Anda di halaman 1dari 49

PENGARUH

TOXIC PARENTS & HIPER PARENTING


Terhadap
Pembentukan Karakter Anak

Hyper Parenting

dr. Aisah Dahlan, CHt., CM NLP


Toxic parents adalah
orangtua yang
tidak menghormati
dan
tidak memperlakukan
anaknya dengan baik
sebagai individu.
Meski orangtua toxic kerap berdalih
apa yang dilakukannya
semata-mata karena kasih sayang,
tetapi pola asuh yang toxic
tentu saja tak baik untuk dilakukan
Ciri-ciri toxic parents
Disadari atau tidak,
kita bisa saja menjadi
toxic parents.
Oleh sebab itu, agar dapat
mewaspadai perilaku kita
sendiri terhadap anak ,
terdapat ciri-ciri toxic parents
yang penting untuk
diperhatikan.
Mengutamakan diri sendiri
Toxic parents selalu
mengutamakan kebutuhannya
sendiri dan tidak
mempertimbangkan kebutuhan
maupun perasaan anak.
Selain itu, ia juga tak akan
berpikir mengenai dampak
perilakunya tersebut
pada anak.
Tak dapat memperlakukan anak dengan baik
Orangtua yang toxic
tak dapat memperlakukan
anaknya dengan baik.

Bahkan pada tingkat yang dasar


saja, seperti rasa hormat dan
kesopanan,
mereka enggan melakukannya.
Sulit mengendalikan emosi
Toxic parents kerap mengalami
kesulitan dalam mengendalikan emosinya.
Ia cenderung bereaksi berlebihan atau
dramatis ketika anak melakukan kesalahan.

Selain itu, kemarahannya pun seringkali tak


dapat diprediksi. Ia tak akan segan untuk
memukul, memaki, atau melakukan
kekerasan lainnya.
Suka mengontrol
Orangtua toxic senang mengontrol
anaknya dengan ketat.
Ia akan mengatur apa yang harus
dilakukan oleh anak,
kapan dan bagaimana sang anak
melakukannya.

Toxic parents selalu


mencampuri urusan pribadi Anak.
Selalu menyalahkan anak
Atas perbuatan yang telah
dilakukannya, orangtua toxic justru
akan menyalahkan semuanya
pada anak.

Selain itu, apa pun usaha dan hasil


yang dilakukan oleh anak
tak pernah cukup baik baginya.

Orangtua selalu mencari kesalahan


dan jarang mengapresiasi anak.
Sering mempermalukan anak
Orangtua yang toxic juga kerap
mempermalukan anaknya
dengan sangat buruk.
Ia akan mengejek, merendahkan,
memukul, memaki, atau
meneriaki anak di depan orang
lain, terutama teman-temannya,
sehingga anak merasa
sangat malu.
Merasa bersaing dengan anak
Bukan hanya selalu merasa benar, toxic
parents juga akan bertindak seperti
orang yang sedang bersaing
dengan anak.

Jadi, alih-alih menyemangati dan merasa


bahagia atas keberhasilan anak, ia malah
membuat anak down,
mengabaikannya,
dan merasa tak suka jika anak senang.
HYPER PARENTING

Sebuah penerapan pola asuh yang seringkali


dilakukan di luar kontrol,
meskipun orangtua memiliki tujuan agar
anak-anaknya bisa memiliki
pencapaian terbaik.

Dalam pola pengasuhan hyper parenting,


orangtua hanya ingin anaknya terlihat
sempurna dan dituntut sukses tanpa
memikirkan perasaan anak.
Orangtua memiliki rasa cemas
berlebihan terhadap sesuatu yang Ciri-ciri
sedang dialami oleh anaknya. Hyper Parenting
Pada tipe ini, orangtua seolah ingin
selalu memastikan si Kecil
tidak melakukan
kegiatan-kegiatan yang dilarang olehnya.

Orangtua sangat detail seperti harus


mengetahui dan memastikan kondisi
anak-anaknya setiap saat.
Orangtua mudah sekali frustasi
dan menganggap dirinya gagal Hyper
Parenting
dalam mendidik ketika
perkembangan
anaknya tidak sesuai keinginan.

Orangtua seringkali berperilaku


tidak masuk akal dengan meminta
anak melakukan berbagai kegiatan
tanpa melihat kondisi tubuhnya.
Orang tua yang
masuk kategori
Toxic Parent
biasanya ada
gangguan
di otaknya.

Bisa jadi karena ada


trauma atau
memang ada
gangguan kejiwaan.
Human Brain
OTAK MANUSIA

Kiri Kanan

Dilihat dari samping kiri Dilihat dari atas


Pikiran (Jiwa) Sadar
Disebut :
Conscious Mind

Pikiran (Jiwa) Bawah Sadar


disebut :
Subconscious Mind
 Reasoning
 Critical thinking
Power 10 %  Logical thinking

Power 90%
Memori Self Image
Watak Bakat Trauma

Emosi Habits Imajinasi

Intuisi Believe
Inner Child
USIA KEHAMILAN 9 BULAN

Bentuk dan fungsi


otak sudah
semakin
sempurna. Dan
koneksi sel syaraf
semakin
bertambah banyak
dengan adanya
stimulasi dari
ibunya.
NEURON (SEL SYARAF)
SAMBUNGAN NEURON DALAM OTAK MANUSIA
Ketika bayi dilahirkan
ada sekitar
100 milyar neuron
yang terbentuk
sehingga ukuran otak
bayi sudah mencapai
60% dari ukuran otak
dewasa.
LISE ELIOT, PH.D.
NEUROSCIENTIST dari
MEDICAL SCHOOL CHICAGO
LISE ELLIOT, Ph.D , adalah
seorang ibu dan juga
seorang peneliti.
Dia melakukan penelitian perkembangan
otak bayinya sendiri.

Sebuah alat khusus dipasang di kepala


bayinya. Kemudian alat itu dihubungkan
dengan kabel-kabel komputer.
Sehingga dia bisa melihat pertumbuhan
sel otak anaknya melalui layar monitor.
Ketika bayinya bangun, dia
memberikan ASI. Ketika sang Bayi
minum ASI, dia melihat gambar-
gambar sel otak itu membentuk
gambaran yang indah.

Ketika sedang asyik menyusui,


bayi yang berusia 9 minggu itu,
Tiba-tiba menendang kabel monitor.

Si IBU kaget dan berteriak “NO !”


Teriakan si Ibu membuat
bayinya kaget.
Saat itu juga si Ibu melihat gambar
sel otak anaknya menggelembung
seperti balon. Membesar dan pecah.

Kemudian terjadi perubahan warna


yang menandai kerusakan sel otak.
“Mungkin kesedihan ini hanya saya yang
menanggungnya. Sebagai ibu dan sekaligus
sebagai scientist, saya menyaksikan otak anak
saya hancur oleh teriakan saya sendiri,
ibunya,” tukas Lise Eliot, PhD, seorang
Neuroscientist di Chicago Medical School

dalam bukunya “What’s Going On in There?


How the Brain and Mind Develop in The First
Five Years of Life”

(Bantam, 2000).
Sambungan Neuron yang terlanjur
tersambung dan memuat
Memori Luka akan tetap
ada bekasnya.

Dan untuk membuat memori


tersebut dipulihkan dengan cara
“Minta Maaf” dan “Memaafkan”.
Saat memasuki usia 5 tahun,
perkembangan otak menjadi lebih tajam.
Setiap pengalaman yang dirasakan anak akan
membentuk sinaps (koneksi syaraf).
Perkembangan otak anak dipengaruhi oleh
lingkungan anak.

Bila anak mengalami pengalaman negatif


maka otak akan membentuk ingatan negatif
karena sinaps yang terbentuk.
Ingatan negatif tersebut akan
membentuk trauma.
DAMPAK ANAK SERING DIMARAHI

ANAK
ANAK MEMPUNYAI
MENJADI PERCAYA DIRI
PEMARAH YANG BURUK

ANAK
MEMILIKI ANAK SUKA
SIFAT EGOIS & ANAK MENJADI MENENTANG
KERAS KEPALA TRAUMA &
DEPRESI
Kemarahan tidak mengajarkan apa-apa terhadap
perkembangan si kecil.
Justru membuat renggang ikatan batin antara orang tua
dan anak, anak akan merasa tidak nyaman dan takut karena
perilaku orang tuanya.
Ya Allah,
Saya mohon
lembut pada…
(sebut nama lengkap)
Ya Allah
saya maafkan anakku …
(sebutkan nama lengkap)
Dan ampuni ia….
ya Allah
Maka karena rahmat dari Allah, engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka,
sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan dari sekitarmu.
Maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun bagi mereka,
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam sesuatu urusan.
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad,
maka bertawakallah kepada Allah.
Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.
(QS. Ali imraan : 159)
MEMAAFKAN
PENGALAMAN
MASA KANAK-KANAK
WATAK
Neo dan Bakat
Cortex Limbic OTAK MANUSIA
System TERDIRI DARI :
Otak Batang Otak
Reptil (Otak Reptil)
Sistem Limbik
(Otak Mamalia)
Neo Cortex
MEMORI

Lahir Akil Baligh Usia


Sekarang

Dalam
rahim
Masa kanak-kanak Remaja Dewasa

Inner Child Menikah


Inner Child
Luka
Pengasuhan
Masa lalu
Dalam
Bayi Anak
rahim

Baligh
PRE FRONTAL
CORTEX

Orang Tua membantu Anak untuk


mengisi Pre Frontal Cortex dengan
Mengaji dan Mengkaji
apa yang ALLAH mau.
Agar Neuron terkoneksi di Otak
bagian Prefrontal Cortex membentuk
Memori Prinsip-prinsip.
ULAMA IMAM
AL GHAZALI
TITIK QALBU
SUARA TUHAN
40.000
Neuron

The POWER
of
QALBU
Terima Kasih
Jazakumullah Khairan

Anda mungkin juga menyukai