LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama Pasien/Umur
Tanggal lahir
Jenis Kelamin
No. Rekam Medis
Perawatan Bagian
B. Anamnesis
C. Pemeriksaan fisis
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda vital:
Nadi
: 96x/menit
Suhu
: 37,30C
Pernapasan
: 22x/menit
Nyeri
: VAS 6
Status Generalis :
Kepala
Mulut
Thoraks
Bunyi Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Primary survey
Airway
: Tidakadagangguanjalannafas.
Breathing
: Pernafasan 22 x/menit.
Circulation
Disability
: GCS15 (E4M6V5).
Exposure
: Suhu 37,3oC.
Status Lokalis
: Regio Abdomen
Inspeksi
Palpasi
: Distensi (+), defans muskular (-), massa (-), hepar dan lien
tidak teraba
-
Perkusi
: timpani
D. Laboratorium
Jenis Pemeriksaan
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
Darah Rutin
PLT
RDW-CV
MPV
NEUT
Lymph
Mono
EO
Baso
Albumin
Albumin
Natrium
Elektrolit
Kalium
Klorida
Hasil
17,2
4,61
11,8
35
76
26
34
307
14,7
9,3
79,80
12,2
6,4
0,7
0,16
2,8
150
2.5
97
Rujukan
4 - 10 x 103/uL
4 - 6 x 106/uL
12 - 16 g/dL
37 - 48%
80 97 fL
26,5-33,5 pg
31,5 - 35 g/dl
150 - 400x103/uL
10-15
6,5-11 fL
52.0 - 75.0 x103/uL
20.0 - 40.0%
2.00 - 8.00 x103/uL
1.00 - 3.00 x 103/uL
0.00 - 0.10 x 103/uL
3,5-5 gr/dl
136-145 mmol/l
3.5-5.1 mmol/l
97-111 mmol/l
E. Radiologi
Tampak dilatasi loop-loop usus disertai air fluid level yang pendek dan
bertingkat-tingkat yang memberikan gambaran step ladder.
Tulang-tulang intak
Kesan: Gambaran ileus obstruktif
F. Assesment
-
G. Terapi
1.
2.
3.
4.
5.
H. Resume Klinis
Seorang pasien anak masuk rumah sakit dengan tujuan utama untuk kontrol
colostomy yang telah dilakukan,tidak dikeluhkan adanya perut kembung yang
dialami sejak colostomy beberapa hari sebelum kontrol di rumah sakit. Pasien
sempat mengalami demam, namun demam menurun setelah mengonsumsi obat
penurun panas. Pasien telah menjalani colostomy 6 kali terhitung dari tahun 2013.
Dari pemeriksaan fisis didapatkan keadaan umum pasien sakit sedang, gizi
cukup, kesadaran compos mentis dengan GCS15.Tanda vital pasien: normal,
Nyeri VAS 6. Status generalis pasien pada abdomen didapatkan peristaltik (+),
dengan status lokalis pada region abdomen: abdomen cembung, kontur usus/darm
contour (+);
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Ileus adalah dikenal juga sebagai obstruksi usus, yaitu suatu kondisi yang
dapat mengancam jiwa dimana terjadi gangguan pasase usus yang disebabkan
oleh penyebab mekanik (hambatan)
halus(1). Ileus terbagi atas 2 jenis, yaitu ileus paralitik (ileus non-mekanis atau
ileus adinamik) dan ileus obstruksi (ileus mekanis atau ileus dinamik).(2) Ileus
obstruksi adalah obstruksi pada usus halus dan colon baik secara komplit maupun
parsial yang disebabkan oleh adanya penyebab mekanik atau organic (dalam hal
ini adalah hambatan aliran).(3)
peristaltic usus yang disebabkan adanya pengaruh toksin atau trauma yang
mempengaruhi pengendalian otonom motilitas usus.(2)
C. ETIOLOGI
Penyebab ileus osbstruksi berkaitan dengan kelompok usia yang terserang
dan letak obstruksi. Seikta 50% obstruksi terjadi pada kelompok usia pertengahan
dan tua, dan terjadi akibat perlengketan yang disebabkan oleh pembedahan
sebelumnya. Tumor ganas dan volvulus merupakan penyebab tersering obstruksi
usus besar
penyebab 90% obstruksi yang terjadi. Inkarserasi lengkung usus pada hernia
inguinalis atau femoralis sangat sering menyebabkan terjadinya obstruksi usus
halus. Intusisepsi atau invaginasi merupakan penyebab obstruksi yang hamper
selalu ditemukan pada bayi dan balita. Intusosepsi sering terjadi pada ileum
terminalis yang masuk ke dalam caecum. Benda asing dan kelainan congenital
merupakan penyebab lain obstruksi yang terjadi pada anak dan bayi.(2)
D. PATOMEKANISME
F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.(10)
a) Urinalisis
b) Kimia serum. Hasilnya biasanya normal atau sedikit meningkat.
