Anda di halaman 1dari 32

TRANSKULTURAL

NURSING

Oleh:
Vina Asna Afifah, S.Kep., Ns., M.Kep
LATAR BELAKANG
Keperawatan  profesi tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan pada individu, keluarga & masyarakat.

Perawat sebagai tenaga profesional melaksanakan askep


ilmu pengetahuan (body of knowledge) & teori keperawatan

Pasien sebagai makhluk unik & holistic (biologis, psikologis,


social, spiritual & kultural)

Peran perawat  memenuhi kebutuhan klien secara


komprehensif termasuk aspek kultural

Transkultural Nursing dari Medeleine Leininger


Who Is
Medeleine Leininger ?
Nama : Madeleine M. Leininger
Lahir : 13 Juli 1925 di Sutton, Nebraska,
Amerika Serikat.
Riwayat Pendidikan :
-Diploma (1948) di St.Anthony Hospital
School of Nursing, di daerah Denver. Karya &penghargaan:
-Sarjana (1950) dalam bidang Ilmu Biologi 27 buku
dari Benedictine College di Kansas. Mendirikan journal
-Magister keperawatan jiwa di Chatolic of transcultural
University, Amerika. Penghargaan
-Doktoral  perawat yang mempelajari nasional & menjadi
ilmu antropologi di University of penceramah lebih dari
Washington. 10 negara
Teori Medeleine Leininger

“Culture care diversity and universality / transcultural


nursing”

Sejarah Teori :
-Leininger fokus pada sifat caring dalam keperawatan
-Penemuan teori didapatkan dari kebutuhan khusus anak
karena didasari latar belakang budaya yang berbeda.
Pengertian
Transcultural Nursing

Bagian dari subbidang dari praktik keperawatan


yang telah diadakan penelitiannya dan Berfokus
pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan
pelayanan kesehatan berbasis budaya.
TUJUAN TEORI MEDELEINE LEININGER

Tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan yang


spesifik dan universal

•Kebudayaan spesifik  kebudayaan yang dimiliki


kelompok tertentu. Ex: kebudayaan Suku Batak & Minang.
•Kebudayaan universal  kebudayaan yang dipegang
masyarakat luas. Ex : kebiasaan mencuci tangan sebelum
makan

Dengan mengetahui budaya spesifik & universal klien 


praktik keperawatan dapat dilakukan maksimal
Kelebihan Teori Medeleine Leininger

1. Bersifat unik, kompleks, dan tidak kaku  karena


kebudayaan klien diperhatikan.

2. Pengaplikasiannya memaksimalkan teori keperawatan


lain  ex: Orem, Virginia Henderson, dan Neuman.

3. Mengarahkan perawat untuk membantu klien dalam


mengambil keputusan

4. Mengatasi berbagai permasalahan karena hambatan


budaya

5. Banyak digunakan sebagai acuan penelitian &


pengembangan praktik keperawatan
Kekurangan Teori Medeleine Leininger

1. Bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sendiri


dan hanya digunakan sebagai pendamping dari
berbagai macam konseptual model lainnya

2. Tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi


masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan
dengan model teori lainnya
Model Konsep Teori Medeleine
Leininger
1. Caring 
Perawat memberikan bimbingan /dukungan kepada klien
untuk meningkatkan kondisi klien.
2. Culture
Cara hidup , nilai, keyakinan dan norma yang dipelajari,
dibagikan dan diwariskan dari generasi ke generasi 
Perawat mempelajari, saling share/berbagi pemahaman
tentang kepercayaan dan budaya klien
3. Culture Care
Nilai-nilai, keyakinan, norma, pandangan hidup yang
dipelajari dan diturunkan serta diasumsikan yang dapat
membantu mempertahankan kesejahteraan dan kesehatan
4. Diversity
Keanekaragaman dan perbedaan persepsi budaya, pengetahuan,
dan adat kesehatan, serta asuhan keperawatan.
Model Konsep Teori Medeleine
Leininger
5. Universality
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik
terkait konsep sehat dan asuhan keperawatan.

6. World View
Cara pandang klien terhadap dunia/kehidupannya sehingga
menimbulkan keyakinan dan nilai

7. Ethnohistory
Fakta, peristiwa, kejadian, dan pengalaman klien yang
menjelaskan cara hidup manusia dalam sebuah budaya dalam
jangka waktu tertentu.
Model Sunrise
Sunrise Model
Untuk memvisualisasikan dimensi tentang pemahaman perawat mengenai
budaya yang berbeda-beda.

Pengkajian & perencanaan asuhan keperawatan pasien dengan berbagai latar


belakang budaya.

Perawat komunitas  menilai faktor cultural care pasien (individu,


kelompok, khususnya keluarga)  mendapatkan pemahaman budaya klien
secara menyeluruh

Perawat tidak hanya melihat penyakit & kondisi emosional saja tapi secara
menyeluruh

Sebelum pengkajian perawat harus menyadari & memahami budayanya


sendiri  jika tidak, bisa terjadi cultural imposition (Kecenderungan tenaga
kesehatan memaksakan kepercayaan kepada klien)
Faktor – faktor dalam Sunrise Model

a. Faktor teknologi (tecnological factors)


Untuk memilih / mendapat penawaran
menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan.
Hal yang perlu dikaji :
- Persepsi sehat sakit
- Kebiasaan berobat / mengatasi masalah kesehatan
- Alasan mencari bantuan kesehatan
- Alasan klien memilih pengobatan alternatif
- Persepsi klien tentang penggunaan & pemanfaatan
teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan
Faktor – faktor dalam Sunrise Model
b. Faktor agama dan falsafah hidup (religious &
philosophical factors)
Agama memberikan motivasi yang sangat kuat
untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan
di atas kehidupannya sendiri.
Hal yang harus dikaji:
-Agama yang dianut
-Status pernikahan
-Cara pandang klien terhadap penyebab penyakit
-Cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak
positif terhadap kesehatan
Faktor – faktor dalam Sunrise Model
c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and
social factors)
Hal yang perlu dikaji :
-Nama lengkap
-Nama panggilan
-Umur & tempat tanggal lahir
-Jenis kelamin
-Status Pernikahan
-Tipe keluarga
-Pengambilan keputusan dalam keluarga dan hubungan
klien dengan kepala keluarga & pengambil keputusan
Faktor – faktor dalam Sunrise Model
d. Nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life
ways)
Nilai budaya  sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan
oleh penganut budaya yang dianggap baik/buruk.
Norma budaya  suatu kaidah yang mempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait.
Hal yang perlu dikaji :
-Posisi & jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga
-Bahasa yang digunakan
-Kebiasaan makan
-Makanan yang dipantang dalam kondisi sakit
-Persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari &
kebiasaan membersihkan diri
Faktor – faktor dalam Sunrise Model
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political
& legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah
segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam
asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle,
1995).
Hal yang perlu dikaji :
-Peraturan & kebijakan tentang jam berkunjung
-Jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu
-Cara pembayaran untuk klien yang dirawat
Faktor – faktor dalam Sunrise Model
f. Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-
sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya
agar segera sembuh.
Hal yang perlu dikaji :
-Pekerjaan klien
-Sumber biaya pengobatan
-Tabungan yang dimiliki oleh keluarga
-Biaya dari sumber lain misalnya asuransi
-Penggantian biaya dari kantor atau patungan antar
anggota keluarga.
Faktor – faktor dalam Sunrise Model
g. Faktor pendidikan (educational factors)
Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien
biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional &
individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap
budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Hal yang perlu dikaji:
-Tingkat pendidikan klien
-Jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar
secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga
tidak terulang kembali.
Tujuan
Transcultural dalam Keperawatan

• Mengidentifikasi budaya yang dimiliki diri sendiri & orang


lain  terutama konsep sehat –sakit & cara menjaga
kesehatan & mengobatinya
• Memahami & menghormati terhadap perbedaan budaya
terutama yang “unfamiliar”
• Memiliki kemauan untuk memodifikasi asuhan
keperawatan  pertimbangan latar belakang budaya
klien.
• Tidak memaksa klien berperilaku dengan cara yang sama
dengan perawat
Hubungan Model dan Paradigma
Keperawatan
1. MANUSIA
Seseorang yang diberi perawatan &
harus diperhatikan kebutuhannya
Manusia cenderung mempertahankan budaya setiap saat
dimanapun berada

2. KESEHATAN
Kesehatan memiliki nilai & praktik serta
merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok
untuk menampilkan kegiatan budaya mereka sehari –hari,
keuntungan & pola hidup
Hubungan Model dan Paradigma
Keperawatan
3. LINGKUNGAN
Lingkungan adalah inti utama dari teori M. Leininger
Pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia,
interpretasi & interaksi sosial.

4. KEPERAWATAN
Aktivitas perawatan humanistic  untuk membantu,
memberikan dukungan, memfasilitasi/memampukan
individu/kelompok untuk memperoleh kesehatan
berdasarkan pada kebudayaan.
3 tindakan yang dibangun dengan kebudayaan :
-Cultural care preservation
-Accomodation
-Repattering
Strategi Penanganan Perbedaan Budaya
 Strategi I = Cultural Care Preservation
(perlindungan/mempertahankan budaya)
- Bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan
- Ex : budaya olahraga setiap pagi
 Stretegi II = Cultural Care Accomodation/Negotiation
(mengakomodasi/negosiasi budaya)
- Membantu klien beradaptasi /memilihkan budaya yang lebih
menguntungkan kesehatan.
- Ex : pantangan ikan yang berbau amis pada ibu pasca
melahirkan
 Stretegi III = Culture Care Repattering (Mengubah/mengganti
budaya)
- Bila budaya merugikan kesehatan peran perawat
merestrukturisasi gaya hidup
- Ex: gaya hidup merokok
PENERAPAN MODEL LEININGER
DALAM KEPERAWATAN
1. Riset
- Teori Leininger telah diuji cobakan menggunakan metode
penelitian dalam berbagai budaya.
- Terdapat lebih 100 budaya yang telah dipelajari
- Satu-satunya teori yang membahas secara spesifik
tentang pentingnya menggali budaya pasien untuk
memenuhi kebutuhannya.
2. Pendidikan
- Dimasukannya keanekaragaman budaya dalam kurikulum
pendidikan keperawatan
- Pentingnya kurikulum transcultural nursing  perawat
perlu mengetahui budaya dari klien yang beraneka ragam
PENERAPAN MODEL LEININGER DALAM
KEPERAWATAN
3. Pemberian asuhan keperawatan & Kolaborasi
Perawat & staf kesehatan harus memahami konsep teori
Transcultural Nursing  jika diabaikan, mengakibatkan
terjadinya cultural shock atau culture imposition (pemaksaan
kebudayaan terhadap klien)  asuhan keperawatan menjadi
tidak maksimal
4. Manajemen
Ex : penggunaan bahasa & tradisi (hiburan) daerah di RS apabila
berkomunikasi dengan klien  lebih nyaman & dekat dengan
petugas
5. Pandangan Sehat Sakit
Budaya akan mempengaruhi seseorang mengapresiasi keadaan
sakit yang dideritanya  apresisasi tiap daerah berbeda. Ex :
pandangan sehat sakit suku Batak berbeda dengan jawa.
Penerapan Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Teori Leininger
A. Pengkajian
 Pengkajian didapat berdasar respon adaptif
& maladaptive  sesuai latar belakang budaya.
 Pengkajian berdasarkan 7 komponen/factor
pada “Leininger’s Sunrise models” dalam teori
keperawatan transkultural
Diagnosa keperawatan

 Masalah kerohanian
- Distres Spiritual b.d gangguan sosio-kultural

 Masalah Kekeluargaan
- Gangguan proses keluarga b.d perubahan status
kesehatan
 Masalah Ekonomi

- Risiko ketidakberdayaan b.d status ekonomi rendah


Intervensi & Implementasi
3 Strategi dalam keperawatan transcultural :
1. Perlindungan/mempertahankan budaya (Cultural care
preservation/maintenance)  bila budaya pasien tidak
bertentangan dengan kesehatan
2. Mengakomodasi/menegosiasi budaya (Cultural care
accommodation atau negotiations)  bila budaya
pasien kurang mendukung kesehatan
3. Mengubah dan mengganti budaya (Cultural care
repartening / recontruction)  bila tidak mendukung
kesehatan
Evaluasi

• Keberhasilan pasien mempertahankan budaya yang


sesuai dengan kesehatan
• Negosiasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatannya
• Restrukturisasi budaya yang bertentangan dengan
kesehatan
Tugas Individu
• Buat Asuhan Keperawatan pada individu
dan keluarga sesuai pengkajian budaya

Anda mungkin juga menyukai