Anda di halaman 1dari 61

MONITORING

HEMODINAMIK

ALIANA DEWI, SKp, MN


KETUA UMUM HIPERCCI
Disampaikan pada Acara Symposium HIPERCCI JABAR, Bandung 23 Maret 2019
 Tubuh akan berfungsi dengan baik , bila jantung dapat
memompa darah pada tingkat yang cukup agar dapat
mempertahankan pasokan oksigen dan nutrisi yang
optimal dan berkesinambungan ke otak dan organ vital
lainnya

 Curah jantung adalah istilah yang menggambarkan


jumlah darah yang di pompakan jantung ke seluruh tubuh
setiap menit
Definisi
 Hemodinamik adalah aliran darah dalam sistem
peredaran tubuh, baik melalui sirkulasi magna
(sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva (sirkulasi
dalam paru-paru).
 Pentingnya pemantauan terus menerus terhadap
status hemodinamik, respirasi, dan tanda-tanda
vital lain akan menjamin early detection bisa
dilaksanakan dg baik sehingga dapat mencegah
pasien jatuh kepada kondisi lebih parah
Tujuan Pemantauan
Hemodinamik
 Mengevaluasi fungsi dasar kardiovaskular
 Menentukan adanya disfungsi sistem
kardiovaskular dan derajatnya

 Mengarahkan pada intervensi khusus


 Evaluasi efektifitas intervensi
Monitoring Hemodinamik

• Invasive
• Non Invasive
MONITORING
NON INVASIF
JENIS-JENIS MONITORING
NON INVASIVE

 ECG / HR

 TEMPERATUR

 RESPIRATION

 BLOOD PRESSURE

 SATURATION
SPO2 FOREHEAD SENSOR

Some patients represent a monitoring challenge because of: Forehead sensor provides highly
 Intense vasoconstriction  Low cardiac index accurate saturation reading faster in
 Hypovolemia  Septic shock patient scenarios where other sensors
 Hypothermia  Severe peripheral vascular diseases cannot get a reading
 Therapeutic hypothermia  Peripheral access in the OR

Edit title on Slide Master using Insert > Header & Footer | March
25, 2016 | Confidential, for internal use only
MONITORING HEMODINAMIK
SECARA INVASIF
 Dilakukan pemasangan kateter kedalam pembuluh
darah atau rongga tubuh.

 Guna: mengukur tekanan dan mengetahui gelombang


tekanan didalam ruang-ruang jantung, sarana
pengambilan darah, pemberian obat-obatan atau
cairan dan pemasangan pacu jantung intrakardiak.
JENIS
PEMANTAUAN HEMODINAMIK

INVASIVE

 Central Venous Pressure


 Intra Arterial Pressure
 Pulmonary Artery Pressure
 Left Atrial Pressure/ PCWP
Persiapan Alat
pengukuran tehnik tranduser
1. Flush Solution
2. Infusor Bag
3. I.V. Administration set
4. Transducer disposible/flush device
5. Extension Tubing with stopcock
6. Transducer Interface Cable and Monitor
• 7. Catheter (e.g PA, CVC, Arterial
catheter…etc)

Basic Components
for Monitoring System

1. Flush Solution

• Maintains fluid pathway


for transmission of
pressure to the electrical
components.

• (With Heparin to prevent


clotting, and maintain
patency of the catheter
and vessel.)
2. Infusor/Pressure bag
• Compresses the solution bag.
• Pressurization of the flush solution is necessary to
maintain proper functioning of the flush device and
prevent bleedback.
•Pressure
•Normal Indicator
Saline
Solution

•X-Caliber

•Pressure
Gauge

•150 •300
LINE LINE
•infusr Bag
(Pressure
Bag)
Cont…

3. I.V. Administration Set

• Transport the flush solution


to the flush device.

 Non-vented chamber
prevents air intake.
 Micro-drip set allows a
rapid verification of the
system’s flow rate.
 Fluid filter reduces air
bubbles in system when
filling and fast-flushing.
Cont…

4. A Disposable Transducer integrated with Flow/Flush Device or a Flush


Device and a Disposable Diaphragm Dome.
• Maintains a continuous flow rate of 2 to 4cc/hr.
• Allows a fast flush when necessary.
• Serve as a chamber for the liquid that transmits pressure to the
sensing diaphragm of the transducer.

•Line from Ad set


Cont

5. Extension tubing/Manometer line dan Stopcock

Penghubung antara kateter dan disposible


tranducer/flush device.

•Extension tubing
•Threeway stopcock
Cont…

• 6.Transducer Interface cable and Monitor.

•Interfac
e cable
Cont…

7. Kateter : CV

•Kateter
CVP
PARAMETER
HEMODINAMIK invasif

Central Venous
Pressure
(CVP)
monitoring
Central Venous Presure (CVP) merupakan
tekanan pada vena besar thorak yang
menggambarkan aliran darah ke jantung
(Oblouk, Gloria Darovic, 2002).
CVP
CVP merefleksikan tekanan darah di atrium
kanan atau vena kava (Carolyn, M. Hudak,
et.al, 1998).
Pada prinsipnya jika venous return turun, CVP
turun, dan jika venous return naik, CVP
meningkat
 Memberikan cairan intravena: volum yang
banyak dan jalur vena perifer tidak adekuat
 Memberikan obat-obat i.v seperti; obat vasoaktif,
obat yang dapat menyebabkan iritasi
 Pemberian parenteral nutrisi
 Pemantauan hemodinamik: CVP
 Intervensi terapetik seperti: hemodialisis, TPM
 Pengambilan xample darah
1. Vena yugolaris interna
2. Vena subclavia
3. Vena yugolaris eksterna
4. Vena femoralis
Lokasi Pemasangan
Gelombang CVP
Interpretasi
Gelombang CVP

 Gelombang a : diakibatkan oleh peningkatan


tekanan atrium pada saat kontraksi atrium
kanan. Dikorelasikan dengan gelombang P pada
EKG
 Gelombang c : timbul akibat penonjolan katup
atrioventrikuler ke dalam atrium pada awal
kontraksi ventrikel iso volumetric. Dikorelasikan
dengan akhir gelombang QRS segmen pada
EKG
lanjutan
 Gelombang x descent : gelombang ini disebabkan
gerakan ke bawah ventrikel selama kontraksi sistolik.
Terjadi sebelum timbulnya gelombang T pada EKG

 Gelombang v : gelombang v timbul akibat pengisisan


atrium selama injeksi ventrikel (ingat bahwa selama fase
ini katup AV normal tetap tetap tertutup) digambarkan
pada akhir gelombang T pada EKG

 Gelombang y descendent : diakibatkan oleh terbukanya


tricuspid valve saat diastole disertai aliran darah masuk
ke ventrikel kanan. Terjadi sebelum gelombang P pada
EKG.
Gelombang CVP
Kontraksi
Kontraksi ventrikel
a c
atrium Penutupan
katup
trikuspid
v

Cr
ea
te d
by
kris
na
x y

Relaksasi Pembukaan katup


Normal 6-12 mmHg (FCCS)
(1 cmH2O = 1,3 mmHg) atrium trikuspid
Interpretation of Values
Low CVP
- Hypovolemia
- Vasodilation

High CVP
- Hypervolemia
- Vasoconstriction
- Right CHF
- Pulmonary hypertension
PARAMETER
HEMODINAMIK invasif

Arterial Pressure
Monitoring
•Vessels •Catheter •Transducer •Monitor

•Pressure •Electric •Wave and


• Signal •Signal •Number
Bentuk gelombang

Over Damping Underdamping


 Gambaran gelombang arteri yang • Gambaran gelombang arteri
terlalu landai yang berlebihan
 Ada gelembung udara • Adanya bekuan darah
 Posisi kinking/tertekuk • Kinking
 Taksiran SBP rendah • Manometer line yg terlalu
panjang
 Taksiran DBP tinggi
Loose connection
Gelombang Arteri/AL
Monitor bentuk gelombang
Bandingkan nilai dengan pembacaan
cuff
AL harus terbaca lebih akurat
Cek sambungan dalam sistem
Cek daerah pemasangan dan sirkulasi
ektremitas
Set alarms
PARAMETER
HEMODINAMIK invasif

Pulmonal artery
and wedge
PRESSURE
Monitoring
Pulmonary Artery Catheter

•Fig. 66-7
Gelombang kateter PA
Parameter Yang Dapat Diukur
Dengan PA Kateter

 PA Pressure
 PCW Pressure
 CVP
 CARDIAC OUTPUT
 BLOOD TEMPERATURE
 MIXED VENOUS OXYGEN SATURATION
Indikasi Pemasangan Kateter PA
 Assessing volume status
 Diagnosing RV failure
 Diagnosing LV failure
 Diagnosing PH
 Assessing vascular disease
 Early diagosis of ischaemia
Komplikasi pemasangan PA kateter

 Infeksi
 Pulmonal Artery Rupture
 Pulmonary Thromboembolism
 Pulmonary Infarction
 Catheter Kinking and Intracardiac Knotting
 Arrhythmias
 Air Embolization
Leveling System
 Posisi Phlebostatic Axis

•Letakan tinggi tranduser pada titik pertemuan midaxila dgn intercosta ke 4


Zeroing System
Memindahkan efek tekanan
atmospere dari sistem, yaitu
dengan menutup arah stopcock
pada pasien, dan terbuka pada
pada posisi transducer sehingga
berhubungan dengan tekanan
atmospere
(Darovic, 2002)
Zeroing
 Menutup threeaway ke arah pasien dan membuka
threeway ke arah udara
 Mengeluarkan cairan ke udara
 Menekan tombol kalibrasi sampai pada monitor terlihat
angka nol
 Membuka threeway kearah klien dan menutup ke arah
udara
 Memastikan gelombang dan nilai tekanan terbaca
dengan baik
•48
Myocardial Oxygen Balance

•Preload •O2 Extraction


•Afterload •Diastolic Time
•Heart Rate •Diastolic Pressure
•Contractility •Coronary Artery Flow

Demand Supply
•Preload
• Pressure •Afterload
• Resistance •Contractilitas
• Flow •Heart Rate
Preload
Contractility
Afterload
HR
•Aorta

•Lung

•Left •Pulmonal
•P atrium vein
A

•Right •Left
Atrium ventricle

•Right
ventricle
Keuntungan Dan Kerugian
Pemantauan Secara Invasif
KEUNTUNGAN Kerugian

 Akurat dan dpt dibaca terus  Meningkatkan resiko


menerus infeksi.
 Memperoleh nilai sistem
kardiovaskular yg tidak dapat
diukur secara non invasif
 Memerlukan keahlian
 Dapat digunakan utk terapi
yang optimal khusus

 Untuk mengambil sample


darah
 Dapat memberikan
 Efisien dalam hal waktu
informasi yg salah
 Gangguan koagulasi
- Trombolitik atau terapi anti koagulan
- Trombositopenia
- Tanda-tanda signifikan gangguan koagulopati
 Infeksi dan gangguan pertahanan di kulit
- Infeksi pada daerah pemasangan
- Potensial infeksi pada daerah pemasangan
- Luka bakar
 Kesulitan untuk menentukan lokasi pemasangan
- Obesitas & Trauma
 Potensial tinggi terjadinya Pneumothorak
 Pemberian PEEP yang tinggi/CPAP
 Penyakit paru obstructive
Nilai-Nilai hemodinamik
MAP, tekanan rata-rata di aorta saat cardiac cycle (Systolic + (Diastolic x2) ) : 3 70 – 105 mmHg

CO, Volume darah yang diejeksikan dalam 1 menit Dihitung dengan termodilusi 4 – 8 L/menit

CI, CO yang diindekskan pada ukuran tubuh CO / BSA 2.5 – 4 L / min/m 2

SV, Volume darah yang diejeksikan setiap kontraksi CO/HR 60 – 100 ml/beat

CVP, Tek. di RA, indikasi venour return & preload Diukur pd proximal PA cath. 2 – 6 mmHg

PAP, Tek. PA saat balon dikempiskan, PA diastolic Diukur pd distal PA kateter PAS 15 - 30 mmHg
merefleksikan LAP dan LVEDP dgn balon dikempiskan PAD 5 - 15 mmHg

PAWP, Tek di PA dengan balon dikembangkan, refleksi Diukur pd distal PA kateter 6 – 12 mmHg
LAP dan LVEDP dgn balon dikembangkan

SVR, Faktor utama yang menentukan LV afterload ( (MAP-CVP) x80 ) : CO 900 – 1400 dyne /sec/cm-5

CAPP, Tekanan arteri coroner saat diastolik Diastolic BP – PAWP 50 – 80 mmHg


Manajemen Keperawatan
 Cegah komplikasi
 Pastikan tempat area kateter terlihat dengan
jelas
 Pastikan sirkuit/ manometer line tersambung
dengan kuat dan aman
 Pasang label setiap kateter yang terpasang
sesuai standar warna (CVP warna biru, AL
merah, PAP warna kuning)
Diagnosa Keperawatan

1.Risiko infeksi b/d pemasangan alat invasif

2.Perubahan perfusi perifer b/d interupsi aliran

darah ec terpasangnya kateter

3.Risiko cedera b/d penyulit pemasangan

spt aritmia, kesulitan anatomi, bergeraknya

pasien pada saat pemasangan.


 Tanggal dan jam pemasangan
kateter
 Lokasi pemasangan
 Hasil pengukuran
 Dokumentasikan pemantauan
hemodinamik sebelum, selama ,dan
setelah pemasangan kateter
 DON’T TREAT THE MONITOR
BUT TREAT THE PATIENT
 Efisiensi, penggunaan dan managemen yg aman
dari invasive monitoring hemodinamik diperlukan
perawat yg terlatih dan kompeten dibidangnya.
 Lakukan persiapan alat yang sesuai
kebutuhan dengan baik
 Kalibrasi, Zeroing terlebih dahulu setelah
kateter terpasang/ sebelum di catat
parameter yang kita pantau
 Memahami makna dari pada parameter
yang kita pantau, segera kolaborasi bila
ada perubahan yang signifikan

Anda mungkin juga menyukai