Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AN I DENGAN DIAGNOSA


ILEUS OBSTRUKTIF DI RUANG RAWAT INAP MELATI IV
RSUD DR.SOEKARDJO TASIKMALAYA

DISUSUN OLEH
KHOERUNNISA SILVIA DEWI
1490122091

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GALUH
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

1
LAPORAN PENDAHULUAN
ILEUS OBSTRUKTIF

A. Pengertian
Ileus atau obstruksi usus adalah suatu gangguan (apapun penyebabnya)
aliran normal isi usus sepanjang saluran isi usus. Obstruksi usus dapat akut
dengan kronik, partial atau total.Intestinal obstruction terjadi ketika isi usus
tidak dapat melewati saluran gastrointestinal(Nurarif& Kusuma, 2015).
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda
adanya obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau
tindakan (Indrayani, 2013).
Obstruksi usus mekanis adalah Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan
tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada
hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya
intususepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu,
striktura, perlengketan, hernia dan abses(Nurarif& Kusuma, 2015).

B. Etiologi
Penyebab terjadinya ileus obstruksi pada usus halus antara lain
1. Hernia inkarserata : Hernia inkarserata timbul karena usus yang masuk ke
dalam kantung hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga timbul gejala
obstruksi (penyempitan)dan strangulasi usus (sumbatan usus
menyebabkan terhentinya aliran darah ke usus). Pada anak dapatdikelola
secara konservatif dengan posisi tidur Trendelenburg. Namun,
jikapercobaan reduksi gaya berat ini tidak berhasil dalam waktu 8 jam,
harus diadakanherniotomi segera (Indrayani, 2013)
2. Non hernia inkarserata, antara lain :
a. Adhesi atau perlekatan usus adhesi bisa disebabkan oleh riwayat
operasi intraabdominal sebelumnya atau proses inflamasi
intraabdominal. Dapat berupa perlengketanmungkin dalam bentuk
tunggal maupun multiple, bisa setempat atau luas. Umunya berasal
dari rangsangan peritoneum akibat peritonitis setempat atau
umum.Ileus karena adhesi biasanya tidak disertai strangulasi.
Obstruksi yang disebabkan oleh adhesi berkembang sekitar 5% dari
pasien yang mengalami operasi abdomen dalam hidupnya.
Perlengketan kongenital juga dapat menimbulkan ileus obstruktif di
dalam masa anak-anak (Indrayani, 2013).
b. Invaginasi (intususepsi) Disebut juga intususepsi, sering ditemukan
pada anak dan agak jarang pada orang muda dan dewasa. Invaginasi
pada anak sering bersifat idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Invaginasi umumnya berupa intususepsi ileosekal yang
masuk naik kekolon ascendens dan mungkin terus sampai keluar dari

2
rektum. Hal ini dapat mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian
usus yang masuk dengankomplikasi perforasi dan peritonitis.
Diagnosis invaginasi dapat diduga atas pemeriksaan fisik,
dandipastikan dengan pemeriksaan Rontgen dengan pemberian enema
barium (Indrayani,2013).
c. Askariasis Cacing askaris hidup di usus halus bagian jejunum,
biasanya jumlahnya puluhan hingga ratusan ekor. Obstruksi bisa
terjadi di mana-mana di usus halus, tetapi biasanya di ileum terminal
yang merupakan tempat lumen paling sempit. Obstruksi umumnya
disebabkan oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan
puluhan ekor cacing yang mati atau hampir mati akibat pemberian
obat cacing. Segmen usus yang penuh dengan cacing berisiko tinggi
untuk mengalami volvulus, strangulasi, dan perforasi
(Indrayani,2013).
d. Volvulus Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus
yang abnormal dari segmen usus sepanjang aksis usus sendiri,
maupun pemuntiran terhadap aksis sehingga pasase (gangguan
perjalanan makanan) terganggu. Pada usus halus agak jarang
ditemukan kasusnya. Kebanyakan volvulus didapat di bagian ileum
dan mudah mengalami strangulasi (Indrayani,2013).
e. Tumor Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi Usus,
kecuali jika ia menimbulkan invaginasi . Hal ini terutama disebabkan
oleh kumpulan metastasis (penyebaran kanker) di peritoneum atau di
mesenterium yang menekan usus (Indrayani,2013).
f. Batu empedu yang masuk ke ileus. Inflamasi yang berat dari kantong
empedu menyebabkan fistul (koneksi abnormal antara pembuluh
darah, usus, organ, atau struktur lainnya) dari saluran empedu
keduodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk
ke raktus gastrointestinal. Batu empedu yang besar dapat terjepit di
usus halus, umumnya pada bagian ileum terminal atau katup
ileocaecal yang menyebabkan obstruksi. Penyebab obstruksi kolon
yang paling sering ialah karsinoma (anker yang dimulai di kulit atau
jaringan yang melapisi atau menutupi organorgan tubuh) , terutama
pada daerah rektosigmoid dan kolon kiri distal (Indrayani,2013).

C. Manifestasi Klinis
1. Mekanik sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi,
muntah, peningkatan bising usus, nyeri tekan abdomen.
2. Mekanik sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat, bising usus
meningkat, nyeri tekan abdomen.

3
3. Mekanik sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir,
kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan
abdomen.
4. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn.
Gejalanya kram nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
5. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat: nyeri hebat, terus menerus dan
terlokalisir, distensi sedang, muntah persisten, biasanya bising usus
menurun dan nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi
berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar.

D. Clinical Pathway

4
E. Data Fokus Pengkajian
a) pengkajian
1. Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin,
agama, suku dan gaya hidup.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat
dikaji. Pada umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri
pada abdomennya biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan
lepas, abdomen tegang dan kaku.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari
pertolongan, dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST :
P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q :Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang,
timbul atau terus- menerus (menetap).
R : Di daerah mana gejala dirasakan
S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien dengan memakai
skala numeric 1 s/d 10.
T :Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat
dan memperingan keluhan.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama,
riwayat ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan
obatobatan.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang
sama dengan klien.
b) Pemeriksaan
a. Aktivitas/istirahat
Gejala :Kelelahan dan ngantuk.
Tanda :Kesulitan ambulasi
b. Sirkulasi
Gejala :Takikardia, pucat, hipotensi ( tandasyok)
c. Eliminasi
Gejala :Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan Flatus
Tanda :Perubahan warna urine dan feces
d. Makanan/cairan
Gejala :anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus.
Tanda :muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecah -
pecah.Kulit buruk.
e. Nyeri/Kenyamanan

5
Gejala :Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.
Tanda :Distensi abdomen dan nyeri tekan
f. Pernapasan
Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan,
Tanda : Napas pendek dan dangkal
c) Pemeriksaan Diagnostic
1. HB (hemoglobin), PCV (volume sel yang ditempati sel darah
merah) : meningkat akibat dehidrasi
2. Leukosit : normal atau sedikit meningkat ureum + elektrolit, ureum
meningkat, Na+ dan Cl- rendah.
3. Rontgen toraks : diafragma meninggi akibat distensi abdomen
a. Usus halus (lengkung sentral, distribusi nonanatomis, bayangan
valvula connives melintasi seluruh lebar usus) atau obstruksi
besar (distribusi perifer/bayangan haustra tidak terlihat di seluruh
lebar usus)
b. Mencari penyebab (pola khas dari volvulus, hernia, dll)
4. Enema kontras tunggal (pemeriksaan radiografi menggunakan
suspensi barium sulfat sebagai media kontras pada usus besar) : untuk
melihat tempat dan penyebab.
5. CT Scan pada usus halus : mencari tempat dan penyebab,
sigmoidoskopi untuk menunjukkan tempat obstruksi (Pasaribu,
2012).

F. Etiologi dan Masalah Keperawatan

Data Etiologi Masalah


Keperawatan
Gejala dan Tanda Mayor Distensi abdomen Nyeri akut
a. Subjektif
Mengeluh nyeri Tekanan intralumen
b. Objektif Tekanan vena dan
 Tampak meringis arteri
 Bersikap protektif
(mis. Waspada, Iskemia dinding usus
posisi menghindari
Metabolisme anaerob
nyeri)
 Gelisah Merangsang
 Frekuensi nadi pengeluaran mediator
meningkat kimia
 Sulit tidur Merangsang reseptor
Gejala dan Tanda Minor nyeri

6
a. Subjektif
(tidak tersedia) Nyeri akut
b. Objektif
 Tekanan darah
meningkat
 Pola nafas berubah
 Nafsu makan
berubah
 Proses berfikir
terganggu
 Menarik diri
 Berfokus pada diri
sendiri
 Diaforesis
Gejala dan Tanda Mayor Ileus obstruktif Defisit Nutrisi
a. Subjektif Akumulasi gas dan
 Mengeluh mual cairan intralumen
disebelah paroksimal
 Merasa ingin muntah dari letak obstruktif
 Tidak berminat
Gelombang
makan peristaltic berbalik
b. Objektif (tidak tersedia) arah, isis usus
terdorong ke
Gejala dan Tanda Minor lambung kemudian
a. Subjektif ke mulut

 Merasa asam di Asam lambung naik


mulut Mual muntah
 Sensasi panas atau
Mual
dingin
 Sering menelan
b. Objektif
 Saliva meningkat
 Pucat
 Diaphoresis
 Takikardia
 Pupil dilatasi

7
Gejala dan Tanda Mayor Kerja usus melemah Gangguan
Eliminasi Fekal
1. Subjektif Gangguan peristaltic
 Defekasi kurang dari usus
2 kali seminggu Kimus kulit dicerna
 Pengeluaran feses usus

lama dan sulit Sulit BAB


2. Objektif
konstipasi
 Feses keras
 Peristaltic usus
menurun
Gejala dan Tanda Minor
1. Subjektif
Mengejan saat
defekasi
2. Objektif
 Distensi
abdomen
 Kelemahan
umum
 Teraba massa
pada rektal
Gejala dan tanda mayor Distensi abdomen Hipertermia
1. Subjektif (tidak Poliferasi bakteri
tersedia) cepat
2. Objektif Pelepasan bakteri dan
Suhu tubuh diatas nilai toksin dari usus yang
infark
normal
Gejala dan tanda minor Bakteri melepas
endotoksin
1. Subjektif (tidak
tersedia) Melepaskan zat
pirogen
2. Objektif
Suhu tubuh naik
 Kulit merah

8
 Kejang hipertermia
 Takikardi
 Takipnea
Kulit terasa hangat
Gejala dan Tanda Mayor Merangsang susunan Gangguan Pola
saraf otonom Tidur
1. Subjektif
mengaktifasi
 Mengeluh sulit norephinephrine
tidur Saraf simpatis
 Mengeluh sering terangsang untuk
mengaktivasi RAS
terjaga mengaktifkan kerja
 Mengeluh tidak organ tubuh

puas tidur REM menurun


 Mengeluh pola
Pasien terjaga
tidur berubah
Gangguan pola tidur
 Mengeluh istirahat
tidak cukup
2. Objektif (tidak tersedia)
Gejala dan Tanda Minor
1. Subjektif
Mengeluh kemampuan
beraktifitas menurun
2. Objektif (tidak tersedia)
Gejala dan Tanda Mayor Kelemahan Deficit Perawatan
Diri
1. Subjektif Deficit perawatan
Menolak melakukan diri
perawatan diri
2. Objektif
 Tidak mampu
mandi/
mengenakan
pakaian/makan/ke
toilet/berhias

9
secara mandiri
 Minat melakukan
perawatan diri
kurang
Gejala dan Tanda Minor
1. Subjektif (tidak
tersedia)
2. Objektif (tidak
tersedia)

G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d proses penyakit
2. Defisit Nutrisi b.d mual muntah
3. Gangguan Eliminasi Fekal b.d tidak adanya keinginan untuk BAB
4. Hipertermi bd. Adanya peradangan
5. Ganguan Pola Tidur bd gejala penyakit
6. Deficit Perawatan Diri bd. Kelemahan

10
11
G. Intervensi

No Diagonosa SDKI SLKI SIKI


keperawatan
1 Nyeri akut Nyeri Akut D.0077 Setelah dilakukan intervensi Manjemen Nyeri
Penyebab keperawatan selama 3x24 jam, Observasi
a. Agen pencedera fisiologis maka nyeri menurun, dengan  identifikasi lokasi,
kriteria hasil:
(mis. Inflamasi, iskemia, karakteristik, durasi,
1. keluhan nyeri menurun
neoplasma) frekuensi, kualitas,
2. meringis menurun
b. Agen pencedera kimiawi intensitas nyeri
3. gelisah menurun
(mis. Terbakar, bahan kimia  identifikasi skala nyeri
4. sulit tidur menurun
iritan)  identifikasi respons nyeri
5. frekuensi nadi membaik
c. Agen pencedera fisik (mis. non verbal
Abses, amputasi, terbakar,  identifikasi factor yang
terpotong, mengangkat berat, memperberat dan
prosedur operasi, trauma, meringankan nyeri
latihan fisik berlebihan)  identifikasi pengetahuan
Gejala dan Tanda Mayor dan keyakinan tentang
c. Subjektif nyeri

1
Mengeluh nyeri  identifikasi pengaruh
d. Objektif nyeri pada kualitas hidup
 Tampak meringis  monitor keberhasilan
 Bersikap protektif (mis. terapi komplementer yang
Waspada, posisi sudah diberikan
menghindari nyeri)  monitor efek
 Gelisah penggunakan obat
 Frekuensi nadi analgetik
meningkat Terapeutik
 Sulit tidur  Berikan teknik
Gejala dan Tanda Minor nonfarmakologis untuk
c. Subjektif mengurangi ras nyeri
(tidak tersedia) (mis. TENS, hypnosis,
d. Objektif akupresur, terapi music,
 Tekanan darah biofeedback, terapi pijat,
meningkat aromatherapy, teknik

 Pola nafas berubah imajinasi terbimbing,

 Nafsu makan berubah kompres hangat/dingin,

2
 Proses berfikir terganggu terapi bermain.
 Menarik diri  Fasilitasi istirahat dan
 Berfokus pada diri tidur
sendiri  kontrol lingkungan yang
 Diaforesis memperberat ras nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi
meredekan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk

3
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Mual Nausea D.0076 Setelah dilakukan intervensi Manajemen mual
Penyebab keperawatan selama 3x24 jam, Tindakan
a. Gangguan pada esophagus maka mual menurun, dengan Observasi
kriteria hasil:
b. Distensi lambung  Identifikasi pengalaman
1. Perasaan ingin muntah
c. Iritasi lambung mual
menurun
Gejala dan Tanda Mayor  Identifikasi isyarat
2. Perasaan asam dimulut
c. Subjektif nonverbal
menurun
 Mengeluh mual 3. Sensasi panas menurun  Identifikasi dampak mual
 Merasa ingin muntah 4. Sensasi dingin menurun terhadap kualitas hidup
 Tidak berminat makan 5. Diaphoresis menurun  Identifikasi factor
d. Objektif (tidak tersedia) 6. Takikardia menurun penyebab mual
Gejala dan Tanda Minor  Monitor mual
c. Subjektif  Monitor asupan nutrisi
 Merasa asam di mulut dan kalori

4
 Sensasi panas atau dingin Terapeutik
 Sering menelan  Kendalikan factor
d. Objektif lingkungan penyebab
 Saliva meningkat mual

 Pucat  Kurangi atau hilangkan

 Diaphoresis keadaan penyebab mual

 Takikardia Edukasi
 Anjurkan istirahat dan
 Pupil dilatasi
tidur yang cukup
 Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang
mual
 Ajarkan penggunaan
teknik nonfarmakologis
untuk mengatasi mual
(mis. Hypnosis,
relaksasi, dan terapi

5
musik)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
antiemetic, jika perlu
3 Konstipasi Konstipasi D.0049 Setelah dilakukan intervensi Manajemen Eliminasi Fekal
Penyebab keperawatan selama 3x24 jam, Tindakan
1. Penurunan motilitas proses pengeluaran feses Observasi
membaik, dengan kriteria hasil:
gastrointestinal  Identifikasi masalah usus
1. Kontrol pengeluaran feses
2. Ketidakcukupan asupan dan penggunaan obat
meningkat
serat pencahar
2. Keluhan defekasi lama dan
3. Ketidakcukupan asupan  Monitor buang air besar
sulit menurun
cairan 3. Mengejan saat defekasi (mis. Warna, frekuensi,
4. Kelemahan otot abdomen menurun konsistensi, volume)
5. Perubahan kebiasaaan 4. Frekuensi BAB membaik Terapeutik
makan 5. Konsistensi feses membaik  Sediakan makanan tinggi
Gejala dan Tanda Mayor 6. Peristaltic usus membaik serat
3. Subjektif  Berikan air hangat
 Defekasi kurang dari 2 setelah makan
kali seminggu

6
 Pengeluaran feses lama Edukasi
dan sulit  Jelaskan jenis makanan
4. Objektif yang membantu
 Feses keras meningkatkan
 Peristaltic usus menurun keteraturan peristaltic
Gejala dan Tanda Minor usus
3. Subjektif  Anjurkan mencatat
Mengejan saat defekasi warna, frekuensi,
4. Objektif konsistensi, volume feses
 Distensi abdomen  Anjurkan meningkatkan
 Kelemahan umum aktifitas fisik, sesuai

 Teraba massa pada toleransi

rektal  Anjurkan mengkonsumsi


makanan yang
mengandung tinggi serat
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
obat supositoria anal,

7
jika perlu
4 Ganguan Pola Tidur Gangguan Pola Tidur D.0055 Setelah dilakukan intervensi Dukungan Tidur
Penyebab keperawatan selama 3x24 jam, Tindakan
1. Kurang control tidur keadekuatan kualitas
dan Observasi
kuantitas tidur membaik, dengan
2. Kurang privasi  Identifikasi pola aktivitas
kriteria hasil:
3. Hambatan lingkungan (mis. dan tidur
1. Keluhan sulit tidur menurun
Kelembapan lingkungan  Identifikasi factor
2. Keluhan sering terjaga
sekitar, suhu lingkungan, pengganggu tidur
menurun
pencahayaan, kebisingan, 3. Keluhan tidak puas tidur Terapeutik
bau tidak sedap,jadwal menurun  Lakukan prosedur untuk
pemantauan/ pemeriksaan/ 4. Keluhan pola tidur berubah meningkatkan
tindakan) menurun kenyamanan (mis. Pijat,
Gejala dan Tanda Mayor 5. Keluhan istirahat tidak cukup pengaturan posisi, terapi
3. Subjektif menurun
akurpresur)
 Mengeluh sulit tidur Edukasi
 Mengeluh sering  Jelaskan pentingnya tidur
terjaga cukup selama sakit
 Mengeluh tidak puas  Anjurkan menepati

8
tidur kebiasaan tidur
 Mengeluh pola tidur
berubah
 Mengeluh istirahat
tidak cukup
4. Objektif (tidak tersedia)
Gejala dan Tanda Minor
3. Subjektif
Mengeluh kemampuan
beraktifitas menurun
4. Objektif (tidak tersedia)
5 Hipertermia Hipertermia D.0130 Setelah dilakukan intervensi Manajemen hipertermia
Penyebab keperawatan selama 3x24 jam, I.15506
1. Dehidrasi panas menurun, dengan kriteria Tindakan
hasil:
2. Terpapar lingkungan panas Observasi
1. Menggigil menurun
3. Proses penyakit - Identifikasi penyebab
2. Suhu tubuh menurun
4. Peningkatan laju hipertermia
3. Suhu kulit menurun
metabolisme - Monitor suhu tubuh
Gejala dan tanda mayor - Monitor kadar elektrolit

9
3. Subjektif (tidak tersedia) - Monitor haluaran urine
4. Objektif - Monitor komplikasi
Suhu tubuh diatas nilai akibat hipertermia
normal Terapeutik
Gejala dan tanda minor - Sediakan lingkungan
3. Subjektif (tidak tersedia) yang dingin
4. Objektif - Longgarkan atau
 Kulit merah lepaskan baju
 Kejang - Basahi dan kipasi bagian

 Takikardi tubuh

 Takipnea - Ganti linen setiap hari


atau sering jnika
 Kulit terasa hangat
mengalami hyperhidrosis
(kelebihan keringat)
- Lakukan pendinginginan
eksternal (mis. Selimut
hipotermia)
- Hindari pemberian obat
antipiretik atau aspirin

10
- Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
6 Deficit Perawatan Deficit Perawatan Diri D.0109 Setelah dilakukan intervensi Dukungan Perawatan Diri
Diri Penyebab keperawatan selama 3x24 jam, Tindakan
1. Gangguan musculoskeletal kemampuan melakukan Observasi
perawatan diri meningkat, dengan
2. Gangguan neuromuskuler  Identifikasi kebiasaan
kriteria hasil:
3. Kelemahan aktifitas perawatan diri
1. Kemampuan mandi
4. Penurunan motivasi sesuai usia
meningkat
5. Gangguan psikologis  Monitor tingkat
2. Kemampuan mengenakan
dan/atau psikotik kemandirian
pakaian meningkat
Gejala dan Tanda Mayor  Identifikasi kebutuhan
3. Kemampuan ke toilet
3. Subjektif alat bantu kebersihan
(BAB/BAK) meningkat
Menolak melakukan diri, berpakaian, berhias,

11
perawatan diri 4. Minat melakukan perawatan dan makan
4. Objektif diri meningkat Terapeutik
 Tidak mampu mandi/ 5. Mempertahankan  Sediakan lingkungan
mengenakan kebersihan mulut yang privasi
pakaian/makan/ke meningkat  Siapkan keperluan
toilet/berhias secara pribadi (mis. Parfum,
mandiri sikat gigi, dan sabun
 Minat melakukan mandi)
perawatan diri kurang  Damping dalam
Gejala dan Tanda Minor melakukan perawatan
3. Subjektif (tidak tersedia) diri sampai mandiri
4. Objektif (tidak tersedia)  Fasilitasi untuk
menerima keadaan
ketergantungan
 Fasilitasi kemandirian,
bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan
diri
 Jadwalkan rutinitas

12
perawatan diri
Edukasi
 Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan

H. IMPLEMENTASI

I. EVALUASI

13
14
LAPORAN KASUS
I. Pengkajian
A. Identitas
1. Nama :An. I
2. Umur :13 Tahun
3. Jenis kelamin :P
4. Status perkawinan :Belum menikah
5. Pendidikan :SMP
6. Pekerjaan :Pelajar
7. Agama :Islam
8. No Medrek :16980685
9. Tanggal masuk :02 Oktober 2022
10. Tanggal pengkajian :03 Oktober 2022
11. Diagnose medis :Ileus Obstruktif
12. Alamat : Cilampahan

B. Identitas penanggung jawab


1. Nama :Ny. H
2. Umur :36 Tahun
3. Jenis kelamin :P
4. Pendidikan :SMA
5. Pekerjaan :Mengurus rumah tangga
6. Hubungan dengan klien :Kakak
7. Alamat :Cilampahan

C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada bagian abdomen, dengan skala nyeri 5,
nyeri seperti dililit dengan waktu yang terus menerus,/menetap
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan masuk rumah sakit tanggal 02 oktober 2022 dengan
keluhan nyeri pada abdomen, tidak masuk makan ataupun minum, tidak
BAB dengan rentan waktu kurang lebih 1 minggu,
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga mengatakan pada bulan September 2019, pasien pernah
dioperasi pada bagian abdomen dengan diagnose medis appendik di
RSUD Dr. Soekardjo
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga mengtakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang
sama dengan pasien.

14
D. Riwayat Activity Daily Living (ADL)
No Kebutuhan Sebelum sakit Sesudah sakit
1 Nutrisi
a. BB/TB 42 kg/130 cm 40 kg/130 cm
b. Diet - Puasa
c. Kemampuan
 Mengunyah Mampu Mampu
 Menelan Mampu Mampu
 Bantuan total/Sebagian - -
d. Frekuensi makan 3x1 porsi Terpasang NGT
e. Porsi makan 1 porsi Terpasang NGT
f. Makan yang menimbulkan Tidak ada Tidak ada
alergi Tidak terkaji Tidak terkaji
g. Makanan yang disukai
2
Cairan
a. Intake
 Oral Air putih Terpasang NGT
 Jenis 8 gelas/hari -
 Jumlah cc/hari - -
 Bantuan
total/Sebagian
 Intravena - Nacl
 Jenis - 300cc
 Jumlah cc/hari
b. Output Urine Urine
 Jenis 2000cc/hari 1000cc/hari
3
 Jumlah 2000cc/hari

Eliminasi
a. BAB 1x sehari 1x selama sakit
Padat Padat&cair
 Frekuensi
Kuning Hitam&kuning
 Konsistensi
- Nyeri
 Warna Mandiri Bantuan
 Keluhan
 Bantuan/Sebagian
b. BAK 2x sehari 2x1 sehari
 Frekuensi Cair Cair
 Konsistensi Kuning jernih Kuning
 Warna - -
4  Keluhan - Menggunakan
 Bantuan/Sebagian diapers

Istirahat tidur 7 jam/ hari 6 jam/hari


a. Lama tidur - -
b. Keluhan memulai tidur - -
5 - -
c. Gangguan tidur

15
d. Kebiasaan sebelum tidur

Personal hygiene
a. Mandi 2x sehari Waslap 1x sehari
 Frekuensi Mandiri Bantuan total
 Bantuan total/Sebagian Tidak terkaji Tidak terkaji
 Kebiasaan mandi 2x sehari 1x selama sakit
b. Gosok gigi 2x seminggu -
c. Cuci rambut 1x seminggu 1x selama sakit
6
d. Gunting kuku 2x sehari 1x sehari
e. Ganti pakaian
Mandiri Mandiri/Sebagian
Aktivitas
- -
a. Mobilitas fisik
Menonton televisi -
b. Olah raga
c. Rekreasi

E. Data psikologis
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dari penyakitnya dan Kembali sehat
seperti semula
F. Data social
Cara berhubungan pasien dengan orang sekitar, seperti perawat, keluarga dan
dokter kooperatif dan baik
G. Data spiritual
Pasien menerima penyakit yang dialaminya sekarang, bisa melaksanakan
sholat 5 waktu, dan yakin akan sembuh
H. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum pasien
Pasien Nampak menggunakan selang nasogastriktube (NGT), untuk
mengeluarkan kotoran pada lambung, dan juga terpasang infus dengan
cairan Nacl
2. Tanda umum pasien
a. Temperature (suhu) : 36,2
b. Pulse (nadi) : 100x/menit
c. Repiratory (napas) : 20x/menit
d. Tekanan darah :120/80 mmHg
e. Tinggi badan : 130 cm
f. Berat badan : 40 cm
3. Kesadaran
a. Kualitatif : composmentis
b. Kuantitatif : 15
4. System pernapasan
 Inspeksi : bentuk simetris, warna kulit sawo matang
 Palpasi : pergerakan dinding dada simetris, tidak ada nyeri,
tidak ada

