Anda di halaman 1dari 33

"Resume Kajian"

parenting
notes
DAFTAR ISI
RAHASIA KOMPAK MENDIDIK ANAK

KOMUNIKASI EFEKTIF BERSAMA PASANGAN

LANGKAH KELUARGA BERVISI SURGA

MEMBASUH LUKA PENGASUHAN

MANAJEMEN KONFLIK PASCA PERNIKAHAN

TIPS NGOBROL ASYIK BARENG PASANGAN

MENUMBUHKAN &MERAWAT FITRAH KEIMANAN


RAHASIA KOMPAK MENDIDIK ANAK
Ayah Irwan Rinaldi Hakimi
Sadari bahwa hidup ini singkat jangan dibuat berat, kompaklah dalam
mengasuh anak. Hindari berpura pura dalam pernikahan. Hal tersebut dapat
merepotkan karena akan berimbas kepada kehidupan pernikahan dan
perjalanan dalam pengasuhan. Solusi dari permasalahan ini ialah Selamatkan
dan jalankan, Selamatkan Roadmap Pernikahan dan Jalankan Roadmap
Pengasuhan.

1.Selamatkan Roadmap Pernikahan


Hal terlebih dahulu yang harus di upayakan ialah memperbaiki hubungan
suami/istri atau keduanya dengan Allah. Ingatlah keberkahan dari Allah ialah
bekal utama untuk memperbaiki hubungan spiritual. Terutama hubungan
spiritual suami dengan Allah akan menentukan keberkahan seperti apa
keluarganya

Roadmap Pernikahan itu seperti sebuah gambaran dari tujuan pernikahan.


Pada intinya semua pernikahan seharusnya bertujuan untuk menuju surga
bersama sama. Banyak dari pernikahan yang tidak selesai sampai akhir karena
memang belum memahami hakikat roadmap pernikahan secara utuh. Adapun
dalam prosesnya tergantung dari suami sebagai qawwam yang menuntun
keluarganya pada 5 tahapan ini :

1. Pranikah : A man not a boy and a woman not a girl religisitas


2. Aku dan Kamu : Periksa apakah masing masing anggota memiliki
utang/luka pengasuhan di masa lalu, intimacy, passion dan komitmen
bersama
3. Aku, Kamu dan Anak : Menyamakan prinsip pengasuhan, pola
pengasuhannya seperti apa, serta miliki road map pengasuhan yang baik
4. Aku dan Kamu : Memiliki hubungan yang semakin menguat, semakin
berguna bagi yang lainnya
5. Real Love
TAHAPAN DALAM KELUARGA (Memahami Road Map)
Rumus Road map pernikahannya ialah : From Zero – to Hero – back to Zero
From Zero : Aku dan Kamu (Suami dan Istri) masih awalan dan tak apa apa
jika sempurna
1. Akui dan kenali utang pengasuhan diri (Kalau bisa silahkan bayar dengan
proses penyembuhan yang tepat)
2. Akui dan kenali utang pengasuhan pada pasangan (Silahkan saling
membantu satu sama lainnya)
3. Kembali ke Fitrah sehingga sebelum ada anak diharapkan utang
pengasuhan masing masing sudah selesai dan sudah siap untuk mendidik
anak
Untuk mengenali utang pengasuhannya dapat dilakukan hal berikut ini :
1. Saling tukar atau bercerita kisah masa kecil
2. Silahkan keluarkan semuanya di depan pasangan, menjadi Out Of the Box,
jangan jaim
3. Sediakan waktu Couple Time atau waktu bersama
4. Kenali hal yang bisa memicu atau men-trigger pasangan
5. Kemudian nyalakan emotional support, baik secara verbal atau non verbal

To Hero : Meraih kebahagiaan.


Pada tahapan ini berhentilah berpura pura, walaupun masih ada kekurangan
yang mungkin belum bisa diperbaiki. Pelajari juga ilmu dan konsep
kebahagiaan itu apa, sehingga dapat meraih kebahagiaan bersama sama

Pada tahapan ini juga, sangat di anjurkan berhenti berpura pura seperti merasa
selalu baik baik saja, lebih menyukai menyendiri atau menyembunyikan
perasaan, melakukan sesuatu demi orang lain, atau berusaha keras menunjukan
betapa hebat diri, walaupun kesusahan

Konsep kebahagiaan : Temukan bahagia sejati dengan selalu memenuhi hak


Allah dan makhluknya, bahagia itu adalah jurnal rasa syukur

Back to Zero : Semua kembali kepada Allah dan meraih kebahagiaan hakiki di
surganya nanti
TANTANGAN DALAM KELUARGA TAHAP KE 2
Jika bawaan potensi konflik keluarga antar suami istri masih belum selesai,
atau utang pengasuhan masih ada, ditambah lagi dengan fitrah yang tidak
tumbuh dan tidak berkembang pada masing masing pihak. Idealitas dan
realitas yang memiliki GAP besar mulai terbuka lebar, sehingga ini semua
dapat menyebabkan perdebatan yang tidak berujung dalam pengasuhan Anak

TANTANGAN DALAM KELUARGA TAHAP KE 3


Tidak hanya sampai disana, tantangan berumah tangga dan mengasuh anak
juga bisa lebih parah
1. Fitrah yang tertukar
2. Dampak dari visi misi pernikahan yang tidak jelas atau tidak terarah
3. Ego masing masing individu masih sangat kental
4. Mulai bertemu dengan masalah pada anak (Khas Pra Remaja atau
Remaja)

TANTANGAN DALAM KELUARGA TAHAP KE 4


Pada tahapan ini masalah yang dihadapi dalam rumah tangga ialah :
1. Relasi Spiritual
2. Perkembangan Emosional yang menjadi jadi
3. Mulai banyak ditemui titik persimpangan
4. Kebutuhan masing masing pasangan sangat berbeda

Membahas semua permasalahan dalam rumah tangga memang tidak pernah


ada habisnya, maka dari itu upayakan agar dapat meraih bahagia pada masing
masing orang. Jangan pesimis dengan pernikahanmu saat ini. Silahkan rutin
untuk mengevaluasi :
1. Pastikan dapat membedakan mana konflik yang sehat dan mana konflik
yang sakit
2. Pastikan juga mana esensi dan mana asesori tambahan, jauhi prasangka
prasangka buruk
3. Lepaslah diri dari belenggu masa lalu
4. Temui konflik/masalah yang dihadapi
5. Jangan terlalu jauh menetapkan standar. Tetapkan saja standar yang
realistis
Meraih bahagia dalam rumah tangga bisa menggunakan cara INSIDE OUT
dengan mulailah mencoba taat dalam beragama, bangun sisi kreatif dalam diri,
tajamkan rasa ingin tahu terhadap sesuatu, Suka belajar hal baru, bijaksana
menghadapi konflik, Berani mengambil tantangan, tekun dalam mencapai
tujuan, dan jujur dalam bersikap.

TIGA Kekuatan pamungkas agar suami istri dapat kompak mendidik anak :
1. Miliki Fisik yang menggairahkan
2. Hati yang mampu menggetarkan
3. Jiwa yang penuh dengan pengorbanan dan perjuangan

Jalankan Roadmap Pengasuhan


a.Road map pengasuhan anak laki laki itu ditujukan kepada bagaimana ia
menjadi Qawwam yang baik bagi keluarganya. “Sesungguhnya Allah telah
memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala
umat” (QS.Al-Imran:33)

b.Road map pengasuhan anak perempuan itu ditujukan kepada sisi


keperempuanan yang bisa mendukung suaminya dan mendidik anak anaknya.
“Sebaik baiknya wanita di surga adalah empat orang : Maryam binti Imran,
Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad dan Asiyah binti
Muzahim”
Standar dalam pengasuhan Anak
1.Tetap berkualitas meski terbatas
Silahkan bangun keterikatan, semakin terikat anak pada orang tuanya, maka
pengasuhan dan penyisipan ilmu akan semakin mudah. Tidak akan lama,
hanya sampai usianya 7 atau 9 tahun.

Usia 0-9 tahun


“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan
hati nurani, agar kamu bersyukur” (QS.An-Nahl:78)

Pola pengasuhan yang bisa dilakukan : Pendengaran, penglihatan, suara hati


dalam diri, pengarahan, pembiasaan, dan keteladanan orang tua

Usia 10-15 tahun


“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya,
(Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail)
menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah)
kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
(QS.As-Safat : 102)

Pola pengasuhan yang bisa dilakukan : Silahkan tanamkan selalu sifat kelaki
lakian dan keperempuanan, bahasakan dengan dialog keimanan, berikan
bimbingan bukan intruksi memerintah saja, melibatkan anak seutuhnya bukan
memaksa

Kenali dan pahami kebutuhan dasar anak


1. ASUH (Fisik) : Kesehatan Gizi, Perawatan kesehatan dasar, dan
perawatan lingkungan
2. ASIH (Kasih Sayang) : Memberikan cinta, rasa aman, dan kasih sayang
kepada anak. Disisi lain memberikan pujian dan penghargaan kepada anak
3. ASAH (Mental) : Ajarkan kepada anak tentang agama, kemandirian,
kecerdasan, akhlak, keterampilan, kreatifitas, moral dan sosial
Kebutuhan anak sesuai dengan Tahapan Perkembangannya
1. Bayi : Telinga, Mata, dan Hati
2. Balita : Semua indera dilibatkan
3. Pra-Sekolah : Emosi Sosial, sisi kognitif dan fisik
4. Remaja : Rasa tega dan ketegasan
5. Dewasa : Waktu

1.Komunikasi dengan anak


Banyak orang tua yang bingung berkomunikasi dengan anaknya. Biasanya
komunikasi dengan anak dapat dilakukan dengan :
-Mendengarkan dengan empati agar anak mau berbicara
-Bicaralah dengan penuh respek agar anak mau mendengar

2.Apresiasi positif
Salah satu cara membangun kelekatan dengan anak ialah dengan memberikan
apresiasi kepada anak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan ;
-Pujian yang spesifik
-Penghargaan yang jelas
-Fokus kepada proses
-Pujian yang diberikan harus asli
-Fokus kepada hal yang positif
-Memberikan pujian dengan segera jangan ditunda

3.Loving, Coaching dan Modelling


Berikan Hal yang penuh cinta (Loving)
-Koneksi sebelum koreksi
-Cintai maka akan dicintai
-Taat karena cinta dan kagum bukan paksaan

Berikan pengarahan (Coaching)


Tentang ilmu, waktu, muadib, mualim dan murabbi

Modeling : dilakukan secara bertahap dan hands on learning


KOMUNIKASI EFEKTIF BERSAMA KELUARGA
Ust. Monde Abu Fatih
Sebelum mengetahui cara berkomunikasi yang baik, kita harus tahu dulu
alasan mengapa kita harus memiliki ilmu mengenai cara berkomunikasi yang
baik itu seperti apa. Nyatanya banyak rumah tangga saat ini yang bercerai
disebabkan karena 3K (Kasab, Komunikasi dan Kasur). Hal ini di perkuat oleh
data yang dihasilkan pada tahun 2018, menunjukan bahwa alasan perceraian
yang pertama ialah karena pertengkaran (sebab komunikasi yang buruk). Hal
ini sudah sepantasnya menjadi pemicu untuk bermuhasabah diri Apakah saat
ini kita sudah memiliki komunikasi yang baik dalam rumah tangga?

Jika kita tinjau lebih jauh mengenai shirah, dapat kita ambil contoh tentang
kisah Nabi Musa AS. Sebagaimana kita tahu bahwa Nabi Musa AS memiliki
kesulitan dalam berkomunikasi, selain itu pula memiliki riwayat pernah
membunuh seseorang di kaumnya, namun Allah memilih dan menyuruhnya
untuk berdakwah kepada firaun. Pada saat itu Nabi Musa AS merasa tidak
memiliki pengaruh, merasa bukan pembicara yang hebat, khawatir orang tidak
tergerak oleh apa yang ia dakwahkan karena beliau tidak memiliki kemampuan
komunikasi yang baik. Tetapi pada akhirnya Nabi Musa berdoa dan berusaha
untuk senantiasa berdakwah sampai beliau berhasil menjadi Nabi dari kaum
Bani Israil

Ada beberapa hal kunci sukses dalam komunikasi yang baik, salah satu point
pentingnya ialah “Nyambung” atau adanya koneksi antara pembicara dan
pendengar. Apa yang disampaikan oleh pembicara (pemberi informasi), harus
dapat diterima dengan baik oleh si pendengar. Kemudian bahasan bisa
berlanjut terus dan terjalinlah komunikasi antara satu orang dengan orang
lainnya dengan baik. Adapun indikator berhasilnya sebuah komunikasi ialah
memahami tujuan bahwa komunikasi bukanlah untuk mengubah seseorang,
tetapi komunikasi dibutuhkan untuk mengubah respon
Jenis Jenis Komunikasi
1. Komunikasi Verbal : Komunikasi Lisan dan Komunikasi Tulisan
2. Komunikasi Non-Verbal :
Komunikasi Kinestik : Gerakan
Komunikasi Voicing : Tinggi rendahnya suara
Komunikasi Paralinguistik : Pemilihan frase kata
Komunikasi Haptik : Sentuhan
Komunikasi Kronemik : Berdasar Waktu
Komunikasi Proxemik
Komunikasi Artifaktual
Pada kenyataannya komunikasi verbal hanya berpengaruh 7%, sedangkan
komunikasi non verbal berpengaruh sampai 93%

KOMUNIKASI NON VERBAL


Komunikasi Non Verbal adalah bentuk komunikasi verbal yang mengandalkan
pemilihan kata kata yang tepat diucapkan dan nyaman diterima oleh
komunikan. Bentuk komunikasi ini mengandalkan bahasa tubuh, emosi,
gerakan, mimik muka, dan bentuk non verbal lainnya. Komunikasi non verbal
ini dicontohkan dalam 6 bentuk komunikasi Qurani diantaranya ialah :
1. Qaulan Sadiida (Perkataan yang benar), ada dalam QS.4:9 merupakan
kunci bicara apa adanya
2. Qaulan Baliigha (Bahasa yang efektif), ada dalam QS.4:63 merupakan
kunci bicara sesuai
3. Qaulan Ma’ruufa (Ucapan yang baik), ada dalam QS.4:5 merupakan kunci
bicara hal yang bermanfaat
4. Qaulan Kariima (Perkataan yang mulia), ada dalam QS.17:23 merupakan
kunci bicara humble
5. Qaulan Layyina (Ucapan yang lemah lembut), ada dalam QS.20:44
merupakan kunci dari bicara yang enak di dengar
6. Qaulan Maysuraa (Ucapan yang mudah di cerna), ada dalam QS.17:28
merupakan kunci dari bicara yang lugas dan optimis
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM RUMAH TANGGA
Maka dari itu gunakanlah komunikasi non verbal di dalam rumah tangga agar
komunikasi yang terjalin adalah komunikasi yang efektif. Dapat juga dengan
menggunakan 5 bahasa cinta :
1. Word of Affirmation (Kata Kata)
2. Receiving Gift (Hadiah)
3. Physical touch (Sentuhan)
4. Acts Of Service (Aksi/Layanan)
5. Quality Time (Waktu)

BAHASA CINTA DALAM RUMAH TANGGA


WORD OF AFFIRMATION (Kata Kata)
Jika pasangan anda memiliki bahasa cinta ini, maka yang harus dilakukan ialah
:
1. Lontarkan kata kata atau kalimat positif, seperti pujian, apresiasi, atau
ekspresi emosi positif
2. Katakan padanya bahwa dia adalah seseorang yang hebat dan handal,
sehingga anda percaya padanya
3. Puji dia di depan umum, di grup chat, ataupun secara pribadi
4. Dengarkan dia dengan seksama, dan katakan kata kata positif atas apa
yang telah ia katakan
5. Kirim note, email, chat, voice note, dan sebagainya yang tak ia duga

RECEIVING GIFT (HADIAH)


Jika pasangan anda memiliki bahasa cinta ini, maka yang harus dilakukan ialah
:
1. Berikan hadiah atau kejutan dalam konteks hadiah atas pencapaian yang
telah ia lakukan
2. Berikan hadiah, kejutan dan sebagainya jika dia telah menunjukan attitude
atau pekerjaan yang positif
3. Bisa juga berikan hadiah pada keluarganya atau orang yang terdekatnya
4. Berikan traktiran, meskipun bukan dalam rangka mengapresiasi hasil
kerjanya
5. Ingat, hadiah tidak perlu selalu uang atau sesuatu yang mahal, karena yang
terpenting bagi dia adalah maknanya
6. Gali tentang kesukaannya, sebagai bahan untuk ide hadiah
PHYSICAL TOUCH (SENTUHAN)
Jika pasangan anda memiliki bahasa cinta ini, maka yang harus dilakukan ialah
:
1. Jadilah pasangan atau ortu yang selalu hadir di dekatnya. Jangan buat dia
canggung atau punya jarak dengan anda
2. Tepuk pundaknya, kaleng lehernya, peluk, jabat tangan, dan sebagainya
ketika mengapresiasi hasil usahanya
3. Ambilkan sesuatu yang jatuh ke rambutnya, atau semut yang berjalan di
bajunya dan sebagainya
4. Sebaiknya lebih sering bertemu secara offline
5. Berkomunikasilah padanya lewat body language dan cukup dekat
6. Ketika anda berjalan di belakangnya, berilah kejutan dengan tiba tiba
memijat pundak atau punggungnya

ACTS Of Service (Aksi/Layanan)


Jika pasangan anda memiliki bahasa cinta ini, maka yang harus dilakukan ialah
:
1. Berikan apresiasi dalam bentuk perbuatan, aksi nyata, bukti atau
pelayanan
2. Tawarkan bantuan padanya jika perlu, atau beri ia kejutan bahwa selama
ini anda telah membantu pekerjaannya tanpa ia ketahui
3. Tawarkan ikut naik kendaraan yang anda bawa saat pergi atau pulang dari
suatu tempat
4. Ambilkan barangnya yang terjatuhm buatkan ia secangkir minuman,
tawarkan apakah ia mau menitip dibelikan sesuatu dan tindakan layanan
lainnya
5. Siapkan segala keperluannya saat ia akan pergi kerja/belajar
6. Tanyakan apa lagi yang bisa anda bantu untuknya
QUALITY TIME (WAKTU)
Jika pasangan anda memiliki bahasa cinta ini, maka yang harus dilakukan ialah
:
1. Berikan apresiasi dalam menyediakan waktu untuk mendengar kisah suka
dukanya dalam kegiatan kesehariannya
2. Jangan pernah memotong saat dia sedang berbicara, dan simpan gadget
anda. Berikan waktu untuk dia mengungkapkan sesuatu
3. Buat Qualitu time atau waktu spesial dengan dia. Pastikan tidak ada
gangguan ketika anda sedang memberikan quality time dengannya
4. Biasanya dia dalah orang yang juga menginginkan momen komunikasi
yang berkualitas
5. Terkadang bukan soal ‘waktu’ saja yang dia butuhkan, tapi ‘perhatian’
yang fokus padanya. (Quality Attention)

Komunikasi efektif itu juga di dukung oleh tingkat mendengarkan yang baik.
Berikut ini adalah 6 tingkatan mendengarkan :
1. Sacred Listening : Mendengar Makna
2. Emphatic Listening : Mendengar dengan hati
3. Attentive Listening : Penuh Perhatian (Up Time)
4. Selective Listening : Pilih Pilih dengar (Tidak semua di dengarkan)
5. Pretending Listening : Pura Pura mendengar (Seolah mendengarkan tapi
tidak mendapatkan informasi apapun)
6. Ignoring Listening : Acuh/ menolak untuk mendengarkan

Adapun level kekuatan dalam komunikasi dalam rumah tangga terbagi menjadi
:
1. Jalur Metode : Komunikasi yang mengandalkan metode atau teknik teknik
ilmu komunikasi secara umum
2. Jalur Hati : Komunikasi yang mengandalkan penyampaian pesan yang
betul betul dihadirkan dari hati ke hati
3. Jalur Hidayah : Komunikasi yang secara sadar penuh mengandalkan
kekuatan hidayah dari Allah
TRIANGLE KOMUNIKASI
Dalam rumah tangga sudah seharusnya selalu melibatkan Allah dalam
komunikasi yang dijalani. Semakin anggota keluarga dekat dengan Allah,
maka komunikasi antar anggota pun akan semakin dekat. Begitupun
sebaliknya, jika anggota keluarga jauh dari Allah, maka komunikasi antar
mereka pun akan jauh.

KESIMPULAN
Jadi komunikasi efektif dalam keluarga insyaAllah dapat tercapai jika:
1.Membiasakan 6 bahasa qurani tiap hari kepada pasangan/anak
2.Sempatkan untuk memeluk pasangan atau anak minimal 20 detik setiap hari
3.Observasi, Uji, dan penuhi bahasa cinta pasangan/anak kita
4.Agendakan bicara empat mata dengan pasangan/anak untuk saling apresiasi,
saling berterimakasih, saling meminta maaf, dan saling mengatakan ungkapan
cinta
LANGKAH KELUARGA BERVISI SURGA
Ust. Faris BQ
Allah berfirman “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan
Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami
ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS.Al-Isra:70)

Allah membekali manusia dengan insting, sama halnya dengan hewan, hewan
pun memiliki insting untuk makan atau merealisasikan nafsunya. Tetapi selain
itu juga manusia dibekali dengan akal, tidak hanya sampai hanya disana, Allah
juga membekali kita dengan petunjuk kehidupan berupa wahyu/kitab.

“ Allah tidak menitipkan hawa nafsu kepada manusia, kecuali Allah


menyediakan kanal yang halal untuk merealisasikannya “

Hawa nafsu itu sebagai bensin dalam kendaraan, Jika berada dalam saluran
yang benar maka akan dapat menggerakan kendaraan dan membantu kita
sampai pada tujuan. Tetapi jika bahan bakar itu berada diluar saluran yang
dibenarkan, maka akan meledak dan merusak

Tetapkan tujuan dalam sebuah pernikahan


“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah
terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.” (Qs.At- Tahrim:6)

Tujuan dari pernikahan sesungguhnya ialah semakin mendekatkan diri dan


keluarga kepada Allah dan menjauhkan diri serta keluarga dari api neraka. Jika
pernikahan kita saat ini tidak menjadikan kita semakin dekat kepada Allah,
maka harus dipertanyakan dengan serius lalu untuk apa pernikahan itu
berjalan? Dan bagaimana pernikahan itu bisa bertahan?
Allah juga telah memberikan contoh contoh keluarga teladan, diantara
banyaknya keluarga yang Allah contohkan, Antara lain yaitu : “Sesungguhnya
Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran
melebihi segala umat (pada masa masing-masing),” (QS.Al-Imran:33)

Nabi Adam AS adalah Manusia pertama yang Allah ciptakan, beliau juga
adalah seorang nabi dan cikal bakal semua manusia di bumi
Nabi Nuh AS adalah seorang nabi yang penuh dengan ujian beliau juga
adalah seorang nabi
Nabi Ibrahim AS adalah nabi yang dikenal sebagai sosok bapak atau ayah
dari pada nabi
Imran, beliau bukanlah seorang nabi, tetapi nama beliau disandingkan
dengan para nabi lainnya. Bahkan namanya menjadi nama surat, yang
suratnya lebih panjang ke 2 setelah QS.Al-baqarah

Allah menyebutkan nama Imran pastilah dengan suatu tujuan. Sosok Imran
pastilah sosok yang sangat berpengaruh dalam sebuah keluarga. Lantas
keluarga seperti apa yang dibangun oleh Imran ?
1. Berasal dari keluarga yang baik, keluarga yang baik akan mewariskan
keluarga yaang baik pula. Maka pendidikan dalam keluarga saat ini sangat
penting
2. Jadikan semua hal yang diberikan oleh Allah kembali untuk Allah, bukan
untuk kepentingan kita sendiri
3. Memiliki visi keluarga yang baik menuju surga
4. Yang paling penting adalah bukan apa yang diberikan Allah kepadamu
dan keluargamu, melainkan bagaimana engkau merespon apa yang Allah
berikan
5. Selalu ingat bahwa manusia itu di definisikan dengan siapa yang menjadi
temannya dan siapa yang menjadi musuhnya
·Jangan selalu mengandalkan ilmu parenting semata, karena tidak semua ilmu
parenting itu dapat di terapkan serta merta kepada setiap keluarga
·Yakini bahwa sesungguhnya Allah lah yang memiliki dan mengatur segalanya

Sesi Tanya Jawab


1.Bagaimana tanggapan mengenai fullday school, lalu usia berapa anak siap
berada di dalam lingkungan yang heterogen?

Jawab : Aqidah adalah sesuatu yang munculnya dari kekuatan internal.


Dimanapun anak kita berada, maka akan ada aktifitas saling mempengaruhi,
baik dari kita ke orang lain ataupun sebaliknya. Maka pendidikan aqidah sejak
kecil ini sangat diperlukan. Boleh dikenalkan dengan lingkungan heterogen
sejak dini, kemdian tanamkan kepada mereka bahwa mereka dan kita memiliki
aktifitas yang berbeda dalam beberapa hal. Namun perbedaan ini tidak boleh
di jadikan alasan untuk saling bermusuhan atau merendahkan.

Memasukan anak kedalam sekolah yang muslim, ini bukan semata membatasi
sosialisasinya dengan orang orang non muslim, namun ini mengisyaratkan
upaya untuk menguatkan warna identitas anak kita sebagai seorang muslim
yang baik, meningkatkan rasa percaya diri kepada mereka. Pada intinya bukan
untuk membatasi pergaulan mereka, namun menguatkan identitas mereka
sebagai seorang muslim. Tanamkan hal itu agar anak kita tidak terpengaruh
warna warna lain disekitarnya
2. Bagaimana merumuskan visi keluarga yang sesuai dengan kondisi keluarga itu
sendiri ?

Jawab : sesungguhnya setiap keluarga memiliki potensi masing masing. Yang


seharusnya dilakukan adalah mencari cara bagaimana potensi itu memiliki
manfaat bagi setiap orang. Visi terkadang terlihat dari bagaimana lingkungan
keturunannya? Misalnya jika dari kakek atau orang tua adalah seorang
pembisnis, maka visi nya bisa jadi adalah menjadi pembisnis muslim yang baik,
Ada pula misalnya yang kakek atau ayah ibunya adalah seorang pendakwah
maka bisa jadi visi keluarga itu adalah mendakwahi orang orang.

Namun hal ini tidak menutup kemungkinan jika bukan berasal dari
cendekiawan berarti tidak bisa menjadi pembisnis, atau jika bukan berasal dari
keluarga ulama, maka tidak bisa menjadi pendakwah. Hal ini tergantung
bagaimana kita memiliki visi yang jelas. Maka kita harus memiliki visi yang
jelas sehingga bisa melihat dan melakukan apa saja yang mendekati terhadap
visi yang sudah ditetapkan. Ingatlah ketika najmuddin dalam waktu yang lama
tidak menikah, karena memiliki visi untuk menikah dengan seorang wanita
yang bisa membawanya kesurga dan bersama mendidik anak untuk menjadi
pembebas baitul maqdis.

Sudah dikenalkan dengan beberapa wanita namun belum ada pergerakan


untuk menikah sebelum memiliki visi yang sama. Pada akhirnya suatu hari ada
seorang wanita kampung yang baik memiliki visi yang serupa. Najmuddin
menikahinya dan dari pernikahannya tersebut lahirlah seorang yang hebat yang
dikenal sampai sekarang yang bernama Sahaluddin Al-ayyubi. Semakin jelas
visi hidup atau visi keluarga, maka semakin mudah kita menentukan langkah
langkah apa yang harus diambil dalam kehidupan
3. Bagaimana sikap kita saat ikhtiar sudah maksimal namun hasil ternyata tidak
sesuai dengan apa yang diusahakan ? termasuk dalam mendidik anak, Jika saat
mendidik anak sudah maksimal, namun anak ternyata ketaatannya masih belum
sesuai dengan apa yang kita mau bagaimana?

Jawab : Ikhtiar adalah wilayahnya manusia, adapun hasil itu adalah


wilayahnya Allah. Jangan mencampuri urusan Allah. Fokuslah kepada apa
yang bisa kita lakukan, bukan pada hasil dari apa yang kita lakukan. Allah
menguji setiap orang itu berbeda beda, bahkan Nabi juga di uji dengan
keluarganya sendiri. Pemberi Hidayah mutlak adalah Allah. Sementara orang
tua hanya memberi petunjuk.

Makanya jika orang tua sudah berusaha maksimal, maka berdoa agar Allah
memberikan hasil terbaik bagi pendidikan kita. Bertakwalah kepada Allah,
maka Allah akan menjaga anak anak kita. Sebagaimana kisah Nabi Khidr dan
Nabi Musa untuk memperbaiki bangunan kedua anak yatim. Pantaskan
ketakwaan kita, hinnga Allah menjaga anak keturunan kita kelak. Kita
seseorang diuji dengan anak yang tidak taat kepada Allah. Mungkin bisa jadi
ini adalah cara Allah untuk menjadikan anak lebih taat, bedoa lebih banyak
dan bertawakal lebih serius kepada Allah

Kita ini perlu membentuk ekosistem kebaikan agar lebih mudah menjaga anak
anak kita. Sebenarnya mendidik generasi yang bertakwa kepada Allah dan baik
dalam koridor syariat tidak bisa dilakukan oleh satu keluarga saja, melainkan
ekosistem dalam setiap keluarga. Ini adalah wadah yang menguatkan satu sama
lain. Tidaklah sesuatu yang baik jika dilakukan secara berjamaah melainkan
akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik juga. Sebagaimana shalat
berjamaah yang bacaannya dipandu oleh imam, kualitasnya di pilih dari
kualitas shalat orang yang paling baik dalam jemaah, menjadi lebih ringan
karena dapat mendengar imam membaca surat dan doa, tetapi pahala lebih
banyak.

Begitupun dalam kehidupan kita perlu berjamaah dalam pendidikan anak,


berjamaah dalam ekonomi dan berjamaah dalam sosial sehingga dalam efeknya
insyaAllah 27 kali lebih hebat daripada dilakukan sendiri.
MEMBASUH LUKA PENGASUHAN
Kang Ulum A Saif
Ada 2 istilah :
1. Hutang pengasuhan adalah sesuatu yang seharusnya diberikan tetapi tidak
sempat diberikan. Itu adalah hak hak nya anak, yang seharusnya di penuhi
oleh orang tuanya tetapi tidak diberikan sehingga itu menjadi hutang pada
pengasuhannya
2. Luka pengasuhan adalah rasa sakit yang dimiliki setelah dewasa karena
adanya hutang pengasuhan, atau orang tua tanpa sengaja menorehkan luka
pada anaknya sehingga hal tersebut menjadi sebuah luka yang apabila
suatu saat ada pemicunya, bisa menjadi rasa sakit yang luar biasa

Bahasan terkait luka pengasuhan ini sangat beresiko, karena jika dibahas dan
hanya melihat dari 1 sisi saja, akan cenderung menyalahkan pengasuhan orang
tua. Harus di lihat juga bahwa :
1. Mungkin, orang tua tanpa sengaja memberikan luka dalam pengasuhannya
2. Tidak hanya orang tua saja yang bisa menorehkan luka, bisa saja orang
dewasa lainnya

PEMICU
Biasanya Luka pengasuhan dapat muncul kembali rasa sakitnya jika ada
pemicunya. Dalam psikologi, Trigger adalah pemicu yang menyebabkan
ingatan menyakitkan muncul kembali. Pemicu itu dapat berupa pengingat
sensorik dari peristiwa traumatis, seperti suara, penglihatan, penciuman, sensasi
fisik, bahkan waktu atau musim

Jika pemicu diatas terlihat atau dirasakan oleh orang yang memiliki luka
pengasuhan maka yang dihasilkan adalah RESPONSE ERROR. Semua teori
yang bahkan sudah dipelajari akan eror, kesadaran akan tersabotase oleh
pengalaman yang selama ini dialami.
Pada saat itulah diperlukan sekali adanya caregiver, atau memberi pehartian
dan pengertian bahkan media yang membantu untuk menyembuhkan luka
yang dirasakan. Sisi lain menjadi caregiver adalah akan ada masa dimana
merasa semua energi tersedot akan hal tersebut atau bahkan bagi sebagian
orang yang menerima response eror dari seseorang yang terluka akan memberi
respon eror lainya yang bahkan memperburuk keadaan. Maka dari itu
seharusnya perlu adanya seseorang menjadi caregiver bagi orang yang memiliki
luka pengasuhan.

CARA MENJADI CAREGIVER


1. Jangan gunakan pendekatan logis, karena saat response eror terjadi, tidak
ada pikiran logis yang berjalan. Semua sudah tersabotase dengan luka yang
dialami
2. Gunakan pendekatan empati, dapat dilakukan dengan:
Fokus kepadanya, fokus saja kepada yang sedang terluka
Sediakan waktu mengobrol dengannya, jika sedang timbul rasa sakitnya,
maka respon yang datang adalah amarah. Dengan mengobrol itu akan
memperpanjang sumbu emosinya. Semakin banyak mengobrol maka akan
semakin panjang sumbu emosinya
Akui perasaannya, Akui terlebih dahulu perasaan yang sedang ia rasakan
saat ini
Apresiasi progressnya, Silahkan berikan pujian atau apresiasi kepada orang
yang sedang terluka tersebut, sehingga ia merasa di akui dan dirasakan
kehadirannya
3. Pendekatan Qur’ani
Butuh ilmu tentang Nafs, QS.al-hijr:28-19, kitab Ihya Ulumiddin jilid 3,
dan kitab ma’arijul Quds
Gunakan rumus Takholli, Tahalli, Tajalli (Bersihkan, Isikan dan
Wujudkan)
Bila kita adalah pemberi luka, maka kewajiban kita adalah meminta maaf.
Meskipun orang yang kita lukai ternyata menjadi sukses berprestasi karena
“Wasilah” luka yang kita berikan padanya. Tetap saja, kewajiban pemberi luka
adalah meminta maaf dan mengaku bersalah, bukan menceramahi soal
hikmah.

Jika kita sebagai penerima luka, ada sebagian orang yang menjadikan luka
sebagai amunisi untuk terbang dan berprestasi lebih tinggi.
MANAJEMEN KONFLIK PASCA PERNIKAHAN
Kang Zein Permana
Semua proses dan episode dalam kehidupan kita pastilah melalui transisi.
Jangan anggap suatu pencapaian saat ini sebagai sebuah tujuan puncak, karena
jika kita menetapkan sebuah capaian sebagai puncak maka yang didapatkan
setelahnya hanyalah kekosongan saja. Begitupun dalam proses sebuah
pernikahan, di dalamnya pasti diuji dengan hal hal baru yang lebih menantang.
Manusia itu pasti di uji, dan wajar memang kalau merasakan stress. Bukan
manusia namanya kalau ia tidak merasakan stress terhadap sesuatu

MENGENAL STRESS
Situasi yang tidak diinginkan atau tidak menyenangkan yang terjadi kepada
seseorang. Merujuk kepada sesuatu yang negatif. Level stress ini pada setiap
orang akan naik bertahap tergantung dari masa hidupnya. Makin banyak level
stress yang dihadapi maka semakin banyak pula keterampilan yang Allah
titipkan.

MISS PRESEPSI
Presepsi menikah : Dua orang yang tidak saling mengenal, berharap hidup
bersama, memiliki kehidupan bahagia dan memiliki anak.

Realita : Pernikahan itu adalah konsep yang kompleks, bukan menyatukan 2


orang saja, tetapi juga menyatukan berbagai keluarga sehingga terjalin
silaturahmi yang baik antar satu dengan yang lainnya

Dari sana munculah miss presepsi, dimana kondisi tidak sesuai dengan
ekspektasi. Sehingga banyak rumah tangga yang kandas di awal awal
perjuangan. Dahulu, perceraian diakibatkan karena adanya perdebatan
pemahaman. Beriringan dengan zaman yang semakin sini semakin tidak jelas,
perceraian terjadi karena ego. Jika dahulu perceraian terjadi pada usia
pernikahan 5-7 tahun, maka saat ini perceraian terjadi pada usia pernikahan 1-
3 tahun yang apabila di teliti lebih lanjut diakibatkan karena mindset nya, tidak
memiliki visi misi yang konkrit atas rumah tangga yang sedang di bangun
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan
keluarga Imran melebihi segala umat (pada masa masing-masing)” (QS.Al-
Imran:33)

Dalam ayat ini Allah menjelaskan 2 entitas penting, entitas perorangan yang
diwakilkan oleh Nabi Adam AS dan entitas keluarga yang diwakilkan oleh
keluarga Nabi Ibrahim dan keluarga Imran. Entitas ini penting untuk
mempelajari bagaimana menghadapi kehidupan pernikahan, maka ambilah
pelajaran dari keluarga Nabi Ibrahim dan Keluarga Imran

BELAJAR DARI KELUARGA IMRAN


Mengapa keluarga Imran begitu istimewa ? karena mereka adalah keluarga
yang memiliki previlege dimuliakan oleh Allah. Dahulu Imran adalah sosok
pemuda yang telah mewakafkan dirinya sebagai penjaga Baitul maqdis,
kemudian oleh Allah pertemukan dengan sosok perempuan yang memiliki visi
dan tujuan yang sama. Hingga mereka diuji dengan sulitnya mendapat
keturunan. Mereka bernadzar untuk mewaqafkan anaknya untuk Allah juga.
Sampai akhirnya Allah memberikan mereka keturunan, sesosok perempuan
mulia yaitu Maryam.

“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan


juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang
laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan
kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya),
Maha Mengetahui” (QS.An-Nur:32)

Apabila kita jabarkan, ternyata stress itu terbagi menjadi 2,


a.Ada stress positif : Ia memang memiliki suatu tujuan, kemudian memang
Allah beri tekanan atas hal yang ia tuju itu
b.Ada stress negatif : Ia tidak memiliki tujuan, maka saat diberi tekanan akan
ambyar
Agar stress menjadi lebih positif

1.Mengenal Allah, maka kita akan lebih Mengenal Diri


“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah kepada-Ku” (QS.Adz-Dzariyat : 56)

2.Mengenal Manusia sebagai Muslim


“Sibgah Allah." Siapa yang lebih baik sibgah-nya daripada Allah? Dan kepada-
Nya kami menyembah.” (QS.Al-Baqarah:138)

3.Miliki kemampuan membedakan antara konsep kepemilikan dan titipan


Rata rata stress itu berasal dari tidak mampu nya diri untuk memahami konsep
kepemilikan ini. Sesungguhnya segala sesuatu itu adalah miliknya Allah, yang
dititipkan kepada kita.

4.Miliki kemampuan mengelola masalah dan pengambilan keputusan


Seharusnya saat menghadapi konflik, maka yang harus dipertanyakan ialah
“setelah masalah ini, kemampuan apa yang akan kita dapatkan?” serta
keputusan apa yang baiknya diambil ditengah konflik yang terjadi pada saat

5.Miliki kemampuan verifikasi & triangulasi dalam komunikasi


Konsep triangulasi dalam komunikasi adalah kondisi dimana setiap anggota
keluarga memiliki hubungan yang dekat dengan Allah, maka hubungan
diantara anggota keluarga pun akan sama dekatnya

6.Sadari bahwa tidak setiap yang kita lihat, orang lain melihat juga
Kadang kita melihat sesuatu sebagai A, tetapi belum tentu juga orang lain
melihat A, bisa saja orang lain melihat B,C, atau D ? setiap orang memiliki cara
mendapatkan insight yang berbeda beda juga. Karena saat sudah menikah,
biasanya semuanya serba bergantung. Bergantung kepada apa yang paling
menarik perhatian, maka samakan presepsi antara suami dan istri.
TANTANGAN DALAM RUMAH TANGGA

Sebenarnya tantangan yang dihadapi dalam rumah tangga adalah untuk


membangun :
Al-Walad : Relasi yang mutual
At-Thifil : Pendampingan alias mentorship
Al-Ibn : Membangun/kontruksi
Al-Bint : Keadilan perlakuan/non diskriminasi
Dzuriyyah : Legacy
Hafadah : Pelayanan & Bakti
Al – Shabiyy : Memfasilitasi Hikmah
Al – Gulam : Nafsu birahi

Dengan demikian lah bahasan terkait konflik pasca pernikahan ini usai,
kesimpulannya untuk mengatasi konflik pasca pernikahan harus diperbaiki
terlebih dahulu komunikasinya, menurunkan ego masing masing, dan perkuat
visi misi pernikahannya seperti apa.
NGOBROL ASYIK BARENG PASANGAN
Kang Harry Firmansyah
Bahasan masalah komunikasi dalam pernikahan itu sangat banyak dan tidak
akan pernah tuntas untuk dibahas. Mungkin diantara kita ini banyak yang
mengalami hal ini :
Sangat sering berdebat dengan hal kecil (Pasta gigi yang tidak ditutup,
anduk basah diatas kasur yang tidak di jemur, belum sampai ke tujuan
tetapi sudah ribut duluan, dll)
Hendak berbicara tetapi sudah malas duluan
Berjalan dengan presepsi masing masing
Rumus yang penting rumah tangga tetap berjalan walau compang camping
Hubungan yang semakin lama semakin dingin

Jika tanda tanda diatas sudah terjadi dalam rumah tangga kita saat ini, maka
harus waspada, karena ini merupakan sebuah petunjuk bahwa sebenarnya
rumah tangga kita tidak baik baik saja. 100 dari permasalahan antar manusia,
110 nya disebabkan oleh masalah komunikasi

Permasalahan komunikasi ini dapat diselesaikan dengan cara:

Menganalisa Diri
Mulailah belajar untuk menganalisa diri dari perilaku kita terhadap orang lain
terutama pasangan, kelebihan dan kelemahan yang ada pada diri, pola fikir
selama ini, dan nilai diri dengan objektif (tentu hal ini harus disertai dengan
kesadaran diri yang optimal)

Kemudian lakukan self disclosure (pengungkapan diri sendiri), pengungkapan


diri ini adalah tahapan dimana kita sudah berani untuk mengungkapkan siapa
diri kita yang sebenarnya kepada orang lain terutama pada pasangan kita. Ini
akan lebih mudah membuat menerima siapa aku sehingga lebih mudah
menerima siapa pasangan kita sendiri. dipengaruhi oleh
1. Kemampuan Interpersonal
2. Kemampuan Intrapersonal
Pahami Relationship dan Partnership
Hubungan antar manusia biasanya terkait 2 hal ini, relationship dan
Partnership. Inilah yang menjadikan diri dan pasangan akan semakin kompak.
Hal yang baik itu ialah bisa membuat relationship menjadi sebuah partnership
yang baik. Hal ini dapat dibangun oleh GOOD COMMUNICATION.

Dasar Percakapan yang berhasil ialah dengan Kejujuran, Integritas dan


kepedulian kepada teman hidup

Expected’s level Communication


Jadikan komunikasi antar suami istri harus lebih memiliki nilai, dapat
dilakukan dengan :
1. Memiliki Tujuan, Anda tahu dengan jelas apa saja yang perlu anda
sampaikan dalam berkomunikasi, sehingga orang orang mengerti dan
memahami dengan jelas mengenai hal apa yang perlu terjadi dan
memperhatikan hasil apa yang harus kita capai
2. Persuasif, Memahami siapa yang kita butuhkan untuk menjalani
komunikasi tersebut. Memahami latar belakang mereka, karakter mereka,
bagaimana kita bisa sejajar dan berkomunikasi dengan mereka

Desired’s Level of Communication


1. Presence, pastikan diri dan fikiran hadir dalam membersamai keluarga.
Ada dan hadir itu berbeda. Hadir sudah pasti ada, tetapi ada belum tentu
hadir
2. Adanya kehangatan, dalam komunikasi yang baik biasanya secara tidak
langsung akan ada kehangatan dari pembicaraan yang dilakukan
3. Power, pada akhirnya supply komunikasi yang baik dalam anggota
keluarga akan menghadirkan tenaga untuk beraktifitas dan menjalani
kehidupan kembali
MENUMBUHKAN DAN MERAWAT FITRAH
KEIMANAN ANAK
Ust. Adriano Rusfi
Imam Al Qurtubi mengatakan, sebelum pendidikan keimanan tuntas, maka
pendidikan agama lainnya adalah sia sia. Pendidikan keimanan ini tidak bisa
dilihat langsung, tapi membutuhkan proses. Sebagaimana proses menanam
sebuah pohon. Jika menanam pohon mangga hari ini, hasilnya akan dinikmati
dalam beberapa tahun lamanya. Tetapi setelah tumbuh dengan baik, pohon
mangga akan berbuah berkali kali dan sekali berbuah menghasilkan buah yang
banyak. Pendidikan anak bukanlah seperti menanam pohon singkong, yang
dalam 3 bulan buahnya sudah tumbuh, tetapi setelah berbuah bahkan
pohonnya saja harus di cabut dan dihancurkan. Jangan tergesa gesa dalam
pendidikan keimanan pada anak

Pendidikan anak jika digambarkan sebagai sebuah pohon maka akarnya


adalah iman, batangnya adalah syariat dan buahnya adalah akhlak. Jangan
sampai kita menumbuhkan orang orang munafik, yang tubuhnya bergerak dan
mengamalkan sesuatu tetapi hatinya tidak yakin. Pendidikan keimanan itu
memang sesuatu yang abstrak, dan anak anak di bawah 7 tahun itu adalah
termasuk abstrak. Sebagian orang tua menganggap mengajarkan agama itu
adalah sesuatu yang kompleks, padahal tidak seperti itu, karena keimanan
dalam syariat islam itu sederhana. Iman itu sangat penting, tetapi sering sekali
di abaikan oleh manusia.

Beragamalah karena keyakinan, bukan beragama karena sebuah kebiasaan.


Kadang kala sewaktu kecil ia sungguh taat, menunjukan akhlak yang baik,
tetapi sewaktu dewasa ia menunjukan hal yang lain. Ini menunjukan bahwa
beragama itu tidak ditentukan oleh kebiasaan. Secara tidak sadar, kita hanya
mengajarkan kebiasaan bukan keimanan
Maka dari itu beberapa hal penting dari mendidik anak ialah :
Ajari keimanan bukan kebiasaan saja
Menanamkan konsep baik dan buruk kepada anak
Dengan keimanan, maka ia akan mengerti konsep agama

Setiap orang tua sudah dibekali Allah dengan cara mendidik anaknya masing
masing. Tidak mungkin Allah memberikan sebuah amanah kepada orang yang
tidak memiiliki kemampuan di dalamnya. Peran pendidikan keimanan ini
adalah tugas seorang ayah, sementara seorang ibu mengajarkan akhlak

Disisi lain saat seorang ayah mengajarkan hal hal tegas dari keagamaan seperti
benar salah, taat kafir dan lain sebagainya besifat konfrontasi, sementara ibu
mengajarkan terkait dengan kerjasama, toleransi, dan lain sebagainya.

Iman itu berada di dalam hati setiap manusia. Tempatnya yakin itu adalah hati,
sementara tempatnya ragu adalah fikiran. Bicara tentang iman, berarti bicara
tentang hati, yang menyiapkan hati adalah seorang ibu, sementara yang
mengisi hati itu dengan keimanan adalah ayah.

Keimanan yang baik dan berhasil akan memancar kepada ucapan, perbuatan,
karena keduanya adalah buah dari iman yang baik dalam diri. Orang tua
zaman sekarang, belum bicara mengenai keimanan, tetapi sudah lompat
prosesnya, shalat, puasa, dan tahfidz quran. Rasulullah pernah mengingatkan
kita, keimanan sebelum quran, dilain riwayat juga Rasulullah pernah
menjelaskan bahwa pada akhir zaman nanti banyak kelompok munafik yang
datang dari golongan penghafal Al-Quran.

Mendidik keimanan adalah mendidik anak untuk mencintai tuhannya. Fitrah


anak itu sudah beriman dari sejak lahir, sebagaimana hadist ini : “Dari Abi
Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Setiap anak
dilahirkan dalam kondisi fitrah kecuali orang tuanya yang menjadikannya
Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari Muslim)
Allah memiliki 99 nama dan sifat-Nya, kenalkan lah lebih utama kepada Allah
Ar-Rahman & Ar-Rahiim. Karena dari dua nama itu saka. Jika anak sudah
memahami dan mengerti dengan hati, maka cinta dan keimanan anak akan
terbantu untuk tumbuh.

Sebagaimana jika kita mengerti tentang makna QS.Al-Fatihah, itu akan


membuat diri sendiri dan anak akan lebih mudah memahaminya. Kenalkan
kasih sayang Allah kepada hambanya. Jangan sedikit sedikit mengenalkan
tentang murkanya Allah tanpa mengajari mengenai kasih sayang terlebih
dahulu. Kemudian selanjutnya adalah ajari anak untuk memulai semua hal
dengan Basmallah dan tutup segala aktifitas dengan Hamdallah

Islam itu sesungguhnya mencakup hal hal itu, walaupun sederhana tapi itulah
yang dapat menimbulkan rasa kasih dan sayang kepada hambanya. Tapi
jangan sampai membiarkan anak menjadi orang yang membaca dan
mengamalkan tetapi tidak pernah tahu maknanya apa. Karena dengan
mengetahui makna dari apa yang diamalkan, keimanan akan lebih besar bukan
semakin berkurang.

Allah berfirman “(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah”. (QS. Ar-Rum:30 )
Dalam menentukan pendidikan buah hati, pastikan bahwa fitrah anak tersebut
dapat menemukan lingkungan yang kondusif untuk tumbuh kembang fitrah
anak tersebut. Lingkungan yang tidak hanya berorientasi pada capaian akal,
yaitu nilai akademis yang tinggi, tetapi juga berorientasi pada capaian spiritual,
yaitu nilai aqidah dan akhlak yang baik.

Yang terakhir adalah ajari anak untuk senantiasa berbaik sangka kepada
Allah. Dalam setiap kondisi yang dihadapi hambanya maka hal tersebut
sungguh merupakan bagian kebaikan dari Allah bagi hambanya. Sebagaimana
yang diajarkan oleh Rasulullah “Aku sesuai persangkaan baik hamba-Ku.
Maka hendaklah ia berprasangka kepada-Ku sebagaimana yang ia mau" (HR.
Ahmad).

Jika kita sebagai orang tua diuji oleh anak, maka yang harus di lakukan adalah
senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Dibalik ujian yang Allah berikan
kepada kita, maka dibalik itu mungkin saja ada potensi yang sedang Allah
optimalkan, derajat yang Allah sedang tinggikan, atau derajat hidup yang
Allah perbaiki.

Allah berfirman “ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya…” (QS.Al-Baqarah:286)

“Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya


sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS Al-Insyirah: 5-6)
JAZAKUMULLAHU
KHAIRAN

Anda mungkin juga menyukai