KEPERAWATAN KRITIS
VENTILATOR MEKANIK
OLEH:
DWI SUDARYANTI
NIM: PO7120120089
Puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah, karena
atas berkah limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun
makalah ini yang berjudul tentang, “VENTILATOR MEKANIK.”
Kami memohon maaf jika terdapat diksi yang salah, penempatan huruf yang
salah, penempatan tanda baca yang salah dll. Oleh karena itu, kami mengharapkan
pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang konstruktif untuk penugasan-
penugasan kami selanjutnya sehingga dapat menjadi lebih baik lagi.
Demikianlah makalah ini kami susun. Semoga dapat berguna untuk kita
semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Deskripsi tentang ventilasi tekanan positif pertama kali dikemukakan oleh
Vesalius sejak 400 tahun yang lalu, namun penerapan konsep tersebut dalam
penatalaksanaan pasien dimulai pada tahun 1955, saat epidemi polio terjadi
hampir di seluruh dunia. Pada saat itu dibutuhkan suatu bentuk bantuan
ventilasi yang dapat bertindak sebagai tangki ventilator bertekanan negatif yang
dikenal dengan istilah iron lung. Di Swedia, seluruh pusat pendidikan kedokteran
tutup, dan seluruh mahasiswanya bekerja selama 8 jam sehari sebagai human
ventilator, yang memompa paru pada pasien-pasien dengan gangguan ventilasi.
Demikian pula di Boston, Amerika Serikat, Emerson Company berhasil
membuat suatu prototipe alat inflasi paru bertekanan positif yang kemudian
digunakan di Massachusetts General Hospital dan memberikan hasil yang
memuaskan dalam waktu singkat. Sejak saat itu, dimulailah era baru penggunaan
ventilasi mekanik bertekanan positif serta ilmu kedokteran dan perawatan intensif.
Ventilasi mekanik merupakan terapi definitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia. Memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan
kritis,medikal bedah umum, bahkan di rumah.
Menurut Cleophas Martin Rumende (2007) seorang doker spesialis
penyakit dalam di FKUI,bahwaseorang pasien yang dirawat di ICU, yang tidak
bisa bernafas secara normal harus menggunakan ventilator sebagai alat
bantu pernafasan.Resiko pemasangan ventilator mekanik pada klien yang
mengalami gangguan sistem pernapasan merupakan hal yang harus
dihadapi dalam upaya menyelamatkan hidup seseorang. Peranan ventilator
mekanik sebagai salah satu alat terapi gawat napas sudah tidak diragukan lagi,
sehingga ventilator merupakan salah satu alat yang relatif sering digunakan di
Intensive care unit/ICU. (Hudak & Gallo, 2010).
Agar ventilator dapat terpasang dengan baik dan terhindar dari segala resiko
komplikasinya, diperlukan pengetahuan perawat yang adekuat. Berdasarkan latar
belakang tersebut, penulis tertarik untuk menyusun makalah dengan judul Ventilator
Mekanik.
B. TujuanPenulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas
Keperawatan Kritis.
2. Tujuan Khusus
Menjelaskan gambaran tentang konsep ventilator mekanik.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca tentang ventilator mekanik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat
Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi perawat yaitu
perawat dapat memahami tentang ventilator mekanik.
b. Bagi Instansi Akademik
Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan
sebagai referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan
ilmu tentang asuhan keperawatan dengan ventilator mekanik
c. Bagi Pembaca
Manfaat penulisan karya ilmiah bagi pembaca yaitu menjadi
sumber referensi dan informasi bagi orang yang membaca
makalah ini supaya mengetahui dan lebih mendalami bagaimana
cara merawat pasien memakai ventilator mekanik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2) Survey Sekundary
Mencari perubahan-perubahan yang dapat berkembang menjadi lebih gawat
dan mengancam jiwa apabila tidak segera diatasi dengan pemeriksaan dari kepala
sampai kaki (head to toe) Formalnya dimulai setelah melengkapi survei primer
dan setelah memulai fase resusitasi. Nilai lagi tanda vital, lakukan survei primer
ulangan secara cepat untuk menilai respons atas resusitasi dan untuk mengetahui
perburukan. Selanjutnya cari riwayat, termasuk laporan petugas pra RS, keluarga,
atau korban lain.
Pada survei sekunder, hal yang perlu dikaji, meliputi :
a) Disability
Ditujukan untuk mengkaji kondisi neurimuscular klien :
Keadaan status kesadaran lebih dalam (GCS)
Keadaan ekstremitas (kemampuan motorik dan sensorik)
b) Eksposure
Melakukan pengkajian head to toe pada klien, meliputi :
1) Pemeriksaan kondisi umum menyeluruh (Posisi saat ditemukan, Tingkat
kesadaran, Sikap umum, keluhan, Trauma, kelainan, Keadaan kulit).
2) Pemeriksaan Kepala dan Leher:
a. Raut Muka
Bentuk muka : bulat, lonjong, dan lain-lain
Ekspresi muka : tampak sesak, gelisah, kesakitan
Tes syaraf : menyeringai, mengerutkan dahi, untuk memeriksa
nervus V, VII.
b. Bibir
Biru ( sianosis )
Pucat ( anemia )
c. Mata
Konjungtiva : Pucat (anemia), Ptechiae (perdarahan bawah kulit/
selaput lendir) pada endokarditis bacterial
Skela: Kuning ( ikterus ) pada gagal jantung kanan, penyakit hati,
dan lain-lain
Kornea: Arkus senilis ( garis melingkar putih/abu-abu di tepi
kornea ) berhubungan dengan peningkatan kolesterol/ penyakit
jantung koroner.
Eksopthalmus: Berhubungan dengan tirotoksikosis
d. Pemeriksaan dada
Flail chest, nafas diafragma, kelainan bentuk, tarikan antar iga, nyeri
tekan, perlukaan (luka terbuka, luka mengisap), suara ketuk/perkusi,
suara nafas
e. Pemeriksaan perut
Perlukaan, distensi, tegang, kendor, nyeri tekan, undulasi
f. Pemeriksaan tulang belakang
Kelainan bentuk, nyeri tekan, spasme otot
g. Pemeriksaan pelvis/genetalia
Perlukaan, nyeri, pembengkakan, krepitasi, inkontinensia
h. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah
Perlukaan, angulasi, hambatan pergerakan, gangguan rasa, bengkak,
denyut nadi, warna luka
Pengkajian Peralatan:
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator berfungsi
dengan tepat dan bahwa pengesetannya telah dibuat dengan tepat. Meski perawat
tidak benar-benar bertanggung jawab terhadap penyesuaian pengesetan pada
ventilator atau pengukuran parameter ventilator (biasanya ini merupakan tanggung
jawab dari ahli terapi pernapasan). Perawat bertanggung jawab terhadap pasien dan
karenanya harus mengevaluasi bagaimana ventilator mempengaruhi status pasien
secara keseluruhan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan
c. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan benda asing pada trakea
d. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler
e. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian.
f. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolic
g. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatan pertahanan utama.
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi ialah tindakan pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan
untuk membantu mencapai tujuan pada rencana keperawatan yang telah disusun. Prinsip
dalam memberikan tindakan keperawatan menggunakan komunikasi terapeutik serta
penjelasan setiap tindakan yang diberikan kepada klien.
Tindakan keperawatan yang dilakukan dapat berupa tindakan keperawatan secara
independent, dependent, dan interdependent. Tindakan independent yaitu suatu kegiatan
yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk atau perintah dokter atau tenaga kesehatan
lainnya. Tindakan dependent ialah tindakan yang berhubungan dengan tindakan medis
atau dengan perintah dokter atau tenaga kesehat lain. Tindakan interdependent ialah
tindakan keperawatan yang memerlukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain seperti
ahli gizi, radiologi,fisioterapi dan lain-lain.
Dalam melakukan tindakan pada pasien dengan gagal napas perlu diperhatikan
ialah penanganan terhadap tidak efektifnya bersihan jalan napas, Kerusakan pertukaran
gas, Resiko tinggi kekurangan volume cairan, Ansietas/ketakutan, dan Kurangnya
pengetahuan mengenai kondisi.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan yang dapat digunakan
sebagai alat ukur kerberhasilan suatu asuhan keperawatan yang dibuat. Evaluasi berguna
untuk menilai setiap langkah dalam perencanaan, mengukur kemajuan klien dalam
mencapai tujuan akhir dan untuk mengevaluasi reaksi dalam menentukan keefektifan
rencana atau perubahan dalam membantu asuhan keperawatan.
Hasil yang diharapkan:
a. Menunjukkan pertukaran gas, kadar gas darah arteri, tekanan arteri pulmonal, dan
tanda-tanda vital adekuat.
b. Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal.
c. Bebas dari cedera atau infeksi seperti yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan
jumlah sel darah putih.
d. Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan.
e. Berkomunikasi secara efektif melalui pesantertulis, gerak tubuh, alat komunikasi
lainnya.
f. Dapat mengatasi masalah secara efektif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantumekanik yang berfungsi memberikan
bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru
melalui jalan nafas buatanadalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian
atau seluruh prosesventilasi untuk mempertahankan oksigenasi.
Ada beberapa tujuan pemasangan ventilator mekanik, yaitu:
1. Mengurangi kerja pernapasan
2. Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien
3. Pemberian MV yang akurat
4. Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi
5. Menjamin hantaran O2ke jaringan adekuat
Indikasi Pemasangan Ventilator Mekanik
1. Pasien dengan gagal nafas
2. Insufisiensi jantung.
3. Disfungsi neurologist
4. Tindakan operasi
Menurut Pontopidan (2003), seseorang perlu mendapat bantuan ventilasi
mekanik (ventilator) bila :
1. Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit.
2. Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg.
3. PaCO2 lebih dari 60 mmHg
4. AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350 mmHg.
5. Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini semoga pengetahuan masyarakat
khususnya mahasiswa tentang materi Ventilator Mekanik dapat meningkat. Dari
yang belum tahu menjadi tahu, dan dari yang sudah tahu menjadi semakin mengerti.
Dan demi kesempurnaan makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Marino PL. Principles of mechanical ventilation. In: Marino PL, ed. The Icu Book. 3rd
ed. New York: Lippincott Williams and Wilkins,Inc.; 2007, 457-511.
Lanken PN. Mechanical ventilation. In: Lanken PN, ed. The Intensive Care Unit
Manual. 2nd ed. Philadelphia: Saunders Inc.; 2007, 13-30.
Vines D. Non invasive positive pressure ventilation. In: Wilkins R, ed. Egan’s Fundamentals
of Respiratory Care. 8th ed. St. Louis Missouri: Mosby Inc; 2003, 407-15.
Manno MS. Managing mechanical ventilation. Nursing 2005; 35: 36-41. 6.Whiteley SM.
Complications of artificial ventilation. In: Whiteley SM, ed. Intensive Care. 2nd ed.
Philadelphia: Churchill Livingstone; 2006, 107-10.