COLIC ABDOMEN
DISUSUN OLEH:
ANIATUN ROKHIMAH
121440124150012
A. PENGERTIAN
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal (nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal (reeves, 2001).
Kolik abdomen merupakan nyeri yan gdapat terlokalisasi dan dirasakanseperti
perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena sumbatan baik parsial
ataupun total baik oragan tubuh berongga atau organ yang terlibat tersebut
dipengaruhi peristaltik. Beberapa yang menjadi penyebab kolik abdomen adalah kolik
bilier, kolik renal dan kolik karena sumbatan usus halus (gilroy, 2009).
Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan
kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dariyang sangat ringan sampai yang
bersifat fatal (Ilmu Penyakit Dalam, 2001 : 92).
B. PENYEBAB
1. Mekanis
a. Adhesi/perlengketan pascabedah (90% dari obstruksi mekanik)
b. Karsinoma
c. Volvulus
d. Intususepsi
e. Obstipasi
f.
Polip
g. Striktur
2. Fungsional (non mekanik)
a. Ileus paralitik
b. Lesi medula spinalis
c. Enteritis regional
d. Ketidakseimbangan elektrolit
e. Uremia
3. Etiologi yang lain yaitu
a. Inflamasi peritoneum parietal : perforasi peritonitis, opendisitis, diverti kulitis,
pankreanitis, kolesistitis.
E. PATOFISIOLOGI
Obstruksi usus
Distensi
Tekanan infralumen
Volume ECK
Syok hipovolemik
Peristiwa patofisiologi yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa
memandang apakah obstruksi usus tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau
fungsional. Perbedaan utamanya adalah obstruksi paralitik, paralitik dihambat dari
3. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah, peningkatan
hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar
serum amylase karena iritasi pancreas oleh lipatan usus
4. Arteri gas darah dapat mengindikasi asidosis atau alkalosis metabolic.
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Medis
1. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2. Terapi Na+, K+, komponen darah
3. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
4. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
5. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan; selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring
miring ke kanan.
6. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
7. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik, ileus
paralitik atau infeksi.
8. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
9. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
10. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus dengan
reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.
Tindakan KEPERAWATAN
1. Infus RL ; jika anuria -> infus RL:D5 = 1:1
2. Bila dehidrasi berat -> infus diguyur, dipasang kateter dauwer
3. Beri analgetik ringan (xylomidon),Spasmolitik: Baralgin, Sulfas Aliopin (inj) ; jika
kesakitan sekali -> beri petidin 1 amp im, jangan beri Antibiotik kalau penyebab tidak
jelas
4. Bila gelisah penderita gelisah, beri Diazepam 10 mg iv, bisa diulang tiap 30 menit
5. Bila panas, beri: antipiretik (Parasetamol)
6. Bila keadaan umum jelek, beri supportif Vitamin / Alinamin F (inj), Cortison inj 3 cc
atau Deksametason 2 amp
7. Bila dengan upaya di atas keadaan tidak membaik, rujuk ke RSUD]
H. KOMPLIKASI
1. Usus buntu (peradangan appnedix)
2. Penyumbatan atau obstruksi usus
3. Kolesistitis (radang kandung empedu) dengan atau tanpa batu empedu
4. Sembelit kronis
5. Diseksi Aneurisma Aorta Abdominal
6. Divertikulitis
7. Keracunan makanan (salmonella, shigella) atau virus gastroenteritis (flu perut)
8. Inflammatory bowel disease (penyakit Crohn atau ulcerative colitis)
9. Irritable bowel syndrome
10. Iskemik usus
11. Batu ginjal
12. Infark atau insufisiensi mesenterika (kurangnya cukup pasokan darah ke usus,
kadang-kadang mengakibatkan kegagalan atau kematian bagian dari usus)
13. Pankreatitis (peradangan pankreas)
14. Infeksi Traktus Urinarius
Gangren
Gangren adalah borok yang disebabkan karena kematian sel/jaringan. Gangren
kandung
empedu, saluran empedu dan pankreas diawali oleh infeksi pada organ-organ tersebut.
Sepsis
Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke seluruh tubuh melalui
peredaran darah. Sepsis berat dapat menimbulkan syok, dimana tekanan darah turun.
Fistula
Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ. Batu empedu
mengerosi
dinding kandung empedu atau salurang empedu, menimbulkan saluran baru ke
lambung,
usus dan rongga perut.
Peritonitis
Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga perut yang steril
terkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu fistula ke rongga perut.
Ileus
Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila batu berukuran
cukup
besar.
Read
more: http://doktersehat.com/diagnosis-dan-penatalaksanaan-kolikabdomen/#ixzz3JcGO6OZq
I. Slamet Suyono. Prof. Dr. SpPD. KE., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, FKUI
Jakarta, 2001.
J. 1. Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan dkk. Ed.
1. Jakarta : EGC; 2001
K. 2. Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC;
2001.
L. Marllyn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, 2000
M. Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan dkk. Ed. 1.
Jakarta : EGC; 2001
N. Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC;
2001.
O. H. Slamet Suyono. Prof. Dr. SpPD. KE., 2001.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II, FKUI Jakarta,
P. 2.
Q. 3.
R. 4.
Makanan, Surabaya.
S. 5.
T. 6.