Anda di halaman 1dari 95

Oleh : Ns.

Yudi Elyas
S.Kep
Contoh Kasus Di ICU

Ny. S, 45 Thn, BB : 50 Kg. Post Laparatomi hari 1.


Tekanan darah saat ini 80/60 mmHg (1 jam sebelumnya 120 /80
mmHg), HR : 120 x/mnt , CVP : 5 mmHg. Pasien terpasang WSD
dgn produksi 150-200 ml setiap jam. Hb : 8 g/dl.
Pasien terpasang Dopamin 5 mq/kg/mnt dan NTG 0.2 mq/kg/mnt

Perawat lapor ke dokter jaga  Dosis Dopamin dirubah menjadi


3mq/kg/mnt dan NTG 0.5 mq/kg/mnt. PRC/Koloid diberikan jika
tekanan darah sudah naik.

Apa yang perawat harus lakukan berikutnya?


Tidak Hanya Pencatatan

Pemantauan untuk :
• Mempertahankan sirkulasi tetap adekuat
• Mempertahankan nilai normal dan mengevaluasi
perubahan hemodinamik
• Panduan awal dalam memberikan intervensi untuk
mencegah masalah
• Melakukan evaluasi tindakan yang telah diberikan
Kompetensi Perawat ICU
Dalam Hemodinamik Monitoring

Mampu Mampu Mampu Mampu


melakukan melakukan Melakukan memberikan
pemantauan identifikasi Analisa rekomendasi
hemodinamik data senjang masalah tindakan

Memberikan
1.Menyiapkan dan Analisa
gambaran
memasang alat penyebab
Identifikasi data masalah yang
2.Mencatat pada masalah atau
normal atau terjadi dan
lembar identifikasi
tidak normal memberikan
pemantauan masalah yang
rekomendasi
terjadi
tindakan
Definisi :
Suatu pengukuran terhadap sistem
kardiovaskuler yang dapat dilakukan dengan
cara non invasif atau invasif untuk memberikan
informasi mengenai keadaan pembuluh darah,
jumlah darah dalam tubuh dan kemampuan
jantung untuk memompakan darah.
(Barbara, 2008)
REVIEW
Sistem Kardiovaskuler
LUNG
Aorta

7.Left Atrium Pulmonary Artery


1.Right Atrium

Left Ventricle
Right Ventricle

BODY
PRESSURE (mmHg) Ao
S:110-130
D:70-80

LA: 4-12
RA:0-8

LV
S:110-130
D:4-12

RV :
S :15-25 PA
D: 0-8 S:15-25
D:8-15
Sirkulasi Darah Manusia

Pembuluh
darah
Sirkulasi Pulmonal
1.Right atrium
2.Right ventrikel
3.Pulmonal arteri
4.Pulmonal Jumlah
Darah
Sirkulasi sistemik
1.Left atrium
2.Left ventrikel
3.Aorta
4.Arteri Pompa
Jantung
5.Vena
JENIS PEMANTAUAN
HEMODINAMIK
Data Data dari teknologi
Non Invasive (Invasive Monitoring)
1. Keadaan Umum
2. Tingkat kesadaran •IBP
3. Warna kulit / Suhu •CVP
tubuh •PAC (Swanganz)
4. Tanda-tanda vital +
(TD,HR,SatO2,RR) •Metabolik ; Lactat
5. Nadi perifer
6. Capilary refill
7. Urine output
Non Invasive Monitoring

1. Keadaan Umum
2. Tingkat kesadaran
3. Warna kulit / Suhu EKG
tubuh
4. Nadi perifer NIBP
6. Capilary refill
Sat O2
7. Urine output

RR
BLOOD PRESSURE

BP = Tenaga yang digunakan darah yang dipompakan dari jantung


untuk melawan tahanan pembuluh darah atau sejumlah tenaga
yang dibutuhkan untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh.

SBP (Systole Blood Pressure)


Tekanan darah tertinggi pada setiap peredaran darah
DBP (Diastole Blood Pressure)
Tekanan darah terendah pada setiap peredaran darah
MAP (Mean Arterial Pressure)
Nilai rata-rata tekanan darah  MAP = (2 Diastole + 1 Sistole) / 3

BP = Cardiac Output X SVR


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cardiac Output

Preload/ beban awal


Kekuatan meregangkan otot otot ventrikel sesaat sebelum
kontraksi. Digambarkan dengan jumlah volume darah yang berada
di ventrikel pada saat itu.

Afterload/ beban akhir


Beban atau tekanan yang harus dihadapi ventrikel ketika
berkontraksi.
Afterload ventrikel kiri : Resistensi vaskuler sistemik (Systemic
Vascular Resistance/ SVR).
Afterload ventrikel kanan : Resistensi vaskuler pulmonal
(Pulmonary Vascular Resistance/ PVR) .

Contractility/ kontraktilitas
Kekuatan dan velositas pemendekan otot miokard. Stimulus
inotropik positif meningkatkan kekuatan kontraksi, inotropik negatif
menurunkan kekuatan kontraksi (beta bloker, asidosis, hipoksemia)
CO = SV X HR
BLOOD PRESSURE

X SVR
Nursing Point
Pemilihan manset yang tepat
• Pemilihan ukuran manset dilakukan dengan
pengukuran lingkar lengan pada titik tengah lengan
atas (pertengahan antara acromion dan olecranon)
• Lebar manset harus berukuran kira-kira 40% dari
lingkar lengan atas
• Letak manset 2 jari diatas fosa cubiti
Elektrocardiography (EKG)

• EKG adalah suatu grafik yang menggambarkan


rekaman aktivitas listrik jantung
• Irama Normal  Sinus Rhythm
• Irama tidak normal  Aritmia
Nursing Point
Pengenalan Aritmia..!!!
Jenis aritmia yang tidak menyebabkan gangguan
haemodinamik

Jenis aritmia yang langsung mempengaruhi


hemodinamik (Tekanan darah turun atau
menyebabkan tidak ada cardiac output)

Jenis aritmia yang apabila dibiarkan akan


menyebabkan hemodinamik terganggu atau
menyebabkan resiko tidak ada cardiac output
Electrocardiogram (ECG)

TACHYCARDIA
- Volume Cairan ?
- Febris ?
- Pain ?
- Restless?
- Drugs efek ?
- Electrical impulse problem?
Electrocardiograme (ECG)

BRADHYCARDIA
- Hypoxia ?
- Subfebris ?
- Drugs efek ?
- Electrical impulse problem?
Cardiac Arrest Rythm
Hemodynamic Parameters
Of Common Critical Illness
Monitoring Saturasi Oksigen dengan
Pulse Oximetry (SpO₂)

• Digunakan untuk menilai ukuran saturasi oksigen


arteri hemoglobin
• Nilai Normal 97%-99%
• Nilai SaO₂ yg dihasilkan dari pulse oximetry

Assessment Status Oksigenisasi pasien


Pemantauan Suhu

Hypertermi
- Dehidrasi ?
- Proses Infeksi / Sepsis ?
- DO : Suhu > 37C, Tachycardia, Tubuh panas
Hypothermi
- Proses Infeksi / Sepsis ?
- DO : Suhu > 37C, Tachycardia, Tubuh dingin
Pemantauan Urine Output

Pemantauan urine setiap 1jam/2jam/..jam/Shift


Balance Cairan = Input – (Output + IWL)
Kebutuhan cairan / 24 jam
Urine output / 24 jam
IWL =10-15cc/kg/24jam
Clinical Parameters Of Circulatory Shock

(Update in Intensive Care and Emergency Medicine, M.R. Pinsky D. Payen (Eds.)2005)
INVASIVE MONITORING
MONITORING SECARA INVASIF
• Dilakukan pemasangan kateter ke dalam
pembuluh darah atau rongga tubuh.

• Fungsi : mengukur tekanan dan mengetahui


gelombang tekanan di dalam ruang-ruang
jantung, sarana pengambilan darah, pemberian
obat-obatan atau cairan dan pemasangan pacu
jantung intrakardiak.
pARAMETER HEMODINAMIK invasif

• Systemic intra-arterial monitoring

• Central venous pressure monitoring

• Pulmonary artery and wegde pressure


INVASIVE MONITORING
Invasive Invasive +PAC

ABP
PAP
CVP
PCWP
INAVASIVE MONITORING
Tujuan Pemantauan Hemodinamik
Secara Invasif
• Mengevaluasi fungsi dasar kardiovaskular

• Menentukan adanya disfungsi sistem


kardiovaskular dan derajatnya

• Mengarahkan pada intervensi khusus

• Evaluasi efektifitas intervensi


Indikasi Pemantauan Invasif
Syok
Infark Miokard Akut yg disertai
- Gagal jantung kanan/kiri
- Hipotensi/Hipertensi
Edema paru
Pasca operasi jantung
Tamponade jantung
Gagal napas akut
Sarana untuk: memberikan cairan/resusitasi
cairan, mengetahui reaksi pemberian obat.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMANTAUAN
SECARA INVASIVE
KERUGIAN
KEUNTUNGAN

• Akurat dan dpt dibaca terus • Meningkatkan resiko infeksi.


menerus
• Memerlukan keahlian khusus
• Memperoleh nilai sistem
kardiovaskular yg tidak dapat
• Dapat memberikan informasi yg
diukur secara non invasif
salah
• Dapat digunakan utk terapi yang
optimal

• Untuk mengambil sample darah

• Efisien dalam hal waktu


Arterial Blood Pressure (ABP)

Menggunakan Arteri Line


Pemantauan tekanan darah/detik
20-40 mmHg lebih tinggi dari NIBP
20-40 mmHg Lebih tinggi pada femoral
daripada brachial/radial
Arterial Blood Pressure (ABP)
Direct Arterial Blood Pressure
Measurement
Vessels Catheter Transducer Monitor

Pressure Electric Wave and


Signal Signal Number
Jenis Gelombang Arteri
Overdampened: Lebar
Nilai tekanan darah yang terlihat lebih rendah dari tekanan
darah sebenarnya (Underestimates blood pressure)

Overdamped terjadi akibat :


– Buble udara
– Tubing terlalu lunak (overcompliant)
– Kateter tertekuk (Kinkins)
– Tersumbat / Clots
– Tekanan pressure bag rendah
– Cairan di dalam pressure bag habis
Trouble shooting pada gelombang overdamped
Langkah-langkah Rasional
1) Cuci tangan  Mengurangi tranmisi dari mikroorganisme
2) Identifikasi gelombang overdamped  Identifikasi masalah yang terjadi

3) Periksa kondisi klinis pasien  Adanya episode hipotensi yang mendadak dapat terlihat
seperti gelombang overdamped
4) Periksa tekanan inflasi pada pressure bag sekitar 300  Hipoinflasi atau hiperinflasi pada pressure bag dapat
mmHg mengubah bentuk gelombang
5) Melakukan tes respon dinamik jika gelombang arteri  Overdamping harus secepatnya dikaji untuk memastikan
terlihat overdamped keakuratan gelombang dan mencegah clotting pada
catheter

6) Apabila gelombang arteri masih terlihat overdamped,


ikuti langkah-langkah berikut ini:
a) Periksa penempatan insersi arteri line untuk mengecek  Pada penempatan di arteri radialis, adanya pergerakan
posisi katheter pergelangan tangandapat membuat katheter kinking
b) Periksa adanya buble udara, bila terdapat adanya sehingga dapat terjadi gelombang overdamped
buble udara segera dikeluarkan  Buble udara dapat membuat gelombang tekanan arteri
c) Periksa sistem tubing untuk mencegah adanya menjadi overdamped, selain itu juga menyebabkan emboli
kebocoran atau diskoneksi dari sambungan  Untuk memastikan semua sambungan selang rapat, tidak
d) Coba diaspirasi dan flush sambungan katheter, hati- ada kebocoran
hati adanya mikro buble  Dengan diaspirasi membantu mengeluarkan buble udara
pada tubing atau adanya klotting pada katheter
Jenis Gelombang Arteri
Underdamped
Nilai tekanan darah yang terlihat lebih tinggi dari tekanan darah
sebenarnya
(OVERESTIMATES blood pressure)

Dapat terjadi akibat :


– Tubing yang panjang
– Tubing yang sangat kaku / keras
– Tahanan vaskular meningkat
– Stopcock valve tidak terbuka sempurna
Trouble shooting pada gelombang
underdamped
Langkah-langkah Rasional
1. Identifikasi gelombang  Identifikasi masalah yang terjadi
underdamped
2. Cuci tangan  Mengurangi transmisi mikro
organisme, sebagai standar
precaution
3. Periksa adanya buble udara,  Buble udara dapat
bila terdapat adanya buble menyebabkan gelombang
udara segera dikeluarkan underdamped, selain itu dapat
menyebabkan emboli
4. Periksa panjang dari sistem  Pastikan panjang tubing
tubing dan tekanan pressure minimize untuk mencegah
bag terjadi underdamped
Characteristics of
The arterial pressure wave

Normal
NORMAL
Jika gelombang diragukan,
SEGERA Confirm dengan NIBP!!!
Central Venous Pressure (CVP)
Central Venous Pressure (CVP)

 Menggambarkan tekanan di atrium kanan atau vena cava


 Mengetahui kemampuan atrium kanan & ventrikel kanan
dalam memompa darah
 Alat / kateter yang dipasang u/ mengukur CVP
 Nilai normal CVP 3-8 cmH2O atau 2-6 mmHg
(Gardner & Woods).
 CVP dapat diukur dengan menggunakan transducer
(mmHg) atau dengan manometer (cmH2O).
Tujuan Pemasangan CVP

• Menghitung tekanan atrium kanan / CVP


• Menilai volume darah (Fungsi preload ) /Status cairan
tubuh
• Menilai fungsi ventrikel kanan
• Jalur infus untuk volume yang banyak
• Jalur infus untuk cairan hypertonis
Cara Pengukuran CVP

1. Secara non invasif :


Dapat dilakukan dengan cara mengukur tekanan
vena jugularis

2. Secara invasif :
Dengan menggunakan CVC
Central Venous Catheter

Distal
Proximal
Medial
Central Venous Pressure (CVP)
Macam CVC :
• Satu lumen
• Dua lumen
• Tiga lumen
• Empat lumen
Tempat pemasangan kateter:
• Vena jugularis
• Vena antekubital
• Vena subklavia
• Vena femoralis
• Vena brakialis
Penempatan CVC

• Tip in distal portion of the SVC or lower 1/3 of SVC


• Above the junction of SVC & right atrium
• Catheter parallel to the vessel wall
Indikasi Pemasangan CVP
Operasi jantung
Operasi lain yang banyak perdarahan
Pasien yang mendapatkan obat vasoaktif per drip (tetesan) dan
obat inotropik,
Trauma mayor
Pengambilan darah yang sering
Pemberian cairan IV super cepat
Pengukuran oksigenasi vena sentral
Pemberian nutrisi parenteral dan pemberian cairan hipertonik
Sebagai jalan masuk vena bila semua tempat Iv lainnya telah lemah 
Komplikasi Pemasangan CVC
• Bakteriemi / Infection
• Emboli udara
• Hematoma lokal
• Pneumotoraks
• Hemorrhage
• Sepsis
• Disritmia
• Cardiac Tamponade
Gangguan koagulasi
- Trombolitik atau terapi anti koagulan
- Trombositopenia
- Tanda-tanda signifikan gangguan koagulopati
Infeksi dan gangguan pertahanan di kulit
- Infeksi pada daerah pemasangan
- Potensial infeksi pada daerah pemasangan
- Luka bakar
Kesulitan untuk menentukan lokasi pemasangan
- Obesitas & Trauma
Potensial tinggi terjadinya Pneumothorak
- Pemberian PEEP yang tinggi/CPAP
- Penyakit paru obstructive
Central Venous Pressure (CVP)
Dengan Transducer
3 gel. positif : a, c dan v
2 gel. negatif : x, y
a = kontraksi atrium kanan
C = penutupan katup trikuspid
sebelum ventrikel sistole
X = menggambarkan relaksasi
atrium
V = ventrikel sistole
Y = pembukaan katup trikuspid
dan dimulainya ventrikel
filling
Penyebab nilai CVP meningkat

• Fungsi Jantung menurun / gagal jantung


• Gangguan Katup Trikuspid
• Overload cairan tubuh
• Tamponade Jantung
• Tachycardia
• Hipertensi Pulmonal

Right Atrial Pressure : Mean: 1 to 7 mm Hg


Penyebab nilai CVP menurun

• Kurang cairan tubuh


• Volume darah sedikit
• Sepsis

Right Atrial Pressure Mean: 1 to 7 mm Hg


Advanced Invasive Monitoring :
Pulmonary Artery Catheter

Fig. 66-7
PAC
NORMAL VALUES
PARAMETERS NORMAL VALUES
MAP 70 - 90 mmHg
Cardiac Index 2.2 – 4.0 L/min/M2
Cardiac Output 4-8 L/min2-8 mmHg
Central Venous Pressure (CVP) Systolic 20-30 mmHg (PAS)
Pulmonary Artery Pressure (PA) Diastolic 4-12 mmHg (PAD)
Mean 15-25 mmHg
Pulmonary Capillary Wedge 6-12mmHg
Pressure (PWCP

Systemic Vascular 800-1200


Resistance(SVR)

(Pinsky MR and Vincent JL - Crit Care Med 2005)


HAEMODINAMIK MANAGEMENT
Hemodinamik Monitoring In ICU
Aritmia
mengganggu
haemodinamik

Ya Tidak Observasi

Dilakukan tindakan Dilakukan tindakan


segera / langsung secepatnya

Laju Jantung cepat Laju Jantung lambat


Cardiac Arrest

VT dgn nadi
VF Defib
Bradycardia
VT pulseless /CPR/An SVT
tiaritmia Cardioversi Pace
+ Anti AV Blok derajat 2 &3 maker
PEA AF RR
CPR aritmia
Asistole Junctional
Flutter
Diagnostic and therapeutic algorithm
based on mixed venous oxygen saturation (SvO2) measurements

(Pinsky MR and Vincent JL - Crit Care Med 2005)


Haemodinamik Management

MONITORING
When values are LOW When values are HIGH
PARAMETERS
Volume Expander :
CVP/PAWP Diuretics
Coloid
PreLoad Venodilator
Critalloid

Arteriovasodilators :
Vasopressors : Ca Channel Blokers
SVR/PVR
Alpa Stimulator Alpha Inhibiitors
Afterload Vascular Relaxants
Ace Inhibitors
Positif Inotropik:
Beta 1 stimulator Negatif Inotropik :
Phospodiaters inhibitor Contractility Beta Blokers
Cardiac Glikosiders Ca Channel Blockers

Positif Cronotropic : Negatif Cronotropic :


Beta 1 stimulator Heart rate Beta Blokers
Atropine Ca Channel Blokers
HAEMODINAMIK MANAGEMENT
HAEMODINAMIK MANAGEMENT
HAEMODINAMIK MANAGEMENT
PERSIAPAN DAN PENGUKURAN CVP

Teknik pengukuran CVP dapat menggunakan :


