Anda di halaman 1dari 83

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Ventilator
3.1.1 Spesifikasi Alat

Gambar 3.1 Ventilator


Nama alat : Ventilator
Merk/type : Maquet / Servo-i
Nomor seri : 147435
Tegangan : 100 – 120 V AC ±10% atau 220 – 240 V AC ±10%
Frekuensi : 50/60 Hz
Baterai : sampai 180 menit
Konsumsi arus : 100 – 120 V: 2 A dan 220 – 240 V: 1 A
Ventilasi frekuensi (RR) : 0.5/menit sampai 150/menit
Waktu Inspirasi (Ti) : 0.1 detik sampai 10 detik
Volume tidal : Infant 2–350 ml dan Adult 100–4000 ml

22
Aliran inspiratory : ≤200 L/min
Tekanan inspiratory : 1 cmH2O sampai 20 cmH2O
Insp. Pressure limit (Pmax) : 2 cmH2O sampai 100 cmH2O
PEEP (intermittent PEEP) : 2 sampai 20 cmH2O
Tekanan bantuan : 0 sampai 50 cmH2O
Waktu kenaikan tekanan : 0 sampai 2 detik
Konsentrasi O2 : 21% sampai 100%
3.1.2 Bagian – Bagian Alat

Gambar 3.2 Bagian Ventilator

23
1. Air and O2 supply
2. Power cable
3. User Interface
4. Patient Unit
5. Expiratory inlet
6. Servo guard, viral/bacterial filter
7. Inspiratory outlet
8. Patient system
9. Module compartment
3.1.3 Teori Dasar Alat
Ventilator merupakan sebuah alat bantu atau pendukung pernapasan yang
digunakan oleh seorang yang memiliki permasalahan pernapasan. Penggunaan
ventilator sebagian besar di rumah sakit. Mulai dari penggunaan oleh pasien
yang akan dioperasi atau dianastesi, perawatan dari penyakit paru-paru, dan
gangguan pernapasan lain.
Secara umum, alat ini memang menjadi salah satu alat untuk membantu
pernapasan seseorang. Alat ini juga sering digunakan oleh seorang pasien
ketika dirinya sedang operasi dan menggunakan anastesi. Meskipun seseorang
yang dioperasi tidak memiliki masalah pernapasan, tapi ventilator digunakan
untuk memantau pernapasannya.
Selain digunakan saat sedang operasi, ventilator tentu memiliki peran
penting untuk membantu pernapasan seseorang ketika memilki gangguan
penyakit pernapasan tertentu. Penyakit tersebut antara lain, Pneumonia, PPOK
(chronic obstructive pulmonary disease), cedera tulang belakang/folio, cedera
otak, dan overdosis obat.
Saat pernapasan terganggu, tentu seseorang akan merasa kurang nyaman
bahkan kesulitan saat bernapas. Alat ini memang tidak akan menyembuhkan
penyakit pernapasan, tapi setidaknya meringankan pernapasan seseorang. Alat
ini akan dilepas ketika seseorang sudah bisa kembali bernapas dengan normal.
Pada alat ventilator juga ada alat bantu lainnya seperti humidifier.
Humidifier adalah perangkat yang menambahkan molekul air ke gas. Mereka

24
diklasifikasikan sebagai aktif atau pasif berdasarkan pada kehadiran sumber
eksternal panas dan air (humidifier aktif), atau pemanfaatan suhu dan hidrasi
pasien sendiri untuk mencapai humidifikasi dalam napas berturut-turut (pasif
humidifier). Humidifier aktif. Humidifier aktif bertindak dengan
memungkinkan saluran udara di dalam reservoir air yang dipanaskan. Alat-alat
ini ditempatkan di cabang inspirasi dari sirkuit ventilator, proksimal dari
ventilator. Pengaturan suhu biasa untuk humidifier yang dipanaskan saat ini
adalah 37°C. Kinerja humidifier dapat dipengaruhi oleh suhu ruangan, serta
ventilasi menit pasien.
3.1.4 Mode Ventilation
3.1.4.1 Volume Control
Ventilator mengalirkan udara bila mendapat trigger dari mesin/pasien,
dengan target flow (volume), inspirasi berakhir bila volume tidal
tercapai. Klinisi mengatur bebrapa aspek yaitu frekuensi napas (RR),
volume tidal, Ti, FiO2, PEEP. Pada mode volume control pasien akan
bernapas minimal sesuai dengan RR yang diatur, setiap napas akan
memiliki Vt yang sama.
3.1.4.2 Pressure Control
Ventilator mengalirkan udara bila mendapat trigger dari mesin/pasien,
dengan target tekanan (pressure), inspirasi berakhir bila waktu
inspirasi (Ti) tercukupi. Klinisi mengatur beberapa aspek yaitu
frekuensi napas (RR), tekanan inspirasi (Pi), Ti, FiO2, PEEP. Pada
mode ini pasien akan bernapas minimal sesuai dengan RR yang diatur,
setiap napas akan memiliki Pi yang sama. Vt akan bervariasi
tergantung resistance dan compliance.
3.1.4.3 Pressure Support
Semua napas di-trigger oleh pasien. Aliran udara diberikan dengan
target tekanan. Setiap inspirasi di-akhiri dengan nilai flow inspirasi
(flow cycle-off).Untuk Vt, Ti, dan RR ditentukan oleh pasien. Pada
mode ini harus diyakinkan bahwa upaya napas cukup. Risiko
hipoventilasi atau apnea.

25
3.1.4.4 Synchronized Intermittent Mandatory Ventilation (SIMV)
Ventilator mengalirkan udara bila mendapat trigger dari mesin/pasien
seperti pada VC atau PC • Perbedaan dengan VC atau PC: – Selain
RR, harus ditetapkan pula breath cycle time – Pasien memiliki
kesempatan untuk bernapasan spontan (dengan atau tanpa PS) di
antara mandatory ventilation . Pasien: akan bernapas minimal sesuai
dengan RR yang diatur.
3.1.5 Parameter
3.1.5.1 Tidal volume (VT )
Jumlah udara yang diberikan pada pasien tiap napas (satuan: mL).
3.1.5.2 Respiratory rate/frequency (f)
jumlah napas (pasien/mesin/keduanya) dalam 1 menit (satuan:
napas/menit).
3.1.5.3 Minute ventilation (MVE)
jumlah udara yang diberikan pada pasien dalam 1 menit (satuan:
L/menit). Merupakan hasil perkalian tidal volume dan respiratory rate.
3.1.6 Prinsip Kerja Alat
Pada prinsipnya ventilator adalah suatu alat yang bisa menghembuskan gas
(dalam hal ini oksigen) ke dalam paru-paru pasien. Saat menghembuskan gas,
ventilator bisa tidak tergantung otot pernapasan (ventilator menggantikan
sepenuhnya kerja otot pernapasan), atau ventilator bersifat membantu otot
pernapasan sehingga kerja otot pernapasan diperkuat. Jumlah gas yang
tergantung dengan pengaturan yang kita kehendaki macam-macam ventilator.

26
3.2 Diagram Blok

Gambar 3.3 Blok Diagram Ventilator


3.2.1 Cara Kerja Blok Diagram Alat
1. Langkah pertama O2 dan Air Pressure masuk ke mixer, agar
oksigen tercampur dengan diproses secara elektronik dan
pneumatic.
2. Control valve akan mengatur inspirasi gas yang telah dicampur oleh
mixer.
3. Flow sensor akan mendeteksi flow/aliran gas yang akan masuk ke
pasien. Flow sensor ini juga berfungsi sebagai sensor agar Minute
Volume dan Tidal Volume untuk pasien itu sesuai dengan
kebutuhan.
4. Humidifier akan melembabkan gas yang mengalir ke pasien agar
pernafasan pasien menjadi lembab, karena apabila udara kering
yang mengalir maka akan berakibat buruk pada pasien tersebut.
5. Setelah itu akan masuk ke tubuh pasien.
6. Setelah itu udara atau CO2 di keluarkan dari Pasien dan menuju ke
Water Trap untuk pemisahan udara dengan kadar air agar supaya
tidak masuk ke Expirasi Port dan Expirasi Valve agar tidak terjadi
kelembapan di Expirasi.
7. Setelah itu dibuang ke tubing Exaust.

27
3.2.2 Cara Pengoperasian
1. Hubungkan ventilator dengan sumber listrik
2. Hubungkan ventilator dengan sumber O2 dan udara tekan
3. Isi humidifier dengan air steril (lihat batas air)
4. Perhatikan “breathing circuit” apakah ada kebocoran
5. Perhatikan baik-baik konektor yang menghubungkan pasien dengan
sirkuit pernapasan atau “breathing circuit”
6. Sebelum dihubungkan ke pasien harus disetting terlebih dahulu
yaitu:
- M.V = Tidal Volume (T.V) X Respiratory rate (R.R)
- Normal T.V = 10-15 cc / kg BB
- Normal R.R = 10-12 X/mt (pada orang dewasa)
- Tentukan FiO (Fresentase Oksigen)
Pada permulaan di berikan 50% selanjutnya lihat analisa gas
darah pada pasien dengan pasca ‘’cardiac arrest’’ FiO2 harus
diberikan 100.
- Tentukan PEEP (Positive End Ekspiratory Pressure)
- Setting pengaturan alarm
3.2.3 Instalasi dan Penempatan Alat
1. Ruangan bersuhu 25°C sampai 29°C.
2. Kelembapan pada ruangan memiliki rentang 5% sampai 99% RH.
3. Terdapat air outlet.
4. Terdapat oxygen outlet.
5. Pastikan tegangan AC pada ruangan sebesar 220V ±10% dengan
grounding yang baik.
3.2.4 Cara Pemeliharaan Alat
 Pemeliharaan harian
a. Bersihkan badan pesawat dari kotoran yang ada.
b. Periksa kondisi O2 dan Air pressure, jangan sampai kosong atau
habis.
c. Uji cobakan ventilator sebelum digunakan kepasien

28
 Pemeliharaan mingguan
a. Ganti selang dari ventilator
b. Buang cairan dari water trap
 Pemeliharaan bulanan
3.1 Bersihkan ekspirasi port
3.2 Bersihkan Expirasi valve
 Pemeliharaan tahunan
Kalibarsi ventilator tersebut layak atau tidaknya dipakai
3.2.5 Troubleshooting
Didalam alat ventilator biasanya juga terdapat kerusakan karena
tidak adanya pemeliharaan atau pemantauan. Disini teknisi
elektromedik sangat berperan penting membuktikan keahlianya dalam
memperbaiki alat ventilator. Kerusakan yang sering didapat dalam alat
ventilator sebagai berikut:
1. O2 tidak keluar
Tindakan : periksa selang O2 apakah terhubung ke ventilator atau
tidak.
2. Ada penyumbatan di expirasi valve
Tindakan : bersihkan expirasi valve dengan menggunakan air bersih
atau alkohol.
3. Tidak ada dorongan O2 untuk inspirasi kepasien
Tindakan : terlebih dahulu periksa air pressure apakah masuk ke
ventilator, kemudian apabila O2 masih tidak keluar periksa di mixer
karena O2 dan air pressure itu bercampur.
4. Ventilator tidak nyala
Tindakan : periksa jala-jala sumber tegangan terhubung atau tidak,
periksa regulator pada ventilator.

29
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Spesifikasi Defibrillator

Gambar 3.1 Defibrillator


Nama pesawat : Defibrillator
Merk : Physiocontrol Medtronic
Model : Lifepak 20
Tegangan AC : 220 – 240 V
3.2 Pengertian Defibrillator
Defibrillator atau alat pacu jantung adalah alat untuk menghentikan detak
jantung yang tidak terkoordinasi dari serangan jantung dengan memberikan
kejutan listrik terkontrol melalui elektroda (paddle) yang ditempatkan di
permukaan dinding dada pasien,
Defibrillator digunakan untuk membantu para medis dibagian perawatan
jantung untuk mengatasi kelainan pada jantung (cardioarrytmia). Dengan
memberikan rangsangan arus listrik pada jantung diharapkan jantung akan
mulai berdenyut secara teratur.
3.3 Fungsi Defibrillator
Digunakan resusitasi jantung pada saat jantung pasien mengalami fibrilasi
(irama denyut jantung yang tidak normal), dengan memberikan energi kejut
listrik untuk mengaktifkan kembali aktivitas jantung.

30
3.4 Defibrilasi
Ketika jantung berdetak tidak terkoordinasi atau terlalu cepat, jantung
tidak dapat lagi memompa darah secara efektif. Curah jantung dan tekanan
darah turun ke tingkat yang berbahaya. Situasi ini mengancam jiwa dan
tindakan segera harus diambil. Dalam beberapa menit, kematian atau
kerusakan otak ireversibel adalah hasilnya. Defibrilasi adalah pengobatan
yang dapat menghentikan irama jantung yang tidak normal dengan
memberikan kejutan listrik pendek yang kuat ke jantung. Kejutan
mengganggu aktivitas sel-sel jantung yang tidak terkendali, sel-sel menjadi
terdepolarisasi dan irama jantung yang tidak normal berhenti. Jantung
kemudian mampu mengontrol dirinya sendiri sehingga berdetak normal
kembali. Gerakan jantung yang terkoordinasi tetapi terlalu cepat disebut
takikardia ventrikel . Gerakan jantung yang tidak terkoordinasi disebut
fibrilasi ventrikel. Defibrilasi adalah bagian dari prosedur darurat resusitasi
jantung paru (RJP).
3.5 Bagian Defibrillator
Unit defibrillator mempunyai spesifikasi berbeda antara satu danyang
lainya. Akan tetapi sebuah unit defibrillator umumnya terdiri dari sebuah
monitor yang dilengkapi dengan tombol pengaturan energi tegangan dan dua
buah elektroda untuk memberikan kejutan stimulasi energi listrik.

Gambar 3.2 Defibrillator Medtronic


1. Tampilan layar — Tampilan layar kristal cair (LCD) berwarna pesan
operasi, bentuk gelombang, pesan status, menu pengaturan, dan
seterusnya.

31
2. Kontrol EVENT — Tekan untuk mengaktifkan aktivitas yang
ditentukan pengguna.
3. Kontrol LAYAR HOME — Tekan untuk kembali ke layar beranda
opsi atau fitur tertentu yang Anda konfigurasikan. Menekan tombol
ini tidak membawa Anda ke layar tertentu; sebagai gantinya, maka
kembali ke layar awal untuk mode awal yang Anda konfigurasikan.
4. Kontrol CODE SUMMARY — Tekan untuk mencetak CODE
SUMMARY catatan peristiwa kritis.
5. Kontrol CETAK — Tekan untuk memulai dan menghentikan printer.
6. LED Sumber Listrik AC — Saat daya ac (daya saluran) tersambung,
lampu listrik AC stabil.
7. LED indikator layanan — Menyala saat perangkat memasukkan kode
kesalahan layanan ke dalam Log Layanan (diakses melalui menu
SERVICE). Lihat Pemecahan Masalah untuk informasi tentang kode
kesalahan.
8. Konektor kabel EKG — Port sambungan untuk kabel pasien EKG
yang diisolasi secara elektrik.
9. Konektor kabel SpO2 — Port koneksi untuk oksimeter pulsa.
10. Konektor port IrDA — Port koneksi inframerah menyediakan
komunikasi nirkabel ke perangkat manajemen data (fitur ini tidak
tersedia dengan rilis ini).
11. Pemilih SPEED DIAL — Saat aktif (LED SPEED DIAL menyala),
putar (ke salah satu arah) untuk membuat pilihan dari menu atau
overlay yang ditampilkan di layar; tekan untuk mengkonfirmasi
pilihan Anda.
12. LED SPEED DIAL — Menyala saat SPEED DIAL aktif.
13. Kontrol ALARM — Tekan untuk mengaktifkan dan mengheningkan
alarm
14. Kontrol OPTIONS — Tekan untuk mengakses menu OPTIONS.
15. Konektor kabel terapi — Port koneksi untuk berikut ini:
– Elektroda QUICK-COMBO (standar)

32
– Elektroda FAST-PATCH (dengan kabel opsional)
– Elektroda REDI-PAK (opsional)
– Dayung standar dewasa dan anak-anak (opsional)
– Dayung eksternal yang dapat disterilkan (opsional)
– Dayung internal (opsional)
– Dayung posterior (opsional)
16. Speaker — Memberikan perintah suara audio dan nada peringatan.
17. Kontrol PAUSE — Tekan untuk memperlambat tempo tempo untuk
sementara.
18. Kontrol CURRENT — Tekan untuk mengatur arus mondar-mandir.
19. Kontrol RATE — Tekan untuk memilih kecepatan tempo.
20. Kontrol PACER — Tekan untuk mengaktifkan fungsi perintis.
21. Kontrol SYNC — Tekan untuk mengaktifkan mode sinkronisasi.
22. Kontrol SHOCK — Tekan untuk melepaskan perangkat.
23. Kontrol CHARGE — Tekan untuk mengisi daya perangkat.
24. Kontrol ENERGY SELECT — Tekan untuk memilih tingkat energi
dalam mode manual.
25. Kontrol HIDUP — Tekan untuk menghidupkan dan mematikan
perangkat. Menyala ketika perangkat dihidupkan.
26. Kontrol UKURAN — Tekan untuk mengubah ukuran EKG.
27. Kontrol LEAD — Tekan untuk mengubah lead EKG.
28. Kontrol ANALYZE — Tekan untuk mengaktifkan Shock Advisory
System (SAS).
29. LED indikator AED MODE — Menyala saat perangkat dalam mode
AED.

Gambar 3.4 Sisi Samping

33
1. Printer — Mencetak bentuk gelombang EKG, laporan
RINGKASAN KODE, dan informasi terkait
2. Tombol printer — Membuka pintu printer (untuk pemasangan
kertas)

Gambar 3.6 Bagian Belakang


1. Konektor daya AC — port sambungan untuk daya AC
2. Konektor sistem — port koneksi untuk antarmuka serial RS-232
3. Konektor ekg/sinkronisasi
4. Grounding

Gambar 3.5 Kelengkapan Defibrilator


1. Elektroda(Paddle) Defibrilator

34
Gambar 3.6 Bagian Atas

Gambar 3.7 Posisi Apex Sternum


 Apex adalah elektroda negatif yang diletakkan di bagian luar
jantung yang terletak di paling ujung.. Apeks jantung mengarah
ke bawah, depan, dan kiri, dan bertumpang tindih dengan paru-
paru kiri dan pleura.
 Sternum adalah paddle positif yang terletak di bagian sternum,
juga dikenal sebagai tulang dada, terletak di tengah dada agak
ke kanan atas di mana tulang rusuk bagian atas menyatu.
2. Lead ECG
3. Elektroda ECG
4. SPO2 sensor
5. Kabel Power
6. Kertas Termal
3.6 Jenis Defibrillator
3.6.1 Berdasarkan Cara Kerjanya

Gambar 3.8 Defibrillator Portable


3.6.1.1 Defibrillator Otomatis
Defibrillator Portable atau AED (Automated External

35
Defibrillator) adalah jenis defibrillator yang bekerja secara
otomatis menganalisa aritma jantung saat terjadi fibrasi untuk
menentukan berapa besar energi yang dibutuhkan untuk proses
defibrillasi. AED juga mendiagnosis kondisi pasien dan secara
otomatis menyetel semua parameter yang diperlukan untuk syok
yang optimal.
3.6.1.2 Defibrillator Manual

Gambar 3.9 Defibrillator Manual


Defibrillator Manual adalah jenis defibrillator yang dilengkapi
dengan monitor ECG sehingga analisa aritma dapat dilakukan secara
manual. Selain itu,dalam menentukan berapa energi yang dibutuhkan
dapat dilakukan secara manual dengan rentang tertentu hingga 360
Joule.
3.6.2 Berdasarkan Bentuk Gelombang

Gambar 3.10 Monophasic

36
Gambar 3.11 Biphasic
3.6.2.1 Monophasic
Gelombang melakukan kejutan dari satu elektroda ke elektroda
lainnya dalam satu kali proses. Tipe atau mode gelombang ini
berkebalikan dari mode biphasic karena memilikigelombang
sentakan yang hanya searah saja.
3.6.2.2 Biphasic
Gelombang berjalan dua kali. Pertama dari elektroda pertama
ke elektroda kedua (seperti mekanisme Monophasic). Kemudian
setelah itu, gelombang kembali lagi dari elektroda kedua menuju
ke elektroda yang pertama.
Tipe atau mode gelombang ini mempunyai 2 sentakan di mana
juga sering disebut dengan arus bolak-balik atau 1 siklus. Oleh
karena itu, pemberian energi kepada pasien pun menjadi
jauhlebih kecil sehingga kerusakan sel myocardial juga
berkurang ketika proses pemberian kejutan pada pasien
berlangsung.
3.7 Prinsip Dasar
Defibrillator memberikan pulsa listrik energi tinggi yang
terkontrol melalui dua paddle (elektroda) yang ditempatkan di dada pasien,
tergantung pada energi denyut nadi. Defibrillator melepaskan tegangan DC
yang tersimpan dari kapasitor melintasi resistansi tubuh. Untuk waktu yang
sangat singkat arus yang sangat tinggi mengalir. Karena resistansi bodi yang
rendah, kapasitor akan terkosong dengan sangat cepat. Dalam kasus yang
paling sederhana, kapasitor tegangan tinggi tunggal akan diisi dan
dikosongkan. Arus pelepasan kemudian mengalir dalam satu arah saja.

37
Energi dinyatakan dalam Joule (J) dan merupakan hasil kali tegangan V, arus
I dan waktu t. Energi tidak boleh disamakan dengan daya (V x I). Sengatan
listrik dapat mencapai 5.000 V pada arus sekitar 20 A. Nilai yang sangat
tinggi ini diperlukan karena panjang pulsa hanya beberapa milidetik dan
menurut definisi, defibrilator harus mampu menghasilkan 360 J. Tetapi
karena daya maksimum tidak selalu dibutuhkan nilai output yang dapat
diatur oleh operator ke nilai energi yang lebih kecil.
3.8 Blok Diagram Defibrillator

Gambar 3.12 Blok Diagram


Secara garis besar cara kerja blog diagram diatas adalah tegangan
PLN masuk memberikan tegangan pada blok power supply, outputan
dari power supply digunakan untuk mengisi battery sehingga outputanya
berupa tegangan DC.
Tegangan DC ini digunakan pada rangkaian driver relay dan
pembangkit tegangan. Pada blog driver relay berfungsi sebagai control
waktu discharge. Dimana kontrol waktu discharge ini berfungsi sebagai
timer atau lamanya pembuangan muatan pada kapasitor yang mana akan
dibuang menuju paddle atau elektroda.
Sedangkan pada blog pembangkit tegangan digunakan untuk
menguatkan tegangan yang nantinya masuk pada blog SAG Mutltiplier.
SAG Multiplier ini berfungsi sebagai penyearah, sehingga akan
didapatkan tegangan DC yang tinggi. Output dari SAG Multiplier berupa
tegangan DC yang tinggi. Dan akan masuk pada blok pengisisan pada
power kapasitor.

38
Kemudian diberikan pada elektroda yang sebelumnya diatur oleh
control waktu discharge tadi. Dan dari elektroda atau paddle akan di
exposure pada pasien, efek diberikan discharge kapasitor akan
memberikan impuls yang kuat ke jantung dengan harapan agar aktifitas
jantung yang semula lemas akan timbul aktivitas kembali dengan satuan
joule.

39
3.9 Pengoperasian Defibrillator
1. Nyalakan defibrillator dengan menekan tombol ON/OFF.
2. Tentukan energi yang diperlukan dengan cara memutar atau menggeser
tombol energi.
3. Paddle diberi jeli secukupnya.
4. Letakkan paddle dengan posisi paddle apex diletakkan pada apeks
jantung dan paddle sternum diletakkan pada garis sternal kanan di
bawah klavikula.

Gambar 3.13 Letak Paddle Defibrilator


5. Isi (Charge) energi, tunggu sampai energi terisi penuh, untuk
mengetahui energi sudah penuh, banyak macamnya tergantung dari
defibrillator yang dipakai, ada yang memberi tanda dengan
menunjukkan angka joule yang diset, ada pula yang memberi tanda
dengan bunyi bahkan ada juga yang memberi tanda dengan nyala
lampu.
6. Jika energi sudah penuh, beri aba-aba dengan suara keras dan jelas agar
tidak ada lagi anggota tim yang masih ada kontak dengan pasien atau
korban, termasuk juga yang mengoperatorkan defibrillator.
7. Kaji ulang layar monitor defibrillator, pastikan irama masih
VF/VT(Ventricular fibrillation/Ventricular tachycardia) tanda nadi,
pastikan energi sesuai dengan yang diset, dan pastikan modus yang
dipakai adalah asinkron, jika semua benar, berikan energi tersebut
dengan cara menekan kedua tombol discharge pada kedua paddle.
Pastikan paddle menempel dengan baik pada dada pasien (beban

40
tekanan pada paddle kira-kira 10 kg).
8. Kaji ulang di layar monitor defibrillator apakah irama berubah atau
tetap sama seperti sebelum dilakukan defibrilasi, jika berubah cek nadi
untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan RJP, jika tidak berubah
lakukan RJP untuk selanjutnya lakukan survey kedua.
3.10 Pemeliharaan Defribrillator
1. Membersihkan alat dari debu dan kotoran.
2. Disimpan ditempat yang kering.
3. Pada saat selesai digunakan, isi kembali battery agar battery
defibrillator tidak rusak.
4. Pastikan paddle dalam keadaan bersih dari bekas gel yang telah
digunakan.
5. Melakukan pengecekkan battery setiap setahun sekali, apakah masih
layak digunakan atau tidak.
6. Lakukan pembersihan relay (contact relay) setiap enam bulan sekali.
3.11 Pembersihan Defribrillator
Pastikan alat dalam keadaan mati dan tidak terhubung dengan listrik.
Pembersihan dapat dilakukan dengan cara :
1. Usap penutup dengan menggunakan kain halus dan bersih, beri cairan
disinfektan (alcohol 70%). Pastikan tidak ada cairan yang masuk dalam
alat.
2. Segera buang aksesoris sekali pakai untuk mencegah penggunaan
kembali.
3. Untuk paddle dapat diusap dengan kain halus beserta cairan disinfektan
atau air sabun, pastikan sampai kering.
4. Spoon elektroda dapat dibersihkan dengan cara penguapan, radiasi dan
memakai ethylene oxide.
5. Untuk membersihkan lead sensor dapat menggunakan disifektan
juga,tapi pastikan telah terlepas dari alatnya.
3.12 Kalibrasi Defribrillator
1. Setelah battery defibrillator telah diisi muatan, lakukan pengecekan

41
dengan melakukan pengisian muatan kapasitor pada muatan tertentu.
2. Hubungkan defibrillator ke chargernya.
3. Apabila lampu indikator pembuangan menyala maka defibrillator
masih dapat bekerja.
4. Untuk lebih mengetahui lebih presisi besar muatan defibrillator
makadapat menggunakan defianalyzer dengan penunjukkan meter.

42
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Spesifikasi Suction Pump

Gambar 3.1 Suction Pump


Nama pesawat : Suction Pump
Merk : Uzumcu / Novela
Kecepatan aliran : 0 - 60 L/min
Kekuatan vakum : 680 mmHg
2 tabung, Kapasitas : 2 x 3 L, Tabung plastik
Tegangan : 220-240 V AC / 50-60Hz
3.2 Pengertian Suction Pump
Suction Pump adalah sebuah alat kesehatan yang berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dari dalam tubuh manusia dengan cara di sedot atau di
hisap. Suction Pump banyak dipakai di Klinik dan di Rumah Sakit untuk
berbagai keperluan seperti saat proses operasi, untuk penanganan pasien
gangguan pernapasan yang diakibatkan oleh lendir dan banyak lainnya
3.3 Fungsi Suction Pump
Alat ini berfungsi untuk membantu mengeluarkan cairan yang ada di
dalam tubuh pasien yang tidak berfungsi, bahkan dapat membahayakan

43
kesehatan pasien. Seperti cairan di dalam paru – paru, lendir di
tenggorokan dan cairan yang ada di usus atau lambung.  Suction Pump
juga digunakan saat proses operasi untuk menghisap cairan darah yang
keluar. Juga pasca operasi terkadang masih mengeluarkan darah..
3.4 Bagian Suction Pump
Dalam kegiatan medis, alat ini disebut juga dengan suction contoller,
vacuum regulator, dan alat hisap. Dalam bahasa Indonesia, alat ini disebut
dengan alat hisap sesuai dengan fungsinya. Alat yang digunakan dalam dunia
medis ini memiliki komponen yang membuatnya dapat menjalankan
fungsinya, adapun komponen penyusun alat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Motor sebagai penggerak
2. Selang
3. Botol sebagai penampung cairan
4. Manometer
5. Suction regulator
6. Pengaman sebagai tanda cairan berlebih atau over flow protection
7. Foot switch
3.5 Jenis Suction Pump
1. Suction Pump Manual

Gambar 3.2 Suction Pump Manual


Alat ini merupakan alat yang digunakan secara manual tanpa
menggunakan tenaga listrik atau baterai. Cara kerja alat ini umumnya
menggunakan pompa tangan yang disambungkan ke tabung cairan. Jenis
suction ini sudah tidak digunakan lagi oleh kebanyakan rumah sakit atau
instansi medis lainnya karena hasil yang tidak dapat diprediksi dan tidak

44
konsisten.
2. Wall Mounted Suction Pump

Gambar 3.3 Wall Mounted Suction Pump


Merupakan jenis suction yang dipasangkan ke tembok dan
terintegrasi dengan stuktur bangunan. Pada umumnya suction jenis ini
ada pada tempat-tempat yang dimana sang pasien tidak dalam kondisi
yang perlu untuk berpindah-pindah
3. Portable Suction Pump

Gambar 3.4 Portable Suction Pump


Portable Suction Pump yang menonjolkan segi mobilitas dan
fleksibilitasnya. Biasanya suction jenis ini menggunakan tenaga baterai
atau listrik. Alat suction ini juga dapat dibawa kemana saja sehingga
mudah ditemukan pada lokasi-lokasi darurat, strategis dan skenario-
skenario medis.

45
4. Mobile Suction Pump

Gambar 3.5 Mobile Suction Pump


Adalah jenis alat yang memiliki kekuatan hisap yang tinggi sehingga
cocok digunakan untuk penggunaan di ICU, UGD, ruang operasi, sampai
dengan pada klinik perawatan kecantikan.
5. Transport Suction Pump

Gambar 3.6 Transport Suction Pump


Alat yang satu ini digunakan untuk kebutuhan saat diperjalanan.
Motor digerakkan dengan menggunakan baterai. Alat yang berbentuk
ringkas dan ringan namun, tetap efektif menjalankan tugasnya. Adan
dapat menemukan alat ini pada amblans, kendaraan evakuasi, dan lain
sebagainya.

46
3.6 Blok Diagram Suction Pump

Gambar 3.7 Blok Diagram Suction Pump


Ketika alat dihubungkan ke PLN maka blok power supply
mendistribusikan tegangan 5V ke semua rangkaian pada alat.Alat ini
bekerja dengan pemilihan beberapa mode yaitu cara mengatur tekanan
hisapan dengan menekan push button.
Ketika telah mengatur tekanan proses penghisapan kemudian
menekan tombol START, maka mikrokontroler akan mentrigger rangkaian
driver motor dan menyebabkan motor kompressor bekerja dan
menghasilkan tekanan udara hisap yang kemudian akan menghisap cairan.
Setelah itu ketika menekan tombol STOP, maka mikrokontroler akan
berhenti mentrigger rangkaian driver motor sehingga membuat motor
berhenti dan jika memilih mode manual maka pengaturan daya hisap
menggunakan potensiometer untuk menentukan tekanan hisapnya.
3.7 Pengoperasian Suction Pump
1. Pastikan dan persiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam proses
suction sudah steril dapat digunakan denganbaik, seperti kondisi
kelistrikan suction unit, catheter, tabung cairan dan pipa penghubung
dalam keadaan baik dan dapat digunakan.
2. Pastikan hubungan antara suction machine dengan tabung cairan
terhubung dengan baik.

47
3. Hubungkan tabung cairan ke cathere menggunakan pipa.
4. Lakukan percobaan menghisap dengan air bersih
5. Setelah proses suction telah selesai, cabut pipa penghubung antara mesin
dan cathere ke tabung cairan.
6. Tutup dengan rapat tabung cairan dan buang atau bersihkan tabung
sesuai dengan jenis tabungnya.
7. Lakukan sterilisasi pada cathere dan tabung serta charge ulang alat
suction untuk penggunaan selanjutnya
3.8 Pemeliharaan Suction Pump
1. Bersihkan dan cek seluruh bagian alat
2. Cek fungsi tombol indicator, perbaiki bila perlu
3. Cek fungsi oli, filter, klep/membrane
4. Cek putaran motor
5. Cek seal botol penampung
6. Cek fungsi pelampung
7. Cek daya hisap
8. Lakukan pengukuran arus bocor
9. Cek pengukuran tahanan kabel pembumian
10. Lakukan uji kinerja alat

48
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Spesifikasi Alat

Gambar 3.1 CT-Scan 16 Slice


Nama Alat : CT Scan
Merk : Siemens
Type : SOMATOM Perspective
Letak Ruangan : Ruang Radiologi
Input Voltage : 380V/400V/420V/440V/460V/480V
Input Frequency : 50Hz/60Hz
Max power : 70 kVA
Standby Power : 5.2 kVA
3.2 Dasar Teori
3.2.1 Pengertian
CT-scan termasuk teknik pencitraan khusus sinar-X yang
menampilkan citra khusus objek lapis demi lapis berdasarkan perbedaan sifat
densitas struktur materi penyusunan jaringan dengan bantuan teknik
rekonstruksi secara matematis. CT-scan merubah tampilan analog menjadi

49
digital, berupa Pixel ( picture element ). Pixel adalah titik-titik kecil
gambaran, dimana hasil penggambarannya berupa Rekonstruksi. Pesawat CT
scan ditemukan pada tahun 1970 oleh Allan Carmack dan Geofrey
Hounsfield. Berdasarkan perkembangan teknologi, CT scan mengalami
beberapa perkembangan sesuai dengan kemajuan teknologi.
Citra CT Scan dapat menampilkan informasi tampang lintang obyek
yang diinspeksi. Oleh karena itu, CT Scan memiliki beberapa kelebihan
dibanding Xray konvensional. Citra yang diperoleh CT Scan beresolusi lebih
tinggi, sinar rontgen dalam CT Scan dapat difokuskan pada satu organ atau
objek saja, dan citra perolehan CT Scan menunjukkan posisi suatu objek
relatif terhadap objek-objek di sekitarnya sehingga dokter dapat mengetahui
posisi objek itu secara tepat dan akurat. Kelebihan-kelebihan tersebut telah
membuat CT Scan menjadi proses radiografis medis yang paling sering
direkomendasikan oleh dokter, dan dalam banyak kasus, telah menggantikan
proses pesawat sinar-X biasa (konvensional) secara total.
3.2.2 Prinsip Dasar CT Scan
Prinsip fisika dan teknologi pada CT Scan meliputi proses akuisisi
data, pengolahan data, tampilan gambar, penyimpanan dan dokumentasi.
Tahap pertama pada akuisisi data adalah scanning, Selama scanning tabung
sinar-X dan detektor berputar mengelilingi pasien untuk mendapatkan
gambaran, detektor menangkap radiasi yang diteruskan melalui pasien dari
beberapa lokasi.  Sebagai hasil, nilai transmisi relatif atau pengukuran
atenuasi dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
Nilai transmisi relatif dikirim ke komputer dan disimpan sebagai raw
data/data mentah. Teknik scanning pada CT Scan ada dua cara
1) Teknik Scanning “Aksial Slice by Slice”
Teknik scanning “aksial slice by slice” sering disebut teknik konvensional
atau scanning sequence mempunyai keuntungan mudah untuk menentukan
slice. Teknik scanning “aksial slice by slice”  terdiri atas 4 tahap yaitu 
tahap start, gerakan  tabung dan detektor berputar pada kecepatan konstan.
Tahap kedua energi dikeluarkan  tabung sinar X dan data dikumpulkan

50
setelah berputar 360°. Tahap ketiga stop, yaitu tabung dan detektor
bergerak perlahan untuk berhenti dan tahap keempat meja dan index
pasien siap pada posisi scanning berikutnya.  Teknik ini mempunyai
beberapa keterbatasan yaitu:
a) Waktu pemeriksaan lama.
b) Terdapat Inter Scan Delay (ISD) yaitu jeda antar slice yang satu
dengan slice yang lain sehingga menyebabkan terjadinya slice by
slice miss registration.
c) Reformat gambar dua dimensi atau tiga dimensi kurang akurat.
d) Bila kelainan terdapat pada area yang sangat kecil tidak dapat  terlihat
karena faktor pernapasan yang tidak tepat.
2) Teknik volume scanning
Teknik volume scanning  ini sering disebut teknik spiral atau helical
karena bentuk irisannya seperti spiral. Teknik ini mempunyai keuntungan
waktu pemeriksaan lebih cepat, volume coverage yang lebih besar dan
sangat bagus untuk aplikasi gambar tiga dimensi. Namun teknik ini juga
mempunyai keterbatasan yaitu :
 Tidak ada slice yang pasti sehingga untuk melokalisir slice sangat
sulit dilakukan.
 Secara prinsip, raw data diperoleh bukan dari bidang datar tetapi 
diperoleh dari non planar geometri sehingga gambar yang dihasilkan
tetap lebih baik pada konvensional slice by slice.
 Kemampuan tabung sinar X harus cukup tinggi untuk dapat
digunakan berputar secara kontinyu selama scanning volume
jaringan  dan diimbangi dengan meningkatnya  kapasitas sistem
pendingin.
 Gerakan  pada scanning spiral sangat berpengaruh terhadap
terjadinya artefak.

51
3.3 Prinsip Kerja CT Scan

Gambar 3.2 Prinsip Kerja CT-Scan


Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi yang berkas
sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x tersebut menembus tubuh dan
diarahkan ke detektor. Intensitas sinar-x yang diterima oleh detektor akan
berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai objek, dan detektor akan
merubah berkas sinar-x yang diterima menjadi arus listrik, dan kemudian diubah
oleh integrator menjadi tegangan listrik analog. Tabung sinar-x tersebut diputar
dan sinarnya di proyeksikan dalam berbagai posisi, besar tegangan listrik yang
diterima diubah menjadi besaran digital oleh analog to digital Converter (A/D C)
yang kemudian dicatat oleh komputer. Selanjutnya diolah dengan menggunakan
Image Processor dan akhirnya dibentuk gambar yang ditampilkan ke layar
monitor TV. Gambar yang dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan Multi
Imager atau Laser
Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan
intensitas secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya.
Pengurangan intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-
radiasi dalam bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya
ditentukan oleh jenis bahan dan energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT
scan, untuk menghasilkan citra obyek, berkas radiasi yang dihasilkan sumber
dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini
dideteksi oleh detektor untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data

52
masukan yang kemudian diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan
citra dengan suatu metode yang disebut sebagai rekonstruksi.
3.4 Bagian – bagian CT Scan
3.4.1 Prosedur Pengoperasian
3.4.1 Meja Pemeriksaan

Gambar 3.3 Meja Pemeriksaan pada CT-Scan


Keterangan :
1) Meja pasien dengan bagian atas yang dapat dipindahkan
2) Gagang pada bagian atas meja dengan perangkat pengunci
3) Label Meja pasien dilindungi terhadap sengatan listrik dengan
membatasi kebocoran arus yang dapat masuk
Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien diposisikan untuk
dilakukannya pemeriksaan CT-Scan. Meja pemeriksaan terletak
dipertengahan gantry dengan posisi horizontal dan dapat digerakkan
maju, mundur, naik dan turun dengan cara menekan tombol yang
melambangkan maju, mundur, naik, dan turun yang terdapat pada
gantry.
3.4.2 Gantry

Gambar 3.4 Gantry Pada CT-Scan

53
Keterangan :
1) Panel operator gantry
2) Penanda sinar laser
3) Panel tampilan atau panel sentuh
4) Tombol STOP (Berhenti)
Gantry merupakan komponen pesawat CT-Scan yang
didalamnya terdapat tabung sinar-X, filter, detektor, DAS ( Data
Acquisition System ). Serta lampu indikator untuk sentrasi. Pada
gantry ini juga dilengkapi dengan indikator data digital yang memberi
informasi tentang ketinggian meja pemeriksaan, posisi objek dan
kemiringan gantry. Pada pertengahan gantry,diletakkan pasien dimana
tabung sinar-X dan detektor letaknya selalu berhadapan. Didalam,
gantry akan berputar mengelilingi objek yang akan dilakukan
scanning.
3.4.3 Konektor gantry
Bagian depan gantry memiliki konektor untuk i-Kontrol, sakelar
kaki pemindaian, dan sistem gating pernapasan. Juga memiliki lubang
untuk kabel, termasuk kabel injektor bolus.

Gambar 3.5 Konektor Gantry


Keterangan :
1) Konektor i-Kontrol
2) Konektor sakelar kaki pemindaian
3) Tekan tombolnya untuk melepaskan steker
4) Konektor gating pernapasan

54
5) Lubang untuk kabel, termasuk kabel injektor bolus.
3.4.4 Tabung Sinar – X

Gambar 3.6 Tabung Sinar-X


Keterangan :
T = X ray Tube
D = X ray detector
X = X ray beam
R = Gantri rotation
Tabung sinar x berfungsi sebagai pembangkit sinar-X bekerja
pada tegangan tinggi diatas 100 kV
3.4.5 Kolimator
Pada pesawat CT-Scan, umumnya terdapat dua buah kolimator, yaitu:
1. Kolimator pada tabung sinar-X
Fungsinya: untuk mengurangi dosis radiasi, sebagai pembatas
luas lapangan penyinaran dan mengurangi bayangan penumbra
dengan adanya focal spot kecil.
2. Kolimator pada detector
Fungsinya: untuk pengarah radiasi menuju ke detektor,
pengontrol radiasi hambur dan menentukan ketebalan lapisan
(slice thickness).

55
3.4.6 Detektor dan DAS ( Data Acqusition system )
Setelah sinar-X menembus objek, maka akan diterima oleh
detektor yang selanjutnya akan dilakukan proses pengolahan data oleh
DAS. Adapun fungsi detektor dan DAS secara garis besar adalah:
untuk menangkap sinar-X yang telah menembus objek, mengubah
sinar-X dalam bentuk cahaya tampak, kemudian mengubah cahaya
tampak tersebut menjadi sinyal-sinyal elektron, lalu kemudian
menguatkan sinyal-sinyal electron tersebut dan mengubah sinyal
elektron tersebut kedalam bentuk data digital.
3.4.7 Komputer

Gambar 3.7 Komputer Untuk Operator


Keterangan :
1) Monitor
2) Kotak kontrol
3) Keyboard
4) Mouse
5) Sistem kontrol gambar (ICS/image control system)
6) Sistem rekonstruksi gambar (IRS/Image reconstruction system)
Komputer merupakan pengendali dari semua instrument pada
CT-Scan. Berfungsi untuk melakukan proses scanning, rekonstruksi
atau pengolahan data dan menampilkan ( display ) gambar serta untuk
menganalisa gambar.

56
Terdiri dari :
 Layar TV Monitor
Berfungsi sebagai alat untuk menampilkan gambar dari objek
yang diperiksa serta menampilkan instruksi-instruksi atau
program yang diberikan.
 Image Recording
Berfungsi untuk menyimpan program hasil kerja dari Komputer
ketika melakukan scanning, rekonstruksi dan display gambar.
 Magnetik Disk
Digunakan untuk penyimpanan sementara dari data atau
gambaran, apabila gambaran akan ditampilkan dan diproses.
Magnetik disk dapat menyimpan dan mengirim data dengan
cepat, bentuknya berupa piringan yang dilapisi bahan
ferromagnetic, kapasitasnya sangat besar.
 Operator Terminal
Merupakan pusat semua kegiatan scanning atau pengoperasian
system secara umum serta berfungsi untuk merekonstruksi hasil
gambaran sesuai dengan kebutuhan.
 Multiformat Kamer
Digunakan untuk memperoleh gambaran permanen pada film.
Pada satu film dapat dihasilkan beberapa irisan gambar
tergantung jenis pesawat CT dan film yang digunakan.
3.5 Prosedur Pengoperasian
3.5.1 Perencanaan Pemeriksaan
1) Sebelum memeriksa pasien, Anda harus mendaftarkan pasien tersebut.
Pendaftaran pasien maksudnya adalah Anda memberikan informasi
pasien yang diperlukan untuk pemeriksaan pada sistem CT, seperti
nama pasien, ID pasien, tanggal lahir, dan jenis kelamin.

57
2) Protokol pemindaian menentukan langkah pemeriksaan terlebih dahulu.
Protokol pemindaian adalah blok bangunan untuk mengatur prosedur
pemeriksaan. Setelah Anda mengklik tombol Exam (Pemeriksaan)
dalam kotak dialog Patient Registration (Registrasi Pasien). Dialog
Model Pasien muncul secara otomatis untuk Anda pilih protokol
pemindaian.
3) Meletakkan pasien pada meja pasien dan posisikan pasien untuk
pemeriksaan
3.5.2 Pemoposisian Pasien
Posisikan pasien pada meja pasien untuk dipindai. Pasien harus
diposisikan senyaman mungkin pada posisi yang benar secara anatomis. Alat
bantu pemosisian dapat digunakan agar pasien dapat berbaring dengan tenang
dan aman selama pemeriksaan. Untuk mendapatkan kualitas citra terbaik,
bagian tubuh yang akan diperiksa harus berada sedekat mungkin dengan
isosenter gantry.
1) Meja pasien dapat diturunkan sehingga pasien akan mudah didudukkan
atau dibaringkan.
2) Mintalah pasien untuk berbaring dalam posisi yang tepat dan gunakan alat
bantu pemosisian bila perlu.
a) Telentang atau tengkurap
b) Kepala atau kaki dahulu
c) Menyamping kiri atau kanan
3) Posisikan bagian tubuh yang akan diperiksa di bagian tengah permukaan
meja.
4) Hidupkan penanda sinar laser untuk memvisualisasikan isosenter gantry
dan bidang paparan radiasi.

Gambar 3.8 Tombol penanda sinar laser

58
5) Sejajarkan bidang paparan radiasi pada posisi tubuh yang akan dipindai
lebih dulu, dengan menggerakkan meja pasien ke arah bukaan gantry.

Gambar 3.9 Tombol untuk menggeser tempat pasien


6) Sesuaikan ketinggian meja sehingga bagian tubuh yang akan diperiksa
secara vertikal berada sedekat mungkin dengan isosenter gantry.

Gambar 3.10 Tombol Pengatur Ketinggian Meja Pasien


7) Matikan penanda sinar laser.

Gambar 3.11 Tombol penanda laser


Dari saat ini, pasien harus berbaring diam.
Catatan :
 Perhiasan, kacamata, prostesis, dsb. harus dilepaskan dari bagian
tubuh yang akan diperiksa.
 Awasi pasien jika terjadi cedera saat menggerakkan meja.

59
 Hindari terhimpitnya selang infus, tabung pernapasan, kateter, dan
kabel EKG saat menggerakkan meja.
3.5.3 Keamanan pemosisian pasien
Jika sistem dioperasikan secara tepat dan pasien diposisikan secara
benar, sangat kecil risiko untuk terjadinya cedera pada pasien atau petugas.
Pasien harus diposisikan sedemikian rupa sehingga pasien tidak dapat
terbentur atau terluka karena pergerakan bagian atas meja pasien atau gerakan
memiringkan gantry.
1. Buat agar lengan pasien tidak bergerak dengan tali pengekang yang
tersedia untuk menghindari benturan dan cedera pada tangan di bawah
bagian atas meja pasien.
2. Perhatian khusus diperlukan pada pasien yang bertubuh gemuk, tidak
sadar, apatis, tidak dapat merespon atau anak-anak. Pada pasien bertubuh
gemuk, pastikan tidak ada benturan yang bisa terjadi.
3.5.4 Instruksi pasien
Jika pasien harus menahan nafasnya selama akuisisi CT, harap
pastikan bahwa pasien diinstruksikan bagaimana menahan nafas sebelum
pemeriksaan. Tindakan ini digunakan khususnya pada pemeriksaan toraks
dan abdomen. Namun demikian, sedikit pergerakan akibat pernafasan, dapat
menyebabkan artefak pada daerah lainnya.
1. Menjelaskan ke pasien sebelum pemeriksaan tentang bagaimana ia harus
bernafas.
2. Menjelaskan kepada pasien bahwa ia harus menahan nafas untuk waktu
yang relatif lama.
3. Menggunakan sistem interkom untuk memberikan instruksi pernafasan
kepada pasien.
Pada Dialog Model Pasien, dapat dipilih protokol pemindaian untuk
pemeriksaan. Dapat juga mengatur posisi pasien, garis referensi otomatis, dan
bahasa API untuk pemeriksaan.

60
Gambar 3.12 Tampilan Dialog Model Pasien
Dialog Model Pasien muncul dalam situasi berikut:
◾ Pada permulaan pemeriksaan
Setelah mengklik tombol Exam (Pemeriksaan) dalam kotak dialog
Patient Registration (Registrasi Pasien). Dialog Model Pasien muncul
secara otomatis untuk dipilih protokol pemindaian.
◾ Sebelum pemeriksaan ditutup
Dapat membuka Dialog Model Pasien setiap saat dengan mengklik
ikon Select or change exam (Pilih atau ubah pemeriksaan) di sudut kiri
bawah dari kolom tugas Examination (Pemeriksaan).
3.5.5 Memilih Protokol Scan
1) Dalam Dialog Model Pasien, pastikan ukuran pasien yang tepat diklik:
Adult (Dewasa) atau Child (Anak).
2) Jika langkah pemeriksaan sudah ada dalam Riwayat, lakukan satu dari
yang berikut:
 Untuk menambahkan sebuah protokol pemindaian setelah langkah
pemeriksaan terakhir, klik Append (Tambahkan). Klik Cut (Potong) jika
Anda ingin menghapus pemindaian topo (jika ada) dari protokol untuk
menambahkan; jika tidak, klik Keep (Simpan).
 Untuk mengganti langkah pemeriksaan non-eksekusi dengan sebuah
protokol pemindaian, klik Replace (Ganti). Klik Cut (Potong) jika Anda
ingin menghapus pemindaian topo (jika ada) dari protokol untuk
penggantian; jika tidak, klik Keep (Simpan).
3) Melakukan salah satu langkah berikut:

61
Untuk memeriksa area tubuh, tunjuk ke area tubuh dan pilih protokol
pemindaian.

Gambar 3.13 Tampilan Ptotol Scan Untuk Area Tubuh


Untuk melakukan pemeriksaan khusus, tunjuk ke kelompok
nonanatomi (contoh, Vascular) pada sisi kanan dan pilih protokol
pemindaian.
3.6 Blok Diagram

Gambar 3.14 Blok Diagram CT-Scan


Cara kerja blok diagram :
Secara garis besar sebuah sistem CT Scan terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:

62
1) Sistem Pemindaian ( Scan System), yang terdiri dari unit distribusi daya listrik,
generator dan tabung sinar-X, detektor dan sistem pengukuran data, sistem
pengendali  putaran gantri, system pengendali bagian gantri yang tidak
bergerak, sistem meja  pasien, dan sistem pendinginan.
2) Sistem Pengolahan Gambar ( Imaging System) terdiri dari 3 buah unit
komputer yaitu: sistem komputer rekosntruksi gambar (IRS), sistem komputer
pengendali (ICS), dan sistem komputer untuk melakukan post-processing.
3) Sistem Kontrol/Kendali (Control System) yang terdiri dari beberapa sistem
pengendali mikro yang mengendalikan masing-masing komponen CT Scan dan
seluruh sistem ini  bekerja dibawah koordinasi sistem komputer pengendali
(ICS) sebagai pengendali utama.
3.7 Teknik Keselamatan Umum
Sebagai operator, terdapat beberapa peraturan dasar yang harus Anda patuhi.
1. Registrasi pasien
Penempatan nama pasien yang salah pada citra dapat menyebabkan
diagnosis yang salah. Pastikan bahwa Anda memasukkan data pribadi pasien
secara benar. Hal ini berlaku khususnya pada posisi pasien, jenis kelamin dan
tanggal lahirnya.
2. Pemosisian pasien
Pasien harus selalu diposisikan pada meja pasien. Jangan sekali- kali
memosisikan pasien secara langsung dalam gantry. Dapat terjadi artefak
gerakan dan/atau cedera pada pasien apabila pasien bergerak tak terkendali
selama akuisisi. Hentikan pergerakan pasien, bila perlu.
3. Tali pengekang
Sabuk penahan tidak terpasang secara permanen pada meja. Oleh karena
itu tali tidak dapat mencegah pasien terjatuh dari meja. Pastikan pasien,
terutama pasien yang banyak bergerak, agar tidak terjatuh dari meja.
4. Perhatian khusus
Berhati-hatilah pada saat memeriksa bayi, anak-anak, pasien bertubuh
gemuk atau pasien yang tidak dapat tenang atau mengalami cedera karena

63
kecelakaan. Lakukan tindakan yang sama saat menggunakan aksesori
pengaturan posisi.
5. Gerakan system
Saat gantry atau meja pasien dipindahkan, pasien atau orang lain bisa
saja terluka.
 Pastikan bahwa pasien dan orang lain tidak berada dalam keadaan bahaya
sebelum Anda menjalankan pergerakan system atau scan.
 Pastikan bahwa tidak ada benda yang mengganggu pergerakan.
3.8 Teknik Pemeliharaan
1) Pemeriksaan fungsi system
Untuk memastikan sistem siap untuk pengoperasian dan seluruh fungsi yang
terkait dengan keselamatan bekerja dengan baik, harus melakukan pengujian
fungsi harian sebelum memulai dengan prosedur pemeriksaan aktual. Selama
pengujian, prosedur fungsi yang paling penting dan peralatan keamanan pada
sistem diperiksa.
2) Memeriksa lampu peringatan radiasi
Diharuskan memeriksa lampu peringatan radiasi pada kotak kontrol, pada
gantry, dan, jika ada, di samping pintu ruang pemeriksaan.
a) Periksa fungsi yang layak dari lampu peringatan radiasi pada saat
pengujian kualitas gambar harian. Lampu peringatan radiasi harus
menyala saat radiasi dikeluarkan.

Gambar 3.15 Lampu Peringatan Radiasi


b) Pastikan bahwa radiasi berhenti segera saat pintu ruang pemeriksaan
terbuka.
3) Memeriksa tombol STOP
a) Tekan salah satu tombol pengaturan meja pada panel operator gantry dan
tahan.

64
b) Saat meja bergerak, tekan tombol STOP Pergerakan meja harus berhenti
dengan segera.
c) Pastikan dapat menggerakkan meja keluar dari gantry secara manual
setelah Anda menekan tombol STOP
4) Memeriksa bagian atas meja pasien
Diharuskan memeriksa memeriksa pergerakan dan kebersihan bagian atas
meja.
a) Pastikan bahwa Anda dapat menarik bagian atas meja secara manual dari
gantry.
b) Pastikan bahwa bidang scan bebas dari sisa media kontras, darah atau
kontaminasi lainnya.
5) Memeriksa penanda sinar laser
Nyalakan penanda sinar laser dan periksa proyeksi sinarnya pada selembar
kertas putih.

Gambar 3.16 Tombol Penanda Sinar Laser


Sinar laser seharusnya memproyeksikan satu garis.
6) Memeriksa panel pengoperasian gantry
Memeriksa tombol-tombol berikut pada panel operator gantry:
◾Kemiringan Gantry
◾ Pengaturan posisi meja
◾ Posisi meja yang sudah ditetapkan sebelumnya A dan B
◾ Membuat jadi nol
◾Periksa tombolnya saat Anda menyalakan unit.

7) Memeriksa sistem intercom

65
Gunakan tombol Hear Patient (Dengarkan Pasien) dan Call Patient
(Memanggil Pasien) pada kotak kontrol.

Gambar 3.17 Tombol Hear Patient Dan Call Patient


Sistem interkom harus bekerja dalam komunikasi dua arah.
8) Pengoptimalan system
Sejumlah fungsi tersedia untuk mengoptimalkan kinerja sistem CT, seperti:
 Kalibrasi system
 Pemeriksaan system
 Mematikan perawatan system
 Pemeriksaan sumber daya system
 eStar

66
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Spesifikasi Alat

Gambar 3.1 USG(ultrasonografi)


Nama Alat : USG(ultrasonografi)
Merk : Philips
Type : SOMATOM Perspective
Letak Ruangan : Ruang Radiologi
Input Voltage : 220V/240V
Input Frequency : (250 kHz –2000 kH)
3.2 Dasar Teori
3.2.1 Pengertian
Pengertian Ultrasonografi USG adalah suatu alat dalam dunia
kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang
suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz –2000 kHz) yang
kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor.
Ultrasonografimerupakansalah satu produk teknologi medical imaging
yang dikenal sampai saat ini. Medical Imaging (MI) adalah suatu teknik
yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu
jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-
invasive). Interaksi antara fenomena fisiksuatu jaringan sel dan diikuti dengan

67
teknik pendeteksian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan
direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar bekerjanya
peralatan MI
Kamus mendefinisikan Ultrasonografi (USG)sebagai energi yang
dih asilkan oleh gelombang suara 20.000 atau lebih getaran per detik. USG
menggunakan gelombang suara yang jauh di atas frekuensi yang dapat
didengar oleh telinga manusia. Operasi kerjanya didasarkan pada teknologi
dari transduser yang memancarkan gelombang suara yang menembus
tubuh manusia. Gelombang frekuensi tinggi ini kemudian dipantulkan
kembali dari organ-organ dan jaringan membentuk tubuh internal dalam
bentuk gambar pada layar monitor. Sifat refleksi memungkinkan dokter
untukmengidentifikasi jenis jaringan. Sumber lain juga menyatakan bahwa,
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan
menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal
dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini
berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan
ketika masa kehamilan.
Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2
sampai 13 Megahertz.Pilihan frekuensi diagnostik sonografi ini menentukan
resolusi 4 gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien. Sedangkan dalam
fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi akustik dengan
sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz),penggunaan
umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi
yang ratusan kali lebih tinggi
3.3 Peralatan Dasar pada Ultrasonografi
Berikut ini adalah komponen dasar yang diperlukan dalam pemanfaatan
ultrasonografi:

68
1.Transduser

Gambar 3.2 tranduser


Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh
yang akan diperiksa, misalnya pada dinding dada untuk pemeriksaan paru,
dinding perut untuk pemeriksaan kehamilan, ataudinding poros usus besar pada
pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang bernama
piezo Electric yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang
disalurkan oleh transduser. Kristal ini ditemukan oleh Piere Curie dan
Jacques pada tahun sekitar 1880 dan tebalnya sekitar 2,85 mm.

Gambar 3.2 komponen dari transduser


Apabila kristal piezo electric dialiri tegangan listrik maka satuan elemen
kecil dari kristal akan mengalami vibrasi atau getaransehingga timbul
frekuensi ultra. Begitu pula vibrasi kristal akan menimbulkan arus listrik.
Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang pantulansehingga
fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi
gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat
diterjemahkan dalam bentuk gambar.

69
2. Monitor USG

Gambar 3.4 Monitor USG


Monitor berupalayar yang digunakan untuk menampilkan bentuk
gambar dari hasil pengolahan data komputer. Monitor yang digunakanpada awal
penemuan USG masih berupa layar tabung besar yang terpisah dari mesin USG.
Perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat membawa kemajuan
pada teknologi monitor. Kalau pada awal penemuan memakai layar tabung
yang besar kini sudah menggunakan layar kecil dan tipis. Awal penemuan
USG layar monitor yang digunakan masih hitam putih sekarang sudah
berwarna. Sekarang Juga layar monitor menjadi satu dengan alat USG sehingga
bentuk USG lebih terlihat kecil.
3. Mesin USG

Gambar 3.5 Serangkaian komponen alat USG

70
Mesin Ultrasonografi merupakan bagian yang berfungsi mengolah data
yang diterima dalam bentuk gelombang dan mengubah gelombang menjadi
gambar. Mesin USG merupakan pusat pengolah data seperti central processor
unit (CPU) pada komputer. Mesin USG sangat mempengaruhi hasil
pencitraan USG, semakin baik CPU yang digunakan pada mesin maka akan
semakin baik dan cepat pula hasil yang ditayangkandi layar monitor USG. Awal
penemuan mesin USG berbentuk sangat besar dan berat sehingga sulit untuk
dipindah-dipindahkan. Namun sekarang ukuran mesin USG sudah sangat kecil
akibat kemajuan teknologi yang akhirnya mempengaruhi perkembangan bentuk
mesin USG
3.4 Jenis Metode Ultrasonografi
Menurut Dicken (1976), Bartrum dan Crow (1977), Taylor (1978),
untuk memeriksa berbagai organ tubuh dipakai mode: A. B. T. M., dan
Ultrasonic Doppler Scan.
1. Alat A-mode (Amplitudo Modulation, A-scan)
Gambar yang diperoleh dari alat ini paling sederhana dengan satu
dimensional ultrasound, karena yang tercatat hanya permukaan yang
terletak sepanjang gelombang suara, atau gelombang aksis di osiloskop saja.
Metode ini terutama dipakai untuk mengukur jarak dari jarngan yang
diperiksa, misalnya pemeriksaan jaringan otak dan mata.
2. Alat B-mode (Brightness Modulation)
Gambar yang diperoleh adalah dua dimensional. Pada monitor tampak
gambaran sebagai titik-titik dengan terang yang berbeda-beda. Metode ini
lebih banyak untuk melihat kelenjar tiroid, payudara, hati, empedu, ginjal,
alat-alat kandungandan tumor.
3. Alat TM–mode (Time Motion Mode, time position scan)
Pada metode ini transduser diarahkan ke jaringan badan yang bergerak,
sehingga dapat dikenal dan dievaluasi besarnya gerakan tersebut.
Metode ini biasa digunakan untuk memeriksa jantung.
4. Ultrasonic Doppler Scan

71
Suatu gerakan dapat dikenal dengan menggunakan efek Doppler yaitu
dengan mengubah frekuensi ultrasoundyang disesuaikan dengan gerakan
yang diperiksa. Jadi efek Doppler menyebabkan penambahan atau
pengurangan frekuensi ultrasoundyang dikirimkan. Dengan alat ini dapat
ditentukan kecepatan dan arah aliran darah. Alat ini juga dapat menentukan
denyut jantung janin.
3.5 Prinsip Dasar Ultrasomografi
Ultrasonik merupakan gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi
daripada kemampuan pendengaran telinga manusia,sehingga kita tidak bisa
mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai
frekuensi antara 20 sampai 20.000 Cpd (Cicles perdetik atau Hertz).
Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini menggunakan frekuensi 1 sampai 10 MHz
(1-10 juta Hz).
12 Gelombang suara frekuensi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal
yang terdapat pada transduser. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal,
akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-electric,yang
merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal nantinya juga
akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik.Kristal akan mengembang dan
mengkerutbergantung pada medan listrik, maka akan dihasilkan gelombang suara
frekuensi tinggi.Berdasarkan frekuensi gelombang suara dapat dibedakan dalam
beberapa bagian seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel Daerah Frekuensi Gelombang Suara
Nama Frekuensi
Infrasonik < 20 hz
Audiosonik 20-200000 hz
Ultrasonik >200000 hz
Diaknostik 1-20 mhz

3.6 Refleksi
Pada ultrasonik, citra yang dihasilkan melalui berkas suara yang
direfleksikan. Berkas gelombang yang dipancarkan tidak memperbesarataupun

72
memperkecilapapun pada formasi citra, tapi transmisi harus cukup kuat
menghasilkan gema-gema ditingkat yang lebih dalam. Presentase suara yang
direfleksikan di antara muka jaringan tergantung pada impedansi. Impedansi
adalah hasil kali kerapatan dan kecepatan suara dalam materi. Impedansi
akustik merupakan sifat dasar materi atau zat, dalam satuan cgs
didefinisikan sebagai gram/cm2.
Berkas ultrasosik yang dipantulkan ditentukan oleh sudut yang terjadi antara berkas
suara dan permukaan yang merefleksikan. Semakin tinggi sudut yang timbul (lebih dekat
tegak lurus) maka semakin kecil suara yang dipantulkan

Gambar 3.6 refleksi gelombang


Refleksi gelombang Refraksi Bila gelombang suara melewati suatu mediumke
medium lain, maka frekuensi tetap tetapi panjang gelombang yang berubah dan arah
gelombang akan berbelok. Hal ini disebut pembiasan.

Gambar 3.7 Skema proses pembiasan (refraksi)


3.7 Atenuasi
Atenuasi adalah pengurangan intensitas berkas ultrasonik karena melalui
suatu medium. Atenuasi dipengaruhi oleh dua macam faktor yaitu:
a) Hamburan

73
Bila suatu energi gelombang ultrasonik menabrak dimensi-
dimensipermukaan yang lebih kecil dari panjang gelombang maka
gelombang datang akan tersebar ke segala arah. Hamburan ini dipengaruhi
oleh perubahan impedansi akustik pada sasaran atau partikel, ukuran
partikel dari medium dan panjang gelombang energi atang.Intensitas
gelombang yang terhambur meningkat dengan cepat bersama frekuensi dan
sebanding dengan kuadrat frekuensi, oleh karena itu frekuensi tinggi
terhambur dengan lebih mudah dari pada frekuensi rendah.
b) Penyerapan (Absorbsi)
Absorbsiatau penyerapan ultrasonik dalam cairan merupakan hasil
darigaya pergesekan yang berlawanan dengan gerakanpartikel-partikel dalam
media. Energi mekanik yang dipindah dari suara ultra menjadi panas.
Selama mengalami absorbsi gelombang ultrasonik, intensitasdengan ampli
tudonya berkurang secara eksponensial.

Gambar 3.8 Atenuasi (pelemah)


Tubuh akan menyerap energy gelombang suara, sehingga tidak ada
lagi gelombang suara yang dipantulkan kembali ke probe. Akibatnya gaung
tidak tertangkap dan tidak ada gambar yang dihasilkan. Semakin dalam
jaringan yang harus dilewati, semakin banyak gelombang suara yang akan
diserap.

74
Gambar 3.9 Transduser USG
Transduser adalah adalah piranti yang dapat mengubah suatu bentuk
energi kedalam bentuk energi lain. Transduser ultrasonik berfungsi untuk
merubah suatu sinyal listrik kedalam energi suara ultra yang dapat dipancarkan
kedalam jaringan, mengubah energi ultrasonik yang dipantulkan kembali
dari jaringan/materi ke dalam sinyal listrik.

Gambar 3.10 Prinsip kerja Transduser


Pada sistem elektronik, gelombang ultrasonik dapat dibangkitkan
melalui kristal tipis yang bersifatpiezo-elektrik terbuat dari bahan alami kuarsa,
garam rochelle, tourmalineatau bahan piezoelektrik buatan, misalnya: Barium
Titanate, Lead Circonate-titanate, Lead Metaniobate. Bahantersebut bersifat
16seperti kapasitor dengan konstanta dielektrik tertentu yang memiliki
perbedaan
muatan listrik dalam lapisannya. Transduser memiliki suatu
komponen yang disebut sebagai Kristal piezoelektrik. Kristal tersebut
akan membesar ukurannya jika dilewati arus listrik dankembali ke

75
ukurannya yang normal jika aliran listrik berhenti mengalir. Perubahan
bentuk Kristal piezoelektrik akibat perubahan aliran listrik memicu
pembentukan gelombang suara

Gambar 3.11 Perubahan Gambar Kristal


Penggunaan gaya perubahan tegangan atau bentuk pada kristal asimetris
akan menciptakan suatu tegangan listrik, fonemena ini disebut dengan
efek piezoelektrik. Ketika transduserPiezoelektrik berfungsi sebagai pemancar
(transmitter)akan mengubah energi listrik menjadi energi mekanis (efek
piezoelektrik terbalik), dan bila sebagai penerima (receiver) maka akan
mengubah energi mekanis menjadi energi listrik (efek piezoelektrik). Untuk
membangkitkan gelombang ultrasonik,bahan tersebut digetarkan oleh rangkaian
osilator.
Sedangkan piezoelektrik sendiri berasal dari bahasa Latin “piezein”
yang berarti diperas atau ditekan, dan piez oyang berarti didorong. Ditemukan
oleh Curie bersaudara yang terdiri dari Pierre Curie dan Jacques Curie pada
tahun 1880.Efek piezoelektrik terjadi jika medan listrik terbentuk ketika
material dikenai tekanan mekanik.17Pola radiasi yang dipancarkan melalui
transduser yang berada didepan nya tergantung pada diameter transduser
dan panjang gelombangnya sehingga transduser yang sama dapat memiliki
pola radiasi yang berlainan jika medium yang dilalui juga berlainan. Pola radiasi
suatu transduser ultrasonik merupakangabungan antara gelombang bidang
datar (bergerak hanya ke satu arah) dan gelombang bola

76
Gambar 3.12 Pola Radiasi Berbagai Jenis Transduser
Cara Kerja Ultrasonografi dalam Menghasilkan Gambar Salah satu cara
menentukan kelainan organ di dalam tubuh ialah Ultrasonografi (USG). Sarana
tersebut adalah salah satu cara diagnostik dengan menggunakan gelombang
suara frekuensi tinggi. Untuk diagnostik di bidang kedokteran, dipakai
frekuensi 1-5 Mega Hertz per detik. Alat ultrasonik yang sederhana pada
garis besarnya terdiri atas generator pulsa transduser, amplifier dan tabung
sinar katode. Generator pulsa setiap detiknya akan menghasilkan 200 kali
gelombang elektrik. Selanjutnya gelombang elektrik oleh transduser diubah
menjadi gelombang suara dan diteruskan kedalam tubuh yang diperiksa.
Bilamana gelombang suara ini membentur permukaan seberkas 18 jaringan
yang memiliki perbedaan kepadatan misalnya otot, lemak, maka gelombang
suara ini akan dipantulkan kembali sebagai gema.
Pantulan gelombang suara tersebut tergantung dasar perbedaan
kepadatan jaringan dan perbedaan kecepatan gelombang suara. Sebagian dari
gelombang suara ini tidak dipantulkan kembali, dan terus menembus sampai
membentuk permukaan seberkas jaringan untuk dipantulkan kembali. Di
samping itu juga tergantung pada elastisitas jaringan itu, misalnya tulang
memiliki elastisitas yang sangat sedikit dan sangat padat, maka dengan
cepat gelombang suara tersebut dapat dipantulkan kembali.
Pantulan gelombang suara atau gema akan kembali masuk kedalam
alat ultrasonik melalui transduser untuk diubah menjadi gelombang elektrik.

77
Gelombang ini diteruskan ke tabung sinar katode melalui amplifier dan dicatat
oleh layar. Dengan demikian diperoleh gambar mulai dari kulit, permukaan
suatu organ, jaringan parenkim, dan organ lain di sekitarnya. Gambar yang
diperoleh di layar alat ultrasonik bergantung pada bentuk, besar, dan struktur
organ yang diperiksa. Organ yang normal akan menghasilkan gambaran USG
normal pula sesuai dengan bentuk, ukuran dan struktur anatomi.

Gambar 3.13 Skema Kerja USG


Cara kerja Ultrasonografi (USG) adalah dengan memantulkan gelombang
suara dan menerima kembali gelombang suara yang telah dipantulkan setelah
terkena suatu obyek. Obyek disini berupa organ tubuh. Gelombang suara
dikeluarkan oleh transduser dengan panjang gelombang 2,5-14 kilohertz,
panjang gelombang yang dikeluarkan bervariasi tergantung dari bentuk
transduser. Hasil pemantulan gelombang suara tersebut kemudian akan
diterima kembali oleh transduser dan diproses oleh mesin USG kemudian
ditayangkan dalam monitor.
20Transduser bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima
gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah
menjadi energi akustik oleh transduser, yang dipancarkan dengan arah
tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan merambat terus
menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam echo sesuai
dengan jaringan yang dulaluinya dan sebagian lagi akan dipantulkan.Pantulan
Echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur
transduser, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan
selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope.
Dengan demikian bila transduser digerakkan seolah-olah kita melakukan
irisan-irisan pada bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran irisan-irisan
tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor. Masing-masing jaringan tubuh

78
mempunyai impedance accoustictertentu. Dalam jaringan yang heterogen
akan ditimbulkan bermacam-macam echo, jaringan tersebut dikatakan
echogenic. Sedang jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali
tidak ada echo, disebut anecho atau echofree. Suatu rongga berisi cairan
bersifat anechoic, misalnya: kista, asites, pembuluh darah besar,pericardial dan
pleural efusion.
3.8 SOP
3.8.1 Pengoperasian
1. Tekan tombol Power pada pesawat USG, biarkan beberapa
waktu untuk ‘boot up’.
2. Untuk memulai penamaan data, tekan tombol ‘Pasien’, gunakan track
ball dan keyboard untuk mengisi data pada sheet pasien.

Gambar 3.14 pilihan menu


3. Sebelum menggunakan pastikan probe transduser terpasang
dengan baik, pastikan knob tidak kendor.

Gambar 3.15 Probe tranduser


4. Untuk memulai melakukan pemeriksaan pertama-tama pilih
‘Probe Menu’
5. Tipe Linear baik untuk mendapatkan hasil resolusi yang tinggi.

79
6. Tipe Konveks/Curve untuk pemeriksaan struktur yang lebih dalam

Gambar 3.16 Probe tranduser


7. Untuk melakukan pemeriksaan pada pasien, oleskan gel pada pasien
dan gunakan probe yang telah dipilih.
8. Jika ingin melakukan pengamatan 2Dimensi pilih tombol 2D, begitu
pula dengan 3 Dimensi, tekan tombol 3D.
9. Pada awal pemeriksaan setting ‘depth’ dan ‘zoom’, dengan
menggunakan tombol ‘depth & zoom’.

Gambar 3.17 gambar hasil USG


10. Untuk mengatur TGC (Time Gain Compensation) geser knob-knob
kekanan atau kekiri, knob paling atas untuk titik yang teratas (kurang
dalam) semakin ke bawah, semakin dalam.

Gambar 3.18 tombol USG

80
11. Jika sudah mendapatkan visualisasi hasil USG yang diinginkan kita
dapat menekan tombol Freeze. Gunakan tombol Store jika
ingin menimpan gambar.
12. Pada hasil Scan yang sudah di freeze, kita dapat memberi label pada
hasil scan dengan cara menekan tombol penamaan (ABC button),
lalu beri penamaan dengan keyboard

Gambar 3.19 keybord dan track ball


13. Jika ingin melakukan pengukuran pada objek yang di scan, gunakan
tombol ‘Measure’, gunakan Track Ball & tombol ‘Set’
untuk menentukan mark (titik/tanda) agar dapat dilakukan
pengukuran, panjang atau lebar objek.

Gambar 3.20 volume gambar


14. Untuk melakukan pengukuran volume (pada ginjal
contohnya) lakukan pengukuran seperti diatas, hanya saja
diperlukan 3 tipe pengukuran, yaitu, panjang, lebar, dan tinggi
(kedalaman
15. Setelah selesai melakukan pengamatan, matikan alat dengan
menekan OFF tombol Power
3.8.2 Pemeliharaan
1. Pemeliharaan Untuk Probe Atau Transducer

81
Probe atau transducer adalah salah satu bagian terpenting
dari mesin USG. Pastikan selalu merawat probe supaya mesin
USG tetap bekerja dalam kondisi optimal. Berikut ini beberapa tips untuk
merawat
probe/transducer :
1) Bersihkan probe dari sisa jelly ketika jadwal pemeriksaan telah
berakhir.
2) Ketika probe tidak dipakai, selalu tempatkan probe di tempat
gantungan probe yang biasa.
b) Pastikan gantungan probe kering dan bersih dari sisa jelly
c) Hindari menyimpan probe di suhu yang panas atau terkena paparan
sinar matahari langsung.
d) Simpan probe di tempat yang terpisah dengan instrument yang lain.
e) Ketika menyimpan probe, gunakan klip kabel probe untuk
mengamankan kabel probe.
2. Pemeliharaan Untuk Alat USG
1) Bersihkan secara berkala alat USG untuk menghindari adanya
debu- debu yang menempel.
2) Simpan alat USG pada tempat yang kering dan sejuk.
3) Tutup alat USG setelah digunakan untuk menghindari adanya
debu- debu yang menempel.
3.9 Troubleshooting
Kerusakan Penyebab Solusi
Probe tidak Sensor tranduser dan oGanti yang baru
menangkap receiver rusak oTambah GEL
sinyal Gel kurang oGanti yang Baru

Kabel dalam probe putus

Monitor Blank USG Pada blok storage ada Ganti yang baru
tidak yang rusak Ganti yang baru

82
menyala Kabel power putus Cek bagian pada
Power Supply rusak Power supply

Print Tidak Kertas Habis Beli Lagi


Mencetak

83
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1. Bedside Monitor

Gambar 3.1 Alat Bedside Monitor


3.1.1 Data Alat
Nama Alat : Bedside Monitor
Merk / Type : Nihon Kohden / BSM 2301 K
Lokasi : Ruang ICU (Intensive Care Unit)
Fungsi : Alat untuk monitoring kondisi vital pasien.
3.1.2 Spesifikasi Alat
Input Tegangan :100 to 240 Vac +/-10%, 50/60 Hz

84
Konsumsi Daya : 140 VA (max)
Grounding : Kelas rumah sakit
Temperatur : 10°C to 45°C
Kelembaban Relative : 10% sampai 90% non-kondensasi
Tabel 1 spesifikasi alat
NO Nama Deskripsi
Berkedip lampu merah atau oranye sesuai
1 indikator alarm dengan pengaturan alarm. Lampu hijau berkedip
dalam sinkronisasi dengan QRS pasien.
2 Menangani Untuk membawa monitor.
Kunci SILENCE
3 ALARMS Keheningan suara alarm.
Kunci NIBP Memilih modus pengukuran NIBP. Menekan
4 INTERVAL tombol ini mengubah mode.
Dimulai NIBP pengukuran dalam modus yang
NIBP START /
5 dipilih. Menekan tombol selama pengukuran
tombol STOP
berhenti.
6 kunci MENU Menampilkan jendela MENU.
Menutup setiap membuka jendela dan
7 Kunci rumah menampilkan layar monitoring.
Tekan dan tahan selama lebih dari satu detik
untuk menghidupkan daya monitor atau
8 Saklar daya mematikan.
9 lampu listrik Lampu ketika daya monitor dihidupkan.
Lampu ketika kabel listrik terhubung antara
10 Lampu listrik AC
SUMBER soket AC dan stopkontak AC.
Lampu daya
11 baterai Lampu ketika beroperasi pada daya baterai.
12 Pengisian lampu Lampu atau lambat berkedip saat pengisian.

85
baterai
Menampilkan data pemantauan. Menyentuh
13 Layar sentuh kunci atau data tentang perubahan layar layar
dan pengaturan tampilan.
14 kunci rekor Tekan untuk memulai atau berhenti merekam.
Dari lampu Berkedip ketika keluar dari kertas. Lampu ketika
15 kertas majalah kertas terbuka.

86
3.2 Teori Dasar Alat
Bedside Monitor adalah suatu alat yang digunakan untuk memonitor vital
sign pasien, berupa detak jantung, nadi, tekanan darah, temperatur bentuk pulsa
jantung secara terus menerus.
Patient Monitor adalah Sebuah alat berbentuk monitor untuk lepentingan
medis atau monitor fisiologis atau tampilan, adalah perangkat medis elektronik
yang digunakan dalam pemantauan medis yang menampilkan data dipantau, dan
mungkin atau mungkin tidak memiliki kemampuan untuk mengirimkan data pada
jaringan pemantauan. Data fisiologis ditampilkan terus menerus pada layar CRT
atau LCD sebagai saluran data sepanjang sumbu waktu. Bedside Monitor dapat
berdiri sendiri atau dapat dikelola dalam satu jaringan yang disebut central
monitor, sehingga perawat dapat memantau semua kondisi vital pasien dalam satu
layar. Hal ini hanya bermaksud untuk memudahkan user dalam pemantauan.
Parameter adala bagian - bagian fisiologis dari pasien yang diperiksa
melalui pasien monitor. Jika pada pasien monitor yang telah diketahui dengan 5
parameter , maka yang dimaksud dari lima parameter terssrbut adalah banyaknya
jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan oleh pasien monitor tersebut.
1. EKG adalah pemeriksaan aktivitas kelistrikan jantung, dalam pemeriksaan
ECG ini juga termasuk pemeriksaan "Heat Rate" atau detak jantung pasien
dalam satu menit.
2. Respirasi adalah pemeriksaan irama nafas pasien dalam satu menit
3. Saturasi darah/ SPO2 adalah kadar oksigen yang ada didalam darah.
4. Tensi / NIBP (Non invasive blood pressure) / Pemeriksaan tekanan darah.
5. Tempersture suhu tubuh pasien yang diperiksa.
3.3 Jenis - Jenis Pasien Monitor
1. Pasien Monitor Vital Sign , pasien monitor ini bersifat pemeriksaan standar,
yaitu pemeriksaan ECG, Respirasi, Tekanan darah atau NIBP, Kadar oksigen
dalam darah/saturasi darah/SPO2.
2. Pasien Monitor 5 parameter , pasien monitor ini bisa melakukan pemeriksaan
seperti:
1. ECG

87
2. Respirasi
3. Tekanan darah atau NIBP
4. kadar oksigen didalam darah/satursidarah/SPO2.
5. Temperature
3. Pasien Monitor 7 Parameter, pasien monitor ini biasanya dipakai diruangan
perasi, karena ada satu parameter tambahan yang biasa dipakai pada saat
operasi, yaitu :
1. ECG
2. Respirasi
3. Tekanan darah attau NIBP (Non Invasuve Blood Pressure)
4. kadar oksigen dalam darah/ saturasi darah/ SPO2
5. Temperature
6. Sebagai tambahan adalah ibp (Invasive Blood Pressure) pengukuran tekanan
darah melalui pembuluh darah langsung
7. ETCO2 (end tidal CO2) yaitu pengukuran kadar karbondioksida dari sistem
pernapasan pasien
3.4 Macam-Macam Parameter Pasien Monitor
3.4.1 NIBP ( Non Invasive Blood Pressure)
Tensi / NIBP (Non Invasive Blood Pressure) / Pemeriksaan tekanan darah.
Tekanan darah adalah kekuatan tekanan darah yang menekan pembuluh darah
secara vertikal pada saat darah dipompakan dari jantung keseluruh anggota
tubuh. Tekanan ditentukan oleh kekuatan dan jumlah darah yang dipompa
oleh jantung dan fleksibilitas dan ukuran dari nadi.
- SBP (Systole Blood Pressure) 
Tekanan darah tertinggi pada setiap peredaran darah
- DBP (Diastole Blood Pressure) 
Tekanan darah terrendah pada setiap peredaran darah
- MAP (Mean Arterial Pressure) 
Nilai rata-rata tekanan darah 
MAP = DBP+1/3 (SBP - DBP)
- PP (Pulse pressure)

88
- Jumlah pulsa didalam satu menit
PP = SBP – DBP
3.4.1.1 Metode Pengukuran
1. Auscultatory / metode korotkoff, Korotkoff ( 1905 ) menemukan bahwa
bunyi serasi yang diciptakan oleh nadi/jalan utama darah pada saat manset
terkembang dan menekan nadi pada lengan bisa dihubungkan dengan tekanan
systolic dan diastolic.

Gambar 3.2 Metode Korortkoff Oscillometric


 Proses pengukuran perubahan tekanan udara yang berada didalam manset
yang disebabkan oleh tekanan dari nadi.
 Unit melakukan pengukuran MAP terlebih dahulu baru kemudian
melakukan penghitungan tekanan Systolic dan Diastolic.
 Hasil pengukuran biasanya ditampilkan pada display LED atau pada layar
monitor.

Gambar 3.3 Sinyal Gelombang Oscillatory


3.4.1.2 Perbandingan Antara Korotkoff dan Oscillometric
Ketika mendeteksi tekanan darah dengan menggunakan metode Korotkof
mendapatkan kesulitan karena gejala hypotension, sedangkan metode
Oscillometric tidak mengalami banyak masalah karena pada saat pengukuran

89
dengan menggunakan metode Oscillometric, tekanan udara yang berada dalam
manset tetap berubah-ubah sesuai dengan perubahan tekanan dari nadi yang
diukur.

Gambar 3.4 Perbandingan antara Korotkoff dan Oscillometric


3.4.2 Electrocardiograph (ECG)
ECG adalah pemeriksaan aktivitas kelistrikan jantung, dalam
pemeriksaan ECG ini juga termasuk pemeriksaan “Heart Rate” atau detak
jantung pasien dalam satu menit. Pada ECG terlihat bentuk gelombang khas
yang disebut sebagai gelombang P, QRS dan T, sesuai dengan penyebaran
eksitasi listrik dan pemulihannya melalui sistem hantaran dan miokardium.
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung,
sedangkan Elektro-kardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan
rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan
direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh.
Prinsip utama belajar EKG adalah mengetahui anatomi fisiologi jantung, dan
persyarafan jantung sehingga pada saat belajar EKG sudah dapat
membayangkan keadaan jantung.

Gambar 3.5 EKG

90
3.4.2.1 Anatomi dan Fisiologi Jantung
Jantung terdiri dari 4 bagian yaitu atrium (dextra & sinistra) & ventrikel
(dextra & sinistra). Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio
Nodus, Atrio Ventrikuler Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point
penting dalam pembacaan EKG.

Gambar 3.6 Bagian-Bagian Jantung


Berawal dari aliran lisrtik yang di kendalikan oleh pacu jantung khusus
yaitu Nodus Sinus Atrial (SA) di dinding atrium kanan, dimana impuls secara
terus menerus dilepaskan. Dari Nodus SA suatu gelombang rangsangan di
hantarkan melewati dinsing atrium yang menyebabkanya berkontraksi. Nodus
AtrioVentrikular (AV) menerima gelombang rangsangan dan meneruskanya
melalui Serat purkinje di berkas His yang menyebabkan rangsangan dan
kontraksi dinding ventrikel kanan dan kiri. Gelombang rangsangan menyebar
di seluruh dinding jantung di sertai perubahan muatan listrik yang dapat di
terima dari dinding dada dan di rekam pada Elektrokardiografi.
3.4.2.2 Cara Kerja EKG
Pada dasarnya EKG terdiri dari banyak gelombang, yang tiap
gelombang mewakilkan satu denyut jantung (satu kali aktifitas listrik jantung).

91
Gambar 3.7 Sinyal Jantung
Dalam satu gelombang EKG terdiri ada yang disebut titik (lihat
gambar), Interval dan Segmen. Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U
(kadang sebagian referensi tidak menampilkan titik U) sedangkan Interval
terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari
PR segmen, dan ST segmen.

Gambar 3.8 Sinyal PQRST Jantung


Titik P mempunyai arti bahwa terjadinya denyutan/kontraksi pada
atrium jantung (dextra & sinistra). Titik Q, R dan S mempunyai arti bahwa
terjadinya denyutan/kontraksi (listrik) pada ventrikel jantung (dextra &
sinistra), sedangkan titik T berarti relaksasi pada ventikel jantung. Mungkin
terlihat mudah belajar EKG dengan satu gelombang:

92
Gambar 3.9 Sinyal PQRST Jantung
Gambar 2.5 adalah gambar EKG dengan simbol I, II, aVR dan lain-lain
disebut dengan sadapan atau lead. Aktifitas listrik jantung hanya dapat direkam
dari luar jantung (yaitu tubuh), dimana nantinya untuk memperoleh sinyal dari
jantung tidak langsung menyadap dari jantung melainkan melalui titik-titik lead
pada tubuh manusia. Pada prinsipnya ada 3 jenis sadapan yaitu Prekordial
(dada), Bipolar (Kaki dan Tangan 2 elektroda) dan Unipolar (Kaki dan Tangan
3 elektroda).
3.4.2.3 Sadapan ECG
Untuk memperoleh rekaman EKG dipasang elektroda-elektroda di kulit
pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting
diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang
berbeda. Terdapat 3 jenis sandapan (lead) pada EKG, yaitu :
1. Sadapan Prekordial
Merupakan sadapan V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 yang ditempatkan secara
langsung di dada.
 Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.
 Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
 Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
 Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak
apeks berpindah).

93
 Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris
anterior.
 Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea
midaxillaris.

Gambar 3.10 Sadapan Prekordial


2. Sandapan Bipolar
Merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, yang ditandai dengan angka
romawi I, II dan III. Sandapan I merekam beda potensial antara tangan kanan
(RA) yang bermuatan negatif (-) tangan kiri bermuatan positif (+). Sandapan
II merekam beda potensial antara tangan kanan (-) dengan kaki kiri (LF) yang
bermuatan (+). Sandapan III merekam beda potensial antara tangan kiri (LA)
yang bermuatan (-) dan kaki kiri (+).

.
Gambar 3.11 Sadapan Bipolar

94
3. Sandapan Unipolar
aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan
(+),dan elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda
indifiren.
aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+),
dan muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda
indifiren.
aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan
elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda
indifiren.

Gambar 3.12 Sadapan Unipolar


Bila kita gabungkan dari ketiga sandapan yang ada di atas akan
tampak menjadi seperti pada gambar di bawah ini yang biasanya kita sebut
sebagai sandapan lengkap 12 lead/ ECG 12 LEAD lengkap.

Gambar 3.13 Sadapan Keseluruhan

95
3.4.3 SpO2
Saturasi darah / SpO2, adalah kadar oksigen yang ada dalam darah.Spo2
adalah suatu metode non invasive untuk me-monitoring oksigen saturasi dari
hemoglobin. Sekarang ini, SpO2 banyak digunakan di tempat pelayanan
kesehatan yang mencakup perawatan intensif, ruang penyembuhan rehabilitasi,
monitoring pasien anesthesia.
SpO2 mengijinkan dua panjang gelombang cahaya yang berbada (merah,
biasanya 550 nm dan inframerah, biasanya 950 nm) untuk menembus sekeliling
bagian peripheral dari tubuh pasien, biasanya ujung jari atau daun telinga, dan
mengukur tiap panjang gelombang cahaya yang relatif berkurang (R-ratio).
Jaringan biologi yang sedang diukur terdiri dari banyak unsur-unsur, mencakup
kapiler, arteri dan vena, kulit dan jaringan yang lainnya. Kecuali untuk pembuluh
darah arteri, berkurangnya cahaya oleh unsur jaringan lainnya adalah relatif tetap.
Transmisi cahaya melalui arteri adalah denyutan yang diakibatkan pemompaan
darah oleh jantung.

Gambar 3.14 Cara kerja finger sensor SpO2


Denyutan pembuluh darah arteri tersebut membawa tingkatan oksigen yang
paling tinggi. Oksigen di dalam darah sebagian besar berbentuk hemoglobin.
Hemoglobin adalah 100% oksigen yang disaturasi membawa empat molekul
oksigen per molekul hemoglobin. Oksigen saturasi dari darah yang diukur oleh
pasien monitor adalah suatu ukuran rata-rata persentase saturasi suatu populasi
hemoglobin. Bagaimanapun itu tidak mengukur oksigen saturasi untuk semua
bagian tubuh karena oximeter terbatas dalam mengukur hemoglobin oksigen
saturasi di dalam jaringan yang relatif tipis, seperti daun telinga atau jari. Apalagi,
pasien monitor tidak langsung mengukur kosentrasi hemoglobin di dalam darah
yang dapat mengakibatkan kesalahan pengukuran jika ada hemoglobin yang tidak

96
normal. Misalnya, pada pasien dengan kasus anemia, kosentrasi hemoglobin darah
rendah, dan pasien monitor tidak memberikan suatu indikasi yang akurat tentang
jumlah oksigen dalam aliran darah.

Gambar 3.15 Sinyal Gelombang SpO2


3.4.3.1 Cara Kerja sensor SpO2:
Sensor SpO2 menggunakan cahaya dalam analisis spektral untuk
pengukuran saturasi oksigen, yaitu deteksi dan kuantifikasi komponen
(hemoglobin) dalam larutan. Saturasi oksigen adalah persentase total
hemoglobin yang membawa atau mengandung oksigen. Probe umumnya
ditempatkan jari atau daun telinga. Sebuah fotodetektor pada sisi lain
mengukur intensitas cahaya yang berasal dari transmisi sumber cahaya yang
menembus jari. Transmisi cahaya melalui arteri adalah denyutan yang
diakibatkan pemompaan darah oleh jantung.
Alat SpO2 menggunakan LED merah dan inframerah bersama-sama
dengan fotodetektor untuk mengatur arus di dalam rangkaian relatif terintegrasi
untuk penyerapan cahaya yang melalui jari. Pengurangan cahaya dapat dilihat
seperti Gambar 2 dan dapat dibagi dalam tiga bagian besar : pengurangan
cahaya akibat darah arteri, pengurangan cahaya akibat darah vena, dan
pengurangan darah akibat jaringan. Pengurangan cahaya akibat darah vena
dapat menyebabkan beberapa sinyal akibat perubahan di dalam aliran darah
dan juga perubahan akibat level oksigen darah. Pengurangan cahaya yang
disebabkan aliran darah vena dan jaringan menciptakan suatu sinyal yang
relatif stabil dan sinyal ini disebut dengan komponen DC.

97
Semakin relefan komponen pengurangan cahaya di dalam oksimeter
adalah sinyal AC yang ditimbulkan oleh aliran denyut dari darah arteri.
Penyerapan lebih dari spektrum cahaya inframerah relatif ke spektrum cahaya
merah adalah indikasi dari oksigen saturasi yang tinggi dan absorpsi lebih dari
spektrum cahaya merah relatif ke spektrum cahaya inframerah adalah indikasi
dari oksigen saturasi yang rendah.

Gambar 3.16 Finger sensor SpO2


3.4.4 Respirasi

Gambar 3.17 Pengukuran Respirasi


3.4.4.1 Respirasi Pengukuran
Respirasi diukur antara kaki- kiri dan elektroda pasien kaki kanan yang
ditempatkan pada perut. Tindakan fisik dari pernapasan pasien menyebabkan
perubahan impedansi dan ini digunakan untuk mendeteksi dan menghitung laju
respirasi. Hambatan di elektroda adalah sekitar 1 k ohm + 250 ohm dan
perubahan impedansi selama respirasi adalah antara 0,1 dan 3 ohm. Sinyal
input termodulasi dengan 25 kHz, 5μA, yang menghasilkan amplitudo
termodulasi sinyal. Sinyal yang lolos ini akan difilter, termodulasi dan
gelombang dibentuk dan dikirim ke prosesor melalui multiplexer.

98
3.4.4.2 Deteksi Respirai
Seperti sinyal ECG, perlu untuk pertama menentukan mana respirasi
telah diambil Tempat (memicu). Respirasi memicu dalam ARGUS LCM
didasarkan pada prnsip berikut .

Gambar 3.18 Gelombang Respirasi


Menggunakan jendela waktu terus menerus 32 detik, yang terbesar
positif (max.) Amplitudo dan terbesar negatif (min.) amplitudo ditentukan.
Nilai rata-rata tersebut kemudian dihitung dari dua fungsi tersebut. Ambang
pemicu atas dan bawah ditentukan dari nilai thismean. Perhitungan Respirasi
Rate Respirasi Rate dihitung sebagai rata-rata terus menerus sesuai dengan
jarak antara pernapasan individu. Hanya pernapasan yang dipicu selama
respirasi deteksi, yang rata-rata.

Gambar 3.19 Perhitungan rata - rata pada respirasi


Jarak dari 8 pernapasan dirata-ratakan. Frekuensi respirasi dihitung dari rata-
rata R-jarak R. Prosedur ini diulang untuk setiap inspirasi
3.4.5 Suhu Tubuh
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara produksi dan pengeluaran
panas dari tubuh, yang diukur dalam unit panas yang disebut derajat.Salah satu
indikasi untuk mengetahui kesehatan seseorang yaitu dengan mengetahui suhu
tubuhnya.Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di
dalam tubuh.Dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui
metabolisme. Mekanisme kontrol suhu manusia tetap menjaga suhu inti atau suhu
jaringan dalam relatif konstan. Bagaimana pun suhu permukaan berfluktuasi

99
bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan
luar.Karena fluktuasi suhu permukaan ini, suhu yang dapat diterima berkisar dari
36⁰C sampai 38⁰C.Fungsi jaringan dan sel tubuh paling baik dalam rentang suhu
yang relatif sempit (Hidayat, 2008).
Tempat pengukuran suhu (oral, rectal, aksila, membran timpani, esophagus,
arteri pulmoner, atau bahkan kandung kemih) merupakan salah satu faktor yang
menentukan suhu tubuh pada pasien dalam rentang sempit ini. Pengukuran suhu
tubuh ditunjukan untuk memperoleh suhu inti jaringan tubuh rata-rata yang
representatif. Suhu normal rata-rata bervariasi bergantung lokasi
pengukuran.Tempat pengukuran suhu inti merupakan indikator suhu tubuh yang
lebih dapat diandalkan daripada tempat yang menunjukan suhu permukaan.
Tabel 2. Hubungan Usia Dengan Suhu Tubuh Normal

Usia Suhu (Celcius)


Baru lahir 36,8⁰
1 tahun 36,8⁰
5-8 tahun 37,0⁰
10 tahun 37,0⁰
Remaja 37,0⁰
Dewasa 37,0⁰
Lansia (>70 thn) 36,0⁰

Ada 2 jenis suhu tubuh, yaitu suhu inti dan suhu permukaan.Suhu inti
merupakan suhu jaringan tubuh bagian dalam seperti rongga abdomen dan rongga
pelvis, Suhu inti ini relatif konstan, Suhu tubuh inti yang normal berada dalam
satu rentang suhu.Suhu permukaan merupakan suhu pada kulit jaringan subkutan,
dan lemak.Suhu permukaan akan meningkat atau menurun sebagai respon
terhadap lingkungan.
Sensor Suhu atau Temperature Sensors adalah suatu komponen yang dapat
mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala
perubahan suhu pada obyek tertentu. Sensor suhu melakukan pengukuran
terhadap jumlah energi panas/dingin yang dihasilkan oleh suatu obyek sehingga

100
memungkinkan kita untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-
perubahan suhu tersebut dalam bentuk output Analog maupun Digital. Sensor
Suhu juga merupakan dari keluarga Transduser.
Sensor suhu dibagi dalam 4 golongan utama, dari tiap jenis sensor suhu ini
memiliki beberapa tipe dan bentuk yang berbeda. Berikut adalah 4 jenis utama
sensor suhu.
 Thermocouple (T/C)
 Resistance Temperature Detector (RTD)
 Thermistor
 IC Sensor Suhu
3.6 Blok Diagram

Gambar 3.20 Blok Diagram


3.6.1 Penjelasan Diagram Blok
Prinsip kerja bedside monitor dimana power supply berfungsi untuk
mensupply semua rangkaian, kemudian ketika supply mendapat tegangan dari
input tegangan AC 220V, maka rangkaian baterai board akan bekerja mengisi
baterai charger yang berfungsi apabila sewaktu-waktu power supply tidak
mendapat tegangan input maka baterai charger masih menyimpan sumber
tegangan untuk mensupply keseluruh rangkaian. Kemudian Pada blok ECG
diawali dengan elektrode yang berfungsi sebagai sebagai kopling dan interface

101
antara sistem kelistrikan di dalam tubuh dan sistem kelistrikan di luar tubuh.
Keluaran dari elektrode sudah berupa tegangan listrik, tetapi levelnya masih relatif
kecil sehingga diperlukan rangkaian penguat instrumentasi karena penguatannya
dapat diatur tanpa mempengaruhi nilai CMRR nya, kemudian difilter guna
menghilangkan noise atau gangguan dari frekuensi lain, lalu dikuatkan
menggunakan penguatan non inverting yang kemudian langsung masuk ADC
pada main board.
Pada blok SpO2 diawali dengan sensor finger SpO2 menggunakan
Photodiode dan LED Infra Red, karena kedua LED ini memiliki panjang
gelombang yang sesuai kriteria. Kemudian masuk pada rangkaian filter untuk
meloloskan frekwensi rendah, lalu dikuatkan oleh penguatan non inverting yang
kemudian masuk ADC pada main board.
Pada blok pengukuran suhu hanya menggunakan sensor suhu yang
kemudian output dari sensor tersebut dimasukkan pada PSA diferensial agar
tegangan nya tidak dibawah 0 volt yang masuk ADC pada main board.
Pada blok pengukuran tekanan darah menggunakan manset dan
menggunakan sensor tekanan. Cara kerjanya yaitu manset berfungsi sebagai
menahan laju aliran tekanan darah, sedangkan sensor tekanan mengirim perintah
bahwa solenoid dalam keadaan tertutup dan motor berputar untuk memompa
sambil sensor tersebut membaca tekanan darah. Setelah sensor membaca nilai
tekanan darah, maka motor DC berhenti dan soleloid membuka. Data nilai systole
dan diastole dikirim ke mainboard kemudian diproses.
Kemudian LCD menghasilkan gambar bagi tampilan sinyal-sinyal hasil
pengukuran yang telah diolah dan didapatkan dari main prosessor board. Main
board berfungsi sebagai programed microcomputer, system timing, interface, pada
rangkaian lainnya seperti display monitor, spiker front-end dan keyboard.
Kemudian pada recorder board berisi rangkaian perekam hasil dari pengukuran 4
parameter pada alat.
3.4.7 SOP Bedside Monitor
1. Lepaskan penutup debu.
2. Siapkan aksesoris dan pasang sesuai kebutuhan.

102
3. Hubungkan alat ke terminal pembumian.
4. Hubungkan alat ke catu daya .
5. Hidupkan alat dengan menekan/mamutas tombol ON/OFF.
6. Set rentang nilai (range) untuk temperatur, pulse dan alarm.
7. Perhatikan protap pelayanan.
8. Beritahukan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan.
9. Hubungkan patient cable, stap dan chest electrode ke pasien dan pastikan
sudah terhubung dengan baik.
10. Lakukan monitoring.
11. Lakukan pemantauan display terhadap heart rate, ECG wave form, pulse,
temperatur, saturasi oksigen (SpO2), NiBP, tekanan hemodinamik.
12. Setelah pengoperasian selesai matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF.
13. Lepaskan hubungan alat dari catu daya.
14. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian.
15. Lepaskan patient cable, strap, chest electrode dan bersihkan.
16. Pastikan bahwa Bedside Monitor dalam kondisi baik dan siap difungsikan
lagi.
17. Pasang penutup debu.
18. Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula.
3.4.8 Cara Pemeliharaan
Tabel 3 Pemeliharaan
NO URAIAN PERIODE

1 Cek dan bersihkan seluruh bagian alat 1 Bulan


2 cek standar 1mV (untuk pulsa ECG) 1 Bulan
3 cek kecepatan pada posisi 25mm/sec dan 50 3 Bulan
mm/sec
5 cek fungsi filter ,ganti bila perlu 6 Bulan
6 cek fungsi NIBP& IBP , perbaiki bila perlu 6 Bulan
7 cek fungsi temperature, perbaiki bila perlu 6 Bulan
8 cek fungsi SaO2 , perbaiki bila perlu 6 Bulan

103
9 cek fungsi indikatro , ganti bila perlu 6 Bulan
10 cek fungsi-fungsi kontras gambar ,brightness, 6 Bulan
colour
11 lakukan pengukuran tahanan kebel pembumian alat 1 Tahun
12 lakukan pengukran arus bocor 1 Tahun
13 lakukan uji kinerja alat 6 Bulan

3.4.9 Troubleshooting
Tabel 4 Troubleshooting
Kerusakan Penyebab Solusi
Hasil ECG tidak Kabel ECG putus Cek kabel denga
keluar pada monitor avometer dan
sambung kabel
yang putus atau
mengganti dengan
yang baru
Hasil NIBP tidak Manset bocor Mengganti manset
keluar pada monitor dengan yang baru
Hasil Spo2 tidak Sensor rusak Cek sensor dan
keluar pada monitor ganti dengan yang
baru

104

Anda mungkin juga menyukai