Anda di halaman 1dari 23

Menggali Potensi Dengan Memahami Perkembangan Anak

Bianca Larasati, M. Psi., Psikolog


Harapan Semua Orang Tua

Anak menurut semua perintah orang tua


Anak selalu mendapatkan nilai baik di kelas atau jadi juara kelas
Anak memahami keadaan orang tua
Anak tidak pernah mengalami kesulitan dalam belajar maupun
perkembangan fisik, emosi, kognitifnya
Anak tidak boleh kalah dibandingkan dengan temannya
Anak pintar Math, English, Science, Mandarin dll
Anak pintar main musik
Anak mampu bersikap dewasa
Menjadi anak baik kebanggan
Latar belakang

Setiap orang tua memiliki harapan kepada anak mereka, tentunya semua
harapan yang baik.
Anak merupakan pribadi yang unik. Sama seperti manusia dewasa,
mereka punya bakat, minat yang seharusnya ditemukan, digali supaya
bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang terarah.
Memahami bahwa setiap anak membutuhkan kasih sayang dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.
Memahami bahwa anak memiliki tugas perkembangan
Mari sama-sama kita maafkan masa lalu kita, semua keinginan-keinginan
kita, sakit dan trauma kita saat diasuh oleh orang tua dahulu. Mari belajar
menjadi orang tua yang lebih baik
Belajar dari Ki Hajar Dewantara

Ing Madya
Mangun
Karsa
Ing Ngarsa
Tut Wuri
Sung
Handayani
Tuladha

Ki Hajar
Dewantara

Bagaimana contoh penerapannya?


Situasi Problematis

Pengasuhan kepada
Gangguan belajar dan
nenek/kakek, pengasuh,
gangguan perkembangan
guru

Orang tua, guru, orang


dewasa tidak hanya
Membandingkan
mendidik tapi menjadi contoh
dan teladan yang baik

Ayah tidak berperan dalam


pengasuhan
Bullying

Anak kencaduan gadget


Anak tidak mampu
daripada bersosialisasi dan
memenuhi harapan orang
berinteraksi dengan
tua
lingkungan sekitar
Pengasuhan Otoriter Gaya Pengasuhan Anak

• Efek: anak tidak bisa


mengungkapkan apa yang ingin
diungkapkan. Anak bisa menjadi
pendiam dan kurang ceria dan
biasanya juga kurang dalam
pergaulan.
Pengasuhan Permisif
(memanjakan)
• Efek: Anak disini biasanya memiliki
sifat selalu ceria tetapi kurangnya,
anak menjadi kurang berpikir jika
ada situasi yang baru.
Pengasuhan mengabaikan
• Dampak dari gaya ini adalah: anak tidak kompeten secara sosial,
tidak memiliki kendali diri, dan anak menjadi anak yang tidak bisa
mandiri sama sekali

Pengasuhan Otoritatif
• lebih mengedepankan logika dan pikiran yang positif dan jarang
menggunakan hukuman.
• Orang tua lebih bisa membaca perasaan dan kemampuan anak,
dan orang tua juga mendukung perkembangan anak dalam banyak
hal.
• memberi dukungan dan kesempatan kepada anak untuk
mengutarakan apa saja yang diketahuinya dan orangtua
mendukung dengan perkembangan anak ini.
• Jadi anak disini mempunyai penyesuaian yang baik terhadap
teman dan lingkungan di sekitarnya.
Pengasuhan Positif
Menerapkan
disiplin
dengan
Orang
kasih
sayang
• Belajar mengendalikan
emosi Tua
• Meningkatkan rasa percaya • Melegakan orang tua
diri • Tidak merasa bersalah
• Belajar terbuka
Pengasuhan • Tidak memiliki pengalaman karena telah memukul
dan membentak anak
Positif traumatik mengenai
pengasuhan • Orang tua belajar untuk
lebih dewasa
Anak
Menghargai
anak

Memberi contoh dan teladan Pengertian


bukan membentak pola asuh yang dilakukan secara suportif, konstruktif, dan
menyenangkan. Suportif artinya memberi perlakuan yang
mendukung perkembangan anak, konstruktif artinya
Memberikan pengertian bersikap positif dengan menghindari kekerasan atau
tentang baik dan buruk hukuman, serta dilakukan dengan cara yang
menyenangkan.

Membiasakan diri bertukar


cerita dengan anak, bertanya
Menerapkan Disiplin dengan kasih sayang
Pikirkan perasaan anak

• Tugas orang tua adalah mengubah Emosi- menjadi Pikiran- baru kemudian Aksi.
• Karena biasanya anak-anak melakukan sebaliknya: Emosi- Aksi- Pikiran sebagai akibat dari
pusat otaknya belum bersambungan.
• Bila anak bertingkah laku tidak sesuai harapan ingatlah langkah SLP-B berikut: Stop, Lihat &
dengar, Pikirkan apa perasaan anak yang mendorong perbuatannya, kemudian baru
Bertindak.

Mengajukan pertanyaan untuk mengubah tingkah laku

• Bertanya-> kesadaran diri, anak akan memproses di dalam otaknya. Beda dengan hanya
memerintah dan membentak. Contoh: anak lari-lari dalam rumah.

Lebih banyak memuji

• Manusia dewasa saja suka dipuji apalagi anak-anak. Dengan memuji anak karena
perbuatannya, bukan orangnya anak akan lebih memahami maksud orang tua
Peran Ayah dalam pengasuhan

Sumber rasa aman dalam


diri anak, ayah yang penuh
cinta akan memberikan
rasa aman bagi anak
(Rosenberg & Lincoln,
2006)

Keterlibatan ayah dalam


pengasuhan membuat
anak-anak memiliki IQ
yang lebih tinggi, serta
kapasitas bahasa dan
kognitif yang lebih baik
(Pruett, 2000)
PERKEMBANGAN ANAK

Moral
Sosio
Emosional
Bahasa

Kognitif

Fisik
Perkembangan Fisik Usia Dini
Perkembangan Motorik

• Motorik Kasar  penggunaan otot yang lebih besar yaitu tangan dan kaki.
Aktivitas yang memerlukan motorik kasar adalah berjalan, berlari,
koordinasi dan keseimbangan. Ketika para ahli mengevaluasi
kemampuan motorik kasar, aspek – aspek yang dilihat adalah kekuatan
dan intensitas otot, kualitas gerakan, dan rentang pergerakan.
• Aspek motorik halus termasuk otot – otot yang lebih kecil di jari tangan,
jari kaki, mata, dan area lainnya. Pergerakan yang melibatkan motorik
halus lebih rumit, seperti menggambar, menulis, meraih atau memegang
benda, melempar, melambai, dan menangkap.

Pertumbuhan Fisik

• Pada anak – anak, perkembangan fisik mengikuti suatu pola tertentu:


• Otot besar berkembang sebelum otot yang lebih kecil. Otot di bagian
pusat tubuh, lengan dan kaki berkembang lebih dulu sebelum otot yang
terletak di jari dan tangan. Anak – anak belajar untuk menguasai kegiatan
yang menggunakan motorik kasar lebih dulu sebelum dapat menguasai
gerakan yang menggunakan fungsi motorik halus.
• Bagian tengah tubuh berkembang sebelum area lainnya. Otot – otot
yang bertempat di bagian tengah tubuh menjadi semakin kuat dan
berkembang lebih awal daripada otot – otot yang berada di kaki dan
tangan.
• Perkembangan mulai dari atas ke bawah. Inilah sebabnya seorang bayi
terlebih dulu belajar untuk mengangkat kepalanya sebelum ia bisa belajar
berjalan, karena perkembangan otot pada anak terjadi mulai dari kepala
lebih dulu, kemudian ke kaki.
Tahap Sensorimotor
Kognitif • Tahap ini berada pada periode selama usia anak 0-2 tahun, ketika pengetahuan anak
tentang dunianya dan lingkungannya masih terbatas melalui penerimaan indera dan
geraknya. Tingkah laku anak terbatas pada respons motorik sederhana berdasarkan
rangsangan sensoriknya. Misal, gerak refleks, mengembangkan cara dan kebiasaan
awal, mereproduksi berbagai kejadian yang menarik minatnya, dan lain – lain.

Tahap Praoperasional

• Tahap ini berada pada usia anak 2-6 tahun ketika anak sudah mulai belajar untuk
menggunakan bahasa. Saat ini anak belum mengerti tentang logika, belum dapat
memanipulasi informasi secara mental dan belum mampu mengambil sudut pandang
orang lain tentang suatu masalah.

Tahap Operasional Konkret

• Suatu tahap saat anak berusia 7 -11 tahun ketika ia sudah mulai mengerti cara
berpikir rasional. Anak sudah bisa melakukan tugas seperti menyusun, membagi,
melipat, memisahkan, menggabungkan, dan menderetkan. Walaupun sudah mulai
dapat berpikir secara logis, namun anak masih mendapatkan kesulitan untuk berpikir
secara abstrak.

Tahap Opersional Formal

• Periode yang berada saat usia anak memasuki 12 tahun hingga dewasa. Anak sudah
mulai dapat berpikir secara hipotetis, yaitu menggunakan kemampuan hipotesis
secara relevan untuk memecahkan berbagai masalah. Anak juga sudah mampu
menampung berbagai hal yang sifatnya abstrak, seperti pelajaran matematika dan
lain – lain.
Bahasa
Pralingual

• Tahap ini terjadi ketika anak berusia 0-1 tahun. Pada tahap ini
anak berkomunikasi dengan mengoceh kepada orang tuanya atau
orang terdekatnya. Anak menerima stimulus dari luar dengan
pasif, namun akan dapat menunjukkan respon yang berbeda pada
tiap orang. Misal, anak akan tersenyum kepada ayah atau ibunya,
tetapi bisa juga menangis ketika didekati orang yang belum ia
kenal.

Tahap Lingual

• Anak yang berusia 1 hingga 2,5 tahun ada pada tahap ini.
Umumnya, anak dapat memproduksi kata pertamanya saat
berusia 12-13 bulan. Namun walaupun baru mampu berbicara
satu patah kata, anak dapat mengerti lebih dari itu. Pada usia 18
bulan, biasa nya anak mulai mampu berbicara dua patah kata.

Tahap Diferensiasi

• Mulai usia 2,5 sampai 5 tahun anak sudah memiliki kemampuan


kalimat pendek dan banyak kata sesuai dengan tata bahasa yang
baik. Dilihat dari aspek kualitas dan kuantitas, perbendaharaan
kata anak berkembang dengan baik sekali.
Mengembangkan Bahasa Anak dengan mengajarkan gemar
membaca
Usia 0 – 2 tahun
• Peran orang tua dalam fase ini adalah membangun rasa nyaman dan rasa aman pada anak sehingga anak akan percaya
diri
Sosio Emosional
• Jika pengalaman yang dibangun pada masa ini kurang menyenangkan anak akan cenderung menjadi pribadi yang kurang
percaya diri dan mudah curiga.
• Anak masih berbuat sesuka hati karena belum bisa mengendalikan emosi

Usia 2 – 3 tahun
• Anak sudah mulai menguasai anggota tubuhnya
• Lingkungan berperan dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak
• Sudah mulai mempelajari aturan, sebab-akibat, benar-salah
• Belum mampu mengekspresikan emosi lewat kata tapi ekspresi wajah
• Peran orang tua dalam fase ini adalah membantu anak untuk dapat mengekspresikan emosi dengan kata-kata, menerjemahkan
mimik serta ekspresi wajah

Usia 4 – 5 tahun
• Merupakan fase bermain bagi anak
• Muncul naluri berinisiatif untuk melakukan sesuatu dan belajar mengenai arti ditolak dan diterima.
• Jika anak berhasil diterima maka ia akan berimajinasi, dan mengembangkan ketrampilan diri lewat bermain, kerja sama,
kemampuan untuk menjadi pemimpin
• Jika inisiatif ditolak anak akan merasa takut dan sangat bergantung kepada kelompok serta tidak mau mengeluarkan
pendapat
Perkembangan
Usia 6 tahun
Emosi 8-12 tahun
• Emosi semakin matang
• Semakin mengerti apa yang nanti akan didapat dari menunjukkan emosi mereka
• Emosi masih cepat berubah
• Sudah mampu menguasai keterampilan jika tidak berhasil diapresiasi rendah diri
Perkembangan
Usia 7 – 8 tahun • Merasa aman dan Emosi Tidak Baik
• Emosi semakin matang, mulai mampu mengendalikan diri percaya pada
• Sudah mulai memahami apa yang diinginkan dan mulai ingin selalu dituruti lingkungan • Muncul keraguan
• Muncul rasa empati kepada orang lain • Memiliki rasa dalam diri anak
• Mampu menyampaikan emosi yang dimiliki kompetisi yang • Merasa menjadi
unggul dan positif pribadi yang kalah
Usia 8 – 12 tahun
• Mulai beradaptasi dengan kelompok Perkembangan
• Mengembangkan ketrampilan sosial seperti
Emosi Baik
• Bagaimana mematuhi aturan yang berkaitan dengan pertemanan
• Berpartisipasi pada tugas kelompok
• Belajar mengenai mata pelajaran di sekolah dan mampu mendisiplinkan diri untuk mempelajari materi tersebut
Moral dan Spiritual
Yang
Larangan dilakukan
Tidak
membuat diri
memahami
Moral dan orang
benar dan
lain
salah Lingkungan
Hukuman mengalami Masyarakat
kesulitan

Lingkungan
Sekolah
Peran Orang Tua

• Menjalin komunikasi dan interaksi yang baik supaya ketika


apapun yang terjadi tempat curhat adalah orang tua Lingkungan
Keluarga
Yang Perlu Dilakukan Orang Tua

• Orang tua bertanggung jawab untuk memberikan contoh


dan teladan kepada anak karna anak adalah cerminan dari
orang tua
• Mendidik anak sesuai dengan tahapan perkembangannya
Bermain sambil belajar..
Manfaat bermain sambil belajar bagi anak

Bermain memicu kreatifitas anak

Mencerdaskan otak anak

Menanggulangi konflik anak

Bermain melatih empati

Mengasah panca indera

Sebagai media terapi

Sebagai bentuk melakukan penemuan bagi anak-anak


Gangguan perkembangan pada anak
Mari bersama-sama sebagai orang tua....
Jadilah teladan bagi anak Luangkanlah waktu untuk mendengarkan cerita mereka,
biarkan mereka mengemukakan pendapat mereka apapun itu

Berikan banyak apresiasi dan award tidak hanya tuntutan Asuh anak dengan positif, bukan dengan bentakan dan
maupun larangan dan hukuman pukulan

Berilah kepercayaan kepada anak dan kebebasan Temani dan dampingi mereka saat belajar sambil bermain
sepanjang itu tidak membahayakan diri anak dengan permainan yang membangun

Sayangi anak seperlunya jangan terlalu ‘menyayangi anak’ Batasi televisi dan gadget
berakibat terlalu membiarkan anak

Kenalkan alam sekitar, tingkatkan empati dan kepedulian


Kenalkanlah budaya membaca dengan sesama dan ciptaan Tuhan

Biarkan anak berkembang sesuai tahapannya bukan orang Kenalkan dan ajarkan konsep Agama (spiritualitas dan moral)
dewasa mini karena mereka adalah pribadi unik

Apabila ada masalah pada anak sampaikan kepada ahlinya


Kenalkan kemandirian, kenalkan kata maaf, permisi, tolong,
jangan takut, malu atau merasa paling mengerti
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai