A.Definisi
vena varikosa pada kanalis ani. Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang
disebabkan oleh gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Hemoroid sering
dijumpai dan terjadi pada sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25 tahun.
dan tumor rectum. Komplikasi dapat menyebabkan nyeri hebat, gatal dan
pada penderita hemoroid derajat III dan IV (Sjamsuhidayat dan Jong, 2000).
B. Anatomi Fisiologi
Bagian utama usus besar yang terakhir dinamakan rectum dan terbentang
dari colon sigmoid sampai anus, colon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan
berbentuk lekukan huruf S. Lekukan bagian bawah membelok ke kiri waktu colon
sigmoid bersatu dengan rectum. Satu inci dari rectum dinamakan kanalis ani dan
dilindungi oleh sfingter eksternus dan internus. Panjang rectum dan kanalis ani
sekitar 15 cm.
Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri
memperdarahi belahan bagian kanan yaitu sekum, colon asendens dan dua pertiga
belahan kiri yaitu sepertiga distal colon transversum, colon desendens, sigmoid
dan bagian proksimal rectum. Suplai darah tambahan untuk rectum adalah melalui
arteria sakralis media dan arteria hemoroidalis inferior dan media yang
Alir balik vena dari colon dan rectum superior melalui vena mesentrika
superior dan inferior dan vena hemoroidalis superior, yaitu bagian dari sistem
portal yang mengalirkan darah ke hati. Vena hemoroidalis media dan inferior
mengalirkan darah ke vena iliaka dan merupakan bagian dari sirkulasi sistematik.
akhirnya merangsang defekasi. Kejadian ini timbul dua sampai tiga kali sehari dan
dirangsang oleh reflek gastrokolik setelah makan pertama masuk pada hari itu.
merangsang reflek defekasi. Defekasi dikendalikan oleh sfingter ani eksterna dan
interna. Sfingter interna dikendalikan oleh sistem saraf otonom, dan sfingter
jawab atas kontraksi rectum dan relaksasi sfingter interna. Pada waktu rectum
dan eksterna berelaksasi pada waktu anus tertarik atas melebihi tinggi massa
yang terjadi akibat kontraksi volunter. Otot-otot dada dengan glotis ditutup, dan
kontraksi secara terus menerus dari otot-otot abdomen (manuver atau peregangan
eksterna dan levator ani. Dinding rectum secara bertahap akan relaks, dan
radang umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling
dalam saluran anus dan rectum terjadi trombosis, ulserasi, dan perdarahan,
atau mengejan. Menurut Smeltzer dan Bare (2002) hemoroid sangat umum
terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid
hemoroid.
a. Hemoroid internal
1) Derajat I
dalam lumen.
2) Derajat II
Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi
sesudah defekasi.
4) Derajat IV
Hemoroid menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong masuk
kembali.
b. Hemoroid Eksternal
Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat
1) Akut
hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal
2) Kronik
Bentuk hemoroid eksterna kronik adalah satu atau lebih lipatan kulit anus
a. Tanda
1) Perdarahan
yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur
dengan feces. Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna
merah segar karena kaya akan zat asam, jumlahnya bervariasi.
2) Nyeri
Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna
dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis dan
radang.
b. Gejala
2) Jika hemoroid bertambah besar dapat terjadi prolap awalnya dapat
setelah defekasi dan akhirnya sampai pada suatu keadaan dimana tidak
dapat dimasukkan.
4) Rasa gatal karena iritasi perianal dikenal sehingga pruritis anus
rangsangan mucus.
G. Pathofisiologi
mengalir dengan lancar sedangkan pada keadaan hemoroid terjadi gangguan aliran
darah balik yang melalui vena hemoroidalis. Gangguan aliran darah ini antara lain
dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan intra abdominal. Vena porta dan vena
sistematik, bila aliran darah vena balik terus terganggu maka dapat menimbulkan
pembesaran vena (varices) yang dimulai pada bagian struktur normal di regio
anal, dengan pembesaran yang melebihi katup vena dimana sfingter anal
merasa nyeri dan feces berdarah pada hemoroid interna karena varices terjepit
dan vena sistemik dimana tekanan ini disalurkan ke vena anorektal. Arteriola
dari peningkatan tekanan intra abdominal dan aliran darah dari arteriola,
pembesaran vena (varices) akhirnya terpisah dari otot halus yang mengelilinginya
pada bagian dalam sfingter anal, dapat berupa terjepitnya pembuluh darah dan
nyeri, ini biasanya sering menyebabkan pendarahan dalam feces, jumlah darah
yang hilang sedikit tetapi bila dalam waktu yang lama bisa menyebabkan anemia
defisiensi besi.
kebiruan, jarang menyebabkan perdarahan dan nyeri kecuali bila vena ruptur. Jika
nasehat untuk diit tinggi serat, banyak makan sayur, buah dan minum air putih
paling sedikit 2.000 cc/hari dan olahraga ringan secara teratur, serta kurangi
makan makanan yang merangsang dan daging, menjaga hygiene daerah anorektal
dengan baik, jika ada infeksi beri antibiotika peroral. Bila terdapat nyeri yang
diberikan cairan parafin atau larutan magnesium sulfat 10%. Bila dengan
moruat) 5% atau fenol. Penyuntikan dilakukan antara mukosa dan varices, dengan
adalah hemoroid eksterna, radang dan adanya fibrosis hebat di sekitar hemoroid
interna.
operasi.
Pada derajat III dapat dicoba dengan rendaman duduk. Cara lain yang dapat
dilakukan adalah operasi, bila ada peradangan diobati dahulu. Teknik operasi pada
Prosedur ligasi pita-karet dengan cara melihat hemoroid melalui anoscop dan
bagian proksimal diatas garis mukokutan di pegang dengan alat. Kemudian pita
karet kecil diselipkan diatas hemoroid yang dapat mengakibatkan bagian distal
jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari dan lepas.
Tindakan ini memuaskan pada beberapa pasien, namun pasien yang lain
Metode ini dengan cara mengangkat hemoroid dengan jalan membekukan
Tindakan ini sangat kecil sekali menimbulkan nyeri. Prosedur ini tidak terpakai
luas karena menyebakan keluarnya rabas yang berbau sangat menyengat dan luka
Metode ini telah digunakan saat ini dalam mengeksisi hemoroid, terutama
hemoroid eksternal. Tindakan ini cepat menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses
d. Hemoroidektomi
Hemoroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua
jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Setelah prosedur operatif selesai,
dan darah.
Untuk Terapi setelah operasi dapat dilakukan dengan cara suppositoria yang
mengandung anestesi, antibiotika, analgetik dan astrigent. Tiga hari post operasi
diberikan diit rendah sisa untuk menahan BAB. Jika sebelum tiga hari ingin BAB,
tampon dibuka dan berikan rendaman PK hangat (37oC) dengan perbandingan
1:4000 selama 15-20 menit. Setelah BAB, lalu dipasang lagi tampon baru. Jika
setelah tiga hari post operasi pasien belum BAB diberi laxantia. Berikan
J. Pemeriksaan Penunjang
a. Inspeksi
thrombus.
2) Hemoroid interna yang prolap dapat terlihat sebagai benjolan yang
tertutup mukosa.
b. Rectal touch
1) Hemoroid interna biasanya tidak teraba dan tidak nyeri, dapat teraba
karsinoma recti.
3) Anoscopi
K. Fokus Intervensi
a. Pre Operasi
1) Pengkajian
diit rendah serat, selain itu juga perlu dikaji mengenai kebiasaan klien
tentang minum kurang dari 2.000 cc/hari. Hal lain yang perlu dikaji
mengenai berat badan klien apakah mengalami obesitas atau tidak. Selain
itu juga perlu dikaji apakah klien mengalami anemia atau tidak.
Pengkajian mengenai diit rendah serat (kurang makan sayur dan buah)
juga penting untuk dikaji. Kebiasaan minum air putih kurang dari 2.000
cc/hari.
c) Pengkajian pola eliminasi pada klien adalah mengenai kondisi klien
waktu defekasi, duduk, dan saat berjalan. Keluhan lain mengenai keluar
darah segar dari anus. Tanyakan pula mengenai jumlah dan warna darah
banyak duduk atau berdiri, selain itu juga perlu dikaji mengenai kebiasaan
e) Pengkajian pola persepsi kognitif yang perlu dikaji adalah keluhan
f) Pengkajian pola tidur dan istirahat adalah apakah klien mengalami
g) Pengkajian pola reproduksi seksual yang perlu dikaji adalah riwayat
h) Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap serat. Koping yang
anus.
konstipasi.
anus.
Kriteria hasil: nyeri pada anus berkurang dengan skala nyeri 0-1,
Rencana tindakan:
yang tepat.
(2) Anjurkan untuk menarik nafas dalam setiap kali timbul nyeri.
defekasi.
konstipasi.
Rencana tindakan:
lembek.
dikeluarkan.
konstipasi.
(7) Kolaborasi untuk pemberian laxantia dan analgetik.
Rencana tindakan:
perasaannya.
mengurangi cemas.
Rencana tindakan:
b. Post Operasi
1) Pengkajian
operasi.
d) Pengkajian pola aktivitas dan latihan yang penting adalah mengenai
e) Pengkajian pola tidur dan istirahat adalah mengenai gangguan tidur
g) Pengkajian pola persepsi dan konsep diri klien adalah kecemasan
2) Diagnosa Keperawatan
konstruktur nyeri.
c) Resiko tinggi perdarahan b.d. hemoroidectomi
e) Resiko tinggi infeksi b.d. adanya luka operasi di daerah anorektal.
f) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d. resiko tinggi perdarahan.
3) Intervensi Keperawatan
Kriteria Hasil: klien mengatakan nyeri pada luka operasi berkurang dengan
Rencana tindakan:
tepat.
menghilangkan ketidaknyamanan.
(7) Kolaborasi pelunak feces dan laksatif. Beri masukan oral setiap hari
nyeri.
Rencana tindakan:
ketidakseimbangan.
dibutuhkan.
(3) Berikan motivasi dan latihan pada klien dalam memenuhi kebutuhan
Rencana tindakan:
(3) Periksa daerah rectal atau balutan setiap dua jam selama 24 jam
pertama.
Rencana tindakan :
secara individual.
kebutuhan.
Kriteria Hasil: luka sembuh dengan baik, tanda-tanda vital dalam batas
normal.
Rencana tindakan:
proses infeksi.
(2) Berikan rendaman duduk setiap kali setelah BAB selama 1-2
minggu.
Rencana tindakan:
(1) Ukur dan catat pemasukan dan pengeluaran, tinjau ulang catatan intra
operasi.
(2) Kaji pengeluaran urinarius terutama untuk tipe prosedur operasi yang
dilakukan.
kekurangan cairan.
(4) Periksa pembalut, alat drain pada interval reguler. Kaji luka untuk
terjadinya pembengkakan.
formasi hematoma/perdarahan.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Ngudi. 2007. Pengaruh teknik distraksi dan relaksasi terhadap penurunan
tingkat nyeri pada pasien fraktur ekstremitas bawah. Dikutip tanggal 15 juni 2011
Jakarta: EGC.
Aeskulapius.
Nanda. 2011. Pedoman diagnosa keperawatan, Alih Bahasa Budi Sentosa. Jakarta:
Arima Medika.
NN. 2009. Askep hemoroid. Dikutip tanggal 15 Juni 2011 dari website
http://be11nursingae.blogspot.com.
NN. 2011. Media informasi obat. Dikutip tanggal 15 Juni 2011 dari website
http://medicastore.com.
1) Identitas klien
Nama : Tn.”S”
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : D III
Alamat : Sukomoro
Dx.Medis : Haemoroid
Nama : Ny.”A”
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Sukomoro
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
anus.
untuk BAB
3. Riwayat Penyakit Masa Lalu
C. Aktivitas Sehari-hari
1. Pola Nutrisi
2. Eliminasi
pernah
BAB
- BAK - 3* sehari warna
- Setelah ops
kuning jernih
sampai saat
pengkajian
Klien baru
1* BAK
dengan
warna
kuning.
3. Istirahat
sehari
sehari
4. Personal Hygiene
hanya di lap
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Vital SIGN
-TD : 110/80
- Temp : 36 Oc
- Palse : 88 */ menit
- RR : 22*/menit
2. Keadaan Khusus
a. Kulit
Turgor : Elastis
Kebersihan : Cukup, Tidak Ada lesi
b. Kepala
Bentuk : Simetris
c. Mata
BentuK : Simetris
Pupil : Isokor
d. Hidung
Bentuk : Simetris
Kebersihan : Cukup
Kebersihan : Cukup
f. Dada
Bentuk : Simetris
Pernafasan : Teratur
Frekuensi : 90*/menit
g. Abdomen
Bentuk : Datar
h. Genetalia
kacang tanah
Kebersihan : Cukup
i. Ekstremitas
Laboratorium
HB : 13 gr %
LED : 11 mm/jam
Leukosit : 11.700 mm
Trombosit : 213.000
F. Penatalaksanaan
Operasi
G. Theraphy
Cefotoxime 2 * 1gr
Diet ML
H. ANALISA DATA
penyebab
DO : - Klien Lemah
- Muka klien
Vena
menahan sakit
Intramuskuler
- BAB bercampur
Kanalis
darah
- TD : 120/80
- Skalany : 6-7
Robek Perianal
Anus
Pendarahan
Nyeri
lemah
- BAB keras
Feses yang
Keras
Proses
Mengedan
Meningkat
Defekasi tidak
lancar
Kebiasaan BAB
yang tidak
lancar
pre-post
DO : - Klien Tampak
Kurangny
lemah
pengetahuan
- Klientapak
tentang
binggung
penyakit,
prosedur
tindakan
kerawatan
Ansietas
Prioritas Masalah
3. ANSIETAS
Diagnosa Keperawatan
anus
2. Ansietas pola eliminasi : BAB b/d Konstipasi
. Keperawatan
terpenu mengetahu
DS : hi batasan ny
Klien yang dider
mengatakan klien
nyeri pada saat Tupen :
- Atur posisi
BAB, BAB - Nyeri - Dengan ca
BAB
sedikit-sedikit. berkura jangan
DO : ng jongkok da
sakit dengan
- TD : dokter - Diharapkan
120/80 dalam klien dapat
- Ciptakan
Lingkungan
- Diharapkan
Trapeutik
klien nyam
dan tidak
terlalu
khawatir
mengenai
keadaan ya
- Anjurkan
di alaminy
klien untuk
nafas dalam
- Diharapkan
ketika nyeri
dengannafa
dalam, nye
yang di
rasakanklie
berkurang
harapkan d
Tupen : mengetahu
BAB klien keparahan
sudah mulai penyakit ya
lancar dan di derita kl
tidak keras lagi - Berikan
sedikit
tapisering d
harapkan d
membantu
pengeluara
feses tidak
keras, BAB
- Beri minum
lancar.
banyak
- Diharapkan
dapat
membantu
melunakka
- Kolaborasi
dengan tim feses.
medis dan
gizi - Diharapkan
klien dapat
mengerti d
memenuhi
- Beri
kebutuhan
Dorongan
nutrisi.
kepada
klien - Diharapkan
klien dapat
BAB deng
lancar.
hilang prosedur
DS: tindakan
Klien elalu - Tupen operasi
menanyakan Klien
- Diharapkan
tentang penyakit. menger - Anjurkan
klien dapat
ti cara
tantang mengatur BAB deng
DO : penyaki kebiasaan teratur pos
- Klien tny BAB jangan
tampak jongkok da
lemah mengedan.
- Klien
- Motivasi
tampak - Diharapkan
klien
binggung Klien mera
diperhatika
dan
mengurang
cemas
- Ciptakan
lingkungan - Diharapkan
nyaman da
cemas
berkurang
- Beri
aktivitas
- Diharapkan
hiburan
cemas klie
berkurang
CATATAN PERKEMBANGAN
Pukul : 10:00
- Mengkaji nyeri yang di
rasakan klien yaitu lokasi S : Klien
tenang skala
- Mempertahankan tirah baring nyeri
selama fase akut dengan 4-5
mengatur posisi trendelenburg. A : Masalah
teratasi sebagian
- Mengerjakan klien teknik
analgetik.
PUKUL 18 :00
- Mengkaji pola eliminasi BAB WIB
- Memmantau masukan dan S : Klien
pengeluaran nutrisi mengatakan pada
- Monitor TTV eliminasi ad
- Memberikan cairan RL gangguan
- Kolaborasi dengan tim medis
- BAB
klien
kurang
lebih
2*/sehari
A : Masalah
belum teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan post-
ops
lagi
- Memberikan dorongan kepada tentang
klien untuk mengungkapkan ops yang
perasaanny akan
dilakukan
- Menciptakan lingkungan
A : - Masalah
therapeutik, mis : mengurangi
teratasi
Jumlah pengunjung datang.
- Memotivasi klien dengan P : Intervensi
penyembuhan.