Anda di halaman 1dari 16

Mengenal

Perkembangan Emosi
pada Anak

Yogyakarta, 19 Desember 2021


• Associate Member Centre for Public Mental Health (CPMH), Universitas
Gadjah Mada periode 2009-2011
• Konselor Psikologi pada Panti Sosial Tresna Wredha “Abiyoso” Pemprov DIY
tahun 2010-2011
• Menyelesaikan kuliah Magister Profesi Psikologi Pendidikan UGM tahun 2011
• Penulis buku “Cara Cerdas Pilih Jurusan Demi Profesi Impian” tahun 2010
• Kolumnis rubrik edukasi Kompas.com tahun 2018-2019
• Koordinator penulis “Panduan Mengenali Gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktivitas” tahun 2021
• Founder @omahlebahkecil, lembaga Pendampingan Psikologi Pendidikan
dan Parenting tahun 2021

Bondhan Kresna Wijaya


Apa yang mau kita bahas?

Mari kita berkenalan dengan


Emosi
01 Senang – marah – takut - sedih
Bahan Bacaan
03 Artikel atau buku bermutu yang
bisa dibaca orangtua
Perkembangan Emosi pada
Anak
02 3 tahap perkembangan emosi
Pendahuluan
Orangtua atau pengasuh merupakan role model utama bagi
anak. Bagaimana mereka berperilaku, berbicara,
mengekspresikan emosi. Semua akan ditiru oleh anak.

Orangtua yang bisa menunjukkan pengelolaan emosi yang


baik akan menular pada anaknya.

Pengelolaan emosi yang baik dimulai dari mengenali apa itu


emosi, penyebabnya, tanda-tandanya, dan bagaimana
mengontrolnya.
“Parenting is the toughest job on
earth as your are responsible for
the physical, emotional and
mental development of another
human being”

Psikolog, Salah satu nominee hadiah Nobel (1997,1998, & 1999),


penulis buku “Parent Effectiveness Training”
Mari Kita Berkenalan
(lagi) dengan Emosi
Kurang lebih ada 27 jenis emosi/perasaan.
Tapi ada 4 jenis emosi yang utama (senang –
marah – takut – sedih)

Contoh emosi yang lain misalnya gugup,


malu, kesepian, bingung, terkejut, jijik, dan
lain-lain….
Senang
Bahagia, gembira, girang, sukacita

Apa yang bisa kita ajarkan pada anak supaya mereka mengenali
perasaannya? Kita bisa mulai dengan bicara dengan anak…

Apa yang menyebabkan kamu senang? Apakah orang yang sedang senang selalu
• Dibelikan eskrim
tertawa?
• Ada teman main ke rumah Tidak mesti, ada juga orang yang sedang senang tapi tidak
• Diajak jalan-jalan tertawa, misalnya sedang serius bermain lego. Kamu senang tapi
karena sedang serius jadi sulit tertawa.
Ada juga orang yang sedih tapi berusaha tertawa atau
Bagaimana tandanya orang sedang tersenyum supaya tidak terlihat kesedihannya
senang?
• Tersenyum Apakah kita bisa senang terus-menerus?
• Tertawa
• bersemangat Tidak, karena kehidupan itu tidak sempurna. Kadang-kadang kita
menemui kemudahan, tapi juga kesulitan yang membuat kita
takut, marah, atau sedih. Tapi kesulitan-kesulitan itu biasanya
juga tidak terus-terusan.
Sedih
Muram, sendu, susah

Apa yang bisa kita ajarkan pada anak supaya mereka mengenali
perasaannya? Kita bisa mulai dengan bicara dengan anak…

Apa yang menyebabkan kamu sedih? Apakah orang yang sedang sedih selalu
menangis?
• Es krimku direbut kakak
• Tidak ada teman yang mau main
• Aku terjatuh dan tanganku sakit terluka Tidak, ada juga orang yang sedang tertawa sampai
mengeluarkan air mata seperti menangis. Atau orang yang
kelilipan :D
Bagaimana tandanya orang sedang sedih?
Apakah kita bisa senang lagi kalau sedang
• Menangis bersedih?
• Tidak ingin bicara dengan orang lain
Bisa, ketika kita sedih kita bisa bicara dengan ayah atau dengan
• Lemas, tidak bersemangat
ibu. Kalaupun ingin sendiri dulu pun tidak apa-apa. Tapi bicara
dengan ayah atau ibu bisa membantu kita untuk mengurangi
kesedihan, apalagi kalau kita bisa berpelukan sama ayah, ibu
atau saudara.
Marah
Frustasi, terganggu, iri

Apa yang bisa kita ajarkan pada anak supaya mereka mengenali
perasaannya? Kita bisa mulai dengan bicara dengan anak…

Apa yang menyebabkan kamu marah? Bagaimana kita bisa mengatasi diri bila
sedang marah?
• Aku main puzzle tapi susah sekali atau
• Kita bisa berlatih pernafasan, tarik nafas panjang. Lalu hitung
main lego tapi susah lepasinnya
• Kakak dapat permen lebih banyak, ayah mundur sampai 10. Lepaskan.. Ulangi sampai perasaan terasa
tidak adil lebih ringan
• Ayah tidak mau beliin mainan • Atau kita bisa ngobrol dengan orang yang kita sayangi,
kenapa kok kita marah
Bagaimana tandanya orang sedang Bagaimana kalau kamu menyebabkan
marah? orang lain marah?
• Ingin berteriak Harus minta maaf, tanya kenapa aku menyebabkan orang lain
• Ingin memukul marah dan berjanji tidak mengulangi lagi
• Wajahnya memerah
• Mengentak-entakkan kaki
Takut
Khawatir, panik, grogi

Apa yang bisa kita ajarkan pada anak supaya mereka mengenali
perasaannya? Kita bisa mulai dengan bicara dengan anak…

Apa bedanya takut dan khawatir ? Bagaimana tandanya orang sedang takut?
• Bulu kuduk kita berdiri
• Merasa deg-degan
• Gigi gemeretak

Takut Khawatir Apakah gelap benar2 menakutkan?


Si tikus takut karena Si tikus khawatir
ada bahaya kalau-kalau ada Sebenarnya tidak. Kita merasa takut karena kita tidak bisa
(kucing). Takut kucing datang
membuat tikus lari
melihat ketika gelap. Wajar merasa takut untuk membuat kita
makin berhati-hati. Tapi biasanya tidak ada yang menakutkan
ketika mati lampu misalnya.
Kita bisa juga takut, Kita bisa juga
misalnya kalau khawatir, misalnya
gelap, atau kalau ketika pertama kali
ada ular masuk sekolah, atau
kita memecahkan
piring milik Ibu
Perkembangan
Emosi pada Anak

Perkembangan emosi pada anak bisa dibagi


menjadi 3 tahapan penting

Sejak anak masih bayi kita sudah bisa melihat


anak menangis atau tersenyum secara
spontan, baru pada usia lebih dari satu tahun
anak bisa mengekspresikan emosi, dan pada
usia 5 tahun, diharapkan anak sudah bisa
mengenal dan mengelola emosinya
Usia 0 – 2 tahun
Mengenali emosi
Pamela Cole Ph.D, professor psikologi dari Pennsylvania State University mengatakan bahwa bayi lahir
hanya dengan 3 emosi (senang, marah, dan takut). Itupun emosi yang diekspresikan, misal bayi usia
bulan 1 terlihat tertawa adalah hasil aktivitas neurologis, bukan karena bayi sedang senang.

Pada usia 3 bulan, bayi baru mampu mengembangkan ”social smile”, yaitu bayi tersenyum atau
tertawa ketika melihat ada wajah orang lain di dekatnya (stimulus eksternal). Mulai usia ini penting
bagi anak untuk mendapatkan sebanyak mungkin stimulus (mendengar, melihat, dan merasakan ada
orang di sekitarnya (Orangtuanya)

Ketika wajah bayi memerah dan terlihat marah apakah dia memang marah? Belum tentu. Untuk bayi
di bawah 6 bulan biasanya bayi wajahnya seperti marah ketika merasakan sensasi tidak nyaman
misalnya basah, lapar, atau capek

Emosi takut bukan bawaan dari bayi, tapi lebih karena terkondisikan. Misalnya bayi yang kaget akan
suara keras lalu menangis. Atau pada usia lebih dari 6 bulan, bayi akan mengembangkan rasa takut
terpisah dari orangtua atau pengasuhnya

https://www.parents.com/baby/development/behavioral/emotions-in-the-first-year/
Usia 2 – 3 tahun
Mengekspresikan emosi

Anak mulai usia dua tahun umumnya akan mulai berkembang perbendaharaan katanya, dan mulai
bisa mandiri. Mereka mengekspresikan emosi sangat berbeda dengan bayi. Misalnya :
• Menggambar monster yang menakutkan (ekspresi rasa takut)
• Mulai tantrum ketika apa yang diinginkan tidak dikabulkan (ekspresi rasa marah)

Anak pada usia ini mulai merasakan berbagai perasaan (senang, marah, takut, sedih) tapi belum bisa
mengelolanya, belum bisa mengekspresikannya secara tepat. Mana ekspresi yang sehat mana yang
tidak sehat

Apa yang bisa orangtua lakukan?

• Tetap menunjukkan ekspresi tenang ketika anak tantrum


• Setiap kali anak mengekspresikan emosinya, beritahu anak emosi apa yang sedang dirasakan
• Berikan apresiasi setiap kali anak mengekspresikan emosinya dengan sehat. Misalnya :
• Memberi tahu orangtua kapan dia merasa senang atau sedih
• Ketika marah tidak berteriak-teriak, tidak melempar atau memukul
• Bisa menggambarkan kenapa anak merasa takut

https://www.rasmussen.edu/degrees/education/blog/stages-of-emotional-development/
Usia 3 – 5 tahun
Mengelola emosi

Pada usia ini anak mulai masuk sekolah. Belajar dan bermain bersama anak lain bisa menimbulkan friksi.
Namun mereka tidak bisa mengandalkan orangtuanya ketika di sekolah. Anak mulai mengembangkan cara
baru untuk mengelola emosi. Peran guru dan orangtua sangat penting untuk membantu anak bisa
mengelola emosinya dengan baik

Apa yang bisa orangtua lakukan?

• Beri anak strategi mengelola emosi. Ketika anak marah atau sedih, misalnya strateginya adalah pergi ke tempat
yang tenang, tarik nafas dalam-dalam, bilang kepada guru, dan misalnya bisa dengan menggambar dan
mewarnai. Praktekkan bersama anak di rumah.
• Jangan menuntut anak terlalu banyak, atau terlalu sedikit. Menuntut anak untuk selalu menjadi yang terbaik di
kelas tidak terlalu bagus. Karena ketika prestasinya sedikit menurun, anak akan menjadi stress. Begitu pula
orangtua yang tidak berharap banyak juga tidak terlalu bagus, karena anak bisa bingung dan tidak punya
tujuan.
Bahan Bacaan

https://www.youtube.com/teded

https://www.youtube.com/c/SproutsVideos

https://www.youtube.com/c/PracticalPsychologyTips

https://www.youtube.com/c/Psych2go

https://kolom.kompas.com/bondhan.kresna?page=2
https://www.rasmussen.edu/degrees/education/blog/stages-of-emotional-development/
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai