Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

TEORI KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGALE

OLEH:
KRISTINA SELSIANA KAMENANCAR
NIM: PO7120120152

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA


JURUSAN KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena rahmat-Nya

kami dapat menyelesaikan makalah yang berisi “Teori Florence Nightinghale”. Makalah

ini diajukan untuk memenuhi tugas Falsafah dan Teori Keperawatan.

Kami mengucapkan banyakterimakasih kepada pihak yang membantu mengerjakan

makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini jauh dari

sempurna, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besar nya apabila ada kekurangan atau

kesalahan penulisan pada makalah ini.

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang

teori florence nightingale menjadikan keterbatasan kami pula, untuk itu kami meminta kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

kesempurnaan karya tulis ini.

Harapan kami, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk

sekedar membuka cakrawala berpikir kita Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul ....................................................................................... ........ i

Kata Pengantar....................................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................................ ii

Bab 1 Pendahuluan................................................................................................ 1

Bab 2 Tinjauan Teori............................................................................................. 3

Bab 3 Penutup........................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap individu selalu berusaha untuk mencari hal-hal yang baru atau pun

menyempurnakan hal yang sudah ada dan atau mereka ingin membuktikan

kejadian-kejadian yang ada di alam sekitamya. Hal tersebut tentunya karena

individu yang bersangkutan ingin mendapatkan pengalaman hidup ataupun ingin

berharga dalam kehidupannya sehingga bisa bermanfaat. Keyakinan yang

mereka miliki berdasarkan hasil penelitian atau pembuktian tersebut disusun

dalam suatu alur yang sistematis baik dalam bentuk falsafah, konsep, teori dan

proses.

Model konsep keperawatan sendiri adalah merupakan suatu cara pandang

dalam situasi kerja yang melibatkan unsur perawat di dalamnya. Model konseptual

sendiri terdiri dari beberapa bagian konsep yang meupakan keyakinan terhadap suatu

obyek, benda, peristiwa atau fenomena dari pengalaman seseorang yang dihubungkan

dengan suatu ide, pandangan, atau keyakinan. Model keperawatan tersebut

memperlihatkan petunjuk bagi organisasi perawat untuk mendapatkan informasi

sehinmgga perawat cepat tanggap terhadap apa yang sedang terjadi dan tindakan

apa yang paling sesuai.

Teori sendiri memiliki pengertian suatu pandangan yang sistematis

terhadap suatu gejala atau fenomena yang ada dengan menentukan hubungan

spesifik terhadap konep yang digunakan untuk menjelaskan, menganalisa atau

meramalkan suatum kejadian. Teori bisa juga merupakan hubungan beberapa

konsep maupun kerangka konsep. Teori yang sudah ada dan diyakini
kebenarannya dapat juga mengalami perkembangan atau pun digugurkan bila

ada suatu pembuktian yang lain dan dapat mengungguli teori yang sudah ada.

Oleh karena itu teori tersebut dapat diubah, diuji atau digunakan dalam suatu

pedoman penulisan ilmiah.

Florence Nihgtingale menekankan bahwa keperawatan adalah suatu

profesi dengan tujuan untuk menemukan dan menggunakan hukum alam dalam

mengembangkan dan membangun pelayanan kesehatan. Alasan dilakukannya

tindakan keperawatan adalah untuk menempatkan keadaan manusia dalam kondisi

yang terbaik secara alami untuk menyembuhkan dan atau meningkatkan kesehatan

serta mencegah penyakit.

Berdasarkan latar belakang di atas saya tertarik untuk mencoba

menguraikan beberapa model konseptual keperawatan menurut Florence

Nightingale.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Agar mahasiswa/i mampu mengaplikasikan teori keperawatan menurut

Florence Nightingale.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini :

a. Menjelaskan biografi Florence Nightingale

b. Menjelaskan Konsep teori keperawatan menurut Florence Nightingale

c. Menjelaskan aplikasi dan analisa dalam penelitian Florence

Nightingale
d. Menjelaskan aplikasi teori Florence Nightingale dalam asuhan

keperawatan.

C. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan makalah ini sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penulisan,Metode

Penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II: Tinjauan Teoritis,terdiri dari riwayat hidup florence nightingale, biografi

florence nightingale, perjalanan keperawatan florence nightingale, perang krimea,

kembali ke Inggris, meninggal dunia.

BAB III: Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Biografi

Florence Nightingale lahir di Florence, Italia, pada 12 Mei 1820. Sebagai

bagian dari rumah tangga kaya, Nightingale meraih harapan saat itu dan mengejar apa

yang dia minta sebagai keperawatan yang diberikan Tuhan. Melalui Konflik Krimea,

dia dan tenaga kerja perawat memperbaiki keadaan yang tidak bersih di rumah sakit

pangkalan di Inggris, sangat memulihkan pulih nyawa. Tulisan-tulisannya pembaruan

reformasi perawatan kesehatan di seluruh dunia, dan pada tahun 1860 ia mendirikan

Rumah Sakit St. Thomas dan Nightingale Coaching College untuk Perawat. Seorang

pahlawan yang disetujui pada masanya, ia meninggal pada 13 Agustus 1910, di

London.

1. Latar Belakang dan Kehidupan Awal

Florence Nightingale lahir pada 12 Mei 1820, di Florence, Italia, kota

yang mengesankan gelarnya. Sebagai anak muda dari dua anak perempuan,

Nightingale adalah bagian dari klan Inggris yang makmur yang berasal dari

kalangan sosial elit. Ibunya, Frances Nightingale, diterima dari keluarga

pengecer dan senang bersosialisasi dengan orang-orang yang berprestasi. Saat

dari pengejaran izin, Florence sendiri menyetujui tanggung jawab sosial dan

paling populer untuk menjauhkan diri dari menjadi fokus setiap kali potensi.
Dengan kemauan keras, dia biasanya menabrak kepala bersama, yang dia

anggap terlalu mengendalikan.

Ayah Florence adalah William Edward Nightingale (setelah

memodifikasi nama keluarganya yang unik, “Shore”), seorang pemilik tanah

kaya yang dapat dikaitkan dengan dua perkebunan — satu di Lea Hurst,

Derbyshire, dan sebaliknya di Embly, Hampshire. Florence diberi pelatihan

klasik, bersama-sama dengan penelitian aritmatika bersama dengan Jerman,

Prancis, dan Italia.

Dari usia yang lebih muda, Nightingale hidup dalam filantropi,

melayani orang-orang yang sakit dan miskin di desa yang berdekatan dengan

rumah tangganya. Nightingale akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa

menyusui adalah panggilannya; dia percaya bahwa panggilan itu adalah tujuan

ilahinya.

Ketika Nightingale mendekati ibu dan ayahnya dan memberi tahu

mereka tentang ambisinya untuk menjadi seorang perawat, mereka tidak

senang dan melarangnya untuk mengejar pelatihan yang dapat diterima.

Melalui Periode Victoria, tempat gadis-gadis Inggris hampir tidak memiliki

hak properti, seorang gadis yang lebih muda dari status sosial Nightingale

diantisipasi untuk menikahi seseorang dengan cara memastikan kelasnya

berdiri — tidak mengambil pekerjaan yang dianggap oleh pelajaran sosial

yang lebih tinggi sebagai pekerja kasar rendahan.

Pada tahun 1849, Nightingale menolak proposal pernikahan dari

seorang pria yang “pantas”, Richard Monckton Milnes, yang telah

mengejarnya selama bertahun-tahun. Dia mendefinisikan tujuannya untuk

menolaknya, mengatakan bahwa sementara dia menstimulasi dia secara


intelektual dan romantis, “sifat etis … hidup” nya disebut sebagai sesuatu

yang melewati kehidupan rumah tangga. (Seorang penulis biografi telah

mengarahkan bahwa penolakan pernikahan dengan Milnes bukan kebenaran

adalah penolakan langsung.) Memutuskan untuk mengejar panggilan sejatinya

terlepas dari keberatan ibu dan ayahnya, Nightingale akhirnya mendaftar

sebagai sarjana keperawatan pada tahun 1850 dan ’51 pada Pendirian Diakon

Protestan di Kaiserswerth, Jerman.

2. Konflik Krimea

Pada awal 1850-an, Nightingale kembali ke London, tempat ia

mengambil pekerjaan perawat di rumah sakit Harley Avenue karena pengasuh

yang sakit, seperti yang dilansir oleh Gim-bi. Efisiensinya di sana sangat

mengesankan majikannya sehingga Nightingale dipromosikan menjadi

pengawas. Nightingale juga menjadi sukarelawan di rumah sakit Middlesex

kali ini, bergulat dengan wabah kolera dan keadaan tidak sehat yang kondusif

bagi penyakit yang berkembang pesat. Nightingale menjadikannya misinya

untuk meningkatkan praktik kebersihan, yang secara signifikan mengurangi

hilangnya biaya hidup di rumah sakit selama program.

Pada Oktober 1853, Konflik Krimea pecah. Pasukan sekutu Inggris

dan Perancis telah berperang dalam oposisi terhadap Kekaisaran Rusia untuk

pengelolaan wilayah Ottoman. Ratusan pasukan Inggris telah dikirim ke Laut

Hitam, tempat itu dengan cepat menyusut. Pada 1854, tidak kurang dari

18.000 tentara telah dimasukkan ke rumah sakit militer.

Pada saat itu, belum ada perawat wanita yang ditempatkan di rumah

sakit di Krimea. Setelah Pertempuran Alma, Inggris gempar sehubungan

dengan pengabaian pasukan mereka yang sakit dan terluka, yang tidak semata-
mata tidak memiliki pertimbangan medis yang memadai karena rumah sakit

kekurangan tenaga tetapi juga mendekam dalam kondisi mengerikan yang

tidak sehat.

3. Perawat Perintis

Pada akhir 1854, Nightingale memperoleh surat dari Sekretaris Konflik

Sidney Herbert, memintanya untuk mengatur sekelompok perawat untuk

kemungkinan pasukan yang sakit dan jatuh di Krimea. Dengan manajemen

operasi yang penuh, dia dengan cepat mengumpulkan tenaga kerja yang hanya

terdiri dari sekitar tiga lusin perawat dari cukup banyak pesanan non-sekuler

dan berlayar bersama mereka ke Krimea hanya beberapa hari kemudian.

Meskipun mereka telah diperingatkan tentang keadaan mengerikan di

sana, tidak ada yang bisa mempersiapkan Nightingale dan perawatnya untuk

apa yang mereka perhatikan setelah mereka tiba di Scutari, rumah sakit

pangkalan Inggris di Konstantinopel. Rumah sakit duduk di atas kolam septik

besar, yang mencemari air dan bangunan itu sendiri. Penderita berbaring di

kotoran mereka sendiri di atas tandu yang berserakan di sepanjang lorong.

Hewan pengerat dan serangga berlarian sebelumnya. Pada dasarnya pasokan

yang paling utama, mirip dengan perban dan sabun pembersih, semakin langka

karena variasi yang sakit dan terluka terus meningkat. Bahkan air pun ingin

dijatah. Pasukan tambahan telah sekarat karena penyakit menular seperti tipus

dan kolera daripada karena kecelakaan yang terjadi dalam pertempuran.

Nightingale yang tanpa basa-basi dengan cepat mulai bekerja. Dia

membeli banyak sekali sikat gosok dan meminta penderita yang paling lemah
untuk mencuci bagian dalam rumah sakit dari lantai ke langit-langit.

Nightingale sendiri menghabiskan setiap menit untuk merawat pasukan. Di

malam hari dia bergerak melalui lorong-lorong gelap membawa lampu sambil

berkeliling, melayani orang yang terkena setelah orang yang terkena dampak.

Pasukan, yang masing-masing telah dipindahkan dan dihibur oleh kasih

sayangnya yang tak terbatas, mulai memanggilnya “Gadis dengan Lampu.”

Yang lain hanya menyebutnya sebagai “Malaikat Krimea”. Karyanya

mengurangi dua kali lipat biaya hidup di rumah sakit.

Seiring dengan kondisi sanitasi rumah sakit yang jauh lebih baik,

Nightingale melembagakan “dapur yang tidak sah” tempat makanan yang

menarik bagi penderita dengan kebutuhan makanan tertentu sudah siap. Dia

juga membuat binatu agar penderita memiliki linen yang bersih. selain ruang

kelas dan perpustakaan untuk stimulasi mental dan waktu luang.

4. Pengakuan dan Penghargaan

Nightingale tetap di Scutari selama satu setengah tahun. Dia pergi pada

musim panas 1856, segera setelah pertempuran Krimea diselesaikan, dan

kembali ke kediaman masa kecilnya di Lea Hurst. Yang mengejutkan, dia

disambut dengan sambutan pahlawan, yang oleh perawat standar melakukan

yang terbaik untuk dijauhkan. Sebelumnya, Ratu Victoria telah menghargai

karya Nightingale dengan menghadiahkannya sebuah bros berukir yang sering

dikenal sebagai “Permata Nightingale” dan dengan memberinya hadiah

sebesar $ 250.000 dari otoritas Inggris.

Nightingale bertekad memanfaatkan uang tunai untuk menambah

pemicunya. Pada tahun 1860, ia mendanai institusi Rumah Sakit St. Thomas,

dan di dalamnya, Nightingale Coaching College for Nurses. Nightingale


mengubah kekaguman publik. Puisi, lagu, dan pertunjukan telah ditulis dan

dikhususkan untuk menghormati pahlawan wanita. Gadis-gadis muda bercita-

cita menjadi seperti dia. Ingin mematuhi contohnya, bahkan gadis-gadis dari

kelas yang lebih tinggi mulai mendaftar di fakultas kepelatihan. Karena

Nightingale, menyusui tidak disukai oleh pelajaran yang lebih tinggi;

sebenarnya, itu dianggap sebagai panggilan terhormat.

Terutama berdasarkan pengamatannya melalui Konflik Krimea,

Nightingale menulis Catatan tentang Masalah yang Mempengaruhi

Kesejahteraan, Efektivitas dan Administrasi Rumah Sakit Militer Inggris ,

sebuah laporan besar yang terungkap pada 1858 menganalisis keahliannya dan

mengusulkan reformasi untuk berbagai rumah sakit tentara. Analisisnya akan

memicu restrukturisasi lengkap dari divisi administrasi Tempat Kerja Konflik,

bersama-sama dengan institusi Biaya Kerajaan untuk Kesejahteraan Militer

pada tahun 1857. Nightingale juga terkenal karena kemampuan statistiknya,

membuat grafik kue coxcomb pada kematian orang yang terkena dampak di

Scutari yang akan mempengaruhi rute epidemiologi medis.

5. Kehidupan kelak

Sedangkan di Scutari, Nightingale telah mengontrak brucellosis infeksi

bakteri, sering dikenal sebagai demam Krimea, dan tidak akan sama sekali

menjadi lebih baik. Pada saat ia berusia 38 tahun, ia tinggal di rumah dan

secara rutin terbaring di tempat tidur, dan bisa demikian selama sisa hidupnya

yang panjang. Dengan penuh semangat memutuskan dan mengabdikan diri

sebaik-baiknya untuk memperbaiki perawatan dan meringankan penderitaan

para penderita, Nightingale melanjutkan pekerjaannya dari kasurnya.


Bertempat tinggal di Mayfair, ia tetap menjadi otoritas dan pendukung

reformasi perawatan kesehatan, mewawancarai para politisi dan menyambut

tamu-tamu terhormat dari kasurnya. Pada 1859, ia mengungkapkan Notes on

Hospitals , yang berpusat pada metode mudah untuk menjalankan rumah sakit

sipil dengan benar.

Sepanjang Konflik Sipil AS, ia terus-menerus berkonsultasi tentang metode

mudah untuk menangani rumah sakit dengan disiplin terbaik. Nightingale juga

berfungsi sebagai otoritas pada poin sanitasi publik di India untuk setiap

tentara dan warga sipil, meskipun dia tidak pernah ke India sendiri.

Pada tahun 1907, ia dianugerahi Order of Benefit oleh Raja Edward,

dan memperoleh Kebebasan Metropolis London tahun berikutnya, berubah

menjadi gadis utama untuk mendapatkan kehormatan. Pada Might 1910, ia

memperoleh pesan perayaan dari Raja George pada hari ulang tahunnya yang

ke-90.

6. Sekarat dan Warisan

Pada Agustus 1910, Florence Nightingale jatuh sakit, namun

tampaknya membaik dan dilaporkan bersemangat. Setiap minggu kemudian,

pada malam Jumat, 12 Agustus 1910, ia mengembangkan serangkaian tanda-

tanda yang meresahkan. Dia meninggal secara tak terduga pada jam 2 siang

keesokan harinya, Sabtu, 13 Agustus, di kediamannya di London.

Secara karakteristik, dia telah menyatakan keinginannya bahwa

pemakamannya akan menjadi urusan yang tenang dan sederhana, terlepas dari

kebutuhan masyarakat umum untuk menghormati Nightingale — yang tanpa

lelah mengabdikan hidupnya untuk menghentikan penyakit dan menjamin

terapi yang aman dan penuh kasih untuk orang miskin dan yang berjuang.
Menghargai kebutuhan terakhirnya, keluarganya menolak pemakaman

nasional. “Gadis dengan Lampu” diletakkan untuk relaksasi di plot rumah

tangganya di Gereja St Margaret, East Wellow, di Hampshire, Inggris.

Florence Nightingale Museum, yang ada di web web Nightingale

Coaching College untuk Perawat yang unik, memiliki lebih dari 2.000 artefak

yang memperingati kehidupan dan profesi “Malaikat Krimea”. Sampai hari

ini, Florence Nightingale luas dan dipuja karena pelopor keperawatan baru-

baru ini.

B. Teori Florence Nightingale

Teori Environmental Nightngale yang dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu

dari keperawatan modern” meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral

untuk dipenuhi oleh seorang wanita. Teorinya difokuskan pada lingkungan

keperawatan, walaupun tema ini tidak pernah dimunculkan di tiap tulisannya, ia

menghubungkan kesehatan dengan lima faktor lingkungannya.

1. Paradigma Keperawatan Menurut Florence Nightingale

Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang

terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir

(kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif) , Vardiansyah

(2010)

Dalam Kamus Filsafat memaparkan beberapa pengertian tentang paradigma

secara lebih sistematis. Paradigma dalam beberapa pengertian adalah sebagai

berikut:

a. Cara memandang sesuatu,


b. Dalam ilmu pengetahuan artinya menjadi model, pola, ideal. Dari

model-model ini fenomenon yang dipandang dijelaskan,

c. Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan

atau mendefinisikan suatu studi ilmiah konkret. Dan ini melekat di

dalam praktek ilmiah pada tahap tertentu,

d. Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk

memecahkan problem-problem riset. Lorens Bagus (2005: 779)

Paradigma Keperawatan Florence Nightingale berorientasi pada

lingkungan. Dia percaya bahwa lingkungan pasien harus diubah untuk

memungkinkan alam untuk bertindak atas pasien (McKenna, 1997;

Nightingale, 1969). Dalam Alligood, 2006)

Menurut Nightingale ada empat komponen paradigma keperawatan, yakni :

a. Manusia

Meskipun sebagian besar tulisan Nightingale merujuk kepada

orang sebagai orang yang menerima perawatan, dia percaya bahwa

orang tersebut adalah makhluk yang dinamis dan kompleks. Reed dan

Zurakowski (1996) menyatakan, "Nightingale membayangkan orang

karena membandingkan fisik".

Untuk sebagian besar, Nightingale juga menggambarkan

seorang pasien pasif dalam hubungan ini. Namun, ada referensi khusus

untuk pasien melakukan perawatan diri bila mungkin dan khususnya,

menjadi terlibat dalam waktu dan substansi makanan, dengan

demikian, pasien bukan individu yang benar-benar pasif.

b. Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat

dimanipulasi untuk menempatkan pasien dalam kondisi terbaik bagi

alam untuk bertindak (Selanders, 1998). Teori ini memiliki komponen

baik fisik maupun psikologis. Komponen fisik dari lingkungan

mengacu pada ventilasi, hangat, ringan, nutrisi, obat-obatan, stimulasi,

ruang, suhu, dan aktivitas (Lobo, 2002; Nightingale, 1969; Reed &

Zurakowski, 1996; Selanders, 1998) dalam (Alligood,2006).

Komponen psikologis meliputi menghindari memberikan harapan yang

terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang penyakitnya.

Terdapat pula komponen Sosial diantaranya hubungan intrapersonal,

interpersonal dan juga ekstrapersonal

c. Keperawatan

Nightingale percaya keperawatan sebagai panggilan jiwa.

Perawat adalah untuk membantu alam yang menyembuhkan pasien

(Chinn & Kramer, 2008; Nightingale, 1969; Reed & Zurakowski,

1996; Selanders, 1998). Dia mendefinisikan berbagai jenis

keperawatan sebagai keperawatan yang tepat (Perawatan orang sakit),

keperawatan umum (promosi kesehatan), dan kebidanan keperawatan

(Reed dan Zurakowski, 1996; Selanders, 1998). Nightingale melihat

keperawatan sebagai "ilmu manajemen lingkungan" (Whall, 1996).

Perawat yang menggunakan akal sehat, pengamatan, dan kecerdasan

memungkinkan alam untuk efektif memperbaiki pasien (DeGraaf,

Marriner Tomey, Mossman, et al., 1994)

Nightingale percaya bahwa setiap wanita, pada satu waktu

dalam hidupnya, akan menjadi perawat dalam arti bahwa keperawatan


adalah memiliki tanggung jawab untuk kesehatan orang lain. Buku

catatan Nightingale tentang Keperawatan awalnya diterbitkan pada

tahun 1859 bertujuan menyediakan pedoman wanita untuk merawat

orang yang mereka cintai di rumah dan memberikan nasihat tentang

bagaimana untuk "berpikir seperti seorang perawat" (Nightingale,

1969, hal. 4)

d. Kesehatan

Nightingale (1954) menulis, “kesehatan bukan hanya menjadi

baik tetapi untuk dapat menggunakan dengan baik setiap kekuatan

yang kita miliki ". Dari pernyataan ini, kita dapat menyimpulkan

bahwa ia percaya dalam pencegahan dan promosi kesehatan di

samping merawat pasien dari sakit hingga menjadi sehat.

2. Model Konsep dan Teori Keperawatan Menurut Florence Nightingale

Dalam model konsepnya, Florence Nightingale memposisikan

lingkungan sebagai fokus utama asuhan keperawatan sehingga perawat tidak

harus memahami seluruh proses penyakit. Model konsep ini sebagai upaya

memisahkan antara profesi keperawatan dengan kedokteran. Pada umumnya

asuhan keperawatan yang diberikan lebih di orientasikan pada pemberian

udara, lampu, kebersihan, kenyamanan lingkungan, ketenangan dan nutrisi

yang adekuat (vitamin dan mineral diberikan dalam jumlah yang cukup),

dengan dimulai dari pengumpulan data yang dibandingkan dengan tindakan

pengobatan semata. Upaya dari teori ini dalam rangka perawat agar mampu

menjalankan praktik mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.

3. Tiga Lingkungan Utama Dalam Teori Florence Nightingale

a. Lingkungan Fisik (Physical Environment)


Menurut Florence Nightingale lingkungan dasar yang alami

berhubungan dengan ventilasi dan udara. Lingkungan fisik yang bersih

akan sangat mempengaruhi pasien dimanapun pasien itu berada, baik

itu di dalam ruangan harus bebas dari debu, bau-bauan, dan asap.

Demikian juga dengan tempat tidur harus bersih, ruangan hangat,

udara bersih dan tidak lembab.

Dibuatnya lingkungan ini sampai dengan sedemikian rupa agar

dapat memudahkan perawatan bagi orang lain maupun dirinya sendiri.

Baik itu luas dan tinggi tempat tidur harus memberikan keleluasaan

bagi pasien untuk beraktivitas. Kamar tidur harus mendapatkan

penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi

pasien ditempat tidur harus diatur dengan sedemikian rupa agar

mendapatkan ventilasi yang cukup.

b. Lingkungan Psikologi (Psychology Environment)

Menurut Florence Nightingale kondisi lingkungan yang negatif

dapat menyebabkan stres fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi

pasien. Karena hal itu pasien diharuskan menjaga rangsangan fisiknya.

Mendapatkan makanan dan sinar matahari yang cukup, serta

melakukan aktivitas manual yang dapat merangsang semua faktor

untuk dapat mempertahankan emosinya. Komunikasi yang terjalin

dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara

menyeluruh, komunikasi tidak boleh dilakukan secara terburu-buru

atau terputus-putus.

Komunikasi terkait pasien yang dilakukan dokter dengan

keluarga sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik


dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien.

Jangan memberikan harapan yang terlalu muluk dan menasehati secara

berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu, membicarakan

tentang kondisi lingkungan tempat dia tinggal, atau menceritakana hal-

hal yang menyenangkan akan memberikan rasa nyaman bagi pasien.

c. Lingkungan Sosial (Social Environment)

Menurut Florence Nightingale observasi dari lingkungan sosial

terutama hubungan yang spesifik, data-data spesifik dikumpulkan dan

kemudian dihubungkan dengan keadaan penyakit, hal ini sangat

penting dilakukan untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap

perawat harus melakukan kemampuan pengamatannya dalam

menghubungkan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-

data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.

Seperti halnya hubungan komunitas dengan lingkungan sosial,

yang berarti lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi

lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit, namun juga

keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara

khusus.

4. Komponen Lingkungan Menurut Florence Nightingale

Berikut ini komponen lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan

menurut Nightingale:

a. Udara Segar: yaitu kondisi dimana udara yang ada di sekitar tetap segar

tidak tercemar oleh udara yang tidak menyehatkan.

b. Air bersih: yaitu keadaan dimana air yang ada tetap bersih tidak kotor.
c. Saluran pembuangan yang efisien: yaitu adanya saluran pembuangan

sehingga limbah yang ada dapat di buang ke saluran pembuangan.

d. Kebersihan: yaitu kondisi dimana semua semua keadaan disekitar

pasien tetap bersih.

e. Cahaya yang memadai: yaitu cahaya yang memadai dalam pemenuhan

kesehatan pasien.

5. Aplikasi Dari Teori Florence Nightingale

a. Ventilasi (sirkulasi udara)

Adanya udara segar secara terus menerus merupakan prinsip utama

dalam perawatan. Oleh karena itu setiap perawat harus menjaga udara

yang akan dihirup oleh klien agar tetap bersih.

b. Cahaya

Sinar matahari dapat memberikan manfaat yang berasa bagi kesehatan

klien. Oleh karenanya, perawat perlu membawa klien berjalan-jalan

keluar untuk merasakan sinar matahari.

c. Air Bersih

Perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap bersih terjaga

kebersihannya, karena air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan

penyakit.

d. Kebersihan
Kebersihan ialah hal terpenting dalam merawat pasien. Sehingga

perawat harus mengoptimalkan kebersihan klien dan lingkungannya.

C. Aplikasi dan Analisa Teori Florence Nightingale dalam Penelitian

Dalam penelitian berjudul “ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK

INDIVIDU TERHADAPKINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKITDr. PIRNGADI

MEDAN TAHUN 2017” oleh Megawati yang didasari oleh rumah sakit sebagai

salah satu institusi pelayanan kesehatan harus merespon dan proaktif dalam

memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang dan terjangkau oleh

masyarakat. Mutu pelayanan kesehatan sangatdipengaruhi oleh kualitas sarana

fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat, alat-alat kesehatan, sarana penunjang

lainnya, proses pemberi pelayanan dengan kompensasi yang diterima oleh

perawat. Hal ini merupakan tantangan yang harus ditanggapi secara positif, salah

satunya yaitu dengan meningkatkan kemampuan SDM kesehatan sebagai

pengelola/pemberi pelayanan kesehatan. Sumber daya manusia rumah sakit yang

bermutu harus selalu mengikuti dan menguasai perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi serta menerapkan nilai-nilai moral dan etika (Depkes RI, 1999).

Di rumah sakit terdapat beberapa kelompok kerja pegawai. Penampilan hasil

karya tidak terbatas kepada personal yang memangku jabatan fungsional maupun

siruktural, tetapi juga kepada seluruh jajaran personel dalam organisasi.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi (determinan) kinerja

personel. Gibson (1987) mengadakan peneltian dengan mendapatkan bahwa ada

tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja,

yaitu variabel karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, karakteristik

lingkungan kerja.
Dari ketiga kelompok variabel diatas karakteristik individu merupakan

yang sangat penting karena terkait minat (interest), sikap (attitudes),

bcbotuhan (needs).

Hasil penelitian menunjukan jenis kelamin responden dalam penelitian ini

lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki, hal ini sesuai dengan sejarah

awal profesi keperawatan yang dimulai dari Florence nightingale yang mulanya

sebagai pekerjaan yang didasari kasih sayang seorang ibu atau perempuan.

Untuk melihat tingkat pendidikan dikategorikan kedalam dua kelompok, yaitu

jenjang pendidikan perawat menengah (SPK) dan jenjang pendidikan tinggi (D

III/Akper).

D. Aplikasi dan Analisa Teori Florence Nightingale dalam Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian/pengumpulan data

Data pengkajian Florence Nightingale lebih menitik beratkan pada kondisi

lingkungan (lingkungan fisik, psikis dan sosial).

2. Analisa data

Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang

berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan

keseluruhan.

3. Masalah difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya:

a. Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan.


b. Ventilasi Merupakan indikasi yang berhubungan dengan komponen

lingkungan yang menjadi sumber penyakit dan dapat juga sebagai

sumber pemulihan penyakit.

c. Pembuangan sampah.

d. Pencemaran lingkungan.

e. Komunikasi sosial, dll.

4. Diagnosa Keperawatan berbagai masalah klien yang berhubungan dengan

lingkungan antara lain:

a. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.

b. Penyesuaian terhadap lingkungan.

c. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.

5. Implementasi (Pelaksanaan)

Upaya dasar merubah/mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan

terciptanya kondisi lingkungan yang baik yangmempengaruhi kehidupan,

pertumbuhan dan perkembangan individu.

6. Evaluasi

Mengobservasi (Pengamatan) dampak perubahan lingkungan terhadap

kesehatan individu.

Contoh Kasus:

Banyak kasus orang dipulangkan dari rumah sakit ke rumah ketika mereka masih

membutuhkan asuhan keperawatan, sehingga perawat sering memberikan perawatan

di rumah yamg hampir sama dengan yang mereka berikan pada pasien di rumah sakit.

Berdasarkan teori ada beberapa hal yang pelu di lakukan perawat atau beberapa

contoh peran perawat berdasarkan teori :


1. Pada saat memberikan nutrisi kepada pasien yang harus dilakukan perawat

adalah :

a. Membuat pasien merasa nyaman,.

b. Menjelaskan pentingnya nutrisi yang baik,

c. Memposisikan pasien untuk makan,

d. Membuat lingkungan sekitar nyaman,

e. Jika perlu, perawat bisa membantu pasien makan.

2. Hal – hal lain yang perlu dilakukan perawat berdasarkan teori :

a. Memberikan kenyamanan dan ketenangan lingkungan kepada pasien,

b. Merawat pasien dengan benar,

c. Bekerja sama dengan dokter untuk mengobati pasien,

d. Melindungi pasien,

e. Menjaga lingkungan pasien dalam kondisi hygiene,

f. Menjaga pasien dari infeksi,

g. Memberikan udara kepada pasien agar pasien dapat bernapas dengan,

tenang dan nyaman,

h. Memberikan rasa aman kepada pasien,

i. Mengetahui dan mengontrol kondisi pasien setiap waktu.


BAB III

PENUTUP

Teori Environmental Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu dari

keperawatan modern” meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk dipenuhi

oleh seorang wanita. Konsep utama bagi kesehatan adalah ventilasi, kehangatan, cahaya, diet,

kebersihan, dan ketenangan. Kesehatan adalah usaha untuk menjaga agar tetap sehat.
Konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara

keseluruhan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan social. Teori

Florence Nightiangle ini dapat diterapkan dalam bidang pelayanan, pendidikan dan

penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Alex, B. (1995). Florence Nightingale: Perempuan dengan lentera dalam perang.Jakarta:


Gunung Mulia
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Rifiani, N dan Sulihandari, H. (2013). Prinsip-Prinsip Dasar Keperawatan. Jakarta: Niaga
Swadaya
Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Spector, R. (2004). Cultural diversity in health and illness. (6thed). Upper Saddle River, NJ:
Prentice Hall.
Sue, C. danPatricia, K. (2002). Fundamental of Nursing. Delmar/Thompson Learning

Anda mungkin juga menyukai