16
krepitasi
 Perkusi : normal
 Auskultasi : veikuler
5. System kardiovaskuler
 Inspeksi : bentuk dada simetris
 Palpasi : tidak ada nyeri
 Auskultasi : lupdup
6. System persyarafan
 N. I Olfaktorius : fungsi penciuman pasien baik/normal
 N. II Optikus : fungsi penglihatan pasien baik/normal
 N. III. IV. VI : pergerakan bola mata dan pupil baik
 N. V Trigeminus: pasien dapat menutup dan membuka rahang dan
dapat menggerakannya
 N. VII Facialis : pasien dapat mengerutkan dahi
 N. VIII vestibula : pendengaran pasien normal
 N. IX. X : pasien mampu berbicara jelas, mampu
menelan dan mengunyah
 N. XI asesorius : pasien mampu menggerakan kepala, menoleh ke
kiri dan ke kanan
 N. XII hipoglosus : pasien mampu menggerakan dan
menjulurukan lidahnya dengan baik
7. System pencernaan
 Inspeksi : perut kembung
 Palpasi : bising usus 12x/menit
 Perkusi : pekak
 Auskultasi : ada nyeri tekan pada perut bagian kiri bawah
8. System muskulokeletal
Tidak ada kelainan, fungsi baik, reflek otot normal. Kekuatan otot atas
dan bawah 5
9. System integument
Rambut pasien agak kotor, kuku Panjang dan kotor, kulit kering tidak ada
lesi, turgor kulit baik
10. System endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pertumbuhan kuku normal, rambut
pubis normal, aksila normal, keadaan genitalia bersih dan normal

17
I. Data Penunjang
- Laboratorium
Hasil laboratorium (tanggal 02 oktober 2022, pukul 16:29)
Jenis
Hasil Nilai Rujukan Satuan Metode
Pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin 16,8 12-16 g/dl Auto
Hematocrit 50 35-45 % analyzer
Jumlah leukosit 17.900 5000-10000 /mm3 Auto
Jumlah 364.000 150000- /mm3 analyzer
trombosit 2.00 350000 - Auto
Waktu 1.00-3.00 analyzer
pendarahan(bt) 4.00 - Auto
Waktu 1.00-7.00 analyzer
pembekuan (ct) DUKE

DUKE
Faal Ginjal
Ureum 40 15 – 45 mg/dl Urease
Kreatinin 0.55 0,5 -0,9 mg/dl kinetic
Kinetic jaffe
Karbohidrat
Glukosa sewaktu 121 76 – 110 mg/dl GOD-POD

Elektrolit
Natrium, Na 120 135 – 145 mmol/l ISE
Kalium, K 3.2 3,5 – 5,5 mmol/l ISE
Kalsium, Ca 1.17 1,10 – 1,40 mmol/l ISE

Hasil laboratorium (pada tanggal 04 oktober 2022, pukul 06.54)

Jenis Hasil Nilai Satuan Metode


Pemeriksaan Rujukan
Elektrolit
Natrium Na 139 135-145 Mmo1/1 ISE
Kalium K 35 35-55 Mmo1/1 ISE
Calsium Ca 1,21 1,10-1,40 Mmo/1 ISE

- Pemeriksaan USG (pada tanggal 03 oktober 2022, pukul 10:16)


Hati eko homogen permukaan rata
Limpa tak membesar
Pancreas homogen rata
Kandung empedu tak tampak batu satuan biler tak melebar

18
Ginjal kiri tak tampak batu bendungan
Ginjal kanan colic ureter kanan hydronefrosis grade II,XI

Buli buli urine banyak tak tampak batu


Uterus adnexa tak tampak massa/kista

- Terapi yang diberikan


NO NAMA DOSIS LEWAT GOLONGAN
OBAT
1 Ceftriaxon 2x10 mg IV Antibiotic
2 Ondansetron 3x8 mg IV Anti mual
3 Alinamin F 3x1 Tablet Suplemen
makanan
4 Paracetamol 3x500 mg Tablet Analgetik
5 Metronidazole 3x250 ml Inf Antibiotic
6 Nacl 0,9% 500 ml Inf Kebutuhan cairan
elektrolit
6 Fleet Enema 3x1 Supositoria Obat sembelit

II. ANALISA DATA


NO. DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
1. Ds : klien mengatakan Akumulasi gas dan Nyeri akut
nyeri pada bagian perut cairan dalam lumen
Do : - klien tampak usus
meringis menahan nyeri ↓
- Nyeri tekan pada Distensi di usus
bagian perut ↓
- Skala nyeri 5 Tekanan intralumen
- Perut kembung meningkat
(distensi) ↓
- Nyeri pada perut Iskemik dinding usus
tidak menjalar dan ↓
bersifat menetap nyeri
2. Ds : klien mengatakan Ileus obstruktif Deficit nutrisi
mual ↓
Do : - sudah hampir ± 6 Muntah
hari tidak masuk ↓
makan/minum Anoreksia

19
- Terpasang NGT Nutrisi kurang dari
- Dari 42 kg kebutuhan tubuh
menjadi 39 kg

3. Ds : klien mengatakan Kerja usus melemah Gangguan eliminasi


sudah tidak Bab lebih dari fekal
1 minggu Gangguan peristaltic
Do: - perut kembung usus
- Tidak ada nya
rangsangan inginn Kimus kulit dicerna
BAB usus

Sulit BAB

konstipasi
4. Ds : klien mengatakan Ileus obstruktif Deficit perawatan
belum cuci rambut, ↓ diri
mandi, gosok gigi, Muntah
gunting kuku selama sakit ↓
Do : - klien tampak tidak Anoreksia
rapih ↓
- Lidah kotor Nutrisi kurang dari
- Gigi kuning kebutuhan tubuh
- Kuku panjang ↓
- Rambut kotor Kelemahan

Deficit perawatan diri

III. Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut b.d iskemik usus d.d tampak meringis
2. Deficit nutrisi b.d adanya mual muntah d.d terpasang NGT atau
penurunan BB
3. Gangguan eliminasi fekal bd konstipasi
4. Deficit perawatan diri b.d kelemahan d.d belum bias melakukan ADL
mandiri

IV. Rencana/Tindakan Keperawatan


No. SDKI SLKI SIKI
1. Nyeri akut b.d iskemik Setelah dilakukan Manajemen nyeri
dinding usus d.d tampak asuhan keperawatan Observasi
meringis selama 2x7 jam -Identifikasi nyeri,
diharapkan nyeri lokasi nyeri,
menurun dengan karakteristik
kriteria hasil : nyeri, durasi,
-Keluhan nyeri frekuensi,
menurun kualitas,

20
-Meringis menurun intensitas nyeri
-Gelisah menurun -Identifikasi skala
-Kesulitan tidur nyeri
menurun -Identifikasi respons
nyeri non verbal
-Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
Terapeutik
-Berikan teknik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi rasa
nyeri (kompres
hangat)
Edukasi
-Jelaskan penyebab,
periode dan
pemicu nyeri
-Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
Kolaborasi
-Kolaborasi
pemberian
analgetik jika
perlu
2. Deficit nutrisi b.d adanya Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
mual d.d terpasang NGT asuhan keperawatan Observasi
dan penurunan BB selama 2x7 jam di - Identifikasi
harapkan kebutuhan status nutrisi
nutrisi terpenuhi, - Identifikasi
dengan kriteria perlunya
hasil : penggunaan
- Pengetahuan selang
tentang standar nasogastric
asupan nutrisi - Monitor asupan
yang tepat makanan
- Penyiapan dan - Monitor BB
penyimpanan - Monitor hasil
makanan yang pemeriksaan
aman laboratorium
Terapeutik
- Hentikan
pemberian

21
makan melalui
selang
nasogastric jika
asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk jika
mampu
Kolaborasi
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan
3 Gangguan eliminasi fekal Setelah dilakukan Manajemen
b.d konstipasi asuhan keperawatan Eliminasi Fekal
2x7 jam diharapkan (l.04151)
proses pengeluaran Tindakan
feses yang mudah Observasi
dengan kriteria - Identifikasi
hasil : masalah usus
- Control dan
pengeluaran penggunaan
feses meningkat obat pencahar
- Keluhan defekasi - Monitor buang
lama dan sulit air besar
menurun Kolaborasi
- Mengejan saat - Kolaborasi
defekasi pemberian obat
meningkat supositoria anal,
- Konsistensi feses jika perlu
membaik
- Frekuensi BAB
membaik
- Peristaltic usus
membaik

4 Deficit perawatan diri b.d Setelah dilakukan Dukungan


kelemahan d.d belum bias asuhan keperawatan perawatan diri
melakukan ADL dengan 2x7 jam diharapkan Observasi
benar/mandiri ADL terpenuhi, - Identifikasi
dengan kriteria kebiasaan
hasil : activitas
- Verbalisasi perawatan diri

22
keinginan sesuai usia
melakukan - Monitor
perawatan diri tingkat
meningkat kemandirian
- Minat melakukan Terapeutik
perawatan diri - Fasilitasi untuk
meningkat menerima
- Mempertahankan keadaan
kebersihan ketergantungan
dirimeningkat - Fasilitasi
kemandirian,
bantu jika tidak
mampu
melakukan
perawatan diri
- Jadwalkan
rutinitas
perawatan diri
Edukasi
- Anjurkan
melakukan
perawatan diri
secara konsisten
sesuai
kemampuan

V. Implementasi
No. Diagnosa Implementasi Evaluasi
keperawatan
1. Nyeri akut b.d - 09.00 S = klien mengatakan
iskemik dinding usus mengidentifikasi nyeri pada bagian
d.d tampak meringis pasien perut
R = mrnjawab An. I O = klien tampak
- 09.02 menahan nyeri dan
mengidentifikasi meringis
TPRS A = masalah belum
R = T : 37, 2, P : 78 teratasi
x/m, R : 20 X/M, S : P = lanjutkan
110/80 mMHg intervensi
- 09.10 I = menganjurkan
Mengidentifikasi kompres hangat (R =
skala nyeri merasa nyaman)
R = skala nyeri 5 E = pasien masih
- 09.15 merasakan nyeri pada
mengidentifikasi perut
lokasi nyeri

23
R = nyeri pada
bagian perut
- 09.20 memberikan
teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
nyeri
R = nyaman
- 09.25 memonitor
efek samping
penggunaan
analgetik
R = tampak
mengantuk
2. Deficit nutrisi b.d - 09.30 S = klien mengatakan
adanya mual muntah Mengidentifikasi mual muntah
d.d terpasang NGT status nutrisi O = klien terpasang
dan penurunan BB R = puasa NGT
- 09.40 A = masalah belum
mengidentifikasi teratasi
perlunya P = lanjutkan
menggunakan selang intervensi
NGT I = dianjurkan puasa
R = tampak tidak terlebih dahulu (R =
bias makan, minum keluarnya sisa
karena selalu di makanan di lambung
muntahkan melalui NGT)
- 09.45 memonitor E = Klien mual
berat badan
R = BB dari 42 kg
menjadi 40 kg
- 09.50 memonitor
hasil laboratorium
R = terlampir
3. Gangguan eliminasi - 10.00
fekal b.d konstipasi mengidentifikasi
masalah usus dan
penggunaan obat
pencahar
R = tidak adanya
keinginan BAB
- 10.05 memonitor
buang air besar
R = Belum BAB 1
minggu
- 10.07 Kolaborasi
pemberian obat
pencahar

24
R = pemberian obat
fleet enema

4. Deficit perawatan - 10.09 S = klien mengatakan


diri b.d kelemahan mengidentifikasi belum ADL
d.d belum bias kebiasaan aktivitas O = klien tampak
melakukan ADL perawatan diri sesuai tidak rapih
dengan mandiri usia (R = ADL A = masalah belum
terlampir) teratasi
- 10.10 memonitor P = lanjutkan
tingkat kemandirian intervensi
(R = dibantu) I = dijadwalkan
- 10.17 membantu perawatan diri
melakukan E = pasien bersih
perawatan diri (R =
menggosok gigi dan
membersihkan lidah)
- 10.25 menjadwalkan
rutinitas perawatan
diri (R = klien dan
keluarga
mengangguk)

VI. Evaluasi
No Diagnose keperawatan Catatan perkembangan paraf
(05 oktober 2022)
1 Nyeri akut b.d iskemik usus dd S = pasien mengatakan
tampak meringis masih ada nyeri tapi
menurun
O = - pasien tampak tidak
meringis
- TD:110/80 mmHg
Rr:22x/menit
N : 86 x/menit
S: 36,2
A = masalah teratasi
sebagian
P = lanjutkan intervensi
I = 14.20 menganjurkan
kompres hangat pada
bagian nyeri, R : pasien
tampak nyaman
E = pasien merasa
nyaman
R = intervensi dilanjutkan
2 Deficit nutrisi b.d adanya mual S = keluarga mengatakan

25
muntah dd penurunan berat sudah tidak ada mual
badan (karena terpasang NGT)
O = pasien masih
terpadang NGT
A = masalah teratasi
P = intervensi dihentikan
I = 14.35 menunggu
intruksi dari dokter, R :
keluarga dan pasien
mengiyakan
E = pasien tidak mual
R = hentikan intervensi
3 Gangguan eliminasi fekal b.d S = klien mengatakan
konstipasi sudah BAB
O = tampak BAB di
pempers, berwarna hitam
kekuningan
A = masalah teratasi
P = intervensi dihentikan
I = 14.50 menunggu
intruksi dari dokter, R :
keluarga dan pasien
mengiyakan
E = pasien sudah BAB
dan perut tidak kembung
R = hentikan intervensi
4 Deficit perawtan diri b.d S = keluarga mengatakan
kelemahan d.d belum bisa sudah dibersihkan kuku,
melakukan ADL dengan gigi, lidah, dan diwaslap
mandiri O = tampak bersih dan
rapih
A = masalah teratasi
P = intervensi dihentikan
I = 15.00 mengedukasi
pasien agar mampu
melakukan perawatan diri,
R : mengiyakan oleh
keluarga
E= pasien merasa nyaman
R = hentikan intervensi

26
DAFTAR PUSTAKA

Behman, R et al. (2018). Evolving Management Strategies in Patients


with Adhesive Small Bowel Obstruction: a Population-Based Analysis.
Evolving Management Strategies in Patients with Adhesive Small Bowel
ObstructJ Gastrointest Surgery, 22(12):2133-2141
Chahayaningrum,Tenti. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Tn. S
Dengan LaparatomiPada Ileus Obstruksi Di Instalasi Bedah SentralRsud Dr
Moewardi Surakarta.Universitas Muhammadiyah Surakarta : Surakarta
(jurnal)
Fossum , T. (2002). Small Animal Surgery. St. Louis, London: Ed.
Mosby.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis keperawatan: definisi dan
klasifikasi 2012- 2014. EGC: Jakarta
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34591/3/Chapter%20II.
pdf . diakses pada tanggal 11 Oktober 2022
https://www.scribd.com/document/355703363/Laporan-Pendahuluan-
Ileus-Obstruktif. Diakses pada tanggal 11 oktober 2022
Indrayani, M Novi. 2013. Diagnosis Dan Tata Laksana Ileus Obstruktif.
Universitas Udayana : Denpasar (jurnal)
Indonesia Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2011). Diagnosis
Keperawatan Edisi 9. EGC:Jakarta
Mellor, K., Hind, D., & Lee , M. (2018). A systematic review of
outcomes reported in small bowel obstruction research. J. Surg. Res, 229:41-
50.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator diagnostik. Jakarta : DPP
PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2019. Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria hasil keperawatan. Jakarta :
DPP PPNI

27
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2018. Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia : Definisi dan tindakan keperawatan. Jakarta : DPP
PPNI
Pasaribu,Nelly. 2012. Karakteristik Penderita Ileus Obstruktif Yang
Dirawat Inap Di Rsud Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2010.Universitas
Sumatera Utara : Sumatera Utara (jurnal)
Saputra. (2014). Buku saku keperawatan pasien dengan gangguan fungsi
gastrointestinal . Jakarta: Binarupa Aksara.
Sjamsuhidajat, R., & De Jong, W. (2017). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi
3. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidajat, R. (2014). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer, & Bare. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddart Edisi 8 Vol 3. Jakarta : ECG.
Smith DA, & Nehring SM. (2018). Bowel Obstruction. 100:651.
Vilz, T., Stoffels, B., & Strassburg. (2017). Ileus In Adult. Deutsches
Arzteblatt International, 114(29-30): 508–518.
Qureshi, N. A., Kumar Bhat, S., & Sodhi, B. S. (2017). Spectrum of
Etiology of Intestinal Obstruction-A Hospital-based Study. International
journal of scientific study, 85 (209). https://doi.org/10.17354/ijss/2017/399
Wahyudi, A., Siswandi, A., Purwaningrum, R., & Dewi, B. C. (2020).
Angka Kejadian Ileus Obstruktif Pada Pemeriksaan BNO 3 Posisi Di RSUD
Abdul Moeloek Pendahuluan. 11(1), 145–151.

28

Anda mungkin juga menyukai