DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta nikmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem Pencernaan : Hemoroid ”. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan
dari semua pihak penulisan makalah ini tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan hingga terselesainya makalah ini, khususnya kepada
dosen kami atas bimbingannya.
Penulis berusaha semampunya untuk menyelesaikan makalah ini semaksimal
mungkin, akan tetapi penulis juga tidak mengelak bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun dari berbagai pihak senantiasa penulis harapkan untuk
menyempurnakan pembuatan makalah ini dimasa mendatang. Penulis berharap
semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho’Nya sehingga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan yang menulis khususnya.
Mataram,
November 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal.
Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami
berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yan terkena. Hemoroid juga biasa
terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena
pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan
pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang
disebabkan oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan
hilang beberapa waktu setelah melahirkan. Hemoroid diklasifiksasikan menjadi
dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemorod yang terjadi diatas stingfer anal
sedangkan yang muncul di luar stingfer anal disebut hemorod eksternal. (Brunner
& Suddarth, 1996)
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar
35% penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun
wanita. Insiden penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai
puncak pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa,
tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal
ini kelompok tertarik untuk membahas penyakit hemoroid.
2.1 Pengertian
Hemoroid adalah pembengkakan atau distensi vena di daerah anorektal.
Sering terjadi namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan
nyeri dan perdarahan. Istilah hemoroid lebih dikenal sebagai ambeien atau wasir
oleh masyarakat awam. Sudah pasti kehadirannya akan mengundang segelintir
rasa tidak nyaman. Hemoroid bukan saja mengganggu aspek kesehatan, tetapi
juga aspek kosmetik bahkan sampai aspek sosial.
Secara sederhana, kita bisa menganggap hemoroid sebagai pelebaran
pembuluh darah, walaupun sebenarnya juga melibatkan jaringan lunak di sana.
Hemoroid hampir mirip dengan varises. Hanya saja, pada varises pembuluh
darah yang melebar adalah pembuluh darah kaki, sedangkan pada hemoroid
pembuluh darah yang bermasalah adalah vena hemoroidalis di daerah anorektal.
(dr.delken kuswanto)
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.
Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami
berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan
diketahui mengawali atau memperberat adanya hemoroid. (Brunner & Suddarth,
2002)
Hemoroid bisa mengalami peradangan, menyebabkan terbentuknya
bekuan darah (trombus), perdarahan atau akan membesar dan menonjol keluar.
Wasir yang tetap berada di anus disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan
wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid eksterna (wasir luar).
2.2 Etiologi
Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :
1. Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organic kelainan organik
yang menyebabkan gangguan adalah :
a. Hepar sirosis hepatis
Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran
vena ke hepar sehingga terjadi hipertensi portal. Maka akan terbentuk
kolateral antara lain ke esopagus dan pleksus hemoroidalis.
b. Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis.
c. Tumor intra abdomen, terutama didaerah pelvis, yang menekan vena
sehingga aliranya terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur
ovarium, tumor rektal dan lain lain.
2. Idiopatik, tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor
penyebab timbulnya hemoroid
Faktor faktor yang mungkin berperan :
a. Keturunan atau heriditer
Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding
pembuluh darah, dan bukan hemoroidnya.
b. Anatomi
Vena di daerah masentrorium tidak mempunyai katup.
Sehingga darah mudah kembali menyebabkan bertambahnya
tekanan di pleksus hemoroidalis.
c. Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat
antara lain :
i. Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk dimana
gaya gravitasi akan mempengaruhi timbulnya hemoroid.
ii. Gangguan defekasi dan miksi.
iii. Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat.
iv. Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.
3. Faktor predisposisi yaitu : Herediter, Anatomi, Makanan, Pekerjaan,
Psikis dan Senilis, konstipasi dan kehamilan.
4. Faktor presipitasi adalah faktor mekanisme (kelainan sirkulasi parsial dan
peningkatan tekanan intraabdominal), fisiologis dan radang.
Umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi salling
berkaitan.
Berbagai penyebab yang dipercaya menimbulkan terjadinya hemoroid,
antara lain sebagai berikut :
1. BAB dengan posisi jongkok yang terlalu lama.
BAB dengan posisi jongkok yang terlalu lama. Hal ini akan
meningkatkan tekanan vena yang akhirnya mengakibatkan pelebaran
vena. Sedangkan BAB dengan posisi duduk yang terlalu lama merupakan
factor resiko hernia, karena saat duduk pintu hernia dapat menekan.
2. Obtipasi atau konstipasi kronis
Obtipasi atau konstipasi kronis, konstipasi adalah suatu keadaan
dimana seseorang mengalami kesulitan saat Buang Air Besar (BAB)
sehingga terkadang harus mengejan dikarenakan feses yang mengeras,
berbau lebih busuk dan berwarna lebih gelap dari biasanya dan frekwensi
BAB lebih dari 3 hari sekali. Pada obstipasi atau konstipasi kronis
diperlukan waktu mengejan yang lama. Hal ini mengakibatkan peregangan
muskulus sphincter ani terjadi berulang kali, dan semakin lama penderita
mengejan maka akan membuat peregangannya bertambah buruk
3. Tekanan darah (Aliran balik venosa)
Tekanan darah (Aliran balik venosa), seperti pada hipertensi portal
akibat sirosis hepatis. Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis
superior,media dan inferior, sehingga peningkatan tekanan portal dapat
mengakibatkan aliran balik ke vena-vena ini dan mengakibatkan hemoroid
4. Faktor pekerjaan
Faktor pekerjaan. Orang yang harus berdiri,duduk lama, atau harus
menggangkat barang berat mempunyai predisposisi untuk terkena
hemoroid.
5. Olah raga berat
Olah raga berat adalah olahraga yang mengandalkan kekuatan fisik.
Yang termasuk olahraga berat antara lain mengangkat beban berat/angkat
besi, bersepeda, berkuda, latihan pernapasan, memanah, dan berenang.
Seseorang dengan kegiatan berolahraga yang terlalu berat seperti
mengangkat beban berat/angkat besi, bersepeda, berkuda, latihan
pernapasan lebih dari 3 kali seminggu dengan waktu lebih dari 30 menit
akan menyebabkan peregangan . sphincter ani terjadi berulang kali, dan
semakin lama penderita mengejan maka akan membuat peregangannya
bertambah buruk.
2.3 Patofisiologi
Pada permulaan terjadi varises hemoroidalis, belum timbul keluhan
keluhan. Akan timbul bila ada penyulit seperti perdarahan , trombus dan infeksi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran
balik dari vena hemoroidalis. Kantung-kantung vena yang melebar menonjol ke
dalam saluran anus dan rektum terjadi trombosis, ulserasi, perdarahan dan nyeri.
Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yang
keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari vena karena kaya akan
asam. Nyeri yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh
trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Trombosis ini
akan mengakibatkan iskemi pada daerah tersebut dan nekrosis.
Drainase daerah anorektal adalah melalui vena-vena hemoroidalis
superior dan inferior. Vena hemoridalis superior mengembalikan daerah ke v.
mesenterika inferior dan berjalan submukosa dimulai dari daerah anorektal dan
berada dalam bagian yang disebut kolumna morgagni, berjalan memanjang
secara radier sambil mengadakan anostomosis. Ini menjadi varices disebut
hemoroid interna. Lokasi primer hemoroid interna (pasien berada dalam posisi
litotomi) terdapat pada tiga tempat yaitu anterior kanan, posterior kanan dan
lateral kiri. Hemoroid yang lebih kecil terjadi diantara tempat-tempat tersebut.
V. hemoroidales inferior memulai venular dan pleksus – pleksus kecil di daerah
anus dan distal dari garis anorektal. Pleksus ini terbagi menjadi dua dan pleksus
inilah yang menjadi varices dan disebut hemoroid eksterna (Mansjoer, 2000 :
321).
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran
balik dari vena hemoroidalis. Beberapa faktor etiologi telah diajukan termasuk
konstipasi atau diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan,
pembesaran prostat, fibroma uteri, dan tumor rektum. Penyakit hati kronik yang
disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid, karena vena
hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam sistem portal. Selain itu,
sistem portal tidak mempunyai katub, sehingga mudah terjadi aliran balik.
(Price, 1995 : 420).
Hemoroid adalah pelebaran vena hemoroidalis. Pada saat terdapat
penekanan, hemoroid internal akan terdorong melewati pintu anus dan
membentuk penonjolan (prolap). Prolap pada hemoroid derajat II dapat masuk
kembali dengan sendirinya, pada derajat III dapat masuk dengan bantuan dari
luar ( tekanan tangan ) dan pada derajat IV tidak dapat masuk kembali ke dalam
(menetap). Prolap yang menetap mengandung gumpalan darah (thrombus) yang
dapat menimbulkan pembengkakan dan peradangan. Prolap yang mendapat
gesekan dapat menimbulkan nyeri. Selain itu prolap yang mendapat gesekan
dapat menimbulkan iritasi kulit perianal. Bila penderita tidak dapat menjaga
kebersihan tubuhnya, maka dapat menimbulkan rasa gatal dan mengeluarkan
lendir. Adanya lendir menyebabkan kelembaban di daerah anus.
Bila prolap tersebut terus mendapat tekanan dari feses yang keras maka
dapat merusak permukaan halus hemoroid dan menyebabkan perdarahan.
Pendarahan yang terjadi kadang hanya menetes dan kadang dapat memancar
deras. Pendarahan yang berulang dapat menimbulkan anemia.
Patway
2.4 Klasifikasi
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
- Hemoroid interna, merupakan varises vena hemoroidalis superior dan
media.
- Hemoroid eksterna,merupakan varises vena hemoroidalis inferior.
1. Hemoroid Interna
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa
sakit karena tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini.
Hemoriud interna terbagi menjadi 4 derajat :
a. Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi atau tonjolan mokosa tidak
melalui anus dan hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.
b. Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada
saat depikasi, tapi setelah defekasi selesai, tonjolan tersebut dapat
masuk dengan sendirinya.
c. Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan
sendirinya tetapi harus di dorong.
d. Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar
pada saat defekasi tidak dapat di masukan lagi. Biasanya pada derajat ini
timbul thrombus yang di ikuti infeksi dan kadang kadang timbul
perlingkaran anus, sering di sebut dengan Hemoral Inkaresata karena
seakan - akan ada yang menyempit hemoriod yang keluar itu, pada hal
pendapat ini salah karena muskulus spingter ani eksternus mempunyai
tonus yang tidak berbeda banyak pada saat membuka dan menutup. Tapi
bila benar terjadi, inkaserata maka setelah beberapa saat akan timbul
nekrosis tapi tidak demikiaan halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan
perolaps hemoroid.
2. Hemoroid Eksterna.
Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan
hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2
yaitu :
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir
anus dan sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai
trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
- Sering rasa sakit dan nyeri
- Rasa gatal pada daerah hemorid
- Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung
ujung saraf pada kulit merupakan reseptor rasa sakit.
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu
lipatan atau lebih dari kulit anus yang berupa jaringan
penyambung dan sedikit pembuluh darah.
2.5 Manifestasi Klinis
Gejala utama berupa :
1. Perdarahan melalui anus yanng berupa darah segar tanpa rasa nyeri.
2. Prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya.
Gejala lain yang mengikuti :
1. Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau trombus.
2. Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.
3. Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi.
Postoperatif
· -Mencegah mengejan
· -Diskusikan
saat difekasi dan
mempertahankan
melunakkan feces.
difekasi lunak
dengan
menggunakan
pelunak feces dan
makanan laksatif
alami.
· -Menurunkan tekanan
· -Jelaskan
intra abdominal yang
pentingnya
tidak perlu dan
menghindari
tegangan otot.
mengangkat benda
berat dan mengejan.
3.4 Implementasi
Implementasi adalah perawat mengimplementasikan intervensi-
intervensi yang terdapat dalam rencana perawatan. Komponen dalam tahap
implementasi meliputi tindakan keperawatann mandiri, kolaboratif,
dokumentasi, dan respon pasien terhadap asuhan keperawatan.
3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses
keperawatan, dimana evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus dengan melibatkan pasien, perawat, dan anggota tim kesehatan
lainnya. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan
dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk
melakukan pengkajian ulang.
Teknik dalam melakukan evaluasi ada 2 yaitu :
1. SOAP
S : Subyektif
O : Obyektif
A : Analisa/ Assasment
P : Planing
2. SOAPIER :
S : Subyektif
O : Obyektif
A : Analisa/ Assasment
P : Planing
I : Implementasi
E : Evaluasi
R : Reassesmen
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Hemoroid adalah distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi
namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan
perdarahan. Istilah hemoroid lebih dikenal sebagai ambeien atau wasir
oleh masyarakat. Akibat dari adanya hemoroid adalah timbulnya rasa
tidak nyaman. Hemoroid bukan saja mengganggu aspek kesehatan, tetapi
juga aspek kosmetik bahkan sampai aspek sosial. Hemoroid
mengakibatkan komplikasi,diantaranya adalah terjadi trombosis,
peradangan, dan terjadi perdarahan. Hemoroid juga dapat menimbulkan
cemas pada penderitanya akibat ketidaktahuan tentang penyakit dan
pengobatannya
4.2 SARAN
Dengan adanya tugas ini penulis dapat lebih memahami tentang
bagaimana penyakit hemroid dan dapat melakukan perawatan yang baik
serta menegakkan asuhan keperawatan yang baik. Dengan adanya hasil
tugas ini diharapkan dapat dijadikan sebagai literatur untuk menambah
wawasan dari ilmu yang telah di dapatkan dan lebih baik lagi dari
sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA