1. Care
2.Culture
3. Culture care
4. Culture care diversity
5. World view
6. Cultural and social structure dimension
7. Environment context
8. Ethmohistory
9. Etnic
10. Health
11. Nursing
12. Culture care prevention and maintenance
13. Culture care accommodation and/or negotiations
14. Culture care repatterning and/or rescructuring
15. Culture competent nursing care
Paradigma Keperawatan Transkultural
1. Manusia
Manusia merupakan individu, keluarga atau kelompok yang mempunyai nilai-
nilai dan norma-norma diyakini guna menetapkan keputusan dan melakukan
keputusan.
2. Sehat
Kesehatan adalah keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya
digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang atau sehat yang
dapat diamati dalam kegiatan sehari-hari. Tujuan klien dan perawatan adalah
ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaftif.
3. Lingkungan
Lingkungan merupakan keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercyaan,dan perilaku klien. Lingkunan di anggap sebagai
totalitas kehidupan dan budaya yang saling berinteraksi. Menurut Andrews&
boyle (2003) pembentukan budaya di pengaruhi oleh tiga bentuk.
Asuhan Keperawatan Transkultur
A. Pengkajian
1. Faktor Teknologi
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk bisa memilih atau
mendapatkan pelayanan sesuai dengan masalah masalah kesehatan
yang dialami (Rahmah, 2019). Faktor teknologi merupakan suatu
akses teknologi informasi, akses kesarana komunikasi, akses kemedia
dan pers, akses kesarana elektronik ditempat tinggal, akses
kelayanan dan teknologi kesehatan lainnya yang sangat berpengaruh
bagi masyarakat (Musrita, 2019).
2. Faktor Agama dan Filsafah Hidup
Agama adalah simbol yang mengakibatkan pandangan realistis bagi
para pemeluknya. Agama memberi motivasi kuat untuk menempatkan
kebenaran di atas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri
(Rahmah, 2019). Faktor agama dan filsafah hidup merupakan praktik
keagamaan, konsultasi dengan ahli pengobatan tradisional, makna
hidup, norma dan keyakinan agama, nilai-nilai kelembagaan,
komunikasi antar sektor dan antar lembaga lainnya yang mempunyai
keterikatan didalam suatu kepercayaan masyarakat (Musrita, 2019).
Lanjutan…
6. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan hasil yang familiar, pekerjaan yang informal, kelas sosial, kondisi
material, situasi kerja kondisi perumahan, pembelian barang-barang konsumen biaya hidup dan
lainnya (Musrita, 2019).
7. Faktor Pendidikan
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien menempuh pendidikan formal tertinggi
saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien didukung oleh bukti ilmiah yang
rasional dan individu dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi
kesehatan. Pengkajian keperawatan meliputi: tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan dan
kemampuan belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakit sehingga tidak terulang
kembali (Rahmah, 2019).
Lanjutan…
B. Tindak lanjut
1. Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan
kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan yang diberikan sesuai dengan
nilai-nilai relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya.
2. Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawayan pada tahap ini dilakukan untuk membantu
klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan.
Perawat membantu klien agar memilikh dan menentukan budaya lain yang lebih
mendukung kesehatannya.
Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status
kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasikan gaya hidup klien.
3. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan trasnskultural dilakukan terhadap keberhasilan klien
tentang mempertahankan budaya, mengurangi budaya, atau beradaptasi dengan budaya
baru. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar
belakang budaya klien.
Penerapan Transkultural Nursing Pada Lansia Di Indonesia
c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga: Sebagian besar lansia kurang mendapat dukungan
sosial dan keterikatan keluarga seperti kurangnya pemberian dukungan instrumental dan
informatif. Sebagian lansia mendapati keluarganya kurang menghargai keputusan lansia
untuk melalukan pengobatan seperti keluarga tidak menyarankan lansia minum obat ketika
tidak enak badan dan hanya meminta lansia untuk dilakukan kerokan. Ketika dilakukan
kerokan lansia biaanya mendapatkan bantuan dari keluarga ataupun teman sebayanya.
D. Faktor nilai budaya dan gaya hidup: Mayoritas lansia masih meyakini bahwa budaya
kerokan dapat menghilangkan rasa tidak enak badan.
E. Faktor kebijakan yang berlaku: Adanya asuransi kesehatan tidak menjamin lansia untuk
melakukan pengobatan ke pelayanan kesehatan karena lansia seringkali memilih
pengobatan tradisional seperti kerokan karena khawatir terhadap efek samping obat kimia
Lanjuitan…
a. Faktor sosial dan keterikatan keluarga: Pakurenan membentuk ikatan yang kuat
antar anggota keluarga sehingga anggota keluarga memiliki sumber dalam mengatasi
dan memecahkan masalah termasuk berduka kronis. Dukungan budaya Pakurenan
sebagai dukungan sosial keluarga menjadi elemen penting dalam menciptakan
ketahanan bagi lansia dalam keadaan berduka kronis akibat kehilangan pasangan.
Tindak lanjut: Perawat harus dapat menangani lansia yang mengalami masalah
berduka dengan memberikan asuhan keperawatan yang optimal pada lansia dengan
cara membantu lansia memunculkan emosi positif melalui pengungkapan perasaan
secara verbal, aktivitas fisik, sosial dan spiritual.
Persepsi Sehat sakit pada suku melayu jambi
e. Faktor kebijakan yang berlaku: Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku sangat
bermakna bagi suku Melayu Jambi dan mengenai kebijakan dan peraturan dari salah
satu tokoh masyarakat dalam hal ini berpengaruh pada kegiatan individu untuk
mematuhi peraturan yang berlaku di dalam kebijakan pada suatu pemimpin.
F. Faktor ekonomi: Faktor ekonomi Faktor ekonomi sangat bermakna bagi suku
Melayu Jambi karena dalam hal ini memanfaatkan sumber-sumber material yang
dimiliki untuk membiayai kebutuhan sehari-hari terkait dengan biaya makan hingga
pemeriksaan kesehatan.
G. Faktor pendidikan: Faktor pendidikan sangat bermakna bagi suku Melayu Jambi
dengan pendidikan / pengetahuan akan memberi berbagai pengalaman pada suku
Melayu Jambi dalam mengatasi suatu masalah kesehatan (Sari & Prastianty, 2017).
Penerapan Transkultur nursing pada
kematian di Indonesia