1. Manometer air
2. Transduser
Cara Merangkai
• Hubungkan set infus dg cairan NaCl 0,9%
• Keluarkan udara dari selang infuse
• Hubungkan skala pengukuran dengan threeway stopcock
• Hubungkan three way stopcock dengan selang infuse
• Hubungkan manometer line dengan three way stopcock
• Keluarkan udara dari manometer line
• Isi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O
• Hubungkan manometer line dengan kateter yang sudah
terpasang
Cara Pengukuran
• Berikan penjelasan kepada pasien
• Atur posisi pasien
• Lavelling, adalah mensejajarkan letak jantung
(atrium kanan) dengan skala pengukur atau transduser
• Letak jantung dapat ditentukan dg cara membuat garis
pertemuan antara sela iga ke empat (ICS IV) dengan
garis pertengahan aksila
• Tentukan nilai CVP, dengan memperhatikan undulasi
pada manometer dan nilai dibaca pada akhir ekspirasi
• Bereskan alat-alat
• Beritahu pasien bahwa tindakan telah selesai
Pemantauan Nilai CVP
Dengan Manometer air
Pemantauan CVP Dengan
Transducer
Kebutuhan Pada Pemantauan Hemodinamik Invasif

1. Mempersiapkan Sistem / Alat


2. Leveling System
3. Zeroing System
4. Calibrating System
5. Troubleshoot System
1.
Cara Merangkai Pemasangan CVP
1. Ambil heparin sebanyak 500 unit kemudian
masukan ke dalam cairan infus NaCl 500 cc
2. Hubungkan cairan tersebut dgn infus
3. Keluarkan udara dari selang infus
4. Pasang cairan infus pada kantong tekanan
(Pressure Bag)
5. Hubungkan tranduser dengan alat infus
6. Pasang threeway stopcock dengan alat flush
7. Hubungkan bagian distal selang infus dengan alat
flush
Cara Merangkai Pemasangan CVP
8. Hubungkan manometer dg threeway stopcock
9. Keluarkan udara dari seluruh sistem alat pemantauan
(untuk memudahkan, beri sedikit tekanan pada
kantong tekanan)
10. Pompa kantong tekanan sampai 300 mmHg
11. Hubungkan kabel transduser dengan monitor
12. Hubungkan manometer dengan kateter yang sudah
terpasang
13. Lakukan kalibrasi alat sebelum pengukuran
2. Leveling System

• Posisi Phlebostatic Axis

etakan tinggi tranduser pada titik pertemuan midaxila dgn intercosta k


3. Zeroing System
Memindahkan efek tekanan atmospere dari
sistem, yaitu dengan menutup arah
stopcock pada pasien, dan terbuka pada
pada posisi transducer sehingga
berhubungan dengan tekanan atmospere
(Darovic, 2002)
4. MASALAH YG SERING DITEMUKAN
DAN PEMECAHANNYA
Masalah Penyebab Pemecahan
Darah balik ke  Sambungan lepas  Cek sambungan dan
tubing kencangkan
 Stopcock tertutup ke flush
system dan terbuka keudara  Buka stopcock
luar
Tidak adekuat kantong  Isi kantong tekanan
tekanan 300 mmHg

Tidak ada gambar • Sumber listrik mati •Cek aliran listrik


gelombang • Tranducer tidak terbuka ke •Cek sistem
kateter
• Tranducer tidak terhubung •Hubungkan tranduser
dgn monitor ke monitor
Masalah Penyebab Pemecahan

Gambar •Seleksi skala tidak benar •Set skala tekanan


tekanan yg tepat
damped •Kateter tertekuk •Reposisi kateter
•Ada udara pada sistem •Keluarkan udara dari
sistem
•Adanya bekuan darah •Aspirasi darah dari
kateter, flush dg cairan
steril
•Sambungan lepas •Kencangkan sambungan
•Gunakan stiff tubing
•Tubing dgn tahanan rendah •Kaji dan treat pasien
•Perubahan kondisi pasien •Kembangkan kantong
•Kantong tekanan tdk adekuat tekanan 300 mmHg
Masalah Penyebab Pemecahan
Pembacaan • Perubahan reference level •Pertahankan transduser
tidak akurat transduser pada plebostatic axis
atau kateter tip level
pada saat melakukan
• Transduser diatas reference
pembacaan
point kesalahan hasil
pembacaan rendah

• Transducer dibawah
reference
point kesalahan hasil
pembacaan tinggi
•Cek sistem: aspirasi
• Udara atau bekuan udara atau bekuan
pd sistem dari sistem
Masalah Penyebab Pemecahan

Lines tidak a. posisi stopcock tidak a. Pastikan stopcock pada


dapat di benar  posisi yg benar/tepat
flush
b. tekanan pada b. Pastikan tekanan pada
pressure pressure bag 300 mmHg
bag tidak adekuat dan kolf tidak kosong 

c. Cek tubing terhadap


c. kinking pada tubing kinking 

d. Usahakan aspirasi clot


d. adanya clot di dengan spuit jika lines
kateter tetap tidak dapat di
flush usahakan bilas
dengan larutan heparin
Peran Perawat
Sebelum Pemasangan
1.Alat :
Siapkan alat untuk penusukan dan alat-alat untuk
pemantauan
2.Pasien;
Memberikan penjelasan, tujuan pemantauan, dan
mengatur posisi sesuai dgn daerah pemasangan
Peran Perawat
Saat Pemasangan
1) Memelihara alat-alat tetap steril
2) Memantau tanda dan gejala komplikasi yg dapat
terjadi pada saat pemasangan spt gg irama jantung,
perdarahan
3) Membuat klien merasa nyaman dan aman selama
prosedur dilakukan
Peran Perawat
Setelah Pemasangan
Mendapatkan nilai yang akurat dengan cara:
1) Melakukan Zero Balance: menentukan titik nol/letak
atrium, yaitu pertemuan antara garis ICS IV dengan
midaksila
2) Zero balance: dilakukan pd setiap pergantian dinas ,
atau gelombang tidak sesuai dg kondisi klien
3) Melakukan kalibrasi untuk mengetahui fungsi
monitor/transduser, setiap shift, ragu terhadap
gelombang.
Accuracy of Transducer
Monitoring Systems
Manajemen Keperawatan
• Cegah komplikasi
• Pastikan tempat arterial line terlihat dengan jelas
• Semua sambungan harus aman dan kuat
• Pastikan kanul arterial line tertutup oleh dressing
care
• Buat label arterial line
• Jangan pernah memasukkan obat melalui arterial
line
• Pastikan cairan pressure bag adekuat
Manajemen Keperawatan
• Selalu menggunakan cairan Nacl 0,9%
• Pastikan bahwa tekanan yang di pressure bag selalu
300 mmhg
• Jangan sampai cairan di pressure bag kehabisan
• Gunakan hanya manometer line yang lengkap
dengan set tranduser
• Observasi dan buang jika ada gelembung udara
• Untuk anak-anak < 10 th gunakan syringe 50 cc
untuk cairan flush
Manajemen Keperawatan
• Pantau warna dan suhu ekstremitas bagian
distal dari arterial line dan bandingkan dengan
ekstremitas yang lain
• Pantau gelombang arteri setiap saat
• Zero dan levelling kembali tranduser setiap
pergantian shift dan pergantian posisi pasien
KESIMPULAN

Pemantauan hemodinamik bukan hanya melakukan


pencatatan, namun membutuhkan pengetahuan
yang luas yang dapat mempengaruhi hemodinamik
seperti : Sistem sirkulasi tubuh, Oksigenasi
(ventilasi mekanik), AGD, EKG, obat-obatan, terapi
cairan,dll. Sehingga perawat dapat menganalisa
masalah yang terjadi dan mampu memberikan
rekomendasi penyelesaian masalah…

(Yudi Elyas)
References
• Alspach. AACN’s Core Curriculum for Critical Care Nursing.
Saunders.
• Berne and Levy. Physiology. Mosby.
• Hazinski. Manual of Pediatric Critical Care. Mosby.
• Kinney, Packa, and Dunbar. AACN’s Clinical Reference for
Critical Care Nursing. Saunders.
• Kumm. Hemodynamic Monitoring. University of Kansas
School of Nursing.
• Kumm. Intra-arterial Pressure Monitoring. University of
Kansas School of Nursing.
• Slota. AACN’s Core Curriculum for Pediatric Critical Care
Nursing. Saunders.
• Taleghani, Fred. Invasive lines, hemodynamic monitoring, and
waveforms. LPCH, PICU.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai