Nutrisi Hati 2
Kumpulan Karangan yang
Mendamaikan
Penerjemah: Dharma Patriot Lamrimnesia
Penyunting: Lobsang Rinchen
Perancang sampul: Seven
Ilustrator : Karina Chandra
Penata letak: Kezya Demetrius
ISBN 978-602-61702-9-3
Diterbitkan oleh:
Penerbit Saraswati
Distributor Lamrimnesia
Care: +6285 2112 2014 1 | Info: +6285 2112 2014 2
Fb: Lamrimnesia & LamrimnesiaStore
Ig: @Lamrimnesia & @Lamrimnesiastore
Tiktok: @Lamrimnesia_
E-mail: info@lamrimnesia.org
Website: www.lamrimnesia.org; www.store.lamrimnesia.com
Pasal 114:
Setiap Orang yang mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang dengan sengaja
dan mengetahui membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta
dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Daftar Isi
Prakata v
1. Ajaran Buddhis (Judy Lief) 1
2. Cara Mempelajari Dharma (Reginald Ray) 7
3. Mengajari Anak Anda Nilai–nilai Buddhis (Mary Talbot) 15
4. Hal–ihwal yang Memutar Roda (Sakyong Mipham
Rinpoche) 21
5. Meditasi Shamatha, Melatih Batin (Sakyong Mipham
Rinpoche) 29
6. Cara Melakukan Shamatha (Sakyong Mipham Rinpoche) 35
7. Bagaimana Cara Mempraktikkan Zazen
(Jules Shuzen Harris) 43
8. Meditasi Saja Tidak Cukup (Judy Lief) 49
9. Saat Retret, Tutup Semua Jalan Keluar (Andrew Holecek) 55
10. Ketika Retret Berakhir (Staf Lion’s Roar dan Yongey
Mingyur Rinpoche) 61
11. Jalan Melalui Rintangan (Sakyong Mipham Rinpoche) 69
12. Mengembangkan Batin Seperti Angkasa dengan Perhatian
dan Kesadaran (Jack Kornfield) 77
13. Mendambakan Penahbisan (Biksuni Sudhamma) 87
14. Sisyphus, Sang Boddhisatva (Radhule Weininger) 93
15. Pohon Bodhi (Jessica Morey) 99
16. Apa Itu Dokusan ? (Joan Sutherland) 107
17. Apa Itu Moktak ? (Seung Sahn) 113
18. Karavan Kobun Chino (Reginald Ray) 119
19. Mendiang Raja Thailand dan Kekuatan Kebaikan
(Biksu Thanissaro) 129
20. Tetap Saja, Anjing Menemukan Aku (Joan Halifax) 135
Daftar Pustaka 143
Menghormati Buku Dharma 147
Dedikasi 149
Tentang Penerbit 151
Prakata
v
Dharmacamp. Terima kasih pula kepada para Dharma Patron yang
telah menyokong pendanaan sehingga buku ini dapat diterbitkan
dan didistribusikan ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia.
Akhir kata, terima kasih yang sebesar–besarnya kepada
seluruh pihak yang telah berkontribusi secara langsung
maupun tidak langsung dalam penulisan artikel, penerjemahan,
penyuntingan hingga penerbitan buku ini. Semoga buku ini dapat
menyebarkan semakin banyak lagi kebaikan dan keindahan
Dharma pada sebanyak–banyaknya masyarakat di Indonesia.
Mettacitena,
Shierlen Octavia
Perwakilan Dharma Patriot Lamrimnesia
vi
1
Ajaran Buddhis:
Dari Mana Memulai ketika Berangkat
Sendirian
Judy Lief
Penerjemah: Hansel Loshaless
Tidak peduli dari mana Anda memulai,
atau apakah Anda seorang praktisi yang
independen atau yang bergabung dengan
tradisi tertentu, yang harus Anda lakukan
adalah menyelam ke dalam diri.
B
erkat usaha dari para penerjemah, praktisi, dan sarjana,
Anda bisa mengakses majalah, jurnal, buku, artikel, video,
podcast, dan situs internet tentang Buddhisme dalam
berbagai bentuknya. Tiap mazhab Buddhis menekankan aspek–
aspek tradisi yang berbeda, dan memiliki panduan yang bervariasi
terkait keseimbangan yang tepat antara belajar dan praktik. Dan
dalam hal belajar, masing–masing mazhab memiliki penekanan
pada teks akar dan kitab komentar yang berbeda–beda.
Beberapa praktisi yang belajar dalam Sangha tertentu
mungkin mengikuti kurikulum yang sudah diatur, dan diarahkan
pembelajarannya oleh guru–guru dalam komunitas mereka.
Tetapi, praktisi yang independen tidak memiliki jalan yang jelas.
Materi yang perlu dipelajari sangatlah banyak, begitu juga terkait
dari mana harus memulainya. Jadi, boleh jadi yang terbaik adalah
memulai dari diri sendiri.
Beberapa orang suka praktik dan tidak suka belajar, dan
beberapa lainnya suka belajar dan tidak suka praktik. Tipe orang
yang manakah Anda? Jika belajar adalah sesuatu yang mudah
bagi Anda, boleh jadi Anda akan mencampuradukkan antara
pemahaman intelektual dan pemahaman riil. Jika, sebaliknya,
Anda menganggap praktik lebih mudah untuk dilakukan, boleh
jadi Anda akan bersembunyi dalam pengertian kabur dari
pengalaman meditatif Anda dan gagal dalam menantang diri
sendiri secara intelektual maupun mengembangkan pengertian
yang dalam mengenai Dharma.
Jadi, sebelum Anda belajar lebih jauh, pelajarilah diri
sendiri. Jika Anda cenderung lebih mudah belajar, Anda dapat
menyeimbangkannya dengan lebih banyak melakukan praktik,
3
Nutrisi Hati 2
dan jika Anda tipe orang yang lebih praktis, Anda dapat
menyeimbangkannya dengan mulai lebih banyak belajar dan
menganalisis. Praktik dan belajar yang seimbang serta menopang
satu sama lain dapat menjadi landasan yang kokoh bagi Anda
dalam memahami Dharma dan melangkah menyusuri Sang Jalan.
Setelah membangun landasan, amatilah tata cara
mempelajari ajaran. Pembelajaran Dharma bukan sekadar soal
mengumpulkan informasi; ini adalah sebuah proses transformasi
dan perenungan yang mendalam. Daripada membaca buku demi
buku, menimbun informasi demi informasi, Anda lebih baik
kembali ke teks yang sama, atau bahkan satu kutipan kecil, lagi
dan lagi, dan kembali lagi ke hal yang sama tahun demi tahun.
Setiap kali Anda mempelajari ulang hal tersebut, pertanyakan
apa makna sebenarnya, arti pentingnya, cara penerapannya, dan
apakah ia sesuai dengan pengalaman dan pengamatan Anda di
dunia.
Secara tradisional, dikatakan bahwa pengertian terhadap
Dharma berkembang melalui 3 tahap: mendengar, merenung,
dan bermeditasi. Mengembangkan pemahaman intelektual atas
sebuah teks atau presentasi hanyalah langkah pertama yang disebut
mendengar. Anda kemudian perlu bergulat dengan bahan bacaan
sampai ia meresap ke dalam, sehingga dalam praktik merenung,
Anda menjalin hubungan langsung dan personal dengan bahan
yang Anda pelajari. Ketika Anda memperdalam pemahaman
sampai menjadi seorang ahli—ketika pemahaman sudah ada di
dalam tulang—Anda berada di tahap ketiga, bermeditasi.
