1
Ventilator
Pastikan ventilator terhubung ke power supply yang tidak terinterupsi seperti
UPS.
Kenalilah ventilator di fasilitas Anda; tidak semua ventilator memiliki fitur atau
mekanisme keamanan yang sama termasuk alarmnya.
Ikuti protokol yang ada di fasilitas Anda untuk memastikan informasi seting
ventilator dikomunikasikan kepada anggota staf lain, terutama saat
pergantian shift, menerima pasien atau transfer.
Pada saat awal shift dan sesuai dengan indikasi klinis, pastikan bahwa
seting ventilator sudah benar (seperti yang diresepkan oleh medis) dan
alarm yang tepat juga sudah diset.
Pastikan bahwa suara alarm dapat terdengar di unit anda.
Sesuaikan pengaturan bunyi alarm hanya bila secara klinis diperlukan dan sesuai dengan
kebijakan fasilitas anda.
Saat anda mendengar alarm ventilator, segera respon dengan pergi ke samping tempat tidur
pasien. Jika memungkinkan, cepat identifikasi penyebab alarm berbunyi dan intervensi dengan
tepat.
Segera kaji pasien untuk mengidentifikasi penurunan status klinis yang disebabkan oleh situasi
berbahaya, seperti perubahan dalam kesadaran, gangguan pernapasan, penurunan SpO2,
bradikardia, atau hipotensi.
Jika pasien teridentifikasi dalam bahaya, aktifkan tim respon cepat dan ventilasi pasien manual
dengan resusitasi manual.
Jika pasien tidak responsif, apnea, dan pulseless, aktifkan code blue dan mulai bantuan hidup
dasar.
Ikuti protokol fasilitas Anda untuk melaporkan kesalahan ventilator atau kejadian nyaris tidak
diharapkan (near-miss).
DAFTAR ISTILAH
• TV: Tidal volume (mL)
• Normal: 6 – 8 mL PBW
• ARDS: 4 – 6 mL PBW
Jika semua kriteria di atas terpenuhi dan subjek telah selama setidaknya 12 jam, bisa
dimulai percobaan hingga 120 menit dengan pernapasan spontan dengan FiO2 <0,5 dan
PEEP <5
SPONTANEOUS BREATHING TRIAL
(SBT)
1. Tempatkan pada T-piece, trach collar, atau CPAP ≤ 5 cm H2O dengan PS <5
2. Kaji nilai toleransi di bawah ini hingga dua jam:
a) SpO2 ≥ 90: dan/atau PaO2 ≥ 60 mmHg
b) Spontaneous TV ≥ 4 ml/kg PBW
c) RR ≤ 35/min
d) pH ≥ 7.3
e) Tidak ada respiratory distress (distress= 2 atau lebih
a) HR > 120% of baseline
b) Ada penggunaan alat bantu nafas
c) Abdominal paradoks
d) Diaforesis
e) Dyspneu
3. Jika pasien toleran setidaknya 30 menit bisa diekstubasi. Jika tidak toleran
kembalikan ke setting sebelum weaning.
PERALATAN LAIN DAN MONITOR
Pastikan peralatan ada, siap digunakan dan bisa bekerja.
Pastikan peralatan infusion yang digunakan settingnya sudah sesuai
seperti rate yang benar, komposisi, waktu kadaluarsa obat, jalur yang
digunakan
Pastikan peralatan yang digunakan berfungsi secara benar dan alarm
sudah diset dalam batas yang aman
Peralatan monitoring terhubung secara benar dan batas limit alarm yang
aman sesuai protokol atau order medis
+
DOKUMENTASI
• S : ----- • A:
• O: – Bersihan jalan nafas tidak efektif
– A : Sputum produktif, ETT 21 cm di bibir – Kerusakan ventilasi spontan
– B : On Ventilator SIMV PS 15, AGD – Resiko jatuh
Asidosis Respiratorik – Resiko infeksi
– C : TD 100 – 120/70 – 80 mmHg, – Kerusakan integritas kulit
WPK < 2 detik, EKG SR,
• P:
terpasang IV line – Suction jika perlu
– D: GCS 10 – Monitor ventilator dan humidifier
– E : Dekubitus di sakrum – Restraint dan monitor sedasi
– Kontrol infeksi
REFERENSI
• Couchman, BA, Wetzig, SM, Coyer, FM & Wheeler, MK 2007, 'Nursing care of the mechanically ventilated patient: What does the evidence say?.
Part one', Intensive and Critical Care Nursing, vol. 23, no. 1, pp. 4-14.
• Coyer, FM, Wheeler, MK, Wetzig, SM & Couchman, BA 2007, 'Nursing care of the mechanically ventilated patient: What does the evidence say?:
Part two', Intensive and Critical Care Nursing, vol. 23, no. 2, 4//, pp. 71-80.
• Coyer, FM, Wheeler, MK, Wetzig, SM & Couchman, BA 2007, 'Nursing care of the mechanically ventilated patient: What does the evidence say?.
Part two', Intensive and Critical Care Nursing, vol. 23, no. 2, pp. 71-80.
• Krautter, M, Diefenbacher, K, Koehl-Hackert, N, Buss, B, Nagelmann, L, Herzog, W, Jünger, J & Nikendei, C 2015, 'Short Communication: Final
Year Students’ Deficits in Physical Examination Skills Performance in Germany', Zeitschrift für Evidenz, Fortbildung und Qualität im
Gesundheitswesen, vol. 109, no. 1, //, pp. 59-61.
• Lamba, S 2009, 'Early goal-directed palliative therapy in the emergency department: A step to move palliative care upstream', Journal of
Palliative Medicine, vol. 12, no. 9, p. 767.
• Pedersen, CM, Rosendahl-Nielsen, M, Hjermind, J & Egerod, I 2009, 'Endotracheal suctioning of the adult intubated patient-What is the
evidence?', Intensive and Critical Care Nursing, vol. 25, no. 1, pp. 21-30.
• Resuscitation Council 2010, A systematic approach to the acutely ill patient (ABCDE approach), Resuscitation Council (UK), viewed 13 August
2015, <https://www.resus.org.uk/resuscitation-guidelines/a-systematic-approach-to-the-acutely-ill-patient-abcde/>.
• Rusconi, AM, Bossi, I, Lampard, JG, Szava-Kovats, M, Bellone, A & Lang, E 2015, 'Early goal-directed therapy vs usual care in the treatment of
severe sepsis and septic shock: a systematic review and meta-analysis', Internal and Emergency Medicine.
• Winters, AC & Munro, N 2004, 'Assessment of the mechanically ventilated patient: an advanced practice approach', AACN clinical issues, vol.
15, no. 4, pp. 525-533.
• Wood, I & Garner, M 2012, Initial management of acute medical patients a guide for nurses and healthcare practitioners, Wiley-Blackwell,
Chichester, West Sussex, <http://public.eblib.com/choice/publicfullrecord.aspx?p=844070>.
TERIMAKASIH
Ada Pertanyaan?