Anda di halaman 1dari 53

PENGKAJIAN UMUM KLIEN

GANGGUAN SISTEM
MUSKULOSKELETAL
Review Anatomi Fisiologi
sistem muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal
Tersusun dari :
206 buah tulang
‘Persendian (SAD)
Kartilago
Ligamenn
tendon
SISTEM RANGKA
Dipelihara oleh “Sistem Haversian”
Terjadi proses pembentukan jaringan
tulang baru dan reabsorpsi jaringan
tulang yang telah rusak.
FUNGSI TULANG
1. Menyokong memberikan bentuk
2. Melindungi organ vital.
3. Membantu pergerakan.
4. Memproduksi sel darah merah pada
sumsum.
5. Penyimpanan garam mineral.
PEMBAGIAN TULANG
1. Tulang axial
2. Tulang appendicular
HISTOLOGI TULANG
Ada 2 tipe tulang :
1. Kompaktum → kuat, tebal, padat.
2. Kankellous → renggang
KLASIFIKASI TULANG BERDASARKAN
BENTUKNYA
1. Tulang panjang (tl. humerus, radius)
mengandung epifisis, kartilago artikular,
diafisis, periosteum dan rongga medular.
2. Tulang pendek
3. Tulang pipih
4. Tulang sesamoid
SISTEM ARTIKULAR
1) Synarthrosis
2) Amphiarthrosis
3) Diarthrosis ( Sendi Sinovial )
 Rongga artikular
 Ligamen
 Kartilago
SISTEM MUSKULAR
• 40-50 % BB manusia.
• Pergerakan terjadi karena adanya
kontraksi.
• Tipe-tipe otot :
1) Otot jantung
2) Otot polos
3) Otot lurik atau rangka.
KARTILAGE
 Kartilage adalah jaringan konektif yang
tebal yang dapat menahan tekanan.
LIGAMEN DAN TENDON
 Ligamen dan tendon tersusun dari jaringan
konektif fibrosa yang tebal, mengandung
serabut kolagen dalam jumlah yang sangat
besar.
Pertumbuhan dan
Metabolisme
Pubertas 35 tahun
Pertumbuhan dan Metabolisme
Tulang dipengaruhi oleh

• Calsium dan fospor


• Calcitonim
• Parathyroid hormon
• Vit D
• GH
• Glukokortikoid
• Sex Hormon
Calcium dan Posfor
• Tulang mengandung 99% calsium
tubuh dan sekitar 90 % pospor
• Calcum dan pospor dipelihara dalam
kondisi terbaik
• Perubahan kadar Ca dan P
menyebabkan stimulasi terhadap PTH
Calcitonin
• Diproduksi oleh kelenjar Thyroid
• Menurunkan (Ca) serum dengan cara
menghambat resorbsi dan
meningkatkan eksresi calcium di ginjal
PTH
• Sekresinya distimulasi oleh penurunan (Ca)
serum
• Menstimulasi osteoclastic dan melepas
calcium ke serum (resorbsi tulang
meningkat)
• Menurunkan eksresi calcium di ginjal
• Memfasilitasi absorbsi calcium diusus halus
---- PTH meningkatkan (Ca) serum
Vit D
• Diproduksi oleh tubuh dan disalurkan
kedalam darah untk meningkatkan absorbsi
Ca dan P di usus halus
• Memberi kesempatan utk aktifitas PTH
dlm melepas Ca dari tulang ke darah
• Menurunkan eksresi Ca di ginjal
• Meningkatkan absorbsi Ca di usus halus
Growt Hormone
• Disekresi lobus anterior kelenjar pituitary
• Bertanggung jawab dalam peningkatan panjang
tulang dan penentuan jumlah matrik tulang pada
masa pra pubertas
• Peningkatan selama usia anak menebabkan
gigantisme
• Penurunan sekresi menyebabkan dwarfism
• Peningkatan sekresi pada usia dewasa
menyebabkan acromegali
Glukokortikoid
• Adrenal glukokortikoid mengatur metabolisme
protein
• Hormon ini dapat meningkatkan atau menurunkan
katabolisme untuk mengurangi atau meningkatkan
matrik organik tulang.
• Membantu dan memfasilitasi regulasi absorbsi Ca
dan P di usus halus
Sek Hormone
• Estrogen menstimulasi aktifitas
osteoblastic dan menghambat PTH
• Androgen, testosterone
meningkatkan anabolisme dan
meningkatkan massa tulang
---- Sek hormone mencegah peningatan
resorbsi tulang
Pengkajian

Anamnesa Riwayat Kesehatan


Pemeriksaan Fisik
Prosedur diagnostik yang Lazim
Dilakukan Pada Klien Gangguan Sistem
Muskukoskeletal
Riwayat Kesehatan
Data Demografi
Riwayat Kesehatan Saat Ini
Riwayat Kesehatan klien dan keluarga
Riwayat Diet
Status sosek
Data Demografi
Usia
Jenis kelamin
RAS
Pekerjaan
Riwayat Kesehatan Saat Ini

Nyeri
Deformitas P: Propocative & Palliative
dan immobilitas Q: Quality & Quantity
Kelainan fungsi Uraikan R : Region & Radiation
Kekakuan sendi S: Severety
Bengkak
T : Time
Perubahan sensori
Riwayat Kesehatan
Dahulu
o Riwayat trauma
o Riwayat ganguan metabolik terkait
metabolisme tulang
o Riwayat penyakit infeksi sebelumnya
o Riwayat penggunaan obat2an tertentu
misal gol. steroid
Riwayat Kesehatan dan keluarga
• Osteoporosis sering terjadi pada
beberapa orang dlm keluarga yg sama
• Kanker tulang berhubungan dg
genetik
• Peny metabolik turunan (DM)
• Penyakit menular pd kel. Dpt
memperburuk peny. klien
Riwayat Diet
• Intake kalsium dan protein tidak adekuat
dan isufisiensi kontak sinar matahari
merupakan faktor predisposisi menurunnya
masa tulang
• Ketidak adekuatan protein dan Vit C
menghambat proses penyembuhan tulang
dan jaringan
• Obesitas menimbulkan peningkatan stress
dan strain terhadap tulang dan persendian
Status sosek
• Pekerjaan dominan tangan rentan
terjadinya Carpal Tunnel Syndrome
• Pekerjaan bangunan : nyeri pinggang,
punggung, rentan teradinya fraktur
• Atlet : rentan teradinya injuri termasuk
dislokasi dan fraktur
• Gaya hidup : merokok, konsumsi alkohol
berpengaruh pada proses penyembuhan
Pemeriksaan Fisik
• Mulai dengan mengkaji posture,
observasi bagaimana klien duduk,
berdiri, berjalan, atau bergerak
ditempat tidur
• Inspeksi curvature tulang belakang
• Inspeksi sendi : nyeritekan, hangat,
krepitasi, dan palpasi juga masa otot
Pemeriksaan Fisik : ROM Sendi

• Temporomandibular joint
 Buka mulut lebar2 dan kemudian
tutup, pada saat membuka dan menutup
palpasi Temporomandibular joint dengan
telunjuk dan jari tengah
ROM : Cervical Spine
º 45˚ Fleksi
º 55˚ Ekstensi
º 10˚ Hperektensi
º 40˚Fleksi lateral
º 180˚ Rotasi
ROM : Lumbal Spine
• 75˚ - 90˚ Fleksi
• 30˚ Ekstensi – Hyperektensi
• 30˚ Fleksi lateral kanan & kiri
• 30˚ Rotasi
ROM : Bahu
• 180˚ Fleksi
• 180˚ Ekstensi
• 50˚ Hyperektensi
• 180˚ abduksi
• 50˚ adduksi
• 90˚ Rotasi interna & ekterna
• 360˚ Sirkumduksi
ROM : Siku
• 160˚ Fleksi
• 180˚ Ektensi
Lengan bawah
• 90˚ Pronasi
• 90˚ Supinasi
ROM : Tangan
Pergelangan Tangan
• 90˚ Fleksi
• 70˚ Ektensi
• 90˚ Hiperekstensi
• 30˚ Abduksi (Fleksi radial)
• 20˚ Adduksi (Fleksi ulnar)
Jari-jari tangan :
• 90˚Fleksi
• 90˚Ekstensi
• 60˚ Hiperekstensi
• 30˚ Abduksi
• 30˚ Adduksi
Ibu Jari
• 90˚ Fleksi
• 90˚ Ekstensi
• 30˚Abduksi
• 30˚ Adduksi
• Oposisi
ROM : Pinggul
Saat Klien Berbaring
• 120˚ Fleksi
• 120˚ Ekstensi
• 50˚ Hyperektensi
• 45˚ abduksi
• 45˚ Adduksi
• 40˚ Rotasi interna
• 45˚ Rotasi ekterna
ROM : Lutut
• 130˚ Fleksi
• 180˚ Ektensi
ROM : Ankles
• 20˚ Dorso Fleksi
• 45˚ Plantar Fleksi
• 30˚ Inversi
• 20˚ Eversi
Jari-jari kaki
• 60˚ Fleksi
• 60˚ Ekstensi
• 15˚ abduksi
• 15˚ Adduksi
Setelah ROM selesai
Aturlah posisi klien agar tercapai fungsi optimal yang
diuji. Klien secara aktif menahan tenaga yang
ditemukan oleh sipemeriksa. Otot yang diuji biasanya
dapat dilihat dan diraba.
Gunakan penentuan singkat kekuatan otot dengan skala
Lovett’s (memiliki nilai 0 – 5)
0 = Tidak ada kontraksi sama sekali.
1 = Gerakan kontraksi.
2 = Kemampuan untuk bergerak, tetapi tidak
kuat kalau melawan tahanan atau gravitasi.
3 = Cukup kuat untuk mengatasi gravitasi.
4 = Cukup kuat tetapi bukan kekuatan penuh.
5 = Kekuatan kontraksi yang penuh.
Pemeriksaan Khusus :
Phalen’s Manuver
• Letekan tangan saling melawan dalam
keadaan fleksi, biarkan selama 60
detik
• Timbul rasa panas, baal pada jari
selama test ini menjadi idikasi
terjadinya Carpal tunnel syndrome
Pemeriksaan Khusus :
Bugle Sign
• Dorong keatas sisi medial lutut luar,
kemudian dorong kearah lateral sisi
patela. Lihat adakah pembengkakan
• Bugle sign positif menunjukan adanya
peningkatan cairan didalam sendi
lutut
Pemeriksaan Khusus :
Ballottemen
• Memeriksa akumulasi cairan yang
banyak dilutut
• Lakukan penekanan diatas lutut
dengan satu tangan kemudian tangan
lain mendorong patella ke atas ke
arah femur
Pemeriksaan Khusus :
Mc Murray’s test
• Klien berbaring
• Lutut fleksi didorong ke arah badan,
stabilisasi lutut dgn satu tangan
• Lakukan tekanan pada kaki bawah dg
tangan satu lahi
• Adanya nyeri terkunci (ketidakmanpuan
untuk ektensi lutut secara penuh) dpt
mengindikasikan adanya injuri meniskus
(jaringan kartilago pada lutut)
PROSEDUR DIAGNOSTIK
FOTO
 X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi
tulang,sendi, dan luka degeneratif pada spinal.
 X-ray merupakan tes yang sederhana, dan sangat membantu
untuk menunjukan keabnormalan pada tulang.
 Seringkali X-ray merupakan penunjang diagnosis pertama
sebelum melakukan tes penunjang lain seperti MRI atau CT
scan.
 Foto X-ray dilakukan pada posisi anteroposterior (AP ),
lateral, dan bila perlu oblique kanan dan kiri.
Myelografi
• Myelografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal
cord dan canalis spinal.
• Myelografi merupakan tindakan infasif, yaitu
cairan yang berwarna medium disuntikan ke kanalis
spinalis, sehingga struktur bagian dalamnya dapat
terlihat pada layar fluoroskopi dan gambar X-ray.
• Myelogram digunakan untuk diagnosa pada
penyakit yang berhubungan dengan diskus
intervertebralis, tumor spinalis, atau untuk abses
spinal.
Computed Tornografi Scan ( CT- scan )
 CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat
digunakan untuk pemeriksaan pada otak, bahu, abdomen,
pelvis, spinal, dan ekstemitas.
 Gambar CT-scan seperti gambaran X-ray 3 dimensi.

Magnetic Resonance Imaging (MRI )


 MRI menjadi pilihan karena tidak mempunyai efek radiasi.
 MRI dapat menunjukkan gambaran tulang secara sebagian
sesuai dengan yang dikehendaki.
Electro Miography ( EMG ) / Nreve Conduction Study ( NCS )
• EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang
digunakan untuk pemeriksaansaraf pada lengan dan kaki.
• EMG / NCS dapat memberikan informasi tentang :
– Adanya kerusakan pada saraf
– Lama terjadinya kerusakan saraf ( akut atau kronik )
– Lokasi terjadinya kerusakan saraf ( bagian proksimalis
atau distal )
– Tingkat keparahan dari kerusakan saraf
– Memantau proses penyembyhan dari kerusakan saraf
• Arthrogram (mendiagnosa trauma pada kapsul di persendian
atau ligamen). Anestesi lokal sebelum dimasukkan cairan
kontras/udara ke daerah yang akan diperiksa.
• Lamnograph (untuk mengetahui lokasi yang mengalami
destruksi atau mengevaluasi bone graf).
• Scanograph (mengetahui panjang dari tulang panjang, sering
dilakukan pada anak-anak sebelum operasi epifisis).
• Bone scanning (cairan radioisotop dimasukkan melalui vena,
sering dilakukan pada tumor ganas, osteomyelitis dan
fraktur).
• Arthroscopy (tindakan peneropongan di daerah sendi)
• Arthrocentesis (metode pengambilan cairan sinovial)
sekian

Anda mungkin juga menyukai