan tanpa syarat. Menduduki status tanpa memiliki
kewenangan dan kedaulatan, berserah diri total di dalam relung hati yang terdalam adalah
tahap akhir dari eksistensi sang aku.

__________
http://media.vivanews.com/thumbs2/2011/08/09/119373_pm-yingluck-shinawatra-menyembah-di-depan-foto-rajathailand_300_225.jpg cited December 9, 2011.
http://dunia.vivanews.com/news/read/239247-wanita-cantik-ini-resmi-jadi-pm-baru-thailand cited December 9, 2011.

368

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Dari sudut pandang sosial, rela dan narima menjadi penting karena
mendukung persepsi bahwa kekayaan, pekerjaan, kehormatan, kedudukan,
pengaruh, dan kekuasaan tidaklah kekal. Rela dan narima tidak anti terhadap halSemakin lama sang aku semakin tidak menggantungkan diri dengan apa
saja. Dalam prosesnya mendekati Tripurusa menjadi semakin sepi.
Keikhlasan melepaskan diri dari subjektivasi, keterikatan afektif dengan
lingkungan, keluarga, kedudukan, kehormatan, kekayaan, dan kehidupan
jasmaninya sendiri menuntaskan tahap akhir dari kesepian.

hal yang didambakan banyak orang pada umumnya. Rela dan narima memberikan tanda-tanda agar manusia tidak mengasyikkan diri terhadap hal-hal tersebut,
sehingga preventif terhadap kemungkinan terjadinya luka-luka kejiwaan dalam
pergumulan melepaskan diri dari keterikatan itu. Sesungguhnya trauma dan fiksasi tersebut dapat menghalangi aktivitas yang memadai dari sang aku.
Terjadinya pengurangan yang terus-menerus dari kedaulatan, membutuhkan sikap mental yang narima agar jiwa dapat menerima dan menyetujui
kenyataan ini. Sang aku tidak cukup merendahkan diri saja ketika berhadapan
dengan Tripurusa. Diperlukan penyerahan diri tanpa syarat dan ini hanya dapat
terjadi ketika mau menduduki status tanpa memiliki kewenangan dan kedaulatan,
di dalam relung hati yang terdalam.
Sang aku semakin lama semakin tidak menggantungkan diri dengan apa
saja, semakin sepi dalam prosesnya mendekati Tripurusa. [12,13] Kesepian itu
hanya dapat ditahan dengan suka-rela melepaskan diri dari subjektivasi,
keterikatan afektif dengan lingkungan, keluarga, kedudukan, kehormatan,
kekayaan, dan kehidupan jasmaninya sendiri.

___________
[12]. E.A.D.E. Carp. Problemen van het mens-zijn. Uitgevers Wyt. Rotterdam, 1953. h. 17.
[13]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewusten. Rascher Verlag
Zurich und Leipzig, 1938. h. 207.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

369

MAKROKOSMOS
D1

Dunia Luar

Alam Semesta

=================lPancaindral============================
D2

Dunia dalam

MIKROKOSMOS

Fisik

-------------------------------------------------Mental

D3

Aku

- - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - D4
TRIPURUSA
Alam Sejati
(Pusat Imateri)
Spiritual
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 11.4.1: Puncak Kesepian


Puncak kesepian sang aku terasa ketika mendekati Tripurusa (Suksma Kawekas, Suksma Sejati,
dan Roh Suci). Itu terjadi ketika sang aku dengan penuh suka-rela melepaskan diri dari
subjektivasi, keterikatan afektif dengan lingkungan, keluarga, kedudukan, kehormatan,
kekayaan, dan kehidupan jasmaninya sendiri, patut diduga sebagai bentuk kehidupan yang
autistik. (D1-4= dimensi, matra)
Candra Jiwa Indonesia telah menjelaskan sebelumnya bahwa ini bukan suatu bentuk kehidupan
yang autistik, melainkan karena ekspresi cinta yang tak terbatas pada segala sesuatu, tanpa
menyentuh perbatasan-perbatasan yang sifatnya pribadi.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

370

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

Dijelaskan oleh Soemantri bahwa ini bukan suatu bentuk autistik, tetapi justru
karena cinta yang tak terbatas [14] pada segala sesuatu, tanpa menyentuh
perbatasan-perbatasan yang sifatnya pribadi.
Kekuatan berekspansi dari sadar untuk merampas lapangannya asadar
dan menghilangkannya berasal dari keikhlasan. Status asadar sesungguhnya sudah musnah dengan sendirinya di dalam Pamudaran .

Setelah semua kedaulatan sang aku dilepaskan di dalam jiwa dan


diserahkan dengan sukarela, maka sang aku bersikap sebagai barang mati di
hadapan Tripurusa. [15]
Rela memberi kekuatan untuk menggali lebih dalam pada suasana asadar,
di situlah terdapat keterikatan-keterikatan yang sesungguhnya [16] untuk
dimunculkan di permukaan. Rela juga memberi kekuatan berekspansi dari sadar
untuk merampas lapang-annya asadar dan menghilangkannya. Di dalam Pamudaran sesungguhnya tidak ada lagi asadar.
Sabar berkaitan dengan sifat sang aku yang menyeluruh, tidak sepotongsepotong, terus-menerus, tidak pernah meninggalkan, dan tidak pernah berhenti.
Lekas marah dianggap sebagai kelebihan energi yang dikeluarkan seketika,
sepotong energi. Sifat-sifat ini tidak menyangkut hal-hal yang statis, justru yang
dinamis. [17]
Di dalam jiwa, sifat sabar merujuk pada semangat untuk menghindari
keseganan (malas). Artinya, menjadi rajin melakukan tugas yang teramat berat
dan bagi manusia yang kecil hatinya sekaligus menghindari keterikatannya kepada

___________
[14]. E.A.D.E. Carp. Problemen van het mens-zijn. Uitgevers Wyt. Rotterdam, 1953. h. 17.
[15]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewusten. Rascher Verlag
Zurich und Leipzig, 1938. h. 207.
[16]. S. Freud: Das Ich und das Es. Internationaler Psychoanalytischer Verlag. Leipzig, Wien, Zurich,
1923. h. 33.
[17]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila.
Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 20-21.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

371

R. Soenarto Mertowardojo dan Prof.Dr.dr. Soemantri Hardjoprakoso

Foto 11.1.1: Putra Indonesia ini Telah Mewariskan Candra Jiwa Indonesia
Intuisi Sadar Kolektif pada R. Soenarto Mertowardojo yang telah disampaikan secara lisan
dan dicatat oleh R.T. Hardjoprakoso dan R. Tri Hardono Soemodihardjo kemudian diolah
menjadi tujuh buah buku yang dihimpun menjadi sebuah Pustaka (intuisi) Sasangka Jati.
Dr. Soemantri Hardjoprakoso menamatkan pendidikan dokternya di Sekolah Tinggi
Kedokteran (Geneeskundige Hogeschool), cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia di Jakarta pada bulan Februari 1942. Bersumber utama dari salah satu buku di
dalam pustaka intuisi tersebut yaitu Terciptanya Alam Semesta maka disusunlah sebuah
disertasi dengan judul Indonesisch Mensbeeld als Basis ener Psycho-therapie. Disertasi
tersebut telah dipertahankan dalam sidang ilmiah untuk memperoleh gelar Doktor dalam
ilmu Kedokteran Jiwa dengan predikat cum laude di Rijkuniversiteit Leiden, Negeri
Belanda tanggal 20 Juni 1956.

__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal
372

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

INDEKS BUKU MAGNUM OPUS

(5/5)

A
Absolut; transenden 101,673; yang-, asas alam
kosmis, Dewa Alam 549,550.
ABC-nya perilaku: (tidur): Antesedent: suasana atau
perilaku sebelum tidur; mohon dituntun dijalan
benar untuk menghadap Tuhan; Behaviour: perilaku pada waktu tidur; mimpi-mimpi, terbangun;
Consequences: akibat yang timbul setelah tidur;
kurang atau menjadi sangat sehat 628.
adaptasi asmara-sufi: harus seimbang dengan retensi
angan-angan yang menggelisahkan 143, tumbuh
kesadaran (Ketuhanan): FPB dari semua hidup,
menurunkan (undur diri dari) singgasana (isi)
angan-angan (cipta, nalar)-nya 145.
Adler, Alfred; foto, masyarakat, penguasa tertinggi,
532-3, masyarakat-pekerjaan-kasih sayang, hati
nurani; kebersamaan 533, tidak sempurna,
tertinggi, evolusi 534, tanpa tujuan akhir 534;
dorongan asadar 547; mutlak mengikuti
masyarakat 689.
sistim Adler = Soenarto, dunia luar 541.
agama: 15, pengganti keinginan ayah 7, candra jiwa
41, watak 43; diungkapkan, dihimbau 517.
Yang Maha Agung; sistim Freud: tidak ada, filogenetis 516.
air: -dan uap air: kontinuitas, bumi dan langit,
jasmani kasar dan halus 115-6.
sang Aku: materi-imateri 74, pimpinan sentra vitalitas (tujuh saudara): selubung, strukturnya anganangan (cipta) 121. angan-angan: sifat utama: kedaulatan (terbatas); nafsu+jasmani: potensi tertentu 118-9; asli: menutupi Tripurusa (latent), menguasai jasmani (raja), angan-angan lemah menyesuaikan nafsu, egosentripetal merajelela 111.
luhur: angan-angan terarah kepada Tripurusa:
pemilihan bayangan, asosiasi dan pengertiannya
selaras Tripurusa. 112-3.
Sosial-suprasosial: mutmainah lebih kuat
dari luamah; seperti hati nuraninya: semua pengalaman phylogenetis dan ontogenetik manusia; kearah Tripurusa 113.
kristalisasi dari angan-angan: dunia aku: sentral kehidupan; sadar terbatas: bersifat indivualitas
(pribadi) 116-3 mati: ada eksistensi-, tidak terikat
jasmani 117, pancaindra 117
sang Aku: mengalahkan semua nafsu (regulator),
pusat imateri 350, pahlawan, transendental 351;
sujud kepada Sumber Hidup, mengurangi kedaulatan, narima, penyerahan total, tanpa syarat,
relung hati terdalam, tahap akhir eksistensi sang
aku 368, semakin sepi, ikhlas, tahap akhir 369;

budi luhur: totalitas, sentra otonomi tergabung, tanpa otonomi, hilangnya batas pribadi,
pasif, hancur, pamudaran 373.
~Posisi eksentrik: bukan sentral; titik sentral: titik imateri ~apribadi (sempit) individu; tidak pernah sentral, sementara, sirna (Soemantri)
sebelum masuk pusat imateri; Panunggal: kesadaran tertinggi 377; perlu tekanan sufiah dalam
suasana panembah: sunyi, sepi 378.
Sang Aku: imateri (Sang Aku= Roh Suci di dimensi-4: spiritual); angan-angan~cipta (sang Aku di
dimensi-3: mental) 412; wakil dari ketiga SV
jiwa itu harus menyerahkan diri sepenuhnya
kepada (kedaulatan dan kekuasaan) Tripurusa;
kapan manifestasi terjadi 483,485; berdiri diantara 3 faktor.., das Es tertua, tidak ada jalan keluar
517; berusaha bermoral 521; sifat suprasosial
berkembang sampai tak dipengaruhi nafsu lagi,
pamudaran; terjepit hati nurani, asadar, dan dunia
luar 523.
das Ich:~; organisasi, saling hubung, sensor mimpi, instansi jiwa, produk permukaan das Es dan
dunia luar 509; mengatur luamah: tahan penderitaan, tunduk pada mutmainah 526; tumbuh terus,
pudar, pintu masuk, kesadaran kolektif, pudar,
pengorbanan 530; terjepit rasa: rendah diri dan
bermasyarakat (Adler) 535.
sang Aku: menyerahkan kekuasaan 563; pusat kepribadian, tidak terbatas, tidak ada definisinya
575; posisi-: antara asadar dan persona 579; tumbuh dari logos dan menutupi (selubung) psike
(Soemantri), tempat sentral, berdaulat, memimpin, menimba energi dari asadar (Jung) 582.
Ajal: tahap akhir kehidupan biologis; sang Aku
harus menyerahkan diri kepada suatu di luar pengalamannya: tidak menerima apa-apa sebagai
gantinya; takut mati bukti keterikatan kepada tahap kenikmatan; memungkinkan hidup dengan
reaksi-reaksi neurosis 495.
alam semesta: kosmos: makro dan mikrokosmos.
Dari luar ke dalam: material-kasar (jasmani),
material-halus (jiwa), dan yang imateri (Pusat
Imateri), terdalam, pusat hidup 114-5
alam semesta; Terciptanya (judul buku) 700.
alat; -penentu sikap: pikiran (pria) dan perasaan
(perempuan) 576.
alternatif bacaan semi ilmiah xxvi
ambang asimilasi: tonus-: dari asadar ke sadar; nilai
nya dapat dihapus dengan melatih introspeksi
445.

---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

373

anak: projeksi, subjektivasi, dan personalisasi: masih kuat dan sifat-sifat perasaan dan angan-angan
memperoleh pelajaran sesuai dari ayah dan ibunya
(CJI) 446; secara kejiwaan aseksual; nafsu seks
muncul oleh perkembangan badan, bergeserlah titik berat nafsu ke perasaan atau angan-angan; pada masa puber: nafsu seks mencari objek jenis kelamin yang lain di luar lingkungan keluarga; keterikatan/ projeksi dengan orang tua mengendor;
fungsi ayah dan ibu diambil alih oleh anganangan dan perasaannya; setelah masa pubertas
mengandalkan pada hubungan struktur kejiwaan;
446,449; perkembangan anak: angan-angan dan
perasaan melangkah maju, digunakan sebagai
sentra vitalitas untuk bereksistensi di masyarakat:
Titik berat kesadaran: pindah dari nafsu-nafsu ke
perasaan (terutama pada perempuan) dan anganangan (terutama pada laki-laki) 447.
anak (kehadiran): bukan suatu keharusan, sebagai
alat saja agar stadium anak dapat di-projeksi-kan,
di-subjektivasi-kan dan di-personalisasi-kan
ke arah yang positif 451.
anarkhi; kacau, perkembangan kesadaran tahap
pertama 562, pengakuan 563.
angan-angan: refleksi Tripurusa, tiga aspek 129;
dunia luar: tidak berdaulat, digarap, dipotong, diuraikan, ilmu pengetahuan; tak kenal batas, menyerah: batasnya 133; sebagai regulator terhadap
nafsu 349.
~arti-sempit: secara refleks merupakan alat tampung gambaran-gambaran yang terdesak; disadarkan dengan mekanisme dari bisikan hati; perbedaan bisikan hati dan bayangan sekejap merupakan
suatu rangsangan perbedaan yang harus dijembatani, sehingga orang berpaling kearah bisikan hati
(mencoba melaksanakannya) 440; menangkap
segala sesuatu yang terdesak (Freud): meluapnya
daya tampung= mimpi selagi tidur 444-5.
angan-angan: mencengkeraman dunia luar; (aku)
mengambil haknya untuk ikut berkuasa; menurunkan derajat dunia luar: memisahkan subjek dari
objek dan tidak perlu memandang subjek lagi
459; luamah, mutmainah, berkuasa, dominan 547,
549. arti sempit: penampung, raja 527; potensi
imanen, pusat refleksi 529.
Angan-angan: kedaulatan: sifat utama dan pengawal
sang Aku: asadar-kolektif menjadi sadar-individu;
sadar bagi jiwanya dan dapat dipakai untuk memegang dan mencengkeram dunia luar: disistimatisasi, dianalisis, dan disimpulkan; Sang anak sedang bereksperimen sebagai sang raja (kemratu-

374

ratu); kedaulatan lain dilarang masuk oleh sang


Aku 1,428-9.
~(SV-I): bekerja secara hierarkis dan sistimatis:
1) membentuk gagasan tak-terbatas (cipta), terbatas dibandingkan sentra vitalitas ke-4 (Tripurusa); 2) kemampuan asosiatif, penalaran serta
3) melihat secara keseluruhan dan menyimpulkannya (pangerti). 430-1.
anima: personalisasi sifat-sifat kewanitaan sebagai
latar belakang pria (Jung) 447.
animus: menjadi latar belakang wanita, fenomena
ini muncul pada masa puber 447.
anima-animus; endapan pengalaman, gambaran
seksuil virtuil kolektif Jung (terbalik, asadar):
animus pada perempuan, anima pada pria 601-2;
Soemantri: perasaan di depan (perempuan);
angan-angan, logos di depan (pria) 601-3 Jung:
arketip libido terbalik 602; pusat gravitasi 685.
anjing liar 51
antipati; perceraian, simpati, keterikatan 660.
Antareja, wayang 38
Antasena, wayang 38
Angan-angan: refleksi (bayangan) Tripurusa, selubung materi halus: daya intelektual manusia 90-1.
Apollo 17 NASA; Eugene Cernan 606.
apriori; asadar: das Selbst, kesadaran agung, kekuasaan, teori umum ke khusus 566.
arketip; tipe asli, Das Selbst, sinar, dunia purba 553.
~yang pertama: paugeran 592.
asadar: hanya melepaskan simbol-simbol yang
dapat
di-asimilasi-kan oleh bagian sadar; tidak bertentangan dengan bisikan hati (asadar); Terjadilah
ambang-asimilasi dua arah (sadar-asadar) 441;
suasana yang gelap dari tempat kita memandang ,
tanpa menaruh prasangka; membuat dirinya asadar 471; dorongan bersumber dari nafsu, sementara pendukung isi sadar individu adalah perasaan
dan angan-angan (kecuali angan-angan dalam arti
sempit) 477.
asadar: (sementara): bayu sejati; ~kolektif : keadaan di luar sadar individu itu batas-batas ruang
dan waktu sudah hilang; sang Aku menggunakan
potensi dari sesuatu yang bersifat kolektif 503.
~dan sadar-kolektif Freud, asadar individu 522,
Bayu Sejati: ~kolektif 523; lokalisasi, produsen
nafsu, penampung keinginan, endapan pengalaman 525; ~kolektif: dunia luar, ~biologis: dunia
dalam 555; ~individual, tiga momentum 556;
~pribadi, kolektif 565.
asadar: ada nafsu; ketegangan, pertentangan, tabrakan 571. ~pribadi: penampung isi yang terdesak, -

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

---------kolektif: arketip dan libido, teratur memperlihatkan diri di dalam sadar konkrit-rasional-historis;
merdeka terhadap sadar (Jung), terikat (Freud)
579: =sadar kolektif karena isinya (arketip) takterbatas, apribadi 582.
asimilasi; -das Selbst terhadap asadar menghilangkan fungsi sang Aku, menyerah, perpindahan titik
berat kesadaran 580.
asmara sufi: (egosentripetalitas hilang) mutmainah
sebagai nafsu sosial dan suprasosial: di dalam
panembahnya bersedia mengorbankan sang Aku;
perasaan tidak diskriminatif lagi, memuat semua
dan segalanya; angan-angan tidak aktif, tidak
membatasi dan tidak mengembangkan kedaulatan
sang Aku 465.
Aspek, Aspect; Dwi-, Bi-, 658.
astronomi 9
B
badan/jasmani; sumber, pendukung nafsu 527.
bahasa; pengucap: salah satu pancaindra 113-4.
bayangan induktif: ditangkap oleh pancaindra sering
berasal dari luar, dialami selama panembah: sbg
gangguan, tidak sempurnanya proses introversi,
munculnya Tripurusa (imanen) terhalang 384-5.
bayangan intuisi: bedakan dari bayangan induktif;
renungkan apakah penampakan dari pancaindra?
sang Aku dapat menterjemahkan dalam lambang
atau kata-kata dari intuisi; intuisi tidak dilanjutkan secara sensoris kepada sang aku [induksi asensoris] 384-5, 387.
Bayu Sejati: totalitas integrasi tujuh saudara, supra
natural, diaktifkan sesuai kehendak, kesadaran tetap utuh 122-3; tenaga-tenaga saudara tujuh dapat
digabungkan oleh sang Aku digunakan menurut
kehendak hatinya: telepati, hipnotis, dan meramal
(clairvoyance) 161-2: masih material terikat sepenuhnya, taat mutlak terhadap Tripurusa: anganangan melepaskan diri dari nafsu dan perasaan:
kekuasaannya tidak terganggu; pamer: Bayu Sejati
tidak berbuat atau melakukan sesuatu yang lain;
peringatan yang mendidik: saudara kita, bukan
hewan pengangkut; Derajat Roh Suci: daya dan
selubungnya 163; Akunya sehari-hari adalah Bayu
Sejati itu; tidak adalagi ketakutan, kesangsian,
yang dapat merintangi penyerahan dirinya tak
bersyarat kepada Tripurusa 164-5.
Bayu Sejati: kekuasaannya sama dengan dewa,
harus dilepaskan tanpa syarat untuk proses
Pembebasan, hasil akhir kesadaran, kedaulatan
mutlak, omnipotensi, dan tidak terikat oleh ruang

dan waktu, sesuai suasana sorga 318-9; kekuasaannya sama dengan dewa, harus dilepaskan tanpa
syarat untuk proses Pembebasan, hasil akhir
kesadaran, kedaulatan mutlak, omnipotensi, dan
tidak terikat oleh ruang dan waktu, sesuai suasana
sorga 318-9; istilah CJI ketika potensi naluri
manusia menjadi maksimum (Carp) 427.
Bayu Sejati: pengikatan sengaja (optimal) 3-sentra
vitalitas; otonomi tiap sentra hilang; potensi tertentu manusia menonjol: menari tarian (persis)
yang belum dikenal, bahasa yang sangat asing,
dan mengetahui posisi benda yang tersembunyi
500; gerak motorik langsung sampai tujuan;
seperti menggunakan suatu kedudukan yang
mencangkup dimensi ruang dan waktu; menggunakan status tanpa berada di status tersebut; perbedaan ruang dan waktu hilang= tidak disadari
oleh sang Aku;tidak perlu koreksi; sang Aku melepaskan penga ruh nafsu dan pangrasa; beberapa
dialami sendiri oleh Soemantri; 500-1; dapat sengaja diaktifkan; ragu2 melenyapkan manfaatnya
501-3; pemutusan: akibat munculnya kembali
otonomi salah satu sentra vitalitas: ada keraguan,
ketakutan, duka-cita, pertimbangan, dan keresahan
503.
Bayu Sejati; asadar kolektif, potensi, telepathi,
tele-psiko-kinetik, clairvoyance) 522-3; asadar
kolektif 523; ingkar asas imateri, Aku-sempit
sadar, dunia luar 529; dibangkitkan sengaja,
kekuatan instink, tujuh kekuatan pribadi 608-9;
kekuasaannya sama dengan dewa, harus dilepaskan tanpa syarat untuk proses Pembebasan, hasil
akhir kesadaran, kedaulatan mutlak, omnipotensi,
dan tidak terikat oleh ruang dan waktu, sesuai
suasana sorga 318-9.
besaran; -luar, -dalam: das Selbst, kesadaran kolektif, spiritual, diantaranya: manusia 568, membohongi, berkorban 569.
berdampingan; materi-imateri 679
Bhinneka Tunggal Ika, titik temu viii,57.
blencong: lampu atau obor yang menerangi layar
tempat dalang memainkan wayangnya 404.
Bima sakti, tata surya xxxi
Bisikan hati: diperoleh dari pengalaman perorangan
(baik dan buruk) dan pengalaman filogenetik
(asadar) 38; disimpan di angan-angan dalam arti
sempit; mutmainah faktor penting 440-1, 443=
hati nurani; menggunakan mekanisme normal:
angan-angan mengajak nafsu tunduk kepada
bisikan hati; kalau ambangnya besar: perlu lebih
banyak usaha untuk mengatur nafsu-nafsu: Kete-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

375

---------gangan: tidak menyenangkan 41.


Bisikan Suksma: (buku) tiga pejalan transendental
yaitu: 1. Sdr. Kemayan, 2. Sdr. Prabawa, dan 3.
Sdr. Pangaribawa selalu mendapat pencerahan
dari Bapak Pangrasa antara lain ada-nya cobaan
atau ujian hidup: berupa godaan terhadap sang
Akunya manusia dalam usahanya untuk menaiki
kapal Budi Luhur yang berlayar menuju pelabuhan Baitullah 646-7.
Body, mind, spirit; dimensi 1-4 676
Borobudur, candi 60.
Bre Redana xxi
budi darma; kasih sayang, membersihkan dan
menyucikan hati, memperkuat kepercayaan 260-1,
uang, barang, tenaga, nasehat 261; cinta: kebenaran, perasaan suci 261; praktikum suka beramal,
suka menolong dan mencintai sesama hidup=
melatih tendensi-tendensi suprasosial= asmara
sufi, barometer sesama: manusia/ hidup (kesadaran bersama; kolektif)~matinya kesadaran Aku/
jiwa 387.
Budi Darmadi, Dr, Ir, MSc: Ketua Pengurus Pusat
Pangestu; Kongres Pangestu XVI Tahun 2010:
Surakarta 21 Mei 2010; 405,viii; ~Soedjarwo.
budi luhur: setelah memiliki watak sabar, rela, nerima dan jujur 373; cinta-kasih, suci, adil; budi:
terang (sifat Suksma Sejati), luhur: Mahakuasa
(sifat Suksma Kawekas) 203-5; anak tangga-5
271, diatas rasional 272; sebagai latar belakang,
contoh dan hati nurani 313; sikap kemerdekaan,
lepasnya semua bentuk keterikatan yang teridentifikasi; sempurna penyerahan total dirinya kepada
Tripurusa sampai tidak ada gerak sama sekali;
diserahkan bidang religi; CJI hanya menunjukkan
jalan mencapai pamudaran melewati pelaksanaan
Trisila dan Pancasila, berhati-hati terhadap Pemali, dan pelatihan Jalan Rahayu 392-3.
budi pekerti 185,683.
busana: bersifat unsur, bentuk, gerak, metamorfosa,
dan yang tak terpisahkan dari unsur; ada-musnah,
lahir-mati, tumbuh-surut, kehendak-Nya 107.
bumi: raga, soma, body, 7 lapis 98; soma, jasmani
kasar: proses biologi 115.
C
candra dunia; candra manusia: jarak cukup: perangsang; menghilangkan 137 jarak lebar 139.
Candra Jiwa: Indonesia/Soenarto xxiii, xxx, xvi,7,
eropa 45, ~Indonesia, ~Soenarto, ~universal 63;
pegangan visual untuk memahami anatomi dan
fisiologi manusia sebagai makhluk batiniah dan

376

rohaniah 99; jalan; pedoman, sungguh sulit, laten:


kurang tumbuh 101; perbandingan 4~ 671.
Candra Jiwa Indonesia: CJI ; merupakan faktor
persekutuan terbesar sekaligus kelipatan persekutuan terkecil dari semua candra jiwa di dunia dan
bernuansa Indonesia 615; koreksi bisikan hati
(=Uber-Ich) di atas ambang: paksaan, terasa
ketegangannya; di bawah ambang tidak terasa 40;
dengan sadar dapat diubah sesuai Uber-Ich nya
Freud 443; Uber-Ich= bisikan hati; Tonus kejiwaan dengan nilai ambang tertentu; konsep
Laforgue: koreksi di bawah nilai ambang: tak
terasa; melebihi: terasa tegang, atau sebagai
paksaan 445.
Carp: promotor Soemantri: nafsu mutmainah adalah
nafsu sosial (ke luar, ekstraversi) dan suprasosial
(ke dalam, introversi): suatu ibadah, kebaktian
yang mengarah kepada sesuatu yang lebih
tinggi: ke dalam: Tuhan; ke luar: negara, adat kebiasaan, ilmu, organisasi, suatu pendapat umum,
dan atau seseorang; Mutmainah bagaikan kekuatan kuda putih 434; penampilan lain dari mutmainah adalah memperkuat pengalaman bersama dengan mengurangi pengalaman sendiri: cinta kepada sesama hidup, kasih sayang, murah hati, suka
berkorban, dan kesediaan membantu; bersifat
egosentrifugal terhadap sang Aku yang perpusat
dalam jiwa (psike) manusia 434-5; insting 683;
situasi 1) harmonis (bisikan hati= hati nurani) hubungan keterikatan (perkawinan) dan 2) disharmoni (Uber-Ich)sebagai hubungan persekutuan
(perkawanan); pengalaman subjektif 442-3,445.
candra ideal: tingkat akhir perkembangan, cangkok,
tenaga asing, jalan sesat, beda esensial 101;
pencerahan: sekarang juga tercapai! 103.
Centini: serat, The Centhini Story: The Javanese
Journey of Life xviii
cinta, The Art of Loving , Erich Fromm xx
cintailah musuhmu: (setelah tercapai kesadaran
bersama): bukan suatu pengertian kejiwaan (individu) yang afektif; tetapi telah direduksi menjadi
pengertian administratif 139; iklim kecintaan tak
terbatas; lihat individu 389.
cipta: mengontak nafsu: menyadarkan keinginan;
mengontak perasaan: emosi, realisasi keinginan;
posisi tanpa bayangan (kontak stop) 145; membentuk bayangan2, refleksi Roh Suci 255, informasi khusus 257.
Cipularang KM 90 xxv
Circumambulatio, mandala 61.
CJI: (Candra Jiwa Indonesia) 411.

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

---------clairvoyance: mengetahui keadaan yang tersembunyi dan kejadian yang akan datang 288-9.
cogito ergo sum, Rene Descartes xxx
corpus alienum: kemasukan dewa, sebagai wayang
288-9,291; dewa sebagai benda asing dalam
jasmani yang merusak harmoni semua fungsi 293,
295;
D
Dana: golongan dewa (gol.VI) penyampai,
darma; sempurna, paksaan peraturan 263.
Dasa Sila: ditaati sukarela 402-3, 663.
daya tarik makrokosmos: material dan dewa
186,684.
daya dorong; tenaga/~ (nafsu), kompleks rendah diri
534, dorongan eksistensi 537.
dekat: sangat~: Yang Maha Tinggi bersifat imateri,
di dalam jiwanya sendiri: aman, tenteram, terlindungi, dipimpin, dibutuhkan: penderita neurosis
dan setiap manusia pada umumnya 358.
Delapan Wajib TNI 702.
Dewa: kekuatan dan kekuasaan kemayan, bersifat
materi 107; DEWA 19, makhluk halus, hidupnya
274-5; satu unsur: api, dewata 275, jin, setan, peri, hantu, lingkungannya, langit dan bumi, kepribadian ego berasal dari maya, tanpa Roh Suci dan
Suksma Sejati, 276-7 buku: Gumelaring Dumadi,
\ Tunggal Sabda, bentuk tidak tetap, tidak sakit,
tidak terpotong, makhluk Suksma Kawekas antara manusia dan hewan 277; seperti alat elektronik
yang berbaterai, umurnnya 80.000 tahun, 1000
kali umur manusia, hierarki kekuatan, kekuasaan,
sistim kerajaan (di matra: udara, air, dan tanah
karena mengandung unsur api) 278-9; sesuai watak dan kondisi hidupnya, aki mobil, baik (Wisnu,
Sura), jahat (Kala, Asura); saling berperang, memaksa yang lemah untuk menyembahnya 279-80.
dewa: sang penguasa universum 281; yang berkuasa
hidup di unsur api yang tipis, bawahannya di unsur api yang padat 281, tujuh golongan dewata
281-2; merasa tertinggi, ingin disembah, mengontak manusia melalui angan-angan (kemayan), pintu masuk: di antara dua mata, terasa kehadirannya:
merasa sombong , menjadi gila: angan-angan direnggut dari harmonisasinya Rahsa jati 287; terasa
kehadirannya: merasa sombong 287, bau khas, perasaan tertentu 288; mengambil alih baik-baik
atau dengan paksaan 288-9; pengaruh~: 1. kontak
indrawi, 2. mengambil alih angan-angan, ~tingkat
tinggi: lahiriah sama dengan kebaktian kepada
Suksma Kawekas 293.

Dewa Alam; naturgott, menghilangkan polaritas,


tujuan perkembangan (jiwa) manusia 550.
Dewa Ruci: lihat ular naga 60,92; ~Suksma~ 114,
epos Ramayana, Mahabarata 187;693; TheSelf
nya, setiap manusia memiliki ~nya 362.
Dhandhang Gula Eling-eling 663.
dimensi 1-4, makro/mikro-kosmos xxix
disertasi; bayi, ibu, dokter kebidanan (Carp) xxii;
sampul, 68-9.
dosa: perbuatan buruk, tidak selaras karsa Tuhan
pemberitahuan awal: makna paugeran, kewajiban,
hukum keadilan; hakekat keyakinan (3 kesanggupan): sadar, percaya dan taat, disucikan dengan
5 kelakuan baik: rela ssabar nerima, jujur dan budi
luhur, ingkar janji, prastia jiwa 321
Dwi; tunggal, aspek 73.
Dwija Wara: majalah bulanan Paguyuban Ngesti
Tunggal; untuk suluh kehidupan bahagia; websitenya di http://www.pangestu.or.id; 404.
depresi, neurosis: sakit psikosomatik: angan-angan
arti sempit penuh sesak; bongkar muatan: ucapan,
gerak, dan impian; bongkar sehat: menerima, tawakal, dan percaya (iman) 108-9.
desubjektivasi; angan-angan, dihilangkan
kekuasaannya 241.
pemimpin dan pengajar dewa-dewa kecil 283-4.
disain: tuntunan dan rangkuman; tontonan, keterangan, dan kaitan viii
Duta: (utusan) golongan dewa (gol.II) penerus
perintah (mencipta dan/ atau merusak) dari
golongan Luhur 283-4.
dualistis; sang Aku dan das Selbst, perkembangan
kesadaran tingkat ketiga, kabur, tujuan akhir 562563.
dunia: ~luar; agung dan sosial, kemenangannya
519: terlihat pancaindra, tingkat pertama; mengendorkan ketegangan, memenuhi keinginan, berlatih
mendapatkan jalan, melalui hati sanubari, kawin
dengan dunia, ingatan introversi 305-7; ~dalam:
setelah 40 tahun, mencari das Selbst 571.
Dwitunggal, Dwiaspek, BiAspect; Sadar Kolektif
658.
E
ego, perjalanan ke dimensi-4 xxix; super~ 46, aku;
sementara 59, materi-imateri 74;Aku: kompleks
pengatur, terjepit, melepaskan diri 543, identifikasi, adaptasi, neurosis 544.
egonetral; perubahan permanen (luamah):
polaritas egosentripetal berubah: peningkatan
peranan hidup seorang manusia 436-7. keinginan

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

377

---------mutmai nah (+) dan luamah (-) = saling menghapus 438-9; konversi~ (sublimasi); pengaruh egosentrifugal terhadap luamah; tahan kekurangan, rasa sakit dan penderitaan 590-1.
Einstein, relatvitas 59.
Eksistensi; -asal, paling awal, lebih tinggi, kolektif,
abadi, TheSource 259; ~imateri: berdaulat mutlak
521; nafsu~ 537; eksistensi sadar kolektif; kemungkinan~ Jung: diluar pengalaman; Soemantri:
suprarasional, berkomunikasi, dan berpotensi 604.
ekstraversi-introversi: ke luar-ke dalam; kemasyarakatan-ketuhanan: seolah-olah dua tugas bertentangan: menghargai semua potensi; melepaskan diri: rasa disiplin, loyalitas dan tanggung
jawab~tetap; integritas lebih baik 422-3.
empat pilar kebangsaan xxiv,
empati ; landasan 75; prototipe angan-angan
menolak~ 131; tujuan sejati, menyesuaikan
dengan kondisi intuisi, dewa 339; posisi (titik berat) netral, hubungan ke arah persekutuan semacam perkawanan 439; adalah pondasi semua
interaksi hubungan antar manusia: Kemampuan
berkomunikasi sesuai kondisi kejiwaan orang lain
dengan memberikan suasana perasaan harmonis
dan akrab kepada orang lain tersebut akan membantu mengintegrasikan semua sentra vitalitasnya
613; lebih luas dan memiliki kesulitannya sendiri; memahami orang lain sesuai persepsi dirinya;
lebih mudah: mendiamkan saja, menyalahkan
orang lain, karena hanya memerlukan sudut pandang kita sendiri yang lebih kecil 613.
empati: perlu perhatian kepada orang lain: mendengarkan, melihat, merasakan bagaimana mereka
berkomunikasi, identitas, kebudayaan bahkan religinya; informasi yang lengkap; komunikasi secara empati dengan sangat baik 613; ~(praktek ): lebih nyata ketika kehadirannya mengedepankan
nafsu sosial-supra sosialnya (mutmainah); semangat pengabdian (amarah); kasih sayang kepada
sesama hidup (sufiah); sikap hidup egonetral (luamah): membangkitkan ketahanan dan kekuatan
jasmaninya. (BSP); SV empat nafsu, SV anganangan, masyarakat rumah sakit 614-5;~ netral,
perkawanan 660, memperdalam 661
Modul Empati: dikembangkan untuk membantu
mahasiswa kedokteran guna: 1) mengembangkan
kepribadian, sikap serta perilaku luhur bagi kelangsungan profesinya, 2) meningkatkan kemampuan berkomunikasi efektif berlandaskan empati,
dan 3) mengembangkan perilaku ilmuwan yang
mengutamakan kejujuran dan kebenaran 612;

378

perbedaan komunikasi yang empatik dan yang


sarkastik 620.
Metode (PembelajaranModul Empati): tiga tahap:
orientasi, pelatihan, dan umpan balik 620.
Pokok Bahasan (Modul Empati): meliputi 1. Filsafat Ilmu kedokteran dan aspek kemanusiaan, 2.
Nilai-sistem nilai dan human value, 3. Empati
dan kesehatan jiwa, 4. Moral, etik, dan pengantar
hukum kedokteran, 5. Perilaku ilmiah, dan 6. Komunikasi efektif 618.
Sasaran pembelajaran (Modul Empati): apabila
mahasiswa diberi tugas untuk berkomunikasi baik
secara individual, dengan kelompok atau masyarakat, mampu mendemonstrasikan semua langkah
Eros, tanos 49.
esensi manusia: terletak pada hubungan Roh Suci di
dalam Tripurusa di Pusat Imateri ini; menunggu
panggilan terakhir puncak evolusi seraya melaksanakan Hastasila 97; Roh Suci dengan hubungan
mutlak di dalam Tri Purusa; hewan: Roh Suci saja, tanpa hubungan mutlak di dalam Tripurusa;
tumbuh-tumbuhan dan dewa: tanpa Roh Suci sebagai esensi: tumbuh-tumbuhan: daya hidup unsur
-unsurnya sendiri: air dan tanah 107; dewa: kekuatan dan kekuasaan kemayan, bersifat materi 107.
Etika, moral, religi 47.
evolusi: sadar pribadi (sang aku) meningkat menjadi
sadar kolektif terbatas (Roh Suci); peningkatan
kualitas kesadaran manusia; introspeksi (dan introversi) 96-7; arah kesempurnaan 534.
das Es: id 46; diperintah azas kenikmatan, dibawah
azas kenyataan, ..dengan Ego, nafsu seks dan
mati, dua sentra otonom, endapan filogenetis 511;
Uber Ich: termuda, melalui Aku 517; ~tertua:
amoral, kejam 521;
komunikasi dua arah yang efektif berlandaskan
empati 616.
F
faktor baru: pengalaman yang tidak dikenal sebelumnya, lihat intuisi 386-7.
faktor (pembagi) persekutuan terbesar; FPB, 687.
Foil; Tre-, Tri- 658, Tripurusa, TriAspect 676.
fokus di jalan rahayu (bahagia) 200.
TheForce, Suksma Sejati, Sadar Kolektif Dinamis, Wakil Suksma Kawekas 70,658.
fikir; ber~ dengan bentuk 515.
fiksasi (ikatan): 1.angan-angan: kedaulatan di
dunia luar, mementingkan kekuasaan di masyarakat.; 2. nafsu: luamah sebagai pengikat: egoistik,
serakah dan pro sahwat, tanpa pertimbangan ke-

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

---------daulatan atau alasan pangrasa; 3. perasaan: aman,


pasif, tak bertanggung jawab, sorga kesenangan
duniawi (bayi dalam kandungan) 151-2; Pertumbuhan jiwa: tanggung jawab, harus bekerja, dan
mengenal bahaya; kolot, kacamata tertentu 153;
~(kompleks otonom) yang berisi gagasan, perasaan dan kemauan tertentu; ikut memerintah bagaikan corpus alienum (benda asing); kerja sang
Aku terganggu: pengaruh benda asing tersebut
diliputinya, diisolasi atau dikeluarkannya 482-3.
endapan filogenetis: pengalaman asadar, berlaku
seluruh umat, apribadi oleh sebab itu bersifat
kolektif 440511, warisan kuno 513; sifat turuntemurun 523.
tahap fisiologis (sementara): Sang Aku (sadar individu) berada di antara asadar (penuh kenikmatan)
dengan sadar kolektif (mutlak tanpa kenikmatan): tak berubah selama-lamanya 483.
FPB; pembagi (Faktor) Persekutuan ter-Besar 560.
FPB; tujuan perkembangan, sadar-asadar 563,
harmoni 564-5.
Freud, Sigmund 45, Das Es 45, 46.
free diving, Vertical Blue: alam bawah sadar 240.
fungsi: psike, angan-angan, perasaan,
nafsu 98.

G
gadis jelita metropolitan viii
ganjil: halaman viii
TheGate: lihat Rahsa Jati 98, 100.
kesadaran, inti mikrokosmos 98,100.
genap: halaman viii
[gender] (Jung): muncul sebagai akibat dari pengalaman filogenetik jenis pria dan wanita; anima
(eros) dan animus (logos) dimasukkan sebagai
arketip 447; laki-laki akan memilih perempuan
sesuai dengan anima-nya 448-9; CJI: menjelaskan
tanpa menggunakan arketip; Kecuali di dalam
filogenetiknya pernah terjadi deferensiasi dalam
jenis pria dan wanita 448-9.
Geistprinzip, Naturprinzip 53.
Geneeskundige Hogeschool: Sekolah Tinggi Kedokteran, Fak. Kedokteran UI di Jakarta, viii,700.
gila: akibat angan-angan direnggut dewa dari harmonisasinya Rahsa jati (Soemantri) 287.
Godaan gawat dan berbahaya : menyangkut kepercayaan (iman) seseorang yang tergoyahkan
oleh daya kekuasaan para dewa yang serba ajaib:
perilaku hidupnya menyeleweng ke kiri, menuju
dan sampai ke alam dewa, para makhluk yang
memungkiri eksistensi Tuhan YME; murtad da-

lam arti sesungguhnya: keluar dari lingkungan


garis hukum Tuhan: syahadat, kredo, pahugeran:
pintu surga atau pintu panunggal sudah tertutup.
654-5.
Godaan halus: begitu halus, dimasukkan sebagai
godaan iblis, masuk ke dalam batin manusia, berlawanan arah terhadap tujuan hidup ego-superegonya; di dalam batinnya tumbuh rasa paling
(kuma ..); keluarnya sebagai kesombongan: aku
yang paling luhur (kumaluhur), aku yang paling
kuasa (kumuwasa), aku yang paling hebat (kumingsun), congkak, tinggi hati, dan sok tahu 653:
bila ingat dan bertobat, masih mempunyai harapan
akan kembali ke posisi (derajat) kejiwaan sebelumnya 655.
Godaan kasar: harta, tahta dan wanita digolongkan
sebagai godaan hidup yang kasar; Bapak Pangrasa menggolongkan godaan (kembalinya sang Aku
kepada Tripurusa): godaan kasar, halus, dan berbahaya 647.
~(No. 1) geleparnya ikan dalam lubuk (Klubuking iwak ing kedung): terpikat untuk memiliki
ikan besar yang sedang menggelepar di dalam kolam atau di lubuk sungai; orang akan lupa tujuan
hidupnya yang hakiki ketika berhadapan dengan
kesempatan untuk memperoleh mata pencaharian
yang besar, yang sulit untuk diperoleh; asal tidak
terbelenggu hatinya sehingga tidak melupakan
tugas internalnya dalam lubuk hatinya 649.
~(No. 2) uang ringgit emas: (Kencringing ringgit)
yang suaranya berdenting itu pasti akan mengagetkan siapa saja yang sedang duduk, berjalan,
termenung dan/atau sedang melamun: artinya
pamrih, ingin memiliki daya kekuasaan uang:
titik berat kesadarannya menjauh dari tujuan evolusi egonya manusia yang hakiki 649,651.
~ (No. 3) lawan jenis: berkilaunya betis kuning:
(Gebyaring wentis kuning) mengisyaratkan apabila seorang pria mendapatkan senyuman atau kerlingan mata wanita yang cantik parasnya, akan
menjadi mudah jatuh cinta; sebaliknya untuk para
wanita yang mabuk kepayang karena terpesona
dengan kegagahan seorang pria, sampai melupakan tujuan hidupnya yang hakiki 651-2.
godaan kasar: No. 1, 2, dan 3: Menurut Bapak
Pangrasa masih dapat kembali ke jalan benar
dengan reedukasi dirinya: membangun watak
gravitasi; pusat, kecerdasan, perasaan, pria,
perempuan, wanita 685.
Gumelaring Dumadi: terjadinya universum 323.
guru; terhadap murid v

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

379

---------H
hakikat: -manusia; aspek struktural, fungsional; dunia luar 99.
hakiki; Pusat; fungsi spesifik ke-4, imateri, spiritual
674.
harapan (besar): fenomena kardiologi kuantum dan
Candra Jiwa Indonesia kelak dapat dibuktikan;
fisika kuantum: paket energi gelombang elektromagnetik 625.
Hardjoprakoso; Soemantri~ vii,xvi, Soerini~ Soedjarwo viii, Winahyo~ , dr, SPOG viii, R.T., Raden Tumenggung~ xv, Winarni P. Soemantri~,
Ny. 416.
harmoni: bersifat integrasi, dibentuk oleh tingkat
penguasaan nafsu dan perasaan untuk taat kepada
sang Aku; Jika angan-angan sesuai kehendakNya,
asmara-sufi (laya) akan berdominasi 149;(keselarasan) timbul, jika manusia sadar untuk melepaskan daya-ikat dunia dan tujuannya: bertunggal dengan Hidup di dalam dirinya melalui Rahsa Jati
154-5; metrum gamelan (alat musik Jawa), delapan nilai keutamaan, Hastasila, sumbang 207;
~absolut: fase akhir integrasi tiga sentra; sang
Aku tidak dibutuhkan; tiga sentra saling mengatur
supaya serasi; tidak perlu pusat pengatur 465;
hubungan keterikatan karena orientasi terhadap dunia juga menghilang 467; kelompok musik
penuh~ 611.
hati; kata~ 515; suara, menghilang, pertentangan
nafsu 682; ~ nurani 683; tiga tingkat 684-5.
hati nurani: candra dunia/manusia 121,123; disimpan di angan-angan dalam arti sempit, asadar,
beda tempat dengan nafsu asadar 122-3; bertemunya dunia luar dengan manusia: nafsu- nafsu asadar, serta angan-angan dan perasaannya yang
sadar 123; sesuai titik beratnya~ Tripurusa; di
atas emosi, bayangan, pikiran, hasrat, keinginan,
kemauan 139; refleksi jahat, baik, ideal 140;
~adalah bisikan hati 440-1, 443; tumbuh tak terbatas, terpisah dengan Aku, pamudaran realisasi
terakhir~ 523,529; tidak dibutuhkan 525; rasa kebersamaan (Adler) 533; fungsi pemimpin dengan
peran utamanya mutmainah, diperkuat pusat imateri, terus berkembang: identik pusat imateri 605,
607; kemungkinan, faktor nonempiris, sadar
kolektif, campur tangan: intuisi, perjumpaan 520.
Freud: pengalaman pribadi dan filogenetis 521.
Hayu: (bahagia) golongan dewa (gol.IV) pelaksana
tugas yang baik dari Luhur 283.
heart, qalb, jantung, jantung hati xxvi
Heksalogi Starwars xviii

380

Hidup: ada di mikro dan makrokosmos; kesatuankeseluruhan, unitas dan totalitas; Aku: terbatas,
dipisahkan oleh individualitasnya, tidak mengalami totalitas, dibuang jadi pimpinan sentra vitalitas
121; sumber~, menghidupi 223, adalah satu 227;
suasana kebaktian; derajat, hieraraki 229; titik
singgungnya di dalam dirinya sendiri yang terdalam, tetapi tidak berbakti kepada-Nya, tergantung
pegangan-pegangan diluar dirinya yang bersifat
ruang dan waktu, alam kafiruna yang autistik memaksanya belajar panembah 315; ~di dunia; pengotoran dan pencucian berdampingan bahkan
pada orang yang sama; keluar- masuk Rahsa Jati
316-7; tiga persoalan- 533.
~yang hakiki: Dewa: suasana (menghidupi), air
(dihidupi), tanah (wadah hidup) 280.
~Imateri: tidak berzat, bentuk asli dari semua
yang hidup: dasar pemikiran CJI; berbagai panorama dan potensi; kedaulatan absolut; Tripurusa
(TriFoil) adalah hakikatnya manusia; melepaskan genggaman jasmaninya; selimut 418-9.
~organis: (perkembangan sang Aku) kehendak
mempertahankan kenikmatan dapat berkurang;
mulai dari hilangnya bagian somatis pasif di
dalam janin ketika lahir sebagian hilang; bayi
melakukan sendiri kegiatan bernafas, menghisap,
menelan dan mencerna 479.
Hierarki: ~(angan-angan): pengaturan rasional,
bertanggung jawab, suka mencipta, dan menyadarkan: otokrasi, tirani, penghancuran, penindasan, dan paksaan 437.
~(yang lebih tinggi): berpesan, bersabda
kepada sadar individu: angan-angan, perasaan
dan nafsu dalam posisi tidak aktif 491.
Hipotesis 5; ~Jung xxiii
empat hubungan: sang Aku dengan dunia luar:
1) projeksi, 2) subjektivasi, 3) analisis rasio, dan
4) personalisasi 482-3.
hukum: ~abadi; hukum Tuhan, menerima perbedaan, terbukanya tabir hati1, saling mendoakan keselamatan masing-masing 297.
~karma: hukum Tuhan 322; kejam, tegas karena
sang aku telah sempurna perlengkapannya,
memiliki tujuh saudara dan empat anasir sebagai
busananya 320-1; kumulatif, peringanan 329; abadi, sempurna, Mahaadil 330, ditebus Trisiladan
Pancasila 331; Pembebasan hukum karma 333;
dispensasi 334.
I
ibadat; panembah, sembahyang, kebaktian 227,

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

---------iklim perasaan jiwa 229.


Das UberIch: superego 47; Ich ideal 511, identifikasi ayah 513; makhluk ideal, agung, susila 517;
dari sangat bermoral sampai begitu kejam 521.
ijasah dokter; manusianya lebih penting 597.
ikhlas: lihat rela 366.
Ilham: pertama, intuisi 31, sadar 33; intuisi, suara:
sabda, tanda-, pertemuan sadar pribadi dan sadar
kolektif 574; penglihatan melalui fungsi pikiran
yang asadar, bukan kemauan kita, suara (sabda),
empat tanda-tanda~, sebelumnya tidak tahu, datang dari pusat Ego lain, ~pikiran: intelektual,
perasaan, fungsi penglihatan irasional, religius
575; asadar, irasional, aman: suprarasional 577,
bijak sana 579; pesan-pesan, sabda-sabda sadar
kolektif 604.
ilmiah; sumbangan 75.
Ilmu Sejati: aneh 63, suara 64, 65.
Ilmu jiwa 1, tahap awal 11, penelitian 23, spekulatif
27.
Imanen 47; sesuatu yang~; angan-angan 529, kompleks rendah diri 533, tidak diperkenalkan
(Adler), eksistensi intra psikis, sentra (pusat)
vitalitas 542, Tripurusa 543; tidak ada (Adler),
Tripurusa 543; ~transenden; lingkungan,
kerajaan antara 587
imateri: prinsip~: hakikat; yang materi: selubungnya, tidak terikat, titik hubungan kerja: dekat jantung 103; struktur: Tripurusa, TriAspek: Suksma
Kawekas, Suksma Sejati dan Roh Suci 117.
Hidup~: tiga aspek~~ 676, Pusat; pintu masuk
eksistensi status; titik awal, sumber, dan tujuan
kehidupan; di dalam dirinya 677; spiritual,
bebas keinginan, sadar kolektif, Aku diantara
~dan materi 679.
impian; bunganya tidur, sedikit (+/- 1%) sebagai
perlambang (profetis) ; arti khas dapat dibuka:
pribadi, ahli budi, psikolog, dan psikiater yang
terlatih 109,110-1
individu: (di dalam kesadaran bersama); pengertian
baru: direduksi, diperkecil; pengertian pancaindra
(bukan afektif); tidak menimbulkan reaksi mental,
kejiwaan (keterbatasan pribadi) 389; sekaligus
mememilikibagian sadar dan asadar, penuh keinginan dan bebas keinginan 679.
individualitas: sempurna: dalam mengambil keputusan bebas dari fenomena projeksi di luar dirinya
455; batas pribadi dan dunia luar; ~asadar: Freud
17, diproduksi nafsu-nafsu 525.
Individuation: individu telah menjadi absolut 353.
individuationsprinzip: sesungguhnya arketip, jiwa

psikologi, geistigen Gott 573.


individuasi; kelemahan, selubung palsu, men-Sebstkan, individuation, persona, asadar 566-7, menjadi
suatu individu, keunikan terdalam dan terakhir,
tak terbandingkan 567; sang Aku, asadar, persona
569; pembebasan, pamudaran: peristiwa memberikan sepenuhnya kepada psike kolektif, menyempurnakan sejarah sang Aku 580; proses~ (individuation); justru menghilangkan individu yang terbatas 584-5; pamudaran, pelepasan ego dari jepitan asadar, dunia luar dan persona (Jung)/ hati
nurani (Soemantri) 594.
Indonesisch Mensbeeld.. xv, xvi.
induksi asensoris: kontinyuitas sang Aku anganangan dalam menterjemahkan intuisi ke dalam
lambang atau kata-kata akibat pertemuannya
Sang Aku imateri dengan sadar kolektif dinamis
384, 387.
[induktor: sensoris= pancaindra; asensoris= rahsa
jati, theGate]
induktor: sensoris (pancaindra); asensoris [theGate,
Rahsa Jati]: Sang Aku angan-angan menterjemahkan intuisi melalui induktor asensoris.. 412.
ingat mati; ketentraman, mulai hidup baru, sesuai
sadar kolektif; beda ingin cepat mati: tidak mengurangi kedaulatan aku 142, 145; meninggalkan
cara hidup lama 145; dapat mengarahkan jiwa
tanpa keinginan, pikiran dan emosi; membangunkan keinginan untuk meninggalkan cara hidup
lama, dan memulai yang baru; sesuai kehendak
dari Hidup imaterial; membawa ketenteraman
dan rasa bahagia di dalam jiwa (Soemantri Hardjoprakoso) 627; pejalan transendental 629.
ingat hari akhir: lihat kiamat 627.
insting: (Freud): seksual dan kematian: tersimpan
secara tidak sadar di dalam Id (Das Es)-nya; telah
diajarkan di fakultas kedokteran dan fakultas lainnya 627,629.
insting: telepati, ramalan, potensi di bawah sang
aku, dapat dikembangkan 683.
intelektual; kapasitas, angan-angan, kedaulatan 679
Integrasi maksimal: otonomi sentra vitalitas hilang;
sang Aku hancur-lebur; fiksasi tidak perlu; mutmainah menang; luamah konversi netral: semua
mengarah ke Tripurusa 489.
integritas: (kepribadian sang Aku)~ hubungan yang
memadai (tidak absolut): nafsu-nafsu, perasaan
dan angan-angan; otonomi dikurangi; neurosis:
kegagalan, penyimpangan integrasi 424-5; dapat
diperkuat: hidup patut dan terarah; melamun 427.
~(bermasyarakat): tolok ukur menentukan:

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

381

---------manifestasi mutmainah (sosial- supra-sosial) 436.


intelektual, kekayaan xxi.
inteligensi semu: bisikan dewa 290-1.
interaksi pertama: (komunikasi): senyum, sapa dan
salam: kebudayaan: spada, halo, horas jala gabe,
mejuah-juah kita kerina, yahobu, ni hau 617.
Inti Arketip: Archetype ansich atau das
Selbst: mengambil alih persona, sang
Aku, perkembangan potensi asadar 585-6.
Indonesia; peta 62, nama ilmiah candra jiwa 63.
innalillahi wa inna ilaihi rojiun 246.
Introspeksi 24, 25: mengamati/ mempelajari diri
sendiri, ke dalam, ke dunia ketiga; bedakan dengan introversi (146); dengan meng-analisis diri
dapat diketahui isi dari angan-angan arti sempit
(asadar); kemampuan asimilasi (sadar): bebas
trauma jiwa; tidak mengganggu integritas kepribadian (Freud guiding principle) 444-5.
introversi: transendental, ke dalam: berserah diri
tanpa syarat (posisi di rahsa jati, batas dunia/
dimensi ke-3 dan ke-4) 146; bedakan/ lihat introspeksi Intuisi: ilham, 99,9% 29, 30, fisiologis,
otak kanan 58, Einstein, Newton 59, buku pustaka
65, Soemantri 67; sadar, percaya, taat 74; jalan~:
menggeser Aku ke imateri 126; ~ekstraversi: lihat
ekstraversi-introversi 422-3.
intuisi, ilham atau wahyu: pertemuan sadar pribadi
dengan sadar kolektif, semakin meningkat, leburnya sadar pribadi disebut Pamudaran: tujuan akhir
evolusi 99;Roh Suci (TheSelf), berserah diri sepenuhnya kepada Suksma Sejati (TheForce); tidak
bersyarat: tidak dapat dengan sengaja ditimbulkan; tidak ada perbedaan esensial, tidak dapat dilukiskan, ada gejala-gejala pengiringnya: gambaran-gambaran keadaan manusia, di mana ilham
atau wahyu menyatakan diri, sesuai keadaan jiwa
orang yang bersangkutan; perbedaan antara iklim
jiwanya sehari-hari dengan iklim dekat dengan
Suksma Sejati. 157; sebagai bayangan, ucapan,
pengertian tertentu, dan pencerahan: nonpancaindrawi; mengalami di dalam diri yang sedalamdalamnya; manusia menerjemahkan perjumpaannya itu 158; perjumpaan sadar individu
dengan sadar kolektif 159;
intuisi: ciri-cirinya: 1. timbul dari esensi yang terdalam, 2. bebas waktu dan tempat. 3. tidak dapat
ditimbulkan, 4. timbul sebagai bayangan, ucapan
atau mengerti sesuatu, 5. bukan pancaindrawi, 6.
terasa damai dan bahagia yang bergema sementara, 7. rasa kepastian dan kebenaran, 8. tidak ada
sensasi jasmaniah kecuali nomor 6 dan 7, 9. tidak

382

ada kekuatan dari luar, 10. saat datan berhentilah


angan-angan, emosi dan nafsu 161; Bukan intuisi:
tenaga saudara kita sendiri dengan kemampuan
gaibnya: sering menyatakan hal-hal yang tidak
benar 161; faktor dituntun Suksma Sejati: Sang
Sabda atau Sang Pepadang 165.
intuisi: pertemuan sadar individu dengan Tripurusa, isi~: adalah pertemuan itu sendiri, diluar pengalaman individu (faktor baru). Tripurusa: sebagai gambaran masa depan hati nurani yang dapat
dicapai 386; suara dari dalam diri manusia, suara
Hidup yang sempurna, kesadaran yang jauh lebih
luas dan lebih jauh (CG Jung) 408-417; 99,9%
bukan yang dimaksud CJI 1; informasi dari Yang
Lebih Berdaulat: simbol, gambar, atau sabda; solusi besar penuh harmoni 409; =ilham; pertemuan
(manivestasi) sementara pusat imateri (penentu)
dengan sang aku individu (pasif) 410-1.
intuisi (tidak bersyarat): tidak dapat dengan sengaja ditimbulkan, dialami hanya oleh yang terpilih
411; wahyu: pertemuan-pertemuan sementara sebelum sampai kepada mekanisme permanen dari
Tripurusa; ketiga SV menterjemahkan manifestasi
tersebut secara harmonis 483; manifestasi sementara dari pusat imateri; pertemuan antara pusat
imateri dengan sang Aku individu; sang Aku pada
posisi pasif, tidak dapat mengetahui kapan ada
perjumpaan lagi; kalau sang Aku sudah
merealisasikan perjumpaan itu di dalam anganangan, perasa an atau nafsu, maka perjumpaan itu
sudah terjadi 491; melalui intuisinya manusia
dapat melihat hal-hal yang belum pernah terjadi,
atau di luar pengalamannya: melihat dirinya
sendiri secara struktural dan fungsional; pusat
imateri memiliki pengaruh yang mengatur dan
memberikan harmoni kepada manusia 492-3.
intuisi (CJI): terjadi pada tingkat kesadaran kolektif;
Pertemuan antara sadar kolektif dinamis (Suksma
Sejati) dan sadar kolektif terbatas (Roh Suci, sadar
pribadi) 412-3; -pertama nabi: paugeran, kredo,
janji suci, syahadat; cara mengetahui jiwa (ilmu);
di luar kompetensi sang Aku: lompatan iptek 413;
tanya-jawab (komunikasi) 414,417, istimewa;
lebih berdaulat: perspektif (dimensi) ke-4? jelas,
sadar 414; merasa hamba, luas tak terbatas, unik
416; ilham, wahyu, campurtangan, kehendak 522523.
intuisi: bertemunya kesadaran pribadi dan kesadaran
kolektif akan meningkatkan kinerja sang Aku;
kunci memecahkan persoalan hidup melalui
jalan yang paling harmonis; Aspek psikoterapi:

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

---------dalam perspektif [intuisi dan pamudaran] dianggap sebagai hasil sampingan (sekunder) saja 625.
ikhlas: [kunci tidur]: semua yang kita miliki dan
hasil jerih payah di serahkan kepada TheSource
melalui TheForce; seperti kalau buang hajat 629.
intuisi: Soenarto Mertowardojo, hipotesis Jung,
puncak evolusi kesadaran, meningkatnya
kesadaran pribadi 659; Soenarto, puncak evolusi,
kunci 659, pustaka~ 670.
J
Jay Subyakto v
Jiwa 1,3; ~pemuda, seni, kesatria 3.
Jung, Carl Gustav:Yesus 20, Borobudur 61; foto,
religius, psikolog modern 548.
janin: dalam kandungan, seperti di sorga (jasmani),
asadar, nikmat maksimal, terikat mutlak jasmani
ibu 346-7, tangis pertama 348, tali pusat 34; berkembang dari penuh nikmat ke anikmat, sang aku
harus melepaskan sedikit demi sedikit 349.
Jujur: (Jawa: temen); menepati janji, sungguhsungguh, adil 199-200; keberanian melihat dirinya
sendiri dalam proporsi yang nyata dan lepas nilai
dihadapi dengan ketegaran 311; bagian terpenting
dari Pancasila, melatih diri menganut keyakinan,
kepercayaan secara aktif 364; ke~an: menambah
ketulusan, keberanian dan kepercayaan masyarakat dengan sepenuh hati, melihat: kesalahan diri,
sekilas, gambaran jiwa baru yang lebih baik 3656; ~dan budi luhur: stabil, afektif, sayang 543.
Jenazah: seluruh atribut kedaulatan sang Aku berhenti; ajal tiba: proses fisiologis; sang Aku mutlak
menyerahkan diri: justru membawa kebahagiaan
495.
jepitan ego; (Soenarto): hati nurani, asadar, dunia
luar 543, 545, Adler: rasa bermasyarakat (hati
nurani) dan dorongan menonjolkan diri (nafsu);
kompleks rendah diri sebagai sumber 545.
jepit; sang Aku terjepit asadar, dunia luar dan persona (Jung), keluar dari-: das Selbst 581.
jantung: (posisi fisik) membuka imajinasi Kardiologi Kuantum untuk menerima kontribusi ilmu ilmu
fisika (dasar, kuantum dan meta), kimia (biologi),
psikologi (klinik), kedokteran (dasar, klinik,
komunitas, psikiatri, dan psiko-somatik), dan
filsafat (eksistensi, theistik dan terapannya) 622.
K
Kala: Asura: dewa golongan jahat, menolak
mengakui Suksma Kawekas, berusaha membasmi
Wisnu 279, 281.

Kampung Naga: Garut-Tasikmalaya, tangga 218.


Kapten Sasangka Jati vi
Kapten; Soenarto 664.
kardiologi kuantum: banyak keluhan penderita tak
sesuai dengan fenomena organo-biologi; pasien
sakit jantung: sakit dada, berdebar, sesak nafas,
pingsan, dan meninggal mendadak serta dampaknya kepada keluarga; neurosis jantung 623.
~paradigma (baru) holistik-ekliktik (fisik, mental,
spiritual) kardiovaskular menggunakan fisika kuantum dan Candra Jiwa Indonesia untuk pencerahan perilaku dan empati kepada klien-sehat, pasien-sakit, dan anggota masyarakat lainnya. (Jakarta, 14 Februari, 2012)Budhi S. Purwo 623.
~menunjukkan posisi jantung ketika alam
semesta dibagi menjadi dua kosmos (makro dan
mikro) dengan empat matranya (dimensi); [terjepit
diantara dimensi/ matra-1, 2, dan 3] 625.
darma bakti~: masyarakat kardiovaskular
menjadi lebih arif dan bijak, berbudi luhur, serta
empati kepada siapa saja di dekatnya, murah
senyum serta mengetahui hakekat jati dirinya dan
apa tujuan hidupnya yang hakiki 623-5.
~untuk empati, pencerahan, dan pencegahan
(gangguan) mental klien dan pasien kardiovaskular: terapi dan tindak lanjut: psikolog klinik dan
psikiater 623.
teori~ memadukan fisika kuantum dengan
Candra Jiwa Indonesia 623.
karep; kemauan nafsu , diikuti bayangan, pengertian
267-8.
Karma: netral 258, di luar~ 259; hukum sebabakibat, otomatis, adil dan menjaga harmoni,
diluar~: hidup imateri, diam, eksistensi asal 322-3
hukum keadilan 323.
Karsa: kehendak Tripurusa 267.
karya anak bangsa v
kasih sayang 220.
kawin: perkawinan: hakikatnya memindahkan tekanan dari kesadaran sang Aku ke kesadaran keluarga; kedewasaan seksnya mendorong keluarnya
dia dari lingkungan keluarga; kesadaran akunya
harus menyesuaikan diri terhadap syarat dan pola
hidup di masyarakat 481.
kaya: ter~: narima 373.
kebaktian, panembah, sembahyang, penyerahan
hati; tiga tingkat 188-9; aku jasmani kpd Roh
suci 229, 230, tujuan, tatacara, sopan santun 230,
kepada Suksma Sejati 247, kepada Suksma Kawekas 247; ~kepada dewa: manusia merendahkan
derajatnya sendiri, Hidup (Tripurusa) adalah

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

383

---------esensi manusia 294


kebenaran religi (Carp): tidak mungkin mengenal
zat transenden itu; dalam perjalanan menuju
kehancurannya itu sang Aku menerima sabdasabda (intuisi) untuk memperoleh pengetahuan
kebenaran religi/ agama 475; Sadar kolektif (universal); berkuasa mutlak; terdapat di dalam pusat
imaterinya (Alam Sejati): terdeteksi adanya awal
pergeseran pusat pengatur jiwa (sang Aku)
menuju pusat imateri 474.
kebijaksanaan dan kekuasaan 249.
keberanian menata, transformasi ilmu xvi
Kecerdasan, spiritual 57.
kedamaian; dan ketentraman: lihat pangerti 145.
kedaulatan sang aku; dari cipta 257; sifat internal
dewa: mustahil diatasi kekuasaan lain 281.
~(lepas)= matinya badan/jasmani [halus], atau
setidaknya merupakan dasar dari matinya badan
jasmani 463; sifat terpenting, refleksi mutlak
Tripurusa 679.
Kedokteran; Sekolah Tinggi, Geneeskundige Hogeschool, Fak. Kedokteran UI di Jakarta 700.
kehidupan: sehari-hari manusia merasa ditempatkan
antara dunia besar dan hidup imateri: tahu banyak
dunia luar, tahu sedikit tentang Hidup imateri, Ia
terikat kedua-duanya 151.kekuatan gaib: anganangan: pangaribawa (cipta);
prabawa (nalar); kemayan (pangerti): mempunyai
kekuatan khusus 163.
keinginan; harapan kuat 679.
kekuasaan; gambaran-: tidak suka harmoni, tanda,
instansi yang tunduk kepada alam 573.
kelelawar: Suksma Kawekas sebagai sumber hidup
~sinar matahari menyilaukan mata kelelawar
(sang Aku); Suksma Sejati ~sinar bulan, sang kelelawar merasakan kenyamanan bersama kehidupan malamnya 641,642-3.
kelipatan persekutuan terkecil; KPK, 687.
kemasukan dewa: akibat hanyut dalam khayalan/
lamunan, perasaan mahakuasa, dewa sebagai corpus alienum, merenggut inisiatif dan kekuasaan
sang aku, mati inisiatif sementara, pementasan,
sebagai wayang 288-9, 291
kemauan; semangat, daya dorong 679.
kepribadian: kontinyuitas, candra ideal: tingkat
akhir perkembangan 101; titik imbang, orientasi
258-9; mawas diri 259; hilangnya~ terhalang
kedaulatan nalar 607.
keputusan kritis, berani, pedoman hidup baru 221.
kesadaran: ~ hidup, Suksma Sejati 65; posisi~ sang
aku: diantara dunia yang tertangkap dan tidak oleh

384

pancaindra 359; makrokosmos dan pusat imateri


361; batas~ tertinggi, terrendah 515; rasa bersalah
514-5,
~Aku sampai asadar 515; bebas keterikatan hukum alam 553; tingkat pertama, ke dua, ke
tiga, 562-3; keempat: mendunia, pantulan 564-5
objektif 565; bukan: peka, egoistik 565; terbatas
ruang waktu, relatif, nisbi, psike kuncinya, bayu
sejati menembus keterbatasan 609; sang Aku,
menyelimuti, terbit individualitas 679.
~jasmani: (sang Aku) menutupi Tripurusa
seperti selubung (kabut) yang menutupi sesuatu
yang sedang bersinar atau berpijar; mengurangi
cahaya yang bersinar dari dalam; tebalnya kabut
tidak sama di semua tempat; Sinar dapat ke luar
tanpa halangan di suatu tempat; manusia mampu
menembus sampai ke dalam: musisi, pelukis,
pengorbanan ibu; tantangan dan tujuan: menipiskan selubung 498-9.
~kolektif: dunia~: totalitas universal, tak
perlu komunikasi dengan dunia luar dan dalam,
tak perlu indra, hidup imateri: tak terikat ruang
dan waktu, tidak ada kebutuhan: tidak tumbuh,
sifat terbatas/ individualitas hilang, kehidupan
psikis yang pribadi hilang; langsung ke alat
pelaksana 124-5; simultan tiga dunia (dimensi,
matra): saling merembes dan berdampingan 125.
~kolektif (tercapai sebelum ajal): meniadakan
tujuan2 pribadi yang sempit; pusat
pengatur bukan kompleks lagi; tidak ada lagi
yang sifatnya psikis: gagasan, perasaan atau
keinginan-keinginan 494-5; hubungan perasaan: terhadap orang tua, sahabat, dan masyarakat
tidak ada lagi 494,497 menjadi keterikatan; berdasarkan kecintaan abadi dari orang yang telah
mencapai kedudukan ini; kehidupan rohani (jiwa,
psike): tidak ada lagi: orang ini telah mati; terlepas dari nilai baik dan jahat, suci dan berdosa, rendah dan tinggi hati; nilai-nilai itu sudah berada di
bawah kesadarannya ; kejadian objektif: menerangkan matinya badan: ia berada di atas hidup
dan mati; hidup imateri telah bermanifestasi pada
dirinya 497; CJI: titik akhir yang potensial terdapat di dalam setiap orang 499. ~organis 224;
~rohani: transendental, netral, tanpa polarisasi,
diluar hukum karma 327;
~Tripurusa: tidak mengusir kesadaran dan ketaksadaran sentra-sentra vitalitas, tidak berubah pada
kematian 327.
keseimbangan: kerugian~: hilangnya fungsi kesadaran aku, diganti otomatisasi instinktif asadar

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

---------581.
kesenian tradisional ketoprak xxv
kesukaran; egosentripetal: eksistensi,
parasit, anak kecil 539.
ketentraman; dan kedamaian: lihat pangerti 145
keterikatan: Carp: melepaskan [pamudaran] dengan
perjuangan sangat berat ditambah norma kepercayaan dan suprasosial; pamudaran: peristiwa
lepasnya keterikatan pada dirinya sendiri 489.
kelelawar; sang Aku 72.
keluarga; Ugimba, foto, masyarakat kecil, 538.
Kepercayaan, ranah 57.
kelompok sudra xxv
kematian (mental): bukan spiritualnya; melepaskan
keterikatan dengan tidak menggunakan anganangan: melepas kedaulatan= pengorbanan indivividualitas: akhir hidup 461-2: mati di dalam hidup (mati ing sak jeroning urip), yang mati
sang Aku (mental), kesadaran individunya 462.
keyakinan: kepercayaan: adalah kebenaran, atau
apa-apa yang dianggap benar, kebenaran itu
berubah-ubah sesuai pengalaman, dihadapi
dengan kekuatan adalah bermanfaat: mempertinggi integritas, dapat merugikan dirinya sendiri 366.
khayalan, lamunan; hanyut dalam-: menyediakan
kursi empuk bagi dewa, lalu kemasukan 288-9.
kiamat: keteringatannya penting untuk menyadari
hari akhir seorang manusia; upaya rebooting
pusat komputer sentra vitalitas agar memutar
polaritas titik berat kesadaran 180 untuk menuju
ke pusat imateri, alam sejati; setiap religi, kebudayaan, dan keyakinan memiliki upaya-upaya tersesebut. 627.
Kolektif Dinamis; tuntunan 71
kompleks: keseluruhan yang tersusun; lawannya
simpleks= tunggal 119.
~otonom (neurotik): Jung: karena memiliki
kebebasan bergerak terhadap sang Aku. CJI: tiga
SV juga memiliki otonomi yang dapat diikat oleh
sang Aku (penjaga integritas perubahan) menjadi
suatu kekuatan 463.
~rendah diri; imanen, kenyataan organis,
tenaga pendorong, bukti kemenangan, usaha
menghilangkan 533.
kontinum kesadaran: 500 tahun, konsekwensi ilmu
pengetahuan, sekedar wacana, boleh anggap tidak
penting, mengalihkan titik berat kesadaran ke
pusat imateri adalah tujuan utama 336, tujuh reinkarnasi 337.

kontroversi manajemen mental: 1. menerima sorga


kekal; 2. melepaskan tahap kenikmatan; solusi:
reedukasi sikap unggulan: Hastasila, Pemali 345.
kompromi: medium pengatur dari luar dan pengakuan eksistensi pusat imateri: kompromi pergantian orientasi: ekstra dan introversi; selama sadar
kolektif belum tercapai secara permanen 478-9.
komunikasi: ~indrawi; psikologi: dunia luar,
~batiniah: dengan yang transenden 100-1.
~pria: logika, perempuan: perasaan 576.
konservatif; nafsu~: lauwamah, mempertahankan,
isi angan-angan arti sempit yang telah sadar ,
penyebab ketegangan 588.
kontinyuitas: CJI: adanya kelanjutan antara sadar
individu dengan sadar kolektif; kelanjutan itu
terletak pada aspek (dataran) kesadaran 493.
kontroversi: dihadapi: 1. menerima perspektif baru,
2. melepaskan kenikmatan: reedukasi Trisila dan
Pancasila, kontrol luamah, paugeran: menerima
potensi besar, introspeksi dan integrasi, supra/ sosial, tapabrata, bebas neurosis 354-5.
koreksi; roh, asadar, sadar yang agung 558-9, 561.
kosmos; makro, mikro xiii, xxv; alam semesta:
makro (D1= dimensi, matra, dunia) dan mikrokosmos (D2: fisik; D3: mental, psike; D4: pusat
imateri, spiritual) 115
kotak Budi Darma: untuk menampung donasi dari
para anggauta paguyuban sesuai dengan kemampuan dan keikhlasannya; tidak ada iuran anggauta
406-7.
kristalisasi angan-angan; aku 254.
Kristiani: menurut Mudji Sutrisno Suksma Kawekas
adalah sama, equal dengan Allah Bapa, The
Father; Harun Hadiwijono (bukunya Iman
Kristen): intuisi Soenarto: aliran kebatinan Jawa
yang mengajarkan tentang ketritunggalan; ajaran
emanasi, pengaliran keluar dari zat ilahi, hakekatnya mirip dengan ajaran Hindu tentang Brahman
dan ajaran tasawuf tentang martabat 643.
Kesimpulan: 1) intuisi tersebut tidak mengajarkan
bahwa hakekat Tuhan Allah adalah sekutu umatNya. 2) ketiga faset adalah tiga pangkat dari tabiat
ilahi atau ketuhanan yang makin lama makin
rendah 151; 3) Roh Suci di dalam ajaran tersebut
bukanlah daya ilahi yang dinamis, dengan Allah
hadir berbuat, melainkan bagian zat Allah yang
dipenjarakan di dalam tubuh manusia; Soemantri
menyebut Roh Suci justru imateri 645.
Kristus: Yesus 57; ~tidak terbatas ruang dan waktu,

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

385

---------ahistoris, kesadaran yang tertinggi, inti arketip,


ada di tiap manusia, potensi mencapainya (Jung)
593.
kritik, saran xxiv; self~ 514.
Kuasa: sifat Roh Suci untuk menjalankan perintah
dari Sang Guru Sejati, sebagai guru, penuntun,
menghidupinya, pemberiizin pamudaran 645.
kata kunci: Islami: Hu (Dia, ketika menarik nafas)
dan Allah (ketika mengeluarkan nafas); Kristiani:
Ye-sus; lainnya: Aom, Ami taba, Omi tofo, Gusti (Guru Sejati), dan one 631.
kualitatif; studi kasus 662; diferensiasi-, beda
dengan hewan 559.
kusir: sais ~ sang Aku manajer kereta jiwa pengendali keempat nafsu agar menuju hidup bahagia
dan kelak kembali ke asal mula hidup 344.
Kuwasa: golongan dewa (gol.V) pelaksana
bertendensi menghancurkan 283-4.
L
R. Laforgue: beda Uber Ich (penyaluran nafsu
tidak: lancar/ nyaman) dan hati nurani: bisikan
hati bekerja lebih manis 443.
lamunan, khayalan; hanyut dalam-: menyediakan
kursi empuk bagi dewa, lalu kemasukan 288-9
langit: jiwa, psike, mind, 7 lapis 98; psike, mental,
jiwa: mekanisme kejiwaan 115.
lapis tujuh; bumi, langit 665.
laten: kurang tumbuh 101; pengganti istilah asadarnya das Selbst 587.
Sifat lautan: (dasar): sepi, tanpa gelombang, statis,
diam tak bergerak, tetapi omnipotensi menggambarkan Kemahakuasaan Suksma Kawekas sebagai
sumber dan asal mula hidup, pemilik alam semesta dan seisinya, dan semua akan kembali ke padaNya 644-5.
~(permukaan): bergelombang dahsyat
menggambarkan Suksma Sejati, TheForce;
seolah-olah disuruh oleh sifat samudra yang statis
di dasarya (Suksma Kawekas, TheSource) untuk
menunjukkan Kemahakuasaannya; apa saja yang
bergerak, dinamis secara alami akan menuju ke
yang diam, statis 644-5.
~(diatasnya): meleburnya titik-titik air
kesadaran yang terbatas (embun) diatas lautan
(Roh Suci, TheSelf), ke dalam gelombang lautan
kesadaran yang tak terbatas (kolektif) itu adalah
gambaran peristiwa pamudaran: hanya dapat terlaksana atas izin dan kebijaksanaan Suksma
Sejati atas nama dan kehendak Suksma Kawekas,
yang menguasai semesta alam dan seisinya 644-5.

386

Leiden: Nederland, Universitas xv


luamah:~sufiah, egosentripetal, netral, kuda hitam,
konversi 235; dorongan mempertahankan dan
memperoleh kenikmatan, diputus sang aku 349;
egosentripetal (dominan kepentingan diri sendiri); mampu membalikkan polaritas (arah): sublimasi menjadi egonetral (ideal): penurut, sabar dalam penderitaan (lapar, dahaga, kedinginan, kurang sahwat, dan kurang tidur) 432, 434-5; sosial
(ke luar, ekstraversi): masyarakat, negara dan
suprasosial (ke dalam, introversi): Tuhan 434;
bersedia mengalami segala kekurangan dan penderitaan 483; sifat anak 669.
Luhur: golongan dewa (gol.I) tertinggi, dianggap
mahakuasa 283; fungsi~, keajaiban, redup-terang
661.
lupa: tujuan hidup karena asyik mendapatkan (1)
harta dan tahta; tergoda (2) gemerincingnya uang
ringgit emas; 156 ; (3) kemilaunya betis kuning,
godaan sahwat 651.
M
makhluk rohaniah: Yang Absolut Transenden bermanifestasi; sulit, harus mengubah watak 101,248.
makro/mikro-kosmos: dimensi 1-4 xxix
makrokosmos: dunia luar; tak terbatas dibanding
manusia (fisik dan mentalnya), bahan pengalaman
indrawi saja 157; sebagai dimensi/ matra-1 dan
mikrokosmos memiliki tiga matra berikutnya:
body (fisik), mind (mental), dan spirit (spiritual,
pusat hidup imateri) serta mempelajari dinamika
apa saja yang ada di situ 625.
mandala: temenos 61
mandiri: kemampuan manusia menolong dirinya:
seluruh potensi nafsu suprasosial sudah tercapai
secara permanen, sebagai dasar hubungan
persekutuan 457.
Manunggal: pamudaran; kasunyatan jati: menurut
ahli sufi seperti Ibn Arabi melalui proses attakhalluq bi akhlaqillah (berakhlak ilahiah); manusia sempurna; menegaskan sifat-sifat Allah sudah ada pada diri manusia: Kuasa dan Karsa 639.
manusia: makhluk batiniah, candra jiwa, candra
manusia: pedoman hidup 99; ~unggul: bebas tak
terikat, taat peraturan, budi luhur: aku sebelum
musnah 372; tempat mengalirnya sadar kolektif
(universal) dan asadar kolektif menjadi satu,
dengan sadar individu (Aku) sebagai kristalisasinya; tujuan akhir~ (CJI): memanifestasikan lagi
sadar kolektif melalui hilangnya sadar individu
sebagai syarat mutlaknya; (Jung): personlichkeit:

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

---------potensi tertinggi manusia; candra dunia 468-9;


kualitatif, menghilangkan polaritas, tujuan hidup
550, prinsip alami (naturprinzip), prinsip rohani
(geistprinzip) 550-1.
Marsaid Soesilo, Ny.: pada foto pertemuan khusus
wanita di Surabaya, 1960; 416.
marka jalan; nilai susila, peraturan, larangan 187.
masjid dan gereja: berbagi tembok pembatas 220.
masyarakat: kestabilan-: dasar perkembangan mental; dampak sosial-: Hastasila dan Pemali 356-7;
masyarakat-pekerjaan -cinta 53; mengikat pribadi,
keharusan 533; ~rendah diri, tidak masuk akal ,
cacat, mengabdi, paling tinggi 539; tanpa syarat,
letak individu, fungsi, kesimpulan, batas sempit
sang Aku hilang 565.
Mata hari; Greta Garbo, agen rahasia 242.
mata hati: (Al-Junaid): manusia memiliki wujud
nyata: roh yang diciptakan dalam azali; menyaksikan dan mengenal Tuhan secara langsung dengan
mata hati-nya: bermula dari cahaya Tuhan (Roh
Suci); penciptaannya secara emanasi; Apakah
Allah-Rasul-Muhammad (anna fase paling awal)
juga emanasi?: mistiko-filosofis, psikologi agama,
dan atau literatur tasawuf 637.
marifatullah: berpedoman pada empat pokok
ajaran: Hasta Sila, Paliwara (Pemali), Jalan
Rahayu, dan Panembah (Said Aqil Siroj) 639
materi: imateri, Tripurusa 116-7; terikat~:1) Anganangan: a. Pangerti Kemayan, b. NalarPrabawa,
c. CiptaPangaribawa 2) Nafsu-nafsu: a. Mutmainah, b. Amarah, c. Sufiah, d. Luamah; 3) Perasaan (rasa-pangrasa); 1,2,3: tiga makhluk berbeda: kesadaran 120; ~halus: kehidupan tiga kompleks (sentra, pusat) 117-8; biologis, keinginan,
asadar kolektif, Aku di antara i~ dan materi 679.
mati; panggilan ke eksistensi asal, pocong, pusat
vitalitas, tanpa pancaindra, kehidupan intra psikis
298-9, kesempatan khusus Pembebasan, Rahsa
Jati terbuka lebar, Sang Aku tinggal masuk, kesadar an kembali ke Hidup imateri, hilangnya kesempat an, jasmani kasar terurai ke unsur-unsur
299, bayangan pikiran, keinginan, kemauan, menerobos kemelut 301; isolasi strukturil dan
fungsionil dunia-indra ruang, manusia autistik
sepenuhnya (K. Jaspers); pikiran dan perasaan
menjadi kenyataan tanpa pemuasan: kekecewaan; rasa haus tidak dapat minum, sampai hilang
sendiri, berserah diri 305; (CJI): hilangnya kesadaran jasmani (matinya sang Aku) dibedakan
dari mati (ajal)-nya badan/jasmani 463; lihat ajal

495; nafsu~, mutmainah: sosial, kehilangan kedaulatan: sedikit, semuanya 524; takut~; sesudah
kesadaran mati, pejalan spiritual introspeksi, introversi 572; menurut Freud 689.
mawas diri; membandingkan candra ideal,
kesimpulan terbaik 259.
Trilogi The Matrix xviii,72..
maut: lihat ajal 495, mati 298-9, 301,305,463,524,
572,689.
mawas diri; membandingkan candra ideal,
kesimpulan terbaik 259.
meditasi; sunyi, sepi, sendiri 270.
medium-pengatur: pergaulan hidup bermasyarakat
sebagai ukuran sentra vitalitas: positif untuk halhal yang baik, negatif sebaliknya (CJI) 479;
pengakuan adanya pusat imateri di dalam dirinya
menyebabkan bergesernya medium pengatur dari
luar badan/jasmani ke dalam jiwa sendiri;
perpindahan ini berjalan secara lambat dan selama
sadar kolektif belum tercapai secara permanen:
selalu ada kompromi dan pergantian orientasi
antara ke luar dan ke dalam 479.
membangun: ~jiwa: adalah gerak introversi dari
asadar kolektif (jasmani) menuju ke sadar kolektif
(rohani), se-bagai sisipan di tengahnya adalah
sadar individu (jiwa): penyembuhan 394-5.
~badan: adalah gerak jiwa yang egosentripetal
(negatif) memperkuat ikatan-ikatan duniawi: makan, minum , tidur, sahwat, dan sikap negatif lainnya 394.
memperkosa kepribadian 184.
menerima: menghormati perbedaan xxii; ~mutlak
kewajiban dan nasib 247.
mengendalikan nafsu 223.
mental: kesehatan xvi, -spiritual xxvi; kemajuan~,
perkembangan pribadi: tekad, berani, koreksi diri,
terus-menerus 367; proses~: 1) integrasi menguat,
2) introspeksi mendalam, 3) keterikatan pribadi,
neurosis menghilang, 4) penuh kesadaran, proporsional; menjalankan tugas paripurna 382; panembah: sentra vitalitas berhenti dan istirahat semakin
lama 383.
mentalitas ke-pengikut-an xx
metafora; ilustrasi xiii
metamorphose; -maksimal harmonis seluruh kepribadian, dalam kebaktian angan-angan dan perasaan diam: Suksma Sejati: kepribadian yang
apribadi 294-5.
metrum: -gamelan, lihat harmoni 207.
mikrokosmos: hidup dengan busana kecil, jasmani,

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

387

---------mimpi 32, 33 mistik; Cipularang KM 90 xxv;


senantiasa, tidak jelas, tumpang tindih, dilupakan 414-417; meluapnya daya tampung (SV-I
arti sempit); merujuk kepribadian, keinginan atau
harapan: fungsi dari hati nurani: sebagian kecil
dari mimpi adalah suatu ramalan (Jung: ramalan
adalah praperasaan (vorfuehlen) 444-5; dua teori
1) kapasitas angan-angan dalam arti sempit, 2)
nilai ambang dari asadar ke sadar: upaya sengaja
untuk menghapuskan nilai ambang asimilasi adalah melatih introspeksi 445.
Mind: pengendali nafsu dan lain-lainnya 98.
momentum; tiga-: perasaan, kemauan,dan kebebasan (Jung) 556-7.
monarkhi; tahap monisme, calon ego, perkembangan kesadaran tahap kedua 562.
monisme; tahap-, calon ego, monarkhi, perkembangan kesadaran tahap kedua 562.
monoton: hubungan sang aku tanpa kedaulatan
(satu nada) dengan dunia luar, tanpa hak
kedaulatan 143.
moral; sensor- 515.
murah hati 220, 222.
murid; melihat guru v;
mutmainah: kuda putih 251; menerima anikmat 349;
keterbatasan: a. bersifat sosial dan supra sosial
saja (Carp), b. tidak mampu merubah polaritas;
bila dominan karena pengalaman dan pendidikannya sendiri, kendali angan-angan dan tapabrata:
sublimasi luamah (egonetral) 432,434-5; (suprasosial) harus berkembang maksimal ke arah
transedental 483; (suprasosial) matinya Aku 525;
sifat dewasa 669.
N
Nabi: superklasse 17, Musa 16, Nuh 18.
nafsu; 1, seksual, mati 45; mutmainah (kuda putih;
suasana): perikemanusiaan, sosial dan suprasosial,
cinta kasih; amarah (kuda merah; api): temperamen, mudah marah, kekuatan, kehendak, kemauan, keuletan; sufiah (kuda kuning; air) keinginan,
hasrat, cinta kasih, tertarik keindahan; luamah
(kuda hitam; tanah): pemuasan seks, egoistik,
keselamatan diri, puas diri, enggan mulai bergerak/bertindak; malas, loba, tamak, iri hati, dan
mencari enaknya 106-7; drive, passion, kekuatan,
power ; segi baiknya: tunduk kepada mutmainah:
kekuatan jasmani, keuletan, tahan penderitaan
kekurangan, toleransi, daya tampung besar: sifat
ibu bumi (tanah) 106.
nafsu-nafsu: daya dorong asadar yang menggerak-

388

kan (power; 126) sentra vitalitas sadar: anganangan dan perasaan; Luamah (nafsu egosentripetal, kuda hitam) berlawanan polaritasnya dengan
Mutmainah (egosentrifugal, kuda putih); Sufiah
(keinginan, kuda kuning) dan Amarah (kemauan,
keuletan usaha, kuda merah): nafsu-nafsu pembantu. Kombinasi hasil kerja luamah, sufiah dan
amarah ini diteruskan kepada angan-angan; Cipta
lalu membentuk bayangan dari apa yang diingini
(nyata, abstrak); Nalar mengasosiasikan setiap
kemungkinan; Pangerti memandang keseluruhan
dipertajam, dan disimpulkan. Pancaindra diwaspadakan, nafsu dirangsang lagi, dan akhirnya alatalat pelaksana dimobilisasikan oleh angan-angan
untuk mencapai keinginan 105-7; kombinasi
Mutmainah dan Sufiah (asmara sufi-laya): merangsang kemurahan, kebaikan hati, keluhuran
budi, kasih sayang, sosial, dan suprasosial 107;
ketika Mutmainah mendominasi, Luamah sebagai
hamba (konversi, sublimasi): kekuatan jasmani,
daya tahan kekuatan (endurance), penderitaan,
toleransi 107,109; polarisasi Mutmainah menetap
107
nafsu: asadar; luamah: ~keselamatan diri; mutmainah: ~kehidupan bersama; sufiah: sumber keinginan dan hasrat; amarah: kemauan dan semangat; terikat oleh ruang dan waktu 115-6; ~asadar
aktivitasnya dapat memasuki kesadaran pribadi
117-8; ~asadar (Jung): menghasilkan dan dapat
menarik kembali keinginan 375; angan-angan
sebagai pengendali 266, 269; mempertahankan
diri, ~mati: ke hidup organik, ~seks: melampiaskan kenikmatan 518; memerintah, menguasai 577;
kekuatan alami, arah dan tujuan, egoistik, sosial,
dan suprasosial 677; terreduksi 683.
Naga air; gadis jelita, dunia (dimensi) 1-4 ix
nalar: asosiasi bayangan (terus menerus); posisi
tanpa bayangan (asosiasi stop) 145: ke dunia
dalam 147.
nalar: mengemukakan problem 257.
naluri: -binatang: -sejajar kesusilaan dan moral 519.
narima: rasa puas, syukur, bukan pasif 197, kekayaan yang tiada habisnya 198.
~dan sabar: dalam mencapai keinginan 313; status
jiwa (mental, psike) yang selalu puas dan penuh
rasa syukur: benda konkrit, abstrak, merugikan
366-7; ketenangan afektif 543.
Naturprinzip, geistprinzip 53,55, 57.
negatif (sifat nafsu, pergeseran): menolak, menyendiri, menampik, mentelantarkan, benci, berubahubah pikiran, dan gelisah 437.

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

---------netral; sikap, tak acuh (adil) derajat tinggi 252; keinginan positif dari angan-angan/ mutmainah
saling menetralisir ekspresi yang negatif dari
perasaan/ luamah 438-9. positif (sifat nafsu, per-g
eseran): narima, muat (mmot), puas, memelihara,
cinta, tenang dan damai 437.
neurosis: persoalan dan penyelesaian pertama di
dalam dirinya sendiri: prioritas, lainnya nomor
dua 352.
neurosis: inti~: dominasi luamah; menuju Tripurusa
yang tak terbayangkan: anti neurosis 375-7.
~tipe histeris: goyangan-goyangan perasaan
stereotip: perasaan yang berekspresi: pelemahan
perasaan 488-9.
~tipe neurastenia: muncul gejolak nafsu 488.
~tipe paksaan: cara berpikirnya stereotip; dengan
tingkah lakunya: khas terjadi pada angan-angan
488-9; gagal adaptasi 597, sentra-2, vitalitas 599
~jantung: mungkin memerlukan bantuan psikiater atau psikolog klinik 625.
Newton, gravitasi 59
nikmat: ke-an: kekecewaan, menjelang kematian;
pro (luamah): tertinggal, penguasa aku 351.
nilai: ~susila: watak utama, dan budi pekerti 185;
tiga nilai, Trisila; sadar, percaya, taat 189.
~dunia luar: posisi naik turun: rela dan narima:
berada diatasnya, tidak tersangkut aktivitas sang
aku: prestasi, tugas 367.
~sosial (sentra vitalitas): CJI: baik bagi masyarakat= positif, sebaliknya= negatif; medium pengatur: pergaulan hidup di masyarakat diikut sertakan
sebagai penilai angan-angan, perasaan, dan nafsunafsu 479.
NKRI, Negara Kesatuan RI, Pancasila xxiv
numinosen; manusia dan ketuhanan/ kedewaan, metafisis religius, etik 607.
O
oasis di gurun pasir 244,245.
octogenarian: anggota masyarakat yang berusia
80 tahunan: atau kurang dari itu tetapi menderita
berbagai penyakit berat dan komplikasinya; gangguan sulit tidur; 627; awal tidur dan awal meninggal: perginya kesadaran sama kejadiannya; pada
tidur akan bangun lagi 629.
Oedipus kompleks; endapan aku 511.
Omnipotensi 71; status, mencicipi, pertemuan; intuisi, iham, fase loncatan 681-3.
ontogenetis= pengalaman umat manusia seluruhnya
selama perkembangannya, sejak adanya hingga
sekarang 113; dan filogenetis, hati nurani 541.

orientasi: potensi di dalam diri tetapi diluar sang


aku: keluar: sadar terhadap dunia luar, kedalam
mungkin menemukan potensi yang khusus 363;
~kebaktian: sang aku (perasaan) di dalam diri sendiri (bukan organ): Suksma Kawekas; di luar diri
sendiri (pancaindra): Dewa, lahiriah sama 292.
orisinalitas, spontanitas: sifat khas manusia 184,680.
otomatisasi: sebagian nafsu dikuasai angan-angan ia
dapat menyodorkan ide-ide positif kepada nafsu
agar dilaksanakan supaya polaritasnya positif
438; menggeser titik berat ke arah positif;= refleks
439.
over kompensasi 537.
P
Pada: (penutup, titik) golongan dewa (gol.VII)
rakyat jelata golongan dewa 283.
pamit mati, pentas xxv
Pamrih, kepuasan 49.
Pamudaran: lihat pembebasan 59; menemukan jalan~: kemajuan dalam perkembangan jiwa; gerak
asadar kolektif menuju ke pusat imateri manusia,
ke sadar kolektif, lepasnya kesadaran secara
absolut dari jasmani 347; akhir peperangan: kancah dunia: projeksi, subjektivasi, dan personalisasi, individuasi 353; skala kecil: Hastasila + Pemali: melepaskan diri dari keterikatan, ontogenik:
meninggalkan fase yang nikmat. Neurosis: keterikatan pada sang aku; pamudaran skala kecil dan
relatif: kearah penghapusan- 363; keikhlasan, status asadar musnah 371; sang aku: barang mati,
Tripurusa 371.
Pamudaran: realisasi dari hati sanubari dan merupakan tujuan akhir dari perkembangan manusia 3867; ~=personlichkeit (Jung): suatu panggilan untuk memanivestasikan potensi tertinggi manusia
dari dalam lubuk hatinya; intuisi, ilham: perjumpaan sementara; bila terealisasi di dalam sentra
vitalitas oleh sang Aku~ perjumpaan itu sudah
terjadi 411; peristiwa lepasnya keterikatan pada
dirinya sendiri; ~= proses panunggal 489-90; pamudaran; di pusat imateri: tidak ada asadar 523.
pamudaran; sadar kolektif, pengorbanan, jepitan
longgar, potensi: efek terapeutik (sekunder), jalan;
sosial 530; individuasi, pelepasan ego dari jepitan
asadar, dunia luar dan persona (Jung)/ hati nurani
(Soemantri) 594, efek terapeutik, kemajuan, citacita terbaik, idealisme yang tinggi 595-6, religi:
as pek ketuhanan dalam dirinya, wawasan,
reedukasi tunas keyakinan 596-7; kembalinya
sang Aku (evolusi) ke dalam sadar kolektif; kon-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

389

---------tribusi pengetahuan spiritualisme dan religi; konsep asadar (unsur-unsur), sadar pribadi (Ego) dan
sadar kolektif (dinamis, statis, dan omnipotensi)
622.
Pamudaran: adalah leburnya titik air ke dalam samudra kesadaran yang dinamis dan abadi 645;
Ego dan Roh Suci bersifat sementara dibandingkan dengan Dwi Tunggal: TheSource-TheForce,
sebagai aspek statis-dinamis yang omnipotensi
647; peristiwa kembalinya Roh Suci ke Suksma
Sejati, sebagai akhir dari evolusinya hidup manusia: Dari kesadaran hidup terbatas kembali ke
kesadaran hidup kolektif 645; (Roh Suci bertunggal dengan Suksma Sejati) sudah sempurna kesuciannya: dapat mengorbankan sang Akunya sendiri. Manusia tidak lagi dikuasai oleh anganangan, perasaan dan nafsu-nafsunya: menampilkan fungsinya yang tertinggi yaitu sadar, percaya
dan taat kepada Nya; watak budi luhur tercapai
647.
Pancasila: ikhlas, sabar, syukur, jujur dan budi
luhur 651,653.
panembah; kebaktian, sembahyang, penyerahan
hati; tiga tingkat 188-9; doa, sembahyang 221;
ketika jasmani kasar masih ada, setelah melepaskan eksistensi jasmani masuk Rahsa Jati, ketika
panembahnya selesai, Sang Aku kembali lagi ke
badan/jasmani yang sama 309; anak tangga kedua,
reposisi ibadah: dengan atau tanpa upacara,
pengalaman jiwa lebih penting; angan-angan sadar, perasaan dekat, nafsu mendorong panunggal,
pamudaran 379; istirahat sempurna: observasi,
asimilasi asadar ke sadar meningkat, ego semakin
bijaksana 380; aksentuasi cara hidup agar Tripurusa yang imanen itu dapat muncul sepenuhnya 385;
sembahyang; pendidikan mandiri: disiplin, menghargai waktu khusus, koreksi diri, dan terapi, asimilasi sadar pribadi, harmonisasi pusat imateri
597-8.
Paguyuban Ngesti Tunggal: lihat PANGESTU xxii,
403,405.
pancaindra: alat komunikasi jiwa dengan makrokosmos 96-7; penglihatan, pendengaran, pembau,
pengucap (bahasa), dan perasa: rasa halus
manusia, organ peraba yang tak tampak, merabaraba perasaan dan pikiran orang lain sampai sedalam-dalamnya; menerima atau menolak sesuatu;
bertempat di hati 113; bagian kasar dan halusnya;
kasar: pengamatan keluar; tidur mimpi atau
lamunan: bagian yang halus tetap bekerja 114-5;
dapat mengamati materi-kasar (dunia biologis

390

manusia), sitim penunjangnya dan benda-benda di


alam semesta. 115.
Pancasila, lima watak utama; rela, narima, jujur,
sabar, dan budi luhur 195,691.
pandangan dunia: hipotesis, bukan kepercayaan
549.
Panunggal: proses hilangnya sadar individu masuk
ke sadar kolektif; = proses pamudaran 489-90.
Pangerti: tidak bertempat di otak, tidak dikeruhkan
bayangan; posisi kosong bayangan (cipta dan
nalar statis); -masih ada: tentram-damai 145
PANGESTU: Paguyuban Ngesti Tunggal: perkumpulan yang tujuannya bersatu, bertunggal dengan
masyarakat dan Tripurusa 403; Budi Darmadi, Dr,
Ir, MSc: Ketua Pengurus Pusat Pangestu; Kongres
Pangestu XVI Tahun 2010: Surakarta 21 Mei
2010; 405; Perpustakaan Pusat~ xxvi
Pangrasa: (perasaan) SV-II: menciptakan iklim jiwa,
yang meliputi ruangan; bersifat keseimbangan
(totalitas); diterima seluruhnya, tanpa dipegang;
bagian per bagian yang menyusun totalitas diabaikan (kurang penting) 430-1, 433; kemampuan
terbatas: di luarnya tanpa cinta dan perhatian;
iklimnya tidak tetap, berubah-ubah: sesuai
interaksinya angan-angan dan nafsu-nafsu 433.
pasien-dokter (hubungan): batas kedalaman tertentu
saja untuk pendidikan mental; peran guru; mudah
tersinggung; hubungan pribadi (Freud) tidak perlu
disinggung terutama perempuan; tunjukkan kekuatan-2 imanen 396-7; penjelasan simbol-2 397;
harapan sembuh ke Tripurusa, bukan dokternya;
dokter sebagai kakak (metode Adler); diingatkan potensi Tripurusa 398-9, dokter juga harus
ikut mengalaminya 401
passion: kata hati 440-1.
paugeran: janji, ikrar, kredo, syahadat 188,221;
hakikat keyakinan, tangga-1; 221; kesadaran Roh
Suci, posisi strategis sang Aku, candra: jiwa,
dunia; tanggung jawab, pelatihan introversi, hutang, beruntung, sadar 374; tergambar dlm batin,
direalisasikan mutmainah; membalikkan luamah:
kenikmatan hilang 375; pengalaman asli pertama,
arketip yang pertama, syahadat, kesadaran individu yang tenggelam di dalam kesadaran kolektif
594; janji, kredo, syahadat, ikrar 684.
Pavlov, Ivan Petrovich 11.
pejalan transendental: mereka yang menyiswa Sang
Guru Sejati (TheForce): rebooting pusat (sentra
vitalitas) komputer diarahkan ke pusat (hidup)
imateri, alam sejati 629; rajin, tekun, dan teliti
mempelajari pustaka intuisi (suci) Sasangka Jati:

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

---------tekad dan keyakinannya dalam berusaha menyelam sedalam-dalamnya di lubuk hatinya sendiri.
(Transcendence to the depth of the heart and
beyond) 657.
Pekik merdeka: meningkatkan semangat hidup pasien, untuk kesembuhannya; diajarkan dengan
role model, dipraktekkan dalam ruang-ruang
perawatan 618
pelangi: perjumpaan antara manusia yang satu
dengan lainnya bagaikan pelangi akan memberikan (warna) wawasan hidup yang baru 611.
pelajar: ter-: sabar 373
pelayaran: kompas (Trisila) 373.
Pemali: tinggi derajatnya, penyembahan, indra
kasar-halus, menjauhi Sumber Hidup 209.
~No.1: Menyembah selain Tuhan, penampakan,
pembisik, terbayang di angan-angan, tertangkap
pancaindra 209, 211 dosa terbesar 211.
~No.2: Berhati-hati dalam sahwat, anugerah terselubung, payung hukum, dilindungi undangundang, budi luhur, penyakit penyakit, kericuhan
ahli waris 210-1.
~No.3: Hasil bumi perusak tubuh, tembkau, arak,
candu, narkoba, kesenangan yang melupakan, tata
susila kewajiban: judi, hobi 212-3.
~No.4: melanggar undang-undang negara, Wakil
Suksma Kawekas, mengayomi, pengadilan-Nya,
adil 213 main hakim 214.
~No.5: Jangan bertengkar; hindari pertengkaran,
Sumber dan Asal Mula yang sama, mematikan
215 gemar sanjung, kemashuran, Roh Suci jiwanya 217; perbedaan menjadikan manusia berkelompok dan berkasta-kasta: sering terjadi ketegangan dan konflik berkepanjangan hanya karena
masalah yang sepele 611.
Pembebasan (Penyelamatan, Pamudaran),
Verselbstung, werden zur Personlichkeit,
Individualisierung 59, Individuation 61; lihat
pamudaran, perkembangan esensial individu,
orang yang mencapai-: dapat membantu 301.
pembelajaran 218-9.
pementasan; ~kemasukan dewa bila sering: fungsi
angan-angan terbelah, mudah disugesti, mengulangi bisikan dewa saja, inteligensi semu 290-1
Pemikiran Islam: (klimaks) kejayaan sekte Mutazilah; tema sentral (teologi): ketuhanan, alam dan
manusia; Tripurusa: penampakan diri Tuhan dalam tiga sifat: Suksma Kawekas, Suksma Sejati
dan Roh Suci: identik itsbatush-shifah (penetapan
sifat) bagi Tuhan dalam agama Islam (Said Aqil
Siroj); mengkaji intuisi Soenarto (ajaran Pangestu)

terkait erat dengan doktrin agama lain: Islam,


Kristen dan Hindu; sifat dalam Tripurusa yang
ditafsirkan secara mistiko-filosofis identik: konsep
tasawuf tentang tajalli (penampakan diri) Tuhan
atau faydl (emanasi) 635,637.
pemuasan keinginan; penting, ketegangan, efek
yang mengiringi 303.
pencerahan (kardiologi kuantum): tentang sadar dan
asadar dari pusat-pusat vitalitas; peranan sang
Aku, Aku ideal dan kepemimpinan sementara;
posisi sang Aku menurut Freud, Adler, Jung dan
Candra Jiwa Indonesia 625; pusat imateri bersifat
harmoni, sehingga suasana tiga sentra vitalitas
menjalankan fungsinya sebagai manusia yang
utuh dan maksimal; sambil menuggu Pamudaran
atas izin-Nya 645.
penderitaan (sang Aku): yang terjepit diantara sentra
vitalitas; pelepasan himpitan; tempat untuk meloloskan diri (pusat imateri) 625; lahir batin: kemelaratan, sakit, dihina, dicemarkan, diperlakukan
dengan bengis, difitnah, kehilangan harta benda,
derajat, kematian, tidak tercapai apa yang diinginkan; bila tidak kuat: merosotnya derajat kejiwaannya: Godaan Penderitaan Hidup Lebur oleh Pujian dan Doa (R. Soenarto M.); 655,657; tahan
atas lindungan dan pertolongan Sang Guru Sejati;
asal tetap teguh berpegang pada tongkat Trisila:
sadar, percaya dan taat kepadaNya 657.
pendidikan; tingkat terpuji, ideal 540-1; ~sosial;
menjadi makhluk sosial= terapi 599-600.
Sang Penerang (Pepadang): seorang yang berkepribadian besar; atribut matahari 471; ~Penuntun,
Sabda, Gembala 677.
pengadilan karma: saksi, jaksa, hakim dan pelaksana vonisnya adalah perbuatannya itu sendiri 335
Pengalaman: (merasakan) kenikmatan hidup akan
terganggu pada orang tua, lemah, sakit, berkurangnya keinginan makan-tidur sampai rasa nyaman untuk tetap tinggal di rumahnya sampai
menghilang; pengalaman kolektif yang menekankan aspek dunia luar lainnya: berkeluarga, berkehidupan sosial, dan bernegara; CJI: memanfaatkan pengalaman2 tersebut untuk membantu mengurangi keterikatan sang Aku terhadap dunia luar
guna melanjutkan upaya transendentalnya 480-1.
pengorbanan; kasih sayang 272; mutlak, imanen
273; menghentikan angan-angan: sikap rasionalaktif dihindari, Trisila: ~tidak rasional, (ke arah
imateri); cara lain: keadaan eksistensi tanpa gerakan pancaindra (Rohani), abadi, tidak berubah
selamanya: Trisila + Pancasila 360-1; Pancasila +

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

391

----------

Pemali: melepaskan makrokosmos 361.


pengucap: bahasa, salah satu pancaindra, bukan pengecap 113-4; bahasa: (bukan pengecap) salah satu indra yang penting dalam berkomunikasi, berinteraksi dengan manusia; indra ini berada pada babadan/jasmani kasarnya (soma) manusia 614,617.
pentalogi: 5 buku: Kuliah Umum: Studium Generale (1/5), Studium Particulare (Kuliah Khusus):
Psike (2/5), Ego (3/5), dan Intuisi (4/5); serta
Magnum Opus (5/5) vii-viii.Sang Penyembuh:
DIA-lah yang menyembuhkannya dan para dokter hanya perantara saja 633:
rasa takjub dan terima kasih dikembalikan kepada
Tuhan YME di dalam lubuk hatinya; kekuatan doa
seluruh keluarga dan masyarakat rumah sakit 635.
terbelah: fungsi angan-angannya 290-1.
penyembuhan terapeutik sekunder: terlepasnya
ikatan-2 sebagai akibat dicapainya suatu sikap
hidup baru (Budi luhur): luas dan dalam 394-5:
tanpa menelusuri masa lampau Freud; perhatikan
pengaruh negatif luamah: strukturil dan fungsionil
sama saja 395.
Penyerahan kedaulatan = menghilangkan kedaulatan sang Aku sebagai pengorbanan untuk bermanifestasinya kedaulatan yang absolut di dalam
hidup imaterial; 476-7
peraba: organ-: lihat perasa 113-4.
perasa: rasa halus manusia, meraba rasa (organ
peraba) dan pikiran orang lain, menerima/ menolak sesuatu, bertempat di hati 113-4.
perasaan: 1, emosi, kehidupan perasaan= jembatan
keberadaan materi kasar dan halus 117-8; interaksi angan-angan dan nafsu: positif (senang, sehat, menerima); negatif (sedih, malas, marah,
menolak) 144; sebagai indikator 349; suasana,
ekstase di langit, interaksi angan-angan dan
nafsu 88; (negatif): barang menjadi rusak, hilang
atau mati: subjektivasi terhadap hak milik (tidak
objektif); musuh yang disubjektifkan: rasa
senang kalau musuh itu mati 457; (bayi): harus
berteriak apabila merasa tidak enak: lapar dan
haus; lebih banyak mengenal perasaan yang tidak
enak (tak terbayangkan) dibandingkan di dalam
sorga kandungan ibunya 479.
perasaan: diletakkan di atas keadaan yang selalu
berubah-ubah (konstan): maka keterikatan menjadi persekutuan; gema positif dan negatif 4579: toleransi aktif yang tak terbatas dan terlihatnya
rasa cinta kepada apa saja tanpa membeda-bedakan; bagaikan samudera: stabilitas perasaan meredam perbedaan gradual 458-9; ikhlas melepaskan

392

sang Aku ketika menuju Tripurusa dan toleransi


maksimal dengan menyetujui apa saja yang terjadi pada proses pertemuan itu [intuisi, pamudaran] 483; suatu ekstase yang timbul dari
badan/jasmani, di mana terdapat hidup imateri.
Perasaan bukanlah potensi asli dari dari eksistensi
badan/jasmani maupun eksistensi imateri 504;
~sosial Freud: mengalah 517; fungsi nilai, reaksi
karena/titik nikmat 577.
perbuatan: keluar dari sumbernya, masuk ke eksistensi ruang dan waktu menjadi terikat hukum abadi tersebut 322; gerak yang keluar dari titik diam
sentra vitalitas, dikuasai hukum karma: kualitas,
kuantitas, bentuk, hubungan, dan arahnya 325.
percaya: ke~an: sifat setia kepada hati-nurani dalam
keadaan yang bagaimanapun juga 149; ikatan,
kendali 193; ~bulat: perasaan mau menerima apa
saja yang akan terjadi pada sang aku; beda tingkat: aktifitas dari angan-angan; sebabnya dapat
dinalar: bumi itu bulat, bumi mengitari matahari
361; (iman) kepada Tuhan Yang Maha Esa: bagian terpenting dari Trisila (sadar-percaya-taat):
sifatnya introversi dan polaritasnya ke pusat
imateri 654; ikatan, kendali 689.
perempuan: wanita, perasaan ke depan 684.
perkawinan: bukanlah keharusan tetapi suatu alat
untuk menyempurnakan manusia secara harmonis:
mekanisme pemerataan dan pergeseran lengkap
450-1.
perkembangan: ~jiwa: interaksi psikis dunia aku
dan dunia luar; sentra vitalitas berkembang 121;
~jasmani: lahir-ajal: sang Aku harus melepaskan
sedikit demi sedikit kenikmatannya, tidak enak;
melepaskan diri~pamudaran kecil: menghilangkan neurosis 345, 349.
Persatuan: individuasi(Jung): transparan secara
mistis 587.
persona; bentukan jiwa individual, dunia luar, perasan psike, ikatan timbal-balik, sang Aku 569;
kompromi individu dan masyarakat, perasaan jiwa
kolektif, topeng 578; pengalaman pribadi, individual, perasaan dengan sengaja dari jiwa kolektif,
sang Aku ingin dilihat dunia luar, keterikatan
tertentu, pengaruh sebagian atau keseluruhan
579; gantungan utama sebelum ketemu das Selbst
605.
personalisasi (SV-I): segi tertentu hidup dikristalisasi sebagai manusia atau makhluk lainnya: dewa,
peri dan makhluk halus lainnya sebagai personalisasi dari matahari, bulan, bintang, kilat, guntur,
angin dan hujan; dapat semakin halus, tak teru-

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

---------raikan lagi karena sangat halusnya makhluk tersebut. Daya muat SV-I sebenarnya terbatas, tetapi
di kemudian hari menjadi tiada terbatas 461.
Perspektif: keempat 31; ~terapeutik: potensi Tripurusa, bersifat sekunder; primernya pengembangan
diri 400; ~baru: kemungkinan adanya potensi dan
penglihatan yang baru (perkembangan): potensi
dan penglihatan dari pusat imateri yang berbeda
dari sentra vitalitas yang ada dan diatur oleh sang
Aku: sang Aku tidak dapat melakukan eksperimen dengan pusat imateri, atau menggunakan
perspektif dari sentra ini untuk keperluan sang
Aku; Tripurusa berkuasa mutlak 492-3.
pertanian: dunia-: sawah (jiwa), bajak (rela), garu
(temen= jujur) pupuk (sabar dan narima), air
(Trisila), panduan hama (Pemali) 373.
reedukasi: orientasi kembali merupakan koreksi
terhadap gambaran hati nurani, penting 365.
pertempuran: di dalam dirinya; orang lain (luar)
tidak dapat membantu; manusia berkuasa dan
bertanggung jawab untuk mengalahkan dirinya
sendiri 485-6.
Peta, Indonesia 62.
Peter Walder; dunia pertama: panca indra, ke dua:
asadar, tanggapan, transenden, ilham 571; imanen
transenden; lingkungan, menjadi pribadi, kerajaan
antara 587.
phylogenetis= pengalaman seseorang selama
perkembangannya sejak dalam kandungan atau
sejak lahir 113.
pikir; arah pemikiran = pengendalian nafsu 266-7,
sifat Tripurusa 267.
pikiran; konkrit-rasional-historis, berciri kritik dan
keputusan, asalnya imanen 579.
pintu: ~gerbang (TheGate, Rahsa Jati): di dalam mikrokosmos (bagian makrokosmos): dapat masuk
ke dalam dan meleburkan diri ke dalam Hidup
imateri (kolektif, universum): ada sesuatu yang
sama yaitu Roh Suci, jati diri manusia 154-5; ~ke
sadar kolektif: das Selbst, arketip 571.
pocong; pemisahan jasmani kasar dan halus 298.
polaritas: arah; titik tengah-: posisi/ derajat Roh
Suci: kedaulatan sang Aku angan-angan di reduksi
sampai nol, kekuatan nafsu berhenti: keseimbangan sempurna 147; angan-angan: konsentrasi dan
abstraksi, penerangan: gelap dan terang 325; ~luamah:sublimasi, lawan~: mutmainah, sentra vitalitas: sumber tenaga 328, 331; polarisasi; perpindahan 680.
Popper, Sir Karl Raimund, three worlds 28-9
posisi: wawasan ilmiah CJI: posisi dan fungsi sang

Aku, empat sentra vitalitas, konsep pancaindra;


pro komunikasi; praktekkan empati 615.
potensi: ~instink: naluri binatang juga memiliki
poten si yang menuju langsung ke tujuan; Carp:
potensi instink atau
~naluri; dibedakan dengan
~intuisi; potensial sang Aku individu membawahi
pengaruh potensi naluri; menjembatani batasbatas ruang dan waktu, dapat dianggap sebagai
bagian dari potensi naluri 503;
prasejarah: reinkarnasi, kehidupan sebelumnya 334
pengetahuan tidak begitu penting 334.
pria; kecerdasan ke depan 180.
pribadi: mengandung rasa puas 118; rasa-pangrasa
atau hidup-perasaan 117; pemegang dan pendukung sadar pribadi 120; Sang Pribadi: Personlichkeit; bertentangan 584-5; selalu historis; terikat ruang dan waktu, hubungan waktu 594.
Prinsip; -Rohani: asal mula kesadaran 551, dipimpin
das Selbst, arketip tipe asli 551, -Alami, ragawi:
das Ich, sang Aku, dua pusat (dunia): alami dan
rohani 560.
produktif, waktu luang xxv
psike: setelah mati, eksistensi terpisah, penderitaan
1,530-1, melepaskan diri 531.
Psikosomatik 5.
psikotik, psikopatik, regresif; asimilasi asadar 587,
pusat harmoni: menyelaraskan 589.
psikoterapi: (aspeknya) dalam perspektif [intuisi
dan pamudaran] dianggap sebagai hasil sampingan (sekunder) saja 625.
~imateri: Tripurusa: pasien, dokter, dan siapa
saja sama (universal) di dalam dirinya; 398-9;
pasien diingatkan berkali-kali 399; dokter juga
harus ikut mengalaminya sendiri 401
prasangka, keterikatan pada tradisi, 184.
projeksi: dilestarikan oleh nafsu keinginan dan
kenikmatan (keterikatan lingkungan); nafsu luamah menghambat perkembangan dari sadar individu: menghambat penggeseran titik berat untuk
ke luar dari posisinya; egosentrifugal (asmara-sufi
,mutmainah: nafsu sosial dan suprasosial): melemahkan luamah dan projeksinya: hubungan persekutuan mengganti keterikatan 454-5; SV lainnya:
angan-angan dan perasaan juga memperlihatkan
bentuk keterikatannya dengan dunia luar 456-7.
~(hilang): 1) melemahnya nafsu-nafsu egosentripetal, 2) berkembangnya sadar individu, dan
3) bertambah kuatnya tenaga-tenaga egosentrifugal 455; mekanisme~ : mensyaratkan integrasi
manusia dengan sekelilingnya: untuk mekanisme

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

393

---------pengamanan dan pengamatan; jiwanya sendiri


tidak dikenal dengan baik karena orientasinya ke
dunia luar (personifikasi dewa: penentu hidupnya); ~berkurang dengan berkembangnya anganangan: pemegang kedaulatan, otoritas; muncul
kesadaran jasmani, melepaskan asadar kolektif;
perasaan: menciptakan iklim atau suasana jiwa;
nafsu: pendorong yang kuat 452-3.
Prototipe: angan-angan: kedaulatan menonjol, individualistik, merdeka, benci: paksaan, tradisi,
wibawa 129; tidak ada: hormat, keramat, toleransi; kekuasaan, kewibawaan, tanggung jawab, bertugas selalu, tak kenal tujuan akhir, jalan terus,
prestasi 130-1; menolak empati 131; perasaan
(indikator) dan nafsu (motor dan motif) menyokong kedaulatan 133.
~nafsu: mengutamakan keinginan, hasrat
dan tenaga jasmaniah: jika hasil jelas, rasa positif;
asmara-sufi/ luamah-sufiah: gerak jika ada hadiah
langsung 135; angan-angan dan perasaan indikator
rasa aman 135.
~perasaan: iklim psikis, disimpan, sifat: meliputi,
memuat, memelihara; kedaulatan orang lain dihormati, nilai subjek di atas segalanya, objek disubjek
-kan 132-3; fungsi mengikat: sifat utama, menonjolkan ikatan antar subjek (angan-angan menyoroti dirinya sendiri), kedudukan sejajar, membentuk
sintesa, FPB= KPK: mendunia; angan-angan tidak
berkembang, suka merenung, statis, kolot, tradisionil; nafsu: motor dan motifnya 135.
~Roh Suci: jiwa sejati, (penguasa) sentra
vitalitas melalui sang aku yang telah ditundukkan;
diefisienkan 136-7; agar mengarah (hamba) ke
Suksma Kawekas melalui Suksma Sejati; tapabrata sukarela, 137.
psike; dunia mental: angan-anganlah yang mendominasi: dunia angan-angan. 115-6.
psiko; profilaksis, terapi, higienik 683
Puas: kepuasan, pamrih 49; kandungan rasa sadar
pribadi: eratnya angan-angan, perasaan, dan nafsu
(pemuas) 119-120; senang; perasaan hidup sang
aku: menutupi kosong-pemuasan nafsu; Tripurusa 129; meninggalkan pemuasan nafsu: mutmainah + sufiah 129.
pudar; kesadaran ego, terabsorbsi sadar kolektif ,
terlepasnya ikatan pada 680-1, pamudaran,
pembebasan, tahap akhir 682-3, melalui
panembah arti luas 181, ruang, waktu 686, status
punakawan, makna kebersamaan 186.
pusat= sentra vitalitas: empat: Tripurusa, anganangan, perasaan dan nafsu-nafsu 123-4.

394

Pusat imateri: hakikat (jati diri; rohani, spiritual,


spirit) manusia; prinsip materi (halus dan kasar)
sebagai selubungnya; selubung halus: jiwanya
(psike, mental, mind); selubung kasar: fisiknya
(jasmani kasar, body) 96-7 Tripurusa (TriAspek,
TreFoil): Suksma Kawekas (TheSource) sebagai
sumber dan tujuan hidup, Suksma Sejati (The
Force) adalah utusan Tuhan yang abadi yang
menghidupi Roh Suci (TheSelf), memimpin dan
kelak menuntun Roh Suci kembali kepada sumber
dan tujuan hidupnya.
Tidak boleh ada personalisasi Tripurusa, dipastikan keliru; Omnipotensi mencakup seluruh kemampuan manusia: wajar bilaangan-angan tidak
mampu menganalisis Tripurusa 482-3; suatu
subjek yang tidak dapat dibagi-bagi. Orientasi
angan-angan terhadap pusat imateri terjadi saat
pengakuan adanya Tripurusa tanpa menganalisis
ekaligus tanpa personalisasi 482-3; bagian hakiki ,
berdaulat mutlak, tak tergantung hidupnya badan/
jasmani 525; ~das Selbst: pusat harmoni 589;
amah dan memadai 591; ~hakiki, fungsi spesifik
ke-4, imateri, spiritual 674, (sentra) vitalitas 676.
Pusat Vitalitas Kolektif: tidak terbatas di dalam
badan orang tersebut; mentransendensikan ke dalam setiap makhluk hidup: di situ terdapat pusat
imateri yang sudah atau belum bermanifestasi;
menggunakan alat-alat pelaksana tanpa perantara
kompleks otonom: Suksma Sejati atas nama
Suksma Kawekas adalah pusat pengatur kolektif
dan tujuan hidupnya 97, 99; rohaniah, spiritual,
paling transendental 116-7.
pusat imateri: mencapainya tanpa 4-hubungan: proyeksi, subjektivasi, analisis rasio, dan personalisasi tersebut; Manusia tidak dapat menggambar(TheForce) 494-5,7; pengalaman badaniah: makan, minum , tidur, kelelahan fisik, dan buang air
tidak tidak dilakukan secara psikis, tetapi merupakan kejadian2 tetap pada tingkat jasmani 497.
Putri Solo: lukisan wanita tersenyum milik R.
Soenarto Mertowardojo: senyum yang tulus
membuat senang hati orang banyak tertulis di
dalamnya 617.
Q
qalb, heart, jantung, jantung hati xxvi
R
Rahsa Jati (TheGate) suatu ambang kehidupan yang
bersifat kontinyu antara jiwa dengan pusat imateri
97 bukan indra karena sang akunya manusia tidak

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

---------mampu mengamati pusat imateri kecuali refleksinya dikembalikan kepada Sang Akunya yang imateri (Roh Suci) dengan introversi tertentu atau
mengikuti jalan religi 97; TheGate:, suatu kontinyuitas (ambang) kesadaran jiwa-pusat imateri 98;
bukan indra 100; (TheGate): ambang kesadaran \
sejati Tripurusa; perasaan terdalam, terhalus terasa
sebagai pintu gerbang masuk ke alam prinsip
(pusat) imateri, menuju akhir dari perjalanan
hidup manusia 112; Letaknya? 113.
Rahsa Jati= TheGate adalah titik singgung psike
(mental) dan Pusat Imateri, esensi dari kehidupan
perasaan, bukan organ, tetapi suasana tertentu
dari kehidupan jiwa, kontinyuitas kesadaran:
ambang pintu masuk pusat imateri 122-3, 126-7;
(termasuk ilham, intuisi) bukan pengalaman perasaan indrawi 292; iklim Tripurusa, diantara
sadar dan asadar sekaligus mencakup keduanya:
transendental 327.
raja; konstitusional 527.
Ranah, kepercayaan 57.
rasio (pertimbangannya): tidak bersifat analitis,
gagasan tidak terbentuk lagi; ruang dan waktu
bereksistensi didalam kesadaran kolektifnya;
Rencana Agung dan Kebijaksanaan Agung terdapat di dalam kesadaran kolektif tersebut; sikapnya
terhadap sesama: pelaksana Rencana Agung: bersifat memberi tuntunan, mendidik, memberi ampun, dan pembawa keadilan; orang seperti ini
setia kepada peraturan; tempat konsentrasinya
omnipotensi di dalam sadar kolektif 495,497.
rasional: diatas, budi luhur 272; pikiran-: tanggapan
ke struktur logis ke pengertian: lugas, ilmu modern; lawan subjektif irasional; kualitas, kausalitas, dan substansi 577; terjangkau pengalaman:
hati nurani--badan/jasmani kasar 604.
realitas; pertama setelah dipandang, kedua setelah
diinventarisasikan (SuperEgo) 515.
rebooting: pusat komputer 3- sentra vitalitas:
(ingat kematian) berhenti sejenak, memutar
polaritas kesadaran 180 menuju ke pusat imateri
sebagai alam sejatinya; beberapa kali sehari, oleh
siapa saja 626.
reedukasi; pendidikan, mobilisasi tunas keyakinan
yang telah ada kepada Sang Pencipta 596-7,658;
kunci psiko terapi, membangkitkan kemauan
pasien 688.
refleks= otomatisasi; bagian asadar hanya melepaskan aspek-aspek berbentuk simbol-simbol yang
dapat di-asimilasi-kan oleh bagian sadar 439,442.

reinkarnasi; transmigrasi rohani 299.


reintegrasi: saling mempengaruhi pikiran dan
perasaan, pergeseran polaritas luamah, sublimasi,
pergeseran energi 603, 605.
rela: ikhlas hati, bukan jemu hidup 196-7; melepaskan yang subjektif dan berharga, untuk proses
desubjektifasi 313; Rela: ikhlas melepas sesuatu:
status mental (jiwa) sama, tidak terikat dengan apa
saja adalah upaya preventif menghadapi fiksasi
dan trauma psikis yang mengganggu kinerja sang
aku 366.
~dan narima: trauma, fiksasi, menyerah tanpa
syarat: status tanpa kewenangan dan kedaulatan,
melepaskan subjektivasi, keterikatan afektif, autistik, cinta tak terbatas; bukan bersifat pribadi 369370; menggali asadar, keterikatan dimunculkan,
sadar merampas asadar; asadar musnah: Pamudaran 371; stabilitas afektif 543; ikhlas hati, bukan jemu hidup 692-3.
religi: (Carp dan CJI): manusia berusaha meningkatkan kegiatan untuk perkembangan eksistensinya;
malaksanakan rencana Tuhan; meloncat ke tingkat
kenyataan yang lebih luhur, lebih dalam, yaitu ke
sesuatu yang transenden: Kenyataan (Ontologi);
Sabda yang mengikat dan berisi peraturan 4723,475.
rendah diri; kompleks-, sumber pendorong, sejak
lahir, baku emas, gambaran ideal, relatif 544
resep: ekstraversi, pancasila, tigasila 542.
Rijkuniversiteit di Leiden xv
Robot R2D2 68.
Roh: kesadaran yang lebih tinggi;suatu superioritas
di atas kesadaran sang Aku 1,471; suara Hidup
yang sempurna; Ariens Kappers: mengalami dorongan yang menjadi asas pengatur dan pencipta
(Sang Intuisi), yang tidak dimiliki oleh pribadi
(yang bersifat sempit) 471-3; koreksi, sadar yang
agung , kekuasaan 558-9; Prinsip; asal mula
kesadaran 551, dipimpin Das Selbst, arketip tipe
asli 551; koreksi, sadar yang agung , kekuasaan
558-9.
Rohani; Prinsip; asal mula kesadaran 551, dipimpin
Das Selbst, arketip tipe asli 551. rohani; spirit
677.
Roh Suci, TheSelf, keberadaan, yang dihidupi,
kesadaran Tripurusa 325, derajat 245; jiwa imateri
(sadar individu) , percikan api dari Suksma
Kawekas (sadar kolektif) 594.
Rinpoche, Yongey Mingyur 22.
ruang dan waktu: bersama lahirnya suasana, terikat

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

395

---------materi, dapat diukur dengan ukuran ruang dan


waktu 325; terbatas, relatif, nisbi, psike sebagai
pembukanya: Bayu Sejati 608-9.
S
sabar: ulet, daya tampung seluas samudra 201-2,
obat mujarab (jamu pahit) 203; menyeluruh, tidak
berhenti, tidak statis, dinamis, semangat, rajin
372; aktifitas kontinyu 543; ulet, daya tampung
seluas samudra 697-8; obat mujarab (jamu pahit)
699.
Sadar: ~tidak (kolektif) 4; 685.
~Kolektif: Dinamis dan Statis: TheForce dan
TheSource 67,684; ke~an: sifat yang selalu membangunkan hati-nurani di dalam dirinya 149; berada diatas perubahan psikis, tidak berubah dan
bersifat kekal, tanpa kenikmatan 346, berkembang ke luar 555.
~terbatas: milik Sang Aku imateri (Roh Suci) di
refleksikan ke sang Aku materi (Ego) 121.
~individu: terbatas: antara asadar kolektif (nik
mat) dengan sadar kolektif (anikmat), terbatas di
dalam nikmat-anikmat: -memiliki sesuatu 349;
didukung oleh kesadaran sang Aku sehingga ia
dapat memisahkan dirinya dari sifat kolektif (di
luar individu); isi asadar kolektif: di bawah
permukaan sadar individu 451.
Sadar kolektif: sadar individu yang sempit lenyap,
berubah menjadi sadar kolektif; seolah-olah berada di atas pengalaman afektif: kesadaran tersebut
menghilangkan kenikmatan 466; CJI: Hidup adalah satu menguasai ruang dan waktu, menjadi
sumber dari semua hidup dan semua materi, serta
meliputi dan meredam semuanya (dasar pengertian sadar kolektif); Suksma Kawekas dan Suksma
Sejati adalah sadar kolektif itu sendiri dan Rokh
Suci adalah sebab dari sadar individu yang
terbatas itu 466-7.
Sadar kolektif: bersifat mengatur dan memimpin
sentra-sentra vitalitas: mengurangi pertentangan
dan ketegangan di antara sadar dan asadar; kemampuan ber-asimilasi ke dua arah meningkat;
hubungan sang Aku dengan hati nurani semakin
harmonis; hati nurani semakin eksis dan titik berat kesadarannya mendekati pusat imateri 476-7.
Sapta Marga 702.
Sardjito, Prof. Dr., Rektor viii
Sasangka Jati, buku pustaka intuisi 65.
Saudara Tujuh: CJI: personalisasi tujuh kekuatan:
ketiga potensi dari angan-angan ditambah empat
unsur pendukung (mutmainah, amarah, sufiah dan
luamah) yang masing-masing memiliki potensi
imanennya sendiri-sendiri; dapat diajak bicara di396

ciptakan dan lahir bersama sang Aku 504-5.


SEAMEO; The-, acting director 658
sederhana; ke-an dan suka menolong, sublimasi
685
sejajar; candra jiwa lainnya 675,
seks: kedewasaan seksnya mendorong keluarnya dia
dari lingkungan keluarga 481.
Selbst, das 53.
TheSelf; Roh Suci, Sadar Kolektif Terbatas 658,
sinar hidup ditarik kembali 682; TheSource 658,
TheForce 658, TheSelf 682,684
Selubung: ajaib 9; kabut kesadaran jasmani sang
Aku; menutupi sumber sinar (Tripurusa) usahakan
menjadi tipis: sebagai tantangan dan tujuan; hubungan hierarkis di dalam Tripurusa terpantul
melalui selubung itu 498-9.
sentra vitalitas; kebutuhan budaya/duniawi 120;
otonomi~ segan diikat: menyimpang: reaksi
neurosis 424-6; struktur dan fungsinya dibuat
ideal (istirahat) untuk diikat; tidak memerlukan
hiburan atau istirahat untuk suatu regenerasi (tumbuh kembali); muncul seiring pertumbuhan
angan-angan (aku)-nya: sang raja 426-7; ketiga~:
bekerja sama paling serasi pada sisi positif; pikiran, emosi atau perasaan dan dorongan nafsu sesuai dengan hati nurani atau bisikan hati 440-1.
Sentra Vitalitas-3: nafsu (berlawanan): mutmainah
dan luamah: penentu arah gerak manusia; kuda
hitam luamah pasti menang, kecuali menda patkan kendali yang benar dari angan-angan (Mind)
apalagi dialasi dengan perilaku tapabrata (mengendalikan hawa nafsu negatif). Idealnya luamah
berkekuatan egonetral 434-5.
serius xxv
simpati; antipati, keterikatan, perkawinan 658.
simpati-antipati: sifat hubungan ke arah keterikatan, semacam hubungan perkawinan dan perceraian 439.
simpleks= tunggal, lihat kompleks 119
sinarawedi, mitra yang sudah seperti saudara, tiga
saudara viii
sinar pengertian (berdaulat): Pangerti atau kamayan:
refleksi Suksma Kawekas; nalar refleksi Suksma
Sejati; cipta refleksi Roh Suci; Cahaya Tripurusa
dirintangi oleh selubung tersebut: memancarkan
sinarnya sendiri yang berbeda 499.
Sirkulasi darah 7.
Siti hinggil 1.
Situasi terakhir: keniscayaan Tripurusa: sadar individu masuk ke dalam imateri, batas individu, individualitas semakin menghilang dan terbukalah
sadar kolektif untuk selama-lamanya 383, 385.

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

---------Skywalker, Luke , Star War 70.


Slamet Rahardjo v
Soedjarwo; Soerini- viii, Budi Darmadi- Dr, Ir viii
Soemantri Hardjoprakoso; xv, Winahyo~, dr,
SpOG viii
Soenarto Mertowardojo, potret xix, candra jiwa
xxiii
Soerini Soedjarwo; Ibu- viii, Soerini-Hardjoprakoso
Soedjarwo 198
Soemantri Hardjoprakoso, Brigjen. TNI. Dr.: intuisi
67; foto pertemuan khusus wanita di Surabaya,
1960; 416.
Soenarto Mertowardojo, ilmu sejati, candra jiwa 63
aliran intuisi 65.
Soenarto Mertowardojo, R.: foto pertemuan khusus
wanita di Surabaya, 1960; 416.
TheSource; Suksma Kawekas, sumber dan asal mula hidup 72,658; TheForce 658, TheSelf 682,684.
Spiritual, kecerdasan 57
spontanitas dan orisinalitas, sifat khas 680.
stagnasi dan fiksasi: fenomena jika luamah lebih
kuat dari mutmainah; gejala neurosis 482-3.
StarWar, the 70,
status-quo: situasi pertentangan tidak pro kemajuan:
mutmainah mendorong untuk menerima tahap
yang kurang nikmat tetapi luamah memiliki energi
untuk mempertahankan tahap yang lebih nikmat;
sang Aku mendapat pengalaman nikmat dan berkuasa; tahap berikut: meninggalkannya 487.
struktur: anatomik organ tubuh 98.
studium generale, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 27 November 1958, vii-xvi,1.
Suasana jiwa (bayi): bagaikan berada di samudera
(Freud); memiliki tahapan untuk mempertahankan kenikmatan dan senantiasa mengulanginya
lagi 425.
sublimasi: hasil dari penguasaan dan arahan nafsu
mutmainah; memiliki dasar struktural dan fungsional sifat-sifat egonetral; perubahan permanen
(luamah): polaritas egosentripetal berubah: peningkatan peranan hidup seorang manusia 436-7;
fenomena pergeseran titik berat polaritas; mutmainah menang dalam melawan luamah; jika luamah
yang lebih kuat: fenomena stagnasi dan fiksasi,
ditandai dengan gejala neurosis 482-3; proses,
egosentrifugal, sederhana 684.
subjektif; mende~kan: meletakkan beban ke diri
sendiri, mandiri, tanda perkembangan mental;
men-kan: tanda kelemahan 302-3; de~tifikasi:
menetralkan nilai pribadi dengan Pancasila (ekstraversi) sebagai dasar introversi 310-1; ~tivasi:

ekspresi keterikatan terhadap lingkungannya


(barang menjadi rusak, hilang atau mati: perasaan
negatif): ada mekanisme subjektivasi; adanya
reaksi perasaan terhadap perubahan dari dunia
luar dengan gradasi tertentu 457-9.
Sumodihardjo; R. Trihardono 160, Skema-2 665.
Sura: dewa golongan baik (lihat Wisnu) 279.
empat Sentra Vitalitas= SV; (tiga SV + satu SV/
Pusat Imateri) SV-I: angan-angan, SV-II: perasaan, SV-III: nafsu-nafsu, SV-IV: pusat hidup imateri; pusat yang mandiri; refleksi Tripurusa:
angan-angan 118-9,463-5; perjalanan bersama
yang penuh kekuatan integrasi ke suatu tujuan=
faktor penting yang patut diketahui; tujuan:
kekayaan, kedudukan, kehormatan, pengumpulan
ilmu, mengurangi penderitaan orang lain, dan
mendidik 463; ketika otonomi semakin kuat maka
integritas menjadi semakin lemah; disintegrasi:
sekiranya sang Aku lenyap; Tujuan akhir
(harmoni absolut) dari sentra itu adalah integrasi
menyeluruh manusia sebagai makhluk rohani
(puncak perkembangan) 464-5.
salam: bernuansa religi; transendental karena :
asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
salam Maria penuh rahmat Tuhan sertamu,
shalom, Aom swasti astu; antropologis (budayaan): spada, halo, horas jala gabe, mejuah-juah kita
kerina, yahobu, ni hau; empati dapat mencapai
perasaan terdalam dari manusia 617.
ke-sama-an: (beberapa pandangan): isi ajaran
Pangestu (intuisi Soenarto), Islam, dan agama2
yang lain. (Said Aqil Siroj) 638; maqamat~
Hasta Sila sebagai jalan untuk bertunggal dengan
Tuhan (tasawuf); Tri Sila: sadar, percaya dan
taat~ zikir, iman dan takwa). Pancasila: rela,
nerima, jujur, sabar, dan berbudi luhur ~ ridha,
qanaah, shiddiq, shabr, dan akhlaqul karimah
639; toleransi: pentingnya penghormatan dan
apresiasi terhadap kelompok lain di bumi
Indonesia 641.
sujud (tertentu): introversi kesadaran pribadi bahwa
Dia-lah yang: menjadi sesembahannya, maha luhur, maha suci, menguasai alam semesta, termasuk permohonan disucikan lahir-bathinnya 636.
Sumpah; lafal ~dokter 703, ~prajurit 702.
Syahadat: dua kalimat (penyaksian) syahadat: kata
Allah (syahadat tauhid); Rasul-Muhammad (sahadat rasul); Aku-anna (yang bersaksi): pertimbangan dengan Roh Suci secara emanasi? Allah-RasuMuhammad?: mistiko-filosofis, ilmu psikologi
agama, dan atau literatur tasawuf 636-7

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

397

---------T
taat: ke~an: melaksanakan dengan teliti hati-nurani
149,193; yang sepele, alat pelaksana kehendak
194; tugas besar 195; bidangnya nafsu, menyerah
tanpa kemauan dan keinginan, kepada Tripurusa
di dalam konfrontasi tersebut: menyediakan
kancah untuk menerima pencerahannya 363;689;
yang sepele, alat pelaksana kehendak 690, tugas
besar 691.
talipusat: menghubungkan ibu secara strukturil
dengan sang bayi; setelah lahir: fenomena proyeksilah yang menghubungkan secara kejiwaan
individu dengan dunia sekitarnya; integritas
organik: jaminan pertahanan dan keamanan sang
bayi; cara untuk berorientasi dan mengamati
lingkungannya dengan cara yang paling sederhana 453,455.
tangga: kebahagiaan, lima anak tangga, anak tangga-3, budi darma 221.
tanggapan: penglihatan melalui fungsi pikiran yang
sadar 575.
Tanos, eros 49
Tapabrata: cara untuk melatih dan mengendalikan
hawa nafsu; mendorong mutmainah selalu bersifat positif; lemahnya badan mengurangi kekuatan
nafsu-nafsu egosentripetal dan membiasakan diri
terhadap kekurangan-kekurangan dan hal-hal yang
tidak enak; sifat luamah menjadi netral: kekuatan
menahan rasa sakit, kekurangan energi, dan gizi
388-9; munculnya pikiran mengenai ajal selama
tapabrata: sikap asosial manusia menjadi positif
389-40: mengintensifkan: paugeran, panembah,
dan budi darma; bukan kunci sorga; dasar dari
proses pamudaran; dapat membantu manusia bila
menemui jalan buntu; tidak perlu menurut peraturan: tiap cara hidup yang mengubah semangat
yang meluap-luap dari luamah menjadi kesediaan
untuk narima dan yang memperkuat mutmainah
adalah cara hidup bertapabrata 391.
teduh, hening, bening; pikiran 239
Temenos, mandala 61
tidur: nyenyak: (tanpa obat) untuk Lanjut Usia
(LANSIA): simulasi mayat: tidur kaki lurus, kedua telapak tangan diletakkan di jantung; diajarkan sembah kalbu, meditasi transendental, zikir,
ingat akan TheSource sesuai keyakinannya masing-masing; tanpa bantal (hati2/ dilarang untuk
yang lemah/ gagal jantung berat), lampu dimatikan 629; takut akh!; dimandikan terakhir
kalinya oleh orang lain 631; gangguan~: ngorok,
mendengkur: relaksasinya otot pangkal lidah yang

398

bergerak ke belakang menutup jalan nafas; tanpa/


memakai bantal tipis atau khusus 631: gangguan
pasokan oksigen: konsultasi ke dokter akhli;
laboratorium gangguan tidur; alat bantu nafas;
gulungan handuk kecil di tengkuk (leher) pas
menemani tidur 633.
tiga dunia: material kasar, halus, dan imateri
(biologis, psikis, dan rohaniah) bereksistensi
dalam sadar kolektif 124, 128
Tiga; ~sila: bermasyarakat; =baik hati, kebersamaan, aktivitas-kasih sayang, menyumbang, menjaga
536-7, ~segi 536-7, ~persoalan utama: kebersamaan, pekerjaan, dan kasih sayang 539, ~sila 543,
539, ~rasa bermasyarakat, =Pancasila (Soenarto)
542-3.
Tiga serangkai; foto, penulis pustaka intuisi Sasangka Jati 666,668.
tipologi pribadi; ibadat 249
titik: ~akhir (perjalanan): pamudaran dan panunggal melalui jalur tertentu; titik2 persamaan: tempat
tinggal, sejarah, jalur individu: CJI: dapat dibuat
suatu pembagi (faktor) persekutuan terbesar
(FPB) 490-1; ~berat (nafsu: watak seseorang):
bergoyang mengelilingi titik keseimbangan;
dapat bergeser 1) dari negatif ke positif (cara
hidup teratur, sederhana, tapabrata, dan kasih
sayang), dan 2) dari nafsu ke perasaan dan anganangan 437-8; keinginan positif dari angan-angan
saling menetralisir terhadap ekspresi yang negatif
dari perasaan 438-9; ~berat (kesadaran) hidup:
dua kemungkinan: 1;Tripurusa (alam sejati); 2.
psike: intelektual (angan-angan), kualitas perasaan
(pangrasa), daya keinginan-kemauan (nafsu-nafsu)
122-4; ~kesadaran: material kasar: dominasi nafsu,
fungsi biologis; psikis: angan-angan, perasaan;
imateri: total, kolektif, universal; titik akhir,
potensial dapat dicapai 127.
Toko Bisu: meja dengan berbagai barang-barang,
transaksi keuangannya dilakukan sendiri seperti
mengambil sertamenukar barang, membayar, menukar uang, dan mengambil pengembalian uangnyanya 407.
tonus jiwa (yang tepat): asimilasi ke dua arah antara
sadar dan asadar bertambah kuat; tercipta hubungan persekutuan di antara sadar dan asadar 479.
topeng: -persona, untuk dunia luar 578.
tradisi, keterikatan, prasangka 184; anggapan beku,
prasangka 257; keterikatan, prasangka 680.
Transcendence to the depth of the heart.. ix, xxvi
Transenden yang omnipoten: asas penyelesaian
terakhir ketika sang Aku yang menyadari keter-

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

---------batasannya dan mencari solusinya; Sang Aku


semakin tua semakin berpengalaman: selama
menjalani hidup biologis, berkurangnya kenikmatan, tergesernya kedaulatan: harus beradaptasi
492-3,495; fungsi~, tingkat ke dua Peter Walder
571; ~tal: (proses perjalanan ke pusat imateri);
sang Aku menjalankan perilaku unggulan: peningkatan derajat kemanusiaan yang paling tinggi
625; fungsi supervisi dan pengertian 679.
transisi; fase , 681.
transmigrasi rohani: lihat reinkarnasi 299.
transparan (mistis): pertemuan dunia luar dan
dalam, kenyataan rasional dan irasional (Jung)
587.
TriAspek: (Tripurusa, TriFoil, TreFoil) tiga aspek
Hidup Sejati; Pertama: tertinggi, Hidup yang mutlak diam dan statis (sumber hidup): Suksma
Kawekas (TheSource) 103-4; Kedua: Hidup yang
dinamis dari yang statis (yang menghidupi):
Suksma Sejati (TheForce): Penuntun, Panutan,
Guru, Sang Sabda, Sang Pepadang. Ketiga: jiwa
sejatinya manusia, (yang dihidupi): Roh Suci
(TheSelf): cahaya atau percikan api, hamba (DwiAspek) 104-5,658.
TreFoil= TriFoil, Tripurusa: pusat hidupnya alam
sejati/ imateri 122, 658.
Tripurusa: TriAspek Tri/TreFoil 122: tiga aspek
Hidup Sejati; Pertama: tertinggi, Hidup yang mutlak diam dan statis (sumber hidup): Suksma
Kawekas (TheSource) 103-4; Kedua: Hidup yang
dinamis dari yang statis (yang menghidupi):
sejatinya manusia, (yang dihidupi): Roh Suci
(TheSelf): cahaya atau percikan api, hamba (DwiAspek) 104-5,658; juga memiliki tiga aspek
refleksi: TriAspect: Roh Suci memantulkan Cipta,
pikiran atau fungsi membentuk bayangan dari
angan-angan; Suksma Sejati memantulan nalar:
fungsi asosiatif; Suksma Kawekas merefleksikan
pangerti: kemampuan menangkap arti, melihat kekeseluruhan, menilik dan menembus
objek 110-1.
Tripurusa: Pusat Vitalitas ke-4 (omnipotensi) di
alam sejati 120; Hidup aktif yang menyongsong,
memimpin, menolong manusia; (introversi) kesadaran, evolusi jiwa ideal 141; esensi manusia,
kekuasaan, Sumber Hidup, TheSource, TheForce,
dosa terbesar 208; pusat jati dirinya manusia, titik
statis; turun di dalam ikatan imateri dengan segala
akibatnya, dilepaskan oleh Pembebasan, dipandu
Suksma Sejati atas nama Suksma Kawekas 324,
tanpa polaritas 325; Eksistensi~ : kemungkinan

perkembangan perspektif : manifestasi sementara


yang berupa perjumpaan (intuisi) demi perjumpaan: seringkali berisi jangkauan makna di luar
ruang dan waktu dari pusat imateri 491,493.
Tripurusa; TriAspek/TreFoil: TheSource, TheForce,
TheSelf 526; imanen 543, imateri, kesadaran
hidup 545; pusat imateri (tersedia secara laten) di
tiap manusia, potensi tercapai, proses pamudaran,
proses individuasi 593, ~658; Tuhan, tradisional,
Suksma Sejati (TheForce): Penuntun, Panutan,
Guru, Sang Sabda, Sang Pepadang. Ketiga: jiwa
universal 61; bahasa religius metafisis das Selbst;
inkarnasi : Incarnation Gottes 586-7.
Trisila: mengarahkan ketiga sentra vitalitas kepada
satu titik (introversi); totalitas kepribadian (sifat):
ke-sadar-an, ke-percaya-an dan ke-taat-an 149;
mobilisasi tiga sentra vitalitas, meningkatkan integritas, tidak membatasi ruang, waktu, dan seremoni 357-9.
tujuan hidup: menemukan jalan pamudaran, ke
sadar kolektif; pelatihan introversi dan ekstraversi,
lepas dari keterikatan apapun; ontogenik fase
nikmat, menghilangkan neurosis 345; mengembalikan kesadaran yang hakiki di dalam dirinya;
jasmani kasar diikat oleh ruang dan waktu; menempatkan diri di bawah karsa Suksma Kawekas,
sesuai rencana dan kebijaksanaan Suksma Sejati,
dilaksanakan Roh Suci; kehidupan sosial berpengaruh sangat kuat 420-1; eksistensi Absolut,
menghilangkan polaritas, materi, imateri 551,
553.
tujuh saudara: dibentuk oleh tiga potensi anganangan: cipta, nalar dan pangerti, beserta keempat
kekuatan nafsu: luamah, sufiah, amarah dan mutmainah, bebas, dapat digabung 121-3.
Tunggal; Dwi~, Yang Maha~ 273.
Trieborganisation ; susunan nafsu atau Instinktorganisation (susunan naluri) 553.
Two/Bi; Aspect, Foil 73
U
ular naga: berkepala tiga: diferensiasi angan-angan
(cipta, nalar, pangerti) Dewa Ruci 60,92-3,362.
ungu; hitam, sama, luamah 663.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 1.
Universitas Kehidupan Nyata; mahasiswa 661.
universum: materi kasar (bumi); halus (langit), 7saf, tidak berjajaran, konsentrasi 277; terjadinya~:
dari Hidup imateri yang diam, terlahir yang dinamis sebagai pelaksana kehendak, Roh Suci, busa-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

399

---------na material, empat anasir: suasana, api, air dan


tanah; isinya: manusia, dewa, binatang dan
tumbuh-tumbuhan 325.
unsur dasar: 4-: suasana, api, air, dan tanah, penciptanya (Suksma Sejati), atas nama (Suksma Kawekas)berinteraksi, perencanaan, terjadinya alam semesta 105, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
dewa 106; empat~ : suasana, api, air, tanah, potensi, aktivitas; nafsu: dapat dipersatukan, berebut
pengaruh 107.
V
vitalitas; sentra-, pusat-, eksistensi, : -intra psikis
542.
W
Wacana (I): golongan manusia dengan tipe dominan: 1. Nafsu, 2. Angan-angan, 3. Perasaan, dan 4.
Rahsa jati 338,341 Jung: ekstravert dan intravert
338-9.
~(II): dua golongan besar manusia: 1. Rahsa
Jati, 2. Bayu Sejati (sang aku material) tetapi
mengingkari Rahsa Jati-nya; komunikasinya 341.
~(III): hipotesis dua golongan manusia: 1.
Introversi ke Tripurusa; kebalikannya: 2. Ekstraversi sang aku ke puncak eksistensinya; jalan
memutar 341.
~(IV): dunia fantasi; kandidat pengganti dewa,
alasan: umur panjang, satu unsur, satu lingkungan:

api; pemerintahan bayangan, persaudaraan setan


sedunia, manusia berbadan material halus; hidup
sangat dekat dengan unsur api, sangat penting,
Sang Kebenaran 341-3.
waduk; Tri Gorges, terbesar 266
Wedotomo; terbukanya selubung 243
waktu luang xxv
Wayang; kesenian 13, 15, candra jiwa 37,
kepahlawanan , sifat pendeta , hegemoni 39
Winarni Partaningrat Soemantri, Ny.: foto pertemuan khusus wanita di Surabaya, 1960; 416.
Winahyo Hardjoprakoso; dr, SpOG viii
Wisesa: (hak pengadilan dari Luhur) golongan dewa
(gol.III) berhak memutus dan bertendensi merusak
283-4.
Wisnu: Sura: dewa golongan baik, sadar Suksma
Kawekas, tidak tunduk 279.
wujud: membayangkan wujud atau derajat dalam
panembah/ kebaktian dapat ditipu dewa, pemali
288-9.
Y
Yesus: yang historis (terikat ruang dan waktu),
ahistoris: Krisus tidak terbatas ruang dan waktu
(Jung) 59,593.
Yingluck Sinawatra; PM ke-28 Thailand, Raja Bhumibol, membungkuk, menyembah, Bangkok, 368.
Yoga; meditasi, kontemplasi 599.

==========

~Naga Tirta Asisik Kencana~


~Naga Air Bersisik Emas~

__________________________________________________________________________
http://www.wetcanvas.com/Community/images/06-May-2009/28375-Water_Dragon_gw1.jpg cited May 5, 2012

400

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

SPIRITUAL
Dimensi-4

MENTAL
Dimensi-3

FISIK

Anganangan

Perasaan

Dimensi-2

TTrreeFFooiill
Nafsunafsu
||

MIKROKOSMOS

Dimensi-1

MAKROKOSMOS
Manusia, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, Dewa, dan Mineral

Diagram Transenden 19.1.1: Perilaku Andalan Sang Aku

Sadar, percaya, dan taat (Trisila) adalah perilaku andalan sang Akunya (Ego) manusia untuk
melaksanakan tugas ke dalamnya (Khusus pada diagram ini digambarkan sebagai tugas ke atas,
TreFoil di atas Ego) sebagai tugas-akhir dari evolusinya menghadap TreFoil (TriAspek, Tripurusa)
di dalam pusat hati sanubarinya (Dimensi-4). Sadar, percaya, dan taat (sa-ya-taat) adalah
fungsi-spesifik tertinggi berturut-turut dari angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsunya
manusia.
Sang Aku materiil dan imateriil (TheSelf) secara bertingkat sebagai wakil sadar pribadi manusia
potensiil dapat meleburkan dirinya ke dalam Sadar Kolektif (status TheForce), sebagai titik akhir
keberadaannya. Dalam Candra Jiwa Indonesia peristiwa ini dinamakan Proses Pembebasan atau
Pamudaran telah disebut oleh Jung sebagai proses Individuasi.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

401

CANDRA JIWA INDONESIA


Warisan Ilmiah Putra Indonesia

MAGNUM
OPUS
GENERALE
(Karya Besar)
(Mental-Spiritual)

Budhi Setianto Purwowiyoto

H&B
PERKI

402

2016

5/5
Ver. 1.1.1

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Magnum Opus 5/5 (2016)

H&B
Heart & Beyond PERKI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia)

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

403

Anda mungkin juga menyukai