Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN

Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan


Dosen Pengampu : Ibu Susy Puspasari, Ners.,M.Kep.,Ph.D

Kelompok : 3
Nama Anggota :
- Cinta Meilika (222040)
- Hilmi Ibrahim (222047)
- Shenly Aulia Fadilla (222064)
- Shaylla Dwi Putrianingsih (222063)
- Wavi Izatul Maulani (222069)
Kelas : 1B
Prodi : S1-Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI


JAWA BARAT
2023
BAB I

TUJUAN

Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan
penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus (Sylvia A, Price,
2012). Hal ini dapat terjadi dikarenakan kelainan didalam lumen usus, dinding usus atau benda
asing diluar usus yang menekan, serta kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang dapat
menyebabkan nekrosis segmen usus (Indrayani, 2013).

Berdasarkan data dari World Health Organization tahun 2008, diperkiakan penyakit
saluran cerna tergolong 10 besar penyakit penyebab kematian didunia. Indonesia menempati
urutan ke 107 dalam jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit saluran cerna didunia
tahun 2004, yaitu 39,3 jiwa per 100.000 jiwa (World Health Organization,2008). Setiap
tahunnya, 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosis ileus. Obstruksi usus sering disebut
juga ileus obstruksi yang merupakan kegawatan dalam bedah abdomen yang sering dijumpai.
Ileus obstruksi merupakan 60-70% seluruh kasus akut abdomen yang bukan apendiksitis akut
(Sjamsulhidajat dan De Jong, 2008).

Gangguan yang terjadi pada ileus obstruktif bisa meliputi sumbatan sebagian (partial)
atau keseluruhan (complete) dari lumen usus, sehingga mengakibatkan isi usus tak dapat
melewati lumen itu sendiri. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai macam kondisi, paling sering
dikarenakan oleh adhesi, hernia, bahkan tumor.

Ileus obstruktif tidak hanya dapat menghasilkan perasaan yang tidak nyaman, seperti :
keram perut, nyeri perut, kembung, mual, dan muntah, bila tidak diobati dengan benar, ileus
obstruktif dapat menyebabkan sumbatan dan menyebabkan kematian jaringan usus. Kematian
jaringan ini dapat ditunjukkan dengan perforasi usus, infeksi ringan, hingga kondisi shock.

Adhesi merupakan suatu jaringan parut yang sering menyebabkan organ dalam atau
jaringan tetap melekat setelah pembedahan. Adhesi dapat membelit dan menarik organ dari
tempatnya dan merupakan penyebab utama dari obstruksi usus, infertilitas (bidang ginekologik),
dan nyeri kronis pelvis.
BAB II

ISI

A. IDENTIFIKASI ISTILAH-ISTILAH

1. Ileus

Ileus adalah penurunan atau hilangnya fungsi usus akibat paralisis atau obstruksi mekanis
yang dapat menyebabkan penumpukan atau penyumbatan zat makanan (Rasmilia Retno, 2013).
Menurut Margaretha Novi Indrayani (2013) Ileus adalah gangguan atau hambatan isi usus yang
merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau
tindakan. Ileus dibagi menjadi dua yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik

2. Obstruksi

1. Sumbatan, rintangan (cairan yang tidak dapat mengalir atau bergerak dalam saluran,
seperti adanya batu dalam empedu, adanya lumpur dalam pipa air)
2. Penghambatan yang dilakukan oleh golongan politik tertentu untuk menghalangi
diterimanya suatu undang-undang atau peraturan oleh badan legislative. (KBBI)

3. Ileus Obstruksi

Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan
penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus (Sylvia A, Price,
2012). Hal ini dapat terjadi dikarenakan kelainan didalam lumen usus, dinding usus atau benda
asing diluar usus yang menekan, serta kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang dapat
menyebabkan nekrosis segmen usus (Indrayani, 2013).

4. Cardiomegali

Kardiomegali adalah sebuah keadaan anatomis (struktur organ) di mana besarnya jantung
lebih besar dari ukuran jantung normal, yakni lebih besar dari 55% besar rongga dada. pada
Kardiomegali salah satu atau lebih dari 4 ruangan jantung membesar. Namun umumnya
kardiomegali diakibatkan oleh pembesaran bilik jantung kiri (ventrikel kardia sinistra). (Sudoyo,
2010)
Hal ini dapat dikaitkan dengan banyak penyebab, tapi sebagian besar karena output
jantung yang rendah, jika tidak disebut sebagai gagal jantung. Sebuah rasio kardiotoraks adalah
cara untuk mengukur ukuran hati seseorang. Dalam hal ini, kardiomegali terjadi jika jantung
lebih dari 55 persen lebih besar dari diameter bagian dalam tulang rusuk seseorang (Libby p,
2008).

5. Laparatomi

Laparatomi merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding
abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsurihidayat dan Jong, 2010). Laparatomi merupakan
teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif
dan obgyn. Adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan dengan tenik insisi laparatomi
ini adalah herniotomi, gasterektomi, kolesistoduodenostomi, hepatorektomi, splenoktomi,
apendektomi, kolostomi, hemoroidektomi dfan fistuloktomi. Sedangkan tindakan bedah obgyn
yang sering dilakukan dengan tindakan laoparatomi adalah berbagai jenis operasi pada uterus,
operasi pada tuba fallopi, dan operasi ovarium, yang meliputi hissterektomi, baik histerektomi
total, radikal, eksenterasi pelvic, salpingooferektomi bilateral (Smeltzer, 2014).

6. Stabilisasi ABC

(Airway, Breathing Circulation),

A: Airway Control (Jalan Napas)

Hal pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa jalan napas korban. Airway adalah prioritas
pertama dalam prinsip ABC. Jika terjadi gangguan pada saluran pernafasan harus segera
dibebaskan, karena manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa menghirup oksigen lebih dari 3
menit. Baringkan korban di punggungnya dan pastikan jalan napas terbuka. Jika korban
mengalami patah tulang belakang atau patah leher, mohon berbaring miring untuk mencegah
cedera bertambah parah. Posisi miring juga dapat digunakan untuk mencegah cairan
menghalangi jalan napas.

B: Breathing Support (Bantuan Napas)


Bantuan pernapasan Kedua, periksa pola pernapasan korban untuk mengetahui apakah ada
masalah dengan pernapasannya. Jika korban tampak kesulitan bernapas, jangan ragu untuk
melakukan pernapasan buatan. Ada tiga cara menggunakan mulut untuk pernapasan buatan:
mulut ke mulut atau hidung, masker mulut ke CPR, dan mulut ke APD. Napas buatan melalui
mulut dilakukan dengan menutup hidung dan menahan rahang bawah, kemudian hembuskan
udara dengan cukup kuat ke dalam jalan napas korban.

C : Circulatory Support (Bantuan Sirkulasi)

Tahap terakhir, periksa apakah sirkulasi darah lancar dengan memeriksa detak jantung pasien.
Jika pasien kehilangan kesadaran, tidak bernafas, tidak ada denyut nadi dan detak jantung,
korban akan mengalami henti jantung. Tindakan selanjutnya adalah pompa jantung atau
resusitasi jantung. Lakukan pijat jantung seperti melakukan teknik memompa, dengan kedua
tangan menekan dada, ditopang oleh lutut.

7. Resusitasi Cairan

Resusitasi cairan adalah proses penggantian cairan tubuh saat pasien dalam kondisi kritis
dan kehilangan terlalu banyak cairan, baik dalam bentuk air maupun darah. Memiliki tujuan
untung menggantikan volume cairan tubuh yang hilang sebelumnya.

8. Dekompresi Gastrointestinal

Dekompresi berarti tekanan udara di turunkan ke tekanan udara biasa dengan cara
bertahap atau perlahan-lahan. adalah suatu penyakit / kelainan yang disebabkan oleh pelepasan
& pengembangan gelembung-gelembung gas dari fase larut dalam darah /jaringan akibat
penurunan tekanan sekitar. Dekompresi gastrointestinal berarti hal tersebut terjadi pada system
pencernaan tubuh.

9. Kateter Foley

Kateter Foley merupakan selang panjang yang terbuat dari karet dengan balon yang dapat
dikembangkan di ujungnya. Kateter ini digunakan untuk mengeringkan kandung kemih dan
tidak terus menerus berada di kandung kemih. Kateter folley mempunyai balon di sekeliling
bagian lehernya. Balon ini diberi udara (air) setelah kateter masuk ke kandung kemih. Kateter ini
juga dikenal sebagai kateter retensi atau indwelling.

10. Nasogastric tube

Selang nasogastrik atau Nasogastric Tube (NGT), atau biasa dikenal dengan istilah sonde
adalah selang khusus yang dimasukkan melalui hidung melewati tenggorokan lalu kerongkongan
dan menuju ke dalam perut (lambung). Pemasangan Pipa Nasogastrik (NGT) adalah prosedur
memasukkan pipa panjang yang terbuat dari polyurethane atau silicone melalui hidung, esofagus
sampai kedalam lambung dengan indikasi tertentu.

11. Strangulasi

Strangulasi adalah kondisi dimana organ yang jebol mengalami kekurangan pasokan
darah akibat terjepit yang ditandai dengan nyeri hebat.

12. Mortalitas

Mortalitas adalah tingkat kematian dalam populasi atau kelompok dalam suatu periode
waktu.

13. Morbiditas

Morbiditas merupakan angka yang menggambarkan banyaknya penyakit atau keluhan


kesehatan dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu.

14. Nothing per Oral (NPO)

Tidak ada yang melalui mulut adalah instruksi medis yang berarti menahan makanan dan
cairan. Hal ini juga dikenal sebagai nil per os, frase Latin yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris sebagai "nothing through the mouth". Variannya termasuk nil per oral, nihil/non/nulla per
os, atau complete bowel rest.

15. Kolonoskopi

Kolonoskopi adalah tindakan medis untuk memeriksa dan mendeteksi kesehatan di


bagian usus besar (kolon) dan rektum karena mengalami perubahan atau abnormalitas. Prosedur
ini dilakukan untuk mengetahui adanya polip hingga kanker setelah muncul masalah kesehatan
seperti buang air besar berdarah hingga sakit perut parah.

16. Kontras Iodinated

Media Kontras Iodinated (mengandung yodium) Bahan kontras iodium bisa terikat pada
senyawa organik (non-ionik) atau sebuah senyawa ionic. Bahan-bahan ionic dibuat pertama kali
dan masih banyak digunakan dengan tergantung pada pemeriksaan yang dimaksudkan. Bahan-
bahan ionic memiliki profil efek samping yang lebih buruk. Senyawa-senyawa organik memiliki
efek samping yang lebih sedikit karena tidak berdisosiasi dengan molekul-molekul komponen.
Banyak dari efek samping yang diakibatkan oleh larutan hyperosmolar yang diinjeksikan, yaitu
zat-zat ini membawa lebih banyak atom iodine per molekul. Semakin banyak iodine, maka daya
attenuasi sinar-X bertambah. Ada banyak molekul yang berbeda. Media kontras yang berbasis
iodium dapat larut dalam air dan tidak berbahaya bagi tubuh.

17. Iskemia

Iskemia adalah kondisi ketika aliran darah menuju organ atau jaringan tertentu tidak
tercukupi karena pembuluh darah mengalami gangguan. Kondisi ini dapat terjadi pada beberapa
bagian tubuh, mulai dari otak, jantung, hingga tungkai.

18. Takikardi

Tim Promkes RSST - Takikardia atau takikardi merupakan kondisi denyut jantung di atas
normal. Pada manusia normal, jantung berdenyut dengan teratur sebanyak 60-100 kali per menit.
Takikardi terjadi bila jantung berdenyut lebih dari 100 kali per menit, baik itu denyut secara
teratur atau tidak teratur.

19. Asidosis Metabolik

Asidosis metabolik adalah kondisi tingginya tingkat keasaman darah yang terjadi akibat
ketidakseimbangan kimia asam dan basa.

20. Leukositosis
Leukositosis adalah keadaan dimana seseorang mengalami jumlah sel darah putih di
dalam tubuhnya melebihi jumlah normal di atas Bayi yang baru lahir : 9.400 - 34.000. Balita (3-5
tahun) : 4.000 - 12.000. Remaja (12-15 tahun): 3.500 - 9.000. Dewasa (15 tahun ke atas) : 3.500 -
10.500.

21. Hernia Inkarserata

Hernia inkarserata adalah kondisi ketika usus terjebak di dinding perut sehingga memicu
nyeri hebat, mual, muntah, dan sulit buang air besar.

22. Iritasi Peritoneum

Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum, yaitu selaput tipis yang membatasi
dinding dalam perut dan organ-organ perut. Peradangan ini umumnya disebabkan oleh infeksi.
Jika tidak ditangani, peritonitis dapat berakibat fatal.

23. Pneumatosis Intestinal

. Gas intramural intestinal (pneumatosis intestinalis) atau gas vena porta apat mewakili
penyakit yang mendasari parah seperti necrotizing enterocolitis atau oklusi vaskular mesenterika

24. CRP >75 mg/l

CRP adalah protein yang diproduksi oleh organ hati sebagai respons terhadap peradangan
di tubuh. CRP normal adalah >10 mg/l , Orang sehat umumnya memiliki kadar CRP yang
rendah. Sebaliknya, kadar CRP yang tinggi bisa menjadi pertanda adanya penyakit atau infeksi
di dalam tubuh.

25. Enterotomi

Enterotomi adalah sayatan bedah ke dalam usus. Ini mungkin disengaja atau merupakan
komplikasi dari operasi perut, seperti laparotomi eksplorasi atau perbaikan hernia. Enterotomi
dapat dilakukan untuk menghilangkan sumbatan atau benda asing dari usus.

26. Laparatomi Eksploratif


Laparotomi eksplorasi adalah tindakan pembedahan pada perut untuk menjangkau organ
dan jaringan internal tubuh untuk keperluan diagnostic.

27. Laparoskopi

Laparoskopi adalah prosedur pembedahan untuk memeriksa bagian dalam perut.


Laparoskopi adalah operasi yang dilakukan di bagian perut atau panggul dengan menggunakan
sayatan kecil dengan bantuan kamera. Laparoskop membantu diagnosis atau intervensi
terapeutik dengan beberapa luka kecil di perut.

B. IDENTIFIKASI PATOFISIOLOGI PENYAKIT

Mengalirnya makanan dan cairan melintasi saluran cerna memerlukan peristalsis terpadu
serta ukuran lumen yang memadai. Gangguan peristalsis dan penyempitan intrinsik atau
ekstrinsik lumen dapat menimbulkan gejala serupa, yaitu muntah, distensi abdomen, flatus atau
tinja. Gangguan peristalsis, seperti pada ileus paralitikatau dismotilitas usus, dianggap sebagai
sebagai disfungsi fungsional, sementara penyempitan lumen oleh sebabapa pun dianggap sebagai
obstruksi mekanis. Obstruksi intralumen dapat terjadi karena mekonium yang terjadi padatpada
neonates, isi usus pada pasien dengan fibrosis kitik, atau bazoar bahan organic atau inorganic
yang ditelan oleh pasien kelainanneurogik (Bernstein, 2017).

Setelah obstruksi terjadi obstruksi usus menyebabkan penimbunan sekresi dan cairan isi
lumen usus, dinding usus, dan rongga peritorium. Kehilangan cairan mungkin sigifikan dan
terdiri atas kehilangan melalui kompartemen eksternal. Pada banyak jenis obstruksi usus,
khususunya jika obstruksinya komple, aliran darah ke usus akan terganggu. Pada awalnya hal ini
disebabkan karena bendungan vena, tetapi dapat berlanjut menjadi insufiensi arteri disertai
nekrosis usus dan, jika tidak diatasi dalam beberapa jam, perforasi. Tanpa gangguan aliran darah
sekalipun, obstrukdi usus tidak diatasi menimbulkan dilatasi usus progresif dan kehilangan
cairan (Bernstein, 2017).
C. IDENTIFIKASI PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK : LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium (misalnya pemeriksaan elektrolit dan jumlah darah lengkap)


akan menunjukan gambaran dehidrasi dan kehilangan volume plasma dan kemungkinan infeksi.
Pemeriksaan laboratorium tidak mempunyai ciri-ciri khusus. Pada urinalisa, berat jenis bisa
meningkat dan ketonuria yang menunjukkan adanya dehidrasi dan asidosis metabolik. Leukosit
normal atau sedikit meningkat, jika sudah tinggi kemungkinan sudah terjadi peritonitis.
Pemeriksaan Kimia darah sering menunujukan adanya gangguan elektrolit.

Contoh hasil laboratorium penderita Ileus Obstruksi (SBO)

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaaan Hasil Nilai rujukan Satuan


Hematologi
Hemoglobin 14,1 11-16 g/dL
Hematokrit 42.2 40-54 %
Leukosit 6,1 4-11 ribu/ul
Trombosit 226 150-450 ribu/ul
Eritrosit 4,68 4.5-6 juta/ul
MCV/MCH/MCHC
MCV 90,2 80-100 Fl
MCH 30,0 26.0-34.0 Pg
MCHC 33,3 32.0-36.0 g/dl
RDW-CV 12,9 11-16 %
LED 20 0-10 mm/jam
Golongan darah
Mixed (Eo/Mo/Ba) 3.1 3-10 mm/jam
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 5 0,5-5 %
Limfosit 15 20-40 %
Monosit 6 2-8 %
Neutrofil 90.7 40-70 %
(Pemeriksaan Kimia Darah)

Kimia Darah Hasil Nilai rujukan Satuan


Glukosa 155 70-105 mg/dL
Kolesterol 165 200-240 mg/dL
Asam Urat 11,8 2.6-7.2 mg/dL
BUN 110,3 15-40 mg/dL
Serum Creatinin 2,1 0.50-1.10 mg/dL
Calsium 10,2 8,600 – 10,30 IU/L
Natrium 142,2 135,0 – 155,0 IU/L
Kalium 3,700 3,600 – 5,500 IU/L
Clorida 94,90 95,00 – 108,0 g/dL

D. IDENTIFIKASI PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK : RADIOLOGI

Pemeriksaan Radiologi Ileus Obstruksi Letak Tinggi / Small Bowel Obstrusction

1. Rontgen toraks: diafragma meninggi akibat distensi abdomen.


2. Rontgen abdomen dalam posisi telentang: mencari penyebab (batu empedu, volvulus,
hernia).
3. Pemeriksaan sinar x: Untuk menunjukan kuantitas abnormal dari gas atau cairan
dalam usus.
4. Pemeriksaan radiogram abdomen sangat penting untuk menegakkan diagnosa
obstruksi usus.
5. Foto polos abdomen sangat bernilai dalam menegakkan diagnosa ileus
obstruksi.Sedapat mungkin dibuat pada posisi tegak dengan sinar mendatar. Posisi
datar perlu untuk melihat distribusi gas, sedangkan sikap tegak untuk melihat batas
udara dan air serta letak obstruksi. Secara normal lambung dan kolon terisi sejumlah
kecil gas tetapi pada usus halus biasanya tidak tampak.

Gambaran radiologis Ileus Obstruksi Letak Tinggi


 Dilatasi di proksimal sumbatan

 Distribusi di sentral

 Di proximal ileocaecal junction

 Kolaps usus di distal sumbatan

 Penebalan dinding usus halus  Hearing bone appearance

 Air fluid level pendek-pendek (step ladder appearance), menempel satu sama lain

 Gambaran valvula conniventes

 Gambaran string of beads/pearl

 Coil Spring Appearance / Stack of coins Appearance

Gambar Radiologis Ileus Obstruksi Letak Tinggi (SBO)


Valvulae conniventes
Coil Spring Appearance

String of beads / pearls sign


BAB III

PERTANYAAN

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan
penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus. Peristiwa
patofisiologik yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa memandang apakah
obtruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional.

Perbedaan utamanya pada obstruksi paralitik dimana peristaltik dihambat dari permulaan,
sedangkan pada obstruksi mekanis peristaltik mula-mula diperkuat, kemudian intermitten, dan
akhirnya hilang.

Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dana gas (70 %
dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intra lumen, yang menurunkan pengaliran air
dan natrium dari lumen usus ke darah.

Anda mungkin juga menyukai