Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP TEORI PADA PASIEN HEMOROID

DI SUSUN OLEH:

WINNYWATY DILIANTI DEDE


NIM : PO5303203211225

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KEMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU

TAHUN 2022.
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP TEORI PADA

PASIEN HEMOROID

(PEMBIMBING/CI) (PEMBIMBING AKADEMIK)

( ) ( )
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat
umum terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid
berdasarkan luas vena yang terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil.
Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga
karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis.
Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan
hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan.
Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemoroid yang
terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang mun   cul di luar stingfer anal disebut
hemoroid eksternal. (Brunner & Suddarth, 1996)
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35%
penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden
penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65
tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan
perasaan yang sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal ini kelompok tertarik untuk
membahas penyakit hemoroid.
1.2 Tujuan
TIU :
Makalah ini dibuat bertujuan agar mahasiswa keperawatan semester III mampu
memahami dan mengetahui pembuatan Asuhan Keperawatan dengan pasien penyakit
Hemoroid
TIK :
- Mahasiswa mampu memahami pengertian, patofisiologi, tanda dan gejala penyakit
Hemoroid
- Mahasiswa mengetahui cara pembuatan Askeep
- Mahasiswa mampu membuat Askep dengan proses keperawatan yang benar, yang
meliputi pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi dan evalusi.
1.3 Sistematika Penulisan

Dalam makalah Asuhan Keperawatan penyakit cidera kepala ini berisi tentang :
1. Pendahuluan yang menginformasikan latar belakang dan tujuan penyusunan
makalah
2. Tinjauan teoritis :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Manifestasi klinik
d. Patoflow
e. Komplikasi
f. Pemeriksaan diagnostik
g. Penataleksanaan medis
h. Proses keperawatan
3. Tinjauan kasus
a. Pengkajian
b. Diagnose
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
4. Pembahasan
Pengkajian sampai evaluasi
5. Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
6. Daftar pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIK

2.1 Definisi
- Menurut asal katanya [Yunani, haem = blood (darah), rhoos = flowing (mengalir)]
(Oleh Andra Racikan Utama - Edisi September 2006 (Vol.6 No.2 )
- Masa Vaskular yang menonjol kedalam lumen rectum bagian bawah atau areal
perineal (Sandra M Nettina).
- Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang
berasal dari plexus hemorrhoidalis.
- Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid sangat
umum terjadi. Pada usia 50 tahunan, sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe
hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.
- Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales
(bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah
sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar
(Daldiyono).

2.2. Etiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari
vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk
konstipasi/diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran
prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi
portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena hemoroidalis superior
mengalirkan darah ke dalam system portal. Selain itu system portal tidak mempunyai
katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Faktor resiko hemoroid :
1. Keturunan ; Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
2.  Anatomic ; Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus
hemorhoidalis kurang mendapat sokongan otot dan fasi sekitarnya
3. Pekerjaan ; Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat
barang berat, mempunyai predisposisi untuk hemoroid
4. Umur ; Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot
sfingter menjadi tipis dan atonis
5. Endokrin ; Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus
(sekresi hormon kelaksin)
6. Mekanis ; Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi
dalam rongga perut. Misalnya penderita hipertrofi prostat
7. Fisiologis ; Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita
dekompensiasio hordis atau sikrosis hepatis
8. Radang ; Adalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu
berkurang.

2.3 Klasifikasi
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1) Hemoroid Interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat
pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika
tidak ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar seperti hemoroid
eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena
tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa
menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil
tindakan operasi untuk membuang wasir.
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
- Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan
hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.
- Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat
depikasi, tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan
sendirinya.
- Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya
tetapi harus di dorong
- Derajat I
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat
defikasi tidak dapat di masukan lagi.
2) Hemoroid eksterna
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di
bawah otot dan berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan
bengkak kebiruan pada pinggir anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid
eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna.
Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna
akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah: ; Sering rasa sakit dan nyeri,
Rasa gatal pada daerah hemorid. Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan
karena ujung – ujung saraf pada kulit merupakan reseptor rasa sakit .
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih
dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh
darah.

2.4 Patofisiologi
Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi,
konstipasi menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan
peningkatan tekanan intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan
elevasi yang tekanna yang berulang-ulang mengakibatkan vena hemoroidalis
mengalami prolaps. Hasil di atas menimbulkan gejala gatal atau priritus anus akibat
iritasi hemoroid dengan feses, perdarahan akibat tekanan yang terlalu kuat dan feses
yang keras menimbulkan perdarahan, dan ada udema dan peradangan akibat infeksi
yang terjadi saat ada luka akibat perdarahan.
2.5 Manifestasi Klinis
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan perdarahan
berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri
hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.Trombosis adalah
pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan
nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini
membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.

2.6 Pemeriksaan Diagnostik


1. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).

Mengedan saat defekasi,Konstipasi menahun,Kehamilan,Obesitas

Peningkatan tekanan intra abdominal


 

Transmisike daerah anorektal

Elevasitekanan yang berulang-ulang

Vena hermoidalis mengalami prolapse

Hemoroid

Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat
diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak
nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering
prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa
padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan
kemungkinan karsinoma rektum.
2. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.
Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi
litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,
penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna
terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila
penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan
penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,
letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor
ganas harus diperhatikan.
3. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena
hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses
harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
4. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.

5. Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang

2.7 Penatalaksanaan Medis


Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna
selalu dengan operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk
trombus. Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
- Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:
- Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama
defekasi.
- Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan
menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.
- Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan
salep, supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah
baring.
- Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
- Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru
untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
- Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.
- Tindakan bedah konservatif hemorrhoid interna
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop,
dan bagian proksimal diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet
kecil kemudian diselipkan diatas hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita
karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm dilepas. Terjadi fibrosis
yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar.
Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain
merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid
sekunder dan infeksi perianal.
- Hemoroidektomi kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara
membekukan jaringan hemorroid selama waktu tertentu sampai timbul
nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak
digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau
angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.
- Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat
dan kurang menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi
komplikasi pada periode paska operatif.
- Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang
harus diatasi dengan bedah lebih luas.
- Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua
jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selma pembedahan, sfingter rektal
biasanya didilatasi secara digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan
kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operasi
selesai, selang kecil dimaukkan melalui sfingter untuk memungkinkan
keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat
diberikan diatas luka kanal.
2.8 Komplikasi
1. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis.
2. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan
meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.
3. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada
umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar.
Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan
apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat
banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang
dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa
mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering
tidak menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena
adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk
lagi(inkarserata/ terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan
sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.

2.9 Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan
pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
c. Riwayat penyakit
- Riwayat penyakit sekarang
Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan
beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
- Riwayat penyakit dahulu
Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang kembali.
Pada pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD,
bisa juga di hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.
- Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut
- Riwayat sosial
Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.
2. Pemeriksaan Fisik
Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)
Sirkulasi
Gejala : kelemahan/nadi periver lemah
Tanda : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
Membran kulit
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola defekasi , Perubahan Karakteristik
Tanda : Nyeri tekan abdomen , distensi
Karakteristik feses : darah bewarna merah terang (darah segar)
Akonstipasi dapat terjadi
Nutrisi :
Gejala : Penurunan berat badan, Anoreksia
Tanda : konjungtiva pucat, wajah pucat, terlihat lemah
Pola tidur
Gejala : Perubahan pola tidur , Terasa nyeri pada anus saat tidur
Tanda : muka terlihat lelah, kantung mata terlihat gelap
Mobilisasi
Gejala : membatasi dalam beraktifitas
Tanda : wajah terlihat gelisah , banyak berganti posisi duduk dan berbaring
3. Diagnosa Keperawatan
Pre Operatif

1. Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya vena


plexus hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu
BAB.
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus,
yang ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus.
3. Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar
pada daerah eksternal.

Postoperasi

1. Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya
cerobong angin.
2. Resikol terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat
3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang
perawatan dirumah.

Intervensi

Preoperatif

No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


keperawatan kriteria hasil

1. Resiko Setelah Observasi tanda- Tanda – tanda anemis


kekurangan dilakukan tanda anemis diduga adanykekurangan zat
nutrisi tindakan besi (Hb turun)
berhubungan keperawatan Diet rendah sisa atau Dapat mengurangi
dengan selama 3 x 24 serat selama perangsangan pada daerah
pecahnya vena jam, resiko terjadinya anus sehingga tidak terjadi
plexus kekurangan perdarahan perdarahan.
hemmoroidalis nutrisi                  
ditandai dengan terpenuhi. Berikan penjelasan Pendidikan tentang diet,
perdarahan tentang pentingnya membantu keikut sertaan
yang terus- KH: diet kesembuhan pasien dalameningkatkan
menerus waktu   Tidak terdapat penyakitnya keadaan penyakitnya.
BAB. anemis,         
perdarahan Beri kompres es pada Pasien dengan pecahnya
terhenti daerah terjadinya vena plexus hemoriodalis
BB tidak turun. perdarahan perlu obat yang dapat
membantu pencegahan
terhadap perdarahan yang
mememrlukan penilaian
terhadap respon secara
periodik.
Beri obat atau terapi
sesuai dengan Pasien dengan pecahnya
pesanan dokter vena flexus hemmoroidalis
perlu obat yang dapat
membantu pencegahan
terhadap
perdarahanyangmemerlukan
penilayan terhadap respon
obat tersebut secara
periodik.

2. Defisit personal Setelah Berikan sit bath Meningkatkan kebersihan


hygene pada dilakukan dengan larutan dan memudahkan terjadinya
anus tindakan permagan 1/1000% penyembuhan prolaps.
berhubungan keperawatan pada pagi dan sore
dengan massa selama 2 x 24 hari. Lakukan digital
yang keluar jam, terjaganya (masukan prolaps
pada daerah kebersihan dalam tempat semula
eksternal. anus. setelah di bersihkan)
KH:         
Tidak ada Obserpasi keluhan Peradangan pada anus
tanda-tanda dan adanya tanda- menandakan adanya suatu
infeksi. tanda perdarahan infeksi pada anus
 anus
Tidak terasa
gatal-gatal Beri penjelasan cara Pengetahuan tentang cara
pada daerah membersihkan anus membersihkan anus
anus. dan menjaga membantu keikutsertaan
kebersihanya pasien dalam mempercepat
Rasa gatal kesembuhanya.
pada anus
berkurang

Postoperatif

No. Diagnosa Tujuan dan Intervenasi Rasional


keperawatan kriteria hasil

1. Nyeri Setelah Beri posisi tidur Dapat menurunkan tegangan


berhubungan dilakukan yang menyenangkan abdomen dan meningkatkan
dengan adanya tindakan pasien. rasa kontrol.
jahitan pada keperawatan                  
luka operasi dan selama 2 x 24 Ganti balutan setiap Melindungi pasien dari
terpasangnya jam, gangguan pagi sesuai tehnik kontaminasi silang selama
cerobong angin. rasa nyaman aseptik penggantian balutan.
terpenuhi. Balutan basah bertindak
sebagai penyerap
KH: kontaminasi eksternal dan
Tidak terdapat menimbulkan rasa tidak
rasa nyeri pada nyaman.
luka operasi, Latihan jalan sedini Menurunkan masalah yang
pasien dapat mungkin terjadi karena imobilisasi.
melakukan         
aktivitas Observasi daerah Perdarahan pada jaringan,
ringan. rektal apakah ada imflamasi lokal atau
perdarahan terjadinya infeksi dapat
skala nyeri 0-1. meningkatkan rasa nyeri.
        
klien tampak Cerobong anus Meningkatkan fungsi
rileks. dilepaskan sesuai fisiologis anus dan
advice dokter memberikan rasa nyaman
(pesanan) pada daerah anus pasien
karena tidak ada sumbatan.
        
Berikan penjelasan Pengetahuan tentang
tentang tujuan manfaat cerobong anus
pemasangan dapat membuat pasien
cerobong anus (guna paham guna cerobong anus
cerobong anus untuk untuk kesembuhan lukanya.
mengalirkan sisa-
sisa perdarahan yang
terjadi didalam agar
bisa keluar).

2. Resiko Setelah Observasi tanda vital Respon autonomik meliputi


terjadinya dilakukan tiap 4 jam TD, respirasi, nadi yang
infeksi pada tindakan berhubungan denagan
luka keperawatan keluhan / penghilang nyeri .
berhubungan selama 2 x 24 Abnormalitas tanda vital
dengan jam,resiko perlu di observasi secara
pertahanan infeksi teratasi. lanjut.
primer tidak         
adekuat KH: Obserpasi balutan Deteksi dini terjadinya
tidak terdapat setiap 2 – 4 jam, proses infeksi dan /
tanda-tanda periksa terhadap pengawasan penyembuhan
infeksi (dolor, perdarahan dan bau. luka oprasi yang ada
kalor, rubor, sebelumnya.
tumor, Ganti balutan dengan Mencegah meluas dan
fungsiolesa). teknik aseptik membatasi penyebaran luas
infeksi atau kontaminasi
radang luka
         silang.
mengerin
   hasil LAB : Bersihkan area Mengurangi / mencegah
- leukosit perianal setelah kontaminasi daerah luka.
- trombosit setiap depfikasi
Mengurangi ransangan pada
Berikan diet rendah anus dan mencegah
serat/ sisa dan mengedan pada waktu
minum yang cukup defikasi.
3. Kurang Setelah Diskusikan Pengetahuan tentang diet
pengetahuan dilakukan pentingnya berguna untuk melibatkan
yang tindakan penatalaksanaan diet pasien dalam merencanakan
berhubungan keperawatan rendah sisa. diet dirumah yang sesuai
dengan kurang selama 3 x 24 dengan yang dianjurkan
informasi jam,kurangnya oleh ahli gizi.
tentang pengetahuan         
perawatan teratas. Demontrasikan Pemahaman akan
dirumah. perawatan area anal meningkatkan kerja sama
KH: dan minta pasien pasien dalam program
menguilanginya terapi, meningkatkan
Klien tidak penyembuhan dan proses
banyak perbaikan terhadap
bertanya penyakitnya.
tentang
penyakitna. Berikan rendam Meningkatkan kebersihan
duduk sesuai dan kenyaman pada daerah
Pasien dapat pesanan anus (luka atau polaps).
menyatakan         
atau mengerti Bersihakan area anus Melindungi area anus
tentang dengan baik dan terhadap kontaminasi
perawatan keringkan kuman-kuman yang berasal
dirumah. seluruhnya setelah dari sisa defekasi agar tidak
defekasi. terjadi infeksi.
Keluarga klien
paham tentang Berikan balutan Melindungi daerah luka dari
proses kontaminasi luar.
penyakit.
         Diskusikan gejala Pengenalan dini dari gejala
Klien infeksi luka untuk infeksi dan intervensi segera
menunjukkan dilaporkan kedokter. dapat mencegah progresi
wajah tenang situasi serius.
        
Diskusikan Mencegah mengejan saat
mempertahankan difekasi dan melunakkan
difekasi lunak feces.
dengan
menggunakan
pelunak feces dan
makanan laksatif
alami.
Jelaskan pentingnya Menurunkan tekanan intra
menghindari abdominal yang tidak perlu
mengangkat benda dan tegangan otot.
berat dan mengejan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN HEMOROID


DI RUANG MAWAR RSUD TANGERANG

3.1 PENGKAJIAN:
I. IDENTITAS DIRI KLIEN DAN PENANGGUNG JAWAB
Nama Klien : Ny. S Tanggal Masuk RS : 20 Mei
2013
Umur : 45 Tahun Diagnosa Medis : Hemoroid
externa, anemia
Jenis Kelamin : wanita Sumber Informasi : perawat
dokter
Alamat : serpong Tanggal Pengkajian : 20-06-13
Status Perkawinan : menikah Ruang : Mawar
Agama : Islam Keluarga dekat yang dapat segera
dihubungi : suami
Suku : sunda Nama : sutarjo
Pendidikan : tidak sekolah Pekerjaan : buruh
Pekerjaan : IRT Alamat : serpong
Telp : 0858 8157 7253

II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Alasan Masuk RS :
Klien mengeluh jika BAB ada penonjolan masa yang keluar di anus, kejadian ini sudah 2
minggu yang lalu. Klien diantar oleh keluarga dan masuk ke rumah sakit di UGD tanggal
19 mei 2013.
Keluhan Utama Saat dikaji : mengeluh nyeri di bagian anus
- Riwayat keluhan utama ( dibuat secara naratif dan menggambarkan PQRST dari
keluhan utama):
Klien mengeluh nyeri dibagian anus, disebabkan karena adanya penonjolan masa
dianus. Nyeri datang saat BAB dan juga mendadak, skala nyerinya 7 dari 1-10 dan
nyeri sedang, nyeri seperti ditusuk-tusuk duri, kira-kira lamanya nyeri 5-10 menit,
untuk penjalarannya nyeri dibagian abdomen kuadran bawah.
- Keluhan tambahan ; adanya penonjolan masa di anus, adanya darah saat BAB dan
feces ukurannya kecil serta berwarna hitam.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya baik oleh sendiri maupun bantuan
oleh orang lain : Jika nyeri klien menyesuaikan posisi senyaman mungkin
dengan tidur miring tanpa menekan daerah yang nyeri.

III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU


Riwayat Imunisasi : ada ( polio)
Riwayat Alergi : tidak ada
Kebiasaan : menahan BAB dan mengedan
Penyakit yang pernah diderita : Hematokezia, hemoroid interna
Pernah masuk di RS : RS. pamulang
Obat-obatan yang pernah digunakan : tidak terkaji
Riwayat Kecelakaan : tidak ada
Tindakan ( Operasi ) : tidak ada

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Penyakit yang pernah diderita :
Orang Tua : anemia
Saudara kandung : anemia
Anggota keluarga lain :-
Penyakit yang sedang diderita
Orang tua :-
Saudara kandung : anemia
Anggota keluarga lain : anak anemia
Riwayat penyakit genetic/keturunan/herediter : anemia
Genogram:
V. KEBUTUHAN DASAR / ADL
NO KEGIATAN DIRUMAH DIRUMAH SAKIT

1 NUTRISI
BB : Kg 48 Kg 48 kg
TB : Cm 150 cm 150 cm
Frekuensi makan 2x 3 kali sehari
Jenis makanan nasi bubur
Makanan yang disukai semua jenis tidak ada
Makanan yang tidak disukai tidak ada Tidak ada
Makanan pantangan: ayam kampung Makanan berminyak
Nafsu makan menurun baik
Rasa mual / muntah ada ada
Kebutuhan kalori Tidak tercukupi Tercukupi
Jenis diet - -
Intake cairan / minum 2100 cc/hari 1800 cc/hari

NO KEGIATAN DIRUMAH DIRUMAH SAKIT

2 ELIMINASI
BAB
Frekuensi Sulit BAB 1 kali sehari
Waktu pagi pagi
Penggunaan Pencahar Tidak ada Tidak ada
Warna Bercampur darah hitam
Konsistensi/Diare berbentuk Semi lunak
Kolostomi / ilieostomi Tidak ada Tidak ada
Darah / Lendir ada ada
BAK
Frekuensi 4 kali sehari/ 200 ml. 4 kali sehari
Warna Kuning Kuni
Bau amoniak Amoniak
Incontinensia ada ada
Hematuria tidak ada Tidak ada
Infeksi tidak ada Tidak ada
Cateter ada ada
Urine Out Put 800 cc 1125 cc

3 POLA ISTIRAHAT / TIDUR


Waktu Tidur malam Pagi, siang, sore
malam.
Lama Tidur 5 jam 7 jam
Kebiasaan tidur Tidak ada Tidak ada
Kebiasaan saat tidur Tidak ada Tidak ada
Kesulitan dalam tidur Tidak ada Pusing
Jam tidur ( siang/ malam ) : Tidak ada Siang: sering tidur
Malam :20:00

NO KEGIATAN DIRUMAH DIRUMAH SAKIT

4 PERSONAL HYGIENE
Mandi 2 kali sehari 1 kali sehari
Gosok gigi 2 kali sehari Tidak ada
Cuci rambut 2 hari sekali Tidak ada
Ganti pakaian Setiap hari 1 kali sehari

5 POLA AKTIFITAS DAN


LATIHAN
Kegiatan dalam pekerjaan IRT Istirahat
Kegiatan waktu luang istirahat istirahat
Olah raga/ jenis - istirahat
Frekuensi latihan - Tidak ada
Kesulitan/ keluhan dalam hal :
- Pergerakan tubuh Tidak ada ada
- Mengenakan pakaian Tidak ada ada
- Mandi Tidak ada ada
- Mengedan saat BAB ada ada
- Mudah merasa lelah ada ada
- Sesak nafas saat aktivitas tidak ada tidak ada

VI. PEMERIKASAAN FISIK:

KEPALA MATA
Rambut Warna : hitam Bentuk : simetris
Kualitas /distribusi : merata Ketajaman Penglihatan : baik
Kondisi kulit Kepala : kering Daya akomodasi :-
Bengkak/memar/ : tidak ada Reaksi Pupil : isokor
Bentuk : bulat simetris Konjungtifa ; anemis
Pusing / sakit kepala : tidak ada Sclera : tidak Ikterik
Alopesia : tidak ada Pergerakan bola mata : lambat
Benjolan / masa : tidak ada Edema Palpebra : tidak ada
Penggunaan alat bantu : tidak ada
Adanya lesie : tidak ada

HIDUNG BIBIR / MULUT


Keluaran / sekret : produktif Bentuk : simetris
Lecet /Lesi : tidak ada Lesi / lecet : tidak ada
Concha nasal : tidak ada kelainan Membran mukosa :kering
Septum : tidak ada kelainan Warna bibir : biru sianosis
Edema /polip : tidak ada Kelengkapan gigi / Penggunaan gigi palsu :
Reaksi alergi : tidak ada gigi tidak lengkap
Fungsi penghindu : tidak ada kel;ainan Caries : ada
Epistaksis : tidak ada Edema pada gusi : tidak ada
Pernafasan cuping hidung : tidak ada Pembesaran tonsil : tidak ada
Stomatitis : tidak ada
Kesulitan menelan : ada
Lidah : ada bintik putih
TELINGA/PENDENGARAN LEHER
Bentuk :simetris Kulit :kering
Lesi /Lecet : tidak ada ROM : 4,3,4,4
Keluaran ( cerumen/cairan) : produktif Kelenjar Getah Bening : tidak ada
Fungsi Pendengaran : pembesaran
- hasil test weber : negatif Kelenjar Tiroid : tidak membengkak
- Test Rine : negatif Trachea :tidak ada kelainan
- Test Swabach: negatif
- Test bisik :negatif
Fungsi Keseimbangan: baik
SIRKULASI PERNAPASAN
Distensi vena jugularis : tidak adaa Suara Paru : vesikuler
Suara jantung : S1, S2 Pola nafas : reguler
Suara jantung tambahan : tidak ada Bentuk dada : simetris
Nyeri dada : tidak ada Sputum : tidak ada
Edema :tidak ada Nyeri dada : tidak ada
Clubbing :tidak ada Batuk /haemaptoe : tidak ada
Rasa pusing : tidak ada Pengembangan dada : optimal
Capileri Refile : < 2 detik Frekuensi : 20 x/menit
Rasa kesemutan : ada di tangan Irama pernapasan : reguler
Perubahan frekuensi/ jumlah urine: tidak Hasil Rontgen : tidak terdapat
ada kelainan
Varises : ada di daerah anal Pernapasan cuping hidung: tidak ada
kanal / vena hemoridialis Riwayat merokok : tidak ada
Tanda cianosis : ada / mukosa bibir Dispnea : tidak ada
pucat,
Tanda anemia : konjungtifa
anemis
Tanda plebitis : tidak ada
Akral dingin : dingin
MUSKULOKETEL KULIT
Nyeri :tidak ada. Warna : coklat
Pola latihan gerak ( ROM ) : 4,3,4,4 Tugor : elastis
Tonus otot : kuat Texture : kering
Deformitas /kelainan bentuk :tidak ada Lesi luka : tidak ada
Postur : kifosis Letak luka (gambarkan ) : tidak ada

ABDOMEN / PENCERNAAN NEUROSENSORI


Bentuk : simetris Tingkat kesadaran : compos mentis
Bengkak / acites : tidak ada Nilai GCS : 15 ( E4V5M6)
Gambaran pembuluh vena /spider naepi: Koordinasi /tremor : tidak ada
tidak ada Orientasi thdp wkt, tempat & orang :
Ada massa/tidak : tidak ada disorientasi
Bising usus ; tidak ada Pola tingkah laku : baik
Nyeri tekan : ada di kuadran Refleks : baik
bawah Kekuatan menggenggam : 5
Pembesaran hati/limpe : tidak ada Pergerakan ekstremitas :optimal
Mual/ muntah : tidak ada Riwayat kejang / epilepsy / perkinson: tidak
Tanda murfhi : tidak ada ada
Halitosis : tidak ada Sakit kepala : tidak ada.
Hemoroid : hemoroid externa Kejang : tidak ada.
Fungsi saraf cranial ( 12 ) . : negatif
Paralise/ parise ; tidak ada.
Tanda peningkatan TIK : tidak ada
IMUNOLOGI ENDOKRIN
Riwayat alergi : tidak ada Rasa haus : tidak berlebih
Jenis alergen : Rasa lapar : tidak berlebih
Reaksi alergi yang muncul : Poli uri : tidak ada
Ada riwayat luka sukar sembuh : tidak ada
Riwayat pola diet tinggi gula: tidak ada
Penurunan BB drastis : ada
Riwayat penyakit keluarga ( gula ) :tidak ada
TANDA VITAL PERKEMIHAN
Tekanan darah : 110/60 mmHg Kesulitan BAK : tidak ada
Pernapasan : 20x/menit Histenci : tidak ada
Nadi : 66 x/menit Pembesaran blas : tidak ada
Irama Nadi : reguler Penggunaan diuretik : tidak ada
Kekuatan nadi : lemah Perubahan frequensi/pola BAB : ada
Suhu : 36 oC Retensi urin : tidak ada
Keseimbangan intake output : tidak
NYERI / KETIDAK NYAMANAN seimbang, intake 800 ml dan ouput 1125 ml
Gejala ( Subjektif ) Nyeri di anal kanal
karena bejolan apalagi saat BAB
Lokasi : Anus
Frekuensi : Saat BAB dan mengedan
Kualitas : seperti ditusuk-tusuk duri
Durasi : 5-10 menit
Penjalaran :ke bagian abdomen bagian
bawah
Faktor-faktor pencetus : adanya iritasi dan
dilatasi vena
Cara menghilangkan, factor-faktor yang
berhubungan nyeri : mengatur posisi dan
menghindari peneakan dubur
Tanda ( Objektif )
Mengkerutkan muka: ada
Memegang area yang sakit : ada
Respon emosional ; ada
Penyempitan focus : tidak ada

VII. INTEGRITAS EGO/ PSIKOLOGIS


Gejala ( Subjektif)
Faktor stress ; masalah
Cara menangani stress : berdoa
Masalah – masalah financial : ada
Status hubungan :menikah
Faktor – factor budaya : tidak ada
Agama :islam Kegiatan keagamaan : beribadah/pengajian
Gaya hidup :sederhana perubahan terakhir : sederhana
Perasaan – perasaan : ketidak berdayaan ; ada (merasa dirinya sudah tua)
Keputusasaan : tidak ada
Tanda ( Objektif )
Status emosional ( beri tanda cek untuk yang sesuai ) :
Tenang : X Cemas : Marah :
Menarik diri: Takut :
Mudah tersinggung : Tidak sabar :
Euforik :
Respons – respons fisiologis yang terobservasi : bingung, disorientasi tempat

VIII. INTERAKSI SOSIAL


Status perkawinan : menikah lama : 35 tahun
Hidup dengan : anak dan menantu
Masalah-masalah /stress : kehilangan keluarga
Keluarga besar : dari 6 bersaudara, mempunyai 5 anak
Orang pendukung lain : menantu dan cucu
Peran dalam struktur keluarga : ibu dan nenek
Masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit / kondisi : ada
Perubahan bicara : ada Bantu komunikasi : ada
Adanya laringektomi : tidak ada Bicara :
Tidak dapat dimengerti ; tidak ada Afasia : tidak ada
Pola bicara tak biasa/kerusakan : tidak ada
Penggunaan alat Bantu bicara :tidak ada
Komunikasi verbal/non verbal dengan keluarga / orang terdekat lain: ada
Pola interaksi keluarga (perilaku) : baik

IX. TINGKAT PEMBELAJARAN/ PEMAHAMAN KONDISI KESEHATAN


Bahasa dominan ( khusus ) : sunda
Tingkat pendidikan : tidak sekolah
Ketidakmampuan belajar ( khusus ) : ada
Keterbatasan kognitif : sulit membaca.
Keyakinan kesehatan/yang dilakukan : jika berniat berbuat kebaikan, insya allah rasa
sakitpun tak terasa.
Orientasi specific terhadap perawatan kesehatan (spt,dampak dari agama/cultural yang
dianut) : klien yakin akan sembuh
Penggunaan alcohol (jumlah/frekuensi) : tidak ada
Harapan pasien terhadap perawatan: agar cepat sembuh
Pemeriksaan fisik lengkap terakhir : ada
Pertimbangan Rencana Pulang
Tanggal informasi didapatkan :
1. Tanggal pulang yang diantisipasi :
2. Sumber-sumber yang tersedia : orang :
3. Keuangan :
4. Perubahan-perubahan yang diantisipasi dalam situasi kehidupan setelah pulang :
5. Area yang mungkin membutuhkan perubahan / bantuan :

Penyiapan makanan :
Tranfortasi :
Ambulasi :
Obat/terapi IV :
Bantuan perawatan diri (khusus) :
Gambaran fisik rumah (khusus) :
Bantuan merapihkan/pemeliharaan rumah :
Fasilitas kehidupan selain rumah (khusus) :

X. DATA SPIRITUAL
Agama / kepercayaan yang dianut : islam
Kegiatan keagamaan yang dilakukan : di rumah beribadah, di RS , tidak ada
Kesulitan yang diperoleh dalam melakukan ibadah selama sakit: lemas.
Upaya mengatasi kesulitan beribadah: solat dengan berbaring.

XI DATA PENUNJANG
LABORATORIUM (cantumkan nilai normal )
Tanggal 20 mei 2013
- Hemoglobin : 4,1 (N 12-14 g/dl)
- Hematocrit : 16 % (37-43 %)
- Trombosit : 723x103 (150.000-500.000/ml)
- Leukosit : 17.400 (5000-10.000/ml)
- Ureum :47 (10-50 mg/dl)
- Kreatinin : 1,3 ( 0,6-0,9 mg/dl)
- Glukosa sewaktu : 87
- SGOT : 10
- SGPT : 10
Pemeriksaan hemostasis ;
- PT 15,4 (12-18)
- Control PT 15,0 (12-18,9)
- INR 1,03
- aPTT 30,8 (27-43
- control aPTT 34,3 (27-43)
Pemeriksaan laboratorium darah / 23 mei 2013
- Hb 8,6
- Hitung jenis 12.500
- HT 27 %
PENGOBATAN
Obat injeksi
- Katerolax 3x1
- Trans amin 3x500
- Vitamin C 1x400
- Vitamin K 3x1
PEMERIKSAAN LAIN- LAIN
Rontgen dan EKG tidak didapat kelainan

XII. RESUME/ KESIMPULAN TENTANG KONDISI KLIEN


Pasien dengan Ny.S 45 tahun dirawat diruang mawar RSUD tangerang, keluhan utama
adanya nyeri di daerah anus. Nyerinya diperkirakan sebab dari adanya penonjolan masa
( pelebaran vena hemoridialis ) yang keluar dari saluran anal kanal. Akibatnya klien
mengalami ketidakadekuatan untuk mengeluarkan feces semaximal mungkin. Bab disertai
dengan pendarahan ( darah merah dan feces hitam ).
Telah dilakukan pemeriksaan fisik hasilnya TD 110/60 mmHg, HR 66 x/menit, RR 20
x/menit, konjungtiva anemis, mukosa bibir kering dan klien tampak pucat, CRT <2 detik.
Dari hasil hematologi ; Hb 4,1 ( 12-14), Ht 16 % ( 36-46 % ), trombosit 723x10 3 , telah
diberikan obat katerolax 3x1, transamin 3x500, vit c 1x400, vit k 3x1 dan klien terpasang
infus Nacl 500 cc. Hasil EKG dan Rontgen kesannya tidak didapat kelainan.

ANALISA DATA
Analisa Data Interpretasi data dan kemungkinan Masalah
penyebab
DS;
- Klien mengeluh nyeri Riwayat Sering mengedan Nyeri
dibagian anal kanal
- Klien mengeluh
merasa tidak nyaman Peningkatan intra lumen vena
di anusnya karena hemoridialis
adanya penonjolan
masa
- Klien merasa nyeri Dilatasi vena hemoridialis
seperti ditusuk-tusuk
duri
- Klien mngeluh nyeri penurunan suplai oxygen
dibagian abdomen
kuadran bawah kematian jaringan / nekrosis
- Klien mengatakan
nyeri datang saat
BAB dan mengedan. inflamasi
DO;
- Klien tampak peningkatan zat vasoaktif
meringis
- Klien tampak tidur
miring menghindari
daerah yang nyeri
- Skala nyeri 7 dari 1-
10
- Nyeri sedang
- Tampak Nyeri tekan
abdomen kuadran
bawah
- TD 110/60 mmHg
- HR 66 x/menit
- RR 20 x/menit
DS; Dilatasi vena hemoridialis Ketidak efektifan
- Klien mengeluh perfusi jaringan
lemas Tidak adekuat aliran balik vena perifer
- Klien mengeluh BAB
sering berdarah
- Klien mengatakan penurunan suplai darah ke bagian
kram-kram tangannya ekstremiats
DO;
- Klien tampak lemas penurunan haemoglobin dan
- Klien tampak pucat hematokrit
- Klien tampak
berbaring di ranjang
- Kulit klien tampak pendarahan
kering
- Mukosa bibir kering
dan pucat
- Adanya pendarahan
saat BAB
- Darahnya merah
segar, feces hitam dan
sedikit keluarnya
- Konjungtiva anemis
- Hb 4,1
- Ht 16 %
- Trombosit 723 x 103
- TD 110/60
- N 66 x/menit Risiko Konstipasi
- RR 20 x/menit Dilatasi vena hemoridialis di anal
kanal
DS :
- Klien mengeluh BAB
nya tidak teratur dan Penyempitan anal kanan
BAB keluarnya
sedikit
- Klien mengatakan tidak adekuatnya feces yang
adanya penonjolan keluar
masa di anal kanal
- Klien mengeluh
penonjolan akan kebutuhan tubuh kurang dari
bertambah keluar saat normal
mengedan dan BAB
- Klien mengatakanb
kebiasaan mengedan akumulasi feces di rectum
dan menahan BAB
DO ;
- Frekuensi BAB 1 x
sehari tapi keluarnya
sedikit-sedikit da
nada masa yang
keluar serta feces
hitam dan adanya
pendarahan. Fecesnya
semi lunak
- Tampak tidak ada
bising usus

3.2 KEMUNGKINAN DIAGNOSA YANG KELUAR


1. Nyeri b.d adanya penonjolan masa di anal kanal
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan kadar Hb
3. Risiko konstipasi b.d hemoroid
3.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN
Ruangan : Mawar
Dx. Medis : Hemoroid externa, anemia
Nama klien : Ny.S

Tanggal Diagnosa Kep & Data Tujuan Rencana Tindakan / Intervensi Evaluasi
Penunjang (DO, DS)
1. Nyeri b.d adanya Setelah dilakukan  Lakukan pengkajian nyeri
penonjolan masa tindakan keperawatan yang komperhensif meliputi
di anal kanal selama 2 x24 jan, lokasi,kualitas,intensitas,dan
diharapkan nyeri faktopr pencetus
berkurang dengan  Observasi isarat
kriteria hasil ketidaknyamanan non verbal,
 Keluhan nyeri khususnya pada mereka yang
kilen dapat tidak mampu
berkurang mengkomunikasikannya
 Sekala nyeri  Berikan informasi tenteng
berkurang nyeri seperti penyebab
atau tidak ada nyeri,seberapa lama akan
nyeri berlangsung dan antisipasi
 Kebiasaan ketidak nyamanan dari
mengedan prosedur
dapat  Berikan teknik modalitas
berkurang nyeri:relaksasi ,distraksi,dan
 Klien kompres
mnerasa  Libatkan pasien dalam
nyaman modalitas nyeri,jika
dengan memungkinkan
posisinya  Berikan lingkungan yang
nyaman
 Kolaborasi:
Berikan analgetik pada pasien
Ketidak efektipan Setelah dilakukan  Periksa nadi
perfusi jarinagan tindakan keperawatan perifer,edema,pengisian
perifer selama 1x 24 jam kapiler,warna,dan suhu
diharapkan ekstremitas
ketidakefektipan  Kaji tingkat rasa tidak
perfusi jaringan nyaman/nyeri
perifer dapat teratasi  Pantau status cairan,meliputi
dengan kriteria hasil asupan dan keluaran
sebagai berikut:  Lakukan dan ajarkan
 Kilen dapat perawatan mulut sebelum dan
beraktifitas sesudah makan serta sebelum
tanpa bantuan dan sesudah
orang intervensi/pemeriksaan peroral
lain/secara  Fasilitasi pemberian diet
mandiri TKTP, berikan dalam posisi
 Kadar kecil tepi sering
hemoglobin
dan
Resiko konstipasi hematocrit  Kolaborasi dengan ahli gizi
dalam batas untuk menetapkan komposisi
normal dan jenis diet yang tepat.
 Frekuensi
tekanan darah
dan nadi
dalam batas  Kolaborasi untuk pemeriksaan
normal laboratorium khususnya BUN,
 Trombosit protein serum dan albumin
dalam batas  Kolaborasi untuk pemberian
normal multivitamin
 Tidak ada
tanda-tanda
anemis
 Tidak ada
tanda-tanda - Dapatkan data dasar pada
dehidrasi program defekasi, aktivitas,
 Pendarahan kebiasaan, pengobata.
saat BAB - Kaji dan dokumentasikan
dapat teratasi warna dan konsistensinya,
frekuensi, adanya impaksi,
Setelah tidak ada bising usus dan
melakukan distensi abdomen pada
tindakan keempat kuadran
keperawatan - Pantau tanda dan gejala
1x24 jam, tidak rupture/peritonitis
terdapat indikasi - Identifikasi factor presipitasi
dengan gangguan - Ajarkan pasien tentang efek
eliminasi BAB diet (mis; cairan dan serat)
dan mampu untuk pada eliminasi
membentuk dan - Tekankan penghindaran
mengeluarkan mengedan selama defekasi
feces secara untuk mencegah perubahan
efektif tanda vital, sakit kepala/
pendarahan.
3.4 CATATAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI
Nama Klien : Ny.S
Ruangan : mawar
No.RM : 68.90.53

PARAF IMPLEMENTASI DAN RESPON NO DX TGL/


HASIL HARI/
WAKTU
 Mengkaji keluhan nyeri pasien Nyeri b.d penonjolan
yang meliputi lokasi, durasi, masa dianal kanal
skala, kualitas, intensitas,
karakteristik, dan factor
penyebaran
 Memberikan dan mengatur
posisi nyaman pasien
 Melakukan tehnik modalitas
nyeri
 Memberikan lingkungan yang
nyaman dan menjaga keadaan
psikologis pasien
 Kolaborasi pemberian
analgetik
- Mengkaji tanda-tanda vital Ketidakefektifan
vital perfusi jaringan perifer
- Mengkaji adanya tanda-tanda b.d penurunan kadar
anemis HB
- Mengontrol adanya
tromboflebitis
- Kolaborasi ;
- Memberikan tranfusi darah 4
kantong WB dengan Hb 4,1,
ditambah 2 kantong dengan Hb
8,7
- Membrikan obat vit K
- Melatih pasien latihan rentang
gerak pasif dan aktif
- Mengontrol intake dan output
pasien
- Memantau jika adanya tanda
hidrasi kulit
 Mengkaji eliminasi BAB Resiko konstipasi b.d
pasien meliputi frekuensi, hemoroid
warna, bentuk, konsistensi
 Mengkaji gaya hidup pasien,
aktivitas dan kebiasaannya
 Melakukan pemeriksaan fisik
abdomen, mencatat bila ada
kelainan
 Menganjurkan pasien untuk
minum sesuai dengan
kebutuhan dan makan-
makanan yang berserat
 Menganjurkan pasien untuk
menghindar dari mengejan
 Memantau apabila ada nyeri
dan pendarahan
 Menghitung intake dan output
makanan dan cairan yang
masuk
3.5 CATATAN KEPERAWATAN / EVALUASI
Nama Klien : Ny.S
Ruangan : mawar
No.RM : 68.90.53

PARAF EVALUASI TGL/HARI/WAKTU

S ; klien merasa nyeri sudah berkurang Selasa, 21 mei 2013


Klien mengatakan posisinya sudah nyaman 08:30
Klien mengatakan keluhan nyeri saat BAB
tidak ada
O; klien tampak tenang
Nyeri ttekan sudah berkurang
Skala nyeri 3 dari 1-10 nyeri ringan
A ; gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
P ; lakukan pengontrolan lebih lanjut, dan
anjurkan klien untuk melakukan relaksasi
nyeri dengan mandiri
S: Klien mengeluh masih lemas
Klien mngeluh BAB masih berdarah
O: HB : 4,1
HT: 16%, Konjungtiva Anemis TD: 110/70
N: 76
A: Gangguan perfusi jaringan perifer masih
belum teratasi.
P: Lakukan tindakan koloborasi tranfusi
darah 4 kantung (WB) dan awasi jika terjadi
lagi edema.

S: Klien mengatatkan BAB sudah 2 kali


Klien mengatakan sudah dapat mengurangi
mengedaan saat BAB
Klien mengatakan sudah minum 2 liter air
O: Klien tampak tenang
Bising usus 9x /menit
Feses cair dan adanya warna merah
A: Resiko konstipasi teratasi, tapi timbul
masalah lain yaitu resiku kekurangan volume
cairan
P: Lakukan pengontrolan lebih lanjut, kaji
tanda-tanda pendarahan.

S: Klien mengatakan nyeri sudah tidak ada


O: Klien tampak nyaman dan tidak
menghindar dari daerah yang nyeri
Nyeri tekan sudah tidak ada
Bising usus 12x /menit
Obat analgetik dihentikan
A: Nyeri teratasi
P: Hentikan intervensi

S: Klien mengeluh BAB kurang lebih 6x


dalam 2 hari ini dan berdarah
Klien mengatakan tidak pusing
Klien mengatakan BAB masih berdarah ‘
O: Klien tampak berbearing di tempat tidur
Klien tampak terpasang infus (WB: 179 ml)
di tangan kiri
HB: 8.7, HT: 27%, TD :110/70, N: 64
A: Ketidak Efektifan perfusi jaringan perifer
teratasi sebagian.
P: Pantau jika adanya trombosit, pantau
TTV, berikan tranfusi 2 kantung (WB), dan
berikan latihan ROM

S: Klien mengatakan kelemahan sedikit


berkurang
Klien mengatakan senang diajarkan latihan
gerak pasif dan aktiv
O: Klien tampak terpasang tranfusi darah
Klien tampak dapat bergerak
Klien tampak bersemangat
TD: 110/70, N: 78, T: 36.9o
A: Ketidak efektifan perfusi jarangan peripir
sebagian
P: Tetap pantau TTV, pantau jika ada
tromboflebitis, control hasil LAB

S: Klien mengatakan badan terasa lebih sehat


Klien mengatakan sudah dapat beraktivitas
dan tidak lemas
BAB darah berkurang
O: Tampak sehat dan semangat
Tampak terpasang NACL 500 ml/jam
TD: 110/70, N: 71, HT: 36%, HB: 11.7
A: Ketidak efektipan perpusi jaringan tertasi
P: Pertahankan kondisi pasien, control TTV
dan tanda anemis, persiapan untuk operasi
Hemoroid
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena
hemoroidales (bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot &
pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat
dan membesar (Daldiyono).
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik
dari vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk
konstipasi/diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat;
fibroma arteri dan tumor rectum.
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh
trombosis.

5.2 Saran

Dalam membuat makalah ini, penulis berharap pembaca dapat mengetahui


tentang penyakit hemoroid, dan untuk para mahasiswa keperawatan semoga dapat
menjadi penuntun dalam membuat askep-askep sesuai dengan proses keperawatan.
DAFTAR ISI

Brunner & Suddart (2002) “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta : AGC.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan
Keperawatan”, Jakarta : EGC.
Guyton & Hall (1997) “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”, Jakarta : EGC.
Price, S & Wilson, L. M. (1995) “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit”, Jakarta : EGC.
Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) “Keperawatan Medikal Bedah”, Buku
Satu, Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai