Anda di halaman 1dari 42

Timbul Keraguan

Menjelang Hari Pernikahan


(Strategi Syaithan Menghalangi Pernikahan dan
Menghancurkan Rumah Tangga)

©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com


Setiap insan ingin bahagia. Termasuk mereka yang hendak
menikah. Bahkan menikah menjadi salah satu puncak
kebahagiaan manusia.

©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com


©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Di saat yang sama, banyak orang yang takut


kehilangan kebahagiaan itu ketika telah menikah.

Takut dikhianati Takut dikecewakan

Takut tidak bisa


Takut tidak bisa mencintai
membahagiakan pasangannya

Takut tidak sabar Takut tidak dicintai


©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Terlebih para wanita. Kekhawatiran itu umumnya


lebih tinggi dari pada yang dirasakan lelaki.

Takut salah niat


Takut belum sanggup menjadi
istri yang baik nantinya
Kandas di tengah jalan

Takut karena trauma yang


Dia harus kehilangan gelar
pernah dialami gara-gara
‘gadis’ yang menjadi
sebuah pernikahan
kebanggaannya
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Namun ingatlah, bagi mereka yang komitmen


dengan aturan syariah, bayang-bayang ini
akan sedikit berkurang.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Ada beberapa nasehat yang bisa dilakukan,


agar kebahagiaan anda semakin berkah dan anda tidak
dihantui dengan perasaan takut dan bahkan mulai ragu untuk
maju ke jenjang pernikahan atau belum siap menjadi wanita
dan istri shalihah.
©2024 | All Right Reserved

Pertama, Hanya Bertawakkal kepada Allah Ta’ala.

Allah memberi jaminan bagi siapa saja yang bertawakkal kepada-Nya,


maka Dia akan mencukupinya,

‫َوَم ْن َيَتَو َّكْل َع َلى الَّلِه َف ُه َو َح ْس ُبُه‬

“Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Dia akan memberi


kecukupan baginya.” (QS. at-Thalaq: 3)

www.naseehaproject.com
©2024 | All Right Reserved

Kedepankan perasaan tawakkal, setiap anda menghadapi


kenyataan yang tidak pasti. Pasrahkan kepada Allah, dalam
setiap upaya untuk kebahagiaan anda.

Dan inilah yang diajarkan oleh para sahabat, terutama bagi orang
yang tidak PD ketika menikah.

www.naseehaproject.com
©2024 | All Right Reserved

Kedua, Hadirkan Niat untuk Menjaga Kehormatan Diri

Ketika anda menikah dalam rangka mencari yang halal dan untuk
menjaga kehormatan diri, maka pernikahan anda bernilai ibadah.
Itulah, anda berhak mendapatan pertolongan dari Allah.

www.naseehaproject.com
©2024 | All Right Reserved

Dalam hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah


Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ada tiga orang, Allah berhak membantunya: Orang yang berjihad di


jalan Allah, budak yang melakukan transaksi mukatabah (menebus
dirinya), dan orang yang menikah karena ingin menjaga kehormatan.

(HR. Nasai, no. 1655, Tirmidzi, no. 1756, dan dihasankan al-Albani).

www.naseehaproject.com
©2024 | All Right Reserved

Ketiga, Pahami hak dan kewajiban


masing-masing Pasangan

Bagian inilah yang paling penting. Masing-masing pasangan


harus belajar, memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban
masing-masing. Maka mulailah belajar ilmu tentang pernikahan
dengan menghadiri kajian, membaca buku-buku yang
berhubungan dengan tema pernikahan
dan segala tanggung jawabnya.

www.naseehaproject.com
©2024 | All Right Reserved

Setiap keluarga berpeluang menjadi keluarga yang baik,


ketika masing-masing memenuhi semua yang menjadi
tanggung jawabnya serta selalu kembali dan berdoa kepada
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

www.naseehaproject.com
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Waspada Pengintaian
Syaithan Dalam Merusak
Hubungan Pasutri
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Hadis dari Jabir radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia


mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang
paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan
berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama
sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang yang lain lagi dan
berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil
memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata,
“Sungguh hebat (setan) seperti engkau”

(HR. Muslim. IV/2167 no 2813).


©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Ada banyak cara syaithan untuk merusak suatu


hubungan yang baru akan dijalin atau bahkan
menggagalkan sebuah rumah tangga itu sendiri
yang telah dibentuk sebelumnya, semua ini patut
diwaspadai dan dihindari.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

1. Komunikasi yang buruk

Hubungan adalah tentang komunikasi, jika kamu


dan calon pasanganmu memiliki komunikasi buruk
setelah jenjang pengenalan satu sama lain (baca
ta’aruf) itu akan menyebabkan masalah.

Misalnya, tidak saling bekompromi, menolak


pendapat satu sama lain, atau mengabaikan
rencana pernikahan.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Bagi yang telah menikah misalkan komunikasi yang baik


amat diperlukan. Karena jika hal ini tidak berjalan dengan
lancar, maka bisa memicu masalah rumah tangga. Maka jika
Anda merasa ada masalah, segeralah dibicarakan, bukan
hanya memendam atau lari dari masalah. Ketika menghadapi
hal seperti ini, jangan lupa untuk menerapkan teknik
berkomunikasi yang baik.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Contohnya,
Tunggu ketika mood pasangan sedang baik,
jangan memulai percakapan mengenai masalah
ketika pasangan sedang lelah atau sedang ada
masalah lain (misalnya masalah di tempat kerja)
dan usahakan bicara dengan cara yang disukai
oleh pasangan.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau,
“Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya,
mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami
pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci”
(HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

2. Ketidakcocokan keluarga

Keluarga juga bisa menjadi pemicu pembatalan


rencana pernikahan, terutama jika memiliki nilai dan
latar belakang berbeda.

Terkadang, ada kerabat keluarga yang terlalu ikut


campur atau mengurusi segala rencana pernikahan
atau bahkan orang tua sendiri terlalu dalam dalam ikut
campur mengurusi rumah tangga anaknya hingga
menimbulkan perselisihan yang lebih lebar.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Penting untuk saling mendukung


dan menghormati antara kamu dan
pasanganmu sebagai sebuah tim
dalam berinteraksi dengan keluarga
masing-masing.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

3. Masalah keuangan

Masalah keuangan bisa jadi sensitif saat merencanakan pernikahan, terlebih


kamu dan calon pasanganmu tidak memiliki nilai dan tujuan yang sama.
Berbeda soal mahar, soal pesta harus mewah atau sederhana saja.

Masalah keuangan juga bisa menyebabkan masalah besar dalam rumah


tangga, karena sebagian besar kebutuhan keluarga bertopang pada
ketersediaan uang. Uang bisa merusak rumah tangga dalam banyak bentuk,
misalnya soal utang, menabung atau tidak, masalah kepemilikan uang,
kebutuhan rumah tangga yang belum tercukupi, pembagian uang, dsb.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Dalam sejarah Rasul yang mulia, Nabi


pernah memberikan pilihan buat para
istrinya, mau dunia dan berpisah atau mau
bersabar pilih bertahan dan memilih
mengarungi suka dan duka bersama dengan
ending bahagia di Surga selamanya.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

4. Ketidaksetiaan

Contoh nyatanya masalah selingkuh.

Perselingkuhan dan uang menjadi penyebab


teratas terjadinya perceraian. Kenapa, sih,
pernikahan sulit dipertahankan jika terjadi
perselingkuhan?
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Karena sekecil apa pun perselingkuhan yang dilakukan pasangan,


pasti meninggalkan luka yang sulit ‘sembuh’, perselingkuhan
merusak kepercayaan pada pasangan. Selain merasa dikhianati,
perselingkuhan juga membuat korbannya merasa tidak berdaya,
tidak berarti, dan menghilangkan rasa percaya diri.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Seseorang akan mudah untuk


berselingkuh, sesederhana karena ia
tidak memiliki komitmen atau tidak bisa
menghargai hubungannya.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

5. Cemburu Parah

Cemburu yang terlarang adalah cemburu


yang melampaui batasan syari’at, cemburu
yang didasari kecurigaan dan buruk sangka
yang jauh dari data dan fakta.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Allah Ta’ala berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka


(kecurigaan), karena sebagian dari purbasangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu
sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

(QS. Al-Hujurat [49]: 12)


©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Adapun kecemburuan yang masih berjalan di


atas rel syari’at maka itu terpuji,

Seorang istri cemburu pada suaminya, seorang suami


cemburu kepada istrinya. Kecemburuan inilah yang berusaha
dihilangkan oleh orang-orang kafir dari diri kaum muslimin.
Agar seorang suami tidak cemburu manakala istrinya keluar
rumah tanpa mengenakan jilbab. Dan seorang istri tidak
cemburu ketika suaminya berduaan dengan wanita lain yang
bukan mahramnya, na’udzubillahi min dzalik.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

6. Terlalu menuntut

Tekanan seperti menuntut mahar yang besar,


nafkah yang tinggi, hingga menuntut dibelikan
rumah atau mobil bisa menjadi alasan gagal
menikah dan rusaknya rumah tangga.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Menuntut pasangan dari segi materi yang bernilai besar dapat


menghilangkan rasa cinta dan tumbuhnya ketidakcocokan.

Menuntut pasangan untuk merubah drastis prilakunya itu butuh


tahapan dan tidak instan.

Terlalu menuntut dalam segala hal bisa merusak hubungan suami istri.
Akibatnya bisa sampai stres.

Penyebab stres beragam, mulai dari masalah finansial, hal yang tidak
sesuai rencana, masalah keluarga, pekerjaan, soal memiliki anak, dsb.

Mestinya memang ada hal yang lebih longgar dan bahkan tidak perlu
digubris alias lebih legowo.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

7. Kekerasan dalam rumah tangga

Walaupun masih mencintai, tapi rasanya


seseorang akan sulit bertahan jika merasakan
kekerasan dalam rumah tangga.

Apa saja, sih, yang termasuk KDRT?


©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Contoh KDRT

Secara Fisik Seksual Emosional


Seperti memukul, menendang, Kekerasan secara Termasuk di antaranya melalui
mendorong, dst. Umumnya, seksual misalnya verbal, seperti berteriak
kekerasan secara fisik tidak terjadi memaksa istri untuk (membentak), over menyalahkan
dua atau tiga kali, namun akan melakukan kegiatan (blaming), membuat korbannya
berlanjut, dan jika hal ini juga intim, padahal istri lagi merasa malu dan hina, bersalah
melibatkan keselamatan anak, maka memiliki uzur. dan tidak berarti. Kekerasan
disarankan Anda untuk segera emosional juga bisa terjadi di sela-
menjauh dan mencari perlindungan. sela kekerasan fisik atau tidak ada
kekerasan fisik sama sekali.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Karena itulah dalam Islam untuk mencari pasangan yang


baik akhlak dan agamanya.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Dari ummul mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau bercerita,

‫ َض َر َب َخ اِد مًا َلُه َق ُّط َو َال اْم َر َأًة َلُه َق ُّط َو َال َض َر َب ِب َيِدِه َش ْيئًا َق ُّط‬-‫صلى الله عليه وسلم‬- ‫َم ا َر َأْيُت َر ُس وَل الَّلِه‬
‫ِإَّال َأْن ُيَج اِه َد ِف ى َس ِب يِل الَّلِه‬

“Aku tidaklah pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam memukul pembantu, begitu pula memukul
istrinya. Beliau tidaklah pernah memukul sesuatu dengan
tangannya kecuali dalam jihad (berperang) di jalan Allah”.

(HR. Ahmad 6: 229. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini
shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

8. Kecanduan hal yang buruk dan dosa

Ada banyak macam kecanduan yang bisa merusak


hubungan, mulai dari hal kecil hingga yang serius.

Misalnya, pasangan yang tidak berhenti bermain games


atau ‘memegang’ ponsel. Kecanduan hal-hal seperti ini
bisa membuat komunikasi terganggu dan waktu
berkualitas bersama pasangan berkurang.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Apalagi jika pasangan kecanduan sesuatu yang buruk seperti


minuman beralkohol, obat-obatan terlarang atau berjudi. Kebiasaan
buruk pasangan ini bisa membuat Anda dan keluarga terlibat dalam
masalah serius.

Kecanduan narkoba atau berjudi, bisa membuat pasangan kehilangan


mata pencarian, yang berujung dengan rusaknya hubungan keluarga,
kehabisan uang, bahkan tersangkut masalah hukum. Ditambah lagi,
pada saat-saat seperti ini, biasanya keluarga dan teman-teman akan
menjauh agar mereka tidak turut terkena masalah.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Bentuk kecanduan lain yang mungkin terjadi adalah berselingkuh dan


memilih menyenangkan diri sendiri (masturbasi) daripada bersenang-
senang dengan istrinya. Karena itulah setiap muslim itu perlu untuk
terus menjaga Imannya, memperbaiki diri dan berusaha menggapai
ketakwaan di setiap sendi kehidupannya sampai ajal menjemput.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

9. Tidak seimbang

Intinya adalah di antara salah satu pasangan


merasa peran atau tugasnya terlalu banyak dan
terlalu berat. Contohnya, suami merasa terlalu
capek bekerja sendirian untuk memenuhi
kebutuhan rumah, istri merasa tugasnya ketika
mengurus rumah terlalu banyak, dst.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Makanya, yuk, mulai berbagi tugas agar sama-sama meringankan dan


masing-masing menyediakan ‘me time’. Misalnya, bagi suami, sesekali
(sering juga boleh dan sangat dianjurkan) nggak ada salahnya
membantu istri di dapur, sekadar memotong sayuran atau
memandikan anak. Istri juga bisa membantu dengan pelayanan yang
paripurna semampunya di dalam keluarga.
©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Coba lihat bagaimanakah contoh dari suri tauladan kita, Nabi


Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau berada di rumah.

Dari Al-Aswad, ia bertanya pada ‘Aisyah, “Apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam lakukan ketika berada di tengah keluarganya?” ‘Aisyah
menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membantu
pekerjaan keluarganya di rumah. Jika telah tiba waktu shalat, beliau berdiri
dan segera menuju shalat.”

(HR. Bukhari, no. 6039).


NASEEHA PROJECT

©2024 | All Right Reserved www.naseehaproject.com

Anda mungkin juga menyukai