OLEH:
MARIA M. GEBSE
PO 71 20 1 20 129
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan diakhiri
sensasi nyeri, rabaan, suhu, posisi yang meliputi pra, intra, dan post anestesi
(Pramono, 2015).
yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Tercatat di tahun 2011 terdapat
140 juta pasien di seluruh rumah sakit di dunia, sedangkan pada tahun 2012
data mengalami peningkatan sebesar 148 juta jiwa sedangkan untuk kawasan
asia pasien operasi mencapai angka 77 juta jiwa pada tahun 2012. Berdasarkan
suatu keadaan emosi dan tidak memiliki objek spesifik dan situasi ini dialami
keresahan dan perasaan tidak nyaman yang disertai respon autonomis individu
ataupun ancaman.
Cemas berbeda dengan rasa takut. Karakteristik rasa takut adalah adanya
suatu objek sumber yang spesifik dan dapat diidentifikasi serta dapat
dijelaskan oleh individu sedangkan kecemasan diartikan sebagai suatu
atau objek yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu
anestesi/ meninggal, takut tidak bangun lagi) dan lain-lain (Friedman, 2010).
ringan hingga panik. Kecemasan pra operasi merupakan suatu bentuk respon
suatu ancaman (Smeltzer & Bare, 2002 dalam Qur‟ana, 2012). Kecemasan pre
suatu rasa yang tidak terekspresikan. Perasaan ini tidak terarah karena suatu
sumber ancaman atau pikiran yang tidak jelas dan tidak teridentifikasi. Cemas
sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart &
naiknya tonus simpatis sampai pada titik yang dapat mempengaruhi kondisi
umum pasien, misalnya kadar gula darah yang melambung tinggi, eksaserbasi
dari penyakit paru kronis yang ada selama ini, atau bahkan aritmia kordis
(Mathhias, 2012).
Kecemasan ini perlu mendapat perhatian dan intervensi karena keadaan
emosional pasien yang tidak stabil akan berpengaruh kepada fungsi tubuh
rasa panas dan dingin. Selain itu adanya Kecemasan sebelum operasi dan
sering diartikan sebagai kelompok laki laki, perempuan, atau perbedaan jenis
kelamin. Pada pembahasan gender belakangan ini juga masih ramai dibahas
Ghuzairoh, 2015 ) gender adalah perbedaan perilaku antara laki laki dan
kodrat dan bukan ketentuan tuhan melainkan diciptakan oleh manusia melalui
ditempatan pada posisi setelah laki-laki. Fungsi dan peran peran perempuan
kelas dua. Pada posisi inilah terjadi bias gender dalam masyarakat.
pencegahan penyakit.
perbedaan emosi pada pria dan wanita yang menikah muda oleh Khairani
wanita lebih dewasa dan lebih matang secara emosional dibandingkan laki-
masyarakat dengan teori yang ada. Hal ini juga menjadi alasan peneliti untuk
laki dan Perempuan Pada Pre Operasi Di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum
Daerah Merauke”.
B. Rumusan Masalah
laki-laki dan perempuan pada Pre Operasi di Ruang Bedah Rumah Sakit
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
antara pasien laki-laki dan perempuan pada Pre Operasi di Ruang Bedah
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
b. Peneliti
c. Institusi