Anda di halaman 1dari 51

Kenali

Potensi Anak
Sejak Dini

Download at

https://www.facebook.com/Gr4pho

Kenali
Potensi Anak
Sejak Dini

Sumber :
Buku Sidik Jari Cerdas Frisian Flag 2011

Download at

https://www.facebook.com/Gr4pho

Kenali Potensi Si Kecil dari Ujung Jarinya

Sesungguhnya sidik jari anak merupakan surat cinta Tuhan untuk kita
para orang tua agar dapat memahami potensi yang mereka miliki.
Analisa sidik jari adalah pengukuran
psikobiometrik yang mencirikan papa
ran genetic seseorang untuk mengetahui potensi bawaan lahirnya berdasarkan cara kerja otak yang paling
dominan.Ini salah satu cara untuk
membaca dan mengetahui potensi
anak agar orang tua dapat memberikan stimulasi, sarana, dan
arahan yang sesuai dengan bakat anak.

Setiap anak memiliki potensi kecerdasan bawaan yang beragam


apapun latar dan kondisi keluarganya. Masalah mulai muncul saat
potensi kecerdasan bawaan anak yang menonjol tidak termasuk
kedalam kecerdasan yang dinilai di sekolah. Anak tersebut sering
dianggap bodoh, tapi benarkah demikian?
Perlu kita ingat bahwa di dunia tidak ada anak yang bodoh,
melainkan hanyalah anak yang tidak distimulasi sesuai dengan
potensi dominannya. Anggapan negative tidak akan terjadi jika
orang tua dan guru sudah mengetahui potensi kecerdasan anak
tersebut sejak dini.

GAYA BELAJAR ANAK

Apa yang ada dibenak saudara mendengar kata belajar?


Sebagian dari kita mendengar kata belajar berarti duduk diam
diatas kursi, didepan meja, mata tertuju ke depan dengan
badan tegak. Menegangkan bukan?. Hal ini sangat disayangkan
karena proses belajar seharusnya menyenangkan karena dari
sana mereka bisa mendapatkan pengalaman / informasi baru.

Apa reaksi anak-anak ketika merasakan proses belajar yang


menegangkan tersebut? Bagi anak yang berani mereka akan
langsung protes atas perlakuan tersebut, reaksi lainnya ada yang
gelisah,mengganggu kawan lainnya, mengobrol atau tidur, atau
hanya diam mengikuti aturan yang ada. Tetapi pastinya akan
kurang hasil yang diharapkan dengan proses belajar seperti itu.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam proses belajar,

sebaiknya kita mengenali terlebih dahulu karakter anak, ini untuk


memudahkan harapan kita dalam menyampaikan informasi
(pelajaran) dan anak dengan mudah menerima informasi
tersebut.
Karakter (gaya) dalam proses belajar dibagi tiga, yaitu visual
(penglihatan), Auditori (pendengaran), dan Kinestetik (gerak
tubuh). Ketiga gaya ini semuanya perlu diberikan kepada anak
dan setelah menemukan gaya yang sesuai maka gaya belajar
tersebut yang dioptimalkan tanpa memberhentikan atau
mematikan gaya belajar lainnya.
Memang dengan analisa sidik jari, dominan gaya belajar langsung
dapat diketahui sampai hasil prosentasenya dari tiap-tiap gaya
tersebut. Tetapi untuk mengetahui karakter anak dalam belajar
juga bisa kita ketahui dengan memberikan semua gaya tersebut
dan mengamati cara mana yang lebih cepat diterima anak
tersebut, itulah gayanya dan yang perlu dioptimalkan.

