Anda di halaman 1dari 7

TEORI CALISTA ROY

Teori model adaptasi sister callista roy

1. 1. Teori Model Adaptasi Sister Callista Roy

2. 2. Asumsi dasar Selalu menggunakan koping Adaptasi dipengaruhi oleh 3 komponen


yaitu penyebab terjadinya perubahan, terjadinya perubahan dan pengalaman adaptasi

3. 3. Respon yang menyebabkan penurunan integrias tubuh akan menimbulkan suatu


kebutuhan dan menyebabkan individu tersebut berespon melalui upaya atau perilaku
tertentu

4. 4. Tingkatan stimuli adaptasi Stimuli Fokal yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dan
akan mempunyai pengaruh kuat Stimuli Kontekstual yaitu stimulus yang dialami seseorang
dan baik internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan
observasi, diukur secara subyektif. Stimuli Residual yaitu stimulus lain yang merupakan ciri
tambahan atau sesuai dengan situasi dalam prosespenyesuaian dengan lingkungan yang
sukar dilakukan observasi

5. 5. Adaptation process

6. 6. 6 (enam) tahap identifikasi pengkajian perilaku, pengkajian stimulus,


penentuan diagnosa keperawatan, penentuan tujuan, intervensi, dan evaluasi.

7. 7. 6 (enam) tahap identifikasi pengkajian perilaku, pengkajian stimulus,


penentuan diagnosa keperawatan, penentuan tujuan, intervensi, dan evaluasi.

Recommended

Teori model keperawatan doretea orem

Operator Warnet Vast Raha


Callista roy

AKPER PEMDA INDRAMAYU

Kdk final AKPER PEMKAB MUNA

Operator Warnet Vast Raha

Modul3 kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatan

pjj_kemenkes


Makalah kelompok 2

Sentra Komputer dan Foto Copy

Hildegard e.peplau

1. 1. KONSEP DASAR KEPERAWATAN TEORI KEPERAWATAN HILDEGARD E.PEPLAU Disusun Oleh


: Kelompok X AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU Jln. Murah
Nara No. 06

2. 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar tentang
Tokoh Keperawatan: di dunia sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Pembuatan
makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kami dalam menempuh pembelajaran di
semester ini,kami mengucapkan terimah kasih kepada : 1. Direktur Akper Pemda Indramayu
2. Dosen pembimbing akademik Akper Pemda Indramayu; 3. Dosen Keperawatan
Profesional ; 4. Semua pihak yang ikut serta berpartipasi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat sedikit banyak menambah
pengetahuan para pembaca. Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Penyusun

3. 3. PENDAHULUAN A. OTOBIOGRAFI Hildegard E. Peplau, PhD, RN, FAAN, yang dikenal


sebagai jiwa ibu menyusui, meninggal di usia 89 tahun pada tanggal 17 Maret 1999. The
only nurse to serve the ANA as executive director and later as president, she served two
terms on the Board of the International Council of Nurses (ICN). Satu-satunya perawat untuk
melayani ANA sebagai direktur eksekutif dan kemudian sebagai presiden, ia menjabat dua
istilah di Dewan International Council of Nurses (ICN). In 1997, she received nursings highest
honor, the Christiane Reimann Prize, at the ICN Quadrennial Congress. Pada tahun 1997, ia
menerima kehormatan tertinggi keperawatan, yang Christiane Reimann Prize, pada Kongres
ICN yg berlangsung empat tahun. In 1996, the American Academy of Nursing honored
Peplau as a Living Legend, and, in 1998, the ANA inducted her into its Hall of Fame.
(Extract from the Peplau leaves legacy of achievement article below Nursing World May
1999) Pada tahun 1996, American Academy of Nursing Peplau dihormati sebagai Legenda
Hidup, dan, pada tahun 1998, ANA dilantik-nya ke dalam Hall of Fame. (Kutipan dari
warisan daun Peplau prestasi artikel di bawah ini Keperawatan Dunia Mei 1999 )
Hildegard Peplaus fifty-year career in nursing left an indelible stamp on the profession of
nursing, and on the lives of the mentally ill in the United States. Hildegard Peplau lima puluh
tahun karirnya di panti kiri cap yang tak terhapuskan pada profesi keperawatan, dan pada
kehidupan para sakit jiwa di Amerika Serikat. She wore many hats founder of modern
psychiatric nursing, innovative educator, advocate for the mentally ill, proponent of
advanced education for nurses, Executive Director and then President of the American
Nurses Association, and prolific author. Dia mengenakan banyak topi pendiri keperawatan
jiwa modern, inovatif pendidik, advokat bagi penderita penyakit mental, pendukung
pendidikan lanjutan untuk perawat, Direktur Eksekutif dan kemudian Presiden American
Nurses Association, dan penulis produktif.

4. 4. Her life was often marked with controversy, which she faced with courage and
determination. Hidupnya sering ditandai dengan kontroversi, yang dia dihadapkan dengan
keberanian dan tekad. B. MODEL KEPERAWATAN MENURUT HILDEGARD E PEPLAU Model
Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar
hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah
kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal 1. Klien.
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan
kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar
pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi. .Oleh adanya proses
interpersonal 2. Perawat Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi
interpersonal dengan pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi
yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan
sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor
sesuai dengan fase proses interpersonal. Pendidikan atau pematangan tujuan yang
dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam
berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat. Perawat
mempunyai 6 peran sebagai berikut : a. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang
positif pada pasien. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi
baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerha
sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling
mengasihi dan menghargai.

5. 5. b. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap


pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area
permasalahan yang memerlukan bantuan. perawat mampu memberikan informasi yang
akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab. c. Pendidik
(teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus berupaya
memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam
megatasi masalah kesehatan. d. Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan
yang demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu
memimpin klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama
dan partisipasi aktif klien. e. Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar
tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat
merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh
masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya. f. Konselor
(consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan
yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan
terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan. 3. Sumber
kesulitan Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan
orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau
ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan
kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu
perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas
menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik. 4. Proses Interpersonal

6. 6. Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara
simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya,
biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut,
maka proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan
metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:
a. Fase orientasi Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan
dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam
pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal
untuk membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data. b. Fase identifikasi Terjadi
ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan keperawatan
yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai
suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang
positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat. Individu mandiri terpisah dari
perawat. Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat c. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi
klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya. d. Fase resolusi

7. 7. Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kea
rah realisasi potensi. Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan
dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi
yang saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha
mendorong kemandirian pasien. Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E.
Peplau(1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan
hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan
kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Artinya
suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau
tetap sehat (hubungan antar manusia). Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien
dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian.
Oleh sebab itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat dan klien melalui
peran yang diembannya (nara sumber, konselor, dan wali). Adapun kerangka kerja praktik
dari teori Peplau memaparkan bahwa keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik,
dan interpersonal. Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur system asuhan
kesehatan untuk menfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan manusia untuk
mengembangkan hubungan interpersonal. Implementasi Teori Peplau Pada awalnya, Peplau
mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya terhadap praktik keperawatan
Custodial Care, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya ia kemudian
mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dimana
dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat
terapeutik. Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan,
pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia.
Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama

8. 8. mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini


klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan
yang berhubungan dengan masalah kesehatannya. Teori peplau merupakan teori yang unik
dimana hubungan kolaborasi perawat klien membentuk suatu kekuatan mendewasakan
melalui hubugan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien.
Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan
interpesonal perawat klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih
seperti berikut ini orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi Teori dan gagasan Peplau
dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan
tentang kecemasan, empati, instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi
respon verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau.

9. 9. PENUTUP Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses
interaktif (Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres,
1986). Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan
keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk
mendidik klien dan keluarga dan unutuk membantu klien mencapai kemantapan
pengembangan kepribadian (Chinn dan Jacobs, 1995). Teori dan gagasan Peplau
dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat
berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dank lien dimana perawat bertugas
sebagai nara sumber, konselor, dan wali. Seperti yang kita ketahui bahwa manusia
dipandang sebagai sistem holistik yang terdiri dari bio-psiko-sosial-spiritual. Pada teori
Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu lebih menitikberatkan pada keperawatan jiwa, hal
ini dapat dibuktikan pada gagasan Peplau yang dikembangkan pada pemantapan
pengembangan kepribadian.

10. 10. Daftar Pustaka Basford, Lynn, 2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta.
http://abiperawat.bogspot.com/2007/050model-adaptasi-callista-roy.html
http://dwinoviapritama.blogspot.com/2012/06/model-konsep-dan-teori-keperawatan.html
http://nursingtheories.blogspot.com/2008/07/sister-callista-roy-adaptation-theory.html

Anda mungkin juga menyukai