Anda di halaman 1dari 17

MODEL KONSEPTUAL HILDEGARD E.

PEPLAU
Posted by joe pada 12/12/2009

Biogarfi
Hildegard E. Peplau, PhD, RN, FAAN, yang dikenal sebagai jiwa ibu menyusui, meninggal
di usia 89 tahun pada tanggal 17 Maret 1999. The only nurse to serve the ANA as executive
director and later as president, she served two terms on the Board of the International Council
of Nurses (ICN). Satu-satunya perawat untuk melayani ANA sebagai direktur eksekutif dan
kemudian sebagai presiden, ia menjabat dua istilah di Dewan International Council of Nurses
(ICN). In 1997, she received nursings highest honor, the Christiane Reimann Prize, at the
ICN Quadrennial Congress. Pada tahun 1997, ia menerima kehormatan tertinggi
keperawatan, yang Christiane Reimann Prize, pada Kongres ICN yg berlangsung empat
tahun. In 1996, the American Academy of Nursing honored Peplau as a Living Legend,
and, in 1998, the ANA inducted her into its Hall of Fame. (Extract from the Peplau leaves
legacy of achievement article below Nursing World May 1999) Pada tahun 1996,
American Academy of Nursing Peplau dihormati sebagai Legenda Hidup, dan, pada tahun
1998, ANA dilantik-nya ke dalam Hall of Fame. (Kutipan dari warisan daun Peplau
prestasi artikel di bawah ini Keperawatan Dunia Mei 1999 )

Hildegard Peplaus fifty-year career in nursing left an indelible stamp on the profession of
nursing, and on the lives of the mentally ill in the United States. Hildegard Peplau lima puluh
tahun karirnya di panti kiri cap yang tak terhapuskan pada profesi keperawatan, dan pada
kehidupan para sakit jiwa di Amerika Serikat. She wore many hats founder of modern
psychiatric nursing, innovative educator, advocate for the mentally ill, proponent of advanced
education for nurses, Executive Director and then President of the American Nurses
Association, and prolific author. Dia mengenakan banyak topi pendiri keperawatan jiwa
modern, inovatif pendidik, advokat bagi penderita penyakit mental, pendukung pendidikan
lanjutan untuk perawat, Direktur Eksekutif dan kemudian Presiden American Nurses
Association, dan penulis produktif. Her life was often marked with controversy, which she
faced with courage and determination. Hidupnya sering ditandai dengan kontroversi, yang dia
dihadapkan dengan keberanian dan tekad.
DESKRIPSI KONSEP SENTRAL
1. Manusia

Individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya sendiri untuk
megurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk
yang unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan penting
untuk proses interpersonal
2. Lingkungan
Budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi
individu
3. Kesehatan
Suatu perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang berkesinambungan ke arah
kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif
4. Keperawatan
Suatu proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal merupakan maturing force
dan alat edukatif baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan diri dalam konteks interaksi
interpersonal merupakan hal yang penting untuk memahami klien dalam mencapai resolusi
masalah.
TUJUAN ELEMEN UTAMA
1. Tujuan asuhan keperawatan :
Kepribadian yang berkembang melalui hubungan interpersonal yang mendidik dalam
pemenuhan kebutuhan klien
2. Klien
Sistem diri yang berkembang sendiri dari karakteristik :
1. Biokimia
2. Fisiologis
3. Interpersonal dan kebutuhan, serta berupaya memenuhi kebutuhannya dan
4. Mengintegrasikan berbagai pengalaman
3. Peran perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan klien yang
bersifat partisipatif, sedangkan klien mengandalkan isi yang menjadi tujuan. Dalam
hubungannya dengan klien, perawat berperan sebagai orang asing, pendidiknara sumber,
pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal
4. Sumber kesulitan/masalah

Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal


yang lalu dengan yang sekarang. Ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain
mengancam keamanan psikologik dan biologik individu
5. Fokus intervensi
Ansietas yang disebabkan oleh hubungan interpersonal yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian. Empat komponen sentral adalah :
1. Proses interpersonal
2. Perawat
3. Klien
4. Ansietas
6. Cara intervensi
Proses interpersonal terdiri dari fase orientasi, identifikasi, eksploitasi dan resolusi.
a. Fase orientasi :
Lebih difokuskan untuk membantu klien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya
terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada klien
b. Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat menfasilitasi ekspresi perasaan klien dan tetap mampu memberikan
asuhan keperawatan yang diperlukan. Ekspresi perasaan tanpa penolakan diri perawat
memungkinkan pengalaman menderita sait sebagai suatu kesempatan untuk
mengorientasikan kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dari kepribadian
klien. Respon klien pada fase identifikasi dapat berupa :
1)

Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat

2)

Individu mandiri terpisah dari perawat

3)

Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat

c. Fase eksploitasi
Memungkinkan suatu situasi dimana klien dapat merasakan nilai hubungan sesuai pandangan
atau persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal
d. Fase resolusi

Secara bertahap klien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi ke arah realisasi
potensi
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat
membimbing klien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling
tergantung dengan lingkungan sosial
Perawat mempunyai 6 peran yang terdiri dari peran sebagai :
1. Sebagai orang yang asing
Berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada klien. Perawat menghadapi klien seperti
tamu yang dikenalkan pada suatu sistem baru
1. Nara sumber
Perawat memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih
luas dan selanjutnya mengharap pada area permasalahan yang memerlukan bantuan
1. Pendidik
Mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan
serta aktif dalam mengarahkan asuhan
1. Pengasuh pengganti
Membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik
interpersonal
1. Konselor
Meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif,
konstruktif dan produktif
7. Konsekuensi
Sistem diri dengan kepribadian yang berkembang ditandai dengan ansietas yang berkurang
karena kebutuhan yang terpenuhi dan fasilitas pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi.
Hildegard E. Peplau lahir pada tahun 1909 di Reading, Pennsylvania, lulus dari program
Diploma Keperawatan tahun 1931 di Polglown, Pennsylvania. Lulus BA dalam bidang
Interpersonal Psikologi dan Peminglown College. Lulus MA dalam bidang perawatan
Psikiatri tahun 1947. Ed.D dalam pengembangan kurikulum pada tahun 1953.
Pengalaman keperawatan Dr. Peplau adalah:

Sebagai perawat privat dan umum dibidang keperawatan RS

Terlibat dalam riset keperawatan

Perawat privat di keperawatan psikiatri

Mengajar perawatan psikiatri untuk beberapa tahun

Ia sebagai profesor emetris dari Rutgres University

Peplau menerbitkan Buku Interpersonal Relation in Nursing pada tahun 1952 Artikel-artikel
di majalah-majalah profesional dan topik konsep-konsep interpersonal sampai pada isu-isu
keperawatan yang terbaru. Dan selanjutnya Peplau mengembangkan teori keperawatan yang
dikenal dengan Psychodynamic Nursing.
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk memberi penjelasan yang lebih lengkap teori
Psychodynamic Nursing yang dikembangkan oleh Hildegard E Peplau.
Pengertian Teori Keperawatan Psikodinamik
Teori yang dikembangkan Hildegard E Peplau adalah keperawatan spikodinamik
(Psychodynamyc Nursing). Teori ini dipengaruhi oleh model hubungan interpesonal yang
bersifat terapeutik (significant therapeutic interpersonal process)
Hildegard E. Peplau mendefenisikan teori keperawatan psikodinamikanya sebagai berikut
Psychodynamic nursing is being able to understand ones own behaviorto help others
identify felt difaculties, and to apply priciples of human relations to the problems that arrise
at all levels of experience
Menurut Peplau, perawatan psikodinamik adalah kemampuan untuk memahami perilaku
seseorang untuk membantu mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dirasakan dan
untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip kemanusiaan yang berhubungan dengan masalahmasalah yang muncul dari semua hal atau kejadian yang telah dialami.

Fase-Fase dalam Hubungan Interpersonal


Menurut Peplau keperawatan adalah proses interpersonal karena melibatkan interaksi antara
dua atau lebih individu dengan tujuan tertentu.
Untuk mencapai tujuan dari hubungan interpersonal tersebut maka harus melalui penggunaan
step-step atau fase-fase sebagai berikut:
1. Fase Orientasi
Pada fase ini perawat dan klien masih sebagai orang yang asing. Pertemuan diawali oleh
pasien yang mengekspresikan perasaan butuh, perawat dan klien malakukan kontrak awal
untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data. Pada fase ini yang
paling penting adalah perawat bekerja sama secara kolaborasi dengan pasien dan keluarganya
dalam menganalisis situasi yang kemudian bersama-sama mengenali, memperjelas dan
menentukan masalah untuk ada setelah masalah diketahui, diambil keputusan bersama untuk

menentukan tipe bantuan apa yang diperlukan. Perawat sebagai fasilitator dapat merujuk
klien ke ahli yang lain sesuai dengan kebutuhan
2. Fase Identifikasi
Fase ini fokusnya memilih bantuan profesional yang tepat, pada fase ini pasien merespons
secara selektif ke orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap pasien
mempunyai respons berbeda-beda pada fase ini.
Respons pasien terhadap perawat:

Berpartisipasi dan interpendent dengan perawat

Anatomy dan independent

Pasif dan dependent

3. Fase Eksploitasi
Fase ini fokusnya adalah menggunakan bantuan profesional untuk alternatif pemecahan
masalah. Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat dan kebutuhan dari pasien. Pasien
mulai merasa sebagai bagian integral dari lingkungan pelayanan. Pada fase ini pasien mulai
menerima informasi-informasi yang diberikan padanya tentang penyembuhannya, mungkin
berdiskusi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada perawat, mendengarkan penjelasanpenjelasan dari perawat dan sebagainya.
4. Fase Resolusi
Terjadi setelah fase-fase sebelumnya telah berjalan dengan sukses. Fokus pada fase ini
mengakhiri hubungan profesional pasien dan perawat dalam fase ini perlu untuk mengakhiri
hubungan teraupetik meraka. Dimana pasien berusaha untuk melepaskan rasa ketergantungan
kepada tim medis dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan
secara sendiri

Peran Perawat
Setiap tahap dalam proses interpersonal saling berhubungan untuk selanjutnya mendapatkan
solusi. Peran-peran yang berbeda dijalani pada fase-fase yang berbeda, peran-peran tersebut
yaitu:
1. Pendidik
Perawat sebagai pendidik yaitu perawat memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada klien
yang berada dibawah tanggung jawabnya dan juga sebagai contoh dalam lingkungan tempat
tinggal
2. Nara Sumber

Peran perawat sebagai nara sumber yaitu perawat memberikan informasi-informasi yang
lengkap yang dibutuhkan oleh pasien. Baik informasi mengenai administrasi rumah sakit
maupun tindakan medis yang akan dijalani oleh pasien
3. Penasehat
Peran perawat sebagai penasehat yaitu perawat memberikan nasehat-nasehat kepada pasien
utamanya yang telah merasa berputus asa dengan keadaannya. Sehingga pasien ini memiliki
kembali semangat hidup dan harapan untuk sembuh
4. Pemimpin
Peran sebagai pemimpin yaitu perawat yang berperan sebagai ketua dalam suatu tim kerja
perawat. Yang mengatur tugas perawat-perawat yang masuk dalam timnya
5. Ahli teknik
Peran perawat sebagai ahli teknik yaitu bertugas untuk memperbaiki alat-alat keperawatan
yang rusak
6. Pengganti
Peran perawat sebagai pengganti maksudnya perawat bertugas mengganti jika saja ada
perawat yang tidak bisa melaksanakan tugasnya karena sesuatu hal
Hubungan Fase-Fase Peplau Dengan Proses Keperawatan
PROSES
KEPERAWATAN

FASE-FASE PEPLAU

Pengkajian

OrientasiPerawat dan pasien sebagai orang yang asing, pertemuan


diawali oleh pasien yang mengekspresikan perasaan butuh, bekerja
sama mengenali dan menentukan masalah

Diagnosa
Keperawatan

Pasien menjelaskan perasaan butuh

Perencanaan
Implementasi
Evaluasi

Identifikasi. Meletakkan tujuan yang interpendent, pasien mempunyai


perasaan memiliki dan merespons secara selektif untuk memenuhi
kebutuhannya
Eksploitasi. Pasien secara selektif mencari siapa yang dapat memberi
inisiatif oleh pasien
Resolusi. Terjadi setelah fase-fase yang lain sukses secara lengkap
kemudian dilakukan pengakhiran hubungan

Konsep Mayor Dari Teori Peplau


Empat konsep mayor dari teori Peplau:

a. Manusia
Manusia adalah organisme yang hidup dalam keseimbangan yang tidak stabil
b. Lingkungan
Peplau mendefenisikan lingkungan sebagai bentuk di luar organisme dalam konteks
kebudayaan, dari sini kebudayaan dan kepercayaan diaktualisasikan
c. Keperawatan
Keperawatan adalah alat pendidikan untuk kekuatannya bertujuan untuk mendukung
kekuatan seseorang dalam kreativitas langsung, produktivitas, dan sikap individual dari
kehidupan masyarakat
d. Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai gerak progresif individu dan proses makhluk lain
secara terus menerus dalam kelangsungan kreativitas, produktivitas dan sikap individual dari
kehidupan masyarakat
2.1 Pengertian Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau
Hildegard E. Peplau (1909) lahir di Reading, Pennsylvania. Dr Peplau lulus dari
program diploma keperawatan di Pottstown, Pennsylvania, pada tahun 1931. Dia lulus dari
Bennington College dengan gelar BA dalam bidang Psikologi interpersonal pada tahun 1943,
dan dari Columbia University di New York dengan MA dalam Keperawatan Psikiatri tahun
1947, dan Edd dalam Pengembangan Kurikulum pada tahun 1953. Pengalaman keperawatan
Dr Peplau termasuk di rumah sakit swasta dan tugas umum dalam keperawatan jiwa. Dia
telah mengajar pascasarjana keperawatan psikiatri selama bertahun-tahun dan merupakan
Profesor Emeritus dari Rutgers University. Program keperawatan postbaccalaureate pertama
di Eropa difasilitasi oleh Dr Peplau di Belgia.
(Hildegard E. Peplau, R.N., Ed.D., Nursing 74, 1974, 4, 13.)
Hildegard E. Peplau, yang dikenal sebagai jiwa ibu menyusui menerbitkan bukunya
hubungan interpersonal dalam keperawatan 1952 . ia juga menerbitkan banyak artikel
dalam majalah-majalah professional dengan topic mulai konsep interpersonal sampai issue
terkini dalam bidang keperawatan. Pampletnya prinsip dasar bagi konseling keperawatan
yang berasal dari hasil penelitianya dan lokakaria (pengalaman kerja).
Dr.Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO, lembaga nasional
kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga mantan direktur eksekutif dan presiden
persatuan Perawat Amerika dan anggota akademi keperawatan Amerika. Dia telah
bekerja/melayani sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai Negara-negara asing dan
bagian bedah umum angkatan udara US.
Pensiun pada tahun 1974 dan masih aktif dalam keperawatan. Bukunya 1952 telah diterbitkan
kembali 1988 (komunikasi pribadi, November 4, 1987). Kontribusinya yang banyak bagi
keperawatan adalah hasil kualitas rintisanya dalam komunikasi dan persepsinya mengenai
keperawatan.
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya hubungan antar-pribadi (interpersonal) dalam
keperawatan, sehubungan dengan bukunya teori parsial untuk praktek keperawatan Peplau
membahas mengenai tahap-tahap proses hubungan antar-pribadi, peran dalam kerja

keperawatan, dan metode-metode dalam mempelajari keperawatan sebagai satu proses


interpersonal.
Menurut Peplau, keperawatan adalah terapeutik yaitu satu seni menyembuhkan, menolong
individu yang sakit atau membutuhkan pelayanan kesehatan. Keperawatan dapat dipandang
sebagai satu proses interpersonal karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu
dengan tujuan yang sama. Dalam keperawatan tujuan bersama ini akan mendorong kearah
proses terapeutik dimana perawat dan pasien saling menghormati satu dengan yang lain
sebagai individu, kedua-duanya mereka belajar dan berkembang sebagai hasil dari interaksi.
Belajar menempatkan diri saat individu mendapat stimulus dalam lingkungan dan
berkembang penuh sebagai reaksi kepada stimulus tersebut.
Untuk mencapai tujuan ini atau tujuan-tujuan yang lain di capai melalui penggunaan
serangkaian langkah-langkah dan pola yang pasti. Saat hubungan perawat dan pasien
berkembang pada pola terapeutik ini, ada cara yang fleksibel dimana fungsi perawat dalam
berpraktek dengan membuat penilaian dengan keahlian yang didapatkan melalui ilmu
pengetahuan, dengan menggunakan kemampuan teknis dan peran asumsi.
Ketika perawat dan pasien mengidentifikasi satu masalah pertama kalinya dan mulai focus
pada tindakan yang tepat, pendekatan yang dilakukan melalui perbedaan latar-belakang dan
keunikan individu. Setiap individu dapat pandang sebagai satu struktur yang unik bio-psykospri-sos yang satu dengan yang lain tidak bertentangan.
Setiap individu telah belajar dari lingkungan, adat-istiadat, kebiasaan, dan kepercayaan yang
berbeda yang membentuk budaya individu tersebut. Setiap orang datangdari (pemikiran)
sudut pandang yang berbeda sehingga mempengaruhi persepsi dan perbedaan persepsi ini
sangat pentingdalam proses interpersonal. Sebagai tambahan bagi perawat dari latar belakang
pendidikan, yang mengerti tentang teori perkembangan, konsep adaptasi kehidupan, respon
konflik, juga wawasan yang luas tentang peran keperawatan professional dalam proses
hubungan interpersonal. Sebagai perawatdanpasien yang berhubungan terus harus mengerti
peran masing-masing dan factor sekitar yang meningkatkan masalah hingga keduanya saling
berbagi atau berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama.
Perawat dan klien bekerja sama dan hasilnya akan saling mengenal dan akan matang
secara proses. Peplau memandang keperawatan sebagai kekuatan yang matang dan
instrument yang mendidik. Dia percaya bahwa keperawatan adalah hasil pengalaman belajar
mengenai diri sendiri dan orang lain yang terlibat dalam hubungan interpersonal. Konsep ini
didukung oleh Genevieve Burton (1950) penulis lain tentang keperawatan mengatakan :
tingkah laku orang lain harus dimengerti agar dapat mengerti diri sendiri secara jelas.
Orang-orang yang tersentuh dengan diri sendiri akan lebih sadar terhadap berbagai ragam
jenis reaksi bujukan individu yang lain.
Sebagai perawat ialah mengarahkan pasien untuk penyelesaian masalah yang dihadapi setiap
hari, sehingga metode dan prinsip-prinsip yang digunakan dalam berpraktek secara
professional akan meningkat secara efektif. Setiap permasalahan akan mempengaruhi
kepribadian perawat dan meningkatkan professionalisme. Inilah cirri diri perawat yang
memiliki perubahan langsung dalam terapeutik, hubungan interpersonal.
Peplau mengidentifikasi empat tahapan hubungan interpersonal yang saling berkaitan
yaitu: (1) orientasi, (2) identifikasi, (3) eksploitasi, (4) resolusi (pemecahan masalah). Setiap
tahap saling melengkapi dan berhubungan sebagai satu proses untuk penyelesaian masalah.
(http://www.currentnursing.com/nursing/interpersonal_theory.html.)
2.2 Tahapan Peplau dalam Keperawatan
1. ORIENTASI
Pada tahap awal orientasi, perawat dan pasien bertemu sebagai dua orang asing. Pasien
dengan keluarga memiliki kebutuhan yang dirasakan, oleh karena itu bantuan profesional
dicari. Namun, kebutuhan ini tidak dapat dengan mudah diidentifikasi atau dipahami oleh

individu-individu yang terlibat.Ini sangat penting bahwa perawat bekerja sama dengan pasien
dan keluarga dalam menganalisis situasi, sehingga mereka bersama-sama dapat mengenali,
memperjelas, dan mendefinisikan masalah yang ada. Contoh: Perawat dalam peran konselor
membantu gadis remaja yang merasa sangat down. Untuk menyadari bahwa perasaan ini
adalah hasil dari sebuah pertengkaran dengan ibunya kemarin malam. Sebagai seorang
perawat terus mendengarkan, ada faktor yang membuat gadis itu berdebat dengan ibunya dan
perasaan tertekan. Karena perasaan ini dibahas, gadis itu mengakui berdebat sebagai faktor
pencetus yang menyebabkan depresi.
Dengan demikian perawat dan pasien telah menetapkan masalah. Anak dan orang tua
kemudian setuju untuk mendiskusikan masalah tersebut dengan perawat. Jadi dengan saling
menjelaskan dan mendefinisikan masalah dalam fase orientasi, pasien dapat mengarahkan
energi yang terakumulasi dari kecemasan kebutuhan yang tak terpenuhi untuk lebih
konstruktif berhadapan dengan masalah yang diajukan. Hubungan didirikan dan terus
diperkuat sementara kekhawatiran sedang diidentifikasi.
Saat pasien dan keluarga berbicara dengan perawat, keputusan bersama perlu dibuat
tentang jenis layananprofessional apa yang harus digunakakan.
Perawat sebagai narasumber, dapat bekerja dengan pasien dan keluarga. Sebagai alternatif
perawat membuat kesepakatan bersama dari semua pihak yang terlibat, lihat keluarga untuk
sumber lain seperti psikolog, psikiater, atau pekerja sosial. Pada tahap orientasi, perawat,
pasien dan merencanakan keluarga apa jenis layanan yang dibutuhkan.
Tahap orientasi secara langsung dipengaruhi oleh sikap pasien dan perawat tentang
memberi atau menerima bantuan. Oleh karena itu, dalam tahap awal perawat perlu menyadari
reaksi diri kepada pasien. Perawatan adalah proses interpersonal, baik pasien dan perawat
memiliki bagian yang sama penting dalam interaksi terapeutik.
Perawat, pasien, dan keluarga bekerja sama untuk mengenali, memperjelas, dan
mendefinisikan masalah yang ada. Hal ini dapat mengurangi ketegangan dan kecemasan
terkait dengan kebutuhan yang dirasakan dan rasa takut yang tidak diketahui. Penurunan
ketegangan dan kecemasan mencegah masalah lain yang timbul sebagai akibat dari represi.
Situasi stres diidentifikasi melalui interaksi terapeutik. Sangat penting bahwa pasien
mengenali dan mulai bekerja melalui apa yang dirasakan terkait dengan penyebab
penyakitnya.
Dengan demikian, pada awal fase orientasi, perawat dan pasien bertemu sebagai orang
asing. Pada akhir fase orientasi, mereka secara bersamaan berusaha untuk mengidentifikasi
masalah dan menjadi lebih nyaman satu sama lain. Para perawat dan pasien sekarang siap
untuk maju ke tahap berikutnya.
2. IDENTIFIKASI
Tahap berikutnya identifikasi, adalah Di mana pasien merespon selektif untuk orangorang yang dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap pasien merespon berbeda dalam fase ini.
Pasien secara aktif mungkin mencari perawat keluar atau dengan tenang menungguinya.
Tanggapan untuk perawat adalah tiga: (1) berpartisipasi dan saling bergantung dengan
perawat, (2) otonom dan independen dari perawat, atau (3) menjadi pasif dan tergantung pada
perawat. Contoh: Seorang pria tujuh puluh tahun yang ingin merencanakan baru 1600 kalori
diet diabetes.
Jika hubungan adalah saling bergantung, perawat dan pasien berkolaborasi pada perencanaan
makan. Jika hubungan menjadi independen, pasien akan berencana diet sendiri dengan
masukan minimal dari perawat. Dalam hubungan tergantung, perawat melakukan
perencanaan makan untuk pasien.
Sepanjang fase identifikasi, baik pasien dan perawat harus menjelaskan persepsi
masing-masing dan harapan. Bagian pengalaman dari pasien dan perawat akan memiliki titik
tengah, apa harapan mereka selama proses interpersonal. Seperti disebutkan dalam fase

orientasi, sikap awal dari pasien dan perawat sangat penting dalam membangun hubungan
kerja untuk mengidentifikasi masalah dan memutuskan bantuan yang tepat.Persepsi dan
harapan pasien dan perawat dalam fase identifikasi lebih kompleks dari pada fase
sebelumnya. Pasien sekarang menanggapi pembantu selektif. Hal ini memerlukan hubungan
terapeutik lebih intens.
Untuk menggambarkan, seorang pasien yang telah memiliki mastektomi mungkin
menyebutkan kepada perawat ketidakmampuannya untuk memahami latihan lengan, yang
sebelumnya telah menjelaskan kepadanya sebagai rejimen yang penting setelah operasi.
Perawat mengamati lengan terpengaruh untuk menjadi edema (bengkak). Sementara perawat
sedang menjajaki kemungkinan alasan untuk edema, pasien mengaku tidak melakukan
latihan lengannya. Dalam rangka untuk memfasilitasi pemahaman pasien dan kembalinya
latihan berikutnya, perawat dapat mengidentifikasi orang-orang profesional, seperti terapis
fisik, perawat dan dokter, yang akan mengklarifikasi kesalahpahaman pasien. Umumnya
adalah yang terbaik jika perawat obyektif membahas peran setiap orang dan keuntungan dan
kerugian dari konsultasi dengan masing-masing. Namun, dalam kasus ini, pasien mungkin
menyatakan bahwa dia tidak peduli untuk mendiskusikan latihan dengan perawat atau ahli
terapi fisik karena dia merasakan hanya dokter memiliki informasi yang diperlukan.
Sementara bekerja melalui fase identifikasi, pasien mulai memiliki rasa dan
kemampuan menghadapi masalah, yang menurunkan perasaan tidak berdaya. Hal ini pada
gilirannya menciptakan sikap optimistis dari mana kekuatan batin terjadi kemudian.
Setelah identifikasi, pasien bergerak ke tahap eksploitasi, di mana keuntungan dari semua
layanan yang tersedia diambil. Tingkat dimana layanan ini digunakan adalah berdasarkan
pada kepentingan dan kebutuhan pasien. Individu mulai merasakan dan bagian integral dari
lingkungan membantu. Contoh: Wanita dengan lengan pembengkakan. Selama fase ini
pasien mulai menyerap informasi yang diberikan kepadanya untuk latihan lengan. Dia
membaca pamflet dan sebuah film yang menggambarkan latihan, ia membahas pertanyaan
dengan perawat, dan ia mungkin menanyakan tentang bergabung dengan kelompok latihan
melalui departemen terapi fisik.
Perawat harus berurusan dengan kekuatan bawah sadar yang menyebabkan imbulnya
tindakan pasien. Prinsip-prinsip teknik wawancara harus digunakan dalam rangka untuk
menggali, memahami, memecahkan masalah yang mendasari. Penting bahwa perawat
mengeksplorasi penyebab yang mungkin untuk perilaku pasien. Hubungan terapeutik harus
dijaga dengan menyampaikan sikap penerimaan, perhatian, dan kepercayaan. Perawat harus
mendorong pasien untuk mengenali dan menjelajahi perasaan, pikiran, emosi, dan perilaku
dengan memberikan suasana tidak menghakimi dan emosional terapeutik.
Beberapa pasien mungkin mempunyai minat aktif dan terlibat lebih dalam, dengan
perawatan diri. Pasien tersebut akan menjadi lebih mandiri dan akan menunjukkan inisiatif
dengan membentuk perilaku yang sesuai untuk pencapaian tujuan. Melalui penentuan nasib
sendiri, pasien semakin mengembangkan tanggung jawab untuk diri sendiri, kepercayaan
pada potensi, dan penyesuaian menuju kemandirian dan kemerdekaan. Pasien-pasien ini
realistis mulai membangun tujuan mereka sendiri terhadap status kesehatan. Mereka berjuang
untuk mencapai pola atau arah hidup mereka kepada kesehatan. Hal ini dicapai dengan
menjadi produktif, dengan percaya dan tergantung pada kemampuan mereka sendiri.
Akibatnya, kepribadian mereka terus terbentuk, mereka mengembangkan sumber-sumber
kekuatan batin yang menghadapi masalah baru atau tantangan.
Jenis perilaku intermiten dapat dibandingkan dengan reaksi penyesuaian remaja
dalam konflik dependensi independensi.
Pasien mungkin dalam peran dependen sementara kebutuhan simultan untuk kemerdekaan
ada. Berbagai penyebab dapat memicu timbulnya ketidakseimbangan psikologis ini. Pasien
akan terombang-ambing dan akan muncul perasaan bingung dan cemas. Dalam merawat

pasien yang berfluktuasi antara ketergantungan dan kemandirian, perawat harus terlibat
dengan perilaku tertentu untuk menangani masalah inkonsistensi komposit.
Perawat harus memberikan suasana ancaman, di mana seseorang bisa menghadapi dirinya
sendiri, mengenali kelemahannya, menggunakan kekuatannya tanpa memaksakan mereka
pada orang lain, dan menerima bantuan dari orang lain.Perawat juga harus sepenuhnya
menyadari berbagai aspek komunikasi termasuk mengklarifikasi, mendengarkan, menerima
dan menafsirkan. Penggunaan yang benar dari semua faktor ini akan membantu pasien untuk
memenuhi tantangan-nya dan akan membuka jalan menuju penyesuaian yang maksimal. Jadi
perawat membantu pasien dalam memanfaatkan semua jalan, membantu dan kemajuan dibuat
ke arah langkah-final fase resolusi.
(Peplau, H.E. Interpersonal Relation in Nursing, 1952.)
3. EKSPLOITASI
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi
klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
(http://www.semangateli.blogspot.com/2008/04/teori-peplau.html.)
4. RESOLUSI
Tahap terakhir dari proses antarpribadi Peplau adalah resolusi. Kebutuhan pasien telah
dipenuhi oleh upaya kolaboratif dari perawat dan pasien. Pasien dan perawat sekarang perlu
untuk mengakhiri hubungan terapi mereka dan membubarkan hubungan antara
mereka.Secara bertahap klien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi ke
arah realisasi potensi.
Seringkali ini sangat sulit bagi kedua pasien dan perawat. Ketergantungan kebutuhan
dalam hubungan terapeutik sering melanjutkan psikologis setelah kebutuhan fisiologis
terpenuhi. Pasien mungkin merasa bahwa belum waktunya untuk mengakhiri hubungan.
Contih: Seorang ibu yang telah melahirkan sudah diperbolehkan pulang.Namun, setelah satu
minggu, perawat menelfon untuk menanyakan mengenai perawatan bayi.
Resolusi akhir juga mungkin sulit bagi perawat. Dalam contoh di atas, ibu mungkin bersedia
untuk mengakhiri hubungan itu, tapi perawat dapat terus mengunjungi rumah untuk melihat
bagaimana bayi berkembang. Perawat mungkin tidak dapat menjadi bebas dari ikatan ini
dalam hubungan mereka. Kecemasan akan meningkat pada pasien dan perawat jika ada
penyelesaian gagal.
(Peplau, H.E. Interpersonal Relation in Nursing, 1952.)
2.3 Teori Peplau dan Konsep Empat Besar
Teori keperawatan biasanya berkembang menjadi empat konsep individu, kesehatan,
masyarakat, dan keperawatan. Peplau mendefinisikan manusia sebagai organisme kesehatan,
didefinisikan sebagai simbol kata yang menyiratkan gerakan maju kepribadian dan prosesproses manusia lainnya yang sedang berlangsung di arah yang produktif, kreatif,
konstruktifberusaha dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan
oleh kebutuhan pribadi, dan komunitas yang hidup.
Meskipun tidak secara langsung, Peplau mendorong perawat untuk mempertimbangkan
budaya dan adat-istiadat pasien ketika pasien menyesuaikan dengan rutinitas rumah sakit.
Saat ini ketika seorang perawat mempertimbangkan lingkungan pasien, dia menganggap
banyak faktor yang lebih, seperti latar belakang budaya dan rumah dan lingkungan kerja,
bukan hanya mempertimbangkan penyesuaian pasien ke rumah sakit. Persepsi yang sempit
Peplau tentang masyarakat / lingkungan adalah keterbatasan utama dari teorinya. Teori ini
tidak meneliti pengaruh-pengaruh lingkungan yang luas pada orang, tetapi lebih
memfokuskan pada tugas-tugas psikologis. Pandangan ini pada tahun 1949 ketika buku itu

ditulis dalam orang itu. Dalam memeriksa kecenderungan historis dalam keperawatan jiwa,
pandangan ini dikategorikan sebagai orang dalam sebagai kontras dengan pandangan
kemudian dalam hubungan dan dalam sistem sosial yang mempertimbangkan pengaruh
lingkungan yang lebih luas pada orang.
Hildegard Peplau menganggap menyusui wanita mendefinisikan sebagai hubungan
manusia antara individu yang sakit atau membutuhkan pelayanan kesehatan dan seorang
perawat terutama dididik untuk mengenali dan untuk merespon kebutuhan untuk signifikan,
terapi, proses interpersonal. Membantuperawat membantu pasien dengan proses
interpersonal. Mayor konsep dalam kebutuhan, kecemasan, ketegangan dan frustrasi.
Tabel 4-1. Fase Hubungan Perawat-Pasien
Fase
Fokus
Orientasi
Masalah terdefinisi fase
Identifikasi Pemilihan bantuan profesional yang tepat
Eksploitasi Penggunaan bantuan profesional untuk pemecahan masalah alternatif
Resolusi
Pemutusan hubungan profesional
(Peplau, Interpersonal Relations.)
2.4 Hubungan AntaraTahapan Peplau dan Proses Keperawatan
Dari empat fase orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi dapat dibandingkan
dengan proses keperawatan seperti yang dibahas dalam (Tabel 4-2). Proses keperawatan
didefinisikan sebagai aktivitas, yang disengaja intelektual dimana praktek keperawatan
didekati secara tertib, sistematis.
Ada kesamaan mendasar antara proses keperawatan dan fase antarpribadi Peplau itu.
Kedua fase Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi terapeutik.
Menggunakan kedua teknik pemecahan masalah bagi perawat dan pasien untuk berkolaborasi
pada tujuan akhir. Keduanya pergi dari umum ke khusus, misalnya, perasaan yang samarsamar pasien terhadap fakta-fakta spesifik tentang perasaan samar-samar. Kedua meliputi
observasi, komunikasi, dan rekaman sebagai alat dasar yang digunakan oleh perawat.
Ada perbedaan juga, antara fase Peplau dan proses keperawatan. Ketika
mempertimbangkan perbedaan, harus merujuk pada buku Peplau Interpersonal dalam
Hubungan Keperawatan diterbitkan pada tahun 1952. Keperawatan profesional saat ini
berfungsi dengan tujuan lebih jelas. Gerakan jauh dari perawat sebagai pembantu dokter dan
perawat sebagai advokat konsumen. Misalnya, hari ini bagian dari proses keperawatan
diagnosis. Asosiasi Perawat Amerika dalam Standar Praktik Keperawatan, menyatakan:
Diagnosis keperawatan berasal dari data status kesehatan.Peplau menyatakan (dalam 1952)
bahwa fungsi utama dokter adalah mengakui impor penuh masalah nuklir dan jenis bantuan
profesional yang dibutuhkan yang hasil untuk dokter dalam tugas mengevaluasi dan
mendiagnosa masalah muncul. Ini bertentangan dengan pengakuan sekarang dari fungsi
keperawatan mandiri.
Tabel 4-2. Perbandingan Proses Keperawatan dan Tahapan Peplau
Proses Keperawatan
Tahapan Peplau
Penilaian
Orientasi
Pengumpulan data dan analisis
Perawat dan pasien datang bersama-sama sebagai
Tidak perlu selalu berarti kebutuhan orang asing, pertemuan yang diprakarsai oleh pasien
yang dirasakan mungkin perawat
yang mengungkapkan kebutuhan yang dirasakan,
dimulai.
bekerja sama untuk mengenali, memperjelas, dan
Diagnosa keperawatan
mendefinisikan fakta terkait dengan kebutuhan.
Ringkasan pernyataan berdasarkan
(Catatan: pengumpulan data kontinu.)
analisis.
Pasien menjelaskan kebutuhan yang dirasakan.
Perencanaan
Identifikasi

Saling menetapkan tujuan.


Saling tergantung penetapan tujuan. Pasien memiliki
Pelaksanaan
rasa memiliki dan selektif menanggapi mereka yang
Rencana memulai ke arah pencapaian bisa memenuhi kebutuhan.
tujuan yang saling ditetapkan.Dapat
Pasien-dimulai.
dicapai dengan perawatan pasien,
Eksploitasi
kesehatan profesional, atau keluarga Pasien secara aktif mencari dan menggambar pada
pasien.
pengetahuan dan keahlian dari mereka yang dapat
Evaluasi
membantu.
Berdasarkan saling didirikan perilaku Resolusi
akhir yang diharapkan.
Terjadi setelah fase lain yang berhasil diselesaikan
Dapat menyebabkan penghentian atau dan telah dipenuhi.
inisiasi rencana baru.
Menyebabkan diberhentikan.
Perawatan menurut Peplau, termasuk klarifikasi dari informasi dokter, serta
pengumpulan data tentang pasien yang mungkin menunjukkan masalah daerah lainnya. Hari
ini, bagaimanapun, dengan peran keperawatan diperluas, kami telah praktisi perawat
independen yang mungkin atau tidak mungkin merujuk pasien ke dokter, tergantung pada
kebutuhan pasien. Melalui peran diperluas seperti ini, keperawatan menjadi lebih akuntabel
dan bertanggung jawab memberikan kemerdekaan keperawatan profesional yang lebih besar.
Proses keperawatan menyediakan modus untuk mengevaluasi kualitas asuhan keperawatan
yang diberikan yang merupakan inti dari akuntabilitas hukum.
Peplau memberikan variabel dalam situasi keperawatan sebagai kebutuhan, frustrasi,
konflik dan kecemasan. Variabel-variabel ini harus ditangani untuk pertumbuhan yang terjadi,
sebagai perawat memfasilitasi perkembangan yang sehat dari kepribadian masing-masing.
Hal ini mudah dilihat bahwa Peplau dipengaruhi oleh beberapa teori waktu, terutama teori
Harry S. Sullivan interpersonal dan teori Sigmund Freud tentang psikodinamika.
Dalam keperawatan saat ini, variabel seperti dinamika intrafamily, kekuatan sosial
ekonomi (misalnya, sumber daya keuangan), pertimbangan ruang pribadi dan sumber daya
pelayanan masyarakat sosial harus diperhitungkan untuk setiap pasien. Variabel-variabel ini
memberikan perspektif yang lebih luas untuk melihat situasi keperawatan daripada faktor
pribadi Peplau dari kebutuhan, frustrasi, konflik dan kecemasan. Saat ini, bahkan keluarga,
kelompok atau komunitas dapat secara kolektif didefinisikan sebagai pasien.
Perawatan juga telah memperluas perspektif dalam membantu pasien mencapai potensi
kesehatan lebih lengkap melalui penekanan lebih besar pada pemeliharaan kesehatan dan
promosi. Martha Rogers menyatakan, Pemeliharaan dan promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, diagnosis keperawatan, intervensi, dan rehabilitasi mencakup lingkup tujuan
jompo. Perawat secara aktif mencari untuk mengidentifikasi masalah kesehatan di berbagai
komunitas dan pengaturan kelembagaan ini.
Komponen spesifik dari proses keperawatan dan fase Peplau sekarang akan dibahas.
Lihat lagi untuk Tabel 4-2. Tahap orientasi Peplau yang sejajar dengan awal fase penilaian
bahwa baik perawat dan pasien datang bersama-sama sebagai orang asing. Pertemuan ini
diprakarsai oleh pasien yang menyatakan kebutuhan, meskipun kebutuhan tidak selalu bisa
dipahami. Secara bersama, perawat dan pasien mulai bekerja melalui mengenali,
memperjelas dan mendefinisikan fakta terkait kebutuhan ini. Langkah ini disebut sebagai
pengumpulan data dalam tahap penilaian dari proses keperawatan.
Orientasi dan penilaian yang tidak sama, tidak harus bingung. Mengumpulkan data
kontinyu sepanjang fase Peplau. Dalam proses keperawatan, pengumpulan data awal adalah
pengkajian keperawatan, dan pengumpulan data lebih lanjut menjadi bagian integral dari
penilaian kembali.
Diagnosis keperawatan berkembang pada masalah kesehatan atau defisit diidentifikasi.
Diagnosis keperawatan adalah pernyataan ringkasan dari data yang dikumpulkan. Ini

melukiskan masalah pasien atau masalah potensial. Peplau menyatakan bahwa selama
periode orientasi pasien menjelaskan pertama, kesan keseluruhan masalahnya, sedangkan
dalam proses keperawatan, perawat menyimpulkan diagnosis dari data yang dikumpulkan.
Ketika perawat dan pasien berkolaborasi pada tujuan, mungkin ada bentrokan
didasarkan pada prasangka dan harapan setiap orang, seperti dijelaskan sebelumnya dalam
fase identifikasi Peplau. Perbedaan ini harus diselesaikan sebelum tujuan yang saling
menyatakan dapat disepakati. Penetapan tujuan harus saling berkaitan antara perawat dan
pasien.
Dalam tahap perencanaan proses keperawatan, perawat secara khusus merumuskan
bagaimana pasien akan mencapai tujuan yang akan ditetapkan. Pasien masukan secara aktif
dicari oleh perawat sehingga pasien merasa merupakan bagian integral dari rencana dan
kepatuhan. Pada langkah ini, perawat mempertimbangkan kemampuan pasien sendiri untuk
menangani masalah-masalah pribadinya.
Peplau menekankan bahwa perawat ingin mengembangkan hubungan terapeutik sehingga
kecemasan pasien akan disalurkan secara konstruktif untuk mencari sumber daya, sehingga
menurunkan perasaan putus asa. Langkah dalam perencanaan masih dapat dipertimbangkan
dalam fase identifikasi Peplau.
Pada tahap implementasi, seperti dalam eksploitasi, pasien akhirnya menuai manfaat
dari hubungan terapeutik dengan menggambar pada pengetahuan dan keahlian perawat.
Dalam kedua fase (implementasi dan eksploitasi), rencana individual telah terbentuk,
berdasarkan kepentingan dan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, dalam kedua tahap rencana
yang diprakarsai menuju penyelesaian tujuan yang diinginkan. Ada perbedaan, namun antara
eksploitasi, di mana pasien adalah orang yang aktif mencari berbagai jenis layanan dalam
memperoleh manfaat maksimal yang tersedia dan implementasi.Eksploitasi adalah pasien
berorientasi, sedangkan pelaksanaannya dapat dilakukan oleh pasien atau oleh orang lain
termasuk para profesional kesehatan dan keluarga pasien.
Pada fase resolusi Peplau, fase-fase lainnya telah berhasil bekerja melalui kebutuhan
telah dipenuhi, resolusi dan pemberhentian adalah hasil akhir. Meskipun Peplau tidak
membahas evaluasi. Evaluasi merupakan faktor yang melekat dalam menentukan status
kesiapan pasien untuk melanjutkan melalui fase resolusi.
Dalam proses keperawatan, evaluasi merupakan langkah terpisah, dan diharapkan
saling berkaitan. Dalam evaluasi, jika situasinya jelas, masalah bergerak ke arah
penghentian. Jika masalah tidak terselesaikan, bagaimanapun tujuan dan sasaran tidak
terpenuhi, dan jika perawatan tidak efektif, penilaian ulang harus dilakukan. Tujuan-tujuan
baru, perencanaan, implementasi dan evaluasi kemudian didirikan.
(Peplau, H.E. Interpersonal Relation in Nursing, 1952.)
2.5 Peplau Bekerja dan Karakteristik Dari Teori A
Saat ini di literatur, ada ketidaksepakatan tentang apakah buku Peplau adalah sebuah
teori seperti yang diusulkan dalam edisi 1980, model konseptual atau teori besar. Karya
Peplau akan dibandingkan dengan karakteristik teori yang diperkenalkan dalam bab pertama
buku ini. Umumnya, teori Peplau adalah sebuah teori keperawatan.
1. Teori dapat saling berhubungan sedemikian rupa untuk menciptakan cara berbeda
dalam memandang suatu fenomena tertentu. Fase orientasi, identifikasi, eksploitasi dan
resolusi saling berhubungan komponen yang berbeda dari setiap tahap. Keterkaitan ini
menciptakan perspektif yang berbeda dari interaksi perawat-pasien dan transaksi pelayanan
kesehatan. Interaksi perawat-pasien dapat berlaku untuk konsep manusia, kesehatan
masyarakat dan keperawatan. Misalnya, dalam fase orientasi ada komponen perawat, pasien,
orang asing, masalah dan kecemasan.
2. Teori harus logis di alam. Teori Peplau menyediakan cara yang logis sistematis
melihat situasi keperawatan. Keempat fase progresif dalam hubungan perawat-pasien yang

logis, dimulai dengan kontak awal dalam fase orientasi dan berakhir dengan terminasi fase
resolusi.
Konsep kunci dalam teori seperti kecemasan, ketegangan, tujuan dan frustrasi yang jelas
didefinisikan dengan hubungan eksplisit antara mereka dan fase progresif.
3. Teori harus relatif sederhana namun digeneralisasikan. Fase memberikan
kesederhanaan dalam hal perkembangan alami dari hubungan perawat-pasien. Kesederhanaan
ini menyebabkan kemampuan beradaptasi dalam setiap interaksi perawat-pasien, sehingga
memberikan generalisasi. Sifat dasar keperawatan masih dianggap sebagai proses
interpersonal.
4. Teori dapat menjadi basis untuk hipotesis yang dapat diuji. Teori Peplau telah
dihasilkan hipotesis diuji. Sebagian besar penelitian telah berpusat di sekitar konsep
kecemasan, bukan hubungan perawat-pasien yang merupakan inti dari pekerjaannya.
Umumnya, penelitian keperawatan telah sedikit dan kebanyakan deskriptif (lihat Tabel 4-3).
Banyak penelitian yang memiliki ukuran sampel yang sangat kecil dan dilakukan sebelum
1970.
Tabel 4-3. Perawatan Penelitian Menggunakan Kerja Peplau

Data &
Penelitian
Temuan
Penulis
Memberikan deskripsi tahapan dan Analisis lisan kelompok mengungkapkan
1961 langkah-langkah pengajaran
bahwa bila diajarkan dengan metoda
Hays, pengalaman pasien dari konsep
pengalaman, pasien mampu menerapkan
D.
kecemasan. Ukuran sampel adalah 6 konsep kecemasan setelah kelompok ini
pasien kejiwaan wanita.
dihentikan.
Siswa dapat mengembangkan kompetensi
Dikembangkan dan diuji kerangka mahasiswa baru dimulai pada hubungan
intervensi keperawatan untuk bekerja interpersonal. Semakin awal pengetahuan
1963 dengan pasien cemas. Sampel 25
teoritis siswa,
Burd, mahasiswa keperawatan
semakin siswa menyadari kecemasannya
S.F.
jiwa yang terdiri dari 15
sendiri. Saat siswa bekerja dengan pasien,
mahasiswa dan 10 mahasiswa
pasien merespon dengan pergi melalui tahap
pascasarjana.
berurutan termasuk penolakan, ambivalensi
dan kesadaran kecemasan.
5. Teori berkontribusi dan membantu dalam meningkatkan tubuh secara umum dalam
disiplin melalui penelitian dilaksanakan untuk memvalidasi mereka. Karya Peplau telah
memberikan kontribusi besar terhadap tubuh pengetahuan, tidak hanya dalam psikiatri-mental
perawatan kesehatan, tetapi juga dalam keperawatan pada umumnya. Contohnya adalah
karyanya tentang kecemasan. Sehubungan dengan kontribusinya untuk penelitian dalam
keperawatan jiwa-mental kesehatan, pada 1950-an dua-pertiga dari penelitian keperawatan
berkonsentrasi pada hubungan perawat-pasien. Pada Teachers College, Columbia University
(1952) Pekerjaan dipengaruhi sifat interpersonal dan arah kerja klinis dan studi. Saat ini,
seperti di masa lalu, peneliti terus menguji teorinya.
6. Teori dapat dimanfaatkan oleh praktisi untuk membimbing dan meningkatkan
praktek mereka. Perawatan masih didefinisikan sebagai proses interpersonal yang dibangun
di atas perawat-pasien fase progresif. Seperti yang diusulkan Peplau, komunikasi dan
keterampilan wawancara tetap alat keperawatan mendasar. Kontinum kecemasan Peplau
masih digunakan untuk intervensi keperawatan dalam bekerja dengan pasien cemas.

7. Teori harus konsisten dengan teori divalidasi lainnya, hukum dan prinsip-prinsip,
tetapi akan meninggalkan pertanyaan tak terjawab terbuka yang perlu diselidiki. Secara
umum, teori ini konsisten dengan teori-teori saat ini dan penelitian. Teori interpersonal,
termasuk Sullivan dan itu Fromme adalah fondasi dalam teori. Teori sistem umum juga dapat
secara luas diterapkan pada empat fase dari hubungan perawat-pasien.
Singkatnya, teori memiliki tujuh karakteristik. Dalam memeriksa karakteristik ini,
(1952) karya Peplau yang memiliki karakteristik teori.Kekuatan termasuk menciptakan cara
unik untuk melihat keperawatan dan meningkatkan pengetahuan keperawatan. Keterbatasan
teori ini adalah bahwa beberapa daerah perlu lebih dikembangkan untuk dapat menghasilkan
hipotesis diuji, dan bahwa teori ini lemah dalam aplikasi untuk pasien dengan karakteristik
tertentu. Penelitian keperawatan harus fokus pada pengujian hipotesis teori untuk validasi.
(Peplau, Interpersonal Relations.)

Anda mungkin juga menyukai