Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi ini,
keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan
kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad ke abad terus berkembang, Pada awal
sejarahnya keperawatan dikenal sebagai bentuk pelayanan komunitas dan pembentukannya
berkaitan dengan dorongan alami untuk melayani dan melindungi keluarga (Donahue,
1995).
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat
ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan
zaman.
Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus
mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa
berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia
umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai Konsep Utama Teori dan Model Keperawatan Jean
Watson.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep utama keperawatan menurut Jean Watson?
2. Apakah ada faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan menurut Jean Watson?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui latar belakang Jean Watson.
2. Mengetahui Konsep Utama Teori dan Model keperawatan menurut Jean Watson

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Jean Watson


Jean Watson adalah seorang sarjana keperawatan Amerika yang lahir di West
Virginia yang lahir pada tahun 1940, dan sekarang tinggal di Boulder, Colorado sejak
tahun 1962, Dari University of Colorado, ia meraih gelar sarjana di keperawatan dan
psikologi, gelar master di keperawatan kesehatan mental-kejiwaan, dan terus
mendapatkan gelar Ph.D dalam psikologi pendidikan dan konseling.
Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang Profesor yang membedakan
keperawatan dan sebagai ketua Caring Science di University of Colorado, Sekolah
Keperawatan dan merupakan pendiri Center for Human Caring di Colorado, jean watson
merupakan anggota dari Amecican Academy of Nursing yang telah menerima
penghargaan nasional dan internasional. Dan Jean watson telah menerbitkan berbagai
karya atau tulisan singkat dalam buku yang menjelaskan filsafat dan teori kepedulian
manusia, yang dipelajari oleh perawat di berbagai belahan dunia. Dasar dari teori
keperawatan Jean Watson di terbitkan pada tahun 1979 di keperawatan yaitu ”The
Philosphy and Science of Caring”.
Pada tahun 1988, Hasil penelitiannya adalah tentang manusia dan rasa kehilangan,
yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “Human Science and Human
Care”, Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada faktor care
atau perhatian pada perawatan yang asalnya dari humanistic perspective dan
dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan. Dalam keperawatan juga dikembangkan
filosofi kemanusiaan, dan sistem sistem nilai, serta menggunakan seni perawatan yang
baik. Teori Jean Watson ini ternyata merupakan salah satu dari kebutuhan manusia dalam
merawat pasien.

2
Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Pandangan teori JeanWatson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian kebutuhan
dasar manusia yang saling berhubungan antara kebutuhan yang satu dengan kebutuhan
yang lain. Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa
manusia adalah makhluk yang sempurna dan memiliki berbagai ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera
baik fisik, mental, sosial, serta spiritual
Selain itu ada 7 (tujuh) asumsi dalam ilmu keperawatan, antara lain:
1. Asuhan keperawatan dapat secara efektif didemonstrasikan dan dipraktekkan hanya
secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan berisi faktor care atau perhatian pada perawatan yang hasilnya
dapat memuaskan Kebutuhan manusia yang memerlukan bantuan.
3. Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan kesehatan dan berkembang ke arah
perbaikan bagi individu, serta keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya pada saat di rawat
saja, tetapi juga kemungkinan yang akan terjadi setelah pasien pulang.
5. Asuhan keperawatan juga melibatkan lingkungan pasien, sehingga bisa
menawarkan kepada pasien untuk mengembangkan potensinya untuk memilih apa
yang terbaik untuk dirinya saat itu.

3
6. Asuhan keperawatan lebih “healthogenic” dari pada pengobatan. Praktek asuhan
keperawatan terintegrasi antara pengetahuan biofisikal dengan pengetahuan tentang
perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan dan untuk memberikan bantuan
atau pertolongan kepada mereka yang sakit.
7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.

B. Hubungan Teori Jean Watson dengan Konsep Utama Keperawatan:


Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu
1. Kemanusiaan (Human Beeing).
Dalam pandangan keperawatan manusia dilihat sebagai sosok yang utuh. Karena
keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga
diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi dengan
manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, dan berkesinambungan itu semua
penting untuk perkembangan personalnya.
Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain
dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai,
mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam
pandangan filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang
terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-
bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna, tetapi dalam fungsi
perkembangannya dia harus selalu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Jika
adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi konflik (terutama psikososial),
yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang kehidupannya. Hal tersebut
perlu mendapatkan asuhan, agar dapat ditanggulangi.
Model Watson di bentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian
bantuan bagi klien dalam mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan
berkaitan dengan proses perawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan
perawat yang memahami perilaku dan respons manusia terhadap masalah kesehatan
yang aktual ataupun potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana respons terhadap
orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya,
sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu perawat juga memberikan

4
kenyamanan pada perhatian serta empati pada klien dan keluarganya. Menurut
Watson, Asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yag digunakan
oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (A. Azis Alimul
Hidayat 2002).
Teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang
kebutuhan yang saling berhubungan, diantaraanya:
1) Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi
kebutuhan Makan dan Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan
Ventilasi
2) Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Fungsional) yang meliputi
Kebutuhan Aktifitas dan Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.
3) Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi
Kebutuhan untuk Berprestasi dan Berorganisasi
4) Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk
Pengembangan) yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Skema Kebutuhan Dasar menurut J.Watson : Berdasarkan 4 kebutuhan
tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna
yang memiliki bermacam-macam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai
kesehatan manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera, baik fisik, mental, dan
spiritual
karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa
sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam
meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit.
2. Kesehatan
Menurut WHO kesehatan meliputi bagian positif dari fisik, mental, dan sosial
yang baik. Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain
yang dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
1) Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang atau serasi

5
2) Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkunganny
3) Tidak adanya penyakit
4) Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan
lingkungan
5) Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
6) Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang
dirasakan dengan apay ang dialami.
3. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan
sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana
seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai - nilai tersebut
dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap masyarakat
biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain, Watson menyatakan
bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap
lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang
lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi
diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap
lingkungan.
4. Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan
pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit. Dia melihat
keperawatan dapat bergerak dari dua area yaitu, masalah penanganan stres dan
penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang
holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan. Salah satu
asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan
sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga
perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui
kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.

6
Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
1) Membentuk sistem nilai humanistic altruistic
2) Membangkitkan rasa percaya dan harapan
3) Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain
4) Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien atau “helping trust”
5) Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif,
maupun negative
6) Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan
7) Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”
8) Memberi dukungan atau support, melindungi, dan membantu memperbaiki
kondisi mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
9) Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia
10) Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien

C. Penerapan Teori Jean Watson


1. Pengkajian:
1) Pengkajian biofisik (Lower order needs): makanan, cairan, eliminasi, dan
ventilasi.
a. Bagaimana pasien menilai tubuhnya Apakah tubuhnya dalam batas normal
sesuai dengan tinggi, berat, dan umur
b. Apakah pasien cukup mengkonsumsi kalori untuk menjaga pertumbuhan
yang normal
c. Apakah dari pengkajian fisik, semua sistem berfungsi secara normal
d. Apakah hasil laboratorium menunjukan defisiensi nutrisi
2) Pengkajian psikofisik (Lower order needs): aktifitas tubuh, seksualitas
a. Apakah body imagenya realita
b. Apakah ia berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan umum sesuai dengan
umurnya
c. Pengkajian psikofisik (Higher order needs): kebutuhan untuk berprestasi,
dan berfiliasi

7
d. Apakah hubungannya dengan kelompok sebaya memuaskan
e. Bagaimana dia menilai kondisi seksualitasnya
f. Apakah lingkungan mendukung perkembangan pribadi
g. Apakah pasien merasa mencintai dan dicintai
h. Apakah pasien merasa mempunyai otonomi pada dirinya
i. Pengkajian interpersonal (Higher order needs): kebutuhan untuk aktualisasi
diri
j. Bagaimana perasaan pasien mengenai dirinya
k. Apakah dia menyukai dunianya
l. Apakah dia merasa telah mencapai tujuan-tujuan dalam hidupnya
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat dijabarkan sesuai dengan masalah yang
ditemukan adalah :
1) Gangguan pada kebutuhan-kebutuhan biofisikal yang berhubungan dengan
makanan, cairan, eliminasi dan ventilasi.
2) Gangguan konsep diri berhubungan dengan gangguan body image, rasa tidak
percaya, dan lain-lain, Rusaknya gangguan interaksi sosial
dan Ketergantungan atau kemandirian yang belum terselesaikan.
3. Perencanaan dan Implementasi
1). Carrative Factor
Pada perencanaan dan implementasi dianjurkan untuk menggunakan
“careative factor” diantaranya:
a. Membangun lingkungan yang “caring” melalui pemahaman yang
empatik.
b. Mengembangkan hubungan “helping - trust” dengan meningkatkan
perhatian terhadap perasaan takut terhadap hal - hal sebagai berikut:
takut berat badan bertambah, marah terhadap rencana pengobatan atau
perawatan, kesal terhadap wibawa seorang tokoh.
c. Menggunakan cara yang empati, hangat, dan sesuai untuk menciptakan
komunikasi yang terbuka

8
d. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching learning” dengan
melibatkan pasien, misal: dalam merencanaan nutrisi
e. Ajarkan pasien, bagaimana cara menghadapi konflik pada diri sendiri
f. Fasilitasi hubungan dengan keluarganya yang dapat dipergunakan untuk
mengembangkan kemandirian
g. Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan stress
h. Bantu untuk mengenali masalah seksual
i. Tingkatkan interaksi sosial pasien dan bantu untuk mengembangkan rasa
puas dengan hasil interaksinya tersebut
j. Tekankan pada kepuasan terhadap kemampuan pribadi, dan jangan
terlalu berharap terhadap kesempurnaan.
Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk memberikan
suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap
istilah “factors” terlalu standart terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun
kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya
dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan
“caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah
perkembangan teorinya (Watson, 2004). Dimana clinical caritas process terdiri
dari yaitu
a. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan
ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap caring.
b. Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem
kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan
orang dirawat.
c. Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan
transpersonal diri orang lain, melebihi ego dirinya.
d. Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang
sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya.
e. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan
negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri
sendiri dan orang yang dirawat.

9
f. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif
sebagai bangian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan
caring-healing yang artistic.
g. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang
mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut
pandang orang lain.
h. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik
maupun nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran,
yang memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan
kedamaian.
i. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang
penuh, memberikan “human care essentials“, yang memunculkan
penyusuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam
seluruh aspek care dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara
spiritual.
j. Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan
orang yang dirawat
2). Transpersonal Caring Relationship
Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship
berkarakteristikkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada moral
perawat yang berkomitmen, melindungi, dan meningkatkan martabat
manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya. Perawat merawat
dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan
menghargai spiritual, oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang
sebagai sebuah objek.
Perawat sadar bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk
menyembuhkan, Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah
melampaui penilain secara objektif, menunjukkan perhatian kepada
subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka
sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk berkelanjutan

10
dan pemahaman terhadap persepsi orang lain. Pendekatan ini melihat
keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat dan pasien, dan juga
hubungan saling menguntungkan antara dua individu, yang menjadi dasar
dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di rawat
keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan, dan mungkin
mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi
keluar dari diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman
spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada
akhirnya, tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan
dengan melindungi, meningkatkan dan mempertahankan martabat,
kemanusiaan, kesatuan dan keselarasan batin.
3) Caring Occation Moment
Caring Occation menurut Watson (1988, 1999) adalah kesempatan
(mengenai tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada
saat human caring dilaksanakan, dan dari keduanya dengan fenomena
tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam
moment interaksi human to human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang
luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-
perasaan yang dialami seseorang, sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan
spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti
persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang
dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999)
menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu
memahami kesadaan dan kehadiranya dalam moment merawat dengan
pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat
dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya,
dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri.
Caring occation bisa menjadi transpersonal jika memungkinkan adanya
semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan
yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan–kemampuan untuk
berkembang (Watson 1999, pp. 116-117)

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
1. Kemanusiaan (Human Beeing)
2. Kesehatan
3. Lingkungan social
4. Keperawatan
Sepuluh faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
1. Membentuk sistem nilai humanistic altruistic
2. Membangkitkan rasa percaya dan harapan
3. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain
4. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien atau “helping trust”
5. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun
negative
6. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan
7. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”
8. Memberi dukungan atau support, melindungi, dan membantu memperbaiki
kondisi mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
9. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia
10. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien

B. Saran
Semoga model keperawatan Jean Watson ini bisa diterapkan dalam praktek
keperawatan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat A. dan Alimul A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

13

Anda mungkin juga menyukai