Setelah Anda memeriksa apa arti dari belajar, bagaimana
caranya memilih apa yang harus dipelajari? Pilihan yang banyak
menunggu, dan Anda dapat memulai dari mana saja. Anda dapat
memilih untuk menyelidiki tradisi khusus seperti Zen, atau Anda
dapat memulai dengan meninjau kembali tradisi Buddhis secara
4
Ajaran Buddhis : Dari Mana Memulai ketika Berangkat Sendirian
5
Nutrisi Hati 2
6
2
9
Nutrisi Hati 2
10
Cara Mempelajari Dharma
11
Nutrisi Hati 2
Kita sepenuhnya tahu apa yang akan kita rasakan. Pada momen
tersebut, kita sudah mencapai prajna kedua–“merenung.”
Satu hal yang pasti, ini adalah perenungan yang sulit dan
kadang kala sangat menyakitkan, tetapi itulah poin utamanya.
Selama kita menjaga realisasi kematian setengah hati, selama
kematian hanya menjadi ide yang samar di tingkatan prajna
pertama, maka takkan ada banyak manfaat yang bisa kita peroleh.
Namun, ketika kita menghadapi kenyataan yang menyakitkan,
barulah kita mulai melihat hal–ihwal dari sudut pandang yang
berbeda. Kita bisa mulai memprioritaskan hidup kita, melepaskan
begitu banyak hal yang tidak berarti, dan mulai berfokus pada apa
yang benar–benar penting.
Prajna yang ketiga, “meditasi”, membawa kita pada tahapan
yang lebih lanjut–pada pengalaman realitas yang tak terkondisi,
hakikat tertinggi dari kesadaran kita yang mendasari dan
menampung segala pengetahuan dan pengalaman relatif. Dalam
konteks prajna ketiga, ketika kita menyadari bahwa kematian itu
nyata, batin kita akan terpengaruh secara langsung dan dramatis.
Ada penyelesaian yang instan. Tiba–tiba, kita akan menemukan
diri kita tidak lagi mampu mengurusi segala gangguan dan
keasyikan, dan apa yang biasanya kita pikirkan dan cemaskan
kini tampak seperti omong–kosong. “Buang–buang waktu saja!
Aku telah membuang hidupku karena hal sepele seperti itu!”
Kembali ke kecelakaan pesawat DC 10. Menurut cerita
teman saya, saat pesawat menukik tajam dan penumpang
pesawat menyadari bahwa mereka akan mati, semua orang dan
segala sesuatu menjadi sangat tenang. Ketika kita benar–benar
menyadari realitas kematian, kita akan menemukan diri kita tidak
lagi memikirkan hal lain, karena tidak ada satu pun yang berharga
untuk dipikirkan–hanya ada momen ini, realitas ini, dan ranah
kesadaran di mana kehidupan dan kematian bermain.
12
Cara Mempelajari Dharma
13
Nutrisi Hati 2
14
3
17
Nutrisi Hati 2
18
Mengajari Anak Anda Nilai-nilai Buddhis
19
4
23
Nutrisi Hati 2
24
Hal-ihwal yang Memutar Roda
25
Nutrisi Hati 2
26
Hal-ihwal yang Memutar Roda
27
5
Meditasi Shamatha:
Melatih Batin
Sakyong Mipham Rinpoche
(www.sakyong.com)
Penerjemah: Shierlen Octavia
Meditasi shamatha,atau perhatian penuh,
adalah soal bagaimana membuat batin kita
lebih stabil, lebih berguna.
T
erkadang kita lupa bagaimana ajaran Buddhis muncul.
Kita melupakan alasan Buddha meninggalkan kerajaan
ayahnya. Merasa tidak puas dengan mempertahankan
sebuah ilusi, beliau ingin memahami hidupnya—dan kehidupan
itu sendiri.
Sama halnya dengan Buddha, kebanyakan dari kita ingin
menemukan beberapa kebenaran mendasar tentang kehidupan
kita. Akan tetapi, apakah kita benar–benar mampu mengetahui
apa yang terjadi? Ini adalah pertanyaan yang berhubungan
dengan kebenaran paling mendalam dari ajaran Buddhis. Jawaban
Buddha yaitu, “Ya, kita sangat mampu. Akan tetapi, kita harus
menempuh perjalanan meditasi utnuk menemukannya, sebab
intinya kita tengah berada dalam kondisi kebingungan.” Mengapa
kita terjebak dalam kebingungan? Karena kita tidak memahami
cara kerja batin kita. Proses untuk membenahi kebingungan kita
didasari oleh caara kita mengolah kemampuan untuk mengakrabi,
menyeimbangkan, dan menguatkan batin kita. Berkesadaran
dan penuh pengamatan terhadap apa yang terjadi dalam batin
memberi kita kesempatan untuk melihat level kebenaran yang
lebih mendalam sepanjang waktu. Dalam praktik meditasi, kita
belajar untuk kembali melihat dengan lebih jelas dan mendapat
perspektif yang lebih luas, alih–alih selalu berpikiran sempit.
Buddha memahami bahwa jika kita ingin menempuh
perjalanan macam apa pun—tidak hanya yang bersifat spiritual
namun juga yang sekuler, seperti belajar atau berbisnis—
kita membutuhkan batin yang dapat diajak kerja sama. Kita
membutuhkan batin yang dapat kita andalkan. Itulah gagasan
dari melatih batin, yaitu untuk bekerja sama dengan batin kita
sehingga ia dapat melakukan hal apa pun yang harus ia lakukan.
31
Nutrisi Hati 2
32
Meditasi Shamatha : Melatih Batin
saya?” Kita mulai menyadari apa yang tidak kita ketahui, dan kita
pun ingin tahu.
Dengan melakukan hal tersebut, kita melompat dari
pertanyaan menuju jawaban, dengan setiap jawaban baru
mengarahkan kita pada pertanyaan baru. Dan jika kita bersikeras,
kita mulai mengalami kebenaran lainnya yang telah ditemukan
Buddha: dalam setiap situasi, selalu terdapat sebuah arus
kebenaran. Secara alamiah, setiap jawaban diikuti oleh pertanyaan
berikutnya. Hal ini berjalan dengan mulus.
Dengan praktik dan rasa penasaran yang demikian, Buddha
belajar untuk melihat lanskap kehidupan dengan cara yang jelas
dan tidak bias. Ketika mulai mengajar, beliau pada dasarnya
hanya melaporkan hasil pengamatannya: “Inilah yang kulihat.
Inilah kebenaran tentang hal–ihwal.” Beliau tidak menyajikan
sudut pandang tertentu. Beliau tidak berceramah mengenai
dogma; beliau hanya menunjukkan realitas. Kita melupakan hal
ini. Sebagai contoh, banyak orang akan berkata bahwa salah
satu kunci ajaran dalam Buddhisme adalah karma. Akan tetapi,
Buddha tidak menciptakan karma; Buddha hanya melihat dan
mengakui keberadaan karma. Mengatakan bahwa karma adalah
keyakinan Buddhis adalah ibarat mengatakan bahwa Buddhis
percaya air itu basah. Dan jika kita adalah seorang Buddhis, kita
juga pasti percaya bahwa api itu panas!
Dalam meditasi, apa yang kita lakukan adalah melihat
pengalaman kita dan dunia secara cerdas. Buddha berkata bahwa
inilah caranya memandang situasi apa pun dan memahami
kebenarannya, pesan yang sesungguhnya, realitasnya. Inilah yang
dilakukan seorang Buddha—dan kita semua mampu menjadi
Buddha, terlepas dari apakah kita adalah seorang Buddhis atau
bukan. Kita semua memiliki kemampuan untuk menyadari batin
kita yang secara alamiah bersifat damai dan tanpa kebingungan.
33
Nutrisi Hati 2
34
6
37
Nutrisi Hati 2
Memulai Praktik
Saya mendorong orang–orang untuk bermeditasi secara
rutin, tetapi dalam periode waktu yang sebentar, misalnya 10,
15 atau 20 menit. Jika Anda memaksakan praktik terlalu lama,
hal itu dapat mengganggu kehidupan pribadi Anda. Melatih batin
seharusnya sangat, sangat mudah. Jadi, Anda dapat bermeditasi
selama 10 menit di pagi hari dan 10 menit di malam hari, dan
selama waktu tersebut, Anda bisa benar–benar melatih batin.
Lalu, Anda tinggal berhenti, bangun, dan melanjutkan aktivitas.
Sering kali kita hanya membuat diri kita duduk bermeditasi
dan membiarkan batin membawa kita ke mana pun dia pergi.
Kita harus membuat disiplin pribadi. Ketika duduk, kita dapat
mengingatkan diri: “Aku bermeditasi di sini untuk berurusan
dengan batinku. Aku bermeditasi di sini untuk melatih batinku.”
Secara harfiah, akan baik untuk mengatakan ini kepada diri sendiri
ketika Anda duduk bermeditasi. Kita membutuhkan inspirasi
seperti itu saat memulai praktik.
Postur Tubuh
Pendekatan Buddhis mengajarkan bahwa batin dan tubuh
terhubung satu sama lain. Energi mengalir lebih baik saat tubuh
dalam posisi tegak; ketika tubuh bungkuk, aliran energi akan
berubah dan secara langsung memengaruhi proses berpikir Anda.
Jadi, ada yoga terkait hal ini. Kita duduk tegak bukanlah untuk
menjadi anak sekolah yang baik. Postur tubuh kita memang
benar–benar memengaruhi batin.
Mereka yang membutuhkan kursi untuk bermeditasi
haruslah duduk tegak dengan kaki menyentuh lantai. Mereka
yang menggunakan bantal meditasi seperti zafu atau gomden
harus menemukan posisi yang nyaman dengan kaki bersilang dan
telapak tangan diletakkan di atas paha. Pinggul Anda tidak boleh
38
Cara Melakukan Shamatha
Pandangan Mata
Untuk praktik shamatha yang ketat, pandangan mata harus
fokus ke bawah, terarah beberapa inci di depan hidung Anda.
Mata terbuka tetapi tidak melotot, pandangan mata lembut. Kita
mencoba untuk mengurangi masukan dari panca indra sebanyak
mungkin. Orang mengatakan, “Haruskah kita menyadari
lingkungan tempat kita berada?” Tetapi itu bukanlah hal penting
39
Nutrisi Hati 2
Napas
Ketika kita melakukan praktik shamatha, kita menjadi lebih
akrab dengan batin kita, dan secara khusus, kita belajar untuk
mengenali pergerakan batin, yang kita rasakan sebagai pikiran–
pikiran. Kita melakukannya dengan menggunakan objek meditasi
untuk menyediakan kontras terhadap apa yang terjadi dalam
batin kita. Ketika kita mulai memikirkan sesuatu, kesadaran
ihwal objek meditasi akan membawa kita kembali. Kita dapat
meletakkan sebuah batu di depan kita dan menggunakannya
untuk memfokuskan batin kita, tetapi menggunakan napas sebagai
objek meditasi sangatlah membantu kita dalam bersantai.
Ketika Anda memulai praktik, Anda dapat merasakan tubuh
Anda dan di mana Anda berada, dan kemudian Anda mulai
menyadari napas. Keseluruhan napas sangatlah penting. Napas
tidak boleh dipaksakan; alih–alih, bernapaslah secara alami.
Bernapaslah masuk dan keluar, masuk dan keluar. Dengan setiap
napas, Anda akan menjadi lebih santai.
Pikiran–pikiran
Tidak peduli pikiran seperti apa yang muncul, Anda harus
mengatakan pada diri sendiri, “Mungkin itu adalah masalah yang
sangat penting dalam hidupku, tetapi sekarang bukanlah waktunya
untuk memikirkan hal itu. Sekarang aku sedang mempraktikkan
40
Cara Melakukan Shamatha
41
7
45
Nutrisi Hati 2
Postur
Berikan perhatian yang teliti pada tubuh dan postur. Jika
kita baru memulai praktik, cobalah beberapa cara berbeda untuk
duduk agar bisa menemukan satu posisi yang nyaman. Ada
beberapa pilihan. Duduk dengan dua kaki saling bersilangan
sehingga masing–masing kaki bertumpu pada paha kaki yang
lain (teratai penuh); duduk dengan satu kaki bertumpu di atas
betis kaki yang lain (setengah teratai); duduk bertumpu pada lutut
dengan kedua kaki terlipat ke belakang (menduduki bantal seperti
pelana); duduk di bangku rendah dengan kaki terselip di bawah
bangku; atau duduk di kursi biasa (yang berpunggung lurus).
Kenyamanan
Posisi duduk yang terbaik bagi kita setengahnya tergantung
pada kelenturan kita. Peregangan sebelum duduk akan membantu
46
Bagaimana Cara Mempraktikkan Zazen?
Perhatian
Apa pun posisi yang kita pilih, punggung dan kepala
harus tegak. Telinga harus sejajar dengan bahu, dan dagu harus
sedikit menunduk. Duduk tenang dengan mata yang terbuka dan
tidak fokus. Turunkan pandangan ke sudut 45 derajat. Arahkan
perhatian pada napas. Pertama, tarik dan hembuskan napas
melalui mulut sembari menggoyangkan tubuh ke kanan dan ke
kiri 3 kali. Tempelkan kedua telapak tangan untuk membentuk
mudra zazen (telapak kiri diletakkan di atas telapak kanan sembari
menghadap ke atas, dengan kedua ujung ibu jari bersentuhan).
Napas
Sekarang, kita siap untuk berkonsentrasi pada napas.
Fokus pada tarikan napas dan hitung satu, kemudian fokus
pada embusan napas dan hitung dua. Tarik napas lagi, hitung
tiga, dan embuskan lagi, hitung empat. Tujuannya adalah untuk
dapat berhitung sampai sepuluh tanpa satu pun pikiran melintas
di benak kita. Jika pikiran tiba–tiba datang, mulai lagi dari awal.
Bernapaslah melalui hidung secara alamiah tanpa memaksakan
ritmenya.
Pikiran
Cobalah untuk tidak berusaha menghentikan pikiran—
biarkan ia berhenti sendiri. Ketika pikiran muncul, biarkan ia masuk
47
Nutrisi Hati 2
dan biarkan ia pergi. Batin kita akan mulai merasa tenang. Tidak
ada hal yang datang dari luar batin. Batin mencakup segalanya;
ini adalah pemahaman sejati tentang batin.
Batin mengikuti napas. Selagi kita mengikuti napas, hilangkan
gagasan “Aku sedang bernapas.” Tiada batin, tiada jasmani—
cukup sadari momen bernapas. Hilangkan ide tentang waktu dan
ruang, jasmani dan batin; “cukup” duduk saja.
