OLEH :
Melani Kusuma Dewi Sk322012
B. Etiologi
1. Gagal ginjal kronis
Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit
vaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli), penyakit kolagen
(luris sutemik), agen nefrotik (amino glikosida), penyakit endokrin
(diabetes). (Doenges, 1999; 626) Penyebab GGK menurut Price, 1992;
817, dibagi menjadi delapan kelas, antara lain:
Infeksi misalnya pielonefritis kronik
1) Glomerolusitis
2) Pielonefritis
3) Ureteritis.
4) Nefrolitiasis
5) Ginjal polisistis
2) Displidemia
3) SLE
5) Preklamasi,
6) Obat-obatan
a. Sistem kardiovaskuler
Hipertensi
Pitting edema
Edema periorbital
b. Sistem Pulmoner
Krekel
Nafas dangkal
Kusmaull
c. Sistem gastrointestinal
Perdarahan saluran GI
d. Sistem muskuloskeletal
Kram otot
Fraktur tulang
e. Sistem Integumen
Pruritis
Ekimosis
f. Sistem Reproduksi
Amenore
Atrofi testis
D. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak
(hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan
memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi
walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif
ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron
rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada
yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan
haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak
oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya
gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala
khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% -
90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin
clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C
Long, 1996, 368)
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan
produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi
tiga stadium yaitu:
E. Pemeriksaan penunjang
2. Pemeriksaan USG
Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk
mengetahui beberapa pembesaran ginjal.
3. Pemeriksaan EKG
4. Transfusi darah
5. Transplantasi ginjal
b. Breathing + Ventilasi
Terpasang ventilator: ya ( )
Mode:….Vte….I:E…..RR….PEEP.…FiO2.., tidak(√)
c. Circulation
Nadi :110X/mt
TD : 159/91mmHg
SpO2: 89%
Kejang ( )
Pello ( )
Disartria ( )
Disfagia ( )
Afasia ( )
e. Eksposure
f. Folley Catheter
g. Gastric Tube
Gambaran EKG
Krepitasi servical : ya (
),tidak (√) peningkatan
JVP: ya( )............................cm, tidak (√)
Kondisi lain :……………………..
d. Cor :
Inspeksi: simetris
Palpasi : nyeri tekan pada dada
e. Pulmo :
VU (Vesica
Urinaria)
DistensiVU :ya
( ) tidak (√)Nyeri :ya ( ) tidak (√ )
Kondisi lain : pengkajian pada bleder menunjukkan pasien mengalami
oliguria, urinepasien 380 ml/ 24 jam
Pelvis
Ekstremitas :
Rongent (√) hasil: hasil foto thorak menunjukkan adanya edema pulmo
Pemeriksaan Laboratorium
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil (satuan)
(satuan)
1. Kreatinin 1,2-1,4 mg/dl 14,3 mg/ dl