Anda di halaman 1dari 32

contoh soal EKG 2

Carikan
 Irama :
 HR (nadi) :
 Gelombang p

 Gelombang QRS
 Q:
 R:
 S:
 P-R interval:
 Axis jantung :
 Deviasi abnormal :
 Kesimpulan :

Dijawab:
• Irama : dari lead I di atas menggambarkan irama normal, nampak terlihat interval R-R dan
P-P yang normal, namun tidak memiliki bentuk yang abnormal hal ini biasa di sebut irama reguler
iregulerly)

• HR (nadi) : jumlah kotak kecil dari interval R-R ada 23 jadi 23 : 1500 = 25 / menit ,nadi
masih normal.
• Gelombang P = bentuk dari gelombang yang normal adalah 0,12 Lebar dan 0,3 millivolt
Tinggi. Dari gambar di atas masih terlihat normal walaupun agak sedikit lancip (P- pulmonal)

• Gelombang QRS = Kompleks QRS memiliki normal lebar sekitar 0,6 -0,12 detik. Gambar di
atas menunjukan normal.

• Q: gelombang Q tidak boleh lebih dari 0,6 detik dan tinggi tidak boleh lebih dari 1/3
gelombang R itu artinya tidak bleh dari 1 kotak lebih dan gambar di atas menunjukan Q yang
normal.

• R: gelombang R memiliki nilai normal tergantung dari sadapan dan gambaran gelombang
R kecil di lead VI, AVR dan V2 (gelombang R <27 keculai di sadapan –sadapan memiliki
peningakatan voltage seperti V6 dan V5 dan I , II. Dari gambar di atas gembar gelombang R masih
normal.

• S: gelombang S terlihat dalam di lead AVR dan V1,gelombanng S masih normal.

• P-R interval: jarak dari gelombang P-R memiliki normal yaitu 0,12 samapai 0,20 detik (3- 5
kotak kecil) interval P-R menggambarkan waktu depolirasi dari atrium sampai dengan berkas HIS.
Dari gambar di atas interval P-R memiliki jarak sekitar 0,16 detik (4 kotak kecil) itu artinya masih
normal.

• Axis jantung : aksis jantung jumlah R – S pada sadapan lead I . R=+8 dan S = 3
8-3 = 5

• Deviasi abnormal : Nampak gelombang P abnormal (P, pulmonal ) yang memilik ciri-ciri
Gelombang P yang memuncak

• Kesimpulan : irama masih berasal dari SA node dan masih di anngap normal walaupun
nampak P (pulmunal ) dan gelombang u.
Dalam perekaman EKG diatas menggunakan penyetelan 25 mm perdetik dan 0,1 milivolt
• Irama : dari gambar diatas nampak sekali bentuk yang abnormal namun irama masih teratur
(reguler ireguler)
• HR (nadi) 10 kotak kecil dari interval R-R dibagikan 1500 (10 :1500) =150 / menit irama cepat
(takikardia)
• Irama sinus berasal dari : irama sinus bersal dari SA Node, karena terlihat gelombang p yang di
ikuti oleh kompleks QRS
• Gelombang P : Gelombang P memiliki nilai normal Lebar (O,12 detik) T (0,3 mv) atau lebar 3
kotak kecil dan tinggi 3 kotak kecil. Gelombang P menunjukan gambar yang lancip (p pulmonal)
• Gelombang QRS : komplek QRS memiliki lebar yang normal sekitar 0,12 (3 kotak kecil)
Dan tinggi tergantung dari sadapan biasanya (, <0,27 milivolt) atau 27 kotak kecil dari gambar di
atas kompleks QRS nampak normal.
• Q: gambar gelombang Q tidak boleh lebih dari 0,4 detik dan tinggi tidak boleh lebih fari 1/3
R kelainan gelombang Q salah satunya adalah Q patologis atau yang menandakan si pasien
infark myocard akut (IMA ) Dari gambaran ekg di atas nampak sekali gambar Q patologik .
• R: tinggi gelomang R tergantung dari sadapan atau biasanya memiliki nilai ekitar <27 milivolt)
dan tinggi gelombang R meninggi di sadapan V6 ,V5 dan I ,II karena di sana terjadi peningkatan
voltage. Dari gambar di atas gelombang R masih di katakan normal.
• S: gelombang S terlihat dalam di AVR dan V1 dan semakin menghilang di V2- v6
Dari gambar di atas gelombang S masih di katakan normal
• P-R interval: jarak normal P-R adalah 0,12 -0,20 atau 3-5 kotak kecil
Jika terjadi perlambatan di interval P-R maka disebut block . namun pada gambar di atas bentuk
interval P-R masih normal.
• Interval Q-T nilai normal jarak Q-T adalah 10 kotak kecil atau 0,40 detik jadi gambar di atas
jarak antara Q-T adalah 8 kotak kecil atau 0,32 detik. Itu artinya terjadi pemendekan.
• S-T Segmen sedikit depresi namun tidak bisa di jadikan patokan untuk iskemik.
• Axis jantung tinggi gelombang R di kurang S = R +13 – 3 = +10 tarik garis sekitar +10 dan
hitung di AVF lakukan hal yang sama gelombang R – S dan tariklah garis lalu tentukan hasilnya,
nilai normal dari aksis jantung adalah ( – 30 derajat sampai +90/110 derajat)
• Kesimpulan : sinus takikardia dengan P pulmonal namun kasus ST depresi dan interval QT yang
memendek dapat di abaikan karena irama sinus yang cepat (>120/menit)
1. Pastikan kalau EKG 12 lead yang kita baca direkam dengan kecepatan 25mm/detik dan
voltase 1mV.

2. Identifikasi gel P & dominan pacemaker berasal

Silahkan anda cari di lead mana saja, yang penting anda sudah menemukan gel P.
Pada EKG normal biasanya gel P akan jelas terlihat di lead II, dan harus
mempunyai bentuk yang sama, jarak antara PP interval harus sama, dan selalu
berbanding 1 : 1 dengan komplek QRS atau dengan kata lain gel P harus selalu diikuti
komplek QRS.
Jadi anda tidak perlu pusing memikirkan bentuk gel P di lead yang lain.

3. Tentukan aksis jantung.

Dengan mengetahui lebih awal aksis jantung, kita bisa mengidentifikasi dan
memperkirakan arah depolarisasi yang meyebabkan bentuk atau morfologi komplek
QRS yang berbeda disetiap lead.

4. Identifikasi iramanya (teratur atau tidak).

5. Hitung frekfensi jantungnya

6. Identifikasi semua morfologi gelombang EKG.


Bagi pemula sebaiknya lakukan dengan mengamati dan menghitung semua gel.
Atau cukup anda perhatikan dan amati bentuk gelombang yang tampak abnormal

Gel P = anda sudah lakukan di langkah kedua

Q = anda amati ada atau tidaknya gel Q pada lead (I,II,III,aVL, aVF,V1,V6,
karena akan mempunyai nilai diagnosa.

R = adakah gel R yang tingginya melebihi 15 mm, karena akan mempunyai nilai
diagnosa.

S = gel S akan mempunyai nilai diagnosa V1,V6,dan lateral lead (I,aVL)

T = Amati di setiap lead kecuali aVR

PR & QT interval = dilangkah nomor dua, anda sudah menemukan gel P yang jelas.
Disitulah anda mengitung panjang PR interval juga QT interval

ST segmen = anda harus amati di setiap lead.

QRS komplek = anda cukup tentukan lebarnya normal atau tidak.


7. Amati konfigurasi komplek QRS di precordial lead.

Tinggi gel R dari V1 menuju V6 akan bertambah secara progressive.


Dalamnya gel S dari V1 menuju V6 akan berkurang secara progresive.

8. Cocokan temuan anda dengan kriteria pembesaran jantung, kriteria gangguan


keseimbangan elektrolit, kriteria heart blok dan lain-lain.

9. Kesimpula

Tampak jelas gel P di lead I, II, aVR. Gel P di II defleksi positip, defleksi negatif di aVR, dan setiap 1
gel P diikuti 1 komplek QRS. Adanya gel P menandakan pacemaker berasal dari SA node ----> normal

2. Tentukan aksis jantung.


Dari semua bipolar lead, hanya lead I yang mempunyai voltase paling tinggi. Jadi aksis jantung
mengarah ke lead I yang kurang lebih O derajat, setiap lead yang dijauhi arah aksis jantung akan
menghasilkan arah defleksi berlawanan dengan lead yang dituju aksis jantung. Seperti lead III & aVF
akan menghasilkan arah defleksi dominan negatif----->normal

3. Tentukan irama
Irama teratur----> normal

4. Frekfensi jantung kurang lebih 70x/menit ----> normal

5. Morfologi Gelombang
Lihat gel T di lead III negatif, di lead aVF pendek/kecil ----> normal
Setiap lead yang mempunyai tinggi gel R kurang dari 5 mm biasanya akan memiliki gel T negatif,
datar, atau pendek.

6. Konfigurasi komplek QRS ----> normal


7. Tidak ditemukan adanya kelainan atau abnormal dalam ekg ini.
8. Kesimpulan : NORMAL SINUS RHYTM

EKG Dasar

EKG (Elektrokardiograf), tidak semua orang bisa membaca EKG. Begitu juga dokter. Banyak dokter umum yang
tidak bisa lancar membaca EKG. Untuk dapat membaca EKG, perlu diketahui dahulu bagaiman grafik EKG itu
terbentuk. Setidaknya, ilmu yang sangat dasar dari EKG perlu diketahui.

Beberapa catatan yang paling dasar yang mesti dipahami dahulu sebelum membaca EKG yaitu:
 Grafik EKG dibentuk oleh gelombang listrik yang mengalir melalui serabut syaraf khusus yang ada pada
jantung.
 Listrik tersebut dibentuk oleh Nodus Sinuatria sebagai sumber primer dan nodus atrioventrikular sebagai
cadangan listrik sekunder. tetapi listrik jantung ini dapat pula dibentuk oleh bagian lain dari jantung.
 Gelombang P dibentuk oleh aliran listrik yang berasal dari nodus SA di atrium sedangkan kompleks QRS
terbentuk oleh aliran listrik di ventrikel. sedangkan PR interval terbentuk ketika aliran listrik tersebut
melewati bundle His. gelombang T terbentuk ketika terjadi repolarisasi jantung.
 Arah aliran listrik ini mengara
h ke apex jantung dan sejajar sumbu jantung (lihat gambar dibawah).
 Setiap lead memandang aliran listrik jantung dari sudut pandang yang berbeda. Maka untuk mengatahui letak
kelainan, perlu diperhatikan lead mana yang mengalami kelainan dan dari sudut pandang mana lead tersebut
melihat jantung. lead dada melihat jantung dari sudut pandang horizontal, hal ini bisa dilihat dari tabel di
bawah ini:

Sadapan Dada Sudut Pandang

V1, V2 Lateral Kanan Jantung

V3,V4 Septum

V5,V6 Lateral Kiri Jantung

Lead ekstremitas melihat jantung secara vertikal. Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut:
 Sebagai contoh: lead II melihat/mengintip jantung dari sudut pandang apex jantung.
 Setiap aliran listrik tersebut menuju ke arah sudut pandang tempat melihat EKG, maka pada lead tersebut
harus positif. Sebagai contoh adalah lead II yang melihat jantung dari sudut pandang di sekitar apex. Maka
normalnya lead ini harus positif.
 Karena otot jantung kiri lebih besar dari otot jantung kanan, maka yang terekam dominan pada EKG adalah
bagian jantung kiri.

INTERPRESTASI EKG
Contoh :

EKG: Irama sinus, reguler, HR:93 x/menit, Axis ke kiri, Gelombang P normal, PR interval < 0,2 detik, QRS
kompleks < 0,12 s, ST-T change (-), R di V5/6 + S di V1 < 35, R/S di V1 < 1.

Kesan; Normal EKG

Pola Interprestasi EKG :

1. Lihat apakah EKG tersebut berirama sinus atau tidak. Irama sinus memiliki ciri sebagai berikut:
 Berasal dari SA node
 Karena adanya gel P tapi belum tentu berasal dari SA node. Jadi anda harus bandingkan di dalam satu
lead harus mempunyai bentuk gel P yang sama.
 Selalu ada satu gelombang P yang diikuti oleh satu komplek QRS dan satu gelombang T
2. Lihat irama yang terbentuk. Apakah reguler atau aritmia/disritmia. Caranya adalah memperhatikan
gelombang R. Jarak antar gelombang R atau R-R harus sama. Atau jarak gelombang P/P-P harus sama untuk
sebuah EKG yang normal.
3. Lihat HR. Cara ini tidak perlu dijabarkan tersendiri karena setiap anak kedokteran pasti tahu menghitung HR
pada sebuah EKG.
4. Lihat Axis.
Perhatikan Gambar berikut:
Untuk menentukan axis caranya adalah:
 Titik tengah merupakan titik 0.
 Lihat lead I. Kurangi kotak untuk gelombang R dengan kotak untuk gelombang S jika hasilnya positif
letakkan di lead I mengarah ke lead I, jika negatif arahkan sebaliknya.
 Dengan pola yang sama tarik garis pada lead aVF.
 Hasil Cotangen dari lead tersebut adalah arah axis.
 Batas Normal sumbu jantung berada antara -300 sampai +900. Jika lebih besar dari -300 maka deviasi ke kiri,
dan jika lebih besar dari +900 maka sumbu jantung deviasi ke kanan.
Contoh:
Interpretasi: axis ke kiri
 Lihat gelombang P, adakah kelainan dari gelombang P. Lihat pula bentuknya apakah P mitral atau P
pulmonal. (kelainan akan dijabarkan tersendiri)
 Hitung PR interval. Normalnya PR interval bernilai kurang dari 0,2 second. Jika PR interval memanjang
curiga sebagai suatu block jantung. (satu kotak kecil bernilai 0,04 second). Tentang tipe dari blok jantung
akan dijabarkan tersendiri)
 Hitung dan lihat bentuk QRS kompleks. Adanya kelainan kompleks QRS menunjukkan adanya kelainan
pada ventrikel (bisa suatu block saraf jantung atau kelainan lainnya) karena komplek ini dibentuk oleh aliran
listrik jantung di daerah ventrikel. (Beberapa kelainan akan dijabarkan tersendiri)
 Lihat apakah ada perubahan pada segmen ST dan gelombang T. (kelainannya akan dijabarkan tersendiri)
 Hitung jumlah kotak R di V5 atau V6 kemudian tambahkan dengan jumlah kotak S yang ada di V1.
Normalnya akan bernilai dibawah 35. Jika > 35 maka bisa dianggap suatu LVH. Hati-hati, terkadang voltase
tidak mencapai 10mV. Maka harus dikonversi dulu ke 10 mV (contoh: pada EKG tertulis 5 mV maka, untuk
menjadi 10 mV, kotak tersebut harus dikalikan 2)
 Hitung jumlah kotak gelombang R di V5 atau V6 kemudian dibagi dibagi dengan jumlah kotak S di
V5 atau V6 tersebut. (untuk yang ini tidak diperlukan konversi). Normalnya kurang dari 1. Jika lebih, maka
dicurigai suatu RVH.
 Jika bingung, tanya senior untuk keterangan lebih lanjut.hehehe

Gelombang P:
Normalnya:

 Tinggi tidak lebih dari 3 kotak kecil


 Lebar tidak lebihb dari 3 kotak kecil
 Positif kecuali di aVR
 Gelombang simetris

Kelainan Gelombang P:
 Pulmonal / Runcing: R
 Mitral / berlekuk lebar: LAH

PR interval
 normalnya 0,12-0,2 second.
 Jika memanjang berarti ada block jantung karena interval ini terbentuk saat aliran listrik jantung melewati
berkas HIS.

Gelombang Q:
Normal:

 Lebar kurang dari 0,04 second


 Tinggi < 0,1 second

Patologis:
 Panjang gelombang Q > 1/3 R
 Ada QS pattern dengan gelombang R tidak ada.
 Adanya gelombang Q patologis ini menunjukkan adanya Old Miocard infark (OMI). Bila gelombang ini
belum ada (tetapi sudah ada ST depresi) berarti iskemik belum lama terjadi (< 12 jam), masih ada
KEMUNGKINAN diselamatkan.

Kompleks QRS:
 Lebar jika aliran listrik berasal dari ventrikel atau terjadi blok cabang berkas
 Normal R/S =1 di lead V3 dan V4
 Rotasi menurut arah jarum jam menunjukkan penyakit paru kronik. Artinya gelombang QRS menjadi
berbalik. Yang tadinya harus positif di V5 + V6 dan negatif di V1 dan V2 maka sekarang terjadi sebaliknya.

Segmen ST

Normalnya:

 Isoelektrik
 Di V1-V6 bisa naik 2 kotak kecil atau turun 0,05 kotak kecil.
Patologis:

 Elevasi: AMI atau perikarditis


 Depresi: Iskemia atau terjadi setelah pemakaian digoksin

Gelombang T
Normal

 Sama dengan gelombang P


 Dapat positif di lead I, II, V3-V6 dan negatif di VR
Patologis:

 Runcing: Hiperkalemia
 Tinggi lebih dari 2/3 R dan datar: Hipokalemia
 Inversi: bisa normal (di lead III, VR, V1, V2 dan V3 (pada orang kulit hitam) atau iskemia, infark, RVH dan
LVH, emboli paru, Sindrom WPW, dan Block cabang berkas.

Blok jantung:
1. Derajat 1:
 satu gel P: satu Kompleks QRS interval PR > 0,2 Second.
2. Derajat 2:
 Weckenbach: PR interval awalnya noramal dan makin lama makin panjang lalu tidak ada gelombang
P, kemudian siklus berlanjut lagi.
 Mobitz 2: P timbul kadang-kadang
3. Derajat 3 (total):
 QRS lebar, Frekuensi QRS < 50 kali/menit.
 P dan QRS tidak berhubungan.
4. RBBB:
 QRS > 0,12 second,
 pola RSR’.
 R’ dominan di V1.
5. LBBB:
 QRS > 0,12 second
 Pola M di lead V6
6. Bifascular: Hemiblok anterior kiri (Axis kiri dengan S dalam pada sadapan II dan III) ditambah RBBB

Terkadang ketika merekam EKG terlihat gambaran gelombang P yang tidak jelas. Untuk membedakan ini
dengan Fibrilasi Atrium dapat dilihat iramanya. Pada fibrilasi atrium irama sangat tidak teratur. Dan berbeda
dengan Atrial Flutter atau atrial takikardi, pada Atrial Fibrilasi dijumpai garis dasar yang rata.

Beberapa gambaran di bawah ini sangat khas pada kelainan irama . Contohnya adalah sebagai berikut:

a. Ventrikular takikardi

b. Ventrikular ekstrasistol
Suatu kelainan tidak akan bermakna jika ditemukan di satu lead saja. Berikut daftar lead yang mengalami
kelainan dan tempat suspect kelainan tersebut:

1. I, III, aVF : inferior


2. V1-V2: Lateral Kanan
3. V3-V4: septal atau anterior
4. I, aVL, V5-V6: lateral Kiri
5. V1-V3: Posterior
Iklan

Beri peringkat:

10 Votes

Bagikan ini:

 Tweet


Memuat...
Ditulis dalam EKG
2 Komentar
EKG Myocardiac Ischemia & Myocardiac Infarction
OKT 15

Posted by dr.Rozi Abdullah

Myocardiac Ischemia & Myocardiac Infarction


Topik ini bagi saya pribadi adalah sangatlah menegangkan karena inilah topik yang ditunggu-tunggu saat kita
mempelajari EKG. Ya boleh dikatakan topik ini adalah jantung dari kursus EKG. Seperti yang anda ketahui
bahwa jantung merupakan organ tubuh yang sangat dan sangat vital sekali yang bertugas secara disiplin dan
teratur memompakan darah keseluruh bagian tubuh dan jantung itu sendiri. Untuk menjaga continuitas kerja
jantung secara maksimal atau adekuat, maka jantung harus mendapatkan pasokan darah (nutrisi) yang adekuat
pula.Apabila pasokan atau aliran darah ke jantung mengalami penurunan atau tidak seimbangnya antara
kebutuhan darah yang di butuhkan jantung dengan pasokan darah yang di alirkan ke jantung, maka jantung
akan mengalami gangguan yang dinamakan dengan jantung iskemia.
Dan apabila pasokan/aliran darah mengalami hambatan atau sumbatan, maka jantung akan mengalami
gangguan yang dinamakan serangan jantung atau acut miokardiac infarction.

Perlu saya garis bawahi dengan tinta emas, bahwa jantung iskemia dan serangan jantung atau akut miokardiac
infarction akan jelas terekam dalam EKG yang nanti saya jelaskan, dimana kriteria pada rekaman EKG untuk
jantung iskemia atau acut miokardiac infarction bukanlah menjadi patokan utama dalam menegakkan diagnosa
tersebut. Tapi anda harus menetapkan keadaan klinis pasien sebagai pegangan utam kita sebelum menegakkan
diagnosa.

A. Myocardiac Ischemia atau Jantung Ischemia

Myocardiac ischemia atau jantung iskemia adalah suatu keadaan dimana ketidakseimbangan antara kebutuhan
jantung akan darah dengan pasokan atau suplai darah yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darau
arteri koroner. Penyempitan arteri koroner paling sering disebabkan oleh arterosklerosis dan arteri koroner
spasme.

Arterosklerosis adalah suatu proses yang sudah dimulai sejak kita lahir, dan proses ini tidak hanya pada
pembuluh darah jantung tapi diseluruh pembuluh darah proses ini sudah dimulai dan dipengaruhi oleh banyak
faktor seperti gaya hidup, pola makan dll.

Anda merasa jantung anda sehat-sehat saja biarpun lifestyle anda tidak anda perhatikan seperti mengkonsumsi
lemak lebih, merokok, kurang aktivitas dll. Anda beranggapan demikian karena jantung kita dalam batas
tertentu mampu melindungi dari iskemia, akan tetapi apabila kebutuhan jantung bertambah misalkan saat anda
melakukan aktivitas ringan sampai berat dimana jantung tidak bisa melindungi dirinya lagi, maka anda akan
mengalami keluhan seperti nyeri dada yang hebat, dada terasa terbakar atau tertekan dan nyeri bisa menjalar
(bahu, lengan dan leher).Keadaan ini dinamakan anda sedang mengalami stable angina. Jika keluhan muncul
tidak lagi pada saat anda melakukan aktivitas dinamakan unstable angina. Apabila unstable angina tidak
ditangani dengan tepat, maka bukan tidak mungkin lagi serangan jantung atau acut myocardiac infarction dan
kematian mendadak akan terjadi.

Dengan EKG, jantung iskemia bisa anda identifikasi berupa gambaran ST segmen depresi dengan kriteria
sebagai berikut :

 ST segmen depresi > 1mm


 Terdapat lebih dari 1 ST segmen depresi
 ST segmen depresi bisa berupa datar atau horizontal, downsloping atau upsloping.

(lihat gb. 31 a, b, c, d)

(A)
(B)

(C)

(D)
( Gb :31 )
Saya ingatkan kembali bahwa keadaan klinis pasien lebih utama dengan gambaran EKG. Kalau anda
menemukan ST depresi atau T inverted tapi tidak ditemukan signs yang mengarah ke diagnosa jantung
iskemik, maka anda namakan gambaran tersebut dengan ST atau T non spesifik. Tapi ST or T nonspesifik ini
bukan berarti tidak penting, tapi anda harus mengkajinya kenapa terjadi gambaran EKG tersebut. Adapun
penyebab gambaran dengan ST atau T nonspesifik itu adalah sebagai berikut :

 Gangguan keseimbangan elektrolit


 Myocarditis & Pericarditis
 Cardiomypaty
 Pulmonary emboli, dll.
B.Acut Myocardiac Infarction (AMI) atau Serangan Jantung

Seperti yang saya katakan diatas bahwa apabila jantung iskemia khususnya unstable angina tidak anda tangani
dengan tepat, maka myocardiac infarction atau serangan jantung akan terjadi. AMI atau serangan jantung
adalah keadaan dimana tidak mendapatkan suplai darah lagi yang disebabkan adanya sumbatan total
dipembuluh darah arteri koroner yang menyebabkan kerusakan jaringan otot jantung atau infarction.

Adapun tanda-tanda serangan jantung atau acut myocardiac infarction adalah sama dengan jantung iskemia,
akan tetapi nyeri dada pada serangan jantung tidak bisa dihilangkan dengan analgesik biasa (harus dengan
morphine), kadang disertai dengan keringat dingin serta muntah dan kematian mendadak bila lambat atau
kurang tepat penangananya.

Banyak rekan-rekan kita yang mungkin masih bingung dan belum tahu dalam memahami myocardiac
infarction, sehingga dalam prakteknya mereka beranggapan kalau istilah myocardiac infarction adalah sosok
serangan yang menyerang jantung dan bisa menyebabkan kematian. Benar sekali kalau AMI sangat berbahaya
dan bisa mengancam jiwa pasien bila tidak ditangani dengan tepat. Akan lebih baik jika anda mengenal dan
memahami letak MI serta kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi yang harus anda waspadai atau
observasi setelah post MI. Disamping itu, tidak semua AMI akan menyebabkan kematian mendadak. Karena
tergantung letak bagian otot mana yang terkena MI dan clinical jantung itu sendiri. Misalkan pasien dengan
latar belakang lifestyle yang kurang sehat atau adanya penyakit jantung yang menyertainya, maka jika terkena
serangan jantung yang sebenarnya tidak menyebabkan kematian jika ditangani secara tepat, tapi pada pasien
ini bisa menyebabkan kematian mendadak sebelum pertolongan datang.

Apa yang anda harus perhatikan pada EKG untuk pasien yang mengalami AMI ? Ada 3 kriteria yang harus
anda temukan untuk mendiagnosa AMI ( acut myocardiac infarction) dengan ST segmen elevasi atau (STEMI)
yaitu :

 Clinicaly pasien adalah yang paling utama, dimana pasien mengeluh tidak nyaman di dada seperti rasa
tertekan,terbakar dan sakit di dada yang menyebar (ke bahu, lengan dan leher) yang disertai dengan keringat
dingin dan kadang pasien muntah.
 Adanya ST segmen elevasi dengan atau tanpa adanya gel Q patologis. Gel Q patologis cirinya yaitu
dalamnya lebih dari 1/3 gelombang R.
 Adanya peningkatan enzim jantung ( CKMB, CK, Troponomin ), Jika tidak anda temukan ST segmen
elevasi dan gel Q patologis maka dinamakan Non -Q MI

Seperti yang saya katakan bahwa AMI berasal dari jantung iskemik yang tidak diobati tangani dengan baik.
Seperti yang anda lihat pada gb 32 yang terekam oleh holter monitor bahwa diawali dengan gelombang T yang
tinggi dan runcing (fase hyper acut T) . Anda tidak akan pernah mendapatkan gambaran hyper acut T pada 12
lead EKG karena sangat singkat sekali prosesnya.

Gb : 32

1. Fase acut/ injury yaitu ditandai dengan ST segmen elevasi yang sudah disertai atau tidak dengan gel Q
patologis. Fase ini terjadi kurang lebih dari 0 – 24 jam.
2. Fase early evolusion, yaitu ditandai masih dengan ST segmen elevation tapi gel T mulai inverted. Proses ini
terjadi antara 1 hari sampai beberapa bulan.
3. Fase old infarct, yaitu gelombang Q yang menetap disertai gel T kembali ke normal . Proses ini di mulai dari
beberapa bulan MI sampai dengan tahun dan seumur hidup. ( lihat gb 33 ).

Gb : 33

Adapun beberapa letak acut myocardiac infarction (AMI) yang harus anda kenali yaitu :
1. Septal —> ST segmen elevasi di lead V1 dan V2,
2. Anterior —> ST segmen elevasi di lead V1 sampai V4, reciprocal dengan di tandai ST segment depresi di
lead II,III, aVF.
3. Anterolateral (ektensif) —> ST segmen elevasi di lead V1 s/d V6, lead I dan aVL, reciprocal dengan ditandai
ST segmen depresi di lead II, III, aVF
4. Lateral —> ST segmen elevasi di lead V5 & V6, lead I & aVL
5. Inferior —> ST segmen di lead II, III, aVF, reciprocal dengan ditandai ST segmen depresi di lateral.
6. Posterior —> ST segmen di lead V8 & V9
7. Ventrikel kanan —> ST segmen elevasi di lead V1, V2R, V3R, V4R, reciprocal dengan ditandai ST depresi
di lead inferior.
Gb: 34 (AMI Septal)

Anda lihat ST segmen elevasi di V1 dan V2


Gb : 35

Anda lihat ST segmen elevasi di V1, V2,V3, V4

Gb : 36 ( AMI Anterior)
Gb : 37 ( AMI Anterolateral)

Gb : 38

Anda lihat ST segmen elevai di lead I, aVL, V6, V6.


Jika anda hanya menemukan ST segmen elevasi di lead I dan aVL saja, maka dinamakan AMI High Lateral.
Gb : 39 (AMI Lateral)

Gb : 40

Anda lihat ST segmen elevasi di lead II, III, aVF


dan ST depresi V6, I, aVL
Gb : 41 ( AMI Inferior)

Gb : 42 (AMI Posterior)

Anda lihat gel R yang tinggi di lead V1, anda harus rekam juga lead V8 & V9 kalau ingin menemukan ST
segmen elevasi.
Gb : 43

Gb : 44 ( AMI Ventrikel kanan)

Kalau anda rekam ekg, anda akan mendapatkan ST segmen elevasi di lead V1, V2R, V3R, V4R dan reciprocal
di lead inferior anda akan temun ST segmen depresi.

Beri peringkat:
9 Votes

Bagikan ini:

 Tweet


Memuat...
Ditulis dalam EKG, Jantung, Referensi Medis

Tinggalkan komentar
Aritmia EKG – Otot Atrium
OKT 15

Posted by dr.Rozi Abdullah


Atrial Ekstra Sistole

Ciri-cirinya :
 Gelombang P normal berasal dari SA node, gel P yang berasal dari otot atrium tidak sama dengan gel P yang
berasal dari SA node.
 Pada PAC (premature atrial contraction) atau AES ( atrial ekstra sistole), Gelombang P muncul sebelum
waktunya dan bentuk gelombang pun beda dengan normal gel P yang berasal dari SA node.
 Kalau anda temukan gel P yang berbeda dan muncul persis sama dengan waktu yang seharusnya, ini
dinamakan Atrial escape beat.

Atrial Flutter

Ciri-cirinya :
 Irama teratur
 Ciri utama yaitu gelombang P yang mirip gigi gergaji (saw tooth).
 Komplek QRS normal, interval RR normal
Atrial Takikardia

Ciri-cirinya :
 Irama teratur
 Komplek QRS normal
 PR interval <0,12detik dan
 Frekwensi jantungnya > 150x/menit
 Apabila gambaran EKG dari normal tiba tiba berubah menjadi Atrial takikardia maka gambaran ini
dinamakan paroksimal atrial takikardia (PAT).

Multifocal Atrial Takikardia

Ciri-cirinya :
 Irama irreguler
 Kadang mirip dengan atrial fibrilasi, tapi pada MAT gel P masih terlihat dan tiap beat bentuk gelombang P
nya berbeda (minimal 3 macam).
 Frekwensi > 100x/menit, PR intervalpun bervariasi, normal komplek QRS.

Wandering Atrial Pacemaker

1
Ciri-cirinya :
 Sama dengan multifokal atrial takikardia, hanya pada wandering pacemaker HR nya normal

EKG Itu mudah loh !!!!


Posted on Januari 30, 2009 by idmgarut
BASIC LEARNING

1 kotak kecil horizontal mewakili 0,04 dtk


5 kotak kecil horizontal = 1 kotak besar mewakili 0,2 dtk
1 kotak kecil vertical mewakili 0,1 mV
1 kotak kecil = 1mm

KENALI GELOMBANG EKG

1. P wave merupakan gambaran depolarisasi atrium mempunyai karakteristik normal : tinggi (t) dan lebar (l) < 0,3 mV (3
kotak kecil).
2. P-R interval (lebar dari Pwave-Qwave) normal < 3-5 kotak kecil.
3. Kompleks QRS merupakan gambaran depolarisasi ventrikel, normal mempunyai lebar (l) < 3 kotak kecil.
4. S-T interval normal isoelektrik (kenaikan T-wave dimulai dari garis sejajar QRS).
5. T wave merupakan gambaran repolarisasi ventrikel.
6. R-R interval merupakan jarak antar gelombang R ke R. Dilihat keteraturannya dan bermanfaat dalam menghitung heart
rate (HR).
MULAI MEMBACA EKG ! yuuuks,,,

Mulailah dari urutan pertama berturut-turut :

1. Tentukan gelombang P sinus, lihat di lead I, II, dan AVR. Normalnya :

Lead I : bernilai (+), artinya defleksi QRS ke atas

Lead II : (+)

AVR : (-)

1. Jika tidak ditemukan seperti di atas, maka lihat dulu lead II, III, dan AVF.

Jika P wave masih ada di II, III, AVF maka gelombang P masih sinus.
Sebaliknya, jika Pwave tidak ditemukan di lead-lead tersebut, maka Pwave bukan sinus.

Pada keadaan ini pikirkan : atrial fibrilasi atau atrial flutter.Maka langsung- perhatikan R-R interval di
semua lead. Jika ada keteraturan jarak R-R, maka dinamakan Atrial Flutter,sebaliknya dinamakan Atrial
Fibrilasi.

1. Tentukan morfologi P wave, lihat di lead II dan V1.

Normalnya kita temukan Pwave normal (t dan l < kotak kecil) di kedua lead tersebut. Pwave di V1
mempunyai bentuk normal bifasik (artinya P wave mempunyai defleksi ke atas dan ke bawah).

Jika di temukan P wave di lead II dengan t > 3 kotak kecil dan lancip, maka ini diesbut P pulmonal, yaitu
gambaran dariRAH atau cor pulmonale.

Jika di temukan P wave di lead V1 dengan lebar (l) > 3 kotak kecil, maka ini diesbut P mitral, yaitu
gambaran dari LAH.

Mungkin saja ditemukan keduanya.

1. Tentukan PR interval di setiap lead. Jika tidak ditemukan gambarn normal (l > 5 kotak
kecil), maka terjadi suatu blok AV. Tinggal tentukan derajat berapa ?!

Jika lebar (l) PR interval satu ke yang lainnya mempunyai jarak yang sama dan tidak ditemukan adanya
QRS yang hilang, maka ini disebut 10 AV block.

Jika lebar (l) PR interval satu ke yang lainnya mempunyai jarak yang sama, tetapi ditemukan adanya QRS
yang hilang, maka ini disebut 20 AV block tipe II.

Jika lebar (l) PR interval satu ke yang lainnya mempunyai jarak yang semakin lebar dan ditemukan
adanya QRS yang hilang, maka ini disebut 20 AV block tipe I.

Jika ditemukan PR interval yang berantakan dan R-R interval yang teratur, maka disebut 30 AV block =
blok total AV.

5. Tentukan QRS interval, normalnya sempit (l < 3 kotak kecil). Jika melebar maka pikirkan adanya RBBB atau LBBB.

Langsung perhatikan V1 dan V6.

Jika ditemukan pelebaran QRS di kedua lead tersebut dan defleksi QRS di V1 dominan ke atas,
sedangkan defleksi QRS di V6 dominan ke bawah, maka disebut RBBB.
Jika ditemukan pelebaran QRS hanya di lead V1 dan defleksi QRS di V1 dominan ke atas, sedangkan
defleksi QRS di V6 dominan ke bawah, maka disebut Incomplete RBBB.

Jika ditemukan pelebaran QRS di kedua lead tersebut dan defleksi QRS di V1 dominan ke bawah,
sedangkan defleksi QRS di V6 dominan ke atas, maka disebut LBBB.

Petunjuk lain yang bisa dipakai tetapi kadang menyesatkan :

Jika ditemukan gelombang RSR (seperti huruf M) di V1 = RBBB

Jika ditemukan gelombang QRS yg takik (juga seperti huruf M) di V6 = LBBB

6. Tentukan QRS axis, lihat di lead I dan AVF.

Jika lead I bernilai (+), AVF (+) = normoaxis

Lead I (+), AVF (-) = deviasi ke kiri

Lead I (-), AVF (+) = deviasi ke kanan

Lead I (-), AVF (-) = deviasi ke kanan atas

7. Tentukan QRS rate = R-R interval untuk menentukan Heart Rate.


Ada beberapa Cara :
a. 300 : jumlah kotak besar antara R-R
b. 1500 : jumlah kotak kecil antara R-R
c. Jumlah kompleks QRS selama 6 detk X 10
Irama sinus rythm, jika HR : 60-100 x/mnt

Sinus takikardi, HR > 100 x/mnt

Sinus bradikardi, HR < 60 x/mnt

Sinus aritmia, HR tidak teratur (meningkat saat inspirasi, menurun saat ekspirasi)

8. Tentukan kelainan ST dan T.


ST elevasi , pikirkan :
a)Infark jantung (paling sering, seusaikan klinis)
b) Perikarditis
c)Early repolarisation
Jika ST elevasi ditemukan di V1-V5 : Infark anterior

V2-V4 : Infark anteroseptal


V5-V6 : Infark lateral

V1-V6 : Infark anterolateral

I, AVL, V1-V6 : Infark extensive anterior

II, III, AVF : Infark posterior

ST depresi atau Tinversi pikirkan iskemia, tentukan lokasi iskemi dengan cara di atas

T tall (tinggi T >/= 10 mm), pikirkan :

1. Hiperakut T (Infark)

2. HiperKalemi

9. Tentukan adanya Hipertropi ventrikel jantung, lihat di V1 dan V5/V6

LVH : gelombang S di V1 + R di V5/V6 = lebih dari 35 mm (8 kotak besar)

RVH : gelombang R di V1 + S di V5/V6 = lebih dari 10.5 mm (2.5 kotak besar)

10. Tentukan Aritmia di semua lead.


a) Premature Atrial Complex / Beat = SupraVentrikular EkstraSistole (SVES) Ditemukan 1 gelombang yang muncul
dini (belum pada waktunya) dengan karakteristik kompleks QRS yang sempit di dahului P sinus.
b) Premature Vnetricular Complex / Beat = Ventrikel ekstraSistole(VES)
Ditemukan 1 gelombang yang muncul dini (belum pada waktunya) dengan karakteristik kompleks QRS yang lebar
sekali di dahului P sinus.
VES bigemini = 1 VES diikuti 1 gelombang normal

VES trigemini = 1 VES diikuti 2 gelombang normal

VES quadrigemini = 1VES diikuti 3 gelombang normal

VES couplet = 2 VES berturut-turut dalam 1 lead

VES salvos = 3-5 VES berturut-turut dalam 1 lead

>5VES berturut-turut = VT (Ventricular Takikardi)

c) Atrial Escape Beat = Kebalikan SVES


Ditemukan 1 gelombang yang muncul terlambat dengan karakteristik kompleks QRS yang sempit di dahului P sinus.
d) Ventricel Escape Beat = Kebalikan VES
e) Premature Junctional Complex/Beat
Ditemukan 1 gelombang yang muncul dini (belum pada waktunya) dengan karakteristik kompleks QRS tanpa di
dahului P wave. Jika QRS sempit maka disebut Premature Junct. Atrial Beat,kebalikannya disebut PJ ventrikel
Beat.
f) Junctional Rythm = Junctional Escape Rhythm
QRS sempit tanpa didahului P sinus (ingat ada gelombang P tapi tidak sinus) di satu/ semua lead dengan HR 40-60
x/mnt
g) Accelerated Junctional Rhythm
QRS sempit tanpa didahului P sinus (ingat ada gelombang P tapi tidak sinus) di satu/ semua lead dengan HR 60-100
x/mnt
h) Junctional Tachycardi
i) QRS sempit tanpa didahului P sinus (ingat ada gelombang P tapi tidak sinus) di satu/ semua lead dengan HR >100
x/mnt
j) ATRIAL FLUTTER
Gambaran gelombang P seperti gergaji dengan R-R interval teratur (Paling Penting). Frekuensi cepat.
k) ATRIAL FIBRILASI
R-R interval sangat tidak teratur.
l) ATRIAL TAKIKARDI

Frekuensi cepat > 100 x/mt dangan QRS yang sempit.

m) VENTRICULAR TAKIKARDI

Frekuensi > 100 x/mnt dengan QRS yang lebar.

n) VENTRIKEL FIBRILASI

Bentuk gelombang tidak teratur, lebar, cepat, kacau

o) Idioventricular rythm

QRS lebar disemua lead dengan HR 20-40 x/mnt

p) Accelerated Idioventricular
QRS lebar disemua lead dengan HR > 40 x/mnt dan < 100 x/mnt

KETAHUILAH ADA R-WAVE PROGRESSIVE

R-wave progressive dilihat dari lead V1-V6, yaitu V1 dimulai dengan kompleks QRS yang defleksi ke
bawah di mana berturut-turut kira-kira mulai dari V3 sampai V6 gelombang R (defleksi ke atas) makin
muncul ke atas.

Jika ditemukan poor R-wave progressive (gelombang R dari V1-V6 seperti yang tidak seharusnya), maka
dapat dipikirkan adanya :

1. old infark
2. LVH
3. cor pulmonale (RAH (Right Atrial Hipertrophy)

Anda mungkin juga menyukai