48
8
Pandangan
Jika kita tidak memahami pandangan, praktik meditasi
bisa menjadi sebuah perangkap alih–alih suatu cara untuk
membebaskan diri dari tipuan. Tanpa pemahaman nontheisme
dan motivasi untuk menguntungkan orang lain, praktik meditasi
dapat merosot menjadi penyerapan diri dan pelarian. Alih–alih
melepaskan ego dan kemelekatan, kita malah mengencangkan
ketidaktahuan dan keserakahan kita.
Alih–alih menghubungkan kita dengan dunia kita, meditasi
dapat menarik kita menjauhinya. Praktik meditasi bahkan bisa
menjadi alat kekerasan, cara untuk mengosongkan pikiran
sebelum berangkat untuk melakukan pembunuhan berikutnya.
Meditasi sebenarnya bukan hal gaib yang menyembuhkan
segalanya. Pemahaman dan motivasi yang tepat sangatlah
51
Nutrisi Hati 2
Tindakan
Tindakan, selaku komponen ketiga, adalah keseimbangan
bagi pandangan dan meditasi. Meditasi takkan begitu berarti
jika ia tidak memiliki efek pada kehidupan kita. Sama halnya,
kita bisa saja diisi oleh kata–kata kosong yang tidak menuntun
ke perubahan apa pun dalam hidup atau hubungan kita dengan
pihak lain. Kita perlu bertindak berdasarkan pemahaman dan
kesadaran kita.
Tindakan, seperti halnya pandangan dan meditasi, tidak
berdiri sendiri. Tindakan tanpa pandangan yang jernih adalah
kekeliruan dan cenderung menyebabkan lebih banyak bahaya
daripada manfaat. Dan tindakan tanpa meditasi cenderung
berubah menjadi sesuatu yang terburu–buru dan kompleks alih–
alih sesuatu yang luas dan sederhana. Tapi, jika ketiga faktor ini
dalam keadaan seimbang, pandangan yang jernih dan kesadaran
meditatif akan melingkupi semua aktivitas kita.
Dalam jalan Buddhis, kita membawa bersama tindakan,
pandangan, dan praktik kita. Ini adalah keseimbangan dalam
52
Meditasi Saja Tidak Cukup
53
Nutrisi Hati 2
54
9
57
Nutrisi Hati 2
58
Saat Retret, Tutup Semua Jalan Keluar
59
Nutrisi Hati 2
60
10
63
Nutrisi Hati 2
64
Ketika Retret Berakhir
65
Nutrisi Hati 2
66
Ketika Retret Berakhir
67
11
71
Nutrisi Hati 2
Jika batin kita disekap oleh keraguan, akan sulit untuk berpraktik,
dan bahkan ketika kita melakukan meditasi, kita tidak akan
membuat kemajuan. Kita menganggap latihan sebagai kegiatan
sekunder sehari–hari, dan perkembangan spiritual kita menjadi
semakin tidak relevan. Jalan Dharma pun menghilang, dan
jalan kita berubah menjadi duniawi. Kita kehilangan disiplin,
rasa humor, dan kegembiraan kita. Menghapus rintangan bagi
pandangan benar dan mengembangkan kepastian adalah aspek
rahasia dalam melatih diri.
Secara umum, rintangan berhubungan dengan karma
dan kondisi. Rintangan secara khusus berkaitan dengan kondisi
lingkungan yang kita bangun. Hal ini terkait dengan kecenderungan
kebiasaan dari tubuh, ucapan, dan batin, yang sifatnya karmik.
Perihal tindakan tubuh, skenario terburuk adalah membunuh atau
mencelakai orang lain. Perihal tindakan ucapan, bersikap kasar
secara verbal menciptakan kondisi negatif. Rintangan bagi batin
terjadi saat kita menciptakan lingkungan mental yang tidak sehat,
seperti memiliki hasrat yang berlebihan atau tidak menghargai
orang lain. Dari semua tindakan tidak bajik ini, rintangan cenderung
tumbuh subur. Apa yang kita katakan atau lakukan menciptakan
sebuah energi, sebuah frekuensi yang menarik mereka.
Apa penangkal agar kondisi yang memunculkan rintangan
tidak muncul? Pada setiap tingkatan, penangkal dasar adalah
perhatian penuh. Seorang praktisi yang pernah tertabrak mobil
pernah bertanya kepada ayah saya, Chögyam Trungpa Rinpoche,
mengapa hal itu terjadi. Dia membayangkan ada sebuah karma
di masa lalunya yang menyebabkan kecelakaan itu. Secara
mengejutkan, ayah saya menjawab bahwa dia gagal mengemudi
dengan perhatian penuh.
Mudah untuk memunculkan perhatian penuh pada
level praktis, seperti misalnya melihat kedua sisi jalan sebelum
72
Jalan melalui Rintangan
73
Nutrisi Hati 2
74
Jalan melalui Rintangan
75
12
Jack Kornfield
Penerjemah: Vanessa Virginia
Terkadang dalam meditasi, perhatian yang
begitu saksama dapat menciptakan rasa
tegang dan kesusahan yang tidak diperlukan.
Jadi, kita harus menemukan cara yang lebih
terbuka untuk memusatkan perhatian.
M
editasi itu hidup melalui sebuah kapasitas yang tumbuh
untuk melepaskan belenggu yang sudah menjadi kebiasaan
dalam kisah dan rencana, konflik dan kekhawatiran yang
membentuk sedikit perasaan ke–aku–an, dan untuk beristirahat
dengan penuh kesadaran. Dalam meditasi, kita ingin mengetahui
kondisi–kondisi yang berubah dari waktu ke waktu–kesenangan
dan penderitaan, pujian dan hinaan, serangkaian ide dan
harapan yang muncul. Tanpa mengidentifikasi mereka, kita dapat
beristirahat dengan penuh kesadaran di luar kondisi–kondisi dan
pengalaman. Oleh guru saya, Ajahn Chah, ini disebut jai pongsai,
keringanan hati yang kita alami. Mengembangkan kapasitas untuk
beristirahat dengan penuh kesadaran akan memelihara samadhi
(konsentrasi) yang menyeimbangkan dan menjernihkan batin, dan
prajna (kebijaksanaan) yang melihat segala sesuatu sebagaimana
adanya.
Kita dapat menggunakan kesadaran atau perhatian bijak
ini dari awal. Ketika kita pertama kali duduk untuk bermeditasi,
strategi terbaik adalah memperhatikan apa pun kondisi tubuh
dan batin kita pada saat itu. Untuk menetapkan sebuah fondasi
berkesadaran, Buddha mengajari kita “untuk mengamati apakah
tubuh dan batin kita teralihkan atau fokus, marah atau damai,
gembira atau khawatir, tegang atau santai, terikat atau bebas.”
Dengan memperhatikan apa yang ada, kita dapat mengambil
beberapa napas panjang dan bersantai, memberikan ruang untuk
situasi apa pun yang kita temukan.
Melalui penerimaan ini, kita dapat belajar untuk menggunakan
kekuatan perhatian yang transformatif dalam sebuah cara yang
fleksibel dan lentur. Perhatian bijak–hidup berkesadaran–dapat
berfungsi seperti lensa pembesar. Latihan kita bisa dikokohkan
79
Nutrisi Hati 2
80
Mengembangkan Batin Seperti Angkasa dengan Perhatian dan Kesadaran
81
Nutrisi Hati 2
82
Mengembangkan Batin Seperti Angkasa dengan Perhatian dan Kesadaran
83
Nutrisi Hati 2
84
Mengembangkan Batin Seperti Angkasa dengan Perhatian dan Kesadaran
85
13
Mendambakan Penahbisan
Biksuni Sudhamma
Penerjemah: Shierlen Octavia
Kita hanya bisa membayangkan kegembiraan
Anula Devi setelah melihat wajah dari sosok
bajik di hadapannya, setelah akhirnya bisa
membungkuk hormat pada kaum wanita
yang berjubah.
D
i tanah Sri Lanka, selama periode abad ke–3 SM, seorang ratu
muda, saudari ipar dari Raja Devanampiya Tissa, berdiam
di tengah nyamannya kerajaan. Dikenal sebagai Anula
Devi, atau Ratu Anula, ia adalah wanita Sri Lanka pertama yang
memperoleh penahbisan sebagai biarawati Buddhis, atau biksuni.
Kisahnya secara umum berawal dari perjumpaan yang
dialami sang raja ketika tengah berburu di sebuah gunung
pada suatu hari. Ketika sang raja tengah berburu seekor rusa, ia
mendadak berjumpa dengan seorang pria bermartabat berkepala
gundul, mengenakan jubah safron, yang secara misterius muncul
bersamaan dengan beberapa orang yang serupa dengannya.
Namanya adalah Yang Mulia Arahat Mahinda; ia adalah
seorang biksu dan mantan pangeran yang dikirim dari India oleh
ayahnya, Kaisar Ashoka, untuk memperkenalkan Buddhisme
kepada orang–orang Sri Lanka. Merasa amat terkesan oleh
sang biksu yang bijaksana, sang raja dan pasukan besarnya pun
berlindung kepada Buddha, dan kemudian mengundang para
biksu yang terhormat untuk makan di kerajaan pagi hari itu.
Mendengar pujian sang raja kepada para biksu, Anula Devi
dan wanita–wanita kerajaan merasa tertarik untuk menerima
ajaran. Setelah para biksu makan, Anula Devi dan para wanita
kerajaan memberikan persembahan, dan dengan penuh rasa
hormat mendengarkan ceramah; dikisahkan bahwa mereka semua
langsung mencapai pencerahan tingkat pertama. Pagi berikutnya,
Arahat Mahinda memberikan ajaran lainnya, dan Anula Devi
serta para wanita kerajaan mencapai pencerahan tingkat kedua.
Setelah mencicipi suka cita yang agung dari nirwana,
sang ratu dan para wanita kerajaan memberanikan diri untuk
89
Nutrisi Hati 2
90
Mendambakan Penahbisan
91
Nutrisi Hati 2
Sinhala kuno: “Di sini adalah tempat 500 wanita bersama Ratu
Anula menjadi biksuni.” Tempat tersebut adalah sebuah tempat
yang disapu angin kering, tempat pahatan batu–batu besar yang
pernah menyokong tempat tinggal para biksuni yang tercerahkan
kini tergeletak, menyebar di berbagai sudut. Apa yang tampak
sebagai bukit kecil yang tertutup sesungguhnya adalah sebuah
stupa yang sudah ambruk, yang diperkirakan menyimpan relik
tubuh Yang Mulia Anula.
Kini, para biksuni yang memiliki keinginan serupa dengan
Anula Devi untuk menjalani kehidupan suci bisa merasa bersyukur
tidak hanya kepada leluhur mereka, Yang Mulia Sanghamiita,
tetapi juga kepada Anula Devi yang melepas takhtanya, yang
pada gilirannya menyebabkan kehidupan suci menjadi sesuatu
yang mungkin bagi ratusan ribu wanita.
92
14
95
Nutrisi Hati 2
96
Sisyphus, Sang Bodhisatwa
97
Nutrisi Hati 2
98
15
Pohon Bodhi
Jessica Morey
Penerjemah: Yoko Riszki
Sejak awal, alam memainkan peran
penting dalam pencerahan Buddha.
B
agaimana bisa kita memikirkan sesuatu seperti kehancuran
planet dan malah menjadi tertarik, alih–alih marah dan
mati rasa? Dan bagaimana kita bisa mengambil aksi yang
tepat secara cepat?
Ini adalah pertanyaan pembuka dari buku karya Susan
Murphy, Mengurus Bumi, Memperbaiki Dunia: Zen dan Seni Krisis
Planet. Murphy tidak menjauhkan diri dari realita kehancuran yang
kita datangkan pada setiap ekosistem di Bumi. Dan meskipun
bukunya dipenuhi fakta, ia terbaca seperti puisi atau serangkaian
koan1. Para pembaca dapat merasakan kehadiran penulis,
inspirasi dari ayam jago dan anjingnya, dan bayangan ritmik
dari pepohonan dan rumput musim dingin di luar jendelanya. Ini
adalah buku yang harus diserap secara perlahan.
Murphy menulis, “Sudah lewat ‘terlambat’, dan di dalam
lubuk hati, kita mengetahuinya”. Memang, saat ini kita hidup
dengan segala akibat dari emisi karbon yang dilepaskan 2 dekade
lalu–dan mereka terus meningkat secara cepat tiap tahunnya.
Tidaklah mengejutkan bahwa banyak dari kita yang beralih
menjadi skeptis atau diam dalam keputusasaan. Kita tidak tahu
bagaimana menyikapi kerusakan yang kita ciptakan, yang mungkin
menyebabkan planet tidak dapat lagi dihuni oleh cucu kita.
Akar dari krisis lingkungan adalah konsumsi berlebihan
kita terhadap sumber daya bumi, keserakahan kita yang tidak
terpuaskan terhadap kesenangan dan kenyamanan. Barat telah
menikmati manfaat dari teknologi pascaindustri selama berpuluh–
puluh tahun, dan sekarang miliaran orang di negara–negara
berkembang, yang keluar dari kemiskinan, tentu menginginkan
1 Kisah, dialog, pertanyaan, atau pernyataan dalam tradisi Zen untuk menguji
murid.
101
Nutrisi Hati 2
hal yang sama. Menurut sistem ekonomi kapitalis kita, ini adalah
hal baik. Namun, kapasitas dari Bumi tidaklah sebesar yang kita
bayangkan.
Buddha menunjuk jenis keserakahan ini sebagai akar dari
penderitaan kita, dan beliau mengajarkan sebuah akhir dari
penderitaan. Beliau mengajarkan kita untuk melihat betapa
sementara, tidak memuaskan, dan hampanya kenikmatan dan
kenyamanan indrawi, serta untuk mencari bentuk kebahagiaan
yang lebih tahan lama.
Sejak awal, alam memainkan peran penting dalam
pencerahan Buddha. Selagi Gautama menjadi kurus setelah
bertahun–tahun melakukan pertapaan yang sia–sia, dia
mengingat satu waktu di masa kecil ketika dia duduk di bawah
bayang–bayang sebuah pohon apel dan merasakan kedamaian
yang mantap. Memori ini mendorongnya untuk duduk di bawah
pohon Bodhi sampai dia mencapai pencerahan sempurna.
Kisah selanjutnya adalah: sepanjang malam, perjalanan
menjadi Buddha diganggu oleh pasukan Mara, yang mewujudkan
kenikmatan hawa nafsu dan ketakutan. Buddha menolak godaan
itu dengan mudah. Kemudian muncul serangan terakhir Mara,
yang bertujuan untuk meragukan usaha dan kelayakan Buddha.
“Siapa dirimu yang mengklaim takhta pencerahan?” dia bertanya.
“Siapa saksimu?” Buddha, dalam diam, menyentuh bumi, yang
lalu berteriak menjawab, “Akulah saksinya!” Dan pada saat itu,
seperti bintang pagi yang muncul di langit, Buddha mencapai
kebebasan sempurna.
Boleh jadi bumi muncul untuk membantu Buddha karena
mementingkan dirinya sendiri, karena mengetahui bahwa ajaran
Buddha bisa jadi adalah satu–satunya juru selamatnya 2.600
tahun kemudian–sebuah kedipan belaka dalam pengertian waktu
geologi. Buddha tidak mencari bantuan dari makhluk surgawi
102
Pohon Bodhi
atau dunia lain, tetapi dari bumi di bawahnya. Dan bumi dapat
meminjamkan kita sebuah bantuan yang sama dalam pencarian
kita untuk memahami inti dari ajaran Dharma–ketidakkekalan,
penderitaan, dan ketanpaakuan.
Sekarang, banyak dari kita yang menderita akibat kurangnya
sumber daya alam, terasing dari bumi dalam kenyamanan
pendingin ruangan kita. Saya adalah contoh nyatanya; terlepas
dari kecintaan besar saya pada alam, saya menghabiskan lebih
banyak waktu di dalam ruangan sembari menatap layar. Tetapi
ketika kita pergi ke luar ruangan, ketika kita pergi ke alam liar,
semua hal yang kita tatap mengandung kebenaran dari ajaran
Buddha.
Ketidakkekalan dapat terlihat jelas pada cuaca, musim,
sungai, dan bahkan bebatuan. Renungkan, misalnya, bagaimana
sesuatu yang dulunya lava kini menjadi tumpukan granit, dan
bagaimana puluhan ribu tahun yang lalu gletser menyeret
tumpukan batu ini ke lokasi–lokasi baru.
Dan memang, Murphy mendorong kita untuk melihat jauh
ke belakang dan melihat bumi dan diri kita sebagai aktor dalam
kisah alam semesta–sebuah kisah yang dimulai antara 5 dan 13
miliar tahun lalu. Murphy menulis bahwa kita “tidak terpisahkan
dari penciptaan yang terus menerus atas sebuah semesta yang
tidak pernah selesai”. Kita adalah matahari, hujan, dan tanah
yang, melalui makanan, berubah menjadi makhluk hidup yang
bernapas. Dengan sedikit perenungan yang tenang, kesunyataan
dan kesalingtergantungan akan tampak jelas di alam.
Perubahan terus–menerus dari satu hal ke hal lainnya ini–
mangsa menjadi pemangsa, dedaunan membusuk yang berubah
menjadi pepohonan–hanya akan menyebabkan penderitaan jika
kita tidak mampu memahaminya sebagai sebuah pergeseran yang
menyeluruh, jika kita tidak bisa melihat di luar hidup kita sendiri.
103
Nutrisi Hati 2
104
Pohon Bodhi
dengan gaji baik. Tidaklah penting jika solusi kami masuk akal
dan mempertimbangkan kepentingan orang banyak (bukannya
keuntungan jangka pendek dari beberapa perusahaan besar dan
perwakilan politik mereka). Setiap negara, korporasi, dan politisi
pada konferensi ini mengambil posisi yang sangat rasional, yang
secara kumulatif memastikan kerusakan lingkungan.
Krisis lingkungan kita akan menjadi penentu apakah
kita akan bertahan atau punah sebagai manusia dalam
komunitas global. Inilah kesempatan terakhir untuk menyadari
kesalingtergantungan kita semua, dan bertindak sesuai dengan
kebaikan dan kemurahan hati. Untuk menghadapi krisis iklim,
setiap negara harus berpartisipasi, atau setidaknya beberapa
orang yang kritis harus memutuskan untuk saling percaya satu
sama lain, untuk memperluas kerangka kita dari nasional ke
global, dari jangka pendek ke jangka panjang. Kita harus bertindak
berdasarkan prinsip kesalingtergantungan dan karma, bukan
sekadar memahaminya belaka.
Mengurus Bumi, Memperbaiki Dunia, ibarat bait–bait
koan, tidak memberikan jawaban yang mudah, namun Murphy
menawarkan beberapa petunjuk. Dia menyentuh gagasan dari
para eko–filsuf besar dalam setengah abad terakhir, termasuk
Joanna Macy, Thomas Berry, dan Wendell Berry. Dan di sinilah
titik terlemah dari buku ini; ia menjadi agak terlalu sederhana.
Solusi konkret yang dirujuk Murphy terasa sedikit usang dan tidak
praktis, tapi boleh jadi saya sendirilah yang lelah dan kecewa.
Saya terinspirasi oleh banyak eko–filsuf di perguruan tinggi, hanya
untuk kelak menyadari bahwa gagasan mereka tidak menemukan
pijakan di dunia Washington, D.C. dan keuangan internasional.
Murphy juga tampaknya agak terlalu bernostalgia dengan
budaya pribumi, yang dibandingkannya dengan masyarakat
modern kita yang sibuk dan ingar–bingar. Kita pastinya harus
105
Nutrisi Hati 2
106
16
109
Nutrisi Hati 2
Dunia yang ideal menurut kita, atau apakah kita memiliki kesan
yang baik, adalah dunia hantu; bekerja di dalam ruangan adalah
duduk bersama secara nyata, di mana segala sesuatu mungkin
terjadi. Otoritas terletak pada momen keabadian itu sendiri: Apa
yang paling nyata, paling benar, di sini dan saat ini?
Guru mengundang meditator ke lapangan ini, dan respons
meditator adalah tempat pertemuan dimulai. Setiap pertemuan
berbeda – tawa, air mata, duduk bersama dalam diam, menghentak
ruangan, nyanyian yang dinyanyikan dan koan yang digali. Yang
paling sering adalah jenis percakapan yang paling mendalam.
Saya menyadari dalam diri saya bahwa perasaan yang timbul
secara alamiah dari lapangan ini adalah cinta.
Terkadang, tidak ada yang perlu dilakukan; segalanya
adalah sebagaimana adanya. Terkadang, muncul pertanyaan,
meski sering kali pertanyaan yang sudah kita pikirkan tiba–tiba
lenyap persis saat kita duduk. Atau muncul delusi, sebuah tempat
di mana praktik kita terasa sia–sia dan asing. Untuk mengatasi
delusi, 2 orang mungkin menerapkan penyelidikan kuno yang
ajaib. “Satu pertanyaan membuat semuanya segar dan tak
terbatas lagi,” kata seorang meditator. Kesedihan, kegembiraan
dan kabar terburuk selalu diterima. “Dokusan adalah tempat di
mana pertama kalinya saya bisa bertemu kegelapan hidup dan
tahu pasti bahwa itu adalah bagian dari diri saya dan semua
orang,” kata yang lain. Apa pun yang terjadi, tugas guru adalah
bersandar pada keluasan sedemikian rupa, agar meditator juga
bisa bersandar pada keluasan yang sama.
Saat guru menguji, alasannya mungkin untuk mengetahui
di mana sesuatu tampak cerah dan di mana sesuatu tampak
mendung, dan kemudian berlatih dari titik tolak itu. Jika 2 orang
lebih peduli untuk menggali dan menemukan daripada menjadi
benar, maka menemukan batasan atau kesulitan akan menjadi
110
Apa Itu Dokusan ?
“Dorongan”
111
Nutrisi Hati 2
di dunia yang hidup ini. Ini adalah permainan yang sakral, yang
bisa dibawa ke setiap momen kehidupan. Seperti yang dikatakan
seseorang, “Ruangan selaras dengan diri saya; ia muncul sebagai
pengingat bahwa saya melakukan pekerjaan ini di mana–mana–
dan memiliki sekutu di mana–mana.” Bekerja di dalam ruangan
menjadi permainan di alam semesta.
112
17
115
Nutrisi Hati 2
116
Apa Itu Moktak ?
117
18
121
Nutrisi Hati 2
122
Karavan Kobun Chino
123
Nutrisi Hati 2
124
Karavan Kobun Chino
api tersebut tidak berkelip sama sekali. Kita selalu merasa orang
lain mengharapkan kita harus menjadi seperti apa, apa yang boleh
dan tidak boleh kita lihat, dan kita menyesuaikan diri–––bukan
hanya soal bagaimana kita harus bertindak, tetapi lebih kepada
hal–ihwal macam apa yang kita izinkan untuk diri kita alami.
Hal yang membuat pengalaman dalam karavan tersebut
berbeda adalah fakta bahwa tidak ada ekspektasi (harapan) yang
mengendalikan lingkungan. Saya mungkin memiliki harapan saya
sendiri, Katrin atau anak–anaknya mungkin memiliki harapan
mereka masing–masing, tetapi pada dasarnya fakta terpenting
dalam karavan Kobun adalah bahwa ruang tersebut tidak
menghadirkan ekspektasi. Dan ini terjadi karena batin Kobun
adalah batin yang tidak memiliki ekspektasi.
Batin Kobun benar–benar terbebas dari pemikiran bahwa
sebuah hal harus begini dan tidak boleh begitu. Inilah mengapa,
bagi saya, berada di dekatnya terasa sangat bebas dan gembira.
Setelah Kobun dan Maya meninggal, dan setelah kremasi,
Katrin, Hatsuko, dan Alyosha kembali ke Shambhala Mountain
Center dari Swiss (tempat kecelakaan itu terjadi), dan saya pergi
mengunjungi mereka di karavan. Tanpa menyadarinya, saya sudah
menganggap karavan ini sebagai sebuah ruang yang luar biasa,
tempat yang luas, tenang, dan akrab di mana batin Anda terasa
terbuka secara alami, kesadaran Anda diperluas tanpa batas dan
Anda merasa bebas. Tetapi, ketika saya memasuki karavan ini
dengan ekspektasi dalam pikiran saya, saya tertegun saat menyadari
bahwa, dengan kematian Kobun, ruang tersebut telah hilang.
Sekarang saya merasakan bahwa karavan ini merupakan tempat
yang benar–benar biasa, agak suram, kumuh dan sempit, tempat
semua pengalaman kecil dan normal Anda tetap utuh sepenuhnya.
Katrin membantu saya memahami perubahan mengejutkan
ini dalam percakapan pertama kami sejak kematian Kobun.
125
Nutrisi Hati 2
126
Karavan Kobun Chino
127
19
131
Nutrisi Hati 2
132
Mendiang Raja Thailand dan Kekuatan Kebaikan
133
20
Tetap Saja,
Anjing Menemukan Aku
Joan Halifax
Penerjemah: Erwin, Kenkent Dharma
Setelah Dominga, aku tidak punya
keberanian untuk membawa anjing lain ke
dalam hidupku. Aku adalah pencinta anjing,
tapi sudah terlalu banyak yang kulalui; aku
tidak bisa menerima anjing lain. Tetap saja,
anjing menemukan aku.
P
ada suatu musim dingin, aku pergi ke Tres Piedras di New
Mexico untuk berski lintas negara dengan teman. Ken,
bagian dari kelompok ski kami, mempunyai seekor anjing,
Hey Girl, yang telah melahirkan bulan lalu. Ken yakin bahwa
aku harus memiliki salah satu anak anjingnya. Sebagai seorang
praktisi Zen, aku ditawari anak anjing berwarna hitam. Anjing
ini, terkecil di antara semua saudaranya, dengan ekornya yang
cacat, menangkap hatiku. Aku membawanya pulang ke Upaya
Zen Center, memeluknya dalam tanganku.
Aku menamainya Dominga setelah bertemu dengan nenek
buyutnya di Chiapas beberapa tahun yang lalu. Dominga senior
adalah seekor anjing jalanan Meksiko yang mengawali daftar
panjang anjing yang bernama depan “Hey”: Hey Girl, Hey Boy,
Hey Man, dan masih banyak lagi. Daripada nama “Hey”, aku
memilih nama asli dari leluhurnya, Dominga, artinya “Minggu”.
Selama 16 tahun, dia adalah teman terdekatku. Dalam
tahun–tahun pertama kami bersama, kami tinggal di Upaya
Zen Center di Santa Fe, yang telah kudirikan. Sangat protektif,
lucu, mandiri, akrab, dan (jika dia mempercayaimu) penyayang.
Tetapi, Dominga selalu menjadi ancaman bagi siapa saja yang
ingin mendekatiku dan siapa pun yang bertindak mencurigakan
atau agresif. Terlalu sering aku harus menariknya pergi dari kaki
seseorang yang dicurigainya, yang berjarak terlalu dekat denganku.
Hasil dari kebiasaannya menyerang orang asing adalah: mereka
memukul, menyemprot merica, dan meneriakinya; tapi dia tidak
berhenti melindungi aku. Akhirnya, aku pindah dengannya ke
Prajna Mountain Forest Refuge agar dia bisa berkeliaran dengan
bebas dan tidak lagi menakuti orang–orang tak bersalah yang
berkunjung ke Upaya.
137
Nutrisi Hati 2
138
Tetap Saja, Anjing Menemukan Aku
2 Ruang meditasi.
3 Bantalan meditasi.
139
Nutrisi Hati 2
140
Daftar Pustaka
Bhikkhuni Sudhamma (2007). Longing to ordain. Lion’s Roar.
Diakses pada 28 Juli 2017 dari https://www.lionsroar.com/
longing–to–ordain/
Halifax, J. (2017). And yet, dogs find me. Lion’s Roar. Diakses
pada 28 Juli 2017 dari https://www.lionsroar.com/and–yet–
dogs–find–me/
Harris, J., S. (2017). How to practice Zazen. Lion’s Roar. Diakses
pada 28 Juli 2017 dari https://www.lionsroar.com/how–to–
practice–zazen/
Holecek, A. (2017). On retreat, block all exits. Lion’s Roar. Diakses
pada 28 Juli 2017 dari https://www.lionsroar.com/block–all–
exits–from–retreat/
Kornfield, J. (2017). Develop a mind like sky. Lion’s Roar. Diakses
pada 28 Juli 2017 dari https://www.lionsroar.com/a–mind–
like–sky/
Lief, J. (2016). Buddhist teachings: Where to start when going it
alone. Lion’s Roar. Diakses pada 28 Juli 2017 dari https://
www.lionsroar.com/teachings–get–ready–to–dive–in/
Lief, J. (2016). Meditation alone is not enough. Tricycle. Diakses
pada 28 Juli 2017 dari https://tricycle.org/magazine/
meditation–enough–2/
Lion’s Roar Staff and Yongey Mingyur Rinpoche (2017). When the
retreat is over. Lion’s Roar. Diakses pada 28 Juli 2017 dari
https://www.lionsroar.com/when–retreat–is–over/
Morey, J. (2014). Bodhi trees. Lion’s Roar. Diakses pada 28 Juli
2017 dari https://www.lionsroar.com/bodhi–trees/
143
Piver, S. (2008). My vows. Lion’s Roar. Diakses pada 28 Juli 2017
dari https://www.lionsroar.com/my–vows–2/
Ray, R (2002). Kobun Chino’s trailer. Lion’s Roar. Diakses pada
28 Juli 2017 dari https://www.lionsroar.com/kobun–chinos–
trailer/
Ray, R. (2004). How to study the Dharma. Lion’s Roar. Diakses
pada 28 Juli 2017 dari https://www.lionsroar.com/how–to–
study–the–dharma/
Sahn, S. (2003). What is a moktak. Lion’s Roar. Diakses pada
28 Juli 2017 dari https://www.lionsroar.com/dharma–
dictionary–moktak/
Sakyong Mipham Rinpoche (2010). What turns the wheel. Lion’s
Roar. Diakses pada 28 Juli 2017 dari https://www.lionsroar.
com/what–turns–the–wheel–july–2010/
Sakyong Mipham Rinpoche (2017). How to do mindfulness
meditation. Lion’s Roar. Diakses pada 28 Juli 2017 dari
https://www.lionsroar.com/how–to–do–mindfulness–
meditation/
Sakyong Mipham Rinpoche (2017). Shamatha meditation:
Training the mind. Lion’s Roar. Diakses pada 28 Juli 2017
dari https://www.lionsroar.com/training–the–mind/
Sutherland, J. (2004). What is dokusan?. Lion’s Roar. Diakses pada
28 Juli 2017 dari https://www.lionsroar.com/dharma–
dictionary–dokusan/
Tablot, M. (2008). Introduction: Teaching your children Buddhist
values. Lion’s Roar. Diakses pada 28 Juli 2017 dari https://
tricycle.org/magazine/introduction–teaching–your–children–
buddhist–values/
Thanissaro Bhikkhu (2016). On Thailand’s late king and the
power of goodness. Lion’s Roar. Diakses pada 28 Juli 2017
144
dari https://www.lionsroar.com/on–king–bhumibol–and–the–
power–of–goodness/
Weininger, R. (2017). Sisyphus, the bodhisattva. Lion’s Roar.
Diakses pada 28 Juli 2017 dari https://www.lionsroar.com/
sisyphus–the–bodhisattva/
145
MENGHORMATI
BUKU DHARMA
Buddhadharma adalah sumber sejati bagi kebahagiaan
semua makhluk. Buku ini menunjukkan kepada kita bagaimana
mempraktikkan ajaran dan memadukan mereka ke dalam hidup
kita, sehingga kita menemukan kebahagiaan yang kita idamkan.
Oleh karena itu, apapun benda yang berisi ajaran Dharma, nama
dari guru kita atau wujud–wujud suci adalah jauh lebih berharga
daripada benda materi apapun dan harus diperlakukan dengan
hormat. Agar terhindar dari karma tak bertemu dengan Dharma
lagi di kehidupan yang akan datang, mohon jangan letakkan
buku–buku (atau benda–benda suci lainnya) di atas lantai atau
di bawah benda lain, melangkahi atau duduk di atasnya, atau
menggunakannya untuk tujuan duniawi seperti untuk menopang
meja yang goyah. Mereka seharusnya disimpan di tempat yang
bersih, tinggi dan terhindar dari tulisan–tulisan duniawi, serta
dibungkus dengan kain ketika sedang dibawa keluar. Ini hanyalah
beberapa pertimbangan.
Jika kita terpaksa membersihkan materi–materi Dharma,
maka mereka tidak seharusnya dibuang begitu saja ke tong
sampah, namun sebaiknya dibakar dengan perlakuan khusus.
Singkatnya, jangan membakar materi–materi tersebut bersamaan
dengan sampah–sampah lain, namun sebaiknya terpisah
sendiri, dan ketika mereka terbakar, lafalkanlah mantra OM AH
HUM. Ketika asapnya membubung naik, bayangkan bahwa ia
memenuhi seluruh angkasa, membawa intisari Dharma kepada
seluruh makhluk di 6 alam samsara, memurnikan batin mereka,
mengurangi penderitaan mereka, serta membawa seluruh
147
kebahagiaan bagi mereka, termasuk juga pencerahan. Beberapa
orang mungkin merasa bahwa praktik ini sedikit kurang biasa,
namun tata cara ini dijelaskan menurut tradisi. Terima kasih.
148
DEDIKASI
Semoga kebajikan terhimpun dengan mempersiapkan,
membaca, merenungkan dan membagikan buku ini kepada pihak
lain, semoga semua Guru Dharma berumur panjang dan sehat
selalu, semoga Dharma menyebar ke seluruh cakupan angkasa
yang tak terbatas, dan semoga semua makhluk segera mencapai
Kebuddhaan.
Di alam, negara, wilayah atau tempat mana pun buku
ini berada, semoga tiada peperangan, kekeringan, kelaparan,
penyakit, luka cedera, ketidakharmonisan atau ketidakbahagiaan,
semoga hanya terdapat kemakmuran besar, semoga segala sesuatu
yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan mudah, dan semoga
semuanya dibimbing hanya oleh Guru Dharma yang terampil,
menikmati kebahagiaan dalam Dharma, memiliki cinta kasih dan
welas asih terhadap semua makhluk, semata memberi manfaat
pada sesama, serta tak pernah menyakiti satu sama lain.
149
TENTANG PENERBIT
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA BUKU TERBITAN PENERBIT
SARASWATI. APAKAH KAMI BOLEH MEMINTA BANTUAN ANDA?
Penerbit Saraswati adalah sebuah organisasi non-profit. Misi
kami adalah untuk berbagi kebijaksanaan dari ajaran Buddha seluas
mungkin. Melalui buku-buku yang kami terbitkan, terselip upaya untuk
menginspirasi, menghibur, mendukung, dan mencerahkan pembaca di
seluruh Indonesia.
Kami memiliki sebuah mimpi, membuat seluruh buku terbitan
Penerbit Saraswati tersebar seluas-luasnya sehingga dapat menginspirasi
banyak orang, baik pemula yang penasaran, hingga praktisi yang telah
berkomitmen. Apakah Anda setuju dengan mimpi kami ini? Karena tentu
saja kami tidak dapat mewujudkan mimpi ini tanpa bantuan Anda.
Buku Dharma ini dapat Anda UNDANG kehadirannya di hidup
Anda tanpa biaya berkat kebajikan berdana para dermawan. Mari turut
bermudita dan mendoakan para dermawan yang telah memungkinkan
ini terjadi.
Apabila Anda berminat pula untuk terlibat dalam kebajikan seperti
ini, silakan bergabung sebagai Dharma Patron Lamrimnesia dan berdana
ke:
BCA 0079 388 388 a.n. Yayasan Pelestarian dan Pengembangan
Lamrim Nusantara
MANDIRI 119 009 388 388 0 a.n. Yayasan Pelestarian dan
Pengembangan Lamrim Nusantara
Kemudian mohon konfirmasikan dana Anda dengan menghubungi
Call Center Lamrimnesia.
Dengan menjadi Dharma Patron, Anda secara langsung terlibat
dalam (1) penerbitan dan penyaluran buku Dharma, (2) penyelenggaraan
kegiatan Dharma, (3) pendanaan biaya operasional dan mobilisasi
Dharma Patriot dalam rangka mendukung aktivitas (1) dan (2) di atas.
Untuk mengetahui lebih lanjut serta memesan buku terbitan Penerbit
151
Saraswati, silakan hubungi kontak di bawah ini:
Care: +6285 2112 2014 1
Info: +6285 2112 2014 2
Fb: Lamrimnesia & LamrimnesiaStore
Ig: @Lamrimnesia & @Lamrimnesiastore
Tiktok: @Lamrimnesia_
E-mail: info@lamrimnesia.org
Website: www.lamrimnesia.org; www.store.lamrimnesia.com
152