Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS KOLIK ABDOMEN


DI RUANG PERAWATAN 2
RS BHAYANGKARA PALU

DI SUSUN OLEH

RATNAWATI, S.Kep
2019032078

CI LAHAN CI INSTITUSI

(Ns. Rahman, S.Kep) (Ns.Ismawati, S. Kep.,M.sc)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020
KOLIK ABDOMEN

A. KONSEP MEDIS

1. Pengertian

Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus

intestinal, Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran

isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal. (Amin Huda: 2015)

Colic Abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan

bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen (perut). Hal yang mendasari hal ini

adalah infeksi pada organ di dalam perut (mencret, radang kandung empedu, radang

kandung kemih), sumbatan dari organ perut (batu empedu, batu ginjal). (Hardi Kusuma:

2015)

Kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan dirasakan seperti

perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena sumbatan baik parsial

ataupun total baik oragan tubuh berongga atau organ yang terlibat tersebut

dipengaruhi peristaltik. (gilroy, 2015).

kolik abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan kadang

hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan sampai yang bersifat fatal.

(Amin Huda: 2015).

2. Epidemiologi

Prevalensi kasus kolik abdomen pada rawat inap meliputi 20 -40 % dari pasien rawat

inap.pad penelitian didapatkan penyebab kolik abdomen meliputi 33% merupakan nyeri non

specific yang banyak terdapat pada wanita muda 23% appendicitis akut dan 8,8% disebabkan
oleh kolik biliar yang biasanya diderita oleh wanita tua. hampir semua dari keadaan kolik

abdomen memerlukan terapi pembedahan. Kolik abdomen dapat terjadi pada berbagai usia dan

jenis kelamin

3. Etiologi

Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :

a. Secara mekanis :

1) Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan karena

radang)

2) Karsinoma

3) Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di dalam usus)

4) Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)

5) Polip (perubahan pada mukosa hidung)

6) Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)

b. Fungsional (non mekanik)

1) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak dapat

bergerak)

2) Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan oleh

kecelakaan lalu lintas)

3) Enteritis regional

4) Ketidak seimbangan elektrolit

5) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena ginjal

tidak bekerja secara efektif)


4. Patofisiologi

Colic abdomen adalah gangguan pada aliran normal usus seoanjang traktus

intestinal. Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari organ

yang terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari adalah infeksi dalam organ perut

(diare, radang kandung empedu, radang kandung kemih). Sumbatan dari organ perut

(batu empedu, batu ginjal). Akut abdomen yaitu suatu kegawatan abdomen yang dapat

terjadi karena masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba-tiba dan berlangsung kurang daari

24 jam. Colic abdomen terkait pada nyeri perut serta gejala seperti muntah, konstipasi,

diare, dan gejala gastrointestinal yang spesifik. Pada kolik abdomen nyeri dapat berasal

dari organ dalam abdomen, termasuk nyeri viseral. Dari otot lapisan dinding perut.

Lokasi nyeri perut abdomen biasanya mengarah pada lokasi organ yang menjadi

penyebab nyeri tersebut. Walupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan perjalanan

dari tempat lain. Oleh karena itu, nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri

tersebut atau sekunder dari tempat lain.

5. Klasifikasi

Kolik abdomen visceral adalah berasal dari organ dalam, visceral dimana

intervasi berasal dari saraf memiliki respon terutama terhadap distensi dan kontraksi otot,

bukan karena iritasi lokal, robekan atau luka karakteristik nyeri visceral diantaranya sulit

terlokalisir, tumpul, samar, dan cenderung beralih ke area dengan struktur embrional

yang sama.

Pada garis besarnya sakit perut dapat dibagi menurut datangnya serangan dan

lamanya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang), yang kemudian dibagi lagi atas
kasus bedah dan non bedah (pediatrik). Selanjutnya dapat dibagi lagi berdasarkan umur

penderita, yang di bawah 2 tahun dan di atas 2 tahun, yang masing-masing dapat

dikelompokkan menjadi penyebab gastrointestinal dan luar gastrointestinal.

6. Manifestasi Klinis

a. Mekanika sederhana – usus halus atas

 Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah

empedu   awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar

pada interval singkat), nyeri tekan difus minimal.

b. Mekanika sederhana – usus halus bawah

Kolik (kram) signifikan mid abdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak ada

kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan

difus minimal.

c. Mekanika sederhana – kolon

Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian

terjadmuntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal.

d. Obstruksi mekanik parsial

Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram

nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.

e. Strangulasi

f. Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir;

distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan

terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau

mengandung darah samar.


8. Pemeriksaan Penunjang

a. Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus

b. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan

sigmoid yang tertutup.

c. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah; peningkatan

hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum

amilase karena iritasi pankreas oleh lipatan usus.

d. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik. (Amin

huda: 2015)

9. Penatalaksanaan

a. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

b. Terapi Na+, K+, komponen darah

c. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial

d. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler

e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area

penyumbatan selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring

miring ke kanan.

f. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.

g. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik,

ileus paralitik atau infeksi.

h. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.

i. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.


j. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus

dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.

(Amin huda: 2015)

10. Komplikasi

a. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )

b. Kolik biliaris

c. Kolik intestinal (obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang)

d. Gangreng

Gangreng adalah borok yang disebabkan karena kematian sel/jaringan. Gangren

kandung  empedu, saluran empedu dan pankreas diawali oleh infeksi pada organ-

organ tersebut.

e. Sepsis

Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke seluruh tubuh

melalui peredaran darah. Sepsis berat dapat menimbulkan syok, dimana tekanan

darah turun.

f. Fistula

Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ. Batu empedu

mengerosi dinding kandung empedu atau salurang empedu, menimbulkan saluran

baru ke lambung, usus dan rongga perut.

g. Peritonitis

Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga perut yang

steril terkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu fistula ke rongga perut.


h. Ileus

Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila batu berukuran

cukup  besar.(Amin huda: 2015)

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Menurut Amin Huda (2015) dalam buku Aplikasi Nanda dan NIC-NOC adalah

sebagai berikut :

a. Identitas

Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status perkawinan,

Terdapat juga identitas penanggung jawab misal suami.atau orang tua

b. Status kesehatan saat ini

Meliputi keluhan saat MRS dan keluhan utama saat ini

c. Kebutuhan Dasar Khusus

1) Pola nutrisi

Nafsu makan meningkat, kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg

2) Pola eliminasi/sistem urogenital

a) Konstipasi , tidak mampu berkemih, retensi urine.

b) Edema pada kandung kemih , uretra dan meatus urinarius terjadi karena

trauma.

c) Pada fungsi ginjal : proteinuria,diuresis mulai 12 jam


3) Pola personal Hygiene

Bagaimana frekuensi personal hygien klien, seperti mandi, pral hygiene, maupun

cuci rambut.

4) Pola istirahat dan tidur

Kurang tidur, mengantuk

5) Pola Aktivitas dan latihan

Terganggu karena nyeri

6) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Apakah klien merokok, minum-minuman keras, ataupun ketergantungan obat.

7) Seksualitas / reproduksi

Ketakutan melakukan hubungan seksual karena nyeri

8) Peran

Perubahan peran sebagai ibu

9) Persepsi diri/konsep diri

Penilaian citra tubuh terganggu

d. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum

a) GCS

b) Tingkat Kesadaran

c) Tanda-tanda Vital

Jam I : tiap 15 menit, Jam II : tiap 30 menit, Jam III : tiap 4 jam, Setelah 24

jam : 8 jam

d) Berat badan
e) Tinggi badan

2) Head to toe

a) Kepala

Memeriksakan apakah terjadi edema pada wajah

b) Wajah

Memeriksakan apakah kongjungtiva pucat, apakah skelera ikterus.

c) Leher

1. Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah ada kelenjar tiroid

membear, pembuluh limfe, pelebaran vena jungularis.

d) Thoraks

1. Payudara

a. Terdapat perubahan payudara , payudara membesar. Putting mulai erektil,

2. Jantung

a. Volume darah

Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu.

e) Abdomen

Memeriksakan bising usus pada empat kuadran

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Amin Huda, 2015 diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada

kasus Kolik Abdomen adalah:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (peningkatan kontraksi organ)

2. Resiko defisit volume cairan b/d intake yang kurang dan diaphoresis
3.Resiko cidera berhubungan dengan orientasi efektif , penurunan hemoglobin,

trombositopeni, hipoksia jaringan

4.Resiko infeksi berhubungan dengan proses inflamasi

5.ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan

3.Rencana Keperawatan

1.Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (peningkatan kontraksi organ)

Tujuan dan kriteria hasil (NOC) Intervensi


(NIC)
Paint level Manajemen Nyeri
Pain control Definisi : mengurangi nyeri
Comfort level dan menurunkan tingkat nyeri
Criteria hasil: yang dirasakan pasien.
1. Mengenali faktor penyebab Intervensi :
2. Mengenali onset (lamanya 1. lakukan pengkajian nyeri
sakit) secara komprehensif
3. Menggunakan metode termasuk lokasi,
pencegahan karakteristik, durasi,
4. Menggunakan metode frekuensi, kualitas dan
nonanalgetik untuk faktor presipitasi
mengurangi nyeri 2. gunakan teknik komunikasi
5. Menggunakan analgetik terapeutik untuk
sesuai kebutuhan mengetahui pengalaman
6. Mencari bantuan tenaga nyeri pasien
kesehatan 3. kaji kultur yang
7. Melaporkan gejala pada mempengaruhi respon
tenaga kesehatan 4. evaluasi pengalaman nyeri
8. Menggunakan sumber- masa lampau
sumber yang tersedia 5. kontrol lingkungan yang
9. Mengenali gejala-gejala dapat mempengaruhi nyeri
nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
6. kurangi faktor presipitasi
7. berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
8. evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
9. tingkatkan istirahat
10. kolaborasikan dengan
dokter jika keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
ANALGETIC
ADMINISTRATION
1. tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2. cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi
3. pilih analgetik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgetik ketika
pemberian lebih dari satu
4. tentukan pilihan analgetik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri

2.Defisit volume cairan b/d intake yang kurang dan diaphoresis


Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Fluid balance Fluid management
Hydration 1. Timbang popok/pembalut jika
Nutritional status diperlukan
Intake 2. Pertahankan catatan intake
criteria hasil: dan output yang akurat
1. Mempertahankan urine output 3. Monitor status hidrasi
sesuai dengan usia dan BB, BJ (kelembaban membran
urine normal, HT normal mukosa, nadi adekuat, tekanan
2. Tekanan darah, nadi, suhu darah ortostatik), jika
tubuh dalam batas normal diperlukan
3. Tidak ada tanda tanda 4. Monitor vital sign
dehidrasi, Elastisitas turgor 5. Monitor masukan
kulit baik, membran mukosa makanan/cairan dan hitung
lembab, tidak ada rasa haus intake kalori harian
yang berlebihan 6. Lakukan terapi IV
         Monitor status nutrisi
7. Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
8. Dorong masukan oral
9. Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
10. Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
11. Tawarkan snack (jus buah,
buah segar)
12. Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
meburuk
13. Atur kemungkinan tranfusi
         Persiapan untuk tranfusi
3.Resiko cidera berhubungan dengan orientasi efektif , penurunan hemoglobin,

trombositopeni, hipoksia jaringan

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


(NOC) (NIC)
Risk control Environment Management
criteria hasil: (Manajemen lingkungan)
1. Klien terbebas dari cedera
1. Sediakan lingkungan yang
2. Klien mampu menjelaskan
aman untuk pasien
cara/metode untukmencegah
2. Identifikasi kebutuhan
injury/cedera
keamanan pasien, sesuai
3. Klien mampu menjelaskan
dengan kondisi fisik dan
factor resiko dari
fungsi kognitif  pasien dan
lingkungan/perilaku personal
riwayat penyakit terdahulu
4. Mampumemodifikasi gaya
pasien
hidup untukmencegah injury
3. Menghindarkan lingkungan
5. Menggunakan fasilitas
yang berbahaya (misalnya
kesehatan yang ada
memindahkan perabotan)
6. Mampu mengenali perubahan
4. Memasang side rail tempat
status kesehatan
tidur
5. Menyediakan tempat tidur
yang nyaman dan bersih
6. Menempatkan saklar lampu
ditempat yang mudah
dijangkau pasien.
7. Membatasi pengunjung
8. Memberikan penerangan yang
cukup
9. Menganjurkan keluarga untuk
menemani pasien.
10. Mengontrol lingkungan dari
kebisingan
11. Memindahkan barang-
barang yang dapat
membahayakan
12. Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya
perubahan status kesehatan
dan penyebab penyakit

4.Resiko infeksi berhubungan dengan proses inflamasi

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


(NOC) (NIC)
Immune status Kontrol infeksi
Knowledge: infection control Definisi: meminimalkan
Risk control mendapatkan infeksi dan
criteria hasil: transmisi agen infeksi
1. tidak didapatkan infeksi Intervensi :
berulang 1. Bersihkan lingkungan setelah
2. tidak didapatkan tumor dipakai pasien lain
3. status rspirasi sesuai yang 2. Pertahankan teknik isolasi
diharapkan 3. Batasi pengunjung bila perlu
4. temperatur badan sesuai yang 4. Instruksikan pengunjung
diharapkan untuk mencuci tangan saat
5. tidak didapatkan fatigue berkunjung dan setelah
kronis berkunjung
6. reaksi skintes sesuai paparan 5. Gunakan sabun anti mikroba
7. Mendeskripsikan proses untuk cuci tangan
penularan penyakit 6. Cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan keperawatan
7. Gunakan universal precaution
dan gunakan sarung tangan
selma kontak dengan kulit
yang tidak utuh
8. Tingkatkan intake nutrisi dan
cairan
9. Berikan terapi antibiotik bila
perlu
10. Observasi dan laporkan
tanda dan gejal infeksi
seperti kemerahan, panas,
nyeri, tumor
11. Kaji temperatur tiap 4 jam
12. Catat dan laporkan hasil
laboratorium, WBC
13. Istirahat yang adekuat
14. Kaji warna kulit, turgor dan
tekstur, cuci kulit dengan
hati-hati
15. Ganti IV line sesuai aturan
yang berlaku
16. Pastikan perawatan aseptik
pada IV line
17. Pastikan teknik perawatan
luka yang tepat
18. Berikan antibiotik sesuai
autran
19. Ajari pasien dan keluarga
tanda dan gejal infeksi dan
kalau terjadi melaporkan
pada perawat
20. Ajarkan klien dan anggota
keluarga bagaimana
mencegah infeksi

5.Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


(NOC) (NIC)
Ansiety Anxiecty Reduction (Penurunan
Fear leavel kecemasan)
Sleep deprivation 1. Gunakan pendekatan yang
Comfort, readiness for menyenangkan
enchanced 2. Nyatakan dengan jelas
Kriteria hasil: harapan terhadap pelaku
1. Mampu mengontrol pasien
kecemasan 3. Jelaskan semua prosedur dan
2. Status lingkungan yang apa yang disarankan selama
nyaman prosedur
3. Mengontrol nyeri 4. Pahami perspektif pasien
4. Kualitas tidur dan istirahat terhadap situasi stres
adekuat 5. Temani pasien untuk
5. Agresi pengendalian diri memberikan keamanan dan
6. Respon terhadap pengobatan mengurangi rasa takut
7. Control gejala 6. Dorong keluarga untuk
8. Status kenyamanan menemani anak
meningkat 7. Identifikasi tingkat
9. Dapat mengontrol ketakutan kecemasan
10. Support social 8. Bantu pasien mengenai
11. Keinginan untuk hidup situasi yang menimbulkan
kecemasan
9. Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
10. Intruksikan pasien
menggunakn teknik relaksasi
11. Berikan obat untuk
mengurangi keceamasan
(Amin huda: 2015)

Daftar Pustaka

Amin,H (2015),Aplikasi Asuhan keperawatan BERDASARKAN Diagnosa Medis Dan


Nanda Nic Noc,Edisi Revisi jilid 3.Yogyakarta : mediaction

Giroy (2015),biliary colik,in E-medicine.http://emedicine.com.diakses januari 2015

Kusuma Hardhi (2015) Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis&


NANDA.yogyakarta :mediaction publishing
Sjamsuhidajat & De Jong.(2015) buku ajar Ilmu bedah,Jakarta : buku kedokteranECG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.S


DENGAN DIAGNOSA MEDIS KOLIK ABDOMEN
DI RUANG PERAWATAN 2
RS BHAYANGKARA PALU
DI SUSUN OLEH

RATNAWATI, S.Kep
2019032078

CI LAHAN CI INSTITUSI

(Ns. Rahman, S.Kep) (Ns.Ismawati, S. Kep.,M.sc)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020

Anda mungkin juga menyukai