PERAWAT SEBAGAI
ADVOKAT DAN
DISCHARGE
PLANNING
ANGGOTA KELOMPOK
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix
yang berarti merawat atau memelihara. Menurut international
Council of Nurses (1965), perawat adalah seseorang yang telah
menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di
Negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan
bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit serta pelayanan terhadap pasien. Perawat adalah
seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan
proses penuaan (Harlley, 1997).
Peran Perawat
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu
sIstem (Kusnanto, 2003)
Dalam melakukan peran, seseorang diharapkan memiliki pemahaman
dasar yang diperlukan mengenai prinsip, dalam menjalankan
tanggungjawab secara efisien dan efektif dalam suatu sistem tertentu
(Bastable,2002).
Lanjutan..........
1. Care Giver
2. Client Advocate
3. konselor
4. Edukator
5. Kolaborator
6. Koordinator
7. Change agent
8. konsultan
Fungsi Perawat
1. Fungsi Independen, Tindakan keperawatan bersifat mandiri, berdasarkan
pada ilmu keperawatan. Oleh karena itu, perawat bertanggung jawab
terhadap akibat yang timbul dari tindakan yang diambil
2. Fungsi Dependen, Perawat membantu dokter memberikan pelayanan
pengobatan dan tindakan khusus yang menjadi wewenang dokter dan
seharusnya dilakukan dokter, seperti pemasangan infus, pemberian obat,
dan melakukan suntikan
3. Fungsi Interdependen, Tindakan perawat berdasar pada kerja sama
dengan tim perawatan atau tim kesehatan. Perawat berkolaborasi
mengupayakan kesembuhan pasien bersama tenaga kesehatan lainnya.
Perawat bertanggung jawab lain terhadap kegagalan pelayanan kesehatan
terutama untuk bidang keperawatannya (Potter dan Perry, 2005).
Peran Perawat sebagai
Advokator
Nelson (dalam Blais, 2002) menjelaskan tujuan utama dari advokat pasien adalah
melindungi hak-hak pasien. Peran advokat pasien memiliki tiga komponen utama, yaitu
sebagai pelindung, mediator, dan pelaku tindakan atas nama pasien. Dari ketiga
komponen utama peran perawat sebagai advokat, maka dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Sebagai pelindung, peran yang dilakukan perawat memiliki tujuan utama yaitu
untuk membantu pasien dalam membuat keputusan.
2. Sebagai mediator, peran yang dilakukan perawat memiliki tujuan untuk
menjembatani komunikasi antara pasien dengan tim kesehatan lain di rumah sakit.
3. Sebagai pelaksana tindakan, peran yang dilakukan perawat memiliki tujuan utama
untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan yang dibutuhkan pasien.
Pentingnya Peran Perawat
sabagai Advokator
Menurut Zwicker & Picariello, (2003), ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam pelaksanaan discharge planning adalah :
1. Discharge planning merupakan proses multidisiplin dalam memenuhi
kebutuhan pasien.
2. Prosedur discharge planning dilaksanakan secara konsisten untuk semua
pasien.
3. Pengkajian juga dilakukan terhadap keluarga sebagai orang yang akan
melanjutkan perawatan
4. Discharge planning dimulai saat kontakpertama dengan pasien.
5. nformasi tentang discharge planning disusun berdasarkan hasil diskusi dan
kesepakatan antara tenaga kesehatan dengan pasien atau keluarga.
6. Keyakinan/kepercayaan pasien harus dipertimbangkan dalam menyusun
discharge planning.
Proses pelaksanaan discharge planning
dilakukan melalui 5 tahap
Seleksi pasien
Tahap ini meliputi identifikasi pasien yang membutuhkan discharge
planning, semua pasien membutuhkan pelayanan, tetapi pemberian discharge
planning lebih diprioritaskan bagi pasien yang mempunyai risiko lebih tinggi
memiliki kebutuhan akan pelayanan khusus.
Pengkajian
Pengkajian dalam proses discharge planning ini harus dilakukan secara
komprehensif dan mempertimbangkan kriteria pasien yang membutuhkan
discharge planning baik pada pasien sendiri maupun keluarga yang akan
melanjutkan perawatan setelah pulang dari rumah sakit. Agar sasaran
kontinuitas perawatan tercapai, pasien dan keluarga harus dapat beradaptasi
dengan kondisi kesehatan serta beban keluargadapat diminimalkan (Slevin,
1996).
Prinsip-prinsip dalam Pengkajian itu sendiri
pengkajian meliputi