c) Hitung darah lengkap. Sel darah putih kemungkinan meningkat dengan left
shift pada obstruksi simple atau strangulasi; peningkatan hematokrit
d)
e)
f)
g)
h)
G. RADIOLOGI
a. Foto Polos Abdomen 3 Posisi
Foto polos abdomen merupakan pemeriksaan yang selalu dilakukan pada
pasien yang dicurigai mengalami obstruksi usus. Pada pemeriksaan ini yang
dinilai adalah distribusi udara dalam usus, ada tidaknya dilatasi loop usus,
keadaan valvula koniventes, serta ada tidaknya akumulasi air dan gas dalam
lumen usus.
Foto polos abdomen ini dilakukan pada 3 posisi, yaitu posisi supine, erect,
dan lateral dekubitus. Pada foto polos abdomen ini akan didapatkan gambaran
sebagai berikut(12):
Dilatasi usus bagian proksimal dengan air fluid level dan kolaps usus bagian
distal.
Pada posisi supine: distensi usus halus (>3cm) dengan sejumlah valvula
koniventes yang memberikan gambaran stack of coin atau herring bone
appearance.
Pada posisi tegak atau lateral dekubitus: multiple air fluid level dengan
ketinggian berbeda pada loop usus yang sama memberikan gambaran step
ladder; jejeran gelembung udara kecil yang terperangkap di bawah valvula
koniventes memberikan gambaran string of pearl.
10
A (supine)
B (erect)
Gambar : Foto polos abdomen. A (posisi supine) Tampak valvula koniventes yang
memberikan gambaran herring bone appearance atau stack of coin. B
(erect) Tampak dilatasi usus dengan air fluid level.(13)
11
Gambar :
LLD (left
lateral
dekubitus) film tampak gambaran step ladder.
H. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami
obstruksi untuk mencegah perforasi(15).
1. Cairan Intravena, diberikan untuk mencegah terjadinya dehidrasi setelah
pasien mengalami muntah.
2. Obat-obatan, antara lain analgesic, obat antisekretori, antiemetic mampu
mengatasi nyeri, mual, dan muntah pada pasien ileus obstruktif yang tidak
dioperasi.
3. Nasogastric tube harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah
aspirasi dan mengurangi distensi abdomen (dekompresi). Dilakukan pada
pasien ileus obstruktif letak tinggi apabila pemberian obat-obatan tidak
memberikan hasil yang memuaskan.
4. Operasi. Operasi dilakukan jika penyebab pasti ileus obstruktif telah
diketahui dan apabila belum ada perbaikan setelah pengobatan konservatif
(dengan pemasangan NGT, infus, oksigen dan kateter) dalam 48-72 jam.
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ organ
vital berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan
adalah pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila :
Strangulasi
Obstruksi lengkap
Hernia inkarserata
12
I. DIAGNOSIS BANDING
1. Ileus paralitik
Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan di mana usus gagal / tidak
mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Ileus paralitik
ini bukan suatu penyakit primer usus melainkan akibat dari berbagai penyakit
primer, tindakan (operasi) yang berhubungan dengan rongga perut, toksin dan
obat-obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus(16).
Kausa Ileus Paralitik :
1. Neurologik
- Pasca operasi
- Kerusakan medula spinalis
- Keracunan timbal kolik ureter
- Iritasi persarafan splanknikus
- Pankreatitis
2. Metabolik
- Gangguan keseimbangan elektrolit (terutama hipokalemia)
- Uremia
- Komplikasi DM
- Penyakit sistemik seperti SLE, sklerosis multipel
3. Obat-obatan
- Narkotik
- Antikolinergik
- Katekolamin
- Fenotiasin
- Antihistamin
4. Infeksi
- Pneumonia
- Empiema
- Urosepsis
- Urosepsis
- Peritonitis
- Infeksi sistemik berat lainnya
5. Iskemia usus
Manifestasi klinis
Pasien
ileus
paralitik
akan
mengeluh
perutnya
kembung
13
dibedakan dengan keluhan perut kembung pada ileus obstruksi. Pasien ileus
paralitik mempunyai keluhan perut kembung, tidak disertai nyeri kolik abdomen
yang paroksismal. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien bervariasi dari
ringan sampai berat bergantung pada penyakit yang mendasarinya, didapatkan
adanya distensi abdomen, perkusi timpani dengan bising usus yang lemah dan
jarang bahkan dapat tidak terdengar sama sekali. Pada palpasi, pasien hanya
menyatakan perasaan tidak enak pada perutnya. Tidak ditemukan adanya reaksi
peritoneal (nyeri tekan dan nyeri lepas negatif). Apabila penyakit primernya
peritonitis, manifestasi klinis yang ditemukan adalah gambaran peritonitis.
Gambaran radiologis ileus obstruktif dibandingkan dengan ileus paralitik(17) :
Gambar Ileus Obstruktif . Tampak coil spring dan herring bone appearance
14
J. KOMPLIKASI
1. Ileus paralitik
Ileus paralitik merupakan gangguan pasase usus akibat absennya gerakan
peristaltik usus. Hal ini bisa disebabkan karena gangguan pada innervasi usus
akibat gerakan hiperperistaltik yang lama saat terjadinya ileus obstruktif. Pada
foto polos abdomen ileus paralitik ini tampak dilatasi loop usus dan air-fluid level
panjang-panjang dan relatif sejajar(18).
2. Pneuoperitoneum
Distensi usus yang terjadi pada ileus obstruksi/paralitik menyebabkan
peningkatan intraluminal, akibatnya aliran darah yang menuju ke dinding usus
terhambat. Dalam jangka waktu tertentu, hal ini bisa menyebabkan iskemia,
kemudian nekrosis dan perforasi pada dinding usus. Hal ini memberikan
gambaran pneumoperitoneum.
Pneumoperitoneum merupakan kondisi terdapatnya udara bebas di dalam
rongga peritoneum. Pada pencitraan dengan foto polos abdomen posisi erect, bisa
ditemukan udara bebas subdiafragma kanan yang memberi gambaran crescent
sign. Selain itu, gambaran Rigler's sign juga bisa ditemukan, berupa gambaran
double wall yang terbentuk oleh dinding usus yang pada kedu sisinya terdapat
udara. Pada foto polos posisi supine, bisa ditemukan football sign khususnya pada
pneumoperitoneum dengan akumulasi udara yang sudah masif.
15
BAB III
DISKUSI
Pasien ini masuk ke rumah sakit pada tanggal 14 Oktober 2014 dengan
tujuan kontrol penutupan colostomy. Pada anamnesis lebih lanjut didapatkan
keluhan awal pasien berupa perut kembung. Pasien sempat demam, namun
demam turun setelah mengonsumsi obat penurun panas. Pasien telah menjalani
coloctomy sebanyak 6 kali sejak tahun 2013, dan sejak di colostomy tidak
dikeluhkan adanya perut kembung.
Pada pemeriksaan fisik pasien ini didapatkan distensi abdomen, kontur
usus/darm contour (+) dan didapatkan bunyi peristaltik yang menurun. Foto polos
abdomen 3 posisi pasien ini yang dilakukan pada tanggal 11 November 2014
didapatkan gambaran udara usus yang tidak terdistribusi sampai ke distal colon.
Pada posisi supine didapatkan gambaran dilatasi loop usus disertai valvula
16
17
18
DAFTAR PUSTAKA
1.
Delmar; 2001.
6.
7.
9.
http://emedicine.medscape.com/articel/178948-clinical#showall. .
11.
13.
AA
R.
Small
Bowel
Obstruction.
2013;
Available
from:
http://radiopaedia.org/cases/small-bowel-obstruction-8.
14.
Press; 2010.
19
16.
Publishing; 2005.
17.
20