1. VISUAL

Tipe gaya belajar visual cenderung lebh


mudah menerima informasi melalui
INDERA PENGLIHATAN.
Ciri-ciri umum anak VISUAL :

Suka membaca, menonton, melihat gambar, aneka bentuk,


peka terhadap warna
Senang memperhatikan ekspresi, sikap, gaya orang saat bicara
Sangat memperhatikan penampilan, rapih, indah, artistic
Menyatakan emosi dengan ekspresi wajah, bahasa tubuh
Lebih mudah mengingat wajah dibanding nama seseorang
Lebih suka menjelaskan sesuatu dengan gambar, grafik,
diagram
Memiliki daya ingat yang kuat terhadap yang pernah dilihat

Dalam mencoba hal atau mainan baru, lebih suka melihat


contoh atau melihat buku panduan.
Saat tidak beraktifitas, lebih suka melamun, berimajinasi,
menuangkan dalam bentuk gambar, melukis atau menulis.
Mudah menggunakan mind map dalam meringkas pelajaran
Dalam kelas lebih suka dududk di depan
Lebih suka membaca sendiri (dalam hati)
Lebih suka memperagakan dari pada berbicara, jika harus
berbicara akan agak cepat atau tergesa-gesa.
Kendala anak VISUAL :
Kurang menangkap pesan yang disampaikan secara lisan,
orang lain kadang mengira seolah dia tidak mendengarkan atau
tidak peduli.
Sering sulit mengungkapkan apa yang ingin dikatakan, tidak
suka mendengarkan orang lain terlalu lama. Tidak suka bicara di
depan kelompok / publik.

Agak kesulitan dalam menyimak isi pembicaraan jika tidak


berhadapan langsung dengan si pembicara. Misal guru sedang
bicara tapi sambil menghadap papan tulis, ia akan sulit
menangkap apa yang disampaikannya.
Saran orang tua untuk anak VISUAL :
Gunakan bentuk grafis, gambar, warna, film, kartu bergambar
untuk membantu belajar
Memberi tanda pada materi-materi yang penting, misal dengan
stabilo warna
Untuk menghafal beri kesempatan untuk menvisualisasikan /
membayangkan object yang akan dipelajari
Latih anak untuk membuat ringkasan pelajaran dengan point
penting,diagram, grafik, mind map.
Cari tahu tipe guru pengajar di sekolah. Apabila tidak sesuai
dengannya maka ulangi dirumah dengan kreativitas
memvisualisasikan materi tersebut.

Optimalkan dan memperkaya kegiatan indera penglihatan, misal


melihat pemandangan, gunung, pantai, alam, dsb.

2. VISUAL

Adalah tipe gaya belajar dengan cenderung lebh mudah


menerima dan mengolah informasi dengan mengunakan
INDERA PENDENGARAN.
Ciri-ciri umum anak AUDITORI :

Suka mendengar radio, music, sandiwara, debat


Suka dibacakan cerita dengan berbagai intonasi. Suka
membaca dengan suara keras (terdengar).
Mengungkapkan emosi dengan verbal,
perubahan intonasi atau nada bicara.
Mudah mengingat kata-kata atau gagasan
orang lain, mudah mengingat nama
dibanding wajah orang.

Aktivitas creative berupa berbicara, menyanyi, debat, cerita,


diskusi, tanya jawab.
Belajar dengan diiring musik atau lagu
Mendengarkan rekaman untuk mengulangi pelajaran
Sulit diam dalam waktu lama
Bagus dalam berbahasa
Kendala anak AUDITORI

Kurang bisa mengingat apa yang dibacanya bila tidak


disuarakan
Cenderung banyak bicara atau sebaliknya sangat pendiam
Tidak bisa belajar dalam suasana berisik
Lebih memperhatikan infomasi yang didengar,sehingga kurang
memperhatikan hal-hal baru di lingkungannya.

Saran untuk Orang tua anak AUDITORI


Baca dan ulang-ulang pelajaran dengan bersuara dan intonasi
yang berbeda.
Bantu dengan music sebagai sarana belajar
Rekam materi yang diajarkan di sekolah
Lakukan review verbal
Memberikan reward, misalkan dengan menelpon kakek atau
nenek dan menceritakan perbuatan baiknya atau prestasiprestasinya.
Rekam ide-ide dan pikirannya sebelum di tuang dalam bentuk
tuisan.

