EGO
BERW ARNA
H&B
PERKI
2014
i
3/5
Ver. 1.1.1
H&B
Heart & Beyond PERKI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia)
EGO
(Sang Aku)
Perpustakaan Pribadi
Pentalogi 3/5=Oktalogi 3/(5+3)
SAMPUL HITAM 2014
H&B
PERKI
2014
3/5
Ver. 1.1.1
2014
Penyunting: Puji Santosa
Ilustrator: Santoso Oetomo
Tata letak: Djoko Satrio
PUBLIKASI OKTALOGI: 2012-2014 Ver.1.1.1
[PENTALOGI CJI 2012-2016: 1-5/5; TRILOGI: Prequel 2017: 6/8; Monograph 2018: 7/8; Postquel 2019: 8/8]
2015: PENTALOGI
CJI (1/5)
Studium Generale
2015: PENTALOGIPsike
CJI (2/5)
2015: PENTALOGI CJI
(3/5)
Ego
2015: PENTALOGI
CJI (4/5)
Intuisi
[*]
kepada
Dipersembahkan kepada
Kapten Sasangka Djati
vi
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Kata Pengantar
Edisi Pertama
Buku ini adalah buku ke-3 dari 5 buku lepas (pentalogi): 1. Studium
Generale (1/5); tiga buku Studium Particulare (Kuliah Khusus): 1. Psike (2/5), 2.
Ego (3/5), dan 3. Intuisi (4/5); dan buku ke-5: Magnum Opus (5/5). Akses dan
tambahan semangat bagi penulis pada karya-karya Prof.Dr.dr. Soemantri
Hardjoprakoso dan ayah beliau yaitu R.T. Hardjoprakoso tidak lain atas kebaikan
hati dari keluarga besar Hardjoprakoso antara lain dari Ibu Soerini Soedjarwo, Dr.
Winahyo Hardjoprakoso, SpOG, dan Dr. Ir. Budi Darmadi, M.Sc. Untuk ini saya
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Pada kesempatan ini tentu saja penulis ingin menyatakan rasa terima kasih
sebesar-besarnya kepada ketiga saudaraku sinarawedi: 1). Sdr. Puji Santosa
sebagai penyunting sekaligus memberi masukan yang sangat berarti, 2). Sdr.
Santoso Oetomo yang membuat beberapa ilustrasi yang menjelaskan, dan 3). Sdr.
Djoko Satrio yang memberi wawasan pemilihan huruf, serta referensi elektronik
untuk melengkapi isi buku-buku ini.
Disain utama buku ini adalah dwi-halaman berupa tuntunan dan
rangkuman di halaman kanan (ganjil) dan di halaman kiri (genap) menampilkan
tontonan (foto-foto dan gambar-gambar), keterangan, dan kaitan antar halaman.
Agar lebih jelas dilengkapi dua model bagan, tiga model diagram, dan satu
kereta penjelajah mikrokosmos.
Apabila terdapat beda pendapat dengan pengetahuan yang telah ada,
dimohonkan empati dan saling mendoakan keselamatan. Pengetahuan yang
berbeda tersebut agar di-anggap saja sebagai imbangan terhadap pengetahuan
yang telah ada sebelumnya.
Akhirnya kami ucapkan selamat membaca, meresapi bagian yang penting
dan ajakan melaksanakan hal-hal yang dianggap perlu, benar, dan bermanfaat
untuk mencapai tujuan hidup kita yang hakiki, ialah puncak evolusi kesadaran
sang Akunya manusia. Terima kasih.
Penulis
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
vii
Ada lima naga (simbol anugerah dan kekuatan) dalam legenda dan mitos Cina: logam, air, api, kayu
dan tanah. Dalam siklus 12 tahunan, maka tahun naga air jatuh pada tahun 1952, 2012, dan 2072.
Gambar ilustrasi metafora 0.2: Naga Air dan Gadis Jelita Metropolitan
Tampak seekor naga air bersisik emas mengajak seorang gadis jelita metropolitan yang
telah menjelajahi dunianya yang gemerlapan untuk menjelajahi dunia lain yang kemungkinan sangat berbeda dengan dunia yang selama ini digelutinya.
Gadis Jelita ini telah larut dalam dunia-1 (dunia kehidupan nyata di masyarakat
metropolitan dengan alam semesta sebagai wadahnya; makrokosmos) dan dunia-2 (dunia
fisik, jasmani kasar, badannya sendiri yang dapat didandani dan dimanipulasi sesukanya;
mikrokosmos). Sementara itu Naga Air ingin membawanya menyelam menjelajahi ke
dunia-3 (dunia jiwa, mental, jasmani halusnya) dan kemungkinan kalau beruntung,
merasakan suasana jiwa yang belum pernah terbayangkan di perbatasan (TheGate) dunia4 (dunia rohani atau dimensi spiritual yang imateri, alam sejati).
Itu semua guna menyempurnakan pengalaman hidupnya (tugas) lahir-batin atas
kehadirannya di dunia yang fana dan tidak abadi ini. Naga Air hanya mampu mengajaknya
sampai di sini, perjalanan selanjutnya (trancendence to the depth of the heart and
beyond) .. hanya dapat dilakukan oleh Gadis Jelita itu sendiri.
__________
http://static.desktopnexus.com/thumbnails/448128-bigthumbnail.jpg cited May 3, 2012.
viii
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... viii
SEKAPUR SIRIH ............................................................................... xii
PROLOG .......................................................................................... xxvi
BAB I SANG AKU
1.1 Pendahuluan ................................................................ 1
1.2 Sigmund Freud ............................................................. 3
1.3 Alfred Adler ................................................................ 27
1.4 Carl Gustav Jung ......................................................... 43
BAB II MAKHLUK HALUS
2.1 Pendahuluan ........................................................... 101
2.2 Dewa ........................................................................ 105
BAB III HIDUP SESUDAH MATI
3.1 Pendahuluan ............................................................. 127
3.2 Transmigrasi Rohani .................................................. 129
BAB IV HUKUM KEADILAN TUHAN
4.1 Pendahuluan .............................................................. 149
4.2 Karma ......................................................................... 151
BAB V LIMA PERBUATAN SESAT
5.1 Pendahuluan ............................................................... 173
5.2 Pemali ........................................................................... 175
KESIMPULAN ................................................................................... 187
EPILOG .............................................................................................. 191
LAMPIRAN-1: Skema-1 (Makro dan Mikro-kosmos) ........................ 193
LAMPIRAN-2: Skema-2 (Skema R. Tr. Soemodihardjo) .................... 195
LAMPIRAN-3: Skema-3 (Nilai-nilai Sentra Vitalitas) ......................... 197
LAMPIRAN-4: Skema-4 (Perbandingan 4-Candra Jiwa) .................... 199
LAMPIRAN-5: Rangkuman (Indonesisch Mensbeeld ..) ..................... 201
LAMPIRAN-6: Candra Jiwa Indonesia (Soenarto) .............................. 219
LAMPIRAN-7: Dalil-dalil ..................................................................... 221
LAMPIRAN-8: Lembar Eksekutif ......................................................... 223
INDEKS ................................................................................................. 229
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
ix
__________
http://0.tqn.com/d/scifi/1/0/E/4/0/-/R2D2-XWING_E4S-KEY-60_R.gif cited July 1, 2011.
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
GLOSARIUM
Amarah= daya kemauan (nafsu) tidak mau menyerah, menjadi cepat marah
seperti gusar.
Asmara-Sufi (-laya)= cinta, rasa jatuh cinta atau kecenderungan ke yang lebih
tinggi (dalam).
Angan-angan= kemampuan intelektual, akal, logos.
Angan-angan dalam pengertian yang lebih luas= situasi rumit yang kompleks dari
kemampuan intelektual.
Angan-angan dalam pengertian yang lebih sempit= bagian ketidaksadaran dari
kemampuan intelektual, tempat penampungan dari bagian-bagian pemikiran
yang terdesak (untuk dilupakan).
Bayu Sejati= kekuatan yang sebenarnya; Bayu= kekuatan; Sejati= sebenarnya;
Bayu Sejati merupakan kumpulan total dari semua sentra vitalitas jiwa yang
konkrit (tiga angan-angan: cipta, nalar, dan pangerti, serta empat nafsu: mutmainah, luamah, sufiah,dan amarah). Setelah pelatihan tertentu dapat memusatkan tenaga naluriah yang ada dengan potensi-potensi supranatural misalnya
telepati dan clairvoyance.
Budi Luhur= memiliki sifat-sifat tabiat (akhlak) yang mulia, mulia hati; budi= kelakuan, pendirian; luhur= tinggi.
Cipta= pikiran atau bagian yang membentuk gambaran (citra, data, informasi) dan
merupakan bagian dari kemampuan intelektual (angan-angan).
Dalan rahayu; dalan= jalan; rahayu= berkah, kesejahteraan.
Dasa Sila= sepuluh pembelajaran hidup/ajaran hidup; dasa= sepuluh; sila= nilai
moral.
Dewa atau jawata= nama kumpulan dari mahluk-mahluk yang tidak dapat diamati
pancaindra, yang bersifat kesadaran ke-aku-an, individualistik, dan memiliki
potensi supranatural. Diklasifikasikan menjadi dewa-dewa yang baik dan jahat.
Lebih dikenal dengan nama Goden Dewa dan Daemonen Iblis.
Gumelaring Dumadi= proses penciptaan; gumelar= memperlihatkan, membentangkan, menghamparkan; dumadi= proses pembentukan, penciptaan.
Guru= guru, pendidik.
Hasta Sila= delapan pembelajaran hidup/ajaran hidup; hasta= delapan
Kamayan atau Maya= tenaga atau kekuatan intelektual, memiliki potensi
supranatural.
Karma= hukum sebab dan akibat, dari balas dendam, dari refleksi
Luamah= kecenderungan (nafsu) egosentrik, egosentripetal, kecenderungan
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
xi
The Source diyakinkan sebagai pusat utama komputer untuk mesin-mesin di kotanya
sekaligus sebagai lokasi yang bekerja mandiri di dalam kode-kode Matrix sehingga tidak
memerlukan program lain.
Andaikata TheSource (Suksma Kawekas) adalah matahari, maka TheForce (Suksma Sejati)
adalah bulannya dan manusia adalah kelelawar-kelelawar (Sang Aku) yang tidak mungkin
menatap sang matahari. Sinar sang rembulan, yang sejuk itu memungkinkan kelelawar
dapat melangsungkan kehidupannya. TheForce adalah penuntunnya manusia atas nama
TheSource, sumber hidup dan tujuan hidup.
__________
http://thefuturebuzz.com/wp-content/uploads/2010/12/source-mainframe.jpg cited July 1, 2011.
xii
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
xiii
Predikat cum laude Dr Soemantri Hardjoprakoso memperoleh gelar Doktor dalam Ilmu Kedokteran Jiwa di
Univesitas Leiden, Nederland dengan predikat cum laude atas disertasinya yang berjudul Indonesisch Mensbeeld
als Basis ener Psyco-therapie.
xiv
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Sekapur Sirih
Disertasi Candra Jiwa Indonesia aslinya berbahasa Belanda, Indonesisch
Mensbeeld als Basis ener Psycho-therapie, disertasi Dr. Soemantri Hardjoprakoso
Candra jiwa adalah sebuah lukisan rangka (anatomi) sekaligus fungsi
(fisiologi) dari jiwa manusia, dipakai sebagai hipotesis dasar untuk
bekerja selanjutnya. (Soemantri)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
xv
MAKROKOSMOS:
Alam semesta dan seisinya
Manusia, Hewan, Tumbuh-tumbuhan, Dewa, dan Mineral
=============l Pancaindra l=============================
MIKROKOSMOS:
Manusia seutuhnya
=======================================================================
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta, 2012.
xvi
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Rupanya, terjemahan disertasi tersebut telah dimanfaatkan oleh warga Paguyuban Ngesti Tunggal sebagai bacaan di antara mereka, yakni sebagai tambahan ilmu
tentang kesehatan mental semacam ilmu psikologi sampai sekarang.
Serat Centini adalah manuskrip tertua dalam bahasa Jawa dan telah
diterjemahkan secara utuh ke dalam bahasa Inggris. Masih ada satu
karya anak bangsa Indonesia yang pantas dikemukakan kepada masyarakat dunia, yaitu disertasi Dr. Soemantri Hardjoprakoso. (LF La Kahija)
___________
[1]. YF La Kahija. Mencintai Kearifan Lokal. Harian Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Hlm. 6.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
xvii
xviii
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Bintang, nur, cahaya tampak bersinar dari pusat perisai Garuda Pancasila
[1]
bertanggung jawab, dan respek. Dengan syarat-syarat tersebut di atas, mentalitas kepengikutan perlu dirontokkan dan ditransformasikan menjadi keberanian
menata kembali wajah khas ilmu pengetahuan Indonesia di hadapan bursa ilmu
pengetahuan di dunia.[2]
Tentu saja ringkasan disertasi merupakan bagian terpenting dan patut
diketahui bagi siapa pun sesuai dengan keinginan penulisnya. Oleh karena itu,
secara internasional ditulis dalam bahasa Inggris. Berangkat dari ringkasan
disertasi tersebut, ditambah dengan tulisan-tulisan lain dari Pak Mantri dan Pak
Narto inilah, penulis mengajak belajar bersama pembaca, siapa tahu buku ini
sangat bermanfaat dalam mengarungi samudra kehidupan.
___________
[1]. http://www.spi.or.id/wp-content/uploads/2011/05/gambar_garuda_pancasila.gif cited Nov. 22, 2012.
[2]. YF La Kahija. Mencintai kearifan lokal. Harian Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Hlm. 6.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
xix
NAGA-NAGA AIR
Naga-naga kecil memang pas untuk julukanmu ..
Bisakah engkau menjadi besar?
Dapatkah engkau mengarungi samudra-samudra yang besar?
Mampirlah ke kampung-kampungku yang kecil.
Terdengarkah lagu-lagu merdu
yang sengaja dinyanyikan di hari lahirmu?
Budi darmakan saja apa yang bisa kau berikan, serunya.
Dengarkan juga paduan suara mereka .. O sole mio..
Anak-anak kecil di Gandaria itupun menari-nari untukmu.
Mereka semua bersayap .. merah dan putih.
Setangkai mawar dan sekuntum semboja di sayapnya.
Bukankah engkau juga berkilat dan bersisik emas?
Besarlah engkau .. arungilah samudra-samudramu,
sebagai penghuni alam semesta.
Wacana (Catatan Pribadi) 0.1: Jakarta, 21 April 2012, di Tahun Naga Air
Di hari-hari tersebut mengingatkan saya pada sebuah buku Habis Gelap Terbitlah Terang
karya yang disunting Armijn Pane (2005) berisi surat-surat R.A. Kartini kepada sahabatsahabatnya di Eropa dan telah dibukukan oleh J.H. Abendanon (1911). Di Hari Minggunya
terdapat pementasan paduan suara dewasa yang sudah 27 tahun mem-budi darma-kan
waktu dan suaranya kepada sahabat-sahabatnya di situ. Di pagi hari itu ada pementasan
drama pendidikan anak-anak dan cucu-cucu mereka diantaranya nyanyian tentang tiga
kata ajaib yang dapat mengubah nasib mereka, terdengar di Gandaria I No. 93, Jakarta
Selatan. Tolong ketika engkau membutuhkan bantuan, maaf ketika engkau berbuat
kesalahan, dan terima kasih ketika orang berbuat baik kepadamu.
__________
http://id.wikipedia.org/wiki/Habis_Gelap_Terbitlah_Terang cited May 5, 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/J.H._Abendanon cited May 5, 2012
xx
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Republik Indonesia. Bilamana itu sesuai dengan harapan penulis, hendaknya juga
dialamatkan kepada Candra Jiwa Indonesia. Diibaratkan Soemantri adalah ibunya,
maka disertasi tersebut adalah bayinya. Adapun bayinya asli kandungan ibupertiwi Indonesia, hanya bayi Candra Jiwa Indonesia dilahirkan di Eropa dengan
dokter kebidanannya adalah Prof. Carp, rumah sakit-nya Rijkuniversiteit, dan
kota kelahirannya adalah Leiden, Negeri Belanda. Mereka telah berjasa dalam
memberikan pembelajaran dasar secara ilmiah tentang Ketuhanan Yang Maha Esa,
budi pekerti luhur, serta menerima dan menghormati semua perbedaan yang ada.
Kekayaan intelektual bangsa ini perlu dilestarikan, diberi arti sebagai
memberikan potensi ketahanan, persatuan, wacana bangsa pada tingkat yang
paling elementer, dalam, dan mendasar. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang ada
di dalam keyakinan, kepercayaan, dan agama-agama yang ada di bumi pertiwi
Indonesia perlu diwacanakan secara positif. Tanpa bermaksud mempersamakannya, mungkin hanya sebagai imbangan pengetahuan saja, dan rasanya masih
perlu dicari titik-titik temunya di dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika.
___________
[1]. YF La Kahija. Mencintai Kearifan Lokal. Harian Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Hlm. 6.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
xxi
(*)
Foto 0.5: Dua Putra Indonesia yang Mewariskan Naskah-naskah untuk Masyarakat
Candra-ideal Indonesia adalah manusia dengan watak-watak yang tumbuh dari diri
manusia itu sendiri, melalui suatu perjalanan hidup yang sangat sulit, dan merupakan
tingkat akhir dari perkembangan kemanusiaan. Perjalanan tersebut telah sukses dilalui
oleh orang yang bernama R. Soenarto Mertowardoyo, sebagai satu-satunya kasus studi
penelitian kualitatif dokter Soemantri Hardjoprakoso, neurolog-psikiater untuk mendapatkan gelar doktor dalam Ilmu Kedokteran Jiwa.
Akhirnya, dua orang putra Indonesia tersebut di atas dalam perjalanan hidupnya telah
membuktikan hipotesis Jung tentang intuisi. Sejak itu Candra Jiwa Indonesia (Soenarto
Mertowardojo) berdiri sejajar bahkan lebih lengkap dari candra jiwa sebelumnya dari
Alfred Adler, Carl Gustav Jung, dan Sigmund Freud.
__________
[*].http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-aksnc3/11542_239583614847_233224709847_4385147_ 4916146_n.jpg .
cited May 16, 2011.
xxii
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Kapten TNI-AD Soenarto Mertowardojo dan Mayor Jenderal TNI Prof. Dr. dr.
Soemantri Hardjoprakoso, Neurolog-psikiater, patut dikenang sebagai orangorang yang telah berjasa dalam memperkenalkan salah satu kekayaan intelektual
Pelestarian warisan intelektual bangsa ini perlu dilakukan karena dapat
memberikan potensi ketahanan dan persatuan bangsa. Wacana secara
positif dan pencarian titik-titik temunya Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa yang ada di dalam keyakinan, kepercayaan, dan agama-agama
masih perlu dikerjakan di dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika.
bangsa Indonesia. Ketika buku ini tengah dipersiapkan, suasana ibu kota masih
marak dilanda berita-berita tentang terorisme dan isu Negara Islam Indonesia.
Terbetik pula berita di surat kabar ibu kota [1] bahwa pemerintah akan
merevitalisasi pelajaran agama di lembaga pendidikan, bahkan Pancasila akan
diajarkan kembali di bangku-bangku sekolah.
Revitalisasi ini tidak hanya pada pelajaran agama Islam, tetapi juga semua
agama. Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh di sela-sela Musyawarah
Rencana Pembangunan Nasional 2011 di Jakarta menyatakan: Diyakinkan
kepada mereka bahwa di negara ini sudah ada empat pilar kebangsaan, yakni
Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Revitalisasi akan
dilakukan dengan menitikberatkan pembangunan karakter, terutama membangun kecintaan terhadap negara yang berbasis kasih sayang, apresiasi, dan
toleransi.
Belajar dari Candra Jiwa Indonesia, judul buku ini, sekiranya dibaca oleh
penulis dengan kacamata jantung manusia, alat yang paling aktif hidup di dalam
tubuh manusia, kita, dan kacamata hati, maka diberikan judul alternatif:
Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond, suatu perjalanan menyelam di pusat lautan hidup yang terdalam,
__________
[1] Nashih Nashrullah. Pelajaran Agama Segera Direvitalisasi. Republika, Jumat, 29 April 2011, Hlm. 12.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
xxiii
Entah mana sebab mana akibat, sebagian produk kebudayaan kita kemudian diabdikan untuk melayani keengganan
masyarakat terhadap sesuatu yang serius
(Bre Redana)
__________
Bre Redana. Wacana, Pemikiran Pamit Mati. Kompas, Minggu 23 Oktober 2011. hal. 20.
xxiv
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
xxv
mengurangi dan
(Soemantri Hardjoprakoso)
Wacana 0.3: NKRI sebagai Bentuk Negara dan Pancasila sebagai Dasar Negara
Bung Karno di Ende (Flores) salah satu situs awal penggalian nilai-nilai Pancasila. Bung
Karno mengisahkan, Di Pulau Flores yang sepi, di mana aku tidak memiliki kawan, aku
telah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di bawah sebatang pohon di halaman rumahku, menurunkan ilham yang di turunkan oleh Tuhan, yang kemudian dikenal sebagai
Pancasila (Adams 2011: 240).
Di luar kontroversi persoalan semantik (pilar), demikian opini Yudi Latif, pemikir kebangsaan dan kenegaraan dalam mengenang kepergian Taufiq Kiemas, seorang tokoh nasional
yang telah menjadi jembatan kebangsaan dan telah berhasil menghidupkan peran lembaga permusyawaratan yang cenderung melempem pasca-Orde Baru itu dengan memosisikannya sebagai penggalang kesadaran konsensus dasar kebangsaan yang disebut Empat
Pilar. Tokoh pemersatu bangsa ini tutup usia dalam usia 70 tahun, Sabtu (8/6) pukul
19.05 atau 18.05 WIB di Singapura.
Ketua MPR Taufiq Kiemas (TK) yang di makamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional
Kalibata Jakarta, Minggu 9 Juni 2013, harus diberikan penghargaan karena kegigihannya
dalam menyadarkan bangsa. Masyarakat selalu diingatkan akan pentingnya Pancasila
sebagai dasar negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai sesanti negara.
__________
Yudi Latif. TK dan Jembatan Kebangsaan. Opini. Kompas, Senin, 10 Juni 2013
xxvi
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
bumi pertiwi. Barangkali hal ini merupakan suatu upaya yang masih langka
dilakukan oleh orang lain. Diperlukan semangat kebersamaan yang tinggi antara
penulis dan pembacanya untuk mencapai tujuan yang mulia tersebut untuk saling
Manakala buku ini bermanfaat untuk kesehatan mental spiritual bagi
Siapa saja terutama masyarakat strata paling bawah, dan terpinggirkan
aksesnya, ternyata masih dapat juga mencapai ke sana, maka ia telah
menyempurnakan darmanya sebagai sebuah buku yang berguna.
berbagi pengalaman hidup. Oleh karena itu sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan buku ini di masa datang, serta untuk kepentingan
pembelajaran kita bersama.
Akhirnya, saya ucapkan selamat membaca dan memahami isi buku ini.
Semoga bermanfaat bagi kehidupan yang nyata.
Terima kasih atas perhatiannya.
Penulis
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
xxvii
Pusat
Imateri
(SPIRITUAL)
Makrokosmos
(Dunia Luar)
Dimensi-4
Dimensi-1
(MENTAL)
Dimensi-3
Mikrokosmos
(Dunia Dalam)
(FISIK)
Dimensi-2
Sadar Pribadi
(Ego)
Anganangan
Perasaan
Nafsunafsu
KOSMOLOGI
ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dengan 4-Dimensinya)
Fisik (Soma, jasmani kasar, D2), Mental (Psike, jasmani halus, jiwa, D3), Spiritual (Pusat Imateri, D4)
xxviii
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
PROLOG
Profesi dokter telah lama menjadi sorotan masyarakat terutama sekitar
awal tahun 2000, sehingga banyak kasus dipaparkan di media cetak dan
Candra Jiwa Indonesia (Soenarto) sejajar dengan candra
jiwanya Sigmund Freud, Carl Gustav Jung, dan Alfred Adler.
--Soemantri Hardjoprakoso
elektronika. Sejak saat itu, salah satu fakultas kedokteran terkemuka di Indonesia
telah terpanggil untuk memperbaiki mutu kepribadian lulusannya dalam bidang
empati, agar komunikasi dokter-pasien menjadi lebih efektif dan harmoni. Hal ini
diupayakan untuk mengembangkan ilmuwan yang berbudi luhur serta mengutamakan kejujuran dalam mencari kebenaran.
Untuk mengetahui apa yang perlu diperbaiki, diperlukan pengertian
tentang apa yang ada dalam jiwa manusia, bagian mana yang berfungsi sebagai
pengendali perubahan (angan-angan), kekuatan yang dikendalikan (nafsu-nafsu),
serta suasana yang terjadi (perasaan) akibat interaksi di dalamnya. Apa saja fungsi
tertinggi yang ada pada masing-masing kekuatan itu serta kemungkinan
terjadinya perkembangan jiwa manusia terutama kesadarannya, menjalani proses
evolusi terakhirnya. Adalah suatu kebutuhan untuk mengetahui siapakah sang
aku itu sebenarnya dan di manakah posisinya di dalam jiwa? Cogito ergo sum
telah mencoba menjawabnya sebagai ungkapan Ren Descartes (1596--1650),
seorang filsuf Perancis yang maksudnya adalah aku berpikir, maka aku ada
(1619: Je pense, donc je suis; I think, therefore I am).
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
xxix
xxx
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
senyum. Makhluk yang berpikir memiliki kesadaran sang aku dan bernama
manusia ini tentu berada di dalam dunia yang merupakan bagian dari alam
semesta. Sekaligus hidup dalam kurun waktu tertentu. Hal ini berarti, ia berada di
antara kurun waktu sebelum dan sesudah sang aku ada.
Di sinilah jawabannya ketika sering ditanyakan apakah candra jiwa itu?
Jawaban yang sederhana adalah pengetahuan tentang posisi dinamis ego seorang
manusia di dunia kecilnya (mikrokosmos). Posisinya di alam semesta (makrokosmos) digambarkan dalam candra dunia. Sang aku memang terbatas, bisakah ia
mengalami perkembangan dan kemajuan? Ini adalah pertanyaan berikutnya.
Kebutuhan pada pengetahuan tentang konsepsi manusia dan dunia,
mungkin dapat dipakai sebagai titik awal dan sebagai dasar cara memaknai hidup.
Dari pengetahuan ini, pada saat yang sama dapat diupayakan sebagai suatu
pendidikan mental spiritual, pencegahan, dan pengobatan penyakit jiwa.
Atau justru sebaliknya, empati perlu diberikan kepada siapa saja yang
menekuni Candra Jiwa Indonesia ini sebagai kompas dalam mengarungi samudra
kehidupan dengan gelombang yang bergelora, arus laut dan angin yang tidak
menentu, berbagai posisi rintangan batu karang, serta gangguan makhluk ganas
lainnya.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
xxxi
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
BAB I
SANG AKU
1.1 Pendahuluan
Ego (sang Aku) adalah yang mewakili seluruh fungsi jiwa dan raga manusia.
Menurut Candra Jiwa Indonesia secara strukturil berasal dari ciptanya manusia.
Candra Jiwa Freud dan Adler tidak memiliki unsur ketuhanan. Jung
membuka wacana dengan menempatkan Das Selbst, suatu kesadaran
kolektif sebagai eksistensi yang tertinggi dan Soemantri membuat rincian
yang lebih jelas berdasarkan intuisi R. Soenarto Mertowardojo.
_________
http://sidoxia.files.wordpress.com/2011/04/freud.jpg cited June 1,2011
2
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
dirinya dan sebagai sangaku/ego, das Ich. [1] Kesadaran melekat pada sang aku,
selanjutnya dia-lah yang menguasai pintu-pintu yang membuka kemungkinan
bergerak. Menyalurkan, mengakomodasikan ketegang-an-ketegangan yang ada di
dalam dirinya sendiri dan dunia luar. Instansi di dalam jiwa tersebut juga
mengawasi semua kejadian di dalam bagian-bagian yang akan tidur di waktu
malam serta menjadi sensor mimpi di dalam tidurnya. Melalui sang aku pula
pengecualian-pengecualian terhadap keinginan jiwa tertentu ditonjolkan dalam
dirinya dengan segala aktivitasnya.
Sang aku adalah bagian dari das Es (Id) yang diubah oleh pengaruh langsung dari dunia luar dengan perantara kesadaran, sampai tingkat tertentu
merupakan kelanjutan dari differensiasi permukaan. Kesimpulannya adalah
bahwa sang aku merupakan produk dari bertemunya dan saling mempengaruhinya das Es dengan dunia luar.
Menurut Freud yang pertama kali bereksistensi adalah das Es yang asadar. Karena sang aku terjadinya juga dari das Es
____________
[1]. Sigmun Freud: Das Ich und das Es. Internation. Psychoanal. Verlag. Leipzig, Wien, Zurich, 1923, h.
14.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
MAKROKOSMOS
[ASAS KENYATAAN]
DUNIA LUAR
================l Pancaindra l==============================
(Soma)
Manusia
FISIK
-------------------------------------------------(Psike)
(Jiwa)
MENTAL
[SUPER EGO]
[EGO]
[DAS ES]
...endapan filogenetis
[ASAS KENIKMATAN]
-Nafsu seks
-Nafsu kematian
======================================================================
SPIRITUAL
Bagan Transenden 1.2.1: Sang Aku dan Das Es adalah adalah Dua Sentra Otonom
Sang aku (Ego) dengan alam sadarnya adalah akal dan sifat kehati-hatian, kebalikan dari
das Es yang bersifat alam asadar dengan isi dorongan nafsu-nafsu. Awalnya sang aku
adalah diferensiasi dari permukaan das Es (Id), akibat interaksi dengan dunia luar, terlihat
suatu pertentangan tertentu di antara sang aku dan das Es.
Kenyataan bahwa sang aku dan das Es yang saling berhadapan menunjukkan adanya kemandirian dua sentra, kompleks, atau vitalitas yang otonom. Akal dan sifat kehati-hatian
berhadapan dengan nafsu-nafsu. Di dalam das Es yang senantiasa ingin bermanifestasi
adalah nafsu seks dan nafsu mati. Das Es [asas kenikmatan], Dunia Luar [asas kenyataan],
dan Uber Ich adalah lawan sang aku. Di dalam sistem Freud Uber Ich (Aku Ideal) sebagian
juga berasal dari sang aku, sebaliknya oleh das Es diisi endapan-endapan filogenetis sifat
turun-temurun dari individu ke individu.
Uber Ich juga disebut sebagai Ich Ideal itu berlawanan dengan bagian-bagian lain dari sang
aku, lebih baik disebut bagian-bagian kesadaran.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
4
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
(karena pengaruh dari dunia luar) maka ada hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi antara sang aku dengan das Es. [2] Pengaruh dari dunia luar beruDas Es karena pengaruh dari dunia luar yang dibawa sang aku kepadanya selain untuk menonjolkan diri juga untuk menempatkan asas
kenyataan diatas tempatnya asas kenikmatan. Asas kenikmatan
inilah yang memerintah das Es secara absolut.
saha dibawa sang aku kepada das Es disamping untuk menonjolkan diri juga
menempatkan asas kenyataan diatas tempatnya asas kenikmatan. Asas kenikmatan inilah yang memerintah das Es secara absolut.
Sang aku tampaknya sesuatu yang bisa kita sebut sebagai akal dan sifat
kehati-hatian, jadi kebalikan dari das Es yang isinya nafsu-nafsu. Meskipun sang
aku merupakan diferensiasi dari permukaan das Es, terlihat suatu pertentangan
tertentu di antara sang aku dan das Es. Pertentangan ini hanya dapat
dimungkinkan, kalau sang aku dan das Es saling berhadapan sebagai dua sentra
(kompleks) yang otonom, dan isinya: sadar berhadapan dengan asadar; akal dan
sifat kehati-hatian berhadapan dengan nafsu-nafsu.
Di dalam das Es (Id) nafsu-nafsu berkuasa tanpa dapat dikendalikan, dan
yang senantiasa ingin bermanifestasi adalah nafsu seks dan nafsu mati.
Manifestasi itu oleh sang aku disesuaikan dengan syarat-syarat kenyataan dari
dunia luar. Asas kenyataan (dunia luar) dihadapkan dengan asas kenikmatan
(nafsu-nafsu) yang keluar dari das Es, dan sang aku berada di antaranya. Di dalam
sistem Freud, sang aku masih mempunyai lawan ketiga yaitu, Uber Ich, yang
sebagian juga berasal dari sang aku, tetapi sebaliknya oleh das Es diisi endapanendapan filogenetis. Uber Ich juga disebut sebagai Ich ideal itu berlawanan
dengan bagian-bagian lain dari sang aku, lebih baik disebut bagian-bagian
kesadaran.
____________
[2]. Sigmun Freud: Das Ich und das Es. Internation. Psychoanal. Verlag. Leipzig, Wien, Zurich, 1923,
h.27.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
FREUD
Dunia Luar
ASAS KENYATAAN
EGO
Das Es
Nafsu Seks
Nafsu Kematian
ASAS KENIKMATAN
Uber Ich
Etika
Moral
Agama
ASAS KELUHURAN
Diagram Transenden 1.2.1: Uber Ich Berisi Etika, Moral, dan Agama
Sesungguhnya Uber Ich (Super Ego) itu terjadi karena identifikasi dengan ayah. Identifikasi semacam ini berwatak deseksualisasi atau self-sublimasi. Freud meletakkan etika,
moral dan agama di dalam Uber Ich. Penulis ingin menggolongkannya sebagai asas
keluhuran, seraya memperhatikan asas tumpang tindihnya dengan Das Es dan Dunia Luar.
Sebagai akibat dari konfrontasinya das Es dengan kenyataan dari dunia luar. Semua agama
sesuai pandangan Freud dibangun sebagai bentuk pengganti keinginan ayah. Perasaan
ketidak sempurnaan, serba kekurangan dari yang ideal sangat dihimbau, dirasakan oleh
para pemeluk agama.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
6
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
______________
[3]. Sigmun Freud. Das Ich und das Es. Internation. Psychoanal. Verlag. Leipzig, Wien, Zurich, 1923,
h.40.
[4]. Idem, h. 43.
[5]. Idem, h.71.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
[ASAS KENYATAAN]
DUNIA LUAR
Alam
Sadar
Fenomena Gunung Es
Ego
Super
Ego
[ASAS KELUHURAN]
Alam Prasadar
Alam Asadar
Das Es
[ASAS KENIKMATAN]
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
8
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
dan para pembesar telah menjalankan peranannya sebagai ayahnya. Perintahperintah dan larangannya oleh Ich Ideal tetap ditaati dan kini hal-hal itu berpengaruh sebagai kata hati dan sensor moral. Ketegangan yang timbul di antara
tuntutan hati nurani dengan perbuatan dari sang aku dialami sebagai rasa bersalah. [6]
Realitas yang berdiri didepan sang aku memiliki dua bentuk. Pertama,
sebagai realitas sekilas di dunia luar, yang bisa datang pada sang aku setelah
dipandang. Kedua, sebagai dunia luar yang telah diinventarisasi sebagai Uber Ich
yang bisa berpengaruh pada sang aku melalui pengalaman.
Batas-batas sang aku sampai di asadar. Kesadaran berintikan sang aku.
Baik kearah das Es maupun ke arah Uber Ich sang aku semakin kearah asadar. Hal
tersebut merujuk pendapat Freud bahwa berfikir dengan menggunakan bentukbentuk hanya merupakan suatu kesadaran yang tidak sempurna sama sekali. [7]
Bukan hanya yang terdalam saja, tetapi juga yang tertinggi dari sang aku dapat
menjadi asadar (mengritik diri sendiri/ selfkritik, kata hati, rasa bersalah yang
bersifat asadar). [8]
____________
[6]. Sigmun Freud: Das Ich und das Es. Internation. Psychoanal. Verlag. Leipzig, Wien, Zurich, 1923,
h.44.
[7]. Sigmun Freud: Das Ich und das Es. Internation. Psychoanal. Verlag. Leipzig, Wien, Zurich, 1923,
h.21.
[8]. Idem, h. 30.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
D1
MAKROKOSMOS
[ASAS KENYATAAN]
DUNIA LUAR
(FISIK)
MIKROKOSMOS
Manusia
------------------------------------------------D3 (MENTAL)
(Jiwa)
KEJAM~
~[SUPER
(Alam Sadar)
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Akhirnya sang aku berdiri di antara tiga faktor, yaitu: dunia luar, das Es
dan Uber Ich. Das Es terhadap sang aku filogenetis lebih tua, dan aku lebih tua
terhadap Uber Ich. Tidak ada jalan keluar bagi sang aku selain tetap berada di
Semua agama pada dasarnya dibangun sebagai bentuk pengganti
keinginan seperti ayah. Pendapat bahwa dirinya sendiri tidaklah
sempurna dibanding dengan sesuatu yang ideal, akan menghasilkan
perasaan nalangsa, perasaan serba kekurangan. Hal inilah yang sangat
dihimbau, diungkapkan oleh para penganut agama. (Sigmun Freud).
antara ketiga faktor tersebut. Dunia luar dan sang aku tidak mempunyai faktorfaktor persamaan. Di dalam das Es terdapat kompleks-kompleks terdesak yang
dulu pernah sadar, nafsu seks yang imanen, dan nafsu mati.
Dalam perkembangan dari das Es ke Uber Ich melalui sang aku, kita lihat
suatu garis tertentu yang ada sangkut pautnya sedikit dengan moral. Das Es itu
amoral sama sekali, sang aku berusaha untuk bermoral, Uber Ich dapat menjadi
sangat bermoral dan kemudian begitu kejam seperti das Es. Moral yang telah
disinggung Freud seluruhnya berasal dari faktor-faktor dunia luar.
Agama dan batasan-batasan kesusilaan yang timbul karena Oedipuskompleks menurut Freud sebenarnya telah ditundukkan. Sementara itu perasaan
sosial timbul karena ada paksaan untuk mengalah dalam persaingan di antara
anggauta-anggauta generasi baru. Candra Jiwanya Freud dituduh tidak mengandung hal-hal yang bersifat agung dan susila, namun hal itu ditangkis dengan
pernyataan bahwa Ich-ideal atau Uber-Ich adalah makhluk yang lebih tinggi,
sebagai wakil dari hubungannya dengan orang tua. Dengan sendirinya diakui
sinyalemen bahwa di dalam diri manusia memang tidak ada sesuatu yang agung,
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
11
FREUD
Dunia Luar
ASAS KENYATAAN
EGO
Das Es
Nafsu Seks
Nafsu Kematian
Pedoman
Hidup
Individu
.
ASAS KENIKMATAN
Uber Ich
Etika
Moral
Agama
ASAS KELUHURAN
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
karena Uber-Ich terjadi karena tuntutan dari dunia luar, baik langsung melalui
sang aku, maupun melalui das Es sebagai pengalaman filogenetis, jadi juga oleh
kemenangan dunia luar.
Sang aku berdiri di antara tiga faktor, yaitu: dunia luar, das Es dan
Uber Ich.
Das Es terhadap sang aku filogenetis lebih tua, dan aku lebih
tua terhadap Uber Ich. Tidak ada jalan keluar bagi sang aku selain tetap
berada di antara ketiga faktor tersebut. (Sigmun Freud).
Soemantri tidak bisa melepaskan diri dari kesan (yang mungkin dapat
diperdebatkan) bahwa Freud meletakkan agama, kesusilaan dan moral sejajar
dengan naluri berkelompoknya binatang buas, dan naluri untuk tidak saling
menerkam guna menjaga kelangsungan jenisnya. Pedoman hidup individu bagi
Freud adalah asas nikmat dan tidak nikmat. Tuntutan masyarakat (berbahagia)
adalah laksana batu karang-batu karang yang teguh di tengah laut. Individu
ibarat perahu dengan daya pendorongnya adalah motor, jalur dan kecepatan
perahu dalam berlayar harus disesuaikan dengan adanya batu karang-batu karang
tersebut.
Sifat dari nafsu adalah ingin mempertahankan, nafsu mati ingin kembali ke
hidup organik. Nafsu seks ingin hidup terus dalam suasana nikmat yang optimal.
Nafsu seks Lambat-laun sampai pada suatu metamorfosis, suatu sublimasi
dengan bertambahnya usia. Dengan demikian seksualitas hilang setelah usia
semakin tua. Nafsu untuk hidup terus tetap ada, Lambat-laun menyesuaikan diri
dengan nafsu mati. Nafsu mati mengalami kemenangan dengan datangnya ajal.
Kalau membandingkan letak sang aku dalam sistim Freud dengan yang dari
Candra Jiwa Indonesia (lihat skema-4), adalah diterimanya suatu asas imateri di
dalam Candra Jiwa Indonesia, yang merupakan bagian hakiki dari manusia, dan
eksistensinya tidak tergantung dari hidup jasmani (berdaulat mutlak). Lagi pula,
pusat imateri itu bersifat primer , dan dari situ asalnya hidup organik. Pusat
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
13
MAKRO KOSMOS
[ASAS KENYATAAN]
DUNIA LUAR
Manusia: MAKROKOSMOS
------------------------------------------------Psike~
~Jiwa
[SUPER EGO]~
[EGO]
Alam Sadar
Alam Asadar
. . . (??)
[ASAS KENIKMATAN]
[DAS ES] . . . . . . . . . endapan filogenetis
-Nafsu seks
-Nafsu kematian
======================================================================
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
14
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
15
MAKRO KOSMOS
[ASAS KENYATAAN]
DUNIA LUAR
(Soma)
------------------------------------------------[SUPER EGO]~
(Psike)
[EGO]
Alam Sadar
Alam Asadar
. . . (??)
[ASAS KENIKMATAN] [DAS ES]...endapan filogenetis
-Nafsu seks
-Nafsu kematian
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
16
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Campurtangan ini disebut intuisi, ilham atau wahyu dan dilukiskan sebagai
perjumpaan antara sadar idividual dengan sadar kolektif. Tetapi, pertemuan
tersebut dapatnya berlangsung hanya atas kehendak dari sadar kolektif. Hati
Pertumbuhan hati nurani berlanjut sampai tidak terbatas. Seperti pada
pertemuan sang aku dengan dunia luar, maka kedua-duanya itu selalu
terpisah. Dalam perkembangan individu, tidak ada akhirnya. Sifat-sifat
suprasosial mampu dicapai oleh sang aku dan berkembang sedemikian
rupa sehingga nafsu-nafsu tidak dapat mempengaruhinya lagi.
nurani itu dalam Candra Jiwa Indonesia direalisir, dan pada realisasi yang terakhir
disebut Pamudaran, hati nurani sudah tidak dibutuhkan lagi. Jadi Pamudaran
disini adalah peristiwa pembebasan sang aku dari keadaan terjepit di antara hati
nurani, asadar dan dunia luar.
Asadar juga hilang karena sadar kolektif, tempat Pamudaran itu terjadi dan
meru-pakan pusat imateri, tidak mengandung asadar. Penyebutan asadar hanya
berlaku selama ada individualitas. Dengan hilangnya individualitas, hilang pula
batas antara pribadi dengan dunia luar. Jadi tidak ada perbedaan lagi antara
dunia luar dan dunia dalam.
Mengenai asadar selain ada banyak persamaan juga ada banyak perbedaan
dalam sistim Freud dan sistim Candra Jiwa Indonesia. Bagi Freud yang ada hanya
asadar individual. Ia tidak menerima asadar kolektif, walaupun ia mengemukakan kemungkinan faktor-faktor filogenetis yang bersifat keturunan. Endapan
filogenetis ini bisa cukup diterangkan dengan sifat turun-temurun dari individu ke
individu.
Di dalam Candra Jiwa Indonesia diterima adanya asadar kolektif
berdasarkan pengalaman Bayu Sejati, suatu potensi yang dapat digunakan tidak
tergantung dari ruang dan waktu. (Telepathi, walaupun mata ditutup dapat me-
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
17
MAKRO KOSMOS
Dunia Luar
D1
(NAFSU: ..)
(: Mutmainah, Luamah)
(: Sufiah, Amarah)
Id
Nafsu
D3
Ego
Aku
SuperEgo
(Hati Nurani)
[MENTAL]
Asadar Individu
Sadar Individu
Aku Luhur
(Hati Nurani)
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
ngemudikan kendaraan di kota yang ramai). Jadi harus ada yang kolektif, yang
menjembatani batasan-batasan ruang dan waktu. Karena sampai kini tidak
disadari oleh sang aku, maka disebut asadar kolektif.
Candra Jiwa Indonesia memasukkan pusat imateri sebagai bagian hakiki dari manusia, berdaulat mutlak, dan eksistensinya tidak tergantung
dari hidupnya badan/jasmani. Das Uber Ich (Freud) bedanya itu dari
hati nurani yang realisasi terakhirnya sebagai Pamudaran, mulai saat
itu hati nurani sudah tidak dibutuhkan lagi, ia bersifat sementara saja.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
19
MAKROKOSMOS
Dunia Luar
MIKROKOSMOS
Soma
Dunia dalam
-------------------------------------------------(NAFSU: ..)
(: Kematian)
(: Seks)
Psike
(NAFSU: ..)
(: Mutmainah, Luamah)
(: Sufiah, Amarah)
Id
Nafsu
Ego
Aku
Super Ego
(Hati Nurani)
Aku Luhur
(Hati Nurani)
Pusat Imateri
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Seluruh badan/jasmani kasar adalah pendukung dan sumber dari keempat nafsu,
sedangkan angan-angan dalam arti sempit adalah penampungnya. Angan-angan,
Sebagai sumber dan pendukung keempat nafsu adalah fisik (soma) dan
penampungnya adalah angan-angan dalam arti sempit. Nafsu untuk
hidup terus tetap ada, Lambat-laun menyesuaikan diri dengan nafsu
mati. Nafsu mati mengalami kemenangan dengan datangnya ajal.
baik dalam arti luas maupun dalam arti sempit sama-sama berhubungan erat
dengan nafsu-nafsu, sehingga semua gerakan dari nafsu-nafsu dapat diasosiasikan
dengan gambaran-gambaran penglihatan atau gambaran-gambaran ingatan,
sadar atau tidak sadar. Sikapnya sang Aku terhadap nafsu-nafsu dalam kedua
candra jiwa itu ada persa-maannya dan juga ada perbedaannya. Pada keduanya
letak sang Aku berhadapan dengan asadar.
Das Es hanya merupakan dunia luar yang lain dari sang Aku yang hendak
dika-lahkannya, kata Freud. Dari das Es dirampasnya libido, dan mengganti
kedudukan-kedudukan objek dari das Es menjadi bayangan-bayangan sang Aku.
Dengan bantuan dari Uber Ich dengan cara yang masih gelap bagi kita ditimbanya
dari dalam das Es pengalaman-pengalaman dari zaman lampau yang telah
menumpuk.
Sang Aku dalam Candra Jiwa Indonesia ideal bersifat oposisi terhadap
luamah. Sikap luamah yang negatif harus diubah menjadi tahan menderita secara
fisik dan semen-tara itu juga harus mengarahkan diri, tunduk pada mutmainah.
Sang Aku dalam kedua candra jiwa itu bersifat berdaulat.
Dengan mengikutsertakan proses pemikiran, dicapailah suatu penundaan
dari ledakan motorik dan dikuasailah pintu-pintu masuk daya gerak. Menurut
Freud, keku-atan yang disebut terakhir ini benar-benar lebih formal daripada
nyata. Sang Aku dalam hubungannya dengan perbuatan, kira-kira mengambil
sikap bagaikan seorang raja konstitusional; tanpa sangsinya tidak ada yang dapat
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
21
MAKROKOSMOS
Dunia Luar
MIKROKOSMOS
Dunia dalam
(Soma)
Asadar Biologis
------------------------------------------------(NAFSU: ..)
(: Kematian)
(: Seks)
(NAFSU: ..)
(: Mutmainah, Luamah)
(: Sufiah, Amarah)
Id
Ego
Super Ego
(Hati Nurani)
Nafsu
Aku
(Psike)
Asadar
Sadar Individu
Aku Luhur
(Hati Nurani)
Bagan Transenden 1.2.7: Sang Akunya Freud Tidak Punya Jalan Ke Pusat Imateri
Seandainya pusat imateri dengan sadar kolektifnya dihapus dari Candra Jiwa Indonesia,
maka kita akan melihat persamaan dengan sistimatiknya Freud (tidak percaya adanya
Tuhan). Sang aku tidak mempunyai jalan keluar untuk melebur diri di dalam sadar kolektif,
dan tidak bisa melepaskan diri dari keadaan terjepit di antara asadar, hati nurani dan dunia
luar. Hati nurani masih merupakan suatu kemungkinan eksistensi, tetapi kesadaran sang
aku masih tetap, dan karena itu selalu ada pemisahan antara sadar dan asadar, antara
dunia luar dan dunia dalam.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
22
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
23
(Soma)
Badan/jasmani halus
(Psike)
EGO
SUPER EGO
TheGate
Pusat Imateri
Sadar Kolektif
Diagram Transenden 1.2.4: Eksistensi yang Terpisah dari Psike setelah Kematian
Setelah badan/jasmani kasar (soma) mati, Candra Jiwa Indonesia menerima adanya suatu
kemungkinan eksistensi yang terpisah dari psike (badan/jasmani halus). Perspektif ini
masih dimungkinkan tanpa bantuan dari sadar kolektif yang imateri. Psike yang terpisah
itu masih mengalami perubahan-perubahan, yang diartikan sebagai suatu penderitaan.
Bandingkan dengan eksistensi di dalam sadar kolektif, yang tidak berubah.
Candra Jiwa Indonesia mengemukakan suatu tujuan hidup mencapai sadar kolektif. Pintu
masuknya (The Gate) juga terletak dalam jangkauan sang aku. Hal ini akan dijumpai dalam
sistimnya Jung. Ongkosnya adalah pengorbanan kesadaran individual (sang aku). Jalannya
tidak melewati rambu-rambu asosial, justru sebaliknya yaitu menyesuaikan diri baik-baik
dengan masyarakat yang telah memberi pengalaman, tanggapan dan melakukan koreksikoreksi khusus. Dengan dilewatinya jalan Pamudaran itu, maka semakin longgar jepitan
sang aku di antara dunia luar, hati nurani dan asadar. Dari sinilah mengalir potensi
terapeutik, sebagai hasil sekunder.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
24
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
masih dimungkinkan tanpa bantuan dari sadar kolektif yang imateri. Candra Jiwa
Indonesia menerima adanya suatu kemungkinan eksistensi yang terpisah dari
psike (badan/jasmani halus) setelah badan/jasmani kasar mati.
Bedanya dengan konsep Freud, dalam Candra Jiwa Indonesia sang aku
tidak hanya dinamis, bahkan dapat tumbuh terus sampai menjadi kesadaran kolektif, dimana individualitasnya tenggelam. Itu adalah yang
menjadi tujuan manusia pribadi dan umat manusia, pintu masuknya
terletak di dalam pudarnya sang aku itu sendiri .
Psike dalam keadaannya yang terpisah itu tidak terlepas dari perubahanperuba-han. Maka hal itu diartikan sebagai suatu penderitaan, kalau kita mau
membandingkan lagi eksistensi ini dengan eksistensi di dalam sadar kolektif, yang
tetap tenteram dan tidak berubah. Candra Jiwa Indonesia mengemukakan suatu
tujuan bagi manusia pribadi dan bagi umat manusia. Hal ini akan kita jumpai
dalam sistimnya Jung. Tujuannya adalah mencapai keadaan sadar kolektif. Pintu
masuk ke situ letaknya di dalam sang aku.
Biaya yang diminta adalah pengorbanan kesadaran individual, yaitu
kesadaran sang aku. Jalannya tidak ada yang melewati garis-garis asosial. Bahkan
sebaliknya yaitu apabila dapat menyesuaikan diri baik-baik dengan masyarakat
sebagai perantara yang memberi pengalaman, tanggapan dan melakukan koreksi
dalam hal-hal tertentu.
Lambat-laun perantara ini berubah menjadi suatu objek yang oleh manusia
yang telah wudar diberikan kasih sayangnya yang tak terbatas. Dengan
dilewatinya jalan Pamudaran itu, maka semakin longgar jepitan sang aku di antara
dunia luar, hati nurani dan asadar. Dari sinilah dialirkan efek-efek terapeutik
(sekunder).
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
25
__________
http://3.bp.blogspot.com/_8DOKPS1ki3M/TP59n4hX-KI/AAAAAAAAABI/NHejjfN3s9M/s1600/11adler.jpg cited
June 1, 2011
26
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
13.3
ALFRED ADLER
Jika kita mengikuti sistim Adler, yang menarik perhatian ialah bahwa
manusia itu terikat dan diikat oleh masyarakat. Tidak ada kehidupan yang lebih
Adler menuntut kepada manusia untuk mengambil satu-satunya sikap
yang baik dan betul, ialah agar mangakui masyarakat sebagai penguasa
yang tertinggi. Seluruh kehidupan pribadi hendaknya diikatkan ke sana.
baik dari masyarakat oleh karena itu sebaiknya seluruh pribadinya yang terikat
kepada kehidupan diikatkan ke sana. [1] Tuntutan Adler kepada manusia ialah
untuk mengambil satu-satunya sikap yang betul, yaitu agar mangakui masyarakat
sebagai penguasa tertinggi.
Penyesuaian kepada masyarakat bagi Adler bukan saja tujuan tetapi juga
keharusan, agar dapat menjaga perkembangan manusia yang bebas dari gejalagejala salah yang sifatnya mengganggu. Sejak dulu Adler mengaku telah berpegangan kepada masyarakat karena persoalan hidup mempunyai tiga persoalan
besar yaitu persoalan hidup bermasyarakat, pekerjaan dan kasih sayang. [2]
Hanya ada satu motif bagi Adler yaitu masyarakat sebagai faktor luar, yang di
dalam diri manusia menumbuhkan suatu rasa kebersamaan, yang bertindak
sebagai hati nurani.
Jadi tidak ada suatu hal yang asli yang bersifat imanen, yang harus dihadapi
atau dituju oleh manusianya Adler. Yang dilihat oleh Adler sebagai sesuatu yang
imanen adalah kompleks rendah diri, dibarengi atau tidak dengan kenyataan
organis. Kompleks rendah diri ini yang tidak terpisahkan dari manusia,
merupakan tenaga pendorong bagi eksistensinya di dalam masyarakat. Kemajuan
yang dicapai oleh sang manusia di dunia luar, adalah bukti kemenangannya atas
____________
[1]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h.
[2]. Idem, h. 25.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
27
MAKROKOSMOS
[ASAS KENYATAAN DI MASYARAKAT]
Dunia Luar
EGO:
Bagan Transenden 1.3.1: Ego yang Terjepit Rasa Bermasyarakat dan Rendah Diri
Menurut Adler semaksimal mungkin manusia menggerakkan jiwanya pasti tidak akan
sampai mencapai tujuannya yang sempurna. Tetapi upaya mencapai titik yang tinggi itu
akan memberikan perasaan tenang, nilai-nilai tertentu, dan kebahagiaan. Karena masyarakat berubah pada saat berikutnya muncul daya tarik yang lain. Perasaan rendah diri
yang dimilikinyalah tetap akan mendorong (daya dorong) dia untuk mencapai tujuan.
Seluruh psikologi-individual berdiri di atas dasar evolusi menjadi dasar seluruh psikologi
individual dan mengesankan dengan jelas bahwa semua usaha manusia menuju kearah
kesempurnaan.
Tujuan akhir evolusi manusia tidak pernah dikemukakan oleh Adler oleh karena itu sang
aku-nya akan selalu terjepit di antara rasa bermasyarakat dan rasa rendah diri.
(Candra Jiwa Adler)
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
28
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
____________
[3]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h. 27
[4]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h. 48
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
29
[Fisik]
[Mental]
EGO
Kebersamaan, Aktivitas, dan Kasih Sayang
(Spiritual)
Adler tidak membahas konsep spiritual/ketuhanan (dimensi-4) dan vitalitas secara mendalam di dalam candra
jiwanya. Daya dorong jiwanya adalah rasa rendah diri dan mengagungkan asas kemasyarakatan
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
30
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
dan menunjukkan
dengan jelas bahwa semua usaha manusia adalah usaha menuju kearah
kesempurnaan.
__________
[5]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h. 23
[6]. Idem, h. 9.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
31
Suatu keluarga di dataran tinggi Papua, hawa yang dingin, dan binatang piaraannya
Foto 1.3.2: Foto Keluarga di Ugimba, Puncak Jaya Papua.
Perasaan bermasyarakat, menurut Adler dapat mengalami hambatan pertumbuhan aki-bat
dimanjakannya masa kanak-kanak. Keluarga adalah satuan masyarakat yang terkecil dapat
dianggap sebagai tahap awal dari masyarakat besar.
Perhatian terhadap kelakuan anak di dalam keluarga menjadi sangat penting. Perhatian di
antaranya, sikap terhadap anak yang sakit, cacat, kerjasama dan kontaknya dengan
masyarakat akan membangun cara hidup anak dikemudian hari.
__________
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSi6zBplLBai1fTMGx7qzmTBgPjS4bI4t1aHtbqe8QUch1DfdIh cited
September 5, 2011.
32
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Kalau tidak demikian maka masyarakat yang teratur baik nantinya hanya
terdiri dari orang-orang yang mempunyai rasa rendah diri. Pengertian yang tidak
masuk akal, ini berasal dari masa kanak-kanak karena diabaikan, karena ada bakat
Alfred Adler tidak menunjukkan tujuan akhir evolusi sang akunya
manusia. Sang aku akan selalu terjepit di antara rasa rendah diri dan
rasa bermasyarakat. Kebersamaan, pekerjaan, dan kasih sayang adalah
tiga persoalan utama yang membelenggu manusia.
atau dari organ-organnya yang kurang baik (cacat). Adler memang menganggap
ada akibat dari dimanjakannya masa kanak-kanak yang dapat merintangi
tumbuhnya perasaan bermasyarakat.
Juga perlu diperhatikan apabila
menelantarkan anak akibat organ-organnya yang kurang baik. [7]
Karena keluarga dapat dianggap sebagai tahap awal dari masyarakat besar,
sangatlah penting memperhatikan bagaimana kelakuan anak di dalam keluarga.
Hubungannya dengan saudara-saudaranya, perbuatan orang tua pada waktu anak
sakit, dan perasaan untuk bekerja sama di dalam keluarga, semuanya itu bahan
untuk membangun cara hidup anak selanjutnya. Sikapnya terhadap saudarasaudaranya jika dipandang sebagai pelajaran, dapat menunjukkan seberapa
tingginya tingkat kemahiran anak dalam membuat kontak dengan orang lain. [8]
Tiga persoalan utama yang membelenggu manusia menurut Adler adalah
sikap kebersamaan terhadap sesama manusia, pekerjaan (aktivitas), dan kasih
sayang (cinta). Mengabdi kepada masyarakat harus dijunjung paling tinggi.
Semua bentuk kesukaran dan penyimpangan bisa dikembalikan kepada sikap
egosentripetal: 1. Penekanan kepada eksistensinya sendiri di atas keberadaan
bersama dengan orang lain. 2. Sebagai parasit terhadap pekerjaan dan pemberian orang lain di masyarakat. 3. Seperti anak kecil yang suka mengawasi orang
lain, tetapi sebetulnya ingin dirinya sendiri menjadi pusat kasihan dari orang lain
tersebut.
____________
[7]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h. 31.
[8]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h. 33-34.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
33
MAKROKOSMOS
Kedaulatan masyarakat di atas individu.
Dibantu anggautanya dengan prestasi
dan apresiasi perasaan yang positif
[MASYARAKAT IDEAL]
Dunia Luar
[EGO]:
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
34
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Semua kesukaran dapat diselesaikan dan bisa mulai sembuh kalau sikap
terhadap dunia luar telah diubah. Menurut Adler perubahan ini harus dilakukan
agar tahan bersama orang lain, artinya:
Keluarga dapat dianggap sebagai tahap awal dari masyarakat besar.
Maka sangatlah penting memperhatikan bagaimana kelakuan
anak di dalam keluarga (Aspek kebersamaan). Hubungan dengan
saudara-saudaranya, perbuatan orang tua pada waktu anak sakit, dan
perasaan untuk bekerja sama di dalam keluarga. (Alfred Adler)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
35
MAKROKOSMOS
MASYARAKAT
DUNIA LUAR
-------------------------------------------------Tigasila: kebersamaan,
aktivitas, dan cinta
Ego
Aku
(Hati Nurani)
(Hati Nurani)
===lXXXl==========l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - XXX
[SPIRITUAL]
Roh Suci
XXX
2Suksma Sejati
XXX
1Suksma Kawekas
(Adler)
(Candra jiwa Indonesia)
Pusat Imateri
======================================================================
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
36
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Syarat-syarat yang dibuat hati nurani kepada sang aku di dalam candra jiwa
Indonesia adalah sifat-sifat yang tercakup dalam Pancasila, yaitu: 1. Rela, 2.
Narima, 3. Jujur, 4. Sabar dan 5. Budi luhur. Kalau kita menganalisis lebih lanjut
Masyarakat ideal
dan mengikut sertakannya dalam perjumpaan manusia dengan dunia luar, maka
rela merupakan stabilitas afektif pada waktu manusia merelakan apa yang
menurut perasaannya memi-liki sesuatu di dunia luar. Narima adalah ketenangan
yang afektif pada saat menerima apa-apa dari dunia luar, seperti harta benda,
kebaikan, kedudukan, nasib, bencana, kebahagiaan dan lain-lainnya.
Pada narima manusia adalah pihak yang menerima. Jujur dan budi luhur
adalah alat manusia yang stabil dan afektif pada saat bersama dengan orang lain
mampu membuktikan kasih sayangnya kepada sesama manusia.
Sabar
berkenaan dengan aktifitas yang kontinyu dalam menjalankan kewajibannya di
dalam masyarakat. Jadi Pancasila menunjukkan persamaan dengan Tigasila dari
sistim Adler dan dalam bersifat ekstraversi benar-benar suatu peraturan untuk
dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat. Di dalam sikap introversi, maka
Pancasila merupakan cara membentuk watak untuk keperluan Trisila, yaitu: 1.
Sadar, 2. Percaya, 3. Taat kepada pimpinan Tripurusa (TriAspek, TreFoil) yang
bersifat imanen.
Adler tidak menunjukkan kemungkinan untuk mengaharmoniskan
hubungan-hubungan intrapsikis dengan sesuatu yang imanen di dalam diri
manusia yang eksistensinya tidak tergantung dari dunia luar. Di dalam Candra
Jiwa Indonesia secara potensiil ada jalan keluar bagi sang aku (Ego) sebagai
kompleks pengatur untuk melepaskan diri dari keadaan terjepit di antara hati
nurani, dorongan asadar, dan dunia luar.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
37
ADLER
DUNIA LUAR
(Masyarakat)
Standar Ideal
EGO
Pendorong
Hati Nurani
Rasa
Bermasyarakat
Diagram Transeden 1.3.2: Ego Sistim Adler Memerlukan Adaptasi yang Memadai
Rasa bermasyarakat sebagai hati nurani dan nafsu untuk menonjolkan diri sebagai
pendorong dalam konsep Adler selalu menjepit eksistensi sang Aku. Dunia luar sebagai
tempat masyarakat beraktivitas dipakai sebagai standar ideal. Kemampuan identifikasi
masalah dan adaptasi sang aku dengan rasa bermasyarakat akan mampu menghilangkan
ketegangan.
Lenyapnya ketegangan tersebut hanya bersifat sementara, karena masyarakat sendiri
selalu berubah. Tuntutan dari masyarakat terhadap individu juga ikut berubah. Sementara
itu kom-pleks rendah diri sebagai daya pendorong untuk menonjolkan diri tidak selalu
sama kuat. Ketika terjadi kegagalan adaptasi patut diduga sebagai penyebab neurosis.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
38
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
39
MAKROKOSMOS
MASYARAKAT
DUNIA LUAR
-------------------------------------------------Kompleks Superioritas
Ego
Kedaulatan
Angan-angan
[MENTAL]
Aku
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
40
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
sadar atau tidak sadar, kalau menginginkan hasil daripada sesuatu yang relatif.
Akibatnya ialah bahwa gambaran ideal itu harus memengaruhi rasa
bermasyarakat sebagai gambaran hati nurani.
Soemantri menganggap hasrat dan semangat untuk menonjolkan diri
adalah aktivitas normal dari angan-angan. Tujuan angan-angan untuk
kepentingan dirinya sendiri atau untuk masyarakat, tergantung dari
arah polarisasi luamah dengan mutmainah.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
41
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Kasih sayang kepada sesama manusia seperti yang dikemukakan oleh Adler,
yang dimulai dengan kasih sayang kepada orang-orang tertentu, sama dengan
menumbuhkan perasaan yang dapat memberikan efek kompensasi kepada
aktivitas angan-angan. Secara keseluruhan, persamaan antara sistim Adler
dengan Candra Jiwa Indonesia hanya pada segi relativitas antara sang aku dengan
dunia luar. Adler tidak sampai kepada keinginan imanen dari manusia seperti
yang diungkapkan oleh Carp, bila perlu membiarkan sang aku kalah supaya dapat
merealisasikan nilai-nilai kepercayaan.
____________
[1]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h.302.
[2]. Idem, h. 304.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
43
MAKROKOSMOS:
Dunia Luar
MANUSIA:
Soma
Dunia dalam
-------------------------------------------------Psike
Das Ich:
Prinsip Alami
(Naturprinzip)
- - - - - - - - -I
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Prinsip Rohani
Das Selbst:
(Geistprinzip)
EKSISTENSI ABSOLUT
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
44
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
disebut asas alam kosmis atau Dewa Alam (Naturgott). Dalam diri yang Absolut
itu harus digambarkan adanya suatu asas rohani (geistichen Gott) yang kosmis
Dengan adanya Prinsip Rohani, manusia secara kualitatif
berbeda de-
____________
[3]. Carl Gustav Jung. Uber der Energetik der Seele. Rascher Verlag, Zurich, 1928, h. 97.
[4]. Carl Gustv Jung. Psychologische Typen. Rascher Verlag, Zurich, 1921, h. 635-636.
[5]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 3.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
45
MAKROKOSMOS
Dunia Luar
=======l Pancaindra l===================================
Soma
MANUSIA: Dunia dalam
--------------------------------------------------
Psike
Das Ich:
Prinsip Alami
(Naturprinzip)
- - - - - - - - -I
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Prinsip Rohani
Das Selbst:
(Geistprinzip)
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
46
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Kesadaran itu terletak di tengah Candra Jiwa Jung. Karena tanda pokok
dari manusia, atau setidak-tidaknya yang membuat dia menjadi manusia adalah
kesadarannya, [6] yang sebagai sinar telah muncul di dalam jurang dunia purba
Tujuan perkembangan manusia (Jung) adalah memenangkan kembali
kesadaran Absolut, dengan cara menghilangkan polaritas antara Prinsip
Alami dan Prinsip Rohani. Diawali dengam melepaskan dorongan-dorongan nafsu dan aspek biologis-organisnya diisi dengan aspek kesadaran.
yang gelap. [7] Ada pertanyaan dari Jung: Mengapa Prinsip Rohani bermanifestasi
di dalam diri manusia menjadi kesadaran, yang sebelumnya di dalam hidup
organis biologis bersifat laten? Jawabannya adalah adanya proyeksi dari arketip
menimbulkan pembangunan simbol-simbol menyebabkan bangunan nafsu (daya
pendorong) yang semula kaku men-jadi lemah, dan meluaslah lingkungan dari
hewan-hewan itu menjadi gambaran dunia manusia.
Apakah akibat dari adanya kesadaran ini? Menurut Jung kesadaran itu
berarti pembe-basan, kemerdekaan. Akibat dari pembangunan simbol-simbol,
dan akibat dari terjadinya kesa-daran maka manusia dibebaskan dari keterikatan
kepada hukum alam. Bebas dari bahaya jatuh dalam kekuasaan-kekuasaan alam
yang membahayakan hidup serta akibat kelebihan libido. [8]
Energi yang tersedia dalam hidup biologis-organis, disebutnya sebagai
Trieb-organisation (susunan nafsu) atau Instinktorganisation (susunan naluri),
sedangkan Geistprinzip (Prinsip Rohani) melapor kepada Arketip (tipe asli).
Psike berawal dari perlawa-nan antara dorongan nafsu yang bersifat jasmani
____________
[6]. Carl Gustav Jung. Der Geist der Psychologie. Rascher Verlag, Zurich, h. 456
[7]. Idem, h. 472.
[8]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 18.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
47
MAKROKOSMOS
Dunia Luar
=======l Pancaindra l===================================
MANUSIA:
Soma
Dunia dalam
-------------------------------------------------Psike
Das Ich:
(Pribadi): kebebasan,
kemauan
Prinsip Alami
(Naturprinzip)
- - - - - - - - -I
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Prinsip Rohani
Das Selbst:
(Geistprinzip)
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
kasar dan biologis dengan arketip yang sifatnya bertentangan karena selain energi
hidup yang bersifat jasmani kasar juga gambaran jiwa yang berkesadaran. [9]
Trieborganisation (susunan nafsu) adalah energi yang tersedia dalam
hidup biologis-organis atau Instinkt-organisation (susunan naluri).
Kedua kutub jiwa yang sifatnya fisiologis dan kejiwaan itu, saling dihubung-kan
dengan ikatan yang tidak dapat dilepaskan. [10]
Jadi jiwa manusia itu terikat di antara rencana hidup biologis organis dan
yang bersifat rohani dengan demikian harus menyesuaikan diri kepada dua
realitas itu, tanpa kehilangan tujuan akhir yaitu melenyapkan polaritas. Akibat
dari manifestasi yang terus berkembang dari Geistprinzip (prinsip rohani)
menjadi luaslah kesadaran manusia dengan mengurangi asas biologis yaitu
lingkungan asli dari hewan-hewan. Jung menggambarkan seolah-olah kesadaran
berkembang ke luar dan karena itu dapat mencakup semuanya, dinamakan
keadaan akhir dari sadar kolektif. Berlawanan dengan asadar yang meliputi
bentuk hidup biologis.
Asadar kolektif juga disebutnya sebagai dunia luar dan asadar biologis
disebutnya dunia dalam. Asadar itu bukan penerima melulu menurut Jung.
Tetapi langsung menjadi ibu dari setiap barang yang melepaskan kesadaran.
Tetapi pemikiran kita juga harus maju selangkah lagi, yaitu asadar juga memproduksi isi-isi baru yang dapat menciptakan. Asadar muncul sebagai keseluruhan
dari semua isi jiwa yang ada dalam status nascendi, status awal. Fungsi dari
asadar yang tidak dapat diragukan itu terutama diganggu oleh desakan-desakan
dari sadar. [11]
____________
[9]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 30.
[10]. Carl Gustav Jung. Psychotherapie und Welstanschauung, in: Aufsatze zur Zeitgeschichte. Zurich,
1946, h.67.
[11]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h.306.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
49
MAKROKOSMOS
Dunia Luar
=======l Pancaindra l===================================
Manusia:
Soma
--------------------------------------------------
I. Pribadi: PERASAAN,
KEMAUAN,
KEBEBASAN
Psike
Das Ich:
Prinsip Alami
- - - - - - - - -I
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Prinsip Rohani
Das Selbst:
=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
50
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Isi asadar yang otonom atau dominasi dari asadar itu yang dimaksudkan
oleh Jung, bukan gambaran yang diwariskan. Tetapi kemungkinan-kemungkinannya yang diwariskan, bahkan keharusan-keharusan, untuk memproduksi lagi
Isi asadar yang otonom (dominasi) dari asadar, bukan gambaran yang
diwariskan. Tetapi kemungkinan-kemungkinannya yang diwariskan,
bahkan keharusan-keharusan. Dapat memproduksi lagi gambaran-gambaran yang sejak semula telah mendesak dominasi dari asadar. (Jung)
gambaran-gambaran yang sejak semula telah mendesak dominasi dari asadar. [12]
Terjadinya asadar beserta kebebasan yang relatif dari kemauan, dengan sendirinya dianggap adanya kemungkinan terjadinya penyimpangan dari arketip beserta
instingnya. [13]
Karena itu, Jung dengan senang hati membandingkan kesadaran sang aku
dengan sinar dari alat pemantul cahaya. Hanya saja barang-barang diatas
lapangan kerucut cahaya masuk ke dalam bidang pengawasannya. [14] Di dalam
psike manusia, yang harus diartikan sebagai sistim asadar individual, Jung
membedakan tiga momentum.
1. Perasaan sang aku, menampung kemungkinan terjadinya objektivasi,
berupa keretakan di antara subyek dan objek. Selanjutnya terjadi keterlibatan
dari isi jiwa di dalam sang aku.
2. Kemauan, adalah sejumlah energi yang dapat disimpan pada kesadaran.
Dalam kemauan itu manusia membangun simbol-simbol, selain itu dapat menangani dengan aktif dan teratur atas ketidak-harmonisan nafsu-nafsunya.
3. Kebebasan, adalah suatu kemungkinan untuk memilih. [15]
____________
[12]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h. 319320.
[13]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h. 323
[14]. W.M. Kranefeld. Komplex und Mythos, in: Seelenprobleme der Gegenwart, h. 37.
[15]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 41.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
51
MAKROKOSMOS
Dunia Luar
=======l Pancaindra l==================================
Soma
------------------------------------------------Psike
Das Ich:
Prinsip Alami
(Naturprinzip)
- - - - - - - - -I
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
ROH
Das Selbst:
Prinsip Rohani
(Geistprinzip)
Bagan Transenden 1.4.5: Roh itu Sebaiknya Disebut Sadar Yang Agung
Menurut pendapat (koreksi) Soemantri terhadap teori Jung, sekiranya harus jujur
terhadap pusat (sentra) vitalitas yang kita sebut sebagai ROH, Jung sebaiknya tidak menyebutnya sebagai bersifat asadar, justru harus menyebutnya sebagai Sadar Yang Agung.
Jika demikian maka pengertian roh itu di dalam pikiran kita akan mengaitkannya dengan
suatu kekuasaan yang lebih tinggi dari kesadaran sang aku. (Candra Jiwa Jung)
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
52
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Dengan adanya ketiga momentum ini terjadi deferensiasi secara kualitatif, yang
membedakan antara manusia dan hewan.
Sang Aku bereksistensi pada sadar individual. Bagaimanakah hubungannya terhadap asadar dan sadar kolektif?. Kesadaran sang aku berusaha
beradaptasi ke kedua jurusan dan dengan ini meluaslah sadar individual
ke kedua arah. Sadar individu menuju ke cita-citanya (individualisasi).
Sadar adalah diferensiasi fungsi dari kenalurian yang tidak bisa dihindari
bila digunakan sewaktu-waktu. [16] Bagaimanakah hubungan jiwa manusia, yaitu
sadar individual tempat eksistensinya sang aku, terhadap asadar dan sadar
kolektif? Kesadaran sang aku berusaha menyesuaikan diri ke kedua jurusan dan
dengan ini meluaslah sadar individual ke kedua arah. Yang menarik perhatian
ialah bahwa sadar kolektif tidak langsung dicakup oleh kesadaran sang aku.
Karena itu di dalam kesadaran sang aku terdapat sifat-sifat yang masih
menyebabkan kemungkinan untuk bereksistensi di dalam sadar kolektif, yang
letaknya di luar batas kesadaran sang aku.
Karena kita tidak berhasil memahami suatu kesadaran yang lebih jauh oleh
karena itu, menurut Jung kita tidak mengerti. Ada baiknya kalau kita menyebut
alam yang gelap itu ditinjau dari tempat kita yang asadar, tidak boleh
berprasangka bahwa ini juga tidak sadar akan dirinya. Jung mengajak kita,
sekiranya harus jujur terhadap vitalitas yang kita sebut roh itu, sebaiknya tidak
disebut sebagai asadar, melainkan menyebut-nya sebagai Sadar yang Agung.
Jika demikian maka pengertian roh itu mengakibatkan kita di dalam pikiran
mengaitkannya dengan suatu kekuasaan di atas kesadaran sang aku. [17]
____________
[16]. Carl Gustav Jung. Der Geist der Psychologie, h. 418.
[17]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931 h.39596.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
53
(DUNIA LUAR)
Asadar Kolektif
(SOMA)
Asadar
Biologis
Das Ich
Sadar Pribadi
(PRINSIP ALAMI)
Das Selbst
Sadar Kolektif
(PRINSIP ROHANI)
Mikrokosmos terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi/dunia-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi/dunia-4). Makrokosmos berada di dimensi/dunia-1 mewadahi mikrokosmos.
Diagram Transenden 1.4.1: Sang Aku dan Das Selbst Mewakili Dua Dunia Berbeda
Maksud dari perkembangan pribadi (individual) adalah untuk mengintegrasikan aspek
sadar dan asadar menjadi satu pembagi (Faktor) Persekutuan ter-Besar, FPB. Akibatnya,
menurut Jung harus membiarkan das Selbst bermanifestasi. Sang aku harus menyerahkan
kekuasaannya kepada das Selbst sesuai dengan tujuannya.
Jadi selama proses ini berlangsung, ada dua pusat, yaitu das Ich (sang aku) dan das Selbst,
yang masing-masing mewakili suatu dunia (prinsip alami, ragawi, natur dan prin-sip
rohani, geitz). (Candra Jiwa Jung)
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
54
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Jika demi-
kian maka pengertian roh itu mengaitkan pikiran kita dengan suatu
kekuasaan di atas kesadaran sang aku. (Soemantri Hardjoprakoso)
di dalam sadar individual. Kalau kita menggambarkan sadar dengan sang aku yang
berhadap-hadapan dengan asadar. Pada saat yang sama disuruh Jung menggambarkan proses asimilasinya asadar, maka orang dapat menggambarkan asimilasi
sebagai suatu cara pendekatan antara sadar dan asadar.
Pusat keseluruhan pribadi tidak lagi berhimpitan dengan sang aku, tanpa
adanya suatu titik di tengah antara sadar dan asadar. Inilah perkiraan titik
keseimbangan baru, suatu pemusatan baru dari keseluruhan pribadi, mungkin
suatu pusat virtuil. Kepribadian itu memiliki lapisan tengah di antara sadar dan
asadar menahan suatu lapisan dasar tertentu yang baru. Sudah tentu Jung
mengakui bahwa visualisasi semacam ini hanya merupakan percobaan yang kasar
dari jiwa yang tidak cakap untuk menjelaskan kenyataan-kenyataan yang hampir
tidak dapat dikatakan menjadi bisa diuraikan secara psikologi. [18]
Sadar dan asadar tidak selamanya saling berhadapan. Isinya masing-masing
saling berhubungan sebagai kompensasi. Dan pada titik keseimbangan baru itu
mereka mengalir menjadi satu sampai menjadi keseluruhan yang terintegrasi.
Karena sadar dan asadar tidak terpaksa saling berlawanan, Jung menjelaskan
bahwa mereka justru saling mengisi menjadi suatu
____________
[18]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten, 1933, h. 174
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
55
MAKROKOSMOS
Dunia Luar
============lPancaindral================================
MANUSIA:
Dunia dalam
Soma
------------------------------------------------Tingkat ketiga
Psike
EG O
- - - - - - - - - - - -I
Prinsip Alami
(Naturprinzip)
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Prinsip Rohani
Das Selbst:
(Geistprinzip)
=====================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
56
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
keseluruhan, yaitu pribadi. Sesuai dengan definisi ini maka pribadi tersebut, das
Selbst adalah suatu besaran yang berkedudukan lebih tinggi dari sang aku yang
telah sadar. [19]
Karena sadar dan asadar tidak saling berlawanan, mereka justru saling
mengisi menjadi suatu keseluruhan, yaitu pribadi. Maka pribadi, das
___________
[19]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten, 1933, h. 98
[20]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h.2545.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
57
MAKROKOSMOS
D1
Dunia Luar
============lPancaindral================================
MANUSIA:
D2 Dunia dalam
Soma
-----------------------------------------------D3
Jiwa: Psike
EGO:
- - - - - - - - - - - -I
Tingkat keempat
D4
Prinsip Alami
(Naturprinzip)
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Pusat Kedaulatan
Prinsip Rohani
(Geistprinzip)
Das Selbst:
=====================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
58
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
menurut Jung, semakin hilanglah setiap pandangan dari asadar pribadi yang
diletakkan pada asadar kolektif. Dengan demikian terjadilah suatu kesadaran
Kesadaran sang aku mendunia setelah melewati keadaan dualistis, dapat
disebut tingkat keempat dari kesadaran, Das Selbst. Jung memperkirakan terjadinya suatu kesadaran yang lebih luas, yaitu suatu kesadaran
yang merupakan pantulan dari seluruh dunia, bersifat harmoni.
yang tidak terhambat lagi oleh dunia sang aku yang sempit dan yang pribadinya
peka, tetapi ikut mengambil bagian pada suatu dunia yang lebih luas, yang
objektif.
Kesadaran yang lebih luas ini bukan lagi gulungan yang peka dan egoistik
dari keinginan, ketakutan dan harapan. Juga bukan ambisi-ambisi pribadi yang
berkompensasi melalui tendensi-tendensi asadar pribadi yang menjadi lawannya
atau yang harus diko-reksi sedikit. Tetapi menurut Jung adalah suatu fungsi untuk
menghubung-hubungkan yang telah terkait pada objek, yaitu dunia. Jung
meletakkan individu di dalam suatu masyarakat yang tanpa syarat mengharuskan
berhubungan dengan dunia. [21]
Walaupun Jung tidak pernah mengatakan dengan tegas, namun harus
ditarik kesimpulan, bahwa dalam proses tersebut batas-batas pribadi yang
sempit dari sang aku menjadi hilang. Das Selbst kini menjadi pusat kedaulatan
dan dari situ memancarlah pengaruh yang menimbulkan harmoni. Kesadaran
sang aku yang tercapai sekarang, setelah melewati keadaan dualistis, mendunia,
mencakup seluruh dunia, dapat disebut tingkat keempat dari kesadaran. Jung
memperkirakan terjadinya suatu kesadaran yang lebih luas, yaitu suatu kesadaran
yang merupakan pantulan dari seluruh dunia. [22]
____________
[21]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 99.
[22]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart. Rascher & Cie A.G. Verlag. Zurich, 1931, h.
393.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
59
MAKROKOSMOS
Dunia Luar
==========lPancaindral===================================
MANUSIA:
Dunia dalam
Soma
--------------------------------------------------
II.Kolektif (arketiplibido)
I.Pribadi
Psike
Das Ich:
PPeerrssoonnaa
- - - - - - - - - - -I
Prinsip Alami
(Naturprinzip)
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Prinsip Rohani
Das Selbst:
(Geistprinzip)
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
Bagan Transenden 1.4.8: Das Selbst Menjadi Tujuan dari Perkembangan Manusia
Selubung palsu dilepaskan dari persona di satu pihak, dan dari dorongan sugesti
gambaran-gambaran asadar di lain pihak. Melepaskan selubung palsu dianggap Jung
sebagai kelemahan individuasi tidak lain dari melepaskan das Selbst dari selubungnya
tersebut.
Das Selbst selain menjadi tujuan dari perkembangan manusia, juga apriori asadar yang
mendorong ke arah terjadinya kekuasaan, yaitu kenyataan jiwa yang potensial, yang dapat
mengaktualisasikan diri. (Carl Gustav Jung)
Apriori asadar mungkin lebih aman diterjemahkan sebagai kesadaran agung (kolektif)
yang dapat menunjukkan kekuasaannya, manifestasi dari omnipotensi. Apriori di sini
diterjemahkan sebagai suatu teori umum (general) yang menjadi khusus (partikular).
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
60
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Bagi Jung tujuan manusia dan umat manusia adalah merealisasikan das
Selbst atau men-Selbst-kan. Kata-kata lainnya adalah individuation (individuasi),
karena hanya membiarkan manifestasi yang imanen dari psike, jadi apa yang telah
Individuasi adalah merealisasikan das Selbst, menurut Jung berarti
menjadi suatu individu. Selama kita masih di bawah individualitas dari
keunikan yang terdalam dan terakhir. Peristiwa tersebut tidak bisa
dibandingkan dengan apapun, terjadi dalam dirinya dan menjadi
dirinya sendiri.
ada di dalam dirinya sendiri. Individuasi menurut Jung berarti menjadi suatu
individu, selama kita masih di bawah indivi-dualitas dari keunikan yang terdalam
dan terakhir. Hal tersebut tidak bisa dibandingkan dengan apapun, terjadi dalam
dirinya dan menjadi dirinya sendiri. [23] Kelemahan individuasi tidak lain dari
melepaskan das Selbst dari selubung palsunya: dari persona di satu pihak, dan
dari dorongan sugesti gambaran-gambaran asadar di lain pihak. [24]
Das Selbst selain menjadi tujuan dari perkembangan manusia, juga apriori
asadar yang mendorong ke arah terjadinya kekuasaan, yaitu kenyataan jiwa yang
potensial, yang dapat mengaktualisasikan diri. [25] Das Selbst menimbulkan
pengaruh harmoni pada jiwa pribadi, tetapi pengaruh tersebut hanya dapat
diterima kalau berorientasi secara sukarela kepada das Selbst. Pengaruh yang
sangat baik itu bisa terjadi ketika manusia memiliki sikap yang benar kepadanya.
Ia menjadi perantara bagi perasaan, akan menjadi apa, dan dapat menjadi
apapun. [26]
____________
[23]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 91.
[24]. Idem, h. 93
[25]. Carl Gustav Jung. Der Geist der Psychologie. Rascher Verlag, Zurich, h. 446
[26]. Carl Gustav Jung. Symbolik des Geisten. Zurich, 1948, h. 334.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
61
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
____________
[27]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h. 80.
[28]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h. 9394.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
63
Makrokosmos
(Dunia Luar)
Das Ich
tip-libido)
Persona/
Hati Nurani
Das Selbst
Sadar Kolektif
Mikrokosmos terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi/dunia-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi/dunia-4). Makrokosmos berada di dimensi/dunia-1 mewadahi mikrokosmos.
Diagram Transenden 1.4.2: Das Selbst adalah Arketip (tipe asli) Itu Sendiri
Pengaruh timbal balik dengan dunia luar, asadar kolektif dan dorongan dari arketiparketip terbentuklah kesadaran manusia . Pintu ke sadar kolektif adalah melalui das Selbst,
inti arketip itu sendiri.
Ketegangan dan pertentangan disebabkan nafsu-nafsu berada di dalam suasana asadar
(arketip-libido). Sistim nafsu-nafsu menggambarkan komposisi yang tidak harmonis,
justru di dalamnya dimungkinkan akan terjadi tabrakan-tabrakan. (Carl Gustav Jung)
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
64
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
biasanya setelah umur 40 tahun, mengikut sertakan dunia dalam di dalam sikap
hidupnya. Orientasi ke dunia dalam ini merupakan usaha mencari das Selbst dan
mani-festasinya kelak.
Peter Walder menyebut dunia luar itu tingkat pertama dari transenden,
dan dunia dalam disebutnya tingkat kedua dari transenden. [30] Dunia luar
adalah dunia yang bisa dilihat dengan pancaindra. Dunia dalam adalah asadar di
dalam manusia, yang bisa dilihat dengan dua cara, pertama dengan tanggapan,
dan kedua dengan melalui ilham.
Ada beberapa hal mengenai asadar yang perlu ditinjau lebih lanjut. Jung
mengatakan bahwa kesadaran manusia itu berasal dari asadar kolektif akibat
dorongan dari arketip-arketip dan karena pengaruh timbal balik dengan dunia
luar. Ia juga berpendapat bahwa pintu ke sadar kolektif adalah melalui das Selbst,
arketip itu sendiri.
Di dalam asadar terdapat nafsu-nafsu, yang menyebabkan ketegangan dan
pertentangan. Sistim nafsu-nafsu bukan menggambarkan komposisi yang
harmonis, menurut Jung justru diharapkan banyak tabrakan akan terjadi di
dalamnya. [31] Sifat nafsu manusia yang tidak suka kepada harmoni ini menim-
____________
[29]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 120.
[30]. Idem, h. 58.
[31]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 23.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
65
MAKROKOSMOS
Dunia Luar
==============lPancaindral===============================
MANUSIA
Dunia dalam
Soma
--------------------------------------------------
II.Kolektif (arketiplibido)
Psike
KELEBIHAN LIBIDO
KESADARAN MATI
TAKUT MATI
I.Pribadi
(Naturprinzip)
Prinsip Alami
Das Ich:
- - - - - - - - - - - - - - -I
Prinsip Rohani
(Geistprinzip)
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Das Selbst:
=======================================================================
Mikrokosmos terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus,
Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.
Bagan Transenden 1.4.9: Kelebihan Libido, Kesadaran Mati dan Takut Mati
Kesadaran mati adalah syarat eksistensinya manusia yang mendasar selain kelebihan
libido. Jung menganggap kelebihan libido tersebut juga penting bagi perkembangan
kesadaran manusia untuk kebudayaan, agama, etika, kesenian, dan filsafat. Takut mati
adalah pernyataan eksistensi sesudah kesadaran mati, kecuali bagi mereka yang sudah
menghayati sebagai pejalan spiritual yang rajin melakukan introspeksi, introversi.
(Carl Gustav Jung)
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
66
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
tangan itu menjadi satu kesatuan, atau suatu keseluruhan. Kekuasaan itu
merupakan tanda adanya suatu instansi yang tunduk kepada alam.
Jung menggambarkannya sebagai individuationsprinzip, sebagai sesungguhnya-arketip, sebagai jiwa-psikologi, geistigen Gott. Asas individuasi secara
potensial sudah terdapat dalam bentuk nafsu dari organisasi insting manusia.
Dengan demikian das Selbst bukan saja tujuan dari perkembangan manusia,
melainkan juga apriori asadar yang mendorongnya ke arah pembentukan bentuk,
yaitu bentuk kejiwaan yang potensial, yang bisa mengaktualisasikan diri. [32]
Jung menggunakan kata sadar dan asadar kedua-duanya untuk das Selbst.
Boleh jadi kita merasa lebih nyaman kalau kata asadar yang ikut das Selbst kita
ganti dengan kata laten, dan kiranya yang dimaksud Jung juga itu. Daya-daya
asadar yang berpengaruh pada manusia adalah kelebihan libido atau nafsu seks
dan kesadaran mati.
Bagi Jung kesadaran mati itu suatu syarat eksistensinya manusia yang
mendasar di samping kelebihan libido. Anggapannya tentang kelebihan libido
tersebut adalah penting bagi perkembangan kesadaran manusia untuk
kebudayaan, agama, etika, kesenian, dan filsafat. [33] Diperkirakan juga akan
menjadi susah kalau tanpa kematian. [34]
____________
[32]. Carl Gustav Jung. Der Geist der Psychologie. Rascher Verlag, Zurich, h. 446
[33]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 19.
[34]. Schopenhauer. Welt als Wille und Vorstellung II Band, h. 19.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
67
MAKROKOSMOS
Dunia Luar
========lPancaindral======================================
MANUSIA: Soma
Dunia dalam
---------------------------------------------------
Das Ich:
PPeerrssoonnaa
(Naturprinzip)
INTUISI
- - - - - - - - -I
Psike
Prinsip Alami
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Prinsip Rohani
Das Selbst:
(Geistprinzip)
========================================================================
Mikrokosmos/dunia dalam terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi/dunia-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani,
Pusat Imateri, spirit, dimensi/dunia-4). Makrokosmos/dunia luar berada di dimensi/dunia-1 mewadahi mikrokosmos
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
68
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Selbst. Lebih aman menurut Soemantri kalau kata asadar kita ganti
dengan kata laten. Daya-daya asadar termasuk kelebihan libido (seks)
dan kesadaran mati, ikutannya adalah takut mati.
asadar, [36] dan terjadinya bukan karena kemauan kita. Ilham tidak dibuat; tibatiba timbul gagasan, yang terjadi dengan sendirinya. [37]
Ilham (intuisi) itu juga disebut suara (sabda). Bagi Jung tanda-tandanya
ilham adalah sebagai berikut:
1. Orang tidak mengetahui dari mana asalnya.
2. Tidak bisa didatangkan atas kemauannya sendiri.
3. Isi suara (sabda) itu sebelumnya tidak diketahui.
4. Datangnya dari sebuah pusat Ego yang tidak identik dengan sang aku yang
sadar.
Sang aku adalah suatu bagian dari Pribadi yang melingkupinya sebagai
pusat dari seluruh kepribadian yang tidak terbatas dan yang tidak ada definisinya.
[38]
Jung membedakan antara ilham pikiran atau ilham yang bersifat intelektual
dengan ilham perasaan, yaitu suatu aspek dari arketip yang disoroti: aspek idiil
atau aspek perasaan. Intuisi atau ilham pada umumnya disebut fungsi penglihatan yang irasionil, dan ada hubungannya dengan segi-segi religius dari manusia.
[39]
____________
[35]. Carl Gustav Jung. Wandlungen und Symbole der Libido. Leipzig und Wien. 1912, aufl. 1925, h. 263.
[36]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h. 139
[37] . Carl Gustav Jung. Psychologie und Religion. Rascher Verlag. Zurich und Leipzig, h. 76.
[38] . Carl Gustav Jung. Psychologie und Religion. Rascher Verlag. Zurich und Leipzig, h. 73.
[39]. Carl Gustav Jung. Psychologische Typen. Rascher Verlag, Zurich, 1921, h. 613-628.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
69
MAKROKOSMOS
Dunia Luar
========lPancaindral=====================================
MANUSIA
Dunia dalam
Soma
--------------------------------------------------
Psike
Das Ich:
- - - - - - - - -I
PERASAAN (~perempuan)
LOGIKA (~laki-laki)
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Das Selbst:
======================================================================
Mikrokosmos/dunia dalam terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi/dunia-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati,
Prinsip Rohani, Pusat Imateri, spirit, dimensi/dunia-4). Makrokosmos/dunia luar berada di dimensi/dunia-1
mewadahi mikrokosmos
Bagan Transenden 1.4.11: Gender Menitik Beratkan pada Logika atau Perasaan
Manusia memiliki peralatan untuk bersikap ke dunia luar dan atau ke dunia dalam. Jung
menyebutnya sebagai ilham dan tanggapan lainnya adalah logika (pikiran) dan perasaan.
Ketika pria berkomunikasi keluar, menitik beratkan pada logika. Sementara itu untuk
menyampaikan hal-hal yang ideal,perempuan menggunakan perasaannya. (Carl Gustav
Jung)
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
70
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
atau ke dunia dalam. Kalau pada pria dalam mengambil sikap keluar, yang
diberatkan adalah logika dan hal-hal yang bertalian dengan perkara atau
sedikitnya diusahakan sebagai ideal, maka pada wanita adalah perasaan. [40]
Pikiran rasional membawa gambaran dari tanggapan ke dalam suatu struktur
pengaturan yang logis, dan menyerahkannya kepada pengertian.
Menurut Peter Walder inilah yang menjadi dasar dari ilmu pengetahuan
modern yang menonjol karena lugasnya. Tendensinya untuk tidak mengikut
sertakan faktor-faktor pengetahuan yang subyektif irasional, dan berusaha untuk
memahami objeknya. Ialah dunia luar yang bersifat fisik dan jasmani dengan
menggolongkannya menurut kuantitas, kausalitas (sebab dan akibat) dan
substansi. Karena itu objektivasi dari dunia luar muncul sebagai pernyataan dari
nafsu untuk memerintah dan menguasai.
Jung mendefinisikan perasaan sebagai fungsi nilai, yang mengambil atau
mem-buang sedikit berdasarkan suatu reaksi karena nikmat atau karena reaksi
titik nikmat. [41] Oleh karena itu dalam banyak hal intuisi/ ilham berlawanan
dengan fikiran. Ilham datangnya dari asadar, pikiran itu sadar sepenuhnya. Yang
disebut pertama yang perlu dicatat adalah sifatnya yang irasional, lebih pas, enak
dan aman disebut sebagai supra-sional sedangkan dari yang kedua yaitu pikiran,
____________
[40]. Carl Gustav Jung. Psychologische Typen. Rascher Verlag, Zurich, 1921, h. 668.
[41]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 43.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
71
.
MAKROKOSMOS
(Dunia Luar)
AKU
tip-libido)
Persona/
Hati Nurani
Das Selbst
Sadar Kolektif
Mikrokosmos terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus,
Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
72
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
adalah perangai sifat-sifatnya yang konkrit-rasional-historis. Ilham bersifat bijaksana, sementara pikiran bercirikan kritik dan keputusan. [42]
Menurut Carl Gustav Jung Ilham datangnya dari asadar, pikiran itu
sadar sepenuhnya. Ilham bersifat suprarasional, pikiran bersifat
konkrit-rasional-historis. Ilham asalnya imanen dan bersifat bijaksana,
sementara itu pikiran bercirikan kritik dan keputusan.
Pada umumnya tempat sang aku adalah di antara asadar dan persona.
Asadar terdiri dari asadar pribadi dan asadar kolektif. Asadar pribadi tempat
menampung isi-isi yang terdesak. Didalam asadar kolektif terdapat arketiparketip dan libido, yang secara teratur memperlihatkan diri di dalam sadar
konkrit-rasional-historis. Ilham bersifat bijaksana, sementara pikiran bercirikan
kritik dan keputusan [42] untuk menunjukkan bahwa asalnya imanen. Di dalam
Candra Jiwa Jung asadar itu mempunyai sifat merdeka terhadap sadar, jadi
berlawanan dengan Candra Jiwa Freud. [43]
Persona adalah resultante dan akibat dari fakta-fakta kejiwaan, yang dialami secara pribadi yang sedikit-banyak merupakan perasaan dengan sengaja dari
jiwa kolektif. Jadi persona itu sangat bersifat individual. [44] Dengan persona ini
sang aku menyambut dunia luar. Sang aku ingin dilihat oleh dunia luar seperti itu.
Ada suatu keterikatan tertentu pada persona dan sang aku yang cenderung
mengidentifikasikan dirinya dengan topeng pribadi ini. Dengan sikap sang aku
seperti ini terhadap persona, maka persona memengaruhi sang aku sebagian
atau seluruhnya. Jadi persona ini terjadi akibat pilihan sang aku karena
persyaratan dari masyarakat. Itu merupakan kompromi antara individu dan
masyarakat.
____________
[42]. Carl Gustav Jung. Uber die Psychologie des Unbewussten. Zurich, 1943, h. 199.
[43]. Carl Gustav Jung. Zur Psychologie und Patologie sog. Occulter Phenomene. Leipzig, 1902.
[44]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 62-63.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
73
Makro Kosmos
(Dunia Luar)
I. Pribadi
Das Ich:
ASIMILASI
- - - - - - - - - - - - - -I
PERSONA
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Das Selbst:
Prinsip Rohani (Geistprinzip)
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani,
Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
74
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Bagi Jung sang aku terjepit di antara asadar, dunia luar dan persona ini.
Jung telah mengambil suatu jalan keluar dari keadaan terjepit ini. Jalan keluar itu
Persona adalah resultante dan akibat dari fakta-fakta kejiwaan, yang
dialami secara pribadi. Sedikit-banyak merupakan perasaan yang
timbul dengan sengaja dari jiwa kolektif. Jadi persona itu sangat bersifat
individual. (Carl Gustav Jung)
telah direalisir oleh das Selbst. Untuk Jung tidak ada kemungkinan lain bahwa
das Selbst tetap asadar.
Kesadaran sang aku pada mulanya identik dengan persona, menurut Jung,
setiap gambaran kompromis selalu muncul di depan kolektivitas. Bahkan
gambaran tersebut sampai dapat memainkan sebuah peranan. Das Selbst yang
asadar itu sesungguhnya tidak didorong, sehingga ia tidak bisa dilihat. [45]
Pada asimilasi yang memadai dari das Selbst terhadap yang asadar, maka
Lambat-laun hilanglah fungsi kepemimpinan dari sang Aku. Fungsi tersebut nanti
akan diserahkan kepada das Selbst. Titik berat kesadaran pindah. Pada
pergeseran ini semakin lenyaplah hal-hal yang bersifat pribadi, baik di dalam
psike yang sadar maupun yang asadar untuk memberikan tempat kepada psike
kolektif.
Jung menganggap ini sebagai suatu kerugian keseimbangan, tetapi sudah
sesuai dengan tujuannya. Dia mengganti kesadaran yang berkurang dengan
aktifitas yang otomatis dan instinktif dari asadar. Tujuannya memperbaiki
keseimbangan kesadaran yang baru. Tujuan tersebut akan tercapai apabila
kesadaran itu mampu mengasimilasi isi yang diproduksi oleh asadar, yang berarti
mampu mengolah dan mengerti informasi tersebut. [46]
____________
[45]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 65.
[46]. Idem, h. 69-72
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
75
MAKROKOSMOS
============l Pancaindra l=============================
MANUSIA
Soma
------------------------------------------------IIKolektif
IIKolektif
(arketip libido)
IPribadi
IPribadi
(Mutmainah, Luamah, Sufiah, Amarah)
[angan2 arti sempit]
Psike
- - - - - - - - - - -l l- - - - -l
Rahsa Jati
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
(Jung)
(Candra jiwa Indonesia)
=====================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani,
Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
Bagan Transenden 1.4.13: Pergeseran Titik Berat Kesadaran dari Sang Aku
Garis besar Candra Jiwa Jung sama dengan Candra Jiwa Indonesia. Sang aku menduduki
tempat sentral dalam psike yang sadar, memiliki kedaulatan (mengambil keputusan jika
harus memilih), mempunyai potensi untuk menghendaki sesuatu, dan harus memimpin
bagian-bagian lain dari psike.
Berbeda dengan sistim Jung, pada Candra Jiwa Indonesia terdapat diferensiasi dari sang
aku, dimana sang aku tumbuh dari angan-angan (logos) dan menutupi seluruh psike
sebagai selubung.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
76
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Apakah perbedaan dan persamaan di antara Candra Jiwa Jung dan Candra
Jiwa Indonesia? Secara keseluruhan garis besar Candra Jiwa Jung sama dengan
Pada asimilasi yang memadai dari das Selbst yang asadar, Lambat-laun
hilanglah fungsi kepemimpinan dari sang Aku. Fungsi tersebut nanti
akan diserahkan kepada das Selbst. Menurut Jung terjadi pergeseran
titik berat kesadaran.
Candra Jiwa Indonesia. Sang aku, yang ada pada kedua candra jiwa itu
menduduki tempat sentral dalam psike yang sadar, memiliki kedaulatan
(mengambil keputusan jika harus memilih),
mempunyai potensi untuk
menghendaki sesuatu, dan harus memimpin bagian-bagian lain dari psike. Pada
Jung tidak terdapat diferensiasi pada sang aku seperti pada Candra Jiwa Indonesia,
dimana sang aku tumbuh dari angan-angan (logos) dan menutupi seluruh psike
sebagai selubung.
Yang menarik adalah bagaimana Jung memandang hubungan asadar dan
sadar. Sang aku menimba energi dari asadar. Semula sang aku membentuk
akunya yang sadar dari asadar kolektif. Asadar ini disebut sadar kolektif karena
isinya tidak terikat dan tidak dapat dibatasi oleh pengalaman pribadi. Isi tersebut
ada sangkut pautnya dengan umat manusia dan karena itu menunjukkan sifatsifat yang bebas dari keterbatasan ruang dan waktu.[47]
Isi tersebut, yang dinamakan arketip, dianggap oleh Jung sebagai endapan
pengalaman umat manusia sebagai keseluruhan dan pengalaman manusia yang
bukan pribadi. Itu adalah gambaran kolektif yang bisa diterapkan pada setiap
orang. [48] Sadar itu juga mempunyai dasar pribadi, yaitu dasar yang berisi gam-
___________
[47]. Carl Gustav Jung. Die Psychologie der Ubertragung. Zurich, 1946, h. 240-241.
[48]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h. 321.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
77
MAKROKOSMOS
============l Pancaindra l=============================
MANUSIA
Soma
------------------------------------------------IIKolektif
IIKolektif
(arketip libido)
IPribadi
IPribadi
(Mutmainah, Luamah, Sufiah, Amarah)
[angan2 arti sempit]
Psike
- - - - - - - - - - -l l- - - - -l
Rahsa Jati
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
(Jung)
(Candra jiwa Indonesia)
=====================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani,
Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
Bagan Transenden 1.4.14: Sang Pribadi, sebagai Individu yang Tidak Terbatas
Jika das Selbst sudah berkembang sepenuhnya, das Selbst mengambil alih semua fungsi
sang aku, maka manusia menjadi Personlichkeit (Sang Pribadi). Menurut Soemantri, hal
ini sesungguhnya sesuatu yang bertentangan, karena Jung sendiri berpendapat, bahwa
pada orang seperti itu sudah tidak ada hal-hal yang bersifat pribadi. Demikian juga dengan
proses yang tujuannya
personlichkeit
yang disebutnya sebagai
individuasi
(individuation), yang justru menghilangkan semua yang bersifat individual terbatas. (Carl
Gustav Jung)
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
78
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
baran-gambaran yang terdesak. Hal ini sesuai dengan angan-angan dalam arti
sempit dalam Candra Jiwa Indonesia. Semakin banyak sifat yang bukan pribadi
Sadar itu juga mempunyai dasar pribadi, yaitu dasar yang berisi
gambaran-gambaran yang terdesak. Semakin banyak sifat yang bukan
pribadi yang diasimilasi oleh sang aku menjadi sadar, maka pengaruh
dari isi yang terdesak itu semakin kecil. (Carl Gustav Jung)
yang diasimilasi oleh sang aku yang telah sadar, maka semakin kecil pengaruh
dari isi yang terdesak itu. [49] Lambat-laun jiwa yang telah sadar itu menjadi
manifestasi dari arketip-arketip, dimana intinya disebut Archetype ansich (Inti
Arketip) atau das Selbst. Semuanya yang bersifat pribadi diganti dengan sifatsifat yang bukan pribadi.
Dengan bermanifestasinya das Selbst hilang pula persona, yang untuk
sebagian bersifat sangat pribadi. Kini das Selbst berfungsi sebagai faktor
pemberi arah. Kini kecenderungan manusia bukan lagi identifikasi dengan
persona, melainkan menyediakan tempat bagi das Selbst. Das Selbst mengambil
alih semua fungsi sang aku. Prosesnya terdiri dari perkembangan potensi asadar
ini sepenuhnya di setiap orang.
Jika das Selbst sudah berkembang sepenuhnya, maka manusia menjadi
Personlichkeit (Sang Pribadi). Hal ini sesungguhnya sesuatu yang bertentangan,
karena Jung sendiri berpendapat, bahwa pada orang seperti itu sudah tidak ada
hal-hal yang bersifat pribadi. Demikian juga dengan proses yang tujuannya
personlichkeit yang disebutnya individuasi (individuation), yang justru
menghilangkan semua yang bersifat individual terbatas.
____________
[49]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 68.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
79
MAKROKOSMOS
============l Pancaindra l==============================
MANUSIA
Fisik
-------------------------------------------------IIKolektif
IIKolektif
(arketip libido)
IPribadi
IPribadi
(Mutmainah, Luamah, Sufiah, Amarah)
[angan2 arti sempit]
Mental
- - - - - - - - - - -l l- - - - -l
Rahsa Jati
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Spiritual
(Jung)
(Candra jiwa Indonesia)
=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),2] Mental
(badan/jasmani halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (Prinsip Rohani, alam sejati,
Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
80
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Sesungguhnya bagi sang aku, das Selbst merupakan gapura yang harus dilalui
untuk dapat mencapai yang tertinggi yang merupakan pertemuan dari dunia luar
dengan dunia dalam, yaitu kenyataan rasional dan irasional (suprarasional,
beyond rational, penulis). Murid-murid Jung juga menyatakan dengan serempak
bahwa tanda persatuan itu berarti bahwa dunia telah menjadi transparan secara
mistis. [51] Peter Walder menyatakan bahwa tanda persatuan itu terdapat di
dalam kerajaan-antara, yang letaknya di antara sang aku yang telah menjadi
pribadi dengan Tuhan (Gott) yang transenden, di suatu lingkungan yang di
gambarkan sebagai tempat yang imanen transenden. [52]
Walaupun das Selbst merupakan pintu gerbang ke sadar kolektif, sehingga
tentunya harus sadar sendiri,
tetapi Jung tetap berpendapat bahwa
manifestasinya muncul dari asadar. Sudah tentu pada mulanya berada di luar
sadar pribadi, tetapi das Selbst itu bagian yang integral dari sadar kolektif.
Disinilah kata laten sebagai gantinya kata asadar kiranya lebih memadai.
Selanjutnya Jung mengatakan bahwa yang telah sadar itu harus dapat
mengasimilasi isi yang asalnya dari asadar kolektif, sebab kalau tidak dapat akan
menimbulkan keadaan yang psikotis, psikopatis dan regresif. [53]
____________
[50]. Carl Gustav Jung. Symbolik des Geistes. Zurich, 1948, h. 385.
[51]. Erich Neuman. Der Mytische Mensch. Zurich, 1949, h.364
[52]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 138.
[53]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1933, h. 75.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
81
MAKROKOSMOS
============l l====l Pancaindra l==========================
MANUSIA
(Soma)
------------------------------------------------Kolektif
(Psike)
Kolektif
(arketip libido)
Pribadi
Pribadi
(nafsu: Mutmainah,Luamah,Sufiah,Amarah)
Rahsa Jati
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
(Jung)
(Candra jiwa Indonesia)
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental
(badan/jasmani halus, prinsip alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (prinsip rohani, alam sejati, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
82
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Hanya dengan asimilasi yang baik proses untuk mencapai sadar kolektif itu
dapat diakhiri dengan baik. Dalam hal ini Soemantri melihat adanya perbedaan
yang bersifat prinsipiil dengan Candra Jiwa Indonesia. Dalam Candra Jiwa IndonePerubahan dan terobosan terus-menerus dari pusat imateri yang dapat
dibandingkan dengan das Selbst menurut Candra Jiwa Indonesia tidak
akan menyebabkan penyimpangan dari normal, karena sifatnya sebagai
pusat harmoni. Integritas kepribadian tetap terjaga. Manifestasi akan
diselubungi dengan simbol-simbol, bila kemampuan jiwa terbatas.
sia terobosan dan manifestasi yang terus-menerus dari pusat imateri yang dapat
dibandingkan dengan das Selbst tidak akan dapat menyebabkan penyimpangan
dari normal. Bukankah pusat imateri itu sumber asli dari kedaulatan absolut dan
pengaruhnya bersifat harmonis terhadap pusat-pusat yang lain? Manifestasi itu
baru terjadi tanpa tedeng aling-aling (tanpa basa-basi) setelah ada sikap yang
positif dari sang aku terhadap pusat imateri.
Manifestasi itu akan berlangsung sebagian demi sebagian sesuai dengan
kapasitas asimilasi dari sadar pribadi. Kalau kemampuan itu terbatas, maka
manifestasi akan diselubungi dengan simbol-simbol. Pengaruh dari pusat imateri
yang menimbulkan harmoni menghindari keadaan kacau, yang merugikan
integritas dari kepribadian.
Isi yang telah menjadi sadar yang muncul dari asadar dan menyebabkan
ketegangan, tidak berasal dari pusat imateri, tetapi dari nafsu-nafsu, terutama
dari luamah. Luamah mendorong angan-angan agar aktif, dan gambaran pikiran
yang setelah menjadi sadar ditangkap dalam angan-angan, membuktikan aktifitas
luamah. Luamah adalah nafsu konservatif yang sifatnya hendak mempertahankan, sehingga penyesuaian diri menjadi lambat atau terhalang.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
83
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
tidak
menyebabkan
terjadinya
memberi energi kepada sang aku agar dapat terlepas dari keterikatannya kepada
diri sendiri dan dunia luar. Karena pada manusia semua nafsu itu bertindak
bersama-sama, maka apakah akan menyesuaikan apa tidak, hal itu tergantung
pada hubungan antara mutmainah dan luamah. Konversi yang mungkin terjadi
dari sifat-sifat luamah yang egosentripetal menjadi sifat-sifat yang membuat
manusia tahan kekurangan, rasa sakit dan penderitaan.
Bila dicampur dengan sifat-sifat mutmainah yang egosentrifugal,
menyebabkan Jung berpendapat bahwa asadar tidak hanya bisa mempunyai
keinginan, tetapi juga dapat menarik kembali keinginan tersebut. Dia akan
menyadari bahwa keinginan itu tidak masuk akal; ia belajar toleran dengan
dirinya sendiri dan belajar mundur. [54] Marilah kita dalami ajaran mengenai
arketip dari Jung, dan Jung mengatakan bahwa inti-arketip adalah das Selbst.
Kalau kita bicara mengenai endapan pengalaman, maka pengalaman selalu
merupakan pertemuan antara dua kesatuan yang kedua-duanya terbatas, atau
suatu pertemuan yang terbatas dengan kolektif yang tidak terbatas.
Inti kolektif yang oleh Jung dikemukakan sebagai das Selbst bukan
merupakan pengalaman, jadi mustinya juga bukan arketip. Bagaimanakah letak
____________
[54]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1933, h. 82.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
85
TheSource
Dimensi-4
TheForce
Dimensi-4
IRahsa JatiI
TheSelf
Dimensi-4
Suksma
Kawekas
Suksma
Sejati
Roh
Suci
P
PA
AU
UG
GE
ER
RA
AN
N
AArrkkeettiipp PPeerrttaam
maa
((JJuunngg))
Tripurusa
(Pusat Imateri)
Sentra Vitalitas
Dimensi-4
MENTAL
Dimensi-3
FISIK
Dimensi-2
Dimensi-2
IPancaindraI
Aku/Mental (TheEGO, Angan-angan) dan Aku/Spiritual (TheSelf, Roh Suci). Pancaindra menghubungkan
Mikrokosmos dengan Makrokosmos (Dimensi/Dunia-1, alam semesta, dunia lua) yang berada di luar kotak ini
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
problema ini di dalam Candra Jiwa Indonesia? Roh Suci sebagai jiwa nyata yang
imateri dari manusia, dianggap sebagai percikan api dari Suksma Kawekas, yaitu
Jiwa nyata yang imateri dari manusia disebut Roh Suci, ia dianggap
sebagai percikan hidup (api) dari sumbernya (Suksma Kawekas), yaitu
bentuk asli asal mula kehidupan. Ketika membandingkan antara suatu
bentuk asli yang tertinggi dari hidup. Walaupun semuanya ini letaknya di kemungkinan eksistensi yang imateri, namun perbandingan antara percikan
tersebut dengan yang tak terbatas sama dengan perbandingan antara suatu
(kesadaran) yang individu dengan yang kolektif.
Kesadaran atau sadarnya individualitas yang tenggelam di dalam kesadaran
kolektif itu jika dinyatakan dengan kata-kata, disebut paugeran atau syahadat.
Jadi paugeran itu adalah pengalaman asli yang pertama. Jika kita mengikuti
ajaran mengenai arketip dari Jung, maka paugeran tersebut haruslah menjadi
arketip yang pertama.
Sebagai contoh dari seorang yang telah sampai kepada keadaan arketip itu
Jung menyebut Yesus Kristus. Menurut Jung pribadi itu selalu historis karena
sangat terikat dengan waktu; tetapi bentuk hubungan dengan waktu itu bukan
soal.[55]
Jung mengemukakan beberapa hal yang penting. Dalam dunia ilmu
pengetahuan berikut ini dikenal Candra Jiwa Indonesia sebagai hipotesis Jung,
dugaan sementara yang dianggap benar.
Pertama-tama Jung membuat perbedaan antara Yesus yang historis dan
yang tidak historis, yaitu Kristus yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Jung
menganggap Kristus sebagai keadaan kesadaran yang tertinggi, atau inti arketip,
___________
[55] . Carl Gustav Jung. Psychologie und Religion. Rascher Verlag. Zurich und Leipzig, h. 150-161.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
87
Makro Kosmos
(Dunia Luar)
Asadar Kolektif
EGO
(arketiplibido)
Persona/
Hati Nurani
Pusat
Imateri
INDIVIDUASI
(PAMUDARAN)
.
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
88
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
yang ada di tiap manusia. Tiap orang mempunyai potensi untuk mencapai
keadaan kesadaran yang tertinggi ini.
Dalam Candra Jiwa Jung individuasi
pelepasan sang aku dari keadaan terjepit di antara asadar, dunia luar
dan persona. Dalam Candra Jiwa Indonesia Pamudaran itu juga
adalah melepaskan diri sang aku dari keadaan terjepit di antara
asadar, dunia luar dan hati nurani.
Hal itu benar-benar sesuai dengan pendapat dari Candra Jiwa Indonesia,
yang mengemukakan pendapat bahwa pusat imateri di tiap manusia, yaitu
Tripurusa, telah tersedia secara laten, dan setiap manusia secara potensial dapat
mencapai tingkat kesadaran dari Tripurusa. Dengan demikian Pamudaran dapat
dilakukan. Pada Jung proses individuasi itu juga merupakan proses Pamudaran,
pahlawannya harus memerangi musuhnya beberapa kali. [56]
Dalam Candra Jiwa Jung individuasi merupakan Pamudaran atau pelepasan
sang aku dari keadaan terjepit di antara asadar, dunia luar dan persona. Dalam
Candra Jiwa Indonesia Pamudaran itu adalah melepaskan diri sang aku dari
keadaan terjepit di antara asadar, dunia luar dan hati nurani. Kalau hal itu yang
terjadi dalam Candra Jiwa Indonesia, maka Jung mendasarkan efek terapeutik
dari sistemnya di atas proses individuasi, yang sesungguhnya merupakan suatu
kemajuan dalam penyesuaian diri pada tingkat kesadaran yang lebih tinggi,
sehingga makin lama makin banyak ikatan yang melepaskan diri.
Menurut Jung, manusia tertentu perlu melakukan individuasi, bukan
suatu keharusan terapi, tetapi untuk mencapai suatu idealisme yang tinggi, citacita yang terbaik yang dapat dicapai oleh manusia. Idealisme itu juga dapat
dicapai melalui aspek ketuhanan yang ada di dalam dirinya sendiri melalui jalan
___________
[56]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 85.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
89
________
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQN5FZeybhtqmkrlKnXASZv96MHzwhY1yK9M9AbWm3wqd3eakmC;
cited June 12, 2011.
90
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
religi. Jung juga mengemukakan bahwa cita-cita yang ideal ialah bahwa dari wawasan yang
benar akan muncul perbuatan yang juga benar. [57]
Dalam hal terapi Jung dan Soemantri menekankan kepada pendidikan
kembali (re-edukasi), yaitu memobilisasi tunas-tunas kesadaran dalam
diri si pasien.
___________
[57]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 183.
[58]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, h. 132-133.
[59]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, h. 96.
[60]. Idem, h. 37-38.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
91
MAKROKOSMOS
======l
MANUSIA
(Soma)
-------------------------------------------------Pribadi
(Psike)
Pribadi (Mutmainah,Luamah,Sufiah,Amarah)
(angan2 arti sempit)
Asimilasi
(angan2 arti luas)
PANEMBAH
- - - - - -l
l- - - - - - -l
TheGate
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
(Jung)
(Candra jiwa Indonesia)
(Pusat Imateri)
=======================================================================
of the pull quote text box.]
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental
(badan/jasmani halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (alam sejati, Prinsip Rohani,
Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
92
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
memperbesar daya asimilasi dari sadar pribadi terhadap asadar. Untuk penanganan secara
afektif dari isi-isi yang telah menjadi sadar dan pengaruh harmonisasi dari pusat imateri
terhadap semua sentra jiwa.
Di dalam jiwanya pasien neurotik tetap terpelihara adanya pertentangan-pertentangan sentra vitalitasnya. Penyakit jiwanya tersebut sedikitbanyak menunjukkan adanya kelanjutan dari keadaan yang tidak
berubah itu. Ketidak berhasilan usaha penyesuaian diri, meningkatkan
keragu-raguan dari pasien tersebut terhadap kesulitan yang dihadapi.
Di dunia Timur, Jung mengambil contoh dalam sistem Yoga, hal tersebut
diatas dianggap sebagai meditasi atau kontemplasi (perenungan). Bedanya
dengan sistem Yoga adalah keseganan untuk memikirkan tentang munculnya
bekas-bekas gambaran yang gelap dan sporadis. Baik itu gambar maupun
perasaan yang melepaskan diri dari asadar yang tidak kelihatan dalam latar
belakang yang gelap. Untuk menyinarinya secara samar-samar pandanganpandangan yang diarahkan ke dalam. Dengan cara demikian yang terdesak dan
yang hilang akan kembali. [61]
Dalam kedua candra jiwa itu dibicarakan tentang perubahan perilaku
masyarakat yang perlu diperhatikan. Pendidikan menjadi makhluk-sosial bagi
Jung merupakan suatu tingkat terapi. Bahkan Jung sampai menyebut beberapa
sifat, yang jika diterapkan bisa dibandingkan dengan Hastasila (delapan sifat
susila) dalam Candra Jiwa Indonesia, yaitu: kesadaran, kasih sayang, kepercayaan,
harapan dan merendahkan diri (hati).[62]
Dalam membicarakan Candra Jiwa Jung tidak boleh lupa menyinggung
tentang idenya mengenai Animus dan Anima. Jung bertolak dari anggapan, bah-
___________
[61]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h. 11.
[62]. Carl Gustav Jung. Die Psychologie der Ubertragung. Zurich, 1946, h.228
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
93
MAKROKOSMOS
======l
MANUSIA
Soma
-------------------------------------------------
Hastasila
Limasila: harapan,
rendah-hati, kasihsayang
Psike
(Extraversi)
sadar,
- - - - - -l
percaya
l- - - - - - - -l
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
(Jung)
(Candra Jiwa Indonesia)
Pusat Imateri
=====================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
Bagan Transenden 1.4.18: Pendidikan Budi Pekerti untuk Menjadi Makhluk Sosial
Pendidikan budi pekerti luhur untuk menjadi makhluk sosial bagi Jung merupakan
suatu jenis terapi. Bahkan Jung menyebut beberapa sifat, yang selaras dengan Hastasila
(Delapan sifat susila: Trisila dan Pancasila) seperti di dalam Candra Jiwa Indonesia,
menurut Jung yaitu: kesadaran, kasih sayang, kepercayaan, harapan dan merendahkan diri
(hati).
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
94
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
gambaran virtuil dari orang tua, isteri, anak-anak, kelahiran dan kematian sebagai
alat jiwa. Mereka itu dalam arti tertentu adalah endapan dari semua pengalaman
dari deretan keluarga, tetapi bukan pengalaman itu sendiri.
Ada gambaran kolektif dari isteri yang diwariskan dalam asadarnya suami,
dan dengan bantuan gambaran itu dia memahami eksistensi dari isterinya. [63]
Gambaran isteri dalam asadarnya suami, disebut anima. Animus adalah endapan
alami dari semua pengalaman dari kaum perempuan kepada suami dan tidak
hanya itu; bahkan dia juga makhluk yang bersifat mencipta, jelas bukan dalam
bentuk ciptaan laki-laki, tetapi dapat mengemukakan sedikit, sehingga orang
dapat menyebutnya dengan kata mencipta. [64]
Dalam Candra Jiwa Indonesia sifat-sifat wanita, yang pada pria tampak
samar-samar di belakang, bukan akibat gambaran virtual dari wanita akibat
endapan pengala-man mengenai wanita pada pria, tetapi itu adalah sifat-sifat
yang erat hubungannya dengan suatu sentra (pusat) vitalitas, yaitu perasaan
(pangrasa), yang pada pria tetap di belakang. Pria meletakkan titik beratnya pada
sentra vitalitas yang lain, angan-angan atau logos, yang karena itu ada di depan.
___________
[63]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 120-121.
[64]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 154.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
95
MAKROKOSMOS
=======l l==========l Pancaindra l==========================
MANUSIA
Soma
-------------------------------------------------II. Kolektif
II. Kolektif
Psike
(arketip libido terbalik)
AAN
NIIM
MAA [pria]
AAN
NIIM
MU
USS [wanita]
I. Pribadi
I. Pribadi
(nafsu: Mutmainah, Luamah, Sufiah,)
(Amarah. angan2 arti sempit)
Aku
PPEERRAASSAAAANN [wanita]
AANNGGAANNAANNGGAANN [pria] arti luas
- - - - - - -l l- - - - - - - - -l
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3Roh Suci
(Jung)
(Candra jiwa Indonesia)
Pusat Imateri
======================================================================
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
96
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
sebut tabiat laki-laki, tetap bersifat samar-samar pada wanita. Dalam Candra
Jiwa Indonesia fenomena anima-animus tidak ada sangkut-pautnya dengan
pengalaman filogenetis, akan tetapi terjadi dari pergeseran sikap hidup karena
ada dua sentra vitalitas yang saling mengisi, yaitu angan-angan dan perasaan.
Jung menyatakan bahwa angan-angan sebagai das Dengken (pikiran) dan
pangrasa (perasaan) sebagai das Gefuhl (perasaan), serta upaya membedakan
antara yang satu dengan lainnya. Pemberian prioritas secara sepihak dari pikiran
selalu dibarengi dengan perasaan rendah diri. Sementara pengalaman yang di
beda-bedakan juga akan menyakiti daya intuisi dan sebaliknya. [65]
Jung tidak mendalami lagi fungsi timbal balik dari pikiran dan perasaan,
jadi tidak seperti di dalam Candra Jiwa Indonesia, lagi pula di dalam pelbagai segi
dari pusat vitalitas dilihatnya ada suatu mekanisme dari daya pengaturan sendiri.
(lihat Skema III) Segi-segi positif dari angan-angan mampu untuk menetralisir segisegi negatif dari perasaan, dan demikian pula sebaliknya. Kenyataan ini sangat
penting dalam reintegrasi di dalam psikoterapi. Juga pergeseran sifat-sifat
luamah yang negatif ke sisi yang memberinya kesabaran dalam menderita sakit
___________
[65]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, h. 142.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
97
MAKROKOSMOS
=======l
l=========l
Pancaindra
l=========================
MANUSIA
(Soma)
-------------------------------------------------(Psike)
A N G A N A N G A N arti luas
Persona
- - - - - -l
l- - - - - - - - -l
Hati Nurani
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
(Jung)
(Candra jiwa Indonesia)
(Pusat Imateri)
=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
98
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
dan kekurangan, penting untuk proses sublimasi. Jung menyebut pergeseran ini
sebagai pergeseran energi.
Angan-angan dan perasaan mampu untuk saling menetralisir kekurang-
Bagaimana hubungan persona dan das Selbst terhadap sang aku dalam
sistem Jung adalah berbeda dengan bagaimana hati nurani dan pusat imateri
berhubungan terhadap sang aku di dalam Candra Jiwa Indonesia. Sebelum
seseorang menemukan das Selbst di dalam hati sanubarinya, ia lebih banyak
tergantung pada persona. Dengan munculnya arketip ini maka berkuranglah
unsur pribadi untuk menjadi hilang kemudian. Fungsi persona diambil alih oleh
Personlichkeit.
Dalam Candra Jiwa Indonesia keadaannya lain. Sebelum seseorang mulai
mempunyai pengalaman dengan pusat imateri, maka hati nurani memiliki fungsi
pemimpin, dimana mutmainah memainkan peranan penting. Pusat imateri
menambahkan faktor yang sifatnya bukan pengalaman kepada kata hati. Jadi
pusat imateri memperkuat hati nurani. Hati nurani itu berkembang terus sampai
menjadi identik dengan pusat imateri.
Baik Candra Jiwa Jung maupun Candra Jiwa Indonesia memberi tempat
yang baik kepada pesan-pesan/ sabda-sabda dari sadar kolektif, yang disebut
ilham. Jadi Jung beranggapan ada kemungkinan eksistensi yang tempatnya diluar
pengalaman. Karena itu Candra Jiwa Indonesia memandang pusat imateri sebagai
kemungkinan eksistensi suprarasional, kemungkinan tanggapan dan kemungkinan potensi. Daerah suprarasional ini dalam skema IV (Lampiran-4) letaknya mulai
dari kata hati sampai dengan sadar kolektif. Dari hati nurani (kata hati) sampai ke
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
99
100
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
bawah (ke jasmani kasar, berlawanan arah dengan pusat imateri) adalah daerah
yang bisa dijangkau oleh pengalaman.
Hati nurani memiliki fungsi pemimpin, dimana mutmainah berperanan
penting. Pusat Imateri menambahkan faktor yang sifatnya bukan
pengalaman. Hati nurani itu berkembang terus sampai menjadi
identik dengan pusat imateri. Pada saat itu hati nurani sudah tidak
dibutuhkan lagi, Pusat Imateri mengambil alih eksistensinya.
____________
[66]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 4.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
101
__________
http://wapedia.mobi/thumb/4d8e504/en/fixed/353/239/Hall_Freud_Jung_in_front_of_Clark_1909.jpg?form
at=jpg cited June 1, 2011
102
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
yaitu ilmu yang memberikan kepada kita kunci kepada semua hal, yang di dunia
Timur hanya ditemukan melalui pembersihan jiwa. [67] Dunia Barat sedang
menuju ke penemuannya kembali dunia dalam, dan dunia Timur mulai memahami pentingnya dunia luar. Pergeseran tekanan pasti akan menentukan gambaran
perkembangannya dalam abad yang akan datang.
Masih ada lagi persoalan yag dikemukakan oleh Jung, bahwa yang disebut
bakat telepati dari jiwa telah menimbulkan pemikiran yang berat. Dengan menggunakan istilah telepati sedikitpun belum ada yang dapat dijelaskan. Keterbatasan ruang dan waktu dari kesadaran merupakan kenyataan yang demikian
hebatnya. Setiap terobosan dari kebenaran yang fundamental ini sesungguhnya
merupakan suatu peristiwa yang mempunyai arti yang sangat teoritis.
Dengan demikian seperti dibuktikan, bahwa keterbatasan ruang dan waktu
itu suatu tujuan yang bisa dibuka. Syarat untuk membukanya kiranya adalah
psike, yang sekaligus juga keadaan ruang dan waktu yang paling mempunyai sifat
nisbi atau relatif. [68] Dalam Candra Jiwa Indonesia persoalan ini dijelaskan
dengan membangkitkan secara sengaja Bayu Sejati, yaitu kekuatan-kekuatan
instink yang telah dipersatukan, yang terdiri dari tujuh kekuatan saudara dari
pribadi sendiri.
____________
[66]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 4.
[67]. Wilhelm Jung. Das Geheimnis der Goldene Blute, h.48.
[68]. Carl Gustav Jung. Wirklichkeit der Seele. Rascher & Cie A.G. Verlag. Zurich, h.226.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
103
Foto 2.1.1: Grup Musik DEWA 19 Telah Sukses Berkarir Selama 25 Tahun
DEWA 19 adalah sebuah grup musik dengan rata-rata usia personelnya 19 tahun. Dibentuk pada tahun 1986 oleh empat orang siswa SMP Negeri 6 Surabaya. Nama DEWA
merupakan akronim dari nama mereka berempat: Dhani Ahmad (keyboard, vokal), Erwin
Prasetya (bass), Wawan Juniarso (drum) dan Andra Junaidi (gitar). Grup ini telah beberapa
kali mengalami pergantian personel dan nama.
Setelah hijrah ke Jakarta, grup ini telah meraih kesuksesan sepanjang dekade 1990-an dan
2000-an melalui serangkaian lagu-lagu bergenre rock dan pop. Pada tahun 2008, majalah
Rolling Stone memasukan DEWA 19 ke dalam "The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar
Sepanjang Masa". Ahmad Dhani menjadi salah satu artis dalam daftar tersebut. Pada awal
tahun 2011, Ahmad Dhani menyatakan bahwa band DEWA itu adalah band nostalgia dan
resmi bubar setelah sukses berkarir selama 25 tahun.
Dewa sebagai makhluk halus juga hidup berkelompok, membentuk masyarakatnya yang
bertingkat ada yang baik dan buruk perangainya bahkan ada yang mengikuti petunjuk
nabi. Mereka dapat mempengaruhi manusia dengan kekuasaannya meskipun manusia
potensial melebihi kekuasaan mereka yaitu bila selalu mendekat kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa. Batas waktu hidupnya berakhir ketika kekuasaannya habis terpakai.
__________
http://fafaisal.student.umm.ac.id/files/2010/07/dewa_19.jpg cited April 30, 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Dewa_19 cited April 30, 2012
104
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
BAB II
MAKHLUK HALUS
2.1 PENDAHULUAN
Dalam candra universal Indonesia ini, makrokosmos mempunyai empat
unsur yang mendasarinya yaitu 1) suasana, 2) api, 3) air dan 4) tanah, Unsur-unsur
Di dalam Candra Jiwa Indonesia Dewa dijelaskan sebagai makhluk
Tuhan yang badan/jasmani kasarnya berunsur api, tidak kasat mata
(makhluk halus). Makhluk ini memiliki kekuasaan yang dapat memengaruhi manusia kearah yang melenceng, menjauhi sumber dan tujuan
hidupnya yang hakiki sehingga menutup jalan kembali ke sorga-Nya.
tersebut membentuk badan/jasmani kasar dan jasmani halusnya makhlukmakhluk Tuhan yang menjadi penghuninya. Penghuni makrokosmos tersebut
adalah manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan dewa. Manusia badan/jasmani
kasarnya lengkap memiliki keempat unsur tersebut, hewan memiliki tiga unsur,
tumbuh-tumbuhan memiliki dua unsur dan dewa memiliki satu unsur yaitu api.
Dewa atau dewata di dalam Candra Jiwa Indonesia dimaksudkan sebagai
makhluk Tuhan, ciptaannya yang unik, halus tidak kasat mata, memiliki kekuasaan
yang besar, sementara. Makhluk hidup yang halus ini dapat memengaruhi
manusia terutama kearah yang melenceng dan menjauhkan diri dari tujuan hidup
yang hakiki. Oleh karena itu bab ini diberi judul Makhluk Halus yang
berkesadaran, keberadaannya di antara manusia dan binatang.
Sebuah kata Dewa sering digunakan sebagai nama orang, istilah
kelompok manusia dengan kasta tertentu, nama grup kesenian musik (band)
dengan makna-makna khusus untuk itu. Bahkan kata Dewa tersebut dengan arti
khusus di dunia pewayangan maupun religi tertentu juga dipakai untuk
menjelaskan tentang beberapa sifat-sifat dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam
Candra Jiwa Indonesia dewa dimaksudkan sebagai makhluk Tuhan yang
berbadan/jasmani kasarnya tidak kasat mata (halus) dimaksudkan sebagai
makhluk halus.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
105
MAKROKOSMOS
Manusia, Hewan, Mineral,
Dewa
Unsur Api
SADAR
Kemayan
-----------------------l Rahsa Jati l-----------------------------------------------Alam Sejati (Pusat Imaterial)
=======================================================================
Bagan Transenden 2.2.1: Dewa Hidup di Lingkungan yang Berunsur Api
Dewa yang dimaksudkan adalah ciptaan Tuhan sebangsa makhluk halus jin, setan, peri atau
hantu yang badannya terdiri atas unsur api dan mereka hidup juga di mana ada unsur api.
Menurut Candra manusia Indonesia universum terdiri atas bagian materi-kasar dan
materi-halus. Bagian materi-kasar disebut bumi, bagian materi-halus disebut sebagai
langit masing-masing bersaf tujuh.
Dewa dapat bertempat tinggal di mana-mana sebab anasir api juga terdapat di mana-mana.
Unsur tersebut merembes dan menerobos bumi dan langit, seperti juga halnya dengan
anasir-anasir yang lain.
Dewa atau dewata mempunyai kepribadian ego. Kesadaran ego berasal dari kemayan atau
maya, yang sama dengan kemayan jasmani manusia. TheSelf (Roh Suci) sebagai bagian
esensinya seperti pada manusia tidak dipunyai Dewa. TheForce (Suksma Sejati) sebagai
Penuntun Sejati untuk mendampinginya juga tidak diberikan kepadanya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
106
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
2.2 DEWA
Tentang dewata atau dewa ditulis oleh Soenarto dan kawan-kawan dalam
buku Gumelaring Dumadi (Terciptanya Alam Semesta) dan buku Tunggal Sabda
Dewa adalah makhluk Tuhan, yang posisinya di antara manusia dan
hewan. Jasmani kasarnya terdiri atas unsur api, tidak memiliki bentuk
yang tetap, tidak dapat sakit, putus atau dipotong-potong. Mereka
hidup di mana ada unsur api (di udara, di air, dan di tanah).
(Sabda yang Sama). Intisari tulisan ini sebagian besar diambil dari kedua buku
tersebut.
Dewata atau dewa adalah makhluk Suksma Kawekas, yang berada di antara
manusia dan hewan. Badannya terdiri atas unsur api dan mereka hidup juga di
mana ada unsur api. Menurut Candra manusia Indonesia ini, universum terdiri
atas bagian materi-kasar dan materi-halus. Bagian materi-kasar disebut bumi,
seperti juga pada manusia terdiri juga atas tujuh saf.
Demikian juga bagian materi halus, bersaf tujuh dan disebut sebagai langit.
Saf-saf ini, bersamaan (analog) dengan badan/jasmani manusia, tidak berjajaran
yang satu dengan lainnya. Masing-masing merupakan konsentrasi (pemusatan)
yang semuanya itu bersama-sama dapat mengisi ruang pada waktu yang sama.
Anasir api terdapat di mana-mana, merembes dan menerobos bumi dan langit,
seperti juga halnya dengan anasir-anasir yang lain. Oleh karena itu, dewa dapat
bertempat tinggal di mana-mana, baik di udara, di air, maupun di tanah.
Badannya tidak memiliki bentuk yang tetap, tidak dapat sakit, putus atau
dipotong-potong.
Dewa mempunyai kepribadian aku. Kesadaran aku berasal dari kemayan
atau maya, yang sama dengan kemayan jasmani manusia. Dewa tidak
mempunyai Roh Suci sebagai bagian esensinya seperti pada manusia. Demikian
juga tidak diberikan kepadanya Suksma Sejati sebagai Penuntun Sejati untuk
mendampinginya.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
107
MAKROKOSMOS
Dunia luar
[Alam Semesta]
UNSUR
API
[RAGA]
DEWA
\\\
[JIWA]
AKU
(KEMAYAN)
Pusat Imateri
[Alam Sejati]
Diagram Transenden 2.2.1: Umur Dewa itu 1000 Kali Umur Manusia
Dewa mempunyai kekuasaan dan kekuatan khusus karena kemayannya. Dewa itu bersifat
materi, seperti alat elektronik yang diberi isi tenaga listrik (baterai). Kekuatan kemayan
dewa makin lama makin berkurang, dan akhirnya lenyap, sama halnya tenaga listrik
baterai yang lambat laun berkurang sampai akhirnya menjadi kosong. Badan/jasmaninya
lalu kembali kepada unsur api di universum. Walaupun umur dewa panjang ada batasnya
juga.
Umur dewa itu kira-kira 80.000 tahun yang diukur dari 1.000 kalinya umur manusia (80
tahun), karena itu jumlahnya juga berlipat banyak dibandingkan dengan jumlah manusia.
Berdasarkan hierarki kekuatan kemayannya mereka terbagi atas berbagai tingkatan.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
108
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
dan akhirnya lenyap, sama halnya dengan aki yang lambat-laun menjadi kosong.
Badan/jasmaninya lalu kembali kepada unsur api di universum. Karena itu ada
batas umur, walaupun panjang.
Umur hidupnya dewa seribu kali lebih panjang dari umurnya manusia.
Sekiranya umur manusia itu 80 tahun, maka umur dewa 80.000 tahun.
Jumlahnya juga berlipat banyak dibandingkan dengan jumlah manusia. Mereka
terbagi atas berbagai tingkatan kekuasaan dengan hubungan hierarkhis
berdasarkan kekuatan kemayannya. Mereka juga membentuk kelompokkelompok dan pergaulan hidup bersama berdasarkan sifat watak dan kondisi
hidupnya. Dewa yang hidup di udara, di air dan di tanah masing-masing
membentuk masyarakatnya sendiri dengan semacam raja, pemerintahan dan
kawula negara.
Ada dua golongan besar Dewata, golongan baik dan jahat. Yang baik
termasuk golongan Wisnu, disebut juga Sura (bahasa Sanskerta). Yang jahat
termasuk golongan Kala, disebut juga Asura. Kedua golongan ini selalu berperang.
Para dewa, karena kekuasaan kemayannya, tahu akan seluk-beluk perjalanan
hidup di sekitarnya, tetapi kesadarannya tidak melampaui keadaan kehidupan
yang terikat materi, yang dapat juga dicapai oleh pemikiran kita. Para dewa yang
mempunyai kemayan ukuran besar, mempunyai kekuasaan dan daya pengaruh
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
109
MAKROKOSMOS
Manusia, Hewan, Mineral,
Dewa
Unsur Api
SADAR
Kemayan
-----------------------l Rahsa Jati l-----------------------------------------------Alam Sejati (Pusat Imaterial)
========================================================================
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
110
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
yang besar sekali terhadap materi. Karena kekuasaannya yang luar biasa ini,
mereka lalu menganggap diri sebagai yang paling tinggi dalam kehidupan dan
merasa sebagai sang penguasa universum.
Makhluk yang jasmani kasarnya terbuat dari unsur api (Dewa ) , terdiri
dari dua golongan besar, golongan baik dan jahat. Yang baik termasuk
golongan Wisnu, disebut juga Sura . Yang jahat termasuk golongan
Kala, disebut juga Asura. Kedua golongan ini selalu berperang.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
111
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
dilambangkan dengan gambar bintang berujung tiga dengan pusat berwarna biru.
Makna lambang ini sejajar dengan Tritunggal dan merujuk pada kekuasaan raja.
II. Golongan ini disebut Duta (utusan), yang menunjukkan tugas golongan
ini, ialah untuk meneruskan perintah dari golongan Luhur. Perintah ini
mempunyai dua tujuan: 1. Memasukkan hidup dan mencipta, dan 2. Merusak,
melebur.
Digambarkan dengan lambang bintang berujung empat, sebagai
bentuk bayangan jasmani manusia yang terdiri dari empat unsur, yang menerima
sabda Tripurusa. Di tengah berinti hijau, sebagai tanda pendukung perintah
tuannya, dewa Luhur.
III. Golongan ini disebut Wisesa (mempunyai hak memutus) dan
digambarkan dengan lambang bintang berujung lima dengan aneka warna, dan
merupakan bentuk bayangan pancaindra manusia,
alat manusia untuk
menggarap dunia luar. Golongan ini adalah pemegang pengadilan atas nama
dewa Luhur dengan tendensi merusak para kawula.
IV. Golongan ini mendapat nama Hayu (bahagia), yang berwenang
melaksanakan perintah atas nama dewa Luhur yang bersifat mencipta dan
memberi hidup. Dewa hayu dengan demikian adalah pembawa dan pelaksana
tugas yang baik. Lambangnya berupa bintang berujung enam, sebagai bentuk ba-
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
113
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
115
Aladin menjalin kontak dengan Jin yang keluar dari lampu ajaibnya
Gambar 2.2.2: Kontaknya Dewa dengan Manusia
Kemampuan dasar manusia tidak dapat masuk ke dalam atau menyelidiki dunia dewa,
kecuali jika ia dipimpin oleh Sang Guru Sejati. Golongan Dana dan Pada adalah para dewa
yang sering berhubungan dengan manusia. Dengan kemayan atau mayanya, mereka
mampu berhubungan dengan manusia melalui angan-angan.
Dengan cara menyulap (menyihir) barang apa pun yang mereka inginkan di dalam anganangan manusia, mereka sudah menguasai angan-angan manusia. Manusia dapat
dipengaruhi oleh bayangan-bayangan pikiran itu, karena sesuai dengan pengharapanpengharapan pribadi yang bersangkutan.
__________
http://img2.timeinc.net/ew/dynamic/imgs/041004/15820__aladdin_l.jpg cited September 13,
2011.
116
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
dengan arca, sebagai penggambaran golongan yang paling besar dan materi di
antara para dewa.
Para dewa selain merasa mahakuasa juga ingin disembah. Kehadiran
dewa yang agak tinggi derajatnya di dekat manusia, dirasakan oleh
manusia itu sebagai merasa dirinya yang tertinggi, tidak dibawahkan
oleh siapa pun.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
117
Fenomena alam?
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
justru persis sama di dalam bentuk bayangan itu tadi. Sehingga manusia dapat
dan mudah terpesona, mengira bahwa ia telah mencapai harapannya dan karena
itu mempersembahkan kebaktiannya kepada dewa tersebut. Karena itu manusia
pemali, dilarang membuat bayangan tentang Tripurusa dan keadaannya di dalam
kebaktian dan panembahnya.
Pengambilalihan manusia oleh dewa dapat terjadi dengan baik-baik atau
dengan paksaan. Dengan baik-baik kalau memang manusia menunjukkan
kebaktiannya kepada dewa, dengan paksaan jika ia tidak berbuat demikian.
Menghanyutkan diri dalam khayalan dan lamunan berarti seakan-akan
menyediakan kursi empuk bagi dewa. Manusia lalu kemasukan.
Di dalam kesadaran dan kebaktian kepada Tripurusa dilahirkan kenyataan,
bahwa badan/jasmani manusia itu kendaraan Tripurusa, yang memancarkan
Mahakekuasaan, yang menjauhkan para dewa. Orang yang dipengaruhi dewa,
menghindari pergaulan dengan orang yang sungguh-sungguh kebaktiannya
kepada Suksma Sejati, dan menjauhi ajaran-ajaran Suksma Sejati. Orang yang
demikian ini menerima ajaran dewa melalui bisikan-bisikan di dalam telinga, atau
sebagai wujud-wujud yang dapat dilihat dengan indra penglihatan yang halus.
Kehadiran dewa dapat diketahui manusia melalui bau yang khas atau perasaan
tertentu.
Dari pihak dewa memang ada usaha membujuk manusia agar mau
menyembah mereka. Sebagai gantinya mereka memberi sesuatu yang sangat
diingini orang, seperti kepandaian yang tak dimiliki orang lain, umpamanya pan-
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
119
__________
http://www.instablogsimages.com/images/2009/07/27/capt_photo_1245829709564-1-0_JNUGU_3868.jpg cited
September 12, 2011.
120
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
atau apa yang diperlihatkan olehnya. Demikian pula halnya dengan kapasitas
yang lain.
Manusia dipergunakan oleh dewa kurang lebih sebagai wayang. Jika
hubungan manusia dan dewa itu telah diletakkan, maka dewa dapat dipanggil
sewaktu-waktu melalui mantera atau upacara tertentu (tiap dewa mempunyai
kuncinya sendiri) dan bertugaslah manusia itu sebagai perantara sang dewa.
Dalam saat itu pribadi orangnya dapat tetap sadar atau kehilangan kesadarannya.
Selama dewa itu berada di dalam diri manusia, orang ini akan diliputi
perasaan mahakuasa dan tidak dibawahi oleh siapa pun.
Sang dewa
mempergunakan alat-alat pelaksana orangnya untuk menyatakan diri. Ia selalu
dirasakan sebagai corpus alienum (benda asing) di dalam kepribadian orang.
Selama itu orang yang kemasukan tidak mempunyai kekuasaan apa-apa. Semua
inisiatif telah direnggut dari padanya. Juga setelah kemasukannya itu selesai,
suasana mati inisiatif itu tadi tetap meliputinya untuk sementara.
Jika pementasan ini sering terjadi, maka orang itu dapat terbelah fungsi
angan-angannya dan oleh sebab itu mudah disugesti. Yang tampak adalah
inteligensi semu, karena orang itu mengulang apa yang dibisikkan dewa kepada-
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
121
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Mengikuti dewa, terutama dewa tingkat tinggi, menuntut cara hidup yang
lahiriah tidak berbeda dengan kebaktian kepada Suksma Kawekas. Di sana pun
terdapat panembah dengan penyerahan diri total. Tapa brata yang sungguh berat
dan suatu sikap hidup yang menjauh dari keduniawian, di mana watak luhur
suatu keharusan.
Kalau demikian, di mana letak perbedaannya? Perbedaannya terletak di
dalam orientasi sang-aku dan di dalam perasaan yang dialaminya. Orientasi pada
kebaktian para dewa terletak di luar diri sendiri, sedangkan pada kebaktian
kepada Suksma Kawekas orientasi terletak di dalam diri sendiri yang terdalam, tak
tergantung dari suatu organ apa pun. Orientasi di luar diri sendiri menyebabkan
pertemuan orang dengan dewa tetap tinggal di tingkat pancaindra.
Memasuki Rahsa Jati bukanlah suatu pengalaman perasaan yang bersifat
pancaindra. Bahkan, pesan-pesan dari Suksma Sejati dalam bentuk ilham, intuisi
atau wahyu tidaklah bersifat pancaindra. Kesadaran Aku, di dalam kebaktian
kepada dewa, tetap ada. Bahkan justru diperkuat di dalam pertemuannya dengan
kedaulatan aku sang dewa. Kesadaran Aku, manusia lenyap di dalam
Pembebasannya dan manusia memperoleh sebagai gantinya suatu pusat pada
derajat lebih tinggi, yang berdaya-kerja integratif, yaitu Tripurusa. Sang dewa
selalu dirasakan sebagai corpus alienum di dalam jasmani manusia yang
menghambat dan merusak harmoni semua fungsi.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
123
__________
http://4.bp.blogspot.com/_o40X45B_Jq8/TTeR9YebH5I/AAAAAAAAABA/uK49UZHwa7c/s1600/metamor
phosis-of-butterflies7.jpg cited March 10, 2012
124
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
dengan dewa, manusia merasakan dirinya organis sebagai saya yang tertinggi,
untuk menandaskan kedaulatannya. Bertunggal dengan Suksma Sejati tidak
disertai pe-rasaan-perasaan jasmaniah; pada waktu itu angan-angan diam dalam
kebaktian.
Pesan-pesan dari dewa ditangkap dengan pancaindra dan karena itu
manusia memperoleh kemampuan khusus yang semu. Kemampuan tersebut
seakan-akan ia pinjam dari dewa. Ilham, intuisi atau wahyu datang dari Tripurusa
sebagai bagian esensial dari manusia dan karena itu merupakan pengembangan
dari kemampuannya sendiri.
Dengan kebaktiannya kepada dewa, maka manusia merendahkan derajatnya, karena pada hakekatnya manusia mempunyai kekuasaan lebih tinggi dan
esensi manusia adalah Hidup itu sendiri, yang telah menciptakan para dewa.
Manusia meningkatkan derajatnya, dengan kebaktiannya kepada Suksma
Kawekas melalui Suksma Sejati menjadi Kepribadian yang a-pribadi. Untuk
mengerti akibat-akibat selanjutnya dari kebaktian manusia kepada dewa,
haruslah kita meneropong dulu pendapat tentang kehidupan sesudah mati,
seperti yang dikemukakan di dalam candra-manusia Indonesia ini.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
125
Gambar Iustrasi 3.1.1: Seekor Gajah, Seorang Bijak, dan Enam Orang Buta
Pada suatu hari seekor gajah mampir di suatu desa yang dihuni oleh enam orang buta. Hal
ini diceritakan oleh seorang penghuni desa kepada mereka. Walaupun kami belum
pernah melihatnya, tolong antarkanlah kami ke sana untuk merabanya kata orang-orang
buta itu. Singkat kata, mereka bertengkar tentang apa yang dirabanya.
Orang buta pertama yang meraba paha berkata: Hei kawan, gajah itu pilar. Orang buta
kedua yang meraba ekor berkata: Oh, tidak! ia seperti tali. Orang buta ketiga meraba
gadingnya: Ya, seperti dahan pohon yang keras. Orang buta keempat meraba
telinga: Ternyata, seperti kipas besar. Orang buta kelima meraba perutnya: Wah, yang
benar seperti tembok luas yang empuk. Orang buta keenam meraba belalai-nya: Kalaian
salah semua, yang paling benar adalah seperti pipa yang padat. Masing-masing merasa
dirinyalah yang paling benar, debat berlanjut semakin panas, menuju perkelahian.
Untunglah datang orang bijak yang melerai mereka.
Dijelaskan oleh orang bijak bahwa mereka semua benar tergantung tempat di mana ia
meraba. Gajah itu adalah semua apa yang telah mereka raba tetapi itupun belum seca-ra
keseluruhan seekor gajah. Dalam kehidupan sehari-hari persis seperti orang sehat
matanya tetapi melihat fenomena alam yang samar-samar, apalagi gaib. Ini berlaku untuk
sebagian besar fenomena di dunia seperti sosial, politik, ekonomi sampai perso-alan agama
dan kepercayaan. Tidak perlu bertengkar, saling berbagi ilmu, mengimbangi, dan
melengkapi apa yang dilihat, dirasakan, dan diteliti. Hendaknya saling empati dan
mendoakan keselamatan masing-masing, maka duniapun akan ikut tersenyum bahagia.
__________
http://timvalentine.files.wordpress.com/2012/02/428093_3004840753399_1033799704_3203082_81538993_n.j
pg?w=710 cited May 2, 2012
http://timvalentine.wordpress.com/2012/02/01/sixblindmen/ cited May 2, 2012
126
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
BAB III
HIDUP SESUDAH MATI
3.1 PENDAHULUAN
Bagi siapa saja yang berwawasan pemikiran bebas dan merdeka,
pengetahuan yang didapat di sini dapat dipakai sebagai imbangan pengetahuan
Saling mendoakan akan keselamatan masing-masing adalah sikap yang
diharapkan dan terpuji sekiranya ada yang bertentangan dengan
pengetahuan yang telah ada dan pengetahuan ini agar dianggap sebagai
imbangan pengetahuan saja di dalam evolusi perjalanannya sang Aku
manusia menuju ke sumber dan tujuan hidupnya yang abadi.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
127
MAKRO KOSMOS
Dunia Luar
=====================================================
Jasmani Halus
ARWAH
Mental
- - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati
======================================================================
Bagan Transnden 3.2.1: Kehidupan Intra Psikis Orang Mati?
Ketika Suksma Sejati memanggil manusia ke Eksistensi-asalnya (mati) dan manusia masih
belum mau membebaskan diri dari kecenderungan mengikat diri kepada yang materi,
maka lenyaplah kesempatan mencapai Pembebasan. Yang terjadi hanyalah proses
pemisahan badan/jasmani halus dari badan/jasmani kasar (Pocong siap kubur).
Menurut candra jiwa Indonesia hidup orang yang mati berada di dalam kondisi yang
berlainan, badan/jasmani halusnya tetap melekat keberadaannya. Semua sentra/pusat
vitalitas masih ada (arti sempit). Pancaindra kasar siap bahkan mungkin sudah dikubur.
Kehidupan intra psikis (arti sempit) berjalan terus dengan tetap, bayangan-bayangan
pikiran timbul dan tenggelam, keinginan, hasrat dan kemauan selalu bermunculan dan
perasaan-perasaan ganti berganti seperti sebelum mati.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
128
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
dupnya yang abadi adalah sikap yang terpuji sekiranya ada yang benar-benar
tidak berkenan di dalam hati masing-masing.
Mati adalah kesempatan khusus di dalam hidup manusia untuk memindahkan titik berat kesadarannya sekaligus dan selamanya ke Tripurusa.
Ketika saat-saat menjadi mati itu telah tiba, seakan-akan pintu masuk
ke Rahsa Jati terbuka lebar-lebar.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
129
Legenda seni beladiri perguruan Shaolin perlu proses latihan fisik, mental, dan spiritual
Foto 3.2.1: Mental adalah Jembatan Pertemuan antara Fisik dan Spiritual
Kita berhubungan dengan perantaraan pancaindra, kita temukan manusia dan situasisituasi yang dapat menolong kita dalam proses Pembebasan, yang merupakan perkembangan esensial dari eksistensi manusia sebagai individu. Pertemuan dengan dunia luar
menambah pengalaman dan memungkinkan perbaikan-perbaikan terhadap kepribadian.
Kita dapat menyaksikan dengan pancaindra contoh-contoh yang bermanfaat untuk
menyegarkan candra manusia di dalam hati nurani kita.
Sebenarnya pemuasan keinginan kita adalah perlu sekali bagi perjalanan hidup kita. Di
samping untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan juga untuk menetralisasi efek-efek
yang mengiringi ketegangan itu. Itu semua terjadi karena daya kerja nafsu yang terus
menerus dan diperkuat oleh angan-angan. Idealnya tidak boleh melupakan tujuan hakiki
manusia barang sekejap pun.
__________
http://amazingdata.com/images/AmazingShaolinKungFu_14735/amazingcoolawesomeincredibleShaolinKungFuCh
inesemartialartsskillphotos2.jpg cited March 10, 2012.
130
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
kan untuk proses Pembebasan, sudah terlepas juga. Ini berarti bahwa manusia
sekarang hanya dapat menyandarkan diri pada diri sendiri dengan apa yang
terdapat di dalam dirinya sendiri. Kehidupan intra psikis berjalan terus dengan teApabila sebelum matinya manusia tidak pernah menciptakan ketertiban
dan memberi arah kepada kehidupan jiwanya, dan tidak pernah berusaha mencari jalan ke Rahsa Jatinya dengan menerobos khaos dinamika
fungsi sentra-sentra vitalitasnya, maka sesudah mati ia lebih tak berdaya lagi daripada sebelumnya.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
131
__________
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Pemuasan keinginan kita adalah perlu sekali bagi perjalanan hidup kita,
untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan dan untuk menetralisasi efek-efek
yang mengiringi ketegangan itu. Ketegangan dan efeknya terjadi karena daya keKehidupan jasmaniah memungkinkan bagi mereka yang jauh lebih berpengalaman dalam proses Pembebasan dan bagi mereka yang telah mencapainya, dapat berada bersama dengan kita di dunia-materi dan membantu kita menertibkan dan menyelaraskan kepribadian kita. Kesimpulan, kehidupan jasmaniah mempermudah jalan mencapai Tripurusa.
kuatan nafsu yang terus menerus bekerja serta seringnya mendapat perkuatan
dari angan-angannya sendiri. Di dunia-luar tersedia juga objek-objek untuk
melepaskan perasaan-perasaan wajib, tanggung jawab, cinta-kasih, dan perasaanperasaan lainnya.
Mensubjektifkan barang-barang di dunia luar, adalah meletakkan hubungan
subjektif antara diri sendiri dengan dunia luar. Aktifitas ini mengurangi beban
afektif yang bertimbun. Seakan-akan beban itu lalu dipikul bersama oleh diri
sendiri dan dunialuar. Sebaliknya, men-desubjektifkan-nya berarti meletakkan
beban itu sepenuhnya kepada diri sendiri. Ia berdiri sendiri. Mensubjektifkan
adalah tanda kelemahan, mendesubjektifkan adalah tanda perkembangan jiwa.
Orang-orang yang jauh lebih tinggi pengalamannya daripada kita dalam
proses Pembebasan bahkan mereka yang telah mencapai Pembebasan itu, dapat
berada bersama dengan kita di dunia-materi. Orang yang perpengalaman
tersebut dapat membantu kita menertibkan dan menyelaraskan kepribadian kita.
Pendeknya, kehidupan jasmaniah mempermudah jalan mencapai Tripurusa.
Dunia-jasmaniah ini oleh K. Jaspers disebut dunia-indra dan ruang. Di
dalam keberadaan sesudah mati, isolasi struktural dan fungsional dari duniaindra dan ruang menjadi kenyataan. Di dalam keadaan yang demikian ini manu-
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
133
MAKROKOSMOS
Dunia Luar
MAYAT
Soma
====================================================
Dunia Luar
====================================================
Nafsu Arwah
Psike
Perasaan
Extraversi
Angan-angan Aku
Introversi
- - - - - - - - - - - - - - - - -l
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TriAspect: TheOneself
Alam Sejati
TheForce
Immaterial Centre
TheSource
Rohani
TheGate
======================================================================
Bagan Transenden 3.2.2: Dunia Indra-ruangnya Karl Jaspers tentang Hidupnya Arwah
Dunia-indra dan ruang adalah dunia-jasmaniah ini telah disebut oleh K. Jaspers. Pada
keadaan sesudah mati, isolasi strukturil dan fungsionil dari dunia-indra dan ruang menjadi
kenyataan. Di dalam keadaan yang demikian ini manusia menjadi autistik sepenuhnya
dan ia tidak dapat meletakkan hubungan yang normal dengan dunia-luar. Di situ hanya
hidup arwah-arwah yang saat matinya tidak dapat mengikuti Suara panggilan TheForce
(Suksma Sejati). Sekiranya mereka dapat saling berhubungan, mereka tidak akan dapat
saling membantu lagi. Arwah-arwah ini mengira dan merasa masih hidup seperti duludulu. Sudah tidak ada lagi objek dunia luar, guna melepaskan keinginan, hasrat dan afektif
mereka.
Mereka selalu mengalami kekecewaan karena pikiran dan perasaannya yang diharapkan
menjadi kenyataan-kenyataan, selalu lenyap karena tidak mungkin memberi pemuasan.
Umpamanya timbul rasa haus, tetapi mereka tidak dapat minum dan rasa haus ini tetap
menggoda sampai ia hilang dengan sendirinya, karena timbul perasaan-perasaan lain yang
menggantikannya. Mungkin mereka merasa panas tanpa dapat berlindung atau mereka
merasa rindu dengan keluarganya tanpa ada kemungkinan untuk bertemu. Rupanya tidak
ada yang menyambut panggilan atau kehadiran mereka.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
134
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
sia dapat menjadi autistik [2] sepenuhnya dan ia tidak dapat meletakkan hubungan
yang normal dengan dunia-luar. Tambahan lagi di situ hanya hidup arwah-arwah
yang saat matinya tidak dapat mengikuti suara panggilan Suksma Sejati. AndaikaMerupakan siksaan yang sesungguhnya ketika keinginan dan perasaan
yang tak dapat dipenuhi, tiada henti dan harus hilang dengan sendirinya. Akhirnya mereka mencari penyelesaian dan Pembebasan-nya di
dalam dirinya yang terdalam berupa penyerahan diri kepada Suksma
Kawekas. Saat itu juga mereka dibebaskan, sementara.
ta mereka dapat saling berhubungan, mereka tidak akan dapat saling membantu
juga. Arwah-arwah ini mengira dan merasa masih hidup seperti dulu-dulu. Hanya
sekarang tidak ada objek dunia luar, untuk melepaskan keinginan, hasrat, dan
afektif mereka.
Pikiran dan perasaannya menjadi kenyataan-kenyataan, tetapi yang tidak
mungkin memberi pemuasan dan karena itu mereka selalu mengalami
kekecewaan, tiap kali pikiran dan perasaan tadi melenyap. Umpamanya timbul
rasa haus, tetapi mereka tidak dapat minum dan rasa haus ini tetap menggoda
sampai ia hilang dengan sendirinya, karena timbul perasaan-perasaan lain yang
menggantikannya. Mungkin mereka merasa panas tanpa dapat berlindung atau
mereka merasa rindu dengan keluarganya tanpa ada kemungkinan untuk
bertemu. Karena keluarganya tidak ada yang menyambut panggilan atau
kehadiran mereka.
Ganti-bergantinya keinginan dan perasaan yang tak dapat dipenuhi dan
yang harus hilang dengan sendirinya itu, merupakan siksaan yang sungguhsungguh.
Siksaan ini berlangsung terus-menerus sampai akhirnya mereka
mencari penyelesaian dan Pembebasannya di dalam dirinya yang terdalam
berupa penyerahan diri kepada Suksma Kawekas. Pada saat itulah mereka
dibebaskan.
__________
[2]. Autistik= bersifat autisme, keadaan yang sangat tertuju ke dalam diri sendiri (lazimnya pada orang
sakit); seluruh alam luarnya atau sebagian dari padanya lenyap dari penghayatan.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
135
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
cited
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
137
Halle Berry dalam film Catwoman, diungkapkan legenda kucing yang bernyawa rangkap.
Foto 3.2.4: Manusia mendapat kesempatan tujuh kali untuk hidup di dunia
Dalam film Catwoman, mengungkapkan bahwa kucing memiliki nyawa sembilan rang-kap
di dalam kehidupannya. Legenda lain lagi menyebutkan bahwa seekor kucing beti-na akan
memindahkan tempat tinggal anak-anak yang dlahirkannya sebanyak tujuh kali.
Setelah tahap melihat perjalanan hidup yang harus dijalani lagi, ia sudah tidak dapat
menarik diri lagi untuk lebih senang tetap tinggal di dalam suasana Rahsa Jati, tetapi ia
segera dilahirkan dalam reinkarnasi berikutnya untuk menyelesaikan proses pembebasannya. Manusia mendapat kesempatan tujuh kali untuk hidup di dunia dengan badan/
jasmani kasar guna melaksanakan Pembebasannya.
Kesempatan berikutnya, alam kafirunanya menjadi makin gelap, dan badan/jasmani
halusnya makin halus. Jika ia sesudah hidupnya yang ketujuh dan terakhir masih juga jatuh
di dalam alam kafiruna, maka manusia ini sudah demikian jauh tersesatnya dari jalan
Suksma Sejati, sehingga hampir mustahillah baginya untuk ingat kembali kepada Suksma
Sejati.
__________
http://showbiz.bestfashionable.com/wp-content/uploads/2011/08/Halle-berry-in-catwoman-suit.jpg cited
September 15, 2011.
138
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
tidak memerlukan pemeliharaan materi dan tidak pula terikat pada batas umur.
Tetapi ia dapat ditinggalkan setiap waktu jika dikehendaki.
Begitu ada kecenderungan sedikit saja untuk mengikatkan diri dengan
dunia luar, maka kepribadian itu akan dilahirkan lagi kembali ke dunia.
Sebelum ia dilahirkan kembali, ia diingatkan kembali kepada paugerannya, dan ia tahu nasib kehidupannya yang sedang menanti di kelak
kemudian hari..
Jika Rahsa Jati telah diketemukan lagi, maka badan/jasmani halus tadi
ditanggalkan seperti orang menanggalkan baju lamanya.
Ini terjadi seperti
pengalaman di dalam panembah ketika jasmani kasarnya masih hidup. Ketika
masuk ke dalam suasana Rahsa Jati dan melepaskan diri dari eksistensi jasmani.
Bedanya, kehidupan Aku kembali lagi ke dalam badan/jasmani yang sama, jika
panembahnya telah selesai.
Di dalam alam kafiruna,
badan/jasmani halus ditinggalkan untuk
seterusnya, sejak saat masuk ke Rahsa Jati. Di sini, di dalam tahap ini manusia
seakan-akan ditimbang dan dinilai. Jika masih ada sedikit kecenderungan saja
untuk mengikat diri dengan dunia luar, keduniawian, maka kepribadian itu lalu
dilahirkan lagi ke dunia. Sebelum ia dilahirkan kembali, ia diingatkan kembali
kepada syahadatnya, dan ia tahu nasib yang bagaimana yang menanti ia di dalam
kehidupannya yang akan datang.
Di dalam tahap ini kepribadian itu sudah tidak dapat menarik diri lagi
karena lebih senang tetap tinggal di dalam suasana Rahsa Jati, tetapi ia segera
dilahirkan dalam reinkarnasi berikutnya. Ia dilahirkan kembali sebagai manusia
untuk menyelesaikan proses Pembebasannya. Dengan jalan demikian ini manusia
mendapat kesempatan tujuh kali untuk hidup di dunia dengan badan/jasmani
kasar untuk melaksanakan Pembebasannya.
Di dalam tiap kesempatan selanjutnya, alam kafirunanya menjadi makin
gelap, dan badan/jasmani halusnya makin halus. Jika ia sesudah hidupnya yang
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
139
Dunia Luar
MAKROKOSMOS
==================lPancaindral=============================
Dunia dalam
MIKROKOSMOS Manusia: Soma
[FISIK]
--------------------------------------------------[MENTAL]
Pamali
Nafsu
Perasaan
A ng a n- a n g a n
Psike
Aku
Introversi
Trisila: sadar, percaya, taat
(Hati Nurani)
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l TheGate
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Tripurusa
Alam Sejati
[SPIRITUAL]
Pusat Imateri
========================================================================
Bagan Transenden 3.2.3: Alam Kafiruna Setara dengan Siksaan di Pusat Vitalitas
Alam kafiruna sesungguhnya telah juga dicicipi oleh manusia selama hidupnya di dalam
badan/jasmani kasar ini, yaitu ketika ia disiksa oleh keinginan-keinginan, pikiran-pikiran
dan perasaan-perasaan tertentu. Tetapi ketika manusia tidak autistik, maka keinginankeinginan, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaannya itu masih dapat diwujudkan.
Manusia harus berusaha menerobos dengan susah payah di dalam panembahnya agar
ketiga pusat vitalitas jiwanya tersebut dapat sampai ke Rahsa Jati (TheGate).
Manusia berusaha memasukkan kesadarannya selama panembah ke dalam dunia aindrawi di dalam kehidupan intrapsikisnya. Semua yang telah dialaminya akan ia temukan di sana. Pengalaman a-indrawi ini terjadi tidak hanya untuk memandang apa yang
tersedia, tetapi bertujuan juga untuk mencapai Rahsa Jati dan mendekat kepada Suksma
Sejati.
Netralisasi nilai pribadi yang melekat pada apa yang tersedia itu dengan jalan mendesubjektifkannya. Agar dapat menjalankannya, diperlukan sikap hidup ekstraversi
seperti yang ditandaskan oleh Pancasila terhadap semua kehidupan psikis, di dalam
dirinya sebagai latar belakang sikap introversinya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
140
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
ketujuh dan terakhir masih juga jatuh di dalam alam kafiruna, maka manusia ini
sudah demikian jauh tersesatnya dari jalan Suksma Sejati. Sehingga hampir
mustahil baginya untuk ingat kembali kepada Suksma Sejati.
Jujur memberikan bekal ke-berani-an untuk melihat dirinya sendiri di
dalam proporsi-proporsi yang nyata. Terlepas dari hasil penilaiannya
itu nanti, apakah baik, buruk, benar, salah, bahkan tidak berharga sama
sekali. Akan dihadapi dengan penuh ketegaran.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
141
Gambar di sebelah kiri adalah proses kematian dan di sebelah kanan adalah proses kelahiran
__________
http://nirmalkumar.org/blog/wp-content/uploads/2011/04/reincarnation2.jpg cited March 10,2012
142
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
baik atau tidak berharga sama sekali. Narima dan sabar perlu ada, agar dapat
menerima hasil penilaian diri itu tadi, sehingga tidak tergesa-gesa dan ulet di
dalam usaha mencapai keinginan-keinginannya. Rela adalah kesediaan melepasJika pada suatu panembah kita berhasil bertunggal dengan Suksma
Sejati, kemudian kita jatuh kembali ke derajat sebelumnya. Pada
awalnya kita tidak dapat bertahan lama karena masih ada kecenderungan mengikatkan diri kepada dunia yang melekat kepada diri
kita. Kita masih harus menambah semangat menyucikan diri.
kan yang subjektif dan berharga dari timbunan pengalamannya, sehingga memungkinkan terjadinya proses desubjektivasi.
Budi luhur adalah sifat sebagai latar belakang, contoh dan hati nurani,
yang mengandung suatu harapan, menurut ungkapan Carp: suatu kemungkinan
keber-ada-an, posisi, yang dapat dicapai. Budi luhur ini membawa kita kepada
derajat Suksma Sejati.
Jika kita pada suatu panembah suatu kali berhasil
bertunggal dengan Suksma Sejati, maka selalu kita lihat bahwa kita jatuh kembali
ke derajat sebelumnya.
Pada mulanya kita tidak dapat bertahan lama di dalam derajat Suksma
Sejati, karena masih ada kecenderungan mengikat diri kepada dunia yang
melekat kepada diri kita. Kita belum cukup disucikan. Gejala ini telah kita lihat
pula di alam kafiruna. Jika manusia berhasil melepaskan autistiknya melalui
dirinya sendiri, maka ia seakan-akan dilemparkan kembali ke dunia jika masih
kurang suci, tetapi sekarang ia tidak jatuh kembali ke alam kafiruna, melainkan
mendapat badan/jasmani yang komplit dengan jalan dilahirkan kembali sebagai
bayi.
Kebaktian kepada Suksma Kawekas melalui Suksma Sejati dan makna dari
panembah merupakan hal-hal yang penting di dalam candra manusia Indonesia
ini. Tetapi manusia tidak selalu menunjukkan kebaktiannya kepada Hidup yang
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
143
Phoenix si burung api yang legendaris dalam mitologi Mesir dianggap memiliki hidup yang abadi.
http://2.bp.blogspot.com/-QJqUsjoTw2E/TfDAMVu1auI/AAAAAAAAACA/-5wyT5nQWfw/s1600/ponix.jpg
cited March 10, 2012.
144
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
titik singgungnya antara dunia-dalam dan dunia-luar yang terletak di dalam dirinya sendiri yang terdalam. Tetapi membiarkan kebahagiaannya pada hari
kemudian tergantung dari pegangan-pegangan arah di luar dirinya, yang bersifat
Kepada Hidup yang titik singgungnya terletak di dalam dirinya sendiri yang
terdalam, manusia tidak selalu menunjukkan kebaktiannya. Sering-kali membiar
kan kebahagiaannya pada hari kemudian tergantung dari pegangan-pegangan
arah di luar dirinya, yang bersifat ruang danwaktu. Mati mempunyai arti yang
sangat berbeda bagi orang yang demikian ini. Sebab hidupnya yang autistik di
alam kafiruna nanti akan memaksanya belajar manembah juga pada akhirnya.
ruang dan waktu. Bagi orang yang demikian ini, mati mempunyai arti yang lain
sekali, ia akan terpaksa belajar manembah juga pada akhirnya, karena hidupnya
yang autistik di alam kafiruna nanti.
Para dewa itu, di samping menarik kebaktian manusia keluar dari dirinya
(eksoterisme), mereka memperkuat kedaulatan Aku manusia dan lambat-laun
melepaskan ikatan hubungan antara Rahsa Jati dan pusat-pusat vitalitas di dalam
jasmani halus. Penerobosan angan-angan atau penarikan kembali angan-angan
oleh Tripurusa, atau tidak dipergunakannya angan-angan (semua ungkapanungkapan yang berbeda untuk menyatakan satu gejala yang sama), menjadi sulit
sekali selama kebaktian keluar itu masih berlangsung.
Pada kebaktian kepada suatu dewa sering diperlukan penyucian yang keras
terhadap keduniawian. Makin tinggi dewa yang disembah, makin keras kebaktiannya dan makin besarlah kesediaan berkorban yang diminta di bidang materi
dan yang terikat oleh materi. Akibatnya adalah, bahwa manusia ini sebagai
makhluk rohaniah (berjiwa), mengalami hidupnya di lapisan-lapisan yang tipis
dari langitnya (jasmani halusnya). Mati bagi orang yang demikian berarti bahwa
ia pergi ke alam dewa itu. Di alam kafiruna ia berhubungan dengan dewanya
melalui angan-angannya yang masih ada dan berlangsunglah terus penyuciannya.
Semuanya itu dalam rangka kebaktiannya kepada dewanya tadi. Makin menjadi
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
145
Russel Crow dalam film Robinhood dari hutan Sherwood, yang dicintai masyarakatnya
Foto 3.2.5: Di Dunia Robinhood Perbuatan Kotor dan Bersih Berdampingan
Legenda Robinhood dari hutan Sherwood. Sang tokoh ini adalah perampok budiman, hasil
perbuatan kotor-nya segera di cuci untuk diberikan kepada masyarakat yang
membutuhkan
Hidup di dalam badan/jasmani kasar, juga suatu keberuntungan tersendiri dipandang
adanya kebebasan memilih. Karena proses pengotoran dan penyucian jiwa dapat berada
berdampingan. Terjadi pada saat yang bersamaan baik pada orang yang sama maupun
pada orang yang berlainan. Dengan demikian, ia dapat mengumpulkan pengalaman agar
makin lama makin mendekat kepada Suksma Sejati dan mengalami-nya dengan sadar.
Orang ini bahkan dapat keluar-masuk Rahsa Jati dengan badan yang sama, demi baktinya
kepada umat manusia.
__________
http://www.shockya.com/news/wp-content/uploads/robin_hood_horses1.jpg cited September 14, 2011.
http://rizanovara.files.wordpress.com/2009/12/robin_hood_2010_poster.jpg?w=236&h=350 cited September 15,
2011.
146
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
halus jasmani halusnya, makin tinggilah tempatnya di alam dewa, tetapi makin
menjadi gelaplah jiwanya jika dilihat dari titik pangkal Tripurusa.
Jalannya
kembali ke Tripurusa menjadi hampir-hampir mustahil.
Di alam kafiruna ia dapat tinggal beribu-ribu tahun.
Dewanya mence-
Dengan
Orang yang demikian ini masih tetap autistik, hanya kadang-kadang dapat
diterobos oleh kontak dengan dewanya, tetapi kontak ini tidak memberi jawaban
yang cukup untuk mengatasi permainan keinginan-keinginan, perasaan-perasaan
dan ingatan-ingatan yang timbul tenggelam berganti-ganti,
yang selalu
menghasilkan kekecewaan-kekecewaan. Ia dapat tinggal beribu-ribu tahun di
alam kafiruna. Dewanya mencegah dia berbalik kiblat, berbakti kepada Suksma
Kawekas. Dengan demikian hanya sebagai pengecualian ia dapat dilahirkan
kembali, untuk hidup kembali di dalam badan/jasmani kasar, di mana penyucian
dan pengotoran dapat berada berdampingan.
Di dalam kehidupan ini,
memungkinkan ia dapat mengumpulkan
pengalaman-pengalaman untuk makin lama makin mendekat kepada Suksma
Sejati dan mengalami-nya dengan sadar. Orang ini bahkan dapat keluar-masuk
Rahsa Jati dengan badan yang sama, demi baktinya kepada umat manusia.
Kekuasaan dewa itulah yang sering menarik dan menyilaukan mata
manusia, sehingga ia lupa kepada Asalnya yang Suci. Pada dasarnya, kekuasaan
yang sama itu terkandung juga di dalam badan/jasmani manusia, yaitu kemayan.
Badan/jasmani kasar yang tidak berada dalam keselarasan,
merintangi
perkembangan kemayan ini, tetapi di dalam derajat Bayu Sejati, manusia dapat
menggunakan kekuasaan yang sama.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
147
MAKROKOSMOS
Dunia Luar
=================lPancaindral==============================
Dunia dalam
MIKROKOSMOS Manusia: Soma
[FISIK]
--------------------------------------------------[MENTAL]
Pamali
Pancasila: rela, sabar, narima,
Psike
Dasasila
Nafsu
Perasaan
Angan-angan
Extraversi
Aku
Introversi
Trisila: sadar, percaya, taat
(Hati Nurani)
---------------------------
Tripurusa:
Alam Sejati Pusat Imateri
Sorga: Suatu kesadaran dan kedaulatan mutlak, mahakuasa, serta
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Di dalam Pembebasan, potensi Bayu Sejati ini dilepaskan tanpa syarat, untuk
masuk ke dalam keadaan berada yang tak dapat dikenal sebelumnya. Tetapi,
Silaunya mata manusia karena kekuasaan dewa itulah yang melupakan
kepada Asalnya yang Suci.
dimiliki juga oleh manusia, yang dikenal sebagai kemayan. Ketidakselarasan badan/jasmani kasar akan merintangi perkembangan
kemayan. Perkecualian di dalam derajat Bayu Sejati, manusia juga
dipinjami kekuasaan yang istimewa tersebut.
yang akan timbul berupa suatu Kesadaran, berdaulat mutlak dan Mahakuasa, tak
tergantung oleh tempat dan waktu. Inilah Sorga di dalam candra manusia
Indonesia.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
149
MAKROKOSMOS
Mutmainah
Sufiah
Egosentrifugal (+/++)
Sosial(+) & Suprasosial (++)
Egosentripetal (-/)
Egonetral ()
Amarah
Luamah
Mind
Angan-angan
(cipta, nalar, pangerti)
][
TheSelf
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
BAB IV
HUKUM KEADILAN TUHAN
4.1 PENDAHULUAN
Hukum keadilan Tuhan ini menerangkan tentang arti anugerah dan
hukuman Tuhan, yang lazimnya disebut memetik buah perbuatan baik dan buruk.
Hukum Tuhan ini terasa kejam (tegas) karena sempurnanya (Aku) manusia yang memiliki tujuh saudara (empat kekuatan hawa nafsu dan tiga
angan-angan, sebagai kusir pengendalinya) serta empat anasir yang
menjadi busananya. Apakah dipakai untuk mendatangkan anugerah
atau musibah diserahkan sepenuhnya kepada kedaulatan sang Aku.
Yang disebut perbuatan baik adalah perbuatan yang selaras dengan karsa Tuhan
dan yang disebut perbuatan buruk (dosa) adalah yang bertentangan atau tidak
selaras dengan karsa Tuhan. Karsa Tuhan itu hanya demi kesejahteraan segenap
makhluk supaya selama diciptakan hidup di dunia, dapat selamat perjalanannya
hingga sampai ke jalan asal tujuan dan jangan sampai tersesat jalannya. Akhirnya
ketika dipanggil Tuhan (maut), tidak dapat kembali lagi ke alamnya yang sejati
ialah sumber dan tujuan hidupnya.
Sejak awal hidupnya, Tuhan sudah memberitahukan keadaan kehidupan
yang beraneka warna itu serta ke-wajib-annya, berlakunya hukum keadilan
(perbuatan), makna paugeran (janji, ikrar, kredo, syahadat) Tuhan kepada para
hamba. Hakekat keyakinan tersebut mengandung tiga macam kesanggupan besar,
yaitu: sadar, percaya dan taat, yang disucikan oleh lima macam kelakuan baik:
rela, sabar, narima, jujur dan budi luhur. Setelah Roh Suci menyanggupi semua
perjanjian Tuhan tersebut, kemudian diciptakanlah ia ke dunia sebagai manusia.
Kelalaian dalam menetapi ikrar tersebut berarti mengingkari (memungkiri) titipan
janji kepada Tuhan tersebut, ia akan menerima hukuman Tuhan karena
melanggar prasetia jiwanya.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
151
Karma adalah hukum sebab-akibat, berjalan dengan otomatis, adil, dan menjaga keharmonisan
TheForce, yang Dinamis (Suksma Sejati) sebagai Pelaksana dari yang Statis (Suksma
Kawekas) menciptakan wadah Roh Suci (TheSelf) berupa keempat anasir dengan urutan-
urutan sebagai berikut: suasana (ether, hawa), api, air dan tanah (bumi), masing-masing
mengandung kekuatannya yang khas dan mandiri. Keberadaan ruang dan waktu (menjadi
ada, dari tidak ada apa-apa) dengan terlahirnya suasana. Semua yang terlahir setelah
unsur suasana, terikat oleh materi, dapat diukur menurut ukuran ruang dan waktu,
menjadi terikat dengan hukum karma.
__________
http://3.bp.blogspot.com/--sx78_WcI_Q/TaO_vTGxTzI/AAAAAAAAAIg/7F3HyFSwn_M/s1600/ KarmaCop311x322.jpg cited September 28, 2011.
http://s1.hubimg.com/u/5474148_f260.jpg cited September 28, 2011.
152
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
4.2 KARMA
Menuai buah dari tanaman perbuatan adalah suatu ketentuan dari Suksma Kawekas, TheSource, yang menguasai semua hidup yang terikat oleh materi, sebagai
Karma adalah representasi hukum keadilan yang menentukan, suatu
ketentuan dari Suksma Kawekas, TheSource, sumber hidup yang menguasai semua hidup yang terikat oleh materi. Siapa saja akan menuai hasil
tanaman sesuai dengan yang ditanamnya, menanam padi menuai padi.
hukum keadilan yang menentukan. Yang dimaksud dengan perbuatan itu tidak
hanya aktivitas alat gerak badan/jasmani, tetapi juga tiap gerak yang keluar dari
titik-diam di dalam sentra-sentra vitalitas: angan-angan, perasaan, dan nafsu.
Semua sifat-sifat dari gerak keluar itu dikuasai oleh hukum tersebut, seperti
kualitas, kuantitas, bentuk dan arahnya, pendek kata semua sifat-sifatnya yang
terikat oleh ruang dan waktu.
Yang berada di luar kekuasaan Karma ialah hidup yang imateri, yang diam.
Semua yang terjadi mengandung makna bahwa ia akan kembali ke eksistensi asal.
Perbuatan memasuki (eksistensi) ruang dan waktu, mengandung makna bahwa ia
(akan) keluar dari padanya.
Jika kita mengikuti terjadinya universum menurut candra manusia
Indonesia ini (Gumelaring Dumadi, buku III dari Sasangka Jati), maka dari Hidup
yang imateri, yang Diam, terlahir yang Dinamis sebagai pelaksana dari Kehendak,
yang terkandung dari yang Diam. Ada Kehendak untuk melepaskan Roh Suci
sebagai percikan dari Diam, tetapi Kehendak itu menunda pelaksanaannya,
menunggu adanya busana material untuk wadah percikan yang dikorbankan dari
Diri sendiri.
Wadah, busana itu diciptakan oleh yang Dinamis sebagai Pelaksana dari
yang Statis keempat anasir dengan urutan-urutan sebagai berikut: suasana (ether,
hawa), api, air dan tanah (bumi), masing-masing mengandung kekuatannya yang
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
153
TheSource
TheForce
TheSelf
Dimensi-4
PSIKE
Dimensi-3
Body
SOMA
Dimensi-2
Mind
(EGO)
||
Soul
Anganangan
TTrreeFFooiill
Perasaan
Nafsunafsu
MIKROKOSMOS
MAKROKOSMOS
Manusia, Dewa, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, dan Mineral
Dimensi-1
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
khas dan mandiri. Dengan terlahirnya suasana, dilahirkan ruang dan waktu.
Semua yang terlahir setelah unsur suasana, terikat oleh materi, dapat diukur
menurut ukuran ruang dan waktu.
Tiap gerak yang keluar dari titik-diam di dalam sentra-sentra vitalitas:
angan-angan, perasaan dan nafsu adalah perbuatan. Tidak hanya
aktivitas alat gerak badan/jasmani saja disebut perbuatan, tetapi semua
sifat-sifat dari gerak keluar titik diam dikuasai oleh hukum abadi
(karma), seperti kualitas, kuantitas, bentuk, dan arahnya, pendek kata
semua sifat-sifatnya yang terikat oleh ruang dan waktu.
Keempat unsur tadi dengan kekuatan masing-masing saling pengaruhmempengaruhi dan karena dipimpin oleh Kebijaksanaan perencanaan, terjadilah
bentuk dan hubungan, yang lambat laun memberi wujud kepada universum. Jika
wadah telah siap, maka datanglah isinya yaitu manusia, dewa, binatang, dan
tumbuh-tumbuhan.
Yang essensial di dalam manusia adalah Tripurusa, Hidup imateri dalam
tiga aspek, derajat, turun di dalam materi dengan segala akibat-akibatnya. Pada
saat itu juga mulailah berlaku Hukum Karma baginya. Karena Tripurusa dianggap
sebagai titik-Diam, maka pemindahan titik berat hidup ke hidup material itu tadi
adalah suatu perbuatan nyata, yang pada suatu ketika harus dikembalikan
kepada titik-diamnya lagi. Ikatan pada materi ini pada suatu ketika, harus
ditiadakan oleh suatu Pembebasan.
Semua aktivitas angan-angan, perasaan, dan nafsu adalah akibat
pemindahan dari titik berat ke jasmani, memilih hidup yang mengandung
kemungkinan-kemungkinan berada dan kemungkinankemungkinan berbuat
yang saling berlawanan (polar, berpolarisasi, berkutub, bertujuan). Polaritas ini
tidak ada di dalam Tripurusa.
Ketiga sentra vitalitas memperlihatkan polaritas. Angan-angan terarah di
dalam konsentrasi dan abstraksi. Penerangan oleh angan-angan menyebabkan
terjadinya bidang yang gelap di luar bidang yang terang. Perhatian itu membatasi
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
155
MAKROKOSMOS
Manusia, Dewa, Hewan, Tumbuh-tumbuhan, Mineral
[Alam Semesta]
[Manusia seutuhnya]
Fisik
-------------------------------------------------Mental
[Aku]
- - - - - - - - - -l Rahsa
TRIPURUSA:
TreFoil:
[Alam Sejati]
3Roh
Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Suci,
3TheSelf,
2Suksma
2TheForce,
1TheSource
(Pusat Imateri)
Spiritual
=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
156
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
dan dengan sendirinya menyebabkan adanya bagian yang di luar perhatian itu.
Pembentukan suatu kesadaran disertai dengan terjadinya suatu ke-tidaksadar-an.
Kesadaran Rohani (TriAspects) transendental terhadap kesadaran dan
ketaksadaran, berarti netral terhadap kesadaran yang biasa. Manusia
yang telah dibebaskan, tidur juga, tetapi ia sadar selama tidurnya. Ia
mati, tetapi kesadarannya tidak berubah. Manusia itu berada di luar
hukum Karma. Hukum sebab akibat sudah tidak menguasainya lagi.
Iklim Tripurusa yang disebut Rahsa Jati, bukanlah apa yang kita sebut
sehari-hari sebagai kesadaran dan ketaksadaran. Tetapi, keadaan di antara
keduanya. Juga, sekaligus mengandung keduanya di dalamnya (transendental,
melampaui batas-batas kedalaman di lubuk hati).
Kesadaran Tripurusa ini tidak mengusir kesadaran yang biasa, tetapi
transendental terhadap kesadaran dan ketaksadaran. Manusia yang telah
dibebaskan, tidur juga, tetapi ia sadar selama tidur itu, ia mati, tetapi
kematiannya itu tidak mengubah apa-apa pada Kesadarannya itu. Jika dikatakan
dengan istilah hukum Karma, maka manusia itu sudah berada di luar hukum
Karma. Hidupnya sudah tidak dikuasai lagi oleh hukum sebab akibat.
Kedaulatan angan-angan diimbangi oleh sifat kehambaannya; aktivitas
kekuasaan sebagai regulator badan/jasmani diimbangi oleh penyerahan
takberdaya, merupakan hasil sikap pasifnya terhadap Tripurusa.
Nafsu juga memiliki sifat polarisasinya. Luamah mempunyai dua sifat yang
bertentangan, yang memungkinkan sublimasi. Kecuali itu, Luamah merupakan
kutub-lawan nafsu mutmainah.
Jika kita pikirkan bahwa sentra vitalitas itu sebagai sumber tenaga, seperti
yang dikemukakan oleh Jung, maka tenaga-tenaga yang keluar itu suatu ketika
akan kembali ke Sentra asalnya, dalam segala kualitasnya. Orang mungkin tergo-
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
157
MAKROKOSMOS
ALAM SEMESTA
Sufiah
Mutmainah
Amarah
Luamah
Mind
][
TheSelf
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
158
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
da untuk berkata tentang hukum ketetapan tenaga dengan demikian menganggap hukum-hukum ilmu alam berlaku bagi hidup yang terikat oleh materi.
Di dalam Hukum Keadilan ini terdapat daya pengaruh, dalam arti
penambahan dan pengurangan.
dipantulkan oleh hukum abadi tersebut, dapat kita rasakan lebih berat
atau lebih ringan. Suasana yang mengiringi karma yang datang penting
untuk diperhatikan sebagai bahan pembelajaran.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
159
Manusia yang tertutup matanya, pedang dan timbangan sebagai simbol keadilan masyarakat
Gambar 4.2.2 : Simbol Ilustrasi Hukum Keadilan di Dunia dan Hukum Karma
Simbol keadilan selalu digambarkan sebagai manusia yang membawa pedang keadilan dan
timbangan untuk menimbang perbuatan baik dan buruk dengan mata yang tertutup
sebagai penjaga kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya (atas nama Ketuhanan
Yang Maha Esa). Karma digambarkan sebagai hukum sebab-akibat, abadi, dan sempurna
sebagai pemberian Tuhan Yang Mahaadil.
Karma sebagai hukum abadi yang tak berubah-ubah dan berlaku untuk selama-lamanya
berdasarkan pandangan bahwa manusia dapat merasakan kemurahan dan kasih sayang
Tuhan Yang Maha Kuasa, sekaligus keadilannya pun tidak dapat diabaikan sepanjang masa.
Pengalaman organis maupun rohaniah diharapkan mampu menyimpulkan makna Karma
sebagai representasi dari Mahakuasa, Mahapengasih, Mahapenyayang sekaligus Mahaadil.
__________
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRwDcSJg2pl3DebynYfjGYpqQ4Ql6KCvbwD9B2HgzDG8QN1N93nPRqwjtv cited September 28, 2011.
160
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
gantinya dipukul dengan palu besi (dalam keadaan yang sama dengan yang
dahulu), ia mungkin hanya mendapat ketukan ringan pada kepalanya. Ketukan
itu tidak usah datang dari orang yang dipukul dahulu, tetapi dari teman atau
saudara sebagai senda gurau atau ia mendapat pukulan di kepalanya dari suatu
sandiwara dari pemukul yang terbuat dari kardus. Dengan jalan ini Karma telah
terlaksana.
Peringanan atau kumulasi dan perubahan keadaan menyebabkan orang
yang bersangkutan menerima dan merasakan nasibnya sebagai anugerah atau
sebagai hukuman. Sikap hidupnya tergantung dari hubungan orang itu pada saat
itu dengan Tripurusa dan dengan dunia material. Karma tidak hanya ditentukan
oleh aktivitas berbagai sentra vitalitas dan aktivitas seluruh kepribadian, tetapi
iklim jiwa yang dibentuk oleh sentra-sentra itu, adalah juga faktor pengiring yang
ikut menentukan nasib yang menanti manusianya.
Saat datangnya Karma pada manusia terkandung di dalam kebijaksanaan
Suksma Sejati sebagai Pemimpin dan Guru Sejati. Keadaan psikis pada waktu itu
selalu merupakan kondisi terbaik untuk membangkitkan atau untuk merangsang
Kesadaran Tripurusanya. Dilihat dari pendirian ini, maka Hukum Karma ini adalah
juga hukum abadi (hukum yang tak berubah-ubah dan berlaku untuk selama-
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
161
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
163
164
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
dan buruk sudah lama ditinggalkan, tidak hanya di dalam anggapan, tetapi juga
di dalam perbuatan. Itu tidak berarti bahwa manusia dalam derajat itu mencampuradukkan pengertian baik dan buruk serta berbuat semau-maunya, tetapi
Ibarat suatu sidang pengadilan untuk mengambil keputusan yang adil
pada hukum karma, maka baik terdakwa, saksi, jaksa, maupun hakim
dan pelaksana vonisnya adalah
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
165
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
datangnya Karma padanya. Keadilan Suksma Kawekas memperhitungkan pertanggungan jawab pribadi dan manusia dianggap cukup kesempatan untuk
memperbaiki dirinya.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa makin sedikit tanggung jawab
pribadinya, makin ringanlah Karmanya dan makin cepatlah ia datang sesudah
perbuatannya. Agar terasa hubungan yang ada antara kesalahan dan hukumannya yang adil itu. Makin lanjut reinkarnasinya, makin banyak tanggung jawab
pribadinya, makin berat Karmanya dan makin lamalah ia datang sesudah
perbuatannya. Itu semua untuk memberi kesempatan manusia memperbaiki diri.
Ketujuh reinkarnasi itu merupakan satu garis kontinyu dalam hal kesadaran
Akunya. Mungkin badan/jasmani halusnya tetap sama saja selama hidupnya yang
berturut-turut itu. Baik dilengkapi oleh suatu badan/jasmani kasar, atau sendiri
saja selama di dalam alam kafiruna.
Selama ada badan/jasmani, selama itu dapat diadakan penggolongan
berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada, sehingga masyarakat tempat
manusia hidup bersama dengan sendirinya dapat dibagi atas berbagai kelas atau
tingkatan. Umat manusia dapat dibagi atas dasar pencurahan sentra-sentra
vitalitas, dan pembagian lebih lanjut atas dasar perbandingan kuantitatif
kapasitasnya, sehingga terdapat umpamanya kelas tipe angan-angan, dengan
sub-golongan yang saling berhubungan hierarkis. Atau kelas tipe nafsu dengan
pembagian terinci lebih lanjut dan sebagainya.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
167
Dewan Keamanan PBB menerima resolusi dasar untuk dunia yang bebas dari senjata nuklir
____________________
http://www.hurriyetdailynews.com/n.php?n=obama-pushes-nuclear-arms-free-world-at-un-talks-2009-09-24
cited September 28, 2011.
http://www.hurriyetdailynews.com/images/2009_09_24/obama-pushes-nuclear-arms-free-world-at-un-talks2009-09-24_l.jpg cited September 28, 2011.
168
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
yang berbeda-beda itu dapat menjadi dasar, dari mana tiap manusia melepaskan
diri dari ikatan kehidupan material. Hukum Karma menentukan juga di golongan
masyarakat mana orang dilahirkan kembali nantinya.
Dapatlah difahami dengan penuh empati, jika orang bertanya pada diri
sendiri benarkah bahwa Pembebasan, seperti yang digambarkan ini, adalah
tujuan sejati dari hidup. Sebagai manusia yang belum mencapai Pembebasan,
sudah pasti tidak dapat memberi jawaban yang menyelesaikan. Tetapi kita dapat
menguji Kebenaran Tripurusa (TriAspek, TriFoil, TreFoil) dengan pengalaman
sendiri, dengan mengikuti cara hidup yang mengandung kondisi yang khas bagi
timbulnya intuisi dan wahyu. Atau dapat juga menempuh jalan hidup yang
menuju dewa. Apa pun yang dipilih, akhirnya manusia hanya bertanggung jawab
kepada dirinya.
Mari kita biarkan pikiran kita bergerak dengan bebas. Andaikata benar
bahwa tujuan hidup itu Pembebasan, maka lama-kelamaan tujuan itu akan makin
jelas menampak.
Umat manusia dan masyarakat akan berubah sepanjang
perkembangannya, karena sentra-sentra vitalitasnya makin mengembangkan diri
lebih lanjut. Dengan bergerak majunya perjalanan sang waktu akan bertambah
pula pengalaman dan inisiatif manusia yang selalu mengasah dan menajamkan
peranan sentra-sentra vitalitasnya.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
169
MAKROKOSMOS
(FISIK)
(MENTAL)
.
BAYU SEJATI
-------------------------------------------------------RAHSA JATI
PUSAT IMATERI
(SPIRITUAL)
Diagram Transenden 4.2.3: Golongan Manusia Bayu Sejati dan Rahsa Jati (Wacana II)
Soemantri masih memiliki hipotesis (Wacana II) adanya sentra-sentra vitalitas lainnya
yang sampai disertasinya dipertahankan di dunia ilmiah (1956) belum dikembangkan.
Sentra-sentra ini agaknya berupa tenaga jasmaniah yang akan dieksploitasi oleh 1)
golongan besar manusia yang mampu mengembangkan Bayu Sejati-nya (Aku-material)
sebagai raja yang berdaulat atas badan/jasmani tetapi mengingkari Rahsa Jatinya.
Golongan besar manusia lainnya adalah 2) mereka yang mampu mangalami Rahsa Jati-nya
sebagai sentra vitalitasnya yang utama. Dampak analisis komunikasinya menjadi menarik
karena kedua golongan besar yang polaritasnya berbeda ini pada suatu ketika akan
berhadap-hadapan apakah akan terjadi peperangan atau mungkin hanya berdiskusi saja
untuk memperbaiki masyarakat manusia teoretis ini.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
170
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
dari yang lain. Seperti ada kelompok sifat watak, dapat juga timbul kelompok
jenis manusia, atas dasar sentra vitalitas (Wacana I).
Pada perkembangan lebih lanjut, maka sungguh akan tinggal dua golongan
besar (Wacana II), pertama; golongan besar manusia yang mengalami Rahsa Jati
(TheGate) sebagai sentranya. Kedua; golongan besar manusia yang mengingkari
Rahsa Jatinya dan hanya mengembangkan sang aku-material-nya (Bayu Sejatinya)
sebagai raja berdaulat atas badan/jasmaninya dan mengeksploitasi sentra-sentra
tenaga jasmaniah (barangkali juga sentra-sentra yang sampai sekarang belum
diperkembangkan). Barangkali, sangat barangkali, suatu hipotesis, karena
jalannya pikiran ini hanya sekadar jalannya pikiran-pikiran, kedua golongan besar
itu tadi akan saling berhadapan pada suatu ketika.
Jika perkembangan umat manusia sudah sedemikian jauhnya, sehingga
tinggal dua diferensiasi (Wacana III). Yaitu, golongan yang memanifestasikan
Tripurusa di dalam dirinya dan golongan kebalikannya, yang memperkembangkan
Akunya sampai ke puncaknya. Maka, perjalanan untuk sampai kepada Tripurusa
bukanlah jalan memutar melalui Trisila dan Pancasila. Akan tetapi, cukup dengan
mengingatkan diri kepada Kedaulatan Hidup di atas dirinya sendiri, untuk masuk
ke dalam golongan pertama. Kedua jenis yang diperlawankan secara keras
tersebut, ternyata berdiri sangat berdekatan juga.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
171
Bintang film Tom Hank sedang serius membaca artikel persaudaraan internasional P.A.G.A.N.
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
nya angan-angan. Kedaulatan Aku yang tak terkendalikan, yang tak mengakui apa
pun dan siapa pun diatas dirinya, dapat dengan layak dan dengan mudah
bersekutu dengan dewa-dewa yang tertinggi, bahkan mungkin dapat mengganti
dewa di alam pemerintahan bayangan dunia, dengan kedok barangkali suatu
ikatan persaudaraan (brotherhood) yang meliputi seluruh dunia.
Penggantian dewa ini memang dapat terjadi, karena dewa itu terbatas
umurnya, sebab hanya terdiri dari anasir. Dengan demikian, dengan meneruskan jalan pikiran ini, yang disebut fantasi, teorinya akan ada manusia berbadan
materi halus yang hidup sangat dekat dengan dunia anasir api. Jika pada suatu
ketika Karma sebagai perbuatan terakhir dari Keadilan Suksma Kawekas terhadap
umat manusia turun, maka akan ada neraca perhitungan dari semua hal yang
berlawanan kutub dari semua faktor di dalam diri kita sebagai makhluk, baik
materi kasar (soma) maupun materi halus (psike).
Pada saat itu, menurut pemikiran Soemantri, adalah sangat penting
apakah seseorang, dilihat dari sudut imateri, bangkrut apa tidak? Secara sadar,
bayangan-bayangan pikiran Soemantri tersebut pada akhirnya diyakini tidak
berarti. Karena, hanya Suksma Kawekas pribadi yang memiliki kebenaran yang
sejati dan Dia adalah Sang Kebenaran itu sendiri.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
173
5 Perbuatan Sesat
(Lima-Pemali)
MAKROKOSMOS
8 Nilai Keutamaan
(Trisila+Pancasila)
Sufiah
Mutmainah
Amarah
Luamah
Mind
ALAM SEMESTA
][
TheSelf
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
BAB V
LIMA PERBUATAN SESAT
5.1 PENDAHULUAN
Semangat menuntut ilmu kesuksmaan yang transendental ini membuka
wawasan agar senantiasa diingat bahwa sesungguhnya sudah cukup hanya memDengan mengetahui intisari delapan macam nilai keutamaan (Hastasila) kiranya sudah cukup mengetahui tentang makna hidup yang hakiki.
Bagi jiwa yang telah dewasa tersebut diatas, tentunya sudah menyadari
bahwa melakukan perbuatan yang baik (utama) itu juga sudah berarti
dilarang melakukan perbuatan yang sesat. (Intuisi Soenarto)
pelajari makna perbuatan baik seperti yang terkandung dalam bab Delapan Nilai
Keutamaan (Hasta-sila) yang ikut dimuat dalam buku serial (1/5: Studium
Generale; kuliah umum, ceramah ilmiah, dan 5/5: Magnum Opus; karya besar,
karya agung) Candra Jiwa Indonesia Warisan Putra Indonesia.
Adalah suatu anugerah berikutnya dari TheForce, Suksma Sejati yang
membuka wawasan manusia tentang perbuatan lainnya (lima perbuatan sesat,
pemali) yang berten-tangan dengan delapan nilai keutamaan tersebut diatas dan
harus disingkiri. Semangat inilah yang disebutkan sebagai hasil intuisi, ilham yang
diterima R. Soenarto Merto-wardoyo dan telah dicatat dan dipublikasikan
bersama dengan kedua orang sahabat terdekatnya yaitu R.T. Hardjoprakoso dan
R. Trihardono Soemodihardjo.
Penilaian dari isi dari tuntunan berikut ini tentu saja diserahkan
sepenuhnya kepada pembacanya apakah dicela atau dipercaya, sebagian atau
seluruhnya. Apabila suatu metrum dari harmoni gamelan (alat musik Jawa) ini
dibunyikan misalnya, apakah suaranya juga sudah selaras (harmoni) atau masih
sumbang, tentu saja tergantung dari telinga siapa yang mendengarkannya.
Artinya, masihkah dicampuri perasaan ragu-ragu, ataukah setelah dengan
keheningan hati yang bersih dan suci maka isinya dapat diterima, maka yang
demikian ini hanya dapat dijawab oleh yang menghayatinya itu sendiri.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
175
MAKROKOSMOS
Alam Sejati
3Roh
(Pusat Imateri)
Spiritual
=======================================================================
=
Bagan Transendental 5.2.1: Tripurusa adalah Esensi Manusia
Tripurusa adalah esensi manusia. Dengan sendirinya manusia itu tidak kekurangan
kekuasaan sekiranya mau mendekati Sumber Hidup di dalam dirinya. Kalau manusia
masih mau mengungsi ke tempat lain dengan menyembah kepada benda dan makhluk yang
terbatas oleh ruang dan waktu, kita merendahkan Suksma Kawekas dan Suksma Sejati.
Penyembahan kepada sesuatu atau siapa pun di luar Suksma Kawekas, adalah dosa yang
paling besar yang dapat dilakukan oleh manusia. Mengapa kita tidak taat saja kepada
tuntunan TheForce, Sang Guru Sejati yang memang diutus Suksma Kawekas untuk
mengantarkan kita kembali kepada TheSource, Sumber Hidup? Sudah pasti sang aku akan
selamat kembali (lebur, pudar) ke pusat hidup yang abadi, di pusat imateri.
Mikrokosmos terdiri dari: Fisik (soma, jasmani kasar, dimensi-2), Mental (psike, jiwa,
jasmani halus, dimensi-3), dan Spiritual (rohani, Pusat Hidup Imateri, dimensi-4).
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
176
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
5.2
PEMALI
Bagi yang telah tinggi derajat kemanusiaannya, dan yang telah mengetahui
intisari Hastasila, dengan sendirinya telah mengetahui pula apabila melaksanakan
Penyembahan kepada sesuatu yang kasat mata adalah keliru. Begitu
juga kepada sesuatu yang memang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra kasar, tetapi masih dapat ditangkap oleh yang halus, juga akan
menyesatkan perjalanan kita dan menjauhi Sumber Hidup.
perbuatan yang baik (utama) juga berarti dilarang melakukan perbuatan sesat
atau tidak akan menyimpang, menyeleweng lagi. Larangan-larangan, pantangan,
tabu, paliwara atau pemali berikut ini masih bermanfaat untuk jiwa-jiwa yang
masih muda. Pengetahuan tentang Pemali sebagai upaya pencegahan perbuatan
menyimpang dari perbuatan utama.
Pemali-1. Jangan menyembah kepada yang bukan semestinya disembah,
jangan memper-Tuhan kepada yang tidak semestinya diper-Tuhan. Orang tidak
boleh menyem-bah kepada benda-benda di bumi, di laut seperti arca, pohon,
kuburan, batu, dan sebagai-nya. Juga benda-benda di langit, gejala-gejala alam,
orang atau siapa dan apa pun, kecuali kepada Suksma Kawekas maupun Suksma
Sejati.
Banyak orang menyembah makhluk yang hanya dapat diamati olehnya di
dalam angan-angannya atau yang kadang-kadang dapat menampakkan diri
kepadanya atau yang membisikkan ajarannya di telinganya tanpa menampakkan
diri. Penyembahan kepada sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindra atau
kepada sesuatu yang memang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra kasar,
tetapi masih dapat ditangkap oleh yang halus, akan membawa kita ke jalan yang
sesat. Suksma Kawekas itu tidak dapat kita tangkap di dalam sesuatu yang
terbatas, juga tidak di dalam angan-angan kita.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
177
__________
Dokumentasi Pribadi
178
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Kepercayaan kepada hari baik dan buruk, jimat, mantera, dan sebagainya
akan mengurangi dan pada akhirnya menghancurkan kepercayaan kepada Suksma Kawekas. Jika orang menyembah kepada Suksma Kawekas, melalui Suksma
Sejatinya kewajiban manusia diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan itu menurut karsa Tuhan diutus menjadi jalan atau perantaraan
turunnya Roh Suci, agar keturunan manusia menjadi terpencar. Lelaki
menjadi perantara turunnya Roh Suci dan wanita yang mewadahi
dan melengkapi tubuh janin di dalam rahimnya.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
179
180
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
nuhi kepribadian adalah sedemikian kuatnya, sehingga orang tidak dapat lagi
memenuhi kewajibannya kepada Tripurusa, seperti yang tercantum di dalam
Trisila dan Pancasila. Pemali ini tidak terbatas pada makanan dan minuman saja,
tetapi termasuk segala bentuk kebiasaan dan kesenangan yang menyebabkan
orang lupa kepada tata susila dan kewajiban hidup, seperti berjudi, adu ayam
jago dan sebagainya. Ringkasnya, segala sesuatu yang merugikan badannya dan
jiwanya serta tidak sesuai dengan ajaran Sang Guru Sejati termasuk dalam
larangan ini.
PEMALI-4. Dilarang melanggar undang-undang negara di mana orang
berada. Larangan ini dijelaskan berdasarkan pendapat, bahwa pemegang
pemerintahan dan pegawai semuanya adalah Wakil-wakil Suksma Kawekas untuk
mengatur ketenteraman dan ketertiban sosial. Walaupun banyak di antaranya
yang tidak menyadari bahwa mereka itu wakil-wakil Suksma Kawekas untuk
mengatur ketenteraman dan ketertiban sosial.
Bahkan, sebagian dari mereka menyalahgunakan kekuasaannya untuk
kepentingan dirinya sendiri. Ini semua diketahui Suksma Kawekas dan tiap orang
dijamin tidak akan luput oleh hukuman yang adil, akan tetapi, bukanlah kewajiban orang untuk main hakim sendiri. Sudah ada perangkat untuk memperingatkan orang-orang yang bersangkutan kepada kewajibannya dan untuk
menghukum mereka bilamana perlu. Orang-orang tertentu melanggar kewajiban
mereka terhadap negara dengan cara
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
181
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
183
Pasar tradisional yang ditata secara apik oleh pemerintah daerah setempat
__________
http://www.infoindonesia.co.id/wp-content/uploads/2011/05/pasar-yudajuliansyah.jpg cited September 28, 2011.
184
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
TheSelf yang sama pada tiap-tiap manusia, dan berasal dari Suksma
Kawekas, TheSource yang menjadi Asal Mula Kehidupan yang sama;
pasti bertengkar, merintangi bahkan mematikan rezeki orang lain,
bukan merupakan sifat-sifat yang terpuji bagi manusia.
Sekali pun demikian, bila masih tidak percaya, tentu saja pemali ini dapat
dilanggar untuk ikut serta merasakan kesengsaraan di dunia dan di hari kemudian
(akhirat).
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
185
The SEAMEO Acting Director (17 Maret 1969-19 Januari 1970) Sekretariat SEAMEO, Bangkok
TheSelf dengan sadar berjanji di dalam Paugeran Tripurusa (ikrar, kredo, syahadat)
bahwa ia meyakini kelak akan dituntun oleh TheForce kembali kepada Sumber dan Asal
mula Hidupnya. Seyogyanya, janji itu kelak dijalankan oleh sang Aku sebagai perilaku
introversi (sadar, percaya, dan taat) yang disempurnakan oleh perilaku ekstraversi di
masyarakat (sabar, rela, nerima, jujur, dan budi luhur). Jadilah ia manusia dengan
integritas paripurna yang pantas untuk menyaksikan kebenaran ilmiah ini.
__________
http://www.seameo.org/vl/library/dlwelcome/photogallery/director/soemanti/soeman1.jpg cited May 15, 2011.
186
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Kesimpulan
(Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia)
1. Intuisi
Soemantri telah membuktikan hipotesis Jung mengenai terjadinya intuisi
dengan kekhususannya pada diri R. Soenarto Mertowardojo, sekaligus juga pada
dirinya sendiri, berdasarkan introspeksi. Dengan tuntunan Sadar Kolektif Dinamis,
tersusunlah candra jiwa baru yang lebih lengkap dari apa yang telah disarankan
oleh Carl Gustav Jung, yaitu Candra Jiwa Indonesia atau Candra Jiwa Soenarto,
yang berlaku secara universal.
2. Potensi
Potensial intuisi dapat terjadi kepada siapa saja, sebagai puncak evolusi
kesadaran sang Akunya manusia. Dengan meningkatkan kesadaran pribadinya
menjadi Sadar (kolektif) Terbatas sampai ke Sadar Kolektif Dinamis.
3. Sadar-Kolektif
Secara ilmiah memperkenalkan keberadaan Sadar Kolektif Statis (Suksma
Kawekas), TheSource dan Sadar Kolektif Dinamis (Suksma Sejati), TheForce,
sebagai wakilnya di dalam pusat imateri manusia. Sadar Kolektif Terbatas (Roh
Suci), TheSelf adalah yang dihidupi, dituntun, dan dipimpin oleh TheForce. Aku
sejatinya manusia yang sadar bahwa kelak akan dituntun kembali kepada Sumber
dan Asal mula Hidup.
4. Perilaku
Sadar, percaya, dan taatnya sang Aku kepada Sadar Kolektif adalah perilaku
ke dalam dirinya (Trisila: kunci utamanya adalah percaya), sebagai kuncinya
peristiwa intuisi. Watak tersebut baru terlaksana dengan sempurna apabila
disertai dengan mempraktikkan budi luhur di masyarakat. Perilaku ke luar (di
masyarakat) tersebut berupa pembangunan watak yang luhur, antara lain: Sabar
yakni luas, longgar, dan mampu menampung semua persoalan;
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
187
D1
MAKROKOSMOS
D2
Fisik
------------------------------------------------Mental
D3
IANGAN-ANGAN,-
--IIPERASAAN, IIINAFSU-NAFSU
(sadar)
- - - - - - - - - - - - - - - -l
D4
TriAspect:
(percaya),
TheGate
3TheSelf,
(taat)
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2TheForce, 1TheSource
Pusat Imateri
Spiritual
=====================================================================
===
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
188
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Rela adalah ikhlas dan ridho; Narima yaitu syukur dan puas; Jujur ialah benar,
adil, dan berani; serta Budi luhur itu sendiri (Pancasila: kunci utamanya adalah
jujur).
5. Empati
Dengan mempelajari Candra Jiwa Indonesia, memperdalam konsep empati,
diharapkan mampu memahami keyakinan mental-spiritual dirinya sendiri, orang
lain, klien sehat, dan pasien sakit. Sebagai dasar untuk mempertajam empati,
mempertahankan kesehatan mental, mencegah sakit jiwa, dan sekaligus
menjalankan reedukasi maupun terapi mental spiritual.
6. Kesadaran Diri
Pengetahuan tentang fungsi tertinggi angan-angan (sadar), suasana
perasaan (percaya), dan nafsu (taat) dapat dimanfaatkan oleh Sang Akunya
manusia lebih mendekat kepada TheSource sebagai sumber dan asalmula hidup.
Melalui tuntunan TheForce di dalam dirinya, di dalam pusat spiritual, yang imateri,
omnipotensi, dan abadi.
7. Fungsi Luhur
Dengan semakin redup-nya kesadaran sang Aku, terang dan membesarnya
kesadaran hidup TheSelf (Roh Suci), yang merembes melalui Rahsa Jati (TheGate):
kontinuitas kesadaran, diharapkan terbukanya kemungkinan peningkatan fungsi
luhur manusia, kebijaksanaan, intuisi, dan aspek keajaiban lainnya yang
bermanfaat untuk menyelesaikan tugas hidup manusia di dunia.
8. Semoga kesejahteraan, ketenteraman, dan kebahagiaan selalu meliputi
saudara-saudara sekeluarga karena cinta, kasih sayang, tuntunan dan lindungan
dari TheForce, Sadar Kolektif Dinamis, Sang Guru Sejati, Utusan Tuhan yang abadi
di dalam pusat hidupnya setiap manusia.
Terima kasih.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
189
Prof. Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso, Acting Director SEAMEO, 17 Maret 1969 - 19 January 1970
Foto 8.1.1: Prof. Soemantri Sedang Membuat Catatan Penting di Ruang Kerjanya
Patut dicatat dalam sejarah bahwa beliau telah membuktikan hipotesis Jung mengenai
terjadinya intuisi dengan studi kasus kualitatif pada diri R. Soenarto Mertowardojo,
sekaligus juga pada dirinya sendiri, melalui introspeksi.
Dengan tuntunan Sadar Kolektif Dinamis, TheForce, tersusunlah candra jiwa baru yang
lebih lengkap dari apa yang telah disarankan oleh Carl Gustav Jung, Sigmun Freud, dan
Alfred Adler yaitu Candra Jiwa Indonesia atau Candra Jiwa Soenarto, yang berlaku secara
universal.
Kol. Dr. dr Soemantri Hardjoprakoso adalah termasuk salah satu pendiri sekaligus Dekan
(pertama: 1961-1962) Fakultas Psikologi Universitas Pajajaran (Berdiri 2 September
1961). Kuliah-kuliah awal 30 mahasiswanya dilaksanakan di Dinas Psikologi Angkatan
Darat di Jalan Sangkuriang 17 Bandung, tempat kuliah berikutnya dan ujian Sarjana Muda
Psikologi yang pertama kali (1964) di Gedung Danawarih di Jalan Haji Wasid 31 Bandung.
__________
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
EPILOG
Sekar Dhandhang Gula Eling-eling
*]
*]
Syair lagu berbahasa Jawa yang bermetrum dandhang gula ini berisi ajakan bagi semua
mahasiswa yang sedang belajar di Universitas Kehidupan Nyata. Agar selalu sadar, percaya
atau beriman kepada Tuhan YME, serta menaati, semua perintah-Nya yang lazimnya disebut
sebagai takwa. Jangan sampai melanggar larangan-Nya serta berusaha memiliki watak utama
yang terpuji, yaitu; ikhlas (rela), sabar, syukur (narima), jujur (temen), dan budi luhur, serta
ajakan untuk menetapi sepuluh sila, agar mendapatkan kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa.
Dasa sila**] berisi (1) Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) berbakti kepada
Utusan Tuhan; (3) setia kepada kalifatullah (pembesar negara dan undang-undangnya); (4)
berbakti kepada tanah air, (5) berbakti kepada orang tua (ayah-ibu); (6) berbakti kepada
saudara tua; (7) berbakti kepada guru; (8) berbakti kepada pelajaran keutamaan; (9) kasih
sayang kepada sesama hidup; dan (10) menghormati semua agama. Sila ke-9 merupakan
ringkasan dari kesepuluh sila tersebut.
Melaksanakan semua hal tersebut di dalam praktik kehidupan nyata sehari-hari, artinya
menyatu dan guyub dengan masyarakat. Praktik tersebut akan mengubah perilaku dan watak
manusia, menyelamatkan hidup serta mendapatkan kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa, pusat
dan sumber hidup kita semua, di mana kelak kita akan kembali kepada-Nya.
__________
*] Buku Saku Panembah dan Pangesti. Paguyuban Ngesti Tunggal. Jakarta 2003. h. 33.
**] Idem h. 36.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
191
__________
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
LAMPIRAN
LAMPIRAN-1: Skema I ( MAKROKOSMOS dan MIKROKOSMOS)
SKEMA I
MIKROKOSMOS
Otak Besar
Cipta-Pangaribawa
Nalar-Prabawa
Pangerti-Kamayan
I. Penglihatan
Jantung
Angan-angan arti sempit
II. Pendengaran
I
III. Pembau
Aku
u
AKU
Hati
Perasaan
II
IV Perasa(an)
Nafsu
merasakan rasa
orang lain
V Pengucap (bahasa)
Paru
Mutmainah (putih)
Amarah (merah)
Sumsum
Sufiah (kuning)
Daging
Luamah (ungu)
Darah
MAKROKOSMOS:
Langit Lapis 7
Materi halus-Jiwa
RAHSA JATI
TRIPURUSA
Bumi Lapis 7
Materi kasar-Fisik-Kimiawi
III
Catatan penulis:
Dalam tulisan penulis lainnya nafsu luamah sering digambarkan sebagai kuda yang berwarna hitam, bukan
berwarna ungu (warna daging). Memang warna ungu (tua) dan hitam dalam hal warna kuda memiliki persepsi
yang mirip, dapat dipersamakan. Polaritas nafsu ini memang dapat berubah dari negatif menjadi netral (konversi,
sublimasi). (BSP)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
193
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
21. Mutmainah
22. Supiah
23. Amarah
24. Luamah
Catatan penulis: R. Trihardono Soemodihardjo adalah salah satu dari tiga penulis Buku Pustaka
Sasangka Jati. Beliau termasuk nara sumber utama Dr. Soemantri Hardjoprakoso dalam studinya tentang Candra Jiwa Soenarto. Catatan warna (perkiraan) dalam kurung sebelah kanan
adalah tambahan dari penulis (BSP).
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
195
Foto tiga orang penulis pustaka intuisi Sasangka Jati, dikenal sebagai Tiga Serangkai
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
PERASAAN
POSITIF
NEGATIF
Hierarki
Monarki Absolut
Rasional
Tirani
Kreatif
Merusak
Pertanggung jawaban
Menekan
Berwawasan
Memerintah
NAFSU-NAFSU
POSITIF
NEGATIF
Menerima
Menolak
Menerima, komprehensif
Menolak, tertutup
Cuek, mengabaikan
Cinta
Benci
Stabil, konstan
Tidak konstan
Tenang, damai
Ciri yang utama: motivator untuk sentra yang lain, berkembang, pendorong
POSITIF
MUTMAINAH
NEGATIF
Tidak ada
(kesadaran saya) untuk mendukung kesadaran kita (kekita-an), pengorbanan, pemurah pada tetangga dekat
dan semacamnya
NETRAL
Anak
LUAMAH
NEGATIF
minat seksualitas
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
197
=====================================================================
D4 Alam Sejati
Pusat Imateri
Spiritual
IVTRIPURUSA:
3Roh
- - - - - - - - - - - - - - - - -l
Rahsa Jati
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Hati Nurani
IANGAN-ANGAN,-
--IIPERASAAN, IIINAFSU-NAFSU
(aku)
Mental
----------------------------------------------------------------D3
D2
MIKROKOSMOS
Fisik
MAKROKOSMOS
Alam Semesta
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
ADLER
JUNG
Kesadaran kolektif
Suksma
Sejati
SUPER
EGO
Kemasyarakatan
(Rasa kebersamaan)
EGO
(aku)
EGO
(aku)
Persona
Hati nurani
EGO
(aku)
TRIPURUSA
Roh Suci
EGO
(aku)
Mutmainah
Amarah
I. Individual
Prasadar
Sufiah
Lauwamah
Nafsu egosentrifugal
Asmara sufi
Nafsu sosial dan
suprasosial (Carp)
(Kekuatan energi,
ketekunan)
(Nafsu keinginan,
hasrat, harapan)
(Nafsu egosentripetal)
Ketidaksadaran
ES
Asadar
I. Pribadi (penampung isi yg terdesak)
II. Kolektif (arketip, pola dasar libido)
Nafsu mati
Nafsu
seks
Asadar
II. Kolektif
(menyeluruh)
Catatan penulis:
Perbandingan 4 (empat) candra jiwa yang semuanya dilahirkan di Eropa. Posisi sang-Aku (Ego)
sebagai sentra pembanding utamanya. Menjadi jelas bahwa Candra Jiwa Indonesia berdiri
sejajar dengan lainnya dan tampak lebih lengkap strukturnya. Das ES di dalam Candra Jiwa
Freud disebut juga sebagai ID. Freud tidak percaya adanya Tuhan, Adler tidak membicarakan
Tuhan maupun struktur jiwa, jadi keduanya tidak memiliki Yang di Atas, suprastruktur.
Suprastruktur adalah bagian transendennya (kalbu-hati) manusia.
Pada suprastruktur Jung menempatkan Das Selbst suatu tujuan evolusi puncaknya Ego manusia
untuk mencapai kesadaran kolektif. Pada awalnya Sadar Kolektif itu ada dua (BiAspect):
Suksma Kawekas (statis) adalah tujuan hidup, sumber, dan asal mula hidup dan Suksma Sejati
(dinamis) adalah utusan-abadinya yang statis, yang meng-hidup-i, menjadi penuntun dan
gurunya Ego-yang-imateri (Roh Suci, yang di-hidup-i, Sadar Kolektif Pribadi) manusia. Egomateri (Aku) adalah bagian sadar individu yang merupakan kristalisasi dari angan-angan, secara
struktur berasal dari Cipta-nya manusia. (BSP)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
199
Transenden
Imanen
SPIRITUAL
MENTAL
FISIK
A
Abbssoolluutt
||
E
EG
GO
O
MIKROKOSMOS
MAKROKOSMOS
Manusia, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, Dewa, dan Mineral
Diagram Transenden Terbalik 9.1.1: Evolusinya Ego ke Dalam Dirinya Yang Hakiki
Candra Jiwa Indonesia menunjukkan titik-titik perbedaan yang hakiki dan absolut di antara
berbagai candra jiwa yang bertujuan pada pengembangan diri ( TheSelf) dengan lainlainnya yang menuju kepada kekuatan-kekuatan dan faktor-faktor diluar dirinya.
Menunjukkan apa yang hakiki dalam eksistensi manusia yaitu Ego (Aku) dan Super Ego
(Aku Luhur), yang memungkinkan dapat terserap ke dalam dirinya yang hakiki, Absolut
dan transenden.
Candra Jiwa Indonesia dan candra dunia yang lengkap telah didusun berdasarkan data
yang lebih dari cukup diperoleh dari R. Soenarto Mertowardojo pribadi. Kasus studi
kualitatif ini oleh dr. Soemantri Hardjoprakoso disusun menjadi bahan disertasinya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
200
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
RANGKUMAN
01.
The need is felt for conception of
men and world which may be used as a
starting point and basis for a way of living
and from which at the same time can be
deduced a psychoprophylactic and a
psychotherapy.
1. It comprises by the most ample data for 1. Disusun berdasarkan data yang lebih
a complete conception of man and
dari cukup untuk suatu candra jiwa dan
world originating from one single source.
candra dunia yang lengkap, yang berasal
dari satu sumber.
2. It indicates the greatest common 2. Merupakan faktor persekutuan terbesar
divisor of the various conceptions of man (rangkuman) dari berbagai candra jiwa dan
and world current in Indonesia.
candra dunia yang ada di Indonesia.
3. It points out the essential differences
between those conceptions of man which
aim at the development of the Self and
those others which are orientated on
forces and factors outside the self.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
201
MAKROKOSMOS
Manusia, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, Dewa, dan Mineral
Fungsi
Spesifik
Ke-IV
MENTAL
MIKROKOSMOS
FISIK
Empat
Fungsi Spesifik
I
Anganangan
(IV)
II
Perasaan
III
Nafsunafsu
DiagramTransenden 9.1.2: Fungsi Spesifik ke-4 Sebagai Pusat Potensi Yang Hakiki
Tiga sentra vitalitas di dalam jiwa manusia oleh Candra Jiwa Indonesia, di kemukakan juga
sebagai tiga fungsi spesifik: angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu, masih ada fungsi
spesifik yang ke-empat yang mungkin merupakan pusat hakiki dari manusia (!)
Yang menarik adalah makna fungsi yang keempat di dalam pusat imateri (spiritual), selain
sebagai pusat potensi, sekaligus suatu keniscayaan untuk masuk ke dalam status
transendennya. Fungsi keempat memungkinkan untuk mempelajari seluruh mekanisme
sadar dan asadar di dalam jiwa manusia dan aspek komunikasinya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
202
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
04.Pada satu bab terpisah, Tinjauan banding posisi sang aku dalam sistem Freud,
Adler, dan Jung serta Candra Jiwa Indonesia, skema dari keempat sistem tersebut
disejajarkan. Bagi mereka yang sudah
terbiasa dengan pandangan Barat, skema
dari Freud, Adler, dan Jung tersebut,
diharapkan dapat membantu menghargai
candra jiwa dan candra dunia Indonesia.
05.
Di dalam Candra Jiwa Indonesia,
selain dari fungsi spesifik angan-angan,
perasaan, dan nafsu-nafsu, masih ada
fungsi keempat yang mungkin merupakan
pusat hakiki dari manusia.
06.
This fourth function is not only a
centre of potence, but at the same time it
is a perspective to enter into the
transcendent state of being. This fourth
function moreover makes it possible to
observe all the conscious and unconscious
mechanism in the human psyche.
---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
203
D1
MAKROKOSMOS
D2
Body
------------------------------------------------D3
- - - - - - - - - - - - - - - -l
D4
TriAspect:
TheGate
3TheSelf,
Mind
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2TheForce, 1TheSource
Spirit
IVPUSAT IMATERI
=====================================================================
===
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
204
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
This fourth function is called the Fungsi keempat ini disebut pusat imateri
immaterial centre because it forms at the karena pada saat yang sama sekaligus
same time the gate of entrance to the membentuk pintu masuk ke dalam eksisstate of immaterial being.
tensi imateri.
07. This immaterial state of being is the
set purpose for man and mankind. As the
Indonesian conception of man based on
the principle of immaterial life as the
commencement and the original source of
all life, so the attainment of this state of
immaterial being is at the same time seen
as the return to that selfsame Original
Source of all life.
08.
This immaterial life is one but it
shows three aspects. The first aspect of it
is called Suksma Kawekas, the Quiet, Static
Life. From this first aspect originates the
second one, Suksma Sejati, the starting
Dinamic Life by which the Omnipotence of
Suksma Kawekas can come into
manifestation. The third aspect is Roch
Sutji, seen as a spark from Suksma Sedjati.
This Roch Sutji is the Spirit of man.
08.
Hidup imateri adalah satu, tetapi
mempunyai tiga aspek. Aspek pertama
disebut Suksma Kawekas, Hidup yang diam
dan statis. Dari aspek pertama muncul
aspek kedua, Suksma Sejati, awal dari
Hidup dinamis yang memanifestasikan
Mahakuasanya Suksma Kawekas. Aspek
ketiga adalah Roh Suci, terlihat sebagai
percikan sinar dari Suksma Sejati. Roh suci
ini adalah Rohaninya manusia.
09.
This trinity of Suksma Kawekas,
Suksma Sedjati and Roch Sutji is that which
constitutes the immaterial centre of
everyman and is called TriPurusa. Suksma
Sedjati is also conceived as the eternal
Representatives of Suksma Kawekas, or as
the Son of the Father. In correlation with
Roch Sutji, Suksma Sedjati is the Light, the
Veritable Teacher and Guide the Word, the
Sepherd, etc.
09.
TriAspek dari Suksma Kawekas,
Suksma Sejati, dan Roh Suci merupakan
pusat imateri dari setiap manusia dan
disebut Tripurusa. Suksma Sejati adalah
Utusan abadi Suksma Kawekas, atau
bagaikan Sang Putra terhadap Ayahnya.
Terhadap Roh Suci, Suksma Sejati adalah
Sang Penerang, Sang Penuntun, Guru
Sejati, Sang Sabda, dan Sang Gembala, dst.
10a.
The material body has innate
polarized forces which are the drives and
the immanent forces constituting the
material body. On the one hand there is
the egoistical or egocentripetal drive, on
the other hand the social and supersocial
(Carp) or egocentrifugal drive.
10a.
Badan/jasmani kasar memiliki
kekuatan alami yang memiliki arah dan
tujuan. Di satu pihak terdapat nafsu yang
egoistik atau nafsu egosentripetal, lainnya
adalah nafsu sosial dan suprasosial (Carp)
atau nafsu egosentrifugal.
---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
205
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
MAKROKOSMOS
============l Pancaindra l=============================
MIKROKOSMOS
(Soma)
FISIK
------------------------------------------------ANGAN-ANGAN
MENTAL
3Pangerti
(Psike)
(Pusat Imateri)
======================================================================
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
206
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
207
MAKROKOSMOS
===============l Pancaindra l============================
Asadar Kolektif
MIKROKOSMOS (Biologis)
FISIK
-------------------------------------------------Angan-angan
Nafsu-nafsu
MENTAL
-CIPTA
-NALAR
-PANGERTI
Sadar Pribadi
Aku
Aku
Perasaan
Aku
Aku
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l
Sadar Kolektif
SPIRITUAL
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
11.
The curve of development of man
and humanity in this line of thought is
from the biological to the spiritual or from
the lustful to the free of lust, or again from
the collectively unconscious to the
collectively conscious. This development
leads through the forming of the individual
consciousness of the ego. In everyday man
the consciousness of immaterial life freeof-lust has been overgrown by the
biological lustful life.
11a. The collectively conscious become
latent by the domination of the collectively
unconscious. By the individuality of the
consciousness of the ego something like a
phase of transition is formed between the
biological and the spiritual, the lustful and
the
free-of-lust,
the
collectively
unconscious and the collectively conscious.
11b. For this reason it is the task
consciousness of the ego to let gradually
disappear the domination of the
biologically lustfull in order that the
spiritual
free-of-lust
may
become
manifest. In this way there is a shift in the
direction of the collectively conscious.
11c. In this development the consciousness of the ego will fade and will at last
become entirely absorpted in the
collectively conscious. This shift to the
collectively conscious free-of-lust is
accompanied by a release of fixation to the
collectively unconscious and lustful.
12.
As a consequence of this fading of
the consciousness of the ego, the
individually unconscious disappears at the
same time, and the individually conscious
will become increasingly collective.
11.
Kurva perkembangan dari manusia
dan kemanusiaan dalam alur pemikiran ini
berangkat dari yang bersifat biologis
menuju ke spiritual atau dari yang penuh
keinginan menuju ke bebas keinginan,
selanjutnya dari asadar kolektif menuju ke
sadar kolektif. Perkembangan ini melalui
pembentukan kesadaran individu dari ego.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia, kehidupan sadar imateri yang bebas keinginan tersebut tertutupi oleh kehidupan biologis yang penuh keinginan.
11a. Kesadaran kolektif menjadi laten oleh
dominasi asadar kolektif. Dengan adanya
individualitas dari kesadaran sang aku
bagaikan suatu fase transisi yang terbentuk di antara yang biologis dan yang spiritual; yang penuh keinginan dan yang bebas
keinginan; serta yang asadar kolektif dan
yang sadar kolektif.
11b. Oleh karena itu, tugas kesadaran ego
secara
pelan-pelan
menghilangkan
dominasi penuh keinginan biologis agar
supaya kehidupan spiritual yang bebas
keinginan menjadi manifest. Dalam hal ini
terjadilah perpindahan arah ke dalam
sadar kolektif.
11c. Dalam perkembangan ini, kesadaran
sang aku akan memudar dan pada akhirnya terabsorpsi secara keseluruhan di dalam sadar kolektif. Pergeseran ke bagian
sadar kolektif yang bebas keinginan tersebut diikuti oleh terlepasnya ikatan kepada
asadar kolektif yang penuh keinginan.
12.
Dengan pudarnya kesadaran sang
aku, pada saat yang sama asadar individu
juga menghilang, dan
sadar individu
meningkat menjadi sadar kolektif.
---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
209
MAKROKOSMOS
================l Pancaindra l===========================
Asadar Kolektif
MIKROKOSMOS
(Keinginan Biologis)
(FISIK)
-------------------------------------------------Sadar Pribadi
Hati Nurani
(MENTAL)
Suara hati
Pusat Imateri
(SPIRITUAL)
========================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
210
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
13.
Prinsip inilah yang membentuk
dasar pemikiran ke-Indonesiaan tentang
psikoprofilaksis,
psikoterapi,
dan
psikohigienik.
14. The final debouchment of the individual development into the collectively
conscious is called Liberation or Redemption. As in Liberation or Redemption the
consciousness of the ego disappears, the
inner relations in the human psyche also
undergo a radical change.
Polarity between conscience and the drive
becomes dissolved. Conscience no longer
exists, as the biological has subjected itself
to the spiritual, the lustful has been
replaced by the free-of-lust, individuality
has dissolved itself into collectiveness.
14. Tahap akhir dari perkembangan individu masuk ke dalam sadar kolektif dinamakan Pembebasan atau Pamudaran. Karena
dalam Pembebasan atau Pamudaran itu
kesadaran dari sang aku menghilang, maka
hubungan-hubungan di dalam jiwa manusia mengalami perubahan yang besar.
Pertentangan antara hati nurani dan
nafsu-nafsu menjadi larut. Hati nurani
menghilang, yang biologis menata dirinya
untuk menuju ke yang spiritual; yang
penuh keinginan diganti oleh yang bebas
keinginan; individualitas melarutkan dirinya ke dalam hidup kolektif.
15.
The drives are reduced to a vital
forces and no longer form a component
part of the psychic activity of liberated
man.
16.
When the individually conscious
approaches the collectively conscious,
there are passing phases where the one
will verge on the other. These first
approaches may be looked on as some
foretaste of the omnipotent state of the
collectively conscious and may be called
intuitions or revelations.
17.
The instinctive (Carp) on the other
hand is a potency of man which, as in
telepaty, clairvoyance, etc. surpasses the
commonplace, but it does not surpass the
individual consciousness of the ego. In
other words, this is a potency which the
ego may unfold by a total bundling of all
the forces under its competency.
17.
Insting (Carp) adalah potensi
manusia yang, terjadi pada telepati,
meramal masa datang, dan sebagainya
melampaui keadaan wajar, tetapi tidak
melampaui sadar individu dari sang aku.
Dengan kata lain, ini adalah potensi yang
dapat dikembangkan oleh
sang aku
dengan cara menyatukan seluruh kekuatan
di bawah kekuasaannya.
---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
211
MAKROKOSMOS
=================l Pancaindra l===========================
MIKROKOSMOS
Fisik
------------------------------------------------1
-Pusat Intelektual
-ANIMA (pada pria)
2
-Pusat Afeksi
-ANIMUS (pada wanita)
Mental
-AMARAH (Kemauan)
-LAUWAMAH (ego sentripetal; netral)
-SUFIAH (Keinginan)
-MUTMAINAH
(ego sentrifugal: sosial; suprasosial)
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
212
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
18.
In infancy, when the affections and
the intelectual capacities are still
undeveloped, the centre of gravity is in the
drives. As we grow up this centre will shift
either to the affections or to the
intellectual capacities. With man, the
centre of gravity usually is in his
intelligence, with woman in her affections.
18.
Pada masa kanak-kanak, ketika
angan-angan dan perasaan belum berkembang, pusat gravitasi berada pada nafsunafsunya. Mengikuti pertumbuhan kita,
pusat ini bergeser ke perasaan atau ke
kapasitas intelektualnya. Pada pria, pusat
gravitasi terletak pada kecerdasannya, dan
pada wanita terletak pada perasaannya
19.
Ketika pusat gravitasi berada pada
kecerdasan, maka kehidupan perasaan
akan menjadi latar belakang. Sebaliknya,
ketika wanita membawa perasaannya ke
depan, kapasitas intelektualnya terlihat
sebagai latar belakang. Apa yang menjadi
latar belakangnya, dipersonalisasikan oleh
Jung sebagai anima atau animus.
20.
Jika memilih jalan hidupnya untuk
mencapai Kebebasan, manusia harus
meletakkan nafsu egosentripetalnya dibawah nafsu sosial dan suprasosial. Maka
nafsu egosentripetalnya akan berubah
menjadi nafsu yang memberikan kekuatan
jasmani dan tahan penderitaan. Pergeseran aksentuasi dari egosentripetal ke
egosentrifugal dapat dicapai dengan kesederhanaan hidup dan suka menolong,
perhatian serta kasih sayang kepada sesama hidup. Kesederhanaan dalam bermasyarakat, mungkin dapat dicapai dengan
menjalankan tapa brata. Perubahan yang
terjadi di dalam jiwanya adalah suatu
mekanisme sublimasi.
21.
Another essential point in the
process of Liberation is the shifting of the
centre of gravity from the intelectual
capacities or from the life of affections to
the immaterial centre. This shift can be
achieved by prayer in the most ample
acception of the word.
21.
Hal penting lainnya pada proses
Pamudaran adalah bergesernya pusat
gravitasi dari kapasitas intelektual atau
dari kehidupan perasaan menuju ke pusat
imateri. Pergeseran ini dapat dicapai
melalui panembah dalam arti kata yang
seluas-luasnya.
-----------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
213
MAKRO-D1-KOSMOS
D2
(FISIK)
D3
(MENTAL)
IAngan-angan,
IIPerasaan, IIINafsu-nafsu
[Aku]
-------------------l
PAMUDARAN
l------------------
D4
, SUKSMA SEJATI,
IVPusat
Imateri
(SPIRITUAL)
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
22. For this reason, frugality and prayer 22. Oleh sebab itu, kesederhanaan dan paare vital factors in the Indonesian nembah merupakan faktor penting dalam
conception of man and world.
candra jiwa dan candra dunia Indonesia.
23.
What really changes in the process
of Liberation is consciousness. The
consciousness of man becomes less and
less limited by the consciousness of the
ego, steadily growing more impersonal
until in the end it will become absolutely
unlimited and impersonal in Liberation
itself. Whoso has accomplished this
Liberation
will
experience
the
consciousness of being himself in any form
of living being and of being no longer
limited by time and space.There is no
longer an inner world and outer world, nor
will there be any intrapsychical processes.
23. Yang benar-benar berubah pada proses Pamudaran adalah kesadaran. Kesadaran manusia menjadi semakin mengecil
dibatasi oleh kesadaran sang aku, semakin
lama semakin bersifat apribadi sampai
akhirnya menjadi absolut tidak terbatas
dalam peristiwa Pamudaran. Siapa saja
yang berhasil menyelesaikan Pamudaran
ini akan merasakan kesadaran dalam
dirinya berada pada setiap bentuk kehidupan dan keberadaannya tidak dibatasi
oleh ruang dan waktu. Tidak ada lagi perbedaan dunia dalam maupun dunia luar,
juga tidak ada lagi proses kegiatan di
dalam jiwa.
24.
In the various psychological system
of the West, Jung is the only one to have
pointed out the possibility of a further
development of the human psyche.
24.
Dalam berbagai sistem psikologi
Barat, Jung satu-satunya yang mengemukakan kemungkinan perkembangan lanjut
dari jiwanya manusia.
--------------
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
215
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
25.
For Freud, the only term of life is
death. Adlers ideal is the absolut
observance of the demands made by
society, without the ego ever being able to
identify itself with society.
26.
Dasar terapi pada candra jiwa dan
candra dunia Indonesia pada prinsipnya
bertujuan
membangkitkan
kemauan
pasien untuk mengubah perilakunya
dengan cara mengarahkan dirinya ke pusat
imateri di dalam dirinya sendiri.
----------
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
217
MAKROKOSMOS
Masyarakat
[Alam Semesta]
pendengaran,pembau,perasa(an),pengucap(bahasa)]
MIKROKOSMOS
Soma
--------------------------------------------------ANGAN-ANGAN PERASAAN
NAFSU-NAFSU
Psike
(+) Menerima
1CIPTA
4LUAMAH
-Pangaribawa
Senang
(Netral)
(Ego sentripetal)
Menarik
-Tahan pen
-Makan -Minum
2NALAR
Manusia
-Prabawa
3PANGERTI
-Kamayan
Positif
(-) Menolak
Tak suka
Negatif
__________
deritaan
-Kekuatan
jasmani
-Tidur
-Loba
-Iri
-Fitnah
-Sahwat
-Tamak
-Aniaya
-Dsb.
3AMARAH
(Kemauan)
2SUFIAH (Keinginan)
1MUTMAINAH (Ego sentrifugal)
-Sosial (+)
-----------------Suprasosial (++)
- - - - - - - - - - -I Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: 3Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas
[Alam Sejati]
Pusat Imateri
========================================================================
Bagan Transenden 9.1.7: Candra Jiwa Indonesia (Soenarto)
Tiga sentra vitalitas dalam psike (jiwa) dengan fungsinya yang tertinggi yaitu angan-angan
(sadar), perasaan (percaya), dan nafsu-nafsu (taat) adalah syarat mutlak introversinya
Aku terhadap Tripurusa. Secara strukturil sang Aku dibentuk oleh ciptanya manusia,
secara fungsionil merupakan kristalisasi angan-angan manusia yang membentuk
kesadaran dan kedaulatan pribadinya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
218
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
SUPER EGO
EGO
Catatan Penulis:
Dr. Soemantri Hardjoprakoso telah mengibaratkan dirinya sebagai Ibu kandung Candra Jiwa
Indonesia, jabang bayi ini asli Indonesia, ia dilahirkannya tanggal 20 Juni 1956 kira-kira jam
15.00 di Leiden, Negeri Belanda dengan dokter kebidanan-nya adalah Prof. Carp. Di
Indonesia diperkenalkan sebagai Candra Jiwa Soenarto. R. Soenarto Mertowardojo adalah
penulis utama Buku Pustaka (intuisi) Sasangka Jati yang salah satu buku di dalamnya yaitu Buku
Terjadinya Alam Semesta (Gumelaring Dumadi) menjadi referensi utama disertasi Dr.
Soemantri dengan judul Indonesisch Mensbeeld als Basis Ener Psycho-Therapie (Candra Jiwa
Indonesia sebagai Dasar Psikoterapi).
__________
http://pangestu.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=58&Itemid=74 accessed May 31,
2012.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
219
MAKROKOSMOS
.
Asadar
Kolektif
Asadar
Biologis
.
Aku
Hati
Nurani
MENTAL
FISIK
TRIPURUSA
Sadar Kolektif
SPIRITUAL
.
Diagram Transenden 9.1.4: Emansipasi Diri dari Himpitan Asadar dan Hati Nurani
Melalui jalan tertentu di dalam dirinya sendiri Sadar Pribadi (sang Aku) dapat melepaskan
diri dari himpitan Asadar (kolektif dan biologis) dan Hati Nurani. Jalan tertentu tersebut
adalah jalan transendental religius yang menuju Pamudaran. Merujuk istilah intrapsikis
maka Asadar Biologis adalah Asadar Kolektif karena Mikrokosmos merupakan bagian dari
Makrokosmos dalam arti yang luas diluar manusia, dewa, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Pertemuan antara Sadar Pribadi dan Sadar Kolektif (Tripurusa) adalah intuisi atau wahyu
itu sendiri. Pudarnya sadar pribadi di dalam sadar kolektif adalah peristiwa Pamudaran
yang potensiil dapat dicapai oleh setiap manusia sebagai tahap akhir dari perkembangan
jiwanya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
220
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
LAMPIRAN-7: Dalil-Dalil
1. Dalam hubungan intrapsikis pamudaran berarti emansipasi diri dari
himpitan antara hati nurani dan asadar.
2. Intuisi atau wahyu adalah pertemuan antara sadar pribadi dan sadar
kolektif.
3. Refleks Babinski tidak pathognomonik untuk penyakit yang ada di jalur
piramida.
4. Meningkatkan kesadaran tentang kesehatan masyarakat di daerah
terbelakang di-perlukan penyuluhan kesehatan di sekolah-sekolah di
daerah tersebut.
5. Masyarakat Indonesia kurang membutuhkan orang-orang dengan
pendidikan khusus (spesialis) dibandingkan dengan orang-orang dengan
pengetahuan umum tentang kesehatan untuk perbaikan yang cepat dari
situasi kesehatan yang buruk di daerah-daerah terbelakang.
6. Hipotesis yang khusus di bidang ilmu kedokteran Psikosomatik sedikit
memungkinkan.
7. Faktor kebutaan secara proporsional berbanding terbalik dengan naiknya
standar hidup dan pendidikan.
8. Tonsilektomi dan adenektomi (operasi amandel) sering tidak cukup untuk
menanggulangi gejala-gejala penyakit lymphoid pharingeal.
9. Meminumkan secara oral vaksin BCG mengandung bahaya menularkan
tuberkulosis.
10.Cara kerja Rauwolfia Serpentina dan preparatnya masih diragukan.
11.Myelografi tidak boleh ditinggalkan pada kasus dengan diagnosis tumor
pra- dan para-vertebral.
12.Pendidikan untuk menjadi psikoterapis dibutuhkan ilmu pengetahuan
agama.
13.Wayang-lakon Dewa Ruci berkisah tentang perjuangan psiko-religius
seorang tokoh, seperti yang diungkapkan dalam Ramayana dan
Mahabarata.
14. Lebih banyak upaya yang harus dilakukan terhadap organisasi daripada
terapi demi kepedulian kesehatan yang efisien di ketentaraan Indonesia.
__________
Dalil-dalil tersebut di atas adalah pernyataan hipotesis Dr. Soemantri Hardjoprakoso dalam lampiran
(terpisah) disertasi Indonesisch mensbeeld als basis ener psycho-therapie, Rijkuniversiteit di Leiden, 20
Juni 1956.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
221
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
223
(D1):
MIKROKOSMOS:
(D2)
(D3)
MAKROKOSMOS
Mutmainah
Sufiah
4 SENTRA VITALITAS
IIINafsu-nafsu
Amarah
Luamah
IIPerasaan
Mind
IAngan-angan
][
(D4)
TheSelf
IVPusat
Imateri
224
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Tentang Penulis
Prof. Dr. dr. Budhi Setianto Purwowiyoto, SpJP (K), FIHA, lahir di Yogyakarta 28
Desember 1950, adalah seorang dokter akhli jantung dan pembuluh darah (1982), guru besar
pada Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Fakultas Kedokteran UI (2003), yang
mendalami Kardiologi Sosial, Epidemiologi, Preventif, dan Rehabilitasi Jantung. Yang bersangkutan mempertahankan disertasi doktornya di Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia;
tentang memperbaiki cara merekam gelombang atrium untuk mempertajam diagnosis aritmia
(2000). Saat buku ini mulai ditulis (2010), sedang bekerja sebagai Staf Pengajar di Divisi
Preventif dan Rehabilitasi Jantung, Dep. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI. Serta
sebagai Kepala UPF unit tersebut pada R.S. Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta.
Setelah purna tugas sebagai anggota Tim Dokter Kepresidenan RI (SBY 2005-2009).
Pidato pengukuhan Guru Besar-nya (2003) berjudul Kardiologi Sosial; Dari Rumah Sakit
menuju Rumah Sehat. Penulis juga menjadi tim editor dan kontributor buku Kardiologi Sosial
(Balai Penerbit FKUI; 1987). Penulis menaruh minat besar dalam kesehatan mental/psikologi
yang berhubungan dengan ABC-nya perilaku: merokok, berlebihan makan, kurang olahraga dan
stres mental psiko sosial sebagai dasar faktor risiko penyakit jantung koroner, yang masih dapat
diperbaiki. Berbekal pada pengetahuannya yang mendalam tentang Candra Jiwa Indonesia,
penulis berusaha memperbaiki faktor risiko tersebut dalam praktik sehari-hari. Sayang, usulan
proposal disertasi tentang bagaimana mengatasi perilaku merokok, tidak diizinkan.
Sebenarnya, perjumpaan pertama kali dengan Candra Jiwa Indonesia yang istimewa ini
dimulai sejak duduk dibangku SMA Negeri IV Yogyakarta (1968), diperkenalkan oleh almarhum
Bapak Abdul Hamid, orang Minangkabau yang menjadi perwira meteorologi TNI Angkatan
Udara di Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Kemudian penulis mewakili Pelajar Daerah
Istimewa Yogyakarta sebagai anggota PASKIBRAKA Nasional, 17 Agustus 1968 di Istana Negara,
Jakarta. Dikala senggangnya, banyak membaca buku-buku tulisan dari Mayor Jendral TNI AD.
Prof. Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso, neurolog-psikiater: Arsip Sardjana Budi Santosa, Ulasan
Kang Kelana, Heimwee, Olah Rasa, Candra Jiwa Indonesia (Ceramah Ilmiah, Studium Generale
Universitas Gadjah Mada), serta terjemahan khusus disertasi untuk warga Paguyuban Ngesti
Tunggal. Tentu saja penulis membaca buku-buku dan tulisanPenulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
225
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
(Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012)
tulisan dari R. Soenarto Mertowardojo, Kapten TNI-AD, sebagai asal mula dari candra jiwa
tersebut, layak disebut sebagai Candra Jiwa Soenarto Mertowardojo.
Pengabdian sebagai Dokter Wajib Militer dengan pangkat Letnan Satu TNI-AU, menjadi
Kepala Seksi Operasi JANKES KODAU VII/ Perwira WAMIL TNI AU di Biak, Papua dan Langgur,
Maluku Tenggara (1976-1978). Menulis pengalaman mengerikan di majalah Intisari: 2 jam 10
menit di atas laut Banda terbang dengan satu baling-baling. Penulis lepas di majalah umum:
Sartika, Panacea, dan majalah khusus: Majalah Ilmiah Kardiologi Indonesia dan Tabloid Kardiovaskular. Pembicara di forum ilmiah, di forum masyarakat awam, radio, televisi, dan menjadi
Relawan Yayasan Jantung Indonesia sejak masih dokter umum.
Selain itu, penulis menjadi kontributor dan tim editor berbagai bidang kardiologi sesuai
dengan penugasannya, seperti: Editor buku saku Jantung Dasar (Ghalia Indonesia; 2011);
Kontributor; Genetic and molecular target in hypertension. Dalam: Hypertension, vascular
disease: management and prevention from dream to reality (Jakarta: Dep. Kardiologi dan
Kedokteran Vaskular FKUI; 2003). Kontributor; Peranan penghambat kalsium pada hipertensi
dan atherosklerosis bagaimana kaitannya? Dalam: Aspek metabolik pada penyakit
kardiovaskular. (Jakarta: Bag. Kardiologi FKUI; 2002). Kontributor; Diagnosis dan manajemen
gagal jantung; Dalam: Diagnosis dan tata laksana hipertensi, sindrom koroner akut dan gagal
jantung. (Jakarta: Penerbit RS Jantung Harapan Kita; 2001). Kontributor; Sindroma koroner
akut: Patofisiologi. Dalam: Diagnosis dan tatalaksana hipertensi, sindrom koroner akut dan
gagal jantung. (Jakarta: Penerbit RS Jantung Harapan Kita; 2001). Kontributor; Tinjauan kritis
homosistein. Dalam: Penyakit jantung koroner dari prevensi sampai intervensi. (Jakarta: Bagian
Kardiologi FKUI; 2000), Anggota Tim Editor. Dalam: Pedoman makan untuk kesehatan jantung
Indonesia. (Jakarta: PERKI Pusat, Yayasan Jantung Indonesia dan Nestl Omega; 2002).
Kontributor; Faal jantung dan pembuluh darah dalam Buku ajar kardiologi. (Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 1998). Tim Editor Buku Standar Pelayanan Medik RS Jantung Harapan Kita.
(Jakarta: Balai Penerbitan RS Jantung Harapan Kita; 1998).
Semoga pentalogi tentang Candra Jiwa Indonesia ini dapat dianggap sebagai angsuran
utang atas ilmu pengetahuan yang telah banyak membantu penulis dalam mengarungi samudra
kehidupan nyata sebagai manusia biasa, pramuka, komando pelajar serba guna, paskibraka
nasional, pemuda pandu ibu Indonesia, dokter umum, tentara wajib militer, kardiolog,
konsultan (temporer) WHO, tim dokter kepresidenan, dosen penguji S:1, 2, 3 dalam negeri, S-3
luar negeri, dan sebagai guru besar tetap UI.
Semoga Sadar Kolektif Dinamis, Utusan Tuhan yang Abadi, memberikan kesejahteraan,
ketenteraman, dan kebahagiaan kepada kita semuanya. Amin.
Terima kasih.
(email: heybudhi@gmail.com)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
227
Gedung Medische Hogeschool (sekolah tinggi kedokteran), kini gedung FKUI, tahun 1937
228
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Catatan:
Buku MAGNUM OPUS (5/5) 2016, adalah induk dari sekuel Pentalogi Candra Jiwa Indonesia
menurunkan empat buku berikutnya: Studium Generale (1/5) 2012; Psike (2/5) 2013; Ego (3/5)
2014; dan Intuisi (4/5) 2015. Buku-buku Pentalogi dilanjutkan dengan buku-buku Trilogi:
Prequel (6/8) 2017; Monograph (7/8) 2018; dan Postquel (8/8) 2019; menjadi Oktalogi. (BSP)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
229
230
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
Catatan:
Sumpah Dokter Indonesia adalah sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi
dokter Indonesia secara resmi. Sumpah Dokter Indonesia didasarkan atas Deklarasi Jenewa (1948)
yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippokrates.
Lafal Sumpah Dokter Indonesia pertama kali digunakan pada 1959 dan diberikan kedudukan hukum
dengan Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1960. Sumpah mengalami perbaikan pada 1983 dan 1993.
__________
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Dokter_Indonesiacited March 5, 2014
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
231
Foto 11.1.1: Putra Indonesia ini Telah Mewariskan Candra Jiwa Indonesia
Intuisi Sadar Kolektif pada R. Soenarto Mertowardojo yang telah disampaikan secara lisan
dan dicatat oleh R.T. Hardjoprakoso dan R. Tri Hardono Soemodihardjo kemudian diolah
menjadi tujuh buah buku yang dihimpun menjadi sebuah Pustaka Intuisi Sasangka Jati.
Dr. Soemantri Hardjoprakoso menamatkan pendidikan dokternya di Sekolah Tinggi
Kedokteran (Geneeskundige Hogeschool), cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia di Jakarta pada bulan Februari 1942. Bersumber utama dari salah satu buku di
dalam pustaka intuisi tersebut yaitu Terciptanya Alam Semesta; telah memperoleh gelar
Doktor dalam ilmu Kedokteran Jiwa dengan predikat cum laude di Rijkuniversiteit Leiden,
Negeri Belanda tanggal 20 Juni 1956, atas disertasinya yang berjudul Indonesisch
__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal
232
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
_____________
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
233
unsur api) 108-9; sesuai watak dan kondisi hidupnya, aki mobil, baik (Wisnu, Sura), jahat (Kala,
Asura); saling berperang, memaksa yang lemah
untuk menyembahnya 109-10: yang berkuasa
hidup di unsur api yang tipis, bawahannya di unsur api yang padat 111, tujuh golongan dewata
111-2: sang penguasa universum 111.
Delapan Wajib TNI 230.
Dewa Ruci: epos Ramayana, Mahabarata:
perjoangan psiko-religius seorang tokoh 213.
Dhandhang Gula Eling-eling 191.
dimensi 1-4, makro/ mikro-kosmos xxv.
disain: tuntunan dan rangkuman; tontonan, keterangan, dan kaitan viii.
disertasi: bayi, ibu, dokter kebidanan (Carp) xviii.
dosa= perbuatan buruk, tidak selaras karsa Tuhan
151.
dualistis: sang aku dan das Selbst, perkembangan
kesadaran tingkat ketiga, kabur, tujuan akhir 56-7.
dunia: ~luar: agung dan sosial, kemenangannya 13:
terlihat pancaindra, tingkat pertama; ~luar; mengendorkan ketegangan, memenuhi keinginan,
berlatih mendapatkan jalan, melalui hati sanubari,
kawin dengan dunia, ingatan introversi 135-7;
~dalam: setelah 40 tahun, mencari das Selbst 65.
Duta: (utusan) golongan dewa (gol.II) penerus
perintah (mencipta dan/ atau merusak) dari
golongan Luhur113-4.
Dwitunggal: DwiAspek, BiAspect; Sadar Kolektif
186.
E
ego: perjalanan ke dimensi-4 xxv; aku, kompleks
pengatur, terjepit, melepaskan diri 37; identifikasi,
adaptasi, neurosis 38; -netral: konversi- (sublimasi); pengaruh egosentrifugal terhadap luamah;
tahan kekurangan, rasa sakit dan penderitaan 845: sentra pembanding utama, Id 199.
eksistensi: -sadar kolektif; kemungkinan--: Jung:
di luar pengalaman; --Soemantri: suprarasional,
berkomunikasi, dan berpotensi 98; -imateri: berdaulat mutlak 15; eksistensi; nafsu- 31.
empat pilar kebangsaan xx.
empati: tujuan sejati, menyesuaikan dengan kondisi
intuisi, dewa 169; hubungan netral, perkawanan,
pertemanan, mempertajam, terikat: simpati, antipati 188; memperdalam 189.
endapan filogenetis 5; warisan kuno 7.
evolusi; arah kesempurnaan 28.
__________
234
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
F
faktor persekutuan terbesar; FPB, 201.
pikir: ber- dengan bentuk 9.
filogenetis: endapan, sifat turun-temurun 17.
FPB: Faktor (pembagi) Persekutuan ter-Besar 54;
tujuan perkembangan, sadar-asadar 57; harmoni
58-9; 215.
fungsi spesifik ke-4: pusat hakiki; imateri, spiritual,
potensi, status transenden, aspek komunikasi 202
G
gadis jelita metropolitan viii.
ganjil: halaman viii.
genap: halaman viii.
Geneeskundige Hogeschool: Sekolah Tinggi
Kedokteran, Fak. Kedokteran UI di Jakarta viii.
gila: akibat angan-angan direnggut dewa dari harmonisasinya Rahsa jati (Soemantri) 117.
gravitasi: pusat-; kecerdasan, perasaan, pria,
perempuan, wanita 213.
Gumelaring Dumadi: terjadinya universum 153.
guru: terhadap murid v.
H
Hardjoprakoso: Soemantri- vii,xii, Soerini- Soedjarwo viii, Winahyo- , dr, SPOG viii, R.T., Raden Tumenggung- xi; R.T.-: Raden Tumenggung: foto Tiga Serangkai 196 .
harmoni: metrum gamelan (alat musik Jawa),
delapan nilai keutamaan, Hastasila, sumbang 175.
hati nurani: kata hati 9; fungsi pemimpin dengan
peran utama nya mutmainah, diperkuat pusat
imateri, terus berkembang: identik pusat imateri
99, 101; kemungkinan, faktor nonempiris, sadar
kolektif, campur tangan: intuisi, perjumpaan 14;
Freud: pengalaman pribadi dan filogenetis 15;
tumbuh tak terbatas, terpisah dengan aku, pamudaran realisasi terakhir- 17, 23; tidak dibutuhkan
19; rasa kebersamaan (Adler) 27.
Hayu: (bahagia) golongan dewa (gol.IV) pelaksana
tugas yang baik dari Luhur113.
heart, qalb, jantung, jantung hati xxii.
Heksalogi Star Wars: film-film xiv.
hidup: tiga persoalan-, 27; -yang hakiki: Dewa:
suasana (menghidupi), air (dihidupi), tanah (wadah hidup) 110: titik singgungnya di dalam dirinya sendiri yang terdalam, tetapi tidak berbakti
kepada-Nya, tergantung pegangan-pegangan diluar dirinya yang bersifat ruang dan waktu, alam
kafiruna yang autistik memaksanya belajar
panembah 145; --di dunia; pengotoran dan pencu-
__________
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
235
__________
236
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
us tidak dapat minum, sampai hilang sendiri, berserah diri 135; titik akhir kehidupan menurut
Freud 217.
Matrix: the; film-film xiv.
menerima, menghormati perbedaan xviii.
mental, kesehatan xii, -spiritual xxii.
mentalitas ke-pengikut-an xvi.
metafora: ilustrasi ix.
metamorphose: -maksimal harmonis seluruh kepribadian, dalam kebaktian angan-angan dan perasaan diam: Suksma Sejati: kepribadian yang
apribadi 124-5.
L
lamunan: khayalan; hanyut dalam-: menyediakan
kursi empuk bagi dewa, lalu kemasukan 118-9.
lapis tujuh: bumi, materi kasar, fisik, kimia; langit,
materi halus, jiwa, pengucap (bahasa), daging 193
laten: pengganti istilah asadar-nya das Selbst 8.
Leiden, Nederland, Universitas xi.
luamah: sifat anak 197.
Luhur: golongan dewa (gol.I) tertinggi, dianggap
mahakuasa 113; fungsi, keajaiban, redup-terang
189.
M
makro/mikro-kosmos: dimensi 1-4 xxv.
manusia: kualitatif, menghilangkan polaritas, tujuan hidup 44, prinsip alami (naturprinzip), prinsip
rohani (geistprinzip) 44-5.
masyarakat: mengikat pribadi, keharusan 27; -rendah diri, tidak masuk akal , cacat, mengabdi, paling tinggi 33; tanpa syarat, letak individu, fungsi,
kesimpulan, batas sempit sang aku hilang 59.
materi: biologis, keinginan, asadar kolektif, Aku di
antara i- dan materi 207.
mati: nafsu-, mutmainah: sosial, kehilangan kedaulatan: sedikit, semuanya18; takut~; sesudah kesadaran mati, pejalan spiritual introspeksi, introversi
66; panggilan ke eksistensi asal, pocong, pusat
vitalitas, tanpa pancaindra, kehidupan intra psikis
128-9, kesempatan khusus Pembebasan, Rahsa
Jati terbuka lebar, sang Aku tinggal masuk, kesadaran kembali ke Hidup imateri, hilangnya kesempatan, jasmani kasar terurai ke unsur-unsur
129, bayangan pikiran, keinginan, kemauan, menerobos kemelut 131; isolasi struktural dan fungsionil dunia-indra ruang, manusia autistik sepenuhnya (K. Jaspers); pikiran dan perasaan menjadi
kenyataan tanpa pemuasan: kekecewaan; rasa ha-
N
nafsu: mempertahankan diri, -mati: ke hidup organik, ~seks: melampiaskan kenikmatan 12; memerintah, menguasai 71; kekuatan alami, arah dan
tujuan~, egoistik, sosial, dan suprasosial 205.
Naga air: gadis jelita, dunia (dimensi) 1-4 ix.
naluri: -binatang: -sejajar kesusilaan dan moral.. 13.
narima: ketenangan afektif 37; -dan sabar: dalam
mencapai keinginan 143.
neurosis: gagal adaptasi 91, sentra-2 vitalitas 93.
NKRI, Negara Kesatuan RI, Pancasila xx.
numinosen: manusia dan ketuhanan/ kedewaan, metafisis religius, etis 101.
O
Oedipus kompleks: endapan aku 5.
omnipotensi: status, mencicipi, pertemuan; intuisi,
iham, fase loncatan 210-11.
ontogenetis: dan filogenetis, hati nurani 35.
orientasi kebaktian: sang aku (perasaan) di dalam
diri sendiri (bukan organ): Suksma Kawekas; di
luar diri sendiri (pancaindra): Dewa. Lahiriah
sama 122.
over kompensasi 31.
__________
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
237
P
Pada: (penutup, titik) golongan dewa (gol.VII)
rakyat jelata golongan dewa 113.
pamit mati, pentas xxi.
pamudaran: di pusat imateri: tidak ada asadar 17;
sadar kolektif, pengorbanan, jepitan longgar,
potensi: efek terapeutik (sekunder), jalan; sosial
24: individuasi, pelepasan ego dari jepitan asadar,
dunia luar dan persona (Jung)/ hati nurani (Soemantri) 88, efek terapeutik, kemajuan, citacita terbaik, idealisme yang tinggi 89-90, religi:
aspek ketuhanan dalam dirinya, wawasan, reedukasi tunas keyakinan 90-1: perkembangan
esensiil individu, orang yang mencapai-: dapat
membantu 131: lihat pembebasan, tahap akhir
perkembangan individu masuk ke sadar kolektif
210-211
Pamudaran: kesadaran ada di setiap kehidupan,
bebas ruang dan waktu, tidak ada proses kegiatan
jiwa; perkembangan akhir dari angan-angan,
perasaan dan nafsu: status pamudaran identik
status Suksma Sejati; potensiil dapat dicapai oleh
setiap manusia; Jung satu-satunya psikolog Barat,
mengalami FPB sekaligus KPK 214-6: dikemukakan Jung sebagai werden zur Persnlichkeit,
atau Selbstverwirklichung, Verselbstung, atau
Individuationprozess 216-7: emansipasi diri dari
himpitan hati nurani dan asadar 221; kesadaran
sang aku menghilang, suara hati menghilang, sadar
individu masuk ke sadar kolektif; biologis (penuh
keinginan) ke spiritual (bebas keinginan); sinar
hidupnya (TheSelf) ditarik oleh yang menghidupi
(TheForce); fase loncatan, mencicipi status
omnipotensi: intuisi, ilham; 210-11
pandangan dunia: hipotesis, bukan kepercayaan 43
panembah: sembahyang; pendidikan mandiri:
disiplin, menghargai waktu khusus, koreksi diri,
dan terapi, asimilasi sadar pribadi, harmonisasi
pusat imateri 91-2; ketika jasmani kasar masih
ada, setelah melepaskan eksistensi jasmani masuk
Rahsa Jati, ketika panembahnya selesai, Sang Aku
kembali lagi ke badan/jasmani yang sama 139.
paugeran: pengalaman asli pertama, arketip yang
pertama, syahadat, kesadaran individu yang tenggelam di dalam kesadaran kolektif 87.
Pemali: tinggi derajatnya, penyembahan, indra
kasar-halus, menjauhi Sumber Hidup 177.
Pemali-1: Menyembah selain Tuhan, penampakan,
pembisik, terbayang di angan-angan, tertangkap
pancaindra 177, 179 dosa terbesar179.
Pemali-2: Berhati-hati dalam sahwat, anugerah terselubung, payung hukum, dilindungi undang-
__________
238
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
utama (psiko) terapi candra jiwa Indonesia: membangkitkan kembali perilaku mengarahkan dirinya
ke pusat imateri 216-7.
reinkarnasi: transmigrasi rohani 129.
reintegrasi: saling memengaruhi pikiran dan
perasaan, pergeseran polaritas luamah, sublimasi,
pergeseran energi 97, 99.
rela: stabilitas afektif 37: melepaskan yang
subjektif dan berharga, untuk proses
desubjektifasi 143.
rendah diri: kompleks-, sumber pendorong, sejak
lahir, baku emas, gambaran ideal, relatif 39.
resep: ekstraversi, pancasila, tigasila 36.
Rijkuniversiteit di Leiden xi.
Roh: koreksi, sadar yang agung , kekuasaan 52-3;
~Suci: jiwa imateri (sadar individu) , percikan
api dari Suksma Kawekas (sadar kolektif) 87.
Rohani: Prinsip~; asal mula kesadaran 45, dipimpin
Das Selbst, arketip tipe asli 45.
ruang dan waktu: terbatas, relatif, nisbi, psike sebagai pembukanya: Bayu Sejati 102-3; bersamaan
lahirnya suasana, terikat materi, dapat diukur
dengan ukuran ruang dan waktu 155.
S
sabar: aktivitas kontinyu 37
sadar: ~kolektif berkembang ke luar 49: ~dan asadar-kolektif Freud, asadar individu, pamudaran:
bebasnya aku 16: potensi, kesadaran pribadi,
~kolektif -terbatas (TheSelf),~-dinamis (TheForce), ~-statis (TheSource), 187
Sang Aku: pusat kepribadian, tidak terbatas, tidak
ada definisinya 69; posisi-: antara asadar dan
persona 73: tumbuh dari logos dan menutupi
(selubung) psike (Soemantri), tempat sentral,
berdaulat, memimpin, menimba energi dari
asadar (Jung) 76.
Sang Pribadi: Personlichkeit; bertentangan 78-9.
Sapta Marga 230.
Sardjito, Prof. Dr., Rektor viii.
SEAMEO: The-, acting director 186.
sehat mental: mencegah sakit jiwa,reedukasi, terapi,
188.
sentra: dua, kompleks, otonom 5; imanen, intrapsikis, tidak ada 36: -Vitalitas: 4-nafsu, tali kendali:
perasaan, pengendali: angan-angan; saudara tujuh,
dimensi 1-4, kebebasan dan tanggung jawab
angan-angan 174.
serius xxi.
sifat susila: Jung: sadar, percaya, rendah hati, harapan, dan kasih sayang; -delapan: Hastasila 93-4
__________
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
239
T
tanggapan: penglihatan melalui fungsi pikiran yang
sadar 69
tapabrata: =mengekang hawa nafsu 212-3
telepati: bakat-: terobosan teoretis, keterbatasan
ruang dan waktu, belum terjelaskan Jung, bayu
sejati (Soemantri) 103.
terbelah: fungsi angan-angannya 120-1.
TheForce:, Suksma Sejati, Sadar Kolektif Dinamis, Wakil Suksma Kawekas 186.
The Matrix: Trilogi-; film-film xiv.
TheSelf: Roh Suci, Sadar Kolektif Terbatas 186,
sinar hidup ditarik kembali 210.
TheSource: Suksma Kawekas, sumber dan asal
mula hidup 186-8.
tiga: -sila bermasyarakat; =baik hati, kebersamaanaktivitas-kasih sayang, menyumbang, menjaga 301, tiga segi 31; -sila,-segi 30-1,-persoalan utama
33, -rasa bermasyarakat, =Pancasila (Soenarto)
36-7: -persoalan utama; kebersamaan, pekerjaan,
dan kasih sayang 33, tigasila 37.
topeng: ~persona, untuk dunia luar 72.
transenden: -fungsi, tingkat ke dua Peter Walder 65.
Transcendence to th depth .. ix, xxii.
transmigrasi rohani: lihat reinkarnasi 129.
transparan (mistis): pertemuan dunia luar dan
dalam, kenyataan rasional dan irasional (Jung) 81.
TreFoil= TriFoil 186, Tripurusa, TriAspect: TheSource, TheForce, dan TheSelf 204
Trieb-organisation : susunan nafsu atau Instinktorganisation (susunan naluri) 47
Trilogi The Matrix: film-film xiv
Tripurusa: TriAspek, TreFoil, imanen 37, imateri,
kesadaran hidup 39; TriAspek, TreFoil, TheSource, TheForce, TheSelf 20: pusat imateri
(tersedia secara laten) di tiap manusia, potensi
tercapai, proses pamudaran, proses individuasi 87:
TriAspek: pusat jati dirinya manusia, titik statis,
turun di dalam ikatan imateri dengan segala akibatnya, dilepaskan oleh Pembebasan, dipandu
Suksma Sejati (TheForce) atas nama Suksma
Kawekas (TheSource) 154, tanpa polaritas 155:
esensi manusia, kekuasaan, Sumber Hidup, TheSource, TheForce, dosa terbesar 176
tugas sang aku: menghilangkan dominasi biologis,
mengungkapkan kehidupan spiritual, kesadaran
memudar, terabsorbsi sadar kolektif, bersinarnya
kesadaran Roh Suci, sadar kolektif dinamis 208-9
__________
240
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
_____________________________________________________________________________________________________________________
241
EGO
(Sang Aku)
H&B
PERKI
242
2014
3/5
Ver. 1.1.1
Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat
H&B
Heart & Beyond PERKI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|
243