Anda di halaman 1dari 15

CASE STUDY I

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN


(Florence Nightingale’s Environmental Theory)

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

Anasthasia Florentina Siboro 1810913220014


Asprilla Fernando 1810913210025
Ayu Dita Aprilia 1710913320007
Dahlia 1710913220005
Elfinda Leman 1710913720003
Muhammad Rizkyian Noor 1710913310022
Nuriyah Suastika 1810913220002
Rizky Aulia Ramadhan 1710913320035

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
KATA PENGANTAR
Dengan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah case study mata kuliah Falsafah dan Teori
dalam Keperawatan tentang “Florence Nightingale’s Environmental Theory”
Makalah case study ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah case study
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah case study ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Banjarbaru, 17 September 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 1
1.3. Manfaat Penulisan .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Biografi ............................................................................................................... 2
2.2. Teori ................................................................................................................... 3
2.3. Model .................................................................................................................. 6
2.4. Aplikasi Model dalam Kasus.............................................................................. 10
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 11
3.2. Saran ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak adanya seajarah kehidupan manusia dibumi ini, manusia telah berusaha
mengumpulkan fakta-fakta yang kemudian disusun dan disimpan menjadi berbagai
teori, sesuai fakta yang dikumpulkan tersebut. Teori teori tersebut kemudian digunakan
untuk memahami gejala-gejala alam dan kemasyarakatan yang lain. Sejalan dengan
perkembangan kebudayaan, social, politik, ekonomi dan teknologi umat manusia, teori-
teori tersebut makin berkembang baik kualitas maupun kuantitasnya, seperti apa yang
telah kita rasakan saat ini.
Makalah ini membahas tentang teori Florence Nigthianngale, yang didalamnya
berisi tentang isi dari teori, biografi, model nigthiangale. Apa yang berada dalam
malalah ini sangat bermanfaat dan beguna terutama bagi seorang perawat. Teori
Nigthingale adalah teori yang mengemukakan tentang lingkungan. Florence
Nigthingale sendiri adalah perawat yang pertama kali ada di dunia dan beliau dikenal
sebagai wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan memiliki jiwa
penolong serta sangat berperan penting dalam perkembangan ilmu keperawatan yang
dijuluki sebagai “The Lady Of The Lamp” yakni Wanita yang memberi cahaya pada
dunia keperawatan.
1.2 Tujuan Penulisan
a. Kelompok dapat menjelaskan tentang biogragi Florence Nigthingale
b. Kelompok dapat menjelaskan tentang teori Florence Nigthingale
c. Kelompok dapat menjelaskan model keperawatan Florence Nigthingale
d. Kelompok dapat menjelaskan aplikaso teori Florence Nigthingale sesuai kasus
1.3 Manfaat Penulisan
a. Mahasiswa mampu memahami tentang biografi Florence Nigthingale
b. Mahasiswa mampu memahami tentang teori Florence Nigthingale
c. Mahasiswa mampu memahami tentang model keperawatan Florence Nigthingale
d. Mahasiswa mampu memahami aplikasi dari teori Florence Nigthingale berdasarkan
kasus

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi

Florence Nightingale, pendiri keperawatan modern, dilahirkan pada tanggal 12


Mei 1820 di france, Italia, ketika orangtuanya sedang sedang dalam perjalanan wisata
ke Eropa. Dia diberi nama berdasarkan tempat kelahirannya. Florence wafat pada
tanggal 13 Agustus 1910 di Mayfair, London, Britania Raya. Keluarga Nightingale
adalah keluarga yang terpandang, makmur, terdidik dan keluarga aristokrat victoria
yang tinggal di Derbyshire, London. Florence menyelesaikan pelatihan perawatnya
pada tahun 1851 di Kaitserwerth, Jerman. Setelah menyelesaikan pelatihannya,
Florence berangkat menuju London dan dia bekerja sebagai seorang pengawas di
Hospital For Invalid Gentlewoman di London pada tahun 1853.
Saat terjadi Perang Krimea tahun 1854, Florence menerima permintaan dari
Sidney Herbert yang merupakan menteri penerangan Inggris pada saat itu, untuk
menjadi sukarelawan perang di Turki guna merawat tentara Inggris yang terluka. Pada
saat kedatangan Florence pertama kali di rumah sakit Turki, menunjukkan kondisi yang
sangat mengerikan dan mengkhawatirkan. Di dalam Ruangan dipenuhi dengan para
prajurit yang mengalami luka-luka dan ratusan prajurit terbaring di halaman tanpa
adanya tempat untuk berteduh dan tanpa adanya seorang perawat yang mendampingi.
Florence pun melakukan banyak perubahan penting, di awali dengan perbaikan hygiene
dan sanitasi. Florence menata ruangan para penderita serta mengusahakan di luar
ruangan mampu memiliki tempat bernaung di bawah pohon. Selain itu, Florence juga
menugaskan untuk mendirikan tenda, memperbaiki sistem pembuangan limbah dan

2
sirkulasi udara. Perawatan dilakukan dengan teliti, mengganti perban dengan teratur,
memberikan obat tepat pada waktunya, serta membersihkan lantai rumah sakit setiap
hari secara rutin, membersihkan kursi dan juga meja, mencuci baju yang telah
digunakan. Selanjutnya, pada malam hari Florence berjalan sambil membawa lentera,
untuk mencari para prajurit yang masih hidup untuk memberikan pertolongan serta
berkeliling bangsal untuk memberikan kenyamanan emosional pada para prajurit,
sehingga dia mendapat julukan “the lady of the lamp” London.
Setelah perang, Florence kembali ke Inggris untuk menerima penghargaan dan
juga dianugerahi sejumlah dana sebagai pengakuan terhadap hasil kerjanya ini yang
kemudian digunakan untuk membangun sekolah-sekolah pelatihan keperawatan
London (Aini Nur, 2018).
2.2 Teori
Pengembangan teori keperawatan era modern Nightingale, sangat dipengaruhi
oleh pandangan filosofi mengenai interaksi manusia/klien dengan lingkungannya.
Nightingale memandang penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan (reparative
process). Selain itu, pada dasarnya manusia memiliki kemampuan alamiah dalam
proses penyembuhan diri (Suara Mahyar, Dalami Ermawati, Rochimah, Raenah Een,
Rusmiyati, 2010).
Florence tidak menampilkan ide-idenya sebagai model atau teori, karena ia
belum mengetahui dengan baik cara menjelaskan ide-idenya dengan cara tersebut.
Namun demikian, sangat jelas bahwa ide utama dari pendekatannya berkait dengan
lingkungan sehingga teorinya dikenal dengan “Teori lingkungan”.
Model konsep menetapkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan.
Disamping itu, perawat tidak perlu mengetahui seluruh proses penyakit, sehingga model
konsep dapat memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Pemberian
asuhan keperawatan atau tindakan keperawatan lebih berorientasi kepada pemberian
udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang
adequate. Hal ini dimulai dengan pengumpulan data yang dibandingkan dengan
tindakan pengobatan. Pada akhirnya, teori model konsep bertujuan agar perawat mampu

3
menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain
(Huriati, Dardin AKP, 2017).
Menurut florence, keperawatan berarti memanipulasi faktor-faktor lingkungan,
sehingga dapat menyembuhkan pasien dalam bukunya “Notes on nursing”. Florence
memberikan panduan rinci tentang aktivitas keperawatan. Perawat harus memberikan
lingkungan yang bersih, nyaman, dan aman tempat pasien dapat memulihkan diri.
Florence mengidentifikasi 5 hal untuk mendapatkan lingkungan yang sehat yaitu udara
murni, air murni, drainase yang efisien, kebersihan dan cahaya. Selain memastikan
kondisi-kondisi tersebut, perawatan juga harus menjaga agar pasien tetap pada kondisi
yang hangat, mempertahankan atmosfer yang bebas dari kebisingan, serta memberikan
pola diet seimbang dan makanan bergizi.
Teori Lingkungan Florence Nightingale mengungkapan terdapat sepuluh hal
utama yang dia yakini merupakan aspek yang diperlukan untuk menjaga kesehatan.
Keseimbangan adalah kuncinya, jika salah satu aspeknya tidak seimbang maka pasien
dapat menjadi stres. Kehadiran Perawat yang bertugas agar melakukan tindakan yang
diperlukan untuk menjaga keseimbangan tersebut (Zborowsky, 2014).
Perawat berperan dalam membantu proses penyembuhan penyakit dan bukan
untuk menyembuhkan penyakit. Hal ini disebabkan karena peran perawat adalah
merawat orang yang sakit, sedangkan dokter adalah orang yang memiliki peran penting
untuk membantu proses penyembuhan penyakit. Selain itu, perawat bukan hanya
memberikan obat untuk proses menyembuhkan penyakit, melainkan mampu membuat
menyembukan lingkungan fisik, psikologis, dan sosial pasien.
Menurut Florence Nightingale (modern nursing) falsafah keperawatan dapat
dilihat dari penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan reparatif. Adapun proses
dan 4 komponen paradigma keperawatan yaitu:
1) Manusia, memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam
menghadapi penyakit.
2) Keperawatan, bertujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk
dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
Sehat-sakit (kesehatan), fokus pada perbaikan untuk sehat.

4
3) Lingkungan, melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhuu, bau, suara dan cahaya
Model konsep Florence memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik
keperawatan, paradigma perawat yaitu lingkungan dapat mempengaruhi proses
perawatan pada pasien, sehingga kondisi lingkungan sangat perlu diperhatikan
(Hidayat, A. Aziz alimul, 2009).
Teori Florence Nightingale memiliki hubungan dengan proses keperawatan, yaitu:
1) Pengkajian / pengumpulan data. Data pengkajian Florence N lebih menitik
beratkan pada kondisi lingkungan (lingkungan fisik, psikhis dan sosial).
2) Analisa data. Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan
mental yang berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan
lingkungan keseluruhan.
3) Masalah. Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya:
Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan, ventilasi, pembuangan
sampah, pencemaran lingkungan, komunikasi sosial, dll
4) Diagnosa keperawatan. Berbagai maslah klien yang berhubungan dengan
lingkungan antara lain :
a) Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
b) Penyesuaian terhadap lingkungan.
c) Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
5) Implementasi. Upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan yang
memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang
mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu.
6) Evaluasi. Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan
individu.
Hubungan teori Florencen Nightingale dengan teori-teori lain :
a. Teori adaptasi
Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang melawannya.
Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang ada pada dirinya

5
sendiri. Berrhasil tidaknya respon adapatsi seseorang dapat dilihat dengan tinjauan
lingkungan yang dijelaskan Florence N.
b. Teori kebutuhan
Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence N,
sebagai conoth kebuuthan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar, ventilasi
dan kebutuhanlingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan
air yang bersih. Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang
berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.
c. Teori stress
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan, yang harus
ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil akhir. Stress dapat
mendorong individu untuk mengambil tindakan positip dalam mencapai keinginan
atau kebutuhan. Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat
sehingga individu tidak dapat mengatasi. Florence N, menekankan penempatan
pasien dalam lingkungan yang optimum sehingga akan menimumkan efek stressor,
misalnya tempat yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, semuanya itu
dipandang sebagai suatu stressor yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga
mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan koping individu.
2.3 Model
Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai
fokus asuhan keperawatan,dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit
model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.
Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih diorientasikan
pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan
nutrisi yang adekuate (jumlah vitamin atau mineral yang cukup), dengan dimulai dari
pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori
tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa
tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik
keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam

6
tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar,
akan tetapi lingkungan dapat mempengarui proses perawatan pada pasien, sehingga
perlu diperhatikan.Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks
lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psiklologis dan
lingkungan sosial.
1) Lingkungan fisik (Physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan
udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang
selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus
bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat,
udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan.
2) Lingkungan psikologi (Psychology environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh
karena itu, ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan
sinar matahari, makanan yang cukup dan aktivitas manual dapat merangsang semua
faktor untuk dapat mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien
dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan
dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
3) Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan spesifik
(khusus), kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit,
sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus
menggunakan kemampuan observasi (pengamatan) dalam hubungan dengan kasus-
kasus secara spesifik lebih sekadar data- data yang ditunjukan pasien pada
umumnya.
Nightingale’s Canons (Nightingale, 1969; Selanders, 1998)
1) Ventilation and warmth

7
Kaji suhu tubuh klien, suhu ruangan, dan ruangan untuk udara segar (atau ventilasi
yang memadai) dan bau busuk. Kembangkan rencana untuk menjaga ruangan tetap
sejuk dan bebas bau sambil menjaga tubuh klien suhu.
2) Light
Kaji ruangan untuk mendapatkan cahaya yang cukup. Sinar matahari bekerja paling
baik. Kembangkan dan menerapkan cahaya yang cukup di kamar klien tanpa
menempatkan klien dalam cahaya langsung.
3) Cleanliness of rooms and walls
Kaji ruangan untuk kelembaban, kegelapan, dan debu atau jamur. Menjaga ruangan
bebas dari debu, kotoran, jamur, dan kelembapan.
4) Health of houses
Menilai lingkungan sekitar untuk udara murni, air murni, drainase, kebersihan, dan
cahaya. Contohnya termasuk membuang sampah atau pakaian dari area tersebut,
menghilangkan genangan air (atau memastikan bahwa air mengalir jauh dari area
tersebut), dan memastikan bahwa udara dan air bersih dan bebas dari bau dan ada
banyak cahaya.
5) Noise
Kaji tingkat kebisingan di kamar klien dan sekitarnya. Percobaan untuk menjaga
tingkat kebisingan seminimal mungkin, dan menahan diri untuk tidak berbisik di
luar pintu.
6) Bed and bedding
Menilai tempat tidur untuk kelembaban, kerutan, dan kekotoran, dan periksa tempat
tidur untuk ketinggian. Jaga agar tempat tidur tetap kering, bebas kerutan, dan
ketinggian terendah untuk memastikan kenyamanan klien.
7) Personal cleanliness
Usahakan untuk menjaga klien tetap kering dan bersih setiap saat. Sering penilaian
kulit klien diperlukan untuk mempertahankan kulit yang memadai kelembaban.
8) Variety

8
Berusaha untuk merangsang keragaman di dalam ruangan dan dengan klien. Ini
adalah dicapai dengan kartu, bunga, gambar, buku, atau teka-teki. Mendorong
teman dan kerabat untuk melibatkan klien dalam semacam rangsangan percakapan.
9) Chattering hopes and advices
Hindari berbicara tanpa alasan atau memberi nasihat tanpa fakta. Terus berbicara
dengan klien sebagai pribadi, dan terus merangsang pikiran klien. Hindari
pembicaraan pribadi.
10) Taking food
Kaji diet klien. Perhatikan jumlah makanan dan minuman ditelan oleh klien setiap
kali makan atau snack.
11) What food
Lanjutkan dengan penilaian diet untuk memasukkan jenis makanan dan minuman
yang disukai atau tidak disukai klien. Usahakan untuk memastikan bahwa klien
selalu memiliki beberapa makanan atau minuman yang tersedia yang dia nikmati.
12) Petty management
Memastikan kesinambungan perawatan. Dokumentasi dari rencana perawatan dan
semua evaluasi akan memastikan orang lain memberikan perawatan yang sama
kepada klien saat Anda tidak ada.
13) Observation of the sick
Amati segala sesuatu tentang klien Anda. Catat semua pengamatan. Pengamatan
harus bersifat faktual dan bukan sekedar opini. Lanjutkan ke amati lingkungan
sekitar klien, dan buat perubahan dalam rencana perawatan bila diperlukan.

9
KASUS
Ners Ina merawat pasien Ny. Asri 80 tahun menjalani perawatan di ruang bedah. Pasien
sudah dirawat selama seminggu akibat luka bakar pada lengan kirinya. Ny. Asri dibawa
kerumah sakit oleh tetangganya akibat tersiram air panas pada bagian lengannya. Ny.Asri
bercerita kepada Ners Ina bahwa ia tinggal sendiri dirumah, dan tidak memiliki keluarga.
Jika ia memerlukan sesuatu maka ia akan meminta bantuan kepada teman sebaya yang
berada dilingkungan sekitarnya. Ny. Asri mengatakan mengkhawatirkan kucing peliharaan
yang berada dirumahnya. Ketika menceritakan tentang kucing kesayangannya, Ny. Asri
menangis karena mereka tak pernah terpisahkan. Ny. Asri meminta bantuan kepada Ners
Ina agar dapat membawa kucingnya tersebut ke rumah sakit. Karena keinginannya yang
tidak terpenuhi, selama proses perawatan Ny. Asri menolak untuk makan dan tampak
tertekan. Diskusikan Florence Nightingale’s Environmental Theory dan bagaimana
aplikasi teori dan model tersebut dalam kasus di atas!
2.4 Aplikasi Model dalam Kasus
Pada kasus di atas menyebutkan bahwa Ny Asri sangat mengkhawatirkan kucing
peliharaan yang berada dirumah. Ny Asri juga merasa sedih karena tidak pernah
berpisah dengan kucing peliharannya. Perawat dapat melakukan komunikasi dengan
pasien tanpa terburu-buru atau terputus-putus, dan jangan memberikan harapan yang
terlalu muluk-muluk, maupun menasehati terlalu berlebihan. Hal tersebut berhubungan
dengan lingkungan psikologi (Psychology environment) dalam teori Florence
Nightingale.
Pada kasus juga diketahui bahwa Ny. Asri memiliki lingkungan yang sangat baik.
Jika Ny. Asri meminta bantuan maka akan meminta pertolongan kepada teman sebaya
yang berada di lingkungannya. Perawat dapat mengikutsertakan teman atau sahabat Ny.
Asri dalam membantu kesembuhan Ny. Asri seperti membujuk Ny. Asri untuk makan
dan mengabarkan kondisi kucingnya yang berada dirumah dengan membuat
dokumentasi agar Ny Asri dapat merasa lebih tenang dan tidak cemas. Sehingga Ny.
Asri mau makan dan tidak tertekan atau khawatir dengan kondisi kucing
kesayangannya. Hal tersebut berhubungan dengan lingkungan sosial (Social
environment) dalam teori Florence Nightingale.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Keperawatan Florence Nightingale lebih memprioritaskan Lingkungan
sebagai aspek yang paling utama dalam proses penyembuhan pasien. Jika ada seseorang
yang sakit maka lingkungannya harus diperbaiki sedemikian rupa agar mendukung
proses penyembuhan pasien. Menurut Florence Pelajaran paling penting yang dapat
diberikan kepada perawat adalah mengajari mereka apa y perawat adalah mengajari
mereka apa yang harus dia ang harus diamati, bagaimana mengamati, apa mati,
bagaimana mengamati, apa gejala menunjukkan keadaan pasien yang membaik, apa
yang penting dari tidak ada, apa bukti kelalaian dan tentang apa jenis kelalaia apa bukti
kelalaian dan tentang apa jenis kelalaian. Florence mengajarkan kepada perawat untuk
berfikir tentang memberikan kenyamanan lingkungan pada pasien baik secara fisik
maupun psikologi.
Disamping itu Florence percaya bahwa tindakan pencegahan dan promosi kesehatan
adalah hal yang tak kalah penting dibanding dengan merawat pasien hingga sembuh. n
hingga sembuh. Kelebihan teori Florence adalah pengkajian menggunakan data angka
sedangkan kekurangan dari teori Florence adalah belum adanya model keperawatan
seperti model keperawatan Betty Neuman, Teori Florence ini masih bersifat filosofi
yakni hanya sebatas pengalaman Florence saat merawat korban perang.
3.2 Saran
Saran bagi mahasiswa agar lebih memahami , mengerti serta dapat mengaplikasikan
teori Florence Nightingale ke dalam praktik asuhan keperawatan. Saran bagi pembaca
agar memberikan masukan untuk melengkapi makalah teori keperawatan Florence
Nightingale.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Risnah & Irwan, Muhammad. 2021. Falsafah dan Teori Keperawatandalam


Integrasi Keilmuan. Kabupatan Gowa. Alauddin University Press
2. Sartono. 2011. Aplikasi Florence Nightingale dalam Pelayanan Keperawatan dan
Aplikasi Kasus yang Relevan .Available From: http://enoe2007-
berbagi.blogspot.com Keperawatan Universitas Borneo Tarakan.
3. Wahid Iqbal Mubarak & Nurul chayatin (2009) Ilmu kesehatan Masyarakat: Teori
dan Aplikasi, Salemba Medika.Jakarta
4. Alligood, Martha Raile. 2013. Nursing Theory: Utilization and Application, ed 5.
Jeff Patterson. United States
5. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC Alligood, Martha R.
1986. Nursing Theorists and Their Work Edisi 8.

12

Anda mungkin juga menyukai