Anda di halaman 1dari 42

Disampaikan Oleh

Gun gun Targuna


Survival rate of early defibrillation
Terapi listrik / DC shock adalah kejutan
elektrik arus searah, terkontrol pd
jantung untuk atasi takiaritmia.

Arus listrik berbanding lurus energi dan


berbanding terbalik dengan tahanan
transtorakal. Arus listrik disalurkan
melalui dua paddle (sternal/ anterior &
apeks/ posterior ).
1. Defibrilasi adalah DC shock
asinkron.
2. Kardioversi adalah DC
shock secara sinkron.
 Defibrilasi adalah pengobatan yang
menggunakan aliran listrik dalam waktu
yang singkat secara asinkron
 Indikasi : VF dan VT tanpa nadi
 Defibrilasi harus dilakukan sedini
mungkin dengan alasan:

Irama yang didapat pada permulaan henti jantung


umumnya adalah VF. Pengobatan yang paling efektif
untuk ventrikel fibrilasi adalah defibrilasi. Makin
lambat defibrilasi dilakukan, makin kurang
kemungkinan keberhasilannya
 Irama : Teratur
 Frek. ( HR ) : > 100 kali / menit
 Gelombang P : Tidak terlihat
 Gelombang QRS : > 0,12 detik
 Interval PR : Tidak ada
 Frek. ( HR ) : Tidak dapat dihitung.
 Gel. P : Tidak ada
 Irama : Tidak teratur
 Interval PR : Tidak ada.
 Gel. QRS : Tidak dapat dihitung, bergelombang
dan tidak teratur.
Dua macam VF
a. VF kasar ( Coarse )
b. VF halus ( Fine )
 Untuk VF dan VT tanpa nadi, energi
360 joule dengan menggunakan
monophasic defibrilator, dapat
diulang setiap 2 menit dengan
energi yang sama.
 Jika menggunakan biphasic
defibrilator energi yang diperlukan
berkisar antara 120-200 joule/ energi
maksimal pada defibrilator
1. Defibrilator /Mesin DC shock.
2. Jelly
3. EKG Monitor
4. Troly emergency lengkap dengan
alat dan obat-obatan resusitasi
5. Peralatan suction/ kateter suction
 Kardioversi adalah pengobatan
yang menggunakan aliran listrik
dalam waktu singkat secara
sinkron
 Indikasi: VT dengan nadi, SVT,
Afl, AF
 Terencana
 Irama : Teratur
 Frek. ( HR ) : > 150 kali / menit
 Gel. P : Sukar karena bersatu dengan gel. T.
Kadang gel. P terlihat kecil.
 Interval PR : tidak dapat dihitung atau
memendek
 Gel. QRS : Normal.
 Irama : Tidak teratur
 Frek.( HR ) : Bervariasi
 Gel. P : Tidak dapat diidentifikasi
 Interval PR : Tidak dapat dihitung
 Gel. QRS : Normal
 Irama : Biasanya teratur bias juga tidak.
 Frek.( HR ) : Bervariasi
 Gel. P : Bentuknya seperti gigi gergaji,dimana gel. P
timbulnya teratur dan dapat dihitung, P : QRS
= 2 : 1, 3:1, atau 4 : 1.
 Interval PR: Tidak dapat dihitung.
 Gel. QRS : Normal.
 Energi awal untuk SVT dan atrial
flutter adalah 50 joule, apabila tidak
berhasil energi dapat dinaikkan
menjadi 100 joule, 200 joule, 300 joule
dan 360 joule
 Untuk VT dengan nadi dan atrial
fibrilasi, energi awal adalah 100 joule
dan dapat dinaikkan sampai 360 joule
1. Defibrilator yang mempunyai mode
sinkron
2. Jelly
3. EKG monitor
4. Troli emergensi, terutama alat bantu
nafas dan obat-obatan resusitasi
5. Obat-obat analgetik dan sedatif
 Defibrilator adalah alat yang dapat
memberikan syok listrik dan dapat
menyebabkan depolarisasi sementara dari
jantung yang denyutnya tidak teratur,
sehingga memungkinkan timbulnya kembali
aktifitas listrik jantung yang terkoordinir.
 Energi dialirkan melalui suatu elektrode yang
disebut paddle
 Paddle diletakkan pada apex jantung (ICS 5)
atau daerah postrior jantung dan sternum
(ICS 2) yaitu pada garis sternal kanan di bawah
klavikula atau anterior jantung
 Biphasik, fungsi: pemantauan
irama jantung, defibrilasi
manual/AED, kardioversi,
TCP (Pacu jantung trankutan)
 Monophasik (manual)
Jeli digunakan untuk
mengurangi tahanan dada dan
membantu menghantarkan
aliran listrik ke jantung, jeli
dioleskan pada kedua paddle
sampai merata
Pasien dengan takikardi walaupun
mungkin keadaanya tidak stabil
akan tetapi kadang pasiennya
masih sadar, oleh sebab itu jika
diperlukan tindakan kardioversi,
maka pasien perlu diberikan obat
sedasi dengan atau tanpa analgetik
1. Pastikan gambaran jantung pasien di monitor
(bisa dengan elektroda/paddle)
2. Berikan obat sedatif (untuk kardioversi)
3. Nyalakan defibrilator
4. Pilih mode sinkron hanya untuk kardioversi
5. Tentukan energi yang diperlukan dengan cara
memutar atau menggeser tombol energi
6. Paddle diberi jeli secukupnya dan merata
7. Letakkan paddle dengan posisi apex dan
sternum
8. Isi
energi hingga penuh, untuk
mengetahui energi sudah penuh,
banyak macamnya tergantung dari
defibrilator yang dipakai, ada yang
memberi tanda dengan menunjukkan
angka joule yang diset, ada pula yang
memberi tanda dengan bunyi bahkan
ada juga yang memberi tanda
dengan nyala lampu
9. Berikan aba-aba, yaitu:

 Energi siap
 Saya siap
 Tim lain siap/ clear area
 Gambaran EKG tetap.....
 Charge…
 Discharge

Pada kardioversi, tekan tombol discharge agak lama,


karena mode yang dipakai adalah mode sinkron dimana
pada mode ini, energi akan dikeluarkan (diberikan)
beberapa milidetik setelah defibrilator tersebut menangkap
gelombang QRS.
 Untuk defibrilasi kaji ulang di layar monitor
defibrilator atau mesin monitoring EKG
apakah irama berubah atau tetap sama seperti
sebelum dilakukan defibrilasi, jika berubah cek
nadi untuk menentukan perlu tidaknya
dilakukan RJP, jika tidak berubah lakukan RJP.
 Untuk kardioversi sama dengan defibrilasi
perbedaannya adalah paddle tidak langsung
diangkat, lakukan kembali disharge dengan
menaikkan energi bertahap bila gambaran
tidak berubah, kaji ulang faktor pencetus
gangguan irama jantungnya
1. Trombus di atrium kiri yang tidak dapat disingkirkan kemungkinannya:
- Durasi AF> 48 jam tanpa antikoagulasi atau
- Trombi atrium tidak dapat disingkirkan kemungkinan berdasarkan pemeriksaan TEE
yang terpercaya.
2. Gangguan elektrolit yang tidak terkoreksi (terutama kalium dan magnesium)
3. Intoksikasi digitalis
4. Kontraindikasi terhadap anestesia ringan dengan ventilasi sungkup (mask ventilation)
5. Manifestasi hipertiroidisme
6. Intoksikasi alkohol
7. Infeksi akut atau respons peradangan sistemik/systemic inflammatory response (SIRS),
khususnya bila ada terapi katekolamin sebelumnya
8. Gagal jantung terdekompensasi
9. Riwayat sindroma sick sinus simptomatik tanpa alat pacu jantung
10. Pergantian spontan dan sering antara AF dan SR
11. Elektro-kardioversi yang diulang cepat (rapid repeating)tidak direkomendasikan untuk
pasien dengan SR episode singkat antara AF rekuren setelah uji coba beberapa elektro-
kardioversi tanpa terapi AA profilaksis atau perubahan terapi AA
1. Sebutkan 2 jenis terapi listrik? Dan apa
perbedaannya?
2. Sebutkan indikasi masing-masing terapi listrik?
3. Berapa energi masing-masing terapi listrik
biphasik dan monophasik?
4. Sebutkan alat dan bahan apa saja saat
melakukan terapi listrik?
5. Sebutkan prosedur melakukan DC shock?
Apakah indikasi pasien dilakukan tindakan
defibrilasi?
a. Gambaran EKG Supraventrikel tachikardi
b. Gambaran EKG ventrikel tachikardi tanpa nadi
c. Gambaran EKG Atrial Flutter dan At. Fibrilasi
d. Gambaran EKG Ventrikel fibrilasi
e. Jawaban B dan D benar
Berapakah energi yang dibutuhkan untuk
melakukan tindakan defibrilasi
a. 360 joule dengan monofasik
b. 200 joule mode sinkron
c. 150 joule
d. 200 joule bifasik mode sinkron
e. 50 joule
Berapakah energi awal yang dibutuhkan untuk
melakukan kardioversi dengan gambaran VT
dengan nadi?
a. 360 dengan monofasik defibrilator
b. 200 joule
c. 150 joule
d. 100 joule
e. 50 joule
Dibawah ini termasuk persiapan alat melakukan
defibrilasi kecuali…
a. Defibrilator

b. Jelly

c. Analgesik sedatif
d. Monitor EKG

e. Alat dan obat resusitasi


Dibawah ini adalah pernyataan yang benar, kecuali…
a. Untuk melakukan defibrilasi ulang dilakukan
setelah 2 menit
b. Defibrilasi dengan mode sinkron adalah
kardioversi
c. Setelah melakukan “discharge” pada kardioversi,
kedua paddle langsung diangkat dan monitor
perubahan gambaran jantung
d. Energi awal untuk VT dengan nadi dan kondisi
pasien tidak stabil adalah 100 joule
e. Jangan lakukan tindakan kardioversi pada pasien
dengan hipokalemia

Anda mungkin juga menyukai