Di Susun Oleh :
NIM : 20173010008
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTROMEDIK
PROGRAM VOKASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Bernafas merupakan salah satu kebutuhan utama manusia untuk bertahan hidup.
jika pernapasan seseorang terganggu tentu dapat membuat perasaan orang tersebut tidak
nyaman bahkan bisa menyebabkan penyakit. penyakit yang berhubungan dengan
pernapasan adalah asma, ISPA, atau penyakit paru-paru lainnya. jika seperti itu ventilator
dapar digunakan untuk membantu seseorang yang kesulitan bernapas.
1. Makalah ini bertujuan untuk dapat mengetahui dan mempelajari alat Ventilator
2. Makalah ini bertujuan untuk dapat mengetahui dan mempelajari fungsi, prinsip kerja
dan mode pengoperasian dari Ventilator
BAB II
ISI/PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ventilator
a. Kegagalan Ventilasi
Neuromuscular Disease
Central Nervous System Disease
Depresi system saraf pusat
Musculosceletal disease
Ketidak mampuan tórax untuk ventilasi
b. Kegagalan pertukaran gas
Gagal nafas akut
Gagal nafas kronis
Gagal jantung kiri
Penyakit paru-gangguan difusi
Penyakit paru-ventilasi/ perfusi mismatch
Ketidak mampuan tórax untuk ventilasi
Secara umum, alat ini memang menjadi salah satu alat untuk membantu pernapasan
seseorang. Alat ini juga sering digunakan oleh seorang pasien ketika dirinya sedang operasi
dan menggunakan anastesi. Meskipun seseorang yang dioperasi tidak memiliki masalah
pernapasan, tapi ventilator digunakan untuk memantau pernapasannya.
Selain digunakan saat sedang operasi, ventilator tentu memiliki peran penting untuk
membantu pernapasan seseorang ketika memilki gangguan penyakit pernapasan tertentu.
Penyakit tersebut antara lain, Pneumonia, PPOK (chronic obstructive pulmonary disease),
cedera tulang belakang/folio, cedera otak, dan overdosis obat. Saat pernapasan terganggu,
tentu seseorang akan merasa kurang nyaman bahkan kesulitan saat bernapas. Alat ini
memang tidak akan menyembuhkan penyakit pernapasan, tapi setidaknya meringankan
pernapasan seseorang. Alat ini akan dilepas ketika seseorang sudah bisa kembali bernapas
dengan normal.
Pesawat servo ventilator terdiri dari dua bagian, bagian atas adalah bagian
pneumatik dan bagian bawah adalah bagian elektronik. Bagian Pneumatik selain
merupakan bagian lintasan udara, yang juga berisi sensor tekanan udara, sensor aliran
udara dan sensor kadar Oksigen. Udara masuk kealat ini melalui sebuah mixer (pencampur)
antara oksigen murni dengan udara tekan. Tekanan udar masuk ke mixer diharapkan sekitar
4- 6 bar (400- 600 Kpa). Output dari mixer ini juga dapat diatur kadar oksigeennya antara
21- 100%. Udara campuran masuk ke ventilator, kemudian udara ini disaring dengan
saringan bakteri agar tidak ada bakteri yang amsuk ke pasien. Udara campuran ini juga
melewati sensor oksigen untuk mengetahui kadar oksigennya. Tekanan udara diatur lagi
untuk mendapatkan tekanan udara yang dibutuhkan, sesuai dengan keadaan pasien.
Pengatur tekanan udra campur ini terdiri dari katup udara masuk, pegas pengatur dan
bellow.
Untuk orang dewasa tekanan udara normal diatur sekitar 60 Kpa. Dalam rangakaian
ini juga terpasang katup pengaman yang terbuka jika, tekanan udara mencapai hingga 120
Kpa, sehingga udara dengan tegangan tinggi akan dikeluarkan. Aliran udar dimonitor oleh
flow Tranduser yang sangat peka terhadap aliran udara. Sinyal listrik flow Tranduser ini
menjadi input blok pengatur inspirasi (blok 2), sinyal akan mengatur membukannya katup
inspirasi. Periode pembukaan dan lamanya katup terbuka diatur oleh sinyal dari blok 1
level frekuensinya. Tergantung dari mode yang dipilih, aktup inspirasi akan terbuka dengan
lebar tertentu oleh sinyal adri Flow tranduser maupun sinyal dari Tranduser tekanan yang
telah dibandingkan dengan settingan yang diproses oleh blok 2. Udara dengan kecepatan
tertentu atau dengan tekanan tertentu, hasil pengaturan katup inspirasi inilah yang akan
dihembuskan ke paru- paru pasien setelah mengalami proses pelembababn dan
penghangatan. Pada cicle inspirsi ini juga dilakukan monitoring misalanya tekanan udara
pada rongga pernafasan dan kadar oksigen. Kadar oksigen ini dimonitor oleh oksyhen cell
dan merupakan reaksi kimia, dimana sel oksigen akan mengalami tegangan yang besarnya
sesuai dengan kadar oksigen yang lewat sel oksigen tersebut. Sinyal- sinyal monitoring ini
diproses dalam blok monitorin ( blok 4) dan akan menampilkan pada display seven
segmen. Selain itu blok 4 merupakan penghubung dengan panel input atau output untuk
sambungan dengan peralatan lain.
Ketika udara berada dalam paru- paru maka terjadi keadaa diam dimana katup
inspirasi dan ekspirasi tertutup. Dalam keadaan ini paru – paru mengembang dan
terjapertukaran oksigen dengan karbondioksida.
(Gambar 2.2 Blok Diagram Ventilator)
a) Mode Control
Pada mode kontrol mesin secara terus menerus membantu pernafasan pasien.
Ini diberikan pada pasien yang pernafasannya masih sangat jelek, lemah sekali atau
bahkan apnea. Pada mode ini ventilator mengontrol pasien, pernafasan diberikan ke
pasien pada frekwensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa
menghiraukan upaya pasien untuk mengawali inspirasi. Bila pasien sadar, mode ini
dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila pasien berusaha
nafas sendiri bisa terjadi fighting (tabrakan antara udara inspirasi dan ekspirasi),
tekanan dalam paru meningkat dan bisa berakibat alveoli pecah dan terjadi
pneumothorax. Contoh mode control ini adalah: CR (Controlled Respiration), CMV
(Controlled Mandatory Ventilation), IPPV (Intermitten Positive Pressure Ventilation)’
Pada mode ini ventilator memberikan bantuan nafas secara selang seling
dengan nafas pasien itu sendiri. Pada mode IMV pernafasan mandatory diberikan pada
frekwensi yang di set tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau
ekspirasi sehingga bisa terjadi fighting dengan segala akibatnya. Oleh karena itu pada
ventilator generasi terakhir mode IMVnya disinkronisasi (SIMV). Sehingga
pernafasan mandatory diberikan sinkron dengan picuan pasien. Mode IMV/SIMV
diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi belum normal sehingga
masih memerlukan bantuan.
Pada mode ini mesin hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada
pasien yang sudah bisa bernafas dengan adekuat.
2.5 Pengoperasian Pesawat Ventilator
1. Gunakan tekanan udara (0,2- 7 Kgf/cm2) dari sentral gas, kompresor tekanan rendah atau
gas tabung.
2. Hubungkan kabel supply teganagan ke soket tegangan dinding yang telah diberi ground,
tekan swtch ke posisi On ( indikator menyala)
3. Hubungkan pipa udara tekan dengan menggunakan coupling.
4. Tekanan yang ditunjukan manometer yaitu 60 cm H2O dengan cara mengatur preset
working pressure.
5. Hubungkan pasien tube, Humidifier dan katup penutup pesawat.
6. Pasang Humiudifier, hubungkan water Trap kebagian Ekspirasi.
7. Atur volume inspirasi
8. Nilai respirasi yang diinginkan diatur pada tombol Breaath/ min.
9. Atur nilai yang diinginkan untuk pause time(%) dan inspirasi (%).
10. Pilih fungsi penapasan melalui syimbol sigh.
11. Hubungkan Ventilator ke opasien.
12. Tekanan udar yang diberikan diatur sekitar 340 cm H2O dan batas alrm tertinggi pada
posisi tengah trigger level.
1. Hubungan antara pesawat denghan sumber tegangan dan gas harus diputuskan.
2. Tutup bagian Pneumatik dibuka.
3. Penutup bellows dibuka, kemudian ujung gas inlet dibuka atau diangakat secara vertical
4. Kotak logam dibuka kemudian steril filter warna biru dikeluarakan, ganti steril filtr yang
baru.
5. Kotak logam dipasang kembali dan masukan ketempat semula.
6. Konektor dilepaskan dari taranduser aliran
7. Tube Tranduser tekanan dilepas dari pipa dan stewril filter.
8. Steril filter dilepaskan dari tube Tranduser ganti dengan yang baru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan