Anda di halaman 1dari 21

Menu  Cari

Buku Saku Dokter


Referensi Praktis Kedokteran

D IT U L IS DA L A M E KG

EKG Dasar

EKG Dasar

EKG (Elektrokardiograf), tidak semua orang bisa membaca EKG. Begitu juga dokter.
Banyak dokter umum yang tidak bisa lancar membaca EKG. Untuk dapat membaca
EKG, perlu diketahui dahulu bagaiman grafik EKG itu terbentuk. Setidaknya, ilmu yang
sangat dasar dari EKG perlu diketahui.
Beberapa catatan yang paling dasar yang mesti dipahami dahulu sebelum membaca
EKG yaitu:
Grafik EKG dibentuk oleh gelombang listrik yang mengalir melalui serabut
syaraf khusus yang ada pada jantung.
Listrik tersebut dibentuk oleh Nodus Sinuatria sebagai  sumber primer dan
nodus atrioventrikular sebagai cadangan listrik sekunder. tetapi listrik jantung
ini dapat pula dibentuk oleh bagian lain dari jantung.
Gelombang P dibentuk oleh aliran listrik yang berasal dari nodus SA di atrium
sedangkan kompleks QRS terbentuk oleh aliran listrik di ventrikel. sedangkan
PR interval terbentuk ketika aliran listrik tersebut melewati bundle His.
gelombang T terbentuk ketika terjadi repolarisasi jantung.
Arah aliran listrik ini mengara
h ke apex jantung dan sejajar sumbu jantung (lihat gambar dibawah).
Setiap lead memandang aliran listrik jantung dari sudut pandang yang berbeda.
Maka untuk mengatahui letak kelainan, perlu diperhatikan lead mana yang
mengalami kelainan dan dari sudut pandang mana lead tersebut melihat
jantung. lead dada melihat jantung dari sudut pandang horizontal, hal ini bisa
dilihat dari tabel di bawah ini:

Sadapan Dada Sudut Pandang

V1, V2 Lateral Kanan Jantung


V3,V4 Septum
V5,V6 Lateral Kiri Jantung

Lead ekstremitas melihat jantung secara vertikal. Hal ini bisa dijelaskan sebagai
berikut:

Sebagai contoh: lead II melihat/mengintip jantung dari sudut pandang apex


jantung.

Setiap aliran listrik tersebut menuju ke arah sudut pandang tempat melihat
EKG, maka pada lead tersebut harus positif. Sebagai contoh adalah lead II yang
melihat jantung dari sudut pandang di  sekitar apex. Maka normalnya lead ini
harus positif.
Karena otot jantung kiri lebih besar dari otot jantung kanan, maka yang terekam
dominan pada EKG adalah bagian jantung kiri.
INTERPRESTASI EKG
Contoh :
EKG: Irama sinus, reguler, HR:93 x/menit, Axis ke kiri, Gelombang P normal, PR
interval < 0,2 detik, QRS kompleks < 0,12 s, ST-T change (-), R di V5/6 + S di
V1 < 35, R/S di V1 < 1.
Kesan; Normal EKG
 Pola Interprestasi EKG :
1. Lihat apakah EKG tersebut berirama sinus atau tidak. Irama sinus memiliki ciri
sebagai berikut:
Berasal dari SA node
Karena adanya gel P tapi belum tentu berasal dari SA node. Jadi anda
harus bandingkan di dalam satu lead harus mempunyai bentuk gel P yang
sama.
Selalu ada satu gelombang P yang diikuti oleh satu komplek QRS dan
satu gelombang T
2. Lihat irama yang terbentuk. Apakah reguler atau aritmia/disritmia. Caranya
adalah memperhatikan gelombang R. Jarak antar gelombang R atau R-R harus
sama. Atau jarak gelombang P/P-P harus sama untuk sebuah EKG yang
normal.
3. Lihat HR. Cara ini tidak perlu dijabarkan tersendiri karena setiap anak
kedokteran pasti tahu menghitung HR pada sebuah EKG.
4. Lihat Axis.

Perhatikan Gambar berikut:

Untuk menentukan axis caranya adalah:


Titik tengah merupakan titik 0.
Lihat lead I. Kurangi kotak untuk gelombang R dengan kotak untuk gelombang
S jika hasilnya positif letakkan di lead I mengarah ke lead I, jika negatif arahkan
sebaliknya.
Dengan pola yang sama tarik garis pada lead aVF.
Hasil Cotangen dari lead tersebut adalah arah axis.
Batas Normal sumbu jantung berada antara -30 0  sampai +900. Jika lebih besar
dari -300 maka deviasi ke kiri, dan jika lebih besar dari +90 0 maka sumbu
jantung deviasi ke kanan.
Contoh:

Interpretasi: axis ke kiri
Lihat gelombang P, adakah kelainan dari gelombang P. Lihat pula bentuknya
apakah P mitral atau P pulmonal. (kelainan akan dijabarkan tersendiri)
Hitung PR interval. Normalnya PR interval bernilai kurang dari 0,2 second. Jika
PR interval memanjang curiga sebagai suatu block jantung. (satu kotak kecil
bernilai 0,04 second). Tentang tipe dari blok jantung akan dijabarkan tersendiri)
Hitung dan lihat bentuk QRS kompleks. Adanya kelainan kompleks QRS
menunjukkan adanya kelainan pada ventrikel (bisa suatu block saraf jantung
atau kelainan lainnya) karena komplek ini dibentuk oleh aliran listrik jantung di
daerah ventrikel. (Beberapa kelainan akan dijabarkan tersendiri)
Lihat apakah ada perubahan pada segmen ST dan gelombang T. (kelainannya
akan dijabarkan tersendiri)
Hitung jumlah kotak R di V5 atau V6 kemudian tambahkan dengan jumlah
kotak  S yang ada di V1. Normalnya akan bernilai dibawah 35. Jika > 35 maka
bisa dianggap suatu LVH. Hati-hati, terkadang voltase tidak mencapai 10mV.
Maka harus dikonversi dulu ke 10 mV (contoh: pada EKG tertulis 5 mV maka,
untuk menjadi 10 mV, kotak tersebut harus dikalikan 2)
Hitung jumlah kotak gelombang R di V5 atau V6 kemudian dibagi dibagi
dengan jumlah kotak S di V5 atau V6 tersebut. (untuk yang ini tidak diperlukan
konversi). Normalnya kurang dari 1. Jika lebih, maka dicurigai suatu RVH.
Jika bingung, tanya senior untuk keterangan lebih lanjut.hehehe

Gelombang P:
Normalnya:
Tinggi tidak lebih dari 3 kotak kecil
Lebar tidak lebihb dari 3 kotak kecil
Positif kecuali di aVR
Gelombang simetris
Kelainan Gelombang P:
Pulmonal / Runcing: R
Mitral / berlekuk lebar: LAH

PR interval
normalnya 0,12-0,2 second.
Jika memanjang berarti ada block jantung karena interval ini terbentuk saat
aliran listrik jantung melewati berkas HIS.

Gelombang Q:
 Normal:
Lebar kurang dari 0,04 second
Tinggi < 0,1 second

Patologis:
Panjang gelombang Q > 1/3 R
Ada QS pattern dengan gelombang R  tidak ada.
Adanya gelombang Q patologis ini menunjukkan adanya Old Miocard infark
(OMI). Bila gelombang ini belum ada (tetapi sudah ada ST depresi) berarti
iskemik belum lama  terjadi (< 12 jam), masih ada KEMUNGKINAN
diselamatkan.

Kompleks QRS:
Lebar jika aliran listrik berasal dari ventrikel atau terjadi blok cabang berkas
Normal R/S =1 di lead V3 dan V4
Rotasi menurut arah jarum jam menunjukkan penyakit paru kronik. Artinya
gelombang QRS menjadi berbalik. Yang tadinya harus positif di V5 + V6 dan
negatif di V1 dan V2 maka sekarang terjadi sebaliknya.

Segmen ST
Normalnya:

Isoelektrik
Di V1-V6 bisa naik 2 kotak kecil atau turun 0,05 kotak kecil.

Patologis:
Elevasi: AMI atau perikarditis
Depresi: Iskemia atau terjadi setelah pemakaian digoksin

Gelombang T
Normal
Sama dengan gelombang P
Dapat positif di lead I, II, V3-V6 dan negatif di VR

Patologis:
Runcing: Hiperkalemia
Tinggi lebih dari 2/3 R dan datar: Hipokalemia
Inversi: bisa normal (di lead III, VR, V1, V2 dan V3 (pada orang kulit hitam) atau
iskemia, infark, RVH dan LVH, emboli paru, Sindrom WPW, dan Block cabang
berkas.

Blok jantung:
1. Derajat 1:
satu gel P: satu Kompleks QRS interval PR > 0,2 Second.
2. Derajat 2:
Weckenbach: PR interval awalnya noramal dan makin lama makin
panjang lalu tidak ada gelombang P, kemudian siklus berlanjut lagi.
Mobitz 2: P timbul kadang-kadang
3. Derajat 3 (total):
QRS lebar, Frekuensi QRS < 50 kali/menit.
P dan QRS tidak berhubungan.
4. RBBB:
QRS > 0,12 second,
pola RSR’.
R’ dominan di V1.
5. LBBB:
QRS > 0,12 second
Pola M di lead V6
6. Bifascular: Hemiblok anterior kiri (Axis kiri dengan S dalam pada sadapan II
dan III) ditambah RBBB

Terkadang ketika merekam EKG terlihat gambaran gelombang P yang tidak jelas.
Untuk membedakan ini dengan Fibrilasi Atrium dapat dilihat iramanya. Pada fibrilasi
atrium irama sangat tidak teratur. Dan berbeda dengan Atrial Flutter atau atrial
takikardi, pada Atrial Fibrilasi dijumpai garis dasar yang rata.

Beberapa gambaran di bawah ini sangat khas pada kelainan irama . Contohnya
adalah sebagai berikut:

a.       Ventrikular takikardi

b.      Ventrikular ekstrasistol
Suatu kelainan tidak akan bermakna jika ditemukan di satu lead saja. Berikut daftar
lead yang mengalami kelainan dan tempat suspect kelainan tersebut:

1.  I, III, aVF : inferior


2. V1-V2: Lateral Kanan
3. V3-V4: septal atau anterior
4. I, aVL, V5-V6: lateral Kiri
5. V1-V3: Posterior

Tentang iklan-iklan ini

Beri peringkat:

10 Votes

Bagikan ini:

Tweet Bagikan 47
3

 Suka
2 blogger menyukai ini.

16 Oktober 2012  2 Replies

EKG Myocardiac Ischemia & Myocardiac Infarction

Myocardiac Ischemia & Myocardiac Infarction

Topik ini bagi saya pribadi adalah sangatlah menegangkan karena inilah topik yang
ditunggu-tunggu saat kita mempelajari EKG. Ya boleh dikatakan topik ini adalah
jantung dari kursus EKG. Seperti yang anda ketahui bahwa jantung merupakan organ
tubuh yang sangat dan sangat vital sekali yang bertugas secara disiplin dan teratur
memompakan darah keseluruh bagian tubuh dan jantung itu sendiri. Untuk menjaga
continuitas kerja jantung secara maksimal atau adekuat, maka jantung harus
mendapatkan pasokan darah (nutrisi) yang adekuat pula.Apabila pasokan atau aliran
darah ke jantung mengalami penurunan atau tidak seimbangnya antara kebutuhan
darah yang di butuhkan jantung dengan pasokan darah yang di alirkan ke jantung,
maka jantung akan mengalami gangguan yang dinamakan dengan jantung iskemia.
Dan apabila pasokan/aliran darah mengalami hambatan atau sumbatan, maka
jantung akan mengalami gangguan yang dinamakan serangan jantung atau acut
miokardiac infarction.

Perlu saya garis bawahi dengan tinta emas, bahwa jantung iskemia dan serangan
jantung atau akut miokardiac infarction akan jelas terekam dalam EKG yang nanti
saya jelaskan, dimana kriteria pada rekaman EKG untuk jantung iskemia atau acut
miokardiac infarction bukanlah menjadi patokan utama dalam menegakkan
diagnosa tersebut. Tapi anda harus menetapkan keadaan klinis pasien sebagai
pegangan utam kita sebelum menegakkan diagnosa.

A. Myocardiac Ischemia atau Jantung Ischemia


Myocardiac ischemia atau jantung iskemia adalah suatu keadaan dimana
ketidakseimbangan antara kebutuhan jantung akan darah dengan pasokan atau
suplai darah yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darau arteri koroner.
Penyempitan arteri koroner paling sering disebabkan oleh arterosklerosis dan arteri
koroner spasme.

Arterosklerosis adalah suatu proses yang sudah dimulai sejak kita lahir, dan proses
ini tidak hanya pada pembuluh darah jantung tapi diseluruh pembuluh darah proses
ini sudah dimulai dan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti gaya hidup, pola makan
dll.

Anda merasa jantung anda sehat-sehat saja biarpun lifestyle anda tidak anda
perhatikan seperti mengkonsumsi lemak lebih, merokok, kurang aktivitas dll. Anda
beranggapan demikian karena jantung kita dalam batas tertentu mampu melindungi
dari iskemia, akan tetapi apabila kebutuhan jantung bertambah misalkan saat anda
melakukan aktivitas ringan sampai berat dimana jantung tidak bisa melindungi
dirinya lagi, maka anda akan mengalami keluhan seperti nyeri dada yang hebat, dada
terasa terbakar atau tertekan dan nyeri bisa menjalar (bahu, lengan dan
leher).Keadaan ini dinamakan anda sedang mengalami stable angina. Jika keluhan
muncul tidak lagi pada saat anda melakukan aktivitas dinamakan unstable angina.
Apabila unstable angina tidak ditangani dengan tepat, maka bukan tidak mungkin
lagi serangan jantung atau acut myocardiac infarction dan kematian mendadak akan
terjadi.

Dengan EKG, jantung iskemia bisa anda identifikasi berupa gambaran ST segmen
depresi dengan kriteria sebagai berikut :

ST segmen depresi > 1mm


Terdapat lebih dari 1 ST segmen depresi
ST segmen depresi bisa berupa datar atau horizontal, downsloping atau
upsloping.

(lihat gb. 31 a, b, c, d)
(A)

(B)

(C)

(D)
( Gb :31 )
Saya ingatkan kembali bahwa keadaan klinis pasien lebih utama dengan gambaran
EKG. Kalau anda menemukan ST depresi atau T inverted tapi tidak ditemukan signs
yang mengarah ke diagnosa jantung iskemik, maka anda namakan gambaran
tersebut dengan ST atau T non spesifik. Tapi ST or T nonspesifik ini bukan berarti
tidak penting, tapi anda harus mengkajinya kenapa terjadi gambaran EKG tersebut.
Adapun penyebab gambaran dengan ST atau T nonspesifik itu adalah sebagai
berikut :

Gangguan keseimbangan elektrolit


Myocarditis & Pericarditis
Cardiomypaty
Pulmonary emboli, dll.

B.Acut Myocardiac Infarction (AMI) atau Serangan Jantung


Seperti yang saya katakan diatas bahwa apabila jantung iskemia khususnya
unstable angina tidak anda tangani dengan tepat, maka myocardiac infarction atau
serangan jantung akan terjadi. AMI atau serangan jantung adalah keadaan dimana
tidak mendapatkan suplai darah lagi yang disebabkan adanya sumbatan total
dipembuluh darah arteri koroner yang menyebabkan kerusakan jaringan otot jantung
atau infarction.

Adapun tanda-tanda serangan jantung atau acut myocardiac infarction adalah sama
dengan jantung iskemia, akan tetapi nyeri dada pada serangan jantung tidak bisa
dihilangkan dengan analgesik biasa (harus dengan morphine), kadang disertai
dengan keringat dingin serta muntah dan kematian mendadak bila lambat atau
kurang tepat penangananya.

Banyak rekan-rekan kita yang mungkin masih bingung dan belum tahu dalam
memahami myocardiac infarction, sehingga dalam prakteknya mereka beranggapan
kalau istilah myocardiac infarction adalah sosok serangan yang menyerang jantung
dan bisa menyebabkan kematian. Benar sekali kalau AMI sangat berbahaya dan bisa
mengancam jiwa pasien bila tidak ditangani dengan tepat. Akan lebih baik jika anda
mengenal dan memahami letak MI serta kemungkinan-kemungkinan yang akan
terjadi yang harus anda waspadai atau observasi setelah post MI. Disamping itu,
tidak semua AMI akan menyebabkan kematian mendadak. Karena tergantung letak
bagian otot mana yang terkena MI dan clinical jantung itu sendiri. Misalkan pasien
dengan latar belakang lifestyle yang kurang sehat atau adanya penyakit jantung yang
menyertainya, maka jika terkena serangan jantung yang sebenarnya tidak
menyebabkan kematian jika ditangani secara tepat, tapi pada pasien ini bisa
menyebabkan kematian mendadak sebelum pertolongan datang.

Apa yang anda harus perhatikan pada EKG untuk pasien yang mengalami AMI ? Ada
3 kriteria yang harus anda temukan untuk mendiagnosa AMI ( acut myocardiac
infarction) dengan ST segmen elevasi atau (STEMI) yaitu :

Clinicaly pasien adalah yang paling utama, dimana pasien mengeluh tidak
nyaman di dada seperti rasa tertekan,terbakar dan sakit di dada yang
menyebar (ke bahu, lengan dan leher) yang disertai dengan keringat dingin dan
kadang pasien muntah.
Adanya ST segmen elevasi dengan atau tanpa adanya gel Q patologis. Gel Q
patologis cirinya yaitu dalamnya lebih dari 1/3 gelombang R.
Adanya peningkatan enzim jantung ( CKMB, CK, Troponomin ), Jika tidak anda
temukan ST segmen elevasi dan gel Q patologis maka dinamakan Non -Q MI
Seperti yang saya katakan bahwa AMI berasal dari jantung iskemik yang tidak
diobati tangani dengan baik. Seperti yang anda lihat pada gb 32 yang terekam oleh
holter monitor bahwa diawali dengan gelombang T yang tinggi dan runcing (fase
hyper acut T) . Anda tidak akan pernah mendapatkan gambaran hyper acut T pada
12 lead EKG karena sangat singkat sekali prosesnya.

Gb : 32

1. Fase acut/ injury yaitu ditandai dengan ST segmen elevasi yang sudah disertai
atau tidak dengan gel Q patologis. Fase ini terjadi kurang lebih dari 0 – 24 jam.
2. Fase early evolusion, yaitu ditandai masih dengan ST segmen elevation tapi gel
T mulai inverted. Proses ini terjadi antara 1 hari sampai beberapa bulan.
3. Fase old infarct, yaitu gelombang Q yang menetap disertai gel T kembali ke
normal . Proses ini di mulai dari beberapa bulan MI sampai dengan tahun dan
seumur hidup. ( lihat gb 33 ).

Gb : 33

Adapun beberapa letak acut myocardiac infarction (AMI) yang harus anda kenali
yaitu :

1. Septal —> ST segmen elevasi di lead V1 dan V2,


2. Anterior —> ST segmen elevasi di lead V1 sampai V4, reciprocal dengan di
tandai ST segment depresi di lead II,III, aVF.
3. Anterolateral (ektensif) —> ST segmen elevasi di lead V1 s/d V6, lead I dan aVL,
reciprocal dengan ditandai ST segmen depresi di lead II, III, aVF
4. Lateral —> ST segmen elevasi di lead V5 & V6, lead I & aVL
5. Inferior —> ST segmen di lead II, III, aVF, reciprocal dengan ditandai ST segmen
depresi di lateral.
6. Posterior —> ST segmen di lead V8 & V9
7. Ventrikel kanan —> ST segmen elevasi di lead V1, V2R, V3R, V4R, reciprocal
dengan ditandai ST depresi di lead inferior.

Gb: 34 (AMI Septal)

Anda lihat ST segmen elevasi di V1 dan V2

Gb : 35

Anda lihat ST segmen elevasi di V1, V2,V3, V4


Gb : 36 ( AMI Anterior)

Gb : 37 ( AMI Anterolateral)

Gb : 38
Anda lihat ST segmen elevai di lead I, aVL, V6, V6.
Jika anda hanya menemukan ST segmen elevasi di lead I dan aVL saja, maka
dinamakan AMI High Lateral.

Gb : 39 (AMI Lateral)

Gb : 40

Anda lihat ST segmen elevasi di lead II, III, aVF


dan ST depresi V6, I, aVL

Gb : 41 ( AMI Inferior)
Gb : 42 (AMI Posterior)

Anda lihat gel R yang tinggi di lead V1, anda harus rekam juga lead V8 & V9 kalau
ingin menemukan ST segmen elevasi.

Gb : 43

Gb : 44 ( AMI Ventrikel kanan)


Kalau anda rekam ekg, anda akan mendapatkan ST segmen elevasi di lead V1, V2R,
V3R, V4R dan reciprocal di lead inferior anda akan temun ST segmen depresi.

Beri peringkat:

9 Votes

Bagikan ini:

Tweet Bagikan 17
0

 Suka
Satu blogger menyukai ini.

15 Oktober 2012  Leave a reply

Aritmia EKG – Otot Atrium

Atrial Ekstra Sistole

Ciri-cirinya :

Gelombang P normal berasal dari SA node, gel P yang berasal dari otot atrium
tidak sama dengan gel P yang berasal dari SA node.
Pada PAC (premature atrial contraction) atau AES ( atrial ekstra sistole),
Gelombang P muncul sebelum waktunya dan bentuk gelombang pun beda
dengan normal gel P yang berasal dari SA node.
Kalau anda temukan gel P yang berbeda dan muncul persis sama dengan
waktu yang seharusnya, ini dinamakan Atrial escape beat.
Atrial Flutter

Ciri-cirinya :

Irama teratur
Ciri utama yaitu gelombang P yang mirip gigi gergaji (saw tooth).
Komplek QRS normal, interval RR normal

Atrial Takikardia

Ciri-cirinya :

Irama teratur
Komplek QRS normal
PR interval <0,12detik dan
Frekwensi jantungnya > 150x/menit
Apabila gambaran EKG dari normal tiba tiba berubah menjadi Atrial takikardia
maka gambaran ini dinamakan paroksimal atrial takikardia (PAT).

Multifocal Atrial Takikardia

Ciri-cirinya :

Irama irreguler
Kadang mirip dengan atrial fibrilasi, tapi pada MAT gel P masih terlihat dan tiap
beat bentuk gelombang P nya berbeda (minimal 3 macam).
Frekwensi > 100x/menit, PR intervalpun bervariasi, normal komplek QRS.

Wandering Atrial Pacemaker

1
Ciri-cirinya :

Sama dengan multifokal atrial takikardia, hanya pada wandering pacemaker HR


nya normal.

Sumber : http://www.kursusekg-iii.blogspot.com

Beri peringkat:

9 Votes

Bagikan ini:

Tweet Bagikan 34
2

 Suka
Jadilah yang pertama menyukai ini.

15 Oktober 2012  2 Replies

Contoh Aritmia EKG dengan kriterianya

Untuk membaca Halaman ini dianjurkan menggunakan mode Layar Landscape

A. SA Node
Sinus Bradikardia

Ciri-cirinya :
Irama teratur
RR interval jaraknya sama dalam 1 lead panjang
PP interval jaraknya sama dalam 1 lead panjang
Komplek QRS harus sama dalam 1 lead panjang
Impuls dari SA node yang ditandai dengan adanya gel P yang mempunyai
bentuk sama dalam 1 lead panjang.
Frekwensi (HR) dibawah 60x/menit
Adanya gel P yang selalu diikuti komplek QRS
Gel P dan komplek QRS normal dan sama bentuknya dalam satu lead.

Sinus Takikardia

Ciri-cirinya :

Sama dengan sinus bradikardia, yang membedakanya adalah frekwensi


jantung (HR) lebih dari 100x/menit.
Sinus Aritmia

Ciri-cirinya :

Sama dengan kriteria sinus rhytme, yang membedakannya adalah pada sinus
aritmia iramanya tidak teratur karena efek inspirasi & ekspirasi.

Sinus Arrest

Ciri-cirinya:

Gel P dan komplek QRS normal


Adanya gap yang panjang tanpa adanya gelombang yang muncul.
Gap ini jaraknya melebihi 2 kali RR interval.

Sinus Blok

Ciri-cirinya :

Sama dengan sinus arrest yaitu adanya gap tanpa adanya gelombang yang
muncul, dimana jarak gapnya 2 kali dari RR interval.

Sumber : http://www.kursusekg-iii.blogspot.com

Beri peringkat:

1 Vote

Bagikan ini:

Tweet Bagikan 9
0

 Suka
Jadilah yang pertama menyukai ini.
15 Oktober 2012
Aritmia or Dysritmia  Leave a reply

Aritmia or Dysritmia

EKG Normal dinamakan sinus rhythm, sedangkan aritmia atau dysritmia adalah
gangguan irama pada bioelektrikal jantung baik itu terjadi karena adanya gangguan
pembentukan impuls atau gangguan pengahantaran impuls yang semua ini
sebabkan oleh suatu penyakit yang terjadi pada sel pacemaker jantung atau pada
sistem konduksi. Aritmia atau dysritmia bisa juga di sebabkan karena proses
fisiologi jantung sendiri atau pengaruh obat-obatan.

Jadi apapun gambaran yang anda temukan saat menginterpretasi 12 lead EKG bila
diluar kriteria normal EKG atau sinus rhythm dinamakan aritmia atau dysritmia.
Banyak sekali macam-macam nama aritmia yang kadang membingungkan bagi yang
mempelajari EKG, karena tidak semua dokter akan sama dalam menulis hasil
interpretasi mereka. Sebenarnya ini bukan masalah yang sulit jika anda sudah
mengerti dari topik-topik yang telah saya tulis sebelumnya. Dan perlu anda ketahui
juga bahwa tidak semua aritmia bisa menyebabkan ancaman bagi jiwa pasien, akan
tetapi dengan munculnya aritmia menandakan adanya gangguan pada organ jantung
itu sendiri atau akan berpengaruh pada organ jantung. Jadi apabila aritmia diabaikan
maka akan berubah menjadi aritmia yang bisa menyebabkan ancaman bagi jiwa
pasien.

Sebelum saya menjelaskan secara detail tentang aritmia, saya ingin sedikit
menyegarkan ingatan anda tentang pacemaker dan sistem konduksi jantung. SA
node adalah sumber utama normal pacemaker, dimana impuls yang dikeluarkan oleh
SA node akan menyebar ke seluruh sel-sel otot atrium melalui lintasan khusus
(tractus nodal), setelah semua otot-otot atrium terdepolarisasi yang menyebabkan
atrium berkontraksi, impuls akan diteruskan AV node melalui sistem konduksinya
yaitu bundle his dengan cabangnya, kemudian diteruskan ke furkinje fiber untuk
mendepolarisasi otot-otot ventrikel yang menyebakan otot ventrikel berkontraksi.

Apabila impuls utama berasal dari luar SA node, atau terjadi


perlambatan/percepatan pada sistem konduksi, atau adanya bypass konduksi, ini
semua akan menyebabkan gambaran EKG yang berbeda dengan normal EKG atau
dinamakan aritmia/dysritmia.

Pembagian Region Aritmia/dysritmia

SA Node ——> Sinus Bradikardia, Sinus Takikardia, Sinus Aritmia, Sinus Arrest,


Sinus blok.
Otot Atrium —–> Atial Ekstra sistole (AES),Atrial escape beat. Atrial Fibrilation
(AF), Atrial Flatter (AFl), Atrial Takikardia, Multifokal Atrial Takikardia (MAT),
Paroksimal Atrial Takikardia (PAT), Wandering Atrial Pacemaker.

Junction Region   ( AV node & sekitarnya) —-> Junctional Rhytm, Junctional


Takikardia, Accelerated Junctional, Slow Junctional, Junctional Ekstra sistole,
Junctional escape beat, Supraventrikular Takikardia, AV blok first degree, AV
blok 2nd degree, Total/komplit AV blok, WPW (wolff parkinson white)
Syndrome.

Ventrikel Region   —–> Idioventrikuler Rhytm, Accelerated Idioventrikuler,


Ventrikel Takikardia, Ventrikel Fibrilasi, Ventrikel ekstra sistole, Torsade de
pointes, LBBB (left bundle branch block), LAHB (left anterior hemi block), LPHB
(left posterior hemiblock), RBBB ( right bundle branch block).

Beri peringkat:

9 Votes

Bagikan ini:

Tweet Bagikan 15
2

 Suka
Jadilah yang pertama menyukai ini.

14 Oktober 2012  1 Reply

Pos-pos terdahulu

View Full Site

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Anda mungkin juga menyukai