Anda di halaman 1dari 32

Aplikasi trascultural nursing

sepanjang daur kehidupan


manusia

Septa permana
Bahasan
• Apa yang dimaksud dengan transkultural ?
• Apa saja peran dan fungsi perawat ?
• Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan
budaya ?
• Apa saja instrumen pengkajian budaya ?
• Bagaiman aplikasi konsep & prinsip transkultural
nursing sepanjang daur kehidupan manusia ?
• Bagaimana penerapan konsep kultur lainnya ?
TRANSKULTURAL
Pengertian
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah
keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang
perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya
budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
(Leininger, 2002).
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
• Penting bagi perawat mengenal latar belakang
budaya orang yang dirawat (pasien) Misalnya
kebiasaan hidup sehari – hari, seperti tidur, makan ,
kebersihan diri, pekerjaan, pergaulan social, praktik
kesehatan, pendidikan anak, ekspresi perasaan,
hubungan kekeluargaaan, peranan masing – masing
orang menurut umur.
• Kultur juga terbagi dalam sub – kultur. Subkultur
adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak
seluruhnya menganut pandangan kelompok kultur
yang lebih besar atau memberi makna yang
berbeda.
• Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan
kebiasaan cultural.
• Leininger ( 1991 ) mengatakan bahwa
transcultural nursing merupakan suatu area
kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan
maupun kesamaan nilai – nilai budaya ( nilai
budaya yang berbeda ras, yang mempengaruhi
pada seseorang perawat saat melakukan asuhan
keperawatan kepada pasien.
• Studi praktik pelayanan kesehatan transkultural
adalah berfungsi untuk meningkatkan
pemahaman atas tingkah laku manusia dalam
kaitan dengan kesehatannya
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN
BUDAYA
• Perawat dalam menjalankan tugasnya
sering menghadapi klien yang memiliki
latar belakang etnik, budaya, dan agama
yang berbeda.
• Untuk menghadapi situasi ini penting bagi
perawat untuk memahami bahwa klien
memiliki pendangan dan interpretasi
mengenai penyakit dan kesehatan yang
berbeda.
Hal yang harus diperhatikan oleh perawat
selama pengkajian
• Perawat harus sensitif dan waspada terhadap keunikan
warisan budaya dan tradisi kesehatan klien dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien dari latar
belakang kebudayaan yang berbeda
• Perawat harus mengkaji dan mendengarkan dengan
cermat tentang konsistensi warisan budaya klien
• Pengakajian tentang budaya klien merupakan pengkajian
yang sisrematik dan komprehensif dari nilai- nilai
pelayanan budaya, kepercayaan, dan praktik individual,
keluarga, komunitas.
Tujuan Pengkajian Budaya

Tujuan pengkajian budaya adalah


untuk mendapatkan informasi yang
signifikan dari klien sehingga perawat
dapat menerapkan kesamaan budaya
(Leininger dan MC Farland, 2002).
Perawat dalam melakukan pengkajian terhadap
kebudayaan klien dimulai dari menentukan
warisan kultural budaya klien, latar belakang
organisasi sosial, dan keterampilan bahasa
sertamenayakan penyebab penyakit atau masalah
untuk mengetahui klien mendapatkan pengobatan
rakyat secara tradisional baik secara ilmiah
maupun mesogisoreligus atau kata ramah, suci
untuk mencegah dan mengatasi penyakit
• Model matahari terbit dari leininger
menggambarkan keberagaman budaya dalam
kehidupan sehari-hari dan membantu
melaksanakan pengkajian budaya yang dilakukan
secara komprehensif.
Model matahari Terbit
Leininger
Model ini meliputi:
• nilai-nilai pelayanan budaya
• kepercayaan dan praktik merupakn hal yang
tidak dapat diubah dalam budaya dan dimensi
struktur sosial masyarakat
• konteks lingkungan
• Bahasa
• riwayat etik atau peristiwa bersejarah dari
kelompok tertentu
Tahapan Pengkajian Budaya
1. dimulai dari mengetahui perubahan
demografik populasi pada lingkungan praktik
komunitas yang disebut dengan data sensus.
Data sensus didapatkan dari data sensus lokal
dan regional serta laporan pelayanan
kesehatan.
2. perawta menggunakan teknik wawancara yang
terbuka, terfokus, dan kontras untuk
mendorong klien menceritakan nilai-nilai,
kepercayaan, dan praktik dalam warisan
budayanyaan pelayanan kesehatan.
Instrumen Pengkajian Budaya

Transkultural nursing mempunyai tahapan yang


sama dengan proses keperawatan, antara lain:
1. pengkajian,
2. diagnosis,
3. perencanaan,
4. Implemantasii
5. evaluasi.
Pengkajian dalam transkultural nursing memiliki
instrument atau komponen tersendiri, antara lain;
1. warisan dan sejarah etnik,
2. variasi biologis,
3. religious dan kepercayaan,
4. organisasi sosial,
5. komunikasi,
6. waktu,
7. kepercayaan perawatan dan prakteknya,
8. serta pengalaman sebagai tenaga proposional
1. Warisan budaya dan
sejarah etnik
Meliputi:
1. nilai-nilai dan norma yang berlaku pada suatu
adat istiadat,
2. ras klien, atau dalam hal ini dapat dikaji
tentang persepsin sehat dan sakit menurut
budaya klien,
3. keikutsertaan cara-cara budaya dalam proses
perawatan.
2. Relijius dan kepercayaan
faktor ini yang sangat mempengaruhi karena
membawa motivasi tersendiri untuk
menempatkan kebenaran di atas segalanya.
Kajian religious dapat meliputi:
1. agama yang dianut
2. sudut pandang pasien terhadap penyebab
penyakit
3. proses penyembuhannya serta sisi positif
agama pasien yang dapat membantu proses
kesembuhanya
3. Variasi Biologis
• Variasi biologis, perbedaan biologis antara
anggota kelompok kultur, seperti struktur dan
bentuk tubuh, warna kulit, variasi enzimatik dan
genetik, kerentanan terhadap penyakit, variasi
nutrisi
4. Pengkajian organisasi Sosial
• Pengkajian organisasi sosial mengacu pada unit
keluarga dan kelompok sosial, dimana di lihat
tentang keadaan soal keluarga seperti ekonomi,
pergaulan sosial.
• Sedangkan pada kelompok sosila klien dapat
dilihat sejarah lingkungan dan kondisi lingkungan
5. Komunikasi
• Komunikasi adalah hal terpenting dalam
pelaksanaan proses asuhan keperawatan, ketidak
berhasilan komunikasi dapat menghambat proses
diagnosis dan tindakaan serta dapat membawa
pada hasil yang tragis.
• Dalam hal ini perawat harus dapat melihat bahasa
yang digunakan pasien secara verbal maupun non
verbal.
• Ruang personal menujukkan sikap klien yang harus
ditanggapi oleh perawat secara sensitive, sehingga
tidak menimbulkkan rasa ketidak nyamanan pasien.
6. Waktu
• Bukan hanya mengenai ruang personal yang
harus menjadi pertimbangan tetapi juga
mengenai waktu
• orientasi waktu berbeda-deada dalam setiap
ethic ada yang memprioritaskan pada saat ini
ada juga yang saat mendatang.
• Perbedaan orientasi waktu ini akan membawa
pada perencaan asuhan jangka panjang.
7. Kepercayaan perawatan
dan prakteknya
• Keyakinan perawatan klien juga menjadi factor
kajian, di sini perawat harus melihat bagai mana
keyakinan dan praktik pengobatan tradisional
yang dipercai pasien dlam proses
penyembuhannya apakah dapat membantu atau
memperparah penyakitnya.
8. Pengalaman propesional
perawatan
• factor kajian terakhir yang mempengaruhi adalah
pengalaman propesional perawtan itu sendiri
dalam menangggapi atau dalam member asuhan
keperawatan itu.
APLIKASI KONSEP DAN PRINSIP
TRANSKULTURAL NURSING
SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN
MANUSIA
1. Perawatan Kehamilan dan
Kelahiran
• Kehamilan dan kelahiran bayi pun dipengaruhi
oleh aspek sosial dan budaya dalam suatu
masyarakat. Dalam ukuran-ukuran tertentu,
fisiologi kelahiran secara universal sama. Namun
proses kelahiran sering ditanggapi dengan cara-
cara yang berbeda oleh aneka kelompok
masyarakat (Jordan, 1993)
Salah satu kebudayaan masyarakat kerinci di
Provinsi Jambi misalnya, wanita hamil dilarang
makan rebung karena menurut masyarakat
setempat jika wanita hamil makan rebung maka
bayinya akan berbulu seperti rebung. Makan
jantung pisang juga diyakini menurut keyakinan
mereka akan membuat bayi lahir dengan ukuran
yang kecil.
Peran perawat
• Dalam menghadapi situasi ini, pelayanan kompeten
secara budaya diperlukan bagi seorang perawat untuk
menghilangkan perbedaan dalam pelayanan, bekerja
sama dengan budaya berbeda, serta berupaya mencapai
pelayanan yang optimal bagi klien dan keluarga.
• perawat harus mampu memahami kondisi kliennya yang
memiliki budaya berbeda. Perawat juga dituntut untuk
memiliki keterampilan dalam pengkajian budaya yang
akurat dan komprehensif sepanjang waktu berdasarkan
warisan etnik dan riwayat etnik, riwayat biokultural,
organisasi sosial, agama dan kepercayaan serta pola
komunikasi.
2. Perawatan Dan Pengasuhan Anak
Menurut Urie Bronfenbrenner (1990) setidaknya ada 5 (lima) sistem yang
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak,yaitu:
• Pertama, sistem mikro yang terkait dengan setting individual di mana anak
tumbuh dan berkembang yang meliputi : keluarga, teman sebaya, sekolah
dan lingkungan sekitar tetangga.
• Kedua, sistem meso yang merupakan hubungan di antara mikro sistem,
misalnya hubungan pengalaman-pengalaman yang didapatkan di dalam
keluarga dengan pengalaman di sekolah atau pengalaman dengan teman
sebaya.
• Ketiga, sistem exo yang menggambarkan pengalaman dan pengaruh dalam
setting sosial yang berada di luar kontrol aktif tetapi memiliki pengaruh
langsung terhadap perkembangan anak,seperti,pekerjaan orang tua dan
media massa.
• Keempat, sistem makro yang merupakan budaya di mana individu hidup,
seperti : ideologi, budaya, sub-budaya atau strata sosial masyarakat.
• Kelima, sistem chrono yang merupakan gambaran kondisi kritis
transisional (kondisi sosio- historik)
Penerapan Konsep Kultur Lainnya
Beberapa hal yang berhubungan dengan kesehatan (sehat – sakit) menurut
budaya – budaya yang ada di Indonesia diantaranya adalah : Untuk
menentukan sebab – sebab suatu penyakit ada dua konsep, yaitu
1. konsep personalistik
penyakit disebabkan oleh makhluk supernatural (makhluk gaib), makhluk
yang bukan manusia (hantu, roh leluhur, roh jahat) dan manusia (tukang
sihir, tukang tenung). Penyakit ini dikatakan tidak wajar / tidak biasa.
Penyembuhannya adalah berdasarkan pengetahuan secara gaib atau
supernatural, misalnya melakukan upacara dan sesaji
2. konsep naluralistik
penyebab penyakit bersifat natural dan mempengaruhi kesehatan tubuh,
misalnya karena cuaca, iklim, makanan racun, bisa, kuman atau
kecelakaan . Di samping itu ada unsur lain yang mengakibatkan
ketidakseimbangan dalam tubuh, misalnya dingin, panas, angin atau
udara lembab. Oleh orang Jawa hal ini disebut dengan penyakit biasa.
Adapun penyembuhannya dengan model keseimbangan dan keselarasan ,
artinya dikembalikan pada keadaan semula sehingga orang sehat kembali
Aya patarosan?

Anda mungkin juga menyukai