TEMAN SEBAYA
03 04
Kajian tentang
Komunikasi Tips: Do and Don’t
dengan Remaja
01
Intro…
➢ Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-
anak ke masa kehidupan orang dewasa
➢ Remaja adalah periode penting selama rentang kehidupan
➢ Ada 3 tahap selama usia 10-21 tahun (early, middle, dan late adolescent)
➢ Identik dengan penyimpangan perilaku (Juvenile Deliquency)
➢ Terjadi beberapa perubahan dan perkembangan yang meliputi
perkembangan Fisik dan Psikososial
➢ Urgensinya komunikasi orangtua dan remaja sebagai preventive
Klasifikasi Periode Remaja
1. Masa remaja awal (10-14 thn): Biasanya duduk di bangku Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah Pertama, dengan ciri-ciri: (1) tidak stabil keadaannya, lebih
emosional, (2) mempunyai banyak masalah, (3) masa yang kritis, (4) mulai tertarik
pada lawan jenis, (5) munculnya rasa kurang percaya diri, dan (6) suka
mengembangkan pikiran baru, gelisah, suka berkhayal dan suka menyendiri.
3. Masa remaja akhir (19-21 thn): Ditandai dengan ciri-ciri: (1) aspek-aspek psikis
dan fisiknya mulai stabil, (2) meningkatnya berfikir realistis, memiliki sikap pandang
yang sudah baik, (3) lebih matang dalam cara menghadapi masalah, (4)
ketenangan emosional bertambah, lebih mampu menguasai perasaan, (5) sudah
terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi, dan (6) lebih banyak
perhatian terhadap lamabang-lambang kematangan.
Juvenile
Deliquency
• Kenakalan remaja (juvenile deliquency):
merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada
anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu
bentuk pengabaian sosial, sehingga terbentuk tingkah
laku yang menyimpang (Larasati, 2019).
• Delinkuensi atau kejahatan remaja merupakan reaksi
terhadap masalah psikis remaja itu sendiri, kurang lebih
90% dari jumlah remaja delinkuen berasal dari keluarga
berantakan (broken home). Kondisi keluarga yang tidak
bahagia akan menimbulkan masalah psikologis dan
penyesuaian diri pada remaja
Bentuk Juvenile Deliquency
Bentuk-bentuk perilaku deliquency menjadi empat kategori, dengan uraian sebagai berikut:
1) Pertama, kenakalan yang menimbulkan korban fisik dan mental pada orang lain, antara
lain perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, seks bebas, bullying dan lain-
lain.
2) Kedua, kenakalan yang menimbulkan korban materi, antara lain perusakan, pencurian,
pecopetan, pemerasan, dan lain-lain.
3) Ketiga, kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain, tetapi
merusak diri sendiri antara lain pelacuran, penyalahgunaan obat, merokok dan minuman
keras.
4) Keempat, kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status sebagai pelajar,
dengan cara membolos dan melanggar peraturan sekolah, melawan orangtua,
mengingkari status orang tua, dll
Penyebab Juvenile Deliquency
PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan fisik individu
meliputi empat aspek, yaitu : Pertumbuhan/perubahan
(Kuhlen dan Thomson, 2017) Fisik Remaja:
Riwayat Kesehatan
Gangguan emosional
Kurang rangsangan fisik Anak yang dari masa kanak-kanak sudah
dari lingkungan mengalami ketidaknyamanan kehidupan seperti
sedih, tertekan, kekurangan kasih sayang akan
mengalami ganggual emosional yang
menyebabkan terbentuknya streoid adrenal
yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat
berkurangnya pembentukan hormon
pertumbuhan di kelenjar pituitari
02
Perkembangan Psikososial
05
Membangun otonomi (Autonomy vs Tahap Membangun Identitas di
Usia Remaja: 12 – 18 Tahun
02
Shame and Doubt): 18 bln – 3 thn
Konflik identitas dan kebingungan peran terjadi
Bayi sudah tumbuh menjadi anak-anak dengan
pada usia remaja. Ini akan mempengaruhi
kemampuan pengendalian diri. Fase otonomi vs
kehidupannya di masa depan. Seorang remaja
rasa malu dan ragu ini cukup krusial
mungkin akan mencoba peran yang berbeda
Tahap Berinsiatif vs Rasa untuk menemukan yang paling cocok
Bersalah bagi Anak Usia Pra Tahap Menjalin Kedekatan di
07 08
Tahap Dewasa Usia Tahap Kematangan di
40 Hingga 65 Tahun Usia 65 Tahun Hingga
Meninggal Dunia
Di tahap dewasa, Anda akan
berfokus pada kontribusi kepada Pada tahap ini, Anda akan
masyarakat dan generasi merefleksikan apa yang telah
berikutnya, termasuk dilakukan saat menjalani masa muda.
membesarkan anak.
Tugas Perkembangan Remaja
(Yudrik Jahja dalam Putro 2017)
✹ fear
✹ sadness
✹ rage
✹ pride
✹ to love
✹ happiness
03
Komunikasi Ortu dan
Remaja
Sebelum bicara tentang Komunikasi efektif antara Ortu
dan Remaja
BONDING (KELEKATAN)
1. Keterikatan emosional dan komitmen yang dibuat seseorang untuk sebuah hubungan sosial
dengan orang tua, pengasuh, saudara kandung, teman sebaya, teman sekolah, guru, mitra
raksasa, dan anggota masyarakat lainnya di sepanjang siklus kehidupan (Lee&Lok, 2012)
2. Ibu menduduki peringkat pertama sebagai figur lekat utama anak, ibu biasanya lebih banyak
berinteraksi dengan anak dan berfungsi sebagai orang yang memenuhi kebutuhannya serta
memberikan rasa nyaman (Purnama & Wahyuni, 2017)..
3. Ayah juga mempunyai peranan penting dalam penentuan status kelekatan anak.
Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak berhubungan dengan pencapaian akademik,
kompetensi sosial, dan harga diri anak-anak mereka (Purnama & Wahyuni, 2017).
4. Faktanya, transisi remaja yang sehat menuju otonomi dan dewasa difasilitasi oleh kelekatan
yang aman dan hubungan emosional dengan orang tua (Jiang 2017 dalam Astrid 2020)
JUSTIFIKASI: KENAPA KOMUNIKASI ANTARA ORTU
DAN REMAJA ITU PENTING
• Komunikasi orangtua dengan remaja merupakan proses pembentukan kognisi, sikap dan
perilaku remaja, yang berpengaruh pada perkembangan remaja dan disinilah unsur
pendidikan terhadap remaja akan dibentuk (Larasati, 2019).
• Keluarga merupakan unit komunitas sosial terkecil yang sangat berperan dalam proses
perkembangan seorang individu. Selain faktor dari lingkungan sosial dan teman sebaya,
keluarga merupakan faktor utama yang membentuk karakter anak karena lingkungan sosial
pertama yang dikenal oleh anak adalah keluarga. Komunikasi interpersonal antara orang tua
dengan anaknya dapat menumbuhkan kepercayaan anak terhadap orang tuanya, sehingga
dapat mempertahankan kedekatan (Christian, 2018).
• Salah satu kunci penting untuk dapat menjadi sahabat bagi remaja adalah membangun
hubungan harmonis yang diawali dengan lancarnya komunikasi antara keduanya atau
disebut juga “komunikasi efektif”. Komunikasi efektif sendiri berarti saling bertukar informasi,
kepercayaan, perasaan, ide, dan sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya
sesuai dengan harapan (Dewi, 2020)
• Kurangnya pemantauan, perhatian dan komunikasi dari orangtua kepada remaja
memberikan kontribusi besar pada penyimpangan perilaku remaja. Komunikasi efektif
orangtua remaja dapat menjadi salah satu faktor untuk menekan perilaku agresif pada
remaja (Pratidina, 2019)
Kesalahan dalam Komunikasi Anak dan Orang Tua
1
Tidak Menyimak Perkataan Anak:
2
timbul sekat antara satu dengan yang
lain, hingga akhirnya antara apa yang Dominasi Emosi: Ketika 3
disampaikan satu pihak dengan yang berkomunikasi dengan dominasi Underestimate: Anak juga memiliki kebutuhan untuk
diterima dan dipahami pihak lain emosi, maka yang terjadi adalah dihargai. Ketika mereka menceritakan atau
menjadi tidak sinkron. terjadi distorsi pada informasi menyampaikan sesuatu, mereka ingin apa yang
yang disampaikan mereka sampaikan juga diperhatikan, disimak, dan
dipandang penting oleh orang tua.
5 6
4 Memberikan kritik berlebihan:
Sering menceramahi: Memberi Kritik-kritik yang disampaikan dengan
Hanya Berbicara Ketika Ada Masalah: Tercipta
nasihat adalah hal yang bagus kata-kata yang tidak tepat dan
jarak antara orang tua dengan anak. Anak
namun jika dilakukan dengan cara cenderung meremehkan akan
memiliki perasaan tidak dihargai dan hanya
yang kurang tepat, anak merasa membuat anak takut berekspresi
menjadi objek sasaran koreksi orang tua saja.
diceramahi terus menerus maka bahkan kehilangan kepercayaan diri.
anak bisa jadi akan semakin
menarik diri dari orang tuanya
TOXIC PARENT
Memperlakukan anak
seperti orang yang Memaksakan keinginan
bodoh orang tua pada anak
Thoughts Sore
Memukuli anakeyes
Orang tuanya terlalu
mengekang vs tidak
memperdulikan anak Mengatakan kata-kata yang
Headaches Snot
membuat ortidak
anak getpercaya
sick
Memarahi anak secara diri dan merasa tidak dicintai
berlebihan oleh orang tuanya sendiri
• Emotional or Esteem Support: Dukungan ini melibatkan ekspresi rasa empati dan
perhatian, kepedulian, penghargaan positif
• Tangible or instrumental Support: Dukungan ini merupakan dukungan nyata atau
bantuan langsung
• Informational Support: Dukungan informasi ini dapat berupa pemberian nasehat, saran,
problem solving
• Companionship Support: Dukungan berupa jaringan dalam berbagai minat dan aktivitas
bersama
Kenapa Teman Sebaya Lebih Nyaman untuk Remaja
dibandingkan Ortu:
Suasana Psikologis
Bahasa (Verbal dan Non Verbal)
Bentuk Keluarga
Trust
STRATEGI KOMUNIKASI
ORTU-REMAJA
1 Identifikasi Perasaan Remaja, Penerimaan, Berikan DO
Kepercayaan, Empati dan Peduli dengan pesan non
verbal