Anda di halaman 1dari 278

CANDRA JIWA INDONESIA

Warisan Ilmiah Putra Indonesia

EGO
BERW ARNA

Budhi Setianto Purwowiyoto

H&B
PERKI

2014
i

3/5
Ver. 1.1.1

Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond, adalah


benang merah yang menghubungkan antara profesi penulis sebagai guru
besar, dokter ahli jantung dan pembuluh darah dengan buku yang ditulisnya
tentang Candra Jiwa Indonesia. Penulis berusaha melakukan refleksi ke
dalam diri-sendiri, menuju kalbu yang terdalam.
Dalam bahasa Indonesia pemahaman makna kata jantung terasa
unik. Ketika berubah orientasi ke dalam dada, bersifat transendental, imanen
dan esoteris, maka kata jantung dipahami sebagai hati, atau kalbu, misalnya
hatiku berdebar, padahal jantungnya yang berdetak. Atau sembah kalbu,
yang mengatur nafas seraya mengucap nama-Nya akan mengatur detak
jantung secara teratur tenang. Padahal sebagai bahasa Arab (qalb) dan
bahasa Inggris (heart) walaupun esoteris dan maknanya berubah, suku
katanya tetap.
Kalau Serat Centini, warisan budaya Jawa bercerita tentang kisah
perjalanan di darat, termasuk kulinernya pada jaman dahulu. Maka Candra
Jiwa Indonesia adalah warisan ilmiah Jawa kepada dunia tentang jiwa
manusia serta peta perjalanannya menuju candra ideal sebagai batas akhir
dari perkembangan kesadaran manusia.
Sekiranya bintang, nur, cahaya yang bersinar di dada GarudaPancasila-NKRI, dari sila Ke-Tuhan-an YME, maka Candra Jiwa Indonesia pas
untuk memberi sumbangan makna ilmiah kepadanya. Karena konsep yang
sudah teruji secara ilmiah di Universitas terkemuka di Eropa tersebut,
memang kandungan asli dari bumi Indonesia, dari bangsa Indonesia, dan
dipertahankan oleh orang Indonesia pula.
Penulis berharap, buku ini membantu memperluas pengetahuan kita
tentang jati diri manusia dalam pandangan ilmiah di perguruan tinggi. Walaupun sedikit-banyak menyentuh masalah keyakinan dan kepercayaan justru
memberikan dasar pendidikan budi luhur, pembinaan mental-spiritual dan
mempertajam empati secara luas kepada siapa saja terutama para mahasiswa.

H&B
Heart & Beyond PERKI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia)

CANDRA JIWA INDONESIA


Warisan Ilmiah Putra Indonesia
(Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond)

EGO
(Sang Aku)

Perpustakaan Pribadi
Pentalogi 3/5=Oktalogi 3/(5+3)
SAMPUL HITAM 2014

Sebagai dasar pendidikan budi pekerti, pembinaan mental- spiritual, dan


mempertajam empati

Budhi Setianto Purwowiyoto

H&B
PERKI

2014

3/5
Ver. 1.1.1

CANDRA JIWA INDONESIA


Warisan Ilmiah Putra Indonesia
(Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond)

EGO (Sang Aku) 3/5

[Studium Particulare (Kuliah Khusus)]

Penulis: Budhi Setianto Purwowiyoto

2014
Penyunting: Puji Santosa
Ilustrator: Santoso Oetomo
Tata letak: Djoko Satrio
PUBLIKASI OKTALOGI: 2012-2014 Ver.1.1.1
[PENTALOGI CJI 2012-2016: 1-5/5; TRILOGI: Prequel 2017: 6/8; Monograph 2018: 7/8; Postquel 2019: 8/8]

ISBN 978-602-7885-12-7 (ebook pdf bw/berwarna)


PENERBIT: H&B/Heart & Beyond PERKI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia)

PERCETAKAN: ProMemori; Anggota IKAPI


Hak Cipta ada pada Penulis Dilindungi Undang-Undang
Sanksi Pelanggaran Pasal 72
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997
Tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara masing-masing
paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta
rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

2015: PENTALOGI
CJI (1/5)
Studium Generale
2015: PENTALOGIPsike
CJI (2/5)
2015: PENTALOGI CJI
(3/5)
Ego
2015: PENTALOGI
CJI (4/5)
Intuisi

2016: PENTALOGI CJI (5/5)


Magnum Opus

Buku PENTALOGI 2012-2016 yang Ber-Pancawarna dan Ber-Dwihalaman


Sampul pancawarna putih, kuning, hitam, dan merah melambangkan empat (kekuatan ku-da)
nafsu manusia. Nafsu-nafsu tersebut masih harus dikendalikan oleh kusir (sais) yaitu anganangan yang sudah bangun (sampul ungu= wungu bahasa Jawa artinya bangun) kesadaran
ketuhanan (introversi: sadar, percaya, taat) dan kemanusiaannya (ekstraversi: sabar, rela,
menerima, jujur, budi luhur).
Dwihalaman kanan dan kiri bermakna tuntunan (halaman kanan) berkonsep otak-kiri (padat
makna) dan tontonan (halaman kiri) yang berkonsep otak-kanan (longgar makna). Sebagai
penjelasan dilengkapi dengan dua bagan yang unsur ketuhanannya (pusat hidup imateri) di dalam
(bawah) dan di atas; empat diagram: target, ven, piramida, dan kereta kuantum mikrokosmos
dengan empat ekor kuda, sais dan penumpangnya ialah TheSelf (Egonya yang imateri) siap untuk
menjelajahi makrokosmos (alam semesta) dan kelak juga siap kembali ke tujuan dan sumber
hidupnya yang hakiki.
__________
http://3.bp.blogspot.com/-j4urpsmWVAs/Ta75i7GB2MI/AAAAAAAAAAc/yXsEeiw6uQM/s1600/Wayang_Kulit_1890.png
cited January 30, 2013
http://batikindonesia.com/batik/images/3344/solo3.jpg cited December 16, 2012
http://flagartist.com/FLAGARTIST/flags/F/flag_art_flag_of_indonesia-1969px.png cited March 3, 2013
http://4.bp.blogspot.com/-cPZhivuKlmU/Tk-i0t2qnDI/AAAAAAAAD-w/wW0vjRxCQsc/s1600/peta-indonesia.jpg cited Feb. 28, 2013
(Cover buku-buku tersebut ikut serta melestarikan wayang, batik, bendera merah-putih, dan peta Indonesia)

Pencerahan Slamet Rahardjo (seniman unggul, 62)


Jay Subyakto (seniman multi talenta, 51),

[*]

kepada

pada suatu hari ketika

mereka masih muda:


Orang Indonesia kalau melihat karya bangsa lain mereka
menjadi murid yang melihat guru. Sebaliknya, ketika mereka
melihat karya bangsa sendiri, mereka berubah menjadi guru
yang melihat murid.
Akhirnya bangsa ini tidak maju karena yang dicari selalu
kesalahan dan kekurangan karya anak bangsa sendiri.

Wacana 0.1: Konser Kidung Abadi Chrisye


Jay Subiyakto (lahir di Ankara, Turki, 24 Oktober 1960) adalah seorang sutradara Indonesia. Jay merupakan anak
ketiga dari Kepala Staf Angkatan Laut Republik Indonesia 1948-1959 Laksamana Subiyakto. Jay menamatkan
pendidikan sarjana arsitekturnya dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia angkatan 1981. Kiprahnya di bidang
seni berawal pada tahun 1990 dengan menjadi seorang sutradara video klip. Video klip garapannya yang bertajuk
Pergilah Kasih milik almahum Chrisye menjadi video musik Indonesia pertama yang ditayangkan di channel MTV
Asia yang pada waktu itu bermarkas di Hongkong. Tahun 2008, Jay juga menyutradarai video musik Anggun yang
berjudul Berganti Hati. Video itu juga merupakan video pertama di Indonesia yang menggunakan kamera DSLR
(Digital Single Lens Reflex).
Kemudian, pada tahun 1994, ia bersama Erwin Gutawa membuat sebuah terobosan yang belum pernah dilakukan
oleh orang Indonesia di masa itu. Sebuah konser tunggal yang menghadirkan penyanyi lokal. Kala itu, banyak
promotor menghadirkan konser-konser penyanyi mancanegara.
Erwin Gutawa dan Jay Subiakto sebagai otak dari konser legendaris, 2012 yang konon belum pernah ada di dunia,
karena mengambil potongan dari ratusan master lagu almarhum Chrisye yang terwujud dalam kehadiran Chrisye
di konser Kidung Abadi. Single baru yang bahkan belum pernah dinyanyikan oleh Chrisye dan permainan
hologram yang meyakinkan kepada semua penonton bahwa Chrisye hadir, adalah pemenuhan janji bahwa
konser ini berbeda dari yang pernah ada. Para musisi muda, seperti GIGI, Gita Gutawa, Once, dan Sophia Latjuba
pun dengan senang hati sepanggung lagi dengan Chrisye, sang musisi jenius yang tetap abadi itu, setidaknya
menurut istilah Jay.
____________
[*] Kompas, 18 Januari 2011, Hlm. 33.
http://id.wikipedia.org/wiki/Jay_Subiyakto cited April 18, 2012.
http://www.fimela.com/read/2012/04/13/video-erwin-gutawa-dan-jay-subiakto-hidupkan-kembali-chrisye cited April 18,
2012.

Dipersembahkan kepada
Kapten Sasangka Djati

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

EGO 3/5 (2014)

Gambar Sampul 0.1: Studium Generale (Kuliah Umum)


Kuliah umum Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso di Universitas Gadjah Mada Tanggal 27
November 1958 tersebut juga dihadiri oleh R. Soenarto Mertowardojo sebagai satusatunya kasus penelitian kualitatifnya, telah diperkenalkan kepada para hadirin.
Rekaman kuliah umum tersebut diterbitkan dalam bentuk cetakan dengan judul Candra
Jiwa Indonesia oleh Proyek Penerbitan dan Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal Pusat
pada Februari 1977. Judul tersebut dipakai sebagai judul utama buku pentalogi ini
termasuk subjudulnya yang ke-2: Ego, Sang Aku (2/5).

vi

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

Kata Pengantar
Edisi Pertama
Buku ini adalah buku ke-3 dari 5 buku lepas (pentalogi): 1. Studium
Generale (1/5); tiga buku Studium Particulare (Kuliah Khusus): 1. Psike (2/5), 2.
Ego (3/5), dan 3. Intuisi (4/5); dan buku ke-5: Magnum Opus (5/5). Akses dan
tambahan semangat bagi penulis pada karya-karya Prof.Dr.dr. Soemantri
Hardjoprakoso dan ayah beliau yaitu R.T. Hardjoprakoso tidak lain atas kebaikan
hati dari keluarga besar Hardjoprakoso antara lain dari Ibu Soerini Soedjarwo, Dr.
Winahyo Hardjoprakoso, SpOG, dan Dr. Ir. Budi Darmadi, M.Sc. Untuk ini saya
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Pada kesempatan ini tentu saja penulis ingin menyatakan rasa terima kasih
sebesar-besarnya kepada ketiga saudaraku sinarawedi: 1). Sdr. Puji Santosa
sebagai penyunting sekaligus memberi masukan yang sangat berarti, 2). Sdr.
Santoso Oetomo yang membuat beberapa ilustrasi yang menjelaskan, dan 3). Sdr.
Djoko Satrio yang memberi wawasan pemilihan huruf, serta referensi elektronik
untuk melengkapi isi buku-buku ini.
Disain utama buku ini adalah dwi-halaman berupa tuntunan dan
rangkuman di halaman kanan (ganjil) dan di halaman kiri (genap) menampilkan
tontonan (foto-foto dan gambar-gambar), keterangan, dan kaitan antar halaman.
Agar lebih jelas dilengkapi dua model bagan, tiga model diagram, dan satu
kereta penjelajah mikrokosmos.
Apabila terdapat beda pendapat dengan pengetahuan yang telah ada,
dimohonkan empati dan saling mendoakan keselamatan. Pengetahuan yang
berbeda tersebut agar di-anggap saja sebagai imbangan terhadap pengetahuan
yang telah ada sebelumnya.
Akhirnya kami ucapkan selamat membaca, meresapi bagian yang penting
dan ajakan melaksanakan hal-hal yang dianggap perlu, benar, dan bermanfaat
untuk mencapai tujuan hidup kita yang hakiki, ialah puncak evolusi kesadaran
sang Akunya manusia. Terima kasih.
Penulis
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

vii

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

EGO 3/5 (2014)

Ada lima naga (simbol anugerah dan kekuatan) dalam legenda dan mitos Cina: logam, air, api, kayu
dan tanah. Dalam siklus 12 tahunan, maka tahun naga air jatuh pada tahun 1952, 2012, dan 2072.

Gambar ilustrasi metafora 0.2: Naga Air dan Gadis Jelita Metropolitan
Tampak seekor naga air bersisik emas mengajak seorang gadis jelita metropolitan yang
telah menjelajahi dunianya yang gemerlapan untuk menjelajahi dunia lain yang kemungkinan sangat berbeda dengan dunia yang selama ini digelutinya.
Gadis Jelita ini telah larut dalam dunia-1 (dunia kehidupan nyata di masyarakat
metropolitan dengan alam semesta sebagai wadahnya; makrokosmos) dan dunia-2 (dunia
fisik, jasmani kasar, badannya sendiri yang dapat didandani dan dimanipulasi sesukanya;
mikrokosmos). Sementara itu Naga Air ingin membawanya menyelam menjelajahi ke
dunia-3 (dunia jiwa, mental, jasmani halusnya) dan kemungkinan kalau beruntung,
merasakan suasana jiwa yang belum pernah terbayangkan di perbatasan (TheGate) dunia4 (dunia rohani atau dimensi spiritual yang imateri, alam sejati).
Itu semua guna menyempurnakan pengalaman hidupnya (tugas) lahir-batin atas
kehadirannya di dunia yang fana dan tidak abadi ini. Naga Air hanya mampu mengajaknya
sampai di sini, perjalanan selanjutnya (trancendence to the depth of the heart and
beyond) .. hanya dapat dilakukan oleh Gadis Jelita itu sendiri.
__________
http://static.desktopnexus.com/thumbnails/448128-bigthumbnail.jpg cited May 3, 2012.

viii

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... viii
SEKAPUR SIRIH ............................................................................... xii
PROLOG .......................................................................................... xxvi
BAB I SANG AKU
1.1 Pendahuluan ................................................................ 1
1.2 Sigmund Freud ............................................................. 3
1.3 Alfred Adler ................................................................ 27
1.4 Carl Gustav Jung ......................................................... 43
BAB II MAKHLUK HALUS
2.1 Pendahuluan ........................................................... 101
2.2 Dewa ........................................................................ 105
BAB III HIDUP SESUDAH MATI
3.1 Pendahuluan ............................................................. 127
3.2 Transmigrasi Rohani .................................................. 129
BAB IV HUKUM KEADILAN TUHAN
4.1 Pendahuluan .............................................................. 149
4.2 Karma ......................................................................... 151
BAB V LIMA PERBUATAN SESAT
5.1 Pendahuluan ............................................................... 173
5.2 Pemali ........................................................................... 175
KESIMPULAN ................................................................................... 187
EPILOG .............................................................................................. 191
LAMPIRAN-1: Skema-1 (Makro dan Mikro-kosmos) ........................ 193
LAMPIRAN-2: Skema-2 (Skema R. Tr. Soemodihardjo) .................... 195
LAMPIRAN-3: Skema-3 (Nilai-nilai Sentra Vitalitas) ......................... 197
LAMPIRAN-4: Skema-4 (Perbandingan 4-Candra Jiwa) .................... 199
LAMPIRAN-5: Rangkuman (Indonesisch Mensbeeld ..) ..................... 201
LAMPIRAN-6: Candra Jiwa Indonesia (Soenarto) .............................. 219
LAMPIRAN-7: Dalil-dalil ..................................................................... 221
LAMPIRAN-8: Lembar Eksekutif ......................................................... 223
INDEKS ................................................................................................. 229

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

ix

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

TheForce adalah Juru Penuntun bagi Luke Skywalker dalam film

EGO 3/5 (2014)

The Empire Strikes Back.

Foto Film 1.7.1: Pesawat Tempur Angkasa Luar Luke Skywalker


Dalam film Heksalogi Star Wars episode The Empire Strikes Back (1980) tampak kepala
dan leher Robot R2D2 yang dipasang menonjol pada sayap-X pesawat Luke Skywalker.
Ketika robot canggih tersebut macet, pastilah tugasnya akan gagal karena robot tersebut
adalah penuntun arah sasaran bom penghancur pusat pertahanan musuh. Maka pilot
Skywalker memohon petunjuk dari TheForce di dalam dirinya .. akhirnya berhasil
menyelesaikan tugasnya dengan sempurna.
Jauh sebelum film-film Star Wars di putar untuk masyarakat, Soemantri telah merasa mendapatkan tuntunan dari Sadar Kolektif Dinamis (TheForce) di dalam dirinya. Rupanya, ia
adalah Sang Penuntun yang dapat dirasakan tuntunannya dalam menyusun disertasi
Candra Jiwa Indonesia. Potensi ini tentu saja sangat istimewa sekiranya banyak manusia
yang dapat mencapainya dengan upaya tertentu. Pasti banyak persoalan di dunia menjadi
selesai dengan tuntas dan harmonis.

__________
http://0.tqn.com/d/scifi/1/0/E/4/0/-/R2D2-XWING_E4S-KEY-60_R.gif cited July 1, 2011.

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

GLOSARIUM
Amarah= daya kemauan (nafsu) tidak mau menyerah, menjadi cepat marah
seperti gusar.
Asmara-Sufi (-laya)= cinta, rasa jatuh cinta atau kecenderungan ke yang lebih
tinggi (dalam).
Angan-angan= kemampuan intelektual, akal, logos.
Angan-angan dalam pengertian yang lebih luas= situasi rumit yang kompleks dari
kemampuan intelektual.
Angan-angan dalam pengertian yang lebih sempit= bagian ketidaksadaran dari
kemampuan intelektual, tempat penampungan dari bagian-bagian pemikiran
yang terdesak (untuk dilupakan).
Bayu Sejati= kekuatan yang sebenarnya; Bayu= kekuatan; Sejati= sebenarnya;
Bayu Sejati merupakan kumpulan total dari semua sentra vitalitas jiwa yang
konkrit (tiga angan-angan: cipta, nalar, dan pangerti, serta empat nafsu: mutmainah, luamah, sufiah,dan amarah). Setelah pelatihan tertentu dapat memusatkan tenaga naluriah yang ada dengan potensi-potensi supranatural misalnya
telepati dan clairvoyance.
Budi Luhur= memiliki sifat-sifat tabiat (akhlak) yang mulia, mulia hati; budi= kelakuan, pendirian; luhur= tinggi.
Cipta= pikiran atau bagian yang membentuk gambaran (citra, data, informasi) dan
merupakan bagian dari kemampuan intelektual (angan-angan).
Dalan rahayu; dalan= jalan; rahayu= berkah, kesejahteraan.
Dasa Sila= sepuluh pembelajaran hidup/ajaran hidup; dasa= sepuluh; sila= nilai
moral.
Dewa atau jawata= nama kumpulan dari mahluk-mahluk yang tidak dapat diamati
pancaindra, yang bersifat kesadaran ke-aku-an, individualistik, dan memiliki
potensi supranatural. Diklasifikasikan menjadi dewa-dewa yang baik dan jahat.
Lebih dikenal dengan nama Goden Dewa dan Daemonen Iblis.
Gumelaring Dumadi= proses penciptaan; gumelar= memperlihatkan, membentangkan, menghamparkan; dumadi= proses pembentukan, penciptaan.
Guru= guru, pendidik.
Hasta Sila= delapan pembelajaran hidup/ajaran hidup; hasta= delapan
Kamayan atau Maya= tenaga atau kekuatan intelektual, memiliki potensi
supranatural.
Karma= hukum sebab dan akibat, dari balas dendam, dari refleksi
Luamah= kecenderungan (nafsu) egosentrik, egosentripetal, kecenderungan
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xi

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

EGO 3/5 (2014)

The Source, pusat utama komputer dalam film Trilogi Matrix

Foto Film 1.7.2: Trilogi The Matrix


Thomas A Anderson (dibintangi oleh Keanu Reeves) seorang programer komputer ingin
sekali memecahkan rahasia kode-kode enkripsi the Matrix. Trilogi Matrix adalah film
tahun 1999 yang disutradarai oleh Larry dan Andy Wachowski ini ingin menggambarkan
kejadian tahun 2199, seratus tahun ke depan setelah mesin-pintar diciptakan dengan catu
energi matahari. Panas dan biolistrik tubuh manusia sebagai bahan fusi nuklir dapat
dipakai untuk menggantikan energi matahari.

The Source diyakinkan sebagai pusat utama komputer untuk mesin-mesin di kotanya
sekaligus sebagai lokasi yang bekerja mandiri di dalam kode-kode Matrix sehingga tidak
memerlukan program lain.

Andaikata TheSource (Suksma Kawekas) adalah matahari, maka TheForce (Suksma Sejati)
adalah bulannya dan manusia adalah kelelawar-kelelawar (Sang Aku) yang tidak mungkin
menatap sang matahari. Sinar sang rembulan, yang sejuk itu memungkinkan kelelawar
dapat melangsungkan kehidupannya. TheForce adalah penuntunnya manusia atas nama
TheSource, sumber hidup dan tujuan hidup.
__________
http://thefuturebuzz.com/wp-content/uploads/2010/12/source-mainframe.jpg cited July 1, 2011.

xii

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

untuk merusak (buruk), untuk memiliki, kecenderungan seksual, dan sadomasokis.


Maya= lihat kamayan.
Mutmainah= kecenderungan (nafsu) sosial dan suprasosial, kecenderungan egosentrifugal, dan kecenderungan baik (memperbaiki).
Nafsu= hasrat, kecenderungan, keinginan, dan kemauan.
Nalar= bagian asosiatif dari kemampuan intelektual (angan-angan).
Narima= legowo, syukur, puas.
Paliwara= larangan, pemali.
Panembah= doa, ketakwaan, kebaktian, sembahyang, ibadat.
Pangaribawa= kekuatan, tenaga pikiran.
Pangerti= pengertian, peramalan, deduksi, bagian yang merangkum dari kemampuan intelektual.
Pangrasa= kehidupan emosional, perasaan tersentuh, rasa seperti sensasi.
Pancaindra= lima indra.
Pancasila= lima ajaran hidup; panca= lima.
Panuntun= pemimpin.
Panutan= contoh, dia yang diikuti.
Prabawa= kekuatan atau tenaga dari bagian asosiatif dari kemampuan intelektual (angan-angan).
Purusa= laki-laki, kelaki-lakian, supranatural.
Rahsa Jati= esensi perasaan, dari rasa sadar; rahsa= kesadaran, perasaan bagus;
jati, sejati= kebenaran, sebenarnya, sesungguhnya; TheGate.
Roh Suci= roh suci; roh= awah, roh; sutji= suci, bersih; TheSelf.
Rila= kesediaan berkurban, ikhlas.
Sabar= sabar, toleran, persisten.
Sangkan Paran= sebab dan akibat.
Sang Pepadang= Sang Cahaya.
Sang Sabda= Kata.
Sasangka Jati= Cahaya Kebenaran.
Sila= etika, moralitas.
Sufiah= keinginan (nafsu), harapan.
Suksma Kawekas= kehidupan yang tertinggi; kawekas= yang tertinggi; TheSource.
Suksma Sejati= kehidupan sebenarnya; suksma= kehidupan; TheForce.
Temen= kejujuran, kebenaran, cinta kebenaran.
Trisila= tiga ajaran hidup; tri= tiga.
Tripurusa= tiga kesatuan, tiga aspek; TriAspect; Tre/TriFoil.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xiii

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

EGO 3/5 (2014)

Predikat cum laude Dr Soemantri Hardjoprakoso memperoleh gelar Doktor dalam Ilmu Kedokteran Jiwa di
Univesitas Leiden, Nederland dengan predikat cum laude atas disertasinya yang berjudul Indonesisch Mensbeeld
als Basis ener Psyco-therapie.

Foto 0.3: Suasana Promosi Disertasi Candra Jiwa Indonesia


Dr. Soemantri Hardjoprakoso dilahirkan di Desa Nambangan, Kabupaten Wonogiri tahun 1913.
Beliau putra ketiga dari almarhum Raden Tumenggung Hardjoprakoso, semasa hidupnya Bupati
Anom Mangkunegaran Surakarta. R.T. Hardjoprakoso adalah penulis kedua dari tiga penulis
pustaka intuisi Sasangka Jati, yang bersama-sama penulis ketiga Bapak Trihardono Sumodihardjo
mencatat pelajaran-pelajaran Sang Guru Sejati yang diucapkan secara lisan oleh penulis pertama,
yaitu Bapak R. Soenarto Mertowardojo.
Dr. Soemantri Hardjoprakoso tamat Sekolah Tinggi Kedokteran (Geneeskundige Hogeschool), cikal
bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta pada bulan Februari 1942. Beliau
adalah psikiater (ahli kesehatan jiwa) dan neurolog (ahli saraf). Pada masa perjuangan 1945, beliau
sebagai dokter ikut berjuang waktu menyala-nyalanya api perjuangan di sekitar Surabaya. Pada
permulaan tahun 1954 beliau diangkat sebagai dokter tentara dan Kepala Dinas Kesehatan Tentara
pada Divisi X di Surakarta. Kemudian berpindah-pindah dari satu ke lain jabatan dalam dinas
ketentaraan. Kemudian, beliau diperbantukan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan
berturut-turut menjabat Pembantu Utama Menteri, Sekretaris Jenderal dan akhirnya menjadi
Direktur SEAMEC (South East Asian Ministers of Education Council), berkedudukan di kota
Bangkok, Muangthai.
Semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah (Algemene Middelbare School) di Yogyakarta pada
tahun 1932 beliau telah berkenalan dengan Bapak R. Soenarto Mertowardojo. Pada tanggal 20 Juni
1956 beliau dipromosikan dengan gelar Doktor dalam Ilmu Jiwa yang diperoleh dari
Rijkuniversiteit di Leiden, Nederland, setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul Indonesisch Mensbeeld als Basis ener Psycho-therapie. Adapun bahan-bahan yang diambil
untuk diolah dan dimasak dalam disertasi tersebut ialah dari pustaka intuisi Sasangka Jati.
Mengingat peristiwa tersebut kita sebagai putra Indonesia sudah selayaknya merasa bangga bahwa
seorang putra Indonesia kini telah dapat menyejajarkan dirinya dengan ahli-ahli ilmu jiwa dunia
Barat yang telah terkenal di seluruh dunia, yaitu Freud, Adler, dan Jung.

xiv

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

Sekapur Sirih
Disertasi Candra Jiwa Indonesia aslinya berbahasa Belanda, Indonesisch
Mensbeeld als Basis ener Psycho-therapie, disertasi Dr. Soemantri Hardjoprakoso
Candra jiwa adalah sebuah lukisan rangka (anatomi) sekaligus fungsi
(fisiologi) dari jiwa manusia, dipakai sebagai hipotesis dasar untuk
bekerja selanjutnya. (Soemantri)

di Rijksuniversiteit di Leiden-Nederland 20 Juni 1956, mampu menyejajarkan


pemikirannya dengan candra jiwa Sigmund Freud, Karl Gustav Jung, dan Alfred
Adler, ketiganya berasal dari Eropa. Tanggal 27 November 1958 Dr. Soemantri
telah memberikan kuliah umum pada studium generale di Universitas Gadjah
Mada, yang dihadiri oleh 800-an civitas academica bertempat di Siti Hinggil,
Yogyakarta. Prof. Dr. Sardjito, Rektor UGM pada waktu itu, menyatakan bahwa
Candra Jiwa Indonesia lebih jelas dan lebih lengkap daripada pendahulunya yang
berasal dari Eropa tersebut.
Sebenarnya, ada tiga orang yang menjadi sumber disertasi tersebut, yaitu R.
Soenarto Mertowardojo, R.T. Hardjoprakoso, dan R. Trihardono Soemodihardjo;
yang disebut pertama adalah tokoh sentralnya. Di Indonesia disebut oleh Dr.
Soemantri sebagai Candra Jiwa Soenarto karena dari R. Soenarto Mertowardojo
disertasi ini berasal, sebagai satu-satunya sumber penelitian disertasi, yang unik,
dan bersifat kualitatif. Disertasi tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara resmi oleh Drs. Dibyo Sewoyo (Bagian I: tahun 1972) dan Muhammad
Husodo (Bagian II: tahun 1986), serta dihimpun oleh Drs. MT Sudartha. Kemudian,
disimpan di Perpustakaan Pusat Pangestu, tanggal 10 Mei 2002 dengan No. Induk
100.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xv

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

EGO 3/5 (2014)

MAKROKOSMOS:
Alam semesta dan seisinya
Manusia, Hewan, Tumbuh-tumbuhan, Dewa, dan Mineral
=============l Pancaindra l=============================

MIKROKOSMOS:
Manusia seutuhnya
=======================================================================

Bagan Transenden 0.1: Makrokosmos dan Mikrokosmos


Candra dunia terdiri dari makrokosmos yaitu alam semesta dan seisinya, ya semua ciptaan
Tuhan, termasuk manusia sebagai mikrokosmos dengan segala isi di dalam tubuhnya baik
yang tampak maupun yang halus sampai pusat hidupnya yang imateri. Makrokosmos
dapat memengaruhi mikrokosmos (banjir, kebakaran, gempa bumi), begitu juga
sebaliknya mikrokosmos dapat mengganggu makrokosmos dengan pemanasan global,
tenaga nuklir baik untuk bom yang merusak maupun untuk tenaga listrik yang sangat
bermanfaat.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta, 2012.

xvi

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

Rupanya, terjemahan disertasi tersebut telah dimanfaatkan oleh warga Paguyuban Ngesti Tunggal sebagai bacaan di antara mereka, yakni sebagai tambahan ilmu
tentang kesehatan mental semacam ilmu psikologi sampai sekarang.
Serat Centini adalah manuskrip tertua dalam bahasa Jawa dan telah
diterjemahkan secara utuh ke dalam bahasa Inggris. Masih ada satu
karya anak bangsa Indonesia yang pantas dikemukakan kepada masyarakat dunia, yaitu disertasi Dr. Soemantri Hardjoprakoso. (LF La Kahija)

Buku terjemahan tersebut merupakan sumber utama tulisan ini. Ketika


penulisan ulang ditambah dengan istilah-istilah yang umum dipakai, termasuk
istilah yang digunakan di dalam film-film yang mendunia, misalnya Trilogi The
Matrix dan Heksalogi Star Wars. Mengapa tidak diterjemahkan langsung saja ke
dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia? Pertanyaan ini pernah diajukan
warga organisasi Paguyuban Ngesti Tunggal kepada penulisnya, lalu dijawab oleh
Prof. Soemantri bahwa beliau memberi kesempatan kepada orang lain untuk
melakukannya. Beliau menulis beberapa buku lainnya yang secara resmi dilestarikan oleh organisasi tersebut.
Namun, 50 tahun kemudian setelah disertasi dikemukakan, di dalam salah
satu surat kabar ibu kota (2006), diberitakan ulang tentang makna keberadaannya.
Sebuah buku berbahasa Jawa versi Inggris, diterbitkan oleh Marshal Cavendish,
Singapura, ditulis oleh Dr. Soewito Santoso, staf pengajar di Universitas Nasional
Australia, berjudul The Centhini Story: The Javanese Journey of Life. Serat Centini
adalah manuskrip tertua dalam bahasa Jawa dan telah diterjemahkan secara utuh
ke dalam bahasa Inggris, setebal 400 halaman. Dikemukakan pertama kalinya di
Asian House, London[1]. Masih ada satu karya anak bangsa Indonesia yang pantas
dikemukakan kepada masyarakat dunia, yaitu disertasi Dr. Soemantri tersebut.

___________
[1]. YF La Kahija. Mencintai Kearifan Lokal. Harian Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Hlm. 6.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xvii

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

EGO 3/5 (2014)

Foto 0.4: R. Soenarto Mertowardojo beserta isteri


R. Soenarto Mertowardojo, yang di kalangan warga Paguyuban Ngesti Tunggal lebih dikenal dengan sebutan akrab Pakde Narto, lahir pada tanggal 21 April 1899 di Desa Simo,
Kabupaten Boyolali, Surakarta. Beliau adalah putra keenam dari delapan bersaudara dari
keluarga Bapak R. Soemowardojo. Hidup pada masa itu, di Zaman pendudukan Belanda,
dengan delapan putra merupakan cobaan yang berat bagi keluarga Bapak R. Soemowardojo yang sehari-hari bekerja sebagai mantri penjual.
Walaupun dihimpit oleh keadaan yang serba kekurangan dan tidak menguntungkan, R.
Soemowardojo berkeinginan kuat untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya. Oleh karena
itu, Bapak R. Soemowardojo berniat untuk menitipkan putranya tersebut kepada keluarga
atau kerabat, bahkan pada orang lain yang tidak ada hubungan kekeluargaan. Harapan
beliau, agar orang yang dititipi dapat membantu R. Soenarto mendapatkan pendidikan
formal yang lebih baik. Ini pulalah yang menjadi titik awal dari masa pencarian yang
panjang. Masa ngenger, dititipkan kepada orang lain dengan berpindah-pindah yang
dialami R. Soenarto selama 15 tahun merupakan ajang tempaan watak narima, berkorban
perasaan, ikhlas dan sabar yang harus dijalaninya dalam usia yang masih sangat muda.
Menghadapi keadaan itu, beliau tidak pernah mengeluh kepada ayah-bunda atau kepada
orang lain. Beliau juga menunjukkan sikap jiwa yang teguh berdasarkan kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal

xviii

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

Hanya dengan menuangkan cinta ke dalam kearifan lokal, kita dapat


memperkuat ketahanan bangsa. Cinta, seperti yang dikatakan Erich Fromm
(1956) dalam The Art of Loving, mengandung empat syarat, yaitu tahu, peduli,

Bintang, nur, cahaya tampak bersinar dari pusat perisai Garuda Pancasila

[1]

bertanggung jawab, dan respek. Dengan syarat-syarat tersebut di atas, mentalitas kepengikutan perlu dirontokkan dan ditransformasikan menjadi keberanian
menata kembali wajah khas ilmu pengetahuan Indonesia di hadapan bursa ilmu
pengetahuan di dunia.[2]
Tentu saja ringkasan disertasi merupakan bagian terpenting dan patut
diketahui bagi siapa pun sesuai dengan keinginan penulisnya. Oleh karena itu,
secara internasional ditulis dalam bahasa Inggris. Berangkat dari ringkasan
disertasi tersebut, ditambah dengan tulisan-tulisan lain dari Pak Mantri dan Pak
Narto inilah, penulis mengajak belajar bersama pembaca, siapa tahu buku ini
sangat bermanfaat dalam mengarungi samudra kehidupan.
___________
[1]. http://www.spi.or.id/wp-content/uploads/2011/05/gambar_garuda_pancasila.gif cited Nov. 22, 2012.
[2]. YF La Kahija. Mencintai kearifan lokal. Harian Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Hlm. 6.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xix

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

EGO 3/5 (2014)

NAGA-NAGA AIR
Naga-naga kecil memang pas untuk julukanmu ..
Bisakah engkau menjadi besar?
Dapatkah engkau mengarungi samudra-samudra yang besar?
Mampirlah ke kampung-kampungku yang kecil.
Terdengarkah lagu-lagu merdu
yang sengaja dinyanyikan di hari lahirmu?
Budi darmakan saja apa yang bisa kau berikan, serunya.
Dengarkan juga paduan suara mereka .. O sole mio..
Anak-anak kecil di Gandaria itupun menari-nari untukmu.
Mereka semua bersayap .. merah dan putih.
Setangkai mawar dan sekuntum semboja di sayapnya.
Bukankah engkau juga berkilat dan bersisik emas?
Besarlah engkau .. arungilah samudra-samudramu,
sebagai penghuni alam semesta.

(Budhi S Purwo, Sabtu, 21 April 2012; di Tahun Naga Air)

Wacana (Catatan Pribadi) 0.1: Jakarta, 21 April 2012, di Tahun Naga Air
Di hari-hari tersebut mengingatkan saya pada sebuah buku Habis Gelap Terbitlah Terang
karya yang disunting Armijn Pane (2005) berisi surat-surat R.A. Kartini kepada sahabatsahabatnya di Eropa dan telah dibukukan oleh J.H. Abendanon (1911). Di Hari Minggunya
terdapat pementasan paduan suara dewasa yang sudah 27 tahun mem-budi darma-kan
waktu dan suaranya kepada sahabat-sahabatnya di situ. Di pagi hari itu ada pementasan
drama pendidikan anak-anak dan cucu-cucu mereka diantaranya nyanyian tentang tiga
kata ajaib yang dapat mengubah nasib mereka, terdengar di Gandaria I No. 93, Jakarta
Selatan. Tolong ketika engkau membutuhkan bantuan, maaf ketika engkau berbuat
kesalahan, dan terima kasih ketika orang berbuat baik kepadamu.

__________
http://id.wikipedia.org/wiki/Habis_Gelap_Terbitlah_Terang cited May 5, 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/J.H._Abendanon cited May 5, 2012

xx

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

Besar harapan penulis semoga buku ini dapat menambah pencerahan


dalam memaknai arti bintang, nur, dan cahaya yang memancar dari Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, di tengah perisai Garuda Pancasila NKRI, Negara Kesatuan
Soemantri Hardjoprakoso telah berjasa dalam memberikan pembelajaran
ilmiah yang mendasar tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, budi pekerti
luhur, serta menerima dan menghormati semua perbedaan (empati).

Republik Indonesia. Bilamana itu sesuai dengan harapan penulis, hendaknya juga
dialamatkan kepada Candra Jiwa Indonesia. Diibaratkan Soemantri adalah ibunya,
maka disertasi tersebut adalah bayinya. Adapun bayinya asli kandungan ibupertiwi Indonesia, hanya bayi Candra Jiwa Indonesia dilahirkan di Eropa dengan
dokter kebidanannya adalah Prof. Carp, rumah sakit-nya Rijkuniversiteit, dan
kota kelahirannya adalah Leiden, Negeri Belanda. Mereka telah berjasa dalam
memberikan pembelajaran dasar secara ilmiah tentang Ketuhanan Yang Maha Esa,
budi pekerti luhur, serta menerima dan menghormati semua perbedaan yang ada.
Kekayaan intelektual bangsa ini perlu dilestarikan, diberi arti sebagai
memberikan potensi ketahanan, persatuan, wacana bangsa pada tingkat yang
paling elementer, dalam, dan mendasar. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang ada
di dalam keyakinan, kepercayaan, dan agama-agama yang ada di bumi pertiwi
Indonesia perlu diwacanakan secara positif. Tanpa bermaksud mempersamakannya, mungkin hanya sebagai imbangan pengetahuan saja, dan rasanya masih
perlu dicari titik-titik temunya di dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika.

___________
[1]. YF La Kahija. Mencintai Kearifan Lokal. Harian Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Hlm. 6.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xxi

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

R. Soenarto Mertowardojo dan Dr. Soemantri Hardjoprakoso

EGO 3/5 (2014)

(*)

Foto 0.5: Dua Putra Indonesia yang Mewariskan Naskah-naskah untuk Masyarakat
Candra-ideal Indonesia adalah manusia dengan watak-watak yang tumbuh dari diri
manusia itu sendiri, melalui suatu perjalanan hidup yang sangat sulit, dan merupakan
tingkat akhir dari perkembangan kemanusiaan. Perjalanan tersebut telah sukses dilalui
oleh orang yang bernama R. Soenarto Mertowardoyo, sebagai satu-satunya kasus studi
penelitian kualitatif dokter Soemantri Hardjoprakoso, neurolog-psikiater untuk mendapatkan gelar doktor dalam Ilmu Kedokteran Jiwa.
Akhirnya, dua orang putra Indonesia tersebut di atas dalam perjalanan hidupnya telah
membuktikan hipotesis Jung tentang intuisi. Sejak itu Candra Jiwa Indonesia (Soenarto
Mertowardojo) berdiri sejajar bahkan lebih lengkap dari candra jiwa sebelumnya dari
Alfred Adler, Carl Gustav Jung, dan Sigmund Freud.

__________
[*].http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-aksnc3/11542_239583614847_233224709847_4385147_ 4916146_n.jpg .
cited May 16, 2011.

xxii

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

Kapten TNI-AD Soenarto Mertowardojo dan Mayor Jenderal TNI Prof. Dr. dr.
Soemantri Hardjoprakoso, Neurolog-psikiater, patut dikenang sebagai orangorang yang telah berjasa dalam memperkenalkan salah satu kekayaan intelektual
Pelestarian warisan intelektual bangsa ini perlu dilakukan karena dapat
memberikan potensi ketahanan dan persatuan bangsa. Wacana secara
positif dan pencarian titik-titik temunya Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa yang ada di dalam keyakinan, kepercayaan, dan agama-agama
masih perlu dikerjakan di dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika.

bangsa Indonesia. Ketika buku ini tengah dipersiapkan, suasana ibu kota masih
marak dilanda berita-berita tentang terorisme dan isu Negara Islam Indonesia.
Terbetik pula berita di surat kabar ibu kota [1] bahwa pemerintah akan
merevitalisasi pelajaran agama di lembaga pendidikan, bahkan Pancasila akan
diajarkan kembali di bangku-bangku sekolah.
Revitalisasi ini tidak hanya pada pelajaran agama Islam, tetapi juga semua
agama. Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh di sela-sela Musyawarah
Rencana Pembangunan Nasional 2011 di Jakarta menyatakan: Diyakinkan
kepada mereka bahwa di negara ini sudah ada empat pilar kebangsaan, yakni
Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Revitalisasi akan
dilakukan dengan menitikberatkan pembangunan karakter, terutama membangun kecintaan terhadap negara yang berbasis kasih sayang, apresiasi, dan
toleransi.
Belajar dari Candra Jiwa Indonesia, judul buku ini, sekiranya dibaca oleh
penulis dengan kacamata jantung manusia, alat yang paling aktif hidup di dalam
tubuh manusia, kita, dan kacamata hati, maka diberikan judul alternatif:
Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond, suatu perjalanan menyelam di pusat lautan hidup yang terdalam,

__________
[1] Nashih Nashrullah. Pelajaran Agama Segera Direvitalisasi. Republika, Jumat, 29 April 2011, Hlm. 12.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xxiii

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

EGO 3/5 (2014)

Orang sekarang pada umumnya makin alergi terhadap


sesuatu yang dianggap serius. Dalam strategi yang berhubungan
dengan waktu luang-yang sebenarnya bisa produktif ada keengganan luar biasa terhadap yang serius.

Entah mana sebab mana akibat, sebagian produk kebudayaan kita kemudian diabdikan untuk melayani keengganan
masyarakat terhadap sesuatu yang serius

(Bre Redana)

Wacana 0.2: Keprihatinan terhadap Produk Kebudayaan


Bre Redana memberi contoh pada produser film, andaikan anda tawarkan film yang
menyimpan gagasan mengenai kekayaan dan pluralitas ke-Indonesia-an. Dijamin sang
produser bakal lebih tertarik kalau anda menawarkan mistik Cipularang KM 90. Kalau
terlalu serius tak ada yang menonton. Yang ngawur saja, dengan judul super ngawur, uang
bakal mudah dikeruk. Ini berlaku di semua bidang,
Di tingkat bawah ada persoalan yang tidak kalah seriusnya. Ada tekanan kelompok radikal
terhadap produk kebudayaan yang bernama wayang. Di beberapa tempat di Jawa Tengah
sangat sering terjadi penggerebegan terhadap pertunjukan wayang. Ketika pertunjukan
wayang kulit tengah berlangsung, bisa didatangi sekelompok orang, yang dengan sangar
menyuruh semuanya bubar. Para seniman wayang hanya bisa berkemas-kemas, menutup
peti, terusir sebagai kelompok sudra tanpa perlindungan negara.
Beberapa waktu yang lalu, sebuah rombongan kesenian tradisional ketoprak melakukan
pentas terakhir di Alun-alun Selatan Keraton Yogyakarta. Pentas itu mereka sebut pentas
pamit mati. Mereka tak bisa lagi bertahan karena tak ada lagi yang peduli. Tak ada lagi
yang menghargai apa pun yang tidak bernilai uang. Kesenian memang tak punya uang, tak
punya pembela pula, pantaskah mereka pamit mati? Apa jadinya kelak bangsa ini.

__________
Bre Redana. Wacana, Pemikiran Pamit Mati. Kompas, Minggu 23 Oktober 2011. hal. 20.

xxiv

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

pusat imateri. Perjalanan tersebut hendaknya dipandang sebagai metafor untuk


introspeksi, introversi, dan memindahkan titik berat kesadaran ke pusat hidup
yang hakiki.
Transcendence to the depth of the heart and beyond, adalah suatu perjalanan menyelam di pusat lautan hidup yang terdalam di jantung-hatinya manusia, pusat imateri. Dimaksudkan sebagai judul alternatif dari
buku ini, sekiranya dibaca dengan kacamata jantung manusia, alat
yang paling aktif hidup di dalam tubuh kita, dan kacamata hati, kalbu.

Pemahaman makna kata jantung terasa istimewa. Ketika pengertiannya


berubah arah ke dalam dada, bersifat transendental, imanen dan esoteris, maka
kata jantung dipahami sebagai hati, atau kalbu, misalnya hatiku berdebar,
padahal jantungnya yang berdetak. Pada meditasi transendental seperti di dalam
sembah kalbu, yang mengatur napas seraya mengucap nama-Nya akan mengatur
detak jantung secara teratur dan tenang. Padahal sebagai bahasa Arab (qalb) dan
bahasa Inggris (heart) tetap dimaknai sebagai jantung, tidak berubah makna
walaupun esoteris. Pemaknaan dalam bahasa Indonesia terasa semakin unik,
ketika ada dua istilah anatomik yang menjadi satu ungkapan jantung hati-ku.
Inilah kekayaan makna bahasa Indonesia yang perlu mendapat perhatian kita
bersama.
Manakala isi buku ini sanggup memperkuat upaya kesehatan mentalspiritual bagi pembacanya, keluarga, saudara-saudara, teman-teman dekat, dan
masyarakat bawah, paling bawah dan bahkan yang terpinggirkan akses
informasinya, disinilah sesungguhnya terletak manfaatnya. Apabila tulisan di
dalam buku ini ternyata masih dapat juga mencapai ke arah sana, maka ia telah
menyempurnakan darmanya sebagai sebuah buku yang benar-benar berguna
bagi siapa saja.
Besar harapan saya buku ini dapat membantu pemerintah dan masyarakat
dalam memberikan salah satu alternatif bacaan semi ilmiah untuk masyarakat
bangsa Indonesia guna membangun karakter bangsa yang digali dari khasanah

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xxv

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

EGO 3/5 (2014)

Candra Jiwa Indonesia membuka kesempatan bagi Akunya


manusia untuk meleburkan diri di dalam kekuasaan yang lebih
tinggi dan meliputi keseluruhan, yaitu Alam Sadar Kolektif.
Di sini mempersyaratkan sang Aku harus

mengurangi dan

menundukkan kedaulatannya sendiri.


Bangsa Indonesia menghadapi tantangan zaman,
apakah masyarakatnya mampu menunjukkan kepada dunia
besar akan persatuannya di dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar negaranya?

(Soemantri Hardjoprakoso)

Wacana 0.3: NKRI sebagai Bentuk Negara dan Pancasila sebagai Dasar Negara
Bung Karno di Ende (Flores) salah satu situs awal penggalian nilai-nilai Pancasila. Bung
Karno mengisahkan, Di Pulau Flores yang sepi, di mana aku tidak memiliki kawan, aku
telah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di bawah sebatang pohon di halaman rumahku, menurunkan ilham yang di turunkan oleh Tuhan, yang kemudian dikenal sebagai
Pancasila (Adams 2011: 240).
Di luar kontroversi persoalan semantik (pilar), demikian opini Yudi Latif, pemikir kebangsaan dan kenegaraan dalam mengenang kepergian Taufiq Kiemas, seorang tokoh nasional
yang telah menjadi jembatan kebangsaan dan telah berhasil menghidupkan peran lembaga permusyawaratan yang cenderung melempem pasca-Orde Baru itu dengan memosisikannya sebagai penggalang kesadaran konsensus dasar kebangsaan yang disebut Empat
Pilar. Tokoh pemersatu bangsa ini tutup usia dalam usia 70 tahun, Sabtu (8/6) pukul
19.05 atau 18.05 WIB di Singapura.
Ketua MPR Taufiq Kiemas (TK) yang di makamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional
Kalibata Jakarta, Minggu 9 Juni 2013, harus diberikan penghargaan karena kegigihannya
dalam menyadarkan bangsa. Masyarakat selalu diingatkan akan pentingnya Pancasila
sebagai dasar negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai sesanti negara.
__________
Yudi Latif. TK dan Jembatan Kebangsaan. Opini. Kompas, Senin, 10 Juni 2013

xxvi

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

bumi pertiwi. Barangkali hal ini merupakan suatu upaya yang masih langka
dilakukan oleh orang lain. Diperlukan semangat kebersamaan yang tinggi antara
penulis dan pembacanya untuk mencapai tujuan yang mulia tersebut untuk saling
Manakala buku ini bermanfaat untuk kesehatan mental spiritual bagi
Siapa saja terutama masyarakat strata paling bawah, dan terpinggirkan
aksesnya, ternyata masih dapat juga mencapai ke sana, maka ia telah
menyempurnakan darmanya sebagai sebuah buku yang berguna.

berbagi pengalaman hidup. Oleh karena itu sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan buku ini di masa datang, serta untuk kepentingan
pembelajaran kita bersama.
Akhirnya, saya ucapkan selamat membaca dan memahami isi buku ini.
Semoga bermanfaat bagi kehidupan yang nyata.
Terima kasih atas perhatiannya.

Penulis

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xxvii

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

EGO 3/5 (2014)

Pusat
Imateri
(SPIRITUAL)

Makrokosmos
(Dunia Luar)

Dimensi-4

Dimensi-1

(MENTAL)
Dimensi-3

Mikrokosmos
(Dunia Dalam)

(FISIK)
Dimensi-2

Sadar Pribadi

(Ego)
Anganangan

Perasaan

Nafsunafsu

KOSMOLOGI
ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dengan 4-Dimensinya)

Fisik (Soma, jasmani kasar, D2), Mental (Psike, jasmani halus, jiwa, D3), Spiritual (Pusat Imateri, D4)

Diagram Transenden 0.1: Posisi Dinamis Ego di Alam Semesta


Alam semesta dibagi menjadi Makrokosmos (Dimensi-1, D1) dan Mikrokosmos. Mikrokosmos dibagi menjadi 3 dimensi. D2 adalah Soma; badan/jasmani kasar (Body), D3 adalah
Psike; badan/jasmani halus di dalamnya berisi pusat-pusat vitalitas angan-angan, perasaan,
dan nafsu-nafsu yang secara fungsional diwakili oleh Sang Akunya (Ego) manusia.
Ego dikatakan dinamis dan berkekuatan karena memiliki fungsi koordinatif terhadap
pusat-pusat vitalitas tersebut. Kepemimpinannya hanya bersifat sementara dan dapat
berevolusi dengan melalui perjalanan yang berat menuju Dimensi ke 4, sebagai jati
dirinya manusia yang hakiki, Pusat Imateri (!).
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta, 2012.

xxviii

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

PROLOG
Profesi dokter telah lama menjadi sorotan masyarakat terutama sekitar
awal tahun 2000, sehingga banyak kasus dipaparkan di media cetak dan
Candra Jiwa Indonesia (Soenarto) sejajar dengan candra
jiwanya Sigmund Freud, Carl Gustav Jung, dan Alfred Adler.
--Soemantri Hardjoprakoso

elektronika. Sejak saat itu, salah satu fakultas kedokteran terkemuka di Indonesia
telah terpanggil untuk memperbaiki mutu kepribadian lulusannya dalam bidang
empati, agar komunikasi dokter-pasien menjadi lebih efektif dan harmoni. Hal ini
diupayakan untuk mengembangkan ilmuwan yang berbudi luhur serta mengutamakan kejujuran dalam mencari kebenaran.
Untuk mengetahui apa yang perlu diperbaiki, diperlukan pengertian
tentang apa yang ada dalam jiwa manusia, bagian mana yang berfungsi sebagai
pengendali perubahan (angan-angan), kekuatan yang dikendalikan (nafsu-nafsu),
serta suasana yang terjadi (perasaan) akibat interaksi di dalamnya. Apa saja fungsi
tertinggi yang ada pada masing-masing kekuatan itu serta kemungkinan
terjadinya perkembangan jiwa manusia terutama kesadarannya, menjalani proses
evolusi terakhirnya. Adalah suatu kebutuhan untuk mengetahui siapakah sang
aku itu sebenarnya dan di manakah posisinya di dalam jiwa? Cogito ergo sum
telah mencoba menjawabnya sebagai ungkapan Ren Descartes (1596--1650),
seorang filsuf Perancis yang maksudnya adalah aku berpikir, maka aku ada
(1619: Je pense, donc je suis; I think, therefore I am).

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xxix

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

EGO 3/5 (2014)

Matahari adalah pusat dari sistem tata surya Bima Sakti


Gambar 0.1: Sistem Tata Surya Bima Sakti
Dalam sistem tata surya tampak posisi (eksentrik) dunia (earth, bumi), bulan (mars), dan
bintang-bintang lainnya mengitari matahari (konsentrik).
Sering ditanyakan apakah candra jiwa itu? Jawaban yang sederhana adalah pengetahuan
tentang posisi dinamis ego seorang manusia di dunia kecilnya (mikro-kosmos). Posisinya
di alam semesta (makrokosmos) digambarkan dalam candra dunia. Sang aku memang
terbatas, bisakah ia mengalami perkembangan dan kemajuan? Ini adalah pertanyaan
berikutnya.
__________
http://en.wikipedia.org/wiki/Solar_system cited May 26, 2012.

xxx

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

Aku adalah kristalisasi dari angan-angan manusia, menurut Soemantri,


secara struktural berasal dari cipta-nya manusia, yang mewakili dirinya secara
keseluruhan termasuk beraktivitas, seperti aku makan, aku bekerja, dan aku terEgo, mewakili seluruh aktivitas kehidupan manusia, sampai
tugasnya selesai. Sang Aku adalah kristalisasi angan-angan,
berasal dari cipta-nya manusia. (Soemantri Hardjoprakoso)

senyum. Makhluk yang berpikir memiliki kesadaran sang aku dan bernama
manusia ini tentu berada di dalam dunia yang merupakan bagian dari alam
semesta. Sekaligus hidup dalam kurun waktu tertentu. Hal ini berarti, ia berada di
antara kurun waktu sebelum dan sesudah sang aku ada.
Di sinilah jawabannya ketika sering ditanyakan apakah candra jiwa itu?
Jawaban yang sederhana adalah pengetahuan tentang posisi dinamis ego seorang
manusia di dunia kecilnya (mikrokosmos). Posisinya di alam semesta (makrokosmos) digambarkan dalam candra dunia. Sang aku memang terbatas, bisakah ia
mengalami perkembangan dan kemajuan? Ini adalah pertanyaan berikutnya.
Kebutuhan pada pengetahuan tentang konsepsi manusia dan dunia,
mungkin dapat dipakai sebagai titik awal dan sebagai dasar cara memaknai hidup.
Dari pengetahuan ini, pada saat yang sama dapat diupayakan sebagai suatu
pendidikan mental spiritual, pencegahan, dan pengobatan penyakit jiwa.
Atau justru sebaliknya, empati perlu diberikan kepada siapa saja yang
menekuni Candra Jiwa Indonesia ini sebagai kompas dalam mengarungi samudra
kehidupan dengan gelombang yang bergelora, arus laut dan angin yang tidak
menentu, berbagai posisi rintangan batu karang, serta gangguan makhluk ganas
lainnya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xxxi

Bung Karno: Sekali merdeka tetap merdeka!


Foto 1.1.1: Bung Karno Pemimpin Besar Revolusi Indonesia
Ini dadaku, mana dadamu!, jelas, keras, dan tegas pidato Bung Karno. Beliau diakui dunia
sebagai seorang presiden yang penuh kharisma, dan telah menunjukkan kepada rakyatnya
bahwa bangsa Indonesia memiliki integritas dan kedaulatan negara yang tidak boleh
disepelekan oleh bangsa manapun juga. Ego suatu bangsa, sekiranya ada pasti sedikit
banyak ditentukan juga oleh pemimpinnya.
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang ditanda tangani oleh Soekarno-Hatta
mengintegrasikan seluruh kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari
Sabang sampai Merauke, pekiknya: Sekali merdeka tetap merdeka!
Begitu juga sang Aku manusia memiliki kedaulatan dan kemerdekaannya yang mewakili
jiwa dan raganya dan bertanggung jawab atas seluruh pusat otonomi yang vital di dalam
jiwa manusia. Sang aku mempunyai kemampuan mengintegrasikan pusat-pusat otonomi
di dalam jiwanya. Integritas adalah salah satu nilai yang membedakan masing-masing
manusia dalam kiprahnya di masyarakat.
__________
http://1.bp.blogspot.com/_r_pTF74N3EA/Se7upFsQkJI/AAAAAAAAAP4/XdmmH4aIPkY/s400/u958115acmeqn6pidato-bung-karno1.jpg cited May 9, 2012.
0

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

BAB I
SANG AKU
1.1 Pendahuluan
Ego (sang Aku) adalah yang mewakili seluruh fungsi jiwa dan raga manusia.
Menurut Candra Jiwa Indonesia secara strukturil berasal dari ciptanya manusia.
Candra Jiwa Freud dan Adler tidak memiliki unsur ketuhanan. Jung
membuka wacana dengan menempatkan Das Selbst, suatu kesadaran
kolektif sebagai eksistensi yang tertinggi dan Soemantri membuat rincian
yang lebih jelas berdasarkan intuisi R. Soenarto Mertowardojo.

Ia memiliki kedaulatan dan kemampuan mengintegrasikan seluruh sentra


vitalitas-otonom jiwa. Tentang kesadaran kolektif (ketuhanan), Adler tidak
membahasnya bahkan Freud tidak mempercayai eksistensinya. Candra Jiwa Freud
dan Adler tidak memiliki struktur diatas superego. Jung membuka wacana lain
dengan menempatkan Das Selbst, suatu kesadaran kolektif dan Soemantri
membuat rincian yang lebih jelas berdasarkan intuisinya Soenarto Mertowardojo.
Begitu khasnya masalah teori dan posisi sang Aku ini sehingga dipakai
sebagai penanda untuk membedakan masing-masing candra jiwa dari empat
candra jiwa yang lahir di Eropa tersebut dan menjadi salah satu judul dalam
pustaka pentalogi warisan putra Indonesia ini. Bagaimana rasa penderitaan
akibat terjepitnya sang Aku oleh dunia kenyataan (masyarakat), dunia kenikmatan
(nafsu-nafsu), dan dunia keluhuran budi (aku luhur) apabila tidak ada cara
melepaskan diri dari perkelahian abadi ini di dalam dirinya, sangat mungkin
berakibat neurosis dalam arti yang seluas-luasnya.
Jung dan Soemantri menawarkan jalan keluar menuju kesadaran kolektif di
dalam pusat imateri. Pertemuan antara kesadaran pribadi dan kesadaran kolektif
disebut intuisi (ilham) potensiil dapat dicapai manusia melalui introspeksi,
introversi dengan mengubah watak terlebih dahulu. Intuisi, ilham diyakini memecahkan berbagai persoalan hidup. Sebagai tujuan akhir dari puncak evolusinya
kesadaran manusia adalah apa yang disebut sebagai peristiwa Pamudaran
(liberation, Pembebasan).
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

Sigmund Freud dengan dua kacamatanya ..

Foto 1.2.1: Sigmund Freud telah Memperkenalkan Asal-usul Sang Aku


Freud telah membantu manusia mengenal dirinya sebagai sang aku, das Ich, Id sebagai
salah satu bagian dari suatu organisasi yang bagian-bagiannya saling berhubungan kare-na
adanya proses kejiwaan di dalam dirinya.
Karena kesadaran melekat pada sang aku, dia akan bergerak menyalurkan dan mengakomodasikan ketegangan-ketegangan di dalam dirinya dan dunia luar. Sang aku seba-gai
sensor mimpi ikut mengawasi semua kejadian di waktu tidur.
Sang aku berasal dari das ES yang dipengaruhi olehi dunia luar melalui kesadaran, merupakan kelanjutan dari differensiasi permukaan. Das Es yang asadar adalah awal
eksistensi manusia.

_________
http://sidoxia.files.wordpress.com/2011/04/freud.jpg cited June 1,2011
2

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

1.2 SIGMUND FREUD


Freud telah membentuk gambaran jiwa manusia sebagai suatu organisasi
yang bagian-bagiannya saling berhubungan karena ada proses kejiwaan di dalam
Sang Aku menyalurkan, mengakomodasikan ketegangan-ketegangan
di dalam dirinya dan dunia luar. Juga mengawasi semua kejadian di
dalam bagian-bagian yang akan tidur di waktu malam serta menjadi
sensor mimpi di dalam tidurnya. (Freud).

dirinya dan sebagai sangaku/ego, das Ich. [1] Kesadaran melekat pada sang aku,
selanjutnya dia-lah yang menguasai pintu-pintu yang membuka kemungkinan
bergerak. Menyalurkan, mengakomodasikan ketegang-an-ketegangan yang ada di
dalam dirinya sendiri dan dunia luar. Instansi di dalam jiwa tersebut juga
mengawasi semua kejadian di dalam bagian-bagian yang akan tidur di waktu
malam serta menjadi sensor mimpi di dalam tidurnya. Melalui sang aku pula
pengecualian-pengecualian terhadap keinginan jiwa tertentu ditonjolkan dalam
dirinya dengan segala aktivitasnya.
Sang aku adalah bagian dari das Es (Id) yang diubah oleh pengaruh langsung dari dunia luar dengan perantara kesadaran, sampai tingkat tertentu
merupakan kelanjutan dari differensiasi permukaan. Kesimpulannya adalah
bahwa sang aku merupakan produk dari bertemunya dan saling mempengaruhinya das Es dengan dunia luar.
Menurut Freud yang pertama kali bereksistensi adalah das Es yang asadar. Karena sang aku terjadinya juga dari das Es

____________
[1]. Sigmun Freud: Das Ich und das Es. Internation. Psychoanal. Verlag. Leipzig, Wien, Zurich, 1923, h.
14.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

MAKROKOSMOS
[ASAS KENYATAAN]
DUNIA LUAR
================l Pancaindra l==============================
(Soma)

Manusia

FISIK

-------------------------------------------------(Psike)

(Jiwa)

MENTAL

[SUPER EGO]
[EGO]
[DAS ES]

...endapan filogenetis

[ASAS KENIKMATAN]
-Nafsu seks
-Nafsu kematian
======================================================================
SPIRITUAL

Bagan Transenden 1.2.1: Sang Aku dan Das Es adalah adalah Dua Sentra Otonom
Sang aku (Ego) dengan alam sadarnya adalah akal dan sifat kehati-hatian, kebalikan dari
das Es yang bersifat alam asadar dengan isi dorongan nafsu-nafsu. Awalnya sang aku
adalah diferensiasi dari permukaan das Es (Id), akibat interaksi dengan dunia luar, terlihat
suatu pertentangan tertentu di antara sang aku dan das Es.
Kenyataan bahwa sang aku dan das Es yang saling berhadapan menunjukkan adanya kemandirian dua sentra, kompleks, atau vitalitas yang otonom. Akal dan sifat kehati-hatian
berhadapan dengan nafsu-nafsu. Di dalam das Es yang senantiasa ingin bermanifestasi
adalah nafsu seks dan nafsu mati. Das Es [asas kenikmatan], Dunia Luar [asas kenyataan],
dan Uber Ich adalah lawan sang aku. Di dalam sistem Freud Uber Ich (Aku Ideal) sebagian
juga berasal dari sang aku, sebaliknya oleh das Es diisi endapan-endapan filogenetis sifat
turun-temurun dari individu ke individu.

Uber Ich juga disebut sebagai Ich Ideal itu berlawanan dengan bagian-bagian lain dari sang
aku, lebih baik disebut bagian-bagian kesadaran.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
4

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

(karena pengaruh dari dunia luar) maka ada hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi antara sang aku dengan das Es. [2] Pengaruh dari dunia luar beruDas Es karena pengaruh dari dunia luar yang dibawa sang aku kepadanya selain untuk menonjolkan diri juga untuk menempatkan asas
kenyataan diatas tempatnya asas kenikmatan. Asas kenikmatan
inilah yang memerintah das Es secara absolut.

saha dibawa sang aku kepada das Es disamping untuk menonjolkan diri juga
menempatkan asas kenyataan diatas tempatnya asas kenikmatan. Asas kenikmatan inilah yang memerintah das Es secara absolut.
Sang aku tampaknya sesuatu yang bisa kita sebut sebagai akal dan sifat
kehati-hatian, jadi kebalikan dari das Es yang isinya nafsu-nafsu. Meskipun sang
aku merupakan diferensiasi dari permukaan das Es, terlihat suatu pertentangan
tertentu di antara sang aku dan das Es. Pertentangan ini hanya dapat
dimungkinkan, kalau sang aku dan das Es saling berhadapan sebagai dua sentra
(kompleks) yang otonom, dan isinya: sadar berhadapan dengan asadar; akal dan
sifat kehati-hatian berhadapan dengan nafsu-nafsu.
Di dalam das Es (Id) nafsu-nafsu berkuasa tanpa dapat dikendalikan, dan
yang senantiasa ingin bermanifestasi adalah nafsu seks dan nafsu mati.
Manifestasi itu oleh sang aku disesuaikan dengan syarat-syarat kenyataan dari
dunia luar. Asas kenyataan (dunia luar) dihadapkan dengan asas kenikmatan
(nafsu-nafsu) yang keluar dari das Es, dan sang aku berada di antaranya. Di dalam
sistem Freud, sang aku masih mempunyai lawan ketiga yaitu, Uber Ich, yang
sebagian juga berasal dari sang aku, tetapi sebaliknya oleh das Es diisi endapanendapan filogenetis. Uber Ich juga disebut sebagai Ich ideal itu berlawanan
dengan bagian-bagian lain dari sang aku, lebih baik disebut bagian-bagian
kesadaran.

____________
[2]. Sigmun Freud: Das Ich und das Es. Internation. Psychoanal. Verlag. Leipzig, Wien, Zurich, 1923,
h.27.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

FREUD

Dunia Luar
ASAS KENYATAAN

EGO
Das Es
Nafsu Seks
Nafsu Kematian

ASAS KENIKMATAN

Uber Ich
Etika
Moral
Agama
ASAS KELUHURAN

Diagram Transenden 1.2.1: Uber Ich Berisi Etika, Moral, dan Agama
Sesungguhnya Uber Ich (Super Ego) itu terjadi karena identifikasi dengan ayah. Identifikasi semacam ini berwatak deseksualisasi atau self-sublimasi. Freud meletakkan etika,
moral dan agama di dalam Uber Ich. Penulis ingin menggolongkannya sebagai asas
keluhuran, seraya memperhatikan asas tumpang tindihnya dengan Das Es dan Dunia Luar.
Sebagai akibat dari konfrontasinya das Es dengan kenyataan dari dunia luar. Semua agama
sesuai pandangan Freud dibangun sebagai bentuk pengganti keinginan ayah. Perasaan
ketidak sempurnaan, serba kekurangan dari yang ideal sangat dihimbau, dirasakan oleh
para pemeluk agama.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
6

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Freud juga menyimpulkan, secara umum orang dapat menganggap tahap


seksual yang yang dikuasai oleh Oedipus kompleks itu suatu endapan dari sang
aku, yang identifikasinya telah disetujui bersama. Perubahan tersebut mengakiNafsu-nafsu berkuasa tanpa dapat dikendalikan di dalam das Es. Nafsu
seks dan nafsu mati adalah nafsu yang senantiasa ingin bermanifestasi.
Manifestasi itu oleh sang aku disesuaikan dengan syarat-syarat kenyataan dari dunia luar.

batkan sang aku, yang identifikasinya telah disetujui bersama. Perubahan


tersebut mengakibatkan sang aku kehilangan posisinya yang istimewa, ia memasuki isi lain dari sang aku, sebagai das Ich ideal atau Uber Ich. [3]
Berdasarkan perkembangan biologis dan pengalaman hidup dari watak
manusia, telah terciptakan dan ditinggalkan di dalam das Es, itu karena ada hubungan yang ideal, diambil alih dari sang aku dan olehnya dialami lagi secara
pribadi. Berdasarkan riwayat pembentukannya, memiliki hubungan yang paling
luas dengan hasil filogenetis, warisan kuno, atau dengan menyendiri. [4]
Freud mengemukakan bahwa sesungguhnya Uber Ich itu terjadi karena
identifikasi dengan ayah sebagai contoh.
Tiap identifikasi semacam ini
mempunyai watak deseksualisasi atau selfsublimasi. Di dalam Uber Ich inilah
Freud meletakkan etika, moral dan agama. Tetapi hal tersebut terjadi karena
konfrontasinya das Es dengan kenyataan dari dunia luar. [5].
Pada dasarnya semua agama menurut pandangan Freud dibangun sebagai
bentuk pengganti keinginan seperti ayah. Pendapat pribadi bahwa dirinya sendiri
tidaklah sempurna dibandingkan dengan sesuatu yang ideal, menghasilkan pera-

______________
[3]. Sigmun Freud. Das Ich und das Es. Internation. Psychoanal. Verlag. Leipzig, Wien, Zurich, 1923,
h.40.
[4]. Idem, h. 43.
[5]. Idem, h.71.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

[ASAS KENYATAAN]

DUNIA LUAR

Alam
Sadar
Fenomena Gunung Es

Ego

Super
Ego
[ASAS KELUHURAN]

Alam Prasadar
Alam Asadar

Das Es
[ASAS KENIKMATAN]

Diagram Transenden 1.2.2: Batas-batas Kesadaran Ego dan Super Ego


Pada fenomena gunung es di tengah laut, batas-batas sang aku sampai di asadar. Kesadaran berintikan sang aku (Ego). Penjelasan Soemantri baik kearah das Es (Id) maupun
ke arah Uber Ich (Super Ego) sang aku juga semakin kearah asadar.
Freud berpendapat bahwa berfikir dengan menggunakan bentuk-bentuk hanya merupakan
suatu kesadaran yang tidak sempurna sama sekali. Bukan hanya yang terdalam saja, tetapi
juga yang bernilai tertinggi dari sang aku dapat menjadi asadar sebagai contoh dalam
mengritik diri sendiri (selfkritik), kata hati, dan adanya rasa bersalah yang bersifat asadar.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
8

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

saan nalangsa, perasaan serba kekurangan, yang sangat dihimbau, diekspresikan


oleh para penganut agama. Dalam perkembangan selanjutnya maka para guru
Uber Ich (Super Ego), yang sebagian juga berasal dari sang aku, tetapi
sebaliknya oleh das Es (Id) diisi endapan-endapan filogenetis. Uber Ich
disebut juga Ich Ideal (asas keluhuran) dimana Freud meletakkan etika,
moral dan agama yang didasari oleh ayah sebagai contoh identifikasi.

dan para pembesar telah menjalankan peranannya sebagai ayahnya. Perintahperintah dan larangannya oleh Ich Ideal tetap ditaati dan kini hal-hal itu berpengaruh sebagai kata hati dan sensor moral. Ketegangan yang timbul di antara
tuntutan hati nurani dengan perbuatan dari sang aku dialami sebagai rasa bersalah. [6]
Realitas yang berdiri didepan sang aku memiliki dua bentuk. Pertama,
sebagai realitas sekilas di dunia luar, yang bisa datang pada sang aku setelah
dipandang. Kedua, sebagai dunia luar yang telah diinventarisasi sebagai Uber Ich
yang bisa berpengaruh pada sang aku melalui pengalaman.
Batas-batas sang aku sampai di asadar. Kesadaran berintikan sang aku.
Baik kearah das Es maupun ke arah Uber Ich sang aku semakin kearah asadar. Hal
tersebut merujuk pendapat Freud bahwa berfikir dengan menggunakan bentukbentuk hanya merupakan suatu kesadaran yang tidak sempurna sama sekali. [7]
Bukan hanya yang terdalam saja, tetapi juga yang tertinggi dari sang aku dapat
menjadi asadar (mengritik diri sendiri/ selfkritik, kata hati, rasa bersalah yang
bersifat asadar). [8]

____________
[6]. Sigmun Freud: Das Ich und das Es. Internation. Psychoanal. Verlag. Leipzig, Wien, Zurich, 1923,
h.44.
[7]. Sigmun Freud: Das Ich und das Es. Internation. Psychoanal. Verlag. Leipzig, Wien, Zurich, 1923,
h.21.
[8]. Idem, h. 30.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

D1

MAKROKOSMOS
[ASAS KENYATAAN]

DUNIA LUAR

============l Pancaindra l=================================


D2

(FISIK)

MIKROKOSMOS

Manusia

------------------------------------------------D3 (MENTAL)

(Jiwa)

KEJAM~

~[SUPER

EGO]~ SANGAT BERMORAL

BERUSAHA~ [EGO] ~BERMORAL

(Alam Sadar)

[DAS ES] [ASAS KENIKMATAN]: TIDAK BERMORAL (Alam Asadar)


-Nafsu seks
-Nafsu kematian
======================================================================
(SPIRITUAL)
Manusia seutuhnya, dalam sistim Freud tanpa dunia ketuhanan/spiritual, SuperEgo itu ekstrem:
sangat bermoralsangat kejam; D1= Dimensi-1, dunia besar, makrokosmos; D2-3= mikrokosmos,
D2= Soma, jasmani kasar, fisik, raga, body; D3= psike, jasmani halus, jiwa, mental, mind

Bagan Transenden 1.2.2: Das Es (Id) Sangat Amoral Berasaskan Kenikmatan


Dalam perkembangan dari das Es ke Uber Ich (Super Ego) melalui sang aku, kita lihat
perspektif tertentu yang ada sedikit sangkut priutnya dengan moral. Das Es itu tidak
bermoral sama sekali, sang aku (Ego) berusaha untuk bermoral, sementara itu Super Ego
berasas ekstrem dapat menjadi sangat bermoral dan kemudian begitu kejam seperti das Es
(Id). Moral yang dimaksud oleh Freud semuanya berasal dari dunia kenyataan.
Perintah-perintah dan larangan dalam kenyataan hidup sehari-hari oleh Ideal-Ich (Super
Ego) tetap ditaati, karena peranannya sebagai kata hati dan sensor moral. Ketegangan
yang timbul di antara tuntutan hati nurani dengan perbuatan dari sang aku menurut Freud
dialami sebagai rasa bersalah. Terasa tidak ada Yang Maha Agung dalam sistim Freud
karena Uber Ich berasal dari dunia luar begitu juga pengalaman filogenetis Das Es juga
berasal dari pengalaman dunia luar. Tidak ada dunia spiritual bagi Sigmund Freud.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
10

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Akhirnya sang aku berdiri di antara tiga faktor, yaitu: dunia luar, das Es
dan Uber Ich. Das Es terhadap sang aku filogenetis lebih tua, dan aku lebih tua
terhadap Uber Ich. Tidak ada jalan keluar bagi sang aku selain tetap berada di
Semua agama pada dasarnya dibangun sebagai bentuk pengganti
keinginan seperti ayah. Pendapat bahwa dirinya sendiri tidaklah
sempurna dibanding dengan sesuatu yang ideal, akan menghasilkan
perasaan nalangsa, perasaan serba kekurangan. Hal inilah yang sangat
dihimbau, diungkapkan oleh para penganut agama. (Sigmun Freud).

antara ketiga faktor tersebut. Dunia luar dan sang aku tidak mempunyai faktorfaktor persamaan. Di dalam das Es terdapat kompleks-kompleks terdesak yang
dulu pernah sadar, nafsu seks yang imanen, dan nafsu mati.
Dalam perkembangan dari das Es ke Uber Ich melalui sang aku, kita lihat
suatu garis tertentu yang ada sangkut pautnya sedikit dengan moral. Das Es itu
amoral sama sekali, sang aku berusaha untuk bermoral, Uber Ich dapat menjadi
sangat bermoral dan kemudian begitu kejam seperti das Es. Moral yang telah
disinggung Freud seluruhnya berasal dari faktor-faktor dunia luar.
Agama dan batasan-batasan kesusilaan yang timbul karena Oedipuskompleks menurut Freud sebenarnya telah ditundukkan. Sementara itu perasaan
sosial timbul karena ada paksaan untuk mengalah dalam persaingan di antara
anggauta-anggauta generasi baru. Candra Jiwanya Freud dituduh tidak mengandung hal-hal yang bersifat agung dan susila, namun hal itu ditangkis dengan
pernyataan bahwa Ich-ideal atau Uber-Ich adalah makhluk yang lebih tinggi,
sebagai wakil dari hubungannya dengan orang tua. Dengan sendirinya diakui
sinyalemen bahwa di dalam diri manusia memang tidak ada sesuatu yang agung,

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

11

FREUD

Dunia Luar
ASAS KENYATAAN

EGO
Das Es
Nafsu Seks
Nafsu Kematian

Pedoman
Hidup
Individu
.

ASAS KENIKMATAN

Uber Ich
Etika
Moral
Agama
ASAS KELUHURAN

Diagram Transenden 1.2.3: Pedoman Hidup pada Candra Jiwa Freud


Asas nikmat dan tidak nikmat, merupakan pedoman hidup individu bagi Freud . Nafsu
berkeinginan mempertahankan diri, nafsu mati ingin kembali ke hidup organik. Nafsu
seks ingin terus melampiaskan suasana nikmat walaupun perlahan-lahan sampai pada
suatu metamorfosis, suatu sublimasi dengan bertambahnya usia. Semakin tua usia
seksualitas akan menghilang dengan sendirinya . Nafsu untuk hidup terus tetap ada, nafsu
mati mengalami kemenangan dengan datangnya ajal.
Akhirnya sang aku (Ego) berdiri di antara tiga faktor, yaitu: dunia luar, das Es (Id), dan
Uber Ich (Super Ego). Tidak ada jalan keluar bagi sang aku selain tetap berada di antara
ketiga faktor tersebut.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
12

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

karena Uber-Ich terjadi karena tuntutan dari dunia luar, baik langsung melalui
sang aku, maupun melalui das Es sebagai pengalaman filogenetis, jadi juga oleh
kemenangan dunia luar.
Sang aku berdiri di antara tiga faktor, yaitu: dunia luar, das Es dan
Uber Ich.

Das Es terhadap sang aku filogenetis lebih tua, dan aku lebih

tua terhadap Uber Ich. Tidak ada jalan keluar bagi sang aku selain tetap
berada di antara ketiga faktor tersebut. (Sigmun Freud).

Soemantri tidak bisa melepaskan diri dari kesan (yang mungkin dapat
diperdebatkan) bahwa Freud meletakkan agama, kesusilaan dan moral sejajar
dengan naluri berkelompoknya binatang buas, dan naluri untuk tidak saling
menerkam guna menjaga kelangsungan jenisnya. Pedoman hidup individu bagi
Freud adalah asas nikmat dan tidak nikmat. Tuntutan masyarakat (berbahagia)
adalah laksana batu karang-batu karang yang teguh di tengah laut. Individu
ibarat perahu dengan daya pendorongnya adalah motor, jalur dan kecepatan
perahu dalam berlayar harus disesuaikan dengan adanya batu karang-batu karang
tersebut.
Sifat dari nafsu adalah ingin mempertahankan, nafsu mati ingin kembali ke
hidup organik. Nafsu seks ingin hidup terus dalam suasana nikmat yang optimal.
Nafsu seks Lambat-laun sampai pada suatu metamorfosis, suatu sublimasi
dengan bertambahnya usia. Dengan demikian seksualitas hilang setelah usia
semakin tua. Nafsu untuk hidup terus tetap ada, Lambat-laun menyesuaikan diri
dengan nafsu mati. Nafsu mati mengalami kemenangan dengan datangnya ajal.
Kalau membandingkan letak sang aku dalam sistim Freud dengan yang dari
Candra Jiwa Indonesia (lihat skema-4), adalah diterimanya suatu asas imateri di
dalam Candra Jiwa Indonesia, yang merupakan bagian hakiki dari manusia, dan
eksistensinya tidak tergantung dari hidup jasmani (berdaulat mutlak). Lagi pula,
pusat imateri itu bersifat primer , dan dari situ asalnya hidup organik. Pusat

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

13

MAKRO KOSMOS
[ASAS KENYATAAN]

DUNIA LUAR

===================l Pancaindra l=========================


Soma

Manusia: MAKROKOSMOS

------------------------------------------------Psike~

~Jiwa

[SUPER EGO]~

~ Etika, Moral, Agama

[EGO]
Alam Sadar
Alam Asadar

. . . (??)
[ASAS KENIKMATAN]
[DAS ES] . . . . . . . . . endapan filogenetis
-Nafsu seks
-Nafsu kematian

======================================================================

Bagan Transenden 1.2.3: Hati Nurani pada Candra Jiwa Freud


Akhirnya sang aku (Ego) berdiri di antara tiga faktor, yaitu: dunia luar, das Es (Id), dan
Uber Ich (Super Ego). Das Es terhadap sang aku filogenetis lebih tua, dan aku lebih tua
terhadap Uber Ich. Tidak ada jalan keluar bagi sang aku selain tetap berada di antara
ketiga faktor tersebut. Sesuai pendapat Freud hati nurani dibentuk oleh pengalaman
pribadi dan pengalaman filogenetis.
Pemahaman Soemantri di dalam hati nurani itu ada tambahan kemungkinan masuknya
faktor-faktor yang tidak empiris karena ada campurtangan yang aktif dari pusat yang
imanen, dari sadar kolektif. Campurtangan ini disebutnya sebagai intuisi atau ilham,
wahyu dan dilukiskan sebagai perjumpaan antara sadar idividual dengan sadar kolektif.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
14

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

imateri yang terdapat pada setiap orang, membangunkan nalar (angan-angan);


angan-angan inilah yang membentuk sang aku, yang menutup sebagai selubung
Das Es (Id) itu amoral sama sekali, sang Aku (Ego) berusaha untuk
bermoral, Uber Ich (Super Ego) dapat menjadi sangat bermoral dan
kemudian begitu kejam seperti das Es. Moral yang telah disinggung
Freud seluruhnya berasal dari faktor-faktor dunia luar.

fungsi-fungsi lain dari psike. Angan-angan dalam Candra Jiwa Indonesia


merupakan potensi yang imanen, sebagai pusat refleksi dari pusat imateri.
Angan-angan tumbuh dalam perkembangan filogenetis dan perkembangan
individual di bawah pengaruh dunia luar.
Sang aku dalam Candra Jiwa Indonesia tidak tumbuh dari asadar. Sejak
lahirnya, sang aku sudah menjadi pendukung penuh sadar individual.
Individualitas ini sudah ada pada manusia di sumbernya yang filogenetis,
walaupun waktu itu nalar baru dalam kea-daan statusnascendi. Sang aku
merupakan kompleks yang suka berubah-ubah, seperti halnya pada Candra Jiwa
Freud. Tetapi, dalam Candra Jiwa Indonesia sang aku tidak saja dinamis, bahkan
tumbuh terus sampai menjadi kesadaran kolektif, dimana individualitas
tenggelam. Pada saat itu selesailah perkembangan manusia.
Pada Freud sang aku itu terjepit abadi di antara das Es, Uber Ich dan dunia
luar. Tetapi di dalam hati nurani itu terkandung gambaran eksistensi di masa
yang akan datang. Hati nurani sesuai dengan pendapat Freud, juga dibentuk oleh
pengalaman pribadi dan pengalaman filogenetis. Pemikiran Soemantri di dalam
hati nurani itu ada tambahan kemungkinan masuknya faktor-faktor yang tidak
empiris karena ada campurtangan yang aktif dari pusat yang imanen.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

15

MAKRO KOSMOS
[ASAS KENYATAAN]

DUNIA LUAR

===============l Pancaindra l=============================


Manusia

(Soma)

------------------------------------------------[SUPER EGO]~

~ Etika, Moral, Agama

(Psike)

[EGO]
Alam Sadar
Alam Asadar

. . . (??)
[ASAS KENIKMATAN] [DAS ES]...endapan filogenetis
-Nafsu seks
-Nafsu kematian

Sadar Kolektif: Tidak Dikenal (Freud)


=====================================================================
Bagan Transenden 1.2.4: Sadar dan Asadar Kolektif Tidak Dikenal Candra Jiwa Freud
Ketika menyebut istilah asadar maka yang dimaksud Candra Jiwa Freud adalah asadar
individual. Walaupun telah dikemukakan kemungkinan faktor-faktor filogenetis yang
bersifat keturunan, Ia tidak menerima asadar kolektif. Endapan filogenetis ini bisa cu-kup
diterangkan dengan sifat turun menurun dari individu ke individu. Chandra Jiwa Freud
juga tidak mengenal sadar kolektif jadi tidak menerima adanya TheForce (Suksma Sejati)
dan TheSource (Suksma Kawekas) seperti yang dikemukakan dalam Candra Jiwa Indonesia.
Jadi tidak mengenal peristiwa Pamudaran, terbebasnya aku dari belenggu dunia luar, Das
Es (Id) dan Super Ego (Uber Ich).
Konsep adanya asadar kolektif diterima Candra Jiwa Indonesia berdasarkan pengalaman
Bayu Sejati, suatu potensi yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. (Telepathi, walaupun
mata
ditutup dapat mengemudikan kendaraan di kota yang ramai. Telekinetik,
psikokinetik, clairvoyance). Jadi harus ada kontinuitas yang kolektif, yang dapat
menjembatani batasan-batasan ruang dan waktu. Karena sampai kini tidak disadari oleh
sang aku, maka disebut asadar kolektif.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
16

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Campurtangan ini disebut intuisi, ilham atau wahyu dan dilukiskan sebagai
perjumpaan antara sadar idividual dengan sadar kolektif. Tetapi, pertemuan
tersebut dapatnya berlangsung hanya atas kehendak dari sadar kolektif. Hati
Pertumbuhan hati nurani berlanjut sampai tidak terbatas. Seperti pada
pertemuan sang aku dengan dunia luar, maka kedua-duanya itu selalu
terpisah. Dalam perkembangan individu, tidak ada akhirnya. Sifat-sifat
suprasosial mampu dicapai oleh sang aku dan berkembang sedemikian
rupa sehingga nafsu-nafsu tidak dapat mempengaruhinya lagi.

nurani itu dalam Candra Jiwa Indonesia direalisir, dan pada realisasi yang terakhir
disebut Pamudaran, hati nurani sudah tidak dibutuhkan lagi. Jadi Pamudaran
disini adalah peristiwa pembebasan sang aku dari keadaan terjepit di antara hati
nurani, asadar dan dunia luar.
Asadar juga hilang karena sadar kolektif, tempat Pamudaran itu terjadi dan
meru-pakan pusat imateri, tidak mengandung asadar. Penyebutan asadar hanya
berlaku selama ada individualitas. Dengan hilangnya individualitas, hilang pula
batas antara pribadi dengan dunia luar. Jadi tidak ada perbedaan lagi antara
dunia luar dan dunia dalam.
Mengenai asadar selain ada banyak persamaan juga ada banyak perbedaan
dalam sistim Freud dan sistim Candra Jiwa Indonesia. Bagi Freud yang ada hanya
asadar individual. Ia tidak menerima asadar kolektif, walaupun ia mengemukakan kemungkinan faktor-faktor filogenetis yang bersifat keturunan. Endapan
filogenetis ini bisa cukup diterangkan dengan sifat turun-temurun dari individu ke
individu.
Di dalam Candra Jiwa Indonesia diterima adanya asadar kolektif
berdasarkan pengalaman Bayu Sejati, suatu potensi yang dapat digunakan tidak
tergantung dari ruang dan waktu. (Telepathi, walaupun mata ditutup dapat me-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

17

MAKRO KOSMOS

Dunia Luar

D1

===l- - -l==========l Pancaindra l=============================


D2
Dunia dalam
Manusia: MIKROKOSMOS
[FISIK]
Asadar Biologis
------------------------------------------------(NAFSU: ..)
(: Seks)
(: Kematian)

(NAFSU: ..)
(: Mutmainah, Luamah)
(: Sufiah, Amarah)

Id

Nafsu

D3

Ego

Aku
SuperEgo

(Hati Nurani)

[MENTAL]

Asadar Individu
Sadar Individu

Aku Luhur
(Hati Nurani)

===lXXXl==========l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - D4 XXX


[SPIRITUAL]
XXX
Sadar Kolektif
2Suksma Sejati
XXX
(Pusat Imateri)
1Suksma Kawekas
(Freud)
(Candra jiwa Indonesia)
======================================================================
Bagan Transenden 1.2.5: Nafsu Kematian (Freud) dan Mutmainah (Soenarto)
Nafsu Mutmainah (Candra Jiwa Indonesia/Soenarto) tidak dapat dibuat sejajar dengan
nafsu mati (Candra Jiwa Freud), karena di dalam Candra Jiwa Indonesia perihal mati itu
tidak disebabkan oleh suatu nafsu. Mutmainah memang mendorong sang Aku ke arah
pertemuan dengan dunia luar dalam hubungan bersama (nafsu sosial), di mana sang Aku
kehilangan sedikit dari kedaulatannya, mati (Freud) adalah kehilangan seluruhnya.
Mutmainah (nafsu supra sosial) merangsang sang Aku untuk menyerahkan diri secara
mutlak; itulah matinya kesadaran sang Aku. Jadi manusia dapat menggunakan nafsu yang
imanen, yang menimbulkan kesediaan untuk lebih mementingkan kepentingan umum dari
pada kepentingan pribadi.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
18

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

ngemudikan kendaraan di kota yang ramai). Jadi harus ada yang kolektif, yang
menjembatani batasan-batasan ruang dan waktu. Karena sampai kini tidak
disadari oleh sang aku, maka disebut asadar kolektif.
Candra Jiwa Indonesia memasukkan pusat imateri sebagai bagian hakiki dari manusia, berdaulat mutlak, dan eksistensinya tidak tergantung
dari hidupnya badan/jasmani. Das Uber Ich (Freud) bedanya itu dari
hati nurani yang realisasi terakhirnya sebagai Pamudaran, mulai saat
itu hati nurani sudah tidak dibutuhkan lagi, ia bersifat sementara saja.

Dalam asadar individual diproduksi nafsu-nafsu, di antaranya ada dua yang


saling berhadapan, yaitu mutmainah dan luamah, dua nafsu yang lain seakanakan membantu, yaitu sufiah dan amarah. Nafsu-nafsu yang bertentangan itu
adalah mutmainah dengan keinginan-keinginan egosentrifugal yang sifatnya sosial
dan supra sosial. Nafsu luamah dengan tendensi-tendensi yang egosentripetal,
yang di dalamnya terdapat seksualitas. Luamah juga mengandung eros.
Mutmainah tidak bisa dibuat sejajar dengan nafsu mati, karena di dalam
Candra Jiwa Indonesia perihal mati itu tidak disebabkan oleh suatu nafsu. Hanya
dalam satu segi mutmainah itu dapat dibandingkan dengan nafsu mati, karena
mutmainah mendorong sang aku ke arah pertemuan dengan dunia luar dalam
hubungan bersama, di mana sang aku kehilangan sedikit dari kedaulatannya.
Mutmainah merangsang sang aku untuk menyerahkan diri; itulah matinya
kesadaran sang aku. Jadi manusia dapat menggunakan nafsu yang imanen, yang
menimbulkan kesediaan untuk lebih mementingkan kepentingan umum dari pada
kepentingan pribadi.
Candra Jiwa Indonesia membedakan lagi asadar sebagai lokalisasi dan
produsen nafsu-nafsu, dan asadar sebagai penampung keinginan-keinginan yang
tidak atau belum tercapai dan terdesak, serta endapan endapan pengalaman.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

19

MAKROKOSMOS

Dunia Luar

===l- - -l==========l Pancaindra l============================


Manusia

MIKROKOSMOS

Soma

Dunia dalam

-------------------------------------------------(NAFSU: ..)
(: Kematian)
(: Seks)

Psike

(NAFSU: ..)
(: Mutmainah, Luamah)
(: Sufiah, Amarah)

Id

Nafsu

Ego

Aku

Super Ego
(Hati Nurani)

Aku Luhur
(Hati Nurani)

===lXXXl==========l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - XXX


TriAspect
(Freud)

(Candra jiwa Indonesia)

Pusat Imateri

Bagan Transenden 1.2.6: Sikapnya Sang Aku terhadap Nafsu-nafsu


Bagaimana sang aku bersikap terhadap nafsu-nafsu dalam kedua candra jiwa itu dapat
diban-dingkan. Kedua sang aku yang sadar berhadapan dengan asadar. Dari das Es (Id)
dirampasnya libido (nafsu seks), dan objek-objek yang ada dari das Es menjadi bayanganbayangan sang aku. Uber Ich (Super Ego) diminta menggali pengalaman-pengalaman das
Es dari zaman lampau.
Sang Aku dalam Candra Jiwa Indonesia ideal bersikap mengatur luamah. Sikap luamah
yang negatif harus diubah menjadi tahan menderita secara fisik dan harus mengarahkan
diri, tunduk pada mutmainah. Kedua candra jiwa itu menempatkan kedaulatan pada sang
Aku.
Candra Jiwa Indonesia memperkenalkan Tripurusa (TriAspect, TreFoil) yang memiliki tiga
aspek. Terdiri dari dua aspek sadar kolektif (dinamis dan statis) dan satu aspek sadar
terbatas. Aspek Sadar Kolektif yang dinamis adalah Suksma Sejati (TheForce);
Penuntunnya Roh Suci dan yang statis adalah Suksma Kawekas (TheSource), asal mula,
tujuan, dan Sumber Hidup. Aspek kedua adalah sadar terbatas yaitu Roh Suci (TheSelf).
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
20

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Seluruh badan/jasmani kasar adalah pendukung dan sumber dari keempat nafsu,
sedangkan angan-angan dalam arti sempit adalah penampungnya. Angan-angan,
Sebagai sumber dan pendukung keempat nafsu adalah fisik (soma) dan
penampungnya adalah angan-angan dalam arti sempit. Nafsu untuk
hidup terus tetap ada, Lambat-laun menyesuaikan diri dengan nafsu
mati. Nafsu mati mengalami kemenangan dengan datangnya ajal.

baik dalam arti luas maupun dalam arti sempit sama-sama berhubungan erat
dengan nafsu-nafsu, sehingga semua gerakan dari nafsu-nafsu dapat diasosiasikan
dengan gambaran-gambaran penglihatan atau gambaran-gambaran ingatan,
sadar atau tidak sadar. Sikapnya sang Aku terhadap nafsu-nafsu dalam kedua
candra jiwa itu ada persa-maannya dan juga ada perbedaannya. Pada keduanya
letak sang Aku berhadapan dengan asadar.
Das Es hanya merupakan dunia luar yang lain dari sang Aku yang hendak
dika-lahkannya, kata Freud. Dari das Es dirampasnya libido, dan mengganti
kedudukan-kedudukan objek dari das Es menjadi bayangan-bayangan sang Aku.
Dengan bantuan dari Uber Ich dengan cara yang masih gelap bagi kita ditimbanya
dari dalam das Es pengalaman-pengalaman dari zaman lampau yang telah
menumpuk.
Sang Aku dalam Candra Jiwa Indonesia ideal bersifat oposisi terhadap
luamah. Sikap luamah yang negatif harus diubah menjadi tahan menderita secara
fisik dan semen-tara itu juga harus mengarahkan diri, tunduk pada mutmainah.
Sang Aku dalam kedua candra jiwa itu bersifat berdaulat.
Dengan mengikutsertakan proses pemikiran, dicapailah suatu penundaan
dari ledakan motorik dan dikuasailah pintu-pintu masuk daya gerak. Menurut
Freud, keku-atan yang disebut terakhir ini benar-benar lebih formal daripada
nyata. Sang Aku dalam hubungannya dengan perbuatan, kira-kira mengambil
sikap bagaikan seorang raja konstitusional; tanpa sangsinya tidak ada yang dapat

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

21

MAKROKOSMOS

Dunia Luar

===l- - -l==========l Pancaindra l============================


Manusia

MIKROKOSMOS
Dunia dalam

(Soma)

Asadar Biologis

------------------------------------------------(NAFSU: ..)
(: Kematian)
(: Seks)

(NAFSU: ..)
(: Mutmainah, Luamah)
(: Sufiah, Amarah)

Id

Ego
Super Ego
(Hati Nurani)

Nafsu

Aku

(Psike)

Asadar
Sadar Individu

Aku Luhur
(Hati Nurani)

===lXXXl==========l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - XXX


(Pusat Imateri)
Roh Suci
XXX
Suksma Sejati
Sadar Kolektif
XXX
Suksma Kawekas
(Freud)
(Candra jiwa Indonesia)
======================================================================

Bagan Transenden 1.2.7: Sang Akunya Freud Tidak Punya Jalan Ke Pusat Imateri
Seandainya pusat imateri dengan sadar kolektifnya dihapus dari Candra Jiwa Indonesia,
maka kita akan melihat persamaan dengan sistimatiknya Freud (tidak percaya adanya
Tuhan). Sang aku tidak mempunyai jalan keluar untuk melebur diri di dalam sadar kolektif,
dan tidak bisa melepaskan diri dari keadaan terjepit di antara asadar, hati nurani dan dunia
luar. Hati nurani masih merupakan suatu kemungkinan eksistensi, tetapi kesadaran sang
aku masih tetap, dan karena itu selalu ada pemisahan antara sadar dan asadar, antara
dunia luar dan dunia dalam.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
22

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

menjadi undang-undang yang dihadapkan kepadanya untuk


dipertimbangkan sebelum ia menyatakan vetonya terhadap usul dari
parlemen.
Angan-angan dalam Candra Jiwa Indonesia merupakan potensi yang
imanen, sebagai pusat refleksi dari pusat imateri. Sang Aku sebagai
kristalisasi angan-angan masih dapat melepaskan diri dari cengkeraman
asadar (nafsu-nafsu), hati nurani dan dunia luar.

Apabila kita menghilangkan pusat imateri dengan sadar kolektifnya dari


candra-jiwa Indonesia, maka kita akan melihat persamaan dengan sistimatiknya
Freud. Sang aku tidak mempunyai jalan keluar untuk melebur diri di dalam sadar
kolektif, dan tidak bisa melepaskan diri dari keadaan terjepit di antara asadar, hati
nurani dan dunia luar. Hati nurani masih merupakan suatu kemungkinan eksistensi, tetapi kesadaran sang aku masih tetap, dan karena itu selalu ada pemisahan
antara sadar dan asadar, antara dunia luar dan dunia dalam. Lagi pula di dalam
hati nurani tidak terdapat faktor yang tidak empiris, tetapi hati nurani itu melulu
merupakan tumpukan dari pengalaman filogenetis dan pengalaman individual.
Karena individualitas masih ada, maka penyempurnaan tidak pernah bisa
tercapai. Hati nurani terus bertumbuh sampai tidak terbatas pada pertemuan
sang aku dengan dunia luar, dan kedua-duanya itu terus terpisah. Jadi tidak ada
titik akhir dalam perkembangan individualitas. Sang aku mampu memperoleh
sifat-sifat suprasosial dan berkembang sedemikian rupa, sehingga tidak
dipengaruhi lagi oleh nafsu-nafsu seperti halnya Bayu Sejati, tetapi kesadaran
sang aku akan selalu bereksistensi.
Jadi jika mengingkari asas imateri, maka sang aku masih dapat
menumbuhkan sifat-sifat istimewa (sifat-sifat Bayu Sejati) tetapi dengan tetap
adanya kesadaran sang aku yang sempit, maka suatu dunia luar akan selalu
dibutuhkan untuk dihadapi, dan akan terus tergantung pada perubahanperubahan dari dunia luar. Yang dimaksud dengan tidak dipengaruhi lagi oleh
nafsu-nafsu adalah bahwa psike dapat melepaskan diri dari jasmani. Perpektif ini

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

23

(Soma)

Badan/jasmani halus
(Psike)

EGO
SUPER EGO
TheGate

Pusat Imateri

Sadar Kolektif

Diagram Transenden 1.2.4: Eksistensi yang Terpisah dari Psike setelah Kematian
Setelah badan/jasmani kasar (soma) mati, Candra Jiwa Indonesia menerima adanya suatu
kemungkinan eksistensi yang terpisah dari psike (badan/jasmani halus). Perspektif ini
masih dimungkinkan tanpa bantuan dari sadar kolektif yang imateri. Psike yang terpisah
itu masih mengalami perubahan-perubahan, yang diartikan sebagai suatu penderitaan.
Bandingkan dengan eksistensi di dalam sadar kolektif, yang tidak berubah.
Candra Jiwa Indonesia mengemukakan suatu tujuan hidup mencapai sadar kolektif. Pintu
masuknya (The Gate) juga terletak dalam jangkauan sang aku. Hal ini akan dijumpai dalam
sistimnya Jung. Ongkosnya adalah pengorbanan kesadaran individual (sang aku). Jalannya
tidak melewati rambu-rambu asosial, justru sebaliknya yaitu menyesuaikan diri baik-baik
dengan masyarakat yang telah memberi pengalaman, tanggapan dan melakukan koreksikoreksi khusus. Dengan dilewatinya jalan Pamudaran itu, maka semakin longgar jepitan
sang aku di antara dunia luar, hati nurani dan asadar. Dari sinilah mengalir potensi
terapeutik, sebagai hasil sekunder.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
24

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

masih dimungkinkan tanpa bantuan dari sadar kolektif yang imateri. Candra Jiwa
Indonesia menerima adanya suatu kemungkinan eksistensi yang terpisah dari
psike (badan/jasmani halus) setelah badan/jasmani kasar mati.
Bedanya dengan konsep Freud, dalam Candra Jiwa Indonesia sang aku
tidak hanya dinamis, bahkan dapat tumbuh terus sampai menjadi kesadaran kolektif, dimana individualitasnya tenggelam. Itu adalah yang
menjadi tujuan manusia pribadi dan umat manusia, pintu masuknya
terletak di dalam pudarnya sang aku itu sendiri .

Psike dalam keadaannya yang terpisah itu tidak terlepas dari perubahanperuba-han. Maka hal itu diartikan sebagai suatu penderitaan, kalau kita mau
membandingkan lagi eksistensi ini dengan eksistensi di dalam sadar kolektif, yang
tetap tenteram dan tidak berubah. Candra Jiwa Indonesia mengemukakan suatu
tujuan bagi manusia pribadi dan bagi umat manusia. Hal ini akan kita jumpai
dalam sistimnya Jung. Tujuannya adalah mencapai keadaan sadar kolektif. Pintu
masuk ke situ letaknya di dalam sang aku.
Biaya yang diminta adalah pengorbanan kesadaran individual, yaitu
kesadaran sang aku. Jalannya tidak ada yang melewati garis-garis asosial. Bahkan
sebaliknya yaitu apabila dapat menyesuaikan diri baik-baik dengan masyarakat
sebagai perantara yang memberi pengalaman, tanggapan dan melakukan koreksi
dalam hal-hal tertentu.
Lambat-laun perantara ini berubah menjadi suatu objek yang oleh manusia
yang telah wudar diberikan kasih sayangnya yang tak terbatas. Dengan
dilewatinya jalan Pamudaran itu, maka semakin longgar jepitan sang aku di antara
dunia luar, hati nurani dan asadar. Dari sinilah dialirkan efek-efek terapeutik
(sekunder).

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

25

Alfred Adler dengan kacamata bulatnya

Foto 1.3.1: Alfred Adler Pemerhati Kompleks Rendah Diri Manusia


Adler menuntut kepada kepada siapa saja agar mengakui masyarakat adalah penguasa
tertingginya. Manusia harus beradaptasi kepada masyarakat sebagai keharusan bukan
hanya sebagai tujuan hidup, agar kesehatan jiwa tidak terganggu.

__________
http://3.bp.blogspot.com/_8DOKPS1ki3M/TP59n4hX-KI/AAAAAAAAABI/NHejjfN3s9M/s1600/11adler.jpg cited
June 1, 2011
26

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

13.3

Ego 3/5 (2014)

ALFRED ADLER

Jika kita mengikuti sistim Adler, yang menarik perhatian ialah bahwa
manusia itu terikat dan diikat oleh masyarakat. Tidak ada kehidupan yang lebih
Adler menuntut kepada manusia untuk mengambil satu-satunya sikap
yang baik dan betul, ialah agar mangakui masyarakat sebagai penguasa
yang tertinggi. Seluruh kehidupan pribadi hendaknya diikatkan ke sana.

baik dari masyarakat oleh karena itu sebaiknya seluruh pribadinya yang terikat
kepada kehidupan diikatkan ke sana. [1] Tuntutan Adler kepada manusia ialah
untuk mengambil satu-satunya sikap yang betul, yaitu agar mangakui masyarakat
sebagai penguasa tertinggi.
Penyesuaian kepada masyarakat bagi Adler bukan saja tujuan tetapi juga
keharusan, agar dapat menjaga perkembangan manusia yang bebas dari gejalagejala salah yang sifatnya mengganggu. Sejak dulu Adler mengaku telah berpegangan kepada masyarakat karena persoalan hidup mempunyai tiga persoalan
besar yaitu persoalan hidup bermasyarakat, pekerjaan dan kasih sayang. [2]
Hanya ada satu motif bagi Adler yaitu masyarakat sebagai faktor luar, yang di
dalam diri manusia menumbuhkan suatu rasa kebersamaan, yang bertindak
sebagai hati nurani.
Jadi tidak ada suatu hal yang asli yang bersifat imanen, yang harus dihadapi
atau dituju oleh manusianya Adler. Yang dilihat oleh Adler sebagai sesuatu yang
imanen adalah kompleks rendah diri, dibarengi atau tidak dengan kenyataan
organis. Kompleks rendah diri ini yang tidak terpisahkan dari manusia,
merupakan tenaga pendorong bagi eksistensinya di dalam masyarakat. Kemajuan
yang dicapai oleh sang manusia di dunia luar, adalah bukti kemenangannya atas

____________
[1]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h.
[2]. Idem, h. 25.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

27

MAKROKOSMOS
[ASAS KENYATAAN DI MASYARAKAT]

Dunia Luar

===========l Pancaindra l=============================


Manusia:
Soma
-----------------------------------------------Rasa Bermasyarakat
Psike

EGO:

perasaan tenang, nilai-nilai, dan


kebahagiaan

Rasa Rendah Diri


===================================================================

Bagan Transenden 1.3.1: Ego yang Terjepit Rasa Bermasyarakat dan Rendah Diri
Menurut Adler semaksimal mungkin manusia menggerakkan jiwanya pasti tidak akan
sampai mencapai tujuannya yang sempurna. Tetapi upaya mencapai titik yang tinggi itu
akan memberikan perasaan tenang, nilai-nilai tertentu, dan kebahagiaan. Karena masyarakat berubah pada saat berikutnya muncul daya tarik yang lain. Perasaan rendah diri
yang dimilikinyalah tetap akan mendorong (daya dorong) dia untuk mencapai tujuan.
Seluruh psikologi-individual berdiri di atas dasar evolusi menjadi dasar seluruh psikologi
individual dan mengesankan dengan jelas bahwa semua usaha manusia menuju kearah
kesempurnaan.
Tujuan akhir evolusi manusia tidak pernah dikemukakan oleh Adler oleh karena itu sang
aku-nya akan selalu terjepit di antara rasa bermasyarakat dan rasa rendah diri.
(Candra Jiwa Adler)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
28

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

dunia luar, tetapi sesungguhnya merupakan usaha untuk menghilangkan


kompleks rendah diri yang terus menerus mengganggunya.
Manusia dalam pandangan Adler; yang imanen adalah kompleks
rendah diri, dibarengi atau tidak dengan kenyataan organis. Kompleks
rendah diri ini yang tidak terpisahkan dari manusia, merupakan tenaga
pendorong bagi eksistensinya di dalam masyarakat.

Dalam usahanya menuju ke kesempurnaan, manusia selalu menggerakkan


jiwa-nya dan menurut Adler terasa ketidak-seimbangannya dalam menghadapi
tujuan yang sempurna. Hanya perasaan untuk dapat mencapai titik yang tinggi itu
membuat dia sanggup memberikan perasaan tenang, nilai-nilai khusus dan
kebahagiaan. Pada saat berikutnya tujuan itu menarik dia lagi. Menjadi jelas
bahwa manusia itu memiliki suatu perasaan rendah diri yang tetap mendorong
dia untuk mencapai kemenangan. [3]
Kenyataannya bahwa manusia tetap maju dalam merebut dunia luar dan
tidak akan pernah berhenti. Bagi Adler hal itu merupakan petunjuk bahwa
aktivitas-aktivitasnya yang ekstraversi itu bukanlah cara yang memadai untuk
menyelesaikan persoalan rasa rendah diri. Bagaimanapun tidak ada harapan
bahwa dengan cara ini akan bisa sampai pada penyelesaian.
Seluruh psikologi-individual berdiri di atas dasar evolusi dan menunjukkan
dengan jelas bahwa semua usaha manusia adalah usaha kearah kesempurnaan.
Dorongan untuk hidup ini menyebabkan fisik dan mentalnya terikat erat-erat
kepada usaha tersebut. [4]
Adler tidak menunjukkan tujuan akhir evolusi.
Manusia dalam sistim Adler, dalam hal ini sang akunya akan selalu terjepit di
antara rasa rendah diri dan rasa bermasyarakat.

____________
[3]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h. 27
[4]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h. 48
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

29

ASAS KENYATAAN DI MASYARAKAT

[Fisik]

[Mental]

EGO
Kebersamaan, Aktivitas, dan Kasih Sayang

(Daya Dorong: Rasa Rendah Diri)

(Spiritual)

Adler tidak membahas konsep spiritual/ketuhanan (dimensi-4) dan vitalitas secara mendalam di dalam candra
jiwanya. Daya dorong jiwanya adalah rasa rendah diri dan mengagungkan asas kemasyarakatan

Diagram Transenden 1.3.1: Tigasila Baik Hati dalam Bermasyarakat


Alfred Adler mengemukakan Tigasila bermasyarakat yang diringkas sebagai sifat baik hati
yaitu kebersamaan terhadap sesama manusia, aktivitas bekerja untuk menyumbang
pembangunan serta menjaga masyarakat, dan kasih sayang kepada sesamanya.
Pertumbuhan secara evolusioner adanya rasa bermasyarakat yang tidak dapat dihentikan
begitu saja, menurut Adler tidak bisa dipisahkan dari sifat kebaikan hati tersebut.
(Candra Jiwa Adler)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
30

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Hubungan manusia terhadap masyarakat terbagai dalam tiga faktor:


1. Kebersamaan dengan sesama manusia,
2. Aktivitas sebagai sumbangan untuk pembangunan dan menjaga masyarakat,
Seluruh psikologi-individual berdasarkan evolusi

dan menunjukkan

dengan jelas bahwa semua usaha manusia adalah usaha menuju kearah

kesempurnaan.

3. Kasih sayang kepada sesamanya.


Sifat-sifat itu dapat diringkas dengan satu kata baik-hati.
Kalau kita kini dengan jujur meninggalkan asas keamanan yang absolut
yang banyak dituju oleh banyak akhli jiwa, maka kita tinggal sekelompok saja yang
kepadanya kita dapat mengukur manusia. Yaitu pada gerakannya terhadap
persoalan-persoalan umat manusia yang tidak dapat dihindari. Tiga persoalan
yang masing-masing tidak dapat dilepaskan sama sekali menurut Adler adalah
sikap kebersamaan terhadap sesama manusia, pekerjaan dan kasih sayang. [5]
Rasa bermasyarakat yang tumbuh secara evolusioner dan tidak dapat dihentikan
itu menurut Adler dibenarkan untuk diduga bahwa keadaan umat manusia tidak
bisa dipisahkan dari kebaikan hati tersebut. [6]
Oleh karena itu manusia harus mengabdi masyarakat dalam tiga segi
tersebut dan menjunjungnya lebih tinggi daripada keadaannya sendiri. Kalau
dorongan eksistensi itu hanya terdiri dari keinginan untuk menghilangkan rasa
rendah diri saja atau membuat-nya over-kompensasi maka manusia tidak boleh
mendahulukan kebutuhan itu dalam mengabdi masyarakat menurut garis
petunjuk Adler. Tentu saja banyak hal di masyarakat dimana manusia dapat
memuaskan nafsu eksistensinya, tanpa melanggar ketiga hal yang disebutkan oleh
Adler.

__________
[5]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h. 23
[6]. Idem, h. 9.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

31

Suatu keluarga di dataran tinggi Papua, hawa yang dingin, dan binatang piaraannya
Foto 1.3.2: Foto Keluarga di Ugimba, Puncak Jaya Papua.
Perasaan bermasyarakat, menurut Adler dapat mengalami hambatan pertumbuhan aki-bat
dimanjakannya masa kanak-kanak. Keluarga adalah satuan masyarakat yang terkecil dapat
dianggap sebagai tahap awal dari masyarakat besar.
Perhatian terhadap kelakuan anak di dalam keluarga menjadi sangat penting. Perhatian di
antaranya, sikap terhadap anak yang sakit, cacat, kerjasama dan kontaknya dengan
masyarakat akan membangun cara hidup anak dikemudian hari.

__________
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSi6zBplLBai1fTMGx7qzmTBgPjS4bI4t1aHtbqe8QUch1DfdIh cited
September 5, 2011.
32

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Kalau tidak demikian maka masyarakat yang teratur baik nantinya hanya
terdiri dari orang-orang yang mempunyai rasa rendah diri. Pengertian yang tidak
masuk akal, ini berasal dari masa kanak-kanak karena diabaikan, karena ada bakat
Alfred Adler tidak menunjukkan tujuan akhir evolusi sang akunya
manusia. Sang aku akan selalu terjepit di antara rasa rendah diri dan
rasa bermasyarakat. Kebersamaan, pekerjaan, dan kasih sayang adalah
tiga persoalan utama yang membelenggu manusia.

atau dari organ-organnya yang kurang baik (cacat). Adler memang menganggap
ada akibat dari dimanjakannya masa kanak-kanak yang dapat merintangi
tumbuhnya perasaan bermasyarakat.
Juga perlu diperhatikan apabila
menelantarkan anak akibat organ-organnya yang kurang baik. [7]
Karena keluarga dapat dianggap sebagai tahap awal dari masyarakat besar,
sangatlah penting memperhatikan bagaimana kelakuan anak di dalam keluarga.
Hubungannya dengan saudara-saudaranya, perbuatan orang tua pada waktu anak
sakit, dan perasaan untuk bekerja sama di dalam keluarga, semuanya itu bahan
untuk membangun cara hidup anak selanjutnya. Sikapnya terhadap saudarasaudaranya jika dipandang sebagai pelajaran, dapat menunjukkan seberapa
tingginya tingkat kemahiran anak dalam membuat kontak dengan orang lain. [8]
Tiga persoalan utama yang membelenggu manusia menurut Adler adalah
sikap kebersamaan terhadap sesama manusia, pekerjaan (aktivitas), dan kasih
sayang (cinta). Mengabdi kepada masyarakat harus dijunjung paling tinggi.
Semua bentuk kesukaran dan penyimpangan bisa dikembalikan kepada sikap
egosentripetal: 1. Penekanan kepada eksistensinya sendiri di atas keberadaan
bersama dengan orang lain. 2. Sebagai parasit terhadap pekerjaan dan pemberian orang lain di masyarakat. 3. Seperti anak kecil yang suka mengawasi orang
lain, tetapi sebetulnya ingin dirinya sendiri menjadi pusat kasihan dari orang lain
tersebut.

____________
[7]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h. 31.
[8]. Adler. Der Sinn des Lebens. Verlag Dr Rolf Passer. Wien und Leipzig, h. 33-34.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

33

MAKROKOSMOS
Kedaulatan masyarakat di atas individu.
Dibantu anggautanya dengan prestasi
dan apresiasi perasaan yang positif
[MASYARAKAT IDEAL]

Dunia Luar

==============l Pancaindra l===========================


Manusia
Soma
------------------------------------------------Psike
[Rasa Bermasyarakat]:
Baik hati: kebersamaan, aktivitas,
dan cinta

[EGO]:

perasaan tenang, nilai-nilai, dan


kebahagiaan

[Rasa Rendah Diri]


=====================================================================

Bagan Transenden 1.3.2 : Masyarakat Ideal Menurut Alfred Adler


Adler menganggap suatu masyarakat disebut ideal bila anggauta masyarakat tersebut
membantu secara sukarela dalam bentuk prestasi dan perasaan dalam bentuk apapun.
Pengertiannya bahwa kedaulatan masyarakat berada diatas kedaulatan individu dan
terdapat persamaan hubungan perasaan antar anggautanya. Pendidikan orang sampai ke
tingkat terpuji sangat diperlukan untuk mencapai masyarakat ideal. Dilaksanakan de-gan
penuh kesabaran, saling tolong-menolong dan penuh dengan rasa kasih sayang kepada
sesama manusia.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
34

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Semua kesukaran dapat diselesaikan dan bisa mulai sembuh kalau sikap
terhadap dunia luar telah diubah. Menurut Adler perubahan ini harus dilakukan
agar tahan bersama orang lain, artinya:
Keluarga dapat dianggap sebagai tahap awal dari masyarakat besar.
Maka sangatlah penting memperhatikan bagaimana kelakuan
anak di dalam keluarga (Aspek kebersamaan). Hubungan dengan
saudara-saudaranya, perbuatan orang tua pada waktu anak sakit, dan
perasaan untuk bekerja sama di dalam keluarga. (Alfred Adler)

1. Mau menerima orang lain seperti dirinya sendiri.


2. Mau dengan sukarela menyerahkan hasil kerjanya yang efisien agar pekerjaanpekerjaan masyarakat dapat berlangsung dengan lancar, dan akhirnya;
3. Menyediakan perasaan yang positif aktif bagi sesama manusia.
Suatu masyarakat dikatakan ideal menurut Adler adalah mendapat bantuan
secara sukarela dari anggauta-anggautanya, dalam bentuk prestasi dan perasaan
dalam bentuk apapun. Bantuan itu berdasarkan pengertian bahwa kedaulatan
masyarakat ada diatas kedaulatan individu dan bahwa hubungan perasaan antar
anggautanya itu sama. Perlunya mendidik orang sampai tingkat terpuji ini sangat
diperlukan untuk mencapai masyarakat ideal. Pelaksanaannya melalui kesabaran,
kesediaan menolong dan kasih sayang kepada sesama manusia.
Jika kita bandingkan sistim Adler dengan Candra Jiwa Indonesia (Soenarto)
secara skematis (Lampiran-4: Skema IV), maka terdapat persamaan selama
manusia memandang ke dunia luar. Lagi pula persamaan ini menentukan syaratsyarat dari hati nurani, yaitu bagaimana berkelakuan terhadap dunia luar. Di
dalam Candra Jiwa Indonesia yang menyusun hati nurani adalah pengalamanpengalaman filogenetis dan ontogenetis, yaitu selama manusia bersifat
ekstraversi.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

35

MAKROKOSMOS
MASYARAKAT

DUNIA LUAR

===============l Pancaindra l===========================


MANUSIA
MIKROKOSMOS
DUNIA DALAM
[FISIK]

-------------------------------------------------Tigasila: kebersamaan,
aktivitas, dan cinta

Ego

Pancasila: rela, sabar, narima, [MENTAL]


jujur, budi luhur

Aku

(Hati Nurani)
(Hati Nurani)
===lXXXl==========l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - XXX
[SPIRITUAL]
Roh Suci
XXX
2Suksma Sejati
XXX
1Suksma Kawekas
(Adler)
(Candra jiwa Indonesia)
Pusat Imateri
======================================================================

Bagan Transeden 1.3.3: Kesetaraan Ekstraversi intrapsikis Tigasila dan Pancasila


Syarat-syarat yang dibuat Hati nurani mensyaratkan kepada sang aku di dalam Candra
Jiwa Indonesia (Soenarto) meliputi sifat-sifat utama dalam Pancasila, yaitu: 1. Rela, 2.
Narima, 3. Jujur, 4. Sabar dan 5. Budi luhur. Jadi Pancasila menunjukkan persamaan
dengan Tiga-sila (Rasa Bermasyarakat) dari sistim Adler. Kedua sifat ekstraversi tersebut
dimaksud-kan sebagai resep menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Sesuatu yang imanen di dalam diri manusia yang eksistensinya tidak tergantung dari dunia
luar (sentra, pusat vitalitas) tidak diperkenalkan oleh Adler, oleh karena itu tidak ada
sentra-sentra intra psikis yang perlu diharmonisasikan. Sang aku sebagai kompleks
pengatur di dalam Candra Jiwa Indonesia potensiil dapat melepaskan diri dari keadaan
terjepit di antara dunia luar, hati nurani, dan dorongan asadar.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
36

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Syarat-syarat yang dibuat hati nurani kepada sang aku di dalam candra jiwa
Indonesia adalah sifat-sifat yang tercakup dalam Pancasila, yaitu: 1. Rela, 2.
Narima, 3. Jujur, 4. Sabar dan 5. Budi luhur. Kalau kita menganalisis lebih lanjut
Masyarakat ideal

menurut Adler akan mendapat bantuan secara suka-

rela dari anggauta-anggautanya, dalam bentuk prestasi dan perasaan


apapun bentuknya. Dasarnya adalah persamaan hubungan perasaan
antar anggautanya dan kedaulatan masyarakat diatas individu.

dan mengikut sertakannya dalam perjumpaan manusia dengan dunia luar, maka
rela merupakan stabilitas afektif pada waktu manusia merelakan apa yang
menurut perasaannya memi-liki sesuatu di dunia luar. Narima adalah ketenangan
yang afektif pada saat menerima apa-apa dari dunia luar, seperti harta benda,
kebaikan, kedudukan, nasib, bencana, kebahagiaan dan lain-lainnya.
Pada narima manusia adalah pihak yang menerima. Jujur dan budi luhur
adalah alat manusia yang stabil dan afektif pada saat bersama dengan orang lain
mampu membuktikan kasih sayangnya kepada sesama manusia.
Sabar
berkenaan dengan aktifitas yang kontinyu dalam menjalankan kewajibannya di
dalam masyarakat. Jadi Pancasila menunjukkan persamaan dengan Tigasila dari
sistim Adler dan dalam bersifat ekstraversi benar-benar suatu peraturan untuk
dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat. Di dalam sikap introversi, maka
Pancasila merupakan cara membentuk watak untuk keperluan Trisila, yaitu: 1.
Sadar, 2. Percaya, 3. Taat kepada pimpinan Tripurusa (TriAspek, TreFoil) yang
bersifat imanen.
Adler tidak menunjukkan kemungkinan untuk mengaharmoniskan
hubungan-hubungan intrapsikis dengan sesuatu yang imanen di dalam diri
manusia yang eksistensinya tidak tergantung dari dunia luar. Di dalam Candra
Jiwa Indonesia secara potensiil ada jalan keluar bagi sang aku (Ego) sebagai
kompleks pengatur untuk melepaskan diri dari keadaan terjepit di antara hati
nurani, dorongan asadar, dan dunia luar.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

37

ADLER

DUNIA LUAR
(Masyarakat)
Standar Ideal

EGO
Pendorong

Nafsu Menonjolkan Diri


Rasa RendahDiri

Hati Nurani
Rasa
Bermasyarakat

Diagram Transeden 1.3.2: Ego Sistim Adler Memerlukan Adaptasi yang Memadai
Rasa bermasyarakat sebagai hati nurani dan nafsu untuk menonjolkan diri sebagai
pendorong dalam konsep Adler selalu menjepit eksistensi sang Aku. Dunia luar sebagai
tempat masyarakat beraktivitas dipakai sebagai standar ideal. Kemampuan identifikasi
masalah dan adaptasi sang aku dengan rasa bermasyarakat akan mampu menghilangkan
ketegangan.
Lenyapnya ketegangan tersebut hanya bersifat sementara, karena masyarakat sendiri
selalu berubah. Tuntutan dari masyarakat terhadap individu juga ikut berubah. Sementara
itu kom-pleks rendah diri sebagai daya pendorong untuk menonjolkan diri tidak selalu
sama kuat. Ketika terjadi kegagalan adaptasi patut diduga sebagai penyebab neurosis.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
38

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Jalan keluar ini terdapat dalam manifestasinya Tripurusa yang imateri,


berke-sadaran hidup di dalam dirinya manusia. Akan tetapi manifestasi itu dibarengi dengan hilangnya angen-angen, perasaan dan nafsu-nafsu. Hidupnya
Ada Solusi Candra Jiwa Indonesia agar sang Aku sebagai kompleks

pengatur terlepas dari jepitan di antara hati nurani , dorongan asadar ,


dan dunia luar. Solusi ini terdapat di dalam dirinya sendiri melalui
manifestasinya Tripurusa yang imateri dan berkesadaran hidup.

intelektual, perasaan dan nafsu-nafsu akan lebur akibat manifestasinya kesadaran


kolektif. Reaksi dan eksistensi manusia semacam ini sudah tidak lagi dibatasi oleh
rasio, perasaan dan nafsu-nafsu. Jadi kata pembebasan atau Pamudaran hanya
menyangkut suatu keadaan atau peristiwa intrapsikis, dan secara potensial dapat
dicapai oleh setiap orang.
Sebelum sampai pada tingkat Pamudaran masih ada hubungan antara
angan-angan, perasaan dan nafsu-nafsu. Dengan leburnya kompleks-kompleks
tersebut hilang pula hubungan itu. Dalam sistim Adler sang aku terjepit untuk
selama-lamanya di antara rasa bermasyarakat sebagai hati nurani dan nafsu
untuk menonjolkan diri sebagai pendorong. Hanya identifikasi dengan rasa
bermasyarakat yang akan menghilangkan ketegangan. Akan tetapi lenyapnya
ketegangan tersebut hanya bersifat sementara, karena masyarakat sendiri
merupakan sesuatu yang berubah-ubah, dan karena itu tuntutan dari masyarakat
terhadap individu juga ikut berubah-ubah. Lagi pula kompleks rendah diri sebagai
sumber dorongan untuk menonjolkan diri tidak selamanya sama kuat.
Bagi Adler rasa rendah diri itu suatu gejala yang dimiliki manusia sejak ia
dilahirkan. Perasaan diri lebih rendah atau lebih tinggi dari orang lain hanya
dapat timbul setelah dibandingkan dengan suatu besaran standar, baku emas,
atau suatu besaran yang sengaja dipilih. Dalam hal suatu besaran yang dipilih
sendiri adalah gambaran sekilas dari manusia dan besaran standar adalah
gambaran ideal. Jadi kedua-duanya harus dialami sendiri oleh manusia secara

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

39

MAKROKOSMOS
MASYARAKAT

DUNIA LUAR

===============l Pancaindra l===========================


MANUSIA
MIKROKOSMOS
DUNIA DALAM
[FISIK]

-------------------------------------------------Kompleks Superioritas

Ego

Kedaulatan
Angan-angan

[MENTAL]

Aku

===lXXXl=========l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - XXX


[SPIRITUAL]
Roh Suci
XXX
Suksma Sejati
XXX
Suksma Kawekas
(Adler)
(Candra jiwa Indonesia)
Pusat Imateri
======================================================================

Bagan Transeden 1.3.4: Kompleks Superioritas dan Pengertian Kedaulatan


Membandingkan masalah eksistensi dari Adler dengan Candra Jiwa Indonesia, maka
kompleks superioritas, (kompleks rasa lebih, superiority complex, Uberlegenheits
komplex) sebanding dengan pengertian kedaulatan di dalam Candra Jiwa Indonesia
(Soenarto Mertowardojo).
Kedaulatan adalah sifat dari angan-angan, yaitu potensi intelektual. Angan-angan beraktivitas menguasai dunia luar agar tunduk pada kedaulatannya. Sifat dari kedaulatan
adalah mempertahankan diri sampai akhir jaman. Setiap usaha untuk mengurangi
kedaulatan akan dipertahankan dengan segenap kekuatan.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
40

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

sadar atau tidak sadar, kalau menginginkan hasil daripada sesuatu yang relatif.
Akibatnya ialah bahwa gambaran ideal itu harus memengaruhi rasa
bermasyarakat sebagai gambaran hati nurani.
Soemantri menganggap hasrat dan semangat untuk menonjolkan diri
adalah aktivitas normal dari angan-angan. Tujuan angan-angan untuk
kepentingan dirinya sendiri atau untuk masyarakat, tergantung dari
arah polarisasi luamah dengan mutmainah.

Rasa bermasyarakat selain dibangun akibat pengaruh dari dunia luar


kepada individu, juga seharusnya dari bahan-bahan pembangun yang sejak lahir
sudah ada di dalam asadar. Persoalan ini tidak dijawab oleh Adler. Adler tidak
mendalami sampai ke dorongan-dorongan tidak sadar. Kalau orang hendak
menjelaskan problematik eksistensi dari Adler dengan menggunakan Candra Jiwa
Indonesia, maka kompleks superioritas, (kompleks rasa lebih, superiority complex,
Uberlegenheits komplex) harus dibandingkan dengan pengertian kedaulatan di
dalam Candra Jiwa Indonesia.
Kedaulatan adalah sifat dari angan-angan, yaitu potensi intelektual.
Perbuatan angan-angan adalah dunia luar agar tunduk pada kedaulatannya, jadi
menguasai dunia luar. Sudah menjadi sifat dari kedaulatan agar bisa dipertahankan sampai akhir jaman, dan setiap usaha untuk mengurangi kedaulatan itu
dibalas dengan aktivitas yang besar.
Dorongan untuk menonjolkan diri adalah aktivitas normal dari angan-angan.
Apakah aktivitas angan-angan ini digunakan untuk dirinya sendiri atau untuk
masyarakat, hal itu tergantung dari hubungan antara luamah dengan mutmainah.
Kalau pada suatu saat luamah yang berkuasa maka arah dari sikap hidup adalah
egosentripetal.
Bila mutmainah yang mendominasi, maka manusianya bersifat sosial dan
suprasosial dalam sikap hidupnya. Diperlukan cara untuk mengubah sifat-sifat
luamah ke dalam sifat-sifat yang mempunyai daya tahan terhadap kekecewaan-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

41

Foto 1.4.1: Carl Gustav Jung di tepi Danau


Jung adalah seorang psikiater Swiss, pemikir terkemuka, dan penggagas psikologi analitik.
Jung (26 Juli 1875 6 Juni 1961) sering disebut sebagai psikolog modern pertama, yang
menyatakan bahwa jiwa manusia secara natural sudah religius dan menyelidikinya
secara mendalam.
Ia belajar kedokteran dan bekerja di Klinik Psikiatri pada Universitas Zurich (Burgholzli)
1900-1909. Menjadi dosen di Universitas Zurich 1905-1913. Profesor di ETH 1933-1942
dan menjadi Profesor Psikologi di Basel pada tahun 1943. Jung, Freud dan Adler, adalah
pelopor psikologi dalam modern.
__________
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR4t_9A4CSMdmcGz6-z0nGqXTXm8ftdAXGZEcXVGz-2f498dHEC9w
cited June 1, 2011
42

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

kekecewaan. Maksudnya, supaya mutmainah yang dominan, agar berperilaku


sebagai-mana yang tercantum dalam Pancasila. Hal tersebut sesuai dengan
memupuk rasa bermasyarakat menurut Adler.
Dalam sistim Adler sang aku terjepit untuk selama-lamanya di antara
rasa bermasyarakat sebagai hati nurani dan nafsu untuk menonjolkan
diri sebagai pendorong. Tidak ada jalan keluar bagi sang aku untuk pergi.

Kasih sayang kepada sesama manusia seperti yang dikemukakan oleh Adler,
yang dimulai dengan kasih sayang kepada orang-orang tertentu, sama dengan
menumbuhkan perasaan yang dapat memberikan efek kompensasi kepada
aktivitas angan-angan. Secara keseluruhan, persamaan antara sistim Adler
dengan Candra Jiwa Indonesia hanya pada segi relativitas antara sang aku dengan
dunia luar. Adler tidak sampai kepada keinginan imanen dari manusia seperti
yang diungkapkan oleh Carp, bila perlu membiarkan sang aku kalah supaya dapat
merealisasikan nilai-nilai kepercayaan.

1.4 CARL GUSTAV JUNG


Untuk dapat membandingkan Candra Jiwa Jung dengan Candra Jiwa Indonesia mengenai tempatnya sang aku, kita harus meneliti dimana Jung meletakkan
sang aku di dalam sistemnya. Jung mempedulikan apakah manusia memiliki
pandangan dunia dan untuk apa digunakannya. Oleh karena itu diciptakan suatu
pandangan dunia yang sekaligus akan mengubah manusianya juga. [1]
Pandangan dunia yang dimaksud adalah suatu hipotesis dan bukan suatu
kepercayaan. [2] Jung mulai dengan mengambil suatu bentuk eksistensi dari yang
Absolut. Dari sini diciptakan suatu bentuk hidup biologis atau organis, yang juga

____________
[1]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h.302.
[2]. Idem, h. 304.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

43

MAKROKOSMOS:

Dunia Luar

=======l Pancaindra l===================================

MANUSIA:

Soma

Dunia dalam
-------------------------------------------------Psike

Das Ich:

Prinsip Alami
(Naturprinzip)

- - - - - - - - -I

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Prinsip Rohani
Das Selbst:

(Geistprinzip)

EKSISTENSI ABSOLUT
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.

Bagan Transenden 1.4.1: Karena Prinsip Rohani Manusia Memiliki Kesadaran


Prinsip Rohani, membedakan manusia secara kualitatif dengan proses hidup organis
lainnya. Prinsip Rohani dan Prinsip Alami saling berpolaritas. Manusia mempunyai kesadaran yang berasal dari Prinsip Rohani, walaupun kesadaran itu baru muncul dalam perkembangan filogenetis. Jung menganggap manusia sebagai makhluk dengan kesadaran
berawal dari suatu identitas asli dengan proses hidup organis yang bersifat umum.
Mengembalikan kesadaran manusia ke bentuk eksistensi Absolut, berarti menghilang-kan
polaritas antara Prinsip Alami dan Prinsip Rohani, adalah tujuan dari perkembangan jiwa
manusia menurut hipotesis (bukan kepercayaan) dari Jung. (Candra Jiwa Jung)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

44

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

disebut asas alam kosmis atau Dewa Alam (Naturgott). Dalam diri yang Absolut
itu harus digambarkan adanya suatu asas rohani (geistichen Gott) yang kosmis
Dengan adanya Prinsip Rohani, manusia secara kualitatif

berbeda de-

ngan proses hidup organis pada umumnya. Terdapat polaritas di antara


Prinsip Alami (Naturprinzip) dengan Prinsip Rohani (Geistprinzip).
Evolusi menghilangkan polaritas di dalam dirinya adalah tujuan hidup
manusia yang hakiki untuk meraih eksistensi absolutnya. (Jung)

transenden dan tempatnya di dalam Dewa Alam. Manusia diciptakan dari


campuran Prinsip Alami (Naturprinzip) dan Prinsip Rohani (Geistprinzip).
Dari adanya Prinsip Rohani ini, manusia secara kualitatif berbeda dengan
proses hidup organis pada umumnya. Terdapat polaritas di antara Prinsip Alami
dengan Prinsip Rohani. [3] Karena Prinsip Rohani inilah maka manusia mempunyai kesadaran, walaupun kesadaran itu baru muncul dalam perkembangan
filogenetis. Menurut Jung awalnya dari suatu identitas asli dengan proses hidup
organis yang umum, berkembang menjadi suatu makhluk dengan kesadaran. [4]
Tujuan perkembangan manusia bagi Jung adalah memenangkan lagi
kesadaran dari bentuk eksistensi Absolut, yang menghilangkan polaritas antara
Prinsip Alami dan Prinsip Rohani. Dikatakan oleh Jung bahwa sesuatu yang
Absolut itu aslinya primitif potensial menempatkan diri di antara alam jasmani
[materi] dan jiwa yang tidak bersifat jasmani [imateri] sehingga terpisah dan
berhadap-hadapan. Tujuan perkembangan manusia, yang terpenting, adalah
menyatukan lagi keduanya yang berlawanan itu. [5]

____________
[3]. Carl Gustav Jung. Uber der Energetik der Seele. Rascher Verlag, Zurich, 1928, h. 97.
[4]. Carl Gustv Jung. Psychologische Typen. Rascher Verlag, Zurich, 1921, h. 635-636.
[5]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 3.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

45

MAKROKOSMOS
Dunia Luar
=======l Pancaindra l===================================
Soma
MANUSIA: Dunia dalam

--------------------------------------------------

II. Kolektif (arketip libido)


I. Pribadi

Psike

Das Ich:

Prinsip Alami
(Naturprinzip)

- - - - - - - - -I

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Prinsip Rohani
Das Selbst:

(Geistprinzip)

======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.

Bagan Transenden 1.4.2: Energi Hidup Biologis-organis


Kekuatan yang tersedia dalam hidup biologis-organis, disebutnya sebagai susunan nafsu
atau naluri, sedangkan Prinsip Rohani di bawah kekuasaan Arketip (tipe asli), Das Selbst.
Psike (jiwa) manusia itu terhimpit di antara dinamika hidup alami (biologis organis) dan
hidup rohani oleh karena itu harus menyesuaikan diri kepada dua realitas itu, tanpa
kehilangan tujuan akhir yaitu melenyapkan polaritas. Akibat dari manifestasi yang terus
berkembang dari Geistprinzip (prinsip rohani) menjadi luaslah kesadaran manusia
dengan mengurangi asas biologis yaitu lingkungan asli dari hewan-hewan. (Candra Jiwa
Jung)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
46

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Kesadaran itu terletak di tengah Candra Jiwa Jung. Karena tanda pokok
dari manusia, atau setidak-tidaknya yang membuat dia menjadi manusia adalah
kesadarannya, [6] yang sebagai sinar telah muncul di dalam jurang dunia purba
Tujuan perkembangan manusia (Jung) adalah memenangkan kembali
kesadaran Absolut, dengan cara menghilangkan polaritas antara Prinsip
Alami dan Prinsip Rohani. Diawali dengam melepaskan dorongan-dorongan nafsu dan aspek biologis-organisnya diisi dengan aspek kesadaran.

yang gelap. [7] Ada pertanyaan dari Jung: Mengapa Prinsip Rohani bermanifestasi
di dalam diri manusia menjadi kesadaran, yang sebelumnya di dalam hidup
organis biologis bersifat laten? Jawabannya adalah adanya proyeksi dari arketip
menimbulkan pembangunan simbol-simbol menyebabkan bangunan nafsu (daya
pendorong) yang semula kaku men-jadi lemah, dan meluaslah lingkungan dari
hewan-hewan itu menjadi gambaran dunia manusia.
Apakah akibat dari adanya kesadaran ini? Menurut Jung kesadaran itu
berarti pembe-basan, kemerdekaan. Akibat dari pembangunan simbol-simbol,
dan akibat dari terjadinya kesa-daran maka manusia dibebaskan dari keterikatan
kepada hukum alam. Bebas dari bahaya jatuh dalam kekuasaan-kekuasaan alam
yang membahayakan hidup serta akibat kelebihan libido. [8]
Energi yang tersedia dalam hidup biologis-organis, disebutnya sebagai
Trieb-organisation (susunan nafsu) atau Instinktorganisation (susunan naluri),
sedangkan Geistprinzip (Prinsip Rohani) melapor kepada Arketip (tipe asli).
Psike berawal dari perlawa-nan antara dorongan nafsu yang bersifat jasmani

____________
[6]. Carl Gustav Jung. Der Geist der Psychologie. Rascher Verlag, Zurich, h. 456
[7]. Idem, h. 472.
[8]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 18.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

47

MAKROKOSMOS
Dunia Luar
=======l Pancaindra l===================================

MANUSIA:

Soma

Dunia dalam
-------------------------------------------------Psike

Das Ich:

(Pribadi): kebebasan,
kemauan
Prinsip Alami
(Naturprinzip)

- - - - - - - - -I

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Prinsip Rohani
Das Selbst:

(Geistprinzip)

======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.

Bagan Transenden 1.4.3: Sadar Kolektif Akhir dari Perkembangan Kesadaran


Dalam teori Jung kesadaran itu dapat meluas ke luar dan dapat mencakup keseluruhan,
merupakan tahap akhir dari sadar kolektif. Hal ini berlawanan dengan asadar yang
meliputi bentuk hidup biologis.
Asadar kolektif adalah sifat dari dunia luar dan asadar biologis merupakan sifat dari dunia
dalam. Asadar dengan kebebasan-nya yang relatif dari kemauan, membuka kemungkinan
terjadinya penyimpangan dari arketip beserta instingnya. (Candra Jiwa Jung)
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
48

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

kasar dan biologis dengan arketip yang sifatnya bertentangan karena selain energi
hidup yang bersifat jasmani kasar juga gambaran jiwa yang berkesadaran. [9]
Trieborganisation (susunan nafsu) adalah energi yang tersedia dalam
hidup biologis-organis atau Instinkt-organisation (susunan naluri).

Geistprinzip (Prinsip Rohani) melapor kepada sadar kolektif.

Kedua kutub jiwa yang sifatnya fisiologis dan kejiwaan itu, saling dihubung-kan
dengan ikatan yang tidak dapat dilepaskan. [10]
Jadi jiwa manusia itu terikat di antara rencana hidup biologis organis dan
yang bersifat rohani dengan demikian harus menyesuaikan diri kepada dua
realitas itu, tanpa kehilangan tujuan akhir yaitu melenyapkan polaritas. Akibat
dari manifestasi yang terus berkembang dari Geistprinzip (prinsip rohani)
menjadi luaslah kesadaran manusia dengan mengurangi asas biologis yaitu
lingkungan asli dari hewan-hewan. Jung menggambarkan seolah-olah kesadaran
berkembang ke luar dan karena itu dapat mencakup semuanya, dinamakan
keadaan akhir dari sadar kolektif. Berlawanan dengan asadar yang meliputi
bentuk hidup biologis.
Asadar kolektif juga disebutnya sebagai dunia luar dan asadar biologis
disebutnya dunia dalam. Asadar itu bukan penerima melulu menurut Jung.
Tetapi langsung menjadi ibu dari setiap barang yang melepaskan kesadaran.
Tetapi pemikiran kita juga harus maju selangkah lagi, yaitu asadar juga memproduksi isi-isi baru yang dapat menciptakan. Asadar muncul sebagai keseluruhan
dari semua isi jiwa yang ada dalam status nascendi, status awal. Fungsi dari
asadar yang tidak dapat diragukan itu terutama diganggu oleh desakan-desakan
dari sadar. [11]

____________
[9]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 30.
[10]. Carl Gustav Jung. Psychotherapie und Welstanschauung, in: Aufsatze zur Zeitgeschichte. Zurich,
1946, h.67.
[11]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h.306.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

49

MAKROKOSMOS
Dunia Luar
=======l Pancaindra l===================================

Manusia:

Soma

--------------------------------------------------

I. Pribadi: PERASAAN,
KEMAUAN,
KEBEBASAN

Psike

Das Ich:
Prinsip Alami

- - - - - - - - -I

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Prinsip Rohani

Das Selbst:
=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.4.4: Tiga Momentum dalam Psike Manusia


Tiga momentum di dalam asadar individual (pribadi) dalam teori Jung tentang psike
meliputi 1. Perasaan sang aku yang menampung kemungkinan terjadinya objektivasi,
antara lain berupa keretakan di antara subyek dan objek. 2. Kemauan, adalah sejumlah
energi yang dapat disimpan pada kesadaran dan dapat mengatur keharmonisan nafsunafsunya. 3. Kebebasan, adalah suatu kemampuan untuk memilih beberapa kemungkinan.
(Candra Jiwa Jung)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
50

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Isi asadar yang otonom atau dominasi dari asadar itu yang dimaksudkan
oleh Jung, bukan gambaran yang diwariskan. Tetapi kemungkinan-kemungkinannya yang diwariskan, bahkan keharusan-keharusan, untuk memproduksi lagi
Isi asadar yang otonom (dominasi) dari asadar, bukan gambaran yang
diwariskan. Tetapi kemungkinan-kemungkinannya yang diwariskan,
bahkan keharusan-keharusan. Dapat memproduksi lagi gambaran-gambaran yang sejak semula telah mendesak dominasi dari asadar. (Jung)

gambaran-gambaran yang sejak semula telah mendesak dominasi dari asadar. [12]
Terjadinya asadar beserta kebebasan yang relatif dari kemauan, dengan sendirinya dianggap adanya kemungkinan terjadinya penyimpangan dari arketip beserta
instingnya. [13]
Karena itu, Jung dengan senang hati membandingkan kesadaran sang aku
dengan sinar dari alat pemantul cahaya. Hanya saja barang-barang diatas
lapangan kerucut cahaya masuk ke dalam bidang pengawasannya. [14] Di dalam
psike manusia, yang harus diartikan sebagai sistim asadar individual, Jung
membedakan tiga momentum.
1. Perasaan sang aku, menampung kemungkinan terjadinya objektivasi,
berupa keretakan di antara subyek dan objek. Selanjutnya terjadi keterlibatan
dari isi jiwa di dalam sang aku.
2. Kemauan, adalah sejumlah energi yang dapat disimpan pada kesadaran.
Dalam kemauan itu manusia membangun simbol-simbol, selain itu dapat menangani dengan aktif dan teratur atas ketidak-harmonisan nafsu-nafsunya.
3. Kebebasan, adalah suatu kemungkinan untuk memilih. [15]

____________
[12]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h. 319320.
[13]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h. 323
[14]. W.M. Kranefeld. Komplex und Mythos, in: Seelenprobleme der Gegenwart, h. 37.
[15]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 41.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

51

MAKROKOSMOS
Dunia Luar
=======l Pancaindra l==================================
Soma

------------------------------------------------Psike

Das Ich:

Prinsip Alami
(Naturprinzip)

- - - - - - - - -I

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

ROH
Das Selbst:

Prinsip Rohani
(Geistprinzip)

SADAR YANG AGUNG


======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.4.5: Roh itu Sebaiknya Disebut Sadar Yang Agung
Menurut pendapat (koreksi) Soemantri terhadap teori Jung, sekiranya harus jujur
terhadap pusat (sentra) vitalitas yang kita sebut sebagai ROH, Jung sebaiknya tidak menyebutnya sebagai bersifat asadar, justru harus menyebutnya sebagai Sadar Yang Agung.
Jika demikian maka pengertian roh itu di dalam pikiran kita akan mengaitkannya dengan
suatu kekuasaan yang lebih tinggi dari kesadaran sang aku. (Candra Jiwa Jung)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
52

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Dengan adanya ketiga momentum ini terjadi deferensiasi secara kualitatif, yang
membedakan antara manusia dan hewan.
Sang Aku bereksistensi pada sadar individual. Bagaimanakah hubungannya terhadap asadar dan sadar kolektif?. Kesadaran sang aku berusaha
beradaptasi ke kedua jurusan dan dengan ini meluaslah sadar individual
ke kedua arah. Sadar individu menuju ke cita-citanya (individualisasi).

Sadar adalah diferensiasi fungsi dari kenalurian yang tidak bisa dihindari
bila digunakan sewaktu-waktu. [16] Bagaimanakah hubungan jiwa manusia, yaitu
sadar individual tempat eksistensinya sang aku, terhadap asadar dan sadar
kolektif? Kesadaran sang aku berusaha menyesuaikan diri ke kedua jurusan dan
dengan ini meluaslah sadar individual ke kedua arah. Yang menarik perhatian
ialah bahwa sadar kolektif tidak langsung dicakup oleh kesadaran sang aku.
Karena itu di dalam kesadaran sang aku terdapat sifat-sifat yang masih
menyebabkan kemungkinan untuk bereksistensi di dalam sadar kolektif, yang
letaknya di luar batas kesadaran sang aku.
Karena kita tidak berhasil memahami suatu kesadaran yang lebih jauh oleh
karena itu, menurut Jung kita tidak mengerti. Ada baiknya kalau kita menyebut
alam yang gelap itu ditinjau dari tempat kita yang asadar, tidak boleh
berprasangka bahwa ini juga tidak sadar akan dirinya. Jung mengajak kita,
sekiranya harus jujur terhadap vitalitas yang kita sebut roh itu, sebaiknya tidak
disebut sebagai asadar, melainkan menyebut-nya sebagai Sadar yang Agung.
Jika demikian maka pengertian roh itu mengakibatkan kita di dalam pikiran
mengaitkannya dengan suatu kekuasaan di atas kesadaran sang aku. [17]

____________
[16]. Carl Gustav Jung. Der Geist der Psychologie, h. 418.
[17]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931 h.39596.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

53

(DUNIA LUAR)
Asadar Kolektif

(SOMA)
Asadar
Biologis

Das Ich
Sadar Pribadi
(PRINSIP ALAMI)

Das Selbst
Sadar Kolektif
(PRINSIP ROHANI)

Mikrokosmos terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi/dunia-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi/dunia-4). Makrokosmos berada di dimensi/dunia-1 mewadahi mikrokosmos.

Diagram Transenden 1.4.1: Sang Aku dan Das Selbst Mewakili Dua Dunia Berbeda
Maksud dari perkembangan pribadi (individual) adalah untuk mengintegrasikan aspek
sadar dan asadar menjadi satu pembagi (Faktor) Persekutuan ter-Besar, FPB. Akibatnya,
menurut Jung harus membiarkan das Selbst bermanifestasi. Sang aku harus menyerahkan
kekuasaannya kepada das Selbst sesuai dengan tujuannya.
Jadi selama proses ini berlangsung, ada dua pusat, yaitu das Ich (sang aku) dan das Selbst,
yang masing-masing mewakili suatu dunia (prinsip alami, ragawi, natur dan prin-sip
rohani, geitz). (Candra Jiwa Jung)
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
54

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Pada penyesuaian, baik kepada asadar maupun kepada sadar kolektif,


muncullah suatu keanehan, yaitu ada pembentukan suatu titik keseimbangan
yang baru. Suatu titik berat sebagai titik temu dari asadar dengan sadar kolektif,
Status asadar (Jung) adalah istilah yang salah terhadap vitalitas roh.
Sebaiknya disebut saja (dikoreksi) sebagai sadar yang agung.

Jika demi-

kian maka pengertian roh itu mengaitkan pikiran kita dengan suatu
kekuasaan di atas kesadaran sang aku. (Soemantri Hardjoprakoso)

di dalam sadar individual. Kalau kita menggambarkan sadar dengan sang aku yang
berhadap-hadapan dengan asadar. Pada saat yang sama disuruh Jung menggambarkan proses asimilasinya asadar, maka orang dapat menggambarkan asimilasi
sebagai suatu cara pendekatan antara sadar dan asadar.
Pusat keseluruhan pribadi tidak lagi berhimpitan dengan sang aku, tanpa
adanya suatu titik di tengah antara sadar dan asadar. Inilah perkiraan titik
keseimbangan baru, suatu pemusatan baru dari keseluruhan pribadi, mungkin
suatu pusat virtuil. Kepribadian itu memiliki lapisan tengah di antara sadar dan
asadar menahan suatu lapisan dasar tertentu yang baru. Sudah tentu Jung
mengakui bahwa visualisasi semacam ini hanya merupakan percobaan yang kasar
dari jiwa yang tidak cakap untuk menjelaskan kenyataan-kenyataan yang hampir
tidak dapat dikatakan menjadi bisa diuraikan secara psikologi. [18]
Sadar dan asadar tidak selamanya saling berhadapan. Isinya masing-masing
saling berhubungan sebagai kompensasi. Dan pada titik keseimbangan baru itu
mereka mengalir menjadi satu sampai menjadi keseluruhan yang terintegrasi.
Karena sadar dan asadar tidak terpaksa saling berlawanan, Jung menjelaskan
bahwa mereka justru saling mengisi menjadi suatu

____________
[18]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten, 1933, h. 174
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

55

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

============lPancaindral================================

MANUSIA:

Dunia dalam

Soma

------------------------------------------------Tingkat ketiga

Psike

EG O
- - - - - - - - - - - -I

Prinsip Alami
(Naturprinzip)

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Prinsip Rohani

Das Selbst:

(Geistprinzip)

=====================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.4.6: Tiga Tingkat Perkembangan Kesadaran Sistim Jung


Tercatat beberapa tingkat perkembangan kesadaran: Tingkat pertama, kesadaran masih
bersifat anarki dan kacau. Tingkat kedua, calon-ego sudah bertahap monarkhi atau tahap
monisme. Tingkat ketiga merupakan suatu keadaan yang dualistis, karena mun-culnya
secara simultan kedua sentra itu; sang aku dan das Selbst, walaupun yang dise-but
terakhir ini belum dalam bentuk yang telah selesai berkembang.
Proses perkembangan das Selbst mengaburkan batas-batas dari sang aku. Hilangnya
polaritas adalah tujuan akhir dari perkembangan itu. (Candra Jiwa Jung)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
56

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

keseluruhan, yaitu pribadi. Sesuai dengan definisi ini maka pribadi tersebut, das
Selbst adalah suatu besaran yang berkedudukan lebih tinggi dari sang aku yang
telah sadar. [19]
Karena sadar dan asadar tidak saling berlawanan, mereka justru saling
mengisi menjadi suatu keseluruhan, yaitu pribadi. Maka pribadi, das

Selbst tersebut, adalah suatu kesadaran yang berkedudukan lebih tinggi


dari sang aku yang telah sadar. (Carl Gustav Jung)

Pada mulanya telah dikatakan bahwa tujuan dari perkembangan pribadi


adalah untuk mencakup sadar dan asadar menjadi satu pembagi persekutuan
yang terbesar (FPB). Akibatnya, menurut Jung harus membiarkan das Selbst
bermanifestasi. Sang aku harus menyerahkan kekuasaannya kepada das Selbst
menurut proses yang sesuai dengan tujuannya. Jadi selama proses ini
berlangsung, ada dua pusat, yaitu das Ich (sang aku) dan das Selbst, yang
masing-masing mewakili suatu dunia.
Dalam proses perkembangan ini Jung dapat mencatat beberapa tingkat
kesadaran. Tingkat pertama, bentuk kesadaran berupa pengakuan belaka,
adalah suatu keadaan yang bersifat anarki dan kacau. Tingkat kedua, yaitu
kompleks sang aku yang telah dibangun, merupakan tahap monarkhi atau tahap
monisme. Tingkat ketiga membawa ke suatu kemajuan kesadaran dari keduaan,
merupakan suatu keadaan yang dualistis. [20]
Bersifat dualistis karena munculnya secara simultan kedua sentra itu; sang
aku dan das Selbst, walaupun yang disebut terakhir ini belum dalam bentuk yang
telah selesai berkembang. Proses perkembangan das Selbst dibarengi dengan
semakin kaburnya batas-batas dari sang aku. Semakin banyak orang yang menyadari dirinya melalui pengakuan sendiri dan perbuatannya sesuai dengan itu,

___________
[19]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten, 1933, h. 98
[20]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h.2545.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

57

MAKROKOSMOS
D1

Dunia Luar

============lPancaindral================================

MANUSIA:

D2 Dunia dalam

Soma

-----------------------------------------------D3

Jiwa: Psike

EGO:
- - - - - - - - - - - -I
Tingkat keempat
D4

Prinsip Alami
(Naturprinzip)

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Pusat Kedaulatan

Prinsip Rohani
(Geistprinzip)

Das Selbst:

=====================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.4.7: Kesadaran Tingkat Keempat


Das Selbst, ketika menjadi pusat kedaulatan dan dari situ memancarlah pengaruh yang
menimbulkan harmoni. Kesadaran sang aku yang tercapai sekarang, setelah melewati
keadaan dualistis, mendunia, mencakup seluruh dunia, dapat disebut tingkat keempat dari
kesadaran. Jung memperkirakan terjadinya suatu kesadaran yang lebih luas, yaitu suatu
kesadaran yang merupakan pantulan dari seluruh dunia.
(Carl Gustav Jung)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
58

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

menurut Jung, semakin hilanglah setiap pandangan dari asadar pribadi yang
diletakkan pada asadar kolektif. Dengan demikian terjadilah suatu kesadaran
Kesadaran sang aku mendunia setelah melewati keadaan dualistis, dapat
disebut tingkat keempat dari kesadaran, Das Selbst. Jung memperkirakan terjadinya suatu kesadaran yang lebih luas, yaitu suatu kesadaran
yang merupakan pantulan dari seluruh dunia, bersifat harmoni.

yang tidak terhambat lagi oleh dunia sang aku yang sempit dan yang pribadinya
peka, tetapi ikut mengambil bagian pada suatu dunia yang lebih luas, yang
objektif.
Kesadaran yang lebih luas ini bukan lagi gulungan yang peka dan egoistik
dari keinginan, ketakutan dan harapan. Juga bukan ambisi-ambisi pribadi yang
berkompensasi melalui tendensi-tendensi asadar pribadi yang menjadi lawannya
atau yang harus diko-reksi sedikit. Tetapi menurut Jung adalah suatu fungsi untuk
menghubung-hubungkan yang telah terkait pada objek, yaitu dunia. Jung
meletakkan individu di dalam suatu masyarakat yang tanpa syarat mengharuskan
berhubungan dengan dunia. [21]
Walaupun Jung tidak pernah mengatakan dengan tegas, namun harus
ditarik kesimpulan, bahwa dalam proses tersebut batas-batas pribadi yang
sempit dari sang aku menjadi hilang. Das Selbst kini menjadi pusat kedaulatan
dan dari situ memancarlah pengaruh yang menimbulkan harmoni. Kesadaran
sang aku yang tercapai sekarang, setelah melewati keadaan dualistis, mendunia,
mencakup seluruh dunia, dapat disebut tingkat keempat dari kesadaran. Jung
memperkirakan terjadinya suatu kesadaran yang lebih luas, yaitu suatu kesadaran
yang merupakan pantulan dari seluruh dunia. [22]

____________
[21]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 99.
[22]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart. Rascher & Cie A.G. Verlag. Zurich, 1931, h.
393.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

59

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

==========lPancaindral===================================

MANUSIA:

Dunia dalam
Soma

--------------------------------------------------

II.Kolektif (arketiplibido)
I.Pribadi

Psike

Das Ich:
PPeerrssoonnaa
- - - - - - - - - - -I

Prinsip Alami
(Naturprinzip)

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Prinsip Rohani
Das Selbst:

(Geistprinzip)

======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.4.8: Das Selbst Menjadi Tujuan dari Perkembangan Manusia
Selubung palsu dilepaskan dari persona di satu pihak, dan dari dorongan sugesti
gambaran-gambaran asadar di lain pihak. Melepaskan selubung palsu dianggap Jung
sebagai kelemahan individuasi tidak lain dari melepaskan das Selbst dari selubungnya
tersebut.

Das Selbst selain menjadi tujuan dari perkembangan manusia, juga apriori asadar yang
mendorong ke arah terjadinya kekuasaan, yaitu kenyataan jiwa yang potensial, yang dapat
mengaktualisasikan diri. (Carl Gustav Jung)
Apriori asadar mungkin lebih aman diterjemahkan sebagai kesadaran agung (kolektif)
yang dapat menunjukkan kekuasaannya, manifestasi dari omnipotensi. Apriori di sini
diterjemahkan sebagai suatu teori umum (general) yang menjadi khusus (partikular).

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
60

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Bagi Jung tujuan manusia dan umat manusia adalah merealisasikan das
Selbst atau men-Selbst-kan. Kata-kata lainnya adalah individuation (individuasi),
karena hanya membiarkan manifestasi yang imanen dari psike, jadi apa yang telah
Individuasi adalah merealisasikan das Selbst, menurut Jung berarti
menjadi suatu individu. Selama kita masih di bawah individualitas dari
keunikan yang terdalam dan terakhir. Peristiwa tersebut tidak bisa
dibandingkan dengan apapun, terjadi dalam dirinya dan menjadi
dirinya sendiri.

ada di dalam dirinya sendiri. Individuasi menurut Jung berarti menjadi suatu
individu, selama kita masih di bawah indivi-dualitas dari keunikan yang terdalam
dan terakhir. Hal tersebut tidak bisa dibandingkan dengan apapun, terjadi dalam
dirinya dan menjadi dirinya sendiri. [23] Kelemahan individuasi tidak lain dari
melepaskan das Selbst dari selubung palsunya: dari persona di satu pihak, dan
dari dorongan sugesti gambaran-gambaran asadar di lain pihak. [24]
Das Selbst selain menjadi tujuan dari perkembangan manusia, juga apriori
asadar yang mendorong ke arah terjadinya kekuasaan, yaitu kenyataan jiwa yang
potensial, yang dapat mengaktualisasikan diri. [25] Das Selbst menimbulkan
pengaruh harmoni pada jiwa pribadi, tetapi pengaruh tersebut hanya dapat
diterima kalau berorientasi secara sukarela kepada das Selbst. Pengaruh yang
sangat baik itu bisa terjadi ketika manusia memiliki sikap yang benar kepadanya.
Ia menjadi perantara bagi perasaan, akan menjadi apa, dan dapat menjadi
apapun. [26]

____________
[23]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 91.
[24]. Idem, h. 93
[25]. Carl Gustav Jung. Der Geist der Psychologie. Rascher Verlag, Zurich, h. 446
[26]. Carl Gustav Jung. Symbolik des Geisten. Zurich, 1948, h. 334.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

61

Carl Gustav Jung pada majalah TIME

Foto 1.4.2: Psikiater Carl G. Jung Peneliti Kesadaran Spiritual Manusia


Manusia berdiri di antara dua kutub yang mewakili suatu besaran Luar dan besaran Dalam.
Tergantung data-data yang dimilikinya, asosiasi masing-masing informasi terhadap lainnya
untuk menentukan salah satu sebagai kebenaran yang mutlak, yang menurut Jung
tergantung juga dari perasaan dan bakatnya.
Dalam besaran Dalam inilah Jung menempatkan Das Selbst suatu kesadaran (spiritual)
kolektif yang merupakan perkembangan akhir dari sang Aku, berarti menghilangnya
polaritas yang ada.
__________
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTxiCHHF1GmzrjRARxAlA1Tdbc3b4zB_kadsC1NJr59ow33b23yPQ cited
June 1, 2011
62

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Jelaslah bahwa proses individuasi menjadi proses pembebasan sang aku


dari keadaannya yang terjepit di antara asadar dan persona. Persona adalah bentukan dari jiwa individual, menurut Jung terjadi karena pengaruh dari dunia luar.
Di dunia ini terdapat dua besaran; Luar dan Dalam. Manusia berdiri di
antara kedua kutub ini dan menghadapinya secara berganti-ganti,
tergantung dari perasaan dan bakatnya. Menganggap yang satu atau
yang lain sebagai kebenaran yang mutlak. Baik untuk membohongi
yang satu atau berkorban bagi yang lain. (Carl Gustav Jung)

Dari kemungkinan perkembangannya dan kemungkinan eksistensinya di dalam


psikenya sendiri manusia memeras suatu persona, yang digunakannya untuk
menyambut dunia. Selain berpengaruh terhadap dunia luar, persona juga
berpengaruh ke dalam, pada psikenya sendiri. Terjadilah ikatan yang timbal-balik
dari sang aku dengan persona.
Manusia berdiri di antara berbagai kenyataan, antara lain dengan dunia
luar dan dunia di dalam dirinya sendiri yang asadar. Di dalam gambaran dunianya
Jung, terdapat suatu besaran Luar dan besaran Dalam. Di antara kedua kutub ini
berdirilah manusia yang menghadapinya secara berganti-ganti, tergantung dari
perasaan dan bakatnya, menganggap yang satu atau yang lain sebagai kebenaran
yang mutlak, dan untuk membohongi yang satu atau berkorban bagi yang lain. [27]
Dengan menetapkan adanya kemungkinan berorientasi ini,
maka
sampailah Jung pada sikap keluar dan sikap kedalam, yang agak sejajar
dengan sikap materialistis dan sikap kejiwaan. [28] Tetapi dunia luar dan dunia
dalam ini relatif, sebab dikemudian hari akan hilang di dalam proses individuasi,

____________
[27]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h. 80.
[28]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h. 9394.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

63

Makrokosmos
(Dunia Luar)

Asadar Kolektif (arke-

Das Ich

tip-libido)

Persona/
Hati Nurani

Das Selbst
Sadar Kolektif

Mikrokosmos terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi/dunia-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi/dunia-4). Makrokosmos berada di dimensi/dunia-1 mewadahi mikrokosmos.

Diagram Transenden 1.4.2: Das Selbst adalah Arketip (tipe asli) Itu Sendiri
Pengaruh timbal balik dengan dunia luar, asadar kolektif dan dorongan dari arketiparketip terbentuklah kesadaran manusia . Pintu ke sadar kolektif adalah melalui das Selbst,
inti arketip itu sendiri.
Ketegangan dan pertentangan disebabkan nafsu-nafsu berada di dalam suasana asadar
(arketip-libido). Sistim nafsu-nafsu menggambarkan komposisi yang tidak harmonis,
justru di dalamnya dimungkinkan akan terjadi tabrakan-tabrakan. (Carl Gustav Jung)
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
64

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

yang merupakan suatu fungsi transenden.[29]


Perkembangan manusia yang
normal ialah bahwa ia semula memandang ke dunia luar, dan di kemudian hari,
Sikap keluar dan sikap kedalam, akibat kemungkinan adanya orientasi , agak sejajar dengan sikap materialistis dan sikap kejiwaan.
Tetapi dunia luar dan dunia dalam ini relatif, sebab dikemudian hari
akan hilang di dalam proses individuasi, yang merupakan suatu fungsi
transenden. (Carl Gustav Jung)

biasanya setelah umur 40 tahun, mengikut sertakan dunia dalam di dalam sikap
hidupnya. Orientasi ke dunia dalam ini merupakan usaha mencari das Selbst dan
mani-festasinya kelak.
Peter Walder menyebut dunia luar itu tingkat pertama dari transenden,
dan dunia dalam disebutnya tingkat kedua dari transenden. [30] Dunia luar
adalah dunia yang bisa dilihat dengan pancaindra. Dunia dalam adalah asadar di
dalam manusia, yang bisa dilihat dengan dua cara, pertama dengan tanggapan,
dan kedua dengan melalui ilham.
Ada beberapa hal mengenai asadar yang perlu ditinjau lebih lanjut. Jung
mengatakan bahwa kesadaran manusia itu berasal dari asadar kolektif akibat
dorongan dari arketip-arketip dan karena pengaruh timbal balik dengan dunia
luar. Ia juga berpendapat bahwa pintu ke sadar kolektif adalah melalui das Selbst,
arketip itu sendiri.
Di dalam asadar terdapat nafsu-nafsu, yang menyebabkan ketegangan dan
pertentangan. Sistim nafsu-nafsu bukan menggambarkan komposisi yang
harmonis, menurut Jung justru diharapkan banyak tabrakan akan terjadi di
dalamnya. [31] Sifat nafsu manusia yang tidak suka kepada harmoni ini menim-

____________
[29]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 120.
[30]. Idem, h. 58.
[31]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 23.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

65

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

==============lPancaindral===============================

MANUSIA

Dunia dalam
Soma

--------------------------------------------------

II.Kolektif (arketiplibido)

Psike

KELEBIHAN LIBIDO
KESADARAN MATI

TAKUT MATI

I.Pribadi

(Naturprinzip)
Prinsip Alami

Das Ich:

- - - - - - - - - - - - - - -I
Prinsip Rohani
(Geistprinzip)

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Das Selbst:

=======================================================================
Mikrokosmos terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus,
Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.

Bagan Transenden 1.4.9: Kelebihan Libido, Kesadaran Mati dan Takut Mati
Kesadaran mati adalah syarat eksistensinya manusia yang mendasar selain kelebihan
libido. Jung menganggap kelebihan libido tersebut juga penting bagi perkembangan
kesadaran manusia untuk kebudayaan, agama, etika, kesenian, dan filsafat. Takut mati
adalah pernyataan eksistensi sesudah kesadaran mati, kecuali bagi mereka yang sudah
menghayati sebagai pejalan spiritual yang rajin melakukan introspeksi, introversi.
(Carl Gustav Jung)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
66

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

bulkan gambaran adanya kekuasaan. Menurut Peter Walder selanjutnya, sifat


tersebut bertendensi tidak mau menyatukan unsur-unsur nafsu yang bertenKesadaran manusia itu berasal dari asadar kolektif akibat dorongan
dari arketip-arketip dan karena pengaruh timbal balik dengan dunia
luar.

Pintu ke sadar kolektif adalah melalui das Selbst, arketip itu

sendiri. (Carl Gustav Jung)

tangan itu menjadi satu kesatuan, atau suatu keseluruhan. Kekuasaan itu
merupakan tanda adanya suatu instansi yang tunduk kepada alam.
Jung menggambarkannya sebagai individuationsprinzip, sebagai sesungguhnya-arketip, sebagai jiwa-psikologi, geistigen Gott. Asas individuasi secara
potensial sudah terdapat dalam bentuk nafsu dari organisasi insting manusia.
Dengan demikian das Selbst bukan saja tujuan dari perkembangan manusia,
melainkan juga apriori asadar yang mendorongnya ke arah pembentukan bentuk,
yaitu bentuk kejiwaan yang potensial, yang bisa mengaktualisasikan diri. [32]
Jung menggunakan kata sadar dan asadar kedua-duanya untuk das Selbst.
Boleh jadi kita merasa lebih nyaman kalau kata asadar yang ikut das Selbst kita
ganti dengan kata laten, dan kiranya yang dimaksud Jung juga itu. Daya-daya
asadar yang berpengaruh pada manusia adalah kelebihan libido atau nafsu seks
dan kesadaran mati.
Bagi Jung kesadaran mati itu suatu syarat eksistensinya manusia yang
mendasar di samping kelebihan libido. Anggapannya tentang kelebihan libido
tersebut adalah penting bagi perkembangan kesadaran manusia untuk
kebudayaan, agama, etika, kesenian, dan filsafat. [33] Diperkirakan juga akan
menjadi susah kalau tanpa kematian. [34]

____________
[32]. Carl Gustav Jung. Der Geist der Psychologie. Rascher Verlag, Zurich, h. 446
[33]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 19.
[34]. Schopenhauer. Welt als Wille und Vorstellung II Band, h. 19.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

67

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

========lPancaindral======================================

MANUSIA: Soma
Dunia dalam

---------------------------------------------------

Das Ich:
PPeerrssoonnaa

(Naturprinzip)

INTUISI
- - - - - - - - -I

Psike

Prinsip Alami

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Prinsip Rohani
Das Selbst:

(Geistprinzip)

========================================================================
Mikrokosmos/dunia dalam terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi/dunia-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani,
Pusat Imateri, spirit, dimensi/dunia-4). Makrokosmos/dunia luar berada di dimensi/dunia-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.4.10: Ilham, Intuisi atau Sabda


Ilham (intuisi) itu juga disebut suara (sabda). Bagi Jung tanda-tandanya ilham adalah
sebagai berikut: 1. Tidak tahu dari mana asalnya. 2. Tidak bisa dipaksakan datangnya
oleh yang bersangkutan. 3. Isi suara (sabda) itu asing maknanya. 4. Datangnya dari dalam
dirinya tetapi tidak identik dengan sang Aku yang sadar. Pertemuan sadar pribadi dengan
sadar kolektif inilah yang disebut ilham, intuisi menurut hipotesis Jung yang juga
dibuktikan oleh Soemantri.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
68

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Pertanyaan akan eksistensi selanjutnya adalah kesadaran mati dengan


ikutannya takut mati. [35] Jung telah mendefinisikan tanggapan sebagai penglihatan melalui fungsi pikiran yang sadar, dan ilham sebagai penglihatan melalui
Jung menggunakan kata sadar dan asadar kedua-duanya untuk das

Selbst. Lebih aman menurut Soemantri kalau kata asadar kita ganti
dengan kata laten. Daya-daya asadar termasuk kelebihan libido (seks)
dan kesadaran mati, ikutannya adalah takut mati.

asadar, [36] dan terjadinya bukan karena kemauan kita. Ilham tidak dibuat; tibatiba timbul gagasan, yang terjadi dengan sendirinya. [37]
Ilham (intuisi) itu juga disebut suara (sabda). Bagi Jung tanda-tandanya
ilham adalah sebagai berikut:
1. Orang tidak mengetahui dari mana asalnya.
2. Tidak bisa didatangkan atas kemauannya sendiri.
3. Isi suara (sabda) itu sebelumnya tidak diketahui.
4. Datangnya dari sebuah pusat Ego yang tidak identik dengan sang aku yang
sadar.
Sang aku adalah suatu bagian dari Pribadi yang melingkupinya sebagai
pusat dari seluruh kepribadian yang tidak terbatas dan yang tidak ada definisinya.
[38]
Jung membedakan antara ilham pikiran atau ilham yang bersifat intelektual
dengan ilham perasaan, yaitu suatu aspek dari arketip yang disoroti: aspek idiil
atau aspek perasaan. Intuisi atau ilham pada umumnya disebut fungsi penglihatan yang irasionil, dan ada hubungannya dengan segi-segi religius dari manusia.
[39]

____________
[35]. Carl Gustav Jung. Wandlungen und Symbole der Libido. Leipzig und Wien. 1912, aufl. 1925, h. 263.
[36]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h. 139
[37] . Carl Gustav Jung. Psychologie und Religion. Rascher Verlag. Zurich und Leipzig, h. 76.
[38] . Carl Gustav Jung. Psychologie und Religion. Rascher Verlag. Zurich und Leipzig, h. 73.
[39]. Carl Gustav Jung. Psychologische Typen. Rascher Verlag, Zurich, 1921, h. 613-628.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

69

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

========lPancaindral=====================================

MANUSIA
Dunia dalam
Soma

--------------------------------------------------

II. Kolektif (arketip libido)


I. Pribadi

Psike

Das Ich:
- - - - - - - - -I

PERASAAN (~perempuan)
LOGIKA (~laki-laki)

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Das Selbst:
======================================================================
Mikrokosmos/dunia dalam terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi/dunia-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati,
Prinsip Rohani, Pusat Imateri, spirit, dimensi/dunia-4). Makrokosmos/dunia luar berada di dimensi/dunia-1
mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.4.11: Gender Menitik Beratkan pada Logika atau Perasaan
Manusia memiliki peralatan untuk bersikap ke dunia luar dan atau ke dunia dalam. Jung
menyebutnya sebagai ilham dan tanggapan lainnya adalah logika (pikiran) dan perasaan.
Ketika pria berkomunikasi keluar, menitik beratkan pada logika. Sementara itu untuk
menyampaikan hal-hal yang ideal,perempuan menggunakan perasaannya. (Carl Gustav
Jung)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
70

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Disamping ilham dan tanggapan, Jung menyebut pikiran dan perasaan


adalah alat-alat manusia yang digunakan untuk menentukan sikap: ke dunia luar
Jung membedakan antara ilham pikiran, yang bersifat intelektual
dengan ilham perasaan, yaitu suatu aspek dari arketip yang disoroti:
aspek idiil atau aspek perasaan. Intuisi atau ilham pada umumnya
disebut fungsi penglihatan yang irasionil, dan ada hubungannya dengan
segi-segi religius dari manusia.

atau ke dunia dalam. Kalau pada pria dalam mengambil sikap keluar, yang
diberatkan adalah logika dan hal-hal yang bertalian dengan perkara atau
sedikitnya diusahakan sebagai ideal, maka pada wanita adalah perasaan. [40]
Pikiran rasional membawa gambaran dari tanggapan ke dalam suatu struktur
pengaturan yang logis, dan menyerahkannya kepada pengertian.
Menurut Peter Walder inilah yang menjadi dasar dari ilmu pengetahuan
modern yang menonjol karena lugasnya. Tendensinya untuk tidak mengikut
sertakan faktor-faktor pengetahuan yang subyektif irasional, dan berusaha untuk
memahami objeknya. Ialah dunia luar yang bersifat fisik dan jasmani dengan
menggolongkannya menurut kuantitas, kausalitas (sebab dan akibat) dan
substansi. Karena itu objektivasi dari dunia luar muncul sebagai pernyataan dari
nafsu untuk memerintah dan menguasai.
Jung mendefinisikan perasaan sebagai fungsi nilai, yang mengambil atau
mem-buang sedikit berdasarkan suatu reaksi karena nikmat atau karena reaksi
titik nikmat. [41] Oleh karena itu dalam banyak hal intuisi/ ilham berlawanan
dengan fikiran. Ilham datangnya dari asadar, pikiran itu sadar sepenuhnya. Yang
disebut pertama yang perlu dicatat adalah sifatnya yang irasional, lebih pas, enak
dan aman disebut sebagai supra-sional sedangkan dari yang kedua yaitu pikiran,

____________
[40]. Carl Gustav Jung. Psychologische Typen. Rascher Verlag, Zurich, 1921, h. 668.
[41]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 43.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

71

.
MAKROKOSMOS
(Dunia Luar)

Asadar Kolektif (arke-

AKU

tip-libido)

Persona/
Hati Nurani

Das Selbst
Sadar Kolektif

Mikrokosmos terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus,
Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Diagram Transenden 1.4.3: Persona adalah Kompromi Individu dan Masyarakat


Persona itu sangat bersifat individual karena merupakan hasil dari fakta-fakta kejiwaan
secara pribadi yang sebagian mengandung perasaan dari jiwa kolektif. Dengan topeng
persona ini sang aku (Das Ich, Ego) ingin dilihat oleh dunia luar. Maka topeng persona
mempengaruhi sang aku sebagian atau seluruhnya. Jadi persona ini terjadi akibat pilihan
maupun kompromi sang aku karena persyaratan dari masyarakat. (Carl Gustav Jung)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
72

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

adalah perangai sifat-sifatnya yang konkrit-rasional-historis. Ilham bersifat bijaksana, sementara pikiran bercirikan kritik dan keputusan. [42]
Menurut Carl Gustav Jung Ilham datangnya dari asadar, pikiran itu
sadar sepenuhnya. Ilham bersifat suprarasional, pikiran bersifat
konkrit-rasional-historis. Ilham asalnya imanen dan bersifat bijaksana,
sementara itu pikiran bercirikan kritik dan keputusan.

Pada umumnya tempat sang aku adalah di antara asadar dan persona.
Asadar terdiri dari asadar pribadi dan asadar kolektif. Asadar pribadi tempat
menampung isi-isi yang terdesak. Didalam asadar kolektif terdapat arketiparketip dan libido, yang secara teratur memperlihatkan diri di dalam sadar
konkrit-rasional-historis. Ilham bersifat bijaksana, sementara pikiran bercirikan
kritik dan keputusan [42] untuk menunjukkan bahwa asalnya imanen. Di dalam
Candra Jiwa Jung asadar itu mempunyai sifat merdeka terhadap sadar, jadi
berlawanan dengan Candra Jiwa Freud. [43]
Persona adalah resultante dan akibat dari fakta-fakta kejiwaan, yang dialami secara pribadi yang sedikit-banyak merupakan perasaan dengan sengaja dari
jiwa kolektif. Jadi persona itu sangat bersifat individual. [44] Dengan persona ini
sang aku menyambut dunia luar. Sang aku ingin dilihat oleh dunia luar seperti itu.
Ada suatu keterikatan tertentu pada persona dan sang aku yang cenderung
mengidentifikasikan dirinya dengan topeng pribadi ini. Dengan sikap sang aku
seperti ini terhadap persona, maka persona memengaruhi sang aku sebagian
atau seluruhnya. Jadi persona ini terjadi akibat pilihan sang aku karena
persyaratan dari masyarakat. Itu merupakan kompromi antara individu dan
masyarakat.

____________
[42]. Carl Gustav Jung. Uber die Psychologie des Unbewussten. Zurich, 1943, h. 199.
[43]. Carl Gustav Jung. Zur Psychologie und Patologie sog. Occulter Phenomene. Leipzig, 1902.
[44]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 62-63.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

73

Makro Kosmos
(Dunia Luar)

============l Pancaindra l==============================


Soma
(Dunia Dalam)
Manusia
-------------------------------------------------Psike
II. Kolektif (arketip libido)

I. Pribadi
Das Ich:

ASIMILASI
- - - - - - - - - - - - - -I

PERSONA

Prinsip Alami (Naturprinzip)

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Das Selbst:
Prinsip Rohani (Geistprinzip)
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani,
Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.4. 12 : Asimilasi dari Sadar Kolektif


Das Selbst dapat melakukan asimilasi terhadap yang asadar dalam psike, maka lambatlaun hilanglah fungsi kepemimpinan dari sang Aku. Sang Aku nanti juga akan menyerahkan seluruh fungsinya kepada das Selbst. Terjadilah perpindahan titik berat kesadaran .
Pada pergeseran ini semakin lenyaplah hal-hal yang bersifat pribadi, baik di dalam psike
yang sadar maupun yang asadar. Peristiwa memberikan tempat sepenuhnya kepada psike
kolektif, adalah peristiwa individuasi, pembebasan, atau Pamudaran. Berarti sang Aku
telah menjalankan fungsi sejarahnya dengan sempurna. (Carl gustav Jung)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
74

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Bagi Jung sang aku terjepit di antara asadar, dunia luar dan persona ini.
Jung telah mengambil suatu jalan keluar dari keadaan terjepit ini. Jalan keluar itu
Persona adalah resultante dan akibat dari fakta-fakta kejiwaan, yang
dialami secara pribadi. Sedikit-banyak merupakan perasaan yang
timbul dengan sengaja dari jiwa kolektif. Jadi persona itu sangat bersifat
individual. (Carl Gustav Jung)

telah direalisir oleh das Selbst. Untuk Jung tidak ada kemungkinan lain bahwa
das Selbst tetap asadar.
Kesadaran sang aku pada mulanya identik dengan persona, menurut Jung,
setiap gambaran kompromis selalu muncul di depan kolektivitas. Bahkan
gambaran tersebut sampai dapat memainkan sebuah peranan. Das Selbst yang
asadar itu sesungguhnya tidak didorong, sehingga ia tidak bisa dilihat. [45]
Pada asimilasi yang memadai dari das Selbst terhadap yang asadar, maka
Lambat-laun hilanglah fungsi kepemimpinan dari sang Aku. Fungsi tersebut nanti
akan diserahkan kepada das Selbst. Titik berat kesadaran pindah. Pada
pergeseran ini semakin lenyaplah hal-hal yang bersifat pribadi, baik di dalam
psike yang sadar maupun yang asadar untuk memberikan tempat kepada psike
kolektif.
Jung menganggap ini sebagai suatu kerugian keseimbangan, tetapi sudah
sesuai dengan tujuannya. Dia mengganti kesadaran yang berkurang dengan
aktifitas yang otomatis dan instinktif dari asadar. Tujuannya memperbaiki
keseimbangan kesadaran yang baru. Tujuan tersebut akan tercapai apabila
kesadaran itu mampu mengasimilasi isi yang diproduksi oleh asadar, yang berarti
mampu mengolah dan mengerti informasi tersebut. [46]

____________
[45]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 65.
[46]. Idem, h. 69-72
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

75

MAKROKOSMOS
============l Pancaindra l=============================

MANUSIA
Soma

------------------------------------------------IIKolektif
IIKolektif
(arketip libido)
IPribadi

IPribadi
(Mutmainah, Luamah, Sufiah, Amarah)
[angan2 arti sempit]

Psike

[angan2 arti luas]

- - - - - - - - - - -l l- - - - -l

Rahsa Jati

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

(Jung)
(Candra jiwa Indonesia)
=====================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani,
Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.4.13: Pergeseran Titik Berat Kesadaran dari Sang Aku
Garis besar Candra Jiwa Jung sama dengan Candra Jiwa Indonesia. Sang aku menduduki
tempat sentral dalam psike yang sadar, memiliki kedaulatan (mengambil keputusan jika
harus memilih), mempunyai potensi untuk menghendaki sesuatu, dan harus memimpin
bagian-bagian lain dari psike.
Berbeda dengan sistim Jung, pada Candra Jiwa Indonesia terdapat diferensiasi dari sang
aku, dimana sang aku tumbuh dari angan-angan (logos) dan menutupi seluruh psike
sebagai selubung.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
76

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Apakah perbedaan dan persamaan di antara Candra Jiwa Jung dan Candra
Jiwa Indonesia? Secara keseluruhan garis besar Candra Jiwa Jung sama dengan
Pada asimilasi yang memadai dari das Selbst yang asadar, Lambat-laun
hilanglah fungsi kepemimpinan dari sang Aku. Fungsi tersebut nanti
akan diserahkan kepada das Selbst. Menurut Jung terjadi pergeseran
titik berat kesadaran.

Candra Jiwa Indonesia. Sang aku, yang ada pada kedua candra jiwa itu
menduduki tempat sentral dalam psike yang sadar, memiliki kedaulatan
(mengambil keputusan jika harus memilih),
mempunyai potensi untuk
menghendaki sesuatu, dan harus memimpin bagian-bagian lain dari psike. Pada
Jung tidak terdapat diferensiasi pada sang aku seperti pada Candra Jiwa Indonesia,
dimana sang aku tumbuh dari angan-angan (logos) dan menutupi seluruh psike
sebagai selubung.
Yang menarik adalah bagaimana Jung memandang hubungan asadar dan
sadar. Sang aku menimba energi dari asadar. Semula sang aku membentuk
akunya yang sadar dari asadar kolektif. Asadar ini disebut sadar kolektif karena
isinya tidak terikat dan tidak dapat dibatasi oleh pengalaman pribadi. Isi tersebut
ada sangkut pautnya dengan umat manusia dan karena itu menunjukkan sifatsifat yang bebas dari keterbatasan ruang dan waktu.[47]
Isi tersebut, yang dinamakan arketip, dianggap oleh Jung sebagai endapan
pengalaman umat manusia sebagai keseluruhan dan pengalaman manusia yang
bukan pribadi. Itu adalah gambaran kolektif yang bisa diterapkan pada setiap
orang. [48] Sadar itu juga mempunyai dasar pribadi, yaitu dasar yang berisi gam-

___________
[47]. Carl Gustav Jung. Die Psychologie der Ubertragung. Zurich, 1946, h. 240-241.
[48]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h. 321.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

77

MAKROKOSMOS
============l Pancaindra l=============================

MANUSIA
Soma

------------------------------------------------IIKolektif
IIKolektif
(arketip libido)
IPribadi

IPribadi
(Mutmainah, Luamah, Sufiah, Amarah)
[angan2 arti sempit]

Psike

[angan2 arti luas]

- - - - - - - - - - -l l- - - - -l

Rahsa Jati

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

(Jung)
(Candra jiwa Indonesia)
=====================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani,
Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.4.14: Sang Pribadi, sebagai Individu yang Tidak Terbatas
Jika das Selbst sudah berkembang sepenuhnya, das Selbst mengambil alih semua fungsi
sang aku, maka manusia menjadi Personlichkeit (Sang Pribadi). Menurut Soemantri, hal
ini sesungguhnya sesuatu yang bertentangan, karena Jung sendiri berpendapat, bahwa
pada orang seperti itu sudah tidak ada hal-hal yang bersifat pribadi. Demikian juga dengan
proses yang tujuannya
personlichkeit
yang disebutnya sebagai
individuasi
(individuation), yang justru menghilangkan semua yang bersifat individual terbatas. (Carl
Gustav Jung)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
78

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

baran-gambaran yang terdesak. Hal ini sesuai dengan angan-angan dalam arti
sempit dalam Candra Jiwa Indonesia. Semakin banyak sifat yang bukan pribadi
Sadar itu juga mempunyai dasar pribadi, yaitu dasar yang berisi
gambaran-gambaran yang terdesak. Semakin banyak sifat yang bukan
pribadi yang diasimilasi oleh sang aku menjadi sadar, maka pengaruh
dari isi yang terdesak itu semakin kecil. (Carl Gustav Jung)

yang diasimilasi oleh sang aku yang telah sadar, maka semakin kecil pengaruh
dari isi yang terdesak itu. [49] Lambat-laun jiwa yang telah sadar itu menjadi
manifestasi dari arketip-arketip, dimana intinya disebut Archetype ansich (Inti
Arketip) atau das Selbst. Semuanya yang bersifat pribadi diganti dengan sifatsifat yang bukan pribadi.
Dengan bermanifestasinya das Selbst hilang pula persona, yang untuk
sebagian bersifat sangat pribadi. Kini das Selbst berfungsi sebagai faktor
pemberi arah. Kini kecenderungan manusia bukan lagi identifikasi dengan
persona, melainkan menyediakan tempat bagi das Selbst. Das Selbst mengambil
alih semua fungsi sang aku. Prosesnya terdiri dari perkembangan potensi asadar
ini sepenuhnya di setiap orang.
Jika das Selbst sudah berkembang sepenuhnya, maka manusia menjadi
Personlichkeit (Sang Pribadi). Hal ini sesungguhnya sesuatu yang bertentangan,
karena Jung sendiri berpendapat, bahwa pada orang seperti itu sudah tidak ada
hal-hal yang bersifat pribadi. Demikian juga dengan proses yang tujuannya
personlichkeit yang disebutnya individuasi (individuation), yang justru
menghilangkan semua yang bersifat individual terbatas.

____________
[49]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 68.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

79

MAKROKOSMOS
============l Pancaindra l==============================

MANUSIA
Fisik

-------------------------------------------------IIKolektif
IIKolektif
(arketip libido)
IPribadi

IPribadi
(Mutmainah, Luamah, Sufiah, Amarah)
[angan2 arti sempit]

Mental

[angan2 arti luas]

- - - - - - - - - - -l l- - - - -l

Rahsa Jati

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Spiritual
(Jung)
(Candra jiwa Indonesia)
=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),2] Mental
(badan/jasmani halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (Prinsip Rohani, alam sejati,
Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.

Bagan Transenden 1.4.15: Das Selbst adalah Inti Arketip


Lambat-laun jiwa yang telah sadar itu menjadi manifestasi dari arketip-arketip, dimana
intinya disebut Archetype ansich (Inti Arketip) atau das Selbst. Semuanya yang bersifat
pribadi diganti dengan sifat-sifat yang bukan pribadi, sifat kolektif, menyeluruh.
Sifat individual yang terbatas itu hilang pada individuasi. Menurut Jung bahwa realisasi
dari das Selbst itu bila menggunakan bahasa religius-metafisis disebut sebagai Tuhan
(Incarnation Gottes). (Carl gustav Jung)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
80

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Bahwa yang bersifat individual terbatas itu hilang pada individuasi


ditunjukkan oleh pendapat Jung bahwa realisasi dari das Selbst itu dengan bahasa religius metafisis disebut sebagai Tuhan/Inkarnasi (Incarnation Gottes). [50]
Bahwa yang bersifat individual terbatas itu hilang pada individuasi
ditunjukkan oleh pendapat Jung bahwa realisasi dari das Selbst itu
dengan bahasa religius metafisis disebut sebagai Inkarnasi Tuhan
(Incarnation Gottes).

Sesungguhnya bagi sang aku, das Selbst merupakan gapura yang harus dilalui
untuk dapat mencapai yang tertinggi yang merupakan pertemuan dari dunia luar
dengan dunia dalam, yaitu kenyataan rasional dan irasional (suprarasional,
beyond rational, penulis). Murid-murid Jung juga menyatakan dengan serempak
bahwa tanda persatuan itu berarti bahwa dunia telah menjadi transparan secara
mistis. [51] Peter Walder menyatakan bahwa tanda persatuan itu terdapat di
dalam kerajaan-antara, yang letaknya di antara sang aku yang telah menjadi
pribadi dengan Tuhan (Gott) yang transenden, di suatu lingkungan yang di
gambarkan sebagai tempat yang imanen transenden. [52]
Walaupun das Selbst merupakan pintu gerbang ke sadar kolektif, sehingga
tentunya harus sadar sendiri,
tetapi Jung tetap berpendapat bahwa
manifestasinya muncul dari asadar. Sudah tentu pada mulanya berada di luar
sadar pribadi, tetapi das Selbst itu bagian yang integral dari sadar kolektif.
Disinilah kata laten sebagai gantinya kata asadar kiranya lebih memadai.
Selanjutnya Jung mengatakan bahwa yang telah sadar itu harus dapat
mengasimilasi isi yang asalnya dari asadar kolektif, sebab kalau tidak dapat akan
menimbulkan keadaan yang psikotis, psikopatis dan regresif. [53]

____________
[50]. Carl Gustav Jung. Symbolik des Geistes. Zurich, 1948, h. 385.
[51]. Erich Neuman. Der Mytische Mensch. Zurich, 1949, h.364
[52]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 138.
[53]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1933, h. 75.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

81

MAKROKOSMOS
============l l====l Pancaindra l==========================

MANUSIA
(Soma)

------------------------------------------------Kolektif
(Psike)
Kolektif
(arketip libido)

Pribadi

Pribadi
(nafsu: Mutmainah,Luamah,Sufiah,Amarah)

angan2 arti sempit ]


[a
[angan2 arti luas]
- - - - - - - - - - -l l- - - - -l

Rahsa Jati

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

(Jung)
(Candra jiwa Indonesia)
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental
(badan/jasmani halus, prinsip alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (prinsip rohani, alam sejati, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.

Bagan Transenden 1.4.16: Pusat Yang Harmonis Menyelaraskan Integritas Pribadi


Candra Jiwa Indonesia menjelaskan bahwa isi angan-angan arti sempit yang telah menjadi
sadar dan menyebabkan ketegangan, berasal dari dari nafsu-nafsu, terutama dari luamah.
Luamah mendorong angan-angan agar aktif, dan gambaran pikiran yang telah menjadi
sadar ditangkap dalam angan-angan, membuktikan aktifitas luamah. Luamah adalah nafsu
konservatif yang sifatnya hendak mempertahankan, sehingga penyesuaian diri menjadi
terganggu.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
82

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Hanya dengan asimilasi yang baik proses untuk mencapai sadar kolektif itu
dapat diakhiri dengan baik. Dalam hal ini Soemantri melihat adanya perbedaan
yang bersifat prinsipiil dengan Candra Jiwa Indonesia. Dalam Candra Jiwa IndonePerubahan dan terobosan terus-menerus dari pusat imateri yang dapat
dibandingkan dengan das Selbst menurut Candra Jiwa Indonesia tidak
akan menyebabkan penyimpangan dari normal, karena sifatnya sebagai
pusat harmoni. Integritas kepribadian tetap terjaga. Manifestasi akan
diselubungi dengan simbol-simbol, bila kemampuan jiwa terbatas.

sia terobosan dan manifestasi yang terus-menerus dari pusat imateri yang dapat
dibandingkan dengan das Selbst tidak akan dapat menyebabkan penyimpangan
dari normal. Bukankah pusat imateri itu sumber asli dari kedaulatan absolut dan
pengaruhnya bersifat harmonis terhadap pusat-pusat yang lain? Manifestasi itu
baru terjadi tanpa tedeng aling-aling (tanpa basa-basi) setelah ada sikap yang
positif dari sang aku terhadap pusat imateri.
Manifestasi itu akan berlangsung sebagian demi sebagian sesuai dengan
kapasitas asimilasi dari sadar pribadi. Kalau kemampuan itu terbatas, maka
manifestasi akan diselubungi dengan simbol-simbol. Pengaruh dari pusat imateri
yang menimbulkan harmoni menghindari keadaan kacau, yang merugikan
integritas dari kepribadian.
Isi yang telah menjadi sadar yang muncul dari asadar dan menyebabkan
ketegangan, tidak berasal dari pusat imateri, tetapi dari nafsu-nafsu, terutama
dari luamah. Luamah mendorong angan-angan agar aktif, dan gambaran pikiran
yang setelah menjadi sadar ditangkap dalam angan-angan, membuktikan aktifitas
luamah. Luamah adalah nafsu konservatif yang sifatnya hendak mempertahankan, sehingga penyesuaian diri menjadi lambat atau terhalang.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

83

Carl Gustav Jung di kebun rumahnya in Knusnacht, Swiss, 1949


Foto 1.4.3 : C.G. Jung dengan Koran di Kantongnya
Jung berpendapat bahwa naluri-naluri asadar tidak hanya memiliki keinginan, tetapi dapat
menarik kembali keinginan tersebut. Bila menyadari bahwa keinginan itu tidak masuk akal
maka ia belajar toleran dengan dirinya sendiri termasuk belajar mundur.
Soemantri menjelaskan lebih jauh bahwa sifat-sifat asadar luamah yang egosentripetal itu
bila dipengaruhi oleh sifat egosentrifugal dari mutmainah dapat berubah polaritasnya
(konversi egonetral) menjadi sifat-sifat
yang membuat manusia tahan terhadap
kekurangan, rasa sakit dan penderitaan.
__________
http://revisionsplus.com/uploaded_images/jung-719773.jpg cited June 12, 2011
84

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Pusat imateri membuat penyesuaian itu dengan ramah (supel) dan


memadai. Mutmainah, yaitu nafsu sosial dan suprasosial, tidak akan pernah
menyebabkan terjadinya keadaan yang menyimpang, karena mutmainah yang
Pusat imateri menyesuaikan dengan ramah dan memadai. Mutmainah,
yaitu nafsu yang arahnya egosentrifugal ,
penyimpangan. Karena mutmainah
terlepas dari keterikatannya

tidak

menyebabkan

terjadinya

pemberi energi sang aku agar dapat

kepada diri sendiri dan dunia luar.

memberi energi kepada sang aku agar dapat terlepas dari keterikatannya kepada
diri sendiri dan dunia luar. Karena pada manusia semua nafsu itu bertindak
bersama-sama, maka apakah akan menyesuaikan apa tidak, hal itu tergantung
pada hubungan antara mutmainah dan luamah. Konversi yang mungkin terjadi
dari sifat-sifat luamah yang egosentripetal menjadi sifat-sifat yang membuat
manusia tahan kekurangan, rasa sakit dan penderitaan.
Bila dicampur dengan sifat-sifat mutmainah yang egosentrifugal,
menyebabkan Jung berpendapat bahwa asadar tidak hanya bisa mempunyai
keinginan, tetapi juga dapat menarik kembali keinginan tersebut. Dia akan
menyadari bahwa keinginan itu tidak masuk akal; ia belajar toleran dengan
dirinya sendiri dan belajar mundur. [54] Marilah kita dalami ajaran mengenai
arketip dari Jung, dan Jung mengatakan bahwa inti-arketip adalah das Selbst.
Kalau kita bicara mengenai endapan pengalaman, maka pengalaman selalu
merupakan pertemuan antara dua kesatuan yang kedua-duanya terbatas, atau
suatu pertemuan yang terbatas dengan kolektif yang tidak terbatas.
Inti kolektif yang oleh Jung dikemukakan sebagai das Selbst bukan
merupakan pengalaman, jadi mustinya juga bukan arketip. Bagaimanakah letak

____________
[54]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1933, h. 82.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

85

TheSource
Dimensi-4

TheForce
Dimensi-4

IRahsa JatiI

TheSelf
Dimensi-4

Suksma
Kawekas

Suksma
Sejati

Roh
Suci

P
PA
AU
UG
GE
ER
RA
AN
N
AArrkkeettiipp PPeerrttaam
maa
((JJuunngg))

Tripurusa
(Pusat Imateri)

Sentra Vitalitas

Dimensi-4

(Angan-angan, Nafsu, Perasaan)

MENTAL

Dimensi-3

FISIK

Dimensi-2
Dimensi-2

IPancaindraI
Aku/Mental (TheEGO, Angan-angan) dan Aku/Spiritual (TheSelf, Roh Suci). Pancaindra menghubungkan
Mikrokosmos dengan Makrokosmos (Dimensi/Dunia-1, alam semesta, dunia lua) yang berada di luar kotak ini

Diagram Transenden 1.4.4: Paugeran adalah Arketip yang Pertama


Menurut Soemantri, inti kolektif yang oleh Jung dikemukakan sebagai das Selbst bukan
merupakan pe-ngalaman, jadi seharusnya tidak disebut sebagai arketip.
.
Sadar Individu (TheSelf, Roh Suci) yang tenggelam di dalam Sadar Kolektif (TheForce;
Suksma Sejati dan TheSource; Suksma Kawekas) itu ketika diungkapkan dengan kata-kata,
disebut sebagai paugeran atau syahadat. Jadi paugeran itu adalah pengalaman asli yang
pertama. Jika kita mengikuti ajaran mengenai arketip dari Jung, maka paugeran tersebut
haruslah menjadi arketip yang pertama.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
86

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

problema ini di dalam Candra Jiwa Indonesia? Roh Suci sebagai jiwa nyata yang
imateri dari manusia, dianggap sebagai percikan api dari Suksma Kawekas, yaitu
Jiwa nyata yang imateri dari manusia disebut Roh Suci, ia dianggap
sebagai percikan hidup (api) dari sumbernya (Suksma Kawekas), yaitu
bentuk asli asal mula kehidupan. Ketika membandingkan antara suatu

individualitas dengan yang kolektif dalam eksistensi yang imateri


bagaikan satu percikan api dengan sumbernya yang tak terbatas.

bentuk asli yang tertinggi dari hidup. Walaupun semuanya ini letaknya di kemungkinan eksistensi yang imateri, namun perbandingan antara percikan
tersebut dengan yang tak terbatas sama dengan perbandingan antara suatu
(kesadaran) yang individu dengan yang kolektif.
Kesadaran atau sadarnya individualitas yang tenggelam di dalam kesadaran
kolektif itu jika dinyatakan dengan kata-kata, disebut paugeran atau syahadat.
Jadi paugeran itu adalah pengalaman asli yang pertama. Jika kita mengikuti
ajaran mengenai arketip dari Jung, maka paugeran tersebut haruslah menjadi
arketip yang pertama.
Sebagai contoh dari seorang yang telah sampai kepada keadaan arketip itu
Jung menyebut Yesus Kristus. Menurut Jung pribadi itu selalu historis karena
sangat terikat dengan waktu; tetapi bentuk hubungan dengan waktu itu bukan
soal.[55]
Jung mengemukakan beberapa hal yang penting. Dalam dunia ilmu
pengetahuan berikut ini dikenal Candra Jiwa Indonesia sebagai hipotesis Jung,
dugaan sementara yang dianggap benar.
Pertama-tama Jung membuat perbedaan antara Yesus yang historis dan
yang tidak historis, yaitu Kristus yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Jung
menganggap Kristus sebagai keadaan kesadaran yang tertinggi, atau inti arketip,

___________
[55] . Carl Gustav Jung. Psychologie und Religion. Rascher Verlag. Zurich und Leipzig, h. 150-161.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

87

Makro Kosmos
(Dunia Luar)

Asadar Kolektif

EGO

(arketiplibido)

Persona/
Hati Nurani

Pusat
Imateri

INDIVIDUASI
(PAMUDARAN)

.
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.

Bagan Transenden 1.4.5: Individuasi dan Pamudaran


Candra Jiwa Jung dan Candra Jiwa Indonesia: Dalam Candra Jiwa Jung individuasi
merupakan Pamudaran atau pelepasan sang aku (Ego) dari keadaan terjepit di antara
asadar, dunia luar dan persona. Dalam Candra Jiwa Indonesia Pamudaran itu juga adalah
melepaskan diri sang aku dari keadaan terjepit di antara asadar, dunia luar dan hati nurani.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
88

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

yang ada di tiap manusia. Tiap orang mempunyai potensi untuk mencapai
keadaan kesadaran yang tertinggi ini.
Dalam Candra Jiwa Jung individuasi

merupakan Pamudaran atau

pelepasan sang aku dari keadaan terjepit di antara asadar, dunia luar
dan persona. Dalam Candra Jiwa Indonesia Pamudaran itu juga
adalah melepaskan diri sang aku dari keadaan terjepit di antara
asadar, dunia luar dan hati nurani.

Hal itu benar-benar sesuai dengan pendapat dari Candra Jiwa Indonesia,
yang mengemukakan pendapat bahwa pusat imateri di tiap manusia, yaitu
Tripurusa, telah tersedia secara laten, dan setiap manusia secara potensial dapat
mencapai tingkat kesadaran dari Tripurusa. Dengan demikian Pamudaran dapat
dilakukan. Pada Jung proses individuasi itu juga merupakan proses Pamudaran,
pahlawannya harus memerangi musuhnya beberapa kali. [56]
Dalam Candra Jiwa Jung individuasi merupakan Pamudaran atau pelepasan
sang aku dari keadaan terjepit di antara asadar, dunia luar dan persona. Dalam
Candra Jiwa Indonesia Pamudaran itu adalah melepaskan diri sang aku dari
keadaan terjepit di antara asadar, dunia luar dan hati nurani. Kalau hal itu yang
terjadi dalam Candra Jiwa Indonesia, maka Jung mendasarkan efek terapeutik
dari sistemnya di atas proses individuasi, yang sesungguhnya merupakan suatu
kemajuan dalam penyesuaian diri pada tingkat kesadaran yang lebih tinggi,
sehingga makin lama makin banyak ikatan yang melepaskan diri.
Menurut Jung, manusia tertentu perlu melakukan individuasi, bukan
suatu keharusan terapi, tetapi untuk mencapai suatu idealisme yang tinggi, citacita yang terbaik yang dapat dicapai oleh manusia. Idealisme itu juga dapat
dicapai melalui aspek ketuhanan yang ada di dalam dirinya sendiri melalui jalan

___________
[56]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 85.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

89

Carl Gustav Jung


Foto 1.4.4 : C.G. Jung duduk di Kursinya
Menurut Jung, individuasi bagi manusia tertentu bukan suatu keharusan terapi, tetapi
untuk mencapai suatu cita-cita ideal yang terbaik dan tertinggi, yang masih dapat dicapai
oleh manusia. Idealisme itu juga dapat dicapai melalui jalan religi yaitu aspek ketuhanan
yang ada di dalam dirinya sendiri. Jung juga mengemukakan bahwa cita-cita yang ideal
ialah bahwa dari wawasan yang benar akan muncul perbuatan yang juga benar.
Dalam hal terapi terdapat banyak persamaan antara Candra Jiwa Jung dengan Candra Jiwa
Indonesia. Pentingnya pendidikan kembali (re-edukasi) ditegaskan oleh kedua candra jiwa
tersebut, yaitu memobilisasi tunas-tunas keyakinan kepada Sang Pencipta yang sebelumnya telah ada di dalam diri si pasien. Di sini sifat-sifat dokter sebagai manusia lebih
diperlukan dari pada ijasah dokternya.

________
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQN5FZeybhtqmkrlKnXASZv96MHzwhY1yK9M9AbWm3wqd3eakmC;
cited June 12, 2011.
90

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

religi. Jung juga mengemukakan bahwa cita-cita yang ideal ialah bahwa dari wawasan yang
benar akan muncul perbuatan yang juga benar. [57]
Dalam hal terapi Jung dan Soemantri menekankan kepada pendidikan
kembali (re-edukasi), yaitu memobilisasi tunas-tunas kesadaran dalam
diri si pasien.

Di sini sifat-sifat dokter sebagai manusia lebih diperlukan

dari pada ijasah dokternya. Soemantri menganggap panembah penting


bagi pendidikan-mandiri, koreksi diri-sendiri dan terapi.

Pada pasien neurosis tetap terpelihara adanya pertentangan-pertentangan


di dalam jiwanya dan penyakit jiwanya tersebut sedikit-banyak terlihat sebagai
kelanjutan dari keadaan yang tidak berubah itu. Ketidak berhasilan usaha penyesuaian diri (adaptasi), meningkatkan keragu-raguan dari pasien neurosis terhadap
kesukaran yang dihadapi. Hal tersebut sebenarnya merupakan keragu-raguan
dari setiap makhluk dalam menghadapi usaha keras yang baru atau menghadapi
hasil yang baru diperoleh dari penyesuaian diri yang telah dilakukan. [58]
Jadi dalam hal terapi terdapat sangat banyak persamaan antara Candra
Jiwa Jung dengan Candra Jiwa Indonesia. Kedua candra jiwa itu menekankan
kepada pendidikan kembali (re-edukasi), yaitu memobilisasi tunas-tunas pencipta
dalam diri si pasien. [59] Di sini sifat-sifat dokter sebagai manusia lebih diperlukan
dari pada ijasah dokternya. [60]
Di dalam Candra Jiwa Indonesia panembah/sembahyang diperlukan sekali
buat pendidikan-mandiri, koreksi diri-sendiri dan terapi, tetapi Jung tidak mendalami hal ini. Panembah di dalam Candra Jiwa Indonesia dibutuhkan untuk

___________
[57]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 183.
[58]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, h. 132-133.
[59]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, h. 96.
[60]. Idem, h. 37-38.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

91

MAKROKOSMOS
======l

l=======l Pancaindra l============================

MANUSIA

(Soma)

-------------------------------------------------Pribadi
(Psike)
Pribadi (Mutmainah,Luamah,Sufiah,Amarah)
(angan2 arti sempit)

Asimilasi
(angan2 arti luas)

PANEMBAH
- - - - - -l

l- - - - - - -l

TheGate

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

(Jung)
(Candra jiwa Indonesia)
(Pusat Imateri)
=======================================================================
of the pull quote text box.]

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental
(badan/jasmani halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (alam sejati, Prinsip Rohani,
Pusat Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.

Bagan Transenden 1.4.17: Panembah dan Daya Asimilasi


Candra Jiwa Indonesia menempatkan panembah, sembahyang untuk pendidikan pribadi
tentang disiplin, menghargai waktu-waktu khusus, koreksi diri-sendiri dan terapi, bedanya Jung tidak mendalami hal ini. Panembah di dalam Candra Jiwa Indonesia dibutuhkan
untuk memperbesar daya asimilasi dari sadar pribadi terhadap asadar. Untuk penanganan secara afektif dari isi-isi informasi yang telah menjadi sadar dan pengaruh
harmonisasi dari pusat imateri terhadap semua sentra jiwa.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
92

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

memperbesar daya asimilasi dari sadar pribadi terhadap asadar. Untuk penanganan secara
afektif dari isi-isi yang telah menjadi sadar dan pengaruh harmonisasi dari pusat imateri
terhadap semua sentra jiwa.
Di dalam jiwanya pasien neurotik tetap terpelihara adanya pertentangan-pertentangan sentra vitalitasnya. Penyakit jiwanya tersebut sedikitbanyak menunjukkan adanya kelanjutan dari keadaan yang tidak
berubah itu. Ketidak berhasilan usaha penyesuaian diri, meningkatkan
keragu-raguan dari pasien tersebut terhadap kesulitan yang dihadapi.

Di dunia Timur, Jung mengambil contoh dalam sistem Yoga, hal tersebut
diatas dianggap sebagai meditasi atau kontemplasi (perenungan). Bedanya
dengan sistem Yoga adalah keseganan untuk memikirkan tentang munculnya
bekas-bekas gambaran yang gelap dan sporadis. Baik itu gambar maupun
perasaan yang melepaskan diri dari asadar yang tidak kelihatan dalam latar
belakang yang gelap. Untuk menyinarinya secara samar-samar pandanganpandangan yang diarahkan ke dalam. Dengan cara demikian yang terdesak dan
yang hilang akan kembali. [61]
Dalam kedua candra jiwa itu dibicarakan tentang perubahan perilaku
masyarakat yang perlu diperhatikan. Pendidikan menjadi makhluk-sosial bagi
Jung merupakan suatu tingkat terapi. Bahkan Jung sampai menyebut beberapa
sifat, yang jika diterapkan bisa dibandingkan dengan Hastasila (delapan sifat
susila) dalam Candra Jiwa Indonesia, yaitu: kesadaran, kasih sayang, kepercayaan,
harapan dan merendahkan diri (hati).[62]
Dalam membicarakan Candra Jiwa Jung tidak boleh lupa menyinggung
tentang idenya mengenai Animus dan Anima. Jung bertolak dari anggapan, bah-

___________
[61]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, 1931, h. 11.
[62]. Carl Gustav Jung. Die Psychologie der Ubertragung. Zurich, 1946, h.228
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

93

MAKROKOSMOS
======l

l========l Pancaindra l==========================

MANUSIA

Soma

-------------------------------------------------

Hastasila
Limasila: harapan,
rendah-hati, kasihsayang

Psike

Pancasila: rela, sabar, narima,


jujur, dan budi luhur
[Makhluk Sosial]

(Extraversi)

Makhluk Supra Sosial] (IIntroversi)

sadar,

- - - - - -l

percaya

l- - - - - - - -l

Trisila: sadar, percaya, dan taat


TheGate

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

(Jung)
(Candra Jiwa Indonesia)
Pusat Imateri
=====================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.4.18: Pendidikan Budi Pekerti untuk Menjadi Makhluk Sosial
Pendidikan budi pekerti luhur untuk menjadi makhluk sosial bagi Jung merupakan
suatu jenis terapi. Bahkan Jung menyebut beberapa sifat, yang selaras dengan Hastasila
(Delapan sifat susila: Trisila dan Pancasila) seperti di dalam Candra Jiwa Indonesia,
menurut Jung yaitu: kesadaran, kasih sayang, kepercayaan, harapan dan merendahkan diri
(hati).

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

94

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

wa pada manusia terdapat hal-hal tertentu sebagai gambaran virtuil. Seperti


bentuk dunia, di mana ia dilahirkan. Demikian pula sejak ia lahir sudah ada
Panembah diperlukan untuk pendidikan-mandiri, koreksi diri-sendiri dan
terapi. Sembahyang di dalam Candra Jiwa Indonesia dibutuhkan guna
memperbesar daya asimilasi dari sadar pribadi terhadap asadar. Isi-isi
informasi yang telah disadari, ditangani secara afektif dan mendapat
harmonisasi pusat imateri ke seluruh sentra jiwa.

gambaran virtuil dari orang tua, isteri, anak-anak, kelahiran dan kematian sebagai
alat jiwa. Mereka itu dalam arti tertentu adalah endapan dari semua pengalaman
dari deretan keluarga, tetapi bukan pengalaman itu sendiri.
Ada gambaran kolektif dari isteri yang diwariskan dalam asadarnya suami,
dan dengan bantuan gambaran itu dia memahami eksistensi dari isterinya. [63]
Gambaran isteri dalam asadarnya suami, disebut anima. Animus adalah endapan
alami dari semua pengalaman dari kaum perempuan kepada suami dan tidak
hanya itu; bahkan dia juga makhluk yang bersifat mencipta, jelas bukan dalam
bentuk ciptaan laki-laki, tetapi dapat mengemukakan sedikit, sehingga orang
dapat menyebutnya dengan kata mencipta. [64]
Dalam Candra Jiwa Indonesia sifat-sifat wanita, yang pada pria tampak
samar-samar di belakang, bukan akibat gambaran virtual dari wanita akibat
endapan pengala-man mengenai wanita pada pria, tetapi itu adalah sifat-sifat
yang erat hubungannya dengan suatu sentra (pusat) vitalitas, yaitu perasaan
(pangrasa), yang pada pria tetap di belakang. Pria meletakkan titik beratnya pada
sentra vitalitas yang lain, angan-angan atau logos, yang karena itu ada di depan.

___________
[63]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 120-121.
[64]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewussten. Rascher Verlag.
Zurich und Leipzig, 1938, h. 154.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

95

MAKROKOSMOS
=======l l==========l Pancaindra l==========================

MANUSIA

Soma

-------------------------------------------------II. Kolektif
II. Kolektif
Psike
(arketip libido terbalik)

AAN
NIIM
MAA [pria]
AAN
NIIM
MU
USS [wanita]
I. Pribadi

I. Pribadi
(nafsu: Mutmainah, Luamah, Sufiah,)
(Amarah. angan2 arti sempit)

Aku

PPEERRAASSAAAANN [wanita]
AANNGGAANNAANNGGAANN [pria] arti luas

- - - - - - -l l- - - - - - - - -l

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3Roh Suci

(Jung)
(Candra jiwa Indonesia)
Pusat Imateri
======================================================================

Bagan Transenden 1.4.19: Tentang Anima dan Animus


Jung berpendapat adanya gambaran (arketip libido terbalik) isteri dalam asadarnya suami,
disebut anima. Animus adalah endapan alami dari semua pengalaman dari kaum
perempuan kepada suaminya.
Dalam Candra Jiwa Indonesia fenomena anima-animus tidak bersangkutan dengan
pengalaman filogenetis tetapi akibat terjadinya pergeseran sikap hidup karena ada dua
sentra vitalitas yang saling mengisi dan mengedepankan, yaitu angan-angan (pria) dan
perasaan (perempuan).

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
96

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Sebaliknya wanita menekankan titik berat dari sikap hidupnya pada


perasaan, sehingga angan-angan di desak ke belakang. Sifat angan-angan yang
biasanya dengan mudah dapat dilihat pada laki-laki, yang oleh karenanya kita
Suami memiliki gambaran isteri dalam asadarnya disebut anima. Endapan alami dari semua pengalaman kaum perempuan kepada suaminya
adalah Animus. Menurut Jung walaupun makhluk ini dapat mengemukakan sedikit saja maka kita dapat menyebutnya sebagai mencipta.

sebut tabiat laki-laki, tetap bersifat samar-samar pada wanita. Dalam Candra
Jiwa Indonesia fenomena anima-animus tidak ada sangkut-pautnya dengan
pengalaman filogenetis, akan tetapi terjadi dari pergeseran sikap hidup karena
ada dua sentra vitalitas yang saling mengisi, yaitu angan-angan dan perasaan.
Jung menyatakan bahwa angan-angan sebagai das Dengken (pikiran) dan
pangrasa (perasaan) sebagai das Gefuhl (perasaan), serta upaya membedakan
antara yang satu dengan lainnya. Pemberian prioritas secara sepihak dari pikiran
selalu dibarengi dengan perasaan rendah diri. Sementara pengalaman yang di
beda-bedakan juga akan menyakiti daya intuisi dan sebaliknya. [65]
Jung tidak mendalami lagi fungsi timbal balik dari pikiran dan perasaan,
jadi tidak seperti di dalam Candra Jiwa Indonesia, lagi pula di dalam pelbagai segi
dari pusat vitalitas dilihatnya ada suatu mekanisme dari daya pengaturan sendiri.
(lihat Skema III) Segi-segi positif dari angan-angan mampu untuk menetralisir segisegi negatif dari perasaan, dan demikian pula sebaliknya. Kenyataan ini sangat
penting dalam reintegrasi di dalam psikoterapi. Juga pergeseran sifat-sifat
luamah yang negatif ke sisi yang memberinya kesabaran dalam menderita sakit

___________
[65]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der Gegenwart, Racher Verlag & Cie A.G., Zurich, h. 142.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

97

MAKROKOSMOS
=======l

l=========l

Pancaindra

l=========================

MANUSIA

(Soma)

-------------------------------------------------(Psike)
A N G A N A N G A N arti luas

Persona
- - - - - -l

l- - - - - - - - -l

Hati Nurani
l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

(Jung)
(Candra jiwa Indonesia)
(Pusat Imateri)
=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani
halus, Prinsip Alami, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Prinsip Rohani, Pusat
Imateri, spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.4.20: Ilham


Pesan-pesan, sabda-sabda dari sadar kolektif, yang disebut ilham mendapat tempat yang
baik di dalam Candra Jiwa Jung maupun Candra Jiwa Indonesia. Jadi Jung beranggapan ada
kemungkinan eksistensi yang tempatnya diluar pengalaman. Pusat imateri diterangkan
oleh Soemantri memiliki kemungkinan eksistensi: yang supra-rasional, berkomunikasi,
dan berpotensi.
Daerah supra-rasional ini letaknya mulai dari kata hati (hati nurani) sampai dengan sadar
kolektif. Dari hati nurani sampai ke arah badan/jasmani kasar (berlawanan arah dengan
pusat imateri) adalah daerah yang terjangkau oleh pengalaman.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

98

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

dan kekurangan, penting untuk proses sublimasi. Jung menyebut pergeseran ini
sebagai pergeseran energi.
Angan-angan dan perasaan mampu untuk saling menetralisir kekurang-

an dengan kelebihannya. Ini sangat penting dalam reintegrasi di dalam


psikoterapi. Adanya pergeseran (energi) sifat-sifat negatif luamah ke
sisi yang memberinya kesabaran dalam menderita sakit dan kekurangan,
penting selama proses sublimasi. (Candra Jiwa Indonesia)

Bagaimana hubungan persona dan das Selbst terhadap sang aku dalam
sistem Jung adalah berbeda dengan bagaimana hati nurani dan pusat imateri
berhubungan terhadap sang aku di dalam Candra Jiwa Indonesia. Sebelum
seseorang menemukan das Selbst di dalam hati sanubarinya, ia lebih banyak
tergantung pada persona. Dengan munculnya arketip ini maka berkuranglah
unsur pribadi untuk menjadi hilang kemudian. Fungsi persona diambil alih oleh
Personlichkeit.
Dalam Candra Jiwa Indonesia keadaannya lain. Sebelum seseorang mulai
mempunyai pengalaman dengan pusat imateri, maka hati nurani memiliki fungsi
pemimpin, dimana mutmainah memainkan peranan penting. Pusat imateri
menambahkan faktor yang sifatnya bukan pengalaman kepada kata hati. Jadi
pusat imateri memperkuat hati nurani. Hati nurani itu berkembang terus sampai
menjadi identik dengan pusat imateri.
Baik Candra Jiwa Jung maupun Candra Jiwa Indonesia memberi tempat
yang baik kepada pesan-pesan/ sabda-sabda dari sadar kolektif, yang disebut
ilham. Jadi Jung beranggapan ada kemungkinan eksistensi yang tempatnya diluar
pengalaman. Karena itu Candra Jiwa Indonesia memandang pusat imateri sebagai
kemungkinan eksistensi suprarasional, kemungkinan tanggapan dan kemungkinan potensi. Daerah suprarasional ini dalam skema IV (Lampiran-4) letaknya mulai
dari kata hati sampai dengan sadar kolektif. Dari hati nurani (kata hati) sampai ke

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

99

Eugene Cernan Astronot Apollo 17 sedang mengendarai Lunar Rover di bulan

Foto 1.4.5: Jalan-jalan di Bulan


Apollo 11 telah berhasil mendaratkan Neil Armstrong dan Edwin Aldrin, Jr, sebagai
manusia pertama mengunjungi bulan pada tanggal 20 Juli 1969, jam 20:17:39 waktu di
bumi. Misi tersebut telah memenuhi janji Presiden USA John F. Kennedy pada tahun 1961
di depan United States Congress
untuk mendaratkan manusia di bulan dan
mengembalikannya ke bumi dengan selamat sebelum dasa warsa tersebut berakhir.
Selanjutnya, bulan Desember 1972, misi Apollo 17 telah mengirim manusia dan mobilnya
untuk menjelajahi permukaan bulan. Tampak di sebelah kanan foto yang ter-pampang di
atas, salah satu kaki dari Lunar Module Apollo 17 milik NASA.
Jung mendalami ilmu jiwa seraya memperhatikan apa yang telah dicapai oleh kebuda-yaan
dunia Timur seperti Borobudur.
Sesuai perjalanan sejarah, dunia Barat berusaha
menyelidiki jiwa dan bagian dalamnya dengan bantuan dari ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dunia Barat sedang menuju ke penemuannya kembali dunia dalam, dan dunia
Timur mulai memahami pentingnya dunia luar.
Pergeseran tekanan pasti akan
menentukan gambaran perkembangannya dalam abad-abad yang akan datang, untuk
kepentingan umat manusia dalam memahami jiwa dan konsep spiritualnya.
__________
http://cache.boston.com/universal/site_graphics/blogs/bigpicture/luna_07_02/luna12.jpg cited January 10, 2012.
http://www.boston.com/bigpicture/2008/07/man_on_the_moon_future_and_pas.html cited January 10, 2012.
http://en.wikipedia.org/wiki/Apollo_11 cited January 10, 2012.

100

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

bawah (ke jasmani kasar, berlawanan arah dengan pusat imateri) adalah daerah
yang bisa dijangkau oleh pengalaman.
Hati nurani memiliki fungsi pemimpin, dimana mutmainah berperanan
penting. Pusat Imateri menambahkan faktor yang sifatnya bukan
pengalaman. Hati nurani itu berkembang terus sampai menjadi
identik dengan pusat imateri. Pada saat itu hati nurani sudah tidak
dibutuhkan lagi, Pusat Imateri mengambil alih eksistensinya.

Peter Walder menulis apabila orang meninjau perkembangan bagian dalam


dari Jung, maka orang dapat menetapkan, bahwa selalu dengan jelas sekali
terjadi suatu penghentian. Kemudian suatu pandangan fenomenologis ilmiahskeptis. Akhirnya pergi ke luar melalui pandangan filosofis kritis, dan memperlihatkan standar yang benar-benar metafisik-religius.
Dasar untuk penampilan lagi dari pandangan fisik-religius diberikan dalam
arti yang semakin besar kepada masalah hubungan manusia dengan lingkungan
ketuhanan, yaitu Numinosen. Jung harus mengerti, bahwa bagian akhir yang
sifatnya fenomenologis-empiris dari standar yang tidak diwajibkan bagi
Numinosen tidak dibenarkan. Begitu dalam letaknya di dalam alam atau sifat
Numinosen, sehingga memaksa manusia ke arah metafisik religius, dan lebihlebih juga etis. [66]
Meskipun benar-benar menyadari bahwa kedaulatan nalar merupakan
halangan bagi hilangnya kepribadian, namun ia yakin bahwa kebudayaan yang
bersejarah dari dunia Barat merupakan jaminan bagi tersedianya energi untuk
menundukkan semua rintangan. Menurut Jung dunia Timur sampai kepada
pengetahuan yang mendalam dari semua barang melalui sifat ketidaktahuan yang
kekanak-kanakan mengenai dunia. Bangsa Barat sebaliknya menyelidiki jiwa dan
bagian dalamnya dengan bantuan dari ilmu pengetahuan alam yang dalam
sejarah telah menunjukkan perkembangan yang luar biasa.

____________
[66]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 4.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

101

Group photo psikoanalis 1909 di depan Universitas Clark

Foto 1.4.6 : Foto Enam Psikoanalis di Universitas Clark, USA, 1909


Tampak di baris depan dari kiri ke kanan: Sigmund Freud, Granville Stanley Hall, dan
C.G.Jung (Kunjungannya pertama kali ke Amerika); baris belakang: Abraham A. Brill, Ernest
Jones, Sandor Ferenczi.
Jung masih belum dapat menjelaskan telepati. Mustinya keterbatasan ruang dan waktu itu
suatu tujuan yang bisa dibuka, karena ruang dan waktu yang paling mempunyai sifat relatif.
Syarat untuk membukanya kiranya adalah psike. Candra Jiwa Indonesia menje-laskan
persoalan ini dengan membangkitkan secara sengaja Bayu Sejati, yaitu kekuatan-kekuatan
instink yang telah dipersatukan di dalam pribadinya sendiri, adalah saudaranya sendiri
yang terdiri dari tujuh kekuatan.

__________

http://wapedia.mobi/thumb/4d8e504/en/fixed/353/239/Hall_Freud_Jung_in_front_of_Clark_1909.jpg?form
at=jpg cited June 1, 2011
102

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Kini pengetahuan luar itu merupakan rintangan yang terbesar bagi


introspeksi, tetapi karena jiwa dalam bahaya, maka semua rintangan disingkirkan. Jung juga menanyakan apakah dunia Barat sudah membangun psikologi,
Pertanyaan C.G. Jung; Apakah dunia Barat sudah membangun psikologi
yang memberikan kunci kepada semua hal, yang di dunia Timur hanya
ditemukan melalui pembersihan jiwa?. Dunia Barat sedang menemukan kembali dunia dalam-nya, dan dunia Timur mulai memahami pentingnya dunia luar; perhatikan perkembangannya di abad mendatang.

yaitu ilmu yang memberikan kepada kita kunci kepada semua hal, yang di dunia
Timur hanya ditemukan melalui pembersihan jiwa. [67] Dunia Barat sedang
menuju ke penemuannya kembali dunia dalam, dan dunia Timur mulai memahami pentingnya dunia luar. Pergeseran tekanan pasti akan menentukan gambaran
perkembangannya dalam abad yang akan datang.
Masih ada lagi persoalan yag dikemukakan oleh Jung, bahwa yang disebut
bakat telepati dari jiwa telah menimbulkan pemikiran yang berat. Dengan menggunakan istilah telepati sedikitpun belum ada yang dapat dijelaskan. Keterbatasan ruang dan waktu dari kesadaran merupakan kenyataan yang demikian
hebatnya. Setiap terobosan dari kebenaran yang fundamental ini sesungguhnya
merupakan suatu peristiwa yang mempunyai arti yang sangat teoritis.
Dengan demikian seperti dibuktikan, bahwa keterbatasan ruang dan waktu
itu suatu tujuan yang bisa dibuka. Syarat untuk membukanya kiranya adalah
psike, yang sekaligus juga keadaan ruang dan waktu yang paling mempunyai sifat
nisbi atau relatif. [68] Dalam Candra Jiwa Indonesia persoalan ini dijelaskan
dengan membangkitkan secara sengaja Bayu Sejati, yaitu kekuatan-kekuatan
instink yang telah dipersatukan, yang terdiri dari tujuh kekuatan saudara dari
pribadi sendiri.

____________
[66]. Peter Walder. Mensch und Welt bei C.G. Jung. Origo Verlag, Zurich, h. 4.
[67]. Wilhelm Jung. Das Geheimnis der Goldene Blute, h.48.
[68]. Carl Gustav Jung. Wirklichkeit der Seele. Rascher & Cie A.G. Verlag. Zurich, h.226.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

103

Foto 2.1.1: Grup Musik DEWA 19 Telah Sukses Berkarir Selama 25 Tahun
DEWA 19 adalah sebuah grup musik dengan rata-rata usia personelnya 19 tahun. Dibentuk pada tahun 1986 oleh empat orang siswa SMP Negeri 6 Surabaya. Nama DEWA
merupakan akronim dari nama mereka berempat: Dhani Ahmad (keyboard, vokal), Erwin
Prasetya (bass), Wawan Juniarso (drum) dan Andra Junaidi (gitar). Grup ini telah beberapa
kali mengalami pergantian personel dan nama.
Setelah hijrah ke Jakarta, grup ini telah meraih kesuksesan sepanjang dekade 1990-an dan
2000-an melalui serangkaian lagu-lagu bergenre rock dan pop. Pada tahun 2008, majalah
Rolling Stone memasukan DEWA 19 ke dalam "The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar
Sepanjang Masa". Ahmad Dhani menjadi salah satu artis dalam daftar tersebut. Pada awal
tahun 2011, Ahmad Dhani menyatakan bahwa band DEWA itu adalah band nostalgia dan
resmi bubar setelah sukses berkarir selama 25 tahun.
Dewa sebagai makhluk halus juga hidup berkelompok, membentuk masyarakatnya yang
bertingkat ada yang baik dan buruk perangainya bahkan ada yang mengikuti petunjuk
nabi. Mereka dapat mempengaruhi manusia dengan kekuasaannya meskipun manusia
potensial melebihi kekuasaan mereka yaitu bila selalu mendekat kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa. Batas waktu hidupnya berakhir ketika kekuasaannya habis terpakai.
__________
http://fafaisal.student.umm.ac.id/files/2010/07/dewa_19.jpg cited April 30, 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Dewa_19 cited April 30, 2012
104

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

BAB II
MAKHLUK HALUS
2.1 PENDAHULUAN
Dalam candra universal Indonesia ini, makrokosmos mempunyai empat
unsur yang mendasarinya yaitu 1) suasana, 2) api, 3) air dan 4) tanah, Unsur-unsur
Di dalam Candra Jiwa Indonesia Dewa dijelaskan sebagai makhluk
Tuhan yang badan/jasmani kasarnya berunsur api, tidak kasat mata
(makhluk halus). Makhluk ini memiliki kekuasaan yang dapat memengaruhi manusia kearah yang melenceng, menjauhi sumber dan tujuan
hidupnya yang hakiki sehingga menutup jalan kembali ke sorga-Nya.

tersebut membentuk badan/jasmani kasar dan jasmani halusnya makhlukmakhluk Tuhan yang menjadi penghuninya. Penghuni makrokosmos tersebut
adalah manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan dewa. Manusia badan/jasmani
kasarnya lengkap memiliki keempat unsur tersebut, hewan memiliki tiga unsur,
tumbuh-tumbuhan memiliki dua unsur dan dewa memiliki satu unsur yaitu api.
Dewa atau dewata di dalam Candra Jiwa Indonesia dimaksudkan sebagai
makhluk Tuhan, ciptaannya yang unik, halus tidak kasat mata, memiliki kekuasaan
yang besar, sementara. Makhluk hidup yang halus ini dapat memengaruhi
manusia terutama kearah yang melenceng dan menjauhkan diri dari tujuan hidup
yang hakiki. Oleh karena itu bab ini diberi judul Makhluk Halus yang
berkesadaran, keberadaannya di antara manusia dan binatang.
Sebuah kata Dewa sering digunakan sebagai nama orang, istilah
kelompok manusia dengan kasta tertentu, nama grup kesenian musik (band)
dengan makna-makna khusus untuk itu. Bahkan kata Dewa tersebut dengan arti
khusus di dunia pewayangan maupun religi tertentu juga dipakai untuk
menjelaskan tentang beberapa sifat-sifat dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam
Candra Jiwa Indonesia dewa dimaksudkan sebagai makhluk Tuhan yang
berbadan/jasmani kasarnya tidak kasat mata (halus) dimaksudkan sebagai
makhluk halus.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

105

MAKROKOSMOS
Manusia, Hewan, Mineral,

DEWA, dan Tumbuh-tumbuhan

=============l Pancaindra l==============================

Dewa

Unsur Api

Jasmani Kasar= FISIK

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - Jasmani Halus, Jiwa= MENTAL

SADAR

Kemayan
-----------------------l Rahsa Jati l-----------------------------------------------Alam Sejati (Pusat Imaterial)
=======================================================================
Bagan Transenden 2.2.1: Dewa Hidup di Lingkungan yang Berunsur Api
Dewa yang dimaksudkan adalah ciptaan Tuhan sebangsa makhluk halus jin, setan, peri atau
hantu yang badannya terdiri atas unsur api dan mereka hidup juga di mana ada unsur api.
Menurut Candra manusia Indonesia universum terdiri atas bagian materi-kasar dan
materi-halus. Bagian materi-kasar disebut bumi, bagian materi-halus disebut sebagai
langit masing-masing bersaf tujuh.
Dewa dapat bertempat tinggal di mana-mana sebab anasir api juga terdapat di mana-mana.
Unsur tersebut merembes dan menerobos bumi dan langit, seperti juga halnya dengan
anasir-anasir yang lain.
Dewa atau dewata mempunyai kepribadian ego. Kesadaran ego berasal dari kemayan atau
maya, yang sama dengan kemayan jasmani manusia. TheSelf (Roh Suci) sebagai bagian
esensinya seperti pada manusia tidak dipunyai Dewa. TheForce (Suksma Sejati) sebagai
Penuntun Sejati untuk mendampinginya juga tidak diberikan kepadanya.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
106

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

2.2 DEWA
Tentang dewata atau dewa ditulis oleh Soenarto dan kawan-kawan dalam
buku Gumelaring Dumadi (Terciptanya Alam Semesta) dan buku Tunggal Sabda
Dewa adalah makhluk Tuhan, yang posisinya di antara manusia dan
hewan. Jasmani kasarnya terdiri atas unsur api, tidak memiliki bentuk
yang tetap, tidak dapat sakit, putus atau dipotong-potong. Mereka
hidup di mana ada unsur api (di udara, di air, dan di tanah).

(Sabda yang Sama). Intisari tulisan ini sebagian besar diambil dari kedua buku
tersebut.
Dewata atau dewa adalah makhluk Suksma Kawekas, yang berada di antara
manusia dan hewan. Badannya terdiri atas unsur api dan mereka hidup juga di
mana ada unsur api. Menurut Candra manusia Indonesia ini, universum terdiri
atas bagian materi-kasar dan materi-halus. Bagian materi-kasar disebut bumi,
seperti juga pada manusia terdiri juga atas tujuh saf.
Demikian juga bagian materi halus, bersaf tujuh dan disebut sebagai langit.
Saf-saf ini, bersamaan (analog) dengan badan/jasmani manusia, tidak berjajaran
yang satu dengan lainnya. Masing-masing merupakan konsentrasi (pemusatan)
yang semuanya itu bersama-sama dapat mengisi ruang pada waktu yang sama.
Anasir api terdapat di mana-mana, merembes dan menerobos bumi dan langit,
seperti juga halnya dengan anasir-anasir yang lain. Oleh karena itu, dewa dapat
bertempat tinggal di mana-mana, baik di udara, di air, maupun di tanah.
Badannya tidak memiliki bentuk yang tetap, tidak dapat sakit, putus atau
dipotong-potong.
Dewa mempunyai kepribadian aku. Kesadaran aku berasal dari kemayan
atau maya, yang sama dengan kemayan jasmani manusia. Dewa tidak
mempunyai Roh Suci sebagai bagian esensinya seperti pada manusia. Demikian
juga tidak diberikan kepadanya Suksma Sejati sebagai Penuntun Sejati untuk
mendampinginya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

107

MAKROKOSMOS

Dunia luar
[Alam Semesta]
UNSUR
API
[RAGA]

Manusia, Dewa, Hewan,


Tumbuhtumbuhan,
dan Mineral

DEWA
\\\

[JIWA]

AKU
(KEMAYAN)

--------------------l Rahsa Jati l--------------------

Pusat Imateri
[Alam Sejati]

Diagram Transenden 2.2.1: Umur Dewa itu 1000 Kali Umur Manusia
Dewa mempunyai kekuasaan dan kekuatan khusus karena kemayannya. Dewa itu bersifat
materi, seperti alat elektronik yang diberi isi tenaga listrik (baterai). Kekuatan kemayan
dewa makin lama makin berkurang, dan akhirnya lenyap, sama halnya tenaga listrik
baterai yang lambat laun berkurang sampai akhirnya menjadi kosong. Badan/jasmaninya
lalu kembali kepada unsur api di universum. Walaupun umur dewa panjang ada batasnya
juga.
Umur dewa itu kira-kira 80.000 tahun yang diukur dari 1.000 kalinya umur manusia (80
tahun), karena itu jumlahnya juga berlipat banyak dibandingkan dengan jumlah manusia.
Berdasarkan hierarki kekuatan kemayannya mereka terbagi atas berbagai tingkatan.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
108

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Karena kemayannya, dewata mempunyai kekuasaan dan kekuatan khusus.


Jadi, dewa itu hanya bersifat materi, dapat dibandingkan dengan aki mobil yang
diberi isi tenaga listrik. Kekuatan kemayan dewa makin lama makin berkurang,
Dewa juga membentuk kelompok-kelompok dan pergaulan hidup bersama berdasarkan sifat watak dan kondisi hidupnya. Masing-masing
kelompok membentuk masyarakatnya sendiri dengan semacam raja,
pemerintahan dan kawula negara. Masyarakat dewa ada yang hidup di
udara, di air, dan di tanah karena di situ mengandung unsur api..

dan akhirnya lenyap, sama halnya dengan aki yang lambat-laun menjadi kosong.
Badan/jasmaninya lalu kembali kepada unsur api di universum. Karena itu ada
batas umur, walaupun panjang.
Umur hidupnya dewa seribu kali lebih panjang dari umurnya manusia.
Sekiranya umur manusia itu 80 tahun, maka umur dewa 80.000 tahun.
Jumlahnya juga berlipat banyak dibandingkan dengan jumlah manusia. Mereka
terbagi atas berbagai tingkatan kekuasaan dengan hubungan hierarkhis
berdasarkan kekuatan kemayannya. Mereka juga membentuk kelompokkelompok dan pergaulan hidup bersama berdasarkan sifat watak dan kondisi
hidupnya. Dewa yang hidup di udara, di air dan di tanah masing-masing
membentuk masyarakatnya sendiri dengan semacam raja, pemerintahan dan
kawula negara.
Ada dua golongan besar Dewata, golongan baik dan jahat. Yang baik
termasuk golongan Wisnu, disebut juga Sura (bahasa Sanskerta). Yang jahat
termasuk golongan Kala, disebut juga Asura. Kedua golongan ini selalu berperang.
Para dewa, karena kekuasaan kemayannya, tahu akan seluk-beluk perjalanan
hidup di sekitarnya, tetapi kesadarannya tidak melampaui keadaan kehidupan
yang terikat materi, yang dapat juga dicapai oleh pemikiran kita. Para dewa yang
mempunyai kemayan ukuran besar, mempunyai kekuasaan dan daya pengaruh

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

109

MAKROKOSMOS
Manusia, Hewan, Mineral,

Dewa, dan Tumbuh-tumbuhan

=============l Pancaindra l==============================

Dewa

Unsur Api

Jasmani Kasar= SOMA

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - Jasmani Halus= PSIKE

SADAR

Kemayan
-----------------------l Rahsa Jati l-----------------------------------------------Alam Sejati (Pusat Imaterial)
========================================================================

Bagan Transenden 2.2.2: Golongan Wisnu dan Kala Selalu Berperang


Golongan Wisnu menyadari adanya Suksma Kawekas, karena sifat para dewa yang merasa
paling tinggi dan paling kuasa sehingga tidak mau mengakui Suksma Kawekas sebagai Yang
Mahakuasa. Kedaulatan-aku mereka demikian besarnya sehingga pengeta-huan mereka
tentang Suksma Kawekas adalah Sumber Hidup dan Asal Mula Hidup tidak cukup untuk
mempengaruhi dan menundukkan kedaulatan aku mereka.
Golongan Kala juga menolak mengakui Suksma Kawekas sebagai Sumber dari Hidup dan
mereka selalu berusaha membasmi golongan Wisnu. Kedua golongan selalu berperang.
Kedaulatan aku para dewa ini menyebabkan mereka memaksa dewa-dewa yang lebih
lemah untuk menjadi pengikut dan menyembahnya.
Pengertiannya tentang hidup yang hakiki sebatas unsur yang terlibat yaitu suasana yang
menghidupi, api yang dihidupi, air yang diberi hidup, dan tanah yang mewadahi hidup saja.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
110

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

yang besar sekali terhadap materi. Karena kekuasaannya yang luar biasa ini,
mereka lalu menganggap diri sebagai yang paling tinggi dalam kehidupan dan
merasa sebagai sang penguasa universum.
Makhluk yang jasmani kasarnya terbuat dari unsur api (Dewa ) , terdiri
dari dua golongan besar, golongan baik dan jahat. Yang baik termasuk
golongan Wisnu, disebut juga Sura . Yang jahat termasuk golongan
Kala, disebut juga Asura. Kedua golongan ini selalu berperang.

Walaupun sebagian dewata yang termasuk golongan Wisnu tahu akan


adanya Suksma Kawekas, mereka tidak mengakui Suksma Kawekas sebagai Yang
Mahakuasa, justru karena sifat mereka yang merasa paling tinggi dan paling
kuasa tadi. Kedaulatan-aku mereka demikian besarnya sehingga pengetahuan
mereka tentang Suksma Kawekas adalah Sumber Hidup dan Asal Mula Hidup tidak
cukup untuk memengaruhi kedau-latan-aku mereka. Mereka tidak dapat berbuat
lain, kecuali mengakui dirinya sebagai kekuasaan yang mustahil dapat diatasi oleh
kekuasaan yang lain. Sifat ini terdapat di dalam kedaulatan itu sendiri.
Golongan Kala menolak untuk mengakui Suksma Kawekas sebagai Sumber
dari Hidup dan mereka selalu berusaha membasmi golongan Wisnu. Karena itu
mereka selalu berperang. Kedaulatan-aku para dewa ini menyebabkan mereka
ingin disembah dan untuk tujuan itu mereka memaksa dewa-dewa yang lebih
lemah untuk menjadi pengikut-nya, sedangkan yang lemah memang mencari
perlindungan kepada yang kekuasaannya besar.
Dengan cara yang demikian, mereka mendirikan kerajaan-kerajaan dewata.
Dewa-dewa yang berkuasa hidup di dalam dunia api dengan pemusatan unsur
yang tipis. Para bawahannya hidup di dalam pemusatan unsur yang lebih padat.
Ada tujuh golongan dewata yang bertingkat-tingkat kekuasaannya dan tiap
golongan terbagi lagi menjadi tujuh sub-golongan. Garis besar hierarkhi di atas,
menurut buku Tunggal Sabda adalah sebagai berikut.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

111

Gambar dan Ilustrasi 2.2.1: Perintah Baik Golongan Dewa


Dewa golongan Luhur memberikan perintah baik (memasukkan hidup dan mencipta)
melalui utusannya, Duta (utusan), yang diteruskan ke Hayu (bahagia) sebagai pembawa
dan pelaksana tugas-tugas yang baik. Perintah kebaikan tadi diteruskan ke dewa Dana.
Dewa golongan ini juga menerima perintah mengahancurkan dari Wisesa.
__________
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQr9HDfYLCagkPlD5AaujcaGi0b1uM7vfbPFPoo6KbYm3o91cIJeThzWKT
Y cited September 13, 2011.
http://4.bp.blogspot.com/-wAyCs-ynqpg/TcZ-w4hstFI/AAAAAAAAAEI/Nzwe P6yyR_0/s1600/aladin-with-his-geniecoloring-page.jpg cited September 13, 2011.
112

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

I. Golongan tertinggi adalah golongan Luhur, yang mengangkat diri dan


dianggap oleh kawulanya sebagai yang mahakuasa di universum (materi). Mereka
Ada tujuh golongan dewa: 1. Luhur tertinggi di universum 2. Duta
penerus perintah, 3. Wisesa berhak memutuskan dan bertendensi
merusak para kawula. 4. Hayu (bahagia) pelaksana tugas yang baik.
5. Kuwasa pelaksana yang bertendensi menghancurkan. 6. Dana
penyampai, pemimpin dan pengajar dewa-dewa kecil . 7. Pada (penutup,
titik) rakyat-jelata dewa.

dilambangkan dengan gambar bintang berujung tiga dengan pusat berwarna biru.
Makna lambang ini sejajar dengan Tritunggal dan merujuk pada kekuasaan raja.
II. Golongan ini disebut Duta (utusan), yang menunjukkan tugas golongan
ini, ialah untuk meneruskan perintah dari golongan Luhur. Perintah ini
mempunyai dua tujuan: 1. Memasukkan hidup dan mencipta, dan 2. Merusak,
melebur.
Digambarkan dengan lambang bintang berujung empat, sebagai
bentuk bayangan jasmani manusia yang terdiri dari empat unsur, yang menerima
sabda Tripurusa. Di tengah berinti hijau, sebagai tanda pendukung perintah
tuannya, dewa Luhur.
III. Golongan ini disebut Wisesa (mempunyai hak memutus) dan
digambarkan dengan lambang bintang berujung lima dengan aneka warna, dan
merupakan bentuk bayangan pancaindra manusia,
alat manusia untuk
menggarap dunia luar. Golongan ini adalah pemegang pengadilan atas nama
dewa Luhur dengan tendensi merusak para kawula.
IV. Golongan ini mendapat nama Hayu (bahagia), yang berwenang
melaksanakan perintah atas nama dewa Luhur yang bersifat mencipta dan
memberi hidup. Dewa hayu dengan demikian adalah pembawa dan pelaksana
tugas yang baik. Lambangnya berupa bintang berujung enam, sebagai bentuk ba-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

113

Patung tengkorak dengan mata merah merepresentasikan setan kecil..


Foto 2.2.1: Perintah Merusak Golongan Dewa
Tuyul adalah setan kecil entah dari mana asalnya yang pasti dimasukkan dalam keluarga
setan dan iblis. Konon si tuyul suka mencuri uang, atas perintah tuannya (perintah
merusak tatanan kebaikan) dari rumah ke rumah pada malam hari. Tanpa sadar dan
terdeteksi tiba-tiba uang tetangganya/target operasinya berkurang. Konon, masih banyak pada zaman ini manusia bersekutu dengan tuyul.
Perintah buruk, menghancurkan tatanan yang baik, datangnya juga dari Dewa golongan
Luhur diteruskan ke Duta (utusan). Golongan III, Wisesa, adalah pemegang pengadilan
atas nama dewa golongan Luhur, yang disampaikan melalui Duta, golongan II dengan
tendensi merusak para kawula. Keputusan-keputusan bertendensi menghancurkan
diteruskan ke Golongan V Kuwasa. Kuwasa meneruskan perintahnya kepada bawahannya
yaitu Golongan VI, Dana. Dana juga mendapat perintah yang baik dari golongan IV, Hayu.
__________
http://4.bp.blogspot.com/-kEaqy-2dq8g/TWcXlk32b2I/AAAAAAAAB10/BahzASjtYno/s1600/tuyul.jpg
cited September 13, 2011.
http://caraberita.blogspot.com/2011/02/tuyul-si-setan-yang-suka-menucuri-uang.html cited September 13, 2011.
114

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

yangan dari Tripurusa beserta ketiga refleksinya (pangaribawa, prabawa, dan


kemayan). Karena itu golongan dewa ini memimpin para kawula ke arah yang
baik dan membawa kebahagiaan.
Kontak antara manusia dengan para dewa adalah mungkin jika datang
dari pihak dewa. Manusia tidak dapat masuk ke dalam atau menyelidiki
dunia dewa atas kemampuannya sendiri, kecuali jika dipimpin oleh Sang
Guru Sejati.

V. Golongan ini bernama Kuwasa (kuasa) sebagai pelaksana dari


keputusan-keputusan dari golongan Wisesa. Lambangnya bintang berujung tujuh,
sebagai bentuk bayangan angan-angan beserta keempat unsur jasmani manusia.
Karena itu mereka melaksanakan kekuasaan tertentu, sebagai akibat dari apa
yang ditangkap pancaindra (Wisesa). Golongan ini adalah pelaksana keputusankeputusan yang bertendensi menghancurkan.
VI. Golongan ini disebut Dana (penyampai) dan dilambangkan dengan
bintang berujung delapan, sebagai bentuk bayangan keempat nafsu, masingmasing dengan dua sifat polarisasi yang berlawanan, yaitu baik dan buruk. Dana
ini adalah bawahan dari Kuwasa yang bertindak atas nama Wisesa dan membawa
hal-hal yang buruk. Tetapi bersamaan dengan itu, Dana juga menjadi pelaksana
dari golongan Hayu yang membawakan hal-hal yang baik. Jadi, perintah yang
mengandung sesuatu yang baik , yang ke luar dari Luhur kepada Duta, sesudah
itu kepada Hayu dan akhirnya jatuh kepada Dana.
Perintah pembawa hal-hal buruk seperti hukuman, ke luar dari Luhur
kepada Duta, kemudian kepada Wisesa dan Kuwasa dan akhirnya jatuh juga
kepada Dana. Golongan ini memimpin dan mengajar dewa-dewa kecil selebihnya
di dalam tatanan masyarakat mereka.
VII. Golongan terakhir ini adalah yang terbesar dan merupakan rakyat
jelata di antara para dewa, disebut Pada (penutup, titik). Mereka dilambangkan

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

115

Aladin menjalin kontak dengan Jin yang keluar dari lampu ajaibnya
Gambar 2.2.2: Kontaknya Dewa dengan Manusia
Kemampuan dasar manusia tidak dapat masuk ke dalam atau menyelidiki dunia dewa,
kecuali jika ia dipimpin oleh Sang Guru Sejati. Golongan Dana dan Pada adalah para dewa
yang sering berhubungan dengan manusia. Dengan kemayan atau mayanya, mereka
mampu berhubungan dengan manusia melalui angan-angan.
Dengan cara menyulap (menyihir) barang apa pun yang mereka inginkan di dalam anganangan manusia, mereka sudah menguasai angan-angan manusia. Manusia dapat
dipengaruhi oleh bayangan-bayangan pikiran itu, karena sesuai dengan pengharapanpengharapan pribadi yang bersangkutan.

__________
http://img2.timeinc.net/ew/dynamic/imgs/041004/15820__aladdin_l.jpg cited September 13,
2011.
116

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

dengan arca, sebagai penggambaran golongan yang paling besar dan materi di
antara para dewa.
Para dewa selain merasa mahakuasa juga ingin disembah. Kehadiran
dewa yang agak tinggi derajatnya di dekat manusia, dirasakan oleh
manusia itu sebagai merasa dirinya yang tertinggi, tidak dibawahkan
oleh siapa pun.

Kontaknya dengan manusia. Kontak antara manusia dengan para dewa


adalah mungkin jika datang dari pihak dewa. Manusia tidak dapat masuk ke
dalam atau menyelidiki dunia dewa atas kemampuannya, kecuali jika dipimpin
oleh Sang Guru Sejati. Para dewa yang sering berhubungan dengan manusia,
termasuk golongan Dana dan Pada. Dengan kemayan atau mayanya, mereka
mampu berhubungan dengan manusia melalui angan-angan. Mereka dapat
menyulap (menyihir) barang apa pun yang mereka kehendaki di dalam anganangan manusia. Mereka seakan-akan menguasai angan-angan. Manusia dapat
dipengaruhi oleh bayangan-bayangan pikiran itu, karena bayangan-bayangan
pikiran itu sesuai dengan pengharapan-pengharapan pribadi yang bersangkutan
atau karena bayangan-bayangan di angan-angannya. Pintu masuknya terletak di
antara kedua mata di keningnya.
Kedaulatan para dewa selain merasa mahakuasa juga mereka ingin
disembah. Kehadiran dewa yang agak tinggi derajatnya di dekat manusia,
dirasakan oleh manusia itu sebagai merasa dirinya yang tertinggi, tidak
dibawahkan oleh siapa pun (sombong).
Kesadaran berdaulat mutlak ini melalui induksi memperkuat kedaulatan
aku dari angan-angan (manusia) dan (dewa) serta-merta berusaha merenggut
angan-angan dari daya-penyelarasan yang memancar dari Rahsa Jati-nya
(TheGate) manusia. Hal ini menyebabkan hancurnya kepercayaan kepada Tri purusa (Trifoil, TriAspects). Manusia yang mengalaminya merasa dirinya digeser
dan ia menjadi was-was dan lama-kelamaan dapat menjadi gila karenanya
(Soemantri).

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

117

Fenomena alam?

Foto 2.2.2: Kemampuan dari Para Dewa adalah Kemampuan Palsu


Jin Gunung Kerinci adalah ilustrasi fenomena alam, gunung berapi memang bisa meletus
dengan dahsyat secara alami, bukan karena kemampuan jin. Diartikan bahwa kemampuan
para golongan jin, dewa sesungguhnya adalah kemampuan palsu.
Orang yang sungguh-sungguh kebaktiannya kepada Suksma Sejati dihindari pergaulannya
oleh orang yang dipengaruhi dewa dan ia pasti menjauhi ajaran-ajaran Suksma Sejati.
Orang tersebut menerima ajaran dewa melalui bisikan-bisikan di dalam telinga, atau
sebagai wujud-wujud yang terlihat dengan indra penglihatan yang halus. Kehadiran dewa
dapat diketahui manusia melalui bau yang khas atau perasaan tertentu.
Sebagai gantinya, mereka memberi sesuatu yang sangat diingini orang yang mau
menyembah mereka, seperti kepandaian yang tak dimiliki orang lain, umpamanya pandai
mengobati, clairvoyance (mengetahui keadaan yang tersembunyi dan kejadian yang akan
datang), penguasaan badan/jasmani. Keadaan itu sesungguhnya bukanlah awas yang
sejati, tetapi manusia hanya sekadar mengulangi bisikan sang dewa, atau apa yang
diperlihatkan olehnya. Demikian pula halnya dengan kapasitas lainnya.
__________
http://basingbe.files.wordpress.com/2008/11/jin-gunung-kerinci.jpg?w=360&h=477 c cited September 13, 2011.
118

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Jika manusia di dalam kebaktiannya kepada Suksma Sejati membentuk


bagaimana kiranya wujud Suksma Sejati atau derajat Suksma Sejati, maka dapat
terjadi ada dewa yang memperlihatkan dirinya di dalam angan-angan manusia itu,
Dewa membujuk manusia agar mau menyembah mereka. Tentu mereka
memberi sesuatu sebagai upah yang sangat diinginkan seperti
kepandaian khusus; ahli mengobati, clairvoyance (mengetahui yang
tersembunyi dan kejadian mendatang), penguasaan kekuatan jasmani.

justru persis sama di dalam bentuk bayangan itu tadi. Sehingga manusia dapat
dan mudah terpesona, mengira bahwa ia telah mencapai harapannya dan karena
itu mempersembahkan kebaktiannya kepada dewa tersebut. Karena itu manusia
pemali, dilarang membuat bayangan tentang Tripurusa dan keadaannya di dalam
kebaktian dan panembahnya.
Pengambilalihan manusia oleh dewa dapat terjadi dengan baik-baik atau
dengan paksaan. Dengan baik-baik kalau memang manusia menunjukkan
kebaktiannya kepada dewa, dengan paksaan jika ia tidak berbuat demikian.
Menghanyutkan diri dalam khayalan dan lamunan berarti seakan-akan
menyediakan kursi empuk bagi dewa. Manusia lalu kemasukan.
Di dalam kesadaran dan kebaktian kepada Tripurusa dilahirkan kenyataan,
bahwa badan/jasmani manusia itu kendaraan Tripurusa, yang memancarkan
Mahakekuasaan, yang menjauhkan para dewa. Orang yang dipengaruhi dewa,
menghindari pergaulan dengan orang yang sungguh-sungguh kebaktiannya
kepada Suksma Sejati, dan menjauhi ajaran-ajaran Suksma Sejati. Orang yang
demikian ini menerima ajaran dewa melalui bisikan-bisikan di dalam telinga, atau
sebagai wujud-wujud yang dapat dilihat dengan indra penglihatan yang halus.
Kehadiran dewa dapat diketahui manusia melalui bau yang khas atau perasaan
tertentu.
Dari pihak dewa memang ada usaha membujuk manusia agar mau
menyembah mereka. Sebagai gantinya mereka memberi sesuatu yang sangat
diingini orang, seperti kepandaian yang tak dimiliki orang lain, umpamanya pan-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

119

Pernikahan kodok untuk memanggilkan Dewa agar mau menurunkan hujan


Foto 2.2.3: Memanggil DEWA Penurun Hujan dengan Upacara Pernikahan Kodok
Ketika musim kering luar biasa (di India), maka mereka mengadakan upacara tradisional
dengan menikahkan kodok yang diharapkan dgn pernikahan itu memanggil DEWA agar
mau menurunkan hujan.
Jika komunikasi intensif manusia dan dewata itu telah diletakkan, maka dewata dapat
dipanggil sewaktu-waktu melalui mantera atau upacara tertentu (tiap dewata mempunyai kuncinya sendiri) dan bertugaslah manusia itu sebagai perantara sang dewa.
Orang yang kemasukan dewa tersebut di dalam dirinya akan diliputi perasaan mahakuasa
dan tidak dibawahi oleh siapa pun. Sang dewata mempergunakan alat-alat pelaksana
orang itu untuk menyatakan diri. Jika pementasan ini sering terjadi, maka orang tersebut
dapat terbelah fungsi angan-angannya dan berakibat mudah disugesti. Yang tampak
adalah inteligensi semu, karena orang itu hanya mengulang apa saja yang telah dibisikkan
dewata kepadanya.

__________
http://www.instablogsimages.com/images/2009/07/27/capt_photo_1245829709564-1-0_JNUGU_3868.jpg cited
September 12, 2011.
120

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

dai mengobati, clairvoyance (mengetahui keadaan yang tersembunyi dan kejadian


yang akan datang), penguasaan badan/jasmani. Keadaan itu sejati bukanlah
awas yang sejati, tetapi manusia hanya sekadar mengulangi bisikan sang dewa,
Keberadaan dewa dirasakan sebagai corpus alienum (benda asing) di
dalam kepribadian orang. Orang yang kemasukan semua kekuasaan
dan inisiatifnya telah direnggut. Setelah pementasan itu selesai,
suasana mati inisiatif itu tadi tetap meliputinya untuk sementara.

atau apa yang diperlihatkan olehnya. Demikian pula halnya dengan kapasitas
yang lain.
Manusia dipergunakan oleh dewa kurang lebih sebagai wayang. Jika
hubungan manusia dan dewa itu telah diletakkan, maka dewa dapat dipanggil
sewaktu-waktu melalui mantera atau upacara tertentu (tiap dewa mempunyai
kuncinya sendiri) dan bertugaslah manusia itu sebagai perantara sang dewa.
Dalam saat itu pribadi orangnya dapat tetap sadar atau kehilangan kesadarannya.
Selama dewa itu berada di dalam diri manusia, orang ini akan diliputi
perasaan mahakuasa dan tidak dibawahi oleh siapa pun.
Sang dewa
mempergunakan alat-alat pelaksana orangnya untuk menyatakan diri. Ia selalu
dirasakan sebagai corpus alienum (benda asing) di dalam kepribadian orang.
Selama itu orang yang kemasukan tidak mempunyai kekuasaan apa-apa. Semua
inisiatif telah direnggut dari padanya. Juga setelah kemasukannya itu selesai,
suasana mati inisiatif itu tadi tetap meliputinya untuk sementara.
Jika pementasan ini sering terjadi, maka orang itu dapat terbelah fungsi
angan-angannya dan oleh sebab itu mudah disugesti. Yang tampak adalah
inteligensi semu, karena orang itu mengulang apa yang dibisikkan dewa kepada-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

121

Anton S. LaVey pembuat Gereja dan Alkitab Setan

Foto 2.2.4: Perbedaan Orientasi Kebaktian kepada Setan


Anton S. LaVey (1930-1997) pendiri Gereja Setan dan pembuat Alkitab Setan. Murid dari
Aleister Crowley.
Kebaktian kepada dewa (ada yang jahat: golongan sura, ada yang baik: golongan asura),
terutama dewa tingkat tinggi tidak berbeda secara lahiriah dengan kebaktian kepada
Suksma Kawekas. Di manakah letak perbedaannya? Perbedaan itu terletak di dalam
orientasi sang-aku dan di dalam perasaan yang dialaminya. Orientasi pada kebaktian para
dewa terletak di luar diri sendiri, pada kebaktian kepada Suksma Kawekas orientasi
terletak di dalam diri sendiri yang terdalam, tak tergantung dari suatu organ apa pun.
Orientasi di luar diri sendiri menyebabkan pertemuan orang dengan dewa tetap tinggal di
tingkat pancaindra.
Memasuki Rahsa Jati bukanlah suatu pengalaman perasaan yang bersifat pancaindra.
Bahkan, pesan-pesan dari Suksma Sejati dalam bentuk ilham, intuisi atau wahyu tidaklah
bersifat pancaindra.
__________
http://senjatarohani.files.wordpress.com/2010/01/pendeta-setan-anton-lavey1.jpg?w=209&h=300 cited
September 13, 2011.
122

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

nya. Jadi daya kerja pengaruh dewa itu berupa dua:


1. Dari satu jarak, di mana hanya terjadi kontak pancaindra.
2. Dengan menduduki dan mengambil alih angan-angan.
Tidak selayaknya berbakti kepada dewa, sebab manusia merendahkan
derajatnya. Sesungguhnya kekuasaan manusia lebih tinggi. Essensi
manusia adalah Hidup itu sendiri, yang telah menciptakan para dewa.

Mengikuti dewa, terutama dewa tingkat tinggi, menuntut cara hidup yang
lahiriah tidak berbeda dengan kebaktian kepada Suksma Kawekas. Di sana pun
terdapat panembah dengan penyerahan diri total. Tapa brata yang sungguh berat
dan suatu sikap hidup yang menjauh dari keduniawian, di mana watak luhur
suatu keharusan.
Kalau demikian, di mana letak perbedaannya? Perbedaannya terletak di
dalam orientasi sang-aku dan di dalam perasaan yang dialaminya. Orientasi pada
kebaktian para dewa terletak di luar diri sendiri, sedangkan pada kebaktian
kepada Suksma Kawekas orientasi terletak di dalam diri sendiri yang terdalam, tak
tergantung dari suatu organ apa pun. Orientasi di luar diri sendiri menyebabkan
pertemuan orang dengan dewa tetap tinggal di tingkat pancaindra.
Memasuki Rahsa Jati bukanlah suatu pengalaman perasaan yang bersifat
pancaindra. Bahkan, pesan-pesan dari Suksma Sejati dalam bentuk ilham, intuisi
atau wahyu tidaklah bersifat pancaindra. Kesadaran Aku, di dalam kebaktian
kepada dewa, tetap ada. Bahkan justru diperkuat di dalam pertemuannya dengan
kedaulatan aku sang dewa. Kesadaran Aku, manusia lenyap di dalam
Pembebasannya dan manusia memperoleh sebagai gantinya suatu pusat pada
derajat lebih tinggi, yang berdaya-kerja integratif, yaitu Tripurusa. Sang dewa
selalu dirasakan sebagai corpus alienum di dalam jasmani manusia yang
menghambat dan merusak harmoni semua fungsi.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

123

Metamorphosis: ulat berproses menjadi kepompong dan kepompong menjadi kupu-kupu

Foto 2.2.5: Metamorphosis Kupu-kupu


Manusia potensial dapat mengembangkan diri dengan kemampuannya sendiri sampai
posisi siap menerima Ilham, intuisi atau wahyu yang datang dari Tripurusa sebagai bagian
essensial dari manusia. dan karena itu merupakan pengembangan dari kemam-puannya
sendiri. Manusia meningkatkan derajatnya, dengan kebaktiannya kepada Suksma Kawekas
melalui Suksma Sejati menjadi Kepribadian yang a-pribadi.
Kebaktian manusia kepada dewa, berarti manusia merendahkan derajatnya sendiri,
karena pada hakikatnya manusia mempunyai kekuasaan lebih tinggi dan esensi manusia
adalah Hidup itu sendiri, yang telah menciptakan para dewa.

__________
http://4.bp.blogspot.com/_o40X45B_Jq8/TTeR9YebH5I/AAAAAAAAABA/uK49UZHwa7c/s1600/metamor
phosis-of-butterflies7.jpg cited March 10, 2012
124

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Manifestasi Suksma Sejati berupa metamorphose seluruh kepribadian, yang


menciptakan harmoni antara sentra-sentra vitalitas dan meningkatkan
kemampuan sentra itu masing-masing sampai maksimal. Di dalam pertemuan
Keberadaan sang dewa selalu dirasakan sebagai benda asing di dalam
kepribadian manusia. Dewa menghambat dan merusak harmoni semua
fungsi. Manifestasi Suksma Sejati berupa metamorphose seluruh kepribadian. Menciptakan harmoni antara pusat-pusat vitalitas dan meningkatkan kemampuan pusat-pusat itu masing-masing sampai maksimal.

dengan dewa, manusia merasakan dirinya organis sebagai saya yang tertinggi,
untuk menandaskan kedaulatannya. Bertunggal dengan Suksma Sejati tidak
disertai pe-rasaan-perasaan jasmaniah; pada waktu itu angan-angan diam dalam
kebaktian.
Pesan-pesan dari dewa ditangkap dengan pancaindra dan karena itu
manusia memperoleh kemampuan khusus yang semu. Kemampuan tersebut
seakan-akan ia pinjam dari dewa. Ilham, intuisi atau wahyu datang dari Tripurusa
sebagai bagian esensial dari manusia dan karena itu merupakan pengembangan
dari kemampuannya sendiri.
Dengan kebaktiannya kepada dewa, maka manusia merendahkan derajatnya, karena pada hakekatnya manusia mempunyai kekuasaan lebih tinggi dan
esensi manusia adalah Hidup itu sendiri, yang telah menciptakan para dewa.
Manusia meningkatkan derajatnya, dengan kebaktiannya kepada Suksma
Kawekas melalui Suksma Sejati menjadi Kepribadian yang a-pribadi. Untuk
mengerti akibat-akibat selanjutnya dari kebaktian manusia kepada dewa,
haruslah kita meneropong dulu pendapat tentang kehidupan sesudah mati,
seperti yang dikemukakan di dalam candra-manusia Indonesia ini.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

125

Gambar Iustrasi 3.1.1: Seekor Gajah, Seorang Bijak, dan Enam Orang Buta
Pada suatu hari seekor gajah mampir di suatu desa yang dihuni oleh enam orang buta. Hal
ini diceritakan oleh seorang penghuni desa kepada mereka. Walaupun kami belum
pernah melihatnya, tolong antarkanlah kami ke sana untuk merabanya kata orang-orang
buta itu. Singkat kata, mereka bertengkar tentang apa yang dirabanya.
Orang buta pertama yang meraba paha berkata: Hei kawan, gajah itu pilar. Orang buta
kedua yang meraba ekor berkata: Oh, tidak! ia seperti tali. Orang buta ketiga meraba
gadingnya: Ya, seperti dahan pohon yang keras. Orang buta keempat meraba
telinga: Ternyata, seperti kipas besar. Orang buta kelima meraba perutnya: Wah, yang
benar seperti tembok luas yang empuk. Orang buta keenam meraba belalai-nya: Kalaian
salah semua, yang paling benar adalah seperti pipa yang padat. Masing-masing merasa
dirinyalah yang paling benar, debat berlanjut semakin panas, menuju perkelahian.
Untunglah datang orang bijak yang melerai mereka.
Dijelaskan oleh orang bijak bahwa mereka semua benar tergantung tempat di mana ia
meraba. Gajah itu adalah semua apa yang telah mereka raba tetapi itupun belum seca-ra
keseluruhan seekor gajah. Dalam kehidupan sehari-hari persis seperti orang sehat
matanya tetapi melihat fenomena alam yang samar-samar, apalagi gaib. Ini berlaku untuk
sebagian besar fenomena di dunia seperti sosial, politik, ekonomi sampai perso-alan agama
dan kepercayaan. Tidak perlu bertengkar, saling berbagi ilmu, mengimbangi, dan
melengkapi apa yang dilihat, dirasakan, dan diteliti. Hendaknya saling empati dan
mendoakan keselamatan masing-masing, maka duniapun akan ikut tersenyum bahagia.

__________
http://timvalentine.files.wordpress.com/2012/02/428093_3004840753399_1033799704_3203082_81538993_n.j
pg?w=710 cited May 2, 2012
http://timvalentine.wordpress.com/2012/02/01/sixblindmen/ cited May 2, 2012
126

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

BAB III
HIDUP SESUDAH MATI
3.1 PENDAHULUAN
Bagi siapa saja yang berwawasan pemikiran bebas dan merdeka,
pengetahuan yang didapat di sini dapat dipakai sebagai imbangan pengetahuan
Saling mendoakan akan keselamatan masing-masing adalah sikap yang
diharapkan dan terpuji sekiranya ada yang bertentangan dengan
pengetahuan yang telah ada dan pengetahuan ini agar dianggap sebagai
imbangan pengetahuan saja di dalam evolusi perjalanannya sang Aku
manusia menuju ke sumber dan tujuan hidupnya yang abadi.

hukum (hukum batin=hukum Tuhan). Sedikit banyak tentu ada perbedaan


dengan buku-buku atau ajaran yang telah menerangkan tentang bab ini bahkan
adakalanya memang bertentangan. Persamaannya adalah adanya keinginan
bersama untuk menjelaskan tentang berlakunya suatu hukum yang bersifat abadi.
Dengan semangat ilmu pengetahuan yang ada, agar supaya apabila
dianggap tidak sesuai dengan para penuntut ilmu kesuksmaan, pejalan spiritual,
dan transendental lainnya mohon diberikan empati. Artinya tidak perlu dianggap
mengubah-ubah yang telah ada atau mengganggu kepercayaan yang telah
dipegangnya erat-erat. Mohon persepsinya disederhanakan saja agar dapat
dianggap sebagai imbangan pengetahuan.
Sebab mengenai hal-hal yang bersifat gaib-gaib (samar), itu tidak cukup
diterima dengan bekerjanya nalar (angan-angan) saja, tetapi perlu dengan
introspeksi yang dalam, hingga menyentuh ke sumber rasa yang sejati, syukur
sampai dapat terbuka tabir hatinya, mengetahui sebenar-benarnya. Hal inilah
yang sangat perlu dilakukan oleh para penuntut ilmu kesuksmaan dan pejalan
transendental tersebut. Saling mendoakan akan keselamatan masing-masing di
dalam evolusi perjalanannya sang Ego manusia menuju ke sumber dan tujuan hi-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

127

MAKRO KOSMOS

Dunia Luar

=============l Pancaindra l=============================


Dunia dalam
Pocong Siap Kubur
MIKROKOSMOS Manusia
Jasmani Kasar
MAYAT
Fisik
=====================================================
Dunia luar

=====================================================
Jasmani Halus

ARWAH

Mental

- - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: Roh Suci, Suksma Sejati, Suksma Kawekas


Alam Sejati
Pusat Imateri
Spiritual

======================================================================
Bagan Transnden 3.2.1: Kehidupan Intra Psikis Orang Mati?
Ketika Suksma Sejati memanggil manusia ke Eksistensi-asalnya (mati) dan manusia masih
belum mau membebaskan diri dari kecenderungan mengikat diri kepada yang materi,
maka lenyaplah kesempatan mencapai Pembebasan. Yang terjadi hanyalah proses
pemisahan badan/jasmani halus dari badan/jasmani kasar (Pocong siap kubur).
Menurut candra jiwa Indonesia hidup orang yang mati berada di dalam kondisi yang
berlainan, badan/jasmani halusnya tetap melekat keberadaannya. Semua sentra/pusat
vitalitas masih ada (arti sempit). Pancaindra kasar siap bahkan mungkin sudah dikubur.
Kehidupan intra psikis (arti sempit) berjalan terus dengan tetap, bayangan-bayangan
pikiran timbul dan tenggelam, keinginan, hasrat dan kemauan selalu bermunculan dan
perasaan-perasaan ganti berganti seperti sebelum mati.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
128

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

dupnya yang abadi adalah sikap yang terpuji sekiranya ada yang benar-benar
tidak berkenan di dalam hati masing-masing.
Mati adalah kesempatan khusus di dalam hidup manusia untuk memindahkan titik berat kesadarannya sekaligus dan selamanya ke Tripurusa.
Ketika saat-saat menjadi mati itu telah tiba, seakan-akan pintu masuk
ke Rahsa Jati terbuka lebar-lebar.

3.2 TRANSMIGRASI ROHANI


Peristiwa perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat yang lain,
disebut transmigrasi. Transmigrasi rohani (soul) disebut juga reinkarnasi. Mati
juga dianggap sebagai tahap perpindahan ke dunia lain. Ada berbagai aspek yang
patut kita perhatikan. Mati adalah kesempatan khusus di dalam hidup manusia
untuk memindahkan titik berat kesadarannya sekaligus dan selamanya ke
Tripurusa. Selama saat-saat menjadi mati itu, seakan-akan pintu masuk ke Rahsa
Jati terbuka lebar-lebar. Sang Aku tinggal masuk saja. Dengan kata lain: Suksma
Sejati memanggil ke Eksistensi-asalnya. Jadi saat mati adalah kesempatan khusus
untuk mencapai Pembebasan, untuk melepaskan diri dari badan/jasmani kasar
dan jasmani halus, keduanya ini masih tergolong materi. Kesadaran manusia
kembali ke Hidup yang imateri.
Jika mati telah datang dan manusia belum membebaskan diri dari
kecenderungan mengikat diri kepada yang materi, maka lenyaplah kesempatan
itu. Dalam hal yang demikian ini, maka yang terjadi hanyalah proses pemisahan
badan/jasmani halus dari badan/jasmani kasar. Badan/jasmani kasar lalu
menguraikan diri dan unsur-unsur pembentukannya kembali kepada bentuk
asalnya lagi.
Badan/jasmani halus tetap berada dan melanjutkan hidup orang yang mati
di dalam kondisi berada yang berlainan.
Semua pusat vitalitas masih ada.
Pancaindra kasar sebagai jembatan yang menghubungkan kepribadian dan dunia
luar sudah tidak ada. Dunia luar yang mengumpulkan pengalaman, yang diperlu-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

129

Legenda seni beladiri perguruan Shaolin perlu proses latihan fisik, mental, dan spiritual

Foto 3.2.1: Mental adalah Jembatan Pertemuan antara Fisik dan Spiritual
Kita berhubungan dengan perantaraan pancaindra, kita temukan manusia dan situasisituasi yang dapat menolong kita dalam proses Pembebasan, yang merupakan perkembangan esensial dari eksistensi manusia sebagai individu. Pertemuan dengan dunia luar
menambah pengalaman dan memungkinkan perbaikan-perbaikan terhadap kepribadian.
Kita dapat menyaksikan dengan pancaindra contoh-contoh yang bermanfaat untuk
menyegarkan candra manusia di dalam hati nurani kita.
Sebenarnya pemuasan keinginan kita adalah perlu sekali bagi perjalanan hidup kita. Di
samping untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan juga untuk menetralisasi efek-efek
yang mengiringi ketegangan itu. Itu semua terjadi karena daya kerja nafsu yang terus
menerus dan diperkuat oleh angan-angan. Idealnya tidak boleh melupakan tujuan hakiki
manusia barang sekejap pun.

__________
http://amazingdata.com/images/AmazingShaolinKungFu_14735/amazingcoolawesomeincredibleShaolinKungFuCh
inesemartialartsskillphotos2.jpg cited March 10, 2012.
130

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

kan untuk proses Pembebasan, sudah terlepas juga. Ini berarti bahwa manusia
sekarang hanya dapat menyandarkan diri pada diri sendiri dengan apa yang
terdapat di dalam dirinya sendiri. Kehidupan intra psikis berjalan terus dengan teApabila sebelum matinya manusia tidak pernah menciptakan ketertiban
dan memberi arah kepada kehidupan jiwanya, dan tidak pernah berusaha mencari jalan ke Rahsa Jatinya dengan menerobos khaos dinamika
fungsi sentra-sentra vitalitasnya, maka sesudah mati ia lebih tak berdaya lagi daripada sebelumnya.

tap, bayangan-bayangan pikiran timbul dan tenggelam, keinginan, hasrat dan


kemauan selalu bermunculan dan perasaan-perasaan ganti berganti seperti
sebelum mati.
Jika manusia selama hidup, sebelum matinya tidak pernah menciptakan
tata-tertib dan memberi arah kepada kehidupan jiwanya, dan tidak pernah
mencoba mencari jalan ke Rahsa-Jatinya dengan menerobos kemelut sebagai
hasil fungsi interaksi sentra-sentra vitalitasnya, maka sesudah mati ia lebih tak
berdaya lagi daripada sebelumnya. Ia menjadi permainan belaka dari anganangan, perasaan dan aktivitas-aktivitas nafsunya. Di dalam keadaan yang
demikian ini, menonjollah peranan dunia luar dan badan/jasmani kasar.
Pertama, di dalam dunia materi kasar, yang dapat dilihat dan dirasakan,
manusia berhubungan dengan perantaraan pancaindra. Kita mungkin saja
menemukan manusia dengan situasi-situasi tertentu yang dapat menolong kita
dalam proses Pembebasan. Hal ini merupakan perkembangan esensial dari
eksistensi manusia sebagai individu. Pengaruh-pengaruh antara dunialuar dan
manusia adalah dasar untuk mendapatkan pengalaman. Pertemuan dengan
dunia luar memungkinkan perbaikan-perbaikan terhadap kepribadian kita dan
kita dapat menyaksikan dengan pancaindra contoh-contoh yang bermanfaat
untuk menyegarkan candra manusia di dalam hati nurani kita.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

131

Memikul beban berat batu-batu belerang di bawah teriknya sinar matahari

Foto 3.2.2: Beratnya Beban yang Dipikul dalam Kehidupan Nyata


Telah disediakan makrokosmos dengan masyarakat dan objek lainnya untuk melepaskan
perasaan-perasaan kuajiban, tanggung jawab, cinta-kasih, dan perasaan-perasaan lainnya.
Di dunia luar masih tersedia benda-benda yang dapat disubjektifkan. Meletakkan
hubungan subjektif antara diri sendiri dengan dunia luar, mengurangi beban afektif yang
bertimbun. Seolah-olah beban itu dipikul bersama oleh diri sendiri dan dunia luar. Ketika
mendesubjektifkannya berarti meletakkan beban itu sepenuhnya kepada diri sendiri, ia
berdiri sendiri.
Mendesubjektifkan adalah tanda perkembangan mental, sebaliknya
mensubjektifkan adalah tanda kelemahan.

__________

http://1.bp.blogspot.com/_a2Ac_i7cQNk/SrBNbk0IDbI/AAAAAAAABQI/i_Cfhpn72BQ/s1600/2.jpg cited March 10,


2012
132

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Pemuasan keinginan kita adalah perlu sekali bagi perjalanan hidup kita,
untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan dan untuk menetralisasi efek-efek
yang mengiringi ketegangan itu. Ketegangan dan efeknya terjadi karena daya keKehidupan jasmaniah memungkinkan bagi mereka yang jauh lebih berpengalaman dalam proses Pembebasan dan bagi mereka yang telah mencapainya, dapat berada bersama dengan kita di dunia-materi dan membantu kita menertibkan dan menyelaraskan kepribadian kita. Kesimpulan, kehidupan jasmaniah mempermudah jalan mencapai Tripurusa.

kuatan nafsu yang terus menerus bekerja serta seringnya mendapat perkuatan
dari angan-angannya sendiri. Di dunia-luar tersedia juga objek-objek untuk
melepaskan perasaan-perasaan wajib, tanggung jawab, cinta-kasih, dan perasaanperasaan lainnya.
Mensubjektifkan barang-barang di dunia luar, adalah meletakkan hubungan
subjektif antara diri sendiri dengan dunia luar. Aktifitas ini mengurangi beban
afektif yang bertimbun. Seakan-akan beban itu lalu dipikul bersama oleh diri
sendiri dan dunialuar. Sebaliknya, men-desubjektifkan-nya berarti meletakkan
beban itu sepenuhnya kepada diri sendiri. Ia berdiri sendiri. Mensubjektifkan
adalah tanda kelemahan, mendesubjektifkan adalah tanda perkembangan jiwa.
Orang-orang yang jauh lebih tinggi pengalamannya daripada kita dalam
proses Pembebasan bahkan mereka yang telah mencapai Pembebasan itu, dapat
berada bersama dengan kita di dunia-materi. Orang yang perpengalaman
tersebut dapat membantu kita menertibkan dan menyelaraskan kepribadian kita.
Pendeknya, kehidupan jasmaniah mempermudah jalan mencapai Tripurusa.
Dunia-jasmaniah ini oleh K. Jaspers disebut dunia-indra dan ruang. Di
dalam keberadaan sesudah mati, isolasi struktural dan fungsional dari duniaindra dan ruang menjadi kenyataan. Di dalam keadaan yang demikian ini manu-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

133

MAKROKOSMOS

Dunia Luar

=============l Pancaindra l===========================


Dunia dalam Pocong Siap Kubur MIKROKOSMOS Manusia

MAYAT

Soma

====================================================
Dunia Luar

====================================================
Nafsu Arwah
Psike
Perasaan
Extraversi
Angan-angan Aku
Introversi
- - - - - - - - - - - - - - - - -l

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TriAspect: TheOneself
Alam Sejati
TheForce
Immaterial Centre
TheSource
Rohani
TheGate

======================================================================
Bagan Transenden 3.2.2: Dunia Indra-ruangnya Karl Jaspers tentang Hidupnya Arwah
Dunia-indra dan ruang adalah dunia-jasmaniah ini telah disebut oleh K. Jaspers. Pada
keadaan sesudah mati, isolasi strukturil dan fungsionil dari dunia-indra dan ruang menjadi
kenyataan. Di dalam keadaan yang demikian ini manusia menjadi autistik sepenuhnya
dan ia tidak dapat meletakkan hubungan yang normal dengan dunia-luar. Di situ hanya
hidup arwah-arwah yang saat matinya tidak dapat mengikuti Suara panggilan TheForce
(Suksma Sejati). Sekiranya mereka dapat saling berhubungan, mereka tidak akan dapat
saling membantu lagi. Arwah-arwah ini mengira dan merasa masih hidup seperti duludulu. Sudah tidak ada lagi objek dunia luar, guna melepaskan keinginan, hasrat dan afektif
mereka.
Mereka selalu mengalami kekecewaan karena pikiran dan perasaannya yang diharapkan
menjadi kenyataan-kenyataan, selalu lenyap karena tidak mungkin memberi pemuasan.
Umpamanya timbul rasa haus, tetapi mereka tidak dapat minum dan rasa haus ini tetap
menggoda sampai ia hilang dengan sendirinya, karena timbul perasaan-perasaan lain yang
menggantikannya. Mungkin mereka merasa panas tanpa dapat berlindung atau mereka
merasa rindu dengan keluarganya tanpa ada kemungkinan untuk bertemu. Rupanya tidak
ada yang menyambut panggilan atau kehadiran mereka.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
134

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

sia dapat menjadi autistik [2] sepenuhnya dan ia tidak dapat meletakkan hubungan
yang normal dengan dunia-luar. Tambahan lagi di situ hanya hidup arwah-arwah
yang saat matinya tidak dapat mengikuti suara panggilan Suksma Sejati. AndaikaMerupakan siksaan yang sesungguhnya ketika keinginan dan perasaan
yang tak dapat dipenuhi, tiada henti dan harus hilang dengan sendirinya. Akhirnya mereka mencari penyelesaian dan Pembebasan-nya di
dalam dirinya yang terdalam berupa penyerahan diri kepada Suksma
Kawekas. Saat itu juga mereka dibebaskan, sementara.

ta mereka dapat saling berhubungan, mereka tidak akan dapat saling membantu
juga. Arwah-arwah ini mengira dan merasa masih hidup seperti dulu-dulu. Hanya
sekarang tidak ada objek dunia luar, untuk melepaskan keinginan, hasrat, dan
afektif mereka.
Pikiran dan perasaannya menjadi kenyataan-kenyataan, tetapi yang tidak
mungkin memberi pemuasan dan karena itu mereka selalu mengalami
kekecewaan, tiap kali pikiran dan perasaan tadi melenyap. Umpamanya timbul
rasa haus, tetapi mereka tidak dapat minum dan rasa haus ini tetap menggoda
sampai ia hilang dengan sendirinya, karena timbul perasaan-perasaan lain yang
menggantikannya. Mungkin mereka merasa panas tanpa dapat berlindung atau
mereka merasa rindu dengan keluarganya tanpa ada kemungkinan untuk
bertemu. Karena keluarganya tidak ada yang menyambut panggilan atau
kehadiran mereka.
Ganti-bergantinya keinginan dan perasaan yang tak dapat dipenuhi dan
yang harus hilang dengan sendirinya itu, merupakan siksaan yang sungguhsungguh.
Siksaan ini berlangsung terus-menerus sampai akhirnya mereka
mencari penyelesaian dan Pembebasannya di dalam dirinya yang terdalam
berupa penyerahan diri kepada Suksma Kawekas. Pada saat itulah mereka
dibebaskan.
__________
[2]. Autistik= bersifat autisme, keadaan yang sangat tertuju ke dalam diri sendiri (lazimnya pada orang
sakit); seluruh alam luarnya atau sebagian dari padanya lenyap dari penghayatan.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

135

Lautan terbuka dengan goncangan gelombang besar adalah tantangan penakluknya


Foto 3.2.3: Pengembaraan di Lautan yang Bergelombang Liar
Pengembaraan di lautan terbuka yang penuh dengan goncangan gelombang besar
mensyaratkan integritas struktur perahu dan manusianya.
Di alam kafiruna, yang tidak lain merupakan lanjutan kehidupan intrapsikis di dalam
badan/jasmani, mereka dipaksa mencari penyelesaiannya di dalam diri sendiri. Makin
cepat jalan penyelesaiannya ini didapatkan, makin cepat pula mereka keluar dari alam
kegelapan ini. Goncangan gelombang angan-angan, perasaan, dan nafsu ini sebenarnya
sudah berlangsung juga di dalam kehidupan jasmani kasar, sebelum meninggal.
Alam kafiruna sesungguhnya telah dicicipi manusia. Karena terjadi sebelum mati, masih
ada dunia luar untuk mengendorkan semua ketegangan dan akibat-akibatnya. Selain untuk
memenuhi keinginan, ia juga berlatih mendapatkan kembali jalan, melalui hati sanubarinya
yang terdalam. Perimbangannya sesuai dengan kehidupannya di dalam badan/jasmaninya dahulu. Apakah manusia itu memang harus berada di dalam alam kafiruna, dan untuk
berapa lama harus tinggal di situ? Semua ditimbang dengan adil.
Manusia cenderung mengawinkan dirinya dengan dunia tercintanya. Menyebabkan
manusia pada saat sakaratul-mautnya tidak tahu bahwa ada kewajiban batiniah. Hal inilah
yang menyebabkan manusia tidak mudah melepaskan diri dari badan/jasmani halusnya itu.
Di dalam alam kafiruna, badan/jasmani halus ini tidak memerlukan pemeliharaan materi
dan tidak pula terikat pada batas umur. Ia masih dapat meninggalkannya setiap waktu jika
ia menghendaki, sesuai dengan ingatannya tentang introversi.
__________
http://www.islanderpaddler.com/storage/rick.jpg?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1268058171461
September 17, 2011.
136

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

cited

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Dunia, di mana mereka mengembara di dalam badan/jasmani halusnya,


dinamakan dunia gelap, alam kafiruna. Masa ini adalah masa penderitaan, kesedihan , dan kekecewaan. Manusia itu hidup di dalam dunia bayangan-bayangan
Alam kafiruna, adalah dunia-gelap di dalam badan/jasmani halusnya
orang yang sudah meninggal. Di mana sang-akunya masih mengembara
di dalam bayangan angan-angannya sendiri, yang dipandangnya sebagai sungguh-sungguh bersifat dunia materi.

angan-angannya sendiri, yang oleh mereka dipandang sebagai sungguh-sungguh


materi.
Di dalam dunia ini, yang tidak lain merupakan lanjutan kehidupan
intrapsikis di dalam badan/jasmani, mereka dipaksa mencari penyelesaiannya di
dalam diri sendiri. Makin cepat jalan penyelesaiannya ini didapatkan, makin cepat
pula mereka keluar dari alam kafiruna. Permainan angan-angan, perasaan dan
nafsu ini sebenarnya sudah berlangsung juga di dalam kehidupan jasmani kasar,
sebelum meninggal.
Jadi, pada waktu itu pun manusia sesungguhnya telah mencicipi alam
kafiruna. Tetapi sebelum mati, masih ada dunia luar untuk melepaskan semua
ketegangan dan akibat-akibatnya. Selain untuk memenuhi keinginan, juga
berlatih mendapatkan kembali jalan, melalui hati sanubarinya yang terdalam.
Tergantung dari bagaimana kehidupannya di dalam badan/jasmaninya dahulu,
apakah manusia itu jatuh di dalam alam kafiruna atau tidak, dan untuk berapa
lama ia tinggal di situ.
Kecenderungan manusia untuk mengikatkan dirinya kepada yang duniawi
menyebabkan manusia pada saat sakaratul-mautnya tidak tahu bahwa ada
kewajiban batiniah. Kalau ia tidak dapat melepaskan diri dari keduniawian pada
saatnya yang tepat, maka ikutlah ia dengan dunia yang telah diawetkan di dalam
jiwanya. Hal inilah yang menyebabkan manusia tidak dapat melepaskan diri dari
badan/jasmani halusnya itu. Di dalam alam kafiruna, badan/jasmani halus ini

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

137

Halle Berry dalam film Catwoman, diungkapkan legenda kucing yang bernyawa rangkap.
Foto 3.2.4: Manusia mendapat kesempatan tujuh kali untuk hidup di dunia
Dalam film Catwoman, mengungkapkan bahwa kucing memiliki nyawa sembilan rang-kap
di dalam kehidupannya. Legenda lain lagi menyebutkan bahwa seekor kucing beti-na akan
memindahkan tempat tinggal anak-anak yang dlahirkannya sebanyak tujuh kali.
Setelah tahap melihat perjalanan hidup yang harus dijalani lagi, ia sudah tidak dapat
menarik diri lagi untuk lebih senang tetap tinggal di dalam suasana Rahsa Jati, tetapi ia
segera dilahirkan dalam reinkarnasi berikutnya untuk menyelesaikan proses pembebasannya. Manusia mendapat kesempatan tujuh kali untuk hidup di dunia dengan badan/
jasmani kasar guna melaksanakan Pembebasannya.
Kesempatan berikutnya, alam kafirunanya menjadi makin gelap, dan badan/jasmani
halusnya makin halus. Jika ia sesudah hidupnya yang ketujuh dan terakhir masih juga jatuh
di dalam alam kafiruna, maka manusia ini sudah demikian jauh tersesatnya dari jalan
Suksma Sejati, sehingga hampir mustahillah baginya untuk ingat kembali kepada Suksma
Sejati.
__________
http://showbiz.bestfashionable.com/wp-content/uploads/2011/08/Halle-berry-in-catwoman-suit.jpg cited
September 15, 2011.
138

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

tidak memerlukan pemeliharaan materi dan tidak pula terikat pada batas umur.
Tetapi ia dapat ditinggalkan setiap waktu jika dikehendaki.
Begitu ada kecenderungan sedikit saja untuk mengikatkan diri dengan
dunia luar, maka kepribadian itu akan dilahirkan lagi kembali ke dunia.
Sebelum ia dilahirkan kembali, ia diingatkan kembali kepada paugerannya, dan ia tahu nasib kehidupannya yang sedang menanti di kelak
kemudian hari..

Jika Rahsa Jati telah diketemukan lagi, maka badan/jasmani halus tadi
ditanggalkan seperti orang menanggalkan baju lamanya.
Ini terjadi seperti
pengalaman di dalam panembah ketika jasmani kasarnya masih hidup. Ketika
masuk ke dalam suasana Rahsa Jati dan melepaskan diri dari eksistensi jasmani.
Bedanya, kehidupan Aku kembali lagi ke dalam badan/jasmani yang sama, jika
panembahnya telah selesai.
Di dalam alam kafiruna,
badan/jasmani halus ditinggalkan untuk
seterusnya, sejak saat masuk ke Rahsa Jati. Di sini, di dalam tahap ini manusia
seakan-akan ditimbang dan dinilai. Jika masih ada sedikit kecenderungan saja
untuk mengikat diri dengan dunia luar, keduniawian, maka kepribadian itu lalu
dilahirkan lagi ke dunia. Sebelum ia dilahirkan kembali, ia diingatkan kembali
kepada syahadatnya, dan ia tahu nasib yang bagaimana yang menanti ia di dalam
kehidupannya yang akan datang.
Di dalam tahap ini kepribadian itu sudah tidak dapat menarik diri lagi
karena lebih senang tetap tinggal di dalam suasana Rahsa Jati, tetapi ia segera
dilahirkan dalam reinkarnasi berikutnya. Ia dilahirkan kembali sebagai manusia
untuk menyelesaikan proses Pembebasannya. Dengan jalan demikian ini manusia
mendapat kesempatan tujuh kali untuk hidup di dunia dengan badan/jasmani
kasar untuk melaksanakan Pembebasannya.
Di dalam tiap kesempatan selanjutnya, alam kafirunanya menjadi makin
gelap, dan badan/jasmani halusnya makin halus. Jika ia sesudah hidupnya yang

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

139

Dunia Luar
MAKROKOSMOS
==================lPancaindral=============================
Dunia dalam
MIKROKOSMOS Manusia: Soma
[FISIK]

--------------------------------------------------[MENTAL]

Pamali

Nafsu
Perasaan
A ng a n- a n g a n

Pancasila: rela, sabar, narima,

Psike

jujur, budi luhur


Extraversi

Aku
Introversi
Trisila: sadar, percaya, taat
(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l TheGate

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Tripurusa
Alam Sejati

[SPIRITUAL]
Pusat Imateri
========================================================================
Bagan Transenden 3.2.3: Alam Kafiruna Setara dengan Siksaan di Pusat Vitalitas
Alam kafiruna sesungguhnya telah juga dicicipi oleh manusia selama hidupnya di dalam
badan/jasmani kasar ini, yaitu ketika ia disiksa oleh keinginan-keinginan, pikiran-pikiran
dan perasaan-perasaan tertentu. Tetapi ketika manusia tidak autistik, maka keinginankeinginan, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaannya itu masih dapat diwujudkan.
Manusia harus berusaha menerobos dengan susah payah di dalam panembahnya agar
ketiga pusat vitalitas jiwanya tersebut dapat sampai ke Rahsa Jati (TheGate).
Manusia berusaha memasukkan kesadarannya selama panembah ke dalam dunia aindrawi di dalam kehidupan intrapsikisnya. Semua yang telah dialaminya akan ia temukan di sana. Pengalaman a-indrawi ini terjadi tidak hanya untuk memandang apa yang
tersedia, tetapi bertujuan juga untuk mencapai Rahsa Jati dan mendekat kepada Suksma
Sejati.
Netralisasi nilai pribadi yang melekat pada apa yang tersedia itu dengan jalan mendesubjektifkannya. Agar dapat menjalankannya, diperlukan sikap hidup ekstraversi
seperti yang ditandaskan oleh Pancasila terhadap semua kehidupan psikis, di dalam
dirinya sebagai latar belakang sikap introversinya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
140

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

ketujuh dan terakhir masih juga jatuh di dalam alam kafiruna, maka manusia ini
sudah demikian jauh tersesatnya dari jalan Suksma Sejati. Sehingga hampir
mustahil baginya untuk ingat kembali kepada Suksma Sejati.
Jujur memberikan bekal ke-berani-an untuk melihat dirinya sendiri di
dalam proporsi-proporsi yang nyata. Terlepas dari hasil penilaiannya
itu nanti, apakah baik, buruk, benar, salah, bahkan tidak berharga sama
sekali. Akan dihadapi dengan penuh ketegaran.

Sesungguhnya manusia telah juga mencicipi alam kafiruna selama hidupnya


di dalam badan/jasmani kasar ini, yaitu ketika ia disiksa oleh keinginan-keinginan,
pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan tertentu. Tetapi dalam situasi ini, di mana
manusia tidak autistik sehingga keinginan-keinginan, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaannya itu masih dapat diwujudkan. Di dalam panembah, manusia
berusaha menerobos dengan susah payah keinginan-keinginan, pikiran-pikiran
dan perasaan-perasaan ini agar dapat sampai ke Rahsa Jati.
Selama panembah itu, manusia memasukkan kesadarannya ke dalam
dunia tiada-indra di dalam kehidupan intrapsikisnya. Di sana ia menemukan
semua yang telah dialaminya. Menenggelamkan diri di dalam pengalaman aindrawi ini terjadi tidak hanya untuk memandang apa yang tersedia, tetapi
bertujuan juga untuk mencapai Rahsa Jati dan mendekat kepada Suksma Sejati.
Untuk mencapai tujuan ini, manusia harus menetralisasikan nilai pribadinya yang melekat pada apa yang tersedia itu dengan jalan mendesubjektifkannya.
Agar dapat menjalankannya, diperlukan sikap hidup seperti yang ditandaskan
oleh Pancasila terhadap semua kehidupan psikis di dalam dirinya. Ke-jujur-an
(temen) memberikan keberanian untuk memandang dirinya sendiri di dalam
proporsi-proporsi yang nyata, terlepas dari hasil penilaiannya itu nanti, apakah

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

141

Gambar di sebelah kiri adalah proses kematian dan di sebelah kanan adalah proses kelahiran

Gambar 3.2.1: Penjelasan Lahir Kembali (Reinkarnasi)


Hati nurani dengan latar belakang sifat budi luhur mengandung suatu harapan yang akan
membawa kita kepada derajat Suksma Sejati. Dalam suatu panembah jika kita berhasil
bertunggal dengan Suksma Sejati, maka selalu kita lihat bahwa kita jatuh kembali ke
derajat sebelumnya.
Pada mulanya kita tidak dapat bertahan lama di dalam derajat Suksma Sejati, karena masih
ada kecenderungan mengikat diri kepada dunia luar yang melekat. Kita belum cukup
menyucikan diri. Kemungkinan gejala ini telah kita sadari di alam kafiruna. Jika manusia
berhasil melepaskan autismenya melalui dirinya sendiri,
maka ia seakan-akan
dilemparkan kembali ke dunia jika masih kurang suci, tetapi tidak jatuh kembali ke alam
kafiruna, melainkan mendapat badan/jasmani yang komplit dengan jalan dilahirkan
kembali sebagai bayi.

__________
http://nirmalkumar.org/blog/wp-content/uploads/2011/04/reincarnation2.jpg cited March 10,2012
142

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

baik atau tidak berharga sama sekali. Narima dan sabar perlu ada, agar dapat
menerima hasil penilaian diri itu tadi, sehingga tidak tergesa-gesa dan ulet di
dalam usaha mencapai keinginan-keinginannya. Rela adalah kesediaan melepasJika pada suatu panembah kita berhasil bertunggal dengan Suksma
Sejati, kemudian kita jatuh kembali ke derajat sebelumnya. Pada
awalnya kita tidak dapat bertahan lama karena masih ada kecenderungan mengikatkan diri kepada dunia yang melekat kepada diri
kita. Kita masih harus menambah semangat menyucikan diri.

kan yang subjektif dan berharga dari timbunan pengalamannya, sehingga memungkinkan terjadinya proses desubjektivasi.
Budi luhur adalah sifat sebagai latar belakang, contoh dan hati nurani,
yang mengandung suatu harapan, menurut ungkapan Carp: suatu kemungkinan
keber-ada-an, posisi, yang dapat dicapai. Budi luhur ini membawa kita kepada
derajat Suksma Sejati.
Jika kita pada suatu panembah suatu kali berhasil
bertunggal dengan Suksma Sejati, maka selalu kita lihat bahwa kita jatuh kembali
ke derajat sebelumnya.
Pada mulanya kita tidak dapat bertahan lama di dalam derajat Suksma
Sejati, karena masih ada kecenderungan mengikat diri kepada dunia yang
melekat kepada diri kita. Kita belum cukup disucikan. Gejala ini telah kita lihat
pula di alam kafiruna. Jika manusia berhasil melepaskan autistiknya melalui
dirinya sendiri, maka ia seakan-akan dilemparkan kembali ke dunia jika masih
kurang suci, tetapi sekarang ia tidak jatuh kembali ke alam kafiruna, melainkan
mendapat badan/jasmani yang komplit dengan jalan dilahirkan kembali sebagai
bayi.
Kebaktian kepada Suksma Kawekas melalui Suksma Sejati dan makna dari
panembah merupakan hal-hal yang penting di dalam candra manusia Indonesia
ini. Tetapi manusia tidak selalu menunjukkan kebaktiannya kepada Hidup yang

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

143

Phoenix si burung api yang legendaris dalam mitologi Mesir dianggap memiliki hidup yang abadi.

Gambar 3.2.2: Si Burung Api Terbang Tinggi di Kegelapan Malam


Penyucian diri yang keras terhadap keduniawian sering dilakukan untuk berbakti kepada suatu
dewa. Makin tinggi dewa yang disembah, makin keras kebaktiannya dan makin besarlah
kesediaan berkorban yang diminta di bidang materi dan yang terikat oleh materi. Akibatnya
adalah, bahwa manusia ini sebagai makhluk berjiwa, mengalami hidup-nya di lapisan-lapisan
yang tipis dari langitnya (jasmani halusnya).
Ketika ajal tiba berarti bahwa ia pergi ke alam dewa itu. Di alam kafiruna ia berhubu-ngan
dengan dewanya melalui angan-angan yang masih ada dan berlangsunglah terus penyuciannya
yang semua itu dalam rangka kebaktiannya kepada sang dewanya tadi. Makin menjadi halus
jiwanya, makin tinggilah tempatnya di alam para dewa. Tetapi makin menjadi gelaplah jiwanya
jika dilihat dari titik pangkal Tripurusa. Jalannya kembali ke Tripurusa menjadi nyaris atau
malah sudah tertutup.
__________

http://2.bp.blogspot.com/-QJqUsjoTw2E/TfDAMVu1auI/AAAAAAAAACA/-5wyT5nQWfw/s1600/ponix.jpg
cited March 10, 2012.
144

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

titik singgungnya antara dunia-dalam dan dunia-luar yang terletak di dalam dirinya sendiri yang terdalam. Tetapi membiarkan kebahagiaannya pada hari
kemudian tergantung dari pegangan-pegangan arah di luar dirinya, yang bersifat
Kepada Hidup yang titik singgungnya terletak di dalam dirinya sendiri yang
terdalam, manusia tidak selalu menunjukkan kebaktiannya. Sering-kali membiar
kan kebahagiaannya pada hari kemudian tergantung dari pegangan-pegangan
arah di luar dirinya, yang bersifat ruang danwaktu. Mati mempunyai arti yang
sangat berbeda bagi orang yang demikian ini. Sebab hidupnya yang autistik di
alam kafiruna nanti akan memaksanya belajar manembah juga pada akhirnya.

ruang dan waktu. Bagi orang yang demikian ini, mati mempunyai arti yang lain
sekali, ia akan terpaksa belajar manembah juga pada akhirnya, karena hidupnya
yang autistik di alam kafiruna nanti.
Para dewa itu, di samping menarik kebaktian manusia keluar dari dirinya
(eksoterisme), mereka memperkuat kedaulatan Aku manusia dan lambat-laun
melepaskan ikatan hubungan antara Rahsa Jati dan pusat-pusat vitalitas di dalam
jasmani halus. Penerobosan angan-angan atau penarikan kembali angan-angan
oleh Tripurusa, atau tidak dipergunakannya angan-angan (semua ungkapanungkapan yang berbeda untuk menyatakan satu gejala yang sama), menjadi sulit
sekali selama kebaktian keluar itu masih berlangsung.
Pada kebaktian kepada suatu dewa sering diperlukan penyucian yang keras
terhadap keduniawian. Makin tinggi dewa yang disembah, makin keras kebaktiannya dan makin besarlah kesediaan berkorban yang diminta di bidang materi
dan yang terikat oleh materi. Akibatnya adalah, bahwa manusia ini sebagai
makhluk rohaniah (berjiwa), mengalami hidupnya di lapisan-lapisan yang tipis
dari langitnya (jasmani halusnya). Mati bagi orang yang demikian berarti bahwa
ia pergi ke alam dewa itu. Di alam kafiruna ia berhubungan dengan dewanya
melalui angan-angannya yang masih ada dan berlangsunglah terus penyuciannya.
Semuanya itu dalam rangka kebaktiannya kepada dewanya tadi. Makin menjadi

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

145

Russel Crow dalam film Robinhood dari hutan Sherwood, yang dicintai masyarakatnya
Foto 3.2.5: Di Dunia Robinhood Perbuatan Kotor dan Bersih Berdampingan
Legenda Robinhood dari hutan Sherwood. Sang tokoh ini adalah perampok budiman, hasil
perbuatan kotor-nya segera di cuci untuk diberikan kepada masyarakat yang
membutuhkan
Hidup di dalam badan/jasmani kasar, juga suatu keberuntungan tersendiri dipandang
adanya kebebasan memilih. Karena proses pengotoran dan penyucian jiwa dapat berada
berdampingan. Terjadi pada saat yang bersamaan baik pada orang yang sama maupun
pada orang yang berlainan. Dengan demikian, ia dapat mengumpulkan pengalaman agar
makin lama makin mendekat kepada Suksma Sejati dan mengalami-nya dengan sadar.
Orang ini bahkan dapat keluar-masuk Rahsa Jati dengan badan yang sama, demi baktinya
kepada umat manusia.

__________
http://www.shockya.com/news/wp-content/uploads/robin_hood_horses1.jpg cited September 14, 2011.
http://rizanovara.files.wordpress.com/2009/12/robin_hood_2010_poster.jpg?w=236&h=350 cited September 15,
2011.
146

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

halus jasmani halusnya, makin tinggilah tempatnya di alam dewa, tetapi makin
menjadi gelaplah jiwanya jika dilihat dari titik pangkal Tripurusa.
Jalannya
kembali ke Tripurusa menjadi hampir-hampir mustahil.
Di alam kafiruna ia dapat tinggal beribu-ribu tahun.

Dewanya mence-

gah dia berbalik kiblat, berbakti kepada Suksma Kawekas.

Dengan

demikian hanya sebagai pengecualian ia dapat dilahirkan kembali untuk


hidup. Penyucian dan pengotoran di dunia dapat terjadi bersamaan
seiring dengan kehidupannya kembali di badan/jasmani kasar.

Orang yang demikian ini masih tetap autistik, hanya kadang-kadang dapat
diterobos oleh kontak dengan dewanya, tetapi kontak ini tidak memberi jawaban
yang cukup untuk mengatasi permainan keinginan-keinginan, perasaan-perasaan
dan ingatan-ingatan yang timbul tenggelam berganti-ganti,
yang selalu
menghasilkan kekecewaan-kekecewaan. Ia dapat tinggal beribu-ribu tahun di
alam kafiruna. Dewanya mencegah dia berbalik kiblat, berbakti kepada Suksma
Kawekas. Dengan demikian hanya sebagai pengecualian ia dapat dilahirkan
kembali, untuk hidup kembali di dalam badan/jasmani kasar, di mana penyucian
dan pengotoran dapat berada berdampingan.
Di dalam kehidupan ini,
memungkinkan ia dapat mengumpulkan
pengalaman-pengalaman untuk makin lama makin mendekat kepada Suksma
Sejati dan mengalami-nya dengan sadar. Orang ini bahkan dapat keluar-masuk
Rahsa Jati dengan badan yang sama, demi baktinya kepada umat manusia.
Kekuasaan dewa itulah yang sering menarik dan menyilaukan mata
manusia, sehingga ia lupa kepada Asalnya yang Suci. Pada dasarnya, kekuasaan
yang sama itu terkandung juga di dalam badan/jasmani manusia, yaitu kemayan.
Badan/jasmani kasar yang tidak berada dalam keselarasan,
merintangi
perkembangan kemayan ini, tetapi di dalam derajat Bayu Sejati, manusia dapat
menggunakan kekuasaan yang sama.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

147

MAKROKOSMOS

Dunia Luar

=================lPancaindral==============================
Dunia dalam
MIKROKOSMOS Manusia: Soma
[FISIK]

--------------------------------------------------[MENTAL]
Pamali
Pancasila: rela, sabar, narima,
Psike
Dasasila

Nafsu
Perasaan
Angan-angan

jujur, budi luhur

Extraversi

Aku
Introversi
Trisila: sadar, percaya, taat
(Hati Nurani)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati lSPIRITUAL]

---------------------------

Tripurusa:
Alam Sejati Pusat Imateri
Sorga: Suatu kesadaran dan kedaulatan mutlak, mahakuasa, serta

tak terikat oleh ruang dan waktu.


=========================================================================
Mikrokosmos/dunia dalam terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2), 2] Mental
(badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri, spirit,
dimensi-4). Makrokosmos/dunia luar berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.2.4: Pengertian Sorga di dalam Candra Manusia Indonesia


Mata manusia lebih tertarik dan silau akan kekuasaan dewa, sehingga ia lupa kepada
Asalnya yang Suci.
Padahal, di dalam badan/jasmani manusia sudah terkandung
kekuasaan yang sama yaitu kemayan. Badan/jasmani kasar yang tidak berada dalam
keselarasan, merintangi perkembangan kemayan ini, tetapi di dalam derajat Bayu Sejati,
manusia dapat menggunakan kekuasaan yang sama.
Potensi Bayu Sejati ini harus dilepaskan tanpa syarat, di dalam upaya mendapatkan posisi
Pembebasan. Proses tersebut merupakan syarat untuk masuk ke dalam keadaan berada
yang tak dapat dikenal sebelumnya. Tetapi, hasil akhir yang akan didapatkan berupa suatu
Kesadaran dan Kedaulatan mutlak, Mahakuasa, serta tak terikat oleh ruang dan waktu,
sesuai dengan suasana Sorga di dalam candra manusia Indonesia.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
148

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Di dalam Pembebasan, potensi Bayu Sejati ini dilepaskan tanpa syarat, untuk
masuk ke dalam keadaan berada yang tak dapat dikenal sebelumnya. Tetapi,
Silaunya mata manusia karena kekuasaan dewa itulah yang melupakan
kepada Asalnya yang Suci.

Sesungguhnya, kekuasaan yang sama itu

dimiliki juga oleh manusia, yang dikenal sebagai kemayan. Ketidakselarasan badan/jasmani kasar akan merintangi perkembangan
kemayan. Perkecualian di dalam derajat Bayu Sejati, manusia juga
dipinjami kekuasaan yang istimewa tersebut.

yang akan timbul berupa suatu Kesadaran, berdaulat mutlak dan Mahakuasa, tak
tergantung oleh tempat dan waktu. Inilah Sorga di dalam candra manusia
Indonesia.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

149

MAKROKOSMOS

Keinginan, cinta (o)


(tanpa polaritas)

Mutmainah

Sufiah

Egosentrifugal (+/++)
Sosial(+) & Suprasosial (++)

Kemauan, semangat (o)


(tanpa polaritas)

Egosentripetal (-/)
Egonetral ()
Amarah

Luamah

Mind

Angan-angan
(cipta, nalar, pangerti)

][

TheSelf

Diagram Kereta Mikrokosmos

Diagram Transenden 4.1.1: Kereta sempurna Mikrokosmos


Manusia (sang Aku) sudah diberi perlengkapan yang sempurna. Terdiri dari empat anasir
(suasana, api, air dan tanah) sebagai busananya dan tujuh perangkat (saudara) terdiri atas
empat macam kekuatan hawa nafsu (mutmainah, amarah, sufiah dan luamah), dan tiga
saudara lainnya yaitu cipta, nalar dan pangerti. Angan-angan (mind) diberi kekuasaan
mengendalikan (kusir) hawa nafsu. Apakah dipakai untuk mendatangkan anugerah atau
musibah diserahkan sepenuhnya kepada sang Aku.
Mutmainah, sebagai nafsu egosentrifugal (sosial dan supra sosia) akan mengarah ke
anugerah Tuhan. Luamah, sebagai nafsu jahat (egosentripetal) akan mengarah ke
musibah, kecuali karena kelihaian angan-angan yang mampu mengendalikannya. Penggabungan kekuatan Mutmainah dan sufiah (asmara-sufi-laya) akan mampu mengubah
polaritas egosentripetal luamah menjadi egonetral yang berarti suatu kesanggupan luar
biasa dari badan/jasmani untuk menanggung penderitaan apa saja guna mencapai tujuan
hidupnya yang hakiki (Pamudaran). Peristiwa berubahnya polaritas ini dinamakan
sublimasi, suatu mekanisme pertahanan manusia yang istimewa.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
150

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

BAB IV
HUKUM KEADILAN TUHAN
4.1 PENDAHULUAN
Hukum keadilan Tuhan ini menerangkan tentang arti anugerah dan
hukuman Tuhan, yang lazimnya disebut memetik buah perbuatan baik dan buruk.
Hukum Tuhan ini terasa kejam (tegas) karena sempurnanya (Aku) manusia yang memiliki tujuh saudara (empat kekuatan hawa nafsu dan tiga
angan-angan, sebagai kusir pengendalinya) serta empat anasir yang
menjadi busananya. Apakah dipakai untuk mendatangkan anugerah
atau musibah diserahkan sepenuhnya kepada kedaulatan sang Aku.

Yang disebut perbuatan baik adalah perbuatan yang selaras dengan karsa Tuhan
dan yang disebut perbuatan buruk (dosa) adalah yang bertentangan atau tidak
selaras dengan karsa Tuhan. Karsa Tuhan itu hanya demi kesejahteraan segenap
makhluk supaya selama diciptakan hidup di dunia, dapat selamat perjalanannya
hingga sampai ke jalan asal tujuan dan jangan sampai tersesat jalannya. Akhirnya
ketika dipanggil Tuhan (maut), tidak dapat kembali lagi ke alamnya yang sejati
ialah sumber dan tujuan hidupnya.
Sejak awal hidupnya, Tuhan sudah memberitahukan keadaan kehidupan
yang beraneka warna itu serta ke-wajib-annya, berlakunya hukum keadilan
(perbuatan), makna paugeran (janji, ikrar, kredo, syahadat) Tuhan kepada para
hamba. Hakekat keyakinan tersebut mengandung tiga macam kesanggupan besar,
yaitu: sadar, percaya dan taat, yang disucikan oleh lima macam kelakuan baik:
rela, sabar, narima, jujur dan budi luhur. Setelah Roh Suci menyanggupi semua
perjanjian Tuhan tersebut, kemudian diciptakanlah ia ke dunia sebagai manusia.
Kelalaian dalam menetapi ikrar tersebut berarti mengingkari (memungkiri) titipan
janji kepada Tuhan tersebut, ia akan menerima hukuman Tuhan karena
melanggar prasetia jiwanya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

151

Karma adalah hukum sebab-akibat, berjalan dengan otomatis, adil, dan menjaga keharmonisan

Gambar 4.2.1: Ruang Lingkup Hukum Karma


Karma merupakan hukum sebab-akibat, hukum tersebut berjalan dengan sendirinya,
otomatis, penuh dengan keadilan dan menjaga harmoni dunia. Semua penegak hukum
termasuk Polisi Karma tentunya sudah lebur di dalam hukum itu sendiri... Apa yang
Anda perbuat kepada dunia akan kembali juga kepada Anda.
Di luar kekuasaan Karma ialah hidup yang imateri, yang diam. Maknanya semua yang
terjadi akan kembali ke eksistensi asal yang diam dan abadi tersebut. Perbuatan, artinya ia
(akan) keluar dari sumbernya dan memasuki (eksistensi) ruang dan waktu menjadi terikat
dengan hukum abadi tersebut.

TheForce, yang Dinamis (Suksma Sejati) sebagai Pelaksana dari yang Statis (Suksma
Kawekas) menciptakan wadah Roh Suci (TheSelf) berupa keempat anasir dengan urutan-

urutan sebagai berikut: suasana (ether, hawa), api, air dan tanah (bumi), masing-masing
mengandung kekuatannya yang khas dan mandiri. Keberadaan ruang dan waktu (menjadi
ada, dari tidak ada apa-apa) dengan terlahirnya suasana. Semua yang terlahir setelah
unsur suasana, terikat oleh materi, dapat diukur menurut ukuran ruang dan waktu,
menjadi terikat dengan hukum karma.

__________
http://3.bp.blogspot.com/--sx78_WcI_Q/TaO_vTGxTzI/AAAAAAAAAIg/7F3HyFSwn_M/s1600/ KarmaCop311x322.jpg cited September 28, 2011.
http://s1.hubimg.com/u/5474148_f260.jpg cited September 28, 2011.
152

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

4.2 KARMA
Menuai buah dari tanaman perbuatan adalah suatu ketentuan dari Suksma Kawekas, TheSource, yang menguasai semua hidup yang terikat oleh materi, sebagai
Karma adalah representasi hukum keadilan yang menentukan, suatu
ketentuan dari Suksma Kawekas, TheSource, sumber hidup yang menguasai semua hidup yang terikat oleh materi. Siapa saja akan menuai hasil
tanaman sesuai dengan yang ditanamnya, menanam padi menuai padi.

hukum keadilan yang menentukan. Yang dimaksud dengan perbuatan itu tidak
hanya aktivitas alat gerak badan/jasmani, tetapi juga tiap gerak yang keluar dari
titik-diam di dalam sentra-sentra vitalitas: angan-angan, perasaan, dan nafsu.
Semua sifat-sifat dari gerak keluar itu dikuasai oleh hukum tersebut, seperti
kualitas, kuantitas, bentuk dan arahnya, pendek kata semua sifat-sifatnya yang
terikat oleh ruang dan waktu.
Yang berada di luar kekuasaan Karma ialah hidup yang imateri, yang diam.
Semua yang terjadi mengandung makna bahwa ia akan kembali ke eksistensi asal.
Perbuatan memasuki (eksistensi) ruang dan waktu, mengandung makna bahwa ia
(akan) keluar dari padanya.
Jika kita mengikuti terjadinya universum menurut candra manusia
Indonesia ini (Gumelaring Dumadi, buku III dari Sasangka Jati), maka dari Hidup
yang imateri, yang Diam, terlahir yang Dinamis sebagai pelaksana dari Kehendak,
yang terkandung dari yang Diam. Ada Kehendak untuk melepaskan Roh Suci
sebagai percikan dari Diam, tetapi Kehendak itu menunda pelaksanaannya,
menunggu adanya busana material untuk wadah percikan yang dikorbankan dari
Diri sendiri.
Wadah, busana itu diciptakan oleh yang Dinamis sebagai Pelaksana dari
yang Statis keempat anasir dengan urutan-urutan sebagai berikut: suasana (ether,
hawa), api, air dan tanah (bumi), masing-masing mengandung kekuatannya yang

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

153

TheSource
TheForce
TheSelf
Dimensi-4

PSIKE
Dimensi-3

Body

SOMA
Dimensi-2

Mind

(EGO)

||

Soul
Anganangan

TTrreeFFooiill

Perasaan

Nafsunafsu

MIKROKOSMOS

MAKROKOSMOS
Manusia, Dewa, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, dan Mineral
Dimensi-1

Diagram Transenden 4.2.1: Terjadinya Alam Semesta


Dipimpin oleh Kebijaksanaan perencanaan, keempat unsur: suasana (ether, hawa), api, air
dan tanah (bumi), dengan kekuatan masing-masing saling pengaruh-memengaruhi
terjadilah bentuk dan hubungan, yang lambat-laun memberi wujud kepada alam semesta.
Ketika wadah telah siap, maka diciptakanlah isinya yaitu manusia, dewa, binatang, dan
tumbuh-tumbuhan, pengisi dunia dan bagian dari makrokosmos.
Tripurusa (TriAspek ) adalah pusat jati dirinya manusia, sebagai titik statis. Hidup imateri
dalam tiga aspek, turun di dalam ikatan materi dengan segala akibat-akibatnya. Pada suatu
ketika ikatan materi tersebut, harus ditiadakan oleh suatu Pembebasan. Pengembalian ke
titik statis dan Pembebasan dipandu oleh TheForce, Suksma Sejati atas nama TheSource,
Suksma Kawekas.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
154

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

khas dan mandiri. Dengan terlahirnya suasana, dilahirkan ruang dan waktu.
Semua yang terlahir setelah unsur suasana, terikat oleh materi, dapat diukur
menurut ukuran ruang dan waktu.
Tiap gerak yang keluar dari titik-diam di dalam sentra-sentra vitalitas:
angan-angan, perasaan dan nafsu adalah perbuatan. Tidak hanya
aktivitas alat gerak badan/jasmani saja disebut perbuatan, tetapi semua
sifat-sifat dari gerak keluar titik diam dikuasai oleh hukum abadi
(karma), seperti kualitas, kuantitas, bentuk, dan arahnya, pendek kata
semua sifat-sifatnya yang terikat oleh ruang dan waktu.

Keempat unsur tadi dengan kekuatan masing-masing saling pengaruhmempengaruhi dan karena dipimpin oleh Kebijaksanaan perencanaan, terjadilah
bentuk dan hubungan, yang lambat laun memberi wujud kepada universum. Jika
wadah telah siap, maka datanglah isinya yaitu manusia, dewa, binatang, dan
tumbuh-tumbuhan.
Yang essensial di dalam manusia adalah Tripurusa, Hidup imateri dalam
tiga aspek, derajat, turun di dalam materi dengan segala akibat-akibatnya. Pada
saat itu juga mulailah berlaku Hukum Karma baginya. Karena Tripurusa dianggap
sebagai titik-Diam, maka pemindahan titik berat hidup ke hidup material itu tadi
adalah suatu perbuatan nyata, yang pada suatu ketika harus dikembalikan
kepada titik-diamnya lagi. Ikatan pada materi ini pada suatu ketika, harus
ditiadakan oleh suatu Pembebasan.
Semua aktivitas angan-angan, perasaan, dan nafsu adalah akibat
pemindahan dari titik berat ke jasmani, memilih hidup yang mengandung
kemungkinan-kemungkinan berada dan kemungkinankemungkinan berbuat
yang saling berlawanan (polar, berpolarisasi, berkutub, bertujuan). Polaritas ini
tidak ada di dalam Tripurusa.
Ketiga sentra vitalitas memperlihatkan polaritas. Angan-angan terarah di
dalam konsentrasi dan abstraksi. Penerangan oleh angan-angan menyebabkan
terjadinya bidang yang gelap di luar bidang yang terang. Perhatian itu membatasi

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

155

MAKROKOSMOS
Manusia, Dewa, Hewan, Tumbuh-tumbuhan, Mineral

[Alam Semesta]

==============l Pancaindra l===============================


MIKROKOSMOS

[Manusia seutuhnya]

Fisik
-------------------------------------------------Mental
[Aku]

- - - - - - - - - -l Rahsa
TRIPURUSA:
TreFoil:
[Alam Sejati]

3Roh

Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Suci,

3TheSelf,

2Suksma

Sejati, 1Suksma Kawekas

2TheForce,

1TheSource

(Pusat Imateri)

Spiritual

=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 4.2.1: Rahsa Jati adalah Ilkim Tripurusa


Rahsa Jati, TheGate, adalah iklim Tripurusa bukanlah apa yang kita sebut sehari-hari
sebagai kesadaran dan ke-tidak-sadaran, tetapi keadaan di antara keduanya, juga sekaligus
mengandung keduanya di dalamnya. Suatu suasana transendental yang penuh harmoni,
membatasi kedalaman di lubuk hati selanjutnya.
Sang aku dengan melakukan introspeksi berbekal perilaku unggulannya yaitu sadar
percaya, dan taat kepada Tripurusa, akhirnya siap menyerahkan seluruh kedaulatannya di
depan pintu gerbang Rahsa Jati, ia tidak kuasa lagi melaluinya.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
156

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

dan dengan sendirinya menyebabkan adanya bagian yang di luar perhatian itu.
Pembentukan suatu kesadaran disertai dengan terjadinya suatu ke-tidaksadar-an.
Kesadaran Rohani (TriAspects) transendental terhadap kesadaran dan
ketaksadaran, berarti netral terhadap kesadaran yang biasa. Manusia
yang telah dibebaskan, tidur juga, tetapi ia sadar selama tidurnya. Ia
mati, tetapi kesadarannya tidak berubah. Manusia itu berada di luar
hukum Karma. Hukum sebab akibat sudah tidak menguasainya lagi.

Iklim Tripurusa yang disebut Rahsa Jati, bukanlah apa yang kita sebut
sehari-hari sebagai kesadaran dan ketaksadaran. Tetapi, keadaan di antara
keduanya. Juga, sekaligus mengandung keduanya di dalamnya (transendental,
melampaui batas-batas kedalaman di lubuk hati).
Kesadaran Tripurusa ini tidak mengusir kesadaran yang biasa, tetapi
transendental terhadap kesadaran dan ketaksadaran. Manusia yang telah
dibebaskan, tidur juga, tetapi ia sadar selama tidur itu, ia mati, tetapi
kematiannya itu tidak mengubah apa-apa pada Kesadarannya itu. Jika dikatakan
dengan istilah hukum Karma, maka manusia itu sudah berada di luar hukum
Karma. Hidupnya sudah tidak dikuasai lagi oleh hukum sebab akibat.
Kedaulatan angan-angan diimbangi oleh sifat kehambaannya; aktivitas
kekuasaan sebagai regulator badan/jasmani diimbangi oleh penyerahan
takberdaya, merupakan hasil sikap pasifnya terhadap Tripurusa.
Nafsu juga memiliki sifat polarisasinya. Luamah mempunyai dua sifat yang
bertentangan, yang memungkinkan sublimasi. Kecuali itu, Luamah merupakan
kutub-lawan nafsu mutmainah.
Jika kita pikirkan bahwa sentra vitalitas itu sebagai sumber tenaga, seperti
yang dikemukakan oleh Jung, maka tenaga-tenaga yang keluar itu suatu ketika
akan kembali ke Sentra asalnya, dalam segala kualitasnya. Orang mungkin tergo-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

157

MAKROKOSMOS

ALAM SEMESTA

Sufiah

Mutmainah

Amarah

Luamah

Mind
][

TheSelf

Diagram Kereta Mikrokosmos

Diagram Transenden 4.2.2: Kereta ideal Mikrokosmos


Sentra vitalitas angan-angan yang berdaulat itu memiliki sifat kehambaan ketika tunduk
dengan berserah diri dan pasif di hadapan Tripurusa. Begitu juga nafsu-nafsu sebagai
sentrum vitalitas berikutnya memiliki sifat dan polaritas yang unik.
Nafsu-nafsu seyogyanya dikendalikan oleh angan-angan (Mind) sebagai pengendali utama.
Luamah mempunyai dua sifat yang bertentangan, yang memungkinkan sublimasi. Kecuali
itu, Luamah merupakan kutub-lawan nafsu mutmainah.
Jika kita pikirkan bahwa sentra vitalitas itu sebagai sumber tenaga, seperti yang
dikemukakan oleh Jung, maka tenaga-tenaga yang keluar itu suatu ketika akan kembali
ke Sentra asalnya, dalam segala kualitasnya. Sentra asal (Sadar Kolektif) yang dinamis
adalah Sang Guru Sejati (TheForce/gambar sinar terang abadi) utusan Suksma Kawekas
(TheSource) yang abadi yaitu Sadar Kolektif yang statis.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
158

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

da untuk berkata tentang hukum ketetapan tenaga dengan demikian menganggap hukum-hukum ilmu alam berlaku bagi hidup yang terikat oleh materi.
Di dalam Hukum Keadilan ini terdapat daya pengaruh, dalam arti
penambahan dan pengurangan.

Maka perbuatan-perbuatan yang

dipantulkan oleh hukum abadi tersebut, dapat kita rasakan lebih berat
atau lebih ringan. Suasana yang mengiringi karma yang datang penting
untuk diperhatikan sebagai bahan pembelajaran.

Segi-segi yang berlawanan kutub dari suatu sentra dapat saling


mengimbangi, tetapi aktivitas yang telah dialami tidak akan pernah dapat
ditiadakan.
Jika dua hal yang kutubnya berlawanan dari satu sentra
diumpamakan sebagai tinta hitam dan tinta putih yang dicampur dalam satu
wadah, maka warna tinta ditentukan oleh perbandingan kadar warna kedua tinta
tersebut. Jika sedikit hitam dan banyak putihnya, maka pada suatu ketika kita
tidak melihat hitamnya lagi, walaupun kenyataannya tinta hitam masih ada di
dalam campuran tersebut.
Jadi di dalam Hukum Karma ini terdapat daya pengaruh. Daya pengaruh
tersebut dalam arti kumulatif (timbunan, tandon) dan peringanan. Karena
peringanan dan tandon, maka perbuatan-perbuatan yang dipantulkan kepada
kita oleh Karma dapat dirasakan lebih berat atau lebih ringan.
Latar belakang saat datangnya Karma pada kita merupakan juga faktor yang
sangat penting. Umpamanya orang pernah memukul kepala orang lain dengan
pukul besi, maka menurut Karma ia akan mendapat pukulan pada kepalanya
pada suatu ketika. Bagaimana pukulan ini akan datang kepadanya? Tergantung
dari sifat sikap hidup dan perilakunya selama waktu antara ia memberi pukulan
dan saat ia menerima Karma.
Hukum keadilan ini akan berjalan dengan
sendirinya sejak awal terjadinya alam semesta. Keberadaan Karma melalui
mekanisme pengatur ketertiban alam semesta dengan segala dinamikanya, agar
terselenggara hubungan yang adil dan harmonis semua penghuninya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

159

Manusia yang tertutup matanya, pedang dan timbangan sebagai simbol keadilan masyarakat

Gambar 4.2.2 : Simbol Ilustrasi Hukum Keadilan di Dunia dan Hukum Karma
Simbol keadilan selalu digambarkan sebagai manusia yang membawa pedang keadilan dan
timbangan untuk menimbang perbuatan baik dan buruk dengan mata yang tertutup
sebagai penjaga kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya (atas nama Ketuhanan
Yang Maha Esa). Karma digambarkan sebagai hukum sebab-akibat, abadi, dan sempurna
sebagai pemberian Tuhan Yang Mahaadil.
Karma sebagai hukum abadi yang tak berubah-ubah dan berlaku untuk selama-lamanya
berdasarkan pandangan bahwa manusia dapat merasakan kemurahan dan kasih sayang
Tuhan Yang Maha Kuasa, sekaligus keadilannya pun tidak dapat diabaikan sepanjang masa.
Pengalaman organis maupun rohaniah diharapkan mampu menyimpulkan makna Karma
sebagai representasi dari Mahakuasa, Mahapengasih, Mahapenyayang sekaligus Mahaadil.
__________
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRwDcSJg2pl3DebynYfjGYpqQ4Ql6KCvbwD9B2HgzDG8QN1N93nPRqwjtv cited September 28, 2011.
160

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Kalau selama waktu itu perilakunya berdasarkan Kesadaran Suksma Sejati


dengan cara hidup Trisila dan Pancasila, maka kehidupannya ini telah
mengimbangi, dalam arti menebus perbuatan-perbuatan yang terdahulu. Sebagai
Cara hidup Trisila dan Pancasila, berarti menebus perbuatan-perbuatan
yang terdahulu. Sebagai gantinya karma memukul kepala dengan palu
besi (sesuai dengan perbuatan terdahulu), ia mungkin hanya mendapat
ketukan ringan pada kepalanya. Hukum karma telah melaksanakan
tugasnya dengan sempurna.

gantinya dipukul dengan palu besi (dalam keadaan yang sama dengan yang
dahulu), ia mungkin hanya mendapat ketukan ringan pada kepalanya. Ketukan
itu tidak usah datang dari orang yang dipukul dahulu, tetapi dari teman atau
saudara sebagai senda gurau atau ia mendapat pukulan di kepalanya dari suatu
sandiwara dari pemukul yang terbuat dari kardus. Dengan jalan ini Karma telah
terlaksana.
Peringanan atau kumulasi dan perubahan keadaan menyebabkan orang
yang bersangkutan menerima dan merasakan nasibnya sebagai anugerah atau
sebagai hukuman. Sikap hidupnya tergantung dari hubungan orang itu pada saat
itu dengan Tripurusa dan dengan dunia material. Karma tidak hanya ditentukan
oleh aktivitas berbagai sentra vitalitas dan aktivitas seluruh kepribadian, tetapi
iklim jiwa yang dibentuk oleh sentra-sentra itu, adalah juga faktor pengiring yang
ikut menentukan nasib yang menanti manusianya.
Saat datangnya Karma pada manusia terkandung di dalam kebijaksanaan
Suksma Sejati sebagai Pemimpin dan Guru Sejati. Keadaan psikis pada waktu itu
selalu merupakan kondisi terbaik untuk membangkitkan atau untuk merangsang
Kesadaran Tripurusanya. Dilihat dari pendirian ini, maka Hukum Karma ini adalah
juga hukum abadi (hukum yang tak berubah-ubah dan berlaku untuk selama-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

161

Seorang anggauta pramuka sedang belajar menggunakan kompas dari pelathnya ..

Foto 4.2.1: Kompas adalah Alat Penunjuk Mata Angin


Steven Merck, 11 tahun, seorang anggota pramuka sedang belajar menggunakan kompas,
didampingi oleh pelatihnya Donie Shreve. Masih banyak orang yang selalu membawa
kompas, pisau dan senter kemana pun ia pergi.
Akibat-akibat yang dirasakan manusia ketika menerima Karmanya sendiri, dapat dianggap
sebagai pembelajaran, pengalaman, dan selanjutnya dapat dipakai sebagai kompas untuk
mendapatkan esensi hidup. Jadi bertujuan pendidikan.
Bagi seorang pejalan spiritual, yang bertujuan mendapatkan makna hidup yang hakiki dan
telah mengerti adanya kemungkinan untuk bertunggal dengan Suksma Sejati dan
pembebasan dari Hukum Karma, tiada lagi untung dan rugi, semua adalah pengalaman
menapaki jalan spiritual yang semakin lama semakin sepi.
__________
http://www.success-central.com/images/stories/compass.jpg cited September 28, 2011.
http://media.independentmail.com/media/img/photos/2011/04/09/0409jolly1_t300.jpg cited September 28,
2011.
162

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

lamanya), suatu gejala dari Mahaadil, Mahamurah, dan Mahaampun Suksma


Kawekas, yang menyuruh kita melalui pengalaman-pengalaman organis dan
rohaniah menyimpulkan inti maknanya.
Dosa atau mengandung kekuatan untuk berbuat dosa adalah akibat
suatu perbuatan atau gerak keinginan tertentu dari sentra vitalitas
manusia yang masih berbusana jasmani materi sebelum Pembebasan.
Maka Pamudaran membebaskannya dari perbuatan dosa, ia telah
panggil kembali oleh TheForce, UtusanNya yang abadi.

Selanjutnya dapat dipakai sebagai kompas untuk mendapatkan esensi


hidup. Jadi bertujuan pendidikan (paedagogis). Bagi seorang musafir hidup,
yang bertujuan mendapatkan esensi hidup ini, dan telah melihat adanya
kemungkinan untuk bertunggal dengan Suksma Sejati dan Pembebasan dari
Hukum Karma, tiada lagi untung dan celaka, semua adalah pengalaman.
Yang ada hanya perbuatan dan sikap hidup, yang mengikat dia dari derajat
kehidupan yang terikat oleh material atau yang membawa dia kepada
Pembebasan. Polaritas ini tinggal titik beratnya apakah selamanya tinggal di
dalam Tripurusa ataukah di dalam badan/jasmani.
Jika titik-berat telah
diletakkan untuk selamanya di dalam Hidup yang imateri, maka dari situ jugalah
badan/jasmani dikendalikan.
Perbuatan-perbuatan badan/jasmani lalu merupakan manifestasimanifestasi Suksma Sejati, yang mengatur Hukum Karma. Jika hidup di dalam
busana material dengan segala akibatnya disebut dosa atau setidak-tidaknya
mengandung kekuatan untuk berdosa, maka orang yang telah mencapai
Pembebasan itu tadi telah dibebaskan dari dosa. Membebaskan diri dari dosa
berarti menjadi selalu makin dekat dengan derajat Suksma Sejati.
Bagi manusia yang sudah berdiri di pintu gerbang Pembebasan, maka dosa
satu-satunya ialah masih terikatnya ia kepada yang material, sehingga masih
mengandung kemungkinan untuk dilahirkan kembali. Pembedaan antara baik

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

163

Suku Penan masih hidup berpindah-pindah di hutan-hutan Sarawak, Borneo.

Foto 4.2.2: Masyarakat Pedalaman dengan Kebudayaannya yang masih Sederhana


Hanya beberapa ratus orang Suku Penan masih hidup berpindah-pindah tempat
(nomaden) di hutan-hutan Sarawak, Borneo.
Kira-kira 10.000 lainnya berhasil
ditempatkan di rumah-rumah panjang. Masih ada masalah mengenai kesehatan dasar dan
pendidikan mereka di pedalaman. (Thomas Bell, Bangkok, 29 Juli, 2007)
Orang yang baru dilahirkan pertama kali masih sederhana pengetahuan dan perilakunya,
seolah-olah mendapatkan dispensasi dalam penerapan hukum Karma. Barangkali populasi
masyarakat pedalaman, dan masih tinggal di hutan-hutan termasuk orang yang belum
pernah merasakan alam kafiruna, baru pertama kali dilahirkan di bumi. Tentu saja kalau
wacana prasejarah perorangan (reinkarnasi, tumimbal lahir) dapat diterima. Pengetahuan
ini bukan sesuatu yang sangat penting, tetapi dapat menjawab dengan jitu beberapa
keraguan menghadapi apa yang terjadi di sekitar kita. Hukum Karma mempertimbangkan
semua faktor tersebut di atas.
__________
http://www.theage.com.au/ffximage/2007/07/28/rgw_penan_narrowweb__300x458,0.jpg cited September 28, 2011.
http://www.theage.com.au/news/world/biofuel-push-threatens-nomad-tribe/2007/07/28/ 1185339319498.html cited
September 28, 2011.

164

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

dan buruk sudah lama ditinggalkan, tidak hanya di dalam anggapan, tetapi juga
di dalam perbuatan. Itu tidak berarti bahwa manusia dalam derajat itu mencampuradukkan pengertian baik dan buruk serta berbuat semau-maunya, tetapi
Ibarat suatu sidang pengadilan untuk mengambil keputusan yang adil
pada hukum karma, maka baik terdakwa, saksi, jaksa, maupun hakim
dan pelaksana vonisnya adalah

perbuatannya itu sendiri. KeadilanNya

adalah a-pribadi, mutlak dan tidak perlu diragukan lagi.

pembedaan itu tidak lagi merupakan pertimbangan baginya untuk orientasi


hidupnya.
Manusia yang dilahirkan untuk pertama kali, belum berpengalaman dalam
menggunakan angan-angan, perasaan, dan nafsunya. Fungsi-fungsi vitalitasnya
belum didasari pengalaman dan karena itu ia masih mudah kena pengaruh faktorfaktor luar dan orang-orang lain. Benar atau salahnya apa yang dilakukan
olehnya, lebih banyak disebabkan oleh pengaruh faktor-faktor luar itu daripada
karena inisiatifnya sendiri. Semua faktor ini termasuk dalam pertimbangan
Hukum Karma, sehingga dapat memberi keringanan dalam pemantulan kembali
perbuatan-perbuatannya.
Jika kita boleh membandingkan Hukum Karma ini dengan pengadilan.
Maka, baik terdakwa, saksi, jaksa, maupun hakim dan pelaksana vonisnya
adalah perbuatannya sendiri. Maha-adilnya adalah mutlak dan bersifat a-pribadi.
Selanjutnya, di dalam buku Sangkan Paran yang sama, ditulis jika pada reinkarnasi yang pertama tidak sampai pada Pembebasan dan manusia dilahirkan untuk
hidup yang kedua kali, setelah selesai mengalami alam kafiruna, maka di dalam
hidup yang kedua kali ini terjalin Karma yang belum terlaksana, sebagai
kemungkinan dapat diharapkan realisasinya kemudian.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

165

Reinkarnasi diyakini sebagai hidup berkali-kali di dalam personalia yang berbeda-beda

Gambar 4.2.3: Kontinum Ruang dan Waktu dalam Perspektif Reinkarnasi


Barangkali hidup yang kita jalani memang berkali-kali di dalam personalia yang berbedabeda tetapi masih menempati rohani (spirit) yang sama. Diyakini bahwa teori-teori fisika,
dawai, dan kuantum telah membuktikannya. Masih banyak yang menganggap hanya ilusi
yang memberikan substansi kepada dunia materi, dan di dalam angan-angan kita.
Adanya garis kontinum kesadaran manusia di dalam ketujuh reinkarnasinya, teoretis dapat
mencapai lebih dari 500 tahun umur di bumi, itu belum ditambahkan tahun menempati
alam kafiruna. Badan/jasmani halusnya juga memiliki kontinum yang sama, hanya
badan/jasmani kasarnya yang dikubur atau menjalani proses lainnya untuk kembali ke
alam unsur di bumi.
Ini semua adalah konsekuensi ilmu pengetahuan, bukan tujuan hidup manusia, hanya
sekadar wacana, boleh dianggap tidak penting. Mengalihkan titik berat kesadaran aku ke
pusat imateri untuk menyongsong pamudaran tanpa menunggu reinkarnasi berikutnya
adalah tujuan utama dari candra jiwa Indonesia.
__________
http://themeadownovel.files.wordpress.com/2008/09/reincarnation-picture1.jpg cited September 28, 2011.
http://themeadownovel.wordpress.com/httpthemeadownovelwordpresscom/ cited September 28, 2011.
166

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Di dalam kehidupan yang kedua dan selanjutnya, pengalaman-pengalaman


bertimbun dan timbullah lebih banyak inisiatif dan tanggung jawab pribadi.
Kedua faktor ini diperhitungkan di dalam Karmanya dan ikut menentukan saat
Para mantan penghuni alam kafiruna banyak inisiatif dan tanggung
jawab pribadinya. Karmanya semakin berat dan datangnyapun semakin
lambat. Ini semua sebagai mekanisme hukum abadi demi pembelajaran
dan memberi kesempatan manusia untuk menyucikan dirinya.

datangnya Karma padanya. Keadilan Suksma Kawekas memperhitungkan pertanggungan jawab pribadi dan manusia dianggap cukup kesempatan untuk
memperbaiki dirinya.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa makin sedikit tanggung jawab
pribadinya, makin ringanlah Karmanya dan makin cepatlah ia datang sesudah
perbuatannya. Agar terasa hubungan yang ada antara kesalahan dan hukumannya yang adil itu. Makin lanjut reinkarnasinya, makin banyak tanggung jawab
pribadinya, makin berat Karmanya dan makin lamalah ia datang sesudah
perbuatannya. Itu semua untuk memberi kesempatan manusia memperbaiki diri.
Ketujuh reinkarnasi itu merupakan satu garis kontinyu dalam hal kesadaran
Akunya. Mungkin badan/jasmani halusnya tetap sama saja selama hidupnya yang
berturut-turut itu. Baik dilengkapi oleh suatu badan/jasmani kasar, atau sendiri
saja selama di dalam alam kafiruna.
Selama ada badan/jasmani, selama itu dapat diadakan penggolongan
berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada, sehingga masyarakat tempat
manusia hidup bersama dengan sendirinya dapat dibagi atas berbagai kelas atau
tingkatan. Umat manusia dapat dibagi atas dasar pencurahan sentra-sentra
vitalitas, dan pembagian lebih lanjut atas dasar perbandingan kuantitatif
kapasitasnya, sehingga terdapat umpamanya kelas tipe angan-angan, dengan
sub-golongan yang saling berhubungan hierarkis. Atau kelas tipe nafsu dengan
pembagian terinci lebih lanjut dan sebagainya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

167

Dewan Keamanan PBB menerima resolusi dasar untuk dunia yang bebas dari senjata nuklir

Foto 4.2.3: Resolusi Bebas Persenjataan Nuklir di Dewan Keamanan PBB


Presiden USA Obama telah menekankan perlunya menciptakan dunia bebas nuklir dalam
perdebatan PBB. Dewan Keamanan PBB secara bulat menerima suatu resolusi dasar untuk
membentuk dunia yang bebas dari persenjataan nuklir. (Hurriyetdailynews. com, 29 September
2009).
Dunia pemikiran adalah dunia bebas, dapat mencapai apa saja bagaikan mendapat
pinjaman tangan Tuhan untuk dapat meraih apa saja. Mengikuti perjalanan sang waktu,
manusia bertambah pengalaman, inisiatif dan tanggung jawabnya.
Sentra-sentra
vitalitasnyapun berkembang.
Soemantri telah mewacanakan (Wacana I) adanya
pengelompokan manusia berdasarkan sifat-sifat tertentu yang merujuk sentra-sentra
vitalitasnya yang dominan. Candra jiwa Indonesia mengidentifikasi kemungkinan adanya
golongan manusia dengan tipe dominan: 1) nafsu, 2) angan-angan, 3) perasaan, dan 4) rahsa
jati dengan segala kemungkinan manifestasi kepribadiannya.

____________________
http://www.hurriyetdailynews.com/n.php?n=obama-pushes-nuclear-arms-free-world-at-un-talks-2009-09-24
cited September 28, 2011.
http://www.hurriyetdailynews.com/images/2009_09_24/obama-pushes-nuclear-arms-free-world-at-un-talks2009-09-24_l.jpg cited September 28, 2011.
168

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Orang dapat membuat pembagian berdasarkan letak titik-berat hidup di


dunia-luar atau dunia-dalam, seperti dilakukan Jung dalam tipe ekstravert dan
introvertnya. Sebagai titik tolak semua tipologi itu dapat diterima dan semua tipe
Pertanyaannya apakah Pamudaran benar-benar menjadi tujuan sejati
hidup manusia? Tentu saja dapat dicari Kebenaran TriAspects dengan
mengikuti proses introversi bagi timbulnya intuisi atau wahyu. Masih
tersedia jalur pilihan lain yang menuju ke alam dewata. Setiap orang
hanya bertanggung jawab bagi dirinya sendiri atas pilihannya itu.

yang berbeda-beda itu dapat menjadi dasar, dari mana tiap manusia melepaskan
diri dari ikatan kehidupan material. Hukum Karma menentukan juga di golongan
masyarakat mana orang dilahirkan kembali nantinya.
Dapatlah difahami dengan penuh empati, jika orang bertanya pada diri
sendiri benarkah bahwa Pembebasan, seperti yang digambarkan ini, adalah
tujuan sejati dari hidup. Sebagai manusia yang belum mencapai Pembebasan,
sudah pasti tidak dapat memberi jawaban yang menyelesaikan. Tetapi kita dapat
menguji Kebenaran Tripurusa (TriAspek, TriFoil, TreFoil) dengan pengalaman
sendiri, dengan mengikuti cara hidup yang mengandung kondisi yang khas bagi
timbulnya intuisi dan wahyu. Atau dapat juga menempuh jalan hidup yang
menuju dewa. Apa pun yang dipilih, akhirnya manusia hanya bertanggung jawab
kepada dirinya.
Mari kita biarkan pikiran kita bergerak dengan bebas. Andaikata benar
bahwa tujuan hidup itu Pembebasan, maka lama-kelamaan tujuan itu akan makin
jelas menampak.
Umat manusia dan masyarakat akan berubah sepanjang
perkembangannya, karena sentra-sentra vitalitasnya makin mengembangkan diri
lebih lanjut. Dengan bergerak majunya perjalanan sang waktu akan bertambah
pula pengalaman dan inisiatif manusia yang selalu mengasah dan menajamkan
peranan sentra-sentra vitalitasnya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

169

MAKROKOSMOS

(FISIK)

(MENTAL)
.

BAYU SEJATI

-------------------------------------------------------RAHSA JATI

PUSAT IMATERI
(SPIRITUAL)

Diagram Transenden 4.2.3: Golongan Manusia Bayu Sejati dan Rahsa Jati (Wacana II)
Soemantri masih memiliki hipotesis (Wacana II) adanya sentra-sentra vitalitas lainnya
yang sampai disertasinya dipertahankan di dunia ilmiah (1956) belum dikembangkan.
Sentra-sentra ini agaknya berupa tenaga jasmaniah yang akan dieksploitasi oleh 1)
golongan besar manusia yang mampu mengembangkan Bayu Sejati-nya (Aku-material)
sebagai raja yang berdaulat atas badan/jasmani tetapi mengingkari Rahsa Jatinya.
Golongan besar manusia lainnya adalah 2) mereka yang mampu mangalami Rahsa Jati-nya
sebagai sentra vitalitasnya yang utama. Dampak analisis komunikasinya menjadi menarik
karena kedua golongan besar yang polaritasnya berbeda ini pada suatu ketika akan
berhadap-hadapan apakah akan terjadi peperangan atau mungkin hanya berdiskusi saja
untuk memperbaiki masyarakat manusia teoretis ini.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
170

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Mungkin timbul diferensiasi menjadi manusia nafsu, manusia perasaan,


manusia angan-angan dan manusia Rahsa Jati. Barangkali, mereka akan membentuk masyarakatnya sendiri- sendiri yang sedikit banyak agak terpisah yang satu
Akhirnya ada dua model (Wacana III) manusia; 1) golongan yang introversi ke Tripurusa di dalam dirinya dan 2) golongan yang ekstraversi
Akunya sampai ke puncak eksistensinya, maka jalan untuk sampai kepada Tripurusa cukup dengan mengingatkan diri kepada Kedaulatan
Hidup di dalam dirinya sendiri, masuk ke dalam golongan pertama.

dari yang lain. Seperti ada kelompok sifat watak, dapat juga timbul kelompok
jenis manusia, atas dasar sentra vitalitas (Wacana I).
Pada perkembangan lebih lanjut, maka sungguh akan tinggal dua golongan
besar (Wacana II), pertama; golongan besar manusia yang mengalami Rahsa Jati
(TheGate) sebagai sentranya. Kedua; golongan besar manusia yang mengingkari
Rahsa Jatinya dan hanya mengembangkan sang aku-material-nya (Bayu Sejatinya)
sebagai raja berdaulat atas badan/jasmaninya dan mengeksploitasi sentra-sentra
tenaga jasmaniah (barangkali juga sentra-sentra yang sampai sekarang belum
diperkembangkan). Barangkali, sangat barangkali, suatu hipotesis, karena
jalannya pikiran ini hanya sekadar jalannya pikiran-pikiran, kedua golongan besar
itu tadi akan saling berhadapan pada suatu ketika.
Jika perkembangan umat manusia sudah sedemikian jauhnya, sehingga
tinggal dua diferensiasi (Wacana III). Yaitu, golongan yang memanifestasikan
Tripurusa di dalam dirinya dan golongan kebalikannya, yang memperkembangkan
Akunya sampai ke puncaknya. Maka, perjalanan untuk sampai kepada Tripurusa
bukanlah jalan memutar melalui Trisila dan Pancasila. Akan tetapi, cukup dengan
mengingatkan diri kepada Kedaulatan Hidup di atas dirinya sendiri, untuk masuk
ke dalam golongan pertama. Kedua jenis yang diperlawankan secara keras
tersebut, ternyata berdiri sangat berdekatan juga.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

171

Bintang film Tom Hank sedang serius membaca artikel persaudaraan internasional P.A.G.A.N.

Foto 4.2.4: Dunia Fantasi, Manusia Tertentu Menjadi Kandidat Dewata


Film ini menceritakan tentang persaudaraan setan. Agama Pagan dianggap masyarakat
sebagai penyembah setan, menggunakan symbol pyramid (ujungnya terbelah dan mata
yang melihat. Serial televisi CSI: NY). (Hidden Subliminal Messages in Hollywood,
Thursday, June 17, 2010)
Dalam dunia fantasinya Soemantri (Wacana IV) menyebutkan bahwa manusia tertentu
adalah kandidat (calon) utama untuk menggantikan kedudukan para dewa sekalipun
golongan dewa yang paling tiggi. Teori ini memungkinkan mengingat umur para dewa
panjang tetapi masih terbatas dan ia hanya terdiri atas satu anasir saja. Manusia ini
berbadan/jasmani halus dengan lingkungan anasir api sebagai tempat bermainnya.
Karakter manusia ini memiliki kedaulatan aku yang tak terkendalikan, merasa dirinya
paling tinggi kedudukannya di makrokosmos ini sehingga layak sejajar untuk
berkomunikasi dengan para dewa yang tertinggi. Jika jenis manusia ini cukup banyak
maka dapat saja membentuk perhimpunan persaudaraan setan berskala dunia.
__________
http://4.bp.blogspot.com/_9lSwJ-jeXxQ/TBpfeRXqhVI/AAAAAAAABC4/SmKzAYQDAiQ/ s1600/dragnet_
satanic_brotherhood_international.jpg cited September 28, 2011.
http://2.bp.blogspot.com/_9lSwJ-jeXxQ/TBpe2CjNCfI/AAAAAAAABCw/FauxNdt3h5o/s1600/tom-hanksinternational-brotherhood-of-satan.jpg cited September 28, 2011.
172

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Dalam tahap perkembangan umat manusia yang demikian ini, kiranya


manusia sudah tidak dipengaruhi lagi oleh kebutuhan material. Mereka semua
kiranya sudah menguasai nafsu, sehingga tidak dapat lagi merintangi berfungsiKeadilan Suksma Kawekas terhadap umat manusia akan turun sebagai
Karma, hukum abadi pada suatu ketika. Maka neraca perhitungan itu
mencakup semua hal yang berlawanan kutub dari semua faktor yang
akan ditimbang dengan adil. Mengenai diri kita sebagai makhluk, baik
badan/jasmani kasar maupun jiwanya.

nya angan-angan. Kedaulatan Aku yang tak terkendalikan, yang tak mengakui apa
pun dan siapa pun diatas dirinya, dapat dengan layak dan dengan mudah
bersekutu dengan dewa-dewa yang tertinggi, bahkan mungkin dapat mengganti
dewa di alam pemerintahan bayangan dunia, dengan kedok barangkali suatu
ikatan persaudaraan (brotherhood) yang meliputi seluruh dunia.
Penggantian dewa ini memang dapat terjadi, karena dewa itu terbatas
umurnya, sebab hanya terdiri dari anasir. Dengan demikian, dengan meneruskan jalan pikiran ini, yang disebut fantasi, teorinya akan ada manusia berbadan
materi halus yang hidup sangat dekat dengan dunia anasir api. Jika pada suatu
ketika Karma sebagai perbuatan terakhir dari Keadilan Suksma Kawekas terhadap
umat manusia turun, maka akan ada neraca perhitungan dari semua hal yang
berlawanan kutub dari semua faktor di dalam diri kita sebagai makhluk, baik
materi kasar (soma) maupun materi halus (psike).
Pada saat itu, menurut pemikiran Soemantri, adalah sangat penting
apakah seseorang, dilihat dari sudut imateri, bangkrut apa tidak? Secara sadar,
bayangan-bayangan pikiran Soemantri tersebut pada akhirnya diyakini tidak
berarti. Karena, hanya Suksma Kawekas pribadi yang memiliki kebenaran yang
sejati dan Dia adalah Sang Kebenaran itu sendiri.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

173

5 Perbuatan Sesat
(Lima-Pemali)

MAKROKOSMOS

8 Nilai Keutamaan
(Trisila+Pancasila)

Sufiah

Mutmainah

Amarah

Luamah

Mind

ALAM SEMESTA

][

TheSelf

Diagram Kereta Mikrokosmos

Diagram Transenden 5.1.1: Angan-angan Bebas Memilih Arah Perjalanan Hidup


Manusia memiliki 3-Sentra Vitalitas di dalam dirinya. 1) Sentra Vitalitas 4-nafsu: sufiah,
mutmainah, amarah, dan luamah; 2) Sentra Vitalitas Tali Kendali: perasaan; dan 3) Sen-tra
Vitalitas Pengendali (kusir); Angan-angan (Mind): cipta, nalar, dan pangerti. Saudara
Tujuh adalah 4-nafsu dan 3-angan-angan serta 4-Anasir: swasana, api, air dan tanah
sebagai busananya adalah pelengkap utama manusia, dengan demikian sempurnalah ia
sebagai manusia, makhluk paling sempurna diantara penghuni alam semesta (makrokosmos, Dimensi-1).
Tampak manusia dari luar ke dalam: busananya adalah jasmani kasar (fisik, soma, raga,
materi kasar) berada dalam Dimensi-2; lebih dalam adalah jasmani halus (mental, psike,
jiwa, materi halus) berada dalam Dimensi-3 dan yang terdalam adalah rohaninya (alam
sejati, pusat imateri) berada di Dimensi-4.
Dengan kesempurnaannya inilah kebebasan yang dimilikinya bertanggung jawab atas
seluruh perbuatan di alam semesta dan berhadapan langsung dengan Hukum Abadi Tuhan
Yang Maha Adil dengan segala konsekwensinya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
174

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

BAB V
LIMA PERBUATAN SESAT
5.1 PENDAHULUAN
Semangat menuntut ilmu kesuksmaan yang transendental ini membuka
wawasan agar senantiasa diingat bahwa sesungguhnya sudah cukup hanya memDengan mengetahui intisari delapan macam nilai keutamaan (Hastasila) kiranya sudah cukup mengetahui tentang makna hidup yang hakiki.
Bagi jiwa yang telah dewasa tersebut diatas, tentunya sudah menyadari
bahwa melakukan perbuatan yang baik (utama) itu juga sudah berarti
dilarang melakukan perbuatan yang sesat. (Intuisi Soenarto)

pelajari makna perbuatan baik seperti yang terkandung dalam bab Delapan Nilai
Keutamaan (Hasta-sila) yang ikut dimuat dalam buku serial (1/5: Studium
Generale; kuliah umum, ceramah ilmiah, dan 5/5: Magnum Opus; karya besar,
karya agung) Candra Jiwa Indonesia Warisan Putra Indonesia.
Adalah suatu anugerah berikutnya dari TheForce, Suksma Sejati yang
membuka wawasan manusia tentang perbuatan lainnya (lima perbuatan sesat,
pemali) yang berten-tangan dengan delapan nilai keutamaan tersebut diatas dan
harus disingkiri. Semangat inilah yang disebutkan sebagai hasil intuisi, ilham yang
diterima R. Soenarto Merto-wardoyo dan telah dicatat dan dipublikasikan
bersama dengan kedua orang sahabat terdekatnya yaitu R.T. Hardjoprakoso dan
R. Trihardono Soemodihardjo.
Penilaian dari isi dari tuntunan berikut ini tentu saja diserahkan
sepenuhnya kepada pembacanya apakah dicela atau dipercaya, sebagian atau
seluruhnya. Apabila suatu metrum dari harmoni gamelan (alat musik Jawa) ini
dibunyikan misalnya, apakah suaranya juga sudah selaras (harmoni) atau masih
sumbang, tentu saja tergantung dari telinga siapa yang mendengarkannya.
Artinya, masihkah dicampuri perasaan ragu-ragu, ataukah setelah dengan
keheningan hati yang bersih dan suci maka isinya dapat diterima, maka yang
demikian ini hanya dapat dijawab oleh yang menghayatinya itu sendiri.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

175

MAKROKOSMOS

[Alam Semesta dan Seisinya]


Manusia, Dewa, Hewan, Tumbuh-tumbuhan dan Mineral

==============l Pancaindra l===============================


[Manusia seutuhnya]
MIKRO KOSMOS
Materi Kasar:
Fisik
-------------------------------------------------Jasmani Halus,
Materi Halus: jiwa
Mental
(angan-angan,
perasaan, dan nafsu)
[Aku]
- - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TRIPURUSA:

Alam Sejati

3Roh

Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

(Pusat Imateri)

Spiritual

=======================================================================
=
Bagan Transendental 5.2.1: Tripurusa adalah Esensi Manusia
Tripurusa adalah esensi manusia. Dengan sendirinya manusia itu tidak kekurangan
kekuasaan sekiranya mau mendekati Sumber Hidup di dalam dirinya. Kalau manusia
masih mau mengungsi ke tempat lain dengan menyembah kepada benda dan makhluk yang
terbatas oleh ruang dan waktu, kita merendahkan Suksma Kawekas dan Suksma Sejati.
Penyembahan kepada sesuatu atau siapa pun di luar Suksma Kawekas, adalah dosa yang
paling besar yang dapat dilakukan oleh manusia. Mengapa kita tidak taat saja kepada
tuntunan TheForce, Sang Guru Sejati yang memang diutus Suksma Kawekas untuk
mengantarkan kita kembali kepada TheSource, Sumber Hidup? Sudah pasti sang aku akan
selamat kembali (lebur, pudar) ke pusat hidup yang abadi, di pusat imateri.
Mikrokosmos terdiri dari: Fisik (soma, jasmani kasar, dimensi-2), Mental (psike, jiwa,
jasmani halus, dimensi-3), dan Spiritual (rohani, Pusat Hidup Imateri, dimensi-4).

__________

Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
176

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

5.2

Ego 3/5 (2014)

PEMALI

Bagi yang telah tinggi derajat kemanusiaannya, dan yang telah mengetahui
intisari Hastasila, dengan sendirinya telah mengetahui pula apabila melaksanakan
Penyembahan kepada sesuatu yang kasat mata adalah keliru. Begitu
juga kepada sesuatu yang memang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra kasar, tetapi masih dapat ditangkap oleh yang halus, juga akan
menyesatkan perjalanan kita dan menjauhi Sumber Hidup.

perbuatan yang baik (utama) juga berarti dilarang melakukan perbuatan sesat
atau tidak akan menyimpang, menyeleweng lagi. Larangan-larangan, pantangan,
tabu, paliwara atau pemali berikut ini masih bermanfaat untuk jiwa-jiwa yang
masih muda. Pengetahuan tentang Pemali sebagai upaya pencegahan perbuatan
menyimpang dari perbuatan utama.
Pemali-1. Jangan menyembah kepada yang bukan semestinya disembah,
jangan memper-Tuhan kepada yang tidak semestinya diper-Tuhan. Orang tidak
boleh menyem-bah kepada benda-benda di bumi, di laut seperti arca, pohon,
kuburan, batu, dan sebagai-nya. Juga benda-benda di langit, gejala-gejala alam,
orang atau siapa dan apa pun, kecuali kepada Suksma Kawekas maupun Suksma
Sejati.
Banyak orang menyembah makhluk yang hanya dapat diamati olehnya di
dalam angan-angannya atau yang kadang-kadang dapat menampakkan diri
kepadanya atau yang membisikkan ajarannya di telinganya tanpa menampakkan
diri. Penyembahan kepada sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindra atau
kepada sesuatu yang memang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra kasar,
tetapi masih dapat ditangkap oleh yang halus, akan membawa kita ke jalan yang
sesat. Suksma Kawekas itu tidak dapat kita tangkap di dalam sesuatu yang
terbatas, juga tidak di dalam angan-angan kita.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

177

Perkawinan Adhi-Neissa dalam suasana perhelatan adat Minangkabau, Sumatra Barat.

Foto 5.2.1: Perkawinan dengan Adat Minangkabau


Perkawinan yang ideal adalah berdasarkan cinta-kasih, direstui orang tua kedua belah
pihak, dan disahkan oleh hukum yang berlaku baik agama maupun negara. Pemberitahuan umum, dipestakan dan bulan madu menempati posisi kedua dari prioritas. (Manggala
Wanabakti, Jakarta, 2 Oktober 2011)
Pelajaran dalam Pemali menempatkan hubungan sahwat pria dan wanita sebagai anugerah
yang terselubung untuk menjalankan tugas transendental. Oleh karena itu harus dijaga
kesuciannya, dan tidak boleh dipakai sebagai permainan apalagi sebagai kesenangan
bahkan mata pencaharian.
Asas cinta, kasih sayang, restu orang tua, tata susila mayarakat, hukum yang memayunginya dan undang-undang yang melindunginya harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.
Mereka yang masih bercita-cita menjadi manusia budi luhur akan berhati-hati dalam
masalah ini.

__________
Dokumentasi Pribadi
178

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Kepercayaan kepada hari baik dan buruk, jimat, mantera, dan sebagainya
akan mengurangi dan pada akhirnya menghancurkan kepercayaan kepada Suksma Kawekas. Jika orang menyembah kepada Suksma Kawekas, melalui Suksma
Sejatinya kewajiban manusia diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan itu menurut karsa Tuhan diutus menjadi jalan atau perantaraan
turunnya Roh Suci, agar keturunan manusia menjadi terpencar. Lelaki
menjadi perantara turunnya Roh Suci dan wanita yang mewadahi
dan melengkapi tubuh janin di dalam rahimnya.

Sejati, janganlah menggambarkan sesuatu di dalam angan-angannya sebagai


suatu sinar atau cahaya. Hidup itu tidak dapat digambarkan dalam salah satu
bentuk, bagaimana pun halusnya.
Esensi manusia adalah Tripurusa. Dengan menyembah kepada benda dan
makhluk yang terbatas oleh ruang dan waktu, kita merendahkan Suksma
Kawekas dan Suksma Sejati. Penyembahan kepada sesuatu atau siapa pun di luar
Suksma Kawekas, adalah dosa yang paling besar yang dapat dilakukan oleh
manusia.
PEMALI-2. Berhati-hati perihal syahwat. Pada kenyataannya, pria adalah
jalan yang harus dilalui Roh Suci masuk ke dalam jasmani perempuan. Tanggung
jawab ini wajib selalu dihormati oleh kedua pihak sebagai anugerah dari Suksma
Kawekas. Jika manusia masih ingin melaksanakan kewajibannya terhadap
Suksma Kawekas, maka janganlah ia main-main dengan nafsu syahwatnya.
Anugerah ini harus dipergunakan sesuai dengan tata susila masyarakatnya dan
peraturan serta undang-undang yang melindunginya.
Pengabaian paliwara, larangan ini menuju kepada penyakit-penyakit
jasmani dan rohani (jasmani halus,jiwa) yang dapat menurun kepada
keturunannya. Di masyarakat memungkinkan terjadinya kericuhan dalam
penetapan ahli waris dan sebagainya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

179

Seorang anak yang telah kecanduan mengisap rokok


Gambar dan foto 5.2.1: Merokok di Kalangan Anak-anak, Remaja, dan Pemuda
Keputusan Majelis Ulama Indonesia soal fatwa haram rokok bagi pelajar dan wanita hamil,
didukung oleh Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII). Hampir 70 % perokok di
Indonesia adalah kalangan pemuda dan pelajar di tingkat SMP ataupun SMU, bahkan anakanak SD juga telah merokok. (Ketua Umum PB PII Nasrullah melalui keterangan pers yang
diterima VIVAnews, Rabu 28 Januari 2009)
Obat adalah racun yang ditakar dan telah diteliti secara mendalam merupakan
pengecualian atas pemali-3. Hasil bumi yang mengandung racun dapat merusakkan tubuh,
seperti tembakau yang dijadikan rokok. Ada juga yang memabukkan, seperti: arak candu,
kesemuanya itu dapat merusakkan jasmani dan budi pekerti, wajib dihindari merujuk dari
pemali ini. Misalnya rokok dapat merusak jantung dan paru, serta alkohol mengganggu
hati dan otak. Narkoba bahkan merusak kepribadian pencandunya.
Rupanya, pemali ini memasukkan juga segala bentuk kebiasaan dan kesenangan yang
menyebabkan orang lupa kepada tata susila dan kewajiban hidup, seperti berjudi, adu
ayam jago dan segala bentuk hobi yang melupakan kewajiban utama.
__________
http://luthana.files.wordpress.com/2011/07/rokok-lebih-dikonsumsi-orang-miskin.jpg cited September 28, 2011.
http://pelajarnews.com/wp-content/uploads/2009/01/fatwa_stop_merokok_300_225.jpg cited September 28, 2011.

180

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

PEMALI -3. Jangan mempergunakan makanan dan minuman yang dapat


merusak jasmani. Pengaruh daya kerja makanan dan minuman yang merugikan
kepribadian adalah sedemikian kuatnya, sehingga orang tidak dapat lagi memeDaya kerja makanan dan minuman tertentu dapat merusak kepribadian, dan jasmani, ini menjadi Larangan ke-3 (paliwara, pemali) bagi
pejalan spiritual. termasuk segala bentuk kebiasaan dan kesenangan
yang menyebabkan orang lupa kepada tata susila dan kewajiban hidup.

nuhi kepribadian adalah sedemikian kuatnya, sehingga orang tidak dapat lagi
memenuhi kewajibannya kepada Tripurusa, seperti yang tercantum di dalam
Trisila dan Pancasila. Pemali ini tidak terbatas pada makanan dan minuman saja,
tetapi termasuk segala bentuk kebiasaan dan kesenangan yang menyebabkan
orang lupa kepada tata susila dan kewajiban hidup, seperti berjudi, adu ayam
jago dan sebagainya. Ringkasnya, segala sesuatu yang merugikan badannya dan
jiwanya serta tidak sesuai dengan ajaran Sang Guru Sejati termasuk dalam
larangan ini.
PEMALI-4. Dilarang melanggar undang-undang negara di mana orang
berada. Larangan ini dijelaskan berdasarkan pendapat, bahwa pemegang
pemerintahan dan pegawai semuanya adalah Wakil-wakil Suksma Kawekas untuk
mengatur ketenteraman dan ketertiban sosial. Walaupun banyak di antaranya
yang tidak menyadari bahwa mereka itu wakil-wakil Suksma Kawekas untuk
mengatur ketenteraman dan ketertiban sosial.
Bahkan, sebagian dari mereka menyalahgunakan kekuasaannya untuk
kepentingan dirinya sendiri. Ini semua diketahui Suksma Kawekas dan tiap orang
dijamin tidak akan luput oleh hukuman yang adil, akan tetapi, bukanlah kewajiban orang untuk main hakim sendiri. Sudah ada perangkat untuk memperingatkan orang-orang yang bersangkutan kepada kewajibannya dan untuk
menghukum mereka bilamana perlu. Orang-orang tertentu melanggar kewajiban
mereka terhadap negara dengan cara

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

181

Tokoh Judge Bao pengadilannya menjadi inspirasi negara-negara lain


Foto 5.2.2: Ilustrasi Potret Seorang Hakim Legendaris yang Disegani oleh Siapa Saja
Tokoh Hakim Bao (Judge Bao) adalah seorang hakim yang disegani oleh penjahat dan
pejabat korup, telah menjadi legenda dalam sejarah China, dan menjadi sumber inspirasi
bagi negeri-negeri yang masih mendambakan keadilan.
Pemegang pemerintahan dan pegawai negeri lainnya adalah Wakil-wakil Suksma Kawekas
untuk mengatur ketenteraman dan ketertiban sosial. Meskipun banyak di antaranya yang
tidak menyadari bahwa mereka itu wakil-wakil Suksma Kawekas di dunia dengan tugas
utamanya mengayomi masyarakat.
Memprihatinkan bahwa sebagian dari mereka menyalahgunakan kekuasaannya untuk
kepentingannya sendiri. Ini semua diketahui Suksma Kawekas dan tiap orang dijamin
tidak akan luput oleh pengadilan-Nya yang adil. Ditegaskan bukanlah kewajiban orang
untuk main hakim sendiri. Sudah ada perangkat untuk memperingatkan orang-orang yang
bersangkutan kepada kewajibannya dan menghukum mereka bilamana perlu.
__________
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTDts-7eEah2XnD2oWNChTkVbvq3ooXfZ0DDHLYXz
KTtx6kVQKbzZPJwIviOA cited September 28, 2011.
182

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

yang demikian licinnya, sehingga undang-undang tidak mampu menuntut


pelanggaran itu. Akan tetapi karena Suksma Kawekas itu Maha-tahu dan Mahaadil, maka tak ada seorang pun yang akan luput dari hukumannya yang adil.
Kenyataannya, pribadi-pribadi tertentu secara lihai melanggar
kewajiban mereka terhadap negara, sehingga pelanggaran tersebut
tidak mampu dituntut oleh undang-undang negara. Suksma Kawekas itu
Maha-tahu dan Maha-adil, maka tak ada seorang pun yang dapat
melepaskan diri dari pengadilan-Nya.

Semua kesengsaraan dan bencana di dunia adalah untuk mengingatkan manusia


kepada kewajibannya kepada Suksma Kawekas dan Suksma Sejati, Utusan AbadiNya.
PEMALI-5. Hindarilah semua pertengkaran. Pada hakekatnya jiwa manusia itu adalah Roh Suci, yang sama pada tiap-tiap manusia, berasal dari Sumber
dan Asal Mula Kehidupan yang sama, maka saling bertengkar, merintangi bahkan
mematikan rezeki, tidaklah termasuk si-fat-sifat yang terpuji bagi manusia.
Setiap kecenderungan untuk saling membunuh dan saling menghancurkan,
membawa manusia lebih dekat kepada dewa dan itu berarti melanggar Pemali
pertama.
Jika orang tekun dan teliti menelaah kekurangan dan kesalahannya sendiri
akan tampak demikian banyaknya, sehingga tiada waktu lagi untuk melihat
kesalahan-kesalahan orang lain. Kesalahan-kesalahan itu sendiri itu harus segera
diperbaiki dan diubah menjadi sifat-sifat yang sesuai dengan Trisila dan Pancasila,
untuk menegakkan kemanusiaan kita. Jika ini terlaksana, Suksma Sejati akan
menuntun manusia agar luput dari marabahaya dan salah langkah, sehingga pada
akhirnya dapat bertunggal kembali kepada Hidup Abadi.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

183

Pasar tradisional yang ditata secara apik oleh pemerintah daerah setempat

Foto 5.2.3: Potret Jual-Beli di Pasar Tradisional


Suasana Pasar Tradisional yang telah dibina oleh pemerintah daerah di kota-kota besar
tetapi masih tampak adanya komunikasi antarpersonal di antara pelakunya: penjual,
pembeli, pemasok, dan pengelola pasar di dalam satu masyarakat pasar tradisional seperti
di masa lalu.
Mawas diri menimbulkan kebijaksanaan untuk evaluasi diri setiap langkah di dalam jualbeli masalah kehidupan di pasar dunia (Makrokosmos). Ternyata itu menyita waktu
sampai tidak mungkin lagi melihat salah langkahnya orang lain di dalam menapaki
perjalanan hidup yang sama.
Menyesuaikan diri dengan perilaku unggulan Trisila dan perilaku utama Pancasila akan
menjadikan manusia berstatus budi luhur. Status ini jika tercapai akan mendapat tuntunan
dan perlindungan Sang Guru Sejati, TheForce untuk diarahkan ke rumahnya yang abadi
ialah bertunggal kembali kepada Hidup Abadi.

__________
http://www.infoindonesia.co.id/wp-content/uploads/2011/05/pasar-yudajuliansyah.jpg cited September 28, 2011.
184

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Mengapa manusia masih suka bertengkar?, paling sedikit karena masih


terlalu besar keinginannya kepada benda-benda yang melebihi cara hidup
sederhana yang layak, gemar sanjung puji serta kemasyhuran.
Sekiranya manusia menyadari bahwa jiwanya adalah Roh Suci,

TheSelf yang sama pada tiap-tiap manusia, dan berasal dari Suksma
Kawekas, TheSource yang menjadi Asal Mula Kehidupan yang sama;
pasti bertengkar, merintangi bahkan mematikan rezeki orang lain,
bukan merupakan sifat-sifat yang terpuji bagi manusia.

Sekali pun demikian, bila masih tidak percaya, tentu saja pemali ini dapat
dilanggar untuk ikut serta merasakan kesengsaraan di dunia dan di hari kemudian
(akhirat).

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

185

The SEAMEO Acting Director (17 Maret 1969-19 Januari 1970) Sekretariat SEAMEO, Bangkok

Foto 7.1.1: Prof. Soemantri Memberikan Ceramah di Bangkok


Prof . Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso sedang menerangkan sesuatu yang berkaitan
dengan negara-negara anggota ASEAN seperti Indonesia, Laos, Malaysia, Philippina,
Thailand, dan Vietnam.
Beliau secara ilmiah telah memperkenalkan keberadaan Dwitunggal Sadar Kolektif,
(Dwiaspek, BiAspect) yaitu Sadar Kolektif Statis (Suksma Kawekas, TheSource) dan Sadar
Kolektif Dinamis (Suksma Sejati, TheForce) sebagai wakilnya di dalam pusat (hidup)
imateri manusia. Sadar Kolektif Terbatas (Roh Suci, TheSelf) merupakan bagian dari
TriAspect (Tripurusa, TriFoil) adalah yang dihidupi, dituntun, dan dipimpin oleh TheForce.

TheSelf dengan sadar berjanji di dalam Paugeran Tripurusa (ikrar, kredo, syahadat)
bahwa ia meyakini kelak akan dituntun oleh TheForce kembali kepada Sumber dan Asal

mula Hidupnya. Seyogyanya, janji itu kelak dijalankan oleh sang Aku sebagai perilaku
introversi (sadar, percaya, dan taat) yang disempurnakan oleh perilaku ekstraversi di
masyarakat (sabar, rela, nerima, jujur, dan budi luhur). Jadilah ia manusia dengan
integritas paripurna yang pantas untuk menyaksikan kebenaran ilmiah ini.

__________
http://www.seameo.org/vl/library/dlwelcome/photogallery/director/soemanti/soeman1.jpg cited May 15, 2011.
186

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Kesimpulan
(Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia)
1. Intuisi
Soemantri telah membuktikan hipotesis Jung mengenai terjadinya intuisi
dengan kekhususannya pada diri R. Soenarto Mertowardojo, sekaligus juga pada
dirinya sendiri, berdasarkan introspeksi. Dengan tuntunan Sadar Kolektif Dinamis,
tersusunlah candra jiwa baru yang lebih lengkap dari apa yang telah disarankan
oleh Carl Gustav Jung, yaitu Candra Jiwa Indonesia atau Candra Jiwa Soenarto,
yang berlaku secara universal.
2. Potensi
Potensial intuisi dapat terjadi kepada siapa saja, sebagai puncak evolusi
kesadaran sang Akunya manusia. Dengan meningkatkan kesadaran pribadinya
menjadi Sadar (kolektif) Terbatas sampai ke Sadar Kolektif Dinamis.
3. Sadar-Kolektif
Secara ilmiah memperkenalkan keberadaan Sadar Kolektif Statis (Suksma
Kawekas), TheSource dan Sadar Kolektif Dinamis (Suksma Sejati), TheForce,
sebagai wakilnya di dalam pusat imateri manusia. Sadar Kolektif Terbatas (Roh
Suci), TheSelf adalah yang dihidupi, dituntun, dan dipimpin oleh TheForce. Aku
sejatinya manusia yang sadar bahwa kelak akan dituntun kembali kepada Sumber
dan Asal mula Hidup.
4. Perilaku
Sadar, percaya, dan taatnya sang Aku kepada Sadar Kolektif adalah perilaku
ke dalam dirinya (Trisila: kunci utamanya adalah percaya), sebagai kuncinya
peristiwa intuisi. Watak tersebut baru terlaksana dengan sempurna apabila
disertai dengan mempraktikkan budi luhur di masyarakat. Perilaku ke luar (di
masyarakat) tersebut berupa pembangunan watak yang luhur, antara lain: Sabar
yakni luas, longgar, dan mampu menampung semua persoalan;

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

187

D1

MAKROKOSMOS

=================l Pancaindra l==========================


MIKROKOSMOS

D2

Fisik

------------------------------------------------Mental

D3
IANGAN-ANGAN,-

--IIPERASAAN, IIINAFSU-NAFSU

(sadar)

- - - - - - - - - - - - - - - -l
D4

TriAspect:

(percaya),
TheGate
3TheSelf,

(taat)

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2TheForce, 1TheSource

Pusat Imateri
Spiritual
=====================================================================
===

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 7.1.1: Upaya Mempertajam Empati


Pengetahuan tentang fungsi tertinggi angan-angan (sadar), suasana perasaan (percaya)
dan nafsu (taat) dapat dimanfaatkan oleh Sang Akunya manusia lebih mendekat kepada
TheSource (Suksma Kawekas), sumber dan asalmula hidup. Melalui tuntunan TheForce
(Suksma Sejati) di dalam dirinya, di dalam pusat-spiritual yang imateri, omnipotensi dan
abadi. TheGate (Rahsa Jati), ambang rasa bahagia di dalam diri mikrokosmos. TriAspect/
Tripurusa adalah jati diri sesungguhnya manusia.
Pengetahuan tersebut, secara sekunder dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk mempertahankan kesehatan mental, mencegah sakit jiwa, dan sekaligus menjalankan reedukasi
untuk terapi mental spiritual.
Hendaknya kemampuan memahami keyakinan mental spiritual dirinya sendiri, orang lain,
klien sehat, dan pasien sakit dapat dipakai sebagai dasar untuk mempertajam empati.
Empati hubungannya bersifat netral (perkawanan, pertemanan), sebaliknya simpati dan
antipati bersifat keterikatan (hukum) seperti dalam perkawinan dan perceraian. (D1-4=
dimensi, matra)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
188

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Rela adalah ikhlas dan ridho; Narima yaitu syukur dan puas; Jujur ialah benar,
adil, dan berani; serta Budi luhur itu sendiri (Pancasila: kunci utamanya adalah
jujur).
5. Empati
Dengan mempelajari Candra Jiwa Indonesia, memperdalam konsep empati,
diharapkan mampu memahami keyakinan mental-spiritual dirinya sendiri, orang
lain, klien sehat, dan pasien sakit. Sebagai dasar untuk mempertajam empati,
mempertahankan kesehatan mental, mencegah sakit jiwa, dan sekaligus
menjalankan reedukasi maupun terapi mental spiritual.
6. Kesadaran Diri
Pengetahuan tentang fungsi tertinggi angan-angan (sadar), suasana
perasaan (percaya), dan nafsu (taat) dapat dimanfaatkan oleh Sang Akunya
manusia lebih mendekat kepada TheSource sebagai sumber dan asalmula hidup.
Melalui tuntunan TheForce di dalam dirinya, di dalam pusat spiritual, yang imateri,
omnipotensi, dan abadi.
7. Fungsi Luhur
Dengan semakin redup-nya kesadaran sang Aku, terang dan membesarnya
kesadaran hidup TheSelf (Roh Suci), yang merembes melalui Rahsa Jati (TheGate):
kontinuitas kesadaran, diharapkan terbukanya kemungkinan peningkatan fungsi
luhur manusia, kebijaksanaan, intuisi, dan aspek keajaiban lainnya yang
bermanfaat untuk menyelesaikan tugas hidup manusia di dunia.
8. Semoga kesejahteraan, ketenteraman, dan kebahagiaan selalu meliputi
saudara-saudara sekeluarga karena cinta, kasih sayang, tuntunan dan lindungan
dari TheForce, Sadar Kolektif Dinamis, Sang Guru Sejati, Utusan Tuhan yang abadi
di dalam pusat hidupnya setiap manusia.
Terima kasih.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

189

Prof. Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso, Acting Director SEAMEO, 17 Maret 1969 - 19 January 1970

Foto 8.1.1: Prof. Soemantri Sedang Membuat Catatan Penting di Ruang Kerjanya
Patut dicatat dalam sejarah bahwa beliau telah membuktikan hipotesis Jung mengenai
terjadinya intuisi dengan studi kasus kualitatif pada diri R. Soenarto Mertowardojo,
sekaligus juga pada dirinya sendiri, melalui introspeksi.
Dengan tuntunan Sadar Kolektif Dinamis, TheForce, tersusunlah candra jiwa baru yang
lebih lengkap dari apa yang telah disarankan oleh Carl Gustav Jung, Sigmun Freud, dan
Alfred Adler yaitu Candra Jiwa Indonesia atau Candra Jiwa Soenarto, yang berlaku secara
universal.
Kol. Dr. dr Soemantri Hardjoprakoso adalah termasuk salah satu pendiri sekaligus Dekan
(pertama: 1961-1962) Fakultas Psikologi Universitas Pajajaran (Berdiri 2 September
1961). Kuliah-kuliah awal 30 mahasiswanya dilaksanakan di Dinas Psikologi Angkatan
Darat di Jalan Sangkuriang 17 Bandung, tempat kuliah berikutnya dan ujian Sarjana Muda
Psikologi yang pertama kali (1964) di Gedung Danawarih di Jalan Haji Wasid 31 Bandung.
__________

http://www.seameo.org/vl/library/dlwelcome/photogallery/director/soemanti/soeman4.jpg cited May 15, 2011.


190

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

EPILOG
Sekar Dhandhang Gula Eling-eling

*]

Dhandhang Gula Eling-eling

*]

Eling, eling pra siswa den eling,

Sadarlah, hai para siswa sadarlah

Kang pracaya mring adiling Suksma,

Percayalah akan keadilan Tuhan

Mituhu kabeh dhawuhe,

Taati semua perintah-Nya

Aja nrajang pepacuh,

Jangan melanggar larangan-Nya

Marsudiya ambeg utami,

Berusahalah memiliki watak utama

Rila, sabar, sabar, narima,

Rela, sabar, narima

Temen, budi luhur,

Jujur, budi luhur

Anetepi Dasa Sila,

Menetapi Dasa Sila

Pepakeming Paguyuban Ngesti Tunggil,

Pedoman Paguyuban Ngesti Tunggal

Mrih antuk sihing Suksma.

Agar memperoleh Sih Tuhan

Syair lagu berbahasa Jawa yang bermetrum dandhang gula ini berisi ajakan bagi semua
mahasiswa yang sedang belajar di Universitas Kehidupan Nyata. Agar selalu sadar, percaya
atau beriman kepada Tuhan YME, serta menaati, semua perintah-Nya yang lazimnya disebut
sebagai takwa. Jangan sampai melanggar larangan-Nya serta berusaha memiliki watak utama
yang terpuji, yaitu; ikhlas (rela), sabar, syukur (narima), jujur (temen), dan budi luhur, serta
ajakan untuk menetapi sepuluh sila, agar mendapatkan kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa.
Dasa sila**] berisi (1) Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) berbakti kepada
Utusan Tuhan; (3) setia kepada kalifatullah (pembesar negara dan undang-undangnya); (4)
berbakti kepada tanah air, (5) berbakti kepada orang tua (ayah-ibu); (6) berbakti kepada
saudara tua; (7) berbakti kepada guru; (8) berbakti kepada pelajaran keutamaan; (9) kasih
sayang kepada sesama hidup; dan (10) menghormati semua agama. Sila ke-9 merupakan
ringkasan dari kesepuluh sila tersebut.
Melaksanakan semua hal tersebut di dalam praktik kehidupan nyata sehari-hari, artinya
menyatu dan guyub dengan masyarakat. Praktik tersebut akan mengubah perilaku dan watak
manusia, menyelamatkan hidup serta mendapatkan kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa, pusat
dan sumber hidup kita semua, di mana kelak kita akan kembali kepada-Nya.
__________
*] Buku Saku Panembah dan Pangesti. Paguyuban Ngesti Tunggal. Jakarta 2003. h. 33.
**] Idem h. 36.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

191

Foto 9.1.1: Kapten TNI Angkatan Darat R. Soenarto Mertowardojo

__________

Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal


192

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

LAMPIRAN
LAMPIRAN-1: Skema I ( MAKROKOSMOS dan MIKROKOSMOS)

SKEMA I

MIKROKOSMOS

Angan-angan arti luas


PANCAINDRA

Otak Besar

Cipta-Pangaribawa

Nalar-Prabawa

Pangerti-Kamayan

I. Penglihatan
Jantung
Angan-angan arti sempit

II. Pendengaran
I

III. Pembau

Aku
u

AKU
Hati

Perasaan

II

IV Perasa(an)
Nafsu

merasakan rasa
orang lain
V Pengucap (bahasa)

Paru

Mutmainah (putih)

Amarah (merah)

Sumsum

Sufiah (kuning)

Daging

Luamah (ungu)

Darah
MAKROKOSMOS:

Langit Lapis 7
Materi halus-Jiwa

RAHSA JATI
TRIPURUSA

Manusia, dewa, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan mineral.

Bumi Lapis 7
Materi kasar-Fisik-Kimiawi

III

Catatan penulis:
Dalam tulisan penulis lainnya nafsu luamah sering digambarkan sebagai kuda yang berwarna hitam, bukan
berwarna ungu (warna daging). Memang warna ungu (tua) dan hitam dalam hal warna kuda memiliki persepsi
yang mirip, dapat dipersamakan. Polaritas nafsu ini memang dapat berubah dari negatif menjadi netral (konversi,
sublimasi). (BSP)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

193

Foto 9.1.2: Bapak dan ibu R. Trihardono Soemodihardjo


Bapak Soemodihardjo dilahirkan pda tanggal 10 Agustus 1891 di kampung Kauman-Solo.
Dari pernikahannya dengan R. Ngt. Siti Marijam beliau memperoleh seorang putra bernama R. Ilham B.A. Pendidikan terakhirnya di College Balai Pengetahuan Umum A dan B di
Solo (1946-1947). Terakhir beliau bekerja sebagai Komis pada Mahkamah Islam Tinggi di
Surakarta (1 Juli 1951-31 Agustus 1952).
Beliau adalah penulis yang self-made man, pengetahuan umumnya sangat luar biasa. Nama
samaran dalam artikelnya di Dwija Wara antara lain Ki S. Among Budhaya, Ida Bagus Sumo,
Sabda Pallon, Condestu, S. Taroeno dan Ki Suksmadi. Beliau wafat pada 26 September 1952
di Surabaya.
__________
Majalah Dwija Wara, Mei 2005 hal. 5
194

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

LAMPIRAN-2: Skema II (Skema dari R. Trihardono Soemodihardjo)


1. Suksma Kawekas, Karsa
2. Suksma Sejati, Sang Sabda sipat
Kawicaksanan ingkang
ngudaneni
3. Roh Suci, Ingsun kang langgeng,
daya pangwasa
4. Daya prabawa
5. Daya prabawa
6. Ingsun
7. Rasa djati
8. Nalar (prabawa) perangan alus
9. Nalar (prabawa) perangan wadak
10. Pangerti (kemayan) perangan
alus

11. Pangerti (kemayan) perangan wadak


12. Aku
13. Cipta/pikir pangaribawa
14. Rasa pangrasa , juru panimbang
15. Karep
16. Pribadi luhur (tan gumana)
17. Pribadi asor (gumana)

1. Suksma Kawekas, Kehendak (putih)


2. Suksma Sejati, Sang Sabda. Sifat
kebijaksanaan yang maha tahu
(kuning)
3. Roh Suci, aku yang abadi, daya
kekuasaan. (biru)
4. Pengaruh awal, perkenalan, Suksma
Sejati melalui Roh Suci, dan
faktor empiris luar pengetahuan
5. Pengaruh awal Suksma Kawekas
pada keinginan. Pada penghakiman
kepribadian Tri Purusa
6. Keakuan (mengarah kepada kerohanian)
7. Rasa Jati, keadaan sadar keakuan ,
yang di dorong ke Roh Suci (biru)
8. Fungsi asosiasi dari intelektual.
Kemampuan (faktor besar) (kuning)
9. Fungsi asosiasi (faktor lebih rendah)
10. Peninjau, fungsi mengawasi.
Kemampan (faktor besar)
11. Peninjau, fungsi mengawasi (faktor
kecil)
12. Ke-aku-an (mengarah ke duniawi)
13. Pikiran, fungsi pembentukan gambaran dari intelektualitas. Kemampuan
(biru)
14. Perasaan, juru penimbang
15. Kehendak (ungu)
16. Kepribadian lebih tinggi, mengarah ke
Tri Purusa

18. Sang pribadi


19. Karep ingkang boten
kabiantu mutmainah

17. Kepribadian lebih rendah, mengarah


ke duniawi, terikat kepada kekotoran,
penerawangan dengan indrawi
18. Individualitas

20. Asmara sufi (~laya)

19. Kehendak, yang tidak dibantu oleh


nafsu sosial dan suprasosial.

21. Mutmainah

20. kecenderungan sosial dan suprasosial

22. Supiah

21. Mutmainah (putih)

23. Amarah

22. Sufiah (kuning)

24. Luamah

23. Amarah (merah)


24. Luamah (hitam)

Catatan penulis: R. Trihardono Soemodihardjo adalah salah satu dari tiga penulis Buku Pustaka
Sasangka Jati. Beliau termasuk nara sumber utama Dr. Soemantri Hardjoprakoso dalam studinya tentang Candra Jiwa Soenarto. Catatan warna (perkiraan) dalam kurung sebelah kanan
adalah tambahan dari penulis (BSP).
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

195

Foto tiga orang penulis pustaka intuisi Sasangka Jati, dikenal sebagai Tiga Serangkai

Foto 9.1.3: Tiga Serangkai Penulis Pustaka Intuisi Sasangka Jati


Dari kiri ke kanan R. Soenarto Mertowardojo, R. Trihardono Soemodihardjo dan, R.T.
Hardjoprakoso (berdiri). Salah satu dari tujuh buku yang terangkum di dalam pustaka
intuisi Sasangka Jati (Terbabarnya Alam Semesta), dipakai sebagai bahan acuan utama
disertasi Dr. Soemantri Hardjoprakoso.
__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal
196

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

LAMPIRAN-3: Skema III (Nilai Positif dan Negatif Sentra Vitalitas)


Ciri yang utama: kedaulatan, persepsi ke-aku-an, atau individu, dinamis,
ANGAN-ANGAN

PERASAAN

POSITIF

NEGATIF

Hierarki

Monarki Absolut

Rasional

Tirani

Kreatif

Merusak

Pertanggung jawaban

Menekan

Berwawasan

Memerintah

Ciri yang utama: ke-kita-an atau kolektifitas, statis, subjektif

NAFSU-NAFSU

POSITIF

NEGATIF

Menerima

Menolak

Menerima, komprehensif

Menolak, tertutup

Penghibur, ceria, peduli

Cuek, mengabaikan

Cinta

Benci

Stabil, konstan

Tidak konstan

Tenang, damai

Tidak tenang, gelisah

Ciri yang utama: motivator untuk sentra yang lain, berkembang, pendorong
POSITIF

MUTMAINAH

Langsung dengan sendirinya setia pada yang atas

NEGATIF
Tidak ada

(kedudukan lebih tinggi), menggunakan ke-aku-an


Dewasa

(kesadaran saya) untuk mendukung kesadaran kita (kekita-an), pengorbanan, pemurah pada tetangga dekat
dan semacamnya

NETRAL

Anak

LUAMAH

NEGATIF

Kemauan untuk toleransi yang besar terhadap

Nafsu egosentrik dalam

kebutuhan fisik seperti rasa lapar, terluka, dingin,

minat seksualitas

kurang tidur, menahan gejolak seksual

(sahwat) dan cenderung


ke arah sadisme,
masokis, oral dan anal.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

197

=====================================================================
D4 Alam Sejati
Pusat Imateri
Spiritual
IVTRIPURUSA:

3Roh

- - - - - - - - - - - - - - - - -l

Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Rahsa Jati

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Hati Nurani
IANGAN-ANGAN,-

--IIPERASAAN, IIINAFSU-NAFSU
(aku)

Mental
----------------------------------------------------------------D3

D2

MIKROKOSMOS

Fisik

=================l Pancaindra l==========================


D1

MAKROKOSMOS

Alam Semesta

Bagan Transenden Terbalik 9.1.1: Suprastruktur Yang Transenden di Hati Sanubari


Bagan ini untuk mendukung Skema IV (Perbandingan 4-Candra Jiwa), perhatikan D4 (Dimensi-4)
Pusat Imateri diletakkan di atas, D1 Alam Semesta seisinya (makrokosmos) diletakkan paling
bawah.
Hati Nurani terletak di antara EGO dan Roh Suci. Kesadaran pribadi (Roh Suci) tunduk kepada
kesadaran kolektif sebagai yang paling dominan di Pusat Imateri (Skema IV). Hati Nurani setara
dengan SUPEREGO (Freud), segi-segi KEMASYARAKATAN (Adler), dan PERSONA (Jung).
Pada dimensi-3 (D3, Jiwa, Jasmani Halus) di samping sang Aku, masih terdapat 3 dari 4 sentra
vitalitas manusia. Tiga sentra yang otonom di D3 tersebut adalah angan-angan, perasaan, dan
nafsu-nafsu. Sentra vitalitas yang paling unggul adalah yang ke-IV yaitu TRIPURUSA terletak
pada Dimensi, Dunia ke-4 (D4, dimensi rohani), pusat hidup imateri, alam sejati, sebagai Jati
Dirinya Manusia yang Hakiki.
Terserapnya kembali kesadaran pribadi manusia oleh kesadaran kolektif merupakan puncak
evolusi tertinggi yang masih mungkin dicapai oleh egonya manusia dalam peristiwa Pamudaran
(Liberation, Pembebasan).
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
198

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

LAMPIRAN-4: Skema IV (Perbandingan Empat Candra Jiwa)


FREUD

ADLER

JUNG

Das Selbst Kesadaran kolektif

CANDRA JIWA INDONESIA


(Soenarto)
Suksma
Kawekas

Kesadaran kolektif

Suksma
Sejati
SUPER
EGO

Kemasyarakatan
(Rasa kebersamaan)

EGO
(aku)

EGO
(aku)

Persona

Hati nurani

EGO
(aku)

TRIPURUSA

Roh Suci

EGO
(aku)
Mutmainah
Amarah
I. Individual

Prasadar

Sufiah
Lauwamah

Nafsu egosentrifugal
Asmara sufi
Nafsu sosial dan
suprasosial (Carp)
(Kekuatan energi,
ketekunan)
(Nafsu keinginan,
hasrat, harapan)
(Nafsu egosentripetal)

Ketidaksadaran

ES

Asadar
I. Pribadi (penampung isi yg terdesak)
II. Kolektif (arketip, pola dasar libido)

Nafsu mati

Nafsu
seks

Mementingkan diri sendiri


Kekuatan pendorong
Perasaan rendah diri

Asadar

Angan-angan dalam arti


sempit
(penampung kehendak yang belum
tercapai dan pengendapan pengalaman)

II. Kolektif
(menyeluruh)

Catatan penulis:
Perbandingan 4 (empat) candra jiwa yang semuanya dilahirkan di Eropa. Posisi sang-Aku (Ego)
sebagai sentra pembanding utamanya. Menjadi jelas bahwa Candra Jiwa Indonesia berdiri
sejajar dengan lainnya dan tampak lebih lengkap strukturnya. Das ES di dalam Candra Jiwa
Freud disebut juga sebagai ID. Freud tidak percaya adanya Tuhan, Adler tidak membicarakan
Tuhan maupun struktur jiwa, jadi keduanya tidak memiliki Yang di Atas, suprastruktur.
Suprastruktur adalah bagian transendennya (kalbu-hati) manusia.
Pada suprastruktur Jung menempatkan Das Selbst suatu tujuan evolusi puncaknya Ego manusia
untuk mencapai kesadaran kolektif. Pada awalnya Sadar Kolektif itu ada dua (BiAspect):
Suksma Kawekas (statis) adalah tujuan hidup, sumber, dan asal mula hidup dan Suksma Sejati
(dinamis) adalah utusan-abadinya yang statis, yang meng-hidup-i, menjadi penuntun dan
gurunya Ego-yang-imateri (Roh Suci, yang di-hidup-i, Sadar Kolektif Pribadi) manusia. Egomateri (Aku) adalah bagian sadar individu yang merupakan kristalisasi dari angan-angan, secara
struktur berasal dari Cipta-nya manusia. (BSP)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

199

Transenden
Imanen
SPIRITUAL

MENTAL

FISIK

A
Abbssoolluutt
||

E
EG
GO
O
MIKROKOSMOS

MAKROKOSMOS
Manusia, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, Dewa, dan Mineral

Diagram Transenden Terbalik 9.1.1: Evolusinya Ego ke Dalam Dirinya Yang Hakiki
Candra Jiwa Indonesia menunjukkan titik-titik perbedaan yang hakiki dan absolut di antara
berbagai candra jiwa yang bertujuan pada pengembangan diri ( TheSelf) dengan lainlainnya yang menuju kepada kekuatan-kekuatan dan faktor-faktor diluar dirinya.
Menunjukkan apa yang hakiki dalam eksistensi manusia yaitu Ego (Aku) dan Super Ego
(Aku Luhur), yang memungkinkan dapat terserap ke dalam dirinya yang hakiki, Absolut
dan transenden.
Candra Jiwa Indonesia dan candra dunia yang lengkap telah didusun berdasarkan data
yang lebih dari cukup diperoleh dari R. Soenarto Mertowardojo pribadi. Kasus studi
kualitatif ini oleh dr. Soemantri Hardjoprakoso disusun menjadi bahan disertasinya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
200

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Lampiran 5. Indonesisch Mensbeeld als Basis Ener Psycho-Therapie.


Sumantri Hadjoprakoso (Dissertation)
Rijkuniversiteit, Leiden-Nederland, 20 June 1956
SUMMARY

RANGKUMAN

01.
The need is felt for conception of
men and world which may be used as a
starting point and basis for a way of living
and from which at the same time can be
deduced a psychoprophylactic and a
psychotherapy.

01. Dirasakan perlunya candra jiwa dan


candra dunia sebagai titik tolak serta dasar
pemikiran suatu cara hidup, sekaligus
dapat dimanfaatkan untuk psikoprofilaksis
dan psikoterapi.

02. Preference is given to the conception


of man and world as formed by Sunarto
Mertowardojo because of the subsequent
reasons:

02. Pilihan jatuh kepada candra jiwa dan


candra dunia seperti yang telah
dirumuskan oleh Soenarto Mertowardojo
karena beberapa sebab berikut ini:

1. It comprises by the most ample data for 1. Disusun berdasarkan data yang lebih
a complete conception of man and
dari cukup untuk suatu candra jiwa dan
world originating from one single source.
candra dunia yang lengkap, yang berasal
dari satu sumber.
2. It indicates the greatest common 2. Merupakan faktor persekutuan terbesar
divisor of the various conceptions of man (rangkuman) dari berbagai candra jiwa dan
and world current in Indonesia.
candra dunia yang ada di Indonesia.
3. It points out the essential differences
between those conceptions of man which
aim at the development of the Self and
those others which are orientated on
forces and factors outside the self.

3. Menunjukkan titik-titik perbedaan yang


hakiki di antara berbagai candra jiwa yang
bertujuan pada pengembangan Diri
dengan lain-lainnya yang menuju kepada
kekuatan-kekuatan
dan
faktor-faktor
diluar dirinya.

4. It points to that essence in human


existence which embodies the possibility 4. Menunjukkan apa yang hakiki di dalam
of absorption in the transcendent eksistensi manusia, yang memungkinkan
Absolute.
dapat terserap ke dalam (dirinya) yang Absolut transenden.
----------

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

201

MAKROKOSMOS
Manusia, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, Dewa, dan Mineral

Fungsi
Spesifik
Ke-IV
MENTAL

MIKROKOSMOS
FISIK

Empat
Fungsi Spesifik

I
Anganangan

(IV)

II
Perasaan

III
Nafsunafsu

Fisik (badan/jasmani kasar, soma), Mental (badan/jasmani halus, psike),


Spiritual (Fungsi Spesifik ke-4: rohani, alam sejati, sadar kolektif, Pusat Imateri)

DiagramTransenden 9.1.2: Fungsi Spesifik ke-4 Sebagai Pusat Potensi Yang Hakiki
Tiga sentra vitalitas di dalam jiwa manusia oleh Candra Jiwa Indonesia, di kemukakan juga
sebagai tiga fungsi spesifik: angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu, masih ada fungsi
spesifik yang ke-empat yang mungkin merupakan pusat hakiki dari manusia (!)
Yang menarik adalah makna fungsi yang keempat di dalam pusat imateri (spiritual), selain
sebagai pusat potensi, sekaligus suatu keniscayaan untuk masuk ke dalam status
transendennya. Fungsi keempat memungkinkan untuk mempelajari seluruh mekanisme
sadar dan asadar di dalam jiwa manusia dan aspek komunikasinya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
202

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

5. A psychotherapy maybe deduced from 5. Intisarinya mungkin dapat digunakan


it.
untuk psikoterapi.
6. It can fully stand comparison with the 6. Dapat ditegakkan sejajar dengan candra
conceptions of man and world formulated jiwa dan candra dunia yang telah
by Freud, Adler and Jung.
dirumuskan oleh Freud, Adler, dan Jung.
7. It points out potencies in man which 7. Menunjukkan adanya potensi-potensi
may prove of theoretical and practical di dalam diri manusia yang dapat dibuktivalue in the future.
kan kelak berdasarkan teori dan praktik.
03. The conception of man is expounded
in two ways. In the first part, the chapters
The way, About life after death and
About Karma it is presented in its
orthodox form. In the second part it is
explained in psychological terminology.

03. Candra jiwa ini dijelaskan dalam dua


cara. Pada bagian pertama, dalam bab
Jalan, Hidup setelah mati dan Karma
dikemukakan dalam bentuk umum. Pada
bagian kedua diterangkan dalam istilah
psikologi.

04. In a separate chapter, comparative


speculations on the place of the ego in the
system of Freud, Adler and Jung and in the
Indonesian conception of man, outlines of
the 4 systems have been placed side by
side. For those familiar with the western
points of view, the outline of the systems
of Freud, Adler and Jung maybe of help to
appreciate the Indonesian conception of
man and world.

04.Pada satu bab terpisah, Tinjauan banding posisi sang aku dalam sistem Freud,
Adler, dan Jung serta Candra Jiwa Indonesia, skema dari keempat sistem tersebut
disejajarkan. Bagi mereka yang sudah
terbiasa dengan pandangan Barat, skema
dari Freud, Adler, dan Jung tersebut,
diharapkan dapat membantu menghargai
candra jiwa dan candra dunia Indonesia.

05. In the Indonesian conception of man


there is, apart from the specific functions
of thought, of affection and of will, still a
fourth function which is supposed to be
the essential centre of man.

05.
Di dalam Candra Jiwa Indonesia,
selain dari fungsi spesifik angan-angan,
perasaan, dan nafsu-nafsu, masih ada
fungsi keempat yang mungkin merupakan
pusat hakiki dari manusia.

06.
This fourth function is not only a
centre of potence, but at the same time it
is a perspective to enter into the
transcendent state of being. This fourth
function moreover makes it possible to
observe all the conscious and unconscious
mechanism in the human psyche.

06. Fungsi yang keempat ini selain pusat


potensi, sekaligus suatu keniscayaan untuk
masuk ke dalam status keberadaan yang
transenden. Fungsi keempat memungkinkan untuk mengamati seluruh mekanisme sadar dan asadar di dalam jiwa
manusia.

---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

203

D1

MAKROKOSMOS

=================l Pancaindra l==========================


MIKROKOSMOS

D2

Body

------------------------------------------------D3

EMPAT FUNGSI. . . . . . . . . . .SPESIFIK:


---IIPERASAAN, IIINAFSU-NAFSU
IANGAN-ANGAN,- --

- - - - - - - - - - - - - - - -l
D4

TriAspect:

TheGate
3TheSelf,

Mind

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2TheForce, 1TheSource

Spirit

IVPUSAT IMATERI

=====================================================================
===
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 9.1.2: Candra Jiwa dan Candra Dunia Indonesia


Pusat Imateri adalah fungsi spesifik (sentra vitalitas) yang ke 4, terletak di dalam Dimensi4. Tiga fungsi spesifik lainnya adalah angan-angan, perasaan dan nafsu-nafsu terletak di
dalam Dimensi-3, di dalam badan/jasmani halus, psike, jiwanya manusia (Mind). Dimensi1 adalah makrokosmos dan di dalam mikrokosmos terdapat tiga dimensi lainnya yaitu
Dimensi-2 (Body), dimensi-3 (Mind), dan dimensi-4 (Spirit). (D1-4= dimensi, matra,
dunia)
Status dan kehidupan imateri merupakan titik awal, tujuan dan sumber dari seluruh
kehidupan, oleh karena itu pencapaian status imateri bermakna kembalinya ke Sumber
Awal dari kehidupan di dalam dirinya.
Hidup imateri adalah satu, tetapi mempunyai tiga aspek (Tripurusa, TriAspect, TreFoil),
pertama adalah Suksma Kawekas (TheSource) yang diam dan statis. Dari aspek pertama
muncul yang kedua yaitu Suksma Sejati (TheForce) awal dari hidup dinamis,
mengejawantahkan Mahakuasanya Suksma Kawekas. Percikan sinar dari Suksma Sejati
menjadikan Roh Suci (TheSelf) sebagai aspek yang ketiga, sebagai Rohaninya manusia.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
204

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

This fourth function is called the Fungsi keempat ini disebut pusat imateri
immaterial centre because it forms at the karena pada saat yang sama sekaligus
same time the gate of entrance to the membentuk pintu masuk ke dalam eksisstate of immaterial being.
tensi imateri.
07. This immaterial state of being is the
set purpose for man and mankind. As the
Indonesian conception of man based on
the principle of immaterial life as the
commencement and the original source of
all life, so the attainment of this state of
immaterial being is at the same time seen
as the return to that selfsame Original
Source of all life.

07. Eksistensi status imateri merupakan


tujuan dari manusia dan kehidupannya.
Candra Jiwa Indonesia berprinsip bahwa
kehidupan imateri merupakan titik awal
dan sumber dari seluruh kehidupan, oleh
karena itu pencapaian status imateri ini
sekaligus dipandang sebagai kembalinya
ke Sumber Awal dari seluruh kehidupan di
dalam dirinya.

08.
This immaterial life is one but it
shows three aspects. The first aspect of it
is called Suksma Kawekas, the Quiet, Static
Life. From this first aspect originates the
second one, Suksma Sejati, the starting
Dinamic Life by which the Omnipotence of
Suksma Kawekas can come into
manifestation. The third aspect is Roch
Sutji, seen as a spark from Suksma Sedjati.
This Roch Sutji is the Spirit of man.

08.
Hidup imateri adalah satu, tetapi
mempunyai tiga aspek. Aspek pertama
disebut Suksma Kawekas, Hidup yang diam
dan statis. Dari aspek pertama muncul
aspek kedua, Suksma Sejati, awal dari
Hidup dinamis yang memanifestasikan
Mahakuasanya Suksma Kawekas. Aspek
ketiga adalah Roh Suci, terlihat sebagai
percikan sinar dari Suksma Sejati. Roh suci
ini adalah Rohaninya manusia.

09.
This trinity of Suksma Kawekas,
Suksma Sedjati and Roch Sutji is that which
constitutes the immaterial centre of
everyman and is called TriPurusa. Suksma
Sedjati is also conceived as the eternal
Representatives of Suksma Kawekas, or as
the Son of the Father. In correlation with
Roch Sutji, Suksma Sedjati is the Light, the
Veritable Teacher and Guide the Word, the
Sepherd, etc.

09.
TriAspek dari Suksma Kawekas,
Suksma Sejati, dan Roh Suci merupakan
pusat imateri dari setiap manusia dan
disebut Tripurusa. Suksma Sejati adalah
Utusan abadi Suksma Kawekas, atau
bagaikan Sang Putra terhadap Ayahnya.
Terhadap Roh Suci, Suksma Sejati adalah
Sang Penerang, Sang Penuntun, Guru
Sejati, Sang Sabda, dan Sang Gembala, dst.

10a.
The material body has innate
polarized forces which are the drives and
the immanent forces constituting the
material body. On the one hand there is
the egoistical or egocentripetal drive, on
the other hand the social and supersocial
(Carp) or egocentrifugal drive.

10a.
Badan/jasmani kasar memiliki
kekuatan alami yang memiliki arah dan
tujuan. Di satu pihak terdapat nafsu yang
egoistik atau nafsu egosentripetal, lainnya
adalah nafsu sosial dan suprasosial (Carp)
atau nafsu egosentrifugal.

---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

205

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),

MAKROKOSMOS
============l Pancaindra l=============================
MIKROKOSMOS

(Soma)

FISIK

------------------------------------------------ANGAN-ANGAN

MENTAL
3Pangerti

(Psike)

-Kamayan 2Nalar -Prabawa 1Cipta Pangaribawa

- - - - - - -Il- - - - - - - - - - - - ll - - - - - - - - - - ll - - - - - - - - - - - 1Suksma Kawekas, 2Suksma Sejati,


3Roh Suci: TRIPURUSA
SPIRITUAL

(Pusat Imateri)

======================================================================
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 9.1.3: Kapasitas Intelektual Manusia adalah Bayangan Tripurusa


Tripurusa bagaikan terendam di dalam badan/jasmani, dirinya memancarkan bayangan.
Bayangan dari Tripurusa ini memiliki fungsi memimpin terhadap nafsu-nafsu. Kekuatan
bayangan tersebut dikenal sebagai kapasitas intelektual atau angan-angan manusia.
Tripurusa, terdiri atas tiga aspek, maka bayangannya (angan-angan) juga terdiri dari tiga
aspek: 1) cipta berfungsi sebagai pembentuk gambar, 2) fungsi penalaran, asosiasi, dan 3)
fungsi supervisi transenden dan pengertian. Sifat terpenting dari kapasitas intelektual
adalah kedaulatan sebagai bayangan/refleksi mutlaknya Tripurusa.
Perhatikan urutannya angan-angan: 1) cipta-pangaribawa, 2) nalar-prabawa, dan 3)
pangerti-kamayan merupakan refleksi (terbalik) dari Tripurusa: 3) Roh Suci, 2) Suksma
Sejati, dan 1) Suksma Kawekas. Kamayan disebutkan memiliki daya kemampuan ekstra
dan sifat yang terpenting dari angan-angan adalah sifat kedaulatannya.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
206

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Desire or lust and the function of the will


or the power of perseverance are
secondary drives which support the
egocentripetal and the egocentrifugal
drive. As the TriPurusa is imbedded in the
material body, it throws in this body the
shadow itself. This shadow of the
TriPurusa has a leading function in regard
with the drives. We acknowledge it as
mans intellectual capacities or his logos.

Ego 3/5 (2014)

Keinginan atau harapan dan kemauan,


atau kekuatan pendorong, adalah nafsu
sekunder yang berfungsi membantu nafsu
ego sentripetal dan ego sentrifugal.
Dengan terselubunginya Tripurusa di dalam materi badan/jasmani, ia memancarkan bayangan dirinya. Bayangan dari
Tripurusa ini memiliki fungsi memimpin
terhadap nafsu-nafsu. Kita mengenalnya
sebagai kapasitas intelektual atau anganangan manusia.

10b. Just as in the TriPurusa, there are


three different aspects in the logos,
10b. Karena Tripurusa, terdiri atas tiga
aspek, maka angan-angan juga terdiri dari
1) the thought- or picture-forming tiga aspek,
function,
1) cipta atau fungsi pembentuk gambar,
2) the associative function, and
2) fungsi penalaran, dan
3) the transcendent function of
supervision and insight. The principal 3) fungsi supervisi transendental dan pecharacteristic of the intellectual capacities ngertian. Sifat terpenting dari kapasitas
is sovereignity as the reflection of the intelektual adalah kedaulatan sebagai
bayangan/refleksi mutlaknya Tripurusa.
Absoluteness of the TriPurusa.
10c. By this reflection of the TriPurusa the
consciousness of the ego is created which
like a veil covers the other function.
The consciousness of the ego leads to
individuality. Thus in man the purely
material and the immaterial go side by
side. The material includes in itself the
biological, the lustful and the collectively
unconscious.
10d. The immaterial is the spiritual, the
free-of-lust and the collectively conscious.
Between these two, the purely material
and the immaterial, is the consciousness of
the ego, the individual which comprises
both the individually conscious and the
individually unconscious, the individually
lustfull and the individually free-of-lust.

10c. Karena adanya bayangan dari


Tripurusa, terbentuklah kesadaran sang
aku, yang menyelimuti fungsi yang lain.
Kesadaran sang aku terbitlah individualitas. Oleh karena itu, di dalam diri manusia
yang material dan yang imateri berdampingan. Yang material terdiri atas bagian
yang bersifat biologis, penuh dengan
keinginan dan asadar kolektif.
10d. Yang imateri adalah bagian spiritual,
bebas dari keinginan dan kesadarannya
bersifat kolektif. Di antara keduanya,
murni material dan
imateri, terdapat
kesadaran sang aku; suatu individu yang
memiliki sekaligus bagian sadar dan tidak
sadar pribadi, serta individu yang penuh
keinginan dan yang bebas keinginan.

---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

207

MAKROKOSMOS
===============l Pancaindra l============================
Asadar Kolektif

MIKROKOSMOS (Biologis)

FISIK

-------------------------------------------------Angan-angan
Nafsu-nafsu
MENTAL
-CIPTA
-NALAR
-PANGERTI

Sadar Pribadi

-AMARAH (Kemauan) -SUFIAH (Keinginan)


-LAUWAMAH (ego sentripetal; netral)

Aku
Aku

-MUTMAINAH (sosial; suprasosial)

Perasaan

Aku
Aku

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TriAspect: 3TheSelf, 2TheForce, 1TheSource


TheGate

Sadar Kolektif
SPIRITUAL
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 9.1.4: Pudarnya Kesadaran Ego


Badan/jasmani kasar memiliki kekuatan alami yang memiliki arah dan tujuan. Terdapat
nafsu yang egoistik (ego sentripetal), lainnya adalah nafsu sosial dan suprasosial (ego
sentrifugal). Keinginan atau harapan yang kuat dan kemauan atau kekuatan pendorong,
keduanya berfungsi membantu nafsu ego sentripetal dan ego sentrifugal.
Tugas sang Aku secara pelan-pelan menghilangkan dominasi penuh keinginan biologisnya
agar supaya kehidupan spiritual (TriAspect,Tripurusa) yang bebas keinginan menjadi
terungkap. Terjadilah perpindahan polarisasi arah ke dalam sadar kolektif. Kesadaran
sang aku akan memudar dan terabsorpsi secara keseluruhan di dalam sadar kolektif.
Pudarnya kesadaran ego menjadi bersinarnya kesadaran Roh Suci (TheSelf, sadar terbatas)
makin lama makin meningkat menjadi sadar kolektif, atas tuntunan sadar kolektif dinamis
(TheForce, Sang Guru Sejati).
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
208

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

11.
The curve of development of man
and humanity in this line of thought is
from the biological to the spiritual or from
the lustful to the free of lust, or again from
the collectively unconscious to the
collectively conscious. This development
leads through the forming of the individual
consciousness of the ego. In everyday man
the consciousness of immaterial life freeof-lust has been overgrown by the
biological lustful life.
11a. The collectively conscious become
latent by the domination of the collectively
unconscious. By the individuality of the
consciousness of the ego something like a
phase of transition is formed between the
biological and the spiritual, the lustful and
the
free-of-lust,
the
collectively
unconscious and the collectively conscious.
11b. For this reason it is the task
consciousness of the ego to let gradually
disappear the domination of the
biologically lustfull in order that the
spiritual
free-of-lust
may
become
manifest. In this way there is a shift in the
direction of the collectively conscious.
11c. In this development the consciousness of the ego will fade and will at last
become entirely absorpted in the
collectively conscious. This shift to the
collectively conscious free-of-lust is
accompanied by a release of fixation to the
collectively unconscious and lustful.
12.
As a consequence of this fading of
the consciousness of the ego, the
individually unconscious disappears at the
same time, and the individually conscious
will become increasingly collective.

Ego 3/5 (2014)

11.
Kurva perkembangan dari manusia
dan kemanusiaan dalam alur pemikiran ini
berangkat dari yang bersifat biologis
menuju ke spiritual atau dari yang penuh
keinginan menuju ke bebas keinginan,
selanjutnya dari asadar kolektif menuju ke
sadar kolektif. Perkembangan ini melalui
pembentukan kesadaran individu dari ego.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia, kehidupan sadar imateri yang bebas keinginan tersebut tertutupi oleh kehidupan biologis yang penuh keinginan.
11a. Kesadaran kolektif menjadi laten oleh
dominasi asadar kolektif. Dengan adanya
individualitas dari kesadaran sang aku
bagaikan suatu fase transisi yang terbentuk di antara yang biologis dan yang spiritual; yang penuh keinginan dan yang bebas
keinginan; serta yang asadar kolektif dan
yang sadar kolektif.
11b. Oleh karena itu, tugas kesadaran ego
secara
pelan-pelan
menghilangkan
dominasi penuh keinginan biologis agar
supaya kehidupan spiritual yang bebas
keinginan menjadi manifest. Dalam hal ini
terjadilah perpindahan arah ke dalam
sadar kolektif.
11c. Dalam perkembangan ini, kesadaran
sang aku akan memudar dan pada akhirnya terabsorpsi secara keseluruhan di dalam sadar kolektif. Pergeseran ke bagian
sadar kolektif yang bebas keinginan tersebut diikuti oleh terlepasnya ikatan kepada
asadar kolektif yang penuh keinginan.
12.
Dengan pudarnya kesadaran sang
aku, pada saat yang sama asadar individu
juga menghilang, dan
sadar individu
meningkat menjadi sadar kolektif.

---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

209

MAKROKOSMOS
================l Pancaindra l===========================
Asadar Kolektif

MIKROKOSMOS
(Keinginan Biologis)

(FISIK)

-------------------------------------------------Sadar Pribadi
Hati Nurani

(Jasmani Halus, Jiwa)

(MENTAL)

Suara hati

- - - - - - - - - - - - - - - -I Intuisi l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TriFoil: 3TheSelf,


, 1TheSource
Sadar Kolektif

Pusat Imateri

(SPIRITUAL)

========================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 9.1.5: Mencicipi Status Omnipotensi


Pembebasan atau Pamudaran adalah tahap akhir dari perkembangan sadar-individu
masuk ke dalam sadar-kolektif. Karena dalam Pembebasan atau Pamudaran itu kesadaran
dari sang aku menghilang, maka hubungan-hubungan di dalam jiwa manusia mengalami
perubahan yang besar. Suara hati menghilang setelah pertentangannya dengan nafsu-nafsu
menjadi larut. Yang biologis (penuh keinginan) menata dirinya untuk menuju ke yang
spiritual (bebas keinginan). Sadar pribadi (individu) melarutkan dirinya ke dalam hidup
kolektif, dengan istilah yang lain sinar hidup-nya (TheSelf) telah ditarik kembali oleh yang
meng-hidup-i (TheForce).
Ketika sadar individu mendekati sadar kolektif, terjadi fase loncatan bahwa seseorang
menyadari lainnya. Pertemuan-pertemuan pertama tersebut seakan-akan mencicipi status
omnipotensi dari sadar kolektif dan kira-kira dapat dijelaskan sebagai intuisi-intuisi atau
ilham-ilham.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
210

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

13. This prinsciple it is which forms the


basis of this Indonesian psychoprophylactic, the psychotherapy and the
psychohygienics.

13.
Prinsip inilah yang membentuk
dasar pemikiran ke-Indonesiaan tentang
psikoprofilaksis,
psikoterapi,
dan
psikohigienik.

14. The final debouchment of the individual development into the collectively
conscious is called Liberation or Redemption. As in Liberation or Redemption the
consciousness of the ego disappears, the
inner relations in the human psyche also
undergo a radical change.
Polarity between conscience and the drive
becomes dissolved. Conscience no longer
exists, as the biological has subjected itself
to the spiritual, the lustful has been
replaced by the free-of-lust, individuality
has dissolved itself into collectiveness.

14. Tahap akhir dari perkembangan individu masuk ke dalam sadar kolektif dinamakan Pembebasan atau Pamudaran. Karena
dalam Pembebasan atau Pamudaran itu
kesadaran dari sang aku menghilang, maka
hubungan-hubungan di dalam jiwa manusia mengalami perubahan yang besar.
Pertentangan antara hati nurani dan
nafsu-nafsu menjadi larut. Hati nurani
menghilang, yang biologis menata dirinya
untuk menuju ke yang spiritual; yang
penuh keinginan diganti oleh yang bebas
keinginan; individualitas melarutkan dirinya ke dalam hidup kolektif.

15.
The drives are reduced to a vital
forces and no longer form a component
part of the psychic activity of liberated
man.

15. Nafsu-nafsu terreduksi menjadi kekuatan-kekuatan vital dan tidak membentuk


komponen dari aktivitas jiwa orang yang
sudah mengalami Pembebasan.

16.
When the individually conscious
approaches the collectively conscious,
there are passing phases where the one
will verge on the other. These first
approaches may be looked on as some
foretaste of the omnipotent state of the
collectively conscious and may be called
intuitions or revelations.

16. Ketika sadar individu mendekati sadar


kolektif, terjadi fase loncatan bahwa
seseorang menyadari lainnya. Pertemuan
pertemuan pertama tersebut seakan-akan
mencicipi status omnipotensi dari sadar
kolektif dan kira-kira dapat dijelaskan
sebagai intuisi-intuisi atau ilham-ilham.

17.
The instinctive (Carp) on the other
hand is a potency of man which, as in
telepaty, clairvoyance, etc. surpasses the
commonplace, but it does not surpass the
individual consciousness of the ego. In
other words, this is a potency which the
ego may unfold by a total bundling of all
the forces under its competency.

17.
Insting (Carp) adalah potensi
manusia yang, terjadi pada telepati,
meramal masa datang, dan sebagainya
melampaui keadaan wajar, tetapi tidak
melampaui sadar individu dari sang aku.
Dengan kata lain, ini adalah potensi yang
dapat dikembangkan oleh
sang aku
dengan cara menyatukan seluruh kekuatan
di bawah kekuasaannya.

---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

211

MAKROKOSMOS
=================l Pancaindra l===========================
MIKROKOSMOS

Fisik

------------------------------------------------1

-Pusat Intelektual
-ANIMA (pada pria)
2

-Pusat Afeksi
-ANIMUS (pada wanita)

Mental

-AMARAH (Kemauan)
-LAUWAMAH (ego sentripetal; netral)
-SUFIAH (Keinginan)
-MUTMAINAH
(ego sentrifugal: sosial; suprasosial)

- - - - - - - - - - - - - - - -I TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -TriFoil: 3TheSelf, 2TheForce, 1TheSource


Pusat Imateri
Spiritual
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 9.1.6: Sentra Vitalitas Gender dan Latar Belakangnya


Soemantri berpendapat ketika kecerdasan menjadi sentra vitalitas pria, maka sentra
perasaan akan menjadi latar belakang. Sebaliknya, ketika sentra vitalitas perasaannya
dibawa perempuan (wanita) ke depan, maka kapasitas intelektualnya terlihat sebagai latar
belakang. Personalisasi latar belakang yang terbalik oleh Jung disebut sebagai anima atau
animus.
Bergeraknya titik berat kesadaran dari ego sentripetal (egoistik) ke ego sentrifugal (sosial
dan suprasosial) dapat dicapai dengan menjalankan kesederhanaan hidup, suka menolong,
perhatian, dan kasih sayang kepada sesama hidup. Kesederhanaan dalam bermasyarakat,
mungkin dapat dicapai dengan menjalankan tapabrata (mengekang hawa nafsu). Proses
perubahan yang terjadi di dalam jiwanya adalah suatu proses sublimasi.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
212

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

18.
In infancy, when the affections and
the intelectual capacities are still
undeveloped, the centre of gravity is in the
drives. As we grow up this centre will shift
either to the affections or to the
intellectual capacities. With man, the
centre of gravity usually is in his
intelligence, with woman in her affections.

18.
Pada masa kanak-kanak, ketika
angan-angan dan perasaan belum berkembang, pusat gravitasi berada pada nafsunafsunya. Mengikuti pertumbuhan kita,
pusat ini bergeser ke perasaan atau ke
kapasitas intelektualnya. Pada pria, pusat
gravitasi terletak pada kecerdasannya, dan
pada wanita terletak pada perasaannya

19. When the centre of gravity is in the


intellect, then the life of affections will
remain in the background. On the
otherhand, when woman brings her
affections to the fore, her intelectual
capacities in the background will show
through. What remains in the background
Jung personifies as either anima or
animus.

19.
Ketika pusat gravitasi berada pada
kecerdasan, maka kehidupan perasaan
akan menjadi latar belakang. Sebaliknya,
ketika wanita membawa perasaannya ke
depan, kapasitas intelektualnya terlihat
sebagai latar belakang. Apa yang menjadi
latar belakangnya, dipersonalisasikan oleh
Jung sebagai anima atau animus.

20. When ordering his life in such a way


as attain Liberation, man has to
subordinate his egocentripetal drive under
his social and suprasocial drive. His egocentripetal drive will then change into a
drive enabling him to bear hardness and
bodily suffering. This sift of accent from
the egocentripetal to egocentrifugal can
be accomplished by living frugally and
practising helpfullness, compassion and
neighbourly love. Frugality among others
maybe accomplished by practising ascetism in some or other. This intrapsychical
modification is the mechanism of sublimation.

20.
Jika memilih jalan hidupnya untuk
mencapai Kebebasan, manusia harus
meletakkan nafsu egosentripetalnya dibawah nafsu sosial dan suprasosial. Maka
nafsu egosentripetalnya akan berubah
menjadi nafsu yang memberikan kekuatan
jasmani dan tahan penderitaan. Pergeseran aksentuasi dari egosentripetal ke
egosentrifugal dapat dicapai dengan kesederhanaan hidup dan suka menolong,
perhatian serta kasih sayang kepada sesama hidup. Kesederhanaan dalam bermasyarakat, mungkin dapat dicapai dengan
menjalankan tapa brata. Perubahan yang
terjadi di dalam jiwanya adalah suatu
mekanisme sublimasi.

21.
Another essential point in the
process of Liberation is the shifting of the
centre of gravity from the intelectual
capacities or from the life of affections to
the immaterial centre. This shift can be
achieved by prayer in the most ample
acception of the word.

21.
Hal penting lainnya pada proses
Pamudaran adalah bergesernya pusat
gravitasi dari kapasitas intelektual atau
dari kehidupan perasaan menuju ke pusat
imateri. Pergeseran ini dapat dicapai
melalui panembah dalam arti kata yang
seluas-luasnya.

-----------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

213

MAKRO-D1-KOSMOS
D2

(FISIK)

D3

(MENTAL)
IAngan-angan,

IIPerasaan, IIINafsu-nafsu

[Aku]
-------------------l

PAMUDARAN

l------------------

D4

, SUKSMA SEJATI,

IVPusat

Imateri

(SPIRITUAL)

Diagram Transenden 9.1.3: Kesadaran pada Status Pamudaran


Kesadaran pada proses Pamudaran sungguh-sungguh berbeda. Pada status Pamudaran
dalam dirinya terasa berada pada setiap bentuk kehidupan dan keberadaannya tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu. Tidak ada lagi perbedaan baik di dalam (mikrokosmos)
maupun di luar (makrokosmos), juga tidak ada lagi proses kegiatan di dalam jiwa.
Kesadaran pada status Pamudaran adalah suatu posisi perkembangan terakhir kesadaran
hidupnya perasaan, angan-angan, dan nafsu-nafsu. Ketiga sentra vitalitas pudar
kekuasaannya. Ketiga fungsi itu sekarang menyatu di dalam status Pamudaran dan menjadi
akhir keberadaannya. Status Pamudaran adalah identik dengan status Suksma Sejati dan
potensial dapat dicapai oleh setiap manusia.
Candra Jiwa Jung satu-satunya sistem psikologi Barat yang mengemukakan kemungkinan
perkembangan lanjut dari jiwanya manusia.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.
214

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

22. For this reason, frugality and prayer 22. Oleh sebab itu, kesederhanaan dan paare vital factors in the Indonesian nembah merupakan faktor penting dalam
conception of man and world.
candra jiwa dan candra dunia Indonesia.
23.
What really changes in the process
of Liberation is consciousness. The
consciousness of man becomes less and
less limited by the consciousness of the
ego, steadily growing more impersonal
until in the end it will become absolutely
unlimited and impersonal in Liberation
itself. Whoso has accomplished this
Liberation
will
experience
the
consciousness of being himself in any form
of living being and of being no longer
limited by time and space.There is no
longer an inner world and outer world, nor
will there be any intrapsychical processes.

23. Yang benar-benar berubah pada proses Pamudaran adalah kesadaran. Kesadaran manusia menjadi semakin mengecil
dibatasi oleh kesadaran sang aku, semakin
lama semakin bersifat apribadi sampai
akhirnya menjadi absolut tidak terbatas
dalam peristiwa Pamudaran. Siapa saja
yang berhasil menyelesaikan Pamudaran
ini akan merasakan kesadaran dalam
dirinya berada pada setiap bentuk kehidupan dan keberadaannya tidak dibatasi
oleh ruang dan waktu. Tidak ada lagi perbedaan dunia dalam maupun dunia luar,
juga tidak ada lagi proses kegiatan di
dalam jiwa.

23a. Di dalam Pamudaran, siapa saja akan


23a. In the liberated one both the greatest
mengalami sekaligus sebagai faktor
common divisor and the least common
(pembagi) persekutuan terbesar dan kelimultiple of every man are manifest.
patan persekutuan yang terkecil.
23b. Consciousness in the state of
Liberation is the term in the development
of the life of affections, the life of the logos
and the life of will. These three functions
now converge in the state of Liberation
and end to exist as such. The state of
Liberation is identical to the state called
Suksma Sedjati and potentially attainable
for every man.

23b. Kesadaran pada status Pamudaran


adalah suatu istilah dalam mengikuti
perkembangan terakhir kesadaran hidupnya perasaan, angan-angan, dan nafsunafsu. Ketiga fungsi itu sekarang menyatu
di dalam status Pamudaran dan menjadi
akhir keberadaannya. Status Pamudaran
adalah identik dengan status Suksma Sejati
dan potensiil dapat dicapai oleh setiap
manusia.

24.
In the various psychological system
of the West, Jung is the only one to have
pointed out the possibility of a further
development of the human psyche.

24.
Dalam berbagai sistem psikologi
Barat, Jung satu-satunya yang mengemukakan kemungkinan perkembangan lanjut
dari jiwanya manusia.

--------------

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

215

May. Jend. TNI Prof. Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso, Neurolog-Psikiater


Foto 9.1.4: Reedukasi Sebagai Dasar Terapi Jiwa
Candra Jiwa Jung paling awal mengemukakan kemungkinan perkembangan lanjut dari
jiwanya manusia di antara berbagai sistem psikologi Barat. Proses Pamudaran dalam
Candra Jiwa Indonesia telah disebut oleh Jung sebagai werden zur Persnlichkeit, atau
Selbstverwirklichung, Verselbstung atau sebagai Individuationprozess.
Reedukasi adalah kunci utama (psiko) terapi pada candra jiwa dan candra dunia Indonesia.
Pada prinsipnya bertujuan membangkitkan kembali kemauan pasien untuk mengubah
perilakunya dengan cara mengarahkan dirinya ke pusat imateri di dalam dirinya sendiri.
__________

Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal


216

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

In Jungs terminology, the process called


Liberation or Redemption in the
Indonesian conception of man is indicated
as werden zur Persnlichkeit, or as
Selbstverwirklichung, Verselbstung or
again as Individuationsprozess.

Proses Pembebasan atau Pamudaran


dalam Candra Jiwa Indonesia telah disebut
oleh Jung sebagai werden zur Persnlichkeit, atau Selbstverwirklichung, Verselbstung atau sebagai Individuationprozess.

25.
For Freud, the only term of life is
death. Adlers ideal is the absolut
observance of the demands made by
society, without the ego ever being able to
identify itself with society.

25. Menurut Freud, titik akhir kehidupan


adalah kematian. Bagi Adler yang ideal
adalah mengikuti kebutuhan masyarakat
secara mutlak, tanpa kemungkinan sang
aku dapat menyatukan dirinya dengan
masyarakat.

26. The therapy based on the Indonesian


conception of man and world will in its
principle aim at stirring the patients
willingness to alter his attitude by directing
himself to this immaterial centre in the
self.

26.
Dasar terapi pada candra jiwa dan
candra dunia Indonesia pada prinsipnya
bertujuan
membangkitkan
kemauan
pasien untuk mengubah perilakunya
dengan cara mengarahkan dirinya ke pusat
imateri di dalam dirinya sendiri.

>> >> << <<

>> >><< <<

----------

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

217

MAKROKOSMOS
Masyarakat

[Alam Semesta]

============l Pancaindra l=================================


[penglihatan,

pendengaran,pembau,perasa(an),pengucap(bahasa)]

MIKROKOSMOS
Soma
--------------------------------------------------ANGAN-ANGAN PERASAAN
NAFSU-NAFSU
Psike
(+) Menerima
1CIPTA
4LUAMAH
-Pangaribawa
Senang
(Netral)
(Ego sentripetal)
Menarik
-Tahan pen
-Makan -Minum
2NALAR
Manusia

-Prabawa
3PANGERTI

-Kamayan

Positif
(-) Menolak
Tak suka
Negatif

SADAR PERCAYA TAAT

__________

deritaan
-Kekuatan
jasmani

-Tidur
-Loba
-Iri
-Fitnah

-Sahwat
-Tamak
-Aniaya
-Dsb.

3AMARAH

(Kemauan)
2SUFIAH (Keinginan)
1MUTMAINAH (Ego sentrifugal)

-Sosial (+)
-----------------Suprasosial (++)
- - - - - - - - - - -I Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: 3Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas
[Alam Sejati]

Pusat Imateri

========================================================================
Bagan Transenden 9.1.7: Candra Jiwa Indonesia (Soenarto)
Tiga sentra vitalitas dalam psike (jiwa) dengan fungsinya yang tertinggi yaitu angan-angan
(sadar), perasaan (percaya), dan nafsu-nafsu (taat) adalah syarat mutlak introversinya
Aku terhadap Tripurusa. Secara strukturil sang Aku dibentuk oleh ciptanya manusia,
secara fungsionil merupakan kristalisasi angan-angan manusia yang membentuk
kesadaran dan kedaulatan pribadinya.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
218

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Lampiran-6: Candra Jiwa Indonesia (Soenarto)

SUPER EGO
EGO

Catatan Penulis:
Dr. Soemantri Hardjoprakoso telah mengibaratkan dirinya sebagai Ibu kandung Candra Jiwa
Indonesia, jabang bayi ini asli Indonesia, ia dilahirkannya tanggal 20 Juni 1956 kira-kira jam
15.00 di Leiden, Negeri Belanda dengan dokter kebidanan-nya adalah Prof. Carp. Di
Indonesia diperkenalkan sebagai Candra Jiwa Soenarto. R. Soenarto Mertowardojo adalah
penulis utama Buku Pustaka (intuisi) Sasangka Jati yang salah satu buku di dalamnya yaitu Buku
Terjadinya Alam Semesta (Gumelaring Dumadi) menjadi referensi utama disertasi Dr.
Soemantri dengan judul Indonesisch Mensbeeld als Basis Ener Psycho-Therapie (Candra Jiwa
Indonesia sebagai Dasar Psikoterapi).

__________
http://pangestu.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=58&Itemid=74 accessed May 31,
2012.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

219

MAKROKOSMOS
.

Asadar
Kolektif

Asadar
Biologis
.

Aku

Hati
Nurani
MENTAL

FISIK

TRIPURUSA
Sadar Kolektif
SPIRITUAL

.
Diagram Transenden 9.1.4: Emansipasi Diri dari Himpitan Asadar dan Hati Nurani
Melalui jalan tertentu di dalam dirinya sendiri Sadar Pribadi (sang Aku) dapat melepaskan
diri dari himpitan Asadar (kolektif dan biologis) dan Hati Nurani. Jalan tertentu tersebut
adalah jalan transendental religius yang menuju Pamudaran. Merujuk istilah intrapsikis
maka Asadar Biologis adalah Asadar Kolektif karena Mikrokosmos merupakan bagian dari
Makrokosmos dalam arti yang luas diluar manusia, dewa, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Pertemuan antara Sadar Pribadi dan Sadar Kolektif (Tripurusa) adalah intuisi atau wahyu
itu sendiri. Pudarnya sadar pribadi di dalam sadar kolektif adalah peristiwa Pamudaran
yang potensiil dapat dicapai oleh setiap manusia sebagai tahap akhir dari perkembangan
jiwanya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
220

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

LAMPIRAN-7: Dalil-Dalil
1. Dalam hubungan intrapsikis pamudaran berarti emansipasi diri dari
himpitan antara hati nurani dan asadar.
2. Intuisi atau wahyu adalah pertemuan antara sadar pribadi dan sadar
kolektif.
3. Refleks Babinski tidak pathognomonik untuk penyakit yang ada di jalur
piramida.
4. Meningkatkan kesadaran tentang kesehatan masyarakat di daerah
terbelakang di-perlukan penyuluhan kesehatan di sekolah-sekolah di
daerah tersebut.
5. Masyarakat Indonesia kurang membutuhkan orang-orang dengan
pendidikan khusus (spesialis) dibandingkan dengan orang-orang dengan
pengetahuan umum tentang kesehatan untuk perbaikan yang cepat dari
situasi kesehatan yang buruk di daerah-daerah terbelakang.
6. Hipotesis yang khusus di bidang ilmu kedokteran Psikosomatik sedikit
memungkinkan.
7. Faktor kebutaan secara proporsional berbanding terbalik dengan naiknya
standar hidup dan pendidikan.
8. Tonsilektomi dan adenektomi (operasi amandel) sering tidak cukup untuk
menanggulangi gejala-gejala penyakit lymphoid pharingeal.
9. Meminumkan secara oral vaksin BCG mengandung bahaya menularkan
tuberkulosis.
10.Cara kerja Rauwolfia Serpentina dan preparatnya masih diragukan.
11.Myelografi tidak boleh ditinggalkan pada kasus dengan diagnosis tumor
pra- dan para-vertebral.
12.Pendidikan untuk menjadi psikoterapis dibutuhkan ilmu pengetahuan
agama.
13.Wayang-lakon Dewa Ruci berkisah tentang perjuangan psiko-religius
seorang tokoh, seperti yang diungkapkan dalam Ramayana dan
Mahabarata.
14. Lebih banyak upaya yang harus dilakukan terhadap organisasi daripada
terapi demi kepedulian kesehatan yang efisien di ketentaraan Indonesia.
__________
Dalil-dalil tersebut di atas adalah pernyataan hipotesis Dr. Soemantri Hardjoprakoso dalam lampiran
(terpisah) disertasi Indonesisch mensbeeld als basis ener psycho-therapie, Rijkuniversiteit di Leiden, 20
Juni 1956.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

221

Foto 9.1.5: Prof.Dr.dr. Soemantri Hardjoprakoso, Mayor Jendral TNI AD dengan

toganya dengan latar belakang lukisan Kapten TNI AD R. Soenarto Mertowardojo.


Candra Jiwa Soenarto diperkenalkan Prof. Soemantri sebagai Candra Jiwa
Indonesia yang sejajar dengan candra jiwa dari Freud, Adler dan Jung.
__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal
222

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

LAMPIRAN-8: Lembar Eksekutif


Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia
(Transcendence to the depth of the heart and beyond)
Candra Jiwa Indonesia (Soenarto) pada hakekatnya adalah ilmu pengetahuan tentang jati diri
manusia, yaitu pusat hidup imateri. Memperkenalkan sadar kolektif yang disebut Tripurusa (TriAspek,
TreFoil). Sadar kolektif-statis adalah Suksma Kawekas (TheSource) sebagai asal mula, sumber, dan
tujuan hidup. Sadar kolektif-dinamis (utusan yang statis) Suksma Sejati (TheForce) yang menghidupi,
dan yang terbatas adalah Roh Suci (TheSelf) yang dihidupi, tidak lain adalah Sang Akunya manusia yang
imateri (Ego-Rohani). Pusat imateri yang spiritual tersebut memiliki selubung materi-halus (jasmani
halus) sebagai psike, jiwa atau mentalnya manusia dan memiliki selubung materi-kasar (jasmani-kasar)
sebagai soma, fisik-jasmaninya manusia yang dilengkapi dengan pancaindra untuk berkomunikasi.
Sadar pribadi sang Aku materi (Ego-Jasmani) manusia berpotensi meningkat secara evolusi
menjadi sadar kolektif-terbatas Sang Aku imateri (Roh Suci) melalui jalan introversi, introspeksi, maupun
religi. Intuisi adalah pertemuan antara sadar pribadi dengan sadar kolektif, makin lama semakin intensif,
berakhir pada leburnya sadar pribadi di dalam sadar kolektif. Peristiwa terakhir tersebut adalah tujuan
akhir evolusi kesadaran manusia, dikenal sebagai peristiwa Pamudaran. Seluruh rangkaian peristiwa
tersebut atas nama Sadar Kolektif Statis (Suksma Kawekas) dan dilaksanakan penuh kebijaksanaan oleh
utusannya yang abadi yaitu Sadar Kolektif Dinamis (Suksma Sejati).
Ilmu pengetahuan ini diperoleh setelah menempuh jalan kehidupan yang sangat berat, termasuk
menjalani upaya-upaya
introspeksi, introversi, dan intuisi yang berkelanjutan dari R. Soenarto
Mertowardoyo. Beliau adalah satu-satunya kasus studi kualitatif penelitian dokter Soemantri
Hardjoprakoso untuk memperoleh gelar Doktor Psikiatri dengan predikat cum laude dari Rijkuniversiteit di
Leiden, Negeri Belanda, setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul Indonesisch Mensbeeld als
Basis ener Psycho-therapie, pada sidang promosinya tanggal 20 Juni 1956. Adapun bahan-bahan yang
diambil untuk diolah dan dimasak dalam disertasi tersebut diperoleh dari pustaka intuisi Sasangka Jati.
Penulisan pustaka tersebut juga unik yaitu pada awalnya intuisi diucapkan berkelanjutan secara lisan oleh
penulis pertamanya yaitu R. Soenarto Mertowardojo kemudian dicatat bersama oleh penulis kedua dan
ketiga yaitu R.T. Hardjoprakoso dan R. Trihardono Sumodihardjo akhirnya diolah dan dijadikan pustaka
intuisi oleh ketiga penulis tersebut.
Kelima buku lepas (Pentalogi) ini terdiri atas buku Studium Generale (Kuliah Umum) 1/5 (2012);
tiga buku studium particulare (Kuliah Khusus): Psike 2/5 (2013), Ego 3/5 (2014), dan Intuisi 4/5 (2015);
serta Magnum Opus (Karya Besar) 5/5 (2016). Sekiranya sulit memahami lembar-lembar kanan dari
buku-buku ini tidak lain karena berisi materi strata-3 ilmu kedokteran. Sebagai tuntunan dapat dibaca
rangkumannya terlebih dahulu yang hanya terdiri dari 4-5 baris di dalam kotak kecil di sebelah kanan
atas. Penulis masih menawarkan lembar kiri yang jauh lebih nyaman untuk dibaca karena dilengkapi
dengan tontonan berupa foto, gambar, bagan, dan diagram untuk mempermudah memahami seluruh isi
buku ini. Pentalogi diteruskan dengan Trilogi (Prequel, Monograph, dan Postquel) sebagai Oktalogi.
Semoga TheForce, Sadar Kolektif Dinamis, Utusan Tuhan yang Abadi menuntun sang Aku di
dalam diri kita masing-masing ke jalan yang benar, yang berakhir di kesejahteraan, ketentraman, dan
kemuliaan abadi, ialah di hadirat Tuhan Sejati. Terima Kasih.
Jakarta, 9 Juli 2012
Penulis
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

223

(D1):
MIKROKOSMOS:
(D2)
(D3)

MAKROKOSMOS

Mutmainah

Sufiah

4 SENTRA VITALITAS
IIINafsu-nafsu

Amarah

Luamah

IIPerasaan

Mind

IAngan-angan

][

(D4)

TheSelf

IVPusat

Imateri

KERETA KUANTUM MIKROKOSMOS


Diagram Transenden 10.1.1: Kereta Perkasa Mikrokosmos
Kereta kuantum mikrokosmos ini adalah imajinasi dari kereta dengan empat ekor kuda
berdasarkan Candra Jiwa Soenarto (Indonesia). Disain kereta ini adalah untuk 1) tugas ke luar
(ekstraversi) ke dunia luar, berkiprah membahagiakan masyarakat, dan memelihara alam
semesta (D1, Dimensi-1, makrokosmos). Angan-angan (mind dengan aku, ego sebagai perwakilannya) manusia yang fungsi vitalitasnya nyaris (tak) terbatas itu bertugas sebagai sang Kusir
(TheDriver) yang mengendalikan kekuatan 4-nafsu.
Arah perjalanan ditentukan oleh potensi egosentrifugal (mutmainah, kuda putih). Keinginan
(kuning) mampu menarik kemauan (merah) dan egosentripetal (hitam) yang pro kenikmatan
agar menjadi egonetral yang memiliki ketahanan mental dan kesanggupan untuk menderita
dalam perjalanan hidup. Kendali positif dan negatif sang Kusir disesuaikan dengan panduan
ideal ekstraversi (ikhlas, sabar, syukur, jujur, budi luhur) dan introversi (sadar, percaya, taat)
kepada Pusat Imateri (Tripurusa). 2) Tugas ke dalam (introversi) ke Pusat Imateri adalah proses
kembalinya hidup-pribadi manusia ke asal mulanya (sadar kolektif) yang meng-hidup-i (gambar
sinar terang abadi, TheForce), dan sumber hidup-nya (TheSource).
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

224

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Tentang Penulis
Prof. Dr. dr. Budhi Setianto Purwowiyoto, SpJP (K), FIHA, lahir di Yogyakarta 28
Desember 1950, adalah seorang dokter akhli jantung dan pembuluh darah (1982), guru besar
pada Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Fakultas Kedokteran UI (2003), yang
mendalami Kardiologi Sosial, Epidemiologi, Preventif, dan Rehabilitasi Jantung. Yang bersangkutan mempertahankan disertasi doktornya di Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia;
tentang memperbaiki cara merekam gelombang atrium untuk mempertajam diagnosis aritmia
(2000). Saat buku ini mulai ditulis (2010), sedang bekerja sebagai Staf Pengajar di Divisi
Preventif dan Rehabilitasi Jantung, Dep. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI. Serta
sebagai Kepala UPF unit tersebut pada R.S. Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta.
Setelah purna tugas sebagai anggota Tim Dokter Kepresidenan RI (SBY 2005-2009).
Pidato pengukuhan Guru Besar-nya (2003) berjudul Kardiologi Sosial; Dari Rumah Sakit
menuju Rumah Sehat. Penulis juga menjadi tim editor dan kontributor buku Kardiologi Sosial
(Balai Penerbit FKUI; 1987). Penulis menaruh minat besar dalam kesehatan mental/psikologi
yang berhubungan dengan ABC-nya perilaku: merokok, berlebihan makan, kurang olahraga dan
stres mental psiko sosial sebagai dasar faktor risiko penyakit jantung koroner, yang masih dapat
diperbaiki. Berbekal pada pengetahuannya yang mendalam tentang Candra Jiwa Indonesia,
penulis berusaha memperbaiki faktor risiko tersebut dalam praktik sehari-hari. Sayang, usulan
proposal disertasi tentang bagaimana mengatasi perilaku merokok, tidak diizinkan.
Sebenarnya, perjumpaan pertama kali dengan Candra Jiwa Indonesia yang istimewa ini
dimulai sejak duduk dibangku SMA Negeri IV Yogyakarta (1968), diperkenalkan oleh almarhum
Bapak Abdul Hamid, orang Minangkabau yang menjadi perwira meteorologi TNI Angkatan
Udara di Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Kemudian penulis mewakili Pelajar Daerah
Istimewa Yogyakarta sebagai anggota PASKIBRAKA Nasional, 17 Agustus 1968 di Istana Negara,
Jakarta. Dikala senggangnya, banyak membaca buku-buku tulisan dari Mayor Jendral TNI AD.
Prof. Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso, neurolog-psikiater: Arsip Sardjana Budi Santosa, Ulasan
Kang Kelana, Heimwee, Olah Rasa, Candra Jiwa Indonesia (Ceramah Ilmiah, Studium Generale
Universitas Gadjah Mada), serta terjemahan khusus disertasi untuk warga Paguyuban Ngesti
Tunggal. Tentu saja penulis membaca buku-buku dan tulisanPenulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

225

Bagan Transenden 10.1.1: Ego-mental, Hati nurani, dan Ego-spiritual


TheSelf (Ego-Spiritual) adalah Ego-nya manusia di dalam dunia spiritual di dalam
pusat hidupnya manusia yang imateri ialah dirinya yang hakiki. Hati nurani adalah
lapis luar dari TheSelf (D4: imateri) dan adalah lapis dalam dari Ego-nya manusia
(Ego-Mental) dalam dimensi mental (D3: fisik halus, terikat oleh ruang dan waktu)
oleh karena itu hati nurani masih memiliki dua ekstrim baik dan buruk. Tripurusa
(TriAspect, TreFoil): Suksma Kawekas (TheSource), Suksma Sejati (TheForce), Roh
Suci (TheSelf) berada di pusat imateri tidak terikat oleh ruang dan waktu.
Suksma Kawekas dan Suksma Sejati adalah sadar kolektif yang tak-terbatas, serta
Roh Suci adalah sadar kolektif terbatas. Suksma Kawekas (sadar kolektif statis)
adalah sumber dan tujuan hidup; Suksma Sejati (sadar kolektif dinamis) adalah
utusan Suksma Kawekas yang abadi: Dia-lah yang menghidupi Roh Suci sekaligus
sebagai pemimpin, penuntun, dan gurunya yang sejati. Semua kekuasaan adalah
kekuasaan Suksma Kawekas ada pada Suksma Sejati dan para hamba (Roh Suci)
semua ada di dalam kekuasaan Suksma Sejati.
Roh Suci adalah tuannya (bukan tuhannya) sang Aku yang secara fungsional
mewakili tiga sentra vitalitas: angan-angan (akal), nafsu-nafsu, dan perasaan
manusia. Tripurusa (TriAspek, Trifoil) adalah sentra vitalitas yang ke-4 ialah pusat
hidup imateri di dalam dirinya manusia.
226

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

(Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012)

tulisan dari R. Soenarto Mertowardojo, Kapten TNI-AD, sebagai asal mula dari candra jiwa
tersebut, layak disebut sebagai Candra Jiwa Soenarto Mertowardojo.
Pengabdian sebagai Dokter Wajib Militer dengan pangkat Letnan Satu TNI-AU, menjadi
Kepala Seksi Operasi JANKES KODAU VII/ Perwira WAMIL TNI AU di Biak, Papua dan Langgur,
Maluku Tenggara (1976-1978). Menulis pengalaman mengerikan di majalah Intisari: 2 jam 10
menit di atas laut Banda terbang dengan satu baling-baling. Penulis lepas di majalah umum:
Sartika, Panacea, dan majalah khusus: Majalah Ilmiah Kardiologi Indonesia dan Tabloid Kardiovaskular. Pembicara di forum ilmiah, di forum masyarakat awam, radio, televisi, dan menjadi
Relawan Yayasan Jantung Indonesia sejak masih dokter umum.
Selain itu, penulis menjadi kontributor dan tim editor berbagai bidang kardiologi sesuai
dengan penugasannya, seperti: Editor buku saku Jantung Dasar (Ghalia Indonesia; 2011);
Kontributor; Genetic and molecular target in hypertension. Dalam: Hypertension, vascular
disease: management and prevention from dream to reality (Jakarta: Dep. Kardiologi dan
Kedokteran Vaskular FKUI; 2003). Kontributor; Peranan penghambat kalsium pada hipertensi
dan atherosklerosis bagaimana kaitannya? Dalam: Aspek metabolik pada penyakit
kardiovaskular. (Jakarta: Bag. Kardiologi FKUI; 2002). Kontributor; Diagnosis dan manajemen
gagal jantung; Dalam: Diagnosis dan tata laksana hipertensi, sindrom koroner akut dan gagal
jantung. (Jakarta: Penerbit RS Jantung Harapan Kita; 2001). Kontributor; Sindroma koroner
akut: Patofisiologi. Dalam: Diagnosis dan tatalaksana hipertensi, sindrom koroner akut dan
gagal jantung. (Jakarta: Penerbit RS Jantung Harapan Kita; 2001). Kontributor; Tinjauan kritis
homosistein. Dalam: Penyakit jantung koroner dari prevensi sampai intervensi. (Jakarta: Bagian
Kardiologi FKUI; 2000), Anggota Tim Editor. Dalam: Pedoman makan untuk kesehatan jantung
Indonesia. (Jakarta: PERKI Pusat, Yayasan Jantung Indonesia dan Nestl Omega; 2002).
Kontributor; Faal jantung dan pembuluh darah dalam Buku ajar kardiologi. (Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 1998). Tim Editor Buku Standar Pelayanan Medik RS Jantung Harapan Kita.
(Jakarta: Balai Penerbitan RS Jantung Harapan Kita; 1998).
Semoga pentalogi tentang Candra Jiwa Indonesia ini dapat dianggap sebagai angsuran
utang atas ilmu pengetahuan yang telah banyak membantu penulis dalam mengarungi samudra
kehidupan nyata sebagai manusia biasa, pramuka, komando pelajar serba guna, paskibraka
nasional, pemuda pandu ibu Indonesia, dokter umum, tentara wajib militer, kardiolog,
konsultan (temporer) WHO, tim dokter kepresidenan, dosen penguji S:1, 2, 3 dalam negeri, S-3
luar negeri, dan sebagai guru besar tetap UI.
Semoga Sadar Kolektif Dinamis, Utusan Tuhan yang Abadi, memberikan kesejahteraan,
ketenteraman, dan kebahagiaan kepada kita semuanya. Amin.
Terima kasih.

(email: heybudhi@gmail.com)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

227

Gedung Medische Hogeschool (sekolah tinggi kedokteran), kini gedung FKUI, tahun 1937

Foto 9: Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia


Fakultas Kedokteran UI atau disingkat FKUI beralamat di Jl. Salemba Raya No.6, Jakarta Pusat.
FKUI memiliki lima program pendidikan, yaitu Program Diploma, Program Sarjana, Program
Pendidikan Dokter Spesialis, Program Magister, dan Program Doktor. FKUI adalah fakultas
kedokteran tertua di Indonesia.
Sejarah kelahiran FKUI bermula dari didirikannya Dokter Djawa School pada tahun 1851. Pada
tahun 1898 Dokter Djawa School diubah namanya menjadi STOVIA, dan pada 1927 diubah lagi
menjadi Geneeskundige Hooge School. Pada masa pendudukan Jepang, lagi-lagi namanya
diubah menjadi Ika Daigaku.
Pada masa kemerdekaan Indonesia, pemerintah Indonesia menggabungkan Ika Daigaku ke
dalam Balai Perguruan Tinggi RI dan mengubah namanya menjadi Pendidikan Tinggi Kedokteran. Setelah Indonesia mendapat kemerdekaan penuh pada akhir tahun 1940-an, pemerintah
mengambil alih sekolah kedokteran yang didirikan Belanda, Geneeskundige Faculteit Nood
Universiteit van Indonesia, dan menggabungkannya dengan Pendidikan Tinggi Kedokteran.
Gabungan ini kemudian diberi nama baru, yaitu Fakultas Kedokteran yang berada di bawah
naungan Universitas Indonesia pada 2 Februari 1950. Kegiatan perkuliahan awalnya dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Jakarta dan di Surabaya, namun sejak tahun 1954, Fakultas di
Surabaya digabungkan ke Universitas Airlangga.
__________
http://id.wikipedia.org/wiki/Fakultas_Kedokteran_Universitas_Indonesia cited Dec. 18, 2013

228

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

Catatan:
Buku MAGNUM OPUS (5/5) 2016, adalah induk dari sekuel Pentalogi Candra Jiwa Indonesia
menurunkan empat buku berikutnya: Studium Generale (1/5) 2012; Psike (2/5) 2013; Ego (3/5)
2014; dan Intuisi (4/5) 2015. Buku-buku Pentalogi dilanjutkan dengan buku-buku Trilogi:
Prequel (6/8) 2017; Monograph (7/8) 2018; dan Postquel (8/8) 2019; menjadi Oktalogi. (BSP)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

229

Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNI


Sapta Marga :
1. Kami Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila.
2. Kami Patriot Indonesia, pendukung serta pembela Ideologi Negara yang
bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah.
3. Kami Kesatria Indonesia, yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
membela kejujuran, kebenaran dan keadilan.
4. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, adalah Bhayangkari Negara dan Bangsa
Indonesia.
5. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, memegang teguh disiplin, patuh dan
taat kepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap dan kehormatan Prajurit.
6. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, mengutamakan keperwiraan di dalam
melaksanakan tugas, serta senantiasa siap sedia berbakti kepada Negara dan
Bangsa.
7. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, setia dan menepati janji serta Sumpah
Prajurit.
Sumpah Prajurit :
Demi Allah saya bersumpah / berjanji :
1. Bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Bahwa saya akan tunduk kepada hukum dan memegang teguh disiplin
keprajuritan.
3. Bahwa saya akan taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau
putusan.
4. Bahwa saya akan menjalankan segala kewajiban dengan penuh rasa tanggung
jawab kepada Tentara dan Negara Republik Indonesia.
5. Bahwa saya akan memegang segala rahasia Tentara sekeras-kerasnya.
Delapan Wajib TNI :
Demi Allah saya bersumpah / berjanji :
1. Bersikap ramah tamah terhadap rakyat.
2. Bersikap sopan santun terhadap rakyat.
3. Menjunjung tinggi kehormatan wanita.
4. Menjaga kehormatan diri di muka umum.
5. Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya.
6. Tidak sekali-kali merugikan rakyat.
7. Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat.
8. Menjadi contoh dan memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat
sekelilingnya.
__________
http://www.organisasi.org/1970/01/sapta-marga-sumpah-prajurit-dan-delapan-wajib-tni.html cited 15 Dec., 2013

230

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

LAFAL SUMPAH DOKTER


Demi Allah, saya bersumpah bahwa:
Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan
terima kasih yang selayaknya;
Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat dan bermoral
tinggi, sesuai dengan martabat pekerjaan saya;
Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan;
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya
dan karena keilmuan saya sebagai dokter;
Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan
kedokteran;
Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin
diperlakukan;
Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan
sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan,
kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian, atau kedudukan sosial;
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;
Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya
untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan;
Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan
kehormatan diri saya.

Catatan:
Sumpah Dokter Indonesia adalah sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi
dokter Indonesia secara resmi. Sumpah Dokter Indonesia didasarkan atas Deklarasi Jenewa (1948)
yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippokrates.
Lafal Sumpah Dokter Indonesia pertama kali digunakan pada 1959 dan diberikan kedudukan hukum
dengan Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1960. Sumpah mengalami perbaikan pada 1983 dan 1993.
__________
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Dokter_Indonesiacited March 5, 2014
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

231

R. Soenarto Mertowardojo dan Prof.Dr.dr. Soemantri Hardjoprakoso

Foto 11.1.1: Putra Indonesia ini Telah Mewariskan Candra Jiwa Indonesia
Intuisi Sadar Kolektif pada R. Soenarto Mertowardojo yang telah disampaikan secara lisan
dan dicatat oleh R.T. Hardjoprakoso dan R. Tri Hardono Soemodihardjo kemudian diolah
menjadi tujuh buah buku yang dihimpun menjadi sebuah Pustaka Intuisi Sasangka Jati.
Dr. Soemantri Hardjoprakoso menamatkan pendidikan dokternya di Sekolah Tinggi
Kedokteran (Geneeskundige Hogeschool), cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia di Jakarta pada bulan Februari 1942. Bersumber utama dari salah satu buku di
dalam pustaka intuisi tersebut yaitu Terciptanya Alam Semesta; telah memperoleh gelar
Doktor dalam ilmu Kedokteran Jiwa dengan predikat cum laude di Rijkuniversiteit Leiden,
Negeri Belanda tanggal 20 Juni 1956, atas disertasinya yang berjudul Indonesisch

Mensbeeld als Basis ener Psycho-therapie.

__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal
232

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

INDEKS BUKU EGO (2014)


A
Absolut: yang~, asas alam kosmis, Dewa Alam 43
Dewa Alam; naturgott, menghilangkan polaritas,
tujuan perkembangan (jiwa) manusia 44, ~transenden 201.
abstraksi: angan-angan terarah konsentrasi dan- ;
gelap, terang 155.
Alfred Adler; foto, masyarakat, penguasa tertinggi,
26-7, masyarakat-pekerjaan-kasih sayang, hati
nurani; kebersamaan 27 tidak sempurna, tertinggi,
evolusi 28, tanpa tujuan akhir 28 dorongan asadar
41, mutlak mengikuti peraturan masyarakat 217.
agama: pengganti keinginan ayah 7, diungkapkan,
diimbau 11.
aku: sang~: das Ich, organisasi, saling hubung,
sensor mimpi, instansi jiwa, produk permukaan
das Es dan dunia luar 3; sang~: mengatur luamah:
tahan penderitaan, tunduk pada mutmainah 20
berusaha bermoral 15; Aku; sifat suprasosial
berkembang sampai tak dipengaruhi nafsu lagi,
pamudaran; terjepit hati nurani, asadar, dan dunia
luar 17; tumbuh terus, pudar, pintu masuk, kesadaran kolektif, pudar, pengorbanan 24; terjepit
rasa: rendah diri dan bermasyarakat 29; aku; sang; menyerahkan kekuasaan 57.
alat: ~penentu sikap: pikiran (pria) dan perasaan
(perempuan) 70.
alam kafiruna: dunia gelap jasmani halusnya orang
yang telah meninggal; akunya masih menganggap
di dunia materi: bayangan angan-angan 137;
semakin gelap pada kesempatan berikutnya, yang
ketujuh dan terakhir mustahil kembali ke Suksma
Sejati, 138; ketika menemukan lagi Rahsa Jati,
maka jasmani halus ditanggalkan: ditimbang dan
dinilai; ingat dunia sekejab akan dilahirkan lagi ke
dunia (reinkarnasi): setelah diingatkan tentang
syahadat dan nasibnya kemudian 139; setara dengan siksaan keinginan, pikiran dan perasaan tertentu sebelum autistik, masih dapat diwujudkan
140-1; harus susah payah melalui panembah agar
pusat-pusat vitalitas, pencucian diri yang keras selama hidup di dunia untuk berbakti kepada dewa
diteruskan di--, makin halus jiwanya makin tinggi
tempatnya di alam dewa, makin gelap dan jauh
dari Tripurusa, jalannya nyaris tertutup 144-5,7
alam semesta: Terciptanya (judul buku)
alternatif bacaan semi ilmiah xxii.
anarkhi: kacau, perkembangan kesadaran tahap
pertama 56; pengakuan 57.
angan-angan: arti sempit, penampung, raja 21; luamah, mutmainah, berkuasa, dominan 41, 43;

potensi imanen, pusat refleksi 23; ~arti sempit,


penampung, raja 21; luamah, mutmainah, berkuasa, dominan 41, 43; terarah: ~konsentrasi dan
abstraksi; gelap, terang 155.
anima: (Jung) personalisasi latar belakang (arketip
perempuan) yang terbalik (berada pada pria) 2123; ~animus; endapan pengalaman, gambaran seksuil virtual kolektif Jung (terbalik, asadar): animus pada perempuan, anima pada pria 95-6;
Soemantri: perasaan di depan (perempuan);
angan-angan, logos di depan (pria) 95-7 Jung:
arketip libido terbalik 96.
animus: (Jung) personalisasi latar belakang (arketip
pria) yang terbalik (berada pada wanita) 212-3
antipati: keterikatan, hukum, perceraian 188.
Apollo 17 NASA; Eugene Cernan 100.
apriori: asadar: das Selbst, kesadaran agung, kekuasaan, teori umum ke khusus 60.
arketip: inti~ 79-78; ~tipe asli, Das Selbst, sinar,
dunia purba 47; -yang pertama: paugeran 86.
asadar: ~dan sadar-kolektif Freud, ~individu 16;
Bayu Sejati: ~kolektif 17; lokalisasi, produsen
nafsu, penampung keinginan, endapan pengalaman 19; ~kolektif: dunia luar, ~biologis: dunia dalam 49; -individual, tiga momentum 50; -pribadi,
kolektif 59; ada nafsu; ketegangan, pertentangan,
tabrakan 65; -pribadi: penampung isi yang terdesak; ~kolektif: arketip dan libido, teratur memperlihatkan diri di dalam sadar konkret-rasionalhistoris; merdeka terhadap sadar (Jung), terikat
(Freud) 73: =sadar kolektif karena isinya (arketip)
tak terbatas, apribadi 76.
asimilasi: ~das Selbst terhadap asadar menghilangkan fungsi sang aku, menyerah, perpindahan titik
berat kesadaran 74.
Aspek: Aspect; Dwi~, Bi~, 186.
Asura: dewa golongan jahat (lihat Kala) 109.
B
badan/jasmani: sumber, pendukung nafsu 21; -kasar: kekuatan alami, nafsu egoistik, sosial, suprasosial, keinginan; harapan, kemauan; kekuatan,
hasrat 208-9
Bagan Transenden Terbalik: Skema IV 198-9
Bayu Sejati: asadar kolektif 17; ingkar asas imateri,
aku-sempit sadar, dunia luar 23; dibangkitkan sengaja, kekuatan instink, tujuh kekuatan pribadi
102-3; asadar kolektif, potensi, telepathi, tele-psiko-kinetik, clairvoyance) 16-7; kekuasaannya sama dengan dewa, harus dilepaskan tanpa syarat
untuk proses Pembebasan, hasil akhir kesadaran,

_____________
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

233

kedaulatan mutlak, omnipotensi, dan tidak terikat


oleh ruang dan waktu, sesuai suasana sorga 148-9
berdampingan; materi-imateri 207
Body, mind, spirit: dimensi 1-4 204
besaran: -luar, -dalam: das Selbst, kesadaran kolektif, spiritual, di antaranya: manusia 62; membohongi, berkorban 63
Bhinneka Tunggal Ika, titik temu viii
Bima sakti, tatasurya xxvii
Bre Redana xxi
Budi Darmadi: Dr.Ir., M.Sc. viii; -Soedjarwo
budi luhur: sebagai latar belakang, contoh dan hati
nurani 143
C
Candra jiwa: perbandingan empat~; sadar kolektif:
statis, dinamis, dan pribadi (terikat jasmaninya)
199.
CJI: Candra Jiwa Indonesia
clairvoyance: mengetahui keadaan yang tersembunyi dan kejadian yang akan datang 118-9.
cogito ergo sum, Rene Descartes xxvi.
corpus alienum: dewa sebagai benda asing, lihat:
kemasukan dewa, sebagai wayang 118-9, 121;
dewa sebagai benda asing dalam jasmani yang
merusak harmoni semua fungsi 123, 125.
cum laude xi.
D
Dana: golongan dewa (gol.VI) penyampai,
pemimpin dan pengajar dewa-dewa kecil 113-4.
Dasasila: 10-Pedoman Paguyuban Ngesti Tunggal,
berbakti, setia, kasih sayang, menghormati, watak,
perilaku, Tuhan Yang Maha Esa 191.
das Es: diperintah azas kenikmatan, dibawah azas
kenyataan, ..dengan Ego, nafsu seks dan mati, dua
sentra otonom, endapan filogenetis 5; amoral, kejam 15; tertua, Uber Ich:termuda, melalui aku 11;
mengaburkan batas, hilang, tujuan 56; besaran
lebih tinggi, kesadaran, bermanifestasi, sang Aku
57; harmoni, sukarela 61.
Das Selbst: pintu ke sadar kolektif, arketip 65; tujuan perkembangan, apriori asadar (laten), sadar-asadar, potensial, 67: bukan arketip 85-6.
daya dorong: tenaga- (nafsu), kompleks rendah diri
28; dorongan eksistensi 31.
Dewa: seperti alat elektronik yang berbaterai,
umurnnya 80.000 tahun, 1000 kali umur manusia,
hierarki kekuatan, kekuasaan, sistem kerajaan (di
matra: udara, air, dan tanah karena mengandung

unsur api) 108-9; sesuai watak dan kondisi hidupnya, aki mobil, baik (Wisnu, Sura), jahat (Kala,
Asura); saling berperang, memaksa yang lemah
untuk menyembahnya 109-10: yang berkuasa
hidup di unsur api yang tipis, bawahannya di unsur api yang padat 111, tujuh golongan dewata
111-2: sang penguasa universum 111.
Delapan Wajib TNI 230.
Dewa Ruci: epos Ramayana, Mahabarata:
perjoangan psiko-religius seorang tokoh 213.
Dhandhang Gula Eling-eling 191.
dimensi 1-4, makro/ mikro-kosmos xxv.
disain: tuntunan dan rangkuman; tontonan, keterangan, dan kaitan viii.
disertasi: bayi, ibu, dokter kebidanan (Carp) xviii.
dosa= perbuatan buruk, tidak selaras karsa Tuhan
151.
dualistis: sang aku dan das Selbst, perkembangan
kesadaran tingkat ketiga, kabur, tujuan akhir 56-7.
dunia: ~luar: agung dan sosial, kemenangannya 13:
terlihat pancaindra, tingkat pertama; ~luar; mengendorkan ketegangan, memenuhi keinginan,
berlatih mendapatkan jalan, melalui hati sanubari,
kawin dengan dunia, ingatan introversi 135-7;
~dalam: setelah 40 tahun, mencari das Selbst 65.
Duta: (utusan) golongan dewa (gol.II) penerus
perintah (mencipta dan/ atau merusak) dari
golongan Luhur113-4.
Dwitunggal: DwiAspek, BiAspect; Sadar Kolektif
186.
E
ego: perjalanan ke dimensi-4 xxv; aku, kompleks
pengatur, terjepit, melepaskan diri 37; identifikasi,
adaptasi, neurosis 38; -netral: konversi- (sublimasi); pengaruh egosentrifugal terhadap luamah;
tahan kekurangan, rasa sakit dan penderitaan 845: sentra pembanding utama, Id 199.
eksistensi: -sadar kolektif; kemungkinan--: Jung:
di luar pengalaman; --Soemantri: suprarasional,
berkomunikasi, dan berpotensi 98; -imateri: berdaulat mutlak 15; eksistensi; nafsu- 31.
empat pilar kebangsaan xx.
empati: tujuan sejati, menyesuaikan dengan kondisi
intuisi, dewa 169; hubungan netral, perkawanan,
pertemanan, mempertajam, terikat: simpati, antipati 188; memperdalam 189.
endapan filogenetis 5; warisan kuno 7.
evolusi; arah kesempurnaan 28.

__________
234

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

F
faktor persekutuan terbesar; FPB, 201.
pikir: ber- dengan bentuk 9.
filogenetis: endapan, sifat turun-temurun 17.
FPB: Faktor (pembagi) Persekutuan ter-Besar 54;
tujuan perkembangan, sadar-asadar 57; harmoni
58-9; 215.
fungsi spesifik ke-4: pusat hakiki; imateri, spiritual,
potensi, status transenden, aspek komunikasi 202
G
gadis jelita metropolitan viii.
ganjil: halaman viii.
genap: halaman viii.
Geneeskundige Hogeschool: Sekolah Tinggi
Kedokteran, Fak. Kedokteran UI di Jakarta viii.
gila: akibat angan-angan direnggut dewa dari harmonisasinya Rahsa jati (Soemantri) 117.
gravitasi: pusat-; kecerdasan, perasaan, pria,
perempuan, wanita 213.
Gumelaring Dumadi: terjadinya universum 153.
guru: terhadap murid v.
H
Hardjoprakoso: Soemantri- vii,xii, Soerini- Soedjarwo viii, Winahyo- , dr, SPOG viii, R.T., Raden Tumenggung- xi; R.T.-: Raden Tumenggung: foto Tiga Serangkai 196 .
harmoni: metrum gamelan (alat musik Jawa),
delapan nilai keutamaan, Hastasila, sumbang 175.
hati nurani: kata hati 9; fungsi pemimpin dengan
peran utama nya mutmainah, diperkuat pusat
imateri, terus berkembang: identik pusat imateri
99, 101; kemungkinan, faktor nonempiris, sadar
kolektif, campur tangan: intuisi, perjumpaan 14;
Freud: pengalaman pribadi dan filogenetis 15;
tumbuh tak terbatas, terpisah dengan aku, pamudaran realisasi terakhir- 17, 23; tidak dibutuhkan
19; rasa kebersamaan (Adler) 27.
Hayu: (bahagia) golongan dewa (gol.IV) pelaksana
tugas yang baik dari Luhur113.
heart, qalb, jantung, jantung hati xxii.
Heksalogi Star Wars: film-film xiv.
hidup: tiga persoalan-, 27; -yang hakiki: Dewa:
suasana (menghidupi), air (dihidupi), tanah (wadah hidup) 110: titik singgungnya di dalam dirinya sendiri yang terdalam, tetapi tidak berbakti
kepada-Nya, tergantung pegangan-pegangan diluar dirinya yang bersifat ruang dan waktu, alam
kafiruna yang autistik memaksanya belajar
panembah 145; --di dunia; pengotoran dan pencu-

Ego 3/5 (2014)

cian berdampingan bahkan pada orang yang


sama; ke luar-masuk Rahsa Jati 146-7.
hipotesis Jung xix.
hukum: ~abadi: hukum Tuhan, menerima perbedaan, terbukanya tabir hati1, saling mendoakan keselamatan masing-masing 127; ~karma152: kejam, tegas karena sang aku sempurna perlengkapannya, memiliki tujuh saudara dan empat anasir
sebagai busananya 150-1: kumulatif, peringanan
159, abadi, sempurna, Mahaadil 160, ditebus Trisiladan Pancasila 161, Pembebasan hukum karma
163, dispensasi 164.
I
ijazah dokter: manusianya lebih penting 91.
ilham: intuisi, suara: sabda, tanda-, pertemuan sadar
pribadi dan sadar kolektif 68; penglihatan melalui
fungsi pikiran yang asadar, bukan kemauan kita,
suara (sabda), empat tanda-tanda-, sebelumnya tidak tahu, datang dari pusat Ego lain, -pikiran: intelektual, -perasaaan, fungsi penglihatan irasional,
religius 69; asadar, irasional, aman: suprarasional
71, bijaksana 73; pesan-pesan, sabda-sabda sadar
kolektif 98.
imanen: sesuatu yang-; angan-angan 23, kompleks
rendah diri 27, tidak diperkenalkan (Adler), eksistensi intra psikis, sentra (pusat) vitalitas 36, Tripurusa 37; tidak ada (Adler), Tripurusa 37; ~transenden; lingkungan, kerajaan antara 81.
imateri: Hidup, satu~tiga aspek 204, Pusat; pintu
masuk eksistensi status- ; titik awal, sumber, dan
tujuan kehidupan ; di dalam dirinya 205; spiritual,
bebas keinginan, sadar kolektif , Aku di antara
imateri dan materi 207.
individu: sekaligus memilikibagian sadar dan asadar, penuh keinginan dan bebas keinginan 207.
individualitas: batas pribadi dan dunia luar, asadar-:
Freud 17, diproduksi nafsu-nafsu 19.
individuasi: kelemahan, selubung palsu, men-Selbstkan, individuation, persona, asadar 60-1, menjadi
suatu individu, keunikan terdalam dan terakhir,
tak terbandingkan 61; sang aku, asadar, persona
63; pembebasan, pamudaran: peristiwa memberikan sepenuhnya kepada psike kolektif, menyempurnakan sejarah sang aku 74: proses- (individuation); justru menghilangkan individu yang terbatas 78-9;(Jung): persatuan; transparan secara
mistis 81: pamudaran, pelepasan ego dari jepitan
asadar, dunia luar dan persona (Jung)/ hati nurani
(Soemantri) 88.
individuationsprinzip; sesungguhnya arketip, jiwa

__________
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

235

psikologi, geistigen Gott 67.


Indonesia: ke~an: dasar pemikiran; pamudaran,
pembebasan; prinsip: psikoprofilaksis (psikopreventif), psikoterapi, dan psikohigienik 211.
Indonesisch Mensbeeld.. xi, xii.
intelektual, kekayaan xvii; kapasitas, angan-angan,
kedaulatan 207.
inteligensi semu: bisikan dewa 120-121.
inti Arketip: Archetype ansich atau das
Selbst: mengambil alih persona, sang
aku, perkembangan potensi asadar 79-80.
introspeksi: dirintangi pengetahuan (dunia) luar 103
intuisi: ilham, wahyu, campurtangan, kehendak 167; Soenarto Mertowardojo, hipotesis Jung, puncak evolusi kesadaran, meningkatnya kesadaran
pribadi, puncak evolusi, kunci 187,
pustaka~: 198.
J
Jay Subyakto v.
jepitan ego: (Soenarto): hati nurani, asadar, dunia
luar 37, 39, Adler: rasa bermasyarakat (hati
nurani) dan dorongan menonjolkan diri (nafsu);
kompleks rendah diri sebagai sumber 39; sang
aku terjepit asadar, dunia luar dan persona
(Jung), ke luar dari-: das Selbst 75.
jujur: ~dan budi luhur: stabil, afektif, sayang 37;
keberanian melihat dirinya sendiri dalam proporsi yang nyata dan lepas nilai dihadapi dengan
ketegaran141.
Jung, CG: foto, religius, psikolog modern 42.
K
Kala: Asura: dewa golongan jahat, menolak
mengakui Suksma Kawekas, berusaha membasmi
Wisnu 109, 111.
Kapten: ~Sasangka Jati vi; ~TNI A.D., R. Soenarto
Mertowardojo, foto 192.
karma: hukum sebab-akibat, otomatis, adil dan
menjaga harmoni, di luar--: hidup imateri, diam,
eksistensi asal 152-3 hukum keadilan 153, lihat:
hukum karma dan hukum abadi
karya anak bangsa v.
keberanian menata, transformasi ilmu xvi.
kedaulatan: sifat internal -dewa: mustahil di atasi
kekuasaan lain 111; sifat terpenting, refleksi
mutlak Tripurusa 207.
Kedokteran: Sekolah Tinggi, Geneeskundige
Hogeschool, Fak. Kedokteran UI di Jakarta viii.
kelompok sudra xxi.

kebaktian kepada dewa: manusia merendahkan


derajatnya sendiri, Hidup (Tripurusa) adalah
esensi manusia 124.
keinginan: harapan kuat 207.
kekuasaan: gambaran-: tidak suka harmoni, tanda,
instansi yang tunduk kepada alam 67.
keluarga: Ugimba, foto, masyarakat kecil, 32.
kemasukan dewa: akibat hanyut dalam khayalan/
lamunan, perasaan mahakuasa, dewa sebagai corpus alienum, merenggut inisiatif dan kekuasaan
sang aku, mati inisiatif sementara, pementasan,
sebagai wayang 118-9, 121.
kemauan: semangat, daya dorong 207.
kepribadian: hilangnya- terhalang kedaulatan nalar
101.
kesadaran: batas- tertinggi, terrendah 9, rasa bersalah 8-9,
~aku sampai asadar 9; bebas keterikatan
hukum alam 47; tingkat pertama, ke dua, ke tiga,
56-7, ke empat: mendunia, pantulan 58-9 objektif
59; bukan: peka, egoistik 59: terbatas ruang waktu,
relatif, nisbi, psike kuncinya, bayu sejati menembus keterbatasan 103;
~rohani: transendental, netral, tanpa polarisasi,
di luar hukum karma 157
~Tripurusa: tidak mengusir kesadaran dan ketaksadaran sentra-sentra vitalitas, tidak berubah pada
kematian 157; sang Aku, menyelimuti, terbit
individualitas 207.
keseimbangan: kerugian-: hilangnya fungsi kesadaran aku, diganti otomatisasi instinktif asadar 75.
kesenian tradisional ketoprak xxi.
kesukaran: egosentripetal: eksistensi,
parasit, anak kecil 33.
khayalan, lamunan; hanyut dalam-: menyediakan
kursi empuk bagi dewa, lalu kemasukan 118-9.
kompleks rendah diri: imanen, kenyataan organis,
tenaga pendorong, bukti kemenangan, usaha
menghilangkan 27.
komunikasi: -pria: logika, perempuan: perasaan 70.
konsentrasi: angan-angan terarah- dan abstraksi;
gelap, terang 155.
konservatif: nafsu-: lauwamah, mempertahankan,
isi angan-angan arti sempit yang telah sadar ,
penyebab ketegangan 82.
kontinum kesadaran: 500 tahun, konsekwensi ilmu
pengetahuan, sekedar wacana, boleh anggap tidak
penting, mengalihkan titik berat kesadaran ke
pusat imateri adalah tujuan utama 166, tujuh reinkarnasi 167.

__________
236

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

koreksi: roh, asadar, sadar yang agung 52-3, 55.


KPK: kelipatan persekutuan terkecil; 215.
kesenian tradisional ketoprak xxi.
Kristus: tidak terbatas ruang dan waktu, ahistoris,
kesadaran yang tertinggi, inti arketip, ada di tiap
manusia, potensi mencapainya (Jung) 87.
kritik: saran xxiv; self~ 8.
kualitatif: diferensiasi~, beda dengan hewan 53; studi kasus, intuisi, introspeksi, R. Soenarto Mertowardojo, universal 190.
Kuwasa: golongan dewa (gol.V) pelaksana
bertendensi menghancurkan 113-4.

us tidak dapat minum, sampai hilang sendiri, berserah diri 135; titik akhir kehidupan menurut
Freud 217.
Matrix: the; film-film xiv.
menerima, menghormati perbedaan xviii.
mental, kesehatan xii, -spiritual xxii.
mentalitas ke-pengikut-an xvi.
metafora: ilustrasi ix.
metamorphose: -maksimal harmonis seluruh kepribadian, dalam kebaktian angan-angan dan perasaan diam: Suksma Sejati: kepribadian yang
apribadi 124-5.

L
lamunan: khayalan; hanyut dalam-: menyediakan
kursi empuk bagi dewa, lalu kemasukan 118-9.
lapis tujuh: bumi, materi kasar, fisik, kimia; langit,
materi halus, jiwa, pengucap (bahasa), daging 193
laten: pengganti istilah asadar-nya das Selbst 8.
Leiden, Nederland, Universitas xi.
luamah: sifat anak 197.
Luhur: golongan dewa (gol.I) tertinggi, dianggap
mahakuasa 113; fungsi, keajaiban, redup-terang
189.

metrum: -gamelan, lihat harmoni 175.


mistik: Cipularang KM 90 xxi.
momentum: tiga-: perasaan, kemauan,dan kebebasan (Jung) 50-1.
monarkhi: tahap monisme, calon ego, perkembangan kesadaran tahap kedua 56.
monisme: tahap-, calon ego, monarkhi, perkembangan kesadaran tahap kedua 56.
moral: sensor- 9.
murid: melihat guru v.
mutmainah: (suprasosial) matinya aku 19; sifat
dewasa 197.

M
makro/mikro-kosmos: dimensi 1-4 xxv.
manusia: kualitatif, menghilangkan polaritas, tujuan hidup 44, prinsip alami (naturprinzip), prinsip
rohani (geistprinzip) 44-5.
masyarakat: mengikat pribadi, keharusan 27; -rendah diri, tidak masuk akal , cacat, mengabdi, paling tinggi 33; tanpa syarat, letak individu, fungsi,
kesimpulan, batas sempit sang aku hilang 59.
materi: biologis, keinginan, asadar kolektif, Aku di
antara i- dan materi 207.
mati: nafsu-, mutmainah: sosial, kehilangan kedaulatan: sedikit, semuanya18; takut~; sesudah kesadaran mati, pejalan spiritual introspeksi, introversi
66; panggilan ke eksistensi asal, pocong, pusat
vitalitas, tanpa pancaindra, kehidupan intra psikis
128-9, kesempatan khusus Pembebasan, Rahsa
Jati terbuka lebar, sang Aku tinggal masuk, kesadaran kembali ke Hidup imateri, hilangnya kesempatan, jasmani kasar terurai ke unsur-unsur
129, bayangan pikiran, keinginan, kemauan, menerobos kemelut 131; isolasi struktural dan fungsionil dunia-indra ruang, manusia autistik sepenuhnya (K. Jaspers); pikiran dan perasaan menjadi
kenyataan tanpa pemuasan: kekecewaan; rasa ha-

N
nafsu: mempertahankan diri, -mati: ke hidup organik, ~seks: melampiaskan kenikmatan 12; memerintah, menguasai 71; kekuatan alami, arah dan
tujuan~, egoistik, sosial, dan suprasosial 205.
Naga air: gadis jelita, dunia (dimensi) 1-4 ix.
naluri: -binatang: -sejajar kesusilaan dan moral.. 13.
narima: ketenangan afektif 37; -dan sabar: dalam
mencapai keinginan 143.
neurosis: gagal adaptasi 91, sentra-2 vitalitas 93.
NKRI, Negara Kesatuan RI, Pancasila xx.
numinosen: manusia dan ketuhanan/ kedewaan, metafisis religius, etis 101.
O
Oedipus kompleks: endapan aku 5.
omnipotensi: status, mencicipi, pertemuan; intuisi,
iham, fase loncatan 210-11.
ontogenetis: dan filogenetis, hati nurani 35.
orientasi kebaktian: sang aku (perasaan) di dalam
diri sendiri (bukan organ): Suksma Kawekas; di
luar diri sendiri (pancaindra): Dewa. Lahiriah
sama 122.
over kompensasi 31.

__________
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

237

P
Pada: (penutup, titik) golongan dewa (gol.VII)
rakyat jelata golongan dewa 113.
pamit mati, pentas xxi.
pamudaran: di pusat imateri: tidak ada asadar 17;
sadar kolektif, pengorbanan, jepitan longgar,
potensi: efek terapeutik (sekunder), jalan; sosial
24: individuasi, pelepasan ego dari jepitan asadar,
dunia luar dan persona (Jung)/ hati nurani (Soemantri) 88, efek terapeutik, kemajuan, citacita terbaik, idealisme yang tinggi 89-90, religi:
aspek ketuhanan dalam dirinya, wawasan, reedukasi tunas keyakinan 90-1: perkembangan
esensiil individu, orang yang mencapai-: dapat
membantu 131: lihat pembebasan, tahap akhir
perkembangan individu masuk ke sadar kolektif
210-211
Pamudaran: kesadaran ada di setiap kehidupan,
bebas ruang dan waktu, tidak ada proses kegiatan
jiwa; perkembangan akhir dari angan-angan,
perasaan dan nafsu: status pamudaran identik
status Suksma Sejati; potensiil dapat dicapai oleh
setiap manusia; Jung satu-satunya psikolog Barat,
mengalami FPB sekaligus KPK 214-6: dikemukakan Jung sebagai werden zur Persnlichkeit,
atau Selbstverwirklichung, Verselbstung, atau
Individuationprozess 216-7: emansipasi diri dari
himpitan hati nurani dan asadar 221; kesadaran
sang aku menghilang, suara hati menghilang, sadar
individu masuk ke sadar kolektif; biologis (penuh
keinginan) ke spiritual (bebas keinginan); sinar
hidupnya (TheSelf) ditarik oleh yang menghidupi
(TheForce); fase loncatan, mencicipi status
omnipotensi: intuisi, ilham; 210-11
pandangan dunia: hipotesis, bukan kepercayaan 43
panembah: sembahyang; pendidikan mandiri:
disiplin, menghargai waktu khusus, koreksi diri,
dan terapi, asimilasi sadar pribadi, harmonisasi
pusat imateri 91-2; ketika jasmani kasar masih
ada, setelah melepaskan eksistensi jasmani masuk
Rahsa Jati, ketika panembahnya selesai, Sang Aku
kembali lagi ke badan/jasmani yang sama 139.
paugeran: pengalaman asli pertama, arketip yang
pertama, syahadat, kesadaran individu yang tenggelam di dalam kesadaran kolektif 87.
Pemali: tinggi derajatnya, penyembahan, indra
kasar-halus, menjauhi Sumber Hidup 177.
Pemali-1: Menyembah selain Tuhan, penampakan,
pembisik, terbayang di angan-angan, tertangkap
pancaindra 177, 179 dosa terbesar179.
Pemali-2: Berhati-hati dalam sahwat, anugerah terselubung, payung hukum, dilindungi undang-

undang, budi luhur, penyakit penyakit, kericuhan


ahli waris 178-9.
Pemali-3: Hasil bumi perusak tubuh, tembkau, arak,
candu, narkoba, kesenangan yang melupakan, tata
susila kewajiban: judi, hobi 180-1.
Pemali-4: melanggar undang-undang negara, Wakil
Suksma Kawekas, mengayomi, pengadilan-Nya,
adil 181 main hakim 182.
Pemali-5: hindari pertengkaran, Sumber dan Asal
Mula yang sama, mematikan 183 gemar sanjung, kemashuran, Roh Suci jiwanya 185.
Pembebasan: lihat pamudaran
pemberitahuan awal: makna paugeran, kewajiban,
hukum keadilan; hakekat keyakinan (3 kesanggupan): sadar, percaya dan taat, disucikan dengan
5 kelakuan baik: rela ssabar nerima, jujur dan budi luhur, ingkar janji, prastia jiwa 151
pementasan: ~kemasukan dewa bila sering: fungsi
angan-angan terbelah, mudah disugesti, mengulangi bisikan dewa saja, inteligensi semu 120-1
pemuasan keinginan: penting, ketegangan, efek
yang mengiringi 133
pentalogi: 5 buku: Kuliah Umum: Studium Generale (1/5), Studium Particulare (Kuliah Khusus):
Psike (2/5), Ego (3/5), dan Intuisi (4/5); serta
Magnum Opus (5/5) vii-viii.
penyakit jiwa: pencegahan dan terapi 201
perasaan: -sosial Freud: mengalah 11; fungsi nilai,
reaksi karena/ titik nikmat 71
perbuatan: ke luar dari sumbernya, masuk ke
eksistensi ruang dan waktu menjadi terikat hukum
abadi tersebut 152
persona: gantungan utama sebelum ketemu das
Selbst
pendidikan: tingkat terpuji, ideal 34-5; -sosial;
menjadi makhluk sosial= terapi 93-4
pengadilan karma: saksi, jaksa, hakim dan pelaksana vonisnya adalah perbuatannya itu sendiri
165
perbuatan: gerak yang ke luar dari titik diam sentra
vitalitas, dikuasai hukum karma: kualitas, kuantitas, bentuk, hubungan, dan arahnya 155
Perpustakaan Pusat Pangestu xxii
persatuan: individuasi (Jung): transparan secara
mistis 81
persona: bentukan jiwa indi vidual, dunia luar, perasan psike, ikatan timbal-balik, sang aku 63;
kompromi individu dan masyarakat, perasaan
jiwa kolektif, topeng 72 pengalaman pribadi,
perasaan dengan sengaja dari jiwa kolektif, sang
aku ingin dilihat dunia luar, keterikatan tertentu,
pengaruh sebagian atau keseluruhan 73

__________
238

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Peter Walder: dunia pertama: panca indra, ke dua:


asadar, tanggapan, transenden, ilham 65: imanen
transenden; lingkungan, menjadi pribadi, kerajaan
antara 81
pikiran: konkret-rasional-historis, berciri kritik dan
keputusan, asalnya imanen 73
pintu: ~ke sadar kolektif: das Selbst, arketip 65
pocong: pemisahan jasmani kasar dan halus 128
polaritas: angan-angan: konsentrasi dan abstraksi,
penerangan: gelap dan terang 155; ~luamah: sublimasi, lawan~: mutmainah sentra vitalitas: sumber tenaga 158, 161.
potensi: 187 omni~ 187-8.
prasejarah: reinkarnasi, kehidupan sebelumnya 164.
pengetahuan tidak begitu penting 164.
pribadi: selalu historis; terikat ruang dan waktu,
hubungan waktu, 87.
Prinsip: -Rohani: asal mula kesadaran 45, dipimpin
das Selbst, arketip tipe asli 45, -Alami, ragawi:
das Ich, sang aku, dua pusat (dunia): alami dan
rohani 54.
produktif, waktu luang xxi.
psike: setelah mati, eksistensi terpisah, penderitaan
24-5, melepaskan diri 25.
psikologi: Timur: kunci semua hal, pembersihan
jiwa, pentingnya dunia luar 103
psikotik, psikopatik, regresif; asimilasi asadar 81,
pusat harmoni: menyelaraskan 83
pusat: - imateri; bagian hakiki , berdaulat mutlak,
tak tergantung hidupnya badan/jasmani19: ~das
Selbst: pusat harmoni 83, ramah dan memadai 85:
-spiritual (hidup) imateri, omnipotensi, abadi 188
Q
qalb: heart, jantung, jantung hati xxii
R
Rahsa Jati: (termasuk ilham, intuisi) bukan pengalaman perasaan indrawi 122; sampai ke -: mendekat Sang Guru Sejati 140-1: iklim Tripurusa, diantara sadar dan asadar sekaligus mencakup keduanya: transendental 157.
raja: ~konstitusional 21.
rasional: pikiran~: tanggapan ke struktur logis ke
pengertian: lugas, ilmu modern; lawan subjektif
irasional; kualitas, kausalitas, dan substansi 71;
terjangkau pengalaman: hati nurani--badan jasmani kasar 98.
realitas: pertama setelah dipandang, kedua setelah
diinventarisasikan (super ego) 9.
reedukasi: pendidikan, mobilisasi tunas keyakinan
yang telah ada kepada Sang Pencipta 90-1: kunci

Ego 3/5 (2014)

utama (psiko) terapi candra jiwa Indonesia: membangkitkan kembali perilaku mengarahkan dirinya
ke pusat imateri 216-7.
reinkarnasi: transmigrasi rohani 129.
reintegrasi: saling memengaruhi pikiran dan
perasaan, pergeseran polaritas luamah, sublimasi,
pergeseran energi 97, 99.
rela: stabilitas afektif 37: melepaskan yang
subjektif dan berharga, untuk proses
desubjektifasi 143.
rendah diri: kompleks-, sumber pendorong, sejak
lahir, baku emas, gambaran ideal, relatif 39.
resep: ekstraversi, pancasila, tigasila 36.
Rijkuniversiteit di Leiden xi.
Roh: koreksi, sadar yang agung , kekuasaan 52-3;
~Suci: jiwa imateri (sadar individu) , percikan
api dari Suksma Kawekas (sadar kolektif) 87.
Rohani: Prinsip~; asal mula kesadaran 45, dipimpin
Das Selbst, arketip tipe asli 45.
ruang dan waktu: terbatas, relatif, nisbi, psike sebagai pembukanya: Bayu Sejati 102-3; bersamaan
lahirnya suasana, terikat materi, dapat diukur
dengan ukuran ruang dan waktu 155.
S
sabar: aktivitas kontinyu 37
sadar: ~kolektif berkembang ke luar 49: ~dan asadar-kolektif Freud, asadar individu, pamudaran:
bebasnya aku 16: potensi, kesadaran pribadi,
~kolektif -terbatas (TheSelf),~-dinamis (TheForce), ~-statis (TheSource), 187
Sang Aku: pusat kepribadian, tidak terbatas, tidak
ada definisinya 69; posisi-: antara asadar dan
persona 73: tumbuh dari logos dan menutupi
(selubung) psike (Soemantri), tempat sentral,
berdaulat, memimpin, menimba energi dari
asadar (Jung) 76.
Sang Pribadi: Personlichkeit; bertentangan 78-9.
Sapta Marga 230.
Sardjito, Prof. Dr., Rektor viii.
SEAMEO: The-, acting director 186.
sehat mental: mencegah sakit jiwa,reedukasi, terapi,
188.
sentra: dua, kompleks, otonom 5; imanen, intrapsikis, tidak ada 36: -Vitalitas: 4-nafsu, tali kendali:
perasaan, pengendali: angan-angan; saudara tujuh,
dimensi 1-4, kebebasan dan tanggung jawab
angan-angan 174.
serius xxi.
sifat susila: Jung: sadar, percaya, rendah hati, harapan, dan kasih sayang; -delapan: Hastasila 93-4

__________
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

239

sikap:-ke luar: materialistis, -ke dalam: kejiwaan 63,


relatif, fungsi transenden, orientasi 65.
simpati: keterikatan, hukum, perkawinan 188.
sinarawedi, mitra yang sudah seperti saudara, tiga
saudara viii
sistem: ~Adler = Candra Jiwa Soenarto, tentang
dunia luar 35.
Skema III: lampiran-3, sentra vitalitas, ciri utama,
positif, negatif, dewasa, anak, kedaulatan, kolektif, luamah: sifat anak; mutmainah: sifat dewasa 197.
Skema IV: lampiran-4; perbandingan 4-Candra Jiwa
199.
Soedjarwo: Soerini~ viii, Budi Darmadi~ Dr, Ir viii
Soekarno-Hatta: Ini dadaku.., proklamasi, NKRI,
Sekali merdeka..0.
Soemantri Hardjoprakoso: xi, Winahyo~, dr, SpOG
viii.
Soemodihardjo, R.T.: Raden Trihardono~; selfmade man, R. Ngt. Siti Marijam, Dwija Wara, foto 194, Skema II, Lampiran-2 195, foto Tiga
serangkai 196.
Soenarto Mertowardojo, R: potret xv, candra jiwa
xix; R.: Raden~; foto, Kapten TNI AD~; foto 192,
Tiga Serangkai 196.
Soerini Soedjarwo: Ibu~viii, Soerini-Hardjoprakoso
Soedjarwo 198.
Slamet Rahardjo v.
Spiritual: kesadaran, soul, kolektif, hilangnya polaritas 62.
Star Wars: heksalogi-; film-film xiv.
status nascendi: status awal 49.
studium generale, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 27 November 1958, vii-xii,1.
sublimasi: proses, egosentrifugal, sederhana 212:
proses~: dari nafsu egoistik ke nafsu sosial dan
suprasosial; kesederhanaan hidup (tapabrata=
mengekang hawa nafsu), suka menolong, perhatian, dan kasih sayang 212-3.
subjektif: mende-kan: meletakkan beban ke diri
sendiri, mandiri, tanda perkembangan mental;
men-kan: tanda kelemahan 132-3: de-kan: menetralkan nilai pribadi dengan Pancasila (ekstraversi) sebagai dasar: introversi 140-1.
Sumpah; lafal ~dokter 231, ~prajurit 230.
superioritas: rasa lebih, kompleks-(Adler),
=kedaulatan (Soenarto) , pertahanan diri 40-1.
suprarasional: ~irasional (tak terjangkau pengalaman); hati nurani--sadar kolektif 98, 101.
Sura: dewa golongan baik (lihat Wisnu) 109.

T
tanggapan: penglihatan melalui fungsi pikiran yang
sadar 69
tapabrata: =mengekang hawa nafsu 212-3
telepati: bakat-: terobosan teoretis, keterbatasan
ruang dan waktu, belum terjelaskan Jung, bayu
sejati (Soemantri) 103.
terbelah: fungsi angan-angannya 120-1.
TheForce:, Suksma Sejati, Sadar Kolektif Dinamis, Wakil Suksma Kawekas 186.
The Matrix: Trilogi-; film-film xiv.
TheSelf: Roh Suci, Sadar Kolektif Terbatas 186,
sinar hidup ditarik kembali 210.
TheSource: Suksma Kawekas, sumber dan asal
mula hidup 186-8.
tiga: -sila bermasyarakat; =baik hati, kebersamaanaktivitas-kasih sayang, menyumbang, menjaga 301, tiga segi 31; -sila,-segi 30-1,-persoalan utama
33, -rasa bermasyarakat, =Pancasila (Soenarto)
36-7: -persoalan utama; kebersamaan, pekerjaan,
dan kasih sayang 33, tigasila 37.
topeng: ~persona, untuk dunia luar 72.
transenden: -fungsi, tingkat ke dua Peter Walder 65.
Transcendence to th depth .. ix, xxii.
transmigrasi rohani: lihat reinkarnasi 129.
transparan (mistis): pertemuan dunia luar dan
dalam, kenyataan rasional dan irasional (Jung) 81.
TreFoil= TriFoil 186, Tripurusa, TriAspect: TheSource, TheForce, dan TheSelf 204
Trieb-organisation : susunan nafsu atau Instinktorganisation (susunan naluri) 47
Trilogi The Matrix: film-film xiv
Tripurusa: TriAspek, TreFoil, imanen 37, imateri,
kesadaran hidup 39; TriAspek, TreFoil, TheSource, TheForce, TheSelf 20: pusat imateri
(tersedia secara laten) di tiap manusia, potensi
tercapai, proses pamudaran, proses individuasi 87:
TriAspek: pusat jati dirinya manusia, titik statis,
turun di dalam ikatan imateri dengan segala akibatnya, dilepaskan oleh Pembebasan, dipandu
Suksma Sejati (TheForce) atas nama Suksma
Kawekas (TheSource) 154, tanpa polaritas 155:
esensi manusia, kekuasaan, Sumber Hidup, TheSource, TheForce, dosa terbesar 176
tugas sang aku: menghilangkan dominasi biologis,
mengungkapkan kehidupan spiritual, kesadaran
memudar, terabsorbsi sadar kolektif, bersinarnya
kesadaran Roh Suci, sadar kolektif dinamis 208-9

__________

240

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Tuhan: bahasa religius-metafisis das Selbst; inkarnasi~: Incarnation Gottes 80-1


tujuan hidup: eksistensi Absolut, menghilangkan
polaritas, materi, imateri 45, 47
U
Das UberIch: Ich ideal 5, identifikasi ayah 7,
makhluk ideal, agung, susila 11, dari sangat
bermoral sampai begitu kejam 15.
Universitas: ~Kehidupan Nyata, mahasiswa 191
universum: materi kasar (bumi); halus (langit), 7saf, tidak berjajaran, konsentrasi 107; terjadinya~ Gumelaring Dumadi: dari Hidup imateri yang
diam, terlahir yang dinamis sebagai pelaksana
kehendak, Roh Suci, busana materiil, empat
anasir: suasana, api, air dan tanah; isinya~: manusia, dewa, binatang dan tumbuh- tumbuhan 153-4.
V
vitalitas: sentra/pusat~, eksistensi, : ~intra psikis 36.
W
Wacana I: golongan manusia dengan tipe dominan:
1. Nafsu, 2. Angan-angan, 3. Perasaan, dan 4.
Rahsa jati 168,171 Jung: ekstravert dan intravert
168-9.
Wacana II: dua golongan besar manusia: 1. Rahsa
Jati, 2. Bayu Sejati (sang aku materiil) tetapi
mengingkari Rahsa Jati-nya; komunikasinya 171.

Ego 3/5 (2014)

Wacana III: hipotesis dua golongan manusia: 1.


Introversi ke Tripurusa; kebalikannya: 2. Ekstraversi sang aku ke puncak eksistensinya; jalan
memutar 171.
Wacana IV: dunia fantasi; kandidat pengganti dewa,
alasan: umur panjang, satu unsur, satu lingkungan:
api; pemerintahan bayangan, persaudaraan setan
sedunia, manusia berbadan materiil halus; hidup
sangat dekat dengan unsur api, sangat penting,
Sang Kebenaran 172-3.
waktu luang xxi.
Winahyo Hardjoprakoso: dr, SpOG viii.
Wisesa: (hak pengadilan dari gol. Luhur) golongan
dewa (gol.III) berhak memutus dan bertendensi
merusak 113-4.
Wisnu: Sura: dewa golongan baik, sadar Suksma
Kawekas, tidak tunduk 109.
wujud: membayangkan wujud atau derajat dalam
panembah/ kebaktian dapat ditipu dewa, pemali
118-9.
Y
Yang Maha Agung: Freud: tidak ada, filogenetis 10
aku; berdiri di antara 3 faktor.., das Es tertua, tidak
ada jalan ke luar 11.
Yesus: yang historis (terikat ruang dan waktu),
ahistoris: Krisus yang abadi (Jung) 87.
Yoga: meditasi, kontemplasi 93.

~Naga Tirta Asisik Kencana~


~Naga Air Bersisik Emas~

_____________________________________________________________________________________________________________________

http://www.wetcanvas.com/Community/images/06-May-2009/28375-Water_Dragon_gw1.jpg cited May 5, 2012


Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

241

CANDRA JIWA INDONESIA


Warisan Ilmiah Putra Indonesia

EGO
(Sang Aku)

Budhi Setianto Purwowiyoto

H&B
PERKI

242

2014

3/5
Ver. 1.1.1

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Karya Besar:

Ego 3/5 (2014)

H&B
Heart & Beyond PERKI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia)

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

243

Anda mungkin juga menyukai