TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Pengertian
berlangsung lebih dari 3 bulan. GGK ditandai dengan satu atau lebih
(Sitifa, 2018).
b. Etiologi
Tabel 1
Penyebab penyakit ginjal kronik menurut Indonesia
Etiologi Jumlah
Glumerulopati Primer (GNC) 2887
Nefropati Diabetika 6994
Nefropati Lupus (SLE) 122
Penyakit Ginjal Hipertensi 8472
Ginjal Polikistik 254
Nefropati Asam Urat 343
Nefropati Obstruksi 1043
Pielonefritis Chronic (PNC) 1623
Lain-lain 1789
Tidak diketahui 322
Sumber : Renal Registry (2017)
Pada tahun 2017 ini proporsi etiologi atau penyakit dasar dari
tahun ini urutan kesatu dan kedua tidak terlalu jauh berbeda.
c. Manifestasi Klinis
tanda dan gejala sesuai dengan tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain
1) Manifestasi kardiovaskular
2) Manifestasi dermatologis
3) Manifestasi gastrointestinal
stomatitis.
4) Perubahan neuromuscular
5) Perubahan hematologis
Kecenderungan perdarahan.
dan terjadi koma (Brunner dan Suddarth, 2001 dalam Ika, 2016).
d. Patofisiologi
serum. Sampai pada LFG sebesar 60%. Pasien masih belum merasakan
kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 30% mulai terjadi keluhan
pada pasien seperti, nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan kurang
dan penurunan berat badan. Sampai pada LFG di bawah 30%, pasien
pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya. Pasien juga mudah terkena
antara lain natrium dan kalium. Pada LFG di bawah 15% akan terjadi
gejala dan komplikasi yang lebih serius, dan pasien sudah memerlukan
e. Klasifikasi
Tabel 2
Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik Atas Dasar GFR
Tabel 3
Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik Atas Dasar Diagnosis Etiologi
f. Tahap-tahap
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang terjadi dalam tubuh
penderita, diantaranya:
d) Pasien asimtomatik.
yang paling ringan, karena faal ginjal masih dalam kondisi baik.
Oleh karena itu, penderita juga belum merasakan gejala apa pun.
pasien diberi beban kerja yang berat, seperti tes pemekatan kemih
2) Insufisiensi Ginjal
cepat dan tepat, perkembangan penyakit ginjal yang lebih berat pun
dapat dicegah.
berfungsi telah rusak. Selain itu, kadar BUN dan kreatinin serum
3) Gagal Ginjal
penderita, diantaranya:
penderita, diantaranya:
a) Lebih dari 85% nefron tidak berfungsi,
f) Oliguria, dan
hancur. Nilai GFR 10% di bawah batas normal dan kadar kreatinin
secara mencolok.
1) Pemeriksaan Urine
urine.
2) Pemeriksaan Darah
adanya masssa.
4) Sistouretrogram Berkemih
5) Ultrasono Ginjal
adanya massa, kista, dan obstruksi pada salurah kemih bagian atas.
6) Biopsi Ginjal
selektif.
8) EKG
tanda perikarditis.
h. Tata Laksana
Tabel 4
Rencana Tatalaksana Penyakit Ginjal Kronik Sesuai dengan Serajatnya
sampai 20-30% dari normal, terapi terhadap penyakit dasar sudah tidak
i. Komplikasi
1) Anemia
2) Neuropati perifer
3) Komplikasi kardiopulmoner
4) Komplikasi gastrointestinal
5) Disfungsi seksual
6) Defek skeletal
7) Parestesia
9) Fraktura patologis
2. Hemodialisa
a. Pengertian
2014).
(Kemenkes, 2017).
(Mailani, 2015).
susah tidur. Hal ini akan menghambat produktifitas pasien, dan tidak
sedikit pasien yang berhenti bekerja ketika gejala yang muncul dari
Farhana, 2016).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
b. Tujuan Hemodialisa
2010).
bukan pada pasien dengan stadium tertentu tanpa adanya tanda tanda
atau gejala tersebut (Rocco et al., 2015) dalam (Dani Kartika Sari,
2017).
dan/ hipertensi.
farmakologis.
bikarbonat.
pengikat fosfat.
waktu perdarahan.
1) Mesin hemodialisis
2) Dialiser
cairan dialisat dan darah bercampur jadi satu (Lemone & Burke
2010).
3) Dialisat
hipotensi. Kadar setiap zat di cairan dialisat juga perlu diatur sesuai
dikeluarkan melalui proses difusi dengan cara bergerak dari darah yang
Unsur-unsur yang biasanya ada adalah Ca++, Mg+, K+, Na, Cl-,
glukosa dan asetat. Urea, kratinin, asam urat dan fosfat akan mudah
berdifusi dari darah ke cairan dialisis karena pada cairan dialisis tidak
gradien tekanan, dimana air bergerak dari daerah dengan tekanan yang
f. Komplikasi
dari fungsi ginjal. Tindakan ini rutin dilakukan pada penderita penyakit
Light, 2010).
1) Komplikasi akut
Komplikasi Penyebab
Hipotensi Penarikan cairan yang berlebihan,
terapi antihipertensi, infark jantung,
tamponade, reaksi anafilaksis
Hipertensi Kelebihan natrium dan air,
ultrafiltrasi yang tidak adekuat
Reaksi alergi Reaksi alergi, dialiser, tabung,
heparin, besi, lateks
Aritmia Gangguan elektrolit, perpindahan
cairan yang terlalu cepat, obat aritmia
yang terdialisis
Kram otot Ultrafiltrasi terlalu cepat, gangguan
elektrolit
Emboli udara Udara memasuki sirkuit darah
Dialysis disequilibrium Perpindahan osmosis antara intrasel
dan ekstrasel menyebabkan sel
menjadi bengkak, edema cerebral.
Penurunan konsentrasi urea plasma
terlalu cepat
Masalah pada dialisat Hemolisis oleh karena menurunnya
klorin kolom charcoal
Kontaminasi fluoride Gatal, gangguan gastrointestinal,
sinkop, tetanus, gejala neurologi,
aritmia
Kontaminasi Demam, menggigil, hipotensi oleh
bakteri/endotoksin karena kontaminasi dari dialisat
maupun sirkuit air
Sumber : Bieber dan Himmelfarb, 2013
2007).
2) Komplikasi kronik
disease.
fisik dan pola hidup, ketergantungan secara fisik dan ekonomi pada
3. Kualitas Hidup
(WHO, 2016).
dijalankan dengan baik. Hal ini akan berbeda jika manusia dalam
2012).
dengan kesehatan semua ranah akan diukur dalam dua dimensi yaitu
baik pula.
Dimension (EQ-5D)
(S-QoL).
hidup pasien, dimana kualitas hidup meliputi 4 aspek yaitu aspek fisik,
kualitas hidup
a) Usia
b) Pendidikan
kehilangan pekerjaannya.
d) Jenis kelamin
et al.,2012).
Pengaruh sakit yang lama, belum lagi perubahan pola hidup yang
kurang dari 1 tahun dengan yang lebih dari 1 tahun. Semakin lama
dan Calcium).
a) Anemia
i. Definisi
30%.
(PAPDI, 2001).
(Bakta, 2006).
dan mortalitas.
kualitas hidup.
b) Hipertensi
i. Definisi
c) Akses vaskuler
dimensi/ aspek penilaian. Alat ukur untuk menilai kualitas hidup telah
Tabel 6
Domain dan Aspek yang Dinilai dalam WHOQOL-BREF
Tabel 7
Penghitungan Skor Kualitas Hidup WHOQOL-BREF
Skor tiap domain yang didapat dari alat ukur WHOQOL – BREF (raw
score) harus ditranformasikan sehingga nilai skor dari alat ukur ini
dapat dibandingkan dengan nilai skor yang digunakan dalam alat ukur
B. Kerangka Teori
Penurunan fungsi
Ginjal Aspek Fisik
Aspek Psikologis
Aspek
Lingkungan
C. Kerangka Pikir
Faktor Demografi:
Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Status Fungsional:
Anemia
Akses Vaskuler Kualitas Hidup
Hipertensi
Lama
HEMODIALISIS
Frekuensi
HEMODIALISIS
Gambar 2: Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Merauke.
2. Ada hubungan antara faktor demografi: umur dengan kualitas hidup pasien
Merauke.
Merauke.
Merauke.
Merauke.
Tabel 6
Keaslian Penelitian
Peneliti/Tahun Judul Metode Hasil
Penelitian
Putri/2014 Gambaran Penelitian ini Pada penelitian ini
kualitas hidup adalah didapatkan sebanyak
pasien gagal penelitian 76,59% pasien gagal
ginjal kronik deskriptif ginjal kronik yang
yang menjalani dengan menjalani terapi CAPD
terapi pendekatan memiiki kualitas hidup
Continuous cross sectional. yang baik dan sebanyak
Ambulatory Metode 23,40% termasuk
Peritoneal penelitiannya kedalam kategori
Dialysis di menggunakan kualitas hidup yang
RSUD Arifin metode survey buruk.
Achmad dengan
provinsi Riau menggunakan
kuesioner
KDQOL-SFTM
Supriyadi/2011 Tingkat kualitas Penelitian ini Ada perbedaan tingkat
hidup pasien menggunakan kualitas hidup pasien
gagal ginjal desain quasi GGK pada dimensi
kronik terapi eksperimen fisik sebelum dan
hemodialisis dengan sesudah
pendekatan one HEMODIALISIS
grup pre-post dengan nilai P=0,0001
test design. (<0,05).
Dengan Ada perbedaan kualitas
kuesioner jidup pasien GGK pada
WHOQoL- dimensi psikologis
BREF sebelum dan sesudah
HEMODIALISIS
p=0,0001(<0,05)
kualitas hidup pasien
GGK pada dimensi
lingkungan sebelum
dan sesudah
HEMODIALISIS
p=0,0001(<0,05)
Wurara/2013 Mekanisme Penelitian ini Responden yang
koping pada adalah melakukan mekanisme
pasien penyakit penelitian koping maladaptif lebih
ginjal kronik deskriptif banyak dibandingkan
yang Menjalani dengan metode mekanisme koping
terapi penelitian adaptif.
hemodialisis Aksidental
dirumah sakit sampling,
Elvira/2016 Hubungan Desain Mekanisme koping
tingkat depresi penelitian yang pasien PGK terbanyak
dengan digunakan adalah mekanisme
mekanisme adalah analitik koping adaptif
koping pasien korelasi dengan sebanyak 57 orang
gagal ginjal pendekatan (81,4%), sedangkan
kronik yang cross sectional. mekanisme koping
menjalani maladaptive sebanyak
hemodialisis di 13 orang (18,6%)
rs pku
muhammadiyah
ii Yogyakarta
penelitian yang sudah ada adalah variable bebas, variable terikat, papulasi,
waktu, tempat penelitian dan jenis penelitian. Variabel bebas penelitian ini
penelitian ini adalah pasien hemodialisis dan jenis penelitian adalah deskriptif
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dan tergantung hanya satu kali pada satu saat. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Pada penelitian ini, peneliti akan menilai kualitas hidup pasien Gagal Ginjal
WHOQoL-BREF.
1. Populasi
penelitian ini adalah seluruh pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani
2. Sampel
Merauke pada bulan Januari sampai Juni yang memenuhi kriteria inklusi
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Ekslusi
1) Melewatkan (skipping) dari jadwal yang ditentukan.
hemodialysis.
Daerah Merauke. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai
November 2021.
D. Variabel Penelitian
yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain).
perbedaan. Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang
1) Variabel Dependen
penelitian ini adalah kualitas hidup pasien Gagal Ginjal Kronik yang
menjalani hemodialisis.
2) Variabel Independen
Tabel
Definisi Operasional dan Variabel Penitian
Data primer diperoleh dari kuesioner yaitu skor kualitas hidup dengan
catatan medik dan register harian bagian hemodialisis, yaitu lama pasien
buku catatan kunjungan hemodialisis pasien. Kuesioner ini diisi oleh subjek
yaitu pasien gagal ginjal kronik yang menjalani rawat jalan.Cara pengumpulan
nilai r hitung dengan nilai r tabel. Nilau r > 0,361 sehingga semua item
Cronbach dan didapatkan nilai Alpha 0,951 yang lebih besar dari nilai r tabel
I. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
sampel.
sampel penelitian.
sampel penelitian
2. Tahap pelaksanaan
berikut:
3. Tahap pelaporan
bersama pembimbing.
J. Manajemen Data
pada penelitian ini Padalah data primer dan sekunder, yaitu berupa
kuesioner kualitas hidup yang diisi oleh pasien dan catatan kunjungan
pasien hemodialisis (buku register) serta rekam medis pasien Gagal Ginjal
Merauke.
a. Pengolahan Data
b. Analisis Data
c. Penyajian Data
Data yang telah diolah, disajikan dalam bentuk tabel distribusi disertai
K. Etika Penelitian
aspek-aspek berikut:
penelitian ini dilakukan, seluruh responden tidak ada yang drop out atau
penelitian dan analisa data, setelah semua penelitian berakhir maka seluruh
pasien sudah mengeluh mual, ingin muntah, dan pusing. Kuesioner berisi
keamanan pasien.
5. Informed consent