Anda di halaman 1dari 5

SENSITIFITAS BUDAYA DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS/KELUARGA

DEFINISI SENSITIVITAS BUDAYA


Sensitivitas Budaya
Sensitifitas budaya merupakan skill perawat yang melibatkan afek afektif dan perasaaan yang
perlu terus diasah oleh perawat,khususnya oleh perawat keluarga.
Perawat yang memiliki sensitivitas budaya dapat ditunjukkan dengan :
1. Perawat menghargai perbedaan pendapat dari keluarga
2. Perawat tidak menghakimi pandangan pandangan keluarga yang sudah dimiliki
3. Perawat menyikapi secara bijak keputusan yang diambil oleh keluarga

Sensitifitas budaya yang dimiliki perawat perlu dibangun dari kompetensi kultural yang
dimiliki
Kompetensi Kultural
(Andrews dan Boyle,2015)
Kompetensi kultural maksudnya adalah syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga yang memiliki permasalahan
budaya.
Agar seorang perawat mampu memberikan askep yang peka terhadap budaya keluarga maka
kompetensi yang harus dipenuhi sebelumnya adalah :
1. Mampu melakukan Cultural self assasment
2. Mampu melakukan Cultural assessment of clients
3. Mampu menciptakan mutual goal
4. Mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan yang mempertimbangkan dan
berkolaborasi dengan banyak aspek,termasuk unsur budaya keluarga

Cultural Self Assesment (Andrews dan Boyle,2015)


Perawat mampu mengkaji dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum mengkaji
komunitas/keluarga
Beberapa pertanyaan yang perlu ditanyakan oleh diri sendiri dan wajib dijawab dengan jujur
oleh perawat adalah :
1. Apakah saya memiliki stigma/stereotip terhadap kelompok atau golongan tertentu
selama ini
2. Apakah saya pernah/sering memiliki sikap pre-judice atau menghakimi dalam melihat
suatu permasalahan
3. Apakah saya pernah/sering memiliki sikap diskriminasi terhadap kelompok /
golongan tertentu
4. Apakah saya punya trauma terhadap suatu kelompok atau golongan tertentu
Kelompok atau golongan tertentu bisa suku,ras,budaya,agama,atau malah penyakit tertentu
Refleksi diri benar-benar butuh perenungan.Banyak perawat yang ternyata memiliki
pengalaman menstigma orang lain tanpa disadari.
Contoh kasus :
Seorang perawat diruang HIV/AIDS melakukan penggantian cairan infuspada pasien selalu
dalam satu waktu. Padahal waktu ganti cairan pasien berbeda-beda. Setelah ditelusuri
mendalam,perawat tersebut ternyata tidak ingin berinteraksi terlalu sering dengan pasien HIV
disease tersebut karena kawatir tertular. Bagaimana menurut pandangan anda?
Bagaimana dengan perawat ditatanan komunitas dan keluarga?
Contoh:
Seorang perawat Puskesmas merekomendasikan keluarga dengan TB Paru yang
dikunjunginya agar control ke Puskesmas setiap habis obat saja. Perawat tersebut tidak ingin
terlalu banyak penderita TB yang berkunjung ke Puskesmas terlalu sering karena
meningkatkan resiko paparan.Padahal dengan APD yang memadai dan sirkulasi Gedung
Puskesmas yang baik, paparan ini tentu tidak akan terjadi.
Bagaiman menurut pandangan anda?
Cultural Assesment Of Client
Perawat mampu mengkaji budaya keluarga yang berkaitan dengan kesehatan secara
komprehensif. Ingat hindari pre-judic!.Hindari Stimatisasi! Hindari diskriminasi!
Bina hubungan saling percaya merupakan kunci utama di awal
Beberapa hal yang dapat dikaji :
1. Bagaimana persepsi anda terhadap kondisi sakit yang dialami anggota keluarga anda?
biasanya ada yang menjawab bahwa ini kutukan, gangguan roh leluhur,dsb
2. Kemana anda biasanya membawa anggota yang sakit? Biasanya ada yang membawa
kedukun,tabib atau tetua desa
3. Apa bentuk perawatan yang anda lakukan sesuai keyakinan anda? Biasanya ada yang
herbal atau tindakan lain
Saat pengkajian perawat dapat menggunakan pendekatan Sunrise Model dari Leininger
Cultural Assesment Of Client
1. Selama pengkajian biarkan klien/keluarga bercerita dulu dari sudut pandangnya
2. Perawat perlu mendengarkan dengan respon penuh empati, belajar lagi ketrampilan
mendengar yang baik
3. Jangan langsung menyalahkan keyainan/nilai budaya keluarga yang mungkin salah
4. Setelah keluarga bercerita dari sudut pandangnya perawat dapat langsung
menganalisis masalahnya,dan jelaskan dari sudut pandang keilmuan perawat.
Gunakan tehnik komunikasi yang asertif.
5. Jangan pernah memaksakan kehendak perawat
6. Lihat dan Analisa budaya keluarga secara keseluruhan. Tidak semua budaya buruk.
Yang dapat dipertahankan dan tidak berdampak pada kesehatan maka biarkan saja.

Mutual Goal Implementasi


1. Perawat dapat merencanakan tujuan dan intervensi yang harus berprinsip pada
keuntungan Bersama.
2. Keuntungan Bersama keluarga tidak merasa melecehkan budayanya sendiri dan
perawat tidak merasa menghianati keilmuannya
3. Bagaimana contohnya ?
- Misal dalam sebuah keluarga secara turun temurun seorang ibu harus melahirkan
dengan dibantu oleh dukun bersalin/beranak/paraji yang sudah menjadi
langganannya
- Agar tidak berdampak pada kondisi kematian ibu maka dukun beranak tersebut
saat ini dijadikan mitra oleh Puskesmas dan dibina/dididik oleh perawat serta
bidan Puskesmas dengan diajarkan tehnik bersalin yang baik serta apabila ada
masalah dukun tersebut harus segera merujuk ke Puskesmas
- Dari contoh ini goalnya sama-sama satu yaitu mencegah kematian ibu
- Implementasinya berkolaborasi dengan melibatkan si “aspek budaya” ini yaitu
“paraji”

Model Keperawatan Peka Budaya dalam keluarga (Transcultural Nursing dari Leininger)
Keperawatan Tanskultural
Ilmu dan kiat yang humanis,yang difokuskan pada perilaku individua atau kelompok,serta
proses untuk mempertahankan/meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik
dan psikolkultural sesuai latar belakang budaya (Leininger, 1984)

Tujuan Askep Keluarga berbasis Budaya :


1. Membantu keluarga dengan budaya yang berbeda-beda untuk mampu memahami
kebutuhannya terhadap askep dan kesehatan
2. Membantu perawat dalam mengambil keputusan selama pemberian askep pada
keluarga melalui pengkajian gaya hidup,keyainan tentang kesehatan dan praktek
kesehatan klien
3. Askep yang relevan dengan budaya dan sensitive terhadap kebutuhan klien akan
menurunkan kemungkinan stress dan karena kesalahpahaman budaya konflik
Family Nursing Using Transcultural Perspective
Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan transcultural memungkinkan perawat
sebagai tenaga kesehatan mengelola secara utuh elemen-elemen pelayanan kesehatan di
keluarga,termasuk mengelola hambatan atau tantangan yang muncul
Sunrise Model Of Care
- Uppert part meliputi komponen dari struktur social dan cara pandang yang
mempengaruhi perawatan dan kesehatan,melakui konteks Bahasa,ethnohistory,
dan lingkungnan
- Faktor-faktor ini mempengaruhi system perawatan dari perawatan , tenaga
professional, dan pelayanan kesehatan tradisional, dan pelayanan kesehatan
tradisional yang ada di middle part
- Sementara lower part merupakan proses/intervensi askep. Secara keseluruhan
membentuk seperti matahari yang menjadi alur pikir tersistematis perawat dalam
memberikan askep.
Assesment
1. Faktor teknologi
2. Faktor agama dan filosofis
3. Faktor kekerabatan dan social
4. Nilai budaya dan gaya hidup
5. Faktor politis dan legal
6. Faktor ekonomi
7. Faktor Pendidikan
Masalah keperawatan yang mungkin :
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
3. Gangguan Proses keluarga
4. Ketidakpatuhan, dsb
Strategi Intervensi Keperawatan dalam konteks Transkultural
1. Preserving Culture (memertahankan budaya)
2. Cultural Negotiation (menegosiasi budaya)
3. Culture Restructuration (Pemodelan Ulang Budaya)
Cultural Maintenance
Strategi intervensi ini dilakukan perawat apabila budaya klien tidak bertentangan dengan
kaidah kesehatan

Cultural Negotiation
Strategi ini dilakukan perawat apabila suatu budaya ada sisi risikonya bagi kesehatan,namun
masih terdapat peluang untuk dicari celahnya sehingga tidak membahayakan kesehatan.
Contoh: Keluarga yang mempercayai bahwa ibu hamil tidak boleh memakan ikan karena
dinilai berbau amis. Pada kasus tersebut,maka ikan dapat diganti dengan sumber protein
hewani dan nabati yang lain

Culture Restructuration
- Penataan ulang atau restrukturisasi perawatan budaya mencakup tindakan dan
keputusan yang membantu,mendukung,memfasilitasi atau memungkinkan
professional yang membantu klien menyusun ulang, mengubah,atau sangat
mengubah cara hidup mereka untuk pola perawatan kesehatan yang baru,berbeda
dan bermanfaat, sembari menghormati nilai dan keyakinan budaya klien
- Restruksturisasi membutuhkan proses yang tidak sebentar dan prosesnya sangat
rumit karena berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan klien
- Perlu kerjasama dengan berbagai pihak,seperti kader, ulama ,tokoh masyarakat
dsb
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai