DI SUSUN OLEH:
TAHUN 2022.
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP TEORI PADA
PASIEN HEMOROID
( ) ( )
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah Asuhan Keperawatan penyakit cidera kepala ini berisi tentang :
1. Pendahuluan yang menginformasikan latar belakang dan tujuan penyusunan
makalah
2. Tinjauan teoritis :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Manifestasi klinik
d. Patoflow
e. Komplikasi
f. Pemeriksaan diagnostik
g. Penataleksanaan medis
h. Proses keperawatan
3. Tinjauan kasus
a. Pengkajian
b. Diagnose
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
4. Pembahasan
Pengkajian sampai evaluasi
5. Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
6. Daftar pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
2.1 Definisi
- Menurut asal katanya [Yunani, haem = blood (darah), rhoos = flowing (mengalir)]
(Oleh Andra Racikan Utama - Edisi September 2006 (Vol.6 No.2 )
- Masa Vaskular yang menonjol kedalam lumen rectum bagian bawah atau areal
perineal (Sandra M Nettina).
- Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang
berasal dari plexus hemorrhoidalis.
- Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid sangat
umum terjadi. Pada usia 50 tahunan, sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe
hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.
- Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales
(bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah
sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar
(Daldiyono).
2.2. Etiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari
vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk
konstipasi/diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran
prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi
portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena hemoroidalis superior
mengalirkan darah ke dalam system portal. Selain itu system portal tidak mempunyai
katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Faktor resiko hemoroid :
1. Keturunan ; Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
2. Anatomic ; Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus
hemorhoidalis kurang mendapat sokongan otot dan fasi sekitarnya
3. Pekerjaan ; Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat
barang berat, mempunyai predisposisi untuk hemoroid
4. Umur ; Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot
sfingter menjadi tipis dan atonis
5. Endokrin ; Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus
(sekresi hormon kelaksin)
6. Mekanis ; Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi
dalam rongga perut. Misalnya penderita hipertrofi prostat
7. Fisiologis ; Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita
dekompensiasio hordis atau sikrosis hepatis
8. Radang ; Adalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu
berkurang.
2.3 Klasifikasi
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1) Hemoroid Interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat
pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika
tidak ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar seperti hemoroid
eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena
tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa
menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil
tindakan operasi untuk membuang wasir.
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
- Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan
hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.
- Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat
depikasi, tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan
sendirinya.
- Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya
tetapi harus di dorong
- Derajat I
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat
defikasi tidak dapat di masukan lagi.
2) Hemoroid eksterna
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di
bawah otot dan berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan
bengkak kebiruan pada pinggir anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid
eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna.
Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna
akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah: ; Sering rasa sakit dan nyeri,
Rasa gatal pada daerah hemorid. Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan
karena ujung – ujung saraf pada kulit merupakan reseptor rasa sakit .
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih
dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh
darah.
2.4 Patofisiologi
Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi,
konstipasi menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan
peningkatan tekanan intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan
elevasi yang tekanna yang berulang-ulang mengakibatkan vena hemoroidalis
mengalami prolaps. Hasil di atas menimbulkan gejala gatal atau priritus anus akibat
iritasi hemoroid dengan feses, perdarahan akibat tekanan yang terlalu kuat dan feses
yang keras menimbulkan perdarahan, dan ada udema dan peradangan akibat infeksi
yang terjadi saat ada luka akibat perdarahan.
2.5 Manifestasi Klinis
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan perdarahan
berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri
hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.Trombosis adalah
pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan
nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini
membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.
Hemoroid
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat
diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak
nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering
prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa
padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan
kemungkinan karsinoma rektum.
2. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.
Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi
litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,
penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna
terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila
penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan
penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,
letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor
ganas harus diperhatikan.
3. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena
hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses
harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
4. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.
Postoperasi
1. Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya
cerobong angin.
2. Resikol terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat
3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang
perawatan dirumah.
Intervensi
Preoperatif
Postoperatif
3.1 PENGKAJIAN:
I. IDENTITAS DIRI KLIEN DAN PENANGGUNG JAWAB
Nama Klien : Ny. S Tanggal Masuk RS : 20 Mei
2013
Umur : 45 Tahun Diagnosa Medis : Hemoroid
externa, anemia
Jenis Kelamin : wanita Sumber Informasi : perawat
dokter
Alamat : serpong Tanggal Pengkajian : 20-06-13
Status Perkawinan : menikah Ruang : Mawar
Agama : Islam Keluarga dekat yang dapat segera
dihubungi : suami
Suku : sunda Nama : sutarjo
Pendidikan : tidak sekolah Pekerjaan : buruh
Pekerjaan : IRT Alamat : serpong
Telp : 0858 8157 7253
1 NUTRISI
BB : Kg 48 Kg 48 kg
TB : Cm 150 cm 150 cm
Frekuensi makan 2x 3 kali sehari
Jenis makanan nasi bubur
Makanan yang disukai semua jenis tidak ada
Makanan yang tidak disukai tidak ada Tidak ada
Makanan pantangan: ayam kampung Makanan berminyak
Nafsu makan menurun baik
Rasa mual / muntah ada ada
Kebutuhan kalori Tidak tercukupi Tercukupi
Jenis diet - -
Intake cairan / minum 2100 cc/hari 1800 cc/hari
2 ELIMINASI
BAB
Frekuensi Sulit BAB 1 kali sehari
Waktu pagi pagi
Penggunaan Pencahar Tidak ada Tidak ada
Warna Bercampur darah hitam
Konsistensi/Diare berbentuk Semi lunak
Kolostomi / ilieostomi Tidak ada Tidak ada
Darah / Lendir ada ada
BAK
Frekuensi 4 kali sehari/ 200 ml. 4 kali sehari
Warna Kuning Kuni
Bau amoniak Amoniak
Incontinensia ada ada
Hematuria tidak ada Tidak ada
Infeksi tidak ada Tidak ada
Cateter ada ada
Urine Out Put 800 cc 1125 cc
4 PERSONAL HYGIENE
Mandi 2 kali sehari 1 kali sehari
Gosok gigi 2 kali sehari Tidak ada
Cuci rambut 2 hari sekali Tidak ada
Ganti pakaian Setiap hari 1 kali sehari
KEPALA MATA
Rambut Warna : hitam Bentuk : simetris
Kualitas /distribusi : merata Ketajaman Penglihatan : baik
Kondisi kulit Kepala : kering Daya akomodasi :-
Bengkak/memar/ : tidak ada Reaksi Pupil : isokor
Bentuk : bulat simetris Konjungtifa ; anemis
Pusing / sakit kepala : tidak ada Sclera : tidak Ikterik
Alopesia : tidak ada Pergerakan bola mata : lambat
Benjolan / masa : tidak ada Edema Palpebra : tidak ada
Penggunaan alat bantu : tidak ada
Adanya lesie : tidak ada
Penyiapan makanan :
Tranfortasi :
Ambulasi :
Obat/terapi IV :
Bantuan perawatan diri (khusus) :
Gambaran fisik rumah (khusus) :
Bantuan merapihkan/pemeliharaan rumah :
Fasilitas kehidupan selain rumah (khusus) :
X. DATA SPIRITUAL
Agama / kepercayaan yang dianut : islam
Kegiatan keagamaan yang dilakukan : di rumah beribadah, di RS , tidak ada
Kesulitan yang diperoleh dalam melakukan ibadah selama sakit: lemas.
Upaya mengatasi kesulitan beribadah: solat dengan berbaring.
XI DATA PENUNJANG
LABORATORIUM (cantumkan nilai normal )
Tanggal 20 mei 2013
- Hemoglobin : 4,1 (N 12-14 g/dl)
- Hematocrit : 16 % (37-43 %)
- Trombosit : 723x103 (150.000-500.000/ml)
- Leukosit : 17.400 (5000-10.000/ml)
- Ureum :47 (10-50 mg/dl)
- Kreatinin : 1,3 ( 0,6-0,9 mg/dl)
- Glukosa sewaktu : 87
- SGOT : 10
- SGPT : 10
Pemeriksaan hemostasis ;
- PT 15,4 (12-18)
- Control PT 15,0 (12-18,9)
- INR 1,03
- aPTT 30,8 (27-43
- control aPTT 34,3 (27-43)
Pemeriksaan laboratorium darah / 23 mei 2013
- Hb 8,6
- Hitung jenis 12.500
- HT 27 %
PENGOBATAN
Obat injeksi
- Katerolax 3x1
- Trans amin 3x500
- Vitamin C 1x400
- Vitamin K 3x1
PEMERIKSAAN LAIN- LAIN
Rontgen dan EKG tidak didapat kelainan
ANALISA DATA
Analisa Data Interpretasi data dan kemungkinan Masalah
penyebab
DS;
- Klien mengeluh nyeri Riwayat Sering mengedan Nyeri
dibagian anal kanal
- Klien mengeluh
merasa tidak nyaman Peningkatan intra lumen vena
di anusnya karena hemoridialis
adanya penonjolan
masa
- Klien merasa nyeri Dilatasi vena hemoridialis
seperti ditusuk-tusuk
duri
- Klien mngeluh nyeri penurunan suplai oxygen
dibagian abdomen
kuadran bawah kematian jaringan / nekrosis
- Klien mengatakan
nyeri datang saat
BAB dan mengedan. inflamasi
DO;
- Klien tampak peningkatan zat vasoaktif
meringis
- Klien tampak tidur
miring menghindari
daerah yang nyeri
- Skala nyeri 7 dari 1-
10
- Nyeri sedang
- Tampak Nyeri tekan
abdomen kuadran
bawah
- TD 110/60 mmHg
- HR 66 x/menit
- RR 20 x/menit
DS; Dilatasi vena hemoridialis Ketidak efektifan
- Klien mengeluh perfusi jaringan
lemas Tidak adekuat aliran balik vena perifer
- Klien mengeluh BAB
sering berdarah
- Klien mengatakan penurunan suplai darah ke bagian
kram-kram tangannya ekstremiats
DO;
- Klien tampak lemas penurunan haemoglobin dan
- Klien tampak pucat hematokrit
- Klien tampak
berbaring di ranjang
- Kulit klien tampak pendarahan
kering
- Mukosa bibir kering
dan pucat
- Adanya pendarahan
saat BAB
- Darahnya merah
segar, feces hitam dan
sedikit keluarnya
- Konjungtiva anemis
- Hb 4,1
- Ht 16 %
- Trombosit 723 x 103
- TD 110/60
- N 66 x/menit Risiko Konstipasi
- RR 20 x/menit Dilatasi vena hemoridialis di anal
kanal
DS :
- Klien mengeluh BAB
nya tidak teratur dan Penyempitan anal kanan
BAB keluarnya
sedikit
- Klien mengatakan tidak adekuatnya feces yang
adanya penonjolan keluar
masa di anal kanal
- Klien mengeluh
penonjolan akan kebutuhan tubuh kurang dari
bertambah keluar saat normal
mengedan dan BAB
- Klien mengatakanb
kebiasaan mengedan akumulasi feces di rectum
dan menahan BAB
DO ;
- Frekuensi BAB 1 x
sehari tapi keluarnya
sedikit-sedikit da
nada masa yang
keluar serta feces
hitam dan adanya
pendarahan. Fecesnya
semi lunak
- Tampak tidak ada
bising usus
Tanggal Diagnosa Kep & Data Tujuan Rencana Tindakan / Intervensi Evaluasi
Penunjang (DO, DS)
1. Nyeri b.d adanya Setelah dilakukan Lakukan pengkajian nyeri
penonjolan masa tindakan keperawatan yang komperhensif meliputi
di anal kanal selama 2 x24 jan, lokasi,kualitas,intensitas,dan
diharapkan nyeri faktopr pencetus
berkurang dengan Observasi isarat
kriteria hasil ketidaknyamanan non verbal,
Keluhan nyeri khususnya pada mereka yang
kilen dapat tidak mampu
berkurang mengkomunikasikannya
Sekala nyeri Berikan informasi tenteng
berkurang nyeri seperti penyebab
atau tidak ada nyeri,seberapa lama akan
nyeri berlangsung dan antisipasi
Kebiasaan ketidak nyamanan dari
mengedan prosedur
dapat Berikan teknik modalitas
berkurang nyeri:relaksasi ,distraksi,dan
Klien kompres
mnerasa Libatkan pasien dalam
nyaman modalitas nyeri,jika
dengan memungkinkan
posisinya Berikan lingkungan yang
nyaman
Kolaborasi:
Berikan analgetik pada pasien
Ketidak efektipan Setelah dilakukan Periksa nadi
perfusi jarinagan tindakan keperawatan perifer,edema,pengisian
perifer selama 1x 24 jam kapiler,warna,dan suhu
diharapkan ekstremitas
ketidakefektipan Kaji tingkat rasa tidak
perfusi jaringan nyaman/nyeri
perifer dapat teratasi Pantau status cairan,meliputi
dengan kriteria hasil asupan dan keluaran
sebagai berikut: Lakukan dan ajarkan
Kilen dapat perawatan mulut sebelum dan
beraktifitas sesudah makan serta sebelum
tanpa bantuan dan sesudah
orang intervensi/pemeriksaan peroral
lain/secara Fasilitasi pemberian diet
mandiri TKTP, berikan dalam posisi
Kadar kecil tepi sering
hemoglobin
dan
Resiko konstipasi hematocrit Kolaborasi dengan ahli gizi
dalam batas untuk menetapkan komposisi
normal dan jenis diet yang tepat.
Frekuensi
tekanan darah
dan nadi
dalam batas Kolaborasi untuk pemeriksaan
normal laboratorium khususnya BUN,
Trombosit protein serum dan albumin
dalam batas Kolaborasi untuk pemberian
normal multivitamin
Tidak ada
tanda-tanda
anemis
Tidak ada
tanda-tanda - Dapatkan data dasar pada
dehidrasi program defekasi, aktivitas,
Pendarahan kebiasaan, pengobata.
saat BAB - Kaji dan dokumentasikan
dapat teratasi warna dan konsistensinya,
frekuensi, adanya impaksi,
Setelah tidak ada bising usus dan
melakukan distensi abdomen pada
tindakan keempat kuadran
keperawatan - Pantau tanda dan gejala
1x24 jam, tidak rupture/peritonitis
terdapat indikasi - Identifikasi factor presipitasi
dengan gangguan - Ajarkan pasien tentang efek
eliminasi BAB diet (mis; cairan dan serat)
dan mampu untuk pada eliminasi
membentuk dan - Tekankan penghindaran
mengeluarkan mengedan selama defekasi
feces secara untuk mencegah perubahan
efektif tanda vital, sakit kepala/
pendarahan.
3.4 CATATAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI
Nama Klien : Ny.S
Ruangan : mawar
No.RM : 68.90.53
5.1 Kesimpulan
Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena
hemoroidales (bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot &
pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat
dan membesar (Daldiyono).
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik
dari vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk
konstipasi/diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat;
fibroma arteri dan tumor rectum.
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh
trombosis.
5.2 Saran
Brunner & Suddart (2002) “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta : AGC.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan
Keperawatan”, Jakarta : EGC.
Guyton & Hall (1997) “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”, Jakarta : EGC.
Price, S & Wilson, L. M. (1995) “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit”, Jakarta : EGC.
Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) “Keperawatan Medikal Bedah”, Buku
Satu, Jakarta : Salemba Medika.