Anda di halaman 1dari 4

Ventilator adalah alat bantu pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat

mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen selama waktu yang cukup lama ( Brunner and
suddarth, 2001).

Ventilator merupakan salah satu alat kedokteran yang berfungsi untuk membantu pernafasan
pasien. Ventilator secara umun adalah mixer antara oksigen (O2) udara tekan (Air) yang diproses
secara elektronik dan cenderung di intergrasikan dengan system komputer, terdapat berbagai
jenis sensor dan valve yang berfungsi untuk keamanan pasien maupun alat ventilator itu sendiri.

Ventilator merupakan alat life support yang mempunyai peran yang sangat vital sebagai
penopang pernapasan pada pasien yang mengalami gangguan atau kegagalan sistem pernafasan.

Blok Diagram Ventilator


Cara Kerja Blok Diagram Ventilator

1. Gas Inlet Blok


Adalah blok inlet dimana konektor Air dan O2 dihubungkan, agar mesin mendapat supplay
Air dan O2 maka blok ini harus dihubungkan dengan sumber gas yang biasanya dari system gas
medis central rumah sakit atau tabung gas medis. Selain itu didalam blok ini juga terdapat
pressure sensor dimana apabila tekanan kurang / lebih maka alarm akan bekerja.Apabila tekanan
berlebih maka pressure reducer akan otomatis membuang tekanan yang berlebih tersebut. Ada
juga didalamnya non return Valve. Dimana valve ini berfungsi supaya gas yang masuk tidak
kembali lagi keluar.

2. Mixer
Blok ini berfungsi untuk mencampur antara Air dan O2 yang masuk dari gas inlet blok, karena
mesin ventilator mengolah campuran antara Air dan O2 dan diproses secara elektronik dan
pneumatic,

3. Inspratory valve
Adalah valve yang mengatur inspirasi gas yang telah dicampur oleh mixer.

4. Humidifier
Merupakan blok untuk melembabkan gas yang mengalir ke pasien agar pernafasan pasien
menjadi lembab, karena apabila udara kering yang mengalir maka akan berakibat buruk pada
pasien tersebut.

5. Flow sensor
Merupakan sensor yang dapat mendeteksi flow/aliran gas yang akan masuk ke pasien. Flow
sensor ini juga berfungsi sebagat sensor agar Minute Volume dan Tidal Volume untuk pasien itu
sesuai dengan butuhan.

6. Over pressure valve


Valve yang berfungsi mengeluarkan tekanan yang berlebih agar pasien aman.

7. Additional Air valve


Valve tambahan agar gas yang masuk ke pasien benar-benar aman.

8. Paw(Pressure Air Way)


Blok ini untuk membaca tekanan udara yang masuk ke pasien.

9. Expiratory Valve
Valve ini merupakan valve ekspirasi

Cara Kerja Keseluruhan Dari Blok Diagram Ventilator


1. Langkah pertama O2 dan Air Pressure masuk ke mixer, agar oksigen tercampur
2. Kemudian setting tidal volume berapa banyak yang akan diberikan ke pasien
3. Kemudian respirasi rate ditentukan kecepatan below/motor setelah itu udara yang di proses
dan masuk ke below dan dihantarkan ke inspirasi valve untuk ditampung sementara sehingga
agar sesuai dengan settingan
4. Setelah itu apabila telah diperintahkan udara akan masuk ke inspirasi portbahwa udara akan
dihantarkan
5. Kemudian udara akan dihangatkan oleh humidifier dan diteruskan ke pasiensehingga Pasien
merasa nyaman untuk menghirup udara atau O2
6. Setelah itu udara atau CO2 di keluarkan dari Pasien dan menuju ke Water Trap untuk
pemisahan udara dengan kadar air agar supaya tidak masuk ke Expirasi Port dan Expirasi Valve
agar tidak terjadi kelembapan di Expirasi
7. Setelah itu dibuang ke tubing Exaust

Mode Pada Ventilator


1. IPPV
Semua kondisi diambil alih oleh alat, apapun yang terjadi pada pasien maka alat tidak akan
merespons. Biasanya mode ini digunakan untuk pasien yang kondisinya knock down atau
dipingsankan.

2. SIPPV
Mode ini adalah untuk pasien dengan kondisi <20% dan semua kondisi diambil alih oleh alat
akan tetapi dapat memberi nafas kapanpun pasien butuh. Biasanya mode ini digunakan pada
kondisi pasien yang pingsan. Untuk indicator bahwa pasien bernafas maka indicator trigger akan
menyala.

3. SIMV
Mode ini adalah kondisi pasien sudah 50% dan apabila pasien membutuhkan nafas maka alat
akan memberikan hanya sekali dalam saru siklus.

4. CPAP
Mode ini digunakan untuk memonitor kondisi pasien dan biasanya pasien sudah dalam kondisi
>80% dan menurut teorinya apabila pasien masih mungkin apnoea maka sebaiknya jangan
menggunakan mode CPAP. (Untuk savina dan evita family mode CPAP memikki backup mode
apabila terjadi apnoea dan waktu nya dapat disetting pada Apnoea time)

Cara Pengoperasian Alat


1. Hubungkan ventilator dengan sumber listrik
2. Hubungkan ventilator dengan sumber O2 dan udara tekan
3. Isi humidifier dengan air steril (lihat batas air)
4. Perhatikan ‘’breathing circuit’’ apakah ada kebocoran
5. Perhatikan baik-baik konektor yang menghubungkan pasien dengan sirkuit pernapasan atau
‘’breathing circuit’’
6. Sebelum dihubungkan ke pasien harus disetting terlebih dahulu yaitu :
- M.V = Tidal Volume (T.V) X Respiratory rate (R.R)
- Normal T.V = 10-15 cc / kg BB
- Normal R.R = 10-12 X/mt (pada orang dewasa)
- Tentukan FiO (Fresentase Oksigen)
- Pada permulaan di berikan 50% selanjutnya lihat analisa gas darah pada pasien dengan
pasca ‘’cardiac arrest’’ FiO2 harus diberikan 100.
- Tentukan PEEP (Positive End Ekspiratory Pressure)
- setting pengaturan alarm

Prosedur Pemberian Ventilator


Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan test paru pada ventilator untuk memastikan
pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan awal adalah sebagai berikut:
1. Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100%
2. Volume Tidal : 4-5 ml/kg BB
3. Frekwensi pernafasan : 10-15 kali/menit
4. Aliranin spirasi : 40-60 liter/detik
5. PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5 Cm, ini
diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah atelektasis. Pengesetan
untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan pengesetan ditentukan oleh respon
pasien yang ditujunkan oleh hasil analisa gas darah (Blood Gas)

Anda mungkin juga menyukai