Anda di halaman 1dari 32

“Apakah Anda benar-benar mengendalikan semua sikap dan perilaku Anda sendiri?


Banyak orang yang tidak sadar bahwa semua sikap dan tindakan yang dia lakukan se-
tiap saat, lebih dari 80%nya sebenarnya adalah pola-pola otomatis (auto pilot) yang
terjadi begitu saja dan seringkali sudah tanpa melewati proses “berpikir”.
Misalnya, ketika bangun pagi dan menuju ke kamar mandi, ketika Anda mulai meng-
gosok gigi dan melakukan urutan “ritual” mandi, semuanya terjadi begitu saja. Ma-
lahan pikiran Anda bisa menerawang kemana-mana sambil Anda melakukan semua-
nya. Itu hanyalah contoh kecil dari mekanisme “auto pilot” yang terjadi pada diri Anda.
Pada hal yang lebih besar. Ketika dalam perjalanan menuju kantor, atau mengantar
anak sekolah, atau ke lokasi yang sedang Anda tuju. Ketika Anda berjumpa dengan
kemacetan, apa biasanya reaksi Anda? Mengeluh dan marah-marah? Menyalakan ra-
dio? Mulai memeriksa social media Anda?
Apakah semua reaksi itu terjadi begitu saja? Apakah Anda juga punya mekanisme “auto
pilot” untuk hal-hal semacam ini?
Mari kita tengok lebih besar lagi. Bagaimana kalau ada orang yang mengkritik pendapat
Anda? Bagaimana kalau pasangan Anda sedang melakukan hal yang sangat tidak Anda
sukai? Bagaimana kalau produk yang Anda jual tidak ada yang membeli? Bagaimana
kalau ada orang yang merokok di samping Anda?
Bukankah kita juga punya mekanisme “auto pilot” untuk hal-hal seperti itu? Bukan-
kah biasanya kita sudah “dipilihkan” oleh otak kita, bagaimana kita harus menyikapi
kejadian-kejadian itu?
Artinya, hampir dari seluruh hidup kita, sebenarnya kita tidak benar-benar memegang
kendali untuk sikap dan tindakan kita. Dan ini berbahaya!
Itu sebabnya, di hari pertama ini, kita akan belajar mengambil alih kendali atas hidup
Anda sendiri. Ingat, otak Anda tidak selalu memilihkan yang terbaik untuk situasi Anda.
Otak Anda hanyalah belajar dari referensi masa lalu (yang belum tentu relevan dengan
situasi masa kini).
Saatnya Anda mengambil kendali penuh atas sikap dan tindakan Anda sendiri!
Saatnya praktek!
Sepanjang hari ini, latihlah KESADARAN Anda terhadap semua reaksi dan respon Anda
terhadap apapun.
Lalu lakukan 3 langkah sederhana berikut ini:
PAUSE. Sebelum bereaksi, berhentilah untuk sesaat, lalu:
RECHECK. bertanyalah pada diri, “Apa yang biasanya bakal saya lakukan?”
ALTERNATE. pikirkan apakah ada cara lain yang lebih OK hasilnya, atau memang
yang biasa Anda lakukan sudah cara yang terbaik untuk menyikapi itu.
Lakukanlah praktek KESADARAN ini sesering mungkin. Bahkan untuk hal-hal kecil se-
perti memilih makan siang, sikap terhadap tukang parkir, dan sebagainya.

Pembelajaran itu akan bermultiplikasi efeknya, jika kita mengajarkan ulang atau men-
ceritakan pengalaman hasil pembelajaran kita.
Karena itu, ceritakan bagaimana pengalaman Anda ketika Anda mempraktekkan KE-
SADARAN di sepanjang hari ini. Ceritakan kepada grup chat Anda. Ceritakan kepada
orang-orang di rumah.
Atau jika Anda benar-benar kesulitan mencari partner sharing, Anda bisa DM ke ins-
tagram saya di @josuaiwanwahyudi, dan saya akan menemani perjalanan 7 hari Anda
menjadi lebih cerdas emosi!
“Seringkali stres dan frustasi meningkat bukan karena orang lain, melainkan karena
kita memfokuskan diri pada hal-hal yang salah.”
Di dalam kehidupan, setiap orang memiliki wilayah kendalinya masing-masing. Ini yang
saya sebut dengan “Teritori Kendali”. Luas dan cakupan teritori ini berbeda-beda. Mi-
salnya, seorang pemilik pabrik tentu memiliki teritori kendali terhadap perusahaannya,
karyawan pabriknya, dan mungkin hal-hal lain. Tapi, kalau saya bukan pemilik pabrik
itu, saya tak punya kendali atas perusahaan dan karyawan di dalam pabrik itu.
Namun, secara umum, ada beberapa hal juga yang berada di luar kendali kita. Contoh,
siapa orang tua yang melahirkan kita. Jelas kita tidak bisa memilih orang tua kita. Jenis
kelamin juga adalah hal yang ada di luar teritori kendali kita. Perubahan cuaca, dan
berbagai “force majeur” lainnya juga di luar kendali kita.
Dan ingat, sikap dan perilaku / pikiran orang juga seringkali di luar teritori kendali kita.
Memahami ini menjadi sangat penting karena banyak sekali orang yang berusaha meng-
ubah dan memaksakan diri untuk melakukan intervensi pada hal-hal di luar teritori
kendali mereka. Inilah yang kemudian membuat kita frustasi.
Contoh sederhana. Kalau Anda seorang atasan yang memimpin tim 3 orang. Apakah
Anda sungguh-sungguh yakin bahwa tim Anda sudah masuk dalam teritori kendali
Anda? Karena ada pemimpin-pemimpin yang gagal memiliki kendali atas timnya sendi-
ri. Jika demikian keadaannya, maka Anda akan frustasi dalam menghadapi kelakuan
tim Anda karena Anda sama sekali tak bisa memiliki kendali atas mereka.
Maka, di hari kedua ini kita akan belajar untuk mengelola emosi kita dengan produktif,
dengan cara berfokus kepada hal-hal apa yang masih ada dalam kendali Anda. Jangan
fokus pada apa yang di luar teritori kendali Anda. Anda akan menyia-nyiakan energi
untuk berurusan dengan hal di luar kendali Anda.
Itu sebabnya, langkah awalnya adalah memahami hal-hal apa yang ada dalam teritori
kendali Anda dan mulai berfokus untuk memaksimalkan diri Anda di sana. Dan nanti
di hari ketiga kita akan belajar mengenai bagaimana memperluas teritori kendali kita.
Saatnya praktek!
Sepanjang hari ini, kita akan mencoba untuk berfokus kepada hal-hal yang berada dalam
teritori kendali Anda. Setiap kali Anda mengalami kejadian yang tak meng’enakkan,
atau menghadapi masalah / situasi sulit, selalulah bertanya:
“Hal apa yang masih bisa Anda lakukan?”
Jangan fokus pada orang lain dan perilaku mereka (terlebih kalau itu di luar kendali
Anda). Jangan juga fokus pada kebijakan, aturan, prosedur yang ada di luar kendali
Anda. Benar-benar belajarlah memilah yang mana yang masih bisa Anda usahakan dan
yang mana yang benar-benar tidak bisa Anda sentuh.
Fokuslah pada apa yang masih bisa Anda lakukan. Perlahan-lahan, Anda akan me-
nemukan banyak solusi dan menjumpai perasaan Anda menjadi lebih baik.

Ceritakanlah 1 kejadian saja ketika Anda mempraktekkan materi hari ini.


Saya mendorong Anda untuk cerita kepada grup partner praktek Anda. Jika Anda tidak
memilikinya, Anda bisa ceritakan pada siapapun, termasuk kepada saya. Cukup DM
saya di Instagram @josuaiwanwahyudi.
Yang pasti, jangan lewatkan hari ini tanpa Anda menceritakan hasil praktek Anda hari
ini! Anda akan mengalami kerugian jika Anda melewatkannya.
“Merampas, merebut, memaksa, dan mengancam adalah pertanda nyata bahwa
Anda tak punya kendali”
Banyak orang ingin memperluas teritori kendali mereka melalui cara-cara “keras” dan
agresif. Seringkali tampaknya memang berhasil, tetapi sesungguhnya kendali yang
Anda peroleh hanyalah palsu.
Sebagai contoh, kalau Anda ingin pasangan Anda sungguh-sungguh mencintai Anda
dan setia kepada Anda, maka Anda tak bisa mendapatkannya dengan mengancam
akan membunuhnya kalau ketahuan dia berselingkuh. Tampaknya, Anda memegang
kendali dan berhasil mengontrol dia untuk tidak selingkuh. Tapi, sebenarnya hatinya
justru makin menjauh dari Anda dan bisa saja hatinya sudah lama berselingkuh dari
Anda. Jadi, kenyataannya Anda tidak memiliki kendali atasnya.
Sebagai atasan, kalau Anda mengendalikan tim Anda melalui “fear management”,
menggunakan kekuatan otoritas legal Anda sebagai bos, atau menakut-nakuti dengan
pemotongan gaji, surat SP ,dan sebagainya, maka walau kelihatannya mereka menurut
tapi sesungguhnya Anda malah kehilangan kendali.
Kendali yang sejati, justru kita peroleh saat kita memberi.
Ketika kita memberi cinta dan sungguh-sungguh menyayangi pasangan kita, dengan
sendirinya dia menjadi semakin sayang juga kepada kita dan bahkan tanpa diminta dia
akan mempercayai hal-hal yang kita lakukan. Pasangan kita menjadi bagian dari teritori
kendali kita dengan sendirinya ketika kita memberi untuk dirinya.
Ketika kita sungguh-sungguh membangun tim kita, memikirkan dan mengembangkan
hidup mereka, berkontribusi untuk hidup mereka, maka mereka akan merasa diper-
kaya dengan kepemimpinan Anda dan mereka menjadi “lebih mau menuruti” arahan
Anda. Perlahan-lahan teritori kendali Anda meluas kepada hidup mereka juga.
Hari ketiga hingga keenam nanti, kita belajar bagaimana kita memperluas teritori ken-
dali kita melalui 2 hal: ENERGI EMOSI YANG POSITIF dan melalui KONTRIBUSI NYA-
TA. Lewat 2 hal yang kita lakukan ini, Anda akan takjub bagaimana hidup Anda bisa
berkembang dan menjadi begitu impactful.
Saatnya praktek!
Di hari ketiga ini, secara sederhana kita akan belajar lebih banyak memberi untuk orang
lain. Memberi di sini tidak selalu harus berupa materi. Anda bisa memberikan senyum-
an, pelukan, kata-kata penguatan, pertolongan, maupun memberikan waktu, telinga
untuk mendengar maupun memberikan doa-doa Anda.
Hari ini lakukanlah 3 PEMBERIAN NYATA untuk orang lain yang tampaknya masih be-
lum ada di dalam teritori kendali Anda sepenuhnya.
Saat memberi, jangan pikirkan apa hasilnya. Jangan berharap feedback apapun. Ingat
feedback mereka adalah hal di luar kendali Anda. Fokus saja dengan teritori kendali
Anda sendiri.

Bagaimana perasaan Anda setelah praktek memberi hari ini?


Apa pengalaman pembelajaran yang Anda alami? Jangan lupa untuk menceritakannya
kepada partner praktek Anda.
“Emosi (emotion) adalah energi yang bergerak (energy in motion)”
Energi adalah sesuatu yang teradiasi, bisa dirasakan dan bahkan “menular”. Salah satu
energi yang berpengaruh, dihasilkan dari perasaan-perasaan kita. Sayangnya, masih
banyak sekali orang yang bahkan tidak sadar seperti apa perasaan-perasaan yang ber-
cokol dalam dirinya setiap saat. (masih ingat materi hari pertama?)
Hari keempat ini kita belajar untuk MEMILIH apa perasaan-perasaan yang ingin kita
radiasikan setiap hari. Mengapa ini penting? Karena orang-orang di sekitar kita cende-
rung tertarik kepada orang yang memiliki energi positif. Jika Anda terlalu sering berada
dalam mood yang low, maka orang lain akan enggan berada di sekitar Anda, dan teri-
tori kendali Anda akan semakin mengecil.
Dalam situasi kerja pun, pemimpin yang optimis, antusias, bersemangat, dan bersuka-
cita cenderung meningkatkan produktifitas timnya jika dibandingkan dengan pe-
mimpin yang selalu uring-uring’an, pesimis, selalu tegang dan meluapkan kemarahan.
Sekarang, bagaimana cara agar kita bisa memperbaiki mood dan energi kita setiap hari?
PERTAMA. Praktekkan terus materi hari pertama kita, bahwa kitalah yang memegang
kendali atas perasaan kita sendiri. Jangan biarkan orang lain yang MEMILIHKAN un-
tuk Anda. Jangan biarkan sikap dan perilaku orang lain mendefinisikan apa yang harus
Anda rasakan. Ambil kendali perasaan Anda sendiri.
KEDUA. Temukan Ignition Spot Anda. Yaitu, sebuah celah keadaan yang bisa membuat
Anda selalu bersemangat lagi. Spot ini bisa berupa lagu favorit, lokasi favorit, juga bisa
bertemu atau berkomunikasi dengan orang-orang tertentu. Atau, bisa juga benda-ben-
da tertentu yang mengingatkan Anda kepada masa-masa yang menyenangkan.
KETIGA. Segera UBAH SITUASI Anda. Lakukan gerakan-gerakan fisik yang “mengaget-
kan”, ubah lokasi Anda selama beberapa saat, geser pikiran Anda kepada hal-hal yang
menyenangkan. Dengan melakukan perubahan mendadak, energi emosi Anda juga
akan ter’intervensi dan menjadi mudah diubah.
KEEMPAT. Disiplin pikiran Anda. Putuskan Anda ingin bersemangat dan katakan ber-
ulang-ulang dalam pikiran bahwa Anda memutuskan untuk bersemangat dan tanpa
berlama-lama, segera eksekusi! Langsunglah berubah sikap agar energi Anda berubah!
Saatnya praktek!
Hari ini kita ingin energi emosi kita lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Apapun situ-
asi dan kejadian yang akan menimpa kita hari ini, ingatlah, kita SUDAH MEMUTUSKAN
untuk bersemangat hari ini!
Karena itu, setiap kali Anda mengalami kejadian yang kurang oke, langsung disiplin
pikiran Anda, dan ambil kendali atas perasaan Anda.
Siapkan playlist Anda, munculkan memori-memori menyenangkan dalam diri Anda!
Let’s ROCK THE DAY!

Apa perubahan yang Anda rasakan hari ini?


Setelah 4 hari melewati program pembelajaran EQ kita, apa yang Anda rasakan mulai
berbeda? Coba ceritakan pengalaman-pengalaman Anda kepada partner sharing Anda.
“Bersyukur bukanlah sebuah respon yang muncul untuk menyikapi sesuatu, bersyukur
adalah sebuah sikap yang kita pilih kapanpun kita mau.”
Banyak yang menyepelekan kekuatan dari bersyukur (karena banyak orang kesulitan
melakukannya). Padahal, sepanjang saya mempelajari tentang pola emosi manusia,
dan sepanjang pengalaman hidup saya pribadi maupun hasil pengamatan terhadap
banyak orang dan banyak situasi. Saya menemukan, bahwa bersyukur adalah salah
satu bentuk imunisasi emosional.
Saya menjumpai, orang-orang yang ahli bersyukur adalah orang-orang yang hidupnya
lebih bahagia, lebih menikmati hidup, dan lebih produktif, tidak peduli di level ma-
napun tingkat kehidupan mereka! Dan, orang-orang yang ahli bersyukur memperluas
teritori kendali mereka dengan lebih mudah dan lebih cepat. Karena itu, di hari kelima
ini, kita akan belajar meningkatkan keahlian kita dalam bersyukur dan membangunnya
menjadi sebuah kebiasaan.
Keahlian bersyukur memiliki 3 level kedalaman:
BERSYUKUR DALAM KEBAIKAN. Inilah yang umumnya dilakukan mayoritas orang. Yai-
tu kita baru bersyukur ketika mengalami sebuah kejadian baik, mendapatkan sesuatu,
atau menerima keuntungan. Artinya, dibutuhkan sebuah pemicu positif lebih dulu un-
tuk membuat kita bersyukur. Ini adalah bentuk bersyukur yang paling rendah.
BERSYUKUR DALAM HAL BIASA. Ini sebuah level bersyukur yang berbeda. Yaitu, kita
bersyukur atas hal-hal yang biasa terjadi dalam hidup kita, dimana kebanyakan orang
menganggap hal-hal itu “sudah sewajarnya” dan tak perlu lagi disyukuri. Tapi sebe-
narnya, ketika kita melakukan ini, kita akan menemukan ada banyak keajaiban yang
mengubah energi emosi kita. Misalnya, pernahkah Anda bersyukur untuk matahari
yang masih terbit di pagi hari. Untuk nafas Anda yang belum berhenti ketika Anda ba-
ngun? Untuk makanan yang bisa Anda santap rutin selama tahunan? Untuk rumah
yang Anda tinggali tiap hari? Bahkan sekedar untuk tangan yang masih bisa Anda ge-
rakkan untuk “menggeser” layar handphone Anda?
BERSYUKUR DALAM KETIDAKBAIKAN. Inilah level tertinggi dari bersyukur, yaitu ber-
syukur meskipun kita sedang mengalami hal-hal yang tak bisa disyukuri. Meski tampak
konyol, namun inilah yang memproteksi hidup kita dari emosi-emosi yang merusak.
Saatnya praktek!
Coba sebutkan 5 hal apa yang Anda miliki yang tidak dimiliki oleh orang lain. Su-
dahkah Anda bersyukur? Ijinkan untuk beberapa saat Anda merenungi, meresapi, dan
“menikmati” kenyataan bahwa Anda memiliki hal-hal tersebut di saat orang lain mung-
kin belum tentu bisa memilikinya.
Tidak harus berupa kepemilikan material, Anda bisa mensyukuri hal-hal seperti hubung-
an yang Anda miliki, pekerjaan yang Anda miliki, keahlian yang Anda miliki, atau bah-
kan Anda bisa bersyukur bahwa Anda tinggal di Indonesia dan bukan di “Korea Utara”
misalnya? *lol
Lalu, putuskan sepanjang hari ini, Anda akan belajar bersyukur dalam keadaan apa-
pun. Terutama dalam hal-hal biasa, Anda akan selalu bisa menemukan alasan untuk di-
syukuri. Dan juga dalam keadaan-keadaan sulit, praktekkanlah bersyukur.
Anda akan takjub bagaimana pola energi emosi Anda pelan-pelan terus berubah se-
makin positif. Apalagi kalau Anda lakukan ini setiap hari, Wow! Keajabain akan terjadi!

Apa pengalaman bersyukur Anda hari ini? Adakah pengalaman yang sangat menantang
hari ini? Coba ceritakanlah bersama dengan partner sharing Anda.
Saya juga masih terus siap sedia menjadi partner sharing Anda via DM Instagram
@josuaiwanwahyudi
“Kompetensi yang tidak dikontribusikan akan berakhir menjadi sebuah destruksi.”
Hampir seluruh orang berpikir bahwa kebahagiaan itu didapat dari memiliki banyak.
Sehingga banyak orang berlomba-lomba meraih, mengumpulkan, dan menimbun se-
banyak-banyaknya. Cara berpikir seperti ini sudah menginfeksi banyak sekali orang,
sampai-sampai kalau kita merasa memiliki “sedikit” kita secara otomatis langsung me-
rasa hidup tidaklah bahagia.
Sedikit orang yang menyadari bahwa salah satu kunci untuk memiliki kekuatan ener-
gi emosi yang besar justru terletak pada hidup yang DIKONTRIBUSIKAN. Ketika kita
berkontribusi, energi emosi kita semakin menyala teradiasi sehingga teritori kendali
kita juga semakin meluas. Disanalah kita bisa melihat indahnya kehidupan.
Sayangnya, banyak orang takut kehilangan dan “kehabisan” ketika mereka mencoba
berkontribusi. Padahal, semakin dikontribusikan, hidup kita justru semakin kaya dan
semakin limpah.
Itu sebabnya di hari keenam ini, saya akan mengungkapkan salah satu rahasia berke-
balikan (reverse secret) dari kehidupan, yaitu milikilah hidup yang dikontribusikan un-
tuk orang lain. Percayalah saya, Anda takkan kehabisan dan kekurangan hanya karena
Anda mulai memberi kontribusi.
Dalam situasi kerja, berpikirlah apa kontribusi Anda untuk perusahaan dan tim Anda.
Kalau Anda menahan-nahan diri, justru teritori kendali Anda akan menyusut. Tapi ke-
tika perusahaan melihat kontribusi Anda yang luar biasa, maka teritori kendali Anda
akan diperluas dengan sendirinya.
Dalam berbisnis, jangan cuma berpikir soal apa yang bisa Anda peroleh. Tapi pikirkan
juga apa yang bisa Anda kontribusikan.
Dalam lingkungan yang lebih kecil. Dengan apa yang Anda miliki, pikirkanlah kira-kira
apa yang bisa Anda kontribusikan untuk bahkan lingkup terkecil sekalipun, misalnya
keluarga? teman-teman? orang-orang di sekitar Anda?
Ketika Anda terbiasa berkontribusi, Anda akan menemukan pusaran hidup Anda akan
kian meningkat dan pola-pola perasaan Anda akan semakin positif hari ke hari.
Saatnya praktek!
Kita seringkali berpikir bahwa kontribusi itu haruslah sesuatu yang besar. Itu yang ke-
mudian membuat kita berpikir, “saya tak punya apa-apa yang bisa dikontribusikan”.
Padahal kontribusi selalu bisa dimulai dari hal yang paling sederhana. Misalnya: mem-
buang sampah pada tempatnya atau memungut sampah yang Anda tahu berserakan
dan memasukkan pada tempat sampah. Atau bisa dimulai dengan memberikan perha-
tian pada orang-orang yang kelihatannya tidak dianggap. Ada sangat banyak hal yang
bisa Anda lakukan dengan bagian terkecil dari apa yang Anda miliki.
Jadi, yuk sepanjang hari ini kita belajar MENGAMBIL KENDALI atas perasaan kita, dan
memutuskan untuk mulai berkontribusi dalam apapun aktifitas Anda. Baik Anda yang
bekerja ‘kantoran’, berbisnis, sekolah, kuliah, maupun ibu rumah tangga. Pikirkanlah
kontribusi apa yang bisa Anda berikan hari ini!

Saatnya Anda menceritakan apa kontribusi yang sudah Anda lakukan sepanjang hari
ini? Bagaimana perasaan Anda waktu Anda melakukannya? Dan apa pengalaman-pen-
galaman baru yang Anda rasakan?
Ceritakanlah kepada partner sharing Anda.
“Tidak seorangpun akan terluka hatinya kalau ia tidak mengijinkan dirinya untuk
menjadi terluka.”
Selamat! Anda sudah berada pada hari ke-7. Di hari terakhir ini saya akan menyempur-
nakan semua latihan kita dengan sebuah hal penting, yaitu bagaimana membangun
daya tahan emosional.
Banyak orang memiliki kehebatan dan keahlian, namun banyak juga diantara mereka
yang berakhir tidak menjadi apa-apa. Mengapa? Lantaran perasaan dan hati mereka
begitu mudah diombang-ambingkan dan diruntuhkan oleh hambatan, kesulitan, dan
realita kehidupan yang kadangkala memang mengguncang kita.
Itu sebabnya, memiliki daya tahan emosional sangatlah dibutuhkan.
Ketika menghadapi atasan yang melelahkan. Ketika menghadapi situasi-situasi yang
tidak diharapkan. Atau ketika menghadapi penderitaan dan perjuangan. Semuanya
membutuhkan daya tahan emosional yang tinggi supaya Anda tetap berada dalam
keadaan produktif dan kemudian bisa mengantarkan Anda keluar dari situasi sulit itu.
Generasi modern banyak bermasalah di area ini. Istilah ‘baper’ dan ‘galau’ yang begitu
marak dan mudah dilontarkan, menjadi representasi begitu mudahnya perasaan ge-
nerasi baru ini diruntuhkan dan dihancurkan.
Bagaimana cara kita membangun daya tahan emosional yang tangguh?
PERTAMA. Jangan berfokus kepada penilaian orang lain yang melemahkan, melainkan
berfokuslah pada nilai kualitas (virtue) yang tersimpan dalam diri Anda. Temukan kuali-
tas keberhargaan yang Tuhan taruh dalam diri Anda.
KEDUA. Jangan berfokus pada sulitnya keadaan yang tersaji di depan Anda. Tetapi ber-
fokuslah pada apa yang masih Anda miliki dan bisa Anda lakukan. Kerahkan seluruh
energi Anda untuk melakukan hal-hal yang masih ada dalam teritori kendali Anda.
KETIGA. Ingatlah momen tersulit yang pernah Anda lewati dan bagaimana Anda bisa
masih hidup hingga hari ini. Ingatlah bahwa Anda ternyata tidaklah mudah dikalahkan.
Kumpulkanlah kekuatan hati Anda dan tunjukkan bahwa Anda tidak mudah dikalahkan.
Saatnya praktek!
Hari ini kita akan belajar untuk tidak berfokus kepada faktor eksternal. Jangan meng-
gantungkan dari orang lain atau situasi yang baik untuk membuat mood Anda menjadi
lebih baik. Jangan berfokus pada “keriuhan” yang terjadi di luar diri Anda.
Belajarlah menemukan kualitas internal Anda. Temukan pengalaman-pengalaman ke-
menangan Anda. Gali memori-memori kebanggaan Anda. Temukan keualitas nilai yang
Tuhan taruh dalam diri Anda. Fokuskan diri Anda kepada hal-hal itu, agar Anda tidak
mudah diombang-ambingkan oleh keadaan.
Saat menghadapi situasi yang tidak ok, segeralah mengingat bahwa Andalah PEME-
GANG KENDALI perasaan Anda sendiri, dan ingatlah bahwa diri Anda memiliki nilai
kualitas seorang pemenang. Hadapilah dengan keberanian dan keyakinan yang teguh
bahwa Anda bukanlah orang yang mudah dikalahkan oleh situasi!

Ceritakanlah apa insight yang Anda pelajari dari materi hari ke-7 ini? Ceritakanlah peng-
alaman Anda bagaimana menang dalam menghadapi keadaan-keadaan sulit yang per-
nah Anda hadapi selama ini.
WELL DONE!
Jika Anda mengamati, sebenarnya selama 7 hari ini, ada 3 hal utama yang berulangkali
saya latih kepada Anda:
PERTAMA. Saya melatih kesadaran Anda untuk selalu menyadari kondisi in-
ternal perasaan Anda
KEDUA. Saya melatih Anda untuk selalu mengambil kendali atas perasaan
Anda sendiri.
KETIGA. Saya melatih Anda untuk menggeser fokus Anda kepada teritori ken-
dali Anda sendiri dan berfokus untuk memaksimalkan hal-hal yang ada di
dalam teritori kendali Anda. Agar energi Anda tidak habis mengurusi hal-hal
diluar teritori kendali Anda.
Sebenarnya inilah 3 esensi dasar yang saya ingin Anda kuasai sepenuhnya dalam 7 hari.
Tapi bagi Anda yang selama ini belum pernah sama sekali berkenalan dengan Kecer-
dasan Emosi (EQ) atau mungkin tidak terbiasa dengan hal-hal semacam ini, tentu Anda
tidak terbiasa dan bisa saja masih “kagok”.
Karena itu, saya menyarankan Anda untuk MENGULANG perjalanan 7 hari ini sebanyak
3 kali berturut-turut. Artinya, saya menyarankan Anda menjalankan latihan ini selama
21 hari penuh tanpa bolong.
Kenapa harus diulang 3 kali? Supaya terbangun kebiasaan otomatis di dalam pola ber-
pikir Anda. Dengan membangun pola otomatis ini, maka sebenarnya Anda baru saja
menguasai teknik dasar Kecerdasan Emosi (EQ) yang di luar sana harga pelatihannya
bisa berjuta-juta!
Jangan anggap remeh materi dan praktek 7 hari ini karena jika dilakukan dengan kon-
sisten, dampak perubahannya akan sangat nyata dan mengagumkan.
Jadi, selamat berlatih menjadi cerdas emosi!

Josua Iwan Wahyudi

Anda mungkin juga menyukai