Anda di halaman 1dari 5

GIZI DARURAT

Bencana Banjir Kota Bima

Indah Wahyuni Wulan Desy

P07131015018

DIII GIZI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM

JURUSAN GIZI

2017
MATARAM, kini.co.id Banjir yang melanda Kota Bima, Nusa Tenggara Barat
(NTB) sejak Rabu (21/12) dan Jumat (23/12) kemarin sebanyak 105.758 penduduk terkena
dampak banjir bandang, namun demikian hingga saat ini belum ada korban jiwa. Kepala
BPBD NTB Mohammad Rum dalam keterangan tertulisnya menyebutkan banjir bandang
yang melanda Kota Bima meliputi lima Kecamatan (33 kelurahan), dengan jumlah penduduk
terdampak sebanyak 105.758 jiwa dan yang mengungsi sebanyak 104.378 jiwa. Kondisi
ketinggian air sudah mulai surut akibat banjir yang menerjang di lima kecamatan, meliputi
Kecamatan Rasanae Timur (4 kelurahan) penduduk terdampak 3.581 jiwa, mengungsi 3.581
jiwa, kata Mohammad Rum. Selanjutnya, kata Mohammad Rum Kecamatan Mpuda (9
kelurahan) penduduk terdampak 30.078 jiwa, mengungsi 29.553 jiwa. Kecamatan Raba (10
kelurahan) peduduk terdampak 19.955 jiwa, mengunsgsi 19.705 jiwa. Kecamatan Rasanae
Barat (6 kelurahan) penduduk terdampak 33.492 jiwa, mengungsi 32,892 jiwa, dan
Kecamatan Asakota (4 kelurahan) peduduk terdampak 18.648 jiwa, mengungsi 18.648 jiwa.
Sehingga, total keseluruhan, lima Kecamatan (33 kelurahan) terdampak 105.758 jiwa,
Mengungsi 104.378 jiwa. Pengungsi sudah mulai kembali ke rumah masing masing,
ujarnya. Menurut dia, akibat banjir dua kali tersebut, sampai saat ini situasi kota Bima mulai
perkantoran dan sekolah diliburkan. Tidak hanya itu, aktivitas pasar juga belum ada.
Disamping itu, hingga hari ini akibat banjir belum ada korban jiwa. Kalau pun luka-luka
hanya terjadi satu orang. Selain itu, akibat banjir sejumlah fasilitas kesehatan ikut rusak di
antaranya empat puskesmas, 29 pustu, 29 polindes dan 1 kantor Labkesda. Ia menambahkan,
saat ini upaya yang dilakukan, Tim SAR membantu evakuasi warga, pendistribusian bantuan
pangan melalui kelurahan, membuka dapur umum lapangan di empat lokasi (TNI, Dinsos dan
BPBD) dan rencana akan di buka lagi dumlap 2 lokasi (PMI). Kemudian, BPBD Provinsi
bantuan pangan tiga truk dan satu paket obat untuk korban banjir, BPBD Kabupaten Dompu
bantuan logistik satu truk, BPBD Kabupaten Sumbawa Barat bantuan logistik dua truk.
Pemprov NTB juga menyiapkan dana tak terduga senilai Rp4,2 miliar yang difokuskan
untuk pangan dan logistik. Begitu juga dengan BNPB telah menyiapkan dana siap pakai
(DSP) senilai Rp200 juta. Sementara itu berdasarkan data BNPB, jumlah kerusakan yang
terjadi akibat banjir di Kota Bima meliputi 593 rumah rusak berat, 2.400 rumah rusak sedang
dan sebanyak 16.226 rumah rusak ringan.
DEFINISI PREVALENSI

Thomas C Timreck (1998) mendefinisikan Prevalensi adalah jumlah kasus penyakit, orang
terinfeksi atau kondisi pada satu waktu tertentu, dihubungkan dengan besar populasi
darimana kasus berasal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prevalensi suatu populasi diantaranya :

1. Penyakit baru muncul dipopulasi sehingga angka insidensi meningkat, jika


insidensi meningkat maka angka prevalensi juga meningkat.
2. Durasi penyakit mempengaruhi prevalensi. Jika penyakit memiliki durasi yang
panjang, angka prevalensi juga lebih lama pada posisi yang tinggi.
3. Intervensi dan perlakuan mempunyai efek pada prevalensi. Jika perlakuan
yang diberikan berhasil menurunkan jumlah kasus, durasi kasus, durasi
penyakit dan jumlah kasus akan menurun sehingga prevalensi juga menurun.
Harapan hidup yang lebih lama berarti dapat meningkatkan durasi dan dapat
meningkatkan prevalensi penyakit kronis.

Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunakan untuk (Budianto, 2002) :

1. Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit.


2. Penyusun perencanaan pelayanan kesehatan, misalnya ketersediaan sarana obat-
obatan, tenaga dan ruangan.
3. Menyatakan banyaknya kasus yang dapat didiagnosis.

PREVALENCE RATE

Prevalence rate adalah frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit dalam
masyarakat di suatu tempat/wilayah/negara pada waktu tertentu.
PR yang ditentukan pada waktu tertentu (misal pada Juli 2000) disebut Point
Prevalence Rate
PR yang ditentukan pada periode tertentu (misal 1 Januari 2000 s/d 31 Desember
2000) disebut Periode Prevalence Rate

Prevalence Rate (PR) :

Jumlah penyakit lama+baru x K

Jumlah populasi berisiko

Menurut BPS kota Bima, indicator penduduk kota Bima pada tahun 2015 sebesar 159.736
jiwa. Sehingga prevalensi korban banjir terhadap jumlah asli penduduk yaitu :

Prevalensi = jumlah penyakit lama+baru x K

jumlah populasi berisiko


= 105.758 x 100.000

159.736

= 66.208 jiwa/100.000 penduduk

DAFTAR PUSTAKA
http://nasional.kini.co.id/2016/12/24/19495/105-758-penduduk-bima-terdampak-banjir-bpbd-
tak-ada-korban-jiwa

Anda mungkin juga menyukai