ENTENG REZEKI
“Jangan Kaget Bila Rezeki Anda Berlebih”
Oleh
Akhmad Basori, M. Si
(Mr JOSS)
Kuncinya....”
TIGA KUNCI ENTENG REZEKI??
Ini Kuncinya...
Ya, ilmu rezeki ini jarang dipelajari dengan teliti
tetapi banyak orang yang mencari-cari rezeki.
Rezeki memang di masa sekarang pasti
hubungannya dengan duit, dengan uang, dengan
harta. Beberapa orang tabu dan malas membahas.
Alhasil rezekinya menjadi kandas.
Mereka tidak salah, karena memang di
bangku sekolah dan kuliah, jarang diulas. Betul apa betul? Kalau mau jadi
pinter, memang harus belajar dari yang sudah pinter. Kalau mau jadi kaya
rezekinya, ya harusnya belajar sama yang sudah kaya raya rezekinya. Dan
kita tahu sendiri, bagaimana kondisi dan keadaan guru atau dosen kita
dahulu??? Hehehe... Bisa dijawab sendiri khan???
Nah, inilah pentingnya ilmu rezeki dari yang sudah ahli. Kita harus
berusaha mencari orang kaya yang sholeh dan banyak rezeki. Dan mereka
mau mengajari. Adakah mereka ini? Ada, kalau kita sungguh-sungguh
mencari.
Orang tua saya bisa dibilang kurang. Sekolah dan kuliah saya saja
dari beasiswa ke beasiswa. Saudara saya banyak, enam jumlahnya. Tinggal
di kontrakan sempit di sebuah kampung padat di Surabaya. Dengan orang
tua miskin, tetangga-tetangga miskin, Pak RT-nya juga sama, sekolah dan
pergaulannya juga, maka bagaimana mau kaya rezeki?
Ada sih dari buku. Saya rajin ke toko buku tiap hari Minggu pas libur
sekolah dulu. Dan banyak cari tahu tentang solusi enteng rezeki. Namun
itu bukan percepatan.
Bayangkan, tahu ilmunya saja dari buku saya sudah terperangah,
apalagi ketemu dengan orang-orangnya. Pasti WAH!
Nah, setelah saya merantau dan hijrah dari kota pahlawan Surabaya
ke ibukota Jakarta, saya menemukan banyak mentor (istilah guru) untuk
menjadi orang kaya rezeki. Bayangkan, saya punya empat keluarga angkat
yang selalu mengasuh saya untuk punya mental kaya. Dan mereka semua
kaya-kaya. Hal yang selama ini tidak saya dapati dari orang tua saya dan
lingkungan saya dulunya. Dan inilah percepatan saya berubah. Insyaallah
dengan lebih sejahtera, orang tua dan keluarga lebih bahagia.
Namun setelah saya memilih satu mentor khusus untuk kaya lewat
jalan pengusaha dengan serius, maka hasilnya mulai berbuah bagus. Ya,
awalnya saya bekerja dengan beliau dan sekarang bisa berpartner bisnis
malah. Alhamdulillah.
Pentingnya mentor ini harus bisa diakses bahkan setiap hari.
Sederhananya begini, dulu saya alhamdulillah dikaruniai otak yang cerdas
sehingga bisa sekolah dan kuliah full beasiswa. Saya coba rajin dan
semangat belajar. Alhamdulillah pintar dan prestasi bersinar. Nilai bagus
dan akademik berjalan mulus dari SD, SMP, SMA, S1 bahkan S2.
Nah, apakah pintar menjamin langsung jadi kaya? Oh ternyata tidak.
Kalau belajar ya pintar, tapi kalau mau kaya, ya harus usaha. Salah satunya
jadi pengusaha. Pintar dan kaya adalah dua hal yang berbeda. Nah, kalau
kita serius usaha dengan menjadi pengusaha, insyaallah akan mudah kaya-
nya, akan cepat kaya-nya. Enak atau enak banget?
Nah, kalau kita punya mentor khusus pengusaha yang bisa
mengarahkan kita, ‘memarahi’ kita kalau salah, menunjuki jalan usahanya
apa yang membuat kita kaya dan mentor tersebut sudah terbukti kaya,
maka bersyukur sekalilah kita. Dan alhamdulillah saya punya.
Dulu sempat, pas kuliah S2 saya nyambi usaha. Alhamdulillah ada
aset mobil, kantor mungil sampai empat karyawan. Wow! Di usia masih
belia 20-an tahun. Namun tanpa mentor, tanpa guru, tanpa ilmu di bisnis
dan bidang usaha ini, alhamdulillah hanya dalam tempo setahun bangkrut,
punya utang sampai puluhan juta, karyawan sempat gonta-ganti sampai
akhirnya tinggal saya sendiri. Dan sampai mobil dibawa kembali. Hehehe...
Sedih ya kalau mengenang ini.
Tapi ini pembelajaran penting buat saya. Saat saya menjadi Bos-nya,
atasannya atasan, namun saya tidak punya tempat sandaran bertanya,
yang membimbing saya harus bagaimana menghadapi kompleksitas dunia
bisnis yang kadang membuat kita pesimis, ya akhirnya gulung tikar juga
dan bernasib tragis.
Beda cerita kalau kita berusaha mencari mentor atau guru yang lebih
sukses dari kita, lebih kaya, lebih ‘wise’ atau bijaksana, yang suksesnya saja
bisa sepuluh kali bahkan lebih dari kita. Lalu kita bisa jadikan rujukan dan
sandaran segala pertanyaan bisnis yang dikerjakan. Insyaallah ini akan
meminimumkan kerugian dan kegagalan. Apalagi di bidang bisnis yang
sama. Inilah yang namanya mentor. Insyaallah bisa mengurangi bisnis
‘error’.
Apalagi jika mereka sholeh, baik, tulus berbagi dan mau memberi
‘advise’ atau arahan dengan totalitas dan berkualitas. Adakah mereka itu?
Ada, pasti ada. Tinggal kitanya yang keras usaha mencarinya, membuatnya
mau jadi mentor kita. Dan yang lebih penting lagi, kita-nya juga
memantaskan diri siap belajar, siap ‘dihajar’, siap taat dan manut alias ikut
kalau dapat arahan-arahan bagusnya. Insyaallah rezekinya bakalan
nyangkut.
Sekarang, alhamdulillah Allah karuniakan guru ngaji yang setiap
seminggu sekali saya bertemu muka untuk nge-charge iman di hati.
Namanya Dr Arief Munandar dari kampus ternama di Jakarta. Sudah
sewindu saya berguru. Bagi saya beliau adalah Bapak Ideologis Islam saya
dalam iman selain Bapak kandung saya yang sedari kecil sudah
menanamkan.
Ya, baiknya begitu. Dalam hal agama, kita juga harus ada guru atau
ustad yang membimbing sebagai sandaran bertanya dan menimba
ilmunya. Sehingga jelas arah, ada transfer iman dan hidayah, akhirnya
sholeh dan suksesnya bersama-sama, berjamaah istilahnya.
Bagaimana dengan bidang usaha?
Alhamdulillah sebelumnya hanya pembelajar biasa, sekarang jadi
penulis dan pengusaha. Ya, buku saya terbit “Jurus Ampuh Pengusaha
Tangguh” dan Bestseller di Gramedia berkat bimbingan mentor saya.
Selain itu, akhirnya saya juga bisa meraih omset Rp 100 juta pertama hanya
dalam hitungan dua bulan saja. Alhamdulillah...
Untuk hal ini, penulis dan pengusaha, Alhamdulillah Allah izinkan
saya berguru dan bermentor dengan salah satu yang terbaik di Republik
ini. Beliau motivator sudah di lima benua. Beliau penulis belasan buku dan
Bestseller semua, bahkan Mega Bestseller, terjual lebih dari 1 juta
eksemplar. Saya yang penulis pemula, alhamdulillah berkat ilmu beliau
juga bisa menjual buku ribuan hanya dalam waktu tiga bulan.
Terakhir, beliau juga pengusaha yang punya puluhan bisnis tersebar
di Indonesia. Beliau juga mendirikan kampus di usia yang masih terbilang
muda. Tiga puluhan. Muda banget khan. Nama bisnisnya TK dan SD
Khalifah. Alhamdulillah sudah 70-an cabang. Anda sudah bisa menebak
siapa mentor saya?? Hehehe... Betul sekali, Mas Ippho Santosa, biasa saya
memanggilnya.
Boleh kita baca Al Fatihah sejenak buat guru-guru kita, ustad-ustad
kita, mentor-mentor kita yang sudah membimbing kita sukses ya... Boleh?
Oke....Al hadiniyah Al Fatihah...
Al Fatihah
Ya, itulah kunci enteng rezeki yang pertama. Tidak hanya dapat
‘How’ atau bagaimana kita bisa menjadi kaya rezeki, tapi langsung dapat
‘Who’-nya atau siapanya, atau orangnya. Ya, mereka yang sudah kaya
rezekinya dan sudah sampai disana. Kita bermentor sungguh-sungguh,
berguru dan menimba ilmu. Jangan hanya dari buku. Kurang! Langsung
berguru, kecepatannya bisa empat puluh kali lebih. Ada getarannya disana,
auranya dan limpahan energi tercurah. Cari mentor itu, datangi, kunjungi,
insyaallah inilah kunci tercepat yang saya tahu dan pahami.
Itulah perjalanan penjualan saya. Ada ilmu baru kalau margin harus
besar, kalau bisa barangnya repeat order terus biar omset tetap besar. Dan
ternyata secara nggak sadar saya juga belajar bahwa barang harus bisa
dikirim kemana-mana, bahkan Go National. Kebayang kalau roti saya kirim
pakai TIKI atau JNE? Tiga hari atau seminggu pas nyampe ya sudah basi.
Alhamdulillah kalau buku lebih awet. Awet banget... Hehehe...
Tapi kalau sudah dikirim ke Sumatera, Sulawesi, Kalimantan bahkan
ada yang sampai Maluku, keanehan akan terjadi. Kadang harga ongkos
kirim melebihi harga buku tadi yang Rp 50 ribu. Bahkan ongkos kirimnya
sendiri bisa mencapai Rp 85 ribu. Ini yang membuat mereka nggak jadi
beli. Lebih mahal ongkos kirimnya. Waktu itu pernah, ada pembeli dari
Mataram, Nusa Tenggara. Akhirnya ndak jadi beli. Makanya buku ini belum
masuk kategori deliveriable. Termasuk juga kalau jualan jilbab atau keripik
ke luar Jawa, kadang nggak masuk tuh dengan ongkos kirimnya. Banyakan
ongkos kirimnya. Hehehe...
Jadi kalau kita ketemu barang yang margin-nya atau untungnya
besar, ongkos kirimnya murah, ringan dan lebih awet, enak atau enak
banget???
Kunci Terakhir dan Mutakhir
Wah, akhirnya nggak terasa dua kunci sudah
terkuak rahasianya. Masih inget yang pertama adalah
temukan orang yang rezekinya lebih, kaya dan
sholeh dan mintalah beliau jadi guru kita, mentor
kita. Kalau nggak bisa ya, kerja dengannya atau jadi
staffnya. Pelajari dan serap ilmunya.
Yang kedua, nggak usah musingin urusan rezeki,
lapangkan hati dengan Qur’an. Membaca dan
memahami Qur’an. Insyaallah hati akan menjadi lapang dan tenang.
Disitulah kunci rezeki akan Allah mudahkan. Dan ternyata di Qur’an, di
Nabi yang kita jadikan teladan ini, akan membawa kita untuk mau belajar
jualan, suka jualan, atau berdagang. Ya... Berniaga atau berbisnis istilah
lainnya. Karena disini ada sembilan kali lipat rezeki yang bisa kita dapatkan.
Jadi beneran nih... Insyaallah akan enteng rezekinya. Kalau mengandalkan
gaji, ya segitu-gitunya saja.
Makanya tekunin dunia penjualan, belajar dagang, nggak boleh malu
dan gengsi, toh Nabi juga pedagang. Jadi kalau begini spirit-nya, insyaallah
jadi sunnah. Alhamdulillah, berpahala dan rezeki bertambah. Telan
penolakan sebagai sarapan dan insyaallah kesuksesan dan kekayaan akan
jadi makan malamnya. Enak khan....
Temen-temen juga sudah lihat perjalanan saya jualan beserta lika-
liku dan pelajarannya. Alhamdulilah dari sana, jadi enteng rezeki saya.
Sebentar lagi juga Anda. Nah, sebelum saya lanjutkan kunci yang ketiga,
saya ingin Anda berkomitmen dulu nih untuk mau praktek, biar ngefek gitu
loh. Dan mau bertindak, supaya doa saya agar rezeki Anda menanjak,
beneran bergerak. Kalau prakteknya bagus, insyaallah rezeki mulus.
Oke... Tolong batinkan ini ya :
“Saya berjanji sepenuh hati dan Allah menjadi saksi. Saya mau
enteng rezeki, mau kaya dan berlimpah. Tentunya juga makin sholeh dan
takwa. Pertama, siap mencari gurunya, mentornya. Kedua, siap membaca
Qur’an dan mulai belajar jualan. Ya Allah, mudahkan urusan saya dan
mampukan saya. Aamiin.”
Ya, modalnya hanya 1 juta saja atau bisa langsung 3,5 juta , silahkan
hubungi WhatsApp mitra distributor di 0857-0118-5991 atau
(klik Link / copy di browser) bit.ly/0857-0118-5991
Insyaallah kami siap bimbing dengan ikhlas, berkualitas dan totalitas.
Mohon do’anya ya supaya Allah kasih ketulusan dalam membina.
Alhamdulillah sudah banyak yang bisa closing dan jago jualan. Nama
produknya adalah British Propolis atau Propolis dari Inggris, dan mas
Ippho Santosa sebagai Foundernya sekaligus pembimbing yang in sha
Allah amanah dan sudah teruji yang akan membimbing kita dalam
keberhasilan dan kesuksesan kita.