Anda di halaman 1dari 19

Konsep Keperawatan

Menurut
Hildegard E. Peplau

A. Sejarah Peplau
Hildegrad Peplau lahir di Reading Pensylvania 1 September 1909. Lulus Diploma
Keperawatan dari Pottstown, Pennsylvania 1931. Lulus BA dari Bennington College bidang
interpersonal Psychology 1943, dan lulus MA bidang Keperawatan jiwa (Psychiatrict) 1947
dan Doktor PEndidikan bidang pengembangan kurikulum 1953. DR Peplau memiliki
pengalaman kerja dibidang keperawatan baik di rumah sakit swasta maupun pemerintah, 2
tahun di Kemiliteran US, Penelitan keperawatan, dan praktek paruh waktu di keperawatan
jiwa swata. Dia telah mengajar bidang keperawatan jiwa selama beberapa tahun dan
professor emeritus dari Universitas Rutgers. Lulusan sarjana bidang keperawatan yang
pertama eropa pusat di fasilitasi oleh DR. Peplau di belgia.

Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya “hubungan interpersonal dalam keperawatan”


1952. Ia juga menerbitkan banyak artikel dalam majalah-majalah professional dengan topic
mulai konsep interpersonal sampai issue terkini dalam bidang keperawatan. Pampletnya
“prinsip dasar bagi konseling keperawatan” yang berasal dari hasil penelitianya dan lokakaria
(pengalaman kerja).
Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO, lembaga nasional
kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga mantan direktur eksekutif dan presiden
persatuan Perawat Amerika dan anggota akademi keperawatan amerika. Dia telah bekerja
/melanyani sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai Negara-negara asing dan bagian
bedah umum angkatan udara US. Pensiun pada tahun 1974 dan masih aktif dalam
keperawatan. Bukunya 1952 telah diterbitkan kembali 1988 (komunikasi pribadi, November
4, 1987). Kontribusinya yang banyak bagi keperawatan adalah hasil kualitas rintisanya dalam
komunikasi dan persepsinya mengenai keperawatan.
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya hubungan antar-pribadi (interpersonal) dalam
keperawatan, sehubungan dengan bukunya “teori parsial untuk praktek keperawatan” Peplau
membahas mengenai tahap-tahap proses hubungan antar-pribadi, peran dalam kerja
keperawatan, dan metode-metode dalam mempelajari keperawatan sebagai satu proses
interpersonal.

Peplau memulai karirnya di keperawatan pada tahun 1931 sebagai lulusan dari Pottstown
Rumah Sakit Sekolah Keperawatan di Philadelphia, PA . Dia kemudian bekerja sebagai
perawat staf di Pennsylvania dan New York City. Posisi musim panas sebagai perawat untuk
New York University perkemahan musim panas menyebabkan rekomendasi untuk Peplau
untuk menjadi perawat sekolah di Bennington College di Vermont. Di sana ia memperoleh
gelar sarjana di bidang psikologi interpersonal tahun 1943 di Bennington dan melalui
pengalaman lapangan di Chestnut Lodge, pusat jiwa swasta, ia belajar masalah psikologis
dengan Erich Fromm , Frieda Fromm-Reichmann , dan Harry Stack Sullivan .Pekerjaan
seumur hidup Peplau sebagian besar berfokus pada pengembangan teori interpersonal yang
Sullivan untuk digunakan dalam praktik keperawatan.
Dari 1943-1945 ia menjabat di Angkatan Darat Korps Perawat dan ditugaskan ke Field
Station Hospital di Inggris, di mana American School of Military Psychiatry terletak. Di sini
ia bertemu dan bekerja dengan tokoh-tokoh terkemuka dalam psikiatri Inggris dan Amerika.

Setelah perang, Peplau berada di meja dengan banyak dari laki-laki yang sama seperti
mereka bekerja untuk membentuk kembali sistem kesehatan mental di Amerika Serikat
melalui bagian dari Undang-Undang Kesehatan Mental Nasional 1946 .
Peplau memegang gelar master dan doktor dari Teachers College, Columbia University.
Dia juga bersertifikat dalam psikoanalisis di William Alanson Putih Institute of New York
City. Pada awal 1950-an, Peplau dikembangkan dan diajarkan kelas pertama untuk lulusan
kejiwaan mahasiswa keperawatan di Teachers College. Dr Peplau adalah anggota fakultas
dari College of Nursing di Rutgers University dari 1954 sampai 1974 Di Rutgers, Peplau
menciptakan program tingkat pascasarjana pertama untuk persiapan spesialis klinis di
keperawatan jiwa .
Dia adalah seorang penulis yang produktif dan sama-sama terkenal untuk presentasi,
pidato, dan lokakarya pelatihan klinisnya. Peplau penuh semangat menganjurkan bahwa
perawat harus menjadi lebih terdidik sehingga mereka bisa memberikan perawatan yang
benar-benar terapi untuk pasien daripada perawatan kustodian yang umum di rumah sakit
jiwa di masa itu. Selama tahun 1950 dan 1960-an, ia mengadakan lokakarya musim panas
untuk perawat di seluruh Amerika Serikat, terutama di negara rumah sakit jiwa. Dalam
seminar ini, ia mengajar konsep interpersonal dan teknik wawancara, serta, keluarga, dan
terapi kelompok individu.
Peplau adalah penasehat Organisasi Kesehatan Dunia dan menjadi dosen tamu di
universitas-universitas di Afrika, Amerika Latin, Belgia, dan di seluruh Amerika
Serikat.Seorang pengacara yang kuat untuk pendidikan pascasarjana dan penelitian di bidang
keperawatan , ia menjabat sebagai konsultan untuk US Surgeon General, Angkatan Udara AS,
dan National Institute of Mental Health . Dia berpartisipasi dalam banyak kelompok
pembuatan kebijakan pemerintah. Dia menjabat sebagai presiden American Nurses
Association 1970-1972 dan wakil presiden kedua 1972-1974. Setelah pensiun dari Rutgers, ia
menjabat sebagai profesor tamu di University of Leuven di Belgia dalam 1975 dan 1976. Dia
meninggal dengan tenang dalam tidurnya di rumah di Sherman Oaks, California.

B. Konsep Utama Peplau


Peplau (1952/1988) mendefinisikan manusia sebagai organisme yang "berusaha dengan
caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan oleh kebutuhan." Klien adalah
seorang individu dengan kebutuhan yang dirasakan.
Kesehatan didefinisikan sebagai "simbol kata yang menyiratkan gerakan maju kepribadian
dan proses manusia lainnya yang sedang berlangsung ke arah kreatif, konstruktif, produktif,
personal, dan masyarakat hidup."
Meskipun Peplau tidak secara langsung menangani masyarakat / lingkungan, dia tidak
mendorong perawat untuk mempertimbangkan budaya dan adat istiadat pasien ketika pasien
menyesuaikan dengan rutinitas rumah sakit.
Dia mendefinisikan sebagai "hubungan manusia antara individu yang sakit atau
membutuhkan pelayanan kesehatan, dan perawat berpendidikan khusus untuk mengenali dan
merespon perlu bantuan. "

C. Model Teori Peplau


Model Peplau telah terbukti sangat berguna bagi teori perawat kemudian dan dokter dalam
mengembangkan intervensi keperawatan yang lebih canggih dan terapi
Tujuh Peran Keperawatan Peplau menggambarkan peran karakter dinamis khas untuk
perawatan klinis.
1. Peran Asing: Menerima klien dengan cara yang sama saat bertemu orang asing
dalam situasi kehidupan lainnya; memberikan iklim menerima bahwa membangun
kepercayaan.

2. Peran Sumber: Jawaban pertanyaan, menafsirkan data pengobatan klinis,


memberikan informasi.

3. Peran Pengajaran: Memberikan instruksi dan memberikan pelatihan; melibatkan


analisis dan sintesis dari pengalaman peserta didik.

4. Peran Konseling: Membantu klien memahami dan mengintegrasikan makna


keadaan hidup saat ini; memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan
perubahan
.
5. Peran pengganti: Membantu klien memperjelas domain dari ketergantungan,
saling ketergantungan, dan kemandirian dan bertindak atas nama klien sebagai
advokat.

6. Kepemimpinan Aktif: Membantu klien memikul tanggung jawab maksimal untuk


memenuhi tujuan pengobatan dengan cara saling memuaskan.

7. Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan


keterampilan klinis; Mengoperasikan peralatan.

D. Tahap Perkembangan Peplau Dari Hubungan Perawat-


Klien
Model Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan
antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan
yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.

1. Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan
kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar
pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi. .Oleh adanya proses
interpersonal

2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang
bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti
dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik,
narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses
interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang
progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan
cara hidup bermasyarakat.

Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :


a. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat
menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra
kerja, Hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang
harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling
mengasihi dan menghargai.

b. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap


pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area
permasalahan yang memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi
yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.

c. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus
berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga
terutama dalam megatasi masalah kesehatan.

d. Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga


merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin
klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan
partisipasi aktif klien.

e. Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap


manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu
yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau
rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya.

f. Konselor (consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat


yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat
memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan
mudah dilakukan.

3. Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal
yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain
mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas
merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit.
Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat
ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi
klien semakin membaik.

4. Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara
simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya,
biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode
transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:
a. Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa
percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam
pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak
awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
b. Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan
keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman
menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan
menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase
identifikasi dapat berupa :
1) Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
2) Individu mandiri terpisah dari perawat.
3) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat

c. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam
proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan
gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.

d. Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan
energi kearah realisasi potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat
membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling
tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong
kemandirian pasien.
Peplau juga percaya bahwa perawat bisa mengambil banyak peran lainnya, termasuk
konsultan, guru, agen keamanan, mediator, administrator, pengamat, dan peneliti. Ini tidak
didefinisikan secara rinci tetapi "diserahkan kepada kecerdasan dan imajinasi pembaca."
(Peplau, 1952).
E. Hubungan Antara Tahapan Peplau Dan Proses
Keperawatan
Dari empat tahap orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi seperti yang dibahas di
atas. Proses keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas’’, yang disengaja intelektual dimana
praktek keperawatan didekati secara tertib, sistematis.
Ada kesamaan mendasar antara proses keperawatan dan fase antar pribadi Peplau itu.
Kedua fase Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi terapeutik.
Menggunakan kedua teknik pemecahan masalah bagi perawat dan pasien untuk berkolaborasi
pada tujuan akhir. Keduanya pergi dari umum ke khusus, misalnya, perasaan yang samar-
samar pasien terhadap fakta-fakta spesifik tentang perasaan samar-samar. Kedua meliputi
observasi, komunikasi, dan rekaman sebagai alat dasar yang digunakan oleh perawat.
Ada perbedaan juga, antara fase Peplau dan proses keperawatan. Ketika
mempertimbangkan perbedaan, harus merujuk pada buku Peplau ‘’Interpersonal dalam
Hubungan Keperawatan’’ diterbitkan pada tahun 1952. Keperawatan profesional saat ini
berfungsi dengan tujuan lebihjelas.
Gerakan jauh dari perawat sebagai pembantu dokter dan perawat sebagai advokat
konsumen. Misalnya, hari ini bagian dari proses keperawatan diagnosis. Asosiasi Perawat
Amerika dalam Standar Praktik Keperawatan, menyatakan: "Diagnosis keperawatan berasal
dari data status kesehatan".Peplau menyatakan (dalam 1952) bahwa fungsi utama dokter
adalah "mengakui impor penuh masalah nuklir dan jenis bantuan profesional yang
dibutuhkan" yang hasil untuk dokter dalam" tugas mengevaluasi dan mendiagnosa masalah
muncul". Ini bertentangan dengan pengakuan sekarang dari fungsi keperawatan mandiri.

I. Komunikasi Teraupetik Perawat


Hubungan perawat-klien yang teraupetik adalah pengalaman belajar bersama dan
pengalaman perbaikan emosi klien. Dalam hal ini perawat memakai dirinya secara
theraupetik dengan mengunakan berbagai teknik komunikasi agar perilaku klien berubah
kearah yang positif seoptimal mungkin.
Untuk dapat melaksanakan komunikasi teraupetik yang efektif, perawat harus
mempunyai ketrampilan yang cukup dan memahami betul tentang dirinya.
II. Analisa Diri Perawat
Setiap memulai aktifitas dalam memberikan pelayanan kepada klien didahului dengan
komunikasi.Komunikasi dilakukan untuk menjalin hubungan interpersonal parawat-klien
agar proses keperawatan dapat dilakukan dengan lancer dan efektif. Dalam komunikasi
theraupetik, hubungan yang dilakukan adalah dalam rangka menolong atau membantu
mengatasi masalah klien dan alat yang efektif digunakan adalah diri perawat.
Karena alat yang digunakan adalah diri perawat sendiri, maka sebelum melakukan
komunikasi,perawat harus melakukan “Analisa diri” yang meliputi : (1) Kesadaran Diri, (2)
Klarifikasi Nilai, (3) Eksplorasi Perasaan,(4) Kemampuan menjadi model, dan (5) Rasa
Tanggung Jawab.

1.Kesadaran Diri
Kesadaran diri yang mantap akan mempengaruhi komunikasi yang teraupetik.Untuk
membantu mengenal sipa sebenarnya diri seseorang pada aspek perilaku,pikiran,dan
perasaan,dapat di lihat dari teori “Self Disclosure” yang di gambarakan oleh Johari Window.

I II
Diketahui oleh diri sendiri Hanya diketahui oleh
Dan orang lain orang lain

III IV
Hanya di ketahui oleh Tidak diketahui oleh
Diri sendiri siapapun

Darihal tersebut,terjadi perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang


lain.Kuadran yang menurut teori tersebut antara lain :
Jika Kuadran I yang diperbesar,maka individu ini cenderung bahkan selalu terbuka
dengan orang lain.
Jika Kuadran II yang diperbesar,maka individu ini suka menonjolkan dirinya sendiri.
Jika Kuadran III yang diperbesar,maka individu ini akan nampak suka menyendiri
,pendiam,tidak suka bergaul atau berinteraksi dengan orang lain.
Jika Kuadran IV yang diperbesar,maka individu ini tidak diketahui oleh orang lain
namun dia tahu banyak tentang orang lain.
Kesadaran diri seseorang dapat ditingkatkan melalui tiga cara, yaitu : 1) Mempelajari diri
sendiri, 2) Belajar dari orang lain, dan 3) membuka diri terhadap informasi atau perubahan
yang terjadi.
Kesadaran diri ini menentukan pola interaksi yang dibanggun antara komunikator
dengan komunikan, antara perawat dengan klien.Kesadaran diri yang baik dapat
menciptakan hubungan yang teraupetik yang saling memuaskan.

2.Klarifikasi Diri
Kenyaman dan kepuasan perawat terhadap system nilai yang dianut merupakan model
yang bermakna bagi perawat dalam melaksanakan komunikasi teraupetik.Perawat akan lebih
siap dan mantap dalam mengidentifikasikan situasi yang bertentangan dengan nilai yang
dimiliki ,sehingga hubungan teraupetik antara perawat-klien tidak terganggu.

3.Eksplorasi Perasaan
Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan mengontrolnya agar ia
dapat menggunakan dirinya secara teraupeutik.
Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia akan mendapatkan dua informasih
penting,yaitu bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada
klien.Sehingga pada saat berbicara dengan klien,perawat harus menyadari responnya dan
mengontrol penampilannya.

4.Kemampuan Menjadi Model


Kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi keberhasilan
dalam berhubungan antara klien-perawat. Perawat tidak dapat memisahkan atau member
batasan yang jelas antara peran sebagai professional dengan kehidupan pribadinya karena diri
perawat sebagai intrumens dalam menjalankan hubungan yang teraupetik.
Kemampuan manjadi model ini merupakan bentuk tanggung jawab perawat tehadap
apa yang disampaikan kepada klien disamping tanggung jawab profesi.

III. Komunikasi Teraupetik


Komunikasi teraupetik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat-klien yang
bertujaun untuk menyelesaikan masalah klien.
Komunikasi adalah berhubungan. Hubungan perawat-klien yang teraupetik tidak mungkin
dacapai tanpa komunikasi.
Hubungan teraupetik sebagai pengalaman belajar baik bagi klien maupun perawat
yang didentifikasikan dalam 4 tindakan yang harus diambil antara perawat-klien, yaitu :
-Tindakan diawali perawat
- Respon reaksi dari klien
- Interaksi dimana perawat dan klien mengkaji kebutuhan klien dan tujuan
- Transaksi dimana hubungan timbal balik pada akhirnya dibangun untuk mencapai
tujuan hubungan.
Kaltthner (1995), mengatakan bahwa komunikasi teraupetik terjadi dengan tujuan
menolong pasien yang dilakukan oleh orang-orang yang professional denga
menggunkan pendekatan personal berdasarkan perasaan dan emosi.
Didalam komunikasi teraupetik ini harus ada unsur kepercayaan.
Komunikasi teraupetik adalah komunikasi yang di rencanakan secara sadar dan
bertujuan dan kegiatannya di fokuskan untuk kesembuhan pasien, dan merupakan
komunikasi professional yang mengarah pada tujuan untuk penyembuhan pasien.

IV. Tujuan Komunikasi Theraupetik


Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal-hal
yang di perlukan.

V. Memngembangkan “Helping Relationship”


Helping Relationship antara perawat-klien tidak dapat begitu saja terjadi,namun harus
dibanggun secara cermat dalam melakukan tehnik komunikasi yang teraupetik.
Carl Rogers (1961) adalah orang yang secara intensif melakukan penelitian tentang
komunikasi teraupetik.Rogers berpendapat bahwa komunikasi teraupetik bukan tentang apa
yang dilakukan seseorang, tetapi bagaimana seseorang itu melakukan komunikasi
dengan orang lain. Rogers mengidentifikasi tiga factor dasar dalam mengembangkan
hubungan yang saling membantu (Helping Relationship), yaitu : 1) Pembantu harus benar-
benar iklas dan memahami tentang dirinya, 2) Pembantu harus menunjukan rasa empati,dan
3)Individu yang dibantu harus merasa bebas untuk mengeluarkan segala sesuatunya tentang
dirinya dalam menjalin hubungan.Dengan demikian ada tiga hal yang mendasar dalam
pengembangan Helping Relationship, yaitu : Genuineness(Keiklasan), Empathy (Empati),
dan Warmth (Kehangatan).
VI. Prinsip-Prinsip Komunikasi Teraupetik
Untuk mengetahui apakah komunikasi yang dilakukan tersebut bersifat teraupetik atau
tidak,maka dapat dilihat apakah komunikasi tersebut sesuai dengan perinsip-prinsip berikut
ini :
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya sendiri
serta nilai yang dianut.
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima,saling percaya,dan
saling menghargai.
3. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang di anut oleh klien .
4. Perawat harus menyadari pantingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
5. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki
motifasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga
tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang di hadapi.
6. Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk
mengetahui dan mengatasi perasaan gembira,sedih,marah,keberhasilan maupun
frustasi.
7. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan
konsistensinya.
8. Memahami betul arti simpati sebagai tindakan teraupetik dan sebalinya sempati
yang bukan tindakan teraupetik.
9. Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan teraupetik.
10. Mampu berperan sebagai Role Model agar dapat menunjukan dan meyakinkan
orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu
keadaan sehat fisik,mental,social,spiritual,dan gaya hidup .

VII. Tehnik Komunikasi Theraupetik


Dalam menanggapi pesan yang di sampaikan klien,perawat dapat menggunakan berbagai
teknik komunikasi teruptik sebagai berikut :
1. Listening (Mendengar) merupakan daras utama dalam komunikasi.Dengan
mendengar perawat mengetahui perasaan klien,memberi kesempatan lebih banyak
pada klien untuk bicara.Perawat harus menjadi pendengar yang aktif dengan tetap
kritis dan korektif bila apa yang di sampaikan klien perlu di luruskan.Tujuan thenik
ini adalah member sara aman klien dalam mengungkapkan perasannya dan menjaga
kestabilan emosi/psokologis klien.
Misalnya :”Silakan mengungkapkan semua perasaan sudarah,saya akan mendengarkan
disini dengan baik”.
2. Pertanyaan terbuka (Broad Opening) think ini member kesempatan klien
untuk mengungkapkan perasaannya sesui kehendak klien tanpa membatasi,
Contoh :”apa yang sedang saudara pikirkan?”, “apa yang akan kita bicarakan hari
ini?.
Agar klien merasa aman dalam mengungkapkan perasaannya, perawat dapat member
dorongan dengan cara ,mendengar atau mengatakan “saya mengerti apa yang saudara
katakana”

3. Mengulang (Restarting) mengulang pokok pikiran yang diungkapkan


klien.Gunanya untuk menguatkan ungkapan klien dan member indikasi perawat
mengikuti pembicaraan klien.
Misalnya : “Oo… jadi saudara tadi malam tidak bisa tidur karena………”

4. Klarifikasi, di lakukan bila perawat ragu, tidak jelas,tidak mendengar, atau


klien berhenti karena malu mengemukakan informasi,informasih yang di peroleh
tidak lengkap atau mengemukakannya berpindah-pindah.
Contoh : “Dapatkah anda menjelaskan kembali tentang……?”
Gunanya untuk kejelasan dan kesamaan ide,perasaan dan presepsi perawat-klien.

5. Refleksi,refleksi adalah reaksi perawat-klien selama berlangsungnya


komunikasi.
Refleksi ini dapat dibedakan menjadi dua,yaitu refleksi isi,bertujuan memfalidasi apa
yang di dengar.Klarifikasi ide yang di ekspresikan klien dengan pengertian perawat,
dan refleksi perasaan,yang bertujuan member respon pada perasaan klien terhadap isi
pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima perasaanya.Thnik refleksi ini
berguna untuk : a.menetahui dan menerima ide perasaan
b.mengoreksi
c.memberi keterangan lebih jelas .
sedangkan kerugiannya adalah : a.mengulang terlalu sering tema yang sama
b.dapat menimbulkan marah,iritasi dan frustasi
6. Memfokuskan,membantu klien bicara pada topik yang telah di pilih dan yang
penting serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih spesifik,lebih jelas
dan berfokus pada realitas
Contoh : klien : “Petugas kesehatan yang ada di rumah sakit ini kurang
perhatian pada pasien.”
Perawat :”A pakah saudara sudah minum obat?”.

7. Membagi presepsi,meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan


dan pikirkan.Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balikdan member
informasi.
Contoh : “Anda tertawa,tetapi saya rasa anda marah kepada saya”.

8. Identifikasi tema,mengidentifikasi latar belakang masalah yang di alami klien


yang muncul selama percakapan.Gunanya untuk meningkatkan pengertian dan
mengeksplorasi masalah yang penting.
Misalnay :”saya lihat dari semua keterangan yang anda jelaskan,anda telah di
sakiti.apakah ini latar belakang masalahnya?”.

9. Diam (Silence) cara yang sukar,biasanya di lakukan setelah mengajukan


pertanyaan.Tujuannya untuk member kesempatan berpikir dan memotifasi klien untuk
bicara.Pada klien yang menerik diri,tehnik diam berarti perawat menerima klien,
Misalnya :klien : saya jengkel pada suami saya
Perawat :diam (member kesempatan klien)
Klien : suami saya selalu telat pulang kerja tanpa alas an yang
jelas,kalau saya tanya pasti marah.

10. Informing,tehnik ini bertujuan member informasi dan fakta untuk pendidikan
kesaehatan bagi klien.
Misalnya perawat menjelaskan tentang penyebab panas yang di alami klien
Klien : suster,kenepa suhu tubuh saya masih tinggi? Padahal saya sudah
minum obat,kira-kira kenapa ya suster?
Perawat : baik saya jelaskan,penas tubuh atau suhu tubuh meningkat dapat
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena ada proses infeksi,dehidrasi atau
karena metabolism tubuh yang meningkat.

11. Saran,member alternative ide untuk pemecahan masalah.Tepat dipakai pada


fase kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan.
Misalnya :Kita tadi sudah cukup banyak bicara tentang penyebab batuk dan sesak
napas,salah satunya karena merokok,kami berharap anda dapat mengurangi atau
berhenti merokok.

F. Blending Dari Hubungan Perawat Klien


Menurut Peplau (1952/1988), keperawatan adalah terapi karena merupakan seni
penyembuhan, membantu individu yang sakit atau membutuhkan perawatan kesehatan.
Perawatan dapat dilihat sebagai proses antarpribadi karena melibatkan interaksi antara dua
atau lebih individu dengan tujuan bersama. Dalam keperawatan, tujuan bersama ini
memberikan insentif untuk proses terapi di mana perawat dan menghormati pasien sama lain
sebagai individu, keduanya belajar dan berkembang sebagai akibat dari interaksi. Seorang
individu belajar ketika dia atau dia memilih stimuli dalam lingkungan dan kemudian bereaksi
terhadap rangsangan tersebut.

G.Tujuan Teori Peplau


Untuk melatih dan mendidik pasien / klien beserta keluarganya dan membantu pasien
untuk mencapai kematangan kepribadian.

H. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Peplau

Kelebihan:
→Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.
→Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.
→Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
→Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.
Kekurangan:
 Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya
 Kurangnya penekanan pada health promotion dan pemeliharaan kesehatan: dinamika
intra keluarga, pertimbangan ruang individu, serta layanan sumberdaya sosial
komunitas/masyarakat juga kurang diperhatikan.
 Teori Peplau tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak bisa mengekspresikan
kebutuhannya.

PENUTUP

1 Kesimpulan
Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses
interaktif. Hildegard E. Peplau yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien.
Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan
adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien
dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian.
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan
jiwa. Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien
dimana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor dan wali.

2 Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistic yang terdiri dari
bio-psiko-sosial-spiritual. Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu lebih
menitikberatkan pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada gagasan Peplau yang
di kembangkan pada pemantapan perkembangan kepribadian.
MAKALAH
KONSEP KEPERAWATAN
MENURUT
HILDEGARD E. PEPLAU

OLEH
ADE ARDINAL

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PERINTIS
TAHUN 2017
MAKALAH
KONSEP KEPERAWATAN
MENURUT
MARTHA E.ROGERS

OLEH
DENI SUSANTI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PERINTIS
TAHUN 2017

Anda mungkin juga menyukai