Anda di halaman 1dari 17

 A.

Pengertian
 1. Ventilasi mekanik dengan alatnya yang disebut ventilator adalah
suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan bantuan nafas
pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru
melalui jalan nafas buatan. Ventilasi mekanik merupakan peralatan
“wajib” pada unit perawatan intensif atau ICU. ( Corwin, Elizabeth J,
2001)
 2. Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsi
memberikan bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan
udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas buatanadalah suatu alat
yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi
untuk mempertahankan oksigenasi ( Brunner dan Suddarth, 2002).
 3. Ventilasi mekanik (Ventilator) adalah suatu system alat bantuan
hidup yang dirancang untuk menggantikan atau menunjang fungsi
pernapasan yang normal. Tujuan utama pemberian dukungan ventilator
mekanik adalah untuk mengembalikan fungsi normal pertukaran udara
dan memperbaiki fungsi pernapasan kembali ke keadaan normal
 B. Tujuan pemasangan ventilasi mekanik
 1. Mengurangi kerja pernapasan
 2. Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien
 3. Pemberian MV yang akurat
 4. Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan
perfusi
 5. Menjamin hantaran O2 ke jaringan adekuat
 C. Klasifikasi
 1. Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat
tersebut mendukung ventilasi, dua kategori umum adalah
ventilator tekanan negatif dan tekanan positif.
 a) Ventilator Tekanan Negatif
 Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada
dada eksternal. Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama
inspirasi memungkinkan udara mengalir ke dalam paru-paru
sehingga memenuhi volumenya. Ventilator jenis ini digunakan
terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan
kondisi neurovaskular seperti poliomyelitis, distrofi muscular,
sklerosisi lateral amiotrifik dan miastenia gravis. Saat ini sudah
jarang di pergunakan lagi karena tidak bias melawan resistensi
dan conplience paru, disamping itu ventla tor tekanan negative
ini digunakan pada awal – awal penggunaan ventilator.
 b) Ventilator Tekanan Positif
 Ventilator tekanan positif menggembungkan
paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian
mendorong alveoli untuk mengembang selama
inspirasi. Pada ventilator jenis ini diperlukan
intubasi endotrakeal atau trakeostomi.
Ventilator ini secara luas digunakan pada klien
dengan penyakit paru primer. Terdapat tiga
jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan
bersiklus, waktu bersiklus dan volume
bersiklus.
1. Gas Inlet Blok
Adalah blok inlet dimana konektor Air dan O2
dihubungkan, agar mesin mendapat supplay Air
dan O2 maka blok ini harus dihubungkan dengan
sumber gas yang biasanya dari system gas medis
central rumah sakit atau tabung gas medis.
Selain itu didalam blok ini juga terdapat pressure
sensor dimana apabila tekanan kurang / lebih
maka alarm akan bekerja.Apabila tekanan
berlebih maka pressure reducer akan otomatis
membuang tekanan yang berlebih tersebut. Ada
juga didalamnya non return Valve. Dimana valve
ini berfungsi supaya gas yang masuk tidak
kembali lagi keluar.
2. Mixer
Blok ini berfungsi untuk mencampur antara Air dan O2
yang masuk dari gas inlet blok, karena mesin
ventilator mengolah campuran antara Air dan O2 dan
diproses secara elektronik dan pneumatic,
3. Inspratory valve
Adalah valve yang mengatur inspirasi gas yang telah
dicampur oleh mixer.
4. Humidifier
Merupakan blok untuk melembabkan gas yang
mengalir ke pasien agar pernafasan pasien menjadi
lembab, karena apabila udara kering yang mengalir
maka akan berakibat buruk pada pasien tersebut.
5. Flow sensor
Merupakan sensor yang dapat mendeteksi flow/aliran gas yang
akan masuk ke pasien. Flow sensor ini juga berfungsi sebagat
sensor agar Minute Volume dan Tidal Volume untuk pasien itu
sesuai dengan butuhan.
6. Over pressure valve
Valve yang berfungsi mengeluarkan tekanan yang berlebih agar
pasien aman.
7. Additional Air valve
Valve tambahan agar gas yang masuk ke pasien benar-benar
aman.
8. Paw(Pressure Air Way)
Blok ini untuk membaca tekanan udara yang masuk ke
pasien.
9. Expiratory Valve
Valve ini merupakan valve ekspirasi
 1. Langkah pertama O2 dan Air Pressure masuk ke mixer, agar oksigen
tercampur
 2. Kemudian setting tidal volume berapa banyak yang akan diberikan ke
pasien
 3. Kemudian respirasi rate ditentukan kecepatan below/motor setelah
itu udara yang di proses dan masuk ke below dan dihantarkan ke
inspirasi valve untuk ditampung sementara sehingga agar sesuai dengan
settingan
 4. Setelah itu apabila telah diperintahkan udara akan masuk ke inspirasi
portbahwa udara akan dihantarkan
 5. Kemudian udara akan dihangatkan oleh humidifier dan diteruskan ke
pasiensehingga Pasien merasa nyaman untuk menghirup udara atau O2
 6. Setelah itu udara atau CO2 di keluarkan dari Pasien dan menuju ke
Water Trap untuk pemisahan udara dengan kadar air agar supaya tidak
masuk ke Expirasi Port dan Expirasi Valve agar tidak terjadi kelembapan
di Expirasi
 7. Setelah itu dibuang ke tubing Exaust
 1. IPPV
 Semua kondisi diambil alih oleh alat, apapun yang terjadi pada
pasien maka alat tidak akan merespons. Biasanya mode ini digunakan
untuk pasien yang kondisinya knock down atau dipingsankan.
 2. SIPPV
 Mode ini adalah untuk pasien dengan kondisi <20% dan semua
kondisi diambil alih oleh alat akan tetapi dapat memberi nafas kapanpun
pasien butuh. Biasanya mode ini digunakan pada kondisi pasien yang
pingsan. Untuk indicator bahwa pasien bernafas maka indicator trigger
akan menyala.
 3. SIMV
 Mode ini adalah kondisi pasien sudah 50% dan apabila pasien
membutuhkan nafas maka alat akan memberikan hanya sekali dalam
saru siklus.
 4. CPAP
 Mode ini digunakan untuk memonitor kondisi pasien dan biasanya
pasien sudah dalam kondisi >80% dan menurut teorinya apabila pasien
masih mungkin apnoea maka sebaiknya jangan menggunakan mode
CPAP. (Untuk savina dan evita family mode CPAP memikki backup mode
apabila terjadi apnoea dan waktu nya dapat disetting pada Apnoea time)
 1. Hubungkan ventilator dengan sumber listrik
 2. Hubungkan ventilator dengan sumber O2 dan udara tekan
 3. Isi humidifier dengan air steril (lihat batas air)
 4. Perhatikan ‘’breathing circuit’’ apakah ada kebocoran
 5. Perhatikan baik-baik konektor yang menghubungkan pasien dengan
sirkuit pernapasan atau ‘’breathing circuit’’
 6. Sebelum dihubungkan ke pasien harus disetting terlebih dahulu yaitu
:
 - M.V = Tidal Volume (T.V) X Respiratory rate (R.R)
 - Normal T.V = 10-15 cc / kg BB
 - Normal R.R = 10-12 X/mt (pada orang dewasa)
 - Tentukan FiO (Fresentase Oksigen)
 - Pada permulaan di berikan 50% selanjutnya lihat analisa gas darah
pada pasien dengan pasca ‘’cardiac arrest’’ FiO2 harus diberikan 100.
 - Tentukan PEEP (Positive End Ekspiratory Pressure)
 - setting pengaturan alarm
 Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan test
paru pada ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai
pedoman standar. Sedangkan pengesetan awal adalah
sebagai berikut:
 1. Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100%
 2. Volume Tidal : 4-5 ml/kg BB
 3. Frekwensi pernafasan : 10-15 kali/menit
 4. Aliranin spirasi : 40-60 liter/detik
 5. PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau
tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5 Cm, ini diberikan pada
pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah
atelektasis. Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh
tujuan terapi dan perubahan pengesetan ditentukan oleh
respon pasien yang ditujunkan oleh hasil analisa gas darah
(Blood Gas)
 Ventilator umumnya digunakan untuk membantu proses pernapasan pada pasien
yang tidak dapat bernapas sendiri. Beberapa kondisi atau penyakit yang membuat
pasien membutuhkan mesin ventilator adalah:
 Gangguan paru-paru berat, seperti gagal napas, ARDS (acure respiratory distress
syndrome), asma berat, pneumonia, PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), dan
pembengkakan paru (edema paru).
 Gangguan sistem saraf yang menyebabkan kelemahan otot pernapasan, koma,
atau stroke.
 Gangguan pada jantung, seperti gagal jantung, serangan jantung, atau henti
jantung.
 Keracunan karbon dioksida.
 Gangguan keseimbangan asam basa, yaitu asidosis dan alkalosis.
 Cedera berat, misalnya luka bakar luas dan cedera kepala berat.
 Syok.
 Dalam pengaruh pembiusan total, sehingga kehilangan kemampuan bernapas,
misalnya pada pasien yang menjalani operasi.
 Sebagai catatan, mesin ventilator tidak digunakan untuk mengobati kondisi-
kondisi tersebut, namun hanya sebagai alat untuk membantu pasien bernapas.
Pada kasus-kasus berat tersebut, dibutuhkan pengobatan dan perawatan lain di
samping ventilator untuk menyembuhkan atau memperbaiki kondisi pasien.

Anda mungkin juga menyukai