3. KINESTETIK

Adalah tipe gaya belajar dengan cenderung


lebh mudah menerima dan mengolah informasi
melalui serangkaian aktivitas MENGGERAKKAN
sebagian /seluruh anggota tubuh, dan mempraktekkan hal-hal yang dipelajari.
Ciri-ciri umum anak KINESTETIK
Menyukai kegiatan aktif baik social, kesenian,maupun olah raga.
Sulit duduk dengan tenang, selalu ingin bergerak, memiliki
koordinasi tubuh yang baik.
Gemar menyentuh semua yang dilihat, dan ia kerap
menggunakan gerakan / bahasa tubuh untuk mengekspresikan diri
atau mengungkapkan emosinya.

Mencari perhatian lewat fisik,misal menyentuh


orang lain atau menggerakkan tangannya secara aktif
Jika ada hal atau mainan baru, langsung ingin mencobanya
Jika berkomunikasi sering menggunakan kata-kata yang
mengandung aksi dan gemar memakai objeck nyata untuk alat
bantu. Sering menggnakan jarinya untuk menujuk kata-kata yang
dibacanya.
JIka menghafal sesuatu biasanya sambil berjalan-jalan,atau
melihat objek langsung.
Terkadang sambil mengunyah permen ketika mendengar
penjelasan guru.
Menyukai buku atau film petualang
Kendala anak KINESTETIK
Cenderung tidak bisa diam dan terkadang dianggap nakal, usil.
Sulit mempelajari hal-hal abstrak, seperti symbol matematika,

rumus-rumus.
Tidak bisa sekolah di tempat yang muridnya wajib duduk manis,
tenang, monoton.
Energinya yang tinggi apabila tidak disalurkan dengan baik
akan mengganggu konsentrasi belajarnya.
Saran untuk orang tua KINESTETIK
Sekolahkan anak di tempat yang menganut active learning,
dimana siswa lebih banyak terlibat dalam prose belajar.
Belajar dengan berksperimen
Untuk anak yang berenergi lebih, lakukan aktifitas fisik di rumah
sebelum berangkat ke sekolah, misal membantu pekerjaan rumah,
membantu mencuci mobil, keliling naik sepeda.
Di dalam kelas ikut aktif beraktifitas, misal membantu guru
menghapus papan tulis, merapihkan ruangan, dsb.

MEMBINA SOFT SKILL ANAK

Soft skill sering diartikan dengan kemampuan mengelola diri


sendiri (intrapersonal) dan orang lain (interpersonal). Jika dalam
perkembangannya soft skill dapat terbina dengan baik, maka
anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang mampu melakukan
penyesuaian diri dengan baik di lingkungannya.
Berdasar cara kerja otak, ditemukan bahwa sejak lahir anak sudah
memiliki soft skill. Hal yang membedakan respons nya.Semakin
tinggi respons soft skill maka semakin mudah
untuk distimulasi. Pemberian stimulasi yang
terus menerus akan memunculkan
soft skill anak dalam perilaku
sehari-hari.

Empat jenis soft skill :


Kepercayaan diri (Confident)
Kepedulian (Care)
Inisiatif (Initiative)
Kreatifitas (Creativity)

1. Kepercayaan diri
(Confident)

Ciri-ciri anak yang memiliki


kepercayaan diri :
Menerima kelebihan dan
kekurangannya serta memiliki semangat
untuk memperbaiki kekurangannya serta
tidak sombong atas kelebihan yang
dimilikinya.
Memiliki semangat untuk menjadi lebig baik dari sebelumnya,
walaupun tidak berarti menjadi yang terbaik.
Mampu melihat dari sisipositif apa saja yang dialami, ditemukan,
dan dilihat.
Memiliki keyakinan akan kemampuan diri dalam menerima
tantangan termasuk tantangan untuk mencapai cita-cita.
Mampu bangkit dari kegagalan.

Merasa tenang saat melakukan berbagai aktivitas tanpa di


bebani perasaan takut gagal.
Bertanggung jawab atas hal yang ia lakukan
Berani menerima kekalahan maupun kritikan, lalu memperbaiki
diri.
Mudah beradaptasi dengan situasi, lingkungan dan perubahan.
Mampu belajar dari pengaalaman untuk memperbaiki perilaku
dimasa yang akan datang.
Mampu bersikap jujur dan menyatakan pendapatnya secara
terbuka.
Mampu menghadapi persaingan tanpa rasa takut salah maupun
kalah.

Saran untuk orang tua dalam menstimulasi anak agar


kepercayaan dirinya berkembang :
Melatih percaya diri dengan memberi contoh dahulu
Menghargai upaya yang telah dilakukan anak, sekecil apapun
dengan memberikan pujian tulus atas hal-hal yang mampu
ditunjukkaannya baik berupa tindakan ataupun hasil karya.
Menghargai keunikan yang dimiliki anak, tidak membandingbandingkan dengan anak orang lain, kakak atau adik.
Mendukung bakat dan minat anak dengan membantunya
mencari cara untuk menyalurkan dan mengembangkannya.
Bantu anak untuk mengontrol diri baik dalam menerima pujian,
kritikan, kekecewaan, kesedihan,dan lain-lain.
Ajak anak untuk tidak takut melakukan kesalahan. Saat
mengalami kegagalan berikan umpan untuk perbaikannya di
masa depan.
Melatih anak bersosialisasi dengan lingkungan, baik di rumah,
sekolah,atau tempat lainnya.

Mendengarkan pendapat anaknya hingga selesai tanpa


memotongnya. Tidak mencela, mengejek, menyepelekan, meski
pendapatnya tidak masuk akal.
Membantu anak untuk memandang berbagai hal dari segi
positifnya.
Melatih anak menerima keadaan dirinya, baik ketidakmampuan,
keterbatasannya.
Membantu anak menghargai dirinya sendiri dan tidak
membandingkannya dengan orang lain. Memberikan penjelasan
bahwa setiap anak memiliki keunikan masing-masing.

2. Kepedulian (Care)

Ciri-ciri anak yang memiliki kepedulian (Care):


Memperhatikan hal-hal yang terjadi di sekelilingnya
Ringan tangan dalam membantu orang lain
Peduli dengan keluarga maupun orang lain

Memiliki rasa kasih sayang, karena masih anak anak, misalnya


dengan menjaga mainannya, menyayangi hewan, merawat
tanaman
Menyenangi kegiatan social dan kebersamaan
dalam mengerjakan sesuatu, senang dalam
kelompok.

Saran untuk orang tua dalam menstimulasi anak agar


kepeduliannya berkembang :
Puji perilaku baik yang ia tunjukkan. JIka anak melakukan
tindakan empatik, katakana bahwa yang ia lakukan itu benar.
Nyatakan dengan spesifik, Kamu baik sekali mau berbagi dengan
temanmu,tadi mama lihat ia tersenyum. Kelihatannya ia senang
sekali. Mama bangga padamu, Nak.
Ajari anak lebih peduli dan bertanggung jawab. Buatlah
peraturan yang jelas dan konsisten serta ajak anak untuk
mematuhi. Misal dengan merapihkan tempat tidur, memberi
makan hewan peliharaan, merawat tanaman.
Ajari anak untuk berbuat baik dengan mencontohkannya terlebih
dahulu melalui perbuatan konkret, contohnya dengan menengok
orang sakit.
Melibatkan anak dalam kegiatan social dilingkungan sekitar juga
perlu, contohnya dengan menyumbangkan mainan yang ia sukai,
hal ini penting untuk melatih anak member yang terbaik.

Nyatakan rasa sayang, kagum serta bangga kita secara eksplisit,


ekspresif serta nyata, dalam pujian langsung.
Memberikan ucapan yang baik, sikap yang bersahabat, reaksi
yang bijak terhadap apa yang sedang dilakukannya.
Mengkomunikasikan pentingnya menjadi orang yang
penyanyang baik terhadap bergerak maupun tidak bergerak.

3. Inisiatif (Initiative)

Ciri-ciri anak yang memiliki inisiatif


(Initiative) :
Mengerjakan tugas-tugas atas dasar
keinginan sendiri dengan gembira.
Punya rasa keingintahuan yang besar terhadap sesuatu.
Mau memulai segala sesuatu tanpa di suruh
Memiliki respons yang baik terhadap situasi sekitar dan
mengambil inisiatif untuk memecahkan masalah.
Saran untuk orang tua dalam menstimulasi anak inisiatifnya
berkembang :
Melatih perilaku disiplin dengan konsisten, misal dengan latihan
manajemen waktu

Melatih untuk belajar menentukan prioritas apa yang harus


dikerjakan
Berikan pujian / dukungan atas inisiatif anak
Tidak menyalahkan anak ketika inisiatifnya tidak menyenangkan
bagi diri dan orang lain. Berikan pengertian inisitifnya tersebut
tidak cocok untuk situasi tersebut.
Menanamkan rasa tanggung jawab pada anak dengan
mengajaknya menumbuhkan rasa memiliki, misal dengan
merawat barang-barang di rumah

4. Kreatif (Creative)

Ciri-ciri anak yang memiliki kreatif (Creative):


Memiliki banyak ide dalam bentuk imajinasi, misal kotak kayu
menjadi mobil-mobilan
Berwajah cerah dan fisik yang dinamis
Memiliki minat yang luas
Memiliki kemampuan mengeluarkan pertanyaan yang berbobot
Punya rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu menuntut untuk
mendapatkan penjelasan ilmiah
Tidak pernah merasa dibatasi status kaya /
miskin, cacat / sempurna, kota /desa.
Berani mengambil resiko dengan berbagai
pertimbangan
Punya banyak alternative dalam menyelesaikan masalah

Tidak mudah puas, selalu ingin lebih baik


Berani tampil beda
Senang menggali hal-hal baru
Senantiasa memiliki gagasan-gagasan orisinil.
Saran untuk orang tua dalam menstimulasi anak
kreativitasnya berkembang :
Tuntun anak memiliki tokoh idola. Usia anak masih dalam
tahap suka meniru. Ceritakanlah tokoh-tokoh sukses, yang
anda kagumi kesuksesannya, agar anak anda terinspirasi
meniru perilaku dan kebiasaan baiknya. Jika anak (diatas usia
balita) menghadapi masalah, coba katakan padanya,kirakira apa yang dilakukan tokoh idolamu saat menghadapi
masalah serupa?
Bantu anak mengaktifkan otak kanannya dengan
memberikan kesempatan untuk mendengar music, ikut
kegiatan menyanyi, menari, membuat puisi dan sebagainya.

Tambah perbendaharaan kosa katanya, satu hari satu kata.


Sehingga dalam dalam 1 tahun ada 365 kata baru yang
menghasilkan ide/gagasan baru.
Menggunakan kedua sisi tubuh. Misalnya dengan melempar
bola, menyikat gigi, menggambar dan lain sebagainya dengan
menggunakan kedua tangan bergantian.
Biasakan anak untuk melihat secara mendetail. Misalnya, pada
saat berjalan-jalan, biasakan untuk melihat banyak hal, termasuk
bagian-bagian kecil. Pada lain kesempatan, tanyakan hal yang
pernah dilihatnya tersebut.
Ajak anak berimajinasi/bermimpi andai aku.
Biasakan anak membuat catatan/gambar. Catatan dan
gambar yng penuh warna dapat merangsang otak untuk
membuat hubungan dan asosiasi yang berbeda-beda.
Ajarkan anak untuk mendengarkan.
Biasakan untuk bercanda dengan anak. Semakin sering anak
diajak bergurau, semakin tinggi daya berpikir kreatifnya.
Latih anak untuk mengerti konsep menghubungkan, misalnya
harum ruangannya bak di taman bunga.

GAYA EKSPLORASI

Yang dimaksud dengan Gaya Eksplorasi disini adalah gaya/cara


yang digunakan anak untuk menemukan hal-hal baru.
Orang tua atau guru yang mengerti tipe eksplorasi anak dapat
lebih mudah memberikan pelajaran sesuai dengan tipe
eksplorasinya tersebut.
Empat type eksplorasi pada anak :
1. Realistis (Realistic)
2. Imajinasi (Imajination)
3. Observasi (Observation)
4. Eksperimen (Experiments)

1. Realistis (Realistic)

Anak dengan tipe eksplorasi realistis akan


lebih mudah untuk mempelajari berbagai
hal apabila diberikan secara langsung benda-benda nyatanya. Contohnya, pada
saat ia mengenal buah-buahan akan lebih
mudah mengingat jenis dan nama buah
bila melihat buah aslinya.
Saran bagi orangtua untuk menstimulasi anak dengan tipe
eksplorasi Realistis :
Ajaklah anak anda ke dapur untuk mengenalkan berbagai
jenis peralatan masak.
Di ruang makan, kenalkan ia dengan segala perlengkapan
dan peralatan makan.

Bawa anak ke kebun raya atau taman untuk mengenalkan


berbagai jenis tumbuhan.
Kenalkan ia dengan berbagai jenis hewan dengan datang ke
kebun binatang.
Ajak anak ke pasar/toko untuk mengenal jual beli.
Berlibur ke pantai merupakan salah satu cara untuk
mengenalkannya dengan biota laut.

2. Imajinasi (Imagination)

Anak dengan tipe imajinasi bisa memanfaatkan benda-benda di


sekitarnya untuk menjadi alat bermain atau belajar yang sesuai
dengan imajinasinya. Misal memanfaatkan kardus bekas sebagai
mobil sewaktu main mobil-mobilan, pisang sebagai pesawat
telepon, dan lain sebagainya.
Kesan banyak akal langsung melekat pada anak imajinasi. Tapi
bukan berarti lebih pintar dengan anak tipe lain, hanya
menggambarkan cara kerja otaknya dalam
proses belajar.
Manfaatkan benda-benda di sekitar ketika
mengajak si kecil bermain sambil
berimajinasi.

Saran untuk orang tua dalam menstimulasi anak dengan tipe


eksplorasi Imajinatif :
Memanfaatkan benda di sekitarnya untuk dijadikan bahan
imajinasi.
Memanfaatkan kardus menjadi mobil-mobilan
Kursi sebagai perahu yang mencari ikan
Ember kecil dijadikan topi tentara
Mengambil daun-daunan untuk dimasak dengan kompor hasil
imajinasi
Ayah diminta merangkak, diimajinasikan sebagai kuda
Dan lain-lain.
Apa saja dan dimana saja yang kita lihat merupakan kesempatan
untuk belajar dengan cara imajinasi untuk membuka cakrawala
anak-anak kita.

3. Observasi (Observation)

Anak dengan tipe observasi akan lebih


mudah mempelajari berbagai hal dengan cara mengamati. Misalnya pada
saat anak belajar menulis biasanya anak
ini akan melihat dengan seksama cara
gurunya memegang pensil, mencoretkan
pensil di kertas, cara menggerakkan tangan, dan sebagainya.
Beri kesempatan untuk memperhatikan apa yang akan
dipelajari.

Saran untuk orang tua dalam menstimulasi anak dengan tipe


eksplorasi Observasi :
Ketika mengajari anak menulis, berikan contoh cara memegang
pensil. Tunjukkan bagaimana cara pensil digerakkan membentuk
huruf a, dan lainnya.
Untuk menambah wawasan, ajak anak ke tempat yang
berkaitan yang ia sukai. Misalkan, anak suka makan kue, ajak anak
ke tempat yang pembuat kue.
Tunjukkan cara membuka sepatu yang benar, cara mengancing
baju, cara menggosok gigi yang benar,dan lain-lain.
Dalam hal ini berlaku juga terhadap hal moral. Tunjukkan cara
berterimakasih, cara berbagi.
Ajarkan dengan memberi contoh yang baik terhadap anak,
karena anak akan meniru apa yang dia amati.

4. Eksperimen (Experiment)

Anak dengan tipe observasi akan lebih mudah mempelajari


berbagai hal dengan cara mengamati dan langsung
mencobanya.
Ia akan melakukan percobaan terhadap berbagai hal untuk
memuaskan rasa keingintahuannya.

Saran untuk orang tua dalam menstimulasi anak dengan tipe


eksplorasi Eksperimen :
Mengajak anak untuk memasak bersama-sama, cuci mobil
bersama-sama, membaca buku bersama-sama,dan lain
sebagainya.
Mencari buku tentang permainan eksperimen. Belajar
mencampur warna, membuat play dough, cara mebuat layanglayang.
Orang tua harus bisa menggunakan metoda active learning
agar anak bisa melakukan percobaan apa yang dipelajarinya.

CITA-CITA SESUAI TALENTA

Potensi bakat adalah ciri khas yang dibawa anak-anak sejak lahir
dan biasanya sudah terlihat saat anak masih kecil. Misal anak usia
3 tahun dengan percaya diri naik panggung bernyanyi walau
dengan kata-kata yang belum terlalu jelas. Atau anak kecil yang
dengan mudahnya berkenalan dengan anak-anak lain, atau
anak kecil yang suka mengamati binatang di sekitarnya.
Potensi bakat ini sudah melekat yang diberikan Tuhan (talented),
bukan dari proses stimulasi. Talenta ini yang akan mewarnai profesi
yang akan dipilihnya kelak. Misal anak yang dengan bakat natural
(senang dengan alam, binatang, lingkungan) dan ketika dewasa
dia memilih karie sebagai arsitek maka desain bangunannya tidak
jauh dari unsur-unsur alam.

1. SANG PENGEMBANG
(The Developer)

Yaitu adanya kemampuan untuk mengenali,


menemukan dan mengembangkan ide-ide baru.

Pengembang Tata Sistem

Anak yang memilki tema bakat di bidang ini pada dasarnya


memiliki potensi untuk merancang sistem yang ada di suatu
organisasi. Contoh anak memilih profesi sebagai guru, maka ia
cocok sebagai guru yang berperan sebagai tim kurikulum. Jika
sebagai pengusaha, maka ia menjadi komisaris yang berperan
merancang sistem perusahaan secara umum. Sebagai orang
hukum, maka ia cocok sebagai perumus undang-undang.

Pengembang Tata Hubungan

Anak yang memilki tema bakat di bidang ini pada dasarnya


memiliki potensi untuk menjadi seorang mediator dalam berbagai
bentuk relasi.
Si anak yang memilih profesi sebagai politikus, maka dia cocok
sebagai diplomat, atau sebagai dokter maka ia cocok sebagai
penyuluh kesehatan, sebagai psikolog maka ia cocok berperan
sebagai konselor atau terapis, dan sebagai eksekutif maka cocok
sebagai humas (public relations).

2. SANG PEMECAH MASALAH


(The Solver)

Yaitu adanya kemampuan untuk mencari solusi dari suatu


masalah

Pemecah Masalah Inisiatif

Anak yang memilki tema bakat di bidang ini pada dasarnya


memiliki potensi untuk menjadi ilmuwan sesuai profesi yang ia
tekuni. Contoh ia berprofesi sebagai ahli informatika, maka ia
cocok sebagai programmer, memilih di bidang
kedokteran maka ia cocok berperan sebagai
riset medis, atau berprofesi sebagai peneliti,
pengamat.

Pemecah Masalah Inovatif

Anak yang memilki tema bakat di bidang ini pada dasarnya


memiliki potensi untuk menjadi seorang yang berperan sebagai
pencetus ide-ide kreatif, apapun profesi yang ia pilih.
Contoh si anak memilih profesi sebagai ahli bangunan, maka ia
cocok sebagai arsitek atau desain interior, di perfilman maka
cocok sebagai sutradara, dibidang musik cocok sebagai
komposer musik atau pencipta lagu.

3. SANG PENGGERAK
(The Actuator)

Yaitu menjalankan sistem yang sudah dibuat.

Penggerak Secara Teknis

Anak yang memilki tema bakat di bidang ini pada dasarnya


memiliki potensi untuk berperan menjalankan sistem yang sudah
dibentuk dalam suatu organisasi.
Anak yang berprofesi di bidang bisnis, maka ia cocok sebagai
direktur pelaksana, di bidang transportasi maka cocok sebagai
pilot, dan sebagainya.

Penggerak Secara Artistic

Anak yang memilki tema bakat di bidang ini pada dasarnya


memiliki potensi untuk menjalankan aktifitas yang berkaitan
dengan bidang seni gerakan dan membutuhkan keluesan tubuh.
Contoh anak menjadi olah ragawan, maka olah raga yang cocok
adalah senam lantai, wu-shu, dibidang tari ia sebagai penarinya
atau koregrafer, dibidang barang-barang seni maka ia sebagai
seniman atau pengrajinnya, atau bidang kedokteran maka ia
cocok menjadi dokter kecantikan, dokter bedah estetik atau
dokter gigi.

4. SANG KOMUNIKATOR
(The Communicator)

Yaitu adanya kemampuan untuk menyampaikan informasi baik


lisan maupun tulisan.

Komunikasi Struktural

Anak yang memilki tema bakat di bidang ini pada dasarnya


memiliki potensi untuk berperan sebagai pihak yang
menyampaikan informasi dengan cara terstruktur.

Contoh profesi di bidang politik, maka cocok


menjadi juru bicara presiden, profesi di dunia
jurnalis maka cocok sebagi reporter atau
pembawa berita, di bidang bisnis maka ia
Mampu berperan sebagai direktur.

Komunikator Kreatif

Anak yang memilki tema bakat di bidang ini pada dasarnya


memiliki potensi untuk berperan sebagai pihak yang
menyampaikan informasi dengan cara-cara kreatif dan imajinatif.
Contoh ia berprofesi di bidang komputer maka ia cocok sebagai
web designer, di bdang musik maka ia cocok untuk menjadi
penata musik, di bidang pemasaran maka ia berperan sebagai
publikasi marketing.

3. SANG PENGAMAT
(The Observer)

Yaitu kemampuannya untuk memperhatikan


berbagai hal.

Pengamat Pembentuk Tren

Anak yang memilki tema bakat di bidang ini pada dasarnya


memiliki potensi untuk berperan sebagai pihak yang mengamati
tren atau inovasi yang ada di lingkungan.
Contoh profesi di bidang industri maka cocok di bidang R&D,
bidang marketing maka ia cocok di bagian marketing
intelligence.

Pengamat Fenomena

Anak yang memilki tema bakat di bidang ini pada dasarnya


memiliki potensi untuk berperan sebagai pihak yang mengamati
kejadian di lingkungan.
Contoh profesi di bidang budaya maka ia cocok menjadi
antroplogis, di bidang sosiologi ia menjadi pengamat
sosial,dibidang kedokteran maka ia menjadi pengamat kesehatan
masyarakat.

http://www.BacaTulisanTangan.Com
http://www.AlphaGraphologyCenter.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai