1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian terlebih dahulu kita harus melakukan anamnesa terlebih dahulu pada
pasien. Dimana Anamnesa ada 2 jenis yaitu Auto Anamnesa (pencarian informasi kepada subjek yg
bersangkutan) dan Allo Anamnesa (pencarian informasi kepada orang yang ada kaitannya
A. Identitas
1. Identitas Pasien
Kaji nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat,
dan nomor register.
2. Identitas Penanggung Jawab
Kaji nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, alamat, dan
hubungan dengan pasien.
B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Keluhan utama pada klien malaria biasanya nyeri ulu hati atau nyeri didaerah Epigastrium dan perut
sebelah kanan bawah.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kaji bagaimana kondisi klien saat dilakukan pengkajian. Klien datang biasanya mengeluhkan nyeri ulu
hati (Pengkajian nyeri : P : nyeri datang ketika mengonsumsi makanan yang pedas dan stress, Q: Klien
biaanya merasakan nyeri seperti terbakar dan ditusuk-tusuk., R: klien biasanya merasakan nyeri pada
epigastrium. S : skala nyeri (1-10) T: biasanya nyeri yang dirasakan ketika kelelahan dan stress, mual
dan muntah, anoreksia, rasa penuh, , stres, , sakit kepala, rasa terbakar setalah makan.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat
pemakaian obat-obatan, merokok, alkohol, diit.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah di dalam keluarga klien, ada yang mengalami penyakit yang sama.
C. Pola Fungsional Gordon
1) Pola Persepsi dan penanganan Kesehatan
Menggambarkan persepsi klien dan penanganan kesehatan dan kesejahtraan.
2) Pola Nutrisi / Metabolisme
Menggambarkan masukkan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kondisi kulit rambut dan kuku.
3) Pola Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi usus, kandung kemih dan kulit.
4) Pola aktivitas dan istirahat
Menggambarkan pola latihan dan aktivitas, fungsi pernapasan dan sirkulasi.
5) Pola Istirahat Dan Tidur
Menggambarkan pola tidur, istirahat dan persepsi tentang tingkat energi
6) Pola Kongnitif – persepsi
Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecapan, perabaan, penghidup, persepsi nyeri,
bahsa, memori dan penggambaran keputusan.
7) Pola persepsi diri – konsep diri
Menggambarkan tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan .
8) Pola peran hubungan
Menggambarkan keefektifan peran dan hubungan dengan orang terdekat.
9) Koping - Toleransi Stress
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress dan penggunaan system pendukung.
10) Pola Seksualitas
Menggambarkan riwayat penyakit seksual
11) Nilai Kepercayaan
Menggambarkan spiritual, budaya
D. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD :
Nadi : -
Respirasi : -
Suhu : -
Pemeriksaan Head to toes
1) Kepala
Inspeksi : Bentuk Simetris, rambut beruban sebagian, kulit kepala bersih, rambut bersih.
Palapasi : tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri tekan.
Perkusi : -
Auskultasi : -
2) Mata
Inspeksi : Mata tidak anemis, sclera tidak ikterik.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.
Perkusi : -
Auskultasi : -
3) Hidung
Inspeksi : hidung tampak simetris, hidung tampak bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
Perkusi : -
Auskultasi : -
4) Telinga
Inspeksi : simetris, tidak ada benjolan, terlihat ada serumen.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
Perkusi : -
Auskultasi : -
5) Mulut
Inspeksi : Mukosa mulut tampak kering, lidah bersih, gigi kuning.
Palpasi : -
Perkusi : -
Auskultasi : -
6) Leher
Inspeksi : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
Perkusi : -
Auskultasi : -
7) Dada/punggung
Inspeksi : dada tampak simetris, tidak terdapat benjolan.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan lepas pada daerah toraks maupun vertebra.
Perkusi : suara batas antar organ normal, paru, eksrusi diafragma
Auskultasi : tidak terdengar suara wheezing dan ronchi, suara nafas normal.
8) Abdomen
Inspeksi : Abdomen simestris, tidak tampak ada benjolan.
Auskultasi : Peristaltik usus normal (8x/menit)
Perkusi : Tympani
Palpasi : Tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri tekan, turgor kulit tidak elastis.
9) Ekstermitas atas
Inspeksi : Tampak simetris, turgor kulit baik, tidak ada lesi, tidak ada edema, kuku bersih,
CRT normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan.
Perkusi : -
Auskultasi : -
10) Genetalia : -
11) Ekstermitas Bawah
Inspeksi : Tampak simetris, turgor kulit tidak elastis, tidak ada lesi, tidak ada edema, kuku
bersih.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan dan tidak ada benjolan
Perkusi : -
Auskultasi : -
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah.Hasil tes yang positif
menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak
menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi.Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia
yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.
b. Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urease H. Pylori dalam lambung
menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2).CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi
dalam udara ekspirasi.
c. Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak.Hasil yang positif dapat
mengindikasikan terjadinya infeksi.Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses.Hal ini
menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.
d. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak
terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop)
melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih
dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini.
Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit
sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes
ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit.Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes
ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam.Hampir
tidak ada resioko akibat tes ini.Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan
akibat menelan endoskop.
e. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta
menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan
terlihat lebih jelas ketika di rontgen.
f. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis
penyakit lambung.Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung
puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini
bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi
gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).
g. Analisis stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO, maximum acid output) setelah
pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin atau pentagastrin.Tes ini untuk mengetahui
teradinya aklorhidria atau tidak
Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1. DS: klien biasanya menurunnya barier lambung terhadap asam Nyeri akut
mengeluh uluhati lambung dan pepsin
terasa panas dan
terbakar.
P : biasanya klien
mengeluh nyeri
ketika mengonsumsi inflamasi
makanan yang pedas
dan stress
Q: Klien biaanya
merasakan nyeri nyeri epigastrium
seperti terbakar dan
ditusuk-tusuk.
gangguan rasa nyaman (nyeri)
R: klien biasanya
merasakan nyeri pada
epigastrium.
2 DO: Klien tampak lemas, Penurunan sensori untuk makan Nutrisi kurang dari kebutuhan
tampak mual, mukosa
bibir kering
A: biasanya terjadi
penurunan berat
badan.
B: biasanya analisa
lambung terjadi
peningkatan asam
lambung,
pemeriksaan fases
untuk mengetahui
bakteri H. Pylori dan
fases. Pemeriksaan
darah untuk
mengetahui bakteri
H.Pylori dan darah
Muntah
Rumusan Diagnosa
Intervensi
Implementasi keperawatan
Evaluasi
2 Gangguan pemenuhan S : klien mengatakan tidak merasa mual dan muntah lagi
kebutuhan nutrisi kurang O : klien tampak tidak pucat
dari kebutuhan tubuh A : masalah teratasi
berhubungan dengan intake P : intervensi dihentikan
yang tidak adekuat, anorexia