Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

“APENDISITIS”

Disusun Oleh:
Kelompok II
1. Ram Tuahuns 144011.01.19.260
2. Rasty Hidayah Oat 144011.01.19.251
3. Selvi C Rumbiak 144011.01.19.270
4. Trimus Yando 144011.01.19.275
5. Sukma ladewi 144011.01.19.272
6. Nur Miyati 144011.01.19.255

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN RS. MARTHEN INDEY
JAYAPURA
2020
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmatnya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai “ASUHAN KEPERAWATAN
HEMOROID” Penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari dukungan, rekan- rekan
kelompok dan dosen guna memotivasi dalam penyusunan makalah ini untuk menyelesaikan
makalah ini dengan tepat dan tanpa hambatan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca guna mendukung kesempurnaan makalah ini. Terima kasih
semoga makalah ini dapat memberi ilmu yang positif bagi pembacanya.
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar penyakit
1. Defenisi

Hemoroid adalah pelebaran varices satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidalis
(Mansjoer, 2000). Hemoroid atau ”wasir (ambeien)” merupakan vena varikosa pada
kanalisani. Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran
balik dari vena hemoroidalis.
Hemoroid sering dijumpai dan terjadi pada sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25
tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan
yang sangat tidak nyaman (Price dan Wilson, 2006).
Penyakit hemoroid sering menyerang usia diatas 50 tahun. Hemoroid seringkali
dihubungkan dengan konstipasi kronis dan kehamilan. Terkadang dihubungkan dengan
diare,sering mengejan, pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rectum. Komplikasi
dapatmenyebabkan nyeri hebat, gatal dan perdarahan rectal (Chandrasoma, 2006; Price
danWilson, 2006).
Hemoroidektomi adalah eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar
berlebihan untuk penderita yang mengalami keluhan menaun dan pada penderita
hemoroidderajat III dan IV (Sjamsuhidayat dan Jong, 2000).
Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena di dalam pleksus hemoroidalis.
Walaupun kondisi ini merupakan suatu kondisi fisiologi, tetapi karena sering menyebabkan
keluhan pada pasien sehingga memberikan manifestasi untuk diberikan intervensi.
Hemoroid mempunyai nama lain, seperti wasir dan ambeien. Sesuai tampilan klinis,
hemoroid dibedakan menjadi hemorid interna dan hemoroid eksterna. Hemoroid interna
adalah pelebaran vena pada pleksus hemoroidalis superior di atas garis mukokutan dan di
tutupi oleh mukosa. Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus
hemoroid inferior terdapat disebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan di bawah
epitel anus.

2. Etiologi
Faktor predisposisi adalah herediter, anatomi, makanan, psikis dan sanitasi, sedangkan
sebagai faktor presipitasi adalah faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan
tekanan intraabdominal), fisiologis dan radang umumnya faktor etiologic tersebut tidak
berdiri sendiri tetapi saling berkaitan. Menurut Tambayong (2000) faktor predisposisi dapat
diakibatkan dari kondisi hemoroid. Hemoroid berdarah mungkin akibat dari hipertensi
portal kantong-kantong vena yang melebar menonjol ke dalam saluran anus dan rectum
terjadi trombosis, ulserasi, dan perdarahan,sehingga nyeri mengganggu. Darah segar sering
tampak sewaktu defekasi atau mengejan. Menurut Smeltzer dan Bare (2002) hemoroid
sangat umum terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid
berdasarkan vena yang melebar, mengawali atau memperberat adanya hemoroid.
Faktor penyebab terjadinya hemoroid adalah sebagai berikut:
1) Mengejan pada waktu defekasi.
2) Konstipasi yang menahun yang tanpa pengobatan.
3) Pembesaran prostat.
4) Keturunan atau hereditas.
5) Kelemahan dinding structural dari dinding pembuluh darah.
6) Aktivitas fisik berat
7) Peningkatan tekanan intra abdomen (seperti: Kehamilan, berdiri dan duduk terlalu
lama dan konstipasi).

3. Tanda dan Gejala


 Tanda
a) Perdarahan
Umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna trauma oleh feces
yang keras.Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur
dengan feces.Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah
segar karena kaya akan zat asam, jumlahnya bervariasi.
b) Nyeri
Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna
dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis dan
radang.
 Gejala
a) Anemia dapat terjadi karena perdarahan hemoroid yang berulang.
b) Jika hemoroid bertambah besar dapat terjadi prolap awalnya dapat tereduksi
spontan. Pada tahap lanjut pasien harus memasukkan sendiri setelah defekasi
dan akhirnya sampai pada suatu keadaan dimana tidak dapat dimasukkan.
c) Keluarnya mucus dan terdapatnya feces pada pakaian dalam merupakan ciri
hemoroid yang mengalami prolap menetap.
d) Rasa gatal karena iritasi perianal dikenal sehingga pruritis anus rangsangan
mucus.

4. Klasifikasi
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu:
1. Hemoroid Interna
Merupakan varises vena hemoroidalisis superior dan media. Terdapat
pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak
ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar
seperti hemoroid eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena
tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa menonjol
keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan
operasi untuk membuang wasir. Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat:
a) Stadium I
Hemoroid interna dengan perdarahan segar tanpa nyeri pada waktu deteksi
b) Stadium II
Hemoroid interna yang menyebabkan perdarahan dan mengalami
prolaps pada saat mengedan ringan, tetapi dapat masuk kembali
secara spontan.
c) Stadium III
Hemoroid interna yang mengalami perdarahan dan disertai prolaps
dan diperlukan intervensi manual memasukkan ke dalam kanalis.
d) Stadium IV
Hemoroid interna yang yang tidak kembali ke dalam atau berada
terus-menerus di luar.
2. Hemoroid Eksterna
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada dibawah otot
dan berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak
kebiruan pada pinggir anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid eksrterna jarang
sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna
dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu:
a) Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna
akut.Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
 Sering rasa sakit dan nyeri
 Rasa gatal pada daerah hemoroid
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada
kulit merupakan reseptor rasa sakit .
b) Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih
dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh
darah.

5. Patofisiologi
Dalam keadaan normal sirkulasi darah yang melalui vena hemoroidalis mengalir dengan
lancar sedangkan pada keadaan hemoroid terjadi gangguan aliran darah balik yang melalui
vena hemoroidalis. Gangguan aliran darah ini antara lain dapat disebabkan oleh peningkatan
tekanan intra abdominal. Vena porta dan vena sistematik, bila aliran darah vena balik terus
terganggu maka dapat menimbulkan pembesaran vena (varices) yang dimulai pada bagian
struktur normal di regio anal, dengan pembesaran yang melebihi katup vena dimana sfingter
anal membantu pembatasan pembesaran tersebut. Hal ini yang menyebabkan pasien merasa
nyeri dan feces berdarah pada hemoroid interna karena varices terjepit oleh sfingter anal.
Peningkatan tekanan intra abdominal menyebabkan peningkatan vena portal dan vena
sistemik dimana tekanan ini disalurkan ke vena anorektal. Arteriola regio anorectal
menyalurkan darah dan peningkatan tekanan langsung ke pembesaran (varices) vena
anorektal. Dengan berulangnya peningkatan tekanan dari peningkatan tekanan
intraabdominal dan aliran darah dari arteriola, pembesaran vena (varices) akhirnya terpisah
dari otot halus yang mengelilinginya ini menghasilkan prolap pembuluh darah
hemoroidalis.Hemoroid interna terjadi pada bagian dalam sfingter anal, dapat berupa
terjepitnya pembuluh darah dan nyeri, ini biasanya sering menyebabkan pendarahan dalam
feces, jumlah darah yang hilang sedikit tetapi bila dalam waktu yang lama bisa
menyebabkan anemia defisiensi besi.
Hemoroid eksterna terjadi di bagian luar sfingter anal tampak merah kebiruan, jarang
menyebabkan perdarahan dan nyeri kecuali bila vena ruptur. Jika ada darah beku
(trombus) dalam hemoroid eksternal bisa menimbulkan peradangan dan nyeri hebat.

6. Pathway
7. Pemeriksaan diagnostic
1. Pemeriksaaan Laboratorium
Pemeriksaan hitung darah lengkap untuk mendeteksi kadar hematokrit
dan adanya anemia.
2. Pemeriksaan Colok Dubur
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba
sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri.
Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps,
selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat
dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan
kemungkinan karsinoma rectum
3. Pemeriksaan Anoskopi
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.
Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi
litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,
penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna
terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita
diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan
penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak
besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas
harus diperhatikan.

4. Pemeriksaan Proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan
oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid
merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Faeces harus
diperiksa terhadap adanya darah samar.

8. Terapi
1. Non-Farmakologi
Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan memperbaiki cara
defekasi. Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan
minum, perbaikan pola atau cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel
Management Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin
feses, dan perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting).
Makanan berserat akan menyebabkan gumpalan isi usus besar namun lunak
sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan mengedan secara
berlebihan.
Selain itu, lakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam
air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari dengan larutan kalium permanganat (PK)
1:10.000 (1 gram bubuk PK dilarutkan dalam 10 liter air). Dengan perendaman ini,
eksudat/sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan. Eksudat/sisa tinja yang lengket
dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.
2. Farmakologi
Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan
gejala. Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:
a. Obat yang memperbaiki defekasi
Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin
tinja (stool softener). Suplemen serat komersial yang banyak dipakai antara
lain psylium atau isphaluga Husk (ex.:Vegeta, Mulax, Metamucil,
Mucofalk).Obat ini bekerja dengan cara membesarkan volume tinja dan
meningkatkan peristaltik usus. Efek samping antara lain kentut dan
kembung. Obat kedua adalah laxant atau pencahar (ex.: laxadine,dulcolax,
dll).
b. Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri,
atau kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol,
Boraginol N/S dan Faktu. Sediaan yang mengandung kortikosteroid
digunakan untuk mengurangi radang daerah hemoroid atau anus. Contoh
obat misalnya Ultraproct,Anusol HC, Scheriproct.
c. Obat penghenti perdarahan
Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena
hemoroid yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal
dari jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding
pembuluh darah.
d. Obat penyembuh dan pencegah serangan
Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu 2×2 tablet selama 3
hari. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap gejala inflamasi, kongesti, edema,dan
prolaps.

9. Komplikasi.
Menurut Haryono (2012), komplikasi hemoroid yang paling sering
terjadi adalah :
a. Perdarahan, dapat sampai dengan anemia
b. Trombosis (pembekuan darah dalam hemoroid)
c. Hemoroidal strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan suplai darah
dihalangi oleh sfingterani

FORMAT PENGKAJIAN
1. Pengkajian

Tanggal/Jam MRS : 14 MEI 2020/10.00 WIT


Ruangan : CENDRAWASIH 3
No Rekam Medik : 1053257
Diagnosa Medis : HEMOROID
Tanggal Pengkajian : 15 MEI 2020/09.05 WIT

A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Nama : NY. S
Umur : 50 TAHUN
Jenis Kelamin : PEREMPUAN
Status Perkawinan : SUDAH MENIKAH
Agama : ISLAM
Suku/Bangsa : JAWA
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IBU RUMAH TANGGA
Alamat : ASPOL KLUFKAMP

2. Identitas Penanggung
Nama : TN.P
Umur : 52 TAHUN
Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
Status Perkawinan : SUDAH MENIKAH
Agama : ISLAM
Suku/Bangsa : JAWA
Pekerjaan : SUPIR TAKSI ONLINE
Hubungan dengan klien : SUAMI KLIEN
Alamat : ASPOL KLUFKAMP

B. KELUHAN UTAMA:
1. Keluhan utama saat MRS
Nyeri di bagian anus
2. Keluahan Utama saat pengkajian
Pasien mengatakan nyeri di bagian anus
P: pasien mengatakan ia sulit BAB selama 2 bulan
Q: Seperti teriris-iris
R: Anus
S: 6 (1-10)
T: Nyerinya hanya pada saat ngedan saja

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Klien mengatakan susah untuk BAB dimana klien harus mengejan & nyeri saat
BAB& BAB di sertai darah segar berwarna merah,sejak 2 bulan ini. BAB klien
keras, klien terakhir BAB 07.20 WIT pada hari senin tanggal 15 Mei 2020.
Upaya yang telah dilakukan Klien melakukan pemeriksaa laboratorium dan di
hasil pemeriksaan tersebut Hb klien menurun.Terapi yang telah diberikan
Klien mengatakan sudah masuk transfuse darah 3 kantong, dan kantong
terakhir di masukkan pada jam 12.00 siang.

D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Klien mengatakan tidak ada penyakit masa kanak-kanak, tidak pernah di
imunisasi saat kecil & tidak ada alergi makanan & obat-obatan,klien pernah
dirawat di RS dengan penyakit Hemoroid yang serupa pada bulan april.
Klien sudah mengalami penyakit Hemoroid 4 tahun dan belum pernah
melakukan pembedahan dengan derajat 4.

E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan, tidak ada
penyakit menular, tidak ada alergi makanan maupun obat-obatan
Genogram:

Keterangan:

: Laki-laki : Garis Perkawinan


: Perempuan : Garis Keturunan

: Meninggal : Tinggsl Serumah

: Pasien

F. KEADAAN LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA


PENYAKIT
Pasien mengatakan lingkungan nya mungkin mempengaruhi karena sebagai ibu
rumah tangga ia harus mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan sendirinya
temasuk memindahkan barang-barang yang cukup berat
G. POLA FUNSI KESEHATAN
1. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
Pasien mengatakan susah untuk BAB dimana klien harus mengejan & nyeri
saat BAB dan BAB di sertai darah segar berwarna merah, sejak 2 bulan
ini.karena sakit yang dirasakan tak kunjung berkurang maka akhirnya
dibawa ke Rumah Sakit.
2. Pola nutrisi dan metabolism
a. Nutrisi
Keterangan Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekwensi 3x sehari 3x sehari
Jenis Nasi,ikan,ayam Bubur,tahu tempe,telur
Porsi 1 porsi dihabiskan 6 sendok tidak habis
Keluhan Tidak ada Selera makan tak ada
Penggunaan Alat Bantu Tidak ada Tidak ada

b. Metabolisme
Keterangan Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekwensi 3x sehari 3x sehari
Jenis Nasi,ikan,ayam Bubur,tahu tempe,telur
Porsi 1 porsi dihabiskan 6 sendok tidak habis
Keluhan Tidak ada Tak ada selera makan
Penggunaan Alat Bantu Tidak ada Tidak ada

3. Pola eliminasi
a. BAB
Keterangan Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekwensi 1-2x sehari Seminggu 3x
Konsistensi lunak keras
Warna coklat Coklat bercampur drh
Bau khas khas
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Penggunaan Alat Bantu Tidak ada Tidak ada

b. BAK
Keterangan Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekwensi 4-5x sehari 4-6x sehari
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
Warna Kuning jernih kuning
Bau khas khas
Masalah Yang Dirasakan Tidak ada Tidak ada
Total Produksi Urine Tidak terkaji Tidak terkaji
Penggunaan Alat Bantu Tidak ada Tidak ada

4. Pola aktivitas
Keterangan Sebelum Sakit Saat Sakit
Mobilitas Rutin Bekerja sebagai IRT Istirahat
Waktu Senggang Menonton tv Menonton tv
Mandi 3x sehari 1x sehari
Berpakaian 3x sehari 1x sehari
Berhias Tidak berhias Tidak berhias
Toileting Tidak di bantu orang Dibantu oleh keluarga
lain
Makan Minum Tanpa dibantu Di bantu keluarga
Tingkat Ketergantungan - -
Penggunaan Alat Bantu Tidak ada Tidak ada

5. Pola istirahat-tidur
Keterangan Sebelum Sakit Saat Sakit
Jumlah Jam Tidur Siang 13:00-15:00 13:00-15:00
Jumlah Jam Tidur Malam 22:00-06:00 22:00-06:00
Pengantar Tidur Tidak ada Tidak ada
Gangguan Tidur Tidak ada Tidak ada
Perasaan Waktu Bangun Segar lemas

6. Pola kognitif dan persepsi sensori


Pasien dapat berorientasi pada orang dengan baik dan tidak sulit dalam
berkonsentrasi
7. Pola konsep diri
Pasien mengatakan ia merasa sedih karena tidak dapat mengerjakan
pekerjaan rumah seperti biasanya
8. Pola hubungan peran
Pasien mengatakan tinggal bersama suami dan ketiga anaknya,pasien
diantar ke rumah sakit bersama suaminya, pasien mengatakan pasien
berhubungan baik dengan suami dan ketiga anaknya
9. Pola fungsi seksual-seksualitas
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam hubungan suami istri
10. Pola mekanisme koping
Pasien mengatakan jika pasien stress pasien akan tidur
11. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien mengatakan pasien beragama islam,dan pasien mengatakan ia selalu
sholat 5 waktu

H. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan umum
Keadaan/penampilan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis GCS: 15 (E=4,V=5,M=6)
BB sebelum sakit : 58 kg TB: 155cm
BB saat ini : 56 kg
BB ideal : 47kg
Status gizi : 24,2kg/m2
Status hidrasi : baik
Tanda-tanda vital :
TD : 100/70 mmHg Suhu: 37℃
N : 57x/menit RR: 18x/menit

2. Kepala
I : bentuk kepala normal, distribusi rambut merata, rambut
berwarna hitam, terdapat uban dan rambut mudah rontok, tidak ada
lesi pada kulit kepala tidak ada ketombe.
P : tidak ada nyeri tekan
3. Mata
a. Inspeksi

1) konjungtiva Pasien tampak pucat


2) Sclera Sclera tidak ichterus, tidak ada peradangan
3) Pupil Pupil pasien isokor
4) Delapan Arah Pasien dapat mengikuti gerakan delapan arah
5) Lapang Pandang Pasien dapat melihat sejauh 6 meter

b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, TIO meningkat

4. Telinga

a Inspeksi tampak tidak ada lesi, kedua daun telingasimetris


. antara kiri dan kanan, tidak ada nodul, tidak ada
perdarahan
b Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
.
c Webber Normal
.
d Rinne Normal
.
e Swaba Normal
.
5. Hidung

a Inspeksi tampak cuping hidung simetris kiri dan kanan,


. tidak ada perdarahan dan polip.
b Palpasi Sinus Tidak ada nyeri tekan pada bagian sinus
.
c Potensi Normal
. Hidung

6. Mulut

Inspeksi warna mukosa bibir merah muda, bibir tampak tidak


kering, terlihat ada karang gigi
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, saat klien mengucapkan “A”
gerakan tidak ada deviasi ovula

7. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan, tidak terdapat lesi, tidak
terdapat pembesaran kelenjar tiroid.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, dan kelenjar tiroid tidak teraba
8. Thoraks (dada)
a) Paru
I : Bentuk dada normal chest, pernafasan teratur, pengembangan
dada simetris kiri dan kanan,pernafasan 18x/m
A : terdengar suara nafas vesikuler
P : tidak ada nyeri tekan,saat menyebutkan vocal fremitus 77
Terdapat getaran yang sama
P : terdengar bunyi sonor pada paru ICS 2-3.
b) Jantung
I : denyut apeks terlihat
A : BJ I => terdengar lub tunggal pada katub mitral dan trikuspidalis
BJ II => terdengar dub tunggal pada katub aorta dan pulmonalis
P : denyut apeks teraba
P : tidak ada pembesaran jantung
9. Abdomen
I : tidak ada pembengkakan, tidak ada pelebaran pembuluh darah
A : adanya bising usus 7x/menit
P : terdengar suara timpani pada semua region
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
10. Ekstremitas
I : tidak ada edema pada lengan dan tungkai, tidak terdapat lesi,
P : tidak adanya nyeri tekan dan krepitasi,dan akral teraba dingin
P : tidak terdapat krepitasi
11. Genetalia dan Anus
I : tidak ada massa atau pembengkakan di area genitalia,dibagian
anus tampak adanya kemerahan
P : adanya nyeri tekan pada anus
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium

NO JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL


1 Hemoglobin L 6.3 12.0-16.0 g/dl
2 Leukosit L 4.30 4.00-12.00 10^3
3 Eritrosit L 4.77 4.00-5.50 10^6/ul
4 Hematokrit L 12.8 37.0-43.0%
5 Trombosit 275 150-450 10^3/ul
6 Neutrofil 66.6 50-70%
7 Limfosit 20.4 20.0-40.0%

2. Radiologi

J. TERAPI

NO NAMA OBAT METODE DOSIS (mg) JAM


PEMBERIAN PEMBERIAN
1 Metamucil Oral 2x1 08:00,20:00
2 Borraginol rektal 2x1 07:00,15:00
3 dullcolax Rektal 1 x1 09:00
4 Citrus bioflavanoida oral 2x1 08:00,20:00
5 Infus DS 0,9% Intravena 1500cc/ 24 jam 12:00
6 Injeksi As Tronexomic Intravena 3x500mg/8jam 5cc 12:00

1. Lain- lain
K. KLASIFIKASI DATA

Data Subjektif Data Objektif


 Klien mengatakan merasa  Keadaan umum klien sakit
nyeri di bagian anus sedang
 P : pasien sulit BAB selama 2  Kesadaran composmentis
bulan  GCS: 15(E=4,V=5,M=6)
Q : seperti teriris-iris  BB sebelum sakit: 58kg
R: anus  BB saat ini: 56kg
S: 6 (1-10)  BB ideal:47kg
T : pada saat mengedan  TB : 155cm
 klien mengatakan adanya  Status gizi:24,2 kg/m2
darah saat BAB  Status hidrasi: baik
 Klien mengatakan konsentrasi  TTV
BAB keras. TD: 100/70 mmHg
 Klien mengatakan hemoroid ND:57x/menit
menonjol saat BAB SB: 37℃
 Pasien mengatakan ia makan 6 RR: 18x/menit
sendok tdk abis  Klien tampak lemas
 Pasien mengatakan selera  Klien tampak meringis
makan berkurang  Konjungtiva klien tampak
 Klien mengatakan tidak suka pucat
makan sayur  Bising usus klien 3x/menit
 Klien mengatakan sudah  Akral klien teraba dingin
transfusi darah 3 kantong dan  Hb klien 3 pada tanggal 26
kantong terakhir pada pukul mei
12.00 siang  Nyeri klien sedang
 Perasaan pasien waktu bangun  Dibagian anus tampak adanya
merasa lemas kemerahan
 Pasien tampak lemas
 Adanya nyeri tekan pada anus
 Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin L 6.3 g/dl
L. ANALISA DATA
N DATA ETIOLOGI MASALAH
O
1 DS: Penyumbatan Nyeri Akut
 Klien mengatakan merasa Pembuluh
nyeri di bagian anus Darah
 Klien mengatakan
konsentrasi BAB keras. Merangsang Ujung
 P : pasien sulit BAB Saraf Kulit
selama 2 bulan
Q : seperti teriris-iris Inflamasi
R: anus
S: 6 (1-10) Nyeri Akut
T : pada saat mengedan
DO:
 TTV
TD: 100/70 mmHg
ND:57x/menit
SB: 37℃
RR: 18x/menit
 Klien tampak lemas
 Klien tampak meringis
 Adanya nyeri tekan pada
anus

2 DS: Suplai cairan dan Konstipasi


 Pasien mengatakan ia elektrolit menurun
makan 6 sendok tdk abis
 Pasien mengatakan selera Penurunan peristaltic
makan berkurang
 Klien mengatakan tidak Feses keras
suka makan sayur
 Klien mengatakan Konstipasi
konsentrasi BAB keras.
DO:
 TTV
TD: 100/70 mmHg
ND:57x/menit
SB: 37℃
RR: 18x/menit
 BB sebelum sakit: 58kg
 BB saat ini: 56kg
 Klien tampak lemas
 Bising usus klien 3x/menit
 Klien tampak lemas
 Klien tampak meringis
 Konjungtiva klien tampak
pucat
 Pasien tampak lemas

3 DS: Ruptur Pembuluh Perfusi Perifer


 klien mengatakan adanya Darah Tidak Efektif
darah saat BAB
 Klien mengatakan Penurunan konsentrasi
hemoroid menonjol saat hemoglobin
BAB
 Klien mengatakan sudah Perfusi Perifer Tidak
transfusi darah 3 kantong Efektif
dan kantong terakhir pada
pukul 12.00 siang
DO:
 TTV
TD: 100/70 mmHg
ND:57x/menit
SB: 37℃
RR: 18x/menit
 Klien tampak lemas
 Klien tampak meringis
 Konjungtiva klien tampak
pucat
 Akral teraba dingin
 Hb klien 3 pada tanggal 26
mei
 Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin L 6.3 g/dl
M. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut Berhubungan Dengan inflamasi pada anus


2. Konstipasi Berhubungan Dengan Suplai cairan dan elektrolit menurun
3. Perfusi Perifer Tidak Efektif Berhubungan Dengan Penurunan
konsentrasi hemoglobin
N. ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : NY.S No Rekam Medik : 1053257
Umur : 54 Tahun Tanggal Masuk Rumah Sakit : 14 Mei 2020
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
NO Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Nyeri Akut Berhubungan Setelah dilakukan  Kaji karakteristik  Untuk  Mengkaji  S: pasien
Dengan inflamasi pada anus intervensi nyeri mengetahui karakteristik nyeri mengatakan nyeri
keperawatan selama  Anjurkan klien karakteristik  Menganjurkan yang dirasakannya
1x8 jam nyeri akut untuk tidak nyeri yang kepada klien untuk sudah berkurang
akan menurun mengedan saat dirasakan tidak mengedan saat  O: nyeri yang
defekasi  Agar pada saat defekasi dirasakan berkurang
 Ajarkan pasien defekasi tidak  Mengajarkan dari skala 6 turun
melakukan mengelurkan kepada pasien menjadi skala 4
relaksasi napas darah dan relaksasi napas setelah dilakukan
dalam jika nyeri menyebabkan dalam jika nyari teknik relaksasi
1
timbul nyeri timbul napas dalam dan
 Kolaborasi  Untuk  Kolaborasi juga pemberian obat
pemberian obat membantu pemberian obat analgetik seperti
analgetik menurunkan analgetik borraginol obat borraginol
contohnya seperti intensitas nyeri  A: masalah nyeri
borraginol  Untuk teratasi
membantu  P: intervensi
mengurangi dihentikan
rasa nyeri di
bagian anus
Konstipasi Berhubungan Dengan Setelah dilakukan  Observasi buang  Agar dapat  Mengobservasi  S: pasien
Suplai cairan dan elektrolit intervensi air besar (mis. membantu warna, frekuensi, mengatakan pasien
menurun keperawatan selama Warna,frekuensi,d dalam mengkaji dan konsistensi saat sudah bisa
3x24 konstipasi an konsistensi warna, BAB melakukan BAB
dapat teratasi dan  Jelaskan jenis frekuensi, dan  Memberikan dengan baik
defekasi klien makanan yang konsistensi saat edukasi tentang  O: warna feses
membaik membantu defekasi jenis makanan yang kuning kecoklatan,
meningkatkan  Untuk membantu frekuensi 2xsehari,
keteraturan melancarkan meningkatkan konsistensi lunak.
peristaltic usus pencernaan, keteraturan Mendemonstrasikan
 Anjurkan klien dan makanan peristaltic usus kepada pasien dan
mengonsumsi yang  Menganjurkan keluarga pasien
makanan yang mengandung kepada klien untuk untuk mengonsumsi
mengandung tinggi serat membuat meningkatkan makanan yang
2
serat fese lebih lunak asupan cairan, jika membantu
 Anjurkan klien sehingga lebih tidak ada meningkatkan
meningkatkan mudah di kontraindikasi keteraturan
asupan cairan, jika keluarkan oleh  Kolaborasi peristaltic usus, dan
tidak ada anus pemberian obat meningkatkan
kontraindikasi  Untuk supositoria anal asupan cairan, dan
 Kolaborasi memaksimalka juga pemberian obat
pemberian obat n fungsi supositoria anal
supositoria anal pencernaan  A: masalah
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/305190689/Laporan-Pendahuluan-Dan-Askep-Hemoroid-1

https://www.academia.edu/9811019/LAPORAN_PENDAHULUAN_HEMOROID

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/922/5/BAB%20II.pdf

https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-hepatologi/hemoroid

https://mikimikiku.files.wordpress.com/2013/09/capture-20130924-220202.png

http://repository.borneo.ac.id/index.php?p=show_detail&id=474&keywords

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/922/5/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai