Indonesian Kris
2016
(alm. Mpu Djeno Harumbrodjo Version)
Kris’ Anatomy (ricikan Keris)
D: Kebodengen D: KeboSelurung D: RonTeki D: Betok
P: Rekepbayu P: Adeg 3 Ler D: Sombro
D: KeboTeki P: Beraswutah P: Pendul P: Pendul
P: AdegLembut
D: JalakSanguTumpeng D: JalakSegoroMuncar
D: JalakTilamSari D: JalakGore P: TunggakSemi D: JalakUcupMadu P: Tepen
P: Tambal D: JalakDinding P: Adeg 1 Ler
P: Tepen P: Adek 3 Ler
D: JalakSumelangGandring D: KoloMunyeng
D: BangoDolok
P: UjungGunung P: MayangMekar P: KembangPolo
D: AnggrekSumelangGandring D: JalakSanguTumpengRobyong D: PasopatiMoroSebo
P: Tritik P: Tambal P: RongenDuru
D: MengkangKurungan
D: Sindur D: Brojol D: LalerMengeng
P: AdegKurung D: TilamUpih P: Koso P: BerasWutah P: Tambal
D: JalakMorosebu P: Tunggak
P: UdanIris
D: SujenAmpel D: Pasopati
P: BerasWutah D: KeboKantong D: Trisulo
D: KolomSani
P: KembangAnggrek
D: KondoBesuki
P: BerasWutah P: UdanMas P: TegoWarno
P: BerasWutah
D: Duwung D: PudakSetegal D: BimoKurdo D: Kolodete
D: Sinom
P: Pendul D: Sinom P: Ujung P: LaweSetukel P: Tritik
P: MayangMekar P: BerasWutah
D: DamarMurup
D: Pamungkas P: BerasWutah D: DamarMurupTuding D: JangkungMayat D: JangkungMangkurat
P: AdegLembut P: BerasWutah P: AdegLembut D: SegoroWinotan
P: BerasWutah P: BerasWutah
Luk (Istilah keris berlekuk) mulai dari luk 3 sampai luk 29, bisa dibayangkan nama-nama keris
yang ada pasti ada ribuan.
Luk 1 (Lurus) : melambangkan kepercayaan diri dan mental yang kuat.
Juga melambangkan keteguhan hati dan kekuatan iman dengan filosofi hidup hanyalah singkat,
‘mampir ngombe’ karena itu air yang diminum haruslah berkualitas ‘ Banyu kang weninge
kalintangan’ (air yang sangat jernih)
Dapur Tilam Upih, dalam terminologi Jawa bermakna tikar yang terbuat dari anyaman daun
untuk tidur, diistilahkan untuk menunjukkan ketenteraman keluarga atau rumah tangga. Oleh
karena itu, banyak sekali pusaka keluarga yang diberikan secara turun-temurun dalam dapur
Tilam Upih. Ini menunjukkan adanya harapan dari para sesepuh keluarga agar anak-cucunya
nanti bisa memperoleh ketenteraman dan kesejahteraan dalam hidup berumah tangga.
Luk 3 : melambangkan permohonan untuk keberhasilan cita-cita dan diberikan kekuatan untuk
mengatasi segala tantangan.
Juga melambangkan bahwa Tuhan-lah yang berkuasa atas segala ciptaan-Nya. Kita sebagai
salah satu ciptaan-Nya harus melindungi dan mengayomi juga menjadi saluran berkat bagi
sesama.
Dapur Jangkung bermakna tinggi semampai, maksudnya si pemilik keris ini selalu dilindungi
dengan baik oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Luk 5 : dicintai oleh banyak orang karena dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik.
Juga melambangkan manusia harus mengasah panca indranya menuju ke arah yang baik, yaitu
di jalan Tuhan seperti simbolisasi ksatria Pandawa yang terampil, membela kebenaran dan
kepentingan orang banyak.
Dapur Pulang Geni bermakna Ratus atau Dupa atau juga Kemenyan. Bahwa manusia hidup
harus berusaha memiliki nama harum dengan berperilaku yang baik, suka tolong menolong
dan mengisi hidupnya dengan hal-hal atau aktivitas yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Berkelakuan yang baik dan selalu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak,
tentu namanya akan selalu dikenang walau orang tersebut sudah meninggal. Oleh karena itu,
keris dapur Pulang Geni umumnya banyak dimiliki oleh para pahlawan atau pejuang.
Luk 11 melambangkan kemampuan dan ambisi untuk mencapai pangkat serta sukses yang
tinggi.
Juga melambangkan manusia jangan sekali-kali melupakan rasa welas asih, karena semua
manusia lahir dari cinta kasih orang tua, hidup rukun dengan sesama dan Berkat dari Tuhan.
Dapur Sabuk Inten, merupakan salah satu dapur keris yang melambangkan kemakmuran dan
atau kemewahan. Dari aspek filosofi, dapur Sabuk Inten melambangkan kemegahan dan
kemewahan yang dimiliki oleh para pemilik modal, pengusaha, atau pedagang pada zaman
dahulu. Keris Sabuk Inten ini menjadi terkenal, selain karena legendanya, juga karena adanya
cerita silat yang sangat populer berjudul Naga Sasra Sabuk Inten karangan Sabuk Inten
karangan S.H. Mintardja pada tahun 1970-an.
Angsar
adalah daya kesaktian yang dipercaya oleh sebagian orang terdapat pada sebilah keris. Daya
kesaktian atau daya gaib itu tidak terlihat, tetapi dapat dirasakan oleh orang yang percaya.
Angsar dapat berpengaruh baik atau posistif, bisa pula sebaliknya.
Pada dasarnya, semua keris ber-angsar baik. Tetapi kadang-kadang, angsar yang baik itu belum
tentu cocok bagi setiap orang. Misalnya, keris yang angsar-nya baik untuk seorang prajurit,
hampir pasti tidak cocok bila dimiliki oleh seorang pedagang. Keris yang angsar-nya baik untuk
seorang pemimpin yang punya banyak anak buah, tidak sesuai bagi pegawai berpangkat
rendah.
Guna mengetahui angsar keris, diperlukan ilmu tanjeg. Sedangkan untuk mengetahui cocok dan
tidaknya seseorang dengan angsar sebuah keris, diperlukan ilmu tayuh.
Dapur
Adalah istilah yang digunakan untuk menyebut nama bentuk atau type bilah keris. Dengan
menyebut nama dapur keris, orang yang telah paham akan langsung tahu, bentuk keris yang
seperti apa yang dimaksud. Misalnya, seseorang mengatakan: "Keris itu ber-dapur Tilam Upih",
maka yang mendengar langsung tahu, bahwa keris yang dimaksud adalah keris lurus, bukan
keris yang memakai luk. Lain lagi kalau disebut dapur-nya Sabuk Inten, maka itu pasti keris
yang ber-luk sebelas. Dunia perkerisan di masyarakat suku bangsa Jawa mengenal lebih dari
145 macam dapur keris. Namun dari jumlah itu, yang dianggap sebagai dapur keris yang baku
atau mengikuti pakem hanya sekitar 120 macam saja. Serat Centini, salah satu sumber tertulis,
yang dapat dianggap sebagai pedoman dapur keris yang pakem memuat rincian jumlah dapur
keris sbb:
Keris lurus ada 40 macam dapur. Keris luk tiga ada 11 macam. Keris luk lima ada 12 macam.
Keris luk tujuh ada 8 macam. Keris luk sembilan ada 13 macam. Keris luk sebelas ada 10 macam.
Keris luk tigabelas ada 11 macam. Keris luk limabelas ada 3 macam. Keris luk tujuhbelas ada 2
macam. Keris luk sembilan belas, sampai luk duapuluh sembilan masing-masing ada semacam.
Namun, menurut manuskrip Sejarah Empu, karya Pangeran Wijil, jumlah dapur yang dianggap
pakem lebih banyak lagi. Catatan itu menunjukkan dapur keris lurus ada 44 macam, yang luk
tiga ada 13 macam, luk sebelas ada 10 macam, luk tigabelas ada11 macam, luk limabelas ada 6
macam, luk tujuhbelas ada 2 macam, luk sembilanbelas sampai luk duapuluh sembilan ada dua
macam, dan luk tigapuluh lima ada semacam.
Jumlah dapur yang dikenal sampai dengan dekade tahun 1990-an, lebih banyak lagi.
Seiring perkembangan jaman, saat ini diperkirakan Dhapur untuk keris lurus dan ber-luk ada
lebih dari 440 buah, luk 3, luk 5, luk 7, luk 9, luk 11, luk 13, luk 15, luk 17, luk 19, luk 21, luk 23,
luk 25, luk 27, dan luk 29.
Termasuk di antaranya tokoh semacam Ki Nom Mataram, Pangeran Wijil (II) di Kartasura, dan
oleh tim keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang dipimpin Kanjeng Gusti Pangeran
Adipati Anom, Hamengkunagara (III) (Susuhunan Pakoe Boewana V) sebagaimana dituliskan
sebagai salah satu bahan pembahasan di dalam Suluk Tambangraras atau Serat Centhini.
Di dalam pada itu, unsur-unsur yang melekat dan bahan-bahan yang digunakan untuk
pembuatan keris, dicandra dan ditafsirkan melalui kandungan pesan-pesannya yang bernuansa
Moral dan Etik yang kuat, terutama di dalam kaitan dengan kesinambungan wilayah kehidupan
mikrokosmos (jagad kecil) dan makrokosmos (jagad besar).
Luk
Istilah ini digunakan untuk bilah keris yang tidak lurus, tetapi berkelok atau berlekuk. Luk pada
keris selalu gasal, tidak pernah genap. Hitungannya mulai dari luk tiga, sampai luk tigabelas. Itu
keris yang normal. Jika luknya lebih dari 13 atau 15, dianggap sebagai keris yang tidak normal,
dan disebut keris kalawijan atau palawijan.
Jumlah luk pada keris selalu gasal, tidak pernah genap. Selain itu, irama luk keris dibagi menjadi
tiga golongan.
Pertama, luk yang kembar atau samar. Kedua, luk yang sedeng atau sedang. Dan ketiga, luk yang
rengkol - yakni yang irama luknya tegas
Dulu, keris kalawijan ini diberikan pada orang-orang yang berbeda dengan orang yang normal,
yakni orang yang eksentrik, yang terlalu pintar, yang punya kelebihan, atau yang punya
kekurangan.
Untuk bisa membedakan dhapur keris yang satu dengan lainnya, orang perlu lebih dahulu
memahami berbagai komponen atau ricikan keris. Tanpa tahu dan faham benar mengenai
ricikan keris, mustahil orang bisa mengetahui atau menentukan nama dhapur keris.
Mendak
adalah sebutan bagi cincin keris, yang berlaku di Pulau Jawa, Bali, dan Madura.
Di daerah lain biasanya digunakan istilah cincin keris. Mendak hampir selalu
dibuat dari bahan logam: emas, perak, kuningan, atau tembaga. Banyak di
antaranya yang dipermewah dengan intan atau berlian. Pada zaman dulu ada
juga mendak yang dibuat dari besi berpamor.
Selain sebagai hiasan kemewahan, mendak juga berfungsi sebagai pembatas
antara bagian hulu keris atau ukiran dengan bagian warangka.
Selut
seperti mendak, terbuat dari emas atau perak, bertatahkan permata. Tetapi fungsi selut
terbatas hanya sebagai hiasan yang menampilkan kemewahan. Dilihat dari bentuk dan
ukurannya, selut terbagi menjadi dua jenis, yaitu selut njeruk pecel yang ukurannya kecil, dan
selut njeruk keprok yang lebih besar.
Sebagai catatan; pada tahun 2001, selut nyeruk keprok yang bermata berlian harganya dapat
mencapai lebih dari Rp. 20 juta!
Karena dianggap terlalu menampilkan kemewahan, tidak setiap orang mau mengenakan keris
dengan